Karakteristik Penderita Mioma Uteri yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008.

(1)

KARAKTERISTIK PENDERITA MIOMA UTERI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANGSIANTAR

TAHUN 2004-2008

SKRIPSI

Oleh : MERY C. PURBA

NIM. 051000076

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(2)

KARAKTERISTIK PENDERITA MIOMA UTERI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANGSIANTAR

TAHUN 2004-2008

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh : MERY C. PURBA

051000076

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(3)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi dengan judul:

KARAKTERISTIK PENDERITA MIOMA UTERI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANGSIANTAR

TAHUN 2004-2008

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh: MERY C. PURBA

051000076

Telah Diuji dan Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 10 September 2009, dan Dinyatakan Telah

Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

Prof. dr. Nerseri Barus, MPH Drs. Jemadi, M.Kes NIP. 194508171973022001 NIP. 196404041992031005

Penguji II Penguji III

Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH drh. Rasmalaiah, M.Kes NIP. 194904171979021001 NIP. 195908181985032002

Medan, September 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

Dr. Ria Masniari Lubis, M.Si NIP. 195310181982032001


(4)

ABSTRAK

Mioma uteri merupakan jenis tumor jinak yang paling sering ditemukan dari berbagai jenis tumor jinak lainnya. Proporsi mioma uteri di Indonesia 2,39-11,7% dari semua penderita ginekologi yang dirawat. Di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar terdapat 196 penderita dari 406 kasus ginekologi yang dirawat inap (proporsi 48,3%) selama tahun 2004-2008.

Untuk mengetahui karakteristik penderita mioma uteri yang dirawat inap di RS. Vita Insani tahun 2004-2008, dilakukan penelitian bersifat deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel penelitian ini yaitu 196 data penderita (total sampling) dilanjutkan dengan analisis statistik uji Exact fisher, dan t-test. Kecenderungan kunjungan penderita mioma uteri berdasarkan data tahun 2004-2008 menunjukkan penurunan dengan persamaan garis y=-14,3x+82,1. Proporsi sosiodemografi, tertinggi: umur 42-48 tahun 44,4%, Batak 58,7%, Kristen Protestan 46,9%, ibu rumah tangga 46,9%, luar Pematangsiantar 55,1%, kawin 93,4%. Paritas multipara 66,9%, letak mioma intramural 43,3%, ukuran mioma diameter (1-5 cm) 68,6%, keluhan perdarahan abnormal 71,4%, tidak haid lagi 3,1%, pengobatan operatif 96,9%, lama rawatan rata-rata 5,26 hari, pulang atas permintaan sendiri 3,1%. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara penatalaksanaan medis berdasarkan status haid (p=1,000). Lama rawatan rata-rata penderita mioma uteri yang pulang sembuh/pulang berobat jalan secara bermakna lebih lama dari pada pulang atas permintaan sendiri (t=3,552; p=0,000; 1,590 hari vs 1,265 hari).

Bagi pihak rumah sakit agar melengkapi pencatatan data pada kartu status kususnya pendidikan, paritas, jumlah mioma, ukuran mioma, riwayat pemakaian alat kontrasepsi. Bagi wanita yang mengalami keluhan perdarahan abnormal agar segera memeriksakan dirinya apakah memiliki kemungkinan menderita mioma uteri dan khususnya bagi wanita menopause karena mioma uteri pada masa menopause memiliki kemungkinan untuk menjadi ganas (sarcoma uteri). Perlu dilakukan pemberian informasi tentang konsumsi makanan tinggi serat (seperti sayuran dan buah-buahan) sedini mungkin, khususnya bagi wanita untuk menghindari risiko terkena mioma uteri.

Kata kunci: Mioma Uteri, Karakteristik Penderita, Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar


(5)

ABSTRACT

Uterine myoma is the most frequent of benign gynecologic tumor. Proportion uterine myoma in Indonesia 2,39-11,7% from all hospitalized benign gynecology. In Vita Insani Hospital Pematangsiantar was found 196 uterine myoma from 406 hospitalized gynaecology patients (proportion 48,3%) in 2004-2008.

To know the characteristics of uterine myoma patients who are hospitalized in Vita Insani Hospital Pematangsiantar, descriptive study has been done by using case series design. The population and sample were 196 data patients (total sampling). Data was analized descriptively by using test of Exact fisher and t-test. Based on 2004-2008 data, there is a decreasing tendency of uterine myoma cases as it show by the formula y=-14,3x+82,1. Sosio-demographically, the highest proportion: age 42-48 years old 44,4%, Batak ethnic 58,7%, Christian 46,9%, house-keeper 46,9%, out of Pematangsiantar 55,1%, marriage 93,4%. Multipara 66,9%, intramural myoma 43,3%, the size of myoma diameter (1-5 cm) 68,6%, abnormal bleeding 71,4%, menopause 3,1%, operative 96,9%, average length of stay 5,26 days, dishcarged by her own request 3,1%. There is no significant diffrences between medical theraphy and menarche (p=1,000). The Average length of stay of uterine myoma patients when discharged was cure/clinical recovery longer than dishcarged by her own request (t=3,552; p=0,000; 1,590 days vs 1,265 days).

Vita Insani Hospital suggested to complete the medical record especially for education, parity, number of myoma, size of myoma, history of getting contraception. For woman who has abnormal bleeding to check herself soon whether she has the tendency of getting the uterine myoma and especially for the menopause woman because the tendency of uterine myoma to be malignant (uterine sarcoma). It also suggested to give more information about high fiber concumption (vegetables and fruits) as early as possible, especially for women to avoid the risk of uterine myoma.

Key words:Uterine myoma, Characteristic of patient, Vita Insani Hospital Pematangsiantar


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : MERY C. PURBA

Tempat/Tanggal Lahir : Pematangsiantar, 13 Maret 1987 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Kawin Jumlah Saudara : 5 orang

Alamat Rumah : Jln. Perumnas Desa Indah Tozai I No. 18 Kec. Sitalasari, Pematangsiantar

Riwayat Pendidikan :

1. 1993-1999 : SD Negeri 122394 Pematangsiantar 2. 1999-2002 : SMP Negeri 4 Pematangsiantar 3. 2002-2005 : SMA Negeri 2 Pematangsiantar 4. 2005-2009 : Fakultas Kesehatan Masyarakat


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Karakteristik Penderita Mioma Uteri yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008”.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada Ayahanda R. Purba dan Ibunda L. M. Saragih yang telah membesarkan, membimbing, dan mendidik penulis dengan kasih sayang serta memberikan dukungan dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing I Ibu Prof. dr. Nerseri Barus, MPH dan Dosen Pembimbing II Bapak Drs. Jemadi, M.Kes serta Dosen Pembanding I Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH serta Dosen Pembanding II Ibu drh. Rasmaliah M.Kes yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberi saran, kritikan dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulisan skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH selaku Kepala Departemen Epidemiologi.


(8)

3. Ibu dr. Halinda Sari Lubis, MKKK selaku Dosen Pembimbing Akademik.

4. Bapak Direktur Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

5. Kepala bagian beserta seluruh staff Rekam Medik Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar yang telah membantu penulis memperoleh data penelitian.

6. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh keluarga yang penulis sayangi: Kak Juli dan Bang Robinson, Kak Yanti, Abang, Kak Artha, dan Adikku Nani yang telah setia mendoakan dan memberikan motivasi kepada penulis.

8. Seluruh keluarga besarku yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat yang selalu ada dalam suka dan duka: Kak Itin, Ade, Tati, Jogi Tobing, Revin, Bang Dian, Togi.

10.Teman-teman alumni SMA 2 Negeri Pematantgsiantar: Nora, Ike, Diah, Ria, dan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

11.Teman-teman peminatan Epidemiologi stambuk 2005.

12.Teman-teman stambuk 2005 FKM-USU beserta teman-teman PBL Martubung dan LKP Darussalam.

13.Kelompok kecil Metanoia (Kak Lala, Kak Lince, Kak Judika, Kak tin, Rena, Rani, Sondang, Inat).


(9)

14.Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberi bantuan selama penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Medan, September 2009 Penulis


(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN... i

ABSTRAK ... iia ABSTRACT ... iib DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR... xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 4

1.3.Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1. Tujuan Umum ... 4

1.3.2. Tujuan Khusus ... 4

1.4.Manfaat Penelitian ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Mioma Uteri... 7

2.2. Anatomi Uterus ... 7

2.2.1. Pembagian Uterus ... 7

2.2.2. Pembagian Dinding Uterus ... 8

2.3. Klasifikasi Mioma Uteri... 10

2.4. Epidemiologi Mioma Uteri ... 12

2.4.1. Distribusi Frekuensi Mioma Uteri ... 12

2.4.2. Determinan Mioma Uteri ... 13

2.5. Perubahan Sekunder... 16

2.5.1. Atrofi ... 16

2.5.2. Degenerasi Hialin... 16

2.5.3. Degenerasi Kistik ... 16

2.5.4. Degenerasi Membatu ... 16

2.5.5. Degenerasi Merah ... 17

2.5.6. Degenerasi Lemak... 17

2.6. Pencegahan Mioma Uteri... 17

2.6.1. Pencegahan Primer... 17

2.6.2. Pencegahan Sekunder... 18


(11)

BAB 3 KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep ...23

3.2. Definisi Operasional...23

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian...28

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...28

4.2.1. Lokasi Penelitian...28

4.2.2. Waktu Penelitian ...28

4.3. Populasi dan Sampel ...28

4.3.1. Populasi ...28

4.3.2. Sampel...29

4.4. Metode Pengumpulan Data ...29

4.5. Teknik Analisis Data...29

BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum RS. Vita Insani ...30

5.2. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Tahun .31 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Sosiodemografi ...32

