PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK PADA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA KELAS III SD (Penelitian Eksperimen di SDN Cikoneng dan SDN Ganeas I Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang).

(1)

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK PADA

PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA KELAS III SD

(Penelitian Eksperimen di SDN Cikoneng dan SDN Ganeas I Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Oleh

Cucu Purnamasari 0903205

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

CUCU PURNAMASARI

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK PADA

PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA KELAS III SD

(Penelitian Eksperimen di SDN Cikoneng dan SDN Ganeas I Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang)

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Ani Nur Aeni, M.Pd. NIP. 197608222005012002

Pembimbing II

Riana Irawati, M.Si. NIP. 198011252005012002

Diketahui oleh

Ketua Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang

Riana Irawati, M.Si. NIP. 198011252005012002


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK PADA

PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA KELAS III SD

(Penelitian Eksperimen di SDN Cikoneng dan SDN Ganeas I Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang)

Oleh:

CUCU PURNAMASARI 0903205

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Penguji I

Ani Nur Aeni, M.Pd. NIP. 197608222005012002

Penguji II

Riana Irawati, M.Si. NIP. 198011252005012002

Penguji III

Nurdinah Hanifah, M.Pd. NIP. 197403152006042001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1

Riana Irawati, M.Si. NIP. 198011252005012002


(4)

PERNYATAAN

“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Problem Based Learning (PBL) Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik Pada Pembelajaran Tematik Untuk Siswa Kelas III SD (Penelitian Eksperimen di SDN Cikoneng dan SDN Ganeas I Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.”

Sumedang, Juni 2013 Yang membuat pernyataan

Cucu Purnamasari NIM. 0903205


(5)

i DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ……… i

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG………. ii

PERNYATAAN ………... iii

ABSTRAK……… iv

KATA PENGANTAR ………...... v

UCAPAN TERIMA KASIH ………... vi

DAFTAR ISI ……….. viii

DAFTAR TABEL ………... x

DAFTAR GAMBAR ………. xv

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xvi

BAB I PENDAHULUAN………... 1

A.Latar Belakang………...1

B. Rumusan Masalah………. 4

C.Tujuan Masalah………. 4

D.Pentingnya Masalah……….. 5

E. Sistematika Penulisan……… 5

F. Batasan Istilah………6

BAB II KAJIAN PUSTAKA……… 9

A.Hakikat Matematika……….. 9

1. Pengertian Matematika………. 9

2. Karakteristik Matematika……….10

3. Manfaat Matematika……… 10

B. Pembelajaran Matematika di SD……….. 11

1. Hakikat Siswa dalam Pembelajaran Matematika……….11

2. Karakteristik Siswa SD dalam Pembelajaran Matematika……….. 13

3. Karakterisik Pembelajaran Matematika di SD……….13

4. Manfaat Pembelajaran Matematika………. 14

C.Pendekatan Problem Based Learning (PBL)………15

1. Pendekatan Pembelajaran……… 15

2. Pengertian Problem Based Learning (PBL)………... 16

3. Karakteristik Problem Based Learning (PBL)……… 17

4. Tujuan Problem Based Learning (PBL)……….. 19

5. Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL)………. 20

6. Kelebihan dan Kelemahan Problem Based Learning (PBL)………….. 21

D.Teori yang mendukung Pendekatan Problem Based Learning (PBL)……. 22

1. Teori John Dewey……… 22

2. Teori Piaget……….. 23

3. Teori Vygotsky……… 24

4. Teori Bruner……… 25

5. Teori Thorndike……….. 26


(6)

ii

1. Pengertian Pembelajaran Tematik………... 28

2. Tujuan Pembelajaran Tematik………. 29

3. Manfaat Pembelajaran Tematik………... 29

4. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik……….. 30

5. Penerapan Pembelajaran Tematik dalam Penelitian……… 31

F. Materi Pembelajaran Tematik……….. 32

1. Pecahan……… 32

a. Pengertian Pecahan………. 32

b. Jenis-jenis Pecahan………. 33

1) Pecahan Senilai……….. 33

2) Pecahan Murni dan Tidak Murni………33

3) Pecahan Sederhana………. 33

4) Pecahan Senama………. 33

5) Pecahan Campuran………. 34

c. Perbandingan Pecahan……… 34

2. Bercerita……….. 34

a. Bercerita dengan Lisan………34

b. Menuliskan Cerita………... 35

3. Berkreasi……….. 36

a. Membuat Gambar………36

b. Membuat Model Benda 3D………. 37

G.Kemampuan Pembelajaran Tematik……….37

1. Kemampuan Komunikasi Matematik……….. 37

2. Kemampuan Kreativitas……….. 38

H.Penelitian yang Relevan………... 39

I. Hipotesis………... 42

BAB III METODE PENELITIAN………. 43

A.Metode dan Desain Penelitian………. 43

1. Metode Penelitian……… 43

2. Desain Penelitian………. 43

B. Populasi dan Sampel Penelitian………44

1. Populasi Penelitian……….. 44

2. Sampel Penelitian……… 45

C.Variabel Penelitian……….. 45

D.Prosedur Penelitan……… 46

E. Instrumen Penelitian………. 49

1. Instrumen Pembelajaran……….. 49

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran………... 49

b. Lembar Kerja Siswa………49

2.Instrumen Pengumpul Data……….. 49

a. Instrumen Tes………. 49

1) Validitas……… 51

2) Reliabilitas……… 53

3) Daya Pembeda……….. 53


(7)

iii

5) Gain Normal………..56

b. Instrumen Non-tes………...57

1) Lembar Observasi………. 57

2) Skala Sikap………57

3) Wawancara………58

4) Jurnal Siswa……….. 58

F. Teknik Analisis Data……… 58

1.Teknik Analisis Data Tes……….. 58

a. Uji Normalitas……….58

b. Uji Homogenitas………. 59

c. Uji Dua Rerata……… 60

2.Teknik Analisis Data Non-tes………... 61

a. Lembar Observasi………... 61

b. Skala Sikap………. 61

c. Wawancara………..62

d. Jurnal Siswa……… 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………63

A.Hasil Penelitian………. 63

1. Data Hasil Pembelajaran………..63

a. Pretes………... 63

1) Uji Normalitas……… 67

2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata……….. 68

b. Postes………...69

1) Uji Normalitas……… 73

2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata……….. 74

c. N-Gain………. 75

1) Uji Normalitas………... 76

2) Uji Homogenitas………... 78

3) Uji Perbedaan Dua Rata-rata……….78

2. Pengujian Hipotesis………. 79

a. Uji Hipotesis Rumusan Masalah I………. 79

1) Uji Normalitas………..79

2) Uji Homogenitas……….. 81

3) Uji Dua Rerata………. 81

b. Uji Hipotesis Rumusan Masalah II……… 82

1) Uji Normalitas………..82

2) Uji Homogenitas……….. 84

3) Uji Dua Rerata………. 84

c. Uji Hipotesis Rumusan Masalah III………...85

d. Uji Hipotesis Rumusan Masalah IV……….. 86

3. Data Proses Pembelajaran………87

a. Lembar Observasi………... 87

1) Lembar Observasi Aktivitas Siswa……… 87

2) Lembar Observasi Kinerja Guru……….88


(8)

iv

4) Hasil Bercerita Siswa ……….91

5) Hasil Mengolesi Roti……….. 93

b. Skala Sikap……….. 94

c. Hasil Wawancara……… 96

d. Jurnal Siswa……… 97

B. Pembahasan……….. 98

1. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik dengan Penerapan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas III SD dalam Pembelajaran Tematik……….. 98

2. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik dengan Penerapan Pendekatan Konvensional dalam Pembelajaran Tematik………. 100

3. Keefektifan Pendekatan……… 102

4. Respon Siswa terhadap penerapan Pendekatan Problem Based Learning (PBL)………. 102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 104

A. Kesimpulan……….. 104

B. Saran………. 105

DAFTAR PUSTAKA………. 107

LAMPIRAN……… 111


(9)

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Sintaksis untuk Problem Based Learning (PBL)………….. 20

2.2 Tahap Perkembangan Kognitif Piaget………... 23

3.1 Urutan Laporan Hasil UAS SD/MI Tahun Ajaran 2011/2012 Kecamatan Ganeas………... 45

3.2 Hasil Uji Coba Instrumen di SDN Sukajadi dan SDN Ganeas I……….. 50

3.3 Kriteria Validitas……… 52

3.4 Validitas Butir Soal……… 52

3.5 Kriteria Reliabilitas……… 53

3.6 Kriteria Daya Pembeda……….. 54

3.7 Daya Pembeda Butir Soal……….. 54

3.8 Kriteria Indeks Kesukaran………. 55

3.9 Indeks Kesukaran………... 55

3.10 Rekapitulasi Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba…………... 56

3.11 Kriteria Tingkat N-Gain………. 57

3.12 Distribusi Frekuensi Observasi dan Frekuensi Ekspektasi… 59 3.13 Ketentuan Pemberian Skor Skala Sikap……… 61

4.1 Hasil Pretes SDN Cikoneng………... 64

4.2 Hasil Pretes SDN Ganeas I……… 65

4.3 Uji Normalitas Pretes……… 67

4.4 Uji Non-Parametrik Mann-Witney Pada Data Pretes………. 69


(10)

vi

4.6 Hasil Postes SDN Ganeas I……… 71 4.7 Uji Normalitas Pretes……….……… 73 4.8 Uji Non-Parametrik Mann-Witney Pada Data Postes…..….. 75 4.9 Uji Normalitas Data Nilai N-Gain………. 76 4.10 Uji Homogenitas Data Nilai N-Gain……….……. 78 4.11 Uji Perbedaan Rata-rata Data Nilai N-Gain………….….…. 79 4.12 Uji Normalitas Hipotesis Kelompok Eksperimen…….……. 80 4.13 Uji Perbedaan Rata-rata Kelompok Eksperimen…………... 82 4.14 Uji Normalitas Hipotesis Kelompok Kontrol……… 83 4.15 Uji Perbedaan Rata-rata Kelompok Kontrol…...…………... 85 4.16 Peningkatan N-Gain Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol………... 85

4.17 Hasil Observasi Aktivitas Siswa (Pertemuan I) di

Kelompok Eksperimen……….. 87

4.18 Hasil Observasi Aktivitas Siswa (Pertemuan II) di

Kelompok Eksperimen……….. 87

4.19 Hasil Observasi Aktivitas Siswa di Kelompok Kontrol…… 88 4.20 Hasil Observasi Kinerja Guru (Pertemuan I) di Kelompok

