PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MATA PELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD KANISIUS KADIROJO SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2011 2012

  

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM

MATA PELAJARAN PKn SISWA KELAS IV

SD KANISIUS KADIROJO SEMESTER GASAL

  

TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi PGSD

Disusun oleh:

Tri Wahyuni

  

091134167

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2012

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  Langkahku terasa sangat ringan karena Yesus selalu menuntunku.

  Senyum orangtua adalah motivasi terbesar dalam hidupku. Sebelum kita tersenyum buatlah orang lain tersenyum dulu.

  Kupersembahkan untuk :

  Tuhan Yesus yang selalu menemaniku Bapak dan Ibuku tercinta Sebagai rasa Hormat dan Baktiku Kakakku tercinta yang selalu memberikan motivasi. (Mas Eko dan Mas Dedek) Keluarga Alm. Bapak Nur Widiharyono yang selalu memberi motivasi dan dukungan Almamaterku… iv

  

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MATA PELAJARAN PKn

SISWA KELAS IV SD KANISIUS KADIROJO

  

SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012

Tri Wahyuni

Universitas Sanata Dharma

2012

  Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk untuk mengetahui apakah model pembelajaran kontektual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn Kelas IV Semester Gasal SD Kanisius Kadirojo Tahun Ajaran 2011 / 2012.

  Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Kadirojo. Subyek penelitian diambil dari siswa kelas IV yang terdiri dari 44 siswa dan obyek penelitian ini adalah prestasi belajar pada mata pelajaran PKn. Penelitian dilakukan dengan dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 20-21 Oktober 2011 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 27-28 Oktober 2011. Proses penelitian masing-masing siklus meliputi empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

  Hasil penelitian pembelajaran lembaga-lembaga dipemerintahan kabupaten menggunakan model pembelajaran kontekstual dapat mencapai hasil yang sangat memuaskan dengan melihat hasil Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditentukan oleh sekolah yaitu 65. Hasil analisis tes akhir kondisi awal nilai rata-rata kelas mencapai 60. Didapat 20 siswa (61%) belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 13 siswa (40%) sudah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hasil analisis tes akhir siklus I nilai rata-rata kelas mencapai 76 dengan target penelitian 64. Didapat 14 siswa (32%) belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 30 siswa (68%) sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hasil analisis tes akhir siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 84 dengan target penelitian 70. Didapat 6 siswa (14%) belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 38 (86%) siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

  Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran PKn siswa kelas IV SD Kanisius Kadirojo tahun ajaran 2011/ 2012.

  

Kata kunci: prestasi belajar, lembaga-lembaga pemerintahan kabupaten,

dan pendekatan kontekstual

  vii

  

ABSTRACT

  

INCREASE IN LEARNING ACHIEVEMENT THROUGH CONTEXTUAL

LEARNING MODEL IN THE PKn SUBJECT OF THE STUDENT CLASS

  

IV SD KANISIUS KADIROJO SEMESTER 1 IN THE ACADEMIC YEAR

2011 / 2012

  Tri Wahyuni Universitas Sanata Dharma

  2012 This research is a Class Action Research aimed to determine whether the model of contextual learning can improve student achievement in subjects PKn

  Class IV Semester odd SD Kanisius Kadirojo in Academic Year 2011 / 2012.

  The research was conducted in SD Kanisius Kadirojo. The research subjects drawn from the fourth grade students consisting of 44 students and the object of this study were learning achievement in the PKn subject. The study was conducted in two cycles. Cycle I held on 20-21 October 2011 and the second cycle was held on 27-28 October 2011. The research process of each cycle includes four phases, namely planning, implementation, observation and reflection.

