PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN GEDUNG DI SMK NEGERI 5 BANDUNG.

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

COOPERATIF

TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISIONS

(STAD) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN GEDUNG

KELAS XI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMKN 5

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh Nur Amalia

0905612

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Nur Amalia, 2013

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

COOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

(STAD) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN GEDUNG DI SMK NEGERI 5

BANDUNG

Oleh Nur Amalia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan

Kejuruan

© Nur Amalia 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

NUR AMALIA 0905612

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF

TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN GEDUNG KELAS XI TEKNIK GAMBAR

BANGUNAN SMKN 5 BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. H. Nanang Dalil Herman, ST., M.Pd. NIP. 19620202 198803 1 002

Pembimbing II,

Dedi Purwanto, S.Pd, M.PSDA. NIP. 19770429 200604 1 012

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil,

Drs. Sukadi, M.Pd., MT NIP. 19640910 199101 1 002


(4)

iv Nur Amalia, 2013

ABSTRAK

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Cooperatif Tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Ilmu Bangunan Gedung di SMK Negeri 5 Bandung

Oleh Nur Amalia

0905612

Prestasi belajar siswa kurang memuaskan terlihat dari beberapa siswa mendapat nilai dibawah KKM. Sehingga diperlukan adanya suatu model pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik secara aktif, menumbuhkan semangat belajar, mudah memahami materi dan tidak membosankan agar tujuan pembelajaran tercapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang prestasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol serta mengidentifikasi pengaruh penggunaan model pembelajaran Cooperatif tipe STAD terhadap prestasi belajar siswa kelas XI Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 5 Bandung.

Desain penelitian menggunakan Quasi Experimental Design. Metode penelitian menggunakan Nonequivalent Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Bandung tahun ajaran 2013/2014. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik nonrandom sampling tipe sampling jenuh. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan lembar observasi. Untuk menguji kelayakan instrumen dilakukan uji validitas menggunakan sampel uji coba sebanyak 20 siswa.

Berdasarkan hasil penelitian, prestasi belajar siswa kelas eksperimen hasil pretest

mendapat interpretasi kurang dan hasil posttest mendapat interpretasi baik. Prestasi belajar siswa kelas kontrol hasil pretest mendapat interpretasi kurang dan hasil posttest mendapat interpretasi baik. Terdapat pengaruh yang signifikan prestasi belajar antara siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol, hal tersebut terlihat dari rata-rata perbedaan peningkatan hasil belajar siswa (Gain), kelas eksperimen termasuk kategori tinggi sedangkan kelas kontrol termasuk kategori sedang. Rekomendasi yang dapat diberikan dalam penelitian ini, yaitu: (1) Dalam menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) baiknya guru lebih mempersiapkan keperluan pembelajaran karena penerapan model ini lembar diskusi, soal-soal individu dan pembentukan kelompok secara heterogen. (2) Pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung, model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat digunakan. Model ini juga dapat diterapkan pada mata pelajaran baik sosial maupun exact karena model pembelajaran tipe ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, selain itu siswa memiliki kemampuan-kemampuan lain seperti lebih berani bertanya, memiliki jiwa kepemimpinan dan dapat bekerja sama dalam tim.


(5)

v ABSTRACT

The influence of the use of the Learning Model of type Student Teams Achievement Cooperatif Divisions (STAD) Of Learning Achievement of students of Class XI on Building Science Subjects at SMK Negeri 5 Bandung

Nur Amalia 0905612

Unsatisfactory student achievement can be seen from some of the students scored below the KKM. So that the necessary existence of a learning model that can actively engage learners , foster enthusiasm for learning , easy to understand the material and not boring that learning objectives are achieved. The purpose of this research is to gain an overview of student achievement and the experimental class and the control class to identify the effect of the use of STAD cooperatif learning model on student achievement XI Architecture Engineering at SMK Negeri 5 Bandung.

Design research using Quasi Experimental Design. Research methods using the Nonequivalent Control Group Design. The population of this research is the grade XI Architecture Engineering SMK Negeri 5 Bandung school year 2013/2014. The sampling technique used nonrandom sampling technique sampling saturated type. The technique uses test data collection and observation sheets . To test the feasibility of using the instrument to test the validity of the test sample as many as 20 students.

Based on the results of the research , the experimental class student achievement results interpretation pretest gets less and posttest results got better interpretation . Student achievement results of the pretest control class gets less and interpretation of the results of the posttest got a good interpretation. There is a significant influence students' learning achievement between the experimental class and control class students , it is seen from the average difference in improving student learning outcomes ( Gain ) , the experimental class were high while the control class being categorized. The recommendations can be given in this study, namely: (1) learning model in using Student Teams Achievement Divisions (STAD) as good teachers better prepare learning needs due to the application of this model sheet discussion, questions of individual and heterogeneous group formation. (2) In subjects Sciences Building, STAD Cooperative learning model can be used. This model can also be applied to subjects as social and exact model of this type of learning can improve student achievement , other than that the student has other capabilities such as more dare ask , has the leadership skills and can work together in teams.

Keywords: Learning Achievement, Student Teams Achievement Divisions


(6)

v Nur Amalia, 2013

DAFTAR ISI

Hal

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Penelitian………... 1

1.2Identifikasi dan Pembatasan Masalah………... 4

1.3Rumusan Masalah………... 5

1.4Tujuan Penelitian………... 5

1.5Manfaat Penelitian………... 6

1.6Sistematika Penulisan………... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9

2.1Teori Model Pembelajaran………... .. 9

2.2Teori Prestasi Belajar ... 22

2.3Teori Ilmu Bangunan Gedung ... 29

2.4Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Prestasi Siswa ... 31

2.5Kerangka Berpikir ... 32

2.6Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1Lokasi dan Subyek Populasi/Sampel Penelitian……….... 35

3.2Desain Penelitian dan Paradigma Penelitian……….. 36

3.3Metode Penelitian……….. 38

3.4Definisi Operasional……….. 38

3.5Instrumen Penelitian……….. 39

3.6Teknik Pengumpulan Data………. 40

3.7Proses Pengembangan Instrumen………..… 41


(7)

3.9Analisis Data……….. 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 55

4.1Hasil Penelitian……….. 55

1. Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 55

2. Prestasi Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 60

3. Pelaksanaan Pembelajaran ... 65

4.2Analisis Data……… 68

1. Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 68

2. Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 72

3. Pengujian Hipotesis……… 76

4. Analisis Data Hasil Observasi……… 82

4.3Pembahasan……… 86

1. Gambaran Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 86

2. Gambaran Prestasi Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 87

3. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa 90 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 93

5.1 Kesimpulan ... 93

5.2 Rekomendasi ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94


(8)

1

Nur Amalia, 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan suatu usaha yang dapat dilakukan pendidik untuk menciptakan sumber daya manusia yang baik dan berkualitas. Pada dasarnya, manusia terus mengalami perkembangan, sehingga kebutuhan akan pendidikan juga terus berkembang. Sejalan dengan hal tersebut, Trianto (2009:1) mengungkapkan pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu idealnya pendidikan diselaraskan dengan perkembangan jaman dari segi manapun

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu contoh pendidikan formal dalam jenjang pendidikan menengah. SMK adalah sekolah kejuruan yang mempersiapkan lulusannya dengan bekal keahlian khusus menjadi tenaga kerja terampil tingkat menengah. Tujuan SMK adalah menyediakan tenaga kerja yang siap pakai dan produktif agar setelah lulus sekolah diharapkan langsung dapat bekerja di bidang yang sesuai dengan keahliannya.

