IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN (Studi kasus di Pondok Pesantren Madrosatul Qur’an Mojo Andong Kabupaten Boyolali) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

  

IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM

PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN

(Studi kasus di Pondok Pesantren Madrosatul Qur’an

Mojo Andong Kabupaten Boyolali)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

  

Oleh:

Ahmad Fuad

NIM: 11114174

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

  

MOTTO

ُهَمَّلَعَو َنَاْرُقلْا َمَّلَعَ ت ْنَم مُكُرْ يَخ

  

“Sebaik-baik orang diantara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur‟an

kemudian mengajarkannya kepada orng lain” (HR .Bukhori)

   

  

“Hanya kepadaMu kami menyembah, dan hanya kepadaMu kami meminta

pertolongan.” (Q.S Al-Fatihah: 5).

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karunia- Nya. Skripsi ini penulis persembahkan untuk : 1.

  Bapak (Damiri) dan Ibu (Sumarni) tercinta pelita hidup yang tak pernah padam, terimakasih atas semua semangat dan kasih sayang mereka, rangkaian do‟a yang tak pernah henti terus mengiringi dan menguatkan setiap langkah dan kesuksesan penulis.

  2. Kakak tersayang Daryani, Muh. Nasrudin, dan keponakan M. Faqih Mubarok aku tak lengkap tanpa kamu.

  3. Kepada guru-guru abah KH. Nurochim, Ustadz Nur Salim, dan Ustadz Syamsudin dan seluruh keluarga besar PPTQ Kali Emas yang selalu mendo‟akan agar lancar dan mudah untuk melesaikan tugas terakhir ini.

  4. Kepada keluarga besar SD N 1 Sendang yang selalu memberikan dorongan do‟a, motivasi dan semangat kepadaku semuanya yang aku sayangi, terimakasih atas nasihat dan motivasi serta do‟a kalian semua.

  5. Kepada keluarga besar PPMQ yang telah memberikan waktu dan tempat sebagai penelitian kami sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

  6. Sahabat-sahabat dan teman dekat Muhammad Ihsan, dan Darwinto Aryanto yang selalu memberikan motivasi

  7. Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2014 khususnya jurusan PAI.

  8. Sahabt-sahabat PPL di SMK N 1 Salatiga dan KKN di Desa Kembaran, Candimulyo, Magelang.

  9. Pembaca yang budiman.

  

KATA PENGANTAR

هتاكربو اللهةمحرو نكيلع م لاّسلا

  Segala puji bagi Allah SWT yang telah menganugerahkan banyak karunia dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul Implementasi Pembelajaran

  Tahfidzul Qur‟an dengan metode Sorogan di

  Pondok Pesantren Madrosatul Qur‟an Mojo Andong Kabupaten Boyolali tahun 2018.

  Tidak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satusatunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman jahiliyyah sampai sekarang ini.

  Penulis skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1.

  Bapak Rektor IAIN Salatiga, Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3.

  Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.

  4. Bapak Prof. Dr. Budihardjo, M.Ag, selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran selalu memberikan bimbingan pengarahan sehingga skripsi ini.

  5. Bapak Dr. Muh. Irfan Helmy, LC., M.A. selaku pembimbing akademik.

  6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

  7. Pengasuh, ustadz, dan santri PPMQ Mojo Andong Salatiga yang telah memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di pondok pesantren tersebut.

  8. Bapak, ibu, keluarga, dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

  9. Kepada sahabat-sahabat dekat PAI E, Keluarga PPL SMK N 1 Salatiga dan Kelompok KKN Desa Kembaran yang telah memberikanku pengalaman hidup yang luar biasa.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 23 Juli 2018 Penulis

  Ahmad Fuad

  NIM: 11114174 ABSTRAK Fuad, Ahmad. 2018. Implementasi Metode Sorogan dalam Pembelajaran

  Tahfidzul Qur‟an di pondok Pesantren Madrosatul Qur‟an Mojo Andong Kabuoaten Boyolali . Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama

  Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. Budihardjo, M. Ag.

  Kata Kunci : Implementasi Metode Sorogan,Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi metode Sorogan dalam Pembelajaran

  tahfidzul Qur‟an di Pondok Pesantren Madrosatul Qur‟an

  Mojo Andong Kabupaten Boyolali. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1) Bagaimana Implementasi dari metode Sorogan dalam pembelajran

  Tahfidzul Qur‟an di Pondok Pesantren Madrosatul Qur‟an Mojo

  Andong Kab. Boyolali. 2) Apa kelebihan dan kekurangan metode Sorogan dalam pembelajran

  Tahfidzul Qur‟an di Pondok Pesantren Madrosatul Qur‟an Mojo Andong Kab. Boyolali.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan (field research) dengan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah santri, pengasuh, dan pengurus pondok pesantren.