  The results of learning institutions in the district uses contextual learning models can achieve very satisfactory results by looking at the results of exhaustiveness Minimum Criteria (KKM), which is determined by the school at

  65. The results of analysis of the initial conditions of the final test class average value reaches 60. Obtained 20 students (61%) have not reached minimum completeness criteria (KKM) and 13 students (40%) has reached the minimum completeness criteria (KKM). The results of analysis of the final test cycle I class average value reached 76 with a target of research 64. Obtained 14 students (32%) have not reached minimum completeness criteria (KKM) and 30 students (68%) have reached minimum completeness criteria (KKM). The results of analysis of the final test cycle II, the average value of the class reaches 84 with a target of research 70. Obtained 6 students (14%) have not reached minimum completeness criteria (KKM) and 38 (86%) students have reached the minimum criteria for completeness (KKM). Based on these data it can be concluded that the use of contextual learning model can improve student achievement in PKn subject fourth grade students SD Kanisius Kadirojo in academic year 2011/2012.

  

Key words: learning achievement, district institutions, and a contextual

approach.

  viii

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan kasih-Nya yang tiada henti dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang ber judul ’’ PENINGKATAN PRESTASI

  

BELAJAR MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MATA

PELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD KANISIUS KADIROJO

SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012

  ’’. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan dengan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

  Penulis menyadari bahwa dalam neyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan baik secara materil maupun spriritual dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

  1. Bapa disurga, Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Roh Kudus yang senantiasa memberikan kekuatan dan rejeki dalam menyelesaikan skripsi ini.

  2. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP, Universitas Sanata Dharma 3.

  Bapak Drs. Puji Purnomo, M. Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang selalu mendorong dan memotivasi mahasiswa PGSD untuk menyelesaikan skripsi 4. Bapak Drs. P. Wahana, M,Hum, yang dengan sabar memberikan bimbingan, motivasi serta selalu mengarahkan saya selama menyelesaikan skripsi.

  5. Para dosen dan seluruh staf sekretariat Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

  ix

  6. Ibu Th. Supartinah selaku kepala sekolah SD Kanisius Kadirojo yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian.

  7. Ibu Lestari Puji Utami, A.Ma selaku guru kelas IV SD Kanisius Kadirojo yang memberikan kesempatan pada saya untuk melakukan penelitian

  8. Keluarga besar SD Kanisius Kadirojo terutama kelas IV yang telah bersedia membantu penulis selama melakukan penelitian.

  9. Keluarga saya, Ayahanda Sarmadiono, Ibunda Sukini, Mas Eko dan Mas Dedek yang selalu mendoakan dan memberi semangat pada saya .

  10. Kakekku dan Saudara-saudaraku yang selalu mendoakan dan memberikan dukungannya.

  11. Almarhum Bapak Nur Widiharyono dan Ibu Nunuk Hardiati yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi pada saya.

  12. Seseorang yang menemani tiap langkahku hingga detik ini P. Tejo Nurhartanto terimakasih atas dukungan, doa, dan motivasi yang tiada henti.

  13. Teman-teman di Program Studi Pendidikan Guru sekolah Dasar khususnya angkatan S1 sore yang selalu memberi semangat padaku

  14. Sahabat-sahabatku yang tetap setia menemaniku dan selalu mendukungku dalam menyelesaikan skripsi.

  15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. x

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

HALAMAN MOTTO PERSEMBAHAN ....................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...........................................................

  v

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .... vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

ABSTRACT ....................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... .. xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Pembatasan Masalah ..................................................................... 3 C. Perumusan Masalah ..................................................................... 3 D. Batasan Pengertian ........................................................................ 4 E. Pemecahan Masalah ...................................................................... 5 F. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5 G. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

  xii

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Siswa ................................................................... 7 B. Pendekatan Kontekstual ................................................................ 12 C. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ............................... 31 D. Penggunaan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran PKn . 40 E. Kerangka Berfikir.......................................................................... 43 F. Hipotesis Tindakan........................................................................ 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................. 45 B. Setting Penelitian........................................................................... 46 C. Prosedur Penelitian........................................................................ 48 D. Pengumpulan Data dan Instrumen ................................................ 54 E. Analisis Data ................................................................................. 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................ 66 B. Pembahasan .................................................................................. 80 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 88 B. Saran .............................................................................................. 88