Ilmu Bangunan Gedung merupakan salah satu mata pelajaran kompetensi kejuruan. Di SMK Negeri 5 Bandung, Ilmu Bangunan Gedung diajarkan pada Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan dan Teknik Konstruksi Batu Beton. Pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung terdiri dari materi teori dan gambar konstruksi bangunan. Tujuan mempelajari Ilmu Bangunan Gedung adalah diharapkan siswa memiliki kemampuan untuk mengerti, membaca gambar konstruksi dan menguasai dasar-dasar konstruksi bangunan gedung.

Perubahan paradigma yang terjadi dalam pendidikan adalah dari mengajar menjadi belajar. Maksud dari perubahan paradigma tersebut adalah pendidikan sekarang dan masa yang akan datang terletak pada proses belajar. Proses belajar


(9)

mengajar yang baik terjadi dalam dua arah yaitu proses pembelajaran dari guru ke siswa dan sebaliknya. Dalam proses belajar mengajar, mengetahui sebuah konsep penting, tetapi bukan mengetahui konsep yang terpenting melainkan mencari suatu cara agar konsep pengetahuan itu dipahami dengan baik oleh peserta didik. Tujuannya agar saat siswa masuk ke dunia kerja dan lingkungan masyarakat, siswa dapat menerapkan pengetahuannya untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Sehingga terjadi pergeseran paradigma pendidikan yang menjadikan siswa sebagai pusat dalam proses belajar mengajar (Student Center Learning). Maka dari itu, proses belajar mengajar sekarang dan masa yang akan datang lebih menjadikan siswa sebagai pusat belajar dan aktif. Hal tersebut tertulis dalam Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013, pasal 19 (1) yaitu proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Maka dari itu, pembaruan dalam pendidikan harus terus dilakukan agar dapat mengikuti perkembangan serta membantu peserta didik dalam mengatasi permasalahan hidupnya di masa depan. Sebagaimana diungkapkan oleh Buchori 2001 (Khabibah, 2006:1) bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan observasi dilapangan terdapat masalah yaitu kurang memuaskan prestasi belajar siswa. Hal tersebut terlihat dari masih ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung tahun ajaran 2012/2013. Penyebab kurang memuaskan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung diantaranya guru menggunakan model pembelajaran yang kurang melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar sehingga siswa menjadi pasif, siswa kurang dapat


(10)

Nur Amalia, 2013

mengemukakan pendapatnya, kurang dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dan minat siswa untuk mempelajari Ilmu Bangunan Gedung masih kurang, serta kurang aktifnya siswa mencari sumber belajar hal ini terlihat dari sumber belajar yang digunakan siswa hanya berupa catatan yang diberikan guru tanpa ada keinginan untuk mencari sumber belajar lain.

Melihat problematika yang terjadi, seorang pendidik dituntut untuk memilih dan menguasai penggunaan berbagai model pembelajaran yang sesuai dan tepat dengan materi yang akan disampaikan. Untuk mengatasi problematika diperlukan adanya suatu model pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik secara aktif, menumbuhkan semangat belajar, mudah memahami materi dan menarik agar tujuan pembelajaran tercapai.

Terdapat beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk membantu mengatasi permasalahan. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif. Pada dasarnya model pembelajaran koopertaif ini dirancang untuk memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dalam tim dan menguasai keterampilan atau pengetahuan yang disajikan oleh guru serta menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam menyelesaikan tugas. Model pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa tipe, yakni : Student Teams Achievement Divisions (STAD), tim ahli (Jigsaw), investigasi kelompok (Group Investigation), Think Pair Share (TPS), Numbered Head Together (NHT),

Teams Games Tournament (TGT).

Penelitian ini menggunakan tipe Student Teams Achievement Divisions

(STAD). Pemilihan model pembelajaran Cooperatif tipe STAD jika dibandingkan dengan model pembelajaran Cooperatif lainnya merupakan pilihan terbaik dan memiliki potensi keberhasilan yang cukup besar. Selain itu, faktor kesederhanaan dan kemudahan dalam prakteknya menjadi pertimbangan peneliti memilih model pembelajaran Cooperatif tipe STAD. Diharapkan dengan menggunakan model


(11)

pembelajaran ini dapat meningkatkan pemahaman siswa pada kompetensi dasar menerapkan macam-macam konstruksi pintu dan jendela dan akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka peneliti

bermaksud mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Cooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Bangunan Gedung Kelas XI Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Bandung”.

1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, terdapat beberapa masalah yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat diidentifikasi adalah :

1. Kurang aktifnya peserta didik dalam proses belajar mengajar yang menimbulkan kurangnya pemahaman siswa pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung.

2. Minat siswa masih rendah dalam mempelajari dan mencari referensi atau sumber belajar mengenai Ilmu Bangunan Gedung

3. Siswa kurang menggunakan kesempatan bertanya tentang kesulitan dalam memahami materi Ilmu Bangunan Gedung sehingga prestasi belajar kurang memuaskan

Agar penelitian tidak meluas, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Penelitian ini dibatasi pada masalah sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah model pembelajaran Cooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). 2. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung pada


(12)

Nur Amalia, 2013

3. Prestasi belajar yang dilihat adalah hasil dari pretest dan posttest pada kompetensi dasar menerapkan macam-macam konstruksi pintu dan jendela.

4. Penelitian dilakukan pada siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan kelas XI Teknik Gambar Bangunan 1 dan XI Teknik Gambar Bangunan 2 SMKN 5 Bandung, semester ganjil Pada Tahun Ajaran 2013/2014.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pemabatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas eksperimen pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung semester ganjil Pada Tahun Ajaran 2013/2014 ?

2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas kontrol pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung semester ganjil Pada Tahun Ajaran 2013/2014 ?

