PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM NON FORMAL DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN Pelaksanaan Pendidikan Islam Non Formal Dalam Pembentukan Akhlak Anak Asuh Di Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring Klatentahun 2015/2016.

(1)

PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM NON FORMAL

DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU CABANG MUHAMMADIYAH

JUWIRING KLATEN TAHUN 2015/2016

SKRIPSI

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Tarbiyah Fakultas Agama Islam

Oleh:

M. Arif Dwi Purwono NIM: G000110013

PROGRAM STUDI TARBIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

1

PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM NON FORMAL DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN YATIM

PIATU CABANG MUHAMMADIYAH JUWIRING KLATEN TAHUN 2015/2016

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pelaksanaan Pendidikan Islam Non Formal dalam Pembentukan Akhlak Anak Asuh Di Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring Klaten Tahun 2015/2016.

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu dengan metode studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dokumentasi dan analisis yang digunakan adalah analisisinduktif, analisisinduktif yaitupenelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti dengan berangkat ke tempat atau kelapangan untuk mengumpulkan berbagai bukti melalui penelaah terhadap fenomena kemudian merumuskan teori

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring Klaten telah melaksanakan Pendidikan Islam Non formal. Pelaksanaanya lebih ditekankan pada aspek rohani dan kedisiplinan yaitu dengan cara melaksanakan kegiatan keagamaan seperti taḥfīẓQur’an. Shalat tahajud, Shalat lima waktu dengan berjama’ah, pendidikan hidup sehat, rapi, tertib. 2) Akhlak yang dibentuk di panti asuhan yaitu akhlak terhadap Allah meliputi shalat lima waktu, shalat tahajud, taḥfīẓQur’an, akhlak terhadap sesama, seperti anak asuh selalu diajarkan sopan dan santun kepada pengasuh, tidak merendahkan orang lain dan menghormati setiap tamu yang berkunjung ke panti asuhan, sedangkan akhlak terhadap diri sendiri di wujudkan oleh anak asuh dengan cara berbusana menutup aurat di dalam panti maupun di luar panti. 3) Pembentukan akhlak anak asuh yang diasramakan di Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring memberikan dampak yang sangat positif terhadap anak asuh. Hal ini bisa dilihat, apabila anak asuh dalam bersikap, bertingkah laku dan bertutur kata mereka tahu bagaimana mareka harus bertindak dan tahu dampak negatif dan positif bagi perkembangan mereka sendiri.

Kata kunci: Pendidikan Islam Non Formal, Akhlak

Abstract

The aim of this research is to know the implementation of non-formal education in shaping children’s moral inMuhammadiyah orphanage of Juwiring District, Klaten, in 2015/2016.

This research uses field researh with qualitative descriptive approach, which uses case study method. The methods of collecting the data are interview,


(6)

2

observation, and documentation, while the analyze technique in this research isinductive analysis done by a researcher to leave for a place or space to gather evidence through the reviewers of the phenomenon and formulate theories

This research result shows that: 1) The Muhammadiyah orphanage of Juwiring District, Klaten implements non-formal Islamic education. The implementation is concentrated on spiritual and discipline aspects by doing devinity or Islamic activity, such as taḥfīẓQur’an, tahajud praying, congregated five-time praying and shalat, healthy, neat, an orderly living education. 2) The morals that are formed in this orphanage are moral to Allah, which includes five-time shalat tahajud praying and taḥfīẓQur’an, moral to other, which requires politeness to the mentor, not to underestimate and also respect every guest that comes to the orphanage, and moral to himherself by wearing clotes covering aurat. Covering clothes cithes inside or outside the orphanage. 3) Shaping morals of the children that stay overnigh In Muhammadiyahorphanage of Juwiring gives positive effects to them. It can be seen by their attitude, behavior, and speaking attitude. They even know how to act and the effects for them selves, either positive or negative.

Keywords: Informal Islamic Education, Morals

1. PENDAHULUAN

Pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.1

Secara umum bila orang berbicara tentang pendidikan, maka yang dimaksud adalah sekolah atau pendidikan formal. Ini tentunya tidak salah, namun kurang tepat. Alasannya karena, pendidikan bukan hanya ada di sekolah atau hanya berbentuk pendidikan formal. Ada bentuk pendidikan lain yang tidak kurang peranannya dari pendidikan formal, yaitu pendidikan non formal.

