Bab 6 - 1 - DOCRPIJM 17587c3d74 BAB VI6. BAB 6 ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

  P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A B B A A D D A A N N P P E E R R E E N N C C A A N N A A A A N N P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D A A E E R R A A H H ( ( B B A A P P P P E E D D A A ) ) BAB

VI ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

  Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai Rencana Program Investasi Infrastruktur bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman, rencana Penataan Bangunan Dan Lingkungan (PBL), rencana pengembangan sistem penyediaan air minum, dan rencana Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP). Pada setiap sektor dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan daerah, analisis kebutuhan, serta usulan program dan pembiayaan masing-masing sektor. Dalam perencanaan tiap-tiap sektor dilakukan kajian terhadap program-program sektoral pula dengan tetap mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan untuk merumuskan program dan kegiatan yang dibutuhkan oleh masing-masing sektor sesuai isu-isu strategis yang mempengaruhinya. Berikut fotret eksisting Kabupaten Tapanuli Utara.

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

  P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A B B A A D D A A N N P P E E R R E E N N C C A A N N A A A A N N P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D A A E E R R A A H H ( ( B B A A P P P P E E D D A A ) ) 6.1. Pengembangan Permukiman Bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan dasar manusia, dan yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif. Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam perannya sebagai pusat pendidikan keluarga, budaya dan peningkatan kualitas generasi yang akan datang. Terwujudnya kesejahteraan rakyat dapat ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat, antara lain pemenuhan kebutuhan papannya. Sebagai dampak urbanisasi, saat ini kota- kota di dunia termasuk di Indonesia menghadapi berbagai tantangan pembangunan yang kompleks. Kota-kota menanggung beban dengan tumbuhnya permukiman kumuh, meningkatnya kemiskinan dan pengangguran, serta semakin lebarnya kesenjangan sosial, karena lebih kurang 50% penduduk dunia saat ini tinggal di perkotaan. Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan. Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan. Pengembangan permukiman baik di perkotaan maupun di pedesaan pada hakekatnya adalah untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan pedesaan yang livable), aman, nyaman, damai dan sejahtera serta berkelanjutan. layak huni ( Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Pengembangan

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

  P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A B B A A D D A A N N P P E E R R E E N N C C A A N N A A A A N N P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D A A E E R R A A H H ( ( B B A A P P P P E E D D A A ) ) permukiman ini meliputi pengembangan prasarana dan sarana dasar perkotaan, pengembangan permukiman yang terjangkau, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah, proses penyelenggaraan lahan, pengembangan ekonomi kota, serta penciptaan sosial budaya di perkotaan. Perkembangan permukiman hendaknya juga mempertimbangkan aspek-aspek sosial budaya masyarakat setempat, agar pengembangannya dapat sesuai dengan kondisi masyarakat dan alam lingkungannya. Aspek sosial budaya ini dapat meliputi desain, pola,dan struktur, serta bahan material yang digunakan.

  Pertumbuhan penduduk dan kegiatan usahanya yang berdampak pada bertambahnya kebutuhan perumahan belum seluruhnya mampu diakomodir oleh Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, bahkan dalam penyediaan prasarana dan sarana sehingga sering kali dijumpai kawasan perkotaan menjadi kumuh dan tidak layak huni. Pada kawasan permukiman di perdesaan permasalahan yang sering dijumpai yaitu belum tersedianya atau masih terbatasnya prasarana dan sarana dasar jalan poros desa (jalan usaha tani), pelayanan air minum, sanitasi dan lain-lain.

  Kawasan Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan untuk mewujudkan wilayah yang berfungsi sebagai lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan yang terencana, menyeluruh, terpadu, dan berkelanjutan sesuai dengan rencana tata ruang. Penyelenggaraan Kawasan Permukiman dilaksanakan melalui:

   Pengembangan pada permukiman yang telah ada;

   Pembangunan permukiman baru;

   Pembangunan kembali pada permukiman yang telah menurun kualitasnya.

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

  P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A B B A A D D A A N N P P E E R R E E N N C C A A N N A A A A N N P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D A A E E R R A A H H ( ( B B A A P P P P E E D D A A ) )

6.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

  Kegiatan pengembangan permukiman ditujukan untuk memenuhi standar pelayanan minimal infrastruktur permukiman dan mendukung pengembangan wilayah. Keterpaduan pengembangan permukiman dengan sektor lain untuk lebih mendorong terwujudnya permukiman layak huni dan berkelanjutan. Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan, antara lain:

  1. Millenium Development Goals (MDGs) Target 7D.

  Permukiman kumuh telah menjadi agenda global. Adapun target MDGs, yaitu mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh (minimal 100 juta) pada tahun 2020.