Eksperimen……… 89

4.21 Hasil Observasi Kinerja Guru (Pertemuan II) di Kelompok

Eksperimen……… 89

4.22 Hasil Observasi Kinerja Guru (Pertemuan I) di Kelompok

Kontrol……….. 89

4.23 Hasil Observasi Kinerja Guru (Pertemuan II) di Kelompok

Kontrol……….. 89

4.24 Analisis Penilaian Model Kue Ulang Tahun………. 91 4.25 Hasil Bercerita Siswa Secara Tertulis di Kelompok


(11)

vii

Eksperimen……… 91

4.26 Hasil Bercerita Siswa Secara Tertulis di Kelompok

Kontrol……….. 91

4.27 Hasil Bercerita Siswa Secara Lisan di Kelompok

Eksperimen……… 92

4.28 Hasil Bercerita Siswa Secara Lisan di Kelompok Kontrol… 92 4.29 Analisis Penilaian Proses Mengolesi Roti………. 93 4.30 Analisis Minat Siswa terhadap Pembelajaran dengan

Pendekatan Problem Based Learning (PBL)………. 95 4.31 Analisis Minat Siswa terhadap Pembelajaran dengan

Pendekatan Problem Based Learning (PBL)………. 96 4.32 Perbandingan Pendekatan Problem Based Learning (PBL)

dan Pendekatan Konvensional………... 102 4.33 Hasil Respon Siswa Terhadap Penerapan PBL………. 103


(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Pembelajaran Terpadu Model Webbed Pendekatan

Tematik……….. 28

3.1 Bagan Alur Penelitian………. 48

4.1 Histogram Pretes Kelompok Eksperimen………... 66 4.2 Histogram Pretes Kelompok Kontrol…………..……….. 66 4.3 Q-Q Plot of Pretest Kelompok

Eksperimen….………

68

4.4 Q-Q Plot of Pretest Kelompok

Kontrol..………..

68

4.5 Histogram Postes Kelompok Eksperimen……….. 72 4.6 Histogram Postes Kelompok Kontrol………. 72 4.7 Q-Q Plot of Posttest Kelompok

Eksperimen………. 74

4.8 Q-Q Plot of Posttest Kelompok

Kontrol…...……… 74

4.9 Q-Q Plot of Gain Kelompok

Eksperimen……… 77

4.10 Q-Q Plot of Gain Kelompok

Kontrol…….………. 77

4.11 Q-Q Plot of pretest Kelompok

Eksperimen…….……… 80

4.12 Q-Q Plot of posttest Kelompok

Eksperimen…….……… 81

4.13 Q-Q Plot of pretest Kelompok

Kontrol…...…….……… 83

4.14 Q-Q Plot of posttest Kelompok


(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)………. 111

1. RPP Kelompok Eksperimen……… 112

2. RPP Kelompok Kontrol………... 123

LAMPIRAN B Tes………. 131

1. Kisi-Kisi Instrumen Tes (Uji coba)………. 132

2. Format Instrumen Tes (Uji Coba)………... 133

3. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Instrumen Uji Coba………... 135

4. Kisi-kisi Instrumen Pretes……….. 137

5. Format Instrumen Pretes………. 138

6. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Pretes………. 139

7. Kisi-kisi Instrumen Postes………..… 140

8. Format Instrumen Postes………. 141

9. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Postes………. 143

LAMPIRAN C Non-tes……….. 144

1. Kisi-kisi Lembar Observasi Kinerja Guru……… 145

2. Format Lembar Observasi Kinerja Guru……….. 151

3. Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa………... 155

4. Format Lembar Observasi Kinerja Guru……….. 156

5. Indikator Penilaian Pembuatan Kue Ulang Tahun……… 158

6. Format Penilaian Pembuatan Kue Ulang Tahun………... 159

7. Indikator Penilaian Mengolesi Roti……….. 160

8. Format Penilaian Mengolesi Roti………. 161

9. Indikator Penilaian Bercerita Siswa……….. 162

10. Format Penilaian Bercerita Siswa………. 163

11. Indikator Penilaian Penulisan Cerita Siswa……….. 164

12. Format Penilaian Penulisan Cerita Siswa………. 165

13. Kisi-kisi Pedoman Wawancara………. 166

14. Format Pedoman Wawancara………... 167

15. Kisi-kisi Skala Sikap………. 168

16. Format Skala Sikap………... 169

17. Jurnal Siswa……….. 170

18. Format Menulis Cerita……….. 171

LAMPIRAN D Hasil Uji Coba Instumen……… 172

1. Validitas Tes……… 173

2. Reliabilitas Tes……… 176

3. Indeks Kesukaran Soal Tes………. 178


(14)

x

LAMPIRAN E Data Hasil Penelitian………... 182

1. Data Hasil Wawancara……….. 183

2. Data Hasil Skala Sikap………. 188

3. Data Hasil Observasi Kinerja Guru……….. 189

4. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa……….. 197

5. Data Hasil Observasi Penilaian Pembuatan Model Kue Ulang Tahun……. 210

6. Data Hasil Observasi Penilaian Mengolesi Roti………... 210

7. Data Hasil Observasi Penilaian Bercerita Siswa……….. 211

8. Data Hasil Observasi Penilaian Membuat Cerita Siswa………... 213

9. Data Hasil Jurnal Siswa……… 215

10. Lembar Jawaban Pretes………. 217

11. Lembar Jawaban Postes……… 222

12. Dokumentasi………. 229

LAMPIRAN F Tabel Statistik……….. 237

1. Uji Normalitas Pretes………... 238

2. Uji Perbedaan Rata-rata Pretes………. 239

3. Uji Normalitas Hipotesis I………... 239

4. Uji Perbedaan Rata-rata Hipotesis I………. 241

5. Uji Normalitas Hipotesis II……….. 242

6. Uji Perbedaan Rata-Rata Hipotesis II……….. 245

LAMPIRAN G Surat Izin Penelitian………... 246

1. Surat SK Pembimbing Skripsi………. 247

2. Surat Izin Penelitian dari UPI……….. 248

3. Surat Izin Penelitian dari SDN Cikoneng……… 250

4. Surat Izin Penelitian dari SDN Ganeas I………. 251

LAMPIRAN H Daftar Monitoring Bimbingan………... 252


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata pembelajaran berasal dari kata belajar yang diberikan imbuhan pe-an. Menurut Maulana (2008) belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman, yang menuju arah yang lebih baik, dan dapat diukur. Sementara makna pembelajaran, masih dalam buku yang sama, diartikan sebagai upaya menata lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar-mengajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Peristiwa belajar yang disertai dengan proses pembelajaran akan lebih terarah dan sistematis dibandingkan dengan belajar dari pengalaman dalam kehidupan sehari-hari saja. Hal ini disebabkan, dalam proses pembelajaran ada peran guru, bahan ajar, dan lingkungan kondusif yang sengaja diciptakan. Proses pembelajaran yang seperti itu terangkum dalam wadah yang dinamakan dengan pendidikan.

Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas, 2006). Untuk mencapai tujuan pendidikan, salah satu caranya dengan melaksanakan proses pembelajaran yang komunikatif. Bahkan, Effendi (1990) mengungkapkan bahwa pendidikan jika ditinjau dari prosesnya merupakan proses komunikasi yang mana terlibat dua komponen yang terdiri dari pengajar sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan.

Pada saat guru melaksanakan tugasnya, terdapat proses mengkomunikasikan materi pelajaran kepada siswanya. Banyak cara untuk melakukan hal itu. Bahkan, di jenjang sekolah dasar siswa kelas rendah diharuskan untuk belajar secara tematik. Sejalan dengan pendapat Siskandar (Sukayati, 2004) bagi guru sekolah dasar kelas rendah yang siswanya masih berpikir dan berperilaku konkret,


(16)

2

sebaiknya pembelajaran disajikan dalam sebuah tema. Sehingga, pembelajaran diharapkan lebih utuh dan lebih bermakna. Di samping itu, pembelajaran tematik berfungsi memberikan kemudahan pada siswa dalam memahami dan mendalami konsep materi yang terbungkus dalam sebuah tema serta memberikan semangat pada siswa, karena belajar berdasarkan tema yang dekat dengan kehidupannya. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 (Sudrajat, 2009) bahwa pembelajaran pada kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran (parsial). Akan tetapi, berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru kelas III SDN Cikoneng, SDN Ganeas, SDN Sukajadi, SDN Cigobang dan SDN Cikondang 1, guru sekolah dasar kelas rendah jarang menggunakan tematik.

Berbicara mengenai mata pelajaran yang dipelajari di sekolah dasar itusangat banyak. Salah satunya adalah matematika. Di kelas rendah pun matematika dipelajari, akan tetapi lebih dianjurkan untuk tematik. Dalam KTSP telah tertera tujuan dari mata pelajaran matematika yaitu agar siswa memiliki beberapa kemampuan diantaranya:

1. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurt, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah;

2. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjaelaskan gagasan dalam pernyataan matematika;

3. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh;

4. mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;

5. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. (BNSP, 2006)

Berdasarkan kutipan di atas banyak kemampuan yang harus dicapai dari mata pelajaran matematika, seperti komunikasi matematik, koneksi matematik, pemahaman tingkat tinggi, berpikir level tinggi, pemecahan masalah, dan


(17)

3

sebagainya. Untuk dapat menjawab tuntutan itu, tentunya diperlukan keterampilan intelektual tingkat tinggi yang dapat dikembangkan melalui suatu pembelajaran.

Saat mengunjungi beberapa sekolah dasar, ditemukan sebagian besar siswa belajar di kelas hanya sebatas menerima konsep dan mengerjakan soal di dalam buku paket. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan tingkat tinggi siswa tidak dilatih secara optimal. Padahal kemampuan-kemampuan itu sangat penting bagi kehidupan siswa, contohnya kemampuan komunikasi matematik.

