S PKN 1201877 Chapter3

(1)

Revina Fatimah, 2016

PENGGUNAAN METOD E BERCERITA D ALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN NASIONALISME PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|

perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian ini adalah Kelas VIII-A SMPN 1 Kadipaten yang terletak di Jln. Raya Malangbong No. 52 Kecamatan Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian dilakukan semester genap tahun 2016/2017. Alasan Pemilihan sekolah ini adalah karena SMPN 1 Kadipaten dalam pra penelitian menunjukan adanya nasionalisme yang rendah sehingga penulis tertarik untuk memilih sekolah ini. 2. Partisipan Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah peserta didik kelas VIII-A dengan jumlah murid sebanyak tiga puluh tujuh orang, yang terdiri dari dua puluh orang siswi perempuan dan tujuh belas orang siswa laki-laki, dan guru PPKn SMP Negeri 1 Kadipaten.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian mengacu pada strategi keseluruhan yang dipilih untuk mengintegrasikan berbagai komponen penelitian dengan koheren dan logis untuk memastikan efektifitas pemecahan masalah penelitian. Hasil penelitian akan maksimal jika penelitian sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya . agar penelitian ini berjalan dengan lancar dan sesuai dengan hasil yang maksimal, maka peneliti menyusun tahap-tahap penelitian sebagai berikut.

1. Tahap Perizinan

Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu meminta izin kepada pemegang otoritas dari lokasi tempat penelitian yang telah dipilih menjadi objek penelitiannya. Adapun perizinan tersebut ditempuh dan dikeluarkan oleh :

a. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Ketua Departemen Pendidikan Kewarganegaraan untuk mendapatkan surat rekomendasi untuk disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.


(2)

Revina Fatimah, 2016

PENGGUNAAN METOD E BERCERITA D ALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN NASIONALISME PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|

perpustakaan.upi.edu

b. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Pembantu dekan I atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada rektor UPI.

c. Dengan membawa surat rekomendasi dari UPI, peneliti meminta izin penelitian kepada SMP Negeri 1 Kadipaten untuk memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

d. Setelah mendapatkan izin kemudian peneliti melakukan penelitian di tempat yang telah ditentukan yaitu SMP Negeri 1 Kadipaten.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian a. Tahap Perencanaan

Setelah melakukan studi pendahuluan, peneliti dan guru mitra telah mengetahui permasalahan yang ada dikelas. Dari studi pendahuluan maka peneliti dan guru mitra menyusun rancangan penelitian dan solusi dari permasalahan. b. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan peneliti melakukan wawancara dengan siswa dan guru mitra mengenai penggunaan metode bercerita dalam pembelajaran PKn. Peneliti melaksanakan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode bercerita. Sebelum melakukan pelaksanaan penerapan metode ini peneliti sebelumnya membuat RPP dan skenario pembelajaran, membuat lembar observasi dan membuat format wawancara guru dan peserta didik.

3. Tahap Analisis Data

Proses analisi data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersdia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan dan sebagainya. Menurut patton (dalam Moleong 2002, hlm. 103) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan dasar.

Data yang diperoleh dilapangan diolah dan dianalisis secara intensif untuk mencari keabsahan data dan kebenaran guna menjawab berbagai permasalahan yang menjadi fokus penelitian.


(3)

Revina Fatimah, 2016

PENGGUNAAN METOD E BERCERITA D ALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN NASIONALISME PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|

perpustakaan.upi.edu

Pada tahap penyusunan laporan, penulisanlaporan harus mengacu pada sistematika yang telah ditetapkan sehingga laporan tersebut dapat tersaji secara runtut dan mudah dipahami. Peneliti menyusun semua data dan temuan di lapangan yang telah dianalisis. Laporan yang dibuat peneliti adalah skripsi yang kemudian dipertanggungjawabkan pada sidang skripsi.

C. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Moleong (2007, hlm. 6) menjelaskan, bahwa penelitian kualitatif adalahpenelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialamioleh subjek penelitian secara holistik (utuh) dan dengan cara deskripsi dalambentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah, serta dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah yang salah satunya bermanfaat untuk keperluan meneliti dari segi prosesnya.

Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian bertujuan untuk mencari data secara merata dari siswa secara komprehensif tentang meningkatkan rasa Nasionalisme siswa. Dengan demikian, mereka dapat memperoleh pengetahuan tentang nasionalisme dengan cara yang menyenangkan.

Moleong (2008, hlm. 9) kembali menjelaskan, dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama dengan menggunakan metode penelitian yang meliputi pengamatan,wawancara dan penelaahan dokumen. Data-data yang akan dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar. Senada dengan Moleong, Andi (2010, hlm. 15) mengungkapkan bahwa, metode kualitatif sangat mengutamakan manusia sebagai instrumen penelitian, sebab mempunyai adaptabilitas tinggi hingga senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah selama penelitian itu.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan satu jenis penelitian yang


(4)

Revina Fatimah, 2016

PENGGUNAAN METOD E BERCERITA D ALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN NASIONALISME PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|

perpustakaan.upi.edu

dilakukan guru sebagai pengelola program pendidikan. Menurut kasbolah (1998, hlm. 13) penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam berbagai bentuk kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya untuk guru dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan (Wibawa, 2004, hlm. 3). Sedangkan Arikunto mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Metode penelitian tindakan kelas dilakukan untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas VII-A SMP Negeri I Kadipaten dengan menggunakan metode bercerita untuk meningkatkan nasionalisme siswa.

Metode penelitian tindakan kelas dipilih karena penelitian ini dianggap efektif untuk dapat meningkatkan nasionalisme dalam pembelajaran PKn di kelas sehingga dianggap tepat digunakan karena dalam penelitian tindakan kelas terdapat beberapa siklus yang dapat membuat peneliti mengetahui perubahan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran yang dilakukan di kelas.

D. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Rencana pelaksanaannya terdiri dari 3 siklus, setiap siklus dilakukan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Hal ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil yang telah dicapai dalam upaya penggunaan metode bercerita untuk meningkatkan nasionalisme siswa.


(5)

Revina Fatimah, 2016

PENGGUNAAN METOD E BERCERITA D ALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN NASIONALISME PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|

perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Model Pembelajaran Tindakan kelas (Sumber : Arikunto, hlm. 16, 2010) 1. Setting Penelitian

Perencanaan SIKLUS I

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan Perencanaan

Refleksi SIKLUS II

SIKLUS III

Pelaksanaan

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan


(6)

Revina Fatimah, 2016

PENGGUNAAN METOD E BERCERITA D ALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN NASIONALISME PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|

perpustakaan.upi.edu

Penelitian akan dilaksanakan di kelas VIII-A SMPN I Kadipaten, direncanakan dalam kurun waktu minggu kedua sampai minggu keempat bulan Januari 2015.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian tindakan kelas yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi permasalahan nasionalisme dalam pembelajaran PKn dan alternatif pemecahan masalah. Setelah itu peneliti dengan terlebih dahulu melakukan langkah-langkah yaitu dengan menyusun instrumen penelitian berupa: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan cerita, beberapa gambar, lembar observasi, dan instrumen penelitian.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahapan ini dilakukan tindakan berupa proses pembelajaran, pengumpulan data hasil wawancara dan lembar observasi.

c. Pengamatan

Pada tahapan ini dilakukan observasi untuk mengumpulkan informasi tentang tindakan yang dilakukan peneliti. Pengamat dapat memperoleh data dan subjek, baik dengan berkomunikasi verbal ataupun tidak. tujuan observasi adalah untuk memperoleh berbagai data konkret secara langsung di lapangan atau tempat penelitian. Observasi juga dilakukan untuk mengamati kegiatan siswa selama penelitian berlangsung.

d. Refleksi

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya intervensi tindakan. Refleksi juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan tim peneliti dalam penelitian tindakan, demikian pula bagi personil lain yang dilibatkan dalam proses refleksi. Dengan


(7)

Revina Fatimah, 2016

PENGGUNAAN METOD E BERCERITA D ALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN NASIONALISME PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|

perpustakaan.upi.edu

refleksi ini para subyek sasaran (pelaku kegiatan program, seperti guru, siswa, dan kepala sekolah) yang terlibat dalam penelitian tindakan, mempunyai banyak kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kritis mereka.

