Konsumsi Sayur, Buah, dan Sumbangannya Terhadap Kecukupan Serat Anak Usia Prasekolah Pada Keluarga Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung, Kota Tanjungbalai Tahun 2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Anak merupakan harta yang tak ternilai harganya yang kelak akan

menjadi pewaris dan penerus, begitu juga untuk menjadikan suatu bangsa menjadi
lebih baik kedepannya. Ia akan menjadi tumpuan dan harapan bagi bangsa. Agar
harapan tersebut tidak hanya sekedar menjadi harapan belaka, maka dalam hal ini
dibutuhkan perhatian khusus kepada faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak adalah lingkungan (baik sosial maupun non sosial), keluarga (pola asuh
kepada anak), dan juga derajat kesehatan. Selain itu juga perlu diperhatikan
makanan yang dikonsumsi oleh anak tersebut dalam menunjang tumbuh
kembangnya dan untuk mendapatkan derajat kesehatan yang baik.
Anak yang menjadi pewaris, penerus dan harapan bangsa tersebut
termasuk didalamnya adalah anak usia prasekolah. Pada Peraturan Menteri
Kesehatan (PerMenKes) no 75 tahun 2013 dikatakan bahwa yang termasuk dalam
kelompok anak usia prasekolah adalah anak yang berusia 4-6 tahun. Usia ini
merupakan usia ketika mulai mengalami fase sulit makan. Pada usia ini anak-anak

sudah mulai picky terhadap makanan. Umumnya mereka menyukai makanan yang
manis-manis dan gurih.Makanan yang gurih dan mengandung banyak gula,
lemak, pewarna, serta pengawet makanan. Selain itu, di era globalisasi saat ini
tinggi peredaran makanan fastfood dan junkfood yang rendah serat dan jajanan
yang minim akan nutrisi mudah untuk dijangkau oleh anak juga ditambah dengan
minimnya ruang gerak anak turut menjadi penyebab banyak anak yang ketika

Universitas Sumatera Utara

berusia sekolah sudah ada yang mulai mengalami obesitas. Konsumsi pangan
seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah kemampuan
ekonomi, ketersediaan, serta pengetahuan seseorang (Riskesdas 2013). Kebiasaan
makan dapat juga mulai terbentuk dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga.
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang mengenalkan anak tentang
berbagai perkara dalam kehidupannya, termasuk mengenai gizi seimbang,
interaksi dengan masyarakat yang lebih luas, juga dalam pola konsumsi sayur dan
buah yang mampu menunjang terpenuhinya kecukupan serat pada anak. Keluarga,
terutama orangtua sangat berperan dalam hal penyediaan makanan bagi anaknya,
termasuk dalam hal konsumsi sayur dan buah, untuk membantu terpenuhinya
kecukupan serat pada anak usia prasekolah.

Sayur merupakan salah satu kelompok pangan dalam penggolongan
Food and Agriculture Organization (FAO), yang dikenal dengan Desirable
Dietary Paitern (Pola Pangan Harapan) (Karsin, 2004). Sayur dan buah memiliki

banyak manfaat kesehatan dan berperan sangat penting dalam menu makanan
seimbang. Sayur lebih banyak mengandung mineral dibandingkan dengan buah.
Umumnya, sayur dan buah memiliki kalori yang rendah dan merupakan sumber
serat dan mikronutrien seperti vitamin dan mineral. Beberapa sayur dan buah juga
mengandung senyawa flavonoid yang dapat membantu mencegah kenaikan berat
badan serta mengurangi resiko obesitas.Anjuran untuk mengonsumsi sayur dan
atau buah minimal 5 porsi per hari selama tujuh hari dalam seminggu, konsumsi
sayur dan buah dikatakan cukup bila memenuhi porsi diatas dan dikatakan kurang
apabila tidak memenuhi 5 porsi per hari selama 7 hari dalam seminggu. Namun