3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran Cooperatif tipe STAD terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung semester ganjil Pada Tahun Ajaran 2013/2014 ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian adalah :

1. Memperoleh gambaran tentang prestasi belajar siswa kelas eksperimen pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung pada kompetensi dasar menerapkan macam-macam konstruksi pintu dan jendela di semester ganjil Tahun Ajaran 2013/2014. 2. Memperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa kelas kontrol pada mata

pelajaran Ilmu Bangunan Gedung pada kompetensi dasar menerapkan macam-macam konstruksi pintu dan jendela di semester ganjil Tahun Ajaran 2013/2014.


(13)

3. Mengidentifikasi pengaruh penggunaan model pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa kelas XI Teknik Gambar Bangunan di SMKN 5 Bandung pada semester ganjil Tahun Ajaran 2013/2014.

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritik

Dengan mengetahui adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap prestasi siswa diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran tentang menerapkan macam-macam konstruksi pintu dan jendela sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi guru, memberikan informasi agar dapat menerapkan model yang lebih bervariasi sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Bagi siswa, dapat mempermudah dalam memahami materi pelajaran, dapat menyelesaikan masalah saat belajar bersama teman, belajar mengembangkan sikap bekerja sama dan bertanggung jawab serta dapat membuat proses belajar mengajar lebih menyenangkan agar tidak selalu monoton.

3. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan dan keterampilan meneliti serta kesadaran akan pentingnya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap prestasi belajar siswa kelak jika ingin menjadi seorang guru.


(14)

Nur Amalia, 2013

1.6 SistematikaPenulisan

Secara berurutan dalam struktur organisasi skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini dikemukakan tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Dalam bab kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis ini dikemukakan kajian tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD): pengertian model pembelajaran, pengertian model pembelajaran kooperatif, pengertian model pembelajaran kooperatif tipe STAD, pengertian prestasi belajar siswa dan Ilmu Bangunan Gedung.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab metode penelitian ini dikemukakan tentang lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian dan pemilihan desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrument serta teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab hasil penelitian dan pembahasan ini dikemukakan tentang pengolahan atau analisis data yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian, dan pembahasan atau analisis temuan.


(15)

Dalam bab kesimpulan dan saran ini akan disajikan tentang kesimpulan sebagai hasil akhir penelitian serta saran-saran yang sekiranya dapat dijadikan bahan refrensi bagi peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA


(16)

35 Nur Amalia, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

Lokasi adalah tempat penelitian berlangsung. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 5 Bandung yang terletak di Jalan Bojong Koneng No. 37 A Bandung. Sekolah ini dipilih sebagai tempat penelitian karena salah satu SMK yang memiliki kompetensi keahlian Teknik Gambar Bangunan, menyelenggarakan mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung. Sekolah ini juga tempat peneliti melakukan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL).

Populasi adalah keseluruhan subyek untuk diteliti oleh peneliti. Menurut Arikunto (2002: 108) bahwa “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.” Menurut Syaodih,S. (2005: 250) bahwa “Kelompok besar dan wilayah yang

menjadi lingkup penelitian disebut populasi.”. “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2013: 117). Berdasarkan pengertian dari para ahli, disimpulkan pengertian populasi adalah keseluruhan subyek dalam lingkup penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kompetensi keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 5 Bandung.

Tabel 3.1 Populasi penelitian

Kelas Jumlah Siswa

XI TGB 1 31 Orang

XI TGB 2 28 Orang

Jumlah 59 Orang

Sampel adalah sebagian subyek penelitian yang dianggap dapat mewakili dari seluruh populasi. Ali (Taniredja, T dan Mustafidah, H., 2011: 34)


(17)

mengemukakan bahwa: “Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu”. Menurut Arikunto (2002: 109)

“sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2013: 118). Jadi, sample adalah sebagian subyek dari keseluruhan subyek penelitian yang diangap dapat mewakili keseluruhan dari populasi penelitian.

Berdasarkan penjabaran diatas, maka teknik pengambilan sample pada penelitian ini menggunakan teknik nonrandom sampling tipe sampling jenuh karena sampel yang digunakan adalah semua anggota populasi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 5 Bandung. Subyek penelitian adalah sejumlah orang atau obyek yang dipilih oleh peneliti untuk diteliti. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Teknik Gambar Bangunan 1 dan kelas XI Teknik Gambar Bangunan 2. Peneliti memilih dua kelas tersebut sebagai sampel karena dua kelas tersebut kelas yang diajar oleh peneliti saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL).

3.2 Desain Penelitian dan Paradigma Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Quasi Experimental Design. Penelitian eksperimen menurut Best (Taniredja, T dan Mustafidah, H, 2011: 52) adalah: Suatu metode yang sistematis dan logis

untuk menjawab pertanyaan, “Jika sesuatu dilakukan pada kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, maka apakah yang terjadi?”.

Penelitian eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian kuantitatif yang sangat kuat mengukur hubungan sebab akibat. Penelitian eksperimen yang dilakukan oleh ilmu pasti biasanya dilakukan dilaboratorium. Sedangkan pada penelitian eksperimen pada ilmu-ilmu sosial peneliti dapat menciptakan suatu laboratorium dengan lingkungan alami sehingga subjek tidak terasa sedang diteliti. Penelitian ini disebut penelitian eksperimen lapangan/field experiment


(18)

Nur Amalia, 2013 Faktual

Model pembelajaran yang digunakan model pembelajaran belum membuat

siswa aktif sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa

Normatif

Model pembelajaran yang digunakan membuat siswa aktif dalam pembelajaran sehingga berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa

Kesimpulan Latar Belakang

Prasetyo, B., dan Lina Miftahul Jannah (Taniredja, T dan Mustafidah, H., 2011: 52). Jadi, penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengukur sebab akibat dari dua faktor. Penelitian eksperimen dilakukan untuk melihat perubahan dari suatu perlakuan.

Perbedaan

Pemahaman dan prestasi belajar belum maksimal Gagasan

Menggunakan model pembelajaran

Cooperatif tipe STAD

Kelompok eksperimen Kelompok kontrol

Model pembelajaran

Cooperatif tipe STAD

Model pembelajaran konvensional

Teknik Pengumpulan Data : Tes, Lembar Observasi

Teknik Pengumpulan Data : Tes

Pengolahan dan analisis data Pengolahan dan analisis data Pretest


(19)

Gambar 3.1 Paradigma penelitian

3.3 Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

Nonequivalent Control Group Design. Metode ini memberikan suatu treatment

kemudian diobservasi perubahan yang terjadi setelah diberikan suatu treatment

tersebut. Seperti pendapat Taniredja, T dan Mustafidah, H (2011: 56) bahwa

“jenis rancangan ini biasanya dipakai pada eksperimen yang sudah ada sebagai kelompoknya, dengan memilih kelas-kelas yang diperkirakan sama keadaan atau

kondisinya”. Metode ini dipilih karena sesuai dengan pengertian dan kebutuhan dalam penelitian.