  Temuan penelitian menunjukkan bahwa 1) Implementasi metode sorogan dalam pembelajaran

  Tahfidzul Qur‟an di Pondok Pesantren Madrosatul Qur‟an

  berjalan dengan baik sesuai teknis pembelajaran yang diharapkan. Pelaksanaan metode sorogan dalam pembelajaran

  Tahfidzul Qur‟an di Pondok Pesantren

  Madrosatul Qur‟an meliputi: pelaksanaan metode sorogan dalam pembelajaran

  Tahf idzul Qur‟an dilakukan murid membaca ayat al-Qur‟an yang telah ia hafal. 2)

  Kelebihan metode sorogan dalam pembelajaran Tahfidzul Qur‟an di PP. Madrosatul Qur‟an sebagai berikut: a) Antara guru dan santri memiliki hubungan yang lebih dekat, b) Kemamapuan masing-masing santri yang berbeda-beda dapat diketahui langsung oleh guru. c) Guru dapat mengecek hafalan-hafalan sebelumnya, d) Guru dapat mengetahui bagaimana cara membaca al Qur‟an yang benar, bagaiama tingkat kelancaran hafalan santri secara langsung. Kekurangan metode sorogan dalam pembelajaran

  Tahfidzul Qur‟an di PP. Madrosatul Qur‟an

  sebagai berikut: a) Kurangnya persiapan dalam menghafal dan murajaah sebelum melakukan sorogan, b) Santri terlalu terbebani jika terlalu banyak membuat hafalan dan belum siap untuk hafalannya, c) Kekurangannya santri dalam menghafal memiliki dua faktor yaitu internal (kepercayaan diri) dan eksternal

  Santri cepat bosan karena metode ini membutuhkan kesabaran, kerajinan dan

  (IQ), d)

  

disiplin untuk pribadi masing-masing santri, e) Membutuhkan Waktu yang lama dan

Boros Waktu.

  DAFTAR ISI JUDUL .................................................................................................................... I

LEMBAR BERLOGO ............................................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................................ iv

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................. V

MOTTO ................................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ viii

ABSTRAK .............................................................................................................. X

DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiv

  

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Fokus Penelitian .......................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8

E. Kajian Pustaka ............................................................................................. 9

  F. Penegasan Istilah ......................................................................................... 11

  G. Metode Penelitian ......................................................................................... 13

  H. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................................... 21

  

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 23

A. Tinjauan Metode Sorogan dalam pembelajaran Tahfidzul Qur‟an ............. 23 1. Pengertian Metode Sorogan ................................................................. 23 2. Dasar dan tujuan penerapan Metode Sorogan ..................................... 26 3. Aplikasi Metode Sorogan .................................................................... 27 B. Menghafal A l Qur‟an .................................................................................... 27

  1. Pengertian Menghafal Al Qur‟an ......................................................... 27 2.

  Syarat-syarat Menghafal Al Qur‟an .................................................... 28 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Menghafal Al Qur‟an ................ 30

  C. Tinjauan Pondok Pesantren .......................................................................... 38 1.

  Pengertian Pondok Pesantren .............................................................. 38 2. Jenis pendidikan Pondok Pesantren ..................................................... 40 3. Metode Pembelajaran .......................................................................... 41 4. Pondok Pesantren dan Tahfidzul Qur‟an ............................................. 45

  

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ................................ 47

  A.

  Gambaran Umum Pondok Pesantren Madrosatul Qur‟an........................... 47 1.

  Letak Geografis dan Sejarah Berdiri........................................................... 47 2. Sarana dan prasarana................................................................................... 51 3. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Madrosatul Qur‟an........................ 52 4. Keadaan Santri dan ustadz.......................................................................... 52 5. Kegiatan Pondok Pesantren Madrosatul Qur‟an ........................................ 55 6. Kurikulum Pondok Madrosatul Qur‟an ...................................................... 57 B. Temuan Data penelitian ............................................................................. 64 1.

  Implementasi Metode Sorogan dalam Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an di PP. Madrosatul Qur‟an ............................................................................

  64 2. Kelebihan dan kekurangan Metode Sorogan dalam Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an di PP. Madrosatul Qur‟an ...........................................

  71 BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................ 77 A.

  

Implementasi Metode Sorogan dalam Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an di

PP. Madrosatul Qur‟an................................................................................

  77 1. Sistem pendidikan di PP. Madrosatul Qur‟an............................................. 77 2.

  Metode Pembelajaran di PP. Madrosatul Qur‟an........................................ 78 3. Implementasi Metode Sorogan dalam pembelajaran Tahfidzul Qur‟an di PP. Madrosatul Qur‟an ............................................................................