Mengingat matematika itu merupakan mata pelajaran yang susah bagi sebagian siswa (Pitajeng, 2006), dengan memiliki kemampuan komunikasi matematika yang baik mampu mempermudah siswa dalam mendalami matematika. Para siswa diajarkan untuk mengkomunikasikan apa yang tidak mereka mengerti maupun yang mereka mengerti kepada teman-temannya, gurunya maupun orang-orang disekitarnya. Jadi, para siswa tidak hanya sebatas menerima konsep semata. Kegiatan berkomunikasi ini pun dirasa akan menjadi aktivitas yang menyenangkan bagi siswa. Dengan demikian, tak mustahil jika kemampuan kreativitas siswa akan tergali.

Inilah saat yang tepat untuk menggunakan suatu pendekatan pembelajaran tematik yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan matematik, khususnya kemampuan komunikasi matematik. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, penggunaan pendekatan tematik tak ada salahnya jika digabungkan dengan pendekatan lain misalnya Pendekatan Problem Based Learning (PBL). Pendekatan ini memberikan kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Sanjaya, 2006). Sementara itu, salah satu implikasi dari Problem Based Learning (PBL) pada siswa yang dikemukakan Trianto (2010) yaitu membuka pengetahuan siswa seluas-luasnya sehingga mendorong siswa untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) diperlukan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik. Maka dari itu, tidak ada salahnya meneliti penelitian matematika dengan penerapan Pendekatan Problem


(18)

4

Based Learning (PBL) sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa kelas III SD.

Pada penelitian ini, akan tetap digunakan aturan yang telah dibuat pemerintah yaitu menggunakan pembelajaran tematik. Hal ini bertujuan untuk memberikan sedikit pencerahan pada sebagian besar guru sekolah dasar kelas rendah, bahwa pembelajaran tematik itu sangat efektif dan bisa dipadukan dengan pendekatan pembelajaran lain yang tidak sejenis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini akan dipaparkan selanjutnya.

1. Bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi matematik dengan penerapan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) siswa kelas III SD dalam pembelajaran tematik?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi matematik di kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran tematik?

3. Apakah Pendekatan Problem Based Learning (PBL) atau pendekatan konvensional yang lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa kelas III SD dalam pembelajaran tematik?

4. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran matematika?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa kelas III SD setelah penerapan Problem Based Learning (PBL) secara tematik; 2. untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematik di kelas


(19)

5

3. untuk mengetahui pendekatan yang lebih efektif sebagai upaya peningkatan kemampuan komunikasi matematik antara Pendekatan Problem Based Learning (PBL) atau Pendekatan Konvensional;

4. untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran matematika.

D. Pentingnya Penelitian 1. Bagi Guru

a. Memberikan contoh sebuah pembelajaran yang inovatif. b. Memberikan inspirasi.

c. Memotivasi untuk selalu menggali kemampuan mengajarnya dalam meningkatkan kemampuan-kemampuan tingkat tinggi.

2. Bagi siswa

a. Mampu menggali kemampuan-kemampuan tingkat tinggi yang sebelumnya belum pernah tersentuh.

b. Menjadikan siswa sebagai insan yang multitalent.

E. Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari lima bagian yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Studi Literatur, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab I Pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, sistematika penulisan dan definisi operasional. Bab II Studi Literatur berisi tentang kajian kepustakaan, hasil penelitian yang relevan dan hipotesis. Bab III Metode Penelitian berisi mengenai lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode dan desain penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengolahan data dan analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi tentang hasil penelitian yang meliputi data proses pembelajaran dan hasil pembelajaran, pembahasan dan pengujian hipotesis. Bab V Kesimpulan dan Saran berisi mengenai kesimpulan dan saran.


(20)

6

F. Batasan Istilah

1. Penggunaan istilah pendekatan dalam penelitian ini didasarkan pada hakikat pendekatan pembelajaran merupakan cara mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatarbelakangi sebuah metode yang diajarkan sehingga konsep yang disajikan dapat diterima oleh siswa (Maulana, 2008).

2. Pendekatan Problem Based Learning (PBL) merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang berangkat dari sebuah permasalahan yang kompleks, memerlukan pemikiran yang mendalam, kemungkinan alternatif jawabannya banyak, dan sangat bagus untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Pendekatan ini termasuk jenis pendekatan yang bersifat materi, yang mana cara penyajiannya menggunakan konsep yang telah dimiliki siswa (Sugiyanto, 2010).

3. Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Sudrajat, 2008b).

Untuk tema yang digunakan dalam penelitian ini adalah ulang tahun. Adapun mata pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah matematika, bahasa indonesia, dan seni rupa. Berikut adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar dari tiap-tiap mata pelajaran dalam pembelajaran tematik ini untuk kelas III SD.

a. Matematika

Standar kompetensi : Bilangan

3. Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi dasar : 3.1 Mengenal pecahan sederhana

3.2 Membandingkan pecahan sederhana b. Bahasa Indonesia

Standar kompetensi : Berbicara

Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan bercerita


(21)

7

Kompetensi dasar : 6.2 Menceritakan peristiwa yang pernah dialami, dilihat atau didengar.

c. SBK

Standar kompetensi : Seni Rupa

9. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa

Kompetensi dasar : 9.2 memberikan hiasan/warna pada benda tiga dimensi. 4. Secara harfiah pecahan merupakan sebagian dari keseluruhan. Pecahan itu

adalah salah satu simbol matematika yang terdiri dari pembilang dan penyebut. Adapun cara penulisanya yang benar misalkan, dimana a adalah pembilang dan b adalah penyebut. Pecahan terbagi menjadi dua bagian yaitu pecahan biasa dengan simbol dan pecahan campuran dengan simbol i �

� (Supriani, 2013).

5. Pecahan sederhana adalah pecahan dengan penyebut dan pembilangnya hanya memiliki satu faktor persekutuan yaitu 1. Untuk pecahan sederhana yang dimaksud dalam penelitian ini contohnya adalah 1

4, 1 2,

3 4,

1 3,

2 3,

1

6, dan sebagainya. Materi pecahan pada kelas III sekolah dasar ini, merupakan materi baru karena di kelas I dan kelas II belum pernah di bahas (Supriani, 2013).

Penelitian ini lebih memfokuskan pada penanaman konsep pecahan antara lain pengenalan pecahan sederhana dan membandingkan pecahan sederhana. 6. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari orang yang satu

kepada orang yang lainnya dalam hubungan interaksi sosial. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering berkomunikasi baik secara tertulis maupun lisan dan baik secara langsung maupun tidak langsung (Effendi, 1990)

7. Untuk kemampuan komunikasi matematik yang akan diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematik lisan dan tertulis. Komunikasi secara lisan akan diukur pada proses pembelajaran dan komunikasi tertulis akan diukur saat proses evaluasi pembelajaran (Maulana, 2008).

Untuk indikator kemampuan komunikasi matematik yang akan diukur dalam penelitian ini ada tiga buah yaitu: (1) menjelaskan ide matematika secara


(22)

8

tulisan dengan gambar, (2) menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika, dan (3) menghubungkan gambar ke dalam ide matematika. 8. Kemampuan kreativitas seseorang biasanya erat kaitannya dengan kemampuan

menemukan atau menciptakan hal yang baru dari kenyataan yang sebenarnya (Munandar, 1995).

Pada penelitian ini para siswa dituntut untuk menciptakan sebuah kue dengan bentuk yang unik dan menghiasinya sesuai kemampuan kreativitas mereka. Adapun aspek komposisi yang akan dinilai seperti ukuran hiasan dengan kue, warna, dan bentuk. Untuk kemampuan kreativitas pada penelitian ini tidak diukur secara mendalam karena penelitian berfokus pada peningkatan kemampuan komunikasi matematik. Sementara, kemampuan kreativitas ada dalam penelitian ini karena penelitian ini dilakukan di kelas III sekolah dasar dengan cara tematik.


(23)

43 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode eksperimen. Adapun pengertian

metode eksperimen menurut Sugiyono (2012: 72), “metode penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi terkendalikan”. Maka dari itu, metode yang dipilih sangat sesuai dengan penelitian ini yang akan mengukur hubungan antara perlakuan dengan akibat yang akan dimunculkan.

Perlakuan yang diberikannya pun sebelumnya jarang digunakan oleh sampel. Pada penelitian ini hubungan perlakuan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan komunikasi matematik pada Pembelajaran Tematik. 2. Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Anggoro (2011) merupakan rencana sebuah garis

besar tentang “bagaimana peneliti akan memahami” bentuk hubungan antara variabel yang ia teliti. Pada penelitian ini akan mengambil desain penelitian eksperimen murni dengan jenisnya desain kelompok kontrol pretes-postes (pretest-posttest control group design) dengan bentuk seperti di bawah ini.

A 0 X 0 A 0 0

Keterangan: A artinya sampel diambil secara acak X artinya perlakuan (pendekatan PBL) 0 artinya pretes dan postes

Subjek penelitian yang digunakan diambil secara acak. Dikedua kelompok sebelum perlakuan akan diberikan pretes. Tujuan dilakukannya pretes untuk mengukur kehomogenitasan dua kelompok sehingga layak untuk diteliti. Lalu perlakuan, hanya saja di kelompok eksperimen Pendekatan Problem Based Learning (PBL) sedangkan di kelompok kontrol pembelajaran konvensional. Di akhir pembelajaran akan diberikan prostes untuk mengukur keberhasilan


(24)

44

peningkatan kemampuan komunikasi siswa kelas III SD dengan pembelajaran menggunakan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) pada Pembelajaran Tematik.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Banyak yang menuturkan mengenai pengertian populasi. Menurut Anggoro (2011) populasi adalah himpunan yang lengkap dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya ingin kita ketahui. Sementara itu, menurut Maulana (2009: 25) mengungkapkan bahwa populasi itu ialah

1) keseluruhan objek atau subjek penelitian;

2) wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan;

3) seluruh data yang menjadi perhatian dalam lingkup dan waktu tertentu.

Selain itu, Sugiyono (2012: 80), “populasi bukan hanya orang tapi juga objek dan benda-benda alam yang lain”. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.

Maka dari tiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh objek atau subjek penelitian yang menjadi pusat perhatian dan memiliki ciri tertentu sehingga mampu digeneralisasikan. Untuk populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelas III sekolah dasar kategori unggul di Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang. Jumlah sekolah dasar yang ada di Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang sebanyak 13 SD. Pada halaman selanjutnya akan disajikan laporan hasil UAS SD/MI Tahun Ajaran 2011/2013 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang yang menjadi awal pengambilan sampel. Sekolah Dasar di Kecamatan Ganeas diurutkan berdasarkan jumlah nilai UAS mulai dari yang tertinggi sampai yang terendah sehingga didapatkan urutan pertama diduduki oleh SDN Cikoneng dan urutan terakhir diduduki oleh SDN Cikondang III. untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel 3.1.