E. Instrumen Penelitian 1. Peneliti Sendiri

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri sebagai pengumpul data utama, karena peneliti adalah manusia dan hanya manusia yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya, serta mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan. Oleh karena itu, peneliti juga berperan serta dalam pengamatan atau participant observation (Moleong, 2007, hlm. 9). Sedangkan menurut Nasution (2003, hlm. 55) menjelaskan bahwa tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama dalam penelitian kualitatif, karena segala sesuatunya belum mempunyai kepastian dan masih perlu dikembangkan lebih lanjut. Sehingga, hanya peneliti itu sendiri sebagai alat yang dapat mencapainya.

Dalam penelitian ini observasi dilakukan secara langsung dimana peneliti melihat bagaimana kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita untuk meningkatkan nasionalisme siswa. Jadi dalam penelitian ini peneliti datang di kelas untuk melihat dan terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Disini peneliti hanya mengamati, menanyakan dan mendengarkan segala hal yang berhubungan dengan metode bercerita dan menuliskan data-data yang mendukung penelitian.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah lembar kerja yang berfungsi untuk mengobservasi dan mengukur tingkat keberhasilan atau ketercapaian tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar dikelas. Lembar observasi dan pengamatan langsung ini digunakan pula sebagai pengecekan data. Sehingga data yang didapatkan di lapangan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.


(8)

Revina Fatimah, 2016

PENGGUNAAN METOD E BERCERITA D ALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN NASIONALISME PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|

perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini penulis menggunakan lembar observasi untuk melihat dan mengamati jalannya pembelajaran di kelas apakah sudah sesuai dengan indikator yang diterapkan. Lembar observasi juga digunakan sebagai pengukur keberhasilan terhadap metode yang diterapkan penulis yaitu metode bercerita dalam pembelajaran PKn untuk meningkatkan nasionalisme siswa.

3. Lembar Wawancara

Lembar wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat atau reaksi peserta didik tentang penggunaan metode bercerita, dan untuk mengetahui kreativitas guru dalam menggunakan metode bercerita dalam pembelajaran PKn untuk meningkatkan nasionalisme siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi atau Survey Lapangan

Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2002 hlm, 133) Metode Observasi dalam penelitian ini berisi catatan yang menggambarkan bagaimana aktivitas anak dalam pembelajaran melalui lembar pengamatan.

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran dari pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan guru mitra dalam menerapkan metode bercerita dikelas untuk meningkatkan nasionalisme. Maka dari itu pengamat dapat menilai kegiatan pembelajaran melalui lembar observasi yang sudah dibuat sehingga dapat mengamati proses belajar antara lain: perilaku siswa, keaktifan siswa dalam bercerita, dan partisipasi dalam kegiatan pembelajaran.

Teknik pengumpulan data dengan dangan cara observasi bermanfaat untuk mengurang jumlah pertanyaan, misalnya untuk melihat kebersihan rumah kelas tidak perlu dipertanyakan tetapi cukup dilakukan observasi,mengukur kebenaran jawaban responden pada wawancara, dilakukan dengan observasi, untuk memperoleh data yang tidak dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket. 2. Wawancara


(9)

Revina Fatimah, 2016

PENGGUNAAN METOD E BERCERITA D ALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN NASIONALISME PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|

perpustakaan.upi.edu

Menurut Moleong (2002, hlm. 135), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviuer) yang mengajukan sejumlah pertanyaan, dan diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban itu. Wawancara dipergunakan untuk memperoleh informasi atau data berupa ucapan, pikiran, gagasan, perasaan, dan kesadaran sosial. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat pengumpulan data yang berbentuk pertanyaan yang diajukan secara langsung kepada informan dan responden ditempat penelitian.

