PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN SECARA VEGETATIF ALAMI DALAM MATA PELAJARAN IPA: Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Tunagrahita Kelas Lima SLB BC YPLAB C
No.Daftar FIP: . . . /SKRIPSI/PLB/2013
PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN
SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SISWA PADA PEMBELAJARAN PERKEMBANGBIAKAN
TUMBUHAN SECARA VEGETATIF ALAMI DALAM MATA
PELAJARAN IPA
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Tunagrahita Kelas Lima SLB BC YPLAB Cibaduyut)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Luar Biasa
Disusun oleh : Indah Purwanti Mugianti
NIM. 0703777
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
2013
PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN
SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SISWA PADA PEMBELAJARAN PERKEMBANGBIAKAN
TUMBUHAN SECARA VEGETATIF ALAMI DALAM MATA
PELAJARAN IPA
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Tunagrahita Kelas Lima SLB BC YPLAB Cibaduyut)
Oleh :
Indah Purwanti Mugianti 0703777
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Khusus
© Indah Purwanti Mugianti 2013
Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2013
(3)
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
INDAH PURWANTI MUGIANTI 0703777
PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN
SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SISWA PADA PEMBELAJARAN PERKEMBANGBIAKAN
TUMBUHAN SECARA VEGETATIF ALAMI DALAM MATA
PELAJARAN IPA
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Tunagrahita Kelas Lima SLB BC YPLAB Cibaduyut)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I,
Dr. Musjafak Assjari, M.Pd NIP. 19550516 198101 1 001
Pembimbing II,
Dr. Nia Sutisna, M.Si NIP. 19570131 197603 1 001
Mengetahui
(4)
Drs. Sunaryo, M.Pd NIP. 19560722 198503 1 001
(5)
ABSTRAK
PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN
PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN SECARA VEGETATIF ALAMI DALAM MATA PELAJARAN IPA
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Tunagrahita Kelas Lima SLB BC YPLAB Cibaduyut)
( Indah Purwanti Mugianti 0703777 )
SKRIPSI, Jurusan Pendidikan Khusus (PKh), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Kegiatan Belajar Mengajar di kelas, siswa siswi tunagrahita di SLB BC YPLAB Cibaduyut mengalami kesulitan untuk menguasai materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai hasil belajar mata pelajaran tersebut yang rendah. Oleh sebab itu penelitian dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran perkembangbiakan vegetatif alami dalam mata pelajaran IPA. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dipilih metode penelitian eksperimen dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas. Tehnik pengumpulan data menggunakan observasi, tes lisan dan tulisan di dalam KBM. Setting penelitian ini berada di SLB BC YPLAB Cibaduyut dengan subyek 6 orang siswa tunagrahita kelas lima. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus dan diawali dari observasi prasiklus, pelaksanaan siklus 1, siklus 2, dan siklus 3. Hasil penelitian menunjukkan kenaikan nilai rata-rata kelas pada tiap siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 sehingga mencapai Standar Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu sebesar 75 dan hingga nilai rata-rata kelas pada siklus tiga adalah 88,3. Dengan demikian pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekolah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas lima SLB YPLAB Cibaduyut pada mata pelajaran IPA.
(6)
ABSTRACT
USE OF ENVIRONMENTAL RESOURCES SCHOOL LESSONS BRING FORTH PLANTS IN THE SUBJECT natural vegetative science
( Indah Purwanti Mugianti 0703777 )
SKRIPSI, Programs Special Education (PKH), Faculty of Education (FIP), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Learning activities in the classroom, school students in SLB YPLAB Cibaduyut difficult to master the subject matter of Natural Sciences. This is evidenced by the acquisition value of the results of the study subjects are low. Therefore research undertaken aims to improve student achievement in the subject of natural vegetative propagation in science. To overcome these problems chosen method of experimental research with classroom action research approach. Data collection techniques used observation, oral and written tests in teaching. Setting this research is in the SLB YPLAB Cibaduyut with 6 subjects fifth grade students. The experiment was conducted in three cycles and begins from the observation prasiklus, implementation cycle 1, cycle 2, and cycle 3. The results showed an average increase in value of each class on cycle 1, cycle 2 and cycle 3 so as to achieve Complete Standard Minimum (KKM) is equal to the value of 75 and the average grade on the three cycles was 88.3. Thus the utilization of school learning environment can improve student achievement SLB YPLAB Cibaduyut fifth grade at teaching science.
