KETERAMPILAN SOSIAL SOCIAL SKILLS KEPALA (1)

KETERAMPILAN SOSIAL (SOCIAL SKILLS) KEPALA DAERAH
KABUPATEN SAMPANG DALAM RESOLUSI KONFLIK ANTARA
JAMA’AH SYIAH DAN SUNNI
Abdurahman
Email: abdurahman.unair@gmail.com

ABSTRACT

This study attempts to analyze and comprehend the social skills (social
skills) of the regent head of Sampang in conflict resolution between Shia and
Sunni members from the perspective of critical theory, especially on the various
forms of action and policy making in accordance with the resolution made by the
head of the regency of Sampang and the resistance against Shiite group given by
almost all members of the community there. The study found that more than a
belief issue, or as a result of community pressure or even family conflict, this
conflict is actually the impact of the location being remotely isolated and the lack
of the community’s education level where this conflict took place. Moreover, the
interests of the political support distorting where the conflict actually came from
will be parsed to find the most suitable and appropriate action to deal with this
situation of social change. As a leader, the head of a regency should possess
tolerance, high social sensitivity and empathy towards the people he leads and

understands the concerns and aspirations of the society. A regent heads should
also not distinguish religious backgrounds of his citizens so as to create a
harmonious relationship between the leader and the people led to create a social
integrity in a community. Unfortunately, this ability does not manifest in
Sampang regent leader in relation to building conflict resolution between these
two religious streams and hence .up to date, the Shiite members are still living in
the relocation site in Rusunawa Puspa Agro Sidoarjo.

Keyword : Social skills, Leadership, and Conflict Resolution

1

Pendahuluan
Indonesia

sebagai

negara

kota-kota besar tapi harus merata ke


dasarnya

dapat

setiap pelosok desa. Tidak kalah

mengalami potensi kerawanan akibat

pentingnya adalah kompetensi yang

keanekaragaman

suku

bangsa,

harus dimiliki Kepala Daerah benar-

bahasa,


ras

etnis

benar teruji untuk dapat merangkul

kesatuan

pada

agama,

dan

golongan. Hal tersebut merupakan

setiap

faktor yang berpengaruh terhadap


secara adil. Penyelesaian

potensi

yang

timbulnya

konflik

kelompok

sering

atau

golongan

berujung


tindakan

meluasnya konflik akhir-akhir ini,

selama ini di tanah air disebabkan

merupakan suatu pertanda bahwa

pula ketidak mampuan pemerintah

tingkat pendidikan dan pengetahuan

untuk bersikap secara adil dalam

di dalam masyarakat masih sangat

mendistribusikan

rendah,


karena

amati

terhadap semua golongan. Lemahnya

semakin

tinggi

atau

keterampilan sosial (Social Skills)

pengetahuan di suatu entitas maka

yang dimiliki pemerintah pusat dan

semakin


daerah

kita

pendidikan

tinggi

juga

rasa

sehingga

yang

pada

sosial. Dengan semakin marak dan


jika

kekerasan

konflik

terjadi

sumber-sumber

menyebabkan

toleransinya, begitupun sebaliknya

konflik terus terjadi dimana-mana

semakin rendah tingkat pendidikan

dan resolusi konflik yang bersifat


dan pengetahuan maka rasa toleransi

hegemoni.

untuk menerima perbedaan semakin
rendah.

Paling tidak

Tindakan

kekerasan

yang

pemerintah

mengatasnamakan agama sering kali


harus meningkatkan kualitas sumber

diterjemahkan oleh sebagian orang

daya manusia tidak hanya berpusat di

sebagai

2

legal

doctrine

yang

dilaksanakan. Kekerasan atas nama

agama


agama dapat diterjemahkan sebagai

penilaian yang dibuat (subyektif)

kekerasan yang melibatkan agama

nilai

sebagai premium variant. Kekerasan

kepada agamanya sendiri dan agama

adalah suatu atau keadaan yang

sendiri selalu dijadikan kelompok

mengandung kekuatan, tekanan dan

patokan, sedangkan lawan dinilai

paksaan. Begitu sensitifnya persoalan

menurut

agama

Perbedaan Suku dan Ras Pemeluk

bagi

khususnya

masyarakat
Sampang,

Madura
sehingga

lawannya.

tertinggi

Agama.