Gambar 3.2 Metode penelitian Keterangan:

O1 = Hasil pretest kelompok eksperimen

O3 = Hasil pretest kelompok kontrol

O2 = Hasil posttest kelompok eksperimen

O4 = Hasil posttest kelompok kontrol

X1 = Treatmen dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

X2 = Treatmen dengan model pembelajaran konvensional

(Taniredja, T dan Mustafidah, H, 2011: 56)

Variabel dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Cooperatif tipe

Student Teams Achievement Divisions (STAD) sebagai variabel bebas (X) terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung siswa kelas XI Teknik Gambar Bangunan sebagai variabel terikat (Y).

3.4 Definisi Operasional

Untuk penelitian ini, secara operasional variabel perlu didefinisikan dengan tujuan untuk menjelaskan makna variabel penelitian. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu:

O1 X1 O2


(20)

Nur Amalia, 2013

1. Pengaruh menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

2. Model Pembelajaran Cooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) adalah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan cara bekerja secara kelompok mengerjakan tugas dan mencari penyelesaian terhadap suatu masalah agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dikembangkan oleh Robert Salvin (1995). Memiliki komponen : penyajian materi, kerja kelompok, tes individual, peningkatan nilai individu dan penghargaan kelompok.

3. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar siswa setelah mengikuti seluruh kegiatan belajar mengajar. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil belajar siswa yang ditinjau dari nilai pretest

dan posttest yang dilakukan peneliti pada kompetensi dasar menerapkan macam-macam konstruksi pintu dan jendela.

4. Ilmu Bangunan Gedung adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara merencanakan, melaksanakan serta memperbaiki suatu bangunan.

3.5 Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data dalam sebuah penelitian dibutuhkan instrumen dan teknik pengumpulan data yang disesuaikan dengan kebutuhan. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2002: 136).

Tes merupakan salah satu instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data dan mengukur prestasi belajar siswa. Seperti diungkapkan oleh Arikunto (2002: 127) tes adalah serentetan pertanyaan


(21)

atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang akan diberikan kepada siswa, sebelumnya di uji dahulu validitas,relialibitas, uji tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Dalam sebuah instrumen penelitian, apabila terdapat data yang belum memenuhi syarat, maka instrumen tersebut diulangi, direvisi, dan diuji cobakan kembali sehingga tercapai instrumen yang memenuhi syarat. Sejalan dengan hal tersebut, Arikunto (2002: 144) mengungkapkan bahwa instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Maka dari itu, dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel diharapkan hasil penelitian menjadi valid dan reliabel. Oleh karena itu, setelah menyusun instrumen penelitian, peneliti harus memeriksa kembali apakah instrumen penelitian sudah valid dan reliabel sehingga dapat digunakan untuk mengukur sebuah penelitian.

Instrumen yang digunakan selain instrumen tes juga menggunakan instrumen observasi. Observasi yang dilakukan adalah observasi sistematis yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat dibantu guru mata pelajaran menggunakan lembar observasi yang berisi jenis kegiatan yang akan diamati.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Ada dua hal yang dapat mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian (valid dan reliabilitas) dan kualitas pengumpulan data (kesesuaian cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Tes

Tes merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Menurut Sudjana (Taniredja, T dan Mustafidah, H., 2011: 50), tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan ajar sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Dalam batas tertentu tes dapat pula digunakan untuk mengukur atau menilai hasil belajar bidang afektif dan


(22)

Nur Amalia, 2013

psikomotoris. Bentuk tes yang digunakan peneliti adalah tes pilihan ganda. Dalam penelitian ini, tes yang akan dilakukan berupa pretest (tes awal) untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan dipelajari dan posttest (tes akhir) untuk melihat pemahaman siswa terhadap materi dan hasil belajar siswa setelah dilaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dari hasil tes, diperoleh data hasil belajar siswa. Hasil tes itulah yang dijadikan prestasi belajar siswa.

Instrumen tes uji coba terdiri dari 45 soal. Selanjutnya tes diuji coba kemudian diuji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Soal yang disebarkan kepada siswa hanya 40 soal dan diuji cobakan kepada 20 responden. Responden dalam uji coba instrumen ini adalah siswa kelas XII kompetensi keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 5 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

b. Observasi

Observasi adalah suatu cara yang dilakukan peneliti untuk menilai kejadian-kejadian melalui pengamatan secara langsung. Sebagaimana diungkapkan oleh

Nurkancana dan Sumartana (Taniredja, T dan Mustafidah, H., 2011: 137),

observasi adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis. Data-data yang diperoleh dalam observasi itu dicatat dalam suatu catatan observasi. Kegiatan pencatatan dalam hal ini adalah merupakan bagian daripada kegiatan pengamatan.

3.7 Proses Pengembangan Instrumen

Didalam sebuah penelitian, data dan instrumen memiliki keterkaitan erat yang tidak dapat dipisahkan. Sebuah instrumen yang baik akan menghasilkan data yang benar, begitupun sebaliknya apabila sebuah instrumen tidak baik akan menghasilkan data yang tidak benar. Arikunto (Taniredja, T dan Mustafidah, H, 2011: 41) mengungkapkan bahwa data mempunyai kedudukan yang paling tinggi dalam penelitian, karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data,


(23)

sangat menentukan kualitas hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data, tergantung baik tidaknya instrumen pengumpul data.

Alat pengumpul data/instrumen penelitian berupa tes dan observasi. Tes yang digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan setelah menggunakan sebuah model pembelajaran Cooperatif tipe STAD dan model pembelajaran konvensional. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini untuk menilai proses dan hasil belajar siswa, mengukur keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar serta kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti.

Menurut Arikunto (Taniredja, T dan Mustafidah, H., 2011: 138) dalam

menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Maka dari itu, peneliti menyediakan lembar observasi yang dilengkapi dengan format sehingga observer hanya perlu memilih jawaban dari lembar observasi yang sudah disediakan. Menurut Sudjana, N (2010: 132), skala yang digunakan untuk lembar observasi adalah skala nilai. Berhasil tidaknya observasi sebagai alat penilaian bergantung pada pengamat bukan pada pedoman observasi. Oleh karena itu, pengamat pada penelitian ini adalah guru mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung 2.

Adapun kisi-kisi pengembangan instrumen dapat dilihat pada Table 3.2 sebagai berikut.