Universitas Sumatera Utara

prevalensi kurang makan sayur dan buah di Indonesia sangat tinggi, yakni 93,6%
(Riskesdas 2013) atau secara nasional konsumsi sayur dan buah penduduk
Indonesia pada tahun 2007 sekitar 79% dari anjuran.
Almatsier (2009) menyebutkan porsi buah yang dianjurkan sehari untuk

orang dewasa adalah sebanyak 200-300 gram (2-3 potong per hari) dan porsi
sayuran dalam bentuk tercampur yang dianjurkan sehari adalah 150-200 gram
yakni sebesar 11/2 - 2 mangkok per hari. Sepuluh pesan pedoman gizi seimbang di
Indonesia juga menganjurkan untuk banyak makan sayuran dan cukup buahbuahan. Hal ini disebabkan karena dengan melakukan diet yang sangat tinggi
dengan sayur dan buah maka dapat mengurangi resiko penyakit kronis seperti
penyakit jantung koroner, beberapa jenis kanker (karena sayur dan buah dapat
berfungsi sebagai antioksidan), menjaga daya tahan tubuh, serta berperan penting
dalam saluran pencernaan yang mampu mencegah konstipasi. Namun saat ini
serat belum mendapatkan perhatian khusus. Padahal, sekalipun serat hanya
dibutuhkan dalam jumlah yang kecil, juga turut menunjang dalam tercapainya
derajat kesehatan yang baik. Kecukupan serat dapat diperoleh dengan
mengonsumsi sayur dan buah.
Pentingnya mengonsumsi sayur dan buah yang merupakan sumber serat
paling banyak masih kurang disadari oleh masyarakat Indonesia khususnya
penduduk yang ada di Sumatera Utara. Di Indonesia prevalensi konstipasi adalah
sebesar 3. 857.327 jiwa pada tahun 2003. Menurut Departemen Kesehatan pada
tahun 2008 rata-rata konsumsi serat makanan per orang di Indonesia adalah 10,5

Universitas Sumatera Utara


gram. Di perkotaan rata-ratanya 9,9 gram dan di pedesaan adalah 10,7 gram per
hari.
Secara nasional tidak terjadi perubahan yang berarti antara data
Riskesdas 2007 dan 2013. Perubahan yang paling menonjol terjadi di Gorontalo,
dangan proporsi kurang konsumsi sayur dan buah semakin meningkat, dari 83,5
persen menjadi 92,5 persen. Sedangkan di Provinsi Sumatera Utara sendiri
proporsi kurang konsumsi sayur dan buah 94,5% menjadi 92,5%.
Berbagai penelitian yang pernah dilakukan untuk menggambarkan
konsumsi sayur dan buah pada anak menunjukkan bahwa konsumsi sayur dan
buah pada anak saat ini berada pada kategori kurang. Penelitian yang dilakukan
Rara (2014) pada siswa SDN 060870 Medan menunjukkan frekuensi konsumsi
sayur dan buah adalah 1 kali seminggu (27,8%), frekuensi konsumsi sayur siswa
yaitu 1 kali seminggu (19,4%). Jumlah sayur yang dikonsumsi siswa berada pada
kategori tidak cukup (81,9%) dan jumlah sayur yang dikonsumsi juga berada pada
kategori tidak cukup (61,1%). Buah yang paling banyak dikonsumsi adalah jeruk
(27,8%) dan sayur yang paling banyak dikonsumsi siswa adalah bayam dan sop
(19,4%). Kecukupan serat berada pada kategori kurang, yakni sebesar 100%.
Hasil penelitian Rosidi (2012) di TK Budi Mulya Semarang
menunjukkan konsumsi sayur pada anak dalam kategori kurang yaitu 85,7%,
dengan rata-rata konsumsi sebesar 70,4 gr/hari dengan konsumsi sayur terendah

15,0 gr/hari dan konsumsi sayur tertinggi 148 gr/hari. Hasil tersebut hampir sama
dengan penelitian yang dilakukan oleh Putriana (2010) pada TK Supriyadi
Semarang bahwa sebagian besar sampel (93,6%) mengonsumsi sayur dalam

Universitas Sumatera Utara

kategori kurang dengan rata-rata konsumsi sayur 73,5 gr/hari. Jenis sayuran yang
sering dikonsumsi oleh sampel adalah bayam, wortel, kembang kol, dan kacang
panjang. Sedangkan sayur yang jarang dikonsumsi adalah sawi putih, terong,
brokoli, buncis, putren, tauge, kacang kedelai, kubis, dan gelandir.
Orangtua menginginkan anaknya memiliki kehidupan yang lebih bagus
kondisinya daripada orangtuanya pada saat ini dan juga menginginkan agar
anaknya menjadi seorang anak yang dapat dibanggakan pada hari tuanya kelak.
Hal ini bukanlah hanya sekedar falsafah belaka apabila orangtua memberikan
perhatian yang lebih terhadap tumbuh kembang anaknya, juga makanan yang
dikonsumsinya untuk memperoleh status gizi yang baik yang dapat mewujudkan
seluruh impian orangtua. Kebutuhan setiap anak berbeda pada setiap golongan
umur, sehingga setiap orangtua diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup
baik tentang hal ini. Keluarga berperan penting dalam menunjang terpenuhinya
kebutuhan gizi seluruh anggota keluarganya terlebih terhadap anak usia