Pendidikan non formal sebagai bagian dari sistem pendidikan yang mempunyai tugas yang sama dengan pendidikan lainya (terutama pendidikan formal) yakni memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Karena pendidikan non formal berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan formal yang ada di sekolah.2

1

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner (Jakarta: PT.Bumi Aksara 2008), hlm. 22.

2Undang undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


(7)

3

Pada pasal 4 Undang - undang No. 2 tahun 1989 ditegaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesejahteraan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.3 Untuk itulah manusia dibekali dengan akal pikiran agar dapat menciptakan metode pendidikan yang dinamis, efektif dan dapat mengantarkannya pada kebahagiaan hidup dunia akhirat.

Kenyataannya, dewasa ini ditemukan banyak metode, kurikulum, dan lembaga pendidikan yang hanya membentuk menurut keinginan dunia modern pada satu sisi dan tidak memperhatikan aspek lain yang tidak dijangkau oleh kemoderenan itu sendiri seperti aspek-aspek batiniyah, aspek-aspek rohaniyah bahkan diperparah lagi dengan konsep-konsep pendidikan yang menjerumuskan manusia pada penyimpangan fitrah.

Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring Klaten merupakan salah satu wadah untuk pemenuhan pendidikan formal, informal maupun non formal bagi anak-anak yatim, piatu, dan anak-anak terlantar yang bertujuan untuk membentuk akhlak anak asuh sehingga mempunyai bekal yang cukup dimasa depan.

Sesuai dengan misinya Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring adalah menyiapkan generasi penerus yang unggul dibidang imtaq, membentuk manusia cerdas dan kreatif, membiasakan hidup bersih, rapi, tertib dan berakhlak mulia, membiasakan hidup mandiri.4

Pembentukan akhlak anak asuh di Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring dengan cara mengajarkan pengetahuan keagamaan melalui pendidikan non formal yang berupa shalat tahajud dilanjutkan sholat subuh secara berjama’ah. Taḥfīẓ Qur’an, pendidikan hidup rapi dalam berpakaian, disiplin waktu dan disiplin dalam melaksanakan tugas diantaranya tugas piket membersihkan asrama dan memasak.5

Anak asuh yang diasramakan di Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring adalah anak asuh yang taraf umurnya masih di bawah 18 tahun mereka membutuhkan bimbingan secara konstan. Mereka mempunyai karakter dan latar belakang yang berbeda-beda maka dari itu, peran pengasuh panti tersebut sangat menentukan dalam pembentukan akhlak.

3

Marzuki, Pembinaan Karakter Mahasiswa Melalui Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum (Yogyakarta: Ombak, 2012), hlm. 06.

4

Profil Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Cabang Muhammadiyah Juwiring.

5

Observasi, 6 April 2016, Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring, Klaten.


(8)

4

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh dengan mengadakan penelitian yang berjudul “Pelaksanaan Pendidikan Islam Non Formal Dalam Pembentukan Akhlak Anak Asuh Di Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring Klaten Tahun 2015/2016”.

2. METODE

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan yaitu suatu penelitian yang dilakukan di lapangan atau di lokasi penelitian sebagai tempat yang dipilih untuk menyelidiki gejala objektif, sebagaimana yang terjadi dilokasi tersebut.6 Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu dengan metode study kasus. Metode study kasus adalah penelitian yang mengungkap suatu keadaan secara mendalam, intensif, baik perseorangan, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.7

B. Tempat dan Subjek Penelitian

Subjek dan tempat penelitian yang akan diteliti adalah Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring, Klaten yang beralamatkan Dk. Tanon Rt/Rw 20/08 Kenaiban, Juwiring, Klaten. Sedangkan yang menjadi subjek penelitian sebagai tempat atau sumber utama untuk memperoleh keterangan dan informasi adalah Pengasuh dan Anak Asuh Panti Asuhan Cabang Muhammadiyah, Jiwiring, Klaten.

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah berbagai cara yang digunakan untuk mengumpulkan data, menghimpun, mengambil, menyaring data penelitian.8 Mengumpulkan data yang dibutuhkan penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

a. Metode Wawancara.

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

6

Abdurrahmat Fathoni, Metedologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi (Jakarta; PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 96.

7

Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011), hlm. 102.

