Konsep Dasar Kinerja Angkutan Umum

Konsep Dasar Kinerja Angkutan Umum
Definisi
Konsep kinerja disini mencakup dua arti, yaitu efektifitas dan efisiensi.Efektifitas
meliputi penilaian terhadap hasil dari suatu sistempelayanan sedangkan efisiensi
merupakan ukuran penilaian terhadapcara atau alat untuk mencapai hasil
tersebut. Ukuran efektifitasdigunakan untuk membandingkan hasil akhir dan
dampak pelayananterhadap obyektif yang telah ditetapkan. Sedangkan ukuran
efisiensidigunakan untuk mengevaluasi suatu sistem dengan
caramembandingkan hasil dengan usaha yang dilakukan untukmemperoleh hasil
tersebut. Pada dasarnya, peningkatan efisiensidapat diartikan sebagai cara
untuk meminimasi biaya ( cost )Untuk menilai atau mengukur obyek suatu sudut
pandang,digunakan indikator, yaitu sebagai alat untuk menunjukkan kualitas
obyek yang akan dievaluasi. Indikator umumnya berbentuk ratio(angka
perbandingan) yang terdiri dari angka-angka yang diperolehdari sistem informasi
maupun data base, baik dari segi keuangan(biaya, pendapatan) maupun dari
segi operasional (jumlah perjalanan,waktu tempuh)
Aplikasi Pada Jaringan Angkutan Umum
Bagi penyelenggara angkutan umum (agen) maupun pembuatkeputusan, ukuran
kinerja merupakan hal yang sangat penting, yaituuntuk :Menunjukkan apakah
ada pengelola angkutan umum mengelola jaringannya dengan benar ( efisien )
Menilai apakah jaringan tersebut efektif sesuai dengan obyektif yangtelah

ditetapkanMenilai pengaruh jaringan terhadap lahan lain yang terkena dampak
Indikator Kinerja dan PengaruhDua perspektif Dasar Indikator
Indikator kinerja dapat dikelompokkan dalam :Indikator bagi efisiensi
sistemIndikator bagi efektifitas sistemIndikator efisiensi didefinisikan sebagai
hubungan antara biaya(sebagai input) dengan pelayanan / operasi (sebagai
output). Termasuk dalam indikator efisiensi ini adalah indikator efisiensi
sistemsecara keseluruhan, pemanfaatan resourse serta
pemanfaatanarmada.Indikator efektifitas secara umum menggambarkan
kemampuanoperasi angkutan umum untuk memenuhi obyektif yang telah
ditetapkan Delapan Perspektif Kinerja
Delapan pihak yang berkaitan dengan Kinerja Angkutan Umum, yaitu :Pengelola
angkutan umumPengelola kotaPembuat kebijakanPerencana daerahPengelola
sistem lalu lintasPemerintah pusat dan daerah (koordinasi)Pengguna angkutan
umumMasyarakat peneliti
Parameter dan Data Kinerja
Dalam evaluasi kinerja, cara pendekatan untuk mendesain datamaupun
mengumpulkan data yang merupakan hal yang sangatpenting karena indikator
hanya berlaku untuk data dan informasi yangdigunakan untuk menetukan
indikator tersebut. Selain itu juga karenapembuatan data - base merupakan
pekerjaan yang sangat memakanwaktu dan biaya.Data yang menggambarkan

sistem transportasi dapat diperoleh daridua sumber, yaitu dari administrasi dan
sistem akutansi keuangan dari“ market “ transportasi.
Indikator Kinerja dan Penggunaannya