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 90

LAMPIRAN

  xiii

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1 Jadwal Penelitian ................................................................................ 47 Tabel 2 Pengumpulan Data dan Instrumen ...................................................... 54 Tabel 3 Kisi-kisi Soal Uji Validitas dan Soal Evaluasi Akhir Siklus I ........... 56 Tabel 4 Penskoran Soal Siklus I ...................................................................... 57 Tabel 5 Kisi-kisi Soal Uji Validitas dan Soal Evaluasi Akhir Siklus II .......... 58 Tabel 6 Penskoran Soal Siklus II ..................................................................... 60 Tabel 7 Kriteria Besar Koefisien Validitas ...................................................... 61 Tabel 8 Kriteria Besar Koefisien Reliabilitas .................................................. 62 Tabel 9 Analisis Data Sikus I dan Siklus II ..................................................... 64 Tabel 10 Data Kondisi Awal ............................................................................. 68 Tabel 11 Analisis Nilai Siklus I ......................................................................... 70 Tabel 12 Perbandingan Nilai Kondisi Awal dan Siklus I .................................. 72 Tabel 13 Nilai Hasil Evaluasi Siklus II ............................................................. 76 Tabel 14 Data Perbandingan Nilai Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II ......... 79 Tabel 15 Nilai evaluasi kondisi awal, siklus I dan siklus II ............................. 80 xiv

  

DAFTAR LAMPIRAN

1.

  Lampiran 1 Silabus ........................................................................... 92 2. Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran a.

  RPP Siklus I Pertemuan 1 ............................................ 99 b. RPP Siklus I Pertemuan 2 ............................................. 102 c. RPP Siklus II Pertemuan 1 .......................................... 105 d. RPP Siklus II Pertemuan 2 ........................................... 108 3. Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa a.

  LKS Siklus I Pertemuan 1 ............................................ 111 b.

  LKS Sklus I Pertemuan 2 ............................................. 112 c. LKS Sklus II Pertemuan 1 ............................................ 113 d. LKS Sklus II Pertemuan 2 ............................................ 114 4. Lampiran 4 Soal dan kunci jawaban Uji Validitas Siklus I dan II ..... 115 5. Lampiran 5 Hasil Uji Validitas dan Reliabiltas Siklus I ................... 123 6. Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan Reliabiltas Siklus II................... 130 7. Lampiran 7 Soal dan Kunci Jawaban Prestasi Belajar Siklus I da II . 137 8. Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian dari FKIP USD .............................. 143 9. Lampiran 9 Surat Keterangan telah melakukan penelitian ............... 144 10.

  Lampiran 10 Foto Kegiatan Belajar .................................................. 145

  xv

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1 Ibnu Subiyanto mantan bupati Sleman............................................. 35 Gambar 2 Logo DPRD ..................................................................................... 35 Gambar 3 Gedung DPRD Kabupaten Kediri .................................................... 36 Gambar 4 Polisi yang sedang mengatur lalu lintas ........................................... 36 Gambar 5 Polisi menilang pengendara sepeda motor ....................................... 36 Gambar 6 Tes praktek mencari SIM ............................................................... 37 Gambar 7 Polisi berjaga-jaga untuk menjaga keamanan .................................. 37 Gambar 8 TNI AD menjalankan tugas menjaga keamanan .............................. 38 Gambar 9 Kodim Depok ................................................................................... 38 Gambar 10 Logo Koramil Kandangan ................................................................ 38 Gambar 11 Pelantikan dan sumpah jabatan di Pengadilan Negeri .................... 39 Gambar 12 Peresmian Pengadilan Negeri Balige ............................................... 39 Gambar 13 Gedung Kejaksaan Negeri Ketapang ............................................... 40 Gambar 14 Alur Siklus PTK ............................................................................... 45 xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang wajib

  dipelajari pada semua jenjang pendidikan. Mata pelajaran ini mempunyai peranan penting yaitu untuk membentuk masyarakat menjadi warga negara yang baik.

  Mengajarkan mata pelajaran PKn di Kelas IV Sekolah Dasar bukanlah hal yang mudah. Banyak siswa yang menganggap bahwa pelajaran PKn sangat menjenuhkan, membosankan dan dianggap tidak begitu penting. Hal ini diketahui dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada beberapa siswa. Siswa sering kali meremehkan mata

  pelajaran ini dan para pengajar kurang optimal dalam menyampaikan mata

  pelajaran ini. Kebanyakan pengajar hanya menggunakan metode ceramah saja. Penggunaan metode ceramah saja diketahui dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada beberapa guru di beberapa sekolah.