(25)

45

Tabel 3.1

Urutan Laporan Hasil UAS SD/MI Tahun Ajaran 2011/2012 Kecamatan Ganeas

NO NAMA SEKOLAH Rata-rata Jumlah

B. I MTK IPA

1 SDN Cikoneng 8 8.35 8.15 24.5 2 SDN Cileuweung 8 7.45 8.15 23.6 3 SDN Ganeas 1 7.75 7.75 8 23.5 4 SDN Cikondang 2 7.75 7.5 7.8 23.05 5 SDN Cibungur 8 7.63 7.25 22.88 6 SDN Wargaluyu 7.75 7.25 7.75 22.75 7 SDN Bojongkoneng 7.75 7.5 7.45 22.7 8 SDN Ganeas 2 7.6 7.5 7.5 22.6 9 SDN Dayeuh luhur 7.6 6.85 7.5 21.95 10 SDN Hegarmanah 7.65 6.48 7.58 21.71 11 SDN Cibogo 6.6 7.4 7.3 21.3 12 SDN Cigobang 7.25 7.25 6.75 21.25 13 SDN Cikondang 3 7 7 7 21

Sumber: dinas UPTD TK-SD Kec. Ganeas Kab. Sumedang

2. Sampel Penelitian

Sampel menurut Anggoro (2011) merupakan sebagian anggota populasi yang memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Sementara Sugiyono (2012) mengungkapkan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Maulana (2009) pun menuturkan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Jadi, populasi adalah bagian dari populasi yang menjadi pusat dalam penelitian dan mewakili karakteristik suatu populasi.

Sampel dalam penelitian ini menggunakan SDN Cikoneng sebagai kelompok Eksperimen sejumlah 53 siswa dan SDN Ganeas I sebagai kelompok kontrol sejumlah 49 siswa. Di SDN Cikoneng akan dilaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) sedangkan di SDN Ganeas I akan menggunakan pembelajaran konvensional. Generalisasinya berlaku untuk SD se-Kecamatan Ganeas kategori unggul karena PBL merupakan model pembelajaran berbasis masalah yang cukup rumit dan membutuhkan penyelesaian masalah yang cukup komplek. Selain itu, mengingat sampel yang digunakan merupakan siswa kelas rendah.

C. Variabel Penelitian

Pada dasarnya variabel penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, baik atribut, sifat atau nilai dari subjek/objek/kegiatan


(26)

46

yang mempunyai variasi tertentu, sehingga darinya diperoleh informasi untuk mengambil kesimpulan penelitian (Maulana, 2009). Terdapat enam jenis variabel yakni:

1. variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab timbulnya variabel terikat;

2. variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau akibat dari adanya variabel bebas;

3. variabel moderator yaitu variabel yang mempengaruhi memperkuat/memperlemah hubungan antara variabel bebas dan terikat;

4. variabel intervening yaitu variabel pengganggu, dalam arti mempengaruhi hubungan variabel bebas dan terikat menjadi hubungan yang tidak langsung dan dapat diukur;

5. variabel kontrol yaitu variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan, dengan tujuan untuk membatasi faktor luar yang tidak diteliti, sehingga tidak berpengaruh terhadap hubungan antara variabel bebas dan terikat;

6. variabel luar biasa yaitu variabel yang jumlahnya hampir tak terbatas, namun pengaruhnya sangat kecil bahkan dalam keadaan tertentu.

Pada penelitian terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah Pendekatan Problem Based Learning (PBL) dan variabel terikatnya adalah kemampuan komunikasi matematik.

D. Prosedur Penelitan

Prosedur penelitian ini dibagi menjadi empat tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, analisis data dan pembuatan kesimpulan.

1. Tahap persiapan

Ada beberapa kegiatan dalam tahap persiapan ini yakni pembuatan LKS, penyusunan instrumen dan uji coba instrumen, mengurus perijinan, penentuan populasi dan sampel, serta penentuan kelas kontrol dan kelas eksperimen.


(27)

47

2. Tahap pelaksanaan

Tahap awal pembelajaran langsung pada pelaksanaan pretes. Setelah mengetahui kemampuan awal siswa maka guru akan mulai memberikan materi disesuaikan dengan hasil pretes. Aktivitas siswa dan kinerja guru akan diobservasi oleh observer. Untuk mendapatkan argumen siswa tentang pembelajaran menggunakan Pendekatan Problem Based Learning (PBL), maka siswa diminta untuk mengisi skala sikap. Kemudian setelah dilaksanakan tes kemampuan komunikasi pada kedua kelas sampel, para siswa diminta untuk mengisi jurnal siswa. Jika terdapat hal-hal yang bersifat incidental maka digunakan wawancara. 3. Tahap analisis data

Analisis data yang akan dilakukan yaitu pengumpulan data kuantitatif dan data kualitatif, dan pengolahan serta penganalisisan hasil data kuantitatif dan kualitatif. 4. Tahap pembuatan kesimpulan

Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kesimpulan penelitian yang dilakukan berdasarkan hipotesis dan rumusan masalah.

Adapun alur penelitian ini diawali dengan tahap persiapan. Untuk kegiatan yang dilakukan meliputi penyusunan instrumen, penentuan populasi dan sampel serta pelaksanaan pretes. Selanjutnya melakukan tahap pelaksanaan meliputi pemberian perlakuan (disesuaikan dengan RPP) dan pelaksanaan postes untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi siswa. Selama proses pemberian perlakuan banyak data yang dikumpulkan menggunakan instrumen yang telah disiapkan. Setelah rangkaian pembelajaran selesai, dilanjutkan dengan pengolahan data yang didapat. Data kualitatif disajikan dengan cara dideskripsikan dan data kuantitatif diolah dengan menggunakan SPSS 16.0 For windows. Tahap terakhir dalam penelitian ini yaitu pembuatan kesimpulan. Pada tahap ini dilakukan uji hipotesis yang merupakan acuan penarikan sebuah kesimpulan dalam penelitian eksperimen.

Untuk lebih jelasnya mengenai alur penelitian ini akan disajikan dalam gambar 3.1


(28)

48

E. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RPP yang digunakan di kelompok eksperimen menggunakan RPP yang menerapkan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) sedangkan di kelompok kontrol menggunakan RPP yang telah disesuaikan dengan pembelajaran konvensional di kelas itu serta perbaikan pada komponen-komponen tertentu. b. Lembar Kerja Siswa

LKS yang diterapkan di masing-masing kelas pun berbeda, disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan. LKS dibuat berdasarkan tujuan pembelajaran yang mengacu pada indikator kemampuan komunikasi matematik. Hanya saja untuk pemecahan masalah pada LKS menghendaki jawaban terbuka dan tingkat kerumitannya dibedakan.

2. Instrumen Pengumpul Data a. Instrumen Tes

Instrumen tes dalam penelitian ini adalah tes tertulis kemampuan komunikasi matematik. Instrumen tes akan menggunakan soal-soal dengan jawaban terbuka berbentuk uraian. Dalam penelitian ini, tes yang diberikan terdiri dari dua tahap, yaitu tes awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan komunikasi matematik siswa sebelum mendapat perlakuan. Sedangkan pada tes akhir, soal-soal yang diberikan bertujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematik setelah mendapat perlakuan. Sehingga dapat dilihat peningkatan kemampuan komunikasi matematik pada masing-masing kelas. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberi tes dengan tipe soal yang identik baik dalam tes awal maupun tes akhir.

Tipe tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe uraian. Peneliti menggunakan tes tipe uraian dengan berbagai pertimbangan sebagai berikut:

1) tes uraian memungkinkan peneliti melihat sejauh mana penguasaan konsep dan pemahaman matematik siswa;


(29)

49

3) terjadinya bisa hasil tes dapat dihindari, karena tidak ada sistem tebak-tebakan atau untung-untungan yang sering terjadi pada soal tipe pilihan ganda.

Jumlah soal yang diujicobakan sebanyak 12 butir soal dan skor maksimum untuk semua soal tes adalah 850, dengan skor soal nomor 1 adalah 80, skor soal nomor 2 adalah 60, skor soal nomor 3 adalah 50, skor soal nomor 6 adalah 50, skor soal nomor 7 adalah 80, skor soal nomor 8 adalah 50, skor soal nomor 9 adalah 80, skor soal nomor 10 adalah 120, skor soal nomor 11 adalah 80, skor soal nomor 12 adalah 50. Sebelum dilakukan penelitian, instrumen tes diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa dengan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing baik sebelum maupun setelah uji coba. Hasil uji coba akan disajikan pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