Indikator kinerja berguna untuk memprediksi dampak dari suatukeputusan,
selain itu juga untuk memonitor bagian dari suatu sistemyang berada dalam
keadaan kritis dan membutuhkan suatutundakan . Indikator memiliki
keterbatasan - keterbatasan karenaindikator bersifat unique untuk tiap-tiap
sistem dan memeilikiperbedaan dalam prosese perencanaan maupun
pengembilankeputusannya. Oleh karenanya, indikator perlu dibuat dalam
suatupaket dan disesuaikan dengan lingkunga dari sistem.
Dalampemanfaatannya indikator kinerja, salah satunya sebagai alatpembanding
bagi operator operator di daerah yang berbeda, perludilakukan penyesuaian
terhadap kondisi lokal daerah masing masing.Sehingga indikator tersebut tidak
salah diterjemahkan.Kondisi lokal meliputi :Ukuran dan kepadatan kota
Ratio pemilikan kendaraan
Modal split (penggunaan jenis moda)
Kapasitas jaringan jalan
Kebijakan parkir,Ratio jam sibuk
Sistem tarif Peraturan ketenagakerjaan Jarak antar perhentian bis Jenis

pelayanan
 Kondisi geografiFaktor sejarah






RANGKUMAN
Indikator kinerja dan standard-standard memungkinkan untukmelakukan
evaluasi yang efektif dari suatu sistem pelayanan yangsudah ada atau yang
akan dibuat. Indikator-indikator yang dibuatadalah sesuai dengan perspektif
pembuatnya serta tergantung kepadakondisi lokal.

INDIKATOR KINERJA OPERASIONAL ANGKUTAN UMUM
1) Faktor Muat (Load Factor) Yaitu rasio perbandingan antara jumlah penumpang yang
diangkut dalam kendaraan terhadap jumlah kapasitas tempat duduk penumpang di dalam
kendaraan pada periode waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam persen. Semakin besar
nilai load factor melebihi angka 1 akan semakin buruk pula kinerjanya. Nilai load factor 1
adalah merupakan nilai maksimum yang ideal. Rumus untuk menghitung faktor muat adalah:

LF = Jumlah penumpang yang terangkut X 100% Kapasitas tempat duduk penumpang
Keterangan : LF = Load Factor Dalam indikator load factor dihitung pada saat jam sibuk dan
jam tidak sibuk
2) Kecepatan Perjalanan Yaitu rata-rata kecepatan kendaraan dari titik awal keberangkatan
hingga titik akhir rute. Menurut Purniawan (2009: 26), kecepatan angkutan umum
menggambarkan waktu yang diperlukan oleh pemakai jasa untuk mencapai tujuan perjalanan.
Termasuk di dalamnya waktu menunggu penumpang untuk naik turun. Secara umum
kinerjanya akan lebih baik apabila kecepatan perjalanan tinggi. Rumus untuk menghitung
kecepatan adalah: v=S/T Keterangan: V = Kecepatan (km/jam) S = Jarak (km) T = Waktu
(jam)
3) Waktu Antara (Headway) Headway merupakan waktu antara satu kendaraan dengan
kendaraan yang lain yang bermuatan di belakangnya pada satu rute, atau selisih waktu

kedatangan antara satu kendaraan dengan kendaraan berikutnya, biasanya pada bus stop
(dalam menit).
4) Waktu Tempuh Merupakan waktu perjalanan dari titik awal rute sampai ke titik akhir rute.
Biasanya waktu operasi diperoleh berdasarkan dari hasil survei di lapangan.
5) Waktu Pelayanan Merupakan waktu selama kendaraan dalam suatu trayek masih
beroperasi. Waktu dihitung dari awal kendaraan beroperasi pada pagi hari hingga terakhir
kendaraan beroperasi pada sore atau malam harinya.

6) Frekuensi Kendaraan Merupakan jumlah keberangkatan kendaraan bus kota yang melewati
pada satu titik tertentu (misal bus stop) dalam satuan kendaraan per jam atau per hari
7) Jumlah Kendaraan yang Beroperasi Persentase jumlah kendaraan yang beroperasi dengan
jumlah kendaraan yang diijinkan oleh pemerintah untuk beroperasi.
8) Waktu Tunggu Penumpang Merupakan waktu yang diperlukan oleh penumpang mulai dari
tempat pemberhentian sampai dengan memperoleh angkutan.
9) Awal dan Akhir Waktu Pelayanan Merupakan waktu angkutan umum mulai beroperasi
sampai dengan waktu untuk mengakhiri operasinya