Modul KK F 2 B Ing SMA Revisi Harris

(1)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 1

MODUL GURU PEMBELAJAR

BAHASA INGGRIS SMA

KELOMPOK KOMPETENSI F

MODEL PEMBELAJARAN

Penyusun: Widiatmoko, dkk

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

KEPENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2016


(2)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F i

Daftar Isi

Pendahuluan ... 1

Model Pembelajaran Bahasa... 4

A. Tujuan ... 4

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 4

C. Uraian Materi ... 4

D. Aktivitas Pembelajaran ... 18

E. Latihan ... 18

F. Rangkuman ... 19

G. Refleksi dan Tindak Lanjut... 20

H. Kunci Jawaban ... 20

Pengembangan Aktifitas Pembelajaran Berbasis Materi ... 23

A. Tujuan ... 23

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 23

C. Uraian Materi ... 23

D. Aktivitas Pembelajaran ... 46

F. Rangkuman ... 47

G. Refleksi dan Tindak Lanjut... 47

Kegiatan Pembelajaran 3 ... 48

Pemilihan Media dan Sumber Belajar dalam Pengembangan Aktifitas Pembelajaran .... 48

A. Tujuan ... 48

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 48

C. Uraian Materi ... 48

D. Aktivitas Pembelajaran ... 57

E. Latihan ... 57

F. Rangkuman ... 59

G. Refleksi dan Tindak Lanjut... 60

Kegiatan Pembelajaran 4 ... 61

Aktifitas Pembelajaran dalam RPP ... 61

A. Tujuan ... 61

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 61

C. Uraian Materi ... 61


(3)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F ii

E. Latihan ... 74

F. Rangkuman ... 74

G. Refleksi dan Tindak Lanjut... 76

Kegiatan Pembelajaran 5 ... 78

Refleksi Pembelajaran... 78

A. Tujuan ... 78

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 78

C. Uraian Materi ... 78

Evaluasi ... 85

Penutup... 91


(4)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Program Guru Pembelajaran merupakan salah satu faktor penentu utama dari peningkatan kinerja guru serta peningkatan prestasi peserta didik. Pengalaman negara-negara lain menunjukkan bahwa partisipasi guru dalam program pengembangan kompetensi yang searah dengan kondisi pembelajaran dapat meningkatkan kualitas guru secara signifikan.

Program Guru Pembelajarandilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Salah satu penyelenggara Program ini adalah PPPPTK Bahasa. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat.Salah satunya adalah modul “Model Pembelajaran Bahasa Inggris”.

Modul tersebut merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta Guru Pembelajarbagi guru Bahasa Inggris SMA. Modul ini berisi uraian materi, aktivitas pembelajaran, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan. Dasar hukum dari penulisan modul ini adalah sebagai berikut:

• PeraturanPemerintahRepublik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentangStandar Nasional PendidikansebagaimanadiubahdenganPeraturanPemerintahNomor 32 Tahun 2013;

• PeraturanPemerintahRepublik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru; • PeraturanMenteri Negara PemberdayaanAparatur Negara

danReformasiBirokrasiNomor 16 Tahun 2009 tentangJabatanFungsional Guru danAngkaKreditnya;

• PeraturanMenteriPendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentangStandarKualifikasiAkademikdanKompetensi Guru; dan

• PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanRepublik Indonesia Nomor 41 Tahun 2012 tentangOrganisasidan Tata Kerja PPPPTK.


(5)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 2 Ruang lingkup modulKelompok KompetensiF adalah strategi pembelajaran, pengembangan model melalui rencana pelaksanaan pembelajaran, pengembangan model melalui media belajar, dan refleksi pembelajaran.

B. Tujuan

Modul ini disusun untuk mendukung pelaksanaan Guru Pembelajar pada Kelompok Kompetensi F bagi Guru Bahasa Inggris SMA. Modul ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan mandiri tanpa kehadiran pengajar dengan pembahasan yang mudah dipahami. Setelah menempuh proses pembelajaran diharapkan peserta mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang pengajaran bahasa Inggris.

C. Peta Kompetensi

Rujukan penyusunan modul ini adalah Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru yang merumuskan dan membagi kompetensi guru menjadi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Standar kompetensi guru mencakup standar kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMA/MK. Kompetensi yang dituntut di dalam modul ini dilakukan dengan mengembangkan kompetensi pedagogik dan profesional menjadi indikator pencapaian kompetensi pada Kelompok Kompetensi F Guru Bahasa Inggris SMA.

D. Ruang Lingkup

Cakupan materi Modul Guru Pembelajar Kelompok Kompetensi F Bahasa Inggris SMA ini terdiri atas bagian yang mengkaji pengetahuan dan keterampilan model pembelajaran Bahasa Inggris.

Kegiatan pembelajaran dilakukan baik mandiri maupun terbimbing bersama-sama secara klasikal. Kegiatan pembelajaran di kelas disesuaikan dengan cakupan materi dengan menggunakan diskusi, studi kasus dan curah pendapat.

E. Cara Menggunakan Modul

Modul ini memuat pokok-pokok materi sederhana yang memerlukan pengembangan lebih lanjut. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih


(6)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 3 mendalam, peserta diharapkan tidak hanya bergantung pada modul ini. Peserta disarankan agar melihat silabus guna memahami lebih dalamkompetensi dan ruang lingkup materi yang diharapkan. Membuat ringkasan setiap materi dan aktif terlibat dalam kegiatan diskusi dan curah pendapat sangat membantu dalam memahami dan mengingat konsep atau istilah yang dibahas.

Selanjutnya agar proses belajar mandiri Anda dapat berjalan dengan efektif, kiranya perlu Anda cermati petunjuk umum dalam mempelajari materi modul berikut ini:

1. Bacalah tinjauan modul ini dengan cermat agar Anda memahami betul ruang lingkup materi (Peta Kompetensi), tujuan, dan manfaat, serta bagaimana mempelajari modul ini.

2. Bacalah modul ini, pahami benar-benar uraian di tiap kegiatan pembelajaran. Cermati konsep-konsep penting yang Anda jumpai, beri tanda khusus untuk menunjukkan bahwa materi dan pernyataan tersebut penting bagi Anda.

3. Bila Anda menemukan penjelasan yang tidak Anda pahamisebaiknya Anda catat. Bila Anda berinisiatif membentuk kelompok belajar dengan teman-teman Anda, Anda dapat mendiskusikannya dalam kelompok.

4. Untuk mengerjakan tugas Mandiri (latihan-latihan) yang terdapat di bagian akhir kegiatan pembelajaran ini, sebaiknya Anda telah mempelajari materi modul yang lain.


(7)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 4

Kegiatan Pembelajaran 1

Model Pembelajaran Bahasa

A. Tujuan

Peserta mampu membedakanberbagai metode, teknik, dan strategi pembelajaran yang mendidik secara kreatif serta kegiatan pembelajaran yang mendorong untuk mencapai prestasi.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Membedakan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik dalam pembelajaran bahasa.

2. Mengklasifikasikan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik dalam pembelajaran bahasa.

3. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik dalam pembelajaran bahasa.

4. Mengembangkan model pembelajaran bahasa yang sesuai dengan KI, KD, dan materi

C. Uraian Materi

Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna,sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya.Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran.