Dalam

selalu

patokan

Tidak

diberikan

itu,

dapat

skala

Kedua.

dipungkiri

konflik sosial, politik, hukum dan

bahwa perbedaan ras dan agama

persoalan ekonomi kemudian para

memperlebar

pelakunya melibatkan agama untuk

antar bangsa. Perbedaan suku dan ras

mendapatkan dukungan emosional

ditambah dengan perbedaan agama

dari

menjadi penyebab lebih kuat untuk

kelompok

yang

sepaham

(Moqoyyidin, 318-319: 2011).
Hendropuspito

jurang

menimbulkan

(2000:1)

permusuhan

perpecahan

antar

kelompok dalam masyarakat, Ketiga.

mengemukakan bahwa paling tidak

Perbedaan

ada empat hal pokok sebagai sumber

Perbedaan budaya dalam kelompok

konflik sosial yang bersumber dari

masyarakat yang berbeda agama di

agama. Pertama. Perbedaan Doktrin

suatu tempat atau daerah ternyata

dan Sikap Mental. Setiap pihak

sebagai faktor pendorong yang ikut

mempunyai gambaran tentang ajaran

mempengaruhi terciptanya konflik

agamanya, membandingkan dengan

antar kelompok agama di Indonesia,

ajaran agama lawan, memberikan

Keempat. Masalah Mayoritas dan

penilaian atas agama sendiri dan

minoritas

3

Tingkat

golongan

Kebudayaan.

Agama.

Fenomena konflik sosial mempunyai

menjalankan aktifitas keagamaan.

aneka

Dibawah ini tabel dimana proses

penyebab

masyarakat

tetapi

agama

dalam
pluralitas

rekonsilasi

yang

dibangaun

penyebab terdekat adalah masalah

menghasilkan pengusiran terhadap

mayoritas dan minoritas golongan

kelompok syiah.

agama.

Tabel 1.1.rekonsiliasi konflik konflik
syiah sunni Kab. Sampang
No
Tgl/thn
Rekonsilisasi
Pertemuan antara
Kapolres
Sampang
Ka.
Bakesbangpol
Sampang
Kh.
26 Juli
Tajul Muluq dan
1
2011
Tokoh
Masyarakat Desa
Bulu’uran Kec.
Karang Penang
di
Mapolres
Sampang.
Pertemuan
Silaturahim
dalam
rangka
09
hari Raya Idul
2 September Fitri
keluarga
2011
besar K. Tajul
dan K. Rois di
Mapolres
Sampang.
Pertemuan
Pejabat Pemprov
Jatim, Forpimda
Sampang,
Pengurus IJABI
11 April
3
Pusat serta K.
2011
Tajul Muluk di
Rumah Makan
Agis Jl. Letjen
Sudirman
Surabaya.
Pertemuan
07 April
4
Forpimda
2011
Sampang, MUI

Setting

scenario

planning

untuk mengaburkan konflik agama di
Sampang tersebut terlihat jelas dalam
berbagai rekonsiliasi yang dilakukan
pemerintah
Sampang,

daerah
tindakan

kabupaten
diskriminatif

terhadap kelompok yang berlatang
belakang apapun tidak dibenarkan
dalam pandangan UUD maupun
dalam konteks kehidupan beragama
dan bersosial, hanya saja sebagian
elit

poltik

yang

haus

terhadap

keabadian

kekuasaan

cenderung

mengukur

bahwa

untuk

mempertahankan dan mendapatkan
sebuah kekuasan halal melakukan
tindakan

apapun

termasuk

berlindung

dibalik

kekejaman

terhadap hak dasar orang untuk

4

5

6

7

8

9

10

24
Oktober
2012, 04
Novemebr
2012,
08 Mei
2013

16 Maret
2013
10 Mei
2013

10 Mei
2013

20 juni
2013

tidak terlepas dari keterlibatan para

Sampang, Ketua
DPRD Sampang,
Muspika Omben
dan
Tokoh
Ulama Omben di
Aula
Mini
Pemkab
Sampang.
Surat pernyataan
jama’ah
Syiah
bersedia kembali
keajaran semula.

penyelengara

negara

yang

seharusnya menjadi negosiator malah
ikut terlibat dalam memperkeruh
keadaan

konflik.

laporan

The

Sebagaimana

Wahid

Institute

kebebasan beragama dan toleransi
Pertemuan
Bupati Sampang
dengan
Ulama
Bassra.
Pertemuan
Satgas
penyelesaian
konflik sosial.
Pertemuan
Forpimda
Sampang.
Aksi
Unras
Masyarakat Desa
Karang Gayam
Kec. Omben dan
Desa Bulu’uran
Kec.
Karang
Penang
Kab.
Sampang.
Kegiatan
Istighozah
Ulama
Semadura
dan
Pengusiran
Pengungsi dari
GOR
Tenis
Sampang

di Indonesia, sejak tahun 2005 dalam
Muqoyyidin (2012: 317) misalnya,
menyebutkan dua hal yang selalu
menjadi

aktor

pelanggaran

kebebasan beragama: (1) institusi
negara

(termasuk

kementerian,

badan-badan negara, polisi, kantor
pengadilan,

tentara,

dan

juga

pemerintah daerah, desa, kecamatan,
kabupaten/kota dan provinsi); dan (2)
intoleransi atas dasar agama dan
keyakinan,
negara,

yang pelakunya

tetapi

juga

bisa

kelompok-

kelompok masyarakat. Pola yang

Sumber: diolah dari Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Sampang.