  82 B. Kelebihan dan kekurangan Metode Sorogan dalam Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an di PP. Madrosatul Qur‟an ..............................................

  85

  1. Kelebihan Metode Sorogan dalam Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an

  85 ..................................................................................................................

  2. Kekurangan Metode Sorogan dalam Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an

  87 ..................................................................................................................

  

BAB V PENUTUP .................................................................................................. 90

A. Kesimpulan ................................................................................................ 90 B. Saran ........................................................................................................... 91 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Transkrip Wawancara Lampiran 2 : Daftar Nilai SKK Lampiran 3 : Riwayat Hidup Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Lampiran 5 : Dokumentasi Lampiran 6 : Lembar Pembimbing Skripsi Lampiran 7 : Surat Ijin Melakukan Penelitian Lampiran 8 : Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian

  

IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM

PEMB ELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN

  

(Studi kasus di Pondok Pesantren Madrosatul Qur’an

Mojo Andong Kabupaten Boyolali)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Ahmad Fuad

  

NIM: 11114174

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kitab suci kaum muslimin yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Melalui malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya, secara populer

  dirujuk dengan nama “Al Qur‟an”. sebagian besar sarjana muslim memandang nama tersebut secara sederhana merupakan kata benda bentukan (masdhr) dari kata kerja (

  fi‟il) qara-a, “menghimpun”. Dengan demikian al-

  Qur‟an bermakna “bacaan” atau “yang dibaca” (maqru‟) (Sugianto, 2004:15- 16). M. mengemukakan bahwa kata

  iqra‟ yang terambil dari kata qara‟a yng

  berarti “ menghimpun”. Arti dari kata menunjukkan bahwa iqra‟, yang diterjemahkan dengan “bacalah”, tidak mengharuskan adanya suatu teks tertulis yang dibaca, tidak pula harus diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain. Karenanya dapat menemukan dalam kamus-kamus bahasa, beraneka ragam arti dari kata tersebut - antara lain, menyampaikan, menelaah,

  membaca, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-cirinya, dan sebagainya, yang

  semuanya itu dapat dikembalikan pada ha kikatnya yaitu “menghimpun” yang merupakan arti akar kata tersebut (Quraish Shihab 1994:167). Pengertian seperti ini dij umpai dalam Firman Allah Ta‟ala (QS Al-Qiyamah: 17-18):

           

  “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu ”.

  Al Qur‟an merupakan kitab suci dan sebagai pedoman hidup umat manusia, maka diperintahkan untuk mempelajarinya dan membaca agar dapat memahami isinya.

  Al- Qur‟an adalah kalam Allah yang melemahkan tantangan musuh

  (

  

mu‟jizat) yang diturunkan kepada Nabi dan Rosul yang terakhir dengan

  perantaraan malaikat Jibril, tertulis dalam beberapa mushaf, dipindahkan (dinukil) kepada kita secara mutawatir, merupakan ibadah dengan membacannya, dimulai dengan surat al-fatihah dan diakhiri dengan surat an- Nas (Munjahid, 2007:25-26).

  Al Qur‟an adalah kalam Allah yang turunkan secara mutawatir, tertulis dalam mushaf dan bernilai ibadah apabila membacanya.

  Al Qur‟an adalah sumber hukum sekaligus bacaan yang diturunkan secara mutawatir. Artinya, ke-mutawatir-an al- Qur‟an terjaga dari generasi ke generasi. Di masa Rosulullah saw., para sahabat menerima al-

  Qur‟an secara langsung dari beliau. Selanjutnya, mereka sangat antusias untuk menghafal, memahami, dan menyampaikan al-

  Qur‟an kepada sahabat yang lain atau kepada generasi selanjutnya, persis seperti yang mereka terima dari Rosulullah saw. Tanpa berkurang satu huruf pun. Al-

  Qur‟an terbagi dalam 30 juz, 114 surah, dan kurang lebih 6666 ayat (Amrullah, 2008:3). Al- Qur‟an adalah kitab suci yang mudah untuk dihafal,diingat, dan dipahami (Qardhawi, 2001:187). Allah Swt berfirman dalam (QS Al-

  Qomar:17)

  ) ٧١ ( ٍرِكَّدُّم ْنِم ْلَهَ ف ِرْكِّذلِل َنَاءْرُقْلا اَنْرَّسَي ْدَقَلَو

“dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka

Adakah orang yang mengambil pelajaran ?

  ”. Menurut Amrullah (2008:69), dengan mempelajari Al-Qu r‟an, terbuktilah bahwa umat Islam bertanggung jawab terhadap kitab sucinya. Rosulullah Saw. telah menganjurkan kita untuk mempelajari dan mengajarkan Al- Qur‟an kepada orang lain.