5.4. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Paritas.34 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Letak Mioma ...36

5.6. Jumlah Mioma Rata-rata Penderita Mioma Uteri ...37

5.7. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Ukuran Diameter Mioma ...38

5.8. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Keluhan ...39

5.9. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Riwayat Pemakaian Alat Kontrasepsi...39

5.10. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Status Haid ...40

5.11. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Penatalaksanaan Medis ...42

5.12. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Mioma Uteri ...42

5.13. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang...43

5.14. Analisa Statistik ...44

5.14.1. Ukuran Diameter Mioma Berdasarkan Keluhan...44

5.14.2. Letak Mioma Berdasarkan Keluhan...46

5.14.3. Letak Mioma berdasarkan Penatalaksanaan Medis ...47

5.14.4. Status Haid Berdasarkan Penatalaksanaan Medis ...48

5.14.5. Paritas Berdasarkan Penatalaksanaan Medis ...49

5.14.6. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ...49


(12)

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1. Distribusi dan Tend Kunjungan Penderita Mioma Uteri

Berdasarkan Tahun 2004-2008 ...51

6.2. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Sosiodemografi ...52

6.2.1. Umur ...52

6.2.2. Suku ...53

6.2.3. Agama ...54

6.2.4. Pekerjaan ...55

6.2.5. Daerah Asal...56

6.2.6. Status Perkawinan ...57

6.3. Distrbusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Paritas..58

6.4. Distrbusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Letak Mioma ...60

6.5. Distrbusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Diameter Ukuran Mioma ...62

6.6. Distrbusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Keluhan ...63

6.7. Distrbusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Riwayat Pemakaian Alat Kontrasepsi...64

6.8. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Status Haid ...65

6.9. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Penatalaksanaan Medis ...67

6.10. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Mioma Uteri ...69

6.11. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang...70

6.12. Analisis Statistik ...71

6.12.1. Ukuran Mioma Berdasarkan Keluhan...71

6.12.2. Letak Mioma Berdasarkan Keluhan...73

6.12.3. Letak Mioma Berdasarkan Penatalaksanaan Medis...75

6.12.4. Status Haid Berdasarkan Penatalaksanaan Medis...76

6.12.5. Paritas Berdasarkan Penatalaksanaan Medis ...78

6.12.5. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang...80

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ...82

7.2. Saran...83 DAFTAR PUSTAKA


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Tahun yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008 ... 31 Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan

Sosiodemografi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008... 32 Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Paritas

yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008 ... 34 Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Paritas

Tercatat yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008 ... 35 Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Letak

Mioma yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008... 36 Tabel 5.6. Jumlah Mioma Rata-rata Penderita Mioma Uteri yang Dirawat

Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008... 37 Tabel 5.7. Ukuran Mioma Rata-rata Penderita Mioma Uteri yang Dirawat

Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008... 37 Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Ukuran

Diamter Mioma yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008... 38 Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Ukuran

Diameter Mioma Tercatat yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008 ... 38 Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Keluhan

yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008 ... 39


(14)

Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Riwayat Pemakaian Alat Kontrasepsi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008 ... 39 Tabel 5.12. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Riwayat

Pemakaian Alat Kontrasepsi Tercatat yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008 ... 40 Tabel 5.13. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Status

Haid yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008... 40 Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Status

Haid Tercatat yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008... 41 Tabel 5.15. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan

Penatalaksanaan Medis yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008 ... 42 Tabel 5.16. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Mioma Uteri yang Dirawat

Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar... 42 Tabel 5.17. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008... 43 Tabel 5.18. Distribusi Proporsi Ukuran Diameter Mioma Berdasarkan Keluhan

Penderita Mioma Uteri yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008 ... 44 Tabel 5.19. Distribusi Proporsi Letak Mioma Berdasarkan Keluhan Penderita

Mioma Uteri yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008 ... 46 Tabel 5.20. Distribusi Proporsi Letak Mioma Berdasarkan Penatalaksanaan

Medis Penderita Mioma Uteri yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008 ... 47 Tabel 5.21. Distribusi Proporsi Status haid Berdasarkan Penatalaksanaan

Medis Penderita Mioma Uteri yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008 ... 48


(15)

Tabel 5.22. Distribusi Proporsi Paritas Berdasarkan Penatalaksanaan Medis Penderita Mioma Uteri yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008 ... 49

Tabel 5.23. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Mioma Uteri yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008 ... 50


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Anatomi uterus normal ... 11 Gambar 2.2. Letak Mioma Uteri... 11 Gambar 6.1. Diagram Bar Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Data

Tahun 2004-20008 di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008... 51 Gambar 6.2. Diagram Bar Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan

Umur yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008... 52 Gambar 6.3. Diagram Bar Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan

Suku yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008... 53 Gambar 6.4. Diagram Pie Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan

Agama yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008... 54 Gambar 6.5. Diagram Pie Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan

Pekerjaan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008... 55 Gambar 6.6. Diagram Pie Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan

Daerah Asal yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008... 56 Gambar 6.7. Diagram Pie Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan

Status Perkawinan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008 ... 57 Gambar 6.8. Diagram Pie Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan

Paritas yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008... 58 Gambar 6.9. Diagram Bar Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan

Letak Mioma yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008... 60 Gambar 6.10. Diagram Bar Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan

Ukuran Diameter Mioma yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008 ... 63


(17)

Gambar 6.11. Diagram Bar Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Keluhan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008... 60 Gambar 6.12. Diagram Pie Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan

Riwayat Pemakaian Alat Kontrsepsi yang dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008 ... 64 Gambar 6.13. Diagram Pie Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan

Status Haid yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani

Pematangsiantar Tahun 2004-2008... 65 Gambar 6.14. Diagram Pie Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan

Penatalaksanaan Medis yang Dirawat Inap di Rumah Sakit

Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008 ... 67 Gambar 6.15. Diagram Bar Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan

Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit

Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008 ... 70 Gambar 6.16. Diagram Bar Proporsi Ukuran Diameter Mioma Berdasarkan

Keluhan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008... 71 Gambar 6.17. Diagram Bar Proporsi Letak Mioma Berdasarkan Keluhan

yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008... 73 Gambar 6.18. Diagram Bar Proporsi Letak Mioma Berdasarkan

Penatalaksanaan Medis yang Dirawat Inap di Rumah Sakit

Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008 ... 75 Gambar 6.19. Diagram Bar Proporsi Status Haid Berdasarkan

Penatalaksanaan Medis yang Dirawat Inap di Rumah Sakit

Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008 ... 76 Gambar 6.20. Diagram Bar Proporsi Paritas Berdasarkan Penatalaksanaan

Medis yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008... 78 Gambar 6.21. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu

Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008... 80


(18)

ABSTRAK

Mioma uteri merupakan jenis tumor jinak yang paling sering ditemukan dari berbagai jenis tumor jinak lainnya. Proporsi mioma uteri di Indonesia 2,39-11,7% dari semua penderita ginekologi yang dirawat. Di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar terdapat 196 penderita dari 406 kasus ginekologi yang dirawat inap (proporsi 48,3%) selama tahun 2004-2008.

Untuk mengetahui karakteristik penderita mioma uteri yang dirawat inap di RS. Vita Insani tahun 2004-2008, dilakukan penelitian bersifat deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel penelitian ini yaitu 196 data penderita (total sampling) dilanjutkan dengan analisis statistik uji Exact fisher, dan t-test. Kecenderungan kunjungan penderita mioma uteri berdasarkan data tahun 2004-2008 menunjukkan penurunan dengan persamaan garis y=-14,3x+82,1. Proporsi sosiodemografi, tertinggi: umur 42-48 tahun 44,4%, Batak 58,7%, Kristen Protestan 46,9%, ibu rumah tangga 46,9%, luar Pematangsiantar 55,1%, kawin 93,4%. Paritas multipara 66,9%, letak mioma intramural 43,3%, ukuran mioma diameter (1-5 cm) 68,6%, keluhan perdarahan abnormal 71,4%, tidak haid lagi 3,1%, pengobatan operatif 96,9%, lama rawatan rata-rata 5,26 hari, pulang atas permintaan sendiri 3,1%. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara penatalaksanaan medis berdasarkan status haid (p=1,000). Lama rawatan rata-rata penderita mioma uteri yang pulang sembuh/pulang berobat jalan secara bermakna lebih lama dari pada pulang atas permintaan sendiri (t=3,552; p=0,000; 1,590 hari vs 1,265 hari).

Bagi pihak rumah sakit agar melengkapi pencatatan data pada kartu status kususnya pendidikan, paritas, jumlah mioma, ukuran mioma, riwayat pemakaian alat kontrasepsi. Bagi wanita yang mengalami keluhan perdarahan abnormal agar segera memeriksakan dirinya apakah memiliki kemungkinan menderita mioma uteri dan khususnya bagi wanita menopause karena mioma uteri pada masa menopause memiliki kemungkinan untuk menjadi ganas (sarcoma uteri). Perlu dilakukan pemberian informasi tentang konsumsi makanan tinggi serat (seperti sayuran dan buah-buahan) sedini mungkin, khususnya bagi wanita untuk menghindari risiko terkena mioma uteri.

Kata kunci: Mioma Uteri, Karakteristik Penderita, Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar


(19)

ABSTRACT

Uterine myoma is the most frequent of benign gynecologic tumor. Proportion uterine myoma in Indonesia 2,39-11,7% from all hospitalized benign gynecology. In Vita Insani Hospital Pematangsiantar was found 196 uterine myoma from 406 hospitalized gynaecology patients (proportion 48,3%) in 2004-2008.