(7)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ...i
ABSTRAK ...ii
KATA PENGANTAR ...iii
UCAPAN TERIMA KASIH ...iv
DAFTAR ISI ...v
DAFTAR TABEL ...vi
DAFTAR GRAFIK ...vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ...1
B. Identifikasi Masalah ...4
C. Rumusan Masalah ...4
D. Tujuan Penelitian ...5
E. Manfaat Penelitian ...5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Pembelajaran IPA ...6
B. Hakekat Sumber Belajar ...7
C. Lingkungan sebagai Sumber Belajar...12
D. Prestasi Belajar ...14
(8)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ...19
B. Definisi Operasional ...20
C. Instrumen Penelitian ...22
D. Subyek Penelitian ...22
E. Prosedur Pengumpulan Data ...23
F. Metode Analisis Data ...26
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi dan analisis data ...27
B. Siklus I ...29
C. Siklus II ...32
D. Siklus III ...34
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ...38
B. Rekomendasi ...39
DAFTAR PUSTAKA ...41
(9)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan dilaksanakan untuk memberikan bekal kemampuan kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi dan anggota masyarakat. Pendidikan merupakan hal terpenting yang harus ditempuh oleh setiap orang. Tanpa pendidikan seseorang tidak akan memperoleh statusnya dalam masyarakat. Status yang dimaksud adalah pengakuan dari masyarakat yang diberikan pada seseorang yang dapat dipercaya untuk menjadi anggota dan mempunyai kedudukan didalam kelompoknya sehingga dapat menjadi warga negara yang bertanggung jawab terhadap negaranya. Sesuai yang tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan yang berbunyi pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sisdiknas, 2003 : 4). Untuk mewujudkan pendidikan yang menghasilkan manusia yang beradab dan berbermartabat tersebut maka diperlukan pendidikan yang bermutu sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal 5 ayat (1) tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu (Sisdiknas, 2003 : 5). Pendidikan yang bermutu akan ditandai dengan sekolah yang merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pendidikan dengan baik, meningkatkan dan mengembangkan potensi akademik tiap peserta didiknya secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini keterlibatan guru adalah yang paling penting karena guru adalah pengajar, pembimbing
(10)
serta pendidik yang paling dekat dengan siswa. Guru tidak sendirian di dalam sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan siswanya ada faktor lain seperti kurikulum, sarana, waktu bahkan kerja sama masyarakat yang direncanakan dengan baik akan menghasilkan mutu yang baik terhadap pendidikan.
Masalah muncul ketika di sekolah terdapat kesenjangan antara kemampuan siswa dengan tuntutan pendidikan. Guru sering kali mengeluhkan keterbatasan waktu, sementara itu guru pun dituntut untuk bisa menyelesaikan program pengajaran yang telah diatur dalam kurikulum
demi terciptanya mutu yang baik bagi pendidikan. “Tugas dan kewajiban
para pendidik misalnya yang berkaitan dengan rencana pendidikan yang akan dilaksanakan seharusnya mudah dicerna dengan konsep yang sederhana, memiliki kejelasan hubungan materiil dan subtansial yang tidak terputus maka semua materi pelajaran dapat dipahami oleh peserta didik dengan mudah dan sederhana” ( Sukmadinata, 2011 : 103 ). Sehingga tidak ada siswa yang mengeluh tidak menyukai mata pelajaran tertentu. Sebagai contoh siswa kelas lima di SLB BC YPLAB Cibaduyut, masih ada beberapa siswa yang mengaku tidak menyukai pelajaran IPA karena dinilai sulit dan membosankan. Sebenarnya yang terjadi adalah Pembelajaran IPA tersebut belum sepenuhnya efektif dan efisien. Hal ini terlihat dari berbagai indikator seperti rendahnya respon dan motifasi siswa selama pembalajaran berlangsung, media yang kurang menarik, serta cara penyajian materi yang tidak memotifasi siswanya.