  Dalam kitab Ringkasan Shahih Bukhori, Az-Zubaidi. Terj. Arif Rahman Hakim (2013:816), m enurut „Ustman bin „Affan radhiallahu‟anhu berkata, Rosulullah Saw bersabda:

  ْ يَخ : َلاَق ملسو هيلع للها يلص ِِّبِِّنلا ِنَع , َمَّلَعَ ت ْنَم مُكُر ُهنع ُ للها َيِضَر َناَمْثُع ْنَع ) ۹۹ ۹⁄ :حتفلا , ٧٢٠١ : يراخبلا ( .

  ُهَمَّلَعَو َنَاْرُقلْا “Sebaik-baik orang diantara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur‟an kemudian mengajarkannya kepada orng lain

   (HR .Bukhori 5027)

  Menurut Al-Bani (2002:805), Rosulullah Saw bersabda:

  ِهَّللاِدْبَع ْنَع ِعِفاَن ْنَع ٌكِلاَم اَنَرَ بْخَأ َفُس وُي ُنْب ِهَّللاُدْبَع اَنَ ثَّدَح َيِضَر َرَمُع ِنْبا ِهْيَلَع ُهَّللا يَلَص ِهَّللا ْ نَع ُهَّللا

  َلوُسَر َّنَأ اَمُه ِنَاْرُقْلا ِبِحاَص ُلَثَم اََّنَِّإ َلاَق َمَّلَسَو ملسم( ْتَبَهَذ اَهَقَلَّطَأ ْن ِإَو اَهَكَسْمَأ اَهْ يَلَع َدَهاَع ْنِإ ِةَلَّقَعُلمْا ِلِبِلإْا ِبِحاَص ِلَثَمَك

  ) ۹۹۹ - ۹۹٢

“Telah menceritakan kepada kami Abudllah bin Yusuf Telah mengabarkan

kepada kami Malik dari Nafi' dari Abdullah bin Umar radliallahu 'anhuma,

bahwasanya Rosulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Sesungguhnya perumpamaan para penghafal Al Qur`an adalah seperti

seorang yang memiliki Utna yang terikat, jika ia selalu menjaganya, maka ia

pun akan selalu berada padanya, dan jika ia melepaskannya, niscaya akan

hilang dan pergi." (HR. Muslim 2/190-191)

  Hadist tersebut menjelaskan bahwa Rosulullah Saw memerintahkan untuk menjaga dan memelihara al- Qur‟an serta hafalannya. Oleh karenanya, barang siapa yang menjaga dan memelihara al-

  Qur‟an niscaya Allah akan memberikan suatu rahmat di dunia dan di akhirat kelak.

  Pondok pesantren merupakan salah satu sub sistem pendidikan di Indonesia yang bergerak dan berusaha serta arah perkembangannya berada dalam ruang lingkup tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional pada prinsipnya adalah membentuk manusia pembangunan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berpancasila, sehat rohani dan jasmani, memiliki ilmu pengetahuan dan ketrampilan, dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi yang disertai budi pekerti luhur (Arifin, 1995:258). Pondok pesantren juga merupakan pendidikan yang dimana dalam sistem kependidikan tidak jauh dari pendidikan formal yang lainnya. Di dalam Pondok pesantren juga lebih mendalam dalam mengenbangkan kretifitas, demokrasi, sosial yang tinggi, memiliki kecerdasan yang tidak kalah dari pendidikan umum, dan tidak kalah penting mencetak generasi yang bermartabat dan berbudi luhur.

  Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai ciri khas dan keunikan yang berbeda dari lembaga-lembaga formal yang lainnya. Namun begitu, dalam berbagai aspek dapat ditemukan kesamaan umum dan variabel struktural seperti dalam bentuk kepemimpinan, organisasi kepengurusan, dewan pengasuh, guru-guru atau asatidz dan lainnya.

  Dengan begitu juga halnya lembaga pendidikan di Pondok Pesantren

  

Tahfidzul Qur‟an yang memiliki sidikit perbedaan dari pondok pesantren kitab

  atau yang lain. Pesantren

  Tahfidzul Qur‟an yang mengfokuskan atau

  mengkhususkan diri dalam mempelajari ilmu-ilmu al- Qur‟an, pondok pesantren khusus menghafal al-

  Qur‟an yang mana lembaga kependidikannya memiliki model atau karakteristik masing-masing serta dalam pembelajarannya memiliki metode-metode, cara yang berbeda pula dalam menghafal untuk menghasilkan para penghafal al-

  Qur‟an yang berkualitas. Pesantren yang menjadi objek penelitian ini adalah Pondok Pesantren Madrosatul Qur‟an Mojo Andong Boyolali yang merupakan Pondok Pesantren khusus al-

  Qur‟an. Dimana pendidikan utamanya adalah Pendidikan al-Qur‟an (menghafal Al-

  Qur‟an), disamping itu juga diajarkan ilmu-ilmu agama yang

  lainnya, seperti Ilmu nahwu dan sharaf, tajwid, fiqih, akhlaq, tafsir dan lain sebagainya.

