Pengendalian kualitas kain ryp 2069 pada departement weaving 2 dengan metode c-chart pt.kusumahadi santosa karanganyar herviana

(1)

commit to user

PENGENDALIAN KUALITAS KAIN RYP 2069 PADA

DEPARTEMENT WEAVING 2 DENGAN METODE C-CHART

PT.KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR

Tugas Akhir

Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Di Bidang Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

HERVIANA NOVRITA WATI F3509034

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012


(2)

(3)

(4)

commit to user MOTTO

Sesungguhnya semua orang itu memiliki hak yang sama untuk sukses, hanya tidak semua orang mau membayar kewajibannya

(Mario Teguh)

Jalan menuju keberhasilan selalu mendaki keatas, jadi jangn mengharapkan proses pencapaian sukses anda akan selalu mudah.


(5)

commit to user PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada :

1. Papa dan Mama tercinta.

2. Semua dosen pengajar jurusan Manajemen Bisnis, Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Teman teman Manajemen Bisnis angkatan 2009.

4. Sahabat terbaik dalam hidup „Mayones‟ (Enok, Karina, Chaca, Cenun,

Erlina).

5. Semua pihak yang telah memberi dukungan dari awal perkuliahan hingga

sekarang.


(6)

commit to user KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasih yang

dilimpahkan-Nya sehingga Tugas Akhir dengan judul “PENGENDALIAN

KUALITAS KAIN RYP 2069 PADA DEPARTEMEN WEAVING II DENGAN

METODE C-CHART PT. KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR”

dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dukungan serta petunjuk dari berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan terima kasih sebesar–besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Wisnu Untoro M.si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

2. Sinto Sunaryo, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Bisnis pada

Program Diploma 3 Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Drs. Heru Purnomo, MM selaku Pembimbing Tugas Akhir yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan Tugas Akhir.

4. Seluruh dosen serta segenap karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret.

5. Bapak Edy selaku kepala personalia PT. Kusumahadi Santosa yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dan magang kerja.


(7)

commit to user

6. Ibu Setyowati beserta staff Depatement Weaving 2 PT. Kusumahadi Santosa

atas keramahan dan bantuannya menjadi pembimbing dalam magang kerja. 7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam magang kerja dan penyusunan Tugas Akhir.

Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir ini. Untuk itu penulismengharapkan kritik dan saran yang membangun. Namun demikian, karya sederhana ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Surakarta, 24 Juni 2012


(8)

commit to user DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Metode Penelitian ... 5


(9)

commit to user

2. Objek Penelitian ... 5

3. Sumber Data ... 5

4. Tekhnik Pengumpulan Data ... 6

5. Tekhnik Analisis Data ... 7

6. Kerangka Pemikiran ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas ... 14

B. Pengertian Pengendalian Kualitas ... 15

C. Tujuan Pengendalian Kualitas ... 16

D. Pentingnya Kualitas ... 17

E. Pengukuran Kualitas ... 18

F. Dimensi Kualitas ... 19

G. Tekhnik Pengendalian Kualitas ... 20

BAB III PEMBAHASAN A. Diskripsi Objek Penelitian ... 26

1. Gambaran Umum Perusahaan ... 26

2. Tujuan Perusahaan ... 29

3. Lokasi Perusahaan ... 31

4. Lay Out Perusahaan... 32


(10)

commit to user

6. Struktur Organisasi dan Job Description ... 37

7. Aspek Produksi ... 44

B. Pelaksanaan Magang Kerja ... 47

C. Pembahasan Masalah... 50

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 65


(11)

commit to user DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Data Jumlah Tenaga Kerja Perusahaan

3.2 Data Jumlah Tenaga Kerja Dept. Weaving 2

3.3 Data Kerusakan Produk

3.4 Data Jenis Kerusakan Produk


(12)

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pernyataan

Lampiran 2. Surat Keterangan Magang Kerja


(13)

commit to user ABSTRACT

QUALITY CONTROL DEPARTEMENT TO FABRIC RYP 2069 WEAVING 2 METHOD C-CHART PT. KUSUMAHADI SANTOSA

KARANGANYAR HERVIANA NOVRITA WATI

F3509034

Quality control is an activity that needs to be implemented by every company in the production process. By trying to suppress the results of defective products ranging from raw materials, production process, to finished goods. Quality control is an effort in increasing trust and customer satisfaction can even expand the market. The research was conducted at PT. Santosa Kusumahadi to address roadway Solo - 9.5 KM Tawangmangu Cork, Karanganyar. The data used as writing material obtained through interviews, direct observation or direct examination of the field and examination of company documents. Aims to determine the extent of damage to the fabric type product RYP 2069 at PT. Kusumahadi Santosa C-chart method, diagram level of damage and a causal diagram. C-Chart method used to determine or calculate the average damage to the product, the control limit and lower control limits. Diagrams are used to determine the extent of the damage sequence types of the most common damage to the smallest. While cause and effect diagram is used to identify quality problems and determine the cause. Based on the results of research that has been made known to the average writer can damage the fabric type RYP 2069 in 2011 at 4200.8 with the control limit (UCL) 4395.2 and lower control limits (LCL) 4006.3. Based on the graph C-Chart shows that the damage was still occurring in the conditions out of control or are beyond the control of which occurred in February, May and October. It is expected pengendaliankualitas at PT. Santosa Kusumahadi be further enhanced. We recommend that companies need to take into account factors such as fabric damage are less precise methods, the lack of monitoring of employee performance, and raw materials that do not fit the order. This is done to keep the quality of the resulting product is still good and have improved quality.

Key words: quality control, method C-Chart, Pareto Diagram, Cause and effect diagram (Fishbone chart).


(14)

commit to user ABSTRAK

PENGENDALIAN KUALITAS KAIN RYP 2069 PADA DEPARTEMENT WEAVING 2 DENGAN METODE C-CHART PT. KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR

HERVIANA NOVRITA WATI F3509034

Pengendalian kualitas merupakan kegiatan yang perlu diterapkan oleh setiap perusahaan dalam proses produksi. Dengan berusaha menekan jumlah hasil produk yang rusak mulai dari bahan baku, proses produksi, hingga barang jadi. Pengendalian kualitas merupakan usaha didalam meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan bahkan dapat memperluas pasar. Penelitian ini dilakukan di

PT. Kusumahadi Santosa dengan alamat di jalan Raya Solo – Tawangmangu KM

9,5 Jaten, Karanganyar. Data yang digunakan sebagai bahan penulisan diperoleh melalui wawancara, observasi langsung atau pemeriksaan langsung dilapangan dan pemeriksaan terhadap dokumen perusahaan.

Bertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan produk kain jenis RYP 2069 pada PT. Kusumahadi Santosa dengan metode C-chart, diagram tingkat kerusakan dan diagram sebab akibat. Metode C-Chart digunakan untuk mengetahui atau menghitung rata-rata kerusakan produk, batas pengendalian atas dan batas pengendalian bawah. Diagram tingkat kerusakan digunakan untuk mengetahui urutan jenis kerusakan yang paling banyak terjadi hingga yang paling kecil. Sedangkan diagram sebab akibat digunakan untuk mengidentifikasi masalah kualitas dan mengetahui penyebabnya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis dapat diketahui rata rata kerusakan kain jenis RYP 2069 tahun 2011 sebesar 4200,8 dengan batas pengendalian atas (UCL) 4395,2 dan batas pengendalian bawah (LCL) 4006,3. Berdasarkan grafik C-Chart menunjukan bahwa masih terjadi kerusakan yang berada dalam kondisi out of control atau berada diluar batas kendali yang terjadi pada bulan Februari, Mei dan Oktober. Dengan demikian diharapkan pengendaliankualitas pada PT. Kusumahadi Santosa dapat lebih ditingkatkan lagi. Sebaiknya perusahaan perlu memperhatikan faktor faktor penyebab kerusakan kain seperti metode yang kurang tepat, kurangnya pengawasan terhadap kinerja karyawan, dan bahan baku yang tidak sesuai pesanan. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar kualitas produk yang dihasilkan tetap baik dan mengalami peningkatan kualitas.

Kata Kunci : Pengendalian kualitas, Metode C-Chart, Diagram Pareto, Diagram Sebab-akibat (Fishbone chart).


(15)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan ilmu penegetahuan dan kemajuan teknologi yang pesat, produsen dituntut untuk dapat menciptakan produk yang baru dan berkualitas. Perusahaan kecil, menengah maupun perusahaan yang sudah besar memanfaatkan keunggualan ini untuk bersaing menjadi perusahaan yang kompeten dan dapat bersaing di luar negeri. Dengan memaksimalkan sumber daya alam serta sumber daya manusia yang sangat banyak dijumpai di Negara Indonesia, kondisi ini semakin menunjukan bahwa prospek yang sangat cerah untuk sector industry di Indonesia. Selain itu sektor industri juga mempunyai keunggulan yang lebih banyak dari sektor perekonomian lainnya. Investor luar yang semakin percaya menginvestasikan uangnya di Indonesia semakin membuka peluang kesempatan untuk menjadi Negara yang maju. Di dukung dengan politik serta kurs mata uang yang mulai stabil membuat Indonesia semakin diperhitungkan dilevel dunia. Hal ini memberi keuntungan tersendiri untuk Indonesia, karena dapat membuka lapangan pekerjaan yang besar sehingga dapat mengurangi pengangguran di Indonesia.