8


(9)

5

antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancara.9

Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang keadaan Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring, serta memperoleh informasi tentang Pelaksanaan Pendidikan Islam Non Formal dalam Pembentukan Akhlak Anak Asuh dengan mengadakan wawancara dengan pengasuh dan anak asuh yang berada di Panti Asuhan tersebut.

b. Metode Observasi

Metode observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek yang sedang diteliti. Metode peneliti ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang letak geografis dan keadaan di Panti Asuhan Cabang Muhammadiyah Juwiring Klaten.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode penelitian untuk memperoleh data dokumen yang berupa catatan laporan kerja, notulen rapat, catatan kasus, transkip nilai, foto dan lain sebagainya.10

D. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu menganalisis data yang berupa data-data tertulis atau wawancara secara langsung dari orang yang terlibat dalam penelitian ini(informan) serta perilaku yang diamati, sehingga dalam hal ini penulis berupaya mengadakan penelitian yang bersifat gambaran secara menyeluruh. Metode yang dipakai dalam menganalisis data-data adalah menggunakan metode induktif. Metode induktif adalahpenelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti dengan berangkat ke tempat atau kelapangan untuk mengumpulkan berbagai bukti melalui penelaah terhadap fenomena kemudian merumuskan teori.11

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Pendidikan Islam Non Formal Di Panti Asuhan

9

Hamadi Damadi, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 290.

10

Sukandarrumudi, Metode Penelitian Yogyakarta: Gajah Mada University, 2006), hlm. 100.

11


(10)

6

Pelaksanaan Pendidikan Islam Non Formal di Panti Asuhan Cabang Muhammadiyah Juwiring lebih menekankan kepada pembentukan akhlak anak asuh, sehingga nilai-nilai Islam yang di ajarkan pengasuh bisa dilaksanakan yaitu dengan:

1. Dasar-dasar Pembetukan Akhlak di Panti Asuhan

Dasar pembentukan akhlak telah dijelaskan dalam ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadist Nabi. Dangan dasar apakah pengasuh dalam membimbing dan mengasuh?

Menurut Bapak Jauhari sebagai pengasuh menuturkan sebagai berikut:

Dasar yang digunakan untuk membimbing dan mengasuh anak asuh adalah dengan Firman Allah surat Al Mā`ūn ayat 1-7 yang artinya: “Tahukah kamu (Orang) yang mendustakan agama?, itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak memberikan makan orang miskin, Maka celakalah orang yang sholat, yaitu orang yang lalai terhadap sholatnya,orang-orang yang berbuat riya’, dan

enggan memberi bantuan” Dan sabda Nabi Muhammad

SAW: “Siapa yang berbuat baik kepada anak yatim, beliau (Rasullulah) bersama-sama dengan kamu disurga seperti jari dua yang sejajar”12

2. Latar Belakang Pendidikan Pengasuh

Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring mempunyai dua pengasuh, bagaimana latar belakang pendidikan pengasuh sendiri?

Dari Bapak Jauhari selaku pengasuh 1 menuturkan:

Untuk menjadi pengasuh di Panti Asuhan Cabang Muhammadiyah Juwiring tidak harus orang berpendidikan yang tinggi akan tetapi dibutuhkan kesadaran, panggilan jiwa dan kerelaan hati sebagai pendidik maupun pengasuh dalam mendidik dan membimbing, sehingga bisa bermanfaat bagi anak asuh dimasa depan.13

3. Latar Belakang Pendidikan Anak Asuh

Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring menginginkan anak asuh bisa mendapatkan pendidikan

12

Wawancara dengan Bapak Jauhari (pengasuh 1), 26 April 2016, Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring, Klaten.

13

Wawancara dengan Bapak Jauhari (pengasuh 1), 26 April 2016, Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring, Klaten.


(11)

7

yang layak agar bisa meneruskan ke jenjang pendidikan selanjutnya, dengan cara apa pengasuh memberikan dorongan pendidikan?

Menurut Bapak Jauhari sebagai pengasuh menuturkan:

Anak asuh yang tinggal di asrama mendapatkan pendidikan formal yang layak dengan cara memasukkan mereka kesekolah formal. Anak asuh yang di sekolahkan formal meliputi SD, SMP, SMA bahkan ada yang sudah tamat belajar. Bagi yang berprestasi misalkan, taḥfīẓ Qur’an dan bahasa arabnya baik, anak asuh mendapatkan biaya dari panti asuhan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang perguruan tinggi. Pada sore harinya setelah asar, anak asuh mendapatkan pendidikan non formal dengan menyetorkan hafalan al-Qur’an. Pada malam hari shalat berjamaah magrib sampai isya’ di Mushola dilanjutkan dengan tadarus al-Qur’an. Setiap hari Jum’at dan minggu jam 13.00-14.30, anak asuh mendapatkan pelatihan tahsin al-Qur’an oleh Ustadzah Wahyu14