  Materi pelajaran yang disampaikan secara ceramah saja akan membuat siswa bosan, siswa kurang terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar dan siswa kurang merasakan hubungan yang diajarkan dengan kenyataan hidup yang dialaminya sehingga siswa kurang merasakan adanya manfaat dari materi yang dipelajari dan siswa tidak termotivasi untuk mempelajarinya. Sebaiknya siswa didekatkan dengan

  1

  2 dunia nyata sehingga siswa akan mudah memahami peranan pengetahuan yang diperolehnya itu. Ketidak tertarikan nampak dengan reaksi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, misalnya siswa ribut/ ramai, melamun, jalan-jalan, bermain dengan teman yang lain dan melakukan kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan materi yang diajarkan.

  Akibatnya, banyak siswa yang masih mengalami kesulitan dalam mata pelajaran PKn dan kemampuan siswa untuk memahami materi pelajaran cukup rendah.

  Hal tersebut juga terjadi pada siswa Kelas IV SD Kanisius Kadirojo. Para siswa mengalami kesulitan belajar pada Kompetensi Dasar mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kabupaten, kota dan provinsi. Beberapa siswa banyak yang salah dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru tentang materi tersebut. Nilai rata

  • – rata PKn khususnya pada Kompetensi Dasar mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kabupaten, kota dan provinsi hanya 60 atau hanya 39 % siswa yang lolos KKM sedangkan lainnya dibawah KKM. Nilai tersebut tentunya belum mencapai nilai ketuntasan sebab Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65.

  Kemungkinan hal ini dapat disebabkan oleh kondisi siswa atau dapat juga dari pihak guru yang menyampaikan bahan ajar hanya secara monoton saja atau hanya menghafal bahan ajar yang disampaikan oleh guru (ceramah saja). Sedangkan anak usia Sekolah Dasar cara berpikir mereka masih bersifat konkret maka sebagai seorang guru perlu adanya

  3 pemahaman mengenai pelajaran PKn, cara penyampaiannya yang tepat serta perlunya pemahaman mengenai metode-metode pengajaran dan pemilihan pendekatan-pendekatan yang sesuai dan inovatif. Maka peneliti memilih Pendekatan Kontekstual karena belajar akan lebih menyenangkan jika lingkungan belajar diciptakan secara alami dan belajar akan lebih bermakna jika siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya bukan mengetahui. Pengalaman belajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba sendiri mencari jawaban suatu masalah, bekerja sama dengan teman jauh lebih menantang daripada memahami informasi yang diberikan searah.

  B. Pembatasan Masalah

  Prestasi belajar siswa tentang Kompetensi Dasar: mengenal lembaga- lembaga dalam susunan pemerintahan kabupaten, kota dan provinsi tergolong rendah.

  C. Perumusan Masalah

  Berdasarkan hal

  • – hal di atas, masalah dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

  Apakah dengan Pendekatan Kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas IV pada mata pelajaran PKn berkenaan dengan Kompetensi Dasar mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kabupaten,

  4 kota dan provinsi di SD Kanisius Kadirojo Semester Gasal Tahun Ajaran 2011/2012 ?

D. Batasan Pengertian

  Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut: a.

  Prestasi belajar Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dari pelajaran-pelajaran yang diterima atau kemampuan menguasai pelajaran yang diberikan oleh guru yang selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar yang berupa/ yang disimbolkan dalam bentuk angka.

  b.

  Pendekatan kontekstual Pendekatan kontekstual adalah konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan situasi kehidupan siswa dan mendorong siswa menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mencari sendiri pengetahuan dan keterampilan batu ketika ia belajar (Puji Purnomo, 2006: 1).

  c.

  Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada

  5 generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat. Kompetensi Dasar : mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kabupaten, kota dan provinsi.