prasekolah. Pembiasaan konsumsi sayur dan buah, serta cara penyajian yang
menarik akan meningkatkan minat seorang anak untuk mengkonsumsi sayur dan
buah.
Keluarga nelayan memang memiliki pola kehidupan yang unik, dimana
mereka terbiasa hanya mengkonsumsi ikan hasil tangkapannya saja sebagai menu
untuk kemudian dihidangkan kepada seluruh anggota keluarganya, sehingga
tersuasanakanlah seluruh anggota keluarga dengan kebiasaan tersebut. Latar
belakang sosial dan ekonomi (pendapatan) juga turut berperan dalam pemenuhan
kebutuhan gizi anak. Keluarga nelayan merupakan keluarga dengan mata

Universitas Sumatera Utara

pencaharian

sebagai nelayan. Nelayan sering membawa pulang ikan hasil

tangkapannya kerumah untuk dikonsumsi oleh seluruh anggota keluarganya.
Pendapatan dari hasil nelayan kurang begitu memadai untuk membeli sayur
terlebih buah yang memiliki harga yang cukup mahal. Hal ini mengakibatkan
konsumsi sayur dan buah keluarga nelayan, pada anak usia prasekolah khususnya

masih rendah dan belum memenuhi angka kecukupan serat melalui konsumsi
sayur dan buah seperti yang telah dianjurkan dalam Angka Kecukupan Gizi.
Menanamkan kebiasaan mengonsumsi makanan untuk menunjang gizi
seimbang pada anak melalui pola konsumsi pangan, konsumsi sayur dan buah
untuk memenuhi kecukupan serat pada anak adalah suatu hal yang penting.
Karena kebiasaan yang baik yang ditanamkan sejak anak masih kecil akan
menjadi kebiasaan baik pada usia anak selanjutnya.
Sayur dan buah yang dikonsumsi dalam jumlah yang cukup akan
membantu terpenuhinya kebutuhan akan serat pada anak usia prasekolah. Serat
memang dibutuhkan dalam jumlah yang kecil, saat ini pemenuhan terhadap serat
ini dipandang sebelah mata, kurang mendapatkan perhatian, atau malah
terabaikan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusharto (2005) tentang serat
makanan dan peranannya bagi kesehatan menunjukkan bahwa serat yang
dikonsumsi dalam jumlah yang tepat berfungsi dalam membantu kerja saluran
pencernaan, melancarkan pencernaan, juga dapat mencegah terjadinya kanker
kolon. Serat memberikan tekstur pada tinja, sehingga dengan dikonsumsinya serat
akan membantu membantu menghindarkan konstipasi (sembelit), serta susah

Universitas Sumatera Utara


buang air besar pada anak. Serat yang dikonsumsi dengan baik akan mencegah
terjadinya luka pada dinding usus pada anak. Inilah beberapa hal yang serius
yangperlu mendapatkan perhatian yang serius bagi seluruh orangtua yang
mencintai buah hatinya.
Masalah makanan umumnya terjadi pada anak, termasuk masalah
konsumsi sayur dan buah. Penanaman kebiasaan hidup sehat, termasuk kebiasaan
makan yang baik seharusnya dilakukan untuk anak saat anak usia prasekolah.
Keluarga, terutama ibu berperan penting dalam pembentukan kebiasaan makan
anak.
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Pulau
Buaya Kecamatan Teluk Nibung terhadap 10 anak usia prasekolah dengan
menggunakan Formulir food recall melalui ibu dari anak prasekolah tersebut
diperoleh gambaran hanya 2 dari 10 anak yang mengonsumsi buah dan sayur
dalam 4-6 kali seminggu, selebihnya hanya mengonsumsi buah dan sayur 1-3 kali
seminggu.Selain itu sangat sedikit dijumpai keluarga yang menyajikan sayur dan
buah dalam menu yang disajikan kepada anggota keluarga, ada lauk (ikan dan
sejenisnya) dalam menu saja sudah dianggap cukup, bahkan untuk menu sarapan
pagi tidak dijumpai sayur, kebanyakan hanya menyajikan nasi goreng dengan
telur goreng dengan alasan waktu yang singkat dalam menyajikan sarapan, dan

kebanyakan anak menyukai menu nasi goreng ditambah telur pada setiap paginya.
Sedangkan untuk menu makan siang dan makan malam umumnya sama. Ibu
hanya memasak menu dalam sehari dalam dua kali masak saja. Menu yang biasa
disajikan pada siang dan malam adalah lauk, seperti ikan sambal. Meskipun