To know the characteristics of uterine myoma patients who are hospitalized in Vita Insani Hospital Pematangsiantar, descriptive study has been done by using case series design. The population and sample were 196 data patients (total sampling). Data was analized descriptively by using test of Exact fisher and t-test. Based on 2004-2008 data, there is a decreasing tendency of uterine myoma cases as it show by the formula y=-14,3x+82,1. Sosio-demographically, the highest proportion: age 42-48 years old 44,4%, Batak ethnic 58,7%, Christian 46,9%, house-keeper 46,9%, out of Pematangsiantar 55,1%, marriage 93,4%. Multipara 66,9%, intramural myoma 43,3%, the size of myoma diameter (1-5 cm) 68,6%, abnormal bleeding 71,4%, menopause 3,1%, operative 96,9%, average length of stay 5,26 days, dishcarged by her own request 3,1%. There is no significant diffrences between medical theraphy and menarche (p=1,000). The Average length of stay of uterine myoma patients when discharged was cure/clinical recovery longer than dishcarged by her own request (t=3,552; p=0,000; 1,590 days vs 1,265 days).

Vita Insani Hospital suggested to complete the medical record especially for education, parity, number of myoma, size of myoma, history of getting contraception. For woman who has abnormal bleeding to check herself soon whether she has the tendency of getting the uterine myoma and especially for the menopause woman because the tendency of uterine myoma to be malignant (uterine sarcoma). It also suggested to give more information about high fiber concumption (vegetables and fruits) as early as possible, especially for women to avoid the risk of uterine myoma.

Key words:Uterine myoma, Characteristic of patient, Vita Insani Hospital Pematangsiantar


(20)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diwujudkan dengan menyelenggarakan pembangunan nasional di semua bidang kehidupan yang berkesinambungan dan merupakan suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh, terpadu, dan terarah. Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.1

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam mencapai kesehatan yang optimal adalah kesehatan reproduksi. International Conference on Population and Development (ICPD) tahun 1994 di Kairo, menyatakan bahwa kebutuhan kesehatan reproduksi pria dan wanita merupakan hal yang vital bagi pembangunan sosial dan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).2

Mioma uteri (tumor uterus) merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi pada wanita. Mioma uteri merupakan jenis tumor jinak yang paling umum ditemukan dari berbagai jenis tumor jinak lainnya.3 Mioma uteri umumnya asimptomatik, hampir setengah dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan ginekologik. Pertumbuhan mioma uteri sangat lambat tetapi progresif, diperkirakan memerlukan waktu 3 tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar kepalan tangan, dan dengan pertumbuhannya tumor ini dapat mencapai berat lebih dari 5 kg.4


(21)

Penelitian Velebil P (1995) di Amerika Serikat, melaporkan mioma uteri menempati urutan kelima sebagai penyebab datangnya berobat ke rumah sakit untuk kasus gangguan ginekologi yang tidak berhubungan dengan kehamilan (average annual rate 30,4 per 10.000 wanita).5 Histerektomi (operasi pengangkatan seluruh rahim) merupakan operasi kedua yang paling umum dilakukan pada wanita Amerika, umumnya tindakan ini dilakukan karena kasus tumor jinak.6

National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion (CDC) periode 1994-1999, melaporkan mioma uteri merupakan salah satu penyebab dilakukannya tindakan histerektomi pada wanita Amerika usia reproduktif 7.403 dari 3.525.237 histerektomi atau sekitar 2,1 per 1000 wanita.7 Penelitian Weber (1997) di salah satu rumah sakit di Amerika Serikat, melaporkan 92 wanita dari 421 wanita usia 15-44 tahun yang menderita mioma uteri harus melakukan histerektomi karena penyakit tersebut (proporsi 22%).8

Histerektomi dilakukan untuk mencegah timbulnya keganasan pada mioma uteri. Penelitian Leibsohn S (1990) di Women’s Hospital, Los Angeles. Melaporkan leiomyosarcoma 10 dari 1432 pasien mioma uteri yang melakukan histerektomi (proporsi 0,69%).9 Penelitian Okan Murat (2000) di Zekai Tahir Burak Hospital, Turkey. Melaporkan sarcoma ditemukan pada 6 pasien dari 1438 pasien dengan mioma uteri yang melakukan histerektomi (proporsi 0,42%).10

Penelitian Heinemanna (1998) di Jerman, melaporkan mioma uteri 13 dari 10.241 wanita, prevalens rate mioma uteri 1,3 per 1.000 wanita.11 Penelitian Borgfeldt (2000) di Swedia melaporkan mioma uteri 18 dari 335 wanita umur 25-40 tahun, dengan prevalence rate mioma uteri 33 per 1.000 pada wanita umur 25 – 32 tahun dan


(22)

78 per 1.000 pada wanita usia 33 – 40 tahun.12 Penelitian A. Aboyeji (2002) di salah satu rumah sakit di Nigeria, melaporkan mioma uteri 569 dari 4.246 kasus ginekologi dengan proporsi 13,4%.13 Penelitian Marino J (2004) di Italia melaporkan mioma uteri 73 dari 341 wanita yang berumur 30 – 60 tahun, prevalens rate mioma uteri 214 per 1.000 wanita.14 Penelitian Lauren A. Wise (2005) di Amerika, melaporkan mioma uteri 2.637 dari 76.711 wanita kulit hitam, prevalens rate mioma uteri 34,4 per 1.000 wanita.15

Penelitian Park JK di Korea (Departement of Obstetric and Gynecology, Chonbuk National University Hospital) periode 1998-2002, terdapat 3.259 kasus mioma uteri dari 33.255 kasus ginekologi dengan proporsi 9,8%.16 Penelitian Ravindran J (1998) di Malaysia terhadap 14 rumah sakit pemerintah, ditemukan 337 kasus mioma uteri dari 707 kasus ginekologi dengan proporsi 47,6%.17 Departement of Obstetric and Gynecology Taipe tahun 1999, terdapat 36 kasus mioma uteri dari 142 kasus ginekologi dengan proporsi 25,3%.18

Proporsi mioma uteri di Indonesia 2,39 – 11,7% dari semua penderita ginekologi yang dirawat dikutip dalam Wikjosastro, 1999.4 Penelitian Arifuddin di Makasar tahun 1996-2005 ditemukan 114 kasus mioma uteri pada pasien seksio sesar, dan 81 diantaranya menderita mioma uteri asimptomatik dengan proporsi 71,05%.19 Penelitian Muzakir di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau periode 1 Januari – 31 Desember 2006 menyatakan bahwa terdapat 52 kasus mioma uteri, berdasarkan data rekam medik pada tahun 2004 dan 2005 penyakit mioma uteri menempati urutan ke lima dari sepuluh penyakit Ginekologi. Pada tahun 2004 proporsi mioma uteri 7,04% dan pada tahun 2005 proporsi mioma uteri 8,03%.20


(23)

Survei pendahuluan di RS Vita Insani Pematangsiantar, jumlah kasus mioma uteri dari tahun 2004-2008 adalah sebanyak 196 kasus dari 406 kasus ginekologi yang dirawat inap (proporsi 48,3%) dengan rincian pada tahun 2004 sebesar 55 kasus (proporsi 40,7%), pada tahun 2005 sebesar 72 kasus (proporsi 54,5%), pada tahun 2006 sebesar 41 kasus (proporsi 50%), pada tahun 2007 sebesar 17 kasus (proporsi 38,6%) dan pada tahun 2008 sebesar 11 kasus (proporsi 57,7%).

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik penderita mioma uteri yang dirawat inap di RS Vita Insani Pematangsiantar.

1.2.Perumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik penderita mioma uteri yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004 – 2008.

1.3.Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita mioma uteri yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004 – 2008.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui trend kunjungan penderita mioma uteri di Rumah sakit Vita Insani Pematangsiantar berdasarkan data tahun 2004-2008.

b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita mioma uteri berdasarkan sosiodemografi yang meliputi : umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, daerah asal, status perkawinan.


(24)

c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita mioma uteri berdasarkan paritas.

d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita mioma uteri berdasarkan letak mioma.

e. Untuk mengetahui jumlah mioma rata–rata penderita mioma uteri.

f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita mioma uteri berdasarkan ukuran diameter mioma uteri.

g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita mioma uteri berdasarkan keluhan.

h. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita mioma uteri berdasarkan riwayat pemakaian alat kontrasepsi.

i. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita mioma uteri berdasarkan status haid.

j. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita mioma uteri berdasarkan penatalaksanaan medis.

k. Untuk mengetahui lama rawatan rata–rata penderita mioma uteri.

l. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita mioma uteri berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

m. Untuk mengetahui perbedaan ukuran diameter mioma berdasarkan keluhan. n. Untuk mengetahui perbedaan proporsi letak mioma berdasarkan keluhan. o. Untuk mengetahui perbedaan proporsi letak berdasarkan penatalaksanaan


(25)

p. Untuk mengetahui perbedaan proporsi status haid berdasarkan penatalaksanaan medis.

q. Untuk mengatahui perbedaan proporsi paritas berdasarkan penatalaksanaan medis.

r. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata–rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Sebagai bahan masukan bagi pihak Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar dalam penatalaksanaan penderita mioma uteri.

1.4.2. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam melakukan penelitian ilmiah dan menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah di FKM USU.