Mata pelajaran IPA yang berkaitan erat dengan alam sekitar, sebenarnya dapat mengarahkan guru untuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Keberadaan lingkungan sekitar siswa yang mendukung proses pembelajaran IPA sangat menguntungkan bagi peserta didik untuk memanfaatkannya sebagai media pembelajaran. Dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar IPA, maka diharapkan dapat membantu dalam peningkatan mutu pembelajaran siswa tunagrahita dalam proses pembelajaran.
(11)
Melalui lingkungan sekolah siswa mampu mendapatkan ilmu pengetahuan alam yang berharga. Demikian juga melalui kegiatan belajar IPA siswa dapat lebih dekat dengan lingkungan serta mengetahui bagaimana melestarikan lingkungan tersebut. Dengan demikian, lingkungan sekitar menjadi media yang penting dalam kegiatan belajar IPA. Siswa tunagrahita akan menemukan berbagai permasalahan dan menemukan pula solusinya melalui lingkungan sekitarnya.
Pembelajaran IPA yang berkaitan dengan lingkungan menyebabkan hasil belajar yang dicapai siswa lebih baik jika dibanding dengan mata pelajaran lainnya. Materi yang disajikan sebagian besar berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, seperti ciri-ciri mahluk hidup, hubungan sesama makhluk hidup dan antar makhluk hidup dengan lingkungannya, hewan, tumbuhan dan lain-lain. Namun, pada kenyataannya siswa tunagrahita kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut, ketuntasan belajar yang dicapai pada mata pelajaran IPA materi perkembangbiakan tumbuhan hanya sebesar 42%. Hal ini menunjukkan bahwa hampir separuh dari keseluruhan siswa tidak tuntas belajarnya. Berdasarkan analisis guru, rendahnya ketuntasan yang dicapai siswa disebabkan oleh guru cenderung menggunakan metode ceramah saja saat memberikan penjelasan tanpa contoh-contoh nyata. Kegiatan ini membuat siswa bosan dan tidak konsentrasi dengan materi yang dipelajari. Oleh karena hal tersebut, guru bermaksud mengadakan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas (PTK) Pemanfaatan Sumber Belajar Lingkungan Sekolah Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Perkembangbiakan Tumbuhan Secara Vegetatif Alami Dalam Mata Pelajaran IPA.
Berdasarkan uraian di atas, maka siswa tunagrahita kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu untuk mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin agar mereka memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap sehingga dapat berdiri sendiri dan bersosialisasi di masyarakat.
(12)
B. Identifikasi Masalah
Salah satu contoh media yang dapat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran, adalah dengan memanfaatan lingkungan sekolah. Guru harus mampu mengolah semua sarana yang ada di lingkungan sekolah tersebut karena dapat menjadi jembatan penentu keberhasilan dalam pengajaran ditentukan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini :
1. Siswa tunagrahita kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut kurang mendapatkan metode belajar dengan menggunakan sumber belajar lingkungan sekolah yang menarik, selama ini siswa tunagrahita hanya berkutik di kelas dengan metode ceramah oleh guru.
2. Guru hanya menjadi penyampai materi karena tuntutan pencapaian target program ( kurikulum ) yang harus diselesaikan dengan waktu yang terbatas di jam belajar di sekolah saja.
3. Sarana penunjang yang dimiliki sekolah tidak dimanfaatkan dengan maksimal. Pemanfaat lingkungan sekolah dapat menjadi hal yang menarik bagi siswa dan memberikan dorongan belajar yang baik. 4. Bagaimana pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekolah pada
pelajaran perkembangbiakan tumbuhan dalam mata pelajaran IPA.
C. Rumusan Masalah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan masalah yang akan diteliti dan untuk memperjelas arah dan batasan-batasan dalam penelitian ini, maka dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimana Pemanfaatan Sumber Belajar Lingkungan Sekolah Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Perkembangbiakan Tumbuhan Secara Vegetatif Alami Dalam Mata Pelajaran IPA Siswa Tunagrahita Kelas Lima SLB BC YPLAB Cibaduyut?”