seperti inilah yang kerap melahirkan

Pristiwa kekersan yang terus

gesekan yang ujungnya lahir suasana

terjadi diberbagai tempat dinegeri ini

disharmony dalam wujud konflik.
Oleh karena itu Kepala Daerah

5

Kabupaten

sebagai

yang lebih elegan untuk menjaga

legal

integritas kerukunan antara umat

formal yang diharuskan memiliki

berkeyakinan sehingga konflik bisa

kemampuan untuk bertindak flexible

dihindari apalagi kelompok minoritas

sehingga ketentraman dan keamanan

membutuhkan

dari warganya dalam menjalankan

jaminan

segala aktifitas baik ekonomi, politik,

menjalankan aktifitas keyakinannya

sosial dan agama atau keyakinan bisa

dengan tenang dan nyaman tidak

terjamin tanpa ada gangguan, serta

merasa diganggu oleh kelompok

kerukunan antar kelompok sosial

mayoritas,

bukan

bisa dibina dengan baik dengan

hegemony

atau

menggunakan kewenangan Kepala

kehendak atas kelompok mayoritas

Daerah secara terampil.

dengan memanfatkan kewenangan

pemimpin

Sampang
tertinggi

Konflik

secara

yang

terjadi

Kabupaten

Sampang

penangananya

tidak

terlepas

di

dan

perlindungan
keamanan

kekuasaan

dan
dalam

dengan

cara

memaksakan

Kepala

Daerah,

dalam

sebagaimana teori hegemony yang

dari

dipopulerkan oleh Gramsci (Link

interpensi kekuasaan, sehingga konflik

internasional journal of socialist

tersebut tidak dipengaruhi hanya satu

renewal, diakses pada tanggal 8 Mei

persoalan keyakinan yang menyebabkan

2014).
permaslahan semakin sulit diurai akar

Gramsci (Link internasional
permalahanya. bahwa kelompok syiah

journal of socialist renewal, diakses
yang

merupakan

masyarakat
pada

tanggal

8

Mei

2014)

minoritas di Kabupaten Sampang,
menekankan
dimana

seharusnya

bahwa etika dalam

pemerintah
melaksanakan

sebuah

tidak

sertamerta

kekuasaan

daerah bertindak dengan cara-cara

6

bisa

bahwa

kebenaran tidak dapat diterapkan

kelompok minoritas yang dianggap

begitu saja dari atas kebawah, tetapi

sesat

harus melalui dialog yang konkrit

serangan dari kelompok lain yang

dan simpatik dengan kelompok-

merupakan kelompok mayoritas di

kelompok yang sedang mengalami

Kabupaten Sampang, tidak hanya itu

ketegangan,

tindakan

tindakan

hegemony

meninggal

Kepala

dunia

akibat

Daerah

yang

refresif yang melibatkan penerapan

mengusir paksa kelompok Ust. Tajul

koersi dan penipuan maka nilai-nilai

Muluk tersebut merupakan tindakan

yang menjadi tuntunan dalam sistem

tanpa nilai-nilai yang seharusnya

sosial

didialogkan

masyarakat

tidak

akan

secara

konkrit

dan

tersampaikan, perbedaan-perbedaan

simpatik sebagaimana dikemukakan

harus dipahami secara konfrehensif

dalam

sehingga konsen dapat diraih dalam

diatas.

sistem masyarat demokratis yang

Conflict resoluion syiah-sunni

terjadi dalam konflik di Kabupaten
Sampang
arogansi

sebagaimana
yang

ditunjukkan

teori

hegemony

Gramsci

Hal-hal yang perlu menjadi

sikap

perhatian dan dikembangkan dalam

oleh

penyelesaian

Kepala Daerah dengan mengatakan

kemampuan

bahwa ada aliran sesat yang dianut

prangkat untuk merangkul semua elit

dan disebarkan oleh Ust. Tajul

yang terlibat dalam konflik berbau

Muluk

dari

SARA. Seperti halnya penyelesaian

mengakibatkan

konflik yang dilakukan oleh kepala

memancing

masyarakat

dan

pembakaran

rumah

reaksi

dan

konflik
soft

skills

dengan
sebagai

tempat

daerah kabupaten Sampang antara

ibadah, konflik semakin berkembang

jama’ah syiah dan sunni dengan

setahun kemudian yang menyebatkan

pendekatan teori keterampilan sosial

7

(social skills) berdasarkan 4 aspek

keamanan,

social skills yaitu social perception

kerohanian),

(persepsi sosial), conceptual skills

buruk

(keterampilan

terhadap perbedaan, serta hubungan

interpersonal

konseptual),
skills

interpersonal),

(keterampilan

dan

sosial

berdasarkan

yang

yang

tidak

lemah.

toleran

Pemecahan

hanya

dilakukan

tanpa pendekatan persuasif akan sulit

didapatkan

temuan

keterampilan

melalui pendekatan legal formal

Dari beberapa temuan di
yang

dan

sikap

yang

konflik

behavioral

flexibility (fleksibilitas prilaku).