(26)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Mioma Uteri

Mioma uteri adalah tumor jinak uterus yang berbatas tegas dan tidak memiliki kapsul, terutama terdiri dari otot dan elemen jaringan penyambung fibrosa. Mioma uteri merupakan tumor jinak yang terbanyak pada wanita. Tumor ini juga dikenal dengan istilah fibromioma uteri, leiomioma uteri, dan uterine fibroid.21

2.2. Anatomi Uterus

Uterus (rahim) adalah suatu organ muskular berongga dan berdinding tebal. Uterus berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang sedikit gepeng ke arah muka belakang, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan rektum. Ukuran uterus sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dinding uterus terdiri atas otot – otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7 – 7,5 cm, lebar diatas 5,25 cm, tebal 2,5 cm, tebal dinding 1,25 cm, dan berat uterus kira – kira 50 gram.22

2.2.1. Pembagian Uterus

a. Fundus uteri : bagian uterus proksimal yang terletak antara kedua pangkal saluran telur.

b. Korpus uteri : bagian uterus terbesar yang berbentuk segitiga. Pada kehamilan, bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat di korpus uteri disebut kavum uteri (rongga rahim).


(27)

c. Serviks uteri : berbentuk silinder yang terdiri atas pars vaginalis servisis uteri yang dinamakan porsio dan pars supravaginalis servisis uteri yaitu bagian serviks yang berada diatas vagina.22

2.2.2. Pembagian Dinding Uterus

a. Endometrium (Selaput lendir kavum uteri) di korpus uteri dan endoserviks di serviks uteri. Endometrium terdiri atas epitel kubik, kalenjar – kalenjar dan jaringan dengan banyak pembuluh – pembuluh darah yang berlekuk – lekuk. Endometrium melapisi seluruh kavum uteri dan mempunyai arti penting dalam siklus haid pada seorang wanita dalam masa reproduksi (childbearing age), dalam masa haid endometrium untuk sebagian besar dilepaskan, untuk kemudian tumbuh lagi dalam masa proliferasi dan selanjutnya dalam masa sekretorik.

b. Miometrium (lapisan otot polos) di sebelah dalam berbentuk sirkuler dan disebelah luar berbentuk longitudinal, dan diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan otot oblik, berbentuk anyaman. Lapisan ini paling penting pada persalinan oleh karena sesudah plasenta lahir, lapisan ini berkontraksi kuat dan menjepit pembuluh – pembuluh darah yang berada di tempat itu. c. Peritoneum (lapisan serosa) meliputi dinding rahim bagian luar yang

menutupi bagian luar uterus. Lapisan serosa terdiri atas lima ligamentum yang menguatkan uterus yaitu :

c.1. Ligamentum kardinale sinistrum et dekstrum (Mackenrodt) yakni ligamentum yang terpenting, berfungsi untuk mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat tebal, dan didalamnya ditemukan


(28)

banyak pembuluh darah, antara lain vena dan arteria uterina. Ligamentum ini merupakan tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.

c.2. Ligamentum sakro-uterinum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang menahan uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan dari serviks bagian belakang, kiri dan kanan, ke arah os sakrum kiri dan kanan.

c.3. Ligamentum rotundum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang menahan uterus dalam antefleksi dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan, ke daerah inguinal kiri dan kanan.

c.4. Ligamentum latum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang meliputi tuba, berjalan dari uterus ke arah sisi, tidak banyak mengandung jaringan ikat, di bagian dorsal ligamentum ini ditemukan indung telur.

c.5. Ligamentum infundibulo-pelvikum, yakni ligamentum yang menahan tuba fallopi berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan urat – urat saraf, saluran- saluran limfe, arteria dan vena ovarika.22


(29)

2.3. Klasifikasi Mioma Uteri

Mioma uteri dapat terjadi dimana saja di dalam uterus, mioma biasanya dapat tumbuh lebih dari satu (multipel) dan dapat juga tumbuh tunggal.23 Berdasarkan letaknya mioma uteri diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu :

2.3.1. Mioma Submukosum

Mioma yang berada dibawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Mioma jenis ini walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan melalui vagina. Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks (myomageburt). 2.3.2. Mioma Intramural

Mioma intrmural disebut juga sebagai mioma intrepitelial, biasanya multipel. Tumor jenis ini terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium, dan sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah.

2.3.3. Mioma Subserosum

Lokasi tumor di subserosa korpus uteri, dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Mioma dapat tumbuh di antara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intra ligamenter, selain itu mioma ini dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga disebut wandering/ parasistic fibroid.4


(30)

Gambar 2.1. Anatomi Uterus Normal dan Letak Mioma Uteri

Gambar 1. Anatomi uterus normal 24


(31)

2.4. Epidemiologi Mioma Uteri

2.4.1. Distribusi Frekuensi Mioma Uteri

Mioma uteri paling banyak ditemukan pada umur 35 - 45 tahun dengan proporsi 25% dari seluruh wanita pada umur tersebut, jarang ditemukan pada wanita di bawah umur 20 tahun dan belum pernah (dilaporkan) terjadi sebelum datang haid (menarche), dan setelah haid berhenti (menopause) hanya 10% mioma uteri yang masih dapat bertumbuh lebih lanjut.4 Mioma uteri biasanya akan menunjukkan gejala klinis pada umur 40 tahun keatas.29

Insidens mioma uteri lebih tinggi pada wanita kulit hitam jika dibandingkan dengan wanita kulit putih, karena wanita kulit hitam memiliki lebih banyak hormon estrogen, dari seluruh wanita yang berumur 50 tahun yang menderita mioma uteri 50% adalah kulit hitam dan 25% adalah kulit putih.25

Penelitian Marshall LM (1997) di Amerika Serikat, ditemukan mioma uteri 4181 dari 327.065 wanita , dimana prevalens rate pada wanita kulit hitam sebesar 30,6 per 1.000 dan pada wanita kulit putih sebesar 8,9 per 1.000.26 Penelitian Okezie O (2006) di Nigeria (Departement of Gynecology, University of Nigeria Teaching Hospital Enugu) melaporkan mioma uteri 190 diantara 1.938 kasus ginekologi dengan proporsi 9.8%.27 Penelitian Rani Akhil Bhat (2006) di India (Departement of Obstetric and Gynecology, Kasturba Medical College and Hospital) terdapat 150 kasus mioma uteri, dan 77 kasus terjadi pada wanita umur 40-49 tahun dengan proporsi 51%, dan 45 kasus terjadi pada wanita umur lebih dari 50 tahun dengan proporsi 30%.28


(32)

Di Indonesia Karel Tangkudung (1977) dan Susilo Rahardjo (1974) dari Surabaya dikutip dalam Wiknjosastro H, masing – masing menemukan proporsi mioma uteri 10,3% dan 11,9% dari semua penderita ginekologi yang dirawat.29 Penelitian yang dilakukan Lisdauli P di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2000-2004 terdapat 224 kasus mioma uteri dari 912 kasus ginekologi dengan proporsi 24,6%.30

2.4.2. Determinan Mioma Uteri

Penyebab mioma uteri belum diketahui secara pasti. Tumor ini mungkin berasal dari sel otot yang normal, dari otot imatur yang ada di dalam miometrium atau dari sel embrional pada dinding pembuluh darah uterus. Mioma tumbuh mulai dari benih – benih multipel yang sangat kecil dan tersebar pada miometrium. Benih ini tumbuh sangat lambat tetapi progresif (bertahun-tahun, bukan dalam hitungan bulan).22 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri:

a. Estrogen

Estrogen memegang peranan penting untuk terjadinya mioma uteri, hal ini dikaitkan dengan: mioma tidak pernah ditemukan sebelum menarche, banyak ditemukan pada masa reproduksi, pertumbuhan mioma lebih cepat pada wanita hamil dan akan mengecil pada masa menopause. Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell nest atau teori genitoblast, teori ini menyatakan bahwa untuk terjadinya mioma uteri harus terdapat dua komponen penting yaitu: sel nest (sel muda yang terangsang) dan estrogen (perangsang sel nest secara terus menerus).31 Percobaan Lipschutz yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik pada


(33)

permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen. Puuka, dkk menyatakan bahwa reseptor estrogen pada mioma lebih banyak didapati dari pada miometrium normal.4 Hormon estrogen dapat diperoleh melalui alat kontrasepsi hormonal (Pil KB, Suntikan KB dan susuk KB). Alat kontrsepsi hormonal mengandung estrogen, progesteron dan kombinasi estrogen dan progesteron.5

b. Progesteron

Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17β hidroxydehidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor. Pemberian preparat progesteron atau testosteron dapat mencegah efek fibromatosa.4

Dalam Enviromental Health Perspectives, terdapat beberapa faktor yang berpengaruh sebagai faktor risiko terjadinya mioma uteri, yaitu:32

i. Umur

Resiko mioma uteri meningkat seiring dengan peningkatan umur. Penelitian Chao-Ru Chen (2000) di New York dengan desain penelitian case-control, wanita kulit putih umur 40-44 tahun beresiko 9,3 kali menderita mioma uteri jika dibandingkan umur < 30 tahun dengan (Odds Ratio=9,3; 95% CI: 5.5-15.8). Sedangkan pada wanita kulit hitam umur 40-44 tahun beresiko 23,5 kali untuk menderita mioma uteri jika dibandingkan umur < 30 tahun (OR=23,5; 95% CI: 7.3-75.7).33


(34)