  Pondok pesantren Madrosatul Qur‟an adalah pondok pesantren

  T

ahfidzul Qur‟an yang mana para santri tidak tertuju pada pendidikan

  pesantren saja melainkan santri diperbolehkan mengikuti pendidikan formal di tingkat sekolah, adapun santri yang menuntut ilmu di pondok Pesantren ini terdiri pelajar dan mahasiswa.

  Dalam rangka usaha mencapai tujuan yang diperlukan suatu metode yang sangat operasional pula yaitu metode penyajian materi pendidikan dan pengajaran yang menyangkut pendidikan agama Islam dan ketrampilan di lembaga pendidikan pondok pesantren tersebut.

  Metode penyajian atau penyampaian tersebut ada yang bersifat tradisional menurut kebiasaan-kebiasaan yang lama dipergunakan dalam institusi itu, seperti pengajian dengan balahan, weton dan sorogan (Arifin, 1995:259).

  Dalam berbagai metode yang diterapkan pada pondok pesantren tersebut penulis membidik salah satu metode yaitu metode sorogan, yang dalam hal ini penulis merasa metode sorogan merupakan metode tradisional yang masih diterapkan sampai saat ini dalam pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren.

  Menurut Yasmadi (2002:67), sorogan adalah pengajian yang merupakan permintaan dari seseorang atau beberapa seorang santri kepada kyainya untuk diajarkan kitab tertentu . Teknik sorogan adalah seorang santri yang menghadap kyai dengan membawa kitab yang akan diajarkannya (Muhtarom, 2005:178). Pengajian dengan sistem sorogan ini biasanya diberikan kepada santri-santri yang hendak mau menyetorkan apa yang akan di setorkan dengan begitu santri harus memiliki kemampuan serta sudah siap dari apa yang akan di setorkan kepada kyai seperti halnya setoran hafalan yang sudah dihafalkan seorang santri.

  Dari latar belakang di atas penulis tetarik untuk meneliti lebih dalam tentang metode menghafal al- Qur‟an dengan metode sorogan di Pondok

  Pesantren Madrosatul Qur‟an. Sehingga penulis mengambil judul skripsi, “IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR‟AN DI PONDOK PESANTREN MADROSATUL QUR‟AN MOJO ANDONG KABUPATEN BOYOLALI 2018”.

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan pemaparan di atas maka penelitian berfokus pada: 1.

  Bagaimana Implementasi dari metode Sorogan dalam pembelajaran

  Tahfidzul Qur‟an di Pondok Pesantren Madrosatul Qur‟an Mojo Andong

  Kab. Boyolali?

  2. Apa kelebihan dan kekurangan metode Sorogan dalam pembelajaran

  Tahfidzul Qur‟an di Pondok Pesantren Madrosatul Qur‟an Mojo Andong

  Kab. Boyolali? C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan fokus dan rumusan pertanyaan diatas, maka secara umum yang menjadi tujuan penelitian yaitu:

  1. Untuk mengetahui Implementasi metode Sorogan dalam pembelajaran

  Tahfidzul Qur‟an di Pondok Pesantren Madrosatul Qur‟an Mojo Andong Kab. Boyolali.

  2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode Sorogan dalam pembelajaran

  Tahfidzul Qur‟an di Pondok Pesantren Madrosatul Qur‟an Mojo Andong Kab. Boyolali.

D. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Secara teoritik

  Dapat menambah wawasan dan keilmuan dalam bidang pembelajaran menghafal al- Qur‟an, khususnya mengenai metode yang efektif dalam menghafal al-

  Qur‟an dengan metode sorogan. Dengan mengetahui metode menghafal

  tahfidzul Qur‟an di Pondok Pesantren Madrosatul Qur‟an,

  dapat memberikan motivasi, masukan dan semangat dalam menghafal al- Qur‟an serta tidak hanya diterapkan dalam menghafal al-Qur‟an saja, melainkan dalam pembelajaran ilmu yang lainnya. Dan memberikan informasi yang berguna untuk menigkatkan kualitas maupun kuantitas masa depan di Pondok Pesantren.