Banyaknya perusahaan di Indonesia membuat persaingan semakin ketat, serta konsumen dibuat bingung dengan kualitas yang ditawarkan semua perusahaan semakin kompetitif. Industri tekstil yang merupakan industry yang banyak dijumpai di Indonesia mempunyai spesialisasi produksi yang berbeda-beda dan ditambah dengan kualiatas yang sangat banyak. Oleh karena itu manajemen harus bisa memberikan produk yang maksimal dengan kualitas


(16)

commit to user

2

yang bagus agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Manajemen perlu memberikan standarisasi untuk produk yang mereka buat agar kualitas terjamin dan menghasilkan produk yang inovatif. Manajemen harus mempersiapkan perencanaan produksi sejak dini dimulai dari perencanaan bahan baku sampai dengan akhir produksi untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Perusahaan yang berproduksi tanpa memperhatikan kualitas produk atau jasa perusahaan, sama saja dengan menghilangkan harapan masa depan perusahaan, menurut Ahyari, (2002). Tujuan dari dilakukan analisis pengendalian kualitas dengan menggunakan metode c-chart adalah untuk meminimalkan kerusakan produk kain cotton. Sehingga dengan meminimalkan kerusakan produk maka perusahaan akan dapat meminimalkan biaya produksi dan dapat memaksimalkan profit perusahaan.

PT. Kusumahadi Santosa yang bergerak dibidang industry tekstil memproduksi kain jadi dengan berbagai macam produk unggulan, produk kain yang dihasilkan PT. Kusumahadi adalah kain grey, polyester, kain cotton, dan kain finishing. Kain cotton yang menjadi produk unggulan dari PT. Kusumahadi merupakan produk yang sudah mempunyai standar dari manajemen PT. Kusumahadi sehingga kain ini menjadi produk yang paling bagus. PT. Kusumahadi yang merupakan perusahaan tekstil yang besar di Solo melakukan pengendalian kualitas terhadap semua produk tidak hanya kain cotton tetapi semua produk yang dihasilkan PT. Kusumahadi Karanganyar, hal ini dilakukan karena ingin memberikan kualitas yang diinginkan konsumen


(17)

commit to user

3

dan dapat bersaing di industry tekstil di Indonesia. Selain itu PT. Kusumahadi

ingin meminimalkan semua tingkat kerusakan produk. Dengan

mengedepankan kualitas maka PT. Kusumahadi Santosa dipercaya oleh semua konsumen. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diambil tema penelitian mengenai pengendalian kualitas produksi pada perushaan dengan

judul “PENGENDALIAN KUALITAS KAIN RYP 2069 PADA

DEPARTEMENT WEAVING 2 DENGAN METODE C-CHART PT.

KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan tinjauan latar belakang diatas, maka untuk memudahkan pembahasan masalah tersebut, maka dapat ditarik pokok permasalahan sebagai berikut :

1. Berapa rata rata kerusakan produk kain RYP 2069 tahun 2011 pada PT. Kusumahadi Santosa ?

2. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan kerusakan kualitas produk kain RYP 2069 yang dihasilkan PT. Kusumahadi Santosa ?

3. Apakah kerusakan kain RYP 2069 yang selama ini terjadi masih dalam


(18)

commit to user

4 C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui jumlah rata rata kerusakan produk kain RYP 2069

tahun 2011 pada PT. Kusumahadi Santosa.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan

kualitas produk kain RYP 2069 pada PT. Kusumahadi Santosa

3. Untuk mengetahui kualitas kain RYP 2069 yang berada dalam batas toleransi atau standar yang telah ditentukan perusahaan.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

a. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kualitas suatu

produk terutama yang terjadi dalam perusahaan.

b. Sebagai sarana penerapan ilmu – ilmu yang telah diperoleh di bangku perkuliahan dengan kenyataan dan situasi yang ada dalam perusahaan.

c. Memberikan pengalaman sehingga meningkatkan kemampuan

untuk bersaing mendapatkan pekerjaan.

2. Bagi Perusahaan

Dapat sebagai masukkan dan dokumentasi bagi PT. Kusumahadi Santosa dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengendalian kualitas yang berpengaruh terhadap tingkat kerusakan produk.


(19)

commit to user

5

3. Bagi Pembaca

a. Sebagai sarana penambah pengetahuan dan wawasan dalam

bidang produksi khususnya pengendalian kualitas.

b. Memberikan informasi atau gambaran tentang PT.

Kusumahadi Santosa, Jaten, Karanganyar.

E. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian

Analisis pengendalian kualitas ini penulis menggunakan metode C-chart yang dilakukan saat melakukan penelitian di PT. Kusumahadi Santosa untuk mengetahui kerusakan kain RYP 2069 dan kemudian menganalisisnya

2. Objek Penelitian

Peneliti mengadakan penelitian di PT. Kusumahadi Santosa yang berlokasi di kawasan Jaten, Karanganyar.

3. Sumber Data

Sumber data dikelompokkan menjadi dua : a. Data Primer

Menurut Kuncoro data primer adalah data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original. Data primer mencakup data jenis kerusakan, nama nama mesin serta kegunaannya, penyebab kerusakan yang terjadi


(20)

commit to user

6

pada produk kain dan faktor faktor lain yang juga mempengaruhi kerusakan produk selama dalam proses pembuatan.

b.Data Sekunder

Menurut Kuncoro data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data ini berupa gambaran perusahaan yang berupa data kerusakan serta data lain yang masih berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.

Dalam hal ini data primer yang diperoleh dari perusahaan antara lain :

1) Data jumlah produksi kian RYP 2069 pada bulan Januari – Desember tahun 2011.

2) Data sejarah dan perkembangan perusahaan.

3) Struktur organisasi.

4) Lokasi perusahaan.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Yaitu mengadakan pengamatan langsung dan di perusahaan atas masalah yang diteliti kemudian mencatat data yang terjadi dimana terdapat kaitan langsung dengan semua proses produksi hingga data data kerusakan kain RYP 2069 yang digunakan sebagai bahan penulisan laporan ini melalui kegiatan magang kerja.


(21)

commit to user

7

b.Wawancara

Menurut Wahyuni dan Sumarni, (2006) Metode observasi merupakan prosedur yang sistematis dan standar dalam pengumpulan data. Metode pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan manager maupun karyawan PT. Kusumahadi Santosa.

c. Dokumentasi

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara meminta salinan data, foto, atau dokumen perusahaan lainnya yang berhubungan dengan proses produksi, pengendalian kualitas dan mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi kain.

d.Studi Pustaka

Mengumpulkan data data dengan cara membaca serta memahami buku teori dan laporan laporan tugas akhir yang berhubungan dengan penelitian mengenai pengendalian kualitas dengan metode c-chart.

5. Teknik Analisis Data

a. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode C-chart. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kerusakan produk yang terjadi di bagian produk akhir, yang dirumuskan sebagai berikut :


(22)

commit to user

8

1) Menentukan garis pusat (center line) menurut Ariani, (2004) =

Dimana : = garis pusat

= jumlah produk rusak

= banyaknya observasi yang dilakukan

2) Menentukan batasan pengawasan menurut Ariani, (2004)

Batas atas (Upper Control Limit) UCL =

Batas bawah (Lower Control Limit) LCL =

Batas kendali atas (UCL) atau batas kendali bawah (LCL) merupakan batas-batas pengawasan dari penyimpangan yang terjadi. Bila kerusakan berada diantara batas kendali atas (UCL) dan dari pusat (center line) ataupun berada diantara batas kendali bawah (LCL) dan dari pusat (center line), terlebih apabila kerusakan produk berada di bawah batas kendali bawah (LCL) merupakan prestasi yang baik untuk perusahaan dalam menjaga kualitasnya, karena diharapkan sedapat mungkin terjadi kerusakan hingga mendekati nol. Apabila kerusakan produk berada di luar batas kendali atas (UCL) berarti terjadi penyimpangan kualitas produk yang


(23)

commit to user

9

dihasilkan dan hal tersebut harus segera dilakukan tindakan perbaikan terhadap pelaksanaan pengendalian kualitas tersebut.

b. Diagram Pareto

Diagram Pareto merupakan metode untuk mengelola kesalahan, masalah atau cacat untuk membantu memusatkan perhatian pada usaha penyelesaian masalah. Menurut Render dan Heizer, (2005).

Diagram pareto berbentuk seperti batang, dimana setiap batangnya menunjukkan porsi permasalahan yang terjadi dari yang paling banyak ke paling sedikit. Menurut Render dan Heizer, (2005). Jumlah total masalah adalah 100% . Penempatan grafik diurutkan dari prosentase masalah yang besar diletakkan di kanan sampai prosentase yang kecil diletakkan di sebalah kiri.


(24)

commit to user

10

Gambar 1.1 Diagram Pareto

c. Diagram Sebab Akibat

Diagram ini digunakan untuk mengidentifikasi

penyebab-penyebab dari suatu masalah kualitas yang disusun dengan suatu urutan dan dengan berlangsungnya suatu proses.

Digram ini sangat membantu untuk melihat aliran proses dimana masalah terjadi.