(24)

Nur Amalia, 2013

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

3.8.1 Uji Validitas Instrumen

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur data yang ingin diukur.Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2002: 144). Menurut Ali (Taniredja, T dan Mustafidah, H., 2011 : 135), hasil perhitungan berupa koefisien korelasi dapat menggambarkan derajat

”ketepatan” atau derajat validitas suatu alat test, yang menurut ketentuan berkisar antara 0,00 s.d. 1,00(0,00 ≤K≥+1,00 dimana K adalah koefisien korelasi.

Untuk menguji validitas instrumen penelitian digunakan korelasi product moment teknik dari Karl Pearson:

r xy =

(Hadi, S, 1991: 23)

dimana :

rxy = korelasi momen tangkar

N = cacah subjek uji-coba

ΣX = sigma atau jumlah X (skor butir)

ΣX2

= sigma X kuadrat

ΣY = sigma atau jumlah Y (skor faktor)

ΣY2

= sigma Y kuadrat

= sigma tangkar (perkalian) perkalian X dengan Y

a. Hasil Uji Validitas

Setelah didapat harga rxy, langkah selanjutnya adalah mengkoreksi korelasi

momen tangkar r xy menjadi korelasi bagian total r pq. Korelasi ini diperlukan karena korelasi momen tangkar antara skor butir sebagai skor bagian dengan skor faktor sebagai skor total dari semua skor butir akan menghasilkan korelasi yang terlalu tinggi. Pada prinsipny semua korelasi antara skor bagian dengan skor total


(25)

harus dikoreksi menjadi korelasi bagian total. Rumus untuk mengkoreksi korelasi momen tangkar menjadi korelasi bagian total adalah:

SB =

JK adalah jumlah kuadrat yang diperoleh dari rumus:

JK = ΣX2

r pq =

(Hadi, S, 1991: 23)

Kriteria pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 95% (α = 0,05 dan n = 20, uji satu pihak) dan derajat kebebasan (dk) = n – 2 = n – 2 = 20 – 2 = 18 sehingga diperoleh rtabel = 0,296. Apabila thitung > ttabel , item pertanyaan dikatakan

valid dan signifikan.

Hasil dari uji validitas instrumen yang diujicobakan kepada 20 responden diluar sampel penelitian, dari 45 item soal terdapat lima item soal yang tidak valid yaitu item soal nomor 15, 20, 21, 25, 42. Selanjutnya, untuk pengujian instrumen penelitian ke lima item soal yang tidak valid, tidak diikutsertakan pada instrumen penelitian berikutnya. Sehingga jumlah soal untuk mengukur prestasi belajar siswa yang akan digunakan pada penelitian berikutnya sebanyak 40 item soal dan diberikan kepada sampel sebanyak 31 responden untuk kelas experimen dan 28 orang untuk kelas kontrol total seluruhnya 59 responden. Untuk mengetahui hasil perhitungan uji validitas instrumen penelitian uji coba secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.

Setelah instrumen diujicobakan pada 20 responden siswa SMK Negeri 5 Bandung kelas XII dan diuji validitasnya, kisi-kisi instrumen yang terdiri dari 40 item soal seperti di bawah ini.


(26)

Nur Amalia, 2013

3.8.2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas dalam sebuah instrumen penelitian diperlukan agar dapat menghasilkan data penelitian sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Arikunto (2002: 154) tentang pengertian reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.

Berdasarkan pengertian diatas, maka reliabilitas instrumen adalah sebuah alat penilaian atau instrumen penelitian yang dapat dipercaya dan diandalkan. Instrumen dikatakan reliabel apabila dapat memberikan hasil yang relatif sama bila digunakan beberapa kali untuk menilai obyek yang sama.

Rumus KR-20 untuk menguji reliabilitas instrumen adalah:

dimana :

M = cacah butir

= jumlah tangkar proporsi yang menjawab benar dengan yang menjawab salah

Vx = variansi skor total

Adapun statistik Σpq dan Vx diperoleh melalui rumus:


(27)

a. Hasil Uji Reliabilitas

Koefisien reliabilitas dari hasil perhitungan menggunakan rumus KR-20 diperoleh r tt = 0,887 dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai pedoman penafsiran untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi menurut Sugiyono (2013: 257). Setelah dikonsultasikan, diketahui bahwa r tt = 0,887

berada pada indeks korelasi antara 0,800 sampai dengan 1,00 masuk pada kategori tingkat keterandalan tinggi (dapat dilihat dari Tabel 3.4). Tingkat reliabilitas yang tinggi menandakan bahwa instrumen prestasi belajar dapat mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mendapatkan hasil perhitungan koefisien reliabilitas r tt = 0,887 sebagai contoh perhitungan reliabilitas

menggunakan bantuan Microsoft Excel 2007 dapat dilihat pada lampiran 3 uji reliabilitas instrumen penelitian.

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Interpretasi

0,800 sampai dengan 1,00 0,600 sampai dengan 0,800 0,400 sampai dengan 0,600 0,200 sampai dengan 0,400 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi Cukup Agak rendah Rendah

Sangat Rendah (Tak berkorelasi)

Sumber: Arikunto, (2002: 319)

3.8.3 Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran dalam instrumen tes digunakan untuk menunjukkan kesulitan soal yang dapat dikerjakan siswa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sudjana (2009: 135) tingkat kesukaran soal adalah kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab soal. Tujuan digunakan tingkat kesukaran tes ini agar diketahui pantas tidaknya instrumen dapat digunakan. Untuk mengetahui tingkat kesukaran tes adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P = dimana :


(28)

Nur Amalia, 2013

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

(Arikunto, 2009: 208)

Kriteria yang digunakan apabila indeks yang diperoleh semakin kecil menunjukkan bahwa soal makin sulit. Sebaliknya, jika indeks yang diperoleh semakin besar, maka soal tersebut semakin mudah. Kriteria indeks diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Indeks Kesukaran

P Klasifikasi

1,00 – 0,30 0,30 – 0,70 0,70 – 1,00

Soal sukar Soal sedang Soal mudah

Sumber: Arikunto, (2009: 210)

a. Hasil Uji Tingkat Kesukaran

Perhitungan Indeks kesukaran dilakukan dengan bantuan program

Microsoft office excel. Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran 40 item soal dapat disimpulkan 11 soal kriteria mudah dan 29 soal kriteria sedang. Gambaran hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.

3.8.4 Uji Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang prestasinya. Daya pembeda digunakan untuk mengetahui perbedaan kemampuan setiap siswa yang sebenarnya. Seperti yang diungkap oleh Sudjana (2009: 141) “Analisis daya pembeda mengkaji butir -butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong

kurang atau lemah prestasinya”. Apabila butir soal tersebut tidak memiliki daya pembeda diperkirakan terlalu mudah atau terlalu sulit, maka perlu diperbaiki atau diganti dengan soal lain.