Hasil Uji Coba Instrumen di SDN Sukajadi dan SDN Ganeas 1

No Nama

Butir Tiap Soal

Jml Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

80 60 50 100 50 50 80 50 80 120 80 50

1 Siti Nurjanah 80 60 30 50 50 25 5 50 55 50 10 50 515 60.6 2 Adit Ismail 80 60 50 50 50 50 30 50 50 35 10 50 565 66.5 3 Agung 30 30 40 70 50 50 80 50 60 65 5 30 560 65.9 4 Desi Juliani 80 60 50 100 50 50 30 50 50 35 10 50 615 72.4 5 Siti Farha Hayati 50 30 35 50 50 50 70 50 65 65 30 50 595 70.0 6 Alifa A F 80 30 25 100 50 50 80 50 65 65 30 50 675 79.4 7 Amanda 50 60 50 70 50 50 50 20 30 65 15 10 520 61.2 8 Firmansyah 80 30 20 100 50 50 80 50 80 30 10 50 630 74.1 9 Aditya 5 10 20 30 50 5 5 5 50 35 5 30 250 29.4 10 Afifah Nur Janah 80 60 50 20 50 10 10 20 60 25 5 50 440 51.8 11 Acep 5 10 25 40 20 10 10 5 60 20 10 5 220 25.9 12 Gery Setiawan 30 60 25 80 50 25 40 50 70 35 50 50 565 66.5 13 Rizal Septian 50 60 50 50 50 40 10 50 50 65 5 35 515 60.6 14 Agung P 80 60 30 80 50 50 5 25 55 40 5 35 515 60.6 15 Aris 5 30 25 5 20 20 5 20 40 5 5 20 200 23.5 16 Rieza P K 80 60 40 80 50 30 80 50 60 65 60 50 705 82.9 17 Yuda Herdiana 5 60 20 25 20 35 5 50 5 5 5 5 240 28.2 18 M. Riki 50 60 25 100 50 10 70 50 50 40 5 50 560 65.9 19 Sahroni 50 60 5 50 50 50 5 50 70 30 5 50 475 55.9 20 Firman R 30 10 5 50 50 50 30 50 5 5 5 50 340 40.0 21 Rian H 50 60 30 50 50 10 80 50 80 60 50 5 575 67.6 22 Sindi F 80 5 5 40 50 35 30 50 50 65 5 50 465 54.7 23 Nunu N 50 60 25 100 50 10 50 50 50 60 5 50 560 65.9 24 Fitri M 50 30 50 50 50 50 30 25 50 30 10 20 445 52.4 25 Tedi 5 60 5 5 5 50 5 5 50 30 5 5 230 27.1 26 M. Hafiz 30 30 35 70 50 20 5 50 80 65 30 20 485 57.1 27 Eka 80 60 40 50 50 50 30 50 80 60 5 50 605 71.2 28 Devia Nur Ayu 30 30 5 80 50 30 80 30 70 40 5 5 455 53.5 29 Rani Meilani 80 60 25 100 50 30 80 50 80 65 5 50 675 79.4 30 Della 30 30 40 30 20 30 40 25 80 65 30 5 425 50.0 31 Imelda 30 10 35 35 20 5 40 5 50 65 5 5 305 35.9 32 Mira R 60 30 30 60 50 50 80 50 40 60 5 5 520 61.2 33 Yofa 50 60 5 35 20 20 5 20 50 30 5 20 320 37.6 34 Rama 50 60 30 25 5 50 30 20 50 30 5 50 405 47.6 35 Aldi 60 30 30 20 20 15 5 20 50 30 5 20 305 35.9 36 Kartika 50 30 35 100 20 50 80 50 70 30 20 20 555 65.3 37 Azi 60 30 40 50 75 50 40 50 65 90 80 50 680 80.0


(30)

50

38 Ghaida Rafa Ozla 80 60 50 100 50 50 80 50 80 40 80 50 770 90.6 39 Restu Nur Ainy 5 5 5 40 20 10 50 5 55 40 10 5 250 29.4 40 Fazrin Yazid I 5 60 5 10 20 10 10 20 55 15 5 20 235 27.6 41 Ariq Al-Hakim 5 30 5 5 20 5 5 5 55 15 5 20 175 20.6 42 Ineshya 80 30 5 50 50 20 20 50 70 30 50 50 505 59.4 43 Kiki Kurnia 5 30 5 5 20 10 5 20 30 10 5 20 165 19.4 44 Kithfi T 5 35 5 5 20 5 5 20 5 5 5 5 120 14.1 45 Mulyani 35 35 50 5 50 20 50 25 55 30 40 50 445 52.4 46 Atep 50 5 50 10 50 10 25 5 50 30 30 20 335 39.4 47 Alfiny A 80 5 5 10 20 35 5 25 55 100 25 5 370 43.5 48 Siti Patimah 60 30 40 20 50 50 80 50 60 50 80 5 575 67.6 49 Sona 5 35 5 20 20 20 5 20 5 5 5 20 165 19.4 50 Utoyo W 55 35 5 55 50 25 5 50 5 30 25 20 360 42.4 51 Rahmat 5 60 50 20 20 10 5 20 5 5 5 20 225 26.5 52 Ririn Indriyani 60 30 50 20 50 5 20 20 80 95 50 20 500 58.8 53 Novita Siti L 80 60 50 80 50 50 80 50 80 10 5 50 645 75.9 54 Risa Hanifa 50 20 5 5 20 5 5 20 50 30 5 50 265 31.2 55 Faizan W A 50 30 5 5 20 10 80 50 60 40 5 20 375 44.1 56 Chicha Dea N 80 5 5 30 50 10 10 50 60 40 50 5 395 46.5 57 Davit Maulana 30 60 10 5 5 5 5 20 55 95 5 5 300 35.3 58 Kisty Septiani 50 55 10 100 35 40 5 25 80 40 10 50 500 58.8 59 Mulyadi 35 10 10 5 20 15 15 20 55 45 5 20 255 30.0 60 Fitri Handayani 50 60 5 50 50 40 5 50 65 40 5 50 470 55.3 61 Karina Febriana 5 30 10 5 50 5 35 50 55 40 25 25 335 39.4 62 Aisyah N M 50 60 5 100 25 10 45 50 55 30 5 50 485 57.1 63 Difa Saisa Bila Z 50 10 10 50 25 10 10 50 80 40 5 15 355 41.8 64 Fitran Rendra L 80 10 20 70 20 5 5 20 70 40 5 20 365 42.9 65 Destia 35 35 40 40 50 20 80 20 60 60 20 10 470 55.3 66 Dea Amelia 65 30 50 30 50 50 80 50 50 65 80 50 650 76.5 67 Kanida P F 80 60 50 60 50 50 55 50 80 40 50 50 675 79.4 68 Rosi 80 60 50 50 50 10 50 25 80 65 80 50 650 76.5 69 Ilham 5 10 25 25 20 5 5 20 5 5 5 5 135 15.9

Instrumen tes diujicobakan kepada siswa kelas IV SDN Sukajadi dan SDN Ganeas I. Setelah data hasil uji coba diperoleh, setiap butir soal akan dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembedanya. Pengolahan data ini dilakukan dengan aplikasi correlation dalam Ms. Excel. 1) Validitas

Validitas berasal dari Bahasa Inggris validity yang berarti keabsahan. Menurut Maulana (2009:27), “validitas merupakan hal yang paling penting untuk bahan pertimbangan ketika mempersiapkan atau memilih sebuah instrumen yang akan digunakan”. Cara menghitung tingkat validitas yaitu dengan menghitung koefisien korelasi antara alat evaluasi yang akan diketahui validitasnya dengan alat ukur lain yang telah dilaksanakan dan diasumsikan telah memiliki validitas yang tinggi. Nilai rxy diartikan sebagai nilai koefisien korelasi. Koefisien validitas butir soal diperoleh dengan menggunakan rumus korelasi produk-momen memakai angka kasar (Margono, 2009), yaitu:


(31)

51

rxy =

�∑ −(∑ )(∑ )

{�∑ 2 ( )2}{�∑ 2− ∑ 2}

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N : banyak subjek (testi) X : skor yang diperoleh dari tes Y : rata-rata nilai harian

Kriteria nilai validitas yang diperoleh akan disajikan pada tabel 3.3. Tabel 3.3

Kriteria Validitas

Nilai Kriteria

,9 ≤ ≤ , Validitas sangat tinggi

,7 ≤ <0,90 Validitas tinggi

,4 ≤ <0,70 Validitas sedang

, ≤ <0,40 Validitas rendah

, ≤ <0,20 Validitas sangat rendah <0,00 Tidak valid

Sumber: Suherman, 1990

Berdasarkan uji coba instrumen yang dilakukan didapatkan validitas butir soal yang disajikan dalam tabel 3.4.

Tabel 3.4 Validitas Butir Soal

No soal Koefisien validitas Interpretasi

1 0,76 Tinggi

2 0,40 Sedang

3 0,54 Sedang

4 0,71 Tinggi

5 0,73 Tinggi

6 0,59 Sedang

7 0,68 Sedang

8 0,68 Sedang

9 0,60 Sedang

10 0,52 Sedang

11 0,53 Sedang


(32)

52

Dari tabel 3.4 terdapat 3 butir soal yang bervaliditas tinggi dan 9 butir soal bervaliditas sedang. Dengan menggunakan aplikasi correlation pada Ms. Excel, didapatkan koefisien rxy= 0,94 yang berarti validitasnya sangat tinggi.

2) Reliabilitas

Margono (2009: 5.31) menjelaskan, “istilah reliabilitas mengacu kepada kekonsistenan skor yang diperoleh”. Seberapa konsisten skor tersebut untuk setiap individu dari suatu daftar instrumen terhadap yang lainnya. Menurut Maulana (2009), cara untuk menghitung instrumen yang berupa essay harus menggunakan koefisien Alpha. Adapun untuk rumusnya sebagai berikut.

r

11

=

1

1

2 2

keterangan:

n = banyaknya sampel

�2 = simpangan baku soal nomor-i 2 = simpangan baku skor total r11 = reliabilitas

Untuk kriteria dari reliabilitas disajikan dalam tabel 3.5. Tabel 3.5

Kriteria Reliabilitas Nilai Kriteria

,9 ≤ ≤ , Reliabilitas sangat tinggi

,7 ≤ <0,90 Reliabilitas tinggi

,4 ≤ <0,70 Reliabilitas sedang

, ≤ <0,40 Reliabilitas rendah

<0,20 Reliabilitas sangat rendah

Dengan menggunakan aplikasi correlation pada Ms. Excel, didapatkan koefisien r11 = 0,85 yang berarti reliabilitasnya tinggi.

3) Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan untuk menentukan kemampuan soal dalam membedakan antara testi yang berkemampuan tinggi dan testi yang berkemampuan rendah.

Untuk rumus mencari daya pembeda bisa menggunakan rumus di bawah ini (Wahyudin, 2006).


(33)

53

DP =

�−

Keterangan : RU = jumlah benar pada kelompok unggul RA = jumlah benar pada kelompok asor n = jumlah testi; 27% x banyaknya siswa

Untuk kriteria daya pembeda disajikan dalam tabel 3.6. Tabel 3.6

Kriteria Daya Pembeda Nilai Kriteria

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik 0,40 <DP ≤ 0,70 Baik 0,20 < DP≤ 0,40 Cukup 0,00 < DP≤ 0,20 Jelek

DP ≤ 0,20 Sangat jelek

Hasil uji coba instrumen tes untuk daya pembeda akan disajikan pada tabel 3.7 di bawah ini.