4. Latar Belakang Sosial Ekonomi Anak Asuh

Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring dalam kehidupan bermasyarakat mendapatkan perhatian dan bantuan dari departemen sosial, bantuan kepada para dermawan. Santunan atau bantuan apa sajakah yang diberikan kepada anak asuh dan bagaimana anak asuh berinteraksi dengan masyarakat?Menurut Ibu Rif’atus Sholihah sebagai pengasuh menuturkan:

Anak asuh mendapatkan pelayanan, perlindungan, diberi pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan. Bagi anak asuh baik yang berada diasrama maupun yang dirumahkan. Hubungan pengasuh dengan anak asuh terjalin dengan baik, serta sering mengajak salah satunya berkomunikasi untuk membicarakan suatu hal yang berhubungan dengan keagamaan. Anak asuh yang tinggal di panti cukup mengerti tentang hak anak yaitu hak hidup dan berkembang, hak mendapatkan kasih sayang dan bermain. Ketika anak asuh melakukan kegiatan didalam panti, mereka saling tolong menolong saling bantu sehingga rasa kebersamaan pada anak asuh tetap terjalin dengan baik. Apabila ada kegiatan yang diadakan dipanti, anak asuh dan masyarakat sekitar saling mendukung dan sangat merespon untuk mendukung kegiatan tersebut, jadi anak asuh maupun

14

Wawancara dengan Bapak Jauhari (pengasuh 1), 26 April 2016, Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring, klaten.


(12)

8

pengasuh juga menjalin komunikasi dengan masyarakat sangat baik khususnya masyarakat sekitar Panti.15

5. Kegiatan yang Dilaksanakan Anak Asuh

Kegiatan apa saja yang dilaksanakan di Panti Asuhan Yatim Cabang Muhamadiyah Juwiring? Dan bagaimana pelaksanaannya kegiatan tersebut? Menurut Ibu Rif’atus Sholihah sebagai pengasuh menuturkan:

Kehidupan anak asuh diasrama sangat harmonis, berbagai kegiatan keagamaan banyak dilakukan dalam pembentukan akhlak anak asuh diantaranya terdiri Shalat tahajud dilanjutkan

berjama’ah shalat subuh,taḥfīẓ Qur’an, disiplin waktu dan

disiplin dalam tugas piket dalam membersihkan asrama dan memasak.

Bentuk-bentuk kegiatan Pendidikan Islam Non Formal Di Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammdiyah Juwiring diantaranya sebagai berikut:

a. Shalat Tahajud

Ibu Rif’atus sholihah menuturkan:

Sejak jam 03.30 dini hari anak asuh harus bangun untuk melaksanakan shalat tahajud. Mereka dibimbing dari pengasuh yaitu pengasuh memberikan teladan untuk melaksanakan sholat tahajud, walaupun shalat tahajud bukan merupakan shalat wajib anak asuh tetap menjalankan dengan baik dan dilanjutkan dengan shalat subuh

berjama’ah.16

Oleh karena itu menurut penuturan bapak Jauhari selaku pengasuh menambahkan kepada penulis:

Walaupun shalat tahajud bukan merupakan shalat wajib, anak asuh tetap dibimbing dan diberi contoh untuk melaksanakankan shalat tahajud. karena dengan memberikan teladan shalat tahajud anak asuh bisa memepunyai keimanan yang teguh. Dengan harapan anak

15Wawancara dengan Ibu Rif”atus Sholihah (pengasuh 2), 27 April 2016, Panti Asuhan

Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring, Klaten.

16Wawancara dengan Ibu Rif’atus Sholihah (pengasuh 2), 12 April 2016, , Panti Asuhan


(13)

9

asuh bisa menjalankan dengan rutin ketika sudah tidak berapa di Panti Asuhan.17

b. TaḥfīẓQur’an

Setelah shalat asar anak asuh berkumpul didalam masjid dan menyetorkan hafalan al-Qur’an sebagai kewajiban setiap individu. Anak asuh yang tidak menyetorkan hafalan al qur’an akan di kenai sangsi yaitu dengan menambah hafalan berikutnya dan menyetorkannya secara bersamaan pada pertemuan berikutnya. Anak asuh yang menunggu temannya menyetorkan hafalan kepada pengasuh, mereka dengan senang dan bersemangat menghafalkan kembali sebelum mendapat giliran disetorkan kepengasuh. Mengikuti kegiatanTaḥfīẓ Qur’an anak asuh menjalankan dengan rutin setiap hari.18

c. Pendidikan Hidup Rapi, Sehat dan Tertib Menurut Penuturan Ibu Rif’atus Sholihah:

Pembagian tugas piket dibagi menjadi dua bagian ada yang memasak dan ada yang membersihkan lingkungan asrama. Anak asuh yang mendapatkan tugas piket memasak harus lebih dulu menyiapkan sarapan pagi dan menyajikannya. Kemudian yang mendapatkan tugas piket kebersihan seperti membersihkan kamar, dapur, ruang tamu dan lain sebagainya juga segera membersihkan. Apabila anak asuh yang sudah diberi tugas piket tidak dilaksanakan maka pengasuh akan menegur dan mengarahkannya. Selain piket memasak dan kebersihan anak asuh juga dibina mencuci pakaian dan menyetrika pakaiannya sendiri guna melatih rasa tanggung jawab kepada dirinya sendiri. Dengan kegiatan tersebut anak asuh melaksanakan dengan tertib.19 Bapak Jauhari juga menambahkan:

Anak asuh yang diasramakan juga dilatih untuk berpakaian rapi ,menutup aurat guna menjaga kesucian sebagai seorang muslimah dan lebih dihormati. Salah satunya dengan berjilbab, ketika seorang sudah berjilbab dengan niat tulus

17

Wawancara dengan Bapak Jauhari (Pengasuh 1), 12 April 2016, Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring, Klaten.

18

Observasi, 14 April 2016, Panti Asuhan Yatim Piatu cabang Muhammadiyah Juwiring, Klaten

19Wawancara dengan Ibu Rif’atus Sholihah

(pengasuh 2), 12 April 2016,Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring, Klaten.


(14)

10

dan ikhlas maka dia akan menjadi contoh yang baik bagi wanita teman sebayanya yang belum berjilbab.20

4. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan analisis data bab IV dan V penulis mengambil kesimpulan:

1. Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring Klaten telah melaksanakan Pendidikan Islam Non formal. Pelaksanaanya lebih ditekankan pada aspek rohani dan kedisiplinan yaitu dengan cara melaksanakan kegiatan keagamaan seperti tahfizdul Qur’an, Shalat tahajud, Shalat lima waktu dengan berjama’ah, pendidikan hidup sehat, rapi, tertib.

2. Akhlak yang dibentuk di Panti Asuhan yaitu akhlak terhadap allah meliputi shalat lima waktu, shalat tahajud, tahfidzul

Qur’an. Akhlak terhadap sesama, anak asuh selalu di

ajarkan sopan dan santu kepada pengasuh, tidak merendahkan orang lain dan menghormati setiap tamu yang berkunjung ke Panti Asuhan. Sedangkan Akhlak terhadap diri sendiri dengan di wujudkan oleh anak asuh dengan cara berbusana menutup aurat di dalam panti maupun di luar panti.

3. Pembentukan Akhlak anak asuh yang di asrama di Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring memberikan dampak yang sangat positif terhadap anak asuh. Hal ini bisa dilihat, apabila anak asuh dalam bersikap, bertingkah laku dan bertutur kata mereka tahu bagaimana mareka harus bertindak dan tahu dampak negatif dan positif bagi perkembangan mereka sendiri.

4. Program Kegiatan keagamaan yang menjadi keunggulan Panti Asuhan Cabang Muhammadiyah Juwiring Klaten adalah Fahfidzul Qur’an.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. 2008. Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoretis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

20

Wawancara dengan Bapak Jauhari (pengasuh 1), 24 mei 2016, Panti Asuhan Cabang Muhammadiyah Juwiring Klaten.


(15)

11

Marzuki, 2012. Pembinaan Karakter Mahasiswa Melalui Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Yogyakarta: Ombak. Mahmud, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka

Setia.

Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metedologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Suwartono, 2014. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi, 2014.

Damadi, Hamadi. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan sosial. Bandung: Alfabeta.

Rumudi Sukandar, 2006. Metode Penelitian Yogyakarta: Gajah Mada University.


(1)

6

Pelaksanaan Pendidikan Islam Non Formal di Panti Asuhan Cabang Muhammadiyah Juwiring lebih menekankan kepada pembentukan akhlak anak asuh, sehingga nilai-nilai Islam yang di ajarkan pengasuh bisa dilaksanakan yaitu dengan:

1. Dasar-dasar Pembetukan Akhlak di Panti Asuhan

Dasar pembentukan akhlak telah dijelaskan dalam ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadist Nabi. Dangan dasar apakah pengasuh dalam membimbing dan mengasuh?