Menurut Arikunto (2009: 212), terdapat dua cara untuk menentukan daya pembeda yaitu kelompok kecil dan kelompok besar. Cara kelompok kecil (kurang


(29)

dari 100) adalah seluruh responden dibagi dua kelompok sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Cara kelompok besar (lebih dari 100) adalah dari kelompok atas diambil 27% dan kelompok bawah 27%. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kelompok kecil. Seluruh responden disusun berdasarkan nilai rapot semester sebelumnya. Untuk mengetahui daya pembeda dapat digunakan rumus sebagai berikut :

D = dimana :

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (ingat, P

sebagai indeks kesukaran)

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

(Arikunto, 2009: 213)

Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda

D Klasifikasi

0,00 – 0,20 Jelek

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik sekali

a. Hasil Uji Daya Pembeda

Berdasarkan hasil perhitungan dari 40 item soal memiliki nilai daya pembeda lebih dari kriteria 0,20. Soal dengan kategori cukup sebanyak 26 soal dan soal kategori baik sebanyak 14 soal. Dapat disimpulkan bahwa keseluruhan soal dapat dijadikan sebagai instrumen tes. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.


(30)

Nur Amalia, 2013

Data yang diperoleh dari lapangan adalah data tes awal (pretest) dan data tes akhir (posttest). Setelah memperoleh data yang dibutuhkan, kemudian data tersebut diolah dan dianalisis berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan untuk memeriksa identitas siswa dan kelengkapan jawaban. Disamping itu, untuk memeriksa kelengkapan jumlah instrumen tes yang diberikan kepada responden pada kelas masing-masing sebelum (pretest) dan setelah pelaksanaan penelitian (posttest). Verifikasi data dapat langsung dimasukan ke dalam tabulasi untuk mempermudah langkah selanjutnya. Apabila data telah lengkap, dilanjutkan menganalisis data langkah selanjutnya.

2. Menghitung Skor Tes

Pemberian skor pada soal berbentuk pilihan ganda untuk jawaban benar masing-masing soal memiliki poin yang sama. Poin yang benar diberikan 1 poin dan yang salah 0 poin. Untuk memperoleh gambaran hasil akhir nilai dengan rentang nilai 1 sampai dengan 100, menggunakan rumus:

AHM =

x

Na

(Saputra, 2007: 61)

Keterangan:

AHM = Angka mentah yang dihaluskan AHU = Angka hasil ujian (angka mentah)

AM = Angka mentah tertinggi yang dapat dicapai apabila semua soal dalam ujian dijawab dengan tepat

Na = Nilai tertinggi dalam rentangan nilai akhir yang dimaksudkan

3. Uji Kecenderungan

Perhitungan dilakukan untuk mengetahui kecenderungan suatu data berdasarkan kriteria. Uji kecenderungan prestasi belajar siswa dilakukan berdasarkan kelompok masing-masing. Data yang diperoleh dari nilai siswa


(31)

diolah menjadi nilai huruf untuk mengkategorikan nilai melalui skala penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya. Kategori sangat tinggi (A), tinggi (B), cukup (C), kurang (D), dan rendah (E). Setelah dilakukan uji kecenderungan berdasarkan kelompok masing-masing, selanjutnya dilakukan uji kecenderungan berdasarkan standar ideal nilai. Langkah-langkah perhitungan uji kecenderungan berdasarkan kelompok adalah sebagai berikut:

1. Mencari nilai tertinggi dan terendah 2. Mencari mean ideal (M) dengan rumus:

½ x (Nilai tertinggi + Nilai terendah) 3. Mencari standar deviasi (SD) dengan rumus:

1/6 x (Nilai tertinggi – Nilai terendah) 4. Menentukan skala skor mentah dengan rumus:

M + 1,5 SD ke atas = Sangat Tinggi M + 0,5 SD sd < M + 1,5 SD = Tinggi M – 0,5 SD sd < M + 0,5 SD = Cukup M – 1,5 SD sd < M – 0,5 SD = Kurang M – 1,5 SD ke bawah = Rendah

Untuk memperoleh persentase perolehan skor digunakan rumus : P = x 100%

Keterangan:

P : persentase skor

fo : jumlah skor yang muncul N : jumlah skor total/skor ideal

(Suprian AS, 2005: 82)

Tabel 3.7 Standar Nilai Ideal

Nilai Predikat

90 – 100 Amat Baik

75 – 89 Baik

60 – 74 Cukup

0 – 59 Kurang

Sumber: Departemen Pendidikan Nasional 2007

4. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data sampel terdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data menggunakan uji chi kuadrat. Menurut Riduwan (2012: 121), langkah-langkah uji normalitas data sebagai berikut:


(32)

Nur Amalia, 2013

1. Mencari skor terbesar dan terkecil 2. Mencari nilai Rentangan (R)

R = skor terbesar – skor terkecil 3. Mencari banyaknya kelas (BK)

BK = 1 + 3,3 log n (Rumus Sturgess) 4. Mencari nilai panjang kelas (i)

i =

5. Membuat tablulasi dengan tabel penolong 6. Mencari rata-rata (mean)

=

7. Mencari simpangan baku (standard deviasi) : S =

8. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara :

1.

Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5

2. Mencari nilai Z-Score dari Tabel Kurve Normal dari 0 - Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas

Z =

3. Mencari luas 0 – Z dari Tabel Kurve Normal dari 0 – Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas

4. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0 – Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua dan seterusnya kecuali untuk angka yang berbeda ditambahkan pada baris paling tengah

5. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumpah responden

9. Mencari chi kuadrat hitung (X2) X2 =

dimana :

2

= Uji Chi kuadrat

Oi = Nilai dari hasil pengamatan (frekuensi observasi) Ei = Nilai yang diharapkan (frekuensi ekspektasi) K = Banyak kelas interval

10. Membandingkan X2 hitung dengan X2 tabel

Dengan membandingkan hitung dengan tabel untuk dan derajat

kebebasan (dk) = n-1 dengan pengujian kriteria pengujian sebagai berikut: Jika hitung tabel berarti Distribusi Data Tidak Normal (H0)


(33)

5. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan varians dari data yang diperoleh melalui pretest dan posttest. Tujuan pengujian adalah untuk mengetahui data kedua kelompok memiliki varians yang sama atau tidak. Dikatakan homogen jika kedua kelompok tersebut memiliki varians yang sama. Rumus yang digunakan untuk menguji kesamaan varians adalah sebagai berikut:

s2 = s =

(Sugiyono, 2012: 57)

F =

(Sugiyono, 2012: 140)

Berdasarkan hasil dari uji F tersebut kemudian mencari Ftabel dengan taraf

signifikansi 0,05 dan dk = n-1. Selanjutnya diklasifikasikan dengan kriteria sebagai berikut :

Jika Fhitung < Ftabel : Data Homogen

Jika Fhitung ≥ Ftabel : Data Tidak Homogen

Maka hipotesis statistik :

H0 : varians populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen

H1 : varians populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak

homogen

6. Uji Hipotesis Penelitian (Uji T)

Tujuan uji hipotesis adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sebelumnya dilakukan uji kesamaan, yaitu keadaan nilai rata-rata pretest siswa pada kelas eksperimen dan siswa pada kelas kontrol, keadaan nilai rata-rata posttest siswa pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol dan uji kesamaan rata-rata untuk N-Gain. Selain itu, uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak.