2. Secara praktis

  Dengan hasil penelitian ini secara praktis akan dijadikan bahan masukan dan pertimbangan dalam mengembangkan kompetensi dalam proses pembelajaran menghafal al-

  Qur‟an di Pondok Pesantern, khususnya di Pondok Pesantren Madrosatul Qur‟an Mojo Andong Boyolali, dan tambah informasi wawasan ilmu sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas dalam menghafal al- Qur‟an bagi para generasi qur‟ani.

E. Kajian Pustaka

  Kajian pustaka dilakukan menelaah penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan kajian ini. Telaah ini penting dilakukan karena untuk pembanding dalam dalam penelitian. Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini:

  Pertama, penelitian yang dilakukan Imam Agus Arafat dengan judul”

  Implementasi Program Hamalatil Qur‟an pada Santri (Studi di Pondok Pesan tren Nurul Qur‟an Teter Simo Boyolali)”. Menurut peneliti, Program Hamalatil Qur‟an ini yaitu cara pondok pesantren untuk menghormati al-

  Qur‟an dengan cara memperbaiki bacaan al-Qur‟an melalui Ilmu Tajwid, mengkaji al- Qur‟an melalui kitab-kitab yang membahas tentang ilmu-ilmu al- Qur‟an dan proses menghafal al Qur‟an.

  Kedua, penelitian yang dikaji Aji Muhtadin dengan judul “

  pembelajaran Hafalan al- Qur‟an dengan metode Sabaq, Sabaqy, dan Munzil

  

(Studi Kasus di Pondok Pesantren A-Hidayah, ds. Kriwen, Sukoharjo).

  Menurut peneliti, praktek tahfidzul al-

  Qur‟an harus menggunakan metode,

  karena dengan menggunakan metode yang tepat akan didapat dengan hasil yang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran hafalan al-

  Qur‟an dengan metode Sabaq, Sabaqy, dan Munzil di Pondok Pesantren Al-Hidayah, Kriwen, Sukoharjo. Sabaq merupakan penghafalan yang wajib disetorkan setiap harinya. Sabaqy merupakaan pengulangan hafalan yang disetorkan kemarin, atau disebut Deresan. Munzil merupakan setoran simpanan hafalan yang sudah hafal.

  Ketiga, penelitian yang dikaji Maghfirotul Mafakhir dengan judul”

  

Metode Pembelaajaran Tahfidzul Qur‟an (Studi Kasus di Pondok Pesantren

Bustanu Usysyaqil al- Qur‟an, Ds. Gading, Kec. Tengaran, Kab. Semarang Tahun 2015/2016). Menurut peneliti, praktek tahfidzul al-

  Qur‟an

  menggunakan berbagai metode. Dengan menggunakan metode akan mempermudah akan menghafal al- Qur‟an, maka dari secara garis besar peneliti bertujuan untuk mengetahui metode apa yang digunakan di Pondok

  Pesantren BUQ Gading, Tengaran, Semarang. Metode yang digunakan diantaranya yaitu metode w

  ahdah, tahsin, sima‟i, dan muraja‟ah.

  Sedangkan yang akan dikaji untuk peneliti sekarang yaitu juga memliki perbedaan yaitu dengan mentode sorogan, metode sorogan yaitu seorang santri menyetorkan dari apa yang di hafal kepada kyai dengan kesiapan yang sudah matang.

F. Penegasan Istilah

  Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan supaya terhindar dari penafsiran yang berbeda, serta timbul kesalah fahaman terhadap apa yang dikandung dalam penulisan ini, perlu kiranya diperjelas dan dibatasi pengertiannya sebagai berikut:

  1. Implementasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu pelaksanaan, penerapan (Dep. Pendidikan Nasional, 2007:427). Dalam Kamus umum

  Bahasa Indonesia Implementasi yaitu pelaksanaan (W.J.S., 2006:441). Hamalik (2013:237), menyatakan bahwa Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap

  2. Tahfidzul Qur‟an

  Menghafal dalam bahasa indonesia yang berarti menerima, mengingat, menyimpan, dan memproduksi kembali tanggapan-tanggapan yang diperoleh dari pengamatan. (Munjahid, 2007:74).

  Menghafal Al- Qur‟an dalam bahasa Arab berasal dari kata hafizho-

  yahfazhu-hifzhon ( ) artinya memelihara, menjaga,

  • – اًظْفِح ُظَفَْيَ َظَفَح

  menghafal (Yunus, 2007:105). Sedangkan al- Qur‟an juga merupakan bahasa Arab yang artinya adalah bacaan atau yang dibaca. Hifizh al-

  Qur‟an merupakan susunan bentuk idlofah (mudlof dan mudlof ilaih) yang terdiri dari hifizh (mudlof) dan al- Qur‟an (mudlof ilaih). Hifzh sendiri merupakan isim masdar dari isim madli hafizho yang artinya: memelihara, menjaga dan menghafal al-

  Qur‟an. Orang hafal al-Qur‟an seluruhnya 30 Juz disebut seorang yang Hafidz (Munjahid, 2007:73).