  2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2015-2019.

  Ketersediaan infrastruktur sesuai tata ruang terpenuhinya penyediaan air minum untuk kebutuhan dasar pengembangan infrastruktur pedesaan mendukung pertanian, pemenuhan kebutuhan hunian didukung sistem pembiayaan jangka panjang; terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh.

  3. RPJMN 3 2015-2019.

  Tema besar RPJMN 3 (tiga) tahun 2015-2019 adalah daya saing competitiveness) dengan demikain selayaknya ketersediaan layanan ( infrastruktur, khususnya infrastruktur dasar (jalan, air dan listrik) sudah terpenuhi terlebih dahulu. Beberapa arahan dalam bidang Permukiman adalah:

   Terpenuhinya penyediaan air minum dan sanitasi untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat menjadi 100% akses air minum dan sanitasi;

   Dengan indikator meningkatnya akses penduduk terhadap air minum layak menjadi 100% dan sanitasi layak menjadi 100%;

   Pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung, didukung oleh sistem pembiayaan perumahan

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

  P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A B B A A D D A A N N P P E E R R E E N N C C A A N N A A A A N N P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D A A E E R R A A H H ( ( B B A A P P P P E E D D A A ) ) jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel serta kota tanpa permukiman kumuh;

   Dengan Indikator Berkurangnya Proporsi rumah tangga yang menempati hunian dan permukiman tidak layak menjadi 0%;

   Pengembangan infrastruktur perdesaan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian.

  4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

  Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).

  5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

  Pasal15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.

  6. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

  Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.

  7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

  Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

  P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A B B A A D D A A N N P P E E R R E E N N C C A A N N A A A A N N P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D A A E E R R A A H H ( ( B B A A P P P P E E D D A A ) ) 8. RPJMD Kabupaten Tapanuli Utara IV (2014-2019).

  Pembangunan infrastruktur pada tahap ini akan diprioritaskan pada percepatan pembangunan infrastruktur wilayah dengan pengembangan jaringan infrastruktur transportasi, jaringan irigasi, penyediaan sarana air bersih dan sanitasi serta pembangunan ruang terbuka hijau dan taman- taman kota di setiap wilayah kecamata sesuai dengan RTRW Kabupaten Tapanuli Utara. Dalam tahap ini, tingkat kemantapan infrastruktur di Kabupaten Tapanuli Utara diharapkan sudah dalam keadaan baik. Kebijakan dalam rangka pengembangan prasarana permukiman di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara adalah sebagai berikut:

  1. Kebijakan pengembangan Prasarana Permukiman secara umum diarahkan sesuai dengan karakteristik setempat, yaitu penyebaran pada kawasan- kawasan perkotaan yang mempunyai status administrasi pemerintahan, seperti ibukota kabupaten dan ibukota kecamatan; dan penyebaran pada

kawasan perdesaan yang memiliki potensi untuk dikembangkan;

  2. Kebijakan Pengembangan Prasarana Permukiman pada Kawasan perkotaan menekankan pada integrasi penyediaan sarana perumahan dengan kebutuhan prasarana dan sarana dasar secara proporsional dengan tata letak permukiman yang mempertimbangkan nilai-nilai budaya batak;

  3. Kebijakan Pengembangan Prasarana Permukiman pada kawasan perdesaan, penyediaan sarana perumahan diarahkan jaraknya tidak jauh dari lokasi mata pencahariannya dan dengan pola mengelompok sampai dengan 50 (lima puluh) unit rumah untuk memudahkan pelayanan prasarana dan sarana dasar wilayah. Sedangkan strategi-strategi yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan pengembangan prasarana permukiman di atas adalah sebagai berikut:

  a. Penataan kawasan permukiman di daerah jalur hijau atau sempadan danau atau kawasan dalam radius 50 meter dari pinggiran danau dapat dipertahankan selama tidak merusak kualitas lingkungan sekitarnya;

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

  P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A B B A A D D A A N N P P E E R R E E N N C C A A N N A A A A N N P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D A A E E R R A A H H ( ( B B A A P P P P E E D D A A ) )

  b. Pembangunan jalan lingkungan perumahan di tepi danau untuk mendorong perairan danau toba sebagai beranda depan kawasan permukiman;

c. Penataan sarana pemakaman didalam kawasan permukiman penduduk diatur dalam rencana tata ruang yang lebih rinci dalam wilayah kecamatan.

  Pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang bertumpu pada masyarakat memberikan hak dan kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk ikut berperan. Sejalan dengan peran masyarakat di dalam pembangunan perumahan dan kawasan permukiman, Pemerintah dan pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab untuk menjadi fasilitator, memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat, serta melakukan penelitian dan pengembangan yang meliputi berbagai aspek yang terkait, antara lain, tata ruang, pertanahan, prasarana lingkungan, industri bahan dan komponen, jasa konstruksi dan rancang bangun, pembiayaan, kelembagaan, sumber daya manusia, kearifan lokal, serta peraturan perundang-undangan yang mendukung. Sejalan dengan arah kebijakan umum tersebut, penyelenggaraan perumahan dan permukiman, baik di daerah perkotaan yang berpenduduk padat maupun di daerah perdesaan yang ketersediaan lahannya lebih luas perlu diwujudkan adanya ketertiban dan kepastian hukum dalam pengelolaannya. Pemerintah daerah perlu memberikan kemudahan perolehan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah melalui program perencanaan pembangunan perumahan secara bertahap dalam bentuk pemberian kemudahan pembiayaan dan/atau pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum di lingkungan hunian.

6.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

  Salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan papan adalah papan (perumahan). Sampai saat ini permintaan unit rumah terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Terbatasnya lahan untuk permukiman dan penawaran harga hanya tertuju pada suatu golongan masyarakat tertentu. Hal

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

  P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A B B A A D D A A N N P P E E R R E E N N C C A A N N A A A A N N P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D A A E E R R A A H H ( ( B B A A P P P P E E D D A A ) ) ini merupakan kendala bagi sebagian besar masyarakat golongan menengah ke bawah dalam memenuhi kebutuhan perumahannya. Tinggi harga rumah akibat permintaan yang terus meningkat dan tingkat pendapatan penduduk yang relatif rendah menyebabkan banyak rumah tangga menempati rumah yang kurang layak, baik dipandang dari segi kesehatan maupun kepadatan penghuninnya.

  Penyediaan perumahan merupakan salah satu masalah yang masih memerlukan penanganan secara serius baik mengenai kelengkapan sarana perumahnya maupun kelengkapan fasilitas lingkungannya. Rumah yang layak sebaiknya mampu memenuhi syarat kesehatan bagi penghuninnya. Hal ini didasari bahwa perumahan saat ini tidak hanya sekedar tempat berteduh tetapi juga merupakan sebagai tempat istirahat.

  Pengembangan kegiatan permukiman merupakan kegiatan utama dalam penataan ruang Kabupaten Tapanuli Utara. Strategi pengembangan diarahkan mengikuti perkembangan perumahan yang telah ada dan pada lahan-lahan yang sesuai untuk pengembangan kegiatan tersebut. Pada kawasan yang sudah terbangun, pengembangan perumahan ditekankan pada perbaikan dan penataan lingkungan dengan pengendalian fisik lingkungan serta penyediaan fasilitas pelayanan.

a. Isu Strategis Pengembangan Permukiman

  Penyerahan kewenangan pembangunan perumahan yang menjadi urusan wajib pemerintah daerah belum disertai dengan peningkatan kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan. Selain itu koordinasi antar lembaga masih belum berjalan dengan baik, salah satunya ditunjukkan dengan belum efektinya fungsi Badan Koordinasi Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Nasional (BKP4N).

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

  P P E E M M E E R R

  I I N N T T A A H H K K A A B B U U P P A A T T E E N N T T A A P P A A N N

U

U

L

L

  I I U U T T A A R R A A B B A A D D A A N N P P E E R R E E N N C C A A N N A A A A N N P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D A A E E R R A A H H ( ( B B A A P P P P E E D D A A ) )

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

  Berbagai isu strategis sektor pengembangan permukiman yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman di Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat pada Tabel 6.1. berikut.

Tabel 6.1. Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala Kabupaten Tapanuli Utara

  

No. Isu Strategis Ket.

  1 Terjadinya alih fungsi lahan pertanian produktif menjadi lahan permukiman yang diakibatkan meningkatnya aglomerasi perkotaan.