(13)
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan kondisi nyata pembelajaran siswa tunagrahita kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA siswa tunagrahita kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut melalui pemanfaatan lingkungan sumber belajar di sekolah.
E. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini akan memberikan data yang empirik bagi kepentingan peningkatan prestasi belajar siswa tunagrahita kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :
Peneliti:
1. Memberikan pengalaman praktis mengidentifikasi permasalahan di kelas.
2. Mengembangkan kemampuan menemukan solusi terhadap permasalahan di kelas.
3. Memiliki gambaran pembelajaran IPA yang efektif untuk siswa.
Siswa:
1. Menumbuhkan minat serta motivasi belajar pada siswa.
2. Mengembangkan kemampuan menemukan dan melestarikan lingkungan belajar yang tepat untuk belajar.
3. Meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA.
Guru dan sekolah:
1. Memberikan masukan alternatif untuk meningkatakan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA.
2. Mendorong sekolah untuk mengembangkan sumber belajar lingkungan sekolah.
(14)
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Reseach ) atau disingkat dengan PTK. Di bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, PTK berkembang sebagai suatu penelitian terapan. Sebagai penelitian terapan, guru tetap melaksanakan tugasnya yaitu mengajar di kelas, tidak harus meninggalkan siswanya. Penelitian PTK ini diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sekaligus efektifitas kegiatan yang dilakukan guru di kelas. Suharsimi Arikunto ( 2006 : 3 ) menyatakan bahwa :
Penelitian tindakan kelas ( PTK ) adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar mengajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari gur yang dilakukan oleh siswa.
Secara garis besar terdapat empat tahapan yang dilalui dalam penelitian tindakan kelas yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanan, (3) pengamatan, (4) refleksi.
Penelitian tindakan kelas sangat membutuhkan kolaborasi dengan guru. Dalam pelaksanaan penelitian guru adalah pihak yang melakukan tindakan dan peneliti yang melakukan pengamatan terhadap proses berlangsungnya tindakan.
B.Definisi Operasional Variabel
1. Sumber Belajar
Sumber belajar adalah manusia, bahan, kejadian / perisrtiwa, setting, teknik yang membangun kondisi yang memberikan kemudahan bagi anak didik untuk belajar memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
(15)
(Sumartono, 1987:128) menjelaskan bahwa lingkungan sebagai sumber belajar juga berfungsi sebagai media pembelajaran. Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri karena gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didiknya.
Kebun sekolah berperan sebagai sumber belajar yang dapat dimanfaatkan (learning resources by utilization) untuk keperluan pembelajaran IPA, sehingga sumber belajar tersebut efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar siswa.
2. Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar. Program Pendidikan (GBPP) kelas V Sekolah Dasar dinyatakan : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains merupakan hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan, gagasan dan konsep-konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.
IPA (sains) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematik untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan Sains di SLB bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pendidikan Sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga
dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Serta yang paling terpenting dalam penelitian ini, siswa SLB BC YPLAB Cibaduyut dapat memahami materi lebih tentang perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami.
(16)
C.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. Disusun serta dirancang guna mengetahui perbedaan atau tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa tunagrahita kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut melalui lingkungan sekolah berupa media kebun sekolah.
Cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan akurat dari siswa, guru / kolaborator meneliti menggunakan instrumen berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang terdiri dari : satu RPP untuk pra siklus dan tiga RPP siklus. Instrumen lain yang digunakan adalah lembar observasi siswa dan lembar pengamatan kegiatan pembelajaran guru dan siswa.