3. Metode Sorogan

  Metode secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani “metodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata: yaitu “meta” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa Arab

  . Menurut Arifin (2014:224),

  metode disebuut “thariqat” (Arief, 2002:40) metode yaitu suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetepkan.

  Sorogan artinya belajar secara individu dimana seorang santri

  berhadapan dengan guru, terjadi interaksi saling mengenal antar keduanya (Arief, 2002:150). Teknik sorogan adalah seorang santri yang menghadap kyai dengan membawa kitab yang akan diajarkannya (Muhtarom, 2005:178). Menurut Yasmadi (2002:67), sorogan adalah pengajian yang merupakan permintaan dari seseorang atau beberapa seorang santri kepada kyainya untuk diajarkan kitab tertentu.

  Metode sorogan didasari atas peristiwa yang terjadi ketika Rosulullah Saw. ataupun Nabi saw. melalui malaikat Jibril mereka langsung bertemu satu persatu, yaitu antara malaikat Jibril dan para Nabi saw. tersebut. Sehingga Rosulullah bersabda:

  ِْبِْيِدْاَت َنَسْحَاَف ِّْبَّر ِْنَِبَّدَا

  “Tuhanku telah mendidikku, maka ia menjadikan pendidikanku menjadi

  baik

  Berdasrkan hadist di atas, bahwa Rosulullah saw.secara langsung telah mendapat bimbingan dari Allah Swt. Dan kemudian praktek pendidikan seperti ini dilakukan oleh beliau bersama para sahabatnya dalam menyampaikan wahyu kepada mereka (Arief, 2002:151).

G. Metode Penelitian

  Metode adalah salah satu atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Arifin, 1995:224). Kedudukan metode memiliki peran yang sangat penting dalam penelitian ilmiah. Penelitian merupakan teknik atau cara yang digunakan peneliti guna tercapainya sertta keberhasilan penelitian sesuai hasil yang diinginkan. Metode yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah: 1.

  Jenis dan pendekatan penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field

  research ) yang menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini

  dilakukan peneliti secara langsung dengan obyek, terutama untuk memperoleh data dan berbagai informasi langsung. Dengan demikian peneliti langsung berada dilingkungan yang hendak ditelitinya.

  Jenis penelitian ini diskriptif, yaitu mengumpulkan informasi, dan membuat gambaran, secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai metode pembelajaran tahfidzu

  l Qur‟an dengan metode sorogan di Pondok Pesantren Madrosatul Qur‟an agar dapat tercapai tujuan atau target yang diinginkan.

  2. Kehadiran peneliti Dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan instrumen utama untuk mengabil data, peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data yang dibutuhkan dalam penelitian dan pada akhirnya peneliti menjadi pelapor hasil penelitiannya. maka peneliti hadir langsung dalam aktivitas yang dilakukan santri di tempat penelitian, terutama untuk memperoleh data-data dan berbagai informasi yang dibutuhkan.

  3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di Pondok Pesantren Madrosatul

  Qur‟an Mojo Andong Kab. Boyolali. Alasan peneliti memilih lokasi atau tempat adalah karena pondok pesantren ini memiliki letak yang strategis, mudah dijangkau serta yang diharapkan karena pondok ini khusus untuk penghafal al-

  Qur‟an.

  4. Sumber Data Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

  Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi menjadi kedalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik (Moleong, 2008:157).

  Jenis-jenis data di atas di golongkan menjadi dua yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang dikumpulkan langsung dari informan utama yaitu, Bapak kyai Ulin Nuha selaku pengasuh Pondok Pesantren

  Madrosatul Qur‟an Mojo Andong Kabupaten Boyolali.

  Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang mendukung penelitian seperti dari santri, pengurus, ustadz, dan juga bahan-bahan pustaka dan dokumentasi lapangan.

5. Metode Pengumpulan Data

  Menurut Arikunto (2014:265), pengumpulan data adalah olahan data yang pengumpulannya banyak di pengaruhi oleh faktor siapa yang bertugas mengumpulkan data. Jika pengumpul data melakukan sedikit kesalahan sikap dalam interviu misalnya, akan mempengaruhi data yang diberikan oleh responden. Kesimpulannya akan salah pula dalam pengumpulan data yang dibutuhkan. Sesuai dengan sumber data tersebut, metode pengumpulan data yang dugunakan peneliti dalam penelitian yaitu: a.

  Metode Observasi Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi (Arikunto, 2014:272).