  E. Pemecahan Masalah

  Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti ingin menggunakan Pendekatan Kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran PKn bagi siswa Kelas IV Semester Gasal di SD Kanisius Kadirojo Tahun Ajaran 2011 / 2012.

  F. Tujuan Penelitian

  Untuk mengetahui apakah Pendekatan Kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn Kelas IV Semester Gasal SD Kanisius Kadirojo Tahun Ajaran 2011 / 2012.

  G. Manfaat Penelitian

  Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi: 1. Bagi penulis

  Menambah pengetahuan mengenai Pendekatan Kontekstual yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

  6 2.

  Bagi siswa Meningkatkan pemahaman siswa Kelas IV SD Kanisius Kadirojo terhadap materi pelajaran khususnya tentang lembaga-lembaga yang ada di pemerintah kabupaten/ kota, meningkatkan kinerja siswa Kelas IV SD Kanisius Kadirojo dan meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SD Kanisius Kadirojo.

  3. Bagi guru Memperbaiki pembelajaran karena akan menemukan solusi sendiri dari masalah yang ditemukan sendiri dalam proses pembelajaran, meningkatkan keprofesionalan seorang guru karena dapat menilai atas kelemahan yang dimiliki dan memperbaiki kelemahan guru dan siswanya, serta sebagai referensi dalam mengajarkan materi tertentu, dan dapat dikembangkan untuk materi lain, mata pelajaran lain, dan kelas lain.

  4. Bagi Prodi PGSD Diharapkan dari hasil penelitian ini sebagai motivator bagi mahasiswa lain untuk mengembangkan penelitian yang lebih luas lagi sehingga hasilnya dapat bermanfaat bagi perkembangan pembelajaran di SD umumnya.

  5. Bagi perpustakaan Dapat menambah bacaan sebagai salah satu contoh Penelitian Tindakan Kelas khususnya mengenai Peningkatan Prestasi Belajar dengan menggunakan Pendekatan Kontekstual dalam mata pelajaran PKn.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Siswa 1. Pengertian prestasi belajar Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dari pelajaran-

  pelajaran yang diterima atau kemampuan menguasai pelajaran yang diberikan oleh guru, yang selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar / tes prestasi (Mulyono, 1995:150).

  Untuk menentukan nilai hasil belajar siswa, kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar dilakukan melalui proses evaluasi. Jadi evaluasi hasil belajar bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Dimana tingkat keberhasilan tersebut ditandai dengan skala nilai berupa huruf, kata atau simbol.

  Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa dari pelajaran-pelajaran yang telah disampaikan oleh guru dalam kegiatan belajar-mengajar dimana penguasaan tersebut dibuktikan/ ditentukan dengan tes hasil belajar/ tes prestasi yang disimbolkan dalam bentuk angka.

  7

  8 2.

   Faktor – faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

  Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern) , dan faktor pendekatan belajar (approach teaching) (Muhibbin Syah, 2000:122) a.

   Faktor intern

  1) Aspek fisiologis

  Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan dan memberikan hasil belajar yang baik.

  Sebaliknya, keadaan fisik siswa yang kurang baik akan berpengaruh buruk juga pada hasil belajar siswa.

  2) Aspek psikologis

  Banyak faktor yang termasuk dalam aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas hasil belajar siswa. Faktor- faktor tersebut antara lain intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa.( Muhibbin Syah, 2000 : 132 ). 3)

  Intelegensi siswa Faktor ini berkaitan dengan Intellegency Question (IQ) seseorang. Kecerdasan adalah salah satu aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil atau tidaknya studi seseorang. Kalau

  9 seorang murid mempunyai tinggi kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencari prestasi yang tinggi. ( Kartono, 1995:1)

  4) Sikap siswa

  Sikap adalah gejala internal untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya. Sikap positif terhadap guru dan mata pelajaran merupakan awal yang baik bagi proses belajar siswa. Sebaliknya, sikap negatif terhadap guru dan mata pelajaran akan menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa tersebut.