lapangan

dan

pengakuan

memberikan

empiris,

solusi

yang

dapat

diterima oleh semua pihak. Yulk

observai, dan teoritis keterampilan

(2007)

menjelaskan

bahwa social

sosial (social skills) Kepala Daerah

perception merupakan

kemampuan

Kabupaten Sampang dalam resolusi

pemimpin

konflik antara jama’ah Syiah dan

kebutuhan

Sunni sebagaimana berikut:

masalah yang dihadapi oleh para

Social perception

pengikut atau konstituennya. Dalam

Konflik antarmanusia terus

penelitian

untuk
dasar

ini

memahami
dan

masalah-

ditemukan

bahwa

Kepala

Daerah

terjadi di berbagai belahan bumi ini,

kemampuan

terutama

Kabupaten Sampang sebagai seorang

konflik

yang

disebabkan

intra-agama,

oleh
seperti

pemimpin

formal

tidak

mampu

dikemukakan oleh William Uray

memahami persoalan konflik intra-

dalam Lewicki dkk. (2013:268).

agama tersebut sebagai bagian dari

Konflik dapat terus terjadi karena

kebutuhan dasar kerohanian yang

tiga faktor, yaitu kebutuhan dasar

perlu

yang

sebagaimana telah diatur dalam UUD

tidak

terpenuhi

(misal,

8

dilindungi

dan

dijamin

Pasal 28E, bahwa setiap orang bebas

pascakonflik terhadap aliran yang

memeluk

dianggap sesat tersebut. Mereka

agama

dan

beribadat

menurut agamanya, dan setiap orang

diakui

berhak atas kebebasan meyakini

menjalankan

kepercayaan,

seperti

menyatakan

pikiran

dan

difasilitasi
kegiatan

yang

untuk

keagamaan

sehari-hari

mereka

dan sikap, sesuai dengan nuraninya.

lakukan, asalkan tidak di wilayah

Bahkan, hak kemerdekaan pikiran,

Sampang atau Madura. Itu yang

nurani, dan hak beragama merupakan

berdampak bahwa pada akhirnya

salah satu hak yang tidak dapat

mereka

dikurangi dalam keadaan apapun,

Rusunawa Puspa Agro Sidoarjo.

seperti ketentuan pada pasal 28I ayat

Prinsip

1 UUD 1945.

proses

paksa

ke

penanggulangan

konflik sosial adalah melindungi

Sejauh yang peneliti temukan
selama

direlokasi

wawancara

hak-hak dasar bagi setiap individu

dan

termasuk hak dasar berkeyakinan.

observasi, Kepala Daerah Kabupaten

Penting

Sampang kurang maksimal dalam

pemimpin

memahami persoalan konfilk intra-

perbedaan

agama, ditambah lagi pernyataan

terhadap segala bentuk gejolak yang

yang

tindakan

timbul di lingkungannya. Dengan

perlawanan dari pihak yang merasa

melihat kejadian konflik di Sampang

didiskriminasi,

pada

memancing

bahwa

kegiatan

sekali

bagi

untuk
dan

tahun

seorang
memahami

pemikiran

2012,

kritis

tampaklah

keagamaan yang terjadi pada saat itu

kelemahan-kelemahan

adalah sesat dan menyesatkan. Akan

Daerah dalam mencegah konflik

tetapi, hal itu bertolak belakang

untuk semakin bereskalasi, yang

dengan rekonsiliasi yang dilakukan

mencegah adanya pihak yang merasa

9

Kepala

terisolir

dan

disudutkan

dengan

Katz dan Mann dalam Yulk

memanfaatkan pemaksaan kekuasaan

(2010)

seorang pemimpin.

konseptual

Berbagai
membuat

propaganda

orang-orang

memaknai

keterampilan

sebagai

sebuah

kemampuan analisis secara universal,

sangat

logis

dan

kemampuan

terpengaruh dengan isu ideologi yang

memformulasikan problem

tidak menghormati kemanusiaan. Hal

solving dalam

ini

kebijakan

perubahan sosial di lingkungannya.

dan

dilegitimasinya

Dalam penelitian ini diketahui bahwa

Dalam

studi Resolusi

memunculkan

diskriminatif
kekerasan.

kemampuan

mengantisipasi

Kepala

Daerah

Damai Konflik Kontemporer yang

Kebupaten Sampang dalam resolusi

ditulis oleh Sumner, Gurr, Mitchell

konflik antara jama’ah Syiah dan

dalam Miall (2000), keadaan tersebut

Sunni

dikatakan sebagai kondisi “dilema

resolusi terhadap konflik intra agama

keamanan.”

sama

tersebut sudah efektif. Hal ini dapat

dengan yang dirasakan dan dihadapi

diidentifikasi dari rekonsiliasi yang

kelompok Syiah yang dipropaganda

dilakukan dengan berbagai pihak

sebagai

untuk dapat melindungi kelompok

Hal

aliran

dibenturkan

tersebut

sesat

dengan

sehingga

aspek

dalam

memformulasikan

legal

Syiah yang diserang oleh ribuan

formal sebagai legitimasi dari sebuah

warga Sunni. Walaupun pada saat itu

tindakan relokasi, sehingga ruang

masih ada seorang korban dari pihak

kompromi dan akomudasi semakin

Syiah, tetapi tindakan pengamanan

sempit dan menjenuhkan.