Pada tahap penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan guru mitra yang mengajar PKn di kelas VII-A dan beberapa siswa. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan pendidik maupun peserta didik tentang metode yang diterapkan juga tanggapan mengenai pembelajaran PKn itu sendiri.

3. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan lapangan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002, hlm. 206). Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa LK, daftar nilai anak, angket. Untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan kelompok anak dan suasana kelas ketika aktivitas belajar berlangsung digunakan dokumentasi foto.

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Semua data yang diperoleh melalui observasi, mengalami proses analisis sebagai berikut triangulasi, penyederhanaan data, dan menyimpulkan data. Miles dan Herberman (dalam Putra, 2009, hlm. 53) menetapkan langkah-langkah yang dapat dilakukan, yaitu (1) mereduksi data, dengan cara pemilahan dan konversi data yang muncul di lapangan (2) penyajian data, yaitu dengan merangkai dan menyusun informasi dalam bentuk satu kesatuan, selektif dan dipahami, dan (3) perumusan dalam simpulan, yakni dengan melakukan tinjauan ulang di lapangan


(10)

Revina Fatimah, 2016

PENGGUNAAN METOD E BERCERITA D ALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN NASIONALISME PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|

perpustakaan.upi.edu

untuk menguji kebenaran dan validitas makna yang muncul di sana. Hasil yang diperoleh diinterprestasikan, kemudian disajikan dalam bentuk naratif.

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti membuat rangkuman, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan pola, serta membuang yang dianggap tidak perlu. Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesisifk dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya, serta mencari data tambahan jika diperlukan. Semakin lama peneliti berada di lapangan, jumlah data akan semakin banyak, semakin kompleks dan rumit. Untuk itulah diperlukan reduksi data sehingga data tidak betumpuk dan mempersulit proses analisis selanjutnya.

Dalam tahap ini, peneliti memilih data untuk mengetahui tanggapan pendidik maupun peserta didik tentang metode bercerita yang diterapkan juga tanggapan mengenai pembelajaran PKn itu sendiri. Selain itu data tambahan juga diperlukan seperti wawancara dengan guru dan beberapa peserta didik tentang proses pembelajaran.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian (display) data. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori, diagram alur (flow chart), dan lain sejenisnya. Penyajian data dalam bentuk- bentuk tersebut akan memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya.

Pengamatan aktivitas berupa informasi umum tindakan guru dan peserta didik menggunakan format observasi dengan penskoran dan deskripsi data. Adapun penskoran dan deskripsi data. Adapun penskorannya sebagai berikut.

Skor 4 = Sangat Baik Skor 3 = Baik Skor 2 = Cukup


(11)

Revina Fatimah, 2016

PENGGUNAAN METOD E BERCERITA D ALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN NASIONALISME PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|

perpustakaan.upi.edu

Skor 1 = Kurang

Presentase aktivitas guru = perolehan skor/ seluruh aktifitas x 100%.

Persentase aktifitas peserta didik = perolehan skor/ seluruh aktifitas x 100%. Persentase nasionalisme peserta didik = Perolehan Skor/Seluruh aktifitas x 100%. Setelah dipersentasikan kemudian hasilnya diklasifikasikan dengan kriteria penilaian berikut.

Tabel 3.1

Klasifikasi Kegiatan Guru dan Siswa

Rentang Skor Kriteria

≥ 80% Sangat Baik

60% - 79,9 % Baik

40% - 59,9% Cukup

20% - 39,9% Kurang

Sumber ( Arikunto, 2008, hlm. 218)

Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian. Penampilan atau display data yang baik dan jelas alur pikirnya merupakan hal yang sangat diharapakan oleh setiap peneliti. Display data yang baik merupakan satu langkah penting menuju tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing Verification)

Langkah berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data. Kesimpulan awal


(12)

Revina Fatimah, 2016

PENGGUNAAN METOD E BERCERITA D ALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN NASIONALISME PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|

perpustakaan.upi.edu

yang dikemukan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti- bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi data. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali ke lapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel.