C.1 Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidik yang digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dantercapainya kompetensi yang ditentukan. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di


(8)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 5 dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru melakukan pendekatan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, dan

b. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru menjadi subjek utama dalam proses pembelajaran.

Macam-Macam Pendekatan dalam Pembelajaran

1. Pendekatan Kontekstual / Contextual Teaching and Learning (CTL) 2. Pendekatan Kontruktivisme

3. Pendekatan Deduktif 4. Pendekatan Induktif 5. Pendekatan Konsep 6. Pendekatan Proses

7. Pendekatan Open - Ended 8. Pendekatan Saintific 9. Pendekatan Realistik

10.Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat

C.2 Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan langkah-langkah sistematik dan sistemik yang digunakan pendidik untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan.

Macam-macam strategi pembelajaran: 1. Exposition – Discovery Learning


(9)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 6 Strategi pembelajaran jenis ini pada dasarnya terdiri dari dua strategi yang berbeda, yaitu strategi penyampaian atau ekspositori dan discovery learning. Strategi ekspositori merupakan strategi pembelajaran langsung yang memusatkan penyampaian informasi lewat guru, dimana materi pelajaran sudah siap pakai, dan siswa diharapkan menguasai secara penuh. Sebaliknya, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa dalam pembelajaran di strategi discovery yang juga disebut sebagai strategi pembelajaran tidak langsung.

2. Group – Individual Learning

Strategi group-individual learning merupakan strategi pembelajaran kelompok dan individual. Strategi pembelajaran individual merancang aktivitas belajar secara mandiri dan menentukan kemampuan setiap peserta didik melalui tingkat kecepatan keberhasilan penguasaan materi pembelajaran. Sementara itu, strategi pembelajaran kelompok menyajikan pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil dan dipandang sebagai individu yang sama.

C.3 Metode Pembelajaran

Metodepembelajarandi sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.

C.4 Teknik Pembelajaran

Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan

taktik pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat

diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu


(10)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 7 digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

C.5 Model Pembelajaran

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Model-model Pembelajaran

1. Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning)

Discovery mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri dan pemecahan masalah. Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya belum diketahui. Inquiry Learning menekankan pada penemuan-penemuan melalui proses penelitian. Sedangkan Problem Solving lebih memberi tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah.

Dalam Discovey Learning, bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi didapatkan dari melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.

Langkah-langkah dalam mengaplikasikan model Discovery Learning di kelas adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan

Perencanaan pada model ini meliputi hal-hal sebagai berikut: a) Menentukan tujuan pembelajaran

b) Melakukan identifikasi peserta didik (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya)

c) Memilih materi pelajaran

d) Menentukan topik-topik yang harus dipejari peserta didik secara induktif


(11)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 8 e) Mengembangkan bahan-bahan belajar berupa ilustrasi,

contoh-contoh, tugas, dan sebagainya

f) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari konkret ke abstrak

g) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik

2) Pelaksanaan

Menurut Syah (2004) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas, ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiata belajar mengajar di kelas sebagai berikut:

Stimulation (stimulasi/ pemberian rangsaan) Guru memberikan stimulan dalam bentuk : - mengajukan pertanyaan

- anjuran membaca buku, dan sebagainya.

Guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberikan stimulus kepada peserta didik untuk mengaktifkan mereka dalam mengeksplorasi bahan ajar.

Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)

Setelah dilakukan stimulation guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)

Data collection (pengumpulan data)

Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.Data dapat diperoleh melalui membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.


(12)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 9 Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Verification (pembuktian)

Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan, dihubungkan dengan hasil data processing.Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.

3) Sistem Penilaian

Dalam Model Pembelajaran Discovery, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes. Penilaian dapat berupa penilaian pengetahuan, keterampilan, sikap, atau penilaian hasil kerja peserta didik.Jika bentuk penialainnya berupa penilaian pengetahuan, maka dalam model pembelajaran discovery dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja peserta didik, maka pelaksanaan penilaian dapat menggunakan contoh-contoh format penilaian sikap seperti yang ada pada uraian penilaian proses dan hasil belajar pada materi berikutnya.

2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka


(13)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 10 mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah modelpembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).

Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah Fase 1: Mengorientasikan Siswa pada Masalah

Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan

aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL, tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa. serta dijelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu sebagai berikut.

1) Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi siswa yang mandiri. 2) Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban

mutlak “benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan.

3) Selama tahap penyelidikan, siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi.

4) Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untuk menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.

Fase 2: Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar

Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga mendorong siswa belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan


(14)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 11 membentuk kelompok-kelompok siswa dimana masing-masing kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda.

Fase 3: Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok

Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan.

Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Artefak (Hasil Karya) dan Mempamerkannya

Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran. Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua, dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.

Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah

Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya.

Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah

Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka


(15)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 12 pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment. 1) Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh peserta didik itu sendiri dalam belajar.

2) Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya.

Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain berikut ini. 1) Penilaian kinerja peserta didik

Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau mendemonstrasikan kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti menulis karangan, melakukan suatu eksperimen, menginterpretasikan jawaban pada suatu masalah, memainkan suatu lagu, atau melukis suatu gambar.

2) Penilaian portofolio peserta didik

Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik dapat berupa hasil karya terbaik peserta didik selama proses belajar, pekerjaan hasil tes, piagam penghargaan, atau bentuk informasi lain yang terkait kompetensi tertentu dalam suatu mata pelajaran.

3) Penilaian potensi belajar

Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik yaitu mengukur kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau teman-temannya yang lebih maju. PBL yang memberi tugas-tugas pemecahan masalah memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan dan mengenali potensi kesiapan belajarnya.

4) Penilaian usaha kelompok

Menilai usaha kelompok seperti yang dlakukan pada pembelajaran kooperatif dapat dilakukan pada PBL. Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi merugikan yang sering terjadi, misalnya membandingkan peserta didik dengan temannya. Penilaian dan evaluasi


(16)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 13 yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh peserta didik sebagai hasil pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan secara bersama-sama.

Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik tersebut, penilaian ini antara lain: 1) assesmen kerja, 2) assesmen autentik dan 3) portofolio.

Tahap evaluasi pada PBM terdiri atas tiga hal:

1) bagaimana peserta didik dan evaluator menilai produk (hasil akhir) proses;

2) bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM untuk bekerja melalui masalah;

3) bagaimana peserta didik akan menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan akan masalah

3. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek) yang menghasilkan suatu produk. Keterlibatan siswa mulai dari merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan berupa produk dan laporan pelaksanaanya.

Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.

Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh perubahan lay-out ruang kelas, seperti: traditional class (teori), discussion group (pembuatan konsep dan pembagian tugas kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). Atau buatlah suasana belajar bebas dan menyenangkan. Pembelajaran Berbasis Proyek ini juga menuntut siswa untuk mengembangkan keterampilan seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi penelitian, Pembelajaran Berbasis Proyek membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi berkurang dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga menjadi lebih percaya diri berbicara dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa.


(17)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 14 Langkah-langkah Operasional dan Penilaiannya

Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan sebagai berikut.