yang diinstruksikan oleh Kepala

Conseptual Skills

Daerah Kabupaten Sampang untuk
segera melindungi semua jama’ah
10

Syiah

agar

tidak

ada

korban

melekat

dalam

diri

seorang

berjatuhan lagi akibat serangan yang

pemimpin jika dihadapkan dengan

begitu besar dari warga di lokasi

konflik sosial, yakni agar ia mampu

konflik. Tindakan relokasi sementara

dengan segera melakukan tindakan

ke GOT Tenis Sampang pada saat itu

pencegahan dan negosiasi terhadap

di anggap tepat dan merupakan

pihak-pihk

tindakan relokasi paling logis dan

dalam konflik. Dengan seperti itu

realistis.

masyarakat merasa terjamin, aman,

Formulasi relokasi terhadap

yang

dan terlindungi

berkepentingan

hak-haknya

dari

jama’ah Syiah sudah dikoordinasikan

seorang pemimpin yang memiliki

dengan semua elemen masyarakat,

kemampuan tersebut. Boleh dibilang,

para

pemerintah

Kepala Daerah Kabupaten Sampang

provinsi dan pemerintah pusat. Jika

dalam konteks penanganan konflik

pada saat itu tindakan relokasi tidak

yang terjadi antara jama’ah Syiah

segera diambil, maka otomatis akan

dan

semakin banyak korban berjatuhan

memformulasikan conflict

dari kelompok syiah yang sudah

resolution secara logis, realistis dan

dikepung dengan berbagai senjata

aanlisa secara universal terhadap

tajam. Memang tugas dari seorang

gangguan

pemimpin sebagaimana dikatakan

sudah maksimal dan relevan dengan

oleh Yulk (2013) di

keadaan sosial di lingkunganya yang

tokoh

ulama,

adalah: disturbance

antaranya

mayoritas

handler

Sunni

sosial

dalam

dilingkungannya

masyarakat

Sunni.

role (peran penyelesaian gangguan)

Relokasi tersebut dilakukan demi

dan negotiator

tercapainya kondusivitas daerah.

role (peran

negosiator). Dua hal tersebut harus

11

yang sifatnya legal formal atau

Interpesonal Skills

berupa tindakan hukum, Miall (2000)
Keterampilan

interpersonal
mengatakan, seharusnya komunikasi

Katz dan Mann dalam Yulk (2010)
penyelesaian

konflik

dilakukan

merupakan pengetahuan mengenai
dengan

cara non-zero-sum yaitu

prilaku individual sehingga mampu
pendekatan yang melihatkan sebuah
memahami

perasaan,

sikap

dan
konflik sebagai keadaan, di mana

keinginan, empati, kepekaan sosial
kedua belah pihak dapat memperoleh
dan sikap diplomatis dari seorang
hasil
pemimpin.

Dalam

informasi

dan

penelitian

atau

dua-duanya

tidak

ini
mendapatkan hasil yang diinginkan,

observasi

yang
dan kemudian seoarang pemimpin

ditemukan menunjukkan bahwa tidak
membantu

pihak-pihak

yang

ada rasa empati yang ditunjukkan
berkonflik

mengalami

perubahan

oleh seorang kepala daerah terhadap
kehidupan sosial yang positif atau
para korban konflik. Hal tersebut
lebih baik. Hal ini bertolak belakang
dapat dilihat dari sikap Kepala
dengan teori-teori diatas, yang telah
Daerah Sampang yang tidak pernah
ditunjukan

oleh

Kepala

Daerah

mau melihat kondisi para korban
Kabupaten

Sampang

dalam

konflik secara langsung, baik pada
membangun komunikasi rekonsiliasi
saat berada di GOR Tenis Sampang
yang tidak pernah mau mengundang
maupun

setelah

dipindah

ke
secara khusus para korban konflik

Rusunawa Puspa Agro Sidoarjo.
untuk mendegarkan langsung apa
Komunikasi

seharusnya
yang sebenarnya mereka butuhkan

dilakukan

dengan

pendekatansebagai masyrakat beragama.

pendekatan persuasif, tidak sekdadar

12

Tindakan
dilakukan

sebaliknya

oleh

Kepala

Syiah. Program Bedah Rumah yang

Daerah

mencapai 502 paket di dua desa di

Kabupaten Sampang, sebagaimana

mana

disampaikan

(2000),

sebagai

dengan

penyerang

oleh

Maill

penyelsaian

konflik

membantu

pihak-pihak

konflik

tersebut

bonus

dianggap

terhadap

korban

para

konflik.