Menurut Render dan Heizer, (2005). Diagaram sebab akibat juga disebut diagram Isikawa atau diagram tulang ikan. Diagram sebab akibat bentuknya menyerupai tulang ikan. Data yang digunakan untuk diagram sebab akibat adalah data


(25)

commit to user

11

yang diperoleh dari wawancara mengenai apa saja penyebab kerusakan dari produk kain cotton.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambat berikut :

Manusia Metode

Masalah

Mesin Material

Gambar 1.2 Diagaram Sebab Akibat


(26)

commit to user

12 F. Kerangka Pemikiran

Gambar 1.3 Kerangka Berpikir

Proses Produksi

Produk

Pengendalian Kualitas

Produk Baik Produk Rusak

Analisis c-chart

Diagram Pareto

Diagram Sebab akibat


(27)

commit to user

13 Keterangan :

Setiap perusahaan ingin selalu menjadi yang terdepan, oleh sebab itu produk yang dihasilkan harus dengan kualitas tinggi. Untuk mencapaui hal tersebut, perusahaan perlu melakukan pengendalian kualitas dengan baik. Namun pada kenyataannya tetap saja ada produk yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Dengan adanya produk yang tidak sesuai dengan standar atau cacat maka perlu dilakukan analisis dengan menggunakan metode c-chart, sehingga bisa diketahui batas normal kerusakan dalam periode tertentu. Kemudian dianalisis menggunakan diagram pareto untuk mencari sumber kesalahan, masalah atau kerusakan produk tertentu membantu memusatkan perhatian pada usaha penyelesaian masalah. Dalam usaha penyelesaian masalah dilakukan analisis dengan menggunakan metode fishbone chart. Penggunaan fishbone chart bertujuan untuk mengetahui apa penyebab terjadinya kerusakan, lebih lanjut penyebab kerusakan tersebut dapat segera diatasi.


(28)

commit to user

14 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kualitas

Dalam menghasilkan suatu produk, kualitas menjadi salah satu faktor penting yang dijaga oleh perusahaan karena hal tersebut berkaitan erat dengan reputasi. Produk dan jasa yang berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai dengan keinginan konsumen, meskipun keinginan setiap konsumen tidak selalu sama. Oleh sebab itu kepuasan konsumen juga menjadi suatu hal yang harus dapat dicapai oleh perusahaan seefektif mungkin.

Adapun beberapa pengertian kualitas menurut beberapa ahli antara lain :

1. Menurut Render, Barry dan Heizer, (2004) Kualitas adalah

keseluruhan fiture dan karakteristik produk atau jasa yang mampu memuaskan kebutuhan yang terlihat atau yang tersamar.

2. Menurut Handoko, (2000) Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang menyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk apa produk tersebut di produksi.

3. Menurut Gocthc dan Davis dalam Ariani, (2004) Kualitas dalah suatu

kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses dan linkungan yang memenuhi atau melatih apa yang diharapkan.


(29)

commit to user

15 B. Pengertian Pengendalian Kualitas

Untuk menjamin suatu produk yang berkualitas baik maka sangat diperlukan pengendalian kualitas terhadap suatu produk agar produk tersebut dapat diterima konsumendan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan.

Setelah mengetahui pengertian tentang kualitas, maka pengertian pengendalian kualitas dapat diartikan sebagai berikut :

1. Menurut Ahyari, (2002) Pengendalian kualitas adalah merupakan

suatu aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk atau jasa perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan.

2. Menurut Purnomo, (2003) Pengendalian kualitas adalah aktivitas pengendalian proses untuk mengukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi atau persyaratan dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar.

3. Menurut Handoko, (2000) Pengendalian kualitas merupakan upaya

mengurangi kerugian-kerugian akibat produk rusak dan banyaknya sisa produk atau scrap.


(30)

commit to user

16 C. Tujuan Pengendalian Kualitas

1. Menurut Ariani, (2004) secara terperinci mengemukakan beberapa tujuan pengendalian kualitas statistik diantaranya :

a. Tersedianya informasi bagi karyawan apabila akan memperbaiki proses

b. Membantu karyawan memisahkan sebab umum dan sebab

khususnya bila terjadi kecelakaan.

c. Tersedianya bahasa yang umum dalam kinerja proses untuk berbagai pihak.

d. Menghilangkan penimpangan karena khusus untuk mencapai

konsistensi dan kinerja yang baik.

e. Pengertian yang lebih baik mengenai proses.

f.Pengurangan waktu yang berarti dalam penyelesaian masalah kualitas

g. Pengurangan biaya pembuangan produk cacat, pengerjaan ulang terhadap produk cacat, inspeksi ulang dan sebagainya.

h. Komunikasi yang lebih baik dengan pedagang tentang

kemampuan produksi dalam memenuhi spesifikasi pelanggan.

2. Menurut Handoko, (2000) adalah :

a. Mengurangi kesalahan dan meningkatkan mutu.

b. Mengilhami kerja tim yang lebih baik. c. Mendorong keterlibatan dalam tugas.


(31)

commit to user

17

e. Menciptakan kemampuan memecahkan masalah.

f.Menimbulkan sikap-sikap mencegah masalah.

g. Memperbaiki komunikasi dan mengembangkan hubungan antara manajer dan karyawan.

h. Mengembangkan kesadaran akan keamanan yang tinggi.

i.Memajukan karyawan dan mengembangkan kepemimpinan.

j. Mendorong penghematan biaya.

Dari pendapat para ahli di atas dapat ditarik garis besar yang mempunyai titik kesamaan dalam hal kepuasan terhadap hasil akhir yang sesuai dengan standar mutu yang diharapkan, dengan kata lain penegandalian kualitas bertujuan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah direncanakan perusahaan.

D. Pentingnya Kualitas

Selain sebagai elemen penting dalam operasi, kualitas juga memiliki pengaruh lain. Ada alasan lain pentingnya kualitas menurut Render dan Heizer, (2005)

1. Reputasi Perusahaan

Suatu perusahaan menyadari bahea reputasi akan mempengaruhi kualitas apakah baik atau buruk. Kualitas akan muncul sebagai presepsi tentang produk baru perusahaan, kebiasaan karyawan dan hubungan pemasok.


(32)

commit to user

18

2. Keadaan Produk

Keadaan produk terkait dengan kemungkinan bahwa suatu komponen atau produk di bawah kondisi penggunaan normal. Aspek dalam keandalan tersebut adalah lama atau umur kehidupan yang diperkirakan dan kondisi pengguna

3. Keterlibatan Global

Bagi perusahaan yang ingin bersaing secara efektif pada ekonomi global, maka produk mereka harus memenuhi harapan kualitas, desain harga.

E. Pengukuran Kualitas

Pengukuran Kualitas merupakan hal yang penting agar perusahaan dapat menentukan biaya yang seharusnya dikeluarkan oleh perusahaan dalam setiap proses produksi, menurut Yamit (2004) pengukuran tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :

1. Biaya kualitas diukur berdasarkan biaya kerusakan per jam dari tenaga kerja langsung.

2. Biaya kualitas diukur berdasarkan biaya produksi termasuk biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku dan biaya overhead pabrik. 3. Biaya kualitas diukur berdasarkan penjualan bersih.

4. Biaya kualitas diukur berdasarkan satuan unit seperti kilogram, meter dan lain sebagainya.


(33)

commit to user

19

Pengukuran biaya kualitas berdasarkan keempat cara tersebut, dapat dianalisis dengan menggunakan analisis trend dan analisis pareto agar ditemukan konsep biaya kerusakan optimum.

F. Dimensi Kualitas

Terdapat delapan dimensi kualitas yang dikembangkan Garvin dalam Yamit (2004), yang dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis terutama bagi perusahaan manufaktur atau perusahaan yang menghasilkan barang. Dimensi tersebut adalah :

a. Kinerja (performance) : yaitu karakteristik pokok dari produk inti.

b. Ciri ciri atau keistimewaan tambahan (features) : karakteristik

pelengkap atau tambahan.

c. Kehandalan (reliability) : kemungkinan tingkat kegagalan

pemakaian.

d. Kesesuaian (conformance) : sejauh mana karakteristik desain dan

operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan

sebelumnya.

e. Daya tahan (durability) : berapa lama produk dapat terus

digunakan.

f. Service ability : meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan,

kemudahan dalam pemeliharaan dan penanganan keluhan yang memuaskan.


(34)

commit to user

20

h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived) : menyangkut citra dan

reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

G. Tekhnik Pengendalian Kualitas 1. Inspeksi

Menurut Render, Barry dan Heizer (2005) Inspeksi merupakan jalan untuk memastikan bahwa sebuah operasi menghasilkan tingkat kualitas yang diharapkan. Inspeksi meliputi : pengukuran, perasaan, peradapan, penimbangan, serta pengecekan produk. Tujuannya adalah menemukan proses yang buruk sesegera mungkin dan menghentikan pembuatan komponen yang rusak.

2. Acceptance Sampling

Menurut Render dan Heizer (2004), acceptance sampling merupakan sebuah bentuk pengujian yang meliputi penarikan sampel dari lot atau bacth produk jadi dan membandingkan dengan standar yang telah di tetapkan. Penarikan sampel lebih ekonomis di bandingkan inspeksi 100%.

3. Control chart (bagan kendali)

Contol chart dibagi menjadi dua bagian yaitu : a. Control Chart untuk Atribut

Menurut Yamit, (2004) Banyaknya karakteristik kualitas yang tidak dapat dinyatakan dengan angka numerik, Pengendalian


(35)

commit to user

21

kualitas untuk item yang karakteristik kualitasnya tidak dapat dinyatakan dengan angka.

Untuk mengklasifikasikan kualitas produk pada umumnya digunakan istilah sesuai atau tidak sesuai, cacat atau tidak cacat. Ada dua jenis bagan kendali atribut :

1) P – chart

Digunakan untuk pengukuran kualitas produk selama proses produksi apakah produk yang dihasilkan masih dalam batas yang diisyaratkan cacat berupa proporsi atau pecahan pengukuran berdasarkan pada sampel yang diambil.

a) Menentukan kerusakan rata rata

=

Dimana :

= rata rata kerusakan

= jumlah kerusakan

= banyaknya ukuran sampel

b) Menentukan batas kendali

Batas Kendali Atas :


(36)

commit to user

22 Batas Kendali Bawah :

LCL =

-2) C – chart

Bagan pengendalian ini digunakan untuk ketidak sesuaian atau cacat lain dari produk yang diamati.

a) Menentukan kerusakan rata rata

=

Dimana :

= rata rata jumlah cacat = jumlah produk cacat

= banyaknya observasi yang dilakukan

b) Menentukan Batas Kendali

Batas Kendali Atas UCL =

Batas Kendali Bawah LCL =


(37)

commit to user

23 b. Control chart untuk variabel

Menurut Yamit, (2004) Karakteristik kualitas yang dapat dinyatakan dalam bentuk ukuran angka.