  2 Kondisi wilayah yang rentan rawan bencana gempa bumi dan longsor.

  3 Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Minapolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan.

  4 Pengembangan jaringan jalan baik dalam kegiatan peningkatan dan pembangunan. Kegiatan tersebut penting dilakukan dalam membuka keterisoliran wilayah yang ada serta memacu pembangunan wilayah, terutama dalam pembangunan ekonomi wilayah.

  5 Pengembangan sarana dan prasarana Dermaga di Kecamatan Muara, dalam mendukung jaringan pengangkutan danau dan penyeberangan disekitar kawasan Danau Toba.

b. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

  Bidang pengembangan permukiman bertujuan untuk mengembangkan daerah- daerah tertinggal, terisolir dan kumuh demi terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur dan mengarahkan pertumbuhan wilayah untuk menunjang kegiatan ekonomi melalui kegiatan pengembangan permukiman khususnya bagi masyarakat yang membutuhkan dan berpenghasilan rendah, direncanakan di lokasi yang telah memenuhi syarat administrasi, fisik, ekologi dan tidak berdampak sosial negatif bagi masyarakat disekitarnya.

  Pertumbuhan penduduk secara umum memerlukan pembangunan permukiman baru di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, sehingga muncul daerah

  P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A B B A A D D A A N N P P E E R R E E N N C C A A N N A A A A N N P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D A A E E R R A A H H ( ( B B A A P P P P E E D D A A ) ) permukiman baru yang dikembangkan oleh swasta atau pembangunan permukiman baru skala besar yang dikembangkan oleh Perumnas/Pemerintah.

  Ketersediaan prasarana dan sarana wilayah merupakan komponen yang mutlak ada sebagai pendukung pengembangan wilayah dan dalam rangka pemerataan pelayanan terhadap masyarakat hingga ke pelosok di Kabupaten Tapanuli Utara. Sehingga perlu diupayakan kegiatan pengembangan permukiman seperti pengembangan permukiman kawasan perkotaan yang terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru, peningkatan kualitas permukiman kumuh, dan pengembangan kawasan perdesaan yang terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perdesaan, kawasan desa pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

1) Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman Kawasan Perkotaan

  Kondisi permukiman kawasan perkotaan di Kabupaten Tapanuli Utara terlihat hampir disetiap wilayah terdapat permukiman tidak layak huni yang berdampak pada lingkungan yang tidak sehat, dan perlu penanganan yang mendesak seperti terdapat dibeberapa sebaran identifikasi kawasan yang sangat parah diantaranya di lokasi sekitar stadiun menuju pasar Tarutung, lokasi wisata rohani Onan Sitahuru Tarutung, lokasi wisata air panas Sipoholon, kawasan tersebut dapat digambarkan dengan kepadatan bangunan permukimannya sangat tinggi dan kualitas bangunan serta prasarana dan sarana yang tidak memenuhi syarat.

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

  P P E E M M E E R R

  I I N N T T A A H H K K A A B B U U P P A A T T E E N N T T A A P P A A N N U U

L

L

  

I

I U U T T A A R R A A B B A A D D A A N N P P E E R R E E N N C C A A N N A A A A N N P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D A A E E R R A A H H ( ( B B A A P P P P E E D D A A ) )

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

  

Fotret Kondisi Eksisting Kawasan Perkotaan

Kondisi pusat perekonomian dan perniagaan penduduk di Pasar Tarutung dan Pasar Siborongborong.

  Kondisi Kawasan bangunan perumahan padat yang teridentifikasi kumuh, dan kondisi lahan kosong yang belum dimanfaatkan terdapat di sekitar stadion menuju pasar Tarutung.

  P P E E M M E E R R

  I I N N T T A A H H K K A A B B U U P P A A T T E E N N T T A A P P A A N N U U L L

  I I U

U

T T A A R R A A B B A A D D A A N N P P E E R R E E N N C C A A N N A A A A N N P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D A A E E R R A A H H

  ( ( B B A A P P P P E E D D A A ) )

  • Sumber: RPIJM Kabupaten Tapanuli Utara 2014

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

  

Sementara itu di beberapa lokasi perumahan PNS yang terdapat di Kabupaten

Tapanuli Utara prasarana Cipta Karya sudah cukup memadai seperti

infrastruktur jalan dan saluran samping serta air minum. Sedangkan jalan

porosnya menggunakan konstruksi perkerasan aspal hotmix yang didanai APBD

Kabupaten. Data kondisi Perda, kawasan kumuh dan RSH di Kabupaten

Tapanuli Utara dapat dilihat pada tabel 6.3. dan tabel 6.4. berikut.