Jika

yang

dilihat dari kondisi sosial, ekonomi,

dialami

dan pendidikan, sebenarnya yang

sebagai sebuah situasi keuntungan

jauh lebih membutuhkan adalah

bagi diri sendiri dan kerugian bagi

korban konflik.

merasakan

situasi

yang

orang lain, sehingga pihak mayoritas

Tindakan

tidak

berempati,

selalu mendominasi dan pihak lain

kepekaaan

menjadi terdiskriminasi. Pendekatan

maksimal dan buruknya kemampuan

ini disebut sebagai zero-sum.

komunikasi Kepala Daerah Sampang

Di

saat

mengkritik

sosial

yang

tidak

semua

orang

dalam resolusi konflik yang terjadi

ketidakadilan

yang

antara jama’ah Syiah dan Sunni

ditunjukkan oleh Kepala Daerah

berakibat

Kabupaten

sikap

terselesaikanya penaganan konflik

korban

tersebut secara permanen sampai

apatisme

Sampang
terhadap

dan
para

terhadap

tidak

konflik, di sisi lain pemerintah Pusat

sekarang.

melalui Menpera dan pemerintah

konflik

Daerah Sampang melalui program

memprihatinkan. Mereka harus hidup

bedah

yang

dalam keterbatasan dan tekanan batin

tersebut

yang tinggi dan harus menghidupi

rumah,

di

mana

menikmati

program

merupakan

orang-orang

sebelumnya

menyerang

yang

semua

jama’ah

Kondisi
di

para

korban

pengungsian

sangat

keluarga

dengan

menggantungkan diri pada bantuan

13

pemerintah dan kepedulian orang

kemauan seseorang berkaitan dengan

lain.

mengakomodasi kondisi situasional

Behavioral Flexibility

di lingkungan yang dipimpinnya.

Kritikan

keras

Kepala

Daerah

konflik

Syiah

terhadap

Sampang
dan

Hal ini sering disebut dengan sefl

dalam

kemampuan

yang

mewaspadai prilaku dan pengaruh

disampaikan oleh berbagai pihak,

bagi orang lain. Dari data yang

baik perseorangan maupun institusi

didapat dalam penelitian ini, Kepala

kemanusiaan, menyebutkan bahwa

Daerah

Kepala Daerah Kabupaten Sampang

berkaitan

terlalu mengikuti kehendak para

kepentingan dari kelompok yang

tokoh ulama yang secara tegas

berkonflik tidak bisa melakukan

melarang

tersebut

sendiri. harus bekonsolidasi dengan

berkembang di Pulau Garam dan

para tokoh masyarakat dan ulama

ancaman akan menghabisi kelompok

sebagai informal leader di kalangan

tersebut jika kembali ke kampung

masyarakat Madura. Setiap tindakan

halaman. Mereka hanya bisa kembali

dan relokasi yang dilakukan sebagai

dengan satu syarat, yaitu kembali

tindakan pencegahan sementara agar

menjalankan ajaran masyarakat di

konflik tidak terus-menerus terjadi

sekitar dan berjanji di atas kertas

akibat penolakan dari para tokoh

bermaterai

ulama merupakan kemampuan dan

aliran

bahwa

Sunni

monitoring, yaitu

Syiah

tidak

akan

menyebarkan paham Syiah tersebut.

merupakan

fleksibilitas
kemampuan

akomodasi

Sampang
setiap

tindakan yang efektif dari Kepala

Yukl (2007) menyebutkan
bahwa

kabupaten

Daerah Kabupaten Sampang dan

prilaku

juga sikap yang tidak membalas

dan

pernyataan keras yang dilontarkan

14

para penggiat kemanusiaan. Kritikan

dikemukakan Yukl, Kepala Daerah

yang dilontarkan dianggap sebagai

Kabupaten

kritikan yang tidak berdasar dan

dengan akomodasi kelompok yang

tidak

berkonflik

mengetahui

karakter

Sampang

sudah

berkaitan

menjalankan

masyarakat Sampang baik secara

peranannya secara maksimal karena

kultural maupun struktural.

rekonsiliasi yang dilakukan sudah

Propaganda yang juga sering

dikoordinasikan

dengan

semua

muncul dalam konflik intra-agama di

kelompok yang berhubungan dengan

Kabupaten

yang

konflik Syiah dan Sunni, misalnya

negatif,

relokasi dari GOR Tenis yang kurag

memperpanjang dan memperkeras

manusiawi karena tidak ada bilik

konflik sosial yang berlarut-larut,

cinta yang memadai, kamar mandi

selalu ditujukan kepada pemimpin

yang terbatas dan air bersih yang

yang harus memiliki sikap waspada

tidak mencukupi, sehingga inisiatif

terhadap perubahan dan situasi di

untuk

lingkunganya,

Puspa Agro Sidoarjo yang lebih

Sampang,

menghasilkan

citra

kadang

juga

bisa

merelokasi

berfungsi sebagai motivasi untuk

representatif

melakukan

merupakan

tindakan

pencegahan

ke

dan
tindakan

Rusunawa

akomodatif
yang

harus

konflik yang ditafsirkan satu sama

diakui sebagai sebuah formulasi

lain sebagai suatu ancaman bagi para

kebijakan yang baik.