Menurut Bapak Jauhari sebagai pengasuh menuturkan sebagai berikut:

Dasar yang digunakan untuk membimbing dan mengasuh anak asuh adalah dengan Firman Allah surat Al Mā`ūn ayat 1-7 yang artinya: “Tahukah kamu (Orang) yang mendustakan agama?, itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak memberikan makan orang miskin, Maka celakalah orang yang sholat, yaitu orang yang lalai terhadap sholatnya,orang-orang yang berbuat riya’, dan enggan memberi bantuan” Dan sabda Nabi Muhammad SAW: “Siapa yang berbuat baik kepada anak yatim, beliau (Rasullulah) bersama-sama dengan kamu disurga seperti jari dua yang sejajar”12

2. Latar Belakang Pendidikan Pengasuh

Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring mempunyai dua pengasuh, bagaimana latar belakang pendidikan pengasuh sendiri?

Dari Bapak Jauhari selaku pengasuh 1 menuturkan:

Untuk menjadi pengasuh di Panti Asuhan Cabang Muhammadiyah Juwiring tidak harus orang berpendidikan yang tinggi akan tetapi dibutuhkan kesadaran, panggilan jiwa dan kerelaan hati sebagai pendidik maupun pengasuh dalam mendidik dan membimbing, sehingga bisa bermanfaat bagi anak asuh dimasa depan.13

3. Latar Belakang Pendidikan Anak Asuh

Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring menginginkan anak asuh bisa mendapatkan pendidikan

12

Wawancara dengan Bapak Jauhari (pengasuh 1), 26 April 2016, Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring, Klaten.

13

Wawancara dengan Bapak Jauhari (pengasuh 1), 26 April 2016, Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring, Klaten.


(2)

7

yang layak agar bisa meneruskan ke jenjang pendidikan selanjutnya, dengan cara apa pengasuh memberikan dorongan pendidikan?

Menurut Bapak Jauhari sebagai pengasuh menuturkan:

Anak asuh yang tinggal di asrama mendapatkan pendidikan formal yang layak dengan cara memasukkan mereka kesekolah formal. Anak asuh yang di sekolahkan formal meliputi SD, SMP, SMA bahkan ada yang sudah tamat belajar. Bagi yang berprestasi misalkan, taḥfīẓ Qur’an dan bahasa arabnya baik, anak asuh mendapatkan biaya dari panti asuhan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang perguruan tinggi. Pada sore harinya setelah asar, anak asuh mendapatkan pendidikan non formal dengan menyetorkan hafalan al-Qur’an. Pada malam hari

shalat berjamaah magrib sampai isya’ di Mushola dilanjutkan

dengan tadarus al-Qur’an. Setiap hari Jum’at dan minggu jam 13.00-14.30, anak asuh mendapatkan pelatihan tahsin al-Qur’an oleh Ustadzah Wahyu14

4. Latar Belakang Sosial Ekonomi Anak Asuh

Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring dalam kehidupan bermasyarakat mendapatkan perhatian dan bantuan dari departemen sosial, bantuan kepada para dermawan. Santunan atau bantuan apa sajakah yang diberikan kepada anak asuh dan bagaimana anak asuh

berinteraksi dengan masyarakat?Menurut Ibu Rif’atus Sholihah

sebagai pengasuh menuturkan:

Anak asuh mendapatkan pelayanan, perlindungan, diberi pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan. Bagi anak asuh baik yang berada diasrama maupun yang dirumahkan. Hubungan pengasuh dengan anak asuh terjalin dengan baik, serta sering mengajak salah satunya berkomunikasi untuk membicarakan suatu hal yang berhubungan dengan keagamaan. Anak asuh yang tinggal di panti cukup mengerti tentang hak anak yaitu hak hidup dan berkembang, hak mendapatkan kasih sayang dan bermain. Ketika anak asuh melakukan kegiatan didalam panti, mereka saling tolong menolong saling bantu sehingga rasa kebersamaan pada anak asuh tetap terjalin dengan baik. Apabila ada kegiatan yang diadakan dipanti, anak asuh dan masyarakat sekitar saling mendukung dan sangat merespon untuk mendukung kegiatan tersebut, jadi anak asuh maupun

14

Wawancara dengan Bapak Jauhari (pengasuh 1), 26 April 2016, Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring, klaten.