D.Lokasi dan Subyek Penelitian
a. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa tunagrahita kelas lima SLB BC YPLAB di SLB BC YPLAB Cibaduyut yang beralamat di jalan Cibaduyut Raya, gang MA. majja no. 4 Kecamatan Cibaduyut Kota Bandung.
b. Subyek
Subyek dalam penelitian ini adalah enam orang siswa tunagrahita kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut, berikut identitas subyek penelitian :
1. Nama: D A
Jenis Kelamin: Perempuan
Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 9 Juli 2001 Alamat: Jln. Bojong Malaka Indah No. 56 2. Nama: R A
Jenis Kelamin: Laki - Laki
Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 27 Agustus 1998 Alamat: Kota Baru Jln. Sedap Malam Rt.02/05 3. Nama: R M
(17)
Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 24 November 1995 Alamat: Jln. Nyengseret Utara No.191 B Rt. 04/03 4. Nama: S
Jenis Kelamin: Perempuan
Tempat Tanggal Lahir: Tasik, 18 September 1999 Alamat: Jln. Cibaduyut Gg. H. Ipung 197 B 5. Nama: R P
Jenis Kelamin: Perempuan
Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 21 Juni 2001 Alamat: Jln. Cibaduyut Blok TVRI IV Rt. 04/03 6. Nama: D P
Jenis Kelamin: Laki-Laki
Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 8 Januari 1998 Alamat: Jln. Sukamenak Indah Blok A No. 08
E.Prosedur Penelitian
Untuk melihat alur penelitian yang dilakukan dan bagaimana langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang sebelumnya telah disebutkan. Secara operasional dijelaskan sebagai berikut :
a. Perencanaan ( planing )
Merupakan tahap awal untuk menyusun rencana tindakan berdasarkan permasalahan di lapangan seperti bahan atau materi pelajaran yang akan di berikan, media yang akan dipakai. Membuat pedoman observasi dan menyusun alat evaluasi. Assesmen dan observasi awal yang berkaitan dengan prestasi dan situasi belajar serta kemampuan awal siswa dilakukan pada tahap ini.
b. Tindakan ( acting )
Melaksanakan tindakan berupa pemanfaatan lingkungan sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami dalam pelajaran IPA. Dengan kompetensi yang diharapkan yaitu siswa dapat
(18)
menunjukkan serta mengambil contoh tumbuhan yang berkembangbiak secara vegetatif alami.
c. Pengamatan (Observing )
Dalam tahap ini pelaksanaan tindakan akan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disisapkan dengan tujuan menghasilkan data yang objektif dan akurat. Observasi akan dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran, meliputi aktivitas siswa, pengembangan materi dan hasil belajar.
d. Refleksi ( reflecting )
Data hasil observasi meliputi kegiatan analisis hasil pembelajaran siswa akan didiskusikan hingga dapat diketahui kelemahan dan kekurangan dari tindakan yang dilakukan maka refleksi dilakukan untuk melihat proses dan hasil tes pada tiap akhir siklus dan sekaligus menyusun rencana perbaikan pada siklus berikutnya.
Gambar 1 : Rangkaian Penelitian Tindakan Kelas Diadaptasi dari pendapat Kemmis dan Mc. Taggard ( Suharsimi : 117 )
Tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat di jelaskan sebagai berikut :
(19)
Siklus I
1. Rencana tindakan
Merancang tindakan untuk mengatasi masalah pembelajaran IPA di kelas. Dengan acuan hasil observasi awal, yaitu pemahaman konsep perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami dengan umbi lapis.
2. Tindakan
Kegiatan yang dilakukan adalah mencirikan perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami dengan umbi lapis. Serta mencari satu contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan umbi lapis dan menanamnya di kebun. Sebagai wujud memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran yang aktif untuk siswa.
3. Pengamatan
Peneliti membuat catatan pengamatan dari kegiatan pembelajran yang dilakukan guru serta keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pedoman observasi serta menilai hasil unjuk kerja siswa dan mengolah data hasil tes tersebut.
4. Refleksi
Data yang diperoleh berupa catatan proses kegiatan guru, siswa dan skor prestasi belajar yang nantinya akan menentukan tingkat keberhasilan rancangan pembelajaran pada identifikasi awal. Bila diketahui ada masalah yang belum terselesaikan maka akan ditentukan dan direvisi sebagai dasar strategi untuk siklus 2.