Universitas Sumatera Utara

terkadang ibu menyertakan sayur dalam menunya. Namun anak mereka hanya
memilih makan dengan sambal ikan dan kuah sayur saja sehingga ibu hanya
menyediakan lauk saja dalam menu sehari- hari karena anak mereka tidak
menyukai sayur. Buah yang biasa dikonsumsi adalah jeruk dan pisang. Sedangkan
sayur yang sering dikonsumsi adalah bayam.
Berdasarkan hal inilah akhirnya penulis tertarik untuk melakukan
penelitian untuk melihat konsumsi sayur, buah, dan kecukupan serat anak usia
prasekolah yang berasal dari keluarga nelayan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah bagaimana gambaran konsumsi sayur, buah, dan sumbangan
serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat anak usia prasekolah pada keluarga
nelayan di kecamatan Teluk Nibung, kota Tanjungbalai 2016.

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
konsumsi sayur, buah, serta sumbangan serat sayur dan buah terhadap kecukupan
serat anak usia prasekolah pada keluarga nelayan di kecamatan Teluk Nibung,
kota Tanjungbalai 2016.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.

Mengetahui jenis, jumlah, dan frekuensi sayur dan buah yang dikonsumsi
anak usia prasekolah pada keluarga nelayan di Kecamatan Teluk Nibung,
Kota Tanjungbalai.

Universitas Sumatera Utara

2.

Mengetahui pengetahuan ibu tentang konsumsi sayur, buah, dan kecukupan
serat pada anak usia prasekolah pada keluarga nelayan di Kecamatan Teluk
Nibung, Kota Tanjungbalai..


3.

Mengetahui sumbangan serat sayur dan buah terhadap kecukupan serat anak
usia prasekolah pada keluarga nelayan di Kecamatan Teluk Nibung, Kota
Tanjungbalai.

1.4 Manfaat Penelitian
1.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi kepada masyarakat,
keluarga nelayan khususnya tentang konsumsi sayur, buah dan kecukupan
serat anak usia prasekolah. Sehingga dapat memberikan makanan terbaik
yang dapat menunjang tumbuh kembang anak.

2.

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi Dinas
Kesehatan Kota Tanjungbalai tentang permasalahan gizi anak usia prasekolah
yang merupakan aset bangsa.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Gambaran Konsumsi Buah, Sayur Dan Kecukupan Serat Pada Anak Sekolah Dasar Di SD Negeri 060870 Medan

1 9 77

Konsumsi Sayur, Buah, dan Sumbangannya Terhadap Kecukupan Serat Anak Usia Prasekolah Pada Keluarga Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung, Kota Tanjungbalai Tahun 2016

3 24 105

ANALISIS KEHIDUPAN ANAK USIA SEKOLAH YANG BEKERJA PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN PERJUANGAN KECAMATAN TELUK NIBUNG KOTA TANJUNGBALAI.

0 2 24

Gambaran Konsumsi Buah, Sayur Dan Kecukupan Serat Pada Anak Sekolah Dasar Di SD Negeri 060870 Medan

0 0 12

Gambaran Konsumsi Buah, Sayur Dan Kecukupan Serat Pada Anak Sekolah Dasar Di SD Negeri 060870 Medan

0 0 2

Konsumsi Sayur, Buah, dan Sumbangannya Terhadap Kecukupan Serat Anak Usia Prasekolah Pada Keluarga Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung, Kota Tanjungbalai Tahun 2016

0 0 19

Konsumsi Sayur, Buah, dan Sumbangannya Terhadap Kecukupan Serat Anak Usia Prasekolah Pada Keluarga Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung, Kota Tanjungbalai Tahun 2016

0 0 2

Konsumsi Sayur, Buah, dan Sumbangannya Terhadap Kecukupan Serat Anak Usia Prasekolah Pada Keluarga Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung, Kota Tanjungbalai Tahun 2016

0 0 25

Konsumsi Sayur, Buah, dan Sumbangannya Terhadap Kecukupan Serat Anak Usia Prasekolah Pada Keluarga Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung, Kota Tanjungbalai Tahun 2016

0 1 3

Konsumsi Sayur, Buah, dan Sumbangannya Terhadap Kecukupan Serat Anak Usia Prasekolah Pada Keluarga Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung, Kota Tanjungbalai Tahun 2016

0 0 18