Pembuatan Asam Oksalat dari Batang Eceng

Pembuatan Asam Oksalat dari Batang Eceng Gondok

Disusun oleh :

Jennifer Adelia Latif

XIIB / 11

Joel Darren Permana

XIIB / 12

Johanes

XIIB / 13

Jordan Sebastian

XIIB / 14

Josephine Vania Josary


XIIB / 15

SMA Santo Aloyius
Jalan Sultan Agung no. 4
Bandung
2016

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................... i
LATAR BELAKANG....................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Rumusan Masalah......................................................................................................
1
1.2 Tujuan......................................................................................................................... 1
1.3 Manfaat....................................................................................................................... 1
1.4 Alasan......................................................................................................................... 1
BAB 2 MATERI DAN PEMBAHASAN
2.1


Materi..........................................................................................................................

2
2.1.1 Gulma.................................................................................................................. 2
2.1.1.1 Pengertian..................................................................................................... 2
2.1.1.2 Sifat dan Keberadaan...................................................................................
2
2.1.1.3 Macam-macam gulma.................................................................................. 2
2.1.2 Eceng Gondok.....................................................................................................
3
2.1.2.1 Klasifikasi.......................................................................................................
3
2.1.2.2 Habitat.............................................................................................................
4
2.1.2.3 Dampak Negatif..............................................................................................
4
2.1.3 Hemiselulosa.......................................................................................................
4
2.1.3.1 Pengertian..................................................................................................... 4

2.1.3.2 Komponen Penyusun...................................................................................
5
2.1.3.3 Perbedaan dengan Selulosa........................................................................
5
2.1.4 Senyawa Organik................................................................................................
5
2.1.4.1 Pengertian..................................................................................................... 5
2.1.4.2 Perbedaan dengan Senyawa Anorganik.....................................................
5

ii

2.1.5 Asam Oksalat......................................................................................................
5
2.1.5.1 Pengertian..................................................................................................... 5
2.1.5.2 Identifikasi dan Sifat.....................................................................................
6
2.1.6 Alkali.................................................................................................................... 6
2.1.6.1 Pengertian..................................................................................................... 6
2.1.6.2 Identifikasi dan Sifat.....................................................................................

6
2.2 Alat dan Bahan..........................................................................................................
7
2.2.1 Alat.................................................................................................................... 7
2.2.2 Bahan................................................................................................................
8
2.3 Cara Kerja..................................................................................................................
8
2.4

Pembahasan...............................................................................................................

8
BAB 3 KESIMPULAN SEMENTARA DAN INOVASI
3.1 Kesimpulan................................................................................................................. 9
3.2 Inovasi......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................... 10

i


LATAR BELAKANG

Asam Oksalat yang mempunyai banyak kegunaan, antara lain untuk menetralkan kelebihan
alkali pada pencucian dan sebagai bleaching, sebagai bahan pencampur zat warna dalam industri
tekstil dan cat, dimana kebutuhannya sampai saat ini masih mengimpor dari luar negeri. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kadar Asam Oksalat yang terkandung dalam batang eceng gondok,
metode yang digunakan adalah peleburan hemiselulosa (suatu polisakarida lain yang terdapat dalam
tumbuhan dan tergolong senyawa organik) dengan pelarut alkali (NaOH).
Pemilihan tumbuhan batang eceng gondok ini didasarkan pada pertimbangan – pertimbangan
berikut ini : Tumbuhan eceng gondok merupakan jenis tumbuhan yang banyak dijumpai di Indonesia
serta dari segi ekonomi tumbuhan eceng gondok harganya relatif murah.
Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap
sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok ternyata juga mempunyai
beberapa manfaat antara lain sebagai bahan untuk kerajinan, sebagai adsorben logam yang
berbahaya dan juga sebagai pakan ternak, namun sampai sekarang eceng gondok tetap dianggap
sebagai tumbuhan pengganggu.

Eceng gondok sebenarnya mengandung lignoselulosa, sedangkan selulosa merupakan
bahan untuk pembuatan kertas, selain itu, dengan kandungan selulosanya, eceng gondok bisa juga


ii

digunakan sebagai bahan pembuatan bioetanol yang sekarang ini amat diperlukan untuk mengatasi
berkurangnya produksi minyak dunia.