Tabel 3.7

Daya Pembeda Butir Soal

No soal Daya Pembeda Interpretasi

1 0,56 Baik

2 0,31 Cukup

3 0,44 Baik

4 0,52 Baik

5 0,51 Baik

6 0,51 Baik

7 0,64 Baik

8 0,15 Jelek

9 0,30 Cukup

10 0,21 Cukup

11 0,33 Cukup

12 0,45 Baik

Berdasarkan tabel 3.7 terdapat 7 butir soal memiliki daya pembeda yang baik, 4 butir soal memiliki daya pembeda yang cukup dan 1 butir soal memiliki daya pembeda yang jelek.


(34)

54

4) Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran merupakan derajat kesukaran soal yang dinyatakan dengan bilangan. Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval 0,00 sampai dengan 1,00. Untuk rumus mencari tingkat kesukaran bisa menggunakan rumus di bawah ini (Wahyudin, dkk., 2006).

IK =

Keterangan : ∑ B = jumlah siswa yang menjawab benar

N = jumlah siswa yang memberikan jawaban pada soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran disajikan dalam tabel 3.8.

Tabel 3.8

Kriteria Indeks Kesukaran Nilai Kriteria IK= 1,00 terlalu mudah 0,70 < IK < 1,00 Mudah 0,30 <IK ≤ 0,70 Sedang 0,00 < IK≤ 0,30 Sukar

IK = 0,00 sangat sukar

Berdasarkan uji coba instrumen yang dilakukan didapatkan butir indeks kesukaran soal yang disajikan dalam tabel 3.9.

Tabel 3.9 Indeks Kesukaran

No soal Indeks Kesukaran Interpretasi

1 0,59 Sedang

2 0,64 Sedang

3 0,52 Sedang

4 0,46 Sedang

5 0,77 Mudah

6 0,55 Sedang

7 0,43 Sedang

8 0,70 Sedang

9 0,68 Sedang

10 0,35 Sedang

11 0,24 Sukar


(35)

55

Berdasarkan tabel 3.9 terdapat 10 butir soal dengan indeks kesukaran yang sedang, 1 butir soal dengan indeks kesukaran yang mudah dan 1 butir soal dengan indeks kesukaran yang sukar. Setelah berkonsultasi dengan pihak ahli, dari 12 soal yang diujikan terdapat Berikut rekapitulasinya dapat dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10

Rekapitulasi Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba

Validitas : 0,94 (sangat tinggi) Reliabilitas : 0,84 (tinggi)

No. Soal

Validitas Daya Pembeda Indeks

Kesukaran

Keterangan Koef

validi tas

Inter pretasi

Nilai DP

Inter pretasi

Nilai IK

Inter pretasi

1 0,76 Tinggi 0,56 Baik 0,59 Sedang Digunakan 12 0,61 Sedang 0,45 Baik 0,60 Sedang Tidak digunakan

2 0,40 Sedang 0,31 Cukup 0,64 Sedang Tidak digunakan 11 0,53 Sedang 0,33 Cukup 0,24 Sukar Digunakan

3 0,54 Sedang 0,44 Baik 0,52 Sedang Digunakan 9 0,60 Sedang 0,30 Cukup 0,68 Sedang Tidak digunakan 4 0,71 Tinggi 0,52 Baik 0,46 Sedang Digunakan 10 0,52 Sedang 0,21 Cukup 0,35 Sedang Tidak digunakan

5 0,73 Tinggi 0,51 Baik 0,77 Mudah Digunakan 8 0,68 Sedang 0,15 Jelek 0,70 Sedang Tidak digunakan 6 0,59 Sedang 0,51 Baik 0,55 Sedang Digunakan 7 0,68 Sedang 0,64 Baik 0,43 Sedang Tidak digunakan

5) Gain Normal

Menghitung peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dengan rumus gain yang dinormalisasi (N-Gain).

� � =  �

 �

Keterangan:

= Skor postes � = Skor pretes


(36)

56

Adapun kriteria tingkat N-Gain dapat dilihat pada tabel berikut. Table 3. 11

Kriteriatingkat N-Gain

N-Gain Interpretasi

g ≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g < 0,7 Sedang g < 0,3 Rendah

b. Instrumen Non-tes 1) Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data proses misalnya proses pembelajaran. Biasanya, panduan dibuat dalam bentuk daftar cek. Penilaian data hasil observasi dilakukan dengan cara menyimpulkan hasil pengamatan observer selama proses pembelajaran berlangsung.

Setiap pernyataan dalam lembar observasi aktivitas siswa yang didasarkan pada skor. Lembar observasi dalam penelitian ini ada dua yakni lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa. Instrumen ini dijadikan sebagai alat pendukung dalam memperoleh data yang diperlukan. Untuk memudahkan dalam kegiatan interpretasi data maka lembar observasi disajikan dalam bentuk tabel.

2) Skala Sikap

Menurut Maulana (2009) skala sikap merupakan sekumpulan pernyataan yang mana siswa diminta responnya dengan mengisi pernyataan melalui jawaban yang sudah disediakan. Pola dari respon-respon selanjutnya dipandang sebagai bukti/keterangan dari satu atau lebih sikap yang mendasar. Skala sikap yang akan

digunakan dalam penelitian ini responden tinggal membubuhkan tanda cek (√)

pada kolom setuju atau tidak setuju.

Untuk derajat penilaian yang digunakan hanya dua buah karena responden masih kelas III SD. Untuk pernyataan positif, jawaban setuju diberikan skor 5 dan skor 2 untuk jawaban tidak setuju. Sementara itu, untuk pernyataan negatif, jawaban tidak setuju diberikan skor 5 dan skor 2 untuk jawaban setuju.


(37)

57

3) Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara merupakan pedoman yang digunakan saat melakukan wawancara. Menurut Ruseffendi (Maulana, 2009) wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data yang sering digunakan dalam hal yang ingin diketahui jika menggunakan instrumen lain belum jelas atau belum terungkap. Pada pelaksanaannya nanti pedoman wawancara bersifat insidental. Artinya, mungkin digunakan mungkin tidak. Pendapat lain mengenai dikemukakan Sugiyono (2012: 137):

wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Selain itu, wawancara bisa juga digunakan untuk mengetahui responden yang lebih mendalam dan juga respondennya sedikit/kecil.

Wawawncara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak struktur, dapat dilakukan melalui tatap muka atau menggunakan alat komunikasi. Instrumen ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Problem Based Learning (PBL)

4) Jurnal Siswa

Jurnal siswa ini merupakan pernyataan ungkapan perasaan siswa mengenai pembelajaran yang telah diikutinya dan siswa sedikit diarahkan dalam penulisannya. Awalnya siswa harus memilih gambar orang tersenyum atau orang cemberut. Kemudian siswa harus menuliskan alasannya secara sederhana. Gambar orang tersenyum artinya siswa senang dengan pembelajaran yang telah dilaluinya, sedangkan gambar orang cemberut siswa merasa tidak suka dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

F. Teknik Analisis Data 1. Teknik Analisis Data Tes a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk menentukan apakah data yang didapat berdistribusi normal atau tidak. Normalitas data diperlukan untuk menentukan pengujian beda dua rerata yang akan diselidiki. Untuk melakukan uji normalitas, digunakan uji Saphiro-Wilk dengan taraf signifikansi 5%.


(38)

58

Menguji normalitas data dari masing-masing kelas dengan menggunakan Chi Kuadrat (uji-χ2). Distribusi χ2 merupakan distribusi variabel acak kontinu. Jika

χ2hitung < χ2

tabel maka penyebaran skor pretes itu normal. Sehingga bisa lanjut ke uji

homogenitas dengan uji-F. Jika kedua data berasal dari distribusi yang normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas. Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis tidak berdistribusi normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas sedangkan untuk pengujian hipotesis dilakukan uji statistik non parametrik. Untuk

mengetahui χ2

hitung bisa dicari dengan persamaan di bawah ini.

χ

2

=

(Oi – Ei )

2

�� �

�=1

keterangan:

k = banyaknya kelas

Oi = frekuensi observasi, banyaknya nilai.

Ei = frekuensi ekspektasi yang diperoleh dari luas daerah (L) × Oi

Hasilnya bisa disajikan dalam tabel distribusi frekuensi seperti tabel 3.11. Tabel 3.11

Distribusi Frekuensi Observasi dan Frekuensi Ekspektasi

Kelas Frek. Observasi (Oi) Batas Kelas (bk)

Z = ��−� � Luas Daerah (L) Frek. Ekspektasi (Ei)

b. Uji Homogenitas

Uji-Fisher (Uji-F) ini digunakan untuk mengetahui homogenitas variansi. Distribusi-F ini merupakan fungsi dari ukuran sampel. Adapun ukuran sampelnya ada dua buah yakni sampel pembilang dan sampel penyebut. Ukuran sampel pembilang adalah ukuran sampel yang memiliki variansi lebih besar. Sementara itu, ukuran sampel penyebut berasal dari sampel yang memiliki variansi lebih kecil. Adapun rumusan untuk Fhitung yaitu:

F =

2

� �


(39)

59

Keterangan:

s2 = simpangan baku

Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima. Dengan syarat:

H0 = tidak terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampel.

H1= terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampel.

Jika ternyata kedua variansi homogen, maka dilanjutkan untuk uji perbedaan rata-rata (uji-t).

c. Uji Dua Rerata

Karena syarat normalitas dan homogenitas terpenuhi, maka uji statistik selanjutnya dapat dilakukan dengan Uji Student (Uji-t) yang merupakan uji dua rerata. Sementara untuk data yang tidak berdistribusi normal, uji dua rerata dilakukan dengan uji non-parametrik Mann-Whitney. H0 dan H1 yang akan diuji

adalah:

H0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan siswa kelompok eksperimen

dan kontrol.

H1 : terdapat perbedaan rata-rata kemampuan siswa kelompok eksperimen dan

kontrol.

Gunakan uji-t dua arah dengan kriteria uji: terima H0 untuk – t

1-1

2α < thitung < t 1-1

2α. Adapun cara mencari thitung yaitu:

t

hitung

=

1− 2

( 1− 1) 12+( 2−1) 22

1+ 2−2

1 1 +

1 2

keterangan:

1 = rata-rata kelompok eksperimen 2 = rata-rata kelompok kontrol

n1 = jumlah siswa kelompok eksperimen

n2 = jumlah siswa kelompok kontrol

12 = variansi kelompok eksperimen 22 = variansi kelompok kontrol


(40)

60

1 = bilangan tetap

Selain secara manual, dalam mengolah data penelitian ini pun menggunakan software SPSS 16.0 for windows.