Penarikan kesimpulan menurut Miles dan Huberman dalam ( Sugiyono, 2012, hlm. 252) bahwa:

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti nyata yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Sejak awal pengumpulan data, peneliti sebaiknya mulai memutuskan antara data yang mempunyai makna dengan data yang tidak diperlukan atau tidak bermakna. Pada langkah verifikasi ini peneliti sebaiknya masih tetap terbuka untuk menerima masukan data. Bahkan pada langkah verifikasi ini sebagian peneliti juga masih kadang ragu-ragu meyakinkan dirinya apakah dapat mencapai kesimpulan pada tingkat final, di mana langkah pengumpulan data dinyatakan telah berakhir. Ketika peneliti terjun ke lapangan, biasanya mereka mendapatkan bahwa sebenarnya banyak bentuk dan ragam gejala atau informasi yang ditemui, tetapi tidak semua data dapat diproses atau diambil sebagai pendukung fokus penelitian, atau mengarah pada tercapainya kesimpulan.

Melalui tahap-tahap di atas, penulis memperoleh data secara lengkap mengenai penggunaan metode bercerita dalam pembelajaran PKn untuk meningkatkan nasionalisme siswa. Dengan mengacu pada pendapat di atas, maka proses validasi data yang dilakukan adalah melalui teknik versi Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2012 hlm. 168-171), yaitu:


(13)

Revina Fatimah, 2016

PENGGUNAAN METOD E BERCERITA D ALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN NASIONALISME PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|

perpustakaan.upi.edu

a. Member-check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dan angket dari narasumber, apakah keterangan atau informasi, atau penjelasan itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya dan data itu diperiksa kebenarannya. Dalam penelitian ini peneliti memeriksa kembali informasi data yang diperoleh dari narasumber baik itu guru maupun siswa dimulai dari siklus pertama hingga siklus terakhir sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

b. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis yang anda sendiri timbulkan dengan membandingkan dengan hasil orang lain, misalnya mitra peneliti lain yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama. Peneliti memeriksa atau melakukan pengecekan data dari berbagai sumber yang telah ada sebagai pembanding.

c. Audit trail, memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau pengamat mitra penelitian lainnya. Hal ini berguna apabila peneliti akan meretrieve informasi atau data yang ada, atau waktu persiapan laporan. Semua catatan atau data yang didapatkan oleh peneliti dilapangan harus melalui tahap pengecekan terlebih dahulu karena semua data yang akan diolah harus akurat.

d. Expert opinion, yaitu pengecakan terakhir terhadap temuan-temuan penelitian oleh pakar yang profesional di bidang ini, yakni dosen pembimbing. Pada tahapan akhir ini dilakukan perbaikan, modifikasi, atau penghalusan berdasarkan arahan atau opini pakar (pembimbing), selanjutnya analisis yang dilakukan akan meningkatkan derajat kepercayaan penelitian yang dilakukan. Arahan dari pembimbing sebagai expert opinion kepada peneliti dalam penelitian ini berperan sangat penting karena arahan dan koreksi dari pembiming membuat penelitian menjadi lebih sempurna dan lebih dapat dipertanggungjawabkan.


(14)

Revina Fatimah, 2016

PENGGUNAAN METOD E BERCERITA D ALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN NASIONALISME PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|

perpustakaan.upi.edu

e. Key responder review, yakni meminta salah seorang atau beberapa mitra peneliti atau orang yang hendak mengetahui tentang penelitian tindakan kelas, untuk membaca draft awal laporan penelitian dan meminta pendapatnya. Sebagai peneliti tentu saja tidak lepas dari kesalahan sehingga dalam penelitian ini peneliti menyertakan beberapa rekan untuk memantau dan mengawasi dari awal hingga akhir penelitian.