pihak yang tidak mengerti situasi

Penutup

sosial

yang dihadapi oleh para

Dalam

pemimpin.

data

ini

menyimpulkan bahwa keterampilan

Dilihat dari segi korelasi
antara

Penelitian

dan

teori

sosial (social skills) Kepala Daerah

seperti

15

Kabupaten Sampang dalam resolusi

perception,

konflik antara jama’ah Syiah dan

interpersonal

Sunni

yang

perception,

conceptual

skills,

skills,

dan

meliputi

social

behavioral

conseptual

skills,

Pengembangan

flexibility.
tersebut

interpersonal skills dan behavioral

diharapkan dapat

flexibility masih kurang efektif dan

persoalan konflik antara jama’ah

maksimal,

Syiah dan Sunni,

terutama

pada

unsur

memecahkan

yang bisa

social perception, dan interpersonal

dilakukan melalui pendidikan, dan

skills, sehingga perlu ditingkatkan

pelatihan secara berkelanjutan.

melalui pendidikan dan pelatihan,

2. Para pembuat keputusan yang

terutama

bagaimana

melakukan

analisis,

komunikasi,

formulasi

memiliki wewenang di bidang
Pengembangan

Sumber

Daya

kebijakan resolusi konflik, dan cara

Manusia khususnya para Kepala

mengendalikan diri dalam resolusi

Daerah

konflik bernuansa SARA.

LEMHANAS
lembaga

Saran
Beberapa

seperti

saran

direkomendasikan

yang

dapat

terkait

hasil

Sumber

sosial (social skills) Kepala Daerah

Daya

mempunyai

Kabupaten

perhatian

pendidikan

khusus

sosial (social

diharapkan

Manusia

memberi

memasukkan

Sampang

lembaga-

yang

kepala

dalam resolusi konflik adalah:
Daerah

dan

konsentrasi dalam Pengembangan

penelitian ini terhadap keterampilan

1. Kepala

Pendidikan

daerah

harus
dan

terhadap
dengan

keterampilan
skills)

dalam

memformulasikan resolusi konflik

meningkatkan kemampuan social

dan

16

demi

menjamin

kualitas

pemimpin-pemimpin daerah itu

mengubah mindset dari social

sendiri.

disharmony ke social integrity.

3. Penting bagi Pemerintah Daerah,
Provinsi

dan

Pusat

untuk

memperhatikan lebih serius lagi
pembangunan

pola

pikir

masyarakat di daerah konflik,
dengan membangun pendidikan,
kesehatan,

perekonomian

dan

infrastruktur jalan yang lebih baik
agar masyarakat lebih terbuka dan
mandiri. Pemerintah juga perlu
segera

memikirkan

permanen

untuk

para

solusi
korban

konflik yang sekarang direlokasi
ke

Rusunawa

Puspa

Agro

Sidoarjo.
4. Sementara

untuk

masyarakat

korban konflik dan yang berada di
lokasi konflik, diharapkan para
ulama

dan

tokoh

masyarakat

sama-sama berpikir secara terbuka
dan saling menjaga rasa toleransi,
demi

17

DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Bupati Sampang: 2014.
Tentang Penetapan Satuan
Tugas Penelesaian Konflik
Desa
Karang
Gayam
Kecamatan Omben Dan Desa
Blu’uran Kecamatan Karang
Penang Kabupaten Sampang
No.188/88/Kep/434.013/2014
Tanggal 5 Februari 2014.

Sumber Referensi :
Badan

Perencanaan
dan
Pembangunan
Daerah
Kabupaten Sampang 2014.
Kebijakan
dan
Strategi
Pembangunan/Rehabilitasi
Pasca Kerusuhan Sosial
Kecamatan Omben Dan
Karang Penang. 2014.

Labolo, Muhadam. 2011. Dinamika
Demokrasi,
Politik,
dan
Pemerintah Daerah. Jakarta:
PT Indeks.

Badan Pusat Statistik Kabupaten
Sampang 2013. Sampang
dalam angka. 2013.

Lewicki J. Roy, Barry Bruce,
Saunders M. David 2013.
Negotiatio (terjemahan edisis
ke 6, Hamdan, Yusuf)
Negosiasi. Jakata: Salemba
Humanika.

Gramsci. 2014. hegemony. (online)
tersedia dalam http://www.
Link internasional journal of
socialist renewal, diakses
tanggal 8 mei 2014.
BAPPENAS.
2014.
Strategi
Penanggulangan Kemiskinan
dan Kerawanan Konflik
Daerah Tertinggal, (online)
tersedia
dalam
http://www.bappenas.go.id.
diakses 19 Januari 2014.