(34)

Nur Amalia, 2013

Bila hasil dua sampel terpisah (independent sample) varians yang diperoleh homogen dan, maka dilakukan uji hipotesis dengan rumus:

t =

dimana :

1 = Nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen

2 = Nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol

n1 = jumlah siswa pada kelas eksperimen

n2 = jumlah siswa pada kelas kontrol

s1 = standar deviasi pada kelas eksperimen

s2 = standar deviasi siswa pada kelas kontrol

(Sugiyono, 2012: 138)

Setelah mendapat perhitungan uji t selanjutnya melihat harga ttabel

dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk = n1 + n2 -2. Keputusan pengujian hipotesis

adalah sebagai berikut:

 Hipotesis diterima (H0) jika T hitung T tabel

 Hipotesis ditolak (H1) jika T hitung < T tabel

Apabila hasil dua sampel terpisah (independent sample) varians yang diperoleh heterogen dan, maka dilakukan uji hipotesis dengan rumus:

t =

dimana :

t = koefisien t

1 = mean sampel kesatu

2 = Nilai mean sampel kedua

S12 = varian sampel kesatu

S22 = varian sampel kedua

n1 = jumlah kasus sampel kesatu

n2 = jumlah kasus sampel kedua


(35)

Setelah mendapat perhitungan uji t selanjutnya melihat harga ttabel

dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk = n1-1 dan n2-1. Keputusan pengujian

hipotesis adalah sebagai berikut:

 Hipotesis diterima (H0) jika T hitung T tabel

 Hipotesis ditolak (H1) jika T hitung < T tabel

7. Perhitungan skor gain yang dinormalisasi

Perhitungan skor gain adalah untuk mengetahui perbedaan skor kelas experimen dan skor kelas kontrol. Skor gain diperoleh dari selisih skor tes awal dan tes akhir. Rumus untuk menghitung nilai gain sebagai berikut:

G = Sf - Si

dimana: G = gain

Sf = skor tes awal (pretest)

Si= skor tes akhir (posttest)

Perbedaan peningkatan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat dari perbandingan nilai gain yang dinormalisasi. Untuk perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan klasifikasinya menggunakan persamaan dari Hake (1998: 65) sebagai berikut:

dimana:

< g > = rata-rata gain yang dinormalisasi < G > = rata-rata gain aktual

< G >maks = gain maksimum yang mungkin terjadi

< Sf > = rata-rata skor tes akhir (posttest)

< Si > = rata-rata skor tes awal (pretest)

Nilai <g> yang diperoleh kemudian diinterpretasikan dengan klasifikasi pada tabel dibawah:

Tabel 3.8 Klasifikasi Nilai Gain

Nilai <g> Klasifikasi


(36)

Nur Amalia, 2013

0,7 > <g> ≥ 0,3 Sedang <g> < 0,3 Rendah


(37)

93 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada seluruh tahapan penelitian yang dilakukan peneliti di SMK Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Prestasi belajar siswa kelas eksperimen, berdasarkan nilai rata-rata hasil

pretest siswa cenderung mendapatkan interpretasi kurang. Sedangkan nilai rata-rata hasil posttest siswa lebih dominan mendapatkan interpretasi baik. 2. Prestasi belajar siswa kelas kontrol, berdasarkan nilai rata-rata hasil pretest

siswa cenderung mendapat interpretasi kurang. Sedangkan nilai rata-rata hasil

posttest siswa mendapatkan interpretasi baik.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan prestasi belajar antara siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung tahun ajaran 2013/2014 SMKN 5 Bandung.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian yang diperoleh, maka rekomendasi yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :

1. Dalam menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) baiknya guru lebih mempersiapkan keperluan pembelajaran karena penerapan model ini selain membutuhkan Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) juga membutuhkan lembar diskusi, soal individu dan pembentukan kelompok secara heterogen.

2. Pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung, model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat digunakan. Model ini juga dapat diterapkan pada mata pelajaran baik sosial maupun exact karena model pembelajaran tipe ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, selain itu siswa memiliki kemampuan


(38)

Nur Amalia, 2013

lain seperti lebih berani bertanya, memiliki jiwa kepemimpinan dan dapat bekerja sama dalam tim.


(39)

94

DAFTAR PUSTAKA

Adi, S.A. (2011). Model Pembelajaran Konvensional. [Online]. Tersedia:

http://alitadisanjaya.blogspot.com/2011/07/model-pembelajaran-konvensional.html [9 April 2013]

Andika, A. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Temas Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X AdP1 SMK Muhamadiyah 2 PEKANBARU. Skripsi Program

Studi Pendidikan Matematika. Riau : Tidak Diterbitkan.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi V). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara

Arvio, Idham. (2012). Pengertian Prestasi Belajar Siswa. [Online]. Tersedia: http://education-vionet.blogspot.com/2012/08/pengertian-prestasi-belajar-siswa.html [27 Januari 2013]

Asdy, Saeful. (2012). Pengertian Ilmu Bangunan Gedung. [Online]. Tersedia: http://saefulasdy.blogspot.com/2012/06/ilmu-bangunan-gedung.html [30 April 2013]

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. (2007). Panduan Penyusunan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Departemen Pendidikan Nasional

Dwi, D.S. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) pada Pencapaian Kompetensi Membuat Pola Blazer DI SMK N I SEWON BANTUL. Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana. Yogyakarta : Tidak Diterbitkan

Hadi, S. (1991). Analisis Butir Untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai Dengan Basica. Yogyakarta: Andi Offset.


(40)

95 Nur Amalia, 2013

Isjoni. (2012). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Kartiansyah, A. (2013). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) Terhadap Prestasi Belajar Beton Bertulang Di SMK N 2 Garut. Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Sipil UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Nurkencana. (2005). Evaluasi Hasil Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional. Octaviani, Astrid. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran Utilitas Di Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMKN 1 Cilaku - Cianjur. Skripsi Jurusan Pendidikan

Teknik Arsitektur UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Putra Akbar, Arizna. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode

Student Teams Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Komunikasi (Studi pada Siswa Jurusan Administrasi Perkantoran Kelas X SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember).