Dari bagian-bagian eceng gondok yang ada, yang akan saya gunakan adalah bagian batang,
mengapa? Karena batang eceng gondok memiliki konsentrasi hemiselulosa paling banyak dari bagian
yang lain, sehingga Asam Oksalat yang terbentuk akan lebih banyak.

Bab 1
PENDAHULUAN
1.1 Rumusan Masalah
Makalah ini memiliki rumusan masalah seperti berikut :
1. Dapatkah batang eceng gondok menjadi 100% Asam Oksalat (H2C2O4)?
2. Dibutuhkan berapa banyak batang eceng gondok untuk menghasilkan Asam
Oksalat yang mempunyai kualitas yang baik?
3. Apakah perbandingan antara batang eceng gondok dengan NaOH berpengaruh?
4. Berapa banyak kadar alkali yang baik untuk pembuatan Asam Oksalat?
5. Apakah ada pelarut yang dapat membuat batang eceng gondok menjadi Asam
Oksalat selain alkali yaitu NaOH?

6. Apakah ada perbedaan hasil dengan menggunakan saringan yang berbeda?

1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan eceng gondok sebagai keuntungan untuk
kehidupan sehari-hari. Menghasilkan Asam Oksalat dengan kualitas yang baik.

1.3 Manfaat
Kegunaan batang eceng gondok sebagai Asam Oksalat adalah sebagai berikut :

i

1. Menetralkan kelebihan alkali pada pencucian dan bleaching.
2. Bahan pencampur zat warna dalam industri tekstil dan cat.

1.4 Alasan
Sampai saat ini eceng gondok masih dianggap sebagai gulma, yaitu tumbuhan yang
mengganggu. Maka dari itu berbagai cara dilakukan untuk menanggulangi tumbuhan ini.
Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkannya dengan cara mengubahnya menjadi
salah satu senyawa organik yang ada yaitu Asam Oksalat (H2C2O4). Selain itu Asam Oksalat
sendiri memiliki kegunaan, yaitu, dapat menetralkan kelebihan alkali dalam pencucian dan

bleaching, lalu sebagai bahan pencampur zat warna dalam industri tekstil dan cat. Yang
dimana sampai saat ini dengan kebutuhan yang tinggi dan keberadaan yang belum
mendukung membuat Indonesia mengimpor Asam Oksalat.

BAB II
MATERI DAN PEMBAHASAN

2.1 Materi

2.1.1

Gulma

2.1.1.1 Pengertian
Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan
pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.

2.1.1.2 Sifat dan Keberadaan
Batasan gulma bersifat teknis dan plastis. Teknis, karena berkait dengan
proses produksi suatu tanaman pertanian. Keberadaan gulma menurunkan hasil

karena mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi. Plastis,
karena batasan ini tidak mengikat suatu spesies tumbuhan. Pada tingkat tertentu,
tanaman berguna dapat menjadi gulma. Sebaliknya, tumbuhan yang biasanya
dianggap gulma dapat pula dianggap tidak mengganggu. Contoh, kedelai yang
tumbuh di sela-sela pertanaman monokultur jagungdapat dianggap sebagai gulma,
namun pada sistem tumpang sari keduanya merupakan tanaman utama. Meskipun

ii

demikian,

beberapa

jenis

tumbuhan

dikenal

sebagai


gulma

utama,

seperti teki dan alang-alang.

2.1.1.3 Macam-macam Gulma
Macam-macam gulma:
Berdasarkan siklus hidup :


Gulma setahun.



Gulma dua tahun.




Gulma tahunan.

Berdasarkan cara berkembangbiak :


Simple perennial.



Creeping perennial.

Berdasarkan habitat :


Gulma darat.



Gulma air.

Berdasarkan tempat tumbuh :


Tanah sawah.



Tanah kering atau tegalan.



Tanah perkebunan besar.

Berdasarkan morfologi:


Teki-tekian.



Rumput-rumputan.



Gulma daun kembar.



Gulma pakis-pakisan.

Berdasarkan asalnya :

2.1.2



Gulma obligat.



Gulma fakultatif.