2. Teknik Analisis Data Non-tes a. Lembar Observasi

1) Lembar observasi kinerja guru

Aspek yang dinilai berdasarkan tahapan PBL. Tiap tahapan terdiri dari 2-3 aspek dengan 3 indikator. Jika semua indikator muncul maka bernilai 3. Hasil keseluruhan tiap tahapan dijumlahkan dan dipresentasikan.

2) Lembar observasi aktivitas siswa

Tiap siswa dinilai 3 aspek. Setiap aspek memiliki 3 indikator yang harus dilaksanakan siswa. Jumlah aspek yang dilakukan siswa akan ditafsirkan kurang, cukup, dan baik.

b. Skala Sikap

Skala sikap yang digunakan terbagi ke dalam dua pernyataan yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Untuk setiap pernyataan diberikan pilihan setuju (S) dan tidak setuju (TS). Adapun pemberian skor pada setiap pernyataan disajikan dalam tabel 3.12 di bawah ini.

Tabel 3.12

Ketentuan Pemberian Skor Skala Sikap No. Pernyataan S TS

1 Pernyataan positif 5 2 2 Pernyataan negatif 2 5

Jumlah pernyataan yang terdapat dalam skala sikap yang digunakan ada 10 pernyataan terdiri 5 buah pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Skor acuan untuk skala sikap ini adalah 35 diperoleh jika siswa menjawab pernyataan positif dan negatif dengan pilihan setuju. jika skor siswa kurang dari 35 maka siswa itu cenderung kurang suka dengan penerapan PBL dan jika skornya lebih dari 35 maka siswa tersebut cenderung suka dengan penerapan PBL. Namun apabila skor siswa 35 maka dinyatakan sikap siswa netral. Untuk Kriteria penilaian sikap secara klasikal yang diperoleh dari skala sikap ini adalah jika skor pernyataan kelas lebih dari 3 maka siswa memberikan sikap yang positif, sebaliknya, jika


(41)

61

skor pernyataan kelas kurang dari 3 maka siswa memberikan sikap yang negatif (Suherman, 1990 : 237)

c. Wawancara

Penilaian data hasil wawancara dilakukan dengan cara menyimpulkan hasil wawancara observer dengan responden setelah proses pembelajaran berlangsung. Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa. Wawancara untuk guru ditujukan untuk mengetahui kondisi siswa, proses pembelajaran yang biasa dilakukan, kendala yang dihadapi selama pembelajaran dan lain-lain. Sementara itu, wawancara terhadap siswa ditujukan mengetahui respon atau sikap siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan PBL dan konvensional. Hasil wawancara dipaparkan dengan mendeskripsikan data yang diperoleh.

d. Jurnal Siswa

Untuk jurnal siswa tidak diberikan skor apapun. Hasil yang didapat akan dideskripsikan dan dipresentasikan. Hal ini akan sangat menunjang terhadap skala sikap yang diperoleh.


(42)

104

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut ini.

1. Dengan uji Mann-Whitney dan taraf kepercayaan � = 0,05. Diperoleh, nilai Sig-(2

Tailed) yaitu 0,000 < �(0,05) yang artinya Pendekatan Problem Based Learning

(PBL) mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa secara signifikan. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil postes siswa pada kelompok eksperimen yakni 66,8 dalam rentang 1-100 dengan rata-rata kemampuan awal siswa adalah 22,6.

2. Berdasarkan perhitungan SPSS 16 for windows pada uji hipotesis rumusan masalah II nilai P-value (sig.) = 0,000 < � (0,05), sehingga H0 ditolak artinya

Pendekatan Konvensional mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa secara signifikan. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematisk siswa SD pada materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan pada pembelajaran tematik. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil postes siswa pada kelompok kontrol yakni 56,7 dalam rentang 1-100 dengan rata-rata kemampuan awal siswa adalah 20,6.

3. Berdasarkan data yang didapat dari rata-rata nilai gain, jurnal siswa, presentase peningkatan aktivitas siswa, presentase peningkatan kinerja guru dan hasil bercerita siswa lisan, dan nilai postes menunjukan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) lebih efektif meningkatkan kemampuan komunikasi matematik daripada Pendekatan Konvensional. Hal ini terutama dapat dilihat dari perbedaan rata-rata nilai gain. Rata-rata nilai gain kelompok eksperimen 0,55 dan rata-rata nilai gain kelompok kontrol 0,46.

4. Berdasarkan jurnal siswa dan skala sikap yang diisi oleh siswa di kelompok eksperimen maka didapatkan hasil yang menunjukan siswa merespon positif terhadap penerpan Pendekatan Problem Based Learning (PBL). Hasil jurnal


(43)

105

siswa 100% siswa memilih gambar tersenyum yang mengindikasikan siswa senang dengan pembelajaran matematika melalui penerapan Pendekatan Problem Based Learning (PBL). Pada skala sikap aspek minat rata-rata kelas mencapai 4,06 artinya minat siswa terhadap penerapan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) positif dan aspek motivasi rata-rata kelas mencapai 4,2 artinya motivasi siswa terhadap penerapan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) positif juga.

B. Saran

Berdasarkan proses dan hasil penelitian penerapan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa pada materi pecahan untuk siswa kelas III SD dalam pembelajaran tematik maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut ini.

1. Bagi Guru

a. Keberhasilan penelitian penerapan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa pada materi pecahan untuk siswa kelas III SD dalam pembelajaran tematik, diharapkan dapat dijadikan pertimbangan untuk menerapkan pendekatan tersebut setiap kali harus melaksanakan pembelajaran tematik.

b. Guru pun hendaknya selalu berinovatif dalam memecahkan permasalahan pembelajaran yang ditemukan.

c. Hasil penelitian ini pun hendaknya dijadikan alternatif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik pada materi lain sebab kemampuan komunikasi matematik merupakan kemampuan yang harus dicapai siswa berdasarkan kurikulum 2006.

2. Bagi Siswa

a. Setelah diterapkannya Pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa pada materi pecahan untuk siswa kelas III SD dalam pembelajaran tematik, siswa hendaknya termotivasi untuk terus meningkatakan kemampuan-kemampuan tingkat tinggi terutama kemampuan komunikasi matematik. Adapun caranya, siswa mampu


(44)

106

memahami konsep dengan baik, berani berpendapat, dan memiliki keinginan yang tinggi untuk terus menggali kemampuan yang dimilikinya.

b. Direkomendasikan siswa untuk lebih kreatif dan terampil dalam mengerjakan soal karena hal ini sangat berguna bagi kehidupan di masa yang akan datang. 3. Bagi Sekolah

a. Saran bagi sekolah hendaknya memberikan keleluasaan pada guru untuk menciptakan hal-hal baru demi terselenggaranya pendidikan yang berasil. b. Penyediaan fasilitas tidak kalah pentingnya untuk menunjang pembelajaran.

Selain itu, pihak sekolah bisa mensosialisasikan hasil penelitian penerapan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa pada materi pecahan untuk siswa kelas III SD dalam pembelajaran tematik untuk diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari. 4. Bagi Lembaga UPI

a. Lembaga UPI disarankan menambah fasilitas yang berkaitan dengan sumber-sumber yang relevan mengenai Pendekatan Problem Based Learning (PBL) dan kemampuan tingkat tinggi terutama kemampuan komunikasi matematik siswa. Hal ini dapat berdampak pada kelancaran dan kemudahan peneliti yang akan melakukan penelitian dengan menerapkan pendekatan tersebut pada pembelajaran tematik.

b. Segala urusan kepentingan yang berhubungan administrasi lebih diminimalisir kembali.

5. Bagi Peneliti Lain

a. Hasil penelitian ini hendaknya mampu memberikan motivasi untuk peneliti lain dengan permasalahan dan solusi yang sama.

b. Direkomendasikan pula hasil penelitian ini mampu menjadi referensi terutama mengenai penelitian tematik.


(45)

107

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. T. (2010). Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta: Prenada Media Grup.

Anen (2012). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP melalui Pembelajaran Berbasis Superitem. Skripsi UPI: tidak dipublikasikan.

Anggoro, T. dkk. (2011). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.

Apendi, S. (2012). Penerapan Metode Problem Based Learning untuk meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada Konsep Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Skripsi UPI: tidak dipublikasikan.

Beetlestone, F. (2012). Diterjemahkan oleh Janet Moyles: Creative Learning. Bandung: Nusa media.

BNSP (2006). KTSP 2006. BP. DHARMA BHAKTI: Jakarta.

Dainuri, M. N. (2009). Penerapan Metode Kerja Kelompok Teknik Kepala Bernomor untuk meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Siswa dalam Pembelajaran IPS. Skripsi UPI: tidak dipublikasikan.

Djuanda, D. (2008). Pembelajaran Berbahasa di Sekolah Dasar. Bandung: Pustaka Latifah.

Effendy, O. U. (1990). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Fathani, A. H. (2008). Matematika Hakikat dan Logika. Jogjakarta: Ar-Ruzmedia

Fitriah, P. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Siklus 7E untuk meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP. Skripsi UPI: tidak dipublikasikan.

Hidayati, N. (2010). Manfaat Menggambar untuk Perkembangan Anak. [Online] Tersedia: http://www.niahidayati.net/manfaat-menggambar-untuk-perkembangan-anak.html [7 Mei 2013].

Halman, S. U. (2012). Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky dan Piaget. [Online] Tersedia: http://utamitamii.blogspot.com/2012/04/teori-perkembangan-kognitif-vygotsky.html [1 Mei 2013].


(1)

siswa 100% siswa memilih gambar tersenyum yang mengindikasikan siswa senang dengan pembelajaran matematika melalui penerapan Pendekatan Problem Based Learning (PBL). Pada skala sikap aspek minat rata-rata kelas mencapai 4,06 artinya minat siswa terhadap penerapan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) positif dan aspek motivasi rata-rata kelas mencapai 4,2 artinya motivasi siswa terhadap penerapan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) positif juga.

B. Saran

Berdasarkan proses dan hasil penelitian penerapan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa pada materi pecahan untuk siswa kelas III SD dalam pembelajaran tematik maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut ini.