Skripsi Jurusan Manajemen Malang: tidak diterbitkan.

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Ridwan 202. (2008). Ketercapaian Prestasi Belajar. [Online]. Tersedia: http://ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/ [27 Januari 2013]

Sadbudhy, R.E. dan Made, N. I. (2010). Pembelajaran Masa Kini. Jakarta: Sekarmita Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(41)

96

Slavin, E.R. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Suardipa, P. (2012). Pembelajaran Model Konvensional. [Online]. Tersedia:

http://putusuardipa.blogspot.com/2012/06/pembelajaran-model-konvensional.html?zx=fa236771c48aefd6 [9 April 2013]

Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sulaeman, Mandaputera. (2011). Efektivitas Model Pembelajaran TTW (Think-Talk-Write) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Statika Pada Siswa SMK N 1 Cianjur. Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Sipil UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Suprijono, A. (2013). Cooperative Learning. Jogjakarta: Pustaka Belajar.

Taniredja, T dan Mustafidah, H. (2012). Penelitian kuantitatif (Sebuah Pengantar).

Bandung: Alfabeta.

Trianto, M.Pd. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

. (2013). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013, Pasal 19 (1), tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.


(1)

55

Nur Amalia, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Cooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelejaran Ilmu Bangunan Gedung Di SMK Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,7 > <g> ≥ 0,3 Sedang

<g> < 0,3 Rendah Sumber: (Hake, 1998: 65)


(2)

93 Nur Amalia, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Cooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelejaran Ilmu Bangunan Gedung Di SMK Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada seluruh tahapan penelitian yang dilakukan peneliti di SMK Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Prestasi belajar siswa kelas eksperimen, berdasarkan nilai rata-rata hasil pretest siswa cenderung mendapatkan interpretasi kurang. Sedangkan nilai rata-rata hasil posttest siswa lebih dominan mendapatkan interpretasi baik. 2. Prestasi belajar siswa kelas kontrol, berdasarkan nilai rata-rata hasil pretest

siswa cenderung mendapat interpretasi kurang. Sedangkan nilai rata-rata hasil posttest siswa mendapatkan interpretasi baik.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan prestasi belajar antara siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung tahun ajaran 2013/2014 SMKN 5 Bandung.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian yang diperoleh, maka rekomendasi yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :

1. Dalam menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) baiknya guru lebih mempersiapkan keperluan pembelajaran karena penerapan model ini selain membutuhkan Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) juga membutuhkan lembar diskusi, soal individu dan pembentukan kelompok secara heterogen.

2. Pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung, model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat digunakan. Model ini juga dapat diterapkan pada mata pelajaran baik sosial maupun exact karena model pembelajaran tipe ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, selain itu siswa memiliki kemampuan


(3)

94

Nur Amalia, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Cooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelejaran Ilmu Bangunan Gedung Di SMK Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lain seperti lebih berani bertanya, memiliki jiwa kepemimpinan dan dapat bekerja sama dalam tim.


(4)

94 Nur Amalia, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Cooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelejaran Ilmu Bangunan Gedung Di SMK Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adi, S.A. (2011). Model Pembelajaran Konvensional. [Online]. Tersedia:

http://alitadisanjaya.blogspot.com/2011/07/model-pembelajaran-konvensional.html [9 April 2013]

Andika, A. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Temas Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X AdP1 SMK Muhamadiyah 2 PEKANBARU. Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika. Riau : Tidak Diterbitkan.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi V). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara

Arvio, Idham. (2012). Pengertian Prestasi Belajar Siswa. [Online]. Tersedia: http://education-vionet.blogspot.com/2012/08/pengertian-prestasi-belajar-siswa.html [27 Januari 2013]

Asdy, Saeful. (2012). Pengertian Ilmu Bangunan Gedung. [Online]. Tersedia: http://saefulasdy.blogspot.com/2012/06/ilmu-bangunan-gedung.html [30 April 2013]

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. (2007). Panduan Penyusunan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Departemen Pendidikan Nasional

Dwi, D.S. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) pada Pencapaian Kompetensi Membuat Pola Blazer DI SMK N I SEWON BANTUL. Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana. Yogyakarta : Tidak Diterbitkan

Hadi, S. (1991). Analisis Butir Untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai Dengan Basica. Yogyakarta: Andi Offset.


(5)

95 Nur Amalia, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Cooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelejaran Ilmu Bangunan Gedung Di SMK Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Isjoni. (2012). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Kartiansyah, A. (2013). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) Terhadap Prestasi Belajar Beton Bertulang Di SMK N 2 Garut. Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Sipil UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Nurkencana. (2005). Evaluasi Hasil Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional. Octaviani, Astrid. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran Utilitas Di Jurusan

Teknik Gambar Bangunan SMKN 1 Cilaku - Cianjur. Skripsi Jurusan Pendidikan

Teknik Arsitektur UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Putra Akbar, Arizna. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode

Student Teams Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Komunikasi (Studi pada Siswa Jurusan Administrasi Perkantoran Kelas X SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember).

Skripsi Jurusan Manajemen Malang: tidak diterbitkan.

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Ridwan 202. (2008). Ketercapaian Prestasi Belajar. [Online]. Tersedia: http://ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/ [27 Januari 2013]

Sadbudhy, R.E. dan Made, N. I. (2010). Pembelajaran Masa Kini. Jakarta: Sekarmita Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(6)

96 Nur Amalia, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Cooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelejaran Ilmu Bangunan Gedung Di SMK Negeri 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Slavin, E.R. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Suardipa, P. (2012). Pembelajaran Model Konvensional. [Online]. Tersedia:

http://putusuardipa.blogspot.com/2012/06/pembelajaran-model-konvensional.html?zx=fa236771c48aefd6 [9 April 2013]

Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sulaeman, Mandaputera. (2011). Efektivitas Model Pembelajaran TTW (Think-Talk-Write) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Statika Pada Siswa SMK N 1 Cianjur. Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Sipil UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Suprijono, A. (2013). Cooperative Learning. Jogjakarta: Pustaka Belajar.

Taniredja, T dan Mustafidah, H. (2012). Penelitian kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung: Alfabeta.

Trianto, M.Pd. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

. (2013). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013, Pasal 19 (1), tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.


Dokumen yang terkait

The Effectiveness Of Using Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Techniques in Teaching Reading

1 16 116

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Peningkatan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPS Kelas IV MI Al-Karimiyah Jakarta

0 5 158

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN KONVENSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII MTs NEGERI DI KABUPATEN KUDUS.

0 0 13