Ada dua jenis bagan kendali variabel : 1) R - Chart

Digunakan untuk menunjukkan perbedaan antara pengukuran terbesar dan terkecil.

2) X - Chart

Digunakan untuk pengukuran rata-rata untuk suatu proses produksi dari sample.

c. Diagram Pareto

Diagram pareto merupakan metode untuk mencari sumber kesalahan, masalah atau kerusakan produk untuk membantu memusatkan perhatian pada usaha penyelesaian masalah. Menurut Render dan Heizer (2005).

Dengan diagram ini, maka dapat diketahui jenis cacat yang paling dominan pada hasil produksi selama bulan Januari sampai Desember tahun 2011.

Adapun langkah-langkah pembuatan diagram pareto menurut Render dan Heizer (2005) adalah sebagai berikut :

1) Menentukan prosentase kerusakan untuk setiap jenis kerusakan, misalnya terdapat kerusakan A, B, C, dan D yang jumlahnya masing-masing a%, b%, c% dan d%.


(38)

commit to user

24

2) Membuat diagram pareto dengan mengurutkan jenis kerusakan yang jumlahnya paling besar ke jumlah yang paling kecil.

Gambar 2.1 Diagram Pareto


(39)

commit to user

25

d. Diagram Sebab Akibat

Diagaram sebab akibat merupakan salah satu dari banyak alat yang dapat membantu mengidentifikasi lokasi yang mungkin terjadinya masalah masalah mutu dan lokasi pemeriksaan. Diagram sebab akibat juga disebut diagaram tulang ikan. Menurut Render dan Heizer (2005). Tujuan dari penggunaan diagram sebab akibat ini adalah untuk mengidentifikasi kesalahan sehari-hari dari pengendalian mutu. Diagram sebab akibat juga digunakan untuk penelusuran akar penyebab terjadinya masalah aktif.

Manusia Metode

Masalah

Mesin Material

Gambar 2.2 Diagram Sebab Akibat


(40)

commit to user

26 BAB III PEMBAHASAN

A.DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

1. Gambaran umum PT. Kusumahadi Santosa

Di Jawa Tengah khususnya di surakarta terdapat banyak perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan tekstil yaitu perusahaan keluarga yang memproduksi tekstil yang bercorak batik. Perusahaan tersebut adalah PT . Danar Santosa. Pendiri perusahaan ini adalah bapak R.H Santosa berdasarkan akta Notaris Miriam, SH tanggal 21 Maret 1975 NO.22/PPA/1975. PT. Danar Hadi Santosa berkembang sangat pesat dri tahun ke tahun dan pada tahun 1980 PT. Danar Hadi Santosa mendirikan anak perusahaan. Anak perusahaan tersebut adalah PT. Kusumahadi Santosa berdasarkan Akta Notaris Maria Theresia Budi Santosa, SH, dalam keputusannya NO.YA5/287/4.

PT. Kusumahadi Santosa resmi berdiri pada tanggal 14 Mei 1981 NO.II/II/1980. Perusahaan ini berbentuk Perseorangan Terbatas (PT), di dalam undang-undang No 6 tahun 1981 tentang PMDN menjadi dasar hukumnya. Perustrusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri tekstil dan dalam hal ini proses produksinya terdiri dari weaving, finishing, printing, dan dyeing. Sedangkan produk yang dihasilkan adalah kain mentah


(41)

commit to user

27

(Grey), kain putih (Cambrig),dan kain printing. PT. Kusumahadi Santosa terletak di Surakarta bagian timur, tepatnya di jalan Raya Solo – Tawangmangu KM 9,5 Jaten, Karanganyar. Oleh menteri Tenaga Kerja RI Bapak Soedomo pada tanggal 21 September 1983 PT. Kusumahadi Santosa diresmikan, dengan fasilitas yaitu :

a. Bangunan pabrik, perumahan karyawan dan fasilitasnya, bangunan kantor dan peralatannya

b. Delapan (8) mesin di departemen weaving.

c. Enam belas (16) mesin di departemen finishing

d. Sarana olahraga dan bangunan lain sebagai pelengkap. PT.Kusumahadi Santosa kadang-kadang sulit mendapatkan benang yang baik dan halus, maka pada tahun 1987 didirikan PT.Kusumaputra Santosa. PT.Kusumaputra Santosa bergerak di bidang Spining (Pemintalan benang), menempati tanah seluas 5 hektar dan mulai trial running pada bulan juli 1990. Hasil produksi PT. Kusumaputra Santosa sebesar 60 % dan selebihnya dijual di pasar bebas, PT. Kusumahadi Santosa terdiri dari tiga unit produksi, yaitu Weaving (Petenunan), Pre Treatment, dan Printing (Pencapan). Sedangkan PT. Kusumaputra Santosahanya memiliki satu unit produksi saja yaitu Spinning (Pemintalan Benang) yang dihasilkan sangat bervariasi sesuai permintaan konsumen.

Adapun mesin-mesin yang digunakan untuk produksi di PT. Kusumahadi Santosa adalah sebagai berikut:


(42)

commit to user

28

A. Mesin-mesin Tenun PT.Kusumahadi Santosa

a. Suttle loomping

1) Type GH-9 Shedding Lobby 56”

2) Type GH-9 Shedding Lappet 65”

b. Air jet loom

1) Type ajl 205 2) Type ajl 205i

c. Dobby

1) Yamada GD 50

B. Untuk mesin persiapan

1) Waping (Beninger, Baba)

2) Sizing (Shuccer Muller, Zell, Baba)

3) Reaching (Todo)

C. Pre treatment

1) Mercerizing

2) Sanforizing

3) Pad Batch Dying

4) Gassingeing


(43)

commit to user

29 D. Printing

Mesin-mesin yang digunakan adalah 1) Mesin Flat Inchinose

2) Mesin Stenter Wakayana

3) Mesin Cold Pad Batch mesin Rotary Print

4) Mesin Steamer untuk Print

2. Tujuan PT. Kusumahadi Santosa

Tekstil merupakan kebutuhan pokok setiap orang, sejak lahir sampai mati, mudah mengikut situasi, kondisi dan zamannya. Industri tekstil yang relatif menarik banyak tenaga kerja selalu menjadi perintis industrialisasi bagi negara yang sedang berkembang. Dengan pertumbuhan penduduk atau pertumbuhan ekonomi, maka permintaan tekstil semakin meningkat, tetapi persaingan juga semakin ketat. Oleh karena itu, PT.Kusumahadi selalu memperhatikan dan berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan melalui peningkatan mutu, pelayanan dan daya saing.

a. Tujuan perusahan

1) Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang

terlatih, disiplin yang tinggi, mampu bekerja keras dalam menghadapi ketatnya persaingan dibidang tekstil


(44)

commit to user

30

2) Meningkatkan mutu pelayanan dan daya

saingnya.

3) Mengarahkan segala sumber daya dan usaha

yang disertai dengan sistem manajemen yang tepat guna dan berdaya guna.

4) Mendapatkan keuntungan/laba dari penjualan

produksi

5) Ikut membantu pemerintah dalam hal

menciptakan lapangan pekerjaan bagi

masyarakat.

6) Membantu pendapatan pemerintah daerah

tempat perusahaan didirikan

7) Meleatarikan batik dan mendukung pengadaan bahan baku yang dibutuhkan dalam pembuatan batik halus.

b. Sasaran mutu perusahaan

1) Meningkatkan produktivitas

2) Mengurangi jumlah tuntutan ganti rugi

pemesanan


(45)

commit to user

31 3. Lokasi Perusahaan

Lokasi PT. Kusumahadi Santosa terletak di tepi utara jalan raya Solo – Tawangmangu KM 9,4 Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah. Area tanah seluas 47.140 m2 yang terdiri dari tanah untuk bangunan pabrik, kantor, perumahan, koperasi, kantin, tempat parkir, poliklinik. Pemilihan lokasi tersebut atas dasar pertimbangan sebagai berikut :

a. Sarana transportasi yang mudah

PT. Kusumahadi Santosa berada di jalan Solo-Tawangmangu yang merupakan jalan alternatif menuju arah Jawa Timur dan sebaliknya.

b. Tersedianya sumber tenaga kerja

PT. Kusumahadi Santosa merupakan perusahan yang mudah mendapatkan tenaga kerja murah karena melakukan kerjasama dengan beberapa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Karanganyar c. Faktor Fasilitas

Tersediannya listrik dan air merupakan faktor yang tak kalah penting dalam memilih suatu lokasi perusahaan. Tersedianya listrik dan kemudahan mendapatkan air menjadikan kegiatan produksi berjalan dengan lancar. Oleh sebab itu manajemen PT. Kusumahadi Santosa


(46)

commit to user

32

memilih lokasi di Jaten Karanganyar karena di lokasi tersebut dapat terpenuhi.

b. Perijinan

Perijinan untuk mendirikan perusahan di daerah Jaten, Karanganyar cukup mudah mengingat di daerah tersebut juga banyak terdapat perusahaan.