Kejadian mioma uteri lebih tinggi pada ras Afrika-Amerika (kulit hitam) jika dibandingkan dengan ras Kaukasia (kulit putih). Wanita kulit hitam memiliki resiko lebih besar untuk menderita mioma jika dibandingkan dengan wanita kulit putih.34 Penelitian Eduardo F (2001) di Maryland dengan desain penelitian case-control, melaporkan wanita kulit hitam beresiko 9,4 kali untuk menderita mioma dibandingkan dengan wanita kulit putih (OR = 9,4; 95% CI: 5.7-15.7).35

iii. Paritas

Mioma uteri lebih sering ditemukan pada wanita nulipara atau wanita yang kurang subur.22 Penelitian Parazini F (1988) di Italia dengan desain penelitian case-control, melaporkan resiko mioma uteri berkurang pada wanita yang mempunyai anak lebih dari satu dibandingkan dengan wanita yang belum pernah melahirkan (Nullipara) (OR= 0,6; 95% CI: 0.1-0.3).36

iv. Diet/makanan

Mioma uteri terdapat hubungan antara makanan dengan pertumbuhan mioma uteri. Penelitian Chiaffarino (1999) di Italia dengan desain peneliltian case-control, makanan seperti daging setengah masak dan daging sapi akan meningkatkan resiko terhadap mioma uteri (OR=1,7; 95% CI: 1.4-2.2), selain itu terdapat diet/makanan yang dapat mengurangi resiko terhadap pertumbuhan tumor ini, seperti sayuran hijau (OR=0,5; 95% CI: 0.4-0.6), buah-buahan (OR=0,8; 95% CI: 0.6-1.0).37


(35)

2.5. Perubahan Sekunder

Perubahan sekunder yang terjadi sebagian besar bersifat degenerasi. Hal ini terjadi karena berkurangnya pemberian darah pada mioma. Perubahan sekunder yang sering terjadi yaitu:

2.5.1. Atrofi

Setelah menopause mioma uteri akan menjadi kecil, hal ini terjadi karena saat menopause akan terjadi penurunan stimulus estrogen.

2.5.2. Degenerasi Hialin

Perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita berusia lanjut. Tumor kehilangan struktur aslinya dan menjadi homogen, dapat meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil dari tumor tersebut seolah–olah memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok lainnya.

2.5.3. Degenerasi Kistik

Perubahan ini dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari mioma menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan–ruangan yang tidak teratur berisi seperti agar – agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma, dengan konsistensi yang lunak tumor sukar dibedakan dari kista ovarium atau suatu kehamilan.

2.5.4. Degenerasi Membatu (calcireous degeneration)

Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut oleh karena adanya gangguan dalam sirkulasi, perubahan ini dapat terjadi setelah degeneratif kistik dan dengan adanya pengendapan garam kapur pada sarang mioma maka mioma akan menjadi keras (womb stone) dan akan memberikan bayangan pada foto rontgen.4


(36)

2.5.5. Degenerasi Merah (carneous degeneration)

Perubahan ini biasanya terjadi pada masa kehamilan dan nifas. Patogenesis diperkirakan karena suatu nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada pembelahan dapat dilihat sarang mioma seperti daging mentah bewarna merah disebabkan oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda seperti emesis, haus, sedikit demam, kesakitan, tumor pada uteus membesar dan nyeri pada perabaan. Penampilan klinik ini sama seperti pada putaran tangkai tumor ovarium atau mioma bertangkai.

2.5.6. Degenerasi Lemak

Degenerasi lemak merupakan kelanjutan dari degenerasi hialin, akan tetapi perubahan ini jarang terjadi.4

2.6. Pencegahan Mioma Uteri 2.6.1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer merupakan awal pencegahan sebelum seseorang menderita mioma. Upaya pencegahan ini dapat dilakukan dengan pendekatan komunitas yaitu berupa pendidikan kesehatan mengenai mioma uteri, sehingga masyarakat mengetahui tentang gejala-gejala mioma uteri dan diharapkan masyarakat akan segera mencari pengobatan atau konsultasi dengan pihak terkait jika mengalami gejala seperti mioma uteri sehingga upaya deteksi dini dan pengobatan penyakit dapat ditegakkan. Selain itu upaya promosi kesehatan berupa penyuluhan tentang faktor risiko mioma uteri juga dapat dilakukan, khususnya tentang pemilihan diet/makanan


(37)

tinggi serat seperti sayuran dan buah serta mengurangi konsumsi makanan rendah serat (daging).

2.6.2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder ditujukan untuk orang yang telah terkena mioma uteri, tindakan ini bertujuan untuk menghindarkan terjadinya komplikasi. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan diagnosa dini dan pengobatan yang tepat.38

a. Diagnosa ditetapkan dengan cara: a1. Gejala Subjektif

Gejala subjektif merupakan suatu sensasi yang dirasakan oleh penderita mioma uteri yang merupakan alasan dari pasien mencari pengobatan. Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan ginekologik. Timbulnya gejala subjektif dipengaruhi oleh: letak/tempat mioma uteri, besar/ukuran mioma uteri, perubahan dan komplikasi yang terjadi. Gejala subjektif pada mioma uteri:

i. Perdarahan abnormal, merupakan gejala yang paling sering dijumpai. Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya menoragia, dan metrorargia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan ini antara lain adalah: pengaruh ovarium sehingga terjadi hiperplasia endometrium, permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa, dan miometrium yang tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma di antara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.


(38)

ii. Rasa nyeri, gejala klinik ini bukan merupakan gejala yang khas tetapi gejala ini dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada pengeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan dan pertumbuhannya yang menyempitkan kanalis servikalis dapat juga menyebabkan dismenore.

iii. Tanda penekanan, gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan pada kandung kemih akan menyebabkan poliuria, pada uretra dapat menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.4

a2. Gejala Objektif

Gejala objektif merupakan manifestasi klinis dari mioma uteri yang dialami oleh pasien yang merupakan bukti terhadap adanya penyakit mioma yang ditegakkan melalui diagnosa ahli medis. Gejala objektif dapat ditegakkan melalui:

i. Pemeriksaan Fisik, pemeriksaan fisik dapat berupa pemeriksaan Abdomen dan pemeriksaan pelvis. Pada pemeriksaan abdomen, uterus yang besar dapat dipalpasi pada abdomen. Tumor teraba sebagai nodul ireguler dan tetap, area perlunakan memberi kesan adanya perubahan degeneratif. Pada pemeriksaan Pelvis, serviks biasanya normal namun pada keadaan tertentu mioma submukosa yang bertangkai dapat mengakibatkan dilatasi serviks dan terlihat pada osteum servikalis. Uterus cenderung membesar tidak beraturan dan noduler. Perlunakan tergantung pada derajat degenerasi dan kerusakan


(39)

vaskular. Uterus sering dapat digerakkan, kecuali apabila terdapat keadaan patologik pada adneksa. Kavum endometrium dapat membesar karena tumor submukosa.

ii. Pemeriksaan Penunjang, apabila keberadaan massa pelvis meragukan maka pemeriksaan dengan ultrasonografi dapat membantu. Selain itu melalui pemeriksaan laboratorium (hitung darah lengkap dan apusan darah) dapat dilakukan untuk menilai kadar hemoglobin dan hematokrit serta jumlah leukosit.21

b. Penatalaksanaan Medis Mioma Uteri b1. Pengobatan Konservatif

Saat ini pemakaian Gonadotropin releasing hormon agonist (GnRHa) memberikan hasil untuk memperbaiki gejala-gejala klinis yang ditimbulkan oleh mioma uteri. Pemberian GnRH agonis bertujuan untuk mengurangi ukuran mioma dengan jalan mengurangi produksi estrogen dari ovarium. Pemberian GnRH agonis selama 16 minggu pada mioma uteri menghasilkan degenerasi hialin di miometrium hingga uterus menjadi lebih kecil, akan tetapi setelah pemberian GnRH agonis dihentikan mioma yang lisut akan tumbuh kembali di bawah pengaruh estrogen oleh karena mioma tersebut masih mengandung reseptor estrogen dalam konsentrasi yang tinggi.4

b2. Pengobatan Operatif i. Miomektomi

Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus, misalnya mioma submukosum pada mioma geburt dengan cara


(40)

ekstirpasi lewat vagina. Miomektomi dilaksanakan karena keinginan untuk mempertahankan fungsi reproduksinya, maka kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah 30-50%. Perlu disadari 25-35% dari penderita tersebut akan masih memerlukan histerektomi karena mioma uteri dapat timbul kembali.

ii. Histerektomi

Histerektomi adalah operasi pengangkatan uterus. Histerektomi dapat dilaksanakan per abdominam atau per vaginam, adanya prolapsus uteri akan mempermudah prosedur pembedahan. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan mencegah akan timbulnya karsinoma servisis uteri. Histerektomi supravaginal hanya dilakukan apabila terdapat kesukaran teknis dalam mengangkat uterus keseluruhannya.

2.6.3. Pencegahan Tersier

Tujuan dari pencegahan ini adalah untuk membatasi atau mencegah terjadinya komplikasi serta mengadakan rehabilitasi agar penderita secepat mungkin dapat beraktivitas kembali.38

a. Komplikasi

Komplikasi merupakan suatu kondisi yang mempersulit atau reaksi negatif yang terjadi selama penderita mengalami mioma uteri. Komplikasi yang mungkin dapat terjadi berupa:

a1. Degenerasi ganas

Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh mioma, serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus, wanita dengan


(41)

mioma uteri memiliki resiko empat kali lipat untuk terserang kanker endometrium. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjdi pembesaran sarang mioma dalam menopause.

a2. Torsi (putaran tangkai)

Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, jika proses ini terjadi mendadak tumor akan mengalami timbul gangguan sirkulasi akut dan nekrosis jaringan, dengan demikian terjadilah sindrom abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya dibedakan dengan suatu keadaan dimana terdapat banyak sarang mioma dalam rongga peritoneum. Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena ganguan sirkulasi darah didalamnya, misalnya terjadi pada mioma yang dilahirkan sehingga terjadi perdarahan berupa metrorargia atau menoragia disertai leukore dan gangguan-gangguan yang disebabkan oleh infeksi dari uterus sendiri.4

b. Rehabilitasi

Rehabilitasi adalah setiap upaya yang dilakukan untuk memulihkan seseorang yang sakit sehingga menjadi manusia yang berdaya guna dan produktif. Program ini ditujukan kepada penderita mioma uteri pasca perawatan. Penderita dengan keluhan utama perdarahan hebat, dalam masa pemulihan harus mendapat asupan gizi yang cukup. Upaya rehabilitasi terhadap mioma tidak hanya ditujukan terhadap rehabilitasi medik saja, tetapi menyangkut rehabilitasi jiwa. Penderita mioma uteri perlu mendapat dukungan moral, seorang penderita mioma pasca histerektomi total (pengangkatan seluruh rahim), dapat merasa kehilangan harga dirinya sebagai seorang wanita, oleh sebab itu dukungan dari orang-orang terdekat sangat diperlukan.