(1)

Revina Fatimah, 2016

PENGGUNAAN METOD E BERCERITA D ALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN NASIONALISME PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Menurut Moleong (2002, hlm. 135), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviuer) yang mengajukan sejumlah pertanyaan, dan diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban itu. Wawancara dipergunakan untuk memperoleh informasi atau data berupa ucapan, pikiran, gagasan, perasaan, dan kesadaran sosial. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat pengumpulan data yang berbentuk pertanyaan yang diajukan secara langsung kepada informan dan responden ditempat penelitian.

Pada tahap penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan guru mitra yang mengajar PKn di kelas VII-A dan beberapa siswa. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan pendidik maupun peserta didik tentang metode yang diterapkan juga tanggapan mengenai pembelajaran PKn itu sendiri.

3. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan lapangan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002, hlm. 206). Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa LK, daftar nilai anak, angket. Untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan kelompok anak dan suasana kelas ketika aktivitas belajar berlangsung digunakan dokumentasi foto.

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Semua data yang diperoleh melalui observasi, mengalami proses analisis sebagai berikut triangulasi, penyederhanaan data, dan menyimpulkan data. Miles dan Herberman (dalam Putra, 2009, hlm. 53) menetapkan langkah-langkah yang dapat dilakukan, yaitu (1) mereduksi data, dengan cara pemilahan dan konversi data yang muncul di lapangan (2) penyajian data, yaitu dengan merangkai dan menyusun informasi dalam bentuk satu kesatuan, selektif dan dipahami, dan (3) perumusan dalam simpulan, yakni dengan melakukan tinjauan ulang di lapangan


(2)

Revina Fatimah, 2016

PENGGUNAAN METOD E BERCERITA D ALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN NASIONALISME PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

untuk menguji kebenaran dan validitas makna yang muncul di sana. Hasil yang diperoleh diinterprestasikan, kemudian disajikan dalam bentuk naratif.

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti membuat rangkuman, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan pola, serta membuang yang dianggap tidak perlu. Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesisifk dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya, serta mencari data tambahan jika diperlukan. Semakin lama peneliti berada di lapangan, jumlah data akan semakin banyak, semakin kompleks dan rumit. Untuk itulah diperlukan reduksi data sehingga data tidak betumpuk dan mempersulit proses analisis selanjutnya.

Dalam tahap ini, peneliti memilih data untuk mengetahui tanggapan pendidik maupun peserta didik tentang metode bercerita yang diterapkan juga tanggapan mengenai pembelajaran PKn itu sendiri. Selain itu data tambahan juga diperlukan seperti wawancara dengan guru dan beberapa peserta didik tentang proses pembelajaran.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian (display) data. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori, diagram alur (flow chart), dan lain sejenisnya. Penyajian data dalam bentuk- bentuk tersebut akan memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya.

Pengamatan aktivitas berupa informasi umum tindakan guru dan peserta didik menggunakan format observasi dengan penskoran dan deskripsi data. Adapun penskoran dan deskripsi data. Adapun penskorannya sebagai berikut.

Skor 4 = Sangat Baik Skor 3 = Baik Skor 2 = Cukup


(3)

Revina Fatimah, 2016

PENGGUNAAN METOD E BERCERITA D ALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN NASIONALISME PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Skor 1 = Kurang

Presentase aktivitas guru = perolehan skor/ seluruh aktifitas x 100%.

Persentase aktifitas peserta didik = perolehan skor/ seluruh aktifitas x 100%. Persentase nasionalisme peserta didik = Perolehan Skor/Seluruh aktifitas x 100%. Setelah dipersentasikan kemudian hasilnya diklasifikasikan dengan kriteria penilaian berikut.

Tabel 3.1

Klasifikasi Kegiatan Guru dan Siswa

Rentang Skor Kriteria

≥ 80% Sangat Baik

60% - 79,9 % Baik

40% - 59,9% Cukup

20% - 39,9% Kurang

Sumber ( Arikunto, 2008, hlm. 218)

Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian. Penampilan atau display data yang baik dan jelas alur pikirnya merupakan hal yang sangat diharapakan oleh setiap peneliti. Display data yang baik merupakan satu langkah penting menuju tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing

Verification)

Langkah berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data. Kesimpulan awal


(4)

Revina Fatimah, 2016

PENGGUNAAN METOD E BERCERITA D ALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN NASIONALISME PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang dikemukan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti- bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi data. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali ke lapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel.