Diagram 1. Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek Penjelasan Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut.

a) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question) Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Guru berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.

b) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project) Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

c) Menyusun Jadwal (Create a Schedule)

Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak


(18)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 15 berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.

d) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project)

Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.

e) Menguji Hasil (Assess the Outcome)

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

f) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)

Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek

Penilaian pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek harus diakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek. Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek.Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data,


(19)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 16 analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis.Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/ instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian

Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu

dipertimbangkan yaitu: (1) Kemampuan pengelolaan

Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

(2) Relevansi

Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran. (3) Keaslian

Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.

Peran Guru dan Peserta Didik

Peran guru padaPembelajaran Berbasis Proyek meliputi: a) Merencanakan dan mendesain pembelajaran, b) Membuat strategi pembelajaran, c) Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan peserta didik, d) Mencari keunikan peserta didik, e) Menilai peserta didik dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian dan f) Membuat portofolio pekerjaan peserta didik.

Peran peserta didik padaPembelajaran Berbasis Proyek meliputi : a) Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir, b) Melakukan riset sederhana, c) Mempelajari ide dan konsep baru, d) Belajar mengatur waktu dengan baik, e) Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok, f) Mengaplikasikanhasil belajar lewat tindakan dan g) Melakukan interaksi sosial, antara lainwawancara, survey, observasi.

4. Model Pembelajaran Pencapaian Konsep

Model pembelajaran Pencapaian Konsep atau Concept Attainment merupakan strategi pembelajaran tidak langsung yang menggunakan proses inquiry yang terstruktur. Model pembelajaran ini dimaksudkan agar siswa mampu mengklarifikasi ide - ide untuk mencermati berbagai aspek dari


(20)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 17 sebuah konsep, yang kemudian dilanjutkan dengan kemampuan membedakan hal yang sesuai dengan konsep dan yang tidak, sehingga di akhir pembelajaran mampu memahami dan menyimpulkan sebuah konsep secara mandiri tanpa lepas dari bimbingan guru.

Seperti dikutip oleh Nur Janah, Andrew Summer Institue mengeluarkan langkah - langkah Concept Attainment yakni sebagai berikut:

a. Sebelum memulai pembelajaran, kita memiliki 10 contoh soal benar, dan 10 contoh soal yang salah. Peserta didik fokus pada pertanyaan. b. Guru menampilkan contoh yang benar dulu secara jelas, lalu penampilan berikutnya contoh soal benar dan salah secara bergantian. Setelah 6 - 8 contoh, guru mengetes peserta didik untuk menentukan contoh berikutnya benar atau salah. Lanjutkan dengan 3 atau 4 contoh yang lain, jika siswa tidak yakin dengan jawabannya, maka soal tersebut diletakkan pada kategori netral.

c. Setelah sekitar 6 contoh yang benar, guru menanyakan pada peserta didik: "Apa ciri - ciri contoh yang benar?" Tulislah ciri - ciri tersebut dimana para siswa dapat melihatnya. Walaupun salah, guru harus tetap menulis komentar peserta didik.

d. Guru mengetes kembali ciri - ciri tersebut dengan menunjukkan contoh lainnya dan kembali memproses contoh dalam kategori netral.

e. Namailah konsep tersebut.

f. Hubungkanlah konsep tersebut dengan sifat atau ciri dengan membuat aturan.

g. Siswa menambah identitas dengan label "ya" dan "tidak" pada setiap contoh.

h. Siswa menggeneralisasikan contoh - contoh dari konsep tersebut. i. Siswa menganalisa pemikiran sendiri dengan memberikan

pertanyaan, misalnya: "Apakah ada yang berubah pendapat?"

Pembelajaran Concept Attainment ini memiliki keuntungan bahwa aktivitas siswa secara individu maupun kelompok terlibat dalam mengklarifikasi ide -ide untuk mencermati aspek dari suatu konsep, serta mampu memahami dan menyimpulkannya secara mandiri namun tanpa lepas dari bimbingan guru. Sedangkan kelemahan dari pembelajaran Concept Attainment adalah keterbatasan waktu sehingga pembelajaran kurang maksimal dan akan


(21)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 18 membuat pemaksaan sebuah model pembelajaran karena banyaknya SK/KD lain yang harus dipelajari juga.

5. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Pembelajaran Kooperatif merupakan model pembelajaran yang membuat siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif dimana anggotanya terdiri dari dua sampai enam orang dengan struktur yang bersifat heterogen. Stahl (1994) menyebutkan langkah - langkah model pembelajaran kooperatif yakni:

a. Guru merancang program pembelajaran

b. Guru merancang lembar observasi yang akan digunakan untuk megobservasi keiatan siswa dalam belajar dalam kelompok -kelompok kecil

c. Dalam mengobservasi kegiatan siswa, guru mengarahkan dan membimbing siswa baik secara individual maupun kelompok, baik dalam memahami materi maupun tentang sikap dan perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung

d. Guru memberikan kesempatan pada siswa dari masing - masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya

D. Aktivitas Pembelajaran

E. Latihan

Jawablah pertanyaan di bawah ini secara tertulis dengan benar.

1) Jelaskan istilah-istilah berikut sesuai pemahaman anda. a. Pendekatan pembelajaran

b. Strategi pembelajaran c. Metode pembelajaran

Penjelasan Materi tentang

Strategi Pembelajaran

Rangkuman PresentasI

kelompok Diskusi Kelompok Tanya Jawab

tentang Materi yang kurang


(22)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 19 d. Teknik pembelajaran

e. Model pembelajaran

2) Jelaskan dengan ringkas tentang hal-hal berikut: a. 2 macam pendekatan pembelajaran

b. 2 macam metode pembelajaran c. 2 macam teknik pembelajaran d. 3 model pembelajaran

F. Rangkuman

1. Dalam pengertian sempit bahwaistilah strategi itu sama dengan pengertian metode yaitu sama-sama merupakan cara dalam rangka pencapaian tujuan. Dalam pengertian luas sebagaimana dikemukakanNewman dan Makmun (2003) mengemukakan empat unsurstrategi.

2. Kemp (Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

3. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagianpula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning(Rowntree dalam Senjaya, 2008).

4. Ditinjau dari cara penyajian dan carapengolahannya, strategi pembelajaran dibedakan antara strategi pembelajaraninduktif dan strategi pembelajaran deduktif.

5. Dalam mengimplimentasikan pembelajaran pencapaian konsep dimaksudkan agar peserta didik terlatih dalam membangun sekaligus mengembangkan konsep sendiri didalam kerangka berpikirnya berdasarkan realita yang dialami dan/atau ciri-ciri suatu peristiwa.

6. Tujuan pembelajaran berbasis masalah dan hasil belajar, antara lain sebagai berikut:membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir melalui pemecahan masalah dalam kehidupan nyata secara bekerja sama dalam kelompok.

7. Menurut Jacob (1999) pembelajaran kooperatifadalah pembelajaran dengan sekelompok kecil peserta didik bekerja bersama-sama dan saling membantu untuk menyelesaikan tugas.

8. Pembelajaran berbasis portofolio menunjuk pada suatu bentuk praktik belajar sebagai inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu perserta didik


(23)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 20 dalam memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar, mengembangkan keterampilan berkomunikasi yang efektif dan kreatif, memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan, mengembangkan citra diri dan rasa percaya diri, mengembangkan kemampuan untuk memonitor dan membuat keputusan.