1. Bagi Guru

a. Keberhasilan penelitian penerapan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa pada materi pecahan untuk siswa kelas III SD dalam pembelajaran tematik, diharapkan dapat dijadikan pertimbangan untuk menerapkan pendekatan tersebut setiap kali harus melaksanakan pembelajaran tematik.

b. Guru pun hendaknya selalu berinovatif dalam memecahkan permasalahan pembelajaran yang ditemukan.

c. Hasil penelitian ini pun hendaknya dijadikan alternatif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik pada materi lain sebab kemampuan komunikasi matematik merupakan kemampuan yang harus dicapai siswa berdasarkan kurikulum 2006.

2. Bagi Siswa

a. Setelah diterapkannya Pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa pada materi pecahan untuk siswa kelas III SD dalam pembelajaran tematik, siswa hendaknya termotivasi untuk terus meningkatakan kemampuan-kemampuan tingkat tinggi terutama kemampuan komunikasi matematik. Adapun caranya, siswa mampu


(2)

memahami konsep dengan baik, berani berpendapat, dan memiliki keinginan yang tinggi untuk terus menggali kemampuan yang dimilikinya.

b. Direkomendasikan siswa untuk lebih kreatif dan terampil dalam mengerjakan soal karena hal ini sangat berguna bagi kehidupan di masa yang akan datang. 3. Bagi Sekolah

a. Saran bagi sekolah hendaknya memberikan keleluasaan pada guru untuk menciptakan hal-hal baru demi terselenggaranya pendidikan yang berasil. b. Penyediaan fasilitas tidak kalah pentingnya untuk menunjang pembelajaran.

Selain itu, pihak sekolah bisa mensosialisasikan hasil penelitian penerapan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa pada materi pecahan untuk siswa kelas III SD dalam pembelajaran tematik untuk diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari. 4. Bagi Lembaga UPI

a. Lembaga UPI disarankan menambah fasilitas yang berkaitan dengan sumber-sumber yang relevan mengenai Pendekatan Problem Based Learning (PBL) dan kemampuan tingkat tinggi terutama kemampuan komunikasi matematik siswa. Hal ini dapat berdampak pada kelancaran dan kemudahan peneliti yang akan melakukan penelitian dengan menerapkan pendekatan tersebut pada pembelajaran tematik.

b. Segala urusan kepentingan yang berhubungan administrasi lebih diminimalisir kembali.

5. Bagi Peneliti Lain

a. Hasil penelitian ini hendaknya mampu memberikan motivasi untuk peneliti lain dengan permasalahan dan solusi yang sama.

b. Direkomendasikan pula hasil penelitian ini mampu menjadi referensi terutama mengenai penelitian tematik.


(3)

107

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. T. (2010). Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta: Prenada Media Grup.

Anen (2012). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP melalui Pembelajaran Berbasis Superitem. Skripsi UPI: tidak dipublikasikan.

Anggoro, T. dkk. (2011). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.

Apendi, S. (2012). Penerapan Metode Problem Based Learning untuk meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada Konsep Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Skripsi UPI: tidak dipublikasikan.

Beetlestone, F. (2012). Diterjemahkan oleh Janet Moyles: Creative Learning. Bandung: Nusa media.

BNSP (2006). KTSP 2006. BP. DHARMA BHAKTI: Jakarta.

Dainuri, M. N. (2009). Penerapan Metode Kerja Kelompok Teknik Kepala Bernomor untuk meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Siswa dalam Pembelajaran IPS. Skripsi UPI: tidak dipublikasikan.

Djuanda, D. (2008). Pembelajaran Berbahasa di Sekolah Dasar. Bandung: Pustaka Latifah.

Effendy, O. U. (1990). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Fathani, A. H. (2008). Matematika Hakikat dan Logika. Jogjakarta: Ar-Ruzmedia

Fitriah, P. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Siklus 7E untuk meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP. Skripsi UPI: tidak dipublikasikan.

Hidayati, N. (2010). Manfaat Menggambar untuk Perkembangan Anak. [Online] Tersedia: http://www.niahidayati.net/manfaat-menggambar-untuk-perkembangan-anak.html [7 Mei 2013].

Halman, S. U. (2012). Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky dan Piaget. [Online] Tersedia: http://utamitamii.blogspot.com/2012/04/teori-perkembangan-kognitif-vygotsky.html [1 Mei 2013].


(4)

Kamaludin, J. (2010). Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik dalam meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Dasar. Tesis UPI: tidak dipublikasikan.

Kania, D. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatkan Kemampuan Berpikir dan Bersikap Reflektif Siswa. Skripsi UPI: tidak dipublikasikan.

Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mardinawati, D. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Energi Gerak untuk meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas III Madrasah Ibtidiyah Al-Marfu’ah Cihuni Pangatikan Garut. Skripsi UPI: tidak dipublikasikan.

Margono (2009). Metodologi Penelititan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Maulana (2008). Pendidikan Matematika 1. Bandung: tidak dipublikasikan. Maulana (2009). Memahami Hakikat, Variabel, dan Instrumen Penelitian

Pendidikan dengan Benar. Bandung: Learn2live ‘n Live2learn.

Mulyadi, M. (2011). Penggunan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Materi Pokok Segitiga untuk meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa. Skripsi UPI: tidak dipublikasikan.

Munandar, U. (1995). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Pitadjeng (2006). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta: Departemen pendidikan nasional.

Pramswari, L. P. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) melalui Permainan “KOCAK” untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Pada Pembelajaran Tematik. Skripsi UPI: tidak dipublikasikan.

Rahim, M. S. (2009). Pengenalan Bidang Menggambar. [Online] tersedia: http://wareyzseni.blogspot.com/2009/12/menggambar.html [7 Mei 2013]. Ramadhan, T. (2008). Model Pembelajaran Tematik, Kelemahan dan

Kelebihannya. [Online] tersedia:

http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/04/model-pembelajaran-tematik-kelebihan-dan-kelemahannya/ [1 Mei 2013]


(5)

Ruseffendi (1992). Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Departemen pendidikan dan kebudayaan.

Rusmono (2012). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana Prenada Media Group.

Sari, N. R. (2009). Pendekatan Matematika PBL untuk meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep IPA siswa SD. Tesis UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sudrajat, A. (2008a). Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran. [Online] Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/ [ 5 Desember 2012]

Sudrajat, A. (2008b). pembelajaran Tematik. [Online] Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/13/pembelajaran-tematik-di-kelas-awal-sekolah-dasar/ [1 Mei 2013]

Suharkat (2012). Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Peningkatan Berpikir Kritis dan Motivasi Instrinsik Siswa Pada Pembelajaran IPS. Tesis UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sukayati (2004). Pembelajaran Tematik di SD merupakan Terapan dari

Pembelajaran Terpadu. [online] Tersedia:

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=pembelajaran%20tematik&sour ce=web&cd=4&cad=rja&ved=0CD8QFjAD&url=http%3A%2F%2Fstaff.u ny.ac.id%2Fsystem%2Ffiles%2Fpenelitian%2FSungkono%2C%2520M.Pd.

%2FPembelajaran%2520Tematik%2520SD.doc&ei=25K-UITVIsyOrge7wIGgAQ&usg=AFQjCNHcfI3X3jJDUZUhcmED5tmUcSK nIQ. [5 Desember 2012]

Suwangsih, E. dan Tiurlina (2006). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI PRESS.

Sudrajat, A. (2009). Pembelajaran Tematik di Kelas Awal Sekolah

Dasar. [Online] Tersedia:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/13/pembelajaran-tematik-di-kelas-awal-sekolah-dasar/ [14 Maret 2013]

Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(6)

Suherman, dan Yaya. (1990). Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung : Wijayakusumah.

Sukayati (2004). Pembelajaran Tematik di SD merupakan Terapan dari

Pembelajaran Terpadu. [online] Tersedia:

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=pembelajaran%20tematik&sour ce=web&cd=4&cad=rja&ved=0CD8QFjAD&url=http%3A%2F%2Fstaff.u ny.ac.id%2Fsystem%2Ffiles%2Fpenelitian%2FSungkono%2C%2520M.Pd.

%2FPembelajaran%2520Tematik%2520SD.doc&ei=25K-UITVIsyOrge7wIGgAQ&usg=AFQjCNHcfI3X3jJDUZUhcmED5tmUcSK nIQ. [5 Maret 2012]

Supriani (2013). Mengenal Arti Pecahan. [Online] Tersedia: http://surianipjt.wordpress.com/math-sd/mengenal-arti-pecahan/ [15 Maret 2013]

Tarigan, H. G. (1982). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tn (2009). Pengantar Dasar Matmatika. [Online] Tersedia: http://elfalasy88.wordpress.com/tag/karakteristik-matematika/ [1 Mei 2013] Trianto (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya:

Kencana.

UU Sisdiknas (2006). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online] Tersedia: http://www.paudni.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2012/08/UU-20-2003-ttg-sisdiknas.pdf. [14 Maret 2013]

Wassahua, S. (2009). Pembelajaran matematika melalui pendekatan open-ended untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematika siswa sekolah dasar. Tesis UPI Bandung: tidak diterbitkan


Dokumen yang terkait

Pengaruh model PBL (Problem Based Learning) terhadap pemahaman konsep siswa pada materi kesetimbangan kimia

9 55 255

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI CIGOBANG KECAMATAN GANEAS KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 55

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI PECAHAN (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas IV SDN Sindangraja dan SDN Panyingkiran III di Kecamatan Sumedang Utara).

0 4 50

PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Leuwimunding II dan SDN Mirat I Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka).

0 0 33

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KELILING KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MOM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Ganeas I Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang).

0 2 55

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Ciuyah I dan SDN Cisalak IV di Kecamatan Cisarua Kabupaten Sumedang).

0 0 49

MENINGKATKAN GERAK DASAR SHOOTING BAGIAN PUNGGUNG KAKI DALAM SEPAKBOLA MELALUI MODIFIKASI MENGGUNAKAN TEAM GAME TOURNAMENT (Penelitian Tindakan Keas Pada siswa Kelas V-B SDN Cikoneng I Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang) | Nurhasanah | SpoRTIVE 7792 1548

0 0 10

this PDF file PENERAPAN METODE DESCRIBEL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF KELAS III SDN CIKONENG KECAMATAN GANEAS KABUPATEN SUMEDANG | Marlinda | Jurnal Pena Ilmiah 1 SM

0 0 10

The Effect of Problem Based Learning PBL

0 0 6

Model Pembelajaran Paikem dan Cooperativ

0 0 25