(42)

BAB 3

KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Penderita mioma uteri adalah wanita yang dinyatakan menderita mioma uteri berdasarkan diagnosa dokter RS Vita Insani Pematangsiantar yang dicatat di kartu status.

Karakteristik Penderita Mioma Uteri

1. Sosiodemografi Umur

Suku Agama Pendidikan Pekerjaan Daerah asal

Status perkawinan 2. Paritas

3. Letak mioma

4. Jumlah mioma rata-rata 5. Ukuran diameter mioma 6. Keluhan

7. Riwayat pemakaian alat kontrasepsi 8. Status haid

9. Penatalaksaan medis 10.Lama rawatan rata-rata 11.Keadaan sewaktu pulang


(43)

3.2.2. Sosiodemografi penderita mioma uteri dibedakan atas:

b. Umur adalah usia penderita mioma uteri sesuai yang tercatat dalam kartu status, yang dikategorikan kemudian dengan menggunakan rumus sturges:

1. 21 – 27 tahun 2. 28 – 34 tahun 3. 35 – 41 tahun 4. 42 – 48 tahun 5. 49 – 55 tahun 6. 56 – 62 tahun 7. 70 – 79 tahun

b. Suku adalah etnik yang melekat pada diri penderita mioma uteri sesuai yang tercatat dalam kartu status, yang dikategorikan atas:

1. Batak 2. Jawa 3. Cina 4. Minang 5. Melayu 6. Lain – lain

c. Agama adalah kepercayaan yang dianut penderita mioma uteri sesuai yang tercatat dalam kartu status yang dikategorikan atas:

1. Islam

2. Kristen Protestan 3. Kristen khatolik 4. Hindu


(44)

d. Pendidikan adalah pendidikan formal tertinggi yang pernah ditempuh oleh penderita mioma uteri sesuai yang tercatat dalam kartu status, yang dikategorikan atas:

1. Pendidikan rendah (Tidak sekolah/SD/SLTP) 2. Pendidikan menengah (SLTA)

3. Pendidikan tinggi (Akademi/PT)

e. Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan penderita mioma uteri sesuai yang tercatat dalam kartu status, yang dikategorikan atas:

1. Pegawai Negeri (PNS dan TNI/Polri) 2. Pegawai Swasta

3. Wiraswasta

4. Ibu Rumah Tangga 5. lain – lain

f. Daerah asal adalah daerah dimana penderita mioma uteri tinggal sesuai yang tercatat dalam kartu status yang dikategorikan atas:

1. Kota Pematang Siantar 2. Luar Kota Pematang Siantar

g. Status perkawinan adalah predikat yang dimiliki penderita mioma uteri berdasarkan pernikahan sesuai yang tercatat dalam kartu status yang dikategorikan atas:

1. Kawin 2. Tidak Kawin

3.2.3. Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami penderita mioma uteri sesuai yang tercatat dalam kartu status, yang dikategorikan atas:

1. Nullipara (belum pernah melahirkan) 2. Primipara (melahirkan 1 kali)

3. Multipara (melahirkan 2-4 kali)


(45)

3.2.4. Letak mioma adalah tempat mioma yang dialami penderita berdasarkan hasil pemeriksaan dokter sesuai yang tercatat dalam kartu status, yang dikategorikan atas:4

1. Mioma submukosum 2. Mioma intramural 3. Mioma subserosum

3.2.5. Jumlah mioma rata – rata adalah banyak mioma rata – rata yang dialami penderita berdasarkan hasil pemeriksaan dokter sesuai yang tercatat dalam kartu status.

3.2.6. Ukuran diameter mioma adalah besar diameter mioma uteri yang dialami penderita menurut ukuran mioma terbesar berdasarkan hasil pemeriksaan dokter sesuai yang tercatat dalam kartu status, yang dikategorikan atas:

1. < 1 cm

2. 1-5 cm

3. > 5 cm

3.2.7. Keluhan adalah gejala yang dirasakan penderita sehingga datang berobat ke rumah sakit sesuai yang tercatat dalam kartu status, yang dikategorikan atas:4 1. Perdarahan abnormal

2. Nyeri abdomen 3. Tanda penekanan

3.2.8. Riwayat pemakaian alat kontrasepsi adalah metode KB yang pernah digunakan oleh penderita sesuai yang tercatat dalam kartu status, yang dikategorikan atas:

1. Hormonal

2. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) 3. Sterilisasi


(46)

3.2.9. Status haid adalah keadaan yang menggambarkan masa reproduksi penderita sesuai yang tercatat dalam kartu status, yang dikategorikan atas:

1. Masih haid 2. Tidak haid lagi

3.2.10.Penatalaksanaan medis adalah segala usaha medis yang dilakukan terhadap penderita untuk menyelamatkan jiwa penderita sesuai yang tercatat dalam kartu status, yang dibedakan atas:4

1. Pengobatan konservatif 2. Pengobatan operatif

3.2.11. Lama rawatan rata-rata adalah jumlah rata – rata hari perwatan penderita mioma uteri dari hari pertama masuk rumah sakit sampai hari terakhir perawatan sesuai yang tercatat dalam kartu status.

3.2.12. Keadaan sewaktu pulang adalah kondisi penderita sewaktu keluar dari rumah sakit sesuai yang tercatat dalam kartu status, yang dibedakan atas:

1. Pulang sembuh/pulang berobat jalan 2. Pulang atas permintaan sendiri


(47)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dengan desain case series.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar. Pemilihan lokasi ini dilakukan atas pertimbangan bahwa RS Vita Insani memiliki data mioma uteri yang dibutuhkan dan belum pernah dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita mioma uteri di RS Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Maret – September 2009

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua data penderita mioma uteri yang dirawat inap di RS. Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004 – 2008 yang tercatat dalam kartu status dengan jumlah 196 penderita.


(48)

4.3.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah semua data penderita mioma uteri yang dirawat inap di RS Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004–2008 dengan jumlah 196 penderita. (Total Sampling)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder yang diperoleh dari kartu status penderita mioma uteri di RS. Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004 – 2008. Berkas rekam medis dikumpulkan kemudian dilakukan pencatatan terhadap variabel yang akan diteliti.

4.5. Teknik Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan program SPSS. Analisa univariate secara deskriptif dan analisa bivariat menggunakan uji Exact fisher dan T-test, data disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi, diagram bar dan diagram pie.


(49)

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1. Profil Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar 5.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah sakit Vita Insani terletak di Jalan Merdeka No. 329 Pematangsiantar, Sumatera Utara. Rumah sakit ini didirikan pada tanggal 4 Juli 1983, merupakan rumah sakit swasta type C atau Madya. Rumah sakit ini memiliki keunggulan di bidang teknologi bedah laparoskopik, pada tahun 1994 dan 1995 Gubernur Sumatera Utara memberikan status sebagai Rumah sakit Madya terbaik sewilayah Sumatera Utara.

5.1.2. Visi Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar

Menjadikan Rumah Sakit Vita Insani sebagai rumah sakit rujukan di Sumatera Utara. Menjadi rumah sakit spesialis milik swasta yang berusaha melayani masyarakat yang membutuhkannya dengan menggunakan metode perawatan dan teknologi yang sesuai dengan zamannya (state of the art).

5.1.3. Misi Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar

Menyediakan pelayanan medik yang up to date namun terjangkau oleh masyarakat umum.

5.1.4. Pelayanan Medis

Rumah sakit ini memberikan berbagai pelayanan kesehatan spesialis seperti: kebidanan dan penyakit kandungan, penyakit dalam, anak, penyakit syaraf, mata, THT, penyakit kulit dan kelamin serta radiologi. Rumah sakit ini memiliki 13 dokter


(50)

umum, 31 dokter spesialis serta 1 orang dokter gigi. Sedangkan tenaga perawat yang mendukung kegiatan medis mencapai 92 orang, para medis non perawat 21 orang dan 53 orang tenaga non medis. Selain itu rumah sakit ini juga dilengkapi berbagai fasilitas lainnya seperti instalasi farmasi 24 jam, laboratorium, radiologi diagnostik, USG, EKG, KTG, defribilator, inkubator, fisioterapi, ambulance 24 jam, autocalve, oksimetri, ICU, UGD 24 jam, serta kamar bedah 24 jam.

5.2. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Tahun

Proporsi penderita mioma uteri yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar berdasarkan tahun dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Tahun yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008

No. Tahun f Proporsi (%)

1. 2004 55 28,1

2. 2005 72 36,7

3. 2006 41 20,9

4. 2007 17 8,7

5. 2008 11 5,6

Total 196 100

Berdasarkan tabel 5.1. dapat dilihat bahwa proporsi penderita mioma uteri tertinggi pada tahun 2005 sebesar 36,7% dan terendah pada tahun 2008 sebesar 5,6%.