4. Lay Out PT.Kusumahadi Santosa

Pengaturan tata letak serta susunan mesin-mesin, peralatan-peralatan dan fasilitas-fasilitas lain dalam perusahaan harus ditentukan sedemikian rupa sehingga benar-benar efektif dan efisien. Penyusunan serta pengatur letak ini harus disesuaikan dengan kondisi dalam perusahaan. Lay Out PT.Kusumahadi Santosa dapat dilihat pada gambar 3.1


(47)

33

LOKASI PT. KUSUMAHADI SANTOSA

Tempat Parkir POS SATPAM Sumur Resapan KANTOR PEMASARAN

KANTOR UMUM & PERSONALIA FINISHING GUDANG PEMASARAN PRINTING BOILER GUDANG LOGISTIK GUDANG BALING PRINTING BOILER WEAVING 1 GUDANG PEMASARAN WEAVING 2

Kantor SPN KHS Kantor Gd. Pms Kantin

Ruang Training KHS Kantor EDP Kantor Kendaraan Kantin Gd. Akuntansi POS SATPAM J A L A N D E S A S A W A H A N

JL Raya Solo Tawangmangu

U

S


(48)

commit to user

34 5. Aspek Personalia

a. Sistem Personalia PT.Kusumahadi Santosa

Tenaga kerja di PT.Kusumahadi Santosa telah memenuhi ketentuan-ketentuan ketenagakerjaan yang diatur oleh Departemen Tenaga Kerja RI, antara lain mengenai jam kerja, sistem kompensansi, jaminan sosial dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja PT.Kusumahadi Santosa ± 2.257 karyawan, yang terdiri dari karyawan kantor, Spinning, Weaving I, Weaving II, dan bagian Utility. Secara rinci dapat dilihat ditabel berikut :

Jumlah Tenaga Kerja PT. Kusumahadi Santosa

Keterangan L P Jumlah

Komisaris 2 2

Direksi 3 1 4

Staff 29 7 36

Weaving I 450 247 697

PPC 6 9 15

weaving II 142 76 218

Finishing 101 23 124

Printing 340 52 392

Utility 54 54

Keuangan 8 13 21

Umum 90 6 96

Pemasaran 49 7 56

Jumlah 1272 443 1715 Tabel 3.1


(49)

commit to user

35

b. Sistem Kerja

PT.Kusumahadi Santosa memberlakukan jam kerja 7 jam sehari dengani 6 hari kerja yaitu Senin sampai dengan hari Sabtu.

Sedangkan berdasarkan jam kerjanya dibedakan menjadi :

1. Normal

a) Senin – Kamis Jam 08.00-16.00 WIB

Istirahat Jam 12.00-13.00 WIB

b) Jumat Jam 08.00-16.00 WIB

Istirahat Jam 11.30-13.30 WIB

Jumlah Tenaga Kerja Weaving II

Bagian Jumlah

Grup A 19

Grup B 20

Grup C 22

Grup D 22

Grup E 19

Grup F 23

Grup G 21

Adminstrasi dan Quality Control 43

Maintenance 29

Jumlah 218

Tabel 3.2

Sumber : data PT.Kusumahadi Santosa 2011


(50)

commit to user

36

c) Sabtu Jam 08.00- 13.00 WIB

2. Shift

Sedangkan untuk karyawan shift adalah sebagai berikut:

1) Shift I Jam 06.00-14.00 WIB

2) Shift II Jam 14.00-22.00 WIB

3) Shift III Jam 22.00-06.00 WIB

c. Jaminan Sosial

1. Jaminan Kesejahteraan Karyawan:

a) Jaminan beribadah

b) Jaminan olahraga dan rekreasi

c) Jaminan kesehatan dan pengobatan

d) Jaminan untuk upah lembur

e) Jaminan jamsostek

f) Perusahaan menyediakan bus untuk antar

jemput untuk karyawan

g) Jaminan koperasi karyawan

h) Perusahaan memberikan pakaian kerja untuk

karyawan produksi, maintenance,karyawan

kantor dan karyawan masing-masing

mendapatkan 2 pasang baju dalam 1 tahun.

i) Perusahaan memberikan makanan dan minuman


(51)

commit to user

37

2. Pemberian Tunjangan, antara lain :

a) Tunjangan perkawinan

b) Tunjangan hari raya

c) Tunjangan kematian

d) Tunjangan kecelakan kerja

3. Memberikan cuti dan hari-hari libur, antara lain: a) Hari libur resmi/istirahat minggu dan bagi shift

tiap 3 hari libur 1 hari b) Cuti karena haid dan sakit c) Cuti tahunan

d) Cuti kepentingan sosial

e) Cuti kehamilan

6. Struktur Organisasi Dan Job Description a. Struktur Organisasi

Organisasi dalam perusahaan adalah kerjasama antara orang-orang dalam perusahaan untuk mencapai suatu keuntungan dengan berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi. Dalam suatu organisasi atau perusahaan sangat diperlukan adanya struktur organisasi karena akan memudahkan dan membantu pimpinan dalam mengawasi jumlah kegiatan perusahaan serta mempelancar tugas-tugas karyawan.


(52)

commit to user

38

Manfaat dari penyusunan struktur organisasi bagi perusahaan antara lain :

1) Karyawan dapat mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan mengetahui kepada siapa seorang atasan memberi tugas

2) Mempermudah pelaksanaan tugas

3) Mengkoordinasi kegiatan yang dilakukan oleh bawahan sehingga dapat tercapai tujuan yang telah direncanakan

4) Menghindari kekosongan kerja maupun duplikasi tugas, karena adanya struktur organisasi karyawan mengetahui dengan jelas akan tugas dan tanggung jawabnya.

Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi PT.Kusumahadi Santosa berikut ini adalah bagan struktur organisasi PT.Kusumahadi Santosa :


(53)

39

PT. KUSUMAHADI SANTOSA

Direktur Utama H. Dewanto Kusuma Wibowo, SE

Wakil Direktur Utama H. Dewanto Kusuma Wibowo, SE

Direktur Pemasaran Ir. Hj. Etty S.

Ka. Div. Pemasaran I Ir. Linda S.

Ka. Div. Pemasaran II H. Fairuz Z.

Manager Penjualan II Ir. Didik S.M.

Staff Penjualan I Staff Penjualan I Staff Penjualan I

Manager Pengiriman Sumantoro

Manager Penjualan I Taufik H.

Staff Penjualan II Staff Penjualan II Staff Penjualan II

Ka. Div Produksi Ir. Budiardjo

Manager Weaving Ndondon H.

Kasie Produksi 1 Kasie Maintenance 1

Kasie Produksi 2 Kasie Maintenance 2 Kasie Adm & QC 1 & 2

Manager Utility Sudarmadi

Manager PC Edy Mardani

Kasie Utility 1 Kasie Utility 2

Manager Persiapan Printing Ir. Didik S.M.

Kasie Making Up Kasie Maintenance

Kasie ADM & Lab

Manager Printing Agus Wuryanto Kasie Produksi Manager Design Brojol P. Kasie Design Kasie Tracer Manager Finishing Rizal M.K.

Kasie Adm & Lab Kasie Produksi Kasie Maintenance

Ka. Div Rendal Ir. H. Sofyan Edy P.

Kasie Rendal Staff Rendal

Manager Logistik Widyo M.

Kasie Gudang Kasie Pengadaan 1 Kasie Pengadaan 2

Manager Akt / Keu Hj. Hening A.

Kasie Keuangan Kasie Akuntansi Kasie Akt/Pajak

Manager Umum & Pers. Wahyu Cahyo Wibowo

Kasie Personalia Kasie MTC Sipil


(54)

commit to user

40 b. Job Description

Dari bagan organisasi PT. Kusumahadi Santosa dapat dijelaskan mengenai tugas dan tanggungjawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

1) Pemegang Saham

Merupakan orang-orang yang mempunyai saham secara hukum atas kepemilikan perusahaan.

2) Dewan Komisaris

Dewan Komisaris merupakan badan tertinggi dalam organisasi perusahaan yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh rapat umum pemegang saham. Adapun tugas dari Dewan Komisaris yaitu mengatur dan mengkoordinir kepentingan para pemegang saham sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam kebijaksanaan umum perusahaan.

3) Direktur Utama

Mempunyai tugas sebagai berikut:

a) Memimpin perusahaan

b) Mengawasi perusahaan

c) Mendelegasikan sebagai wewenang dan tanggung jawab kepada manajer

d) Menentukan kebijakan pokok dalam perencanaan,


(55)

commit to user

41

e) Melakukan pembinaan kegiatan dan manilai hasil dari tujuan perusahaan yang dibantu oleh staff ahli operasional, pengawasan, dan internal audit

4) Kepala Divisi Pemasaran

Mempunyai tugas dan wewenang membawahi 3 bidang pemasaran yaitu:

a) Manager Gudang Pemasaran

Bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas penyimpanan produk yang akan dijual

b) Manager Penjualan

Manager penjualan mempunyai tugas mencari calon konsumen dan menjaga relasi hubungan baik dengan konsumen dalam negeri maupun luar negeri

c) Manager Eksport

Manager Eksport menangani masalah penjualan produksi yang akan dieksport

5) Kepala Divisi Produksi I

Kepala Divisi Produksi I mempunyai tugas dan wewenang membawahi 5 bidang produksi yang dikhususkan produksi kain polos (cambric) yaitu:


(56)

commit to user

42 a) Manager Utility

Manager utility bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengadaan diesel dan listrik yang dipergunakan untuk operasi perusahanan

b) Manager PPC

Bertanggung jawab atas perencanaan dan pengendalian bahan baku benang

c) Manager Spinning

Bertanggung jawab atas jalannya proses produksi pemintalan benang secara keseluruhan

d) Manager Weaving I dan II

Bertanggung jawab atas jalannya proses produksi kain polos (cambric) baik secara kualitas maupun kuantitas 6) Kepala Divisi Produksi II