G. Refleksi dan Tindak Lanjut

Apakah semua metoda pembelajaran yang telah didiskusikan dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa?

Perkiraan jawaban:metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan materi pembelajaran tertentu sesuaikan juga situasi dan kondisi setempat (latar belakang peserta didik dan pendidik, media pembelajaran, dsb.).

H. Kunci Jawaban

Latihan 1

1. Pengertian dari

a. Pendekatan pembelajaran adalah sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

Atau: Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidik yang digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dantercapainya kompetensi yang ditentukan.

b. Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan tercapai.

Atau: Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidik yang digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan.


(24)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 21 c. Metode pembelajaran adalah suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan,

dalam hal ini dapat menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun keagamaan. Unsur–unsur metode dapat mencakup prosedur, sistematik, logis, terencana dan aktivitas untuk mencapai tujuan.

Atau: Metode pembelajaran merupakan cara atau teknik yang digunakan oleh pendidik untuk menangani suatu kegiatan pembelajaran yang mencakup antara lain ceramah, tanya-jawab, diskusi.

d. Teknik pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan bahan-bahan pengajaran yang telah dipilih untuk peserta didik. Teknik yang dipilih harus sesuai dengan pelajaran yang digunakan dan seirama dengan pendekatan yang digunakan.

2. Bagian dari:

a. Jenis-jenis pendekatan pembelajaran: pendekatan expository, pendekatan inquiry, pendekatan saintifik.

b. Jenis-jenis strategi pembelajaran: dalam pengertian sempit bahwaistilah strategi itu sama dengan pengertian metode yaitu sama-sama merupakan cara dalam rangka pencapaian tujuan.

c. Jenis-jenis metoda pembelajaran: ceramah; demonstrasi; diskusi; simulasi; laboratorium; pengalaman lapangan;brainstorming; debat, simposium. d. Jenis- jenis teknik pembelajaran: teknik ceramah, teknik diskusi, teknik kerja

kelompok, teknik discovery, teknik inquiry, teknik simulasi dan sebagainya.

3. Perbedaan antara Pendekatanexpository dan inquiry:

Pendekatan expository pembelajaran cenderung berpusat pada guru sedangkan pendekatan inquiry pembelajaran cenderung berpusat pada peserta didik.

4. Metoda diskusi adalah interaksi antara dua orang atau lebih dalam satu kelompok yang mempunyai pemahaman ilmu pengetahuan yang sama sehingga dapat mengkomunikasikan ilmu pengetahuan dengan pemahaman yang benar dan tepat, sedangkan metoda debat untuk mempertahankan argumen yang dimiliki pembicara.

5. Teknik simulasi cara pembelajaran dengan memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena kurang memungkinkan untuk


(25)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 22 melakukan praktik dalam kondisi yang sebenarnya,sedangkan teknik drill teknik pembelajaran untuk melatih ketangkasan peserta didik atas suatu keterampilan tertentu.


(26)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 23

Kegiatan Pembelajaran 2

Pengembangan Aktifitas Pembelajaran Berbasis Materi

A. Tujuan

Peserta mampu menerapkanberbagai metode, teknik, dan strategi pembelajaran yang mendidik secara kreatif serta kegiatan pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah pelatihan ini, diharapkan peserta dapat:

• Menerapkan berbagai metode, teknik, dan strategi pembelajaran yang mendidik secara kreatif serta kegiatan pembelajaran sesuai materi yang diajarkan.

C. Uraian Materi

1. Langkah- langkah Pembelajaran

Penyusunan langkah pembelajaran pada hakikatnya merupakan kegiatan memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan dalam suatu proses belajar mengajar. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran adalah memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Penyusunan ini perlu dilakukan untuk mengkoordinasikan komponen pembelajaran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran:

1. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat 2. Ketersediaan sumber belajar.

3. Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 4. Memilih dan menetapkan isi dan muatan (bahan ajar)

5. Merencanakan dan memperkirakan kebutuhan waktu yang sesuai.

Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang


(27)

Modul Guru Pembela terintegrasi. Ranah si peserta didik “tahu substansi atau ma pengetahuan mengga “tahu apa”. Hasil kemampuan untuk kecakapan dan peng meliputi aspek kompe

Pelaksanaan pende merupakan pengorga proses pembelajaran

1. Mengamati; 2. Menanya;

3. Mengumpulkan inf 4. Menalar/mengasosi 5. Mengomunikasikan

lajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompete sikap menggamit transformasi substansi ata u mengapa”. Ranah keterampilan mengg ateri ajar agar peserta didik “tahu bag gamit transformasi substansi atau materi ajar l akhirnya adalah peningkatan dan kese menjadi manusia yang baik dan manusi ngetahuan untuk hidup secara layak dari p petensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan

ndekatan saintifik/pendekatan berbasis p rganisasian pengalaman belajar dengan uru an melalui:

informasi/mencoba; sosiasi; dan

kan.

tensi F 24

tau materi ajar agar ggamit transformasi bagaimana”. Ranah ar agar peserta didik seimbangan antara usia yang memiliki i peserta didik yang an.

proses keilmuan rutan logis meliputi


(28)

Modul Guru Pembela Pendekatan saintifi pengembangan sika pendekatan atau pro mengedepankan pen Penalaran deduktif m yang spesifik.Sebalik spesifik untuk kem penalaran induktif me luas. Metode ilmiah u dan detail untuk kem pada teknik-teknik gejala,memperoleh pengetahuan sebelum berbasis pada bukti-b dengan prinsip-prinsip memuat serangkaian mengolah informasi a hipotesis.

2. Prinsip Pembelaja

Untuk mencapai kual pembelajaran perlu m

1. Peserta didik d 2. Peserta didik b 3. Proses pembe

lajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompete tifik diyakini sebagai titian emas per sikap,keterampilan, dan pengetahuan pese roses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, penalaran induktif dibandingkan dengan pe

f melihat fenomena umum untuk kemudian liknya, penalaran induktif memandang fenom mudian menarik simpulan secara keselu

enempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam rela umumnya menempatkan fenomena unik den emudian merumuskan simpulan umum. Meto k investigasi atas suatu atau beberapa

pengetahuan baru, atau mengoreksi lumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode ti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, em

sip penalaran yang pesifik.Karena itu, metode n aktivitas pengumpulan data melalui observa si atau data, menganalisis, kemudian memform

lajaran

alitas yang telah dirancang dalam dokumen k menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran ik difasilitasi untuk mencari tahu;

ik belajar dari berbagai sumber belajar; belajaran menggunakan pendekatan ilmiah;

tensi F 25

erkembangan dan serta didik. Dalam h, para ilmuan lebih penalaran deduktif. n menarik simpulan omena atau situasi luruhan. Sejatinya, elasi idea yang lebih engan kajian spesifik tode ilmiah merujuk a fenomena atau dan memadukan de pencarian harus empiris, dan terukur ode ilmiah umumnya vasi atau ekperimen, rmulasi, dan menguji

kurikulum, kegiatan ansebagai berikut:


(29)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 26 4. Pembelajaran berbasis kompetensi;

5. Pembelajaran terpadu;

6. Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi;

7. Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;

8. Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-hard-skills;

9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;

10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);

11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; 12. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pembelajaran;

13. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik; dan

14. Suasana belajar menyenangkan dan menantang.

3. Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah

Pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013 meliputi lima pengalaman belajar 5

M(mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan


(30)

(31)

Modul Guru Pembela Mengamati

Metode mengamati mengamati sangat sehingga proses p metode observasi p objek yang dianalisi Kegiatan mengamat langkah seperti berik

1. Menentukan o 2. Membuat ped

diobservasi.

lajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompete ti mengutamakan kebermaknaan proses pem at bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin t s pembelajaran memiliki kebermaknaan yan si peserta didik menemukan fakta bahwa ada lisis dengan materi pembelajaran yang digu

ati dalam pembelajaran dilakukan dengan me erikut ini.

objek apa yang akan diobservasi.

edoman observasi sesuai dengan lingkup .

tensi F 28

embelajaran. Metode tahu peserta didik ang tinggi. Dengan da hubungan antara igunakan oleh guru. menempuh


(32)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 29 3. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer

maupun sekunder.

4. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi.

5. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.

6. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.

Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa daftar cek, skala rentang, catatan anekdotal, catatan berkala, dan alat mekanikal. Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang, berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya.

Menanya

Pada kurikulum 2013 kegiatan menanya diharapkan muncul dari siswa.Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara: mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).Menanya dapat juga tidak diungkapkan, tetapi dapat saja ada di dalam pikiran peserta didik. Untuk memancing peserta didik mengungkapkannya guru harus member kesempatan mereka untuk mengungkapkan pertanyaan. Kegiatan bertanya oleh guru dalam pembelajaran juga sangat penting sehingga tetap harus dilakukan.

Fungsi bertanya adalah sebagai berikut:

1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.

2. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.

3. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.


(33)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 30 4. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.

5. Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan,dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

6. Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.

7. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.

8. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.

9. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.

Kriteria pertanyaan yang baik

Kriteria pertanyaan yang baik adalah: singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus,bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, merangsang proses interaksi.

Tingkatan Pertanyaan

Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas pertanyaan, sehingga menggambarkan tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.


(34)

Modul Guru Pembela Mengumpulkan Mengumpulkan in 1. Melakukan ekspe 2. Membaca sumbe 3. Mengamati objek 4. Wawancara deng

Untuk memperole mencoba atau m yang sesuai. Pe mengembangkan

lajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompete n informasi/Eksperimen

n informasi/eksperimen kegiatan pembelajaran ksperimen;

ber lain selain buku teks; jek/ kejadian/aktivitas; dan

ngan narasumber.

roleh hasil belajar yang nyata atau autentik, p melakukan percobaan, terutama untuk mat Peserta didik pun harus memiliki keteramp kan pengetahuan tentang alam sekitar,

tensi F 31

annya antara lain:

k, peserta didik harus ateri atau substansi pilan proses untuk ar, serta mampu


(35)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 32 menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.

Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar (1) Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan murid, (2) Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan, (3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu, (4) Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid, (5) Guru membicarakan masalah yanga akan yang akan dijadikan eksperimen, (6) Membagi kertas kerja kepada murid, (7) Murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8) Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.

Mengasosiasi/Mengolah informasi

Dalam kegiatan mengasosiasi/mengolah informasi terdapat kegiatan menalar. Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran non-ilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan terjemanan dari reasoning, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran.Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif.Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Bagaimana aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini.

1. Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum.

2. Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.


(36)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 33 3. Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari

yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi).

4. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati 5. Seriap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki

6. Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman.

7. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.

8. Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran perbaikan.

Mengomunikasikan

Dalam kegiatan mengomunikasikan dapat dilakukan pembelajaran kolaboratif.Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerja sama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja rupa untuk memudahkan usaha kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru dan fungsi guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar.Sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif.Peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama.

Ada empat sifat kelas pembelajaran kolaboratif. Dua sifat berkenaan dengan perubahan hubungan antara guru dan peserta didik. Sifat ketiga berkaitan dengan pendekatan baru dari penyampaian guru selama proses pembelajaran. Sifat keempat dengan ruang kelas.Dengan pembelajaran kolaboratif, peserta didik memiliki ruang gerak untuk menilai dan membina ilmu pengetahuan, pengalaman personal, bahasa komunikasi, strategi dan konsep pembelajaran sesuai dengan teori, serta menautkan kondisi sosiobudaya dengan situasi pembelajaran. Di sini, peran guru lebih banyak sebagai pembimbing dan manajer belajar ketimbang memberi instruksi dan mengawasi secara rigid.Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berbagi tugas dan kewenangan dengan peserta didik, khususnya untuk hal-hal tertentu. Cara ini memungkinan peserta didik menimba pengalaman mereka sendiri, berbagi


(37)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 34 strategi dan informasi, menghormati antarsesa, mendorong tumbuhnya ide-ide cerdas, terlibat dalam pemikiran kreatif dan kritis serta memupuk dan menggalakkan mereka mengambil peran secara terbuka dan bermakna.

Contoh Pembelajaran Kolaboratif

Guru ingin mengajarkan tentang konsep, penggolongan sifat, fakta, atau mengulangi informasi tentang objek. Untuk keperluan pembelajaran ini dia menggunakan media sortir kartu. Prosedurnya dapat dilakukan seperti berikut ini.

a) Kepada peserta didik diberikan kartu indeks yang memuat informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih katagori.

b) Peserta didik diminta untuk mencari temannya dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan katagori yang sama.

c) Berikan kepada peserta didik yang kartu katagorinya sama menyajikan sendiri kepada rekannya.

d) Selama masing-masing katagori dipresentasikan oleh peserta didik, buatlah catatan dengan kata kunci (point) dari pembelajaran tersebut yang dirasakan penting.

Pemanfaatan internet sangat dianjurkan dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif.Karena memang, internet merupakan salah satu jejaring pembelajaran dengan akses dan ketersediaan informasi yang luas dan mudah.Saat ini internet telah menyediakan diri sebagai referensi yang murah dan mudah bagi peserta didik atau siapa saja yang hendak mengubah wajah dunia. Penggunaan internet disarakan makin mendesak sejalan dengan perkembangan pengetahuan terjadi secara eksponensial. Masa depan adalah milik peserta didik yang memiliki akses hampir ke seluruh informasi tanpa batas dan mereka yang mampu memanfaatkan informasi diterima secepat mungkin.

4. Prinsip-prinsip Perancangan Pembelajaran yang Mendidik

Prinsip-prinsip dalam perencanaan pembelajaran yang mendidik antara lain: 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan

peserta didik dan lingkungan. 2. Beragam dan terpadu.


(38)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 35 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan. 6. Belajar sepanjang hayat.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah.

8. Diarahkan pada upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Acuan dasar dalam merencanakan dan mengatur proses pembelajaran adalah visi, misi dan tujuan pendidikan yang ditetapkan dalam undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (Penjelasan Umum PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan). Dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misi pendidikan nasional, diperlukan suatu acuan dasar setiap satuan pendidikan, yang antara lain meliputi kriteria minimal berbagai aspek yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan.