Siklus II
Setelah dilakukan kegiatan refleksi pada siklus 1 maka akan dirumuskan rencana pada siklus 2. Mencari dan menentukan hal yang dianggap perlu unuk diperbaiki dalam siklus 2. Pada pelaksanaan tindakan siklus 2 harus sudah mencerminkan perubahan dari tindakan yang kurang pada siklus 1, baik kegiatan guru maupun kegiatan siswa.
(20)
Membuat catatan pengamatan melalui pedoman observasi serta memeriksa hasil belajar. Data yang diperoleh berupa catatan kegiatan yang di interprestasikan kemudian dianalisis untuk menetukan rencana tindakan selanjutnya.
Perencanaan yang selajutnya dibicarakan dan dirangcang untuk kemudian sebagai dasar untuk pelaksanaan, hal yang harus dilakukan atau hal yang diperlukan untuk merancang kembali langkah-langkah pembelajaran pada siklus 3.
F. Metode Analisis Data
Data dikumpulkan melalui catatan observasi dan hasil catatan lapangan bersama mitra kolaborasi yaitu guru kelas. Catatan observasi digunakan untuk mengetahui perubahan pada setiap proses pembelajaran dan aktivitas siswa. Lalu data hasil observasi pembelajaran dianalisa bersama-sama mitra kolaborasi guru kelas, sedangkan hasil belajar siswa (evaluasi) dianalisis berdasarkan ketentuan belajar siswa. Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai, kemudian dilanjutkan dengan refleksi dampak dilaksanakannya PTK, sehingga mencapai tujuan dari penelitian ini yaitu meningkatkan prestasi belajr siswa.
(21)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan tentang pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami dalam mata pelajaran IPA siswa tunagrahita kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut dapat disimpulkan : Terdapat perubahan positif terhadap hasil belajar siswa kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut setelah menerapkan pembelajaran yang memanfaatkan sumber belajar lingkungan sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami dalam mata pelajaran IPA. Hal ini dibuktikan dari meningkatnya hasil belajar siswa pada tiap siklus yang dilaksanakan.
Terdapat perubahan dan peningkatan jumlah skor dalam evaluasi akhir belajar siswa tunagrahita kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut dalam mata pelajaran IPA.
Dari strategi pembelajaran yang digunakan di kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut, melalui penelitian pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami adalah pilihan yang tepat dalam mata pelajaran IPA. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami dalam mata pelajaran IPA adalah pembelajaran yang efektif bagi siswa tunagrahita kelas lima SLB YPLAB Cibaduyut.
(22)
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, ternyata pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekolah pada pembelajaran perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami dalam mata pelajaran IPA adalah pembelajaran yang efektif bagi siswa kelas lima SLB YPLAB Cibaduyut. Berkaitan dengan pernyataan tersebut dengan segala kerendahan hati izinkanlah peneliti untuk memberikan rekomendasi sebagai berikut : 1. Untuk guru kelas atau pengajar mata pelajaran IPA di kelas lima SLB
BC YPLAB Cibaduyut.
a. Dapat mengembangkan lebih lagi dalam pemanfaatan sunber belajar yang ada di lingkungan sekolah, sehingga dapat mengoptimalkan proses belajar mengajar di sekolah bagi seluruh siswa tunagrahita kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut
b. Memberikan penugasan-penugasan yang lebih variatif lagi agar aktifitas pembelajaran siswa lebih aktif dan kondusif dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkunga sekolah di SLB BC YPLAB Cibaduyut.
2. Untuk Kepala Sekolah SLB BC YPLAB Cibaduyut.
a. Mendorong seluruh guru untuk lebih menfungsikan kebun sekolah yang dalam pengamatan peneliti kurang di manfaatakan sebagai sumber belajar yang ada di sekolah di SLB BC YPLAB Cibaduyut.
b. Memberi penekanan pada guru untuk merancang proses pembelajaran yang lebih memacu minat belajar siswa, dengan menerapkan pembelajaran yang memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah yang dapat meningkatkan performa belajar siswa pada mata pelajaaran IPA.