Kepala divisi produksi II mempunyai tugas dan wewenang membawahi 5 bidang produksi yang dikhususkan produksi kain polos (cambric) menjadi kain yang bercorak yaitu:

a) Manajer produksi Printing

Bertanggung jawab atas produksi di pencapan dan pencelupan secara keseluruhan

b) Manajer Persiapan

Bertanggung jawab akan persediaan kualitas dan kuantitas kain sebelum dan sesudah proses dibagian printing


(57)

commit to user

43

c) Manajer Desain

Bertanggung jawab atas pengadaan Desain kain bercorak d) Manajer pre Treatment

Bertanggung jawab atas pengujian bahan baku yang menggunakan bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi

7) Kepala Divisi Umum dan Keuangan

a) Manajer Akutansi dan Keuangan

Bertanggung jawab mengurusi bidang keuangan,

melakukan pembayaran gaji karyawan, dan menyalin laporan keuangan bagi pihak yang bersangkutan dengan perusahaan

b) Manajer Umum dan Personalia

Bertanggung jawab memperlancar perkembangan

perusahaan dan kesejahteraan pegawai serta menentukan urusan kepegawaian, mencari dan menyeleksi tenaga kerja yang sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan, dan mengadakan hubungan dengan pihak luar untuk hal-hal tertentu, misalnya kunjungan keperusaahan lain, pelatihan, dan penelitian.

c) Manajer EDP ( Electronic Data Processing)

Manajer EDP bertanggung jawab memproses berbagai data yang ada dalam perusahaan.


(58)

commit to user

44 7. Aspek Produksi

Adapun proses produksi dibagian departemen weaving II dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 3.3 Flow chart weaving II Bahan Baku Benang

Warping

Inspecting

Cone Winding

Tying

Sizing

Draw In

Leasing In dan Reaching In

Air Jet Loom


(59)

commit to user

45

a. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi PT.Kusumahadi Santosa, meliputi :

1) Benang

Bahan baku berupa benang disuplay 60% dari PT.Kusumaputra Santosa dan 40% dari pabrik pemintalan lainnya.

2) Bahan-bahan Kimia

Bahan-bahan kimia di datangkan 30% dari import dan sisanya didapat pabrik kimia di Indonesia.

3) Spare Part

Spare Part dari import untuk shuttle 20 % dan 50% untuk jet loom sisannya di datangkan dari pabrik di Indonesia

b. Warping

Proses warping merupakan proses penggulungan benang lusi ke dalam beam lusi yang akan dipasang pada mesin tenun dalam bentuk gulungan yang sejajar dengan panjang tertentu lebar tertentu, jumlah lusi tertentu dengan tegangan lusi yang sama.

c. Sizing

Sizing merupakan proses penganjian dengan formula bahan kimia tertentu untuk meningkatkan daya tenun lusi, menanbah sifat licin benang dan menambah kekuatan tarik benang.


(60)

commit to user

46

d. Cone Winding

Cone Winding merupakan proses penggulungan benang pakan dari bentuk cone menjadi bentuk palet yang rata dan padat dengan diameter dan panjang yang telah di tentukan.

e. Reaching In

Reaching In merupakan proses pencucukan (memasukkan) benang lusi pada dropper, gun dan sisir sesuai dengan rencana tenun.

f. Leasing In

Leasing In merupakan proses penghitungan jumlah benang lusi dengan jenis kontruksi yang sama pada saat penenunan.

g. Tying

Tying merupakan proses penyambungan benang lusi dengan jenis kontruksi yang sama pada saat penenunan

h. Air Jet Loom

Air Jet Loom merupakan proses pembuatan jalinan benang dengan gerakan-gerakan naik turun vertikal dilakukan dengan cara menggerakan exentrik dengan injakan untuk memasukkan benang pakan sehingga menjadi lembaran kain mentah (grey)

i. Inspecting

Inspecting merupakan proses pengendalian kualitas untuk mengetahui cacat-cacat kain sehingga, dapat menentukan macam dari grade kain yang dihasilkan.


(61)

commit to user

47 j. Folding

Folding merupakan proses pelipatan hasil akhir yaitu, kain yang telah diperbaiki di mesin inspecting dengan ukuran satu meter perlapis kain.

B.Laporan Magang Kerja

1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang

Kegiatan magang dilakukan JL. Raya Jaten Km 9,4 Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah. Telp: (62-271)825636, Fax (62-271)825478, 825628.

Magang kerja dilaksanakan pada tanggal 16 januari s/d 16 februari 2012, yaitu selama satu bulan. Magang kerja dilaksanakan setiap hari Senin- Sabtu yang dimulai pada pukul 08.00 s/d 16.00 WIB, kecuali hari sabtu magang dimulai pukul 08.00 s/d 13.00 WIB.

2. Kegiatan Magang Kerja

Selama kegiatan magang kerja berlangsung, mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti tata tertib yang telah ditentukan oleh perusahaan diantaranya sebagai berikut :

a. Peserta magang diwajibkan melapor kepada pembimbing lapangan sebelum pelaksanaan magang kerja.

b. Peserta magang diwajibkan memakai pakaian baju putih dan celana hitam dengan ketentuan rapi dan sopan.


(62)

commit to user

48

d. Tidak diperkenakan merokok selama kegiatan magang kerja

berlangsung.

Waktu pelaksanaan magang sudah disepakati antara pihak perusahaan dan penulis, dimana waktu pelaksanaan magang kerja selama satu bulan yaitu 16 januari-16 februari 2012. Untuk waktu pelaksanaan magang kerja dalam satu minggu masuk enam kali dan lama penelitian mulai pukul 08.00-16.00 WIB, khusus untuk hari sabtu mulai pukul 08.00-13.00 WIB. Kegiatan selama magang kerja telah diatur oleh pihak PT.Kusumahadi Santosa yang disesuaikan dengan jurusan yang diambil mahasiswa adalah manajemen industri maka pelaksanaan magang kerja ditempatkan dibagian produksi. Berikut ini merupakan rincian laporan semua kegiatan selama pewnelitian yang dilakukan penulis di PT. Kusumahadi Santosa:

a. Minggu pertama

1) Perkenalan mahasiswa dengan pembimbing lapangan.

2) Perkenalan dengan beberapa karyawan perusahaan.

3) Penjelasan dari pembimbing lapangan tentang hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan, khususnya pada weaving II. 4) Mengamati lokasi, lingkungan perusahaan dan cara kerja

mesin serta proses produksi.


(63)

commit to user

49

b. Minggu kedua

1) Mengamati proses penganjian,pencucukan dan penenunan

2) Melakukan wawancara pada bagian administrasi

3) Membantu pekerjaan karyawan di weaving II

c. Minggu ketiga

1) Mengamati proses pelipatan kain

2) Membantu karyawan dalam merekap data harian

3) Membantu bagian administrasi

d. Minggu keempat

1) Membantu karyawan dalam merekap data kualitas

2) Membantu karyawan dalam merekap data inspecting

3) Meminta sample kain


(64)

commit to user

50 C. Pembahasan Masalah

Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. Kusumahadi Santosa maka dilakukan pembahasan mengenai pengendalian kualitas dengan menggunakan analisis c-chart.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah kerusakan pada produk kain grey yang terjadi dalam proses produksi masih dalam batas kendali atau tidak. Dalam analisis ini disertakan diagram pareto dan diagram sebab akibat (fish bone) untuk mengetahui jenis kerusakan serta penyebabnya.

1. Analisis c-chart

Bagan pengendalian c-chart digunakan untuk mengadakan pengujian terhadap kualitas proses produksi yang mengetahui banyaknya jumlah produk yang rusak dan untuk mengetahui apakah ada jumlah kerusakan produksi yang masih dalam batas kendali atau tidak. Untuk perhitungan dengan analisis c-chart dilakukan dengan mengambil 12 observasi dari setiap bulan selama tahun 2011 pada PT. KUSUMAHADI SANTOSA. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kerusakan produk yang terjadi.


(65)

commit to user

51

Data Kerusakan Produk Kain RYP 2069 pada PT. KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR

Tahun 2011

No Bulan Jumlah Produk

(dalam meter)

Jumlah Produk Rusak (dalam point)

1 Januari 341.417 4.198

2 Februari 220.562 5.234

3 Maret 87.990 2.329

4 April 150.670 4.378

5 Mei 271.764 5.147

6 Juni 299.481 4.279

7 Juli 337.435 4.128

8 Agustus 99.850 4.225

9 September 275.550 4.207

10 Oktober 226.251 5.165

11 November 164.087 4.235

12 Desember 358.579 2.885

JUMLAH 2.833.636 50.410

Tabel 3.3


(66)

commit to user

52

Dari data diatas kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan c-chart, langkah-langkah perhitungannya adalah :

a. Menentukan rata-rata kerusakan dengan menggunakan rumus :

=

=

= 4200,8

b. Menentukan batas kendali atas dan bawah dengan menggunkana

rumus :

1) Batas Kendali Atas (UCL)

UCL =

= 4200,8 + 3

= 4200,8 + 3(64,81) = 4395,2

2) Batas Kendali Bawah (LCL)

LCL =

= 4200,8 - 3

= 4200,8 – 3(64,81) = 4006,3

Berdasar perhitungan dengan analisis c-chart dengan rumus tingkat kerusakan pada produk kain RYP 2069 memiliki rata-rata kerusakan 4200,8 serta memiliki batas kendali atas (UCL) sebesar 4395,2 dan batas kendali bawah (LCL) sebesar 4006,3 dari rata rata produksi tiap bulan


(67)

commit to user

53

sebesar 236.136,3 meter. Sehingga dilihat dari data kerusakan kain RYP 2069 terlihat bahwa jumlah kerusakan ada yang mengalami out of control yaitu pada bulan Februari, Maret, Mei, Oktober dan Desember. Pada bulan Januari, April, Juni, Juli, Agustus, September, dan November berada pada bats pengendalian (in control).