Penarikan kesimpulan menurut Miles dan Huberman dalam ( Sugiyono, 2012, hlm. 252) bahwa:

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti nyata yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Sejak awal pengumpulan data, peneliti sebaiknya mulai memutuskan antara data yang mempunyai makna dengan data yang tidak diperlukan atau tidak bermakna. Pada langkah verifikasi ini peneliti sebaiknya masih tetap terbuka untuk menerima masukan data. Bahkan pada langkah verifikasi ini sebagian peneliti juga masih kadang ragu-ragu meyakinkan dirinya apakah dapat mencapai kesimpulan pada tingkat final, di mana langkah pengumpulan data dinyatakan telah berakhir. Ketika peneliti terjun ke lapangan, biasanya mereka mendapatkan bahwa sebenarnya banyak bentuk dan ragam gejala atau informasi yang ditemui, tetapi tidak semua data dapat diproses atau diambil sebagai pendukung fokus penelitian, atau mengarah pada tercapainya kesimpulan.

Melalui tahap-tahap di atas, penulis memperoleh data secara lengkap mengenai penggunaan metode bercerita dalam pembelajaran PKn untuk meningkatkan nasionalisme siswa. Dengan mengacu pada pendapat di atas, maka proses validasi data yang dilakukan adalah melalui teknik versi Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2012 hlm. 168-171), yaitu:


(5)

Revina Fatimah, 2016

PENGGUNAAN METOD E BERCERITA D ALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN NASIONALISME PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Member-check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dan angket dari narasumber, apakah keterangan atau informasi, atau penjelasan itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya dan data itu diperiksa kebenarannya. Dalam penelitian ini peneliti memeriksa kembali informasi data yang diperoleh dari narasumber baik itu guru maupun siswa dimulai dari siklus pertama hingga siklus terakhir sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

b. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis yang anda sendiri timbulkan dengan membandingkan dengan hasil orang lain, misalnya mitra peneliti lain yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama. Peneliti memeriksa atau melakukan pengecekan data dari berbagai sumber yang telah ada sebagai pembanding.

c. Audit trail, memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau pengamat mitra penelitian lainnya. Hal ini berguna apabila peneliti akan meretrieve informasi atau data yang ada, atau waktu persiapan laporan. Semua catatan atau data yang didapatkan oleh peneliti dilapangan harus melalui tahap pengecekan terlebih dahulu karena semua data yang akan diolah harus akurat.

d. Expert opinion, yaitu pengecakan terakhir terhadap temuan-temuan penelitian oleh pakar yang profesional di bidang ini, yakni dosen pembimbing. Pada tahapan akhir ini dilakukan perbaikan, modifikasi, atau penghalusan berdasarkan arahan atau opini pakar (pembimbing), selanjutnya analisis yang dilakukan akan meningkatkan derajat kepercayaan penelitian yang dilakukan. Arahan dari pembimbing sebagai expert opinion kepada peneliti dalam penelitian ini berperan sangat penting karena arahan dan koreksi dari pembiming membuat penelitian menjadi lebih sempurna dan lebih dapat dipertanggungjawabkan.


(6)

Revina Fatimah, 2016

PENGGUNAAN METOD E BERCERITA D ALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN NASIONALISME PESERTA D ID IK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

e. Key responder review, yakni meminta salah seorang atau beberapa mitra peneliti atau orang yang hendak mengetahui tentang penelitian tindakan kelas, untuk membaca draft awal laporan penelitian dan meminta pendapatnya. Sebagai peneliti tentu saja tidak lepas dari kesalahan sehingga dalam penelitian ini peneliti menyertakan beberapa rekan untuk memantau dan mengawasi dari awal hingga akhir penelitian.