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode observasi secara langsung yang digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam hal ini peneliti akan langsung melakukan pengamatan di Pondok Pesantren Madrosatul Qur‟an Mojo Andong Kab. Boyolali. Metode ini dilakukan penulis dengan mengamati ustadz yang menggunakan metode sorogan dalam proses belajar dan mengajar. Dalam hal ini penulis akan meneliti langsung agar mendapatkan data yang lebih akurat.

  b.

  Metode Wawancara Pedoman wawancara memiliki dua macam pedoman yaitu: 1)

  Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.

  2) Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai chek-list.

  Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk “semi structured”. Dalam hal ini mula-mula peneliti menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut (Arikunto, 2014:270).

  Peneliti menggunakan metode wawancara ini yang nantinya di tujukan kepada pimpinan, pengasuh pondok Pesantren untuk memperoleh data yang relevan yang berkaitan dengan sejarah pendirinya Pondok Pesantren serta perkembangannya, para guru dan ustadz, dan santri.

  Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan (Moleong, 2008:187).

  Oleh karena itu, sebelumnya peneliti menyusun pedoman interview untuk mempermudah jalannya wawancara.

  c.

  Metode Dokumentasi Dokumentasi yaitu mrncari data menegenahi hal-hal variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat dan lan sebagainya.

  Dibanding yang lainnya metode ini tidaklah terlalu sulit, dalam arti metode ini dapat mudah di cari sumber data yang berkaitan (Arikunto, 2014:274). Metode ini di gunakan untuk mengetahui pengembangan data jumlah santri, aktivitas santri setiap hari, susunan pengurus pesantren dan lain sebagainnya.

6. Analisis Data

  Menurut Bogdan dan Biklen analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang didapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2008:248).

  Metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode analisis data kualitatif, yaitu data yang berbentuk uraian kemudian penulisan tafsirkan untuk mendapatkan makna yang tergantung. Dengan menggunakan metode ini tidak dimaksudkan untuk memperoleh penelitian yang baru, akan tetapi hanya mendapatkan kejelasan dan penjelasan suatu pengertian tertentu dari penelaahan obyek penelitian. Metode yang digunakan untuk membahas sekaligus sebagai kerangka berfikir pada penelitian adalah sebagai berikut: a.

  Reduksi Data Pada mulanya mengidentifikasikan adanya satuan yaitu bagian kecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian (Moleong, 2008:288).

  Dalam reduksi data, penulis melakukan pemilihan data yang telah didapat dari hasil wawancara maupun informasi dari hasil observasi sesuai dengan tipologi data tersebut. Hasil data ataupun informasi yang didapat disusun secara sistematis dan identifikasi secara sederhana agar memperoleh gambaran yang sesuai tujuan penelitian b.

  Menyusun kategorisasi Menyusun kategorisasi adalah upaya memilah-milah setiap satuan kedalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan (Moleong,

  2008:288). Penulis kemudian memilih dan mengklarifikasikan atau mengolah data berdasrkan kategori masing-masing menurut fokus masalah masing-masing.

  c.

  Sintesisasi

  Mensintesiskan berati mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori lainnya (Moleong, 2008:289). Penulis melakukan penanganan suatu objek tentu dengan menggabung-gabungkan pengertian satu dengan pengertian yang lainnya, sehingga menghasilkan pengertian yang baru. Dengan demikian sintesis dilakukan dengan pendekatan diskiptif.

  7. Pengecekan Keabsahan Data Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh, peneliti melakukan cara ketekunan dan sering melakukakan pengamatan (keajegan) serta triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2008:330). Dalam pelaksanaanya peneliti membandingkan data dari informan primer dengan informan lainnya, sehingga data dapat teruji dengan kebenaran dan keasliannya.

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 78

PENGARUH INTENSITAS PELAKSANAAN SHALAT TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI MTS AL HADI GIRIKUSUMO MRANGGEN DEMAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 124

KONSEP IKHLAS DALAM KITAB MINHAJUL ABIDIN DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN IBADAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 100

IMPLEMENTASI SIKAP SOSIAL DAN SPIRITUAL PADA JAMAAH MAJELIS DOA MAWAR ALLAH DI IAIN SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 168

Konsep Pendidik dan Peserta Didik Menurut Pemikiran Abuddin Nata dan Relevansinya terhadap Praktek Pendidikan Islam SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 103

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK TUNA LARAS DI SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 158

PERAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENANGGULANGI GAYA HIDUP HEDONISME (KAJIAN PEMIKIRAN MUNIF CHATIB) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 109

POLA PIKIR SANTRI TERHADAP ORIENTASI KARIER (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Iman Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2018) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 5 206

ADAB MEMBACA AL-QURAN DALAM KITAB ATTIBYAN FI ADAABI HAMALATIL QURAN KARYA IMAM NAWAWI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 97