Tabel 6.2. Peraturan Daerah Bupati/peraturan lainnya terkait Pengembangan Permukiman No. Perda/Pergub/Perwal/Perbup/Peraturan lainnya Amanat Kebijakan Daerah Jenis Produk Pengaturan No./Tahun Perihal

  (1) (2) (3) (4) (5)

  1 - - - - 2 - - - - Sumber: RPIJM Kabupaten Tapanuli Utara 2014

Tabel 6.3. Data Identifikasi Kawasan Kumuh Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2013 No. Lokasi Kawasan Kumuh (Ha) Luas Kawasan (Ha) Jumlah Rumah Permanen (Unit) Jumlah Rumah Semi Permanen (Unit) Jumlah Penduduk (Jiwa)

  1 Sekitar stadion sampai pasar Tarutung

  2 Onan Sitahuru, Tarutung - - - -

  3 Daerah wisata air panas, Sipoholon

  P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A B B A A D D A A N N P P E E R R E E N N C C A A N N A A A A N N P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D A A E E R R A A H H ( ( B B A A P P P P E E D D A A ) )

Tabel 6.4. Data Kondisi RSH Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2013

  Jumlah Prasarana Tahun Pembangu

No Lokasi RSH Pengelola Penghuni Kondisi CK yang

nan

  (Jiwa) Ada

  1. Perumahan PNS Pagar Pemkab Baik Jalan, - - Beringin, Kec. Sipoholon drainase,

  Air minum

2. Perumahan PNS Barat - - Pemkab Baik Jalan, Indah Permai, Kec.

  drainase, Tarutung. Air minum

  Sumber: RPIJM Kabupaten Tapanuli Utara 2014

Tabel 6.5. Data Kondisi Rusunawa di Kabupaten Tapanuli Utara

  Tahun Prasarana Jumlah Pembangu CK yang No Lokasi Rusunawa Pengelola Kondisi Penghuni Ada nan (Jiwa)

  • >2.
  • 1.
  • Sumber: RPIJM Kabupaten Tapanuli Utara 2014

2) Kondisi Eksisting Pengembangan Kawasan Perdesaan

  Program pengembangan kawasan agropolitan Tapanuli Utara telah dituangkan kedalam pembuatan penyusunan detail plan agropolitan tahun 2006 kemudian disempurnakan tahun 2007 dalam suatu penyusunan detail plan kawasan agropolitan yang cukup detail sampai tingkat perdesaan, dimana penyusunannya telah disesuaikan dengan Masterplan Pengembangan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan dalam jangka waktu 10-20 tahun, dan melalui Forum Kerjasama Pemerintah Kabupaten/Kota se-Kawasan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara pada tahun 2007, telah menetapkan dan mengesahkan lokasi percontohan kawasan agropolitan Kabupaten Tapanuli Utara di Desa Hutabulu, Kecamatan Siborong-borong, dengan komoditi unggulan yang dikembangkan antara lain jagung, nenas, kopi, ikan nila, ikan mas dan kerbau. Dengan pengesahan tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai pendekatan dalam pengembangan kawasan perdesaan dan

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

  P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A B B A A D D A A N N P P E E R R E E N N C C A A N N A A A A N N P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D A A E E R R A A H H ( ( B B A A P P P P E E D D A A ) ) akan dapat menarik pengembangan ekonomi berbasis pertanian di wilayah hinterland sehingga tercipta hubungan dan keterpaduan antara kawasan agropolotan dan hinterland. Infrastruktur akses mobilitas penduduk yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara sebagian juga terjadi kerusakan (ada yang rusak berat maupun rusak ringan) karena seringnya mengalami bencana alam seperti gempa bumi, longsor dan banjir, hal ini terjadi karena wilayah Kabupaten Tapanuli Utara berada pada jalur patahan Sumatera (Patahan Semangko) dan dibarengi intensitas curah hujan yang tinggi. Selain itu masih terdapat 23 (dua puluh tiga) desa tertinggal dan terisolir yang tersebar di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara.

  Kondisi Kawasan peternakan tambak ikan mas dan ikan nila di Kelurahan Hutabarat Partali Julu, Kec. Tarutung.