LAPORAN PUBLIK. 2014. Tim
Temuan dan Rekomendasi
Syiah
Sampang
2014.
(online)
tersedia
dalam
http://www.komnasperempua
n.or.id. diakses pada tanggal
01 maret 2014.

Hendropuspito. 2000. Sebab Konflik
Masyarakat
beragama.,
Volum 15 N0. 1. Jurnal pelita
zaman, 2000.
Harian

Kabar Madura. 2013.
Perdamaian
Syiah-Sunni
Terbukti
Rekayasa.
27
September 2013.

Harian

Kabar Madura. 2013.
Kunjungan SBY di Sampang
Semoga
Bukan
Untuk
Kepentingan
Politis.
5
Desember 2013.

LEMHANNAS. 2012 . Membangun
Kerukunan Umat Beragama
Guna
Terujudnya
Harmonisasi
Kehidupan
Masyarakat dalam Rangka
Ketahanan Nasional. Jurnal
SOSBUD RI Edisi ke 14
2012.
Munawar, Sofian. 2003. Politisasi
Sara Dari Masa Orba Ke
Masa Transisi Demokrasi.
Jakarta: ISAI.
Moleong, Lexy J. 2013. Metode
Penelitian Kualitatif (Edisi
18

Revisi).
Bandung:
Remaja Rosda Karya.

PT.

Soemarman.
2013.
Conflict
Management & Capacity
Building For Profesional
Development. Jakarta: Elex
Media Komputindo.

Muqoyyidin, Wahyu Andik, 2012.
Potret Konflik Bernuansa
Agama
di
Indonesia
(Signifikansi Model resolusi
Berbasis
Teologi
Transformatif). Jurnal analisis
studi keislaman IAIN Raden
Lampung Volum XII, Nomor
2, Dewember 2012.

Sugiono. 2012. Metode Penelitian
Pendidikan
pendekatan
Kualitatif, Kuantitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumitro 2013. Konflik dalam
Teminologi Ilmiah 2013.
(online)
tersedia
dalam
http://eprints.uny.ac.id.
di
akses 12 maret 2014.

Naskah akademis RUU 2011.
Kerukunan umat beragama.
Agustus
2011.
(online)
tersedia
dalam
http://www.elsam.or.id/.
diakses pada tanggal 26
februari 2014.

Suprapto 2013. Revitalisasi Nilainilai Kearifan Lokal bagi
Upaya Resolusi Konflik.
Jurnal
IAIN
Walisongo
Mataram. Mei 2013.

Nindyawinona,
Winny,
2008.
Pengaruh
Keterampilan
Emosi (Emotional Skills) dan
Keterampilan Sosial (Social
Skills) Terhadap Efektifitas
Kepemimpinan Perempuan
Dilingkungan
Pemerintah
Surabaya.
Universitas
Airlangga.

Tri Yogi Fitri, Rahmantyo.2012.Upaya
Peningkatan
Kemampuan
Resolusi
Konflik
Melalui
Bimbingan Kelompok Bagi
Siswa Kelas X-logam SMK
Negeri 1 kalasan. (online)
tersedia
dalam

http://eprints.uny.ac.id.
diakses pada tanggal 12 maret
2014.

Yukl, Garry. 2010. Kepemimpinan
Dalam Organisasi (Edisi Ke
Lima,
Terjemahan
Indonesia).
Jakarta:
PT
Indeks.

Undang-undang Republik Indonesia.
2012. Tentang Penanganan
Konflik sosial N0 7 tahun
2012.

Sunyoto, Danang.
2013. Teori,
Kuesioner, dan Analisis Data
SDM. Yogyakarta: Center for
Academic Publishing Service
(CAPS).

Undang-Undang Otonomi Daerah.
2004. No.32 Tahun 2004.
Wirawan. 2013. Kepemimpinan
(Teori, Psikologi, Prilaku
Organisasi, Aplikasi dan
Penelitian). Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Soeharto, Bambang W.
2013.
Menangani
Konflik
di
Indonesia. Jakarta: Kata
Hasta Pustaka.

Wikipedia. 2014. Bupati Dalam
konteks Otonomi Daerah di
19

Indonesia. 2014. (online)
tersedia
dalam
http://id.wikipedia.org/wiki/B
upati. di akses 13 Mei 2014.

20

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANWANGI MALANG

37 211 19

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

KOMPETENSI SOSIAL PADA REMAJA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PASKIBRA DAN TIDAK MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PASKIBRA

5 114 59

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA DESA KUBULIKU JAYA KECAMATAN BATU TULIS KABUPATEN LAMPUNG BARAT DALAM PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DESA

13 91 69

THE EFFECTIVENESS OF THE LEADERSHIP'S ROLE AND FUNCTION OF MUHAMMADIYAH ELEMENTARY SCHOOL PRINCIPAL OF METRO EFEKTIVITAS PERAN DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH METRO

3 69 100

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN ASUPAN MAKAN PADA LANSIA DI UPTD PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA TRESNA WERDHA KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

7 47 92