Eceng Gondok

2.1.2.1 Klasifikasi

i

Kerajaan

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Liliopsida

Ordo

: Commelinales

Famili

: Pontederiaceae

Genus

: Eichhornia

Spesies

: Eichhornia crassipes

2.1.2.2 Habitat
Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran
air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini dapat
beradaptasi dengan perubahan yang ekstrem dari ketinggian air, arus air, dan
perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air.
Pertumbuhan eceng gondok yang cepat terutama disebabkan oleh air yang
mengandung

nutrien

yang

akan nitrogen, fosfat dan potasium.

tinggi,
Kandungan

terutama
garam

dapat

yang

kaya

menghambat

pertumbuhan eceng gondok seperti yang terjadi pada danau-danau di daerah pantai
Afrika Barat, di mana eceng gondok akan bertambah sepanjang musim hujan dan
berkurang saat kandungan garam naik pada musim kemarau. Eceng gondok
termasuk dalam gulma air.

2.1.2.3 Dampak Negatif
Akibat-akibat negatif yang ditimbulkan eceng gondok antara lain:

ii



Meningkatnya evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya air melalui daundaun tanaman), karena daun-daunnya yang lebar dan serta pertumbuhannya
yang cepat.



Menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga
menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air (DO: Dissolved
Oxygens).



Tumbuhan eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan
sehingga mempercepat terjadinya proses pendangkalan.



Mengganggu lalu lintas (transportasi) air, khususnya bagi masyarakat yang
kehidupannya

masih

tergantung

dari

sungai

seperti

di

pedalaman Kalimantan dan beberapa daerah lainnya.

2.1.3



Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia.



Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan.

Hemiselulosa

2.1.3.1 Pengertian
Hemiselulosa merupakan suatu polisakarida lain yang terdapat dalam
tumbuhan dan tergolong senyawa organik.

2.1.3.2 Komponen Penyusun
Komponen

utama

hemiselulosa

pada Dicotyledoneae didominasi

oleh xiloglukan, sementara pada Monocotyledoneae komposisi hemiselulosa lebih
bervariasi.

Pada gandum,

ia

didominasi

oleh arabinoksilan,

sedangkan

pada jelai dan haver didominasi oleh beta-glukan.

Monomer penyusun hemiselulosa biasanya adalah rantai D-glukosa,
ditambah dengan berbagai bentuk monosakarida yang terikat pada rantai, baik
sebagai cabang atau mata rantai, seperti D-mannosa, D-galaktosa, D-fukosa,
dan pentosa-pentosa seperti D-xilosa dan L-arabinosa.

i

2.1.2.3 Perbedaan dengan Selulosa
Perbedaan hemiselulosa dengan selulosa yaitu hemiselulosa mudah larut
dalam alkali tapi sukar larut dalam asam, sedang selulosa adalah sebaliknya.
Hemiselulosa juga bukan merupakan serat-serat panjang seperti selulosa. Hasil
hidrolisis selulosa akan menghasilkan D-glukosa, sedangkan hasil hidrolisis
hemiselulosa akan menghasilkan D-xilosa dan monosakarida lainnya.

2.1.4

Senyawa Organik

2.1.4.1 Pengertian
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang
molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon.

2.1.4.2 Perbedaan dengan Senyawa Anorganik
Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada/tidaknya ikatan
karbon-hidrogen. Sehingga, asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam
format, asam lemakpertama, organik.

2.1.5

Asam Oksalat

2.1.5.1 Pengertian
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2C2O4 dengan
nama sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling sederhana ini biasa
digambarkan dengan rumus HOOC-COOH.

2.1.5.2 Identifikasi dan Sifat

Merupakan asam organik yang relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat
daripada asam asetat. Di-anionnya, dikenal sebagai oksalat, juga agen
pereduktor.

ii

Nama IUPAC : Asam etanadioat
Nama lain
: Asam Oksalat

Nomor CAS
PubChem
Nomor EINECS
DrugBank
KEGG
MeSH
ChEBI
ChemSpider
Nomor RTECS
Kode ATC
SMILES
Referensi Beilstein
Referensi Gmelin
3DMet

Identifikasi
144-62-7
971
205-634-3
DB03902
C00209
Oxalic+acid
16995
946
RO2450000

Rumus Kimia
Massa Molar
Penampilan
Densitas
Titik Lebur
Kelarutan dalam Air
Keasaman (pKa)

2.1.6

C(=O)(C(=O)O)O
385686
2208
B00059

Sifat
C2H2O4
90.03 g mol−1
Kristal Putih
1,90 g cm-3
90 g dm-3 (pada 20 °C)
1,38; 4,28

Alkali

2.1.6.1 Pengertian

i

Logam alkali adalah kelompok unsur kimia pada Golongan 1 tabel periodik,
kecuali hidrogen.