  Data kondisi eksisting pengembangan permukiman terkait dengan capaian Kabupaten Tapanuli Utara dalam menyediakan kawasan permukiman yang layak huni di perdesaan selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 6.6. dan tabel 6.7. berikut.

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

  P P E E M M E E R R

  9 PPIP Desa Horisan Ranggingit, Kec.

  Muara Desa Selesai

  Baik 5 PPIP Desa Simatupang, Kec. Muara

  Desa Selesai Baik

  6 PPIP Desa Batu Binumbun, Kec. Muara

  Desa Selesai Baik 7 PPIP Desa Huta Julu, Kec. Parmonangan

  Desa Selesai Baik 8 PPIP Desa Sisordak, Kec. Parmonangan

  Desa Selesai Baik

  Parmonangan Desa Selesai Baik

  Desa Selesai Baik

  10 PPIP Desa Purba Dolok, Kec.

  Parmonangan Desa Selesai

  Baik 11 PPIP Desa Batuarimo, Kec. Parmonangan

  Desa Selesai Baik

  12 PPIP Desa Dolok Sanggul, Kec. Simangumban

  Desa Selesai Baik

  13 PPIP Desa Onan Runggu I, Kec. Sipahutar

  4 PPIP Desa Sitanggor, Kec.

  Desa Selesai Baik 3 PPIP Desa Aritonang, Kec. Muara

  I I N N T T A A H H K K A A B B U U P P A A T T E E N N T T A A P P A A N N

U

U

L

L

  2 Pembangunan/ Optimalisasi STA Siborongborong

  I I U U T T A A R R A A B B A A D D A A N N P P E E R R E E N N C C A A N N A A A A N N P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D A A E E R R A A H H ( ( B B A A P P P P E E D D A A ) )

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

Tabel 6.6. Data Program Perdesaan KabupatenTapanuli Utara

  No. Program/Kegiatan Lokasi Volume/ Satuan Status Kondisi Infrastuktur (1) (2) (3) (4) (5) (6)

  Tahun 2009

  1 Pembangunan/ Peningkatan Jalan

  Kec. Siborongborong Kawasan Selesai Baik

  Kec. Siborongborong Kawasan Selesai Baik

  2 PPIP Desa Unte Mungkur, Kec Muara

  3 Pembangunan Jalan Poros Desa Kawasan STA Siborongborong

  Kec. Siborongborong Kawasan Selesai Baik

  Tahun 2011

  1 Peningkatan Jalan Poros dan Saluran Drainase Desa Bariba, Kec. Muara Kawasan Selesai

  Baik

  Tahun 2012

  1 PPIP Desa Huta Lontung, Kec. Muara

  Desa Selesai Baik

  Desa Selesai Baik Sumber: RPIJM Kabupaten Tapanuli Utara 2014

  P P E E M M E E R R

  9 Perkerasan Jalan Telford dan Gorong- gorong.

  Desa Selesai

  6 Pembuatan Jalan. Desa Batu Binumbun, Kec. Muara

  Desa Selesai

  7 Pek. Saluran/Parit, MCK, Tembok Penahan Tanah Dusun III dan Dusun II, Jalan Rabat Beton.

  Desa Huta Julu, Kec. Parmonangan

  Desa Selesai

  8 Pekerjaan Lapen, Perkerasan Jalan dan Pekerjaan Gorong-gorong.

  Desa Sisordak, Kec. Parmonangan

  Desa Selesai

  Desa Horisan Ranggingit, Kec. Parmonangan

  5 Pembuatan Jalan Rabat, Gorong-gorong, Drainase/Rehab Bendungan, dan Rehab Perpipaan.

  Desa Selesai

  10 Saluran drainase dan Gorong-gorong. Desa Purba Dolok, Kec. Parmonangan

  Desa Selesai

  11 Perkerasan Jalan Telford dan Gorong- gorong.

  Desa Batuarimo, Kec. Parmonangan

  Desa Selesai

  12 Perkerasan Jalan Telford. Desa Dolok Sanggul, Kec. Simangumban

  Desa Selesai

  13 Perkerasan Jalan Telford dan Gorong- gorong.

  Desa Onan Runggu I, Kec. Sipahutar

  Desa Simatupang, Kec. Muara

  Desa Selesai

  I I N N T T A A H H K K A A B B U U P P A A T T E E N N T T A A P P A A N N U U

L

L

  Drainase=1.373 m Baik

  