Kerusakan yang terjadi pada kain RYP 2069 disebabkan oleh banyak hal diantaranya adalah cacat lusi, cacat pakan, cacat benang dan jenis kerusakan lain. Dengan tingkat tingkat kerusakan tertinggi adalah cacat pakan.


(68)

commit to user

54

2. Analisis C-chart dengan software POM For Windows.


(69)

commit to user

55 Bagan Kendali C-Chart


(70)

commit to user

56

3. Diagram Tingkat Kerusakan

Diagaram yang digunakan untuk mengklasifikasikan masalah menurut sebab dan gejalanya.

Berikut prosentase kerusakan kain RYP 2069 dilihat dari cacat keseluruhannya :


(71)

commit to user

57

Komposisi Jenis dan Jumlah Kerusakan Produk Kain RYP 2069 PT. Kusumahadi Santosa Karanganyar Tahun 2011

No Jenis Kerusakan

Jumlah Kerusakan

Prosentase Kerusakan (%)

1 Cacat Lusi 16.037 31,9

2 Cacat Pakan 22.456 44,5

3 Cacat Benang 10.056 20

4 Kerusakan Lainnya 1.861 3,7

Total 50.410 100

Tabel 3.5

Menghitung presentase jenis kerusakan kain RYP 2069 : Prosentase Kerusakan =

a. Cacat Lusi = x100%

= 31,9

b. Cacat Pakan = x100%

= 44,5

c. Cacat Benang = x100%


(72)

commit to user

58

d. Kerusakan Lain = x100%

= 3,6

Dari data perhitungan diatas maka dapat di lihat diagram tingkat kerusakan sebagai berikut :

Diagram Tingkat Kerusakan Kain RYP 2069 PT. KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR


(73)

commit to user

59

Berdasarkan diagram tingkat kerusakan model pareto dapat diketahui jenis kerusakan tertinggi karena cacat pakan. Beberapa sebab yang mengakibatkan kain RYP 2069 menjadi rusak antara lain :

a. Cacat Pakan

Adalah kerusakan yang berupa kerusakan pada penenunan kain posisi melentang. Dapat berupa pakan jarang atau melintir.

b. Cacat Lusi

Adalah kerusakan yang berupa kerusakan pada penenunan kain posisi berdiri. Dapat berupa pinggiran jelek atau lusi yang putus.

c. Cacat Benang

Adalah kerusakan yang berupa kerusakan benang yang ketebalannya berbeda.

d. Kerusakan lain

Adalah kerusakan yang terdiri dari beberapa kerusakan yang prosentasenya kecil seperti kain kotor, berlubang dll.


(74)

commit to user

60

4. Diagram Sebab Akibat

Diagram sebab akibat digunakan untuk menganalisa suatu masalah dan mengetahui faktor-faktor penyebabnya. Dengan diketahuinya penyebeb yang dominan maka dapat dicari penyelesaiannya serta sangat membantu untuk melihat aliran proses dan dimana masalah terjadi.

Cara membuat digram sebab akibat di mulai dengan menggunakan empat kategori, antara lain material, mesin, manusia dan metode.

a. Faktor Manusia / SDM

1) Kurangnya Pengawasan

Setiap operator bertugas mengawasi mesin-mesin yang sedang berjalan. Semakin seimbang perbandingan antara petugas dengan jumlah mesin yang beroperasi akan berpengaruh dalam proses produksi. Kurangnya pengawasan membuat pegawai tidak bekerja maximal.

2) Konsentrasi berkurang

Konsentrasi yang tinggi sangat di butuhkan namun terkadang banyaknya pekerjaan sering membuat konsentrasi karyawan terpecah. Terlebih pada operator yang bekerja pada shif malam, selain banyak pekerjaan yang harus diselesaikan mereka juga harus melwan rasa kantuk.


(75)

commit to user

61

3) Kurang pelatihan

Karyawan yang kurang terlatih membuat pekerjaan menjadi tidak teratur dan hasilnya kurang maksimal sehingga banyak kain yang mengalami cacat.

b. Faktor Metode

1) Penyetingan dan pengontrolan mesin

Apabila sejak awal penyetingan mesin tidak dilakukan dengan benar sesuai jenis kain yang aka diproses maka dapat mengakibatkan kerusakan produk yang berupa cacat pakan maupun cacat lusi. Selain itu pengontrolan mesin secara berkala dapat meminimalkan kerusakan produk.

2) Intruksi kurang jelas

Hal ini dapat berpengaruh pada hasil produksi, semakin jelas intruksi yang diberikan maka akan semakin dapat menekan tingkat kesalahan atau kecacatan produk.

Intruksi yang kurang jelas sering sekali menyebabkan pegawai yang tidak paham melakukan kesalahan di dalam proses pembuatan kain yang mengakibatkan kerusakan.

c. Faktor Mesin

1) Kondisi mesin yang sudah tua

Mahalnya biaya pembelian mesin dan tekhnologi baru merupakan salah satu masalah yang paling banyak dihadapi oleh industri textile.


(76)

commit to user

62

Kondisi mesin yang sudah tua mengakibatkan proses pencucukan maupun penenunan tidak sempurna sehingga menjadikan cacat pakan dan cacat lusi pada kain.

2) Service mesin yang tidak rutin

Terlambat dalam melakukan perawatan dapat mengakibatkan lambatnya kinerja mesin.

3) Mesin rusak / macet

Kemacetan mesin dapat memperlambat proses produksi dan juga dapat beresiko menurunnya tingkat kualitas suatu produk. d. Faktor Material

1) Bahan baku

Kualitas bahan baku merupakan salah satu faktor dalam menentukan kualitas haasil produksi. Makin baik kualitas bahan baku, yaitu benang maka resiko kerusakan hasil produksi dapat menurun.

2) Kualitas kanji

Kualitas kanji sangat berpengaruh pada kualitas kain. Semakin baik kanji yang meresap ke dalam benang maka semakin kecil pula kemungkinan benang putus saat di produksi, sehingga jumlah cacat benang berkurang.

Dari keterangan diatas yang merupakan kategori penyebab yang sering menjadi faktor penyebab seringnya kerusakan terjadi maka dapat di lihat diagram sebab akibat sebagai berikut :


(77)

63

No Bulan Jumlah Produksi Total

Kerusakan

Cacat Lusi Cacat Pakan Cacat Benang Kerusakan

Lain

1 Januari 341.417

1782 1562 798 56 4.198

2 Februari 220.562

1086 3120 989 39 5.234

3 Maret 87.990

569 746 912 102 2.329

4 April 150.670

2169 1891 243 75 4.378

5 Mei 271.764

1422 2474 1032 219 5.147

6 Juni 299.481

978 2812 468 21 4.279

7 Juli 337.435

981 1006 2009 132 4.128

8 Agustus 99.850

1353 2146 527 199 4.225

9 September 275.550

1023 2021 896 267 4.207

10 Oktober 226.251

1886 1893 1121 265 5.165

11 November 164.087

1034 2101 699 401 4.235

12 Desember 358.579

1754 684 362 85 2.885


(78)

64

Penyetingan dan Pengontrolan mesin

Instruksi kurang jelas Konsentrasi berkurang Kurang pengawasan Kurang pelatihan

Mesin Material

Kualitas bahan baku

Kualitas kanji Kondisi mesin yang

sudah tua

Service mesin yang tidak rutin

Mesin rusak atau macet

Kerusakan Produk Kain RYP 2069

Pegawai tidak bekerja maximal

Cacat benang

Cacat benang, cacat pakan dan cacat lusi

Hasil pekerjaan pegawai tidak rapi

Mengakibatkan cacat lusi Mesin lama mengakibatkan

cacat pakan

Dapat mengakibatkan cacat lusi ataupun pakan


(79)

commit to user

65 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab III mengenai pengendalian kualitas produk kain RYP 2069 pada departement weaving 2 di PT. Kusumahadi Santosa, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Berdasarkan data yang diperoleh dan perhitungan yang telah dilakukan pada kain RYP 2069 tahun 2011 sebesar 2.833.636 meter, rata rata produksi tiap bulannya sebesar 236.136,3 meter dengan kecacatan kain sebanyak 50.410 point dengan rata-rata kerusakan 4200,8 point.

2. Dengan menggunakan grafik c-chart dapat diketahui masih terdapat tingkat kecacatan produk yang berada di luar batas kendali atas (UCL) yaitu pada bulan Februari, Mei dan Oktober. Sedangkan yang berada di luar batas kendali bawah (LCL) yaitu bulan Maret dan Desember. Hal ini masih dikatakan baik karena perusahaan dapat menekan tingkat kecacatan, untik kecacatan tertinggi terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 5234 point sedangkan kecacatan terendah pada bulan Maret sebesar 2329 point.

3. Digram tingkat kerusakan model pareto digunakan untuk mengetahui jenis kecacatan berdasarkan urutan besar jumlah kecacatan. Untuk tingkat kecacatan terbesar yaitu cacat pakan sebesar 22.456 point atau 44,5 % hal ini disebabkan karena banyak kerusakan pada penenunan


(80)

commit to user

66

kain posisi melentang yang berupa pakan dobel atau melintir cukup banyak, tingkat kerusakan kedua adalah cacat lusi sebesar 31,9 %.setelah itu kerusakan yang berupa cacat benang 20 % dan kerusakan lain sebesar 3,7 %.