Arah dari seluruh pembelajaran di sekolah dalam prinsip pembelajaran yang mendidik diarahkan untuk kepentingan peserta didik dalam menguasai berbagai keterampilan hidup yang dibutuhkan sekarang dan yang akan datang. Pembelajaran di sekolah tidak diarahkan hanya untuk penguasaan materi pembelajaran belaka, melainkan ditujukan untuk pencapaian tujuan pendidikan nasional. Pembelajaran dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan potensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dimaksudkan bahwa peserta didik perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Artinya seluruh proses pembelajaran ditujukan untuk pencapaian kompetensi peserta didik, bukan kompetensi guru. Pembelajaran dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral.

Prinsip utama yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran yang mendidik adalah berpusat pada peserta didik dan dilaksanakan secara ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual, konstekstual, fleksibel, dan menyeluruh.

a) Berpusat pada peserta didik dimaksudkan bahwa peserta didik perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.


(39)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 36 b) Ilmiah artinya keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan

dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

c) Relevan artinya cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.

d) Sistematis artinya komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

e) Konsisten artinya ada hubungan yang konsisten antara kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, kegiatan pembelajaran, dan sistem penilaian.

f) Memadai artinya cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, kegiatan pembelajaran, dan sistem penilaian cukup untuk mencapai kompetensi belajar.

g) Aktual dan konstekstual artinya cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, kegiatan pembelajaran, dan sistem penilaian, memperhatikan perkembangan ilmu teknologi, seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi.

h) Fleksibel artinya keseluruhan komponen pribadi dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

i) Menyeluruh artinya komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi.

Pemberlakuan Kurikulum 2013 pada dasarnya menuntut guru bahasa untuk lebih kreatif, inovatif, dan produktif dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pembelajaran bagi siswa. Pembelajaran yang menarik menuntut guru untuk mampu menggunakan beragam media, menerapkan berbagai pendekatan/metode/teknik/strategi pembelajaran, menggunakan materi pembelajaran yang bervariasi, dan menciptakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Hal inipun dipertegas pada Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran yang menyebutkan pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas dengan karakteristik:

a) interaktif dan inspiratif;

b) menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif;


(40)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 37 c) kontekstual dan kolaboratif;

d) memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan

e) sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Guru perlu mengembangkan pembelajaran yang memperhatikan suasana belajar yang memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan, menerapkan ide-ide mereka sendiri, menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Konsep diberitahu harus diubah menjadi aktif mencaritahu. Konsep belajar ini akan memberi pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik melalui kesempatan belajar yang lebih mandiri.

Konsep belajar “aktif mencaritahu” dapat tercipta apabila guru mengembangkan kegiatan pembelajaran yang:

a) berpusat pada peserta didik;

b) mengembangkan kreativitas peserta didik;

c) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang; d) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan

e) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.

Kegiatan pembelajaran tersebut sesuai dengan prinsip bahwa peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan.

Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, sesuai dengan prinsip pendekatan K-13, peserta didik diajak lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) daripada penalaran deduktif (deductive reasoning).Pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya nalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini.

a) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.


(41)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 38 b) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang

sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi).

c) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. d) Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki.

e) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman.

f) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.

g) Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran perbaikan.

5. Komponen-komponen Rancangan Pembelajaran yang Mendidik

Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD/MI dan untuk guru mata pelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.

Berikut ini adalah salah satu contoh langkah-langkah pengajaran untuk materi teks naratif

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

WAKTU

Pendahuluan

Motivasi

1. Guru menyapa siswa, mengajak berdoa dan mengkondisikan siswa siap

mengikuti pelajaran

2. Guru memberikan informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3. Guru memberikan informasi kompetensi, materi, tujuan, dan langkah

pembelajaran yang akan dilaksanakan.


(42)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 39 Inti Observing

1. Siswa menyimak berbagai contoh teks recount tentang

pengalaman/kegiatan/kejadian/peristiwa yang diberikan/diperdengarkan guru. 2. Siswa mengamati fungsi sosial,struktur

dan unsur kebahasaan.

3. Siswa belajar menentukan gagasan pokok, informasi rinci dan informasi tertentu dari teksrecount.

Questioning

4. Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mempertanyakan antara lain perbedaan antara berbagai teks tentang pengalaman/kejadian/peristiwa yang ada dalam bahasa Inggris, perbedaan teksdalam bahasa Inggris dengan yang ada dalam bahasa Indonesia.

5. Siswa mempertanyakan mengenai gagasan pokok, informasi rinci dan informasi tertentu dalam recount

Exploring

6. Siswa mencari beberapa teks recount dari berbaai sumber.

7. Siswa berlatih menemukan agasan pokok, informasi rinci dan informasi tertentu dari teks.

8. Siswa membacakan teksrecount kepada teman dengan menggunakan unsur kebahasaan yang tepat.

9. Siswa berlatih menyusun kalimat-kalimat yang diberikan menjadi teksrecount. 10. Siswa secara berkelompok

menuliskan/ menyalin teksrecount lisan dan tulis,sederhana,tentang

pengalaman/kegiatan/kejadian/peristiwa dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur, dan unsur kebahasaan dengan runtut.

Associating

11. Secara berpasangan siswa saling menganalisa teksrecount tulis dengan fokus pada fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan.

12. Siswa mendiskusikan gagasan pokok,informasi rinci dan informasi tertentu dari teks.

13. Siswa memperoleh balikan atau feed back dari guru dan teman tentang hasil analisis yang disampaikan dalam kerja kelompok.


(43)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 40

Communicating

14. Siswa membuat teksrecount sederhana tentang keteladanan dengan memperhatikan fungsi sosial dan tujuan, sruktur dan unsur kebahasaannya. 15.Siswa mempresentasikannya di kelas. 16.Siswa membuat kliping teks recount

dengan menyalin dari berbagai sumber. 17.Siswa membuat jurnal belajar (learning

journal )

Kegiatan Penutup

1. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran

2. Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. 3. Siswa dan guru merencanakan tindak

lanjut pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

10 menit

CONTOH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

Topik : TeksNarrative

Kompetensi Dasar : 3.10. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks naratif sederhana berbentuk cerita rakyat rakyat, sesuai dengan konteks penggunaannya.

4.15 Menangkap makna teks naratif lisan dan tulis berbentuk legenda sederhana.

Indikator : • Merancang kegiatan discovery terkait teks Narrative

• Melakukan kegiatan discovery terkait teks Narrative

• Membuat laporan hasil discovery teks Narrative

SINTAK

PEMBELAJARAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Stimulation (stimulasi/ pemberian rangsangan)

Guru merangsang siswa untuk memiliki kemampuan mengembangkan teks naratif, diantaranya dengan:

• Menunjukkan teks naratif berupa fable berjudul The Tortoise and The Duck

• Menunjukkan teks naratif berupafolklore berjudul Candi Prambanan, seraya menanyakan kepada siswa apakah mereka pernah mengunjungi Candi Prambanan dan melihat patung yang konon dipercaya sebagai Roro Jonggrang


(44)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 41 Problem Statement

(pertanyaan /identifikasi masalah)

Dengan bimbingan guru, siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang untuk menentukan masalah, misalnya:

• Apakah teks naratif menggunakan past tenses saja?