I

I U U T T A A R R A A B B A A D D A A N N P P E E R R E E N N C C A A N N A A A A N N P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D A A E E R R A A H H ( ( B B A A P P P P E E D D A A ) )

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

Tabel 6.7. Data Kondisi Infrastruktur Perdesaan Kabupaten Tapanuli Utara

  

No. Infrastruktur Terbangun Lokasi Satuan Kondisi

Tahun 2009

  1 Jalan Desa Kec. Siborongborong 3.780 m Baik

  2 Loos, Sumur Bor, Saluran drainase, Paving Block

  Kec. Siborongborong Paket Baik

  3 Jalan Poros Desa Kec. Siborongborong 1.260 m Baik

  Tahun 2011 1 Jalan Poros Desa dan Saluran drainase Desa Bariba Aek, Kec.

  Muara Jalan=8.232 m

  Tahun 2012

  Desa Sitanggor, Kec. Muara

  1 Pembuatan Jaringan Air Bersih, Jalan Rabat Beton, Tembok Penahan Tanah, MCK dan Drainase.

  Desa Huta Lontung, Kec. Muara

  Desa Selesai

  2 Pembukaan Jalan, Pekerjaan Lapen dan Pembuatan Drainase.

  Desa Unte Mungkur, Kec Muara

  Desa Selesai

  3 Pekerjaan Jaringan Air Bersih, Pembukaan Jalan, Pembuatan Gorong- gorong dan Pembuatan Rabat Beton.

  Desa Aritonang, Kec. Muara

  Desa Selesai

  4 Pembuatan Jaringan Air Bersih, Pembuatan Jalan Rabat Beton dan Pembuatan Tembok Penahan Tanah.

  Desa Selesai Sumber: RPI-JM Kabupaten Tapanuli Utara 2014

  P P E E M M E E R R

  I I N N T T A A H H K K A A B B U U P P A A T T E E N N T T A A P P A A N N

U

U

L

L

  I I U U T T A A R R A A B B A A D D A A N N P P E E R R E E N N C C A A N N A A A A N N P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D A A E E R R A A H H ( ( B B A A P P P P E E D D A A ) )

c. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Permasalahan Pengembangan Permukiman diantaranya:

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

  Permasalahan yang dijumpai dalam hal pembangunan permukiman di Kabupaten Tapanuli Utara adalah:

  1. Proporsi penduduk perkotaan yang cenderung bertambah karena urbanisasi adalah gejala normal pada tahap pembangunan, sehingga menciptakan bangunan-bangunan permukiman baru di perkotaan dan tingkat pelayanan prasarana dan sarana kebutuhan dasar tidak sebanding lagi dengan laju pertumbuhan penduduk.

  2. Keterbatasan jaringan prasarana, sarana fisik dan ekonomi dalam mendukung pengembangan wilayah permukiman dan produk unggulan.

  3. Proporsi penduduk perdesaan yang cenderung berkurang karena urbanisasi.

  Tantangan Pengembangan Permukiman diantaranya: Tantangan yang dijumpai dalam hal pembangunan permukiman di Kabupaten Tapanuli Utara adalah:

  1. Masih terbatasnya pemahaman dan komitmen untuk melaksanakan pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh di daerah dan belum adanya sikap profesionalisme dan kewirausahaan pelaku pengembangan wilayah permukiman;

  2. Keterbatasan anggaran pendanaan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara untuk memfasilitasi pembangunan dan koordinasi di kawasan andalan strategis dan cepat tumbuh serta regulasi investasi yang kurang menarik bagi swasta;

  3. Masih lemahnya koordinasi, sinergi, dan kerjasama antar pelaku-pelaku pengembangan kawasan dalam upaya penentuan kebijakan, agenda perencanaan, pelaksanaan, monitoring, pengendalian dan evaluasi pembangunan sehingga menyebabkan inefisiensi penggunaan anggaran pembangunan;

  P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A B B A A D D A A N N P P E E R R E E N N C C A A N N A A A A N N P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D A A E E R R A A H H ( ( B B A A P P P P E E D D A A ) )

  4. Belum optimalnya pemanfaatan kerangka kerjasama lintas wilayah untuk mendukung peningkatan daya saing, produk unggulan dan penyediaan

pasokan sumber daya alam dengan kebutuhan pembangunan;