2.1.6.2 Identifikasi dan Sifat
Logam alkali terdiri dari: litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb),
sesium (Cs), dan fransium (Fr). Semua unsur pada kelompok ini sangat reaktif
sehingga secara alami tidak pernak ditemukan dalam bentuk tunggal. Untuk
menghambat rektivitas, unsur-unsur logam alkali harus disimpan dalam medium
minyak.

Nama golongan IUPAC

:1

Nama berdasarkan unsur

: Golongan litium

Nama Trivial

: logam alkali

Nama golongan CAS

: 1A

Nomor IUPAC lama

: 1A

2.2 Alat dan Bahan

2.2.1

2.2.2

Alat


Pembakar spiritus.



Pisau.



Gelas ukur.



Gelas beaker.



Mixer.



Batang pengaduk.



Tissue.



Lap.



Talenan.



Timbangan.



Kertas saring.



Penyaring.

Bahan






Batang eceng gondok.
NaOH.
CaCl2 .
H2SO4.
Air suling.

ii

2.3 Cara Kerja
Cara kerja pembuatan Asam Oksalat :



Timbang batang eceng gondok sebanyak x gram.



Tambahkan pelarut alkali (NaOH) dengan perbandingan yang berbeda-beda.



Campuran dengan memasukkan kedalam tabung reaksi.



Panaskan diatas pembakar spiritus selama 1 jam.



Putar tabung reaksi selagi di panaskan.



Hasil peleburan dilarutkan dengan air panas.



Tambahkan 50 ml CaCl2.



Larutkan endapan dalam 100 ml H2SO4.



Saring dengan penyaring dan dianalisis kadar Asam Oksalatnya.

2.4 Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk memanfaatkan eceng gondok sebagai
keuntungan

untuk

kehidupan

sehari-hari.

Selain

itu

untuk

membuat

atau

menghasilkan Asam Oksalat dengan kualitas yang baik. Mengapa menggunakan
bagian batang eceng gondok? Karena batang eceng gondok yang mampu
mengeluarkan hemiselulosa paling banyak dari bagian yang lain.

Dari percobaan yang dilakukan, seharusnya mendapat hasil yang baik.
Perbedaan perbandingan mempengaruhi hasil dari Asam Oksalat yang terbentuk.
Putaran yang digunakan saat menggunakan mixer juga berpengaruh kepada hasil.

i

BAB III
KESIMPULAN SEMENTARA DAN INOVASI

3.1 Kesimpulan
Dengan menggunakan batang eceng gondok sebagai bahan dasar dari pembuatan
asam oksalat, menjadikan eceng gondok sebagai keuntungan untuk kehidupan sehari-hari.
Dan asam oksalat yang terbentuk mempunyai kualitas yang cukup baik.

ii

3.2 Inovasi
Penggunaan pelarut alkali bisa diganti, dengan senyawa lain di golongan 1A kecuali
hirdrogen. Ada beberapa bahan dasar untuk membuat Asam Oksalat. Diantaranya dengan
menggunakan sekam padi, ampas tebu, sukrosa, gula pasir, dan kulit ubi jalar.

DAFTAR PUSTAKA



https://id.wikipedia.org/wiki/Eceng_gondok



https://id.wikipedia.org/wiki/Hemiselulosa



http://iepoktarina.blogspot.co.id/2009/11/apa-itu-hemiselulosa.html



https://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_organik



http://kelanamayaku.blogspot.co.id/2014/09/makalah-enceng-gondok.html

i



http://rika0502.blogspot.co.id/2012/05/pembuatan-asam-oksalat-dari-batang.html



https://id.wikipedia.org/wiki/Gulma



https://suvisutrisno93.wordpress.com/jenis-jenis-gulma/

ii