• Apakah selalu ada resolution untuk pada setiap teks naratif?

• Apakah setiap folklore di Indonesia merujuk pada satu tempat?

Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, guru meminta siswa mencari minimal 10 teks naratif berbentuk folklore dari Indonessia.

Guru meminta masing – masing kelompok untuk berdiskusi tentang hipotesis yang bisa dikembangkan terkait dengan pertanyaan tersebut, misalnya:

• Teks naratif hanya menggunaan past tenses • Resolution selalu ada dalam setiap teks naratif

sebagai bagian dari struktur teks tersebut

• Tidak semua folklore memiliki rujukan tempat kejadian

Dalam diskusi ini, siswa juga diajak untuk menentukan strategi pelaksanaannya, menyangkut:

• Pembagian tugas pencarian teks naratif berupa folklore. Guru meminta siswa untuk bereksplorasi dengan search engine seperti Google.

• Waktu penyelesaian setiap tahapan (time frame). Misalnya, keseluruhan tugas ini harus selesai dalam dua minggu, maka 5 hari pertama digunakan untuk mengumpulkan cerita rakyat, 3 hari berikutnya pengolahan data, 2 hari kemudian verifikasi data, dan 4 hari terakhir penarikan kesimpulan dan pelaporan.

Data collection (pengumpulan data)

Siswa secara berkelompok mengumpulkan 10 teks naratif secara acak dari masing – masing anggota dengan mengeksplorasi melalui buku dan internet. Kegiatan pengumpulan data ini sebaiknya dilakukan di luar jam tatap muka supaya siswa lebih leluasa menjelajah sumber.

Data processing (pengolahan data)

Seluruh teks dikumpulkan menjadi satu, 10 teks yang terkumpul ditabulasi terkait dengan tempat pelaksanaan kejadian, penggunaan past tenses, hingga resolution dari


(45)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 42 setiap teks naratif.

Verification (pembuktian)

Seluruh anggota kelompok berdiskusi untuk melakukan verifikasi guna menjawab apakah hipotesis yang dibuat sebelumnya dapat terkonfirmasi atau tidak. Hasil verifikasi tersebut kemudian diberikan penjelasan dengan lebih detail bagaimana analisis hipotesis yang terjawab maupun tidak terjawab.

Generalization (menarik kesimpulan)

Hal-hal yang bisa ditarik sebagai kesimpulan umum bisa dikembangkan

sebagai sebuah pemahaman sekaligus membangun sense siswa.

CONTOH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

Topik : TeksNarrative

Kompetensi Dasar : 3.10. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks naratif sederhana berbentuk cerita rakyat rakyat, sesuai dengan konteks penggunaannya.

4.15 Menangkap makna teks naratif lisan dan tulis berbentuk legenda sederhana.

Indikator : • Merancang proyek pemfilman sebuah legenda sederhana

• Melakukan pengembangan proyek pemfilman sebuah legenda sederhana sesuai rancangan • Membuat laporan unjuk kerja proyek pemfilman

sebuah legenda sederhana

SINTAK PEMBELAJARAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Penentuan Pertanyaan Mendasar

Guru menyiapkan penugasan proyek pembelajaran dengan memformulasikan pertanyaan – pertanyaan seperti:

• Seperti apa legenda dari Indonesia jika dibandingkan dengan legenda yang berasal dari luar negeri,

• Bagaimana menyampaikan sebuah kisah legenda dari Indonesia agar mudah diterima pesan moralnya,

• Bagaimana teks naratif berbentuk legenda dikembangkan agar menarik perhatian penyimak, dll.


(46)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 43 Apabila guru dan siswa sepakat untuk mendalami pertanyaan kdua, maka guru dapat mengajak siswa secara berkelompok yang terdiri dari minimal 10 orang per kelompok untuk mengemas ulang teks naratif berbentuk legenda menjadi sebuah film pendek.

Mendesain Perencanaan Proyek

Proek pemfilman legenda ini dapat disepakati oleh guru dan siswa dalam hal format serta poin yang akan dinilai, misalnya:

• Kesesuaian teks naratif berbentuk legenda dengan isi dalam proyek film pendek

• Kesesuaian isi skenario yang digunakan dalam film pendek dengan yang di teks naratif legenda Menyusun Jadwal Dalam diskusi kelompok, siswa dibimbing bagaimana

membuat jadwal serta kerangka waktu untuk membuat proyek film pendek ini. Misalnya, siswa diberikan waktu 2 minggu (14 hari), maka waktunya dapat dibagi menjadi: eksplorasi cerita (1 hari), penulisan scenario (2 hari), pembagian peran dan persiapan property (1 hari), shooting (6 hari), editing (2 hari), dan evaluasi kegiatan di 2 hari kemudian.

Guru bersama siswa juga mendiskusikan strategi pelaksanaan proyek, seperti pembagian tugas siapa melakukan apa, misalnya, dari 10 orang, hanya 5 orang yang berperan, sementara sisanya berperan dalam bagian sutradara sampai penulis scenario.

Memonitor

peserta didik dan kemajuan proyek

Guru memonitor aktivitas siswa selama penyelesaian proyek dengan menanyakan kemajuan penyelesaian proyek dan hambatan yang dihadapi. Guru dapat melakukannya di kelas pada pertemuan – pertemuan dalam rentang tanggal penyelesaian proyek atau dengan menggunakan media sosial dan messenger untuk sebagaihelpdesk.

Menguji Hasil Setelah selesai mengerjakan proyek, siswa dalam

kelompok menyajikan hasil di depan kelas dan memposting video film pendek di Youtube dan di-upload di halaman media sosial agar mengundangfeedback dan comment. Penyajian dibuat semenarik mungkin sehingga proyek ini terasa menyenangkan bagi siswa.


(47)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMA Kelompok Kompetensi F 44 Mengevaluasi

Pengalaman

Dengan bimbingan guru, siswa merefleksikan dan mengevaluasi proses penyelesaian tugas pembuatan film pendek dari teks naratif berbentuk legenda untuk mendapatkan masukan yang konstruktif. Guru meminta siswa menuliskan refleksi pembelajaran ini dalam bentuk jurnal belajar.

CONTOH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Topik : TeksNarrative

Kompetensi Dasar : 3.10. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks naratif sederhana berbentuk cerita rakyat rakyat, sesuai dengan konteks penggunaannya.

4.15 Menangkap makna teks naratif lisan dan tulis berbentuk legenda sederhana.

Indikator : • Merancang kegiatan problem-based learning untuk menjawab pertanyaan terkait dengan teks naratif

• Melakukan kegiatan problem-based learning sesuai rancangan

• Membuat laporan tugas problem-based learning untuk mendapatkan solusi yang tepat

SINTAK PEMBELAJARAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Fase 1

Orientasi peserta didik kepada masalah

Guru dapat mengorientasi masalah dengan mengungkapkan bahwa ketika membaca sebuah teks naratif, baik yang berbentuk myth, fable, legend, maupun folklore, terdapat beberapa hal yang perlu kita ketahui, misalnya:

• Bagaimana mengurutkan sebuah teks naratif sesuai dengan struktur teksnya

• Bagaimana menulis teks naratif berbentuk folklore sesuai dengan struktur teks dan unsur kebahasaan yang benar

• Bagaimana mengidentifikasi fitur bahasa dan strukur dari sebuah teks naratif, dst

Misalnya, masalah yang dipilih adalah yang kedua, yakni bagaimana menulis teks naratif berbentuk folklore sesuai dengan struktur teks dan unsur kebahasaan yang benar.