  5. Inisiatip proaktif yang masih pasif dalam mengatasi ketertinggalan daerah sesuai potensi, masalah dan kewenangan yang dimiliki dan masih rendahnya kualitas SDM serta belum optimalnya pengembangan potensi SDA, kelembagaan dan keterbatasan penggunaan teknologi;

  6. Belum lengkapnya Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Undang-Undang PA) dan belum memadainya pengelolaan data dan informasi pertanahan untuk pembangunan;

7. Biaya perpajakan yang cukup membebani rakyat dalam membayar pajak bangunan dan tanah.

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

  P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A B B A A D D A A N N P P E E R R E E N N C C A A N N A A A A N N P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D A A E E R R A A H H ( ( B B A A P P P P E E D D A A ) )

Tabel 6.8. Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kabupaten Tapanuli Utara Permasalahan Pengembangan No.

  Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi Permukiman (1) (2)

  

(3)

(4)

1 Aspek Teknis

  terbatasnya pemahaman dan 1) Jarak permukiman terhadap akses ekonomi 1) Masih 1) Melakukan pemerataan pembangunan di dan sosial. komitmen untuk melaksanakan perdesaan dan daerah tertinggal sebagai upaya pengembangan kawasan strategis dan cepat untuk menghempang arus urbanisasi. penduduk perkotaan yang

  2) Proporsi tumbuh di daerah dan belum adanya sikap cenderung bertambah karena urbanisasi,

  2) Melakukan pembinaan bagi wirausaha pelaku profesionalisme dan kewirausahaan pelaku sehingga menciptakan bangunan- pengembangan permukiman. pengembangan wilayah permukiman. bangunan permukiman baru di perkotaan

  3) Pengembangan jaringan dan kemitraan dengan dan tingkat pelayanan prasarana dan anggaran pendanaan

2) Keterbatasan pihak swasta.

  sarana kebutuhan dasar tidak sebanding Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara untuk 4) Mencari dan mengusahakan dana dari sumber- lagi dengan laju pertumbuhan penduduk. memfasilitasi pembangunan dan koordinasi sumber lain. di kawasan andalan strategis dan cepat

3) Keterbatasan jaringan prasarana, sarana

  5) Melakukan koordinasi dan kerjasama untuk tumbuh serta regulasi investasi yang kurang fisik dan ekonomi dalam mendukung mensinergikan penentuan kebijakan dengan menarik bagi swasta. pengembangan wilayah permukiman dan agenda perencanaan dan pelaksanaan produk unggulan. 3) Masih lemahnya koordinasi, sinergi, dan pengembangan permukiman. kerjasama antar pelaku-pelaku penduduk perdesaan yang

  4) Proporsi 6) Melakukan efisiensi penggunaan anggaran pengembangan kawasan dalam upaya cenderung berkurang karena urbanisasi.

  7) Membangun/meningkatkan/merehab prasarana penentuan kebijakan, agenda perencanaan, pendukung untuk percepatan perbaikan pelaksanaan, monitoring, pengendalian dan kualitas permukiman dan infrastruktur evaluasi pembangunan sehingga pengembangan wilayah permukiman. menyebabkan inefisiensi penggunaan ketersediaan dan

  8) Mempersiapkan anggaran pembangunan. keseimbangan pasokan SDA dengan kebutuhan

4) Belum optimalnya pemanfaatan kerangka pembangunan.

  kerjasama lintas wilayah untuk mendukung peningkatan daya saing, produk unggulan dan penyediaan pasokan sumber daya alam dengan kebutuhan pembangunan.

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menegah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016-2020

Bab 6 - 19

  P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A P E M E R

  I N T A H K A B U P A T E N T A P A N U L

  I U T A R A B B A A D D A A N N P P E E R R E E N N C C A A N N A A A A N N P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D A A E E R R A A H H ( ( B B A A P P P P E E D D A A ) ) Permasalahan Pengembangan No.

  Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi Permukiman (1) (2)

  

(3)

(4)

  5) Inisiatip proaktif yang masih pasif dalam mengatasi ketertinggalan daerah sesuai potensi, masalah dan kewenangan yang dimiliki dan masih rendahnya kualitas SDM serta belum optimalnya pengembangan potensi SDA, kelembagaan dan keterbatasan penggunaan teknologi.

6) Belum lengkapnya Peraturan Pelaksanaan

  Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Undang-Undang PA) dan belum memadainya pengelolaan data dan informasi pertanahan untuk pembangunan. 7) Biaya perpajakan yang cukup membebani rakyat dalam membayar pajak bangunan dan tanah.