(3)

8

pengasuh juga menjalin komunikasi dengan masyarakat sangat baik khususnya masyarakat sekitar Panti.15

5. Kegiatan yang Dilaksanakan Anak Asuh

Kegiatan apa saja yang dilaksanakan di Panti Asuhan Yatim Cabang Muhamadiyah Juwiring? Dan bagaimana pelaksanaannya kegiatan tersebut? Menurut Ibu Rif’atus Sholihah sebagai pengasuh menuturkan:

Kehidupan anak asuh diasrama sangat harmonis, berbagai kegiatan keagamaan banyak dilakukan dalam pembentukan akhlak anak asuh diantaranya terdiri Shalat tahajud dilanjutkan

berjama’ah shalat subuh,taḥfīẓ Qur’an, disiplin waktu dan disiplin dalam tugas piket dalam membersihkan asrama dan memasak.

Bentuk-bentuk kegiatan Pendidikan Islam Non Formal Di Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammdiyah Juwiring diantaranya sebagai berikut:

a. Shalat Tahajud

Ibu Rif’atus sholihah menuturkan:

Sejak jam 03.30 dini hari anak asuh harus bangun untuk melaksanakan shalat tahajud. Mereka dibimbing dari pengasuh yaitu pengasuh memberikan teladan untuk melaksanakan sholat tahajud, walaupun shalat tahajud bukan merupakan shalat wajib anak asuh tetap menjalankan dengan baik dan dilanjutkan dengan shalat subuh

berjama’ah.16

Oleh karena itu menurut penuturan bapak Jauhari selaku pengasuh menambahkan kepada penulis:

Walaupun shalat tahajud bukan merupakan shalat wajib, anak asuh tetap dibimbing dan diberi contoh untuk melaksanakankan shalat tahajud. karena dengan memberikan teladan shalat tahajud anak asuh bisa memepunyai keimanan yang teguh. Dengan harapan anak

15Wawancara dengan Ibu Rif”atus Sholihah (pengasuh 2), 27 April 2016, Panti Asuhan

Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring, Klaten.

16Wawancara dengan Ibu Rif’atus Sholihah (pengasuh 2), 12 April 2016, , Panti Asuhan


(4)

9

asuh bisa menjalankan dengan rutin ketika sudah tidak berapa di Panti Asuhan.17

b. TaḥfīẓQur’an

Setelah shalat asar anak asuh berkumpul didalam masjid dan menyetorkan hafalan al-Qur’an sebagai kewajiban setiap individu. Anak asuh yang tidak

menyetorkan hafalan al qur’an akan di kenai sangsi yaitu

dengan menambah hafalan berikutnya dan menyetorkannya secara bersamaan pada pertemuan berikutnya. Anak asuh yang menunggu temannya menyetorkan hafalan kepada pengasuh, mereka dengan senang dan bersemangat menghafalkan kembali sebelum mendapat giliran disetorkan kepengasuh. Mengikuti kegiatanTaḥfīẓ Qur’an anak asuh menjalankan dengan rutin setiap hari.18

c. Pendidikan Hidup Rapi, Sehat dan Tertib

Menurut Penuturan Ibu Rif’atus Sholihah:

Pembagian tugas piket dibagi menjadi dua bagian ada yang memasak dan ada yang membersihkan lingkungan asrama. Anak asuh yang mendapatkan tugas piket memasak harus lebih dulu menyiapkan sarapan pagi dan menyajikannya. Kemudian yang mendapatkan tugas piket kebersihan seperti membersihkan kamar, dapur, ruang tamu dan lain sebagainya juga segera membersihkan. Apabila anak asuh yang sudah diberi tugas piket tidak dilaksanakan maka pengasuh akan menegur dan mengarahkannya. Selain piket memasak dan kebersihan anak asuh juga dibina mencuci pakaian dan menyetrika pakaiannya sendiri guna melatih rasa tanggung jawab kepada dirinya sendiri. Dengan kegiatan tersebut anak asuh melaksanakan dengan tertib.19 Bapak Jauhari juga menambahkan:

Anak asuh yang diasramakan juga dilatih untuk berpakaian rapi ,menutup aurat guna menjaga kesucian sebagai seorang muslimah dan lebih dihormati. Salah satunya dengan berjilbab, ketika seorang sudah berjilbab dengan niat tulus

17

Wawancara dengan Bapak Jauhari (Pengasuh 1), 12 April 2016, Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring, Klaten.