4. Berdasarkan diagram sebab akibat yang telah dibahas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor utama yang paling banyak menjadi penyebab kerusakan dari produk adalah dari faktor manusia / SDM. Penyabab kerusakan pada PT. Kusumahadi Santosa meliputi faktor manusia / SDM disebabkan karena kurangnya pengawasan, konsentrasi berkurang dan kurangnya pelatihan. Dari faktor metode disebabkan karena penyetingan pengontolan mesin tidak benar dan instruksi kurang jelas. Dari faktor mesin disebabkan karena kondisi mesin yang sudah tua, service mesin tidak rutin dan measin rusak / macet. Dan dari faktor material disebabkan karena kualitas bahan baku benang dan kanji yang tidak sesuai.

Selain itu faktor biaya juga sangat mempengaruhi karena biaya yang harus dikeluarkan perusahaan cukup besar untuk mengadakan pelatihan, mengadakan perawatan mesin dan mengganti mesin lama dengan mesin yang baru.


(81)

commit to user

67 B. Saran

Berdasarkan jumlah kerusakan yang dialami oleh PT. Kusumahadi Santosa Departemen weaving 2 maka penulis menyarankan agar tingkat kerusakan dapat lebih ditekan. Adapun saran tersebut penulis ambil dari faktor-faktor penyebab kerusakan dalam diagram sebab akibat, dimaksudkan apabila sebab-sebab tersebut dapat teratasi maka kerusakan dapat diminimalisasi.

Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan untuk perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Saran untuk faktor manusia / SDM

a. Kepala bagian weaving harus lebih ketat melakukan pengawasan kepada karyawan, terutama mengontrol karyawan yang masuk pada shift malam.

b. Perusahaan sebaiknya mengadakan pelatihan kerja kepada

karyawan agar lebih mengasah kemampuan ketrampilan dan keahlian karyawan.

c. Dalam menerima karyawan baru, perusahaan harus lebih selektif khususnya untuk bagian yang membutuhkan keahlian khusus. 2. Saran untuk faktor metode

a. Dalam menyampaikan suatu perintah, atasan harus lebih

komunikatif dan tidak terburu-buru agar perintah yang disampaikan tersebut dapat dimengerti semua karyawan.


(82)

commit to user

68

b. Perusahaan sebaiknya membuat SOP (Standar Operating

Prosedure) sebagai pedoman dalam pelaksanaan kerja agar lebih terstruktur, sehingga apabila terjadi kesalahan kerja dapat segera mengambil tindakan sesuai dengan SOP yang telah disusun.

3. Saran untuk faktor mesin

a. Perusahaan harus melakukan perawatan mesin secara berkala minimal satu kali dalam setahun

b. Mengganti mesin yang memang sudah dirasa terlalu sering

mengalami kerusakan dengan mesin yang lebih baik kondisinya. 4. Saran untuk faktor Material

a. Dalam pemilihan dan pengambilan bahan baku perusahaan harus lebih selektif, sebaiknya dilakukan pengecekan terhadap kualitas bahan baku terlebih dahulu sebelum pengolahan produk dilakukan. b. Pengolahan kanji untuk setiap proses sebaiknya dilakukan lebih

teliti. Standar komposisi kanji harus disesuaikan dengan porsi-porsi yang sudah ditentukan agar kualitas produk menjadi baik.


(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

63

Data Kerusakan Produk Kain RYP 2069 pada PT. KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR Tahun 2011

No Bulan Jumlah Produksi

Jenis Kerusakan

Total Kerusakan Cacat Lusi Cacat Pakan Cacat Benang Kerusakan

Lain

1 Januari 341.417

1782 1562 798 56 4.198

2 Februari 220.562

1086 3120 989 39 5.234

3 Maret 87.990

569 746 912 102 2.329

4 April 150.670

2169 1891 243 75 4.378

5 Mei 271.764

1422 2474 1032 219 5.147

6 Juni 299.481

978 2812 468 21 4.279

7 Juli 337.435

981 1006 2009 132 4.128

8 Agustus 99.850

1353 2146 527 199 4.225

9 September 275.550

1023 2021 896 267 4.207

10 Oktober 226.251

1886 1893 1121 265 5.165

11 November 164.087

1034 2101 699 401 4.235

12 Desember 358.579

1754 684 362 85 2.885


(2)

64

Penyetingan dan Pengontrolan mesin

Instruksi kurang jelas Konsentrasi

berkurang Kurang

pengawasan

Kurang pelatihan

Mesin Material

Kualitas bahan baku

Kualitas kanji Kondisi mesin yang

sudah tua

Service mesin yang tidak rutin

Mesin rusak atau macet

Kerusakan Produk Kain

RYP 2069 Pegawai tidak

bekerja maximal

Cacat benang

Cacat benang, cacat pakan dan cacat lusi

Hasil pekerjaan pegawai tidak rapi

Mengakibatkan cacat lusi Mesin lama mengakibatkan

cacat pakan

Dapat mengakibatkan cacat lusi ataupun pakan


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab III mengenai pengendalian kualitas produk kain RYP 2069 pada departement weaving 2 di PT. Kusumahadi Santosa, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Berdasarkan data yang diperoleh dan perhitungan yang telah dilakukan pada kain RYP 2069 tahun 2011 sebesar 2.833.636 meter, rata rata produksi tiap bulannya sebesar 236.136,3 meter dengan kecacatan kain sebanyak 50.410 point dengan rata-rata kerusakan 4200,8 point.

2. Dengan menggunakan grafik c-chart dapat diketahui masih terdapat tingkat kecacatan produk yang berada di luar batas kendali atas (UCL) yaitu pada bulan Februari, Mei dan Oktober. Sedangkan yang berada di luar batas kendali bawah (LCL) yaitu bulan Maret dan Desember. Hal ini masih dikatakan baik karena perusahaan dapat menekan tingkat kecacatan, untik kecacatan tertinggi terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 5234 point sedangkan kecacatan terendah pada bulan Maret sebesar 2329 point.

3. Digram tingkat kerusakan model pareto digunakan untuk mengetahui jenis kecacatan berdasarkan urutan besar jumlah kecacatan. Untuk tingkat kecacatan terbesar yaitu cacat pakan sebesar 22.456 point atau 44,5 % hal ini disebabkan karena banyak kerusakan pada penenunan


(4)

commit to user

66

kain posisi melentang yang berupa pakan dobel atau melintir cukup banyak, tingkat kerusakan kedua adalah cacat lusi sebesar 31,9 %.setelah itu kerusakan yang berupa cacat benang 20 % dan kerusakan lain sebesar 3,7 %.

4. Berdasarkan diagram sebab akibat yang telah dibahas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor utama yang paling banyak menjadi penyebab kerusakan dari produk adalah dari faktor manusia / SDM. Penyabab kerusakan pada PT. Kusumahadi Santosa meliputi faktor manusia / SDM disebabkan karena kurangnya pengawasan, konsentrasi berkurang dan kurangnya pelatihan. Dari faktor metode disebabkan karena penyetingan pengontolan mesin tidak benar dan instruksi kurang jelas. Dari faktor mesin disebabkan karena kondisi mesin yang sudah tua, service mesin tidak rutin dan measin rusak / macet. Dan dari faktor material disebabkan karena kualitas bahan baku benang dan kanji yang tidak sesuai.

Selain itu faktor biaya juga sangat mempengaruhi karena biaya yang harus dikeluarkan perusahaan cukup besar untuk mengadakan pelatihan, mengadakan perawatan mesin dan mengganti mesin lama dengan mesin yang baru.


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67 B. Saran

Berdasarkan jumlah kerusakan yang dialami oleh PT. Kusumahadi Santosa Departemen weaving 2 maka penulis menyarankan agar tingkat kerusakan dapat lebih ditekan. Adapun saran tersebut penulis ambil dari faktor-faktor penyebab kerusakan dalam diagram sebab akibat, dimaksudkan apabila sebab-sebab tersebut dapat teratasi maka kerusakan dapat diminimalisasi.

Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan untuk perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Saran untuk faktor manusia / SDM

a. Kepala bagian weaving harus lebih ketat melakukan pengawasan kepada karyawan, terutama mengontrol karyawan yang masuk pada shift malam.

b. Perusahaan sebaiknya mengadakan pelatihan kerja kepada karyawan agar lebih mengasah kemampuan ketrampilan dan keahlian karyawan.

c. Dalam menerima karyawan baru, perusahaan harus lebih selektif khususnya untuk bagian yang membutuhkan keahlian khusus. 2. Saran untuk faktor metode

a. Dalam menyampaikan suatu perintah, atasan harus lebih komunikatif dan tidak terburu-buru agar perintah yang disampaikan tersebut dapat dimengerti semua karyawan.


(6)

commit to user

68

b. Perusahaan sebaiknya membuat SOP (Standar Operating Prosedure) sebagai pedoman dalam pelaksanaan kerja agar lebih terstruktur, sehingga apabila terjadi kesalahan kerja dapat segera mengambil tindakan sesuai dengan SOP yang telah disusun.

3. Saran untuk faktor mesin

a. Perusahaan harus melakukan perawatan mesin secara berkala minimal satu kali dalam setahun

b. Mengganti mesin yang memang sudah dirasa terlalu sering mengalami kerusakan dengan mesin yang lebih baik kondisinya. 4. Saran untuk faktor Material

a. Dalam pemilihan dan pengambilan bahan baku perusahaan harus lebih selektif, sebaiknya dilakukan pengecekan terhadap kualitas bahan baku terlebih dahulu sebelum pengolahan produk dilakukan. b. Pengolahan kanji untuk setiap proses sebaiknya dilakukan lebih

teliti. Standar komposisi kanji harus disesuaikan dengan porsi-porsi yang sudah ditentukan agar kualitas produk menjadi baik.