3. Untuk peneliti selanjutnya.
a. Guna memperoleh hasil penelitian yang lebih teruji, maka penelitian ini perlu dikaji kembali dengan menggunakan populasi yang lebih luas dan variatif dengan tujuan memperoleh populasi yang lebih mewakili ( representatif ).
(23)
b. Pengujian dapat menggunakan mata pelajaran lain dengan sumber belajar yang terbadapat di sekolah.
(24)
Daftar Pustaka
Ambarwati, S dan Susilorini. (2007). Bertanam sayur-sayuran. Jakarta : PT Musi Perkasa Utama
Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
. . . (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Febru, E. (2011). Assesmen dan evaluasi. Malang : Aditya Media Publishing.
Hamdani. (2011). Dasar-dasar kependidikan. Bandung : Pustaka Setia.
Indar, D. (1990). Perencanaan pendidikan strategi dan implementasinya. Surabaya : Karya Abitama.
Moenta, P. (2003). Himpunan Prundang-undangan Republik
Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional ( SISDIKNAS ) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.
Bandung : Nuansa Aulia.
Nurhayati, N. (2009). Ringkasan Dan Bank Soal Pengetahuan Alam
Terpadu untuk SD. Bandung : Margahayu Permai.
Sugiono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan
R&D. Bandung : Alfabeta.
Syamsuddin, A. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdaya.
Takari, E. (2008). Penelitian Tindakan Kelas pada Kegiatan
Pengembangan Profesi Guru IPA. Bandung : PT Genesindo.
Yamin, M. (2010). Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta : Gaung Persada Press Jakarta.
(1)
Siklus I
1. Rencana tindakan
Merancang tindakan untuk mengatasi masalah pembelajaran IPA di kelas. Dengan acuan hasil observasi awal, yaitu pemahaman konsep perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami dengan umbi lapis. 2. Tindakan
Kegiatan yang dilakukan adalah mencirikan perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami dengan umbi lapis. Serta mencari satu contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan umbi lapis dan menanamnya di kebun. Sebagai wujud memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran yang aktif untuk siswa.
3. Pengamatan
Peneliti membuat catatan pengamatan dari kegiatan pembelajran yang dilakukan guru serta keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pedoman observasi serta menilai hasil unjuk kerja siswa dan mengolah data hasil tes tersebut.
4. Refleksi
Data yang diperoleh berupa catatan proses kegiatan guru, siswa dan skor prestasi belajar yang nantinya akan menentukan tingkat keberhasilan rancangan pembelajaran pada identifikasi awal. Bila diketahui ada masalah yang belum terselesaikan maka akan ditentukan dan direvisi sebagai dasar strategi untuk siklus 2.
Siklus II
Setelah dilakukan kegiatan refleksi pada siklus 1 maka akan dirumuskan rencana pada siklus 2. Mencari dan menentukan hal yang dianggap perlu unuk diperbaiki dalam siklus 2. Pada pelaksanaan tindakan siklus 2 harus sudah mencerminkan perubahan dari tindakan yang kurang pada siklus 1, baik kegiatan guru maupun kegiatan siswa.
(2)
Membuat catatan pengamatan melalui pedoman observasi serta memeriksa hasil belajar. Data yang diperoleh berupa catatan kegiatan yang di interprestasikan kemudian dianalisis untuk menetukan rencana tindakan selanjutnya.
Perencanaan yang selajutnya dibicarakan dan dirangcang untuk kemudian sebagai dasar untuk pelaksanaan, hal yang harus dilakukan atau hal yang diperlukan untuk merancang kembali langkah-langkah pembelajaran pada siklus 3.