18

Observasi, 14 April 2016, Panti Asuhan Yatim Piatu cabang Muhammadiyah Juwiring, Klaten

19Wawancara dengan Ibu Rif’atus Sholihah (pengasuh 2), 12 April 2016,Panti Asuhan


(5)

10

dan ikhlas maka dia akan menjadi contoh yang baik bagi wanita teman sebayanya yang belum berjilbab.20

4. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan analisis data bab IV dan V penulis mengambil kesimpulan:

1. Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring Klaten telah melaksanakan Pendidikan Islam Non formal. Pelaksanaanya lebih ditekankan pada aspek rohani dan kedisiplinan yaitu dengan cara melaksanakan kegiatan keagamaan seperti tahfizdul Qur’an, Shalat tahajud, Shalat

lima waktu dengan berjama’ah, pendidikan hidup sehat,

rapi, tertib.

2. Akhlak yang dibentuk di Panti Asuhan yaitu akhlak terhadap allah meliputi shalat lima waktu, shalat tahajud, tahfidzul

Qur’an. Akhlak terhadap sesama, anak asuh selalu di ajarkan sopan dan santu kepada pengasuh, tidak merendahkan orang lain dan menghormati setiap tamu yang berkunjung ke Panti Asuhan. Sedangkan Akhlak terhadap diri sendiri dengan di wujudkan oleh anak asuh dengan cara berbusana menutup aurat di dalam panti maupun di luar panti.

3. Pembentukan Akhlak anak asuh yang di asrama di Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring memberikan dampak yang sangat positif terhadap anak asuh. Hal ini bisa dilihat, apabila anak asuh dalam bersikap, bertingkah laku dan bertutur kata mereka tahu bagaimana mareka harus bertindak dan tahu dampak negatif dan positif bagi perkembangan mereka sendiri.

4. Program Kegiatan keagamaan yang menjadi keunggulan Panti Asuhan Cabang Muhammadiyah Juwiring Klaten adalah

Fahfidzul Qur’an. DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. 2008. Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoretis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

20

Wawancara dengan Bapak Jauhari (pengasuh 1), 24 mei 2016, Panti Asuhan Cabang Muhammadiyah Juwiring Klaten.


(6)

11

Marzuki, 2012. Pembinaan Karakter Mahasiswa Melalui Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Yogyakarta: Ombak. Mahmud, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka

Setia.

Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metedologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Suwartono, 2014. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi, 2014.

Damadi, Hamadi. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan sosial. Bandung: Alfabeta.

Rumudi Sukandar, 2006. Metode Penelitian Yogyakarta: Gajah Mada University.


Dokumen yang terkait

Analisis Pencantuman Klausula Eksonerasi Dalam Perjanjian Penyerahan Anak Asuh Kepada Panti Asuhan (Suatu Penelitian pada Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura Kabupaten Bireuen, Aceh)

7 182 162

Pengaruh Pelayanan Sosial Terhadap Perilaku Anak Asuh Di Panti Asuhan Bait Allah Medan

2 84 131

Pelaksanaan Bimbingan Agama Dalam Pembentukan Kepribadian Muslim Anak Yatim Piatu Di Yayasan Baitul Ma'mur Desa Waringin Jaya Kec.Bojong Gede Kab.Bogor

0 7 63

CARA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN DI PANTI ASUHAN (Studi di Panti Asuhan AL-Muttaqin Kecamatan Muaradua Kabupaten OKU Selatan)

3 35 66

PENGUATAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MELALUI POLA ASUH DEMOKRATIS (Studi di Panti Asuhan Yatim Putri „Aisyiyah Karanganyar)

0 0 18

PENERAPAN POLA ASUH OLEH ORANG TUA TUNGGAL (IBU) DALAM PENCAPAIAN PENDIDIKAN FORMAL ANAK

0 1 9

BAB II PELAKSANAAN PENYERAHAN ANAK ASUH PADA PANTI ASUHAN ANAK YATIM MUHAMMADIYAH CABANG GANDAPURA BIREUEN A. Pengertian Anak dan Anak Asuh - Analisis Pencantuman Klausula Eksonerasi Dalam Perjanjian Penyerahan Anak Asuh Kepada Panti Asuhan (Suatu Penelit

1 5 51

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Pencantuman Klausula Eksonerasi Dalam Perjanjian Penyerahan Anak Asuh Kepada Panti Asuhan (Suatu Penelitian pada Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura Kabupaten Bireuen, Aceh)

0 0 24

Analisis Pencantuman Klausula Eksonerasi Dalam Perjanjian Penyerahan Anak Asuh Kepada Panti Asuhan (Suatu Penelitian pada Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura Kabupaten Bireuen, Aceh)

0 0 15

PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF ISLAM

0 2 17