  5) Bakat siswa

  Bakat ialah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang ( Chaplin, 1972 ). Dalam perkembangan selanjutnya, bakat sering diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. 6)

  Minat siswa Minat atau interest berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber ( 1988 ) minat siswa bergantung pada beberapa faktor internal lainnya, yaitu pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.

  10 7)

  Motivasi siswa Pengertian dari motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia atau hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.

  Motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik ialah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.

b. Faktor Eksternal

  1) Lingkungan Sosial Faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan sosial adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan keadaan masyarakat.

  2) Keadaan Keluarga

  Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia (Ridwan, 2008 : online). Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu

  11 kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. 3)

  Keadaan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.

  Oleh karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. 4)

  Lingkungan Masyarakat Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Hal ini disebabkan karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan masyarakat dimana anak itu berada. 5)

  Lingkungan non sosial Faktor yang termasuk lingkungan non sosial atara lain adalah keadaan dan letak gedung sekolah, keadaan dan letak rumah tempat tinggal keluarga, alat-alat dan sumber belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

  Faktor pendekatan belajar atau approach to learning adalah jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi- materi pelajaran. Strategi dalam hal ini ialah seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.

  Mengatur waktu belajar baik di rumah maupun di sekolah b. Memilih tempat belajar yang kondusif c. Belajar dengan menggunakan sumber belajar yang baik d. Mendengarkan penjelasan guru dengan baik e. Jangan malu bertanya untuk hal yang tidak dimengerti f. Kerjakan PR atau tugas sesegera mungkin, jangan sampai menunda tugas yang diberikan.

  g.

  Setiap pulang sekolah, selalu mengulang pelajaran yang tadi diajarkan.

  h.

  Banyak berlatih pelajaran yang kurang disuka.

  Pendekatan Kontektual (Contextual Teaching Learning) adalah strategi pembelajaran yang membantu guru menghubungkan materi yang

  12

c. Faktor pendekatan Belajar

3. Upaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar a.

B. Pendekatan Kontekstual 1. Definisi pendekatan kontekstual

  13 akan diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Sehingga dapat mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yaitu: konstruktivisme (Constructivism), bertanya(Questioning), menemukan(Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment) ( Depdikbud, 2003 dalam Veronika Ari Nugroho Rini, 2007: 6) .

  Peserta didik disiapkan tidak hanya untuk menyelesaikan permasalahan dalam jangka pendek, namum untuk mendorong mereka supaya memahami, mengembangkan rasa ingin tahu, merangsang pikiran kritis serta mampu mengambil keputusan secara mandiri, agar dapat menjadi bekal sepanjang hidup. Belajar yang seperti ini dapat dilakukan dengan cara berdiskusi, melakukan percobaab-percobaan, serta kegiatan ekstrakurikuler dan berorganisasi. Sehingga dapat memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh keterampilan kerja, memperoleh kompetensi untuk menghadapi berbagai situasi serta mampu bekerja dalam tim, berkomunikasi dengan baik, peserta didik mampu menangani dan menyelesaikan masalah dan perselisihan. (Aris Pongtuluran, 2008 dalam Tri Wahyuni, 2008: 5)

  CTL adalah konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan situasi kehidupan siswa dan mendorong siswa menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa

  14 diperoleh dari usaha siswa mencari sendiri pengetahuan dan keterampilan batu ketika ia belajar (Puji Purnomo, 2006: 1).

  Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menhadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapainya.

  Jadi pendekatan kontekstual adalah suatu metode pembelajaran yang membantu guru menghubungkan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik dengan situasi kehidupan siswa sehari-hari secara nyata. Sehingga dapat memotivasi siswa agar menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh siswa disekolah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

  Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya.Maksudnya, guru lebih berurusan dengan Strategi daripada memberi informasi. Guru hanya mengelola

  15 kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan suatu yang baru bagi siswa. Proses belajar mengajar lebih diwarnai Student

  

centered daripada teacher centered. Menurut Depdiknas guru harus

  melaksanakan beberapa hal sebagai berikut: Mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari oleh siswa .

  Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama.

  Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa yang selanjutnya memilih dan mengkaiykan dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam pembelajaran kontekstual. Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan hidup mereka. Melaksanakan penilaian terhadap pemahaman siswa, dimana hasilnya nanti dijadikan bahan refeksi terhadap rencana pemebelajaran dan pelaksanaannya.

  16 2.

   Prinsip-prinsip Dasar Pendekatan Kontekstual

  Pembelajaran Kontekstual yang dianggap berhasil adalah jika mengikuti prinsip-prinsip berikut (Puji Purnomo, 2007: 50):

a. Belajar Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)

  Belajar bukanlah sekedar driil ataupun menghafal informasi tetapi bagaimana menggunakan informasi yang ada dan berpikir kritis untuk memecahkan masalah yang ada di dunia nyata.

  Sebelumnya memulai proses belajar-mengajar didalam kelas, siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul. Setelah itu, tugas guru adalah merangsang siswa untuk berpikir kritis dalam masalah yang ada di dunia nyata. Tugas guru adalah mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan perspektif yang berbeda dengan mereka.

b. Pengajaran Autentik (Authentic Instruction)

  Pendekatan Kontekstual secara bermakna misalnya, bernyanyi dengan bernyanyi, berenang dengan berenang, belajar cara menjual dengan menjual.

c. Belajar Berbasis Inquiri (Inquiry-Based Learning)

  Belajar sebagai aktivitas bertanya pada diri sendiri dan mencari tahu sendiri jawabannya.

  17 d.

   Belajar Berbasis Proyek/ Tugas Terstruktur (Project-Based Learning)

  Proyek membantu orang untuk mendapatkan banyak hal secara komprehensif melalui aktivitas yang melibatkan keseluruhan mental dan fisik, syaraf, indera termasuk kecakapan sosial. Proyek merupakan exercise bagi otak kanan maupun kiri untuk menunjukkan kapasitas yang sesungguhnya.

  e. Belajar Berbasis Kerja (Work-Based Learning)

  Kerja memberikan peluang untuk mengalami sesuatu, bukan sekedar mendengar pengalaman seseorang.

  f. Belajar Jasa Layanan (Service Learning)

  Emosi sangat menentukan proses dan hasil belajar. Perasaan positif yang timbul saat belajar dapat mempercepat belajar. Belajar dengan percaya diri, merasa dibutuhkan, bekerja sama/ menolong orang lain dan akrab pada kegiatan di luar maupun di dalam kelas lebih menjanjikan hasil g.

   Belajar Bekerja Sama (Cooperative Learning)

  Biasanya oarang akan belajar lebih banyak melalui interaksi dengan teman-teman. Satu kelas besar yang belajar bersama akan menghasilkan prestasi lebih baik daripada setiap individu belajar sendiri-sendiri karena persaingan yang terus-menerus antar pribadi justru akan melelahkan dan mereduksi hasil belajar.

  3. Ciri-ciri Pendekatan Kontekstual

  Menurut Blanchard, ciri-ciri kontekstual adalah: Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah.

  Kegiatan belajar dilakukan dalam berbagai konteks Kegiatan belajar dipantau dan diarahkan agar siswa dapat belajar mandiri.

  Mendorong siswa untuk belajar dengan temannya dalam kelompok atau secara mandiri.

  Pelajaran menekankan pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda.

  Menggunakan penilaian otentik.

  4. Tujuh Komponen Pendekatan Kontekstual

  Menurut Depdiknas untuk penerapannya, Pendekatan Kontekstual (CTL) memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme (constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat-belajar (Learning Community), pemodelan

  

(modeling ), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya

  (Authentic). Adapaun tujuh komponen tersebut sebagai berikut: (Puji Purnomo, 2007: 50) a.

   Konstruktivisme (constructivism)

  Kontruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual yaitu setahap demi setahap atau sedikit demi sedikit dan

  18

  19 hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidahyang siap untuk diambil dan diingat. Pengetahuan merupakan hasil konstruksi manusia dan manusia harus memberi makna melalui pengalaman nyata.

  Pendekatan pembelajaran ini mempunyai asumsi bahwa para peserta didik mempunyai kemampuan untuk membentuk pengetahuannya sendiri berdasarkan pengetahuan awal yang sudah mereka miliki. Siswa harus dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide.