Kecenderungan penderita mioma uteri yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar berdasarkan tahun 2004-2008 menunjukkan penurunan dengan persamaan garis y = -14,3x + 82,1. Frekuensi kasus dari tahun 2004-2008


(51)

menurun sebanyak 55-11 = 44 kasus, dengan simple rasio penurunan 11 55

= 5 kali,

serta persentase penurunan sebesar 100 55

11 55

× −

% = 80 %.

5.3. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Sosiodemografi Proporsi penderita mioma uteri yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 berdasarkan sosiodemografi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Sosiodemografi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008

No. Sosiodemografi f Proporsi (%)

1. Umur (Tahun)

21-27 5 2,6

28-34 13 6,6

35-41 42 21,4

42-48 87 44,4

49-55 46 23,5

56-62 2 1,0

70-79 1 0,5

Total 196 100

2. Suku

Batak 115 58,7

Jawa 68 34,7

Cina 8 4,1

Minang 2 1

Melayu 2 1

dll 1 0,5


(52)

3. Agama

Islam 91 46,4

Kristen Protestan 92 46,9

Kristen katolik 6 3,1

Budha 7 3,6

Total 196 100

4. Pendidikan

Tidak tercatat - -

5. Pekerjaan

Peg. Negeri PNS/TNI/Polri) 29 14,8

Peg. Swasta 12 6,1

Wiraswasta 25 12,8

IRT 92 46,9

dll 38 19,4

Total 196 100

6. Daerah Asal

Pematangsiantar 88 44,9

Luar Pematangsiantar 108 55,1

Total 196 100

7. Status Perkawinan

Kawin 183 93,4

Tidak kawin 13 6,6

Total 196 100

Berdasarkan tabel 5.2. dapat dilihat bahwa karakteristik berdasarkan sosiodemografi yaitu proporsi umur tertinggi pada kelompok umur 42-48 tahun 44,4% dan terendah pada kelompok umur 70-79 tahun 0,5%.

Pada penelitian ini karakteristik penderita dengan kelompok umur termuda: umur 21 tahun (satu orang), status kawin, paritas multipara, keluhan perdarahan abnormal, riwayat alat kontrasepsi hormonal dan penatalaksanaan medis histerektomi total. Penderita umur 24 tahun (satu orang), status tidak kawin, keluhan perdarahan, penatalaksanaan medis histerektomi total. Penderita umur 25 tahun (satu orang), status kawin, keluhan perdarahan, penatalaksanaan medis miomektomi. Penderita


(53)

umur 27 tahun (2 orang), status kawin, keluhan perdarahan, penatalaksanaan medis miomektomi. Penderita dengan umur yang sama berstatus tidak kawin, keluhan nyeri abdomen, penatalaksanaan medis histerektomi total. Karakteristik penderita kelompok umur tertua: penderita umur tertua 75 tahun (satu orang), status kawin, paritas multipara, keluhan perdarahan abnormal dan nyeri abdomen, riwayat alat kontrasepsi sterlisasi.

Berdasarkan suku, suku Batak 58,7% dan terendah suku Nias (dll) 0,5%. Berdasarkan agama, agama kristen protestan 46,9% dan tidak ditemukan penderita mioma uteri yang beragama Hindu.

Berdasarkan pekerjaan, ibu rumah tangga 46,9% dan terendah pegawai swasta 6,1%. Berdasarkan daerah asal, berasal dari luar Pematangsiantar yaitu 55,1%. Berdasarkan status perkawinan, berstatus kawin 93,4% dan tidak kawin 6,6%. Berdasarkan pendidikan tidak dapat didistribusikan karena tidak tersedianya data pada kartu status.

5.4. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Paritas

Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan paritas yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Paritas yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008

Paritas f Proporsi (%)

Tercatat 139 70,9

Tidak Tercatat 57 29,1


(54)

Berdasarkan tabel 5.3. dapat dilihat bahwa berdasarkan paritas proporsi penderita mioma uteri yang tercatat 70,9% dan tidak tercatat 29,1%.

Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan paritas tercatat yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Paritas Tercatat yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008

Paritas Tercatat f Proporsi (%)

Nullipara 14 10,1

Primipara 13 9,3

Multipara 93 66,9

Grandemultipara 19 13,7

Total 139 100

Berdasarkan tabel 5.4. dapat dilihat bahwa berdasarkan paritas tercatat proporsi tertinggi adalah multipara 66,9% dan terendah primipara 9,3%.

Berdasarkan paritas tercatat, karakteristik penderita mioma uteri dengan paritas nullipara: penderita berumur 46 tahun dengan status perkawinan tidak kawin, berumur 40 tahun status tidak kawin, berumur 24 tahun status tidak kawin, berumur 38 tahun status tidak kawin, berumur 30 tahun status tidak kawin, berumur 49 tahun status tidak kawin, berumur 33 tahun status tidak kawin, berumur 44 tahun status tidak kawin, berumur 49 tahun status tidak kawin, berumur 46 tahun status tidak kawin, berumur 48 tahun status tidak kawin, berumur 27 tahun status tidak kawin, berumur 32 tahun status tidak kawin, dan hanya 1 penderita yang berstatus kawin dengan umur 46 tahun.


(55)

5.5. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Letak Mioma Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan letak mioma yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Letak Mioma yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008

Letak Mioma (n=165) f Proporsi (%)

Mioma Submukosum 69 42,0

Mioma Intramural 71 43,3

Mioma subserosum 29 17,7

Berdasarkan tabel 5.5. dapat dilihat bahwa berdasarkan letak mioma tercatat proporsi tertinggi adalah mioma intramural 43,3% dan terendah mioma subserosum 17,7%.

Mioma uteri biasanya dapat tumbuh lebih dari satu (multipel) dan dapat juga tumbuh tunggal. Berdasarkan data letak mioma yang tercatat, terdapat 161 penderita yang memiliki mioma tunggal dan 4 penderita yang memiliki mioma multipel, dan terdapat 4 penderita mioma uteri yang memiliki mioma multipel tetapi tidak tercatat letak dari masing-masing mioma tersebut.


(56)

5.6. Jumlah Mioma Penderita Mioma Uteri

Jumlah mioma penderita mioma uteri yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Jumlah Mioma yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008

Jumlah Mioma f Proporsi (%)

Tercatat 33 16,8

Tidak Tercatat 163 83,2

Total 196 100

Berdasarkan tabel 5.6. dapat dilihat bahwa berdasarkan jumlah mioma penderita mioma uteri tercatat 16,8% dan tidak tercatat 83,2%.

Jumlah mioma rata-rata penderita mioma uteri yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.7. Jumlah Mioma Rata-rata Penderita Mioma Uteri Jumlah Mioma Rata-rata

Mean 1,48

SD (Standard Deviation) 1,149

95% Confidence Interval 1,08-1,89

Coefisien of Variation (CoV) 71,81%

Minimum 1 Maksimum 6

Berdasarkan tabel 5.7. dapat dilihat bahwa jumlah mioma rata-rata 1,48 mioma (1 mioma). Standard deviasi 1,149 dan nilai dari Coefisien of Variation (CoV) 71,81%. Jumlah mioma paling sedikit adalah 1 mioma dan yang paling banyak adalah 6 mioma, dan berdasarkan data tercatat terdapat 8 penderita mioma uteri yang memiliki mioma lebih dari satu.


(57)

5.7. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Ukuran Diameter Mioma

Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan ukuran diameter mioma yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008.

Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Ukuran Diameter Mioma yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008

Ukuran Mioma f Proporsi (%)

Tercatat 169 86,2

Tidak Tercatat 27 13,8

Total 196 100

Berdasarkan tabel 5.8. dapat dilihat bahwa berdasarkan ukuran mioma penderita mioma uteri tercatat 86,2% dan tidak tercatat 13,8%.

Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan ukuran diameter mioma tercatat yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Ukuran Diameter Mioma Tercatat yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008

Ukuran Diameter Mioma Uteri f Proporsi (%)

< 1 cm 32 18,9

1 - 5 cm 116 68,6

> 5 cm 21 12,5

Total 169 100

Berdasarkan tabel 5.9. dapat dilihat bahwa proporsi ukuran mioma uteri terbanyak diameter 1-5 cm (68,6%), proporsi ukuran mioma uteri terendah diameter > 5 cm (12,5%).


(58)

5.8. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Keluhan

Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan keluhan yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Keluhan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008

Keluhan (n=196) f Proporsi (%)

Perdarahan abnormal 140 71,4

Tanda Penekanan 35 17,9

Nyeri Abdomen 68 34,7

Berdasarkan tabel 5.10. dapat dilihat bahwa berdasarkan keluhan proporsi tertinggi adalah perdarahan abnormal 71,4% dan terendah tanda penekanan 17,9%. 5.9. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Riwayat

Pemakaian Alat Kontrasepsi

Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan riwayat pemakaian alat kontrasepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Riwayat Pemakaian Alat Kontrasepsi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008

Riwayat Pemakaian Alat Kontrasepsi f Proporsi (%)

Tercatat 62 31,6

Tidak Tercatat 134 68,4

Total 196 100

Berdasarkan tabel 5.11. dapat dilihat bahwa berdasarkan riwayat pemakaian alat kontrasepsi penderita mioma uteri yang tercatat 31,6% dan tidak tercatat 68,4%.