(1)

b. Sumber belajar c. Perencana d. Pengawas

8. Setting pembelajaran disusun sebagai berikut:

• Guru memilih 5 orang siswa sebagai nara sumber ahli dengan topic yang tersedia

• Nara sumber tersebut berdiri di tempat yang berbeda • Peserta didik dibagi menjadi beberapa rekelompok

• Peserta didik diminta untuk mencari informasi dari nara sumber tersebut • Peserta didik mendengarkan penjelasan nara sumber dan mencatat

informasi

• Peserta didik kembali ke kelompok masing-masing dan mempresentasikan hasilnya kepada anggota kelompok tersebut

Pembelajaran dengan setting di atas memakai model pembelajaran …. a. Jigsaw classroom

b. Number head together c. Circle the stage d. Team-pair-solo

9. Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan hal berikut, kecuali …. a. Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan

b. Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipejari dan dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan

c. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari

d. Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan

10. Tes simulasi merupakan salah satu bentuk dari teknik penilaian …. a. Lisan

b. Praktik/kinerja c. Penugasan


(2)

d. Penilaian diri

11. Berikut ini adalah beberapa ciri pembelajaran kontekstual, kecuali …. a. Siswa terlibat secara aktif

b. Siswa bekerja sendiri-sendiri

c. Pembelajaran terkait dengan dunia nyata

d. Pengalaman dan pengetahuan peserta didik dapat tergali

12. Benjamin S. Bloom mengembangkan ranah kognitif dengan urutan …. a. Ingatan, pemahaman, analisis, aplikasi, sintesis, dan evaluasi b. Ingatan, pemahaman, evaluasi, aplikasi, dan analisis

c. Ingatan, analisis, aplikasi, pemahaman, dan evaluasi d. Persiapan, ingatan, pemahaman, evaluasi, dan aplikasi

13. Pada kegiatan ini siswa bersama guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran; melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; melakukan penilaian; merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling dan /atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Kegiatan ini dalam proses pembelajaran masuk dalam ….

a. Kegiatan mandiri b. Kegiatan pendahuluan c. Kegiatan inti

d. Kegiatan penutup

14. Serangkaian kegiatan yang sistematik untuk menentukan mafaat atau kegunaan suatu objek atau program adalah ….

a. Pengukuran b. Evaluasi c. Penilaian d. Pensekoran

15. Penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut, kecuali ….


(3)

b. Valid c. Terpadu d. Objektif

16. Dibawah ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik, kecuali ….

a. Ditunjukkan untuk mengukur pencapaian kompetensi

b. Menggunakan acuan criteria berdasarkan pencapaian kompetensi c. Ditindaklanjuti dengan program remedial dan pengayaan

d. Dilakukan pengulangan jika ternyata hasilnya banyak yang jelek

17. Dalam penelitian tindakan kelas, metode pengumpulan data diharapkan …. a. Reliable dan tidak mengganggu proses pembelajaran

b. Menggunakan alat pengolah statistik c. Sederhana

d. Kompleks

18. Pada kegiatan inti, guru menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Yang bukan merupakan ciri-ciri pendekatan saintifik adalah ….

a. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.

b. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

c. Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembangan peserta didik pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 yang tercantum dalam silabus dan RPP.

d. Peserta didik lebih banyak mendengarkan penjelasan guru di depan kelas dan melaksanakan tugas jika memberikan latihan soal-soal kepada peserta didik

19. Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk …. a. Mengetahui situasi dan kondisi sekolah

b. Menyempurnakan pelaksanaan KBM c. Memperbaiki kinerja guru dan tata usaha


(4)

d. Meningkatkan disiplin siswa

20. Di bawah ini merupakan beberapa kelebihan tes lisan, kecuali:

a. Lebih objektif bagi objektif bagi pendidik dalam memberikan penilaian b. Dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta

didik, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung

c. Bagi peserta didik yang kemampuan berfikirnya relative lambat sering mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal


(5)

Penutup

Selamat anda telah berhasil menyelesaikan tugas membaca dan memahami materi yang disajikan di modul Guru Pembelajar Kelompok Kompetensi F Bahasa Inggris ini. Harapan kami semoga membantu para peserta untuk lebih memahami kajian kompetensi baik pedagogik maupun professional.

Pengetahuan, keterampilan yang di dapat hendaknya bisa dipraktikan dalam menunaikan tugas melaksanakan pembelajaran sehari-hari. Di atas langit masih ada langit adalah ungkapan yang tepat agar kita tidak mudah puas akan sebuah prestasi. Selalu senantiasa meningkatkan kualitas diri adalah hal bijaksana agar kita bisa terus untuk memberikan karya prestasi yang maksimal.

Selanjutnya kami para penyusun meminta saran dan kritik demi perbaikan penyusunan modul/bahan ajar demi kepentingan di masa depan. Terimakasih


(6)

Daftar Pustaka

Bartlett, Leo. 1990. “Teacher development through reflective teaching”. DalamJ.C.Richards and D. Nunan (ed.), Second Language. New York: Cambridge UniversityPress.

Creswell, John W. 2012. Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Pearson.

Cruickshank, D.R. 1987. Reflective Teaching: The Preparation of Students of Teaching. United States of Amerika: Association of Teacher Educators. Sudiyono, dkk. Strategi Pembelajaran Partisipasi di Perguruan Tinggi. UIN Malang

Press, 2006 ,hlm, 43 – 44

Hopkins, D. 1993. A Teacher Guide to Classroom Research. Philadelpia: Open University Press.

http://ventidanokarsa.blogspot.co.id/2009/05/evaluasi-pembelajaran.html,

http://www.academia.edu/8944202/Penyusunan_Langkah-Langkah_Pembelajaran http://www.situsbahasa.info/2011/05/perencanaan-pembelajaran.html

http://web.unair.ac.id/admin/file/f_35969_komunikasi-2012.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran#Prinsip-prinsip_pembelajaran http://ikhtisar.com/prinsip-dasar-dalam-komunikasi-efektif/

Kemmis, S.& McTaggart, R. 1997. The Action Research Planner. Geelong: Deakin University.

Knowles, J.G dan Coe. A.L., 1994. Teacher Educators Reflecting on Writing in Practice dalam Russell, T. dan Korthagen, F (Ed.) Teachers who Teach Teacher: Reflections on Teacher Education (71-94). Ontario: Routledge. Mattens, Wolfgang. 2011. Methoden für den Unterricht. Braunschweig:

Westermann Druck GmbH.

O’Brien, R. 1998. An Overview of the Methodological Approach of Action Research. Brazil: Universidade Federal da Paraíba.

Osterman, K.F. & Kottkamp, R.B. 2004. Reflective Practice for Educators: Improvin Schooling Through Profesional Development. California: Corwin Press, Inc. Richards, Jack. C. 1990. “ The teacher as self-observer”. Dalam Jack C.

Richards, The Language Teaching Matrix. New York: Cambridge University Press.