  Disini peran guru bukan memberikan ilmu pada para peserta didik tetapi sebagai fasilitator. Mengajar diartikan sebagai proses membantu peserta didik dalam belajar. Sehingga pembelajaran tidak lagi didominasi oleh guru. Guru hendaknya memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk bekerja/ belajar sendiri dan guru siap sebagai sumber untuk konfirmasi apa yang sudah dipelajari siswa.

  Peserta didik perlu mendapat pleuang yang luas untuk melakukan kegiatan eksplorasi. Tugas guru pada proses ini lebih sebagai mitra tang aktif bertanya, merangsang pikiran, menciptakan persoalan dan membiarkan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. Esensi dari teori konstruktivisme adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi miliknya sendiri.

  Dengan dasar itu, pembelajaran perlu dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan. Mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa. Melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa yang menjadi pusat kegiatan bukan guru.

  Dalam pandangan konstruktivisme, “ strategi memperoleh” lebih diutamakan daripada seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk itu guru adalah:

  1) Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa

  Kemampuan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan masing-masing siswa merupakan suatu keunikan individu yang dapat memfasilitasi pembelajaran. Guru perlu mendukung para siswa untuk memperoleh minat dan bakatnya masing-masing di sekolah dan mengaitkan pembelajaran dengan situasi kehidupan nyata mereka. (Tina Arifin

  • – www.inparametric.com) 2)

  Memberikan kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri Proses belajar yang hendaknya memberikan kesempatan bagi siswa untuk bekerja dan belajar sendiri dan guru siap sebagai sumber untuk konfirmasi apa yang sudah dipelajari oleh peserta

  20

  21 didik. Memaknai pengetahuan melalui pengalaman nyata dapat diberikan melalui praktik mengerjakan sesuatu, berlatih secara fisik, mendemonstrasikan, menciptakan ide dan membangun pengertian. 3)

  Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar Setiap peserta didik memiliki kemampuan dasar untuk belajar. Kita sebagai pendidik perlu membantu, memperhatikan kebutuhan para peserta didik untuk memahami cara belajar yang menyenangkan yang dirasa itu dunia belajar siswa. Sehingga para peserta didik merasa rileks dan nyaman dengan diri mereka sendiri.

b. Menemukan (Inquiry)

  Melakukan inkuiri atau menemukan berarti melibatkan diri dalam tanya jawab, mencari informasi dan melakukan penyelidikan.

  Karena itu strategi inkuiri dalam proses belajar mengajar adalah strategi yang melibatkan siswa dalam tanya jawab, mencari informasi dan melakukan penyelidikan.

  Dengan proses inkuiri diasumsikan bahwa sekolah menyediakan pengajaran yang terbaik kepada peserta didik untuk mengarahkan diri sendiri, berpikir kritis dan dapat memecahkan masalah. Karena itu inkuiri merupakan pengajaran yang terpusat pada peserta didik. Menghendaki siswa terlibatkan secara aktif

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA SISWA KELAS IV UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 NANGSRI KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

0 0 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20092010 MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

0 0 114

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD KANISIUS KEMBARAN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 2 143

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DALAM MATA PELAJARAN IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SD KANISIUS KLEPU SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 20102011 SKRIPSI

0 1 129

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN MIND MAP MATA PELAJARAN PKn BAGI SISWA KELAS IV SD KANISIUS KADIROJO SLEMAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20102011

0 0 227

MENINGKATKAN KETERLIBATAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010-2011

0 0 160

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VB SD KANISIUS SENGKAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 20102011

0 1 169

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN MIND MAP MATA PELAJARAN PKn BAGI SISWA KELAS IV SDN TAWANGSARI TEMANGGUNG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20102011

0 0 142

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD KANISIUS KINTELAN I SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 20102011

0 2 95

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA UNTUK MATERI DAUR HIDUP HEWAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH DEMANGREJO, KULON PROGO TAHUN PELAJARAN 2011 2012 SKRIPSI

0 0 129