(59)

Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan riwayat pemakaian alat kontrasepsi tercatat di Rumah sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.12. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Riwayat Pemakaian Alat Kontrasepsi Tercatat yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008

Riwayat Pemakaian Alat Kontrasepsi f Proporsi (%)

Hormonal 10 16,1

AKDR 2 3,2

Sterilisasi 26 41,9

Tidak ada 24 38,8

Total 62 100

Berdasarkan tabel 5.12. dapat dilihat bahwa berdasarkan riwayat pemakaian alat kontrasepsi tercatat penderita mioma uteri yang tertinggi adalah sterilisasi 41,9% dan yang terendah alat kontrasepsi dalam rahim 3,2%.

5.10. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Status Haid

Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan status haid yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini .

Tabel 5.13. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Status Haid yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008

Status Haid f Proporsi (%)

Tercatat 191 97,4

Tidak Tercatat 5 2,6

Total 196 100

Berdasarkan tabel 5.13. dapat dilihat bahwa berdasarkan status haid penderita mioma uteri yang tercatat 97,4% dan tidak tercatat 2,6%.


(60)

Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan status haid tercatat di Rumah sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel ini.

Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Status Haid Tercatat yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008

Status Haid Tercatat f Proporsi (%)

Masih haid 185 96,9

Tidak haid lagi 6 3,1

Total 191 100

Berdasarkan tabel 5.14. dapat dilihat berdasarkan status haid tercatat penderita mioma uteri yang tertinggi adalah haid 96,9% dan yang tidak haid lagi 3,1%.

Karakteristik penderita yang tidak haid lagi: berusia 52 tahun selain menderita mioma uteri juga mengalami tumor ovarium berdarah, penderita berumur 53 tahun selain menderita mioma juga menderita keratinizing squamous ceeca, perdarahan ovarium, peradangan kronik dan telah melakukan operasi miomektomi 3 tahun yang lalu, penderita berumur 55 tahun mengalami perdarahan yang mengakibatkan anemia, penderita berumur 60 tahun mengalami perdarahan yang mengakibatkan anemia, penderita berumur 75 tahun mengalami necrosis dan proliferasi mioma (mengalami keganasan), dan pada penderita berumur 58 tahun tidak tercatat data yang mendukung dilakukannya tindakan operatif pada penderita.


(61)

5.11. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Penatalaksanaan Medis

Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan penatalaksanaan medis yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.15. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Penatalaksanaan Medis yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008

Penatalaksanaan Medis f Proporsi (%)

Pengobatan Konservatif 6 3,1

Pengobatan Operatif 190 96,9

Total 196 100

Berdasarkan tabel 5.15. dapat dilihat bahwa penatalaksanaan medis tertinggi pengobatan operatif 96,9% dan pengobatan konservatif 3,1%.

5.12. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Mioma Uteri

Lama rawatan rata-rata penderita mioma uteri yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.16. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Mioma Uteri yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008

Lama Rawatan Rata-rata

Mean 5,26

SD (Standar Deviasi) 1,629

95% Confidence Interval 5,03-5,49

Coefisien of Variation (CoV) 30,97%

Minimum 2 Maksimum 13

Berdasarkan tabel 5.16. dapat dilihat bahwa rata-rata lama rawatan adalah 5,26 hari (5 hari). Standard Deviation (SD) 1,629 hari dan nilai dari Coefisien of


(62)

Variation (CoV) sebesar 30,97%, dimana lama rawatan paling singkat adalah 2 hari sedangkan yang paling lama adalah 13 hari.

5.13. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.17. Distribusi Proporsi Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008

Keadaan Sewaktu Pulang f Proporsi (%) Pulang sembuh/pulang berobat jalan 190 96,9

PAPS 6 3,1

Total 196 100

Berdasarkan tabel 5.17. dapat dilihat bahwa berdasarkan keadaan sewaktu pulang, proporsi tertinggi pulang sembuh/pulang berobat jalan 96,9%.


(1)

Count 3 6 3 0 12

Expected Count 4.9 4.9 1.8 .3 12.0

% within Keluhan Penderita

25.0% 50.0% 25.0% .0% 100.0%

% within Letak Mioma

4.4% 8.8% 12.0% .0% 7.3%

Tanda penekanan

% of Total 1.8% 3.6% 1.8% .0% 7.3%

Count 16 12 8 3 39

Expected Count 16.1 16.1 5.9 .9 39.0

% within Keluhan Penderita

41.0% 30.8% 20.5% 7.7% 100.0%

% within Letak Mioma

23.5% 17.6% 32.0% 75.0% 23.6%

Kombinasi

% of Total 9.7% 7.3% 4.8% 1.8% 23.6%

Count 68 68 25 4 165

Expected Count 68.0 68.0 25.0 4.0 165.0

% within Keluhan Penderita

41.2% 41.2% 15.2% 2.4% 100.0%

% within Letak Mioma

100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Total

% of Total 41.2% 41.2% 15.2% 2.4% 100.0%

Chi-Square Tests Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 16.886a 9 .051

Likelihood Ratio 17.880 9 .037

Linear-by-Linear Association 6.095 1 .014

N of Valid Cases 165

a. 8 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,29.

Crosstabs

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Penatalaksanaan Medis * Letak Mioma


(2)

Penatalaksanaan Medis * Letak Mioma Crosstabulation Letak Mioma Mioma

submukosum

mioma intramural

Mioma

subserosum Kombinasi Total

Count 2 2 0 0 4

Expected Count 1.6 1.6 .6 .1 4.0

% within Penatalaksanaa n Medis

50.0% 50.0% .0% .0% 100.0%

% within Letak Mioma

2.9% 2.9% .0% .0% 2.4%

Pengobatan Konservatif

% of Total 1.2% 1.2% .0% .0% 2.4%

Count 66 66 25 4 161

Expected Count 66.4 66.4 24.4 3.9 161.0

% within Penatalaksanaa n Medis

41.0% 41.0% 15.5% 2.5% 100.0%

% within Letak Mioma

97.1% 97.1% 100.0% 100.0% 97.6% Penatalaksanaan

Medis

Pengobatan Operatif

% of Total 40.0% 40.0% 15.2% 2.4% 97.6%

Count 68 68 25 4 165

Expected Count 68.0 68.0 25.0 4.0 165.0

% within Penatalaksanaa n Medis

41.2% 41.2% 15.2% 2.4% 100.0%

% within Letak Mioma

100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total

% of Total 41.2% 41.2% 15.2% 2.4% 100.0%

Chi-Square Tests Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square .874a 3 .832

Likelihood Ratio 1.567 3 .667

Linear-by-Linear Association .549 1 .459

N of Valid Cases 165

a. 5 cells (62,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,10.


(3)

Crosstabs

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Penatalaksanaan Medis * Status haid

191 97.4% 5 2.6% 196 100.0%

Penatalaksanaan Medis * Status haid Crosstabulation Status haid Haid

Tidak haid

lagi Total

Count 6 0 6

Expected Count 5.8 .2 6.0

% within Penatalaksanaan Medis 100.0% .0% 100.0%

% within Status haid 3.2% .0% 3.1%

Pengobatan Konservatif

% of Total 3.1% .0% 3.1%

Count 179 6 185

Expected Count 179.2 5.8 185.0

% within Penatalaksanaan Medis 96.8% 3.2% 100.0%

% within Status haid 96.8% 100.0% 96.9%

Penatalaksanaan Medis

Pengobatan Operatif

% of Total 93.7% 3.1% 96.9%

Count 185 6 191

Expected Count 185.0 6.0 191.0

% within Penatalaksanaan Medis 96.9% 3.1% 100.0% % within Status haid 100.0% 100.0% 100.0% Total


(4)

Chi-Square Tests Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .201a 1 .654

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .389 1 .533

Fisher's Exact Test 1.000 .824

Linear-by-Linear Association .200 1 .655

N of Valid Cases 191

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,19. b. Computed only for a 2x2 table

Crosstabs

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Penatalaksanaan Medis * Paritas


(5)

Penatalaksanaan Medis * Paritas Crosstabulation Paritas Nullipara Primipara Multipara

Grandemulti

para Total

Count 0 1 2 0 3

Expected Count .3 .3 2.0 .4 3.0

% within

Penatalaksanaan Medis

.0% 33.3% 66.7% .0% 100.0%

% within Paritas .0% 7.7% 2.2% .0% 2.2%

Pengobatan Konservatif

% of Total .0% .7% 1.4% .0% 2.2%

Count 14 12 91 19 136

Expected Count 13.7 12.7 91.0 18.6 136.0

% within

Penatalaksanaan Medis

10.3% 8.8% 66.9% 14.0% 100.0%

% within Paritas 100.0% 92.3% 97.8% 100.0% 97.8% Penatalaksa

naan Medis

Pengobatan Operatif

% of Total 10.1% 8.6% 65.5% 13.7% 97.8%

Count 14 13 93 19 139

Expected Count 14.0 13.0 93.0 19.0 139.0

% within

Penatalaksanaan Medis

10.1% 9.4% 66.9% 13.7% 100.0%

% within Paritas 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Total

% of Total 10.1% 9.4% 66.9% 13.7% 100.0%

Chi-Square Tests Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 2.613a 3 .455

Likelihood Ratio 2.585 3 .460

Linear-by-Linear Association .153 1 .695

N of Valid Cases 139

a. 4 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,28.


(6)

T-Test

Group Statistics

Keadaan Sewaktu Pulang N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Pulang sembuh/pulang berobat

jalan

190 5.33 1.590 .115

lama Rawatan

PAPS 6 3.00 1.265 .516

201

Independent Samples Test Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference F Sig. t df

Sig. (2-tailed) D

Std. Error

Difference Lower Upper Equal variances

assumed

.186 .666 3.552 194 .000 2.3 32

.656 1.037 3.626

lama Rawatan

Equal variances not assumed

4.406 5.511 .006 2.3 32