F. Metode Analisis Data
Data dikumpulkan melalui catatan observasi dan hasil catatan lapangan bersama mitra kolaborasi yaitu guru kelas. Catatan observasi digunakan untuk mengetahui perubahan pada setiap proses pembelajaran dan aktivitas siswa. Lalu data hasil observasi pembelajaran dianalisa bersama-sama mitra kolaborasi guru kelas, sedangkan hasil belajar siswa (evaluasi) dianalisis berdasarkan ketentuan belajar siswa. Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai, kemudian dilanjutkan dengan refleksi dampak dilaksanakannya PTK, sehingga mencapai tujuan dari penelitian ini yaitu meningkatkan prestasi belajr siswa.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan tentang pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami dalam mata pelajaran IPA siswa tunagrahita kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut dapat disimpulkan : Terdapat perubahan positif terhadap hasil belajar siswa kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut setelah menerapkan pembelajaran yang memanfaatkan sumber belajar lingkungan sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami dalam mata pelajaran IPA. Hal ini dibuktikan dari meningkatnya hasil belajar siswa pada tiap siklus yang dilaksanakan.
Terdapat perubahan dan peningkatan jumlah skor dalam evaluasi akhir belajar siswa tunagrahita kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut dalam mata pelajaran IPA.
Dari strategi pembelajaran yang digunakan di kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut, melalui penelitian pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami adalah pilihan yang tepat dalam mata pelajaran IPA. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami dalam mata pelajaran IPA adalah pembelajaran yang efektif bagi siswa tunagrahita kelas lima SLB YPLAB Cibaduyut.
(4)
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, ternyata pemanfaatan sumber belajar lingkungan sekolah pada pembelajaran perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami dalam mata pelajaran IPA adalah pembelajaran yang efektif bagi siswa kelas lima SLB YPLAB Cibaduyut. Berkaitan dengan pernyataan tersebut dengan segala kerendahan hati izinkanlah peneliti untuk memberikan rekomendasi sebagai berikut : 1. Untuk guru kelas atau pengajar mata pelajaran IPA di kelas lima SLB
BC YPLAB Cibaduyut.
a. Dapat mengembangkan lebih lagi dalam pemanfaatan sunber belajar yang ada di lingkungan sekolah, sehingga dapat mengoptimalkan proses belajar mengajar di sekolah bagi seluruh siswa tunagrahita kelas lima SLB BC YPLAB Cibaduyut
b. Memberikan penugasan-penugasan yang lebih variatif lagi agar aktifitas pembelajaran siswa lebih aktif dan kondusif dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkunga sekolah di SLB BC YPLAB Cibaduyut.
2. Untuk Kepala Sekolah SLB BC YPLAB Cibaduyut.
a. Mendorong seluruh guru untuk lebih menfungsikan kebun sekolah yang dalam pengamatan peneliti kurang di manfaatakan sebagai sumber belajar yang ada di sekolah di SLB BC YPLAB Cibaduyut. b. Memberi penekanan pada guru untuk merancang proses
pembelajaran yang lebih memacu minat belajar siswa, dengan menerapkan pembelajaran yang memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah yang dapat meningkatkan performa belajar siswa pada mata pelajaaran IPA.
3. Untuk peneliti selanjutnya.
(5)
b. Pengujian dapat menggunakan mata pelajaran lain dengan sumber belajar yang terbadapat di sekolah.
(6)
Daftar Pustaka
Ambarwati, S dan Susilorini. (2007). Bertanam sayur-sayuran. Jakarta : PT Musi Perkasa Utama
Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
. . . (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Febru, E. (2011). Assesmen dan evaluasi. Malang : Aditya Media
Publishing.
Hamdani. (2011). Dasar-dasar kependidikan. Bandung : Pustaka Setia.
Indar, D. (1990). Perencanaan pendidikan strategi dan implementasinya. Surabaya : Karya Abitama.
Moenta, P. (2003). Himpunan Prundang-undangan Republik
Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional ( SISDIKNAS ) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.
Bandung : Nuansa Aulia.
Nurhayati, N. (2009). Ringkasan Dan Bank Soal Pengetahuan Alam
Terpadu untuk SD. Bandung : Margahayu Permai.
Sugiono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan
R&D. Bandung : Alfabeta.
Syamsuddin, A. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdaya.
Takari, E. (2008). Penelitian Tindakan Kelas pada Kegiatan
Pengembangan Profesi Guru IPA. Bandung : PT Genesindo.
Yamin, M. (2010). Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta : Gaung Persada Press Jakarta.