Analisa Politik Luar Negeri docx

Analisa Politik Luar Negeri

Adhitya Choirul Latif D0412004

Jurusan Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2014
1)Konsep politik luar negeri dan kebijakan luar negeri dalam
konteks negara Indonesia Beserta berbedaan diantara keduanya.

Jika ditinjau dari pengertiannya politik luar negeri merupakan ciri
khas, karakteristik ideologis, perilaku sebuah negara dengan negara lain di
dunia. Politik luar negeri merupakan paradigma besar yang dianut sebuah
negara dalam memandang dunia internasional, dan karenanya politik luar
negeri cenderung bersifat tetap (Arif, 2014). Sementara, dalam UndangUndang (UU) Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri, Politik
Luar Negeri dijelaskan sebagai kebijakan, sikap, dan langkah Pemerintah
Republik Indonesia yang diambil dalam melakukan hubungan dengan
negara lain, organisasi internasional, dan subyek hukum internasional
lainnya dalam rangka menghadapi masalah internasional guna mencapai

tujuan nasional (Kemenlu, Tugas Kementerian Luar Negeri, 2009).
Politik luar negeri pada dasarnya merupakan identitas tetap sebuah
negara dalam upaya hubungan luar negerinya, dimana hubungan luar
negeri menurut konteks negara Indonesia merupakan setiap kegiatan yang
menyangkut aspek regional dan internasional yang dilakukan oleh
Pemerintah di tingkat pusat dan daerah, atau lembaga-lembaganya,
lembaga negara, badan usaha, organisasi politik, organisasi masyarakat,
lembaga swadaya masyarakat, atau warga negara Indonesia (Kemenlu,
Tugas Kementerian Luar Negeri, 2009). Identitas dari politik luar negeri
suatu negara umumnya dapat dilihat dari landasan politik luar negeri
negara tersebut. Dalam konteks negara indonesia ketiga landasan tersebut
ialah landasan idiil, konstitusional, dan operasional yang termaktub dalam
pancasila, UUD 1945, dan rumusan konkrit politik luar negeri itu sendiri.
Berbeda dengan politik luar negeri, kebijakan luar negeri merupakan
strategi implementasi yang diterapkan dengan varian yang terkandung
pada pendekatan gaya dan keinginan pemerintah terpilih. Dalam wilayah ini
pilihan-pilihan diambil dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan
(finansial dan sumber daya) yang dimiliki. Maka itu kemudian kebijakan
luar negeri akan bergantung kepada politik luar negeri.
Kebijakan luar negeri umumnya bergerak secara dinamis mengikuti

perkembangan situasi internal maupun eksternal sebuah negara dimana
kebijakan luar negeri merupakan susunan rencana strategis sebuah negara
yang kemudian disesuaikan dengan arah politik luar negeri suatu negera.
Kebijakan luar negeri yang dijalankan oleh pemerintah suatu negara
bertujuan untuk mencapai kepentingan nasional masyarakat suatu negara,
walaupun dalam hal ini kepentingan nasional suatu negara juga turut
ditentutakan oleh era kepemerintahan masing-masing pemimpin negara
(Yanyan Mochamad, 1994).

2)Penjelasan mengenai dasar hukum politik luar negeri Indonesia
dan contoh konkret implementasinya
Dasar hukum politik luar negeri Indonesia merupakan ketiga landasan
pembentuk politik luar negeri indonesia, yaitu landasan idiil, landasan
konstitutsional, dan landasan operasional. Dimana dalam perumusannya,
arah politik luar negeri indonesia haruslah sesuai dengan pedoman yang
tercantum dalam ketiga landasan tersebut.
Landasan idiil politik luar negeri Indonesia, yaitu Pancasila. Pancasila
dikenal sebagai dasar negara bangsa Indonesia yang terdiri dari lima sila.
Kelima sila tersebut menjelaskan mengenai pedoman dasar bagi
pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara yang ideal dan mencakup

seluruh sendi kehidupan manusia (Alami, 2008).
Sebagai contoh,
implementasi konkret dari pelaksanaan landasan idil pancasila, sila ke dua,
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah dengan menjunjung tinggi nilainilai kemanusiaan, dan menumbuhkan sikap hormat-menghormati dalam
bekerjasama dengan bangsa lain. Contoh nyatanya adalah dengan aktif
dalam ASEAN dan juga turut menjadi penengah dalam perundingan
mengenai konflik laut china selatan
Landasan konstitusional politik luar negeri Indonesia, yaitu UndangUndang Dasar 1945. UUD 1945 mengandung pasal-pasal yang mengatur
kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menjelaskan mengenai garisgaris besar dalam kebijakan luar negeri Indonesia. Terdapatnya hal
semacam ini berfungsi sebagai dalam pelaksanaan untuk mencapai
kepentingan nasional Indonesia (Alami, 2008). Sedangkan, landasan
operasionalnya, yaitu bebas aktif. Pada pelaksanaan landasan operasional
ini mengalami perubahan karena menyesuaikan dengan kepentingan
nasional yang ingin dicapai. Selain itu, landasan operasional juga
mengalami perluasan makna karena politik luar negeri Indonesia yang
mengalami perkembangan selama enam dekade (Alami, 2008).
Implementasi konkret dari dasar hukum konstitusional politik luar negeri
indonesia adalah dengan mewujudkan tujuan nasional sebagaimana
tersebut di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu dengan,
secara aktif memberikan sumbangan, baik dalam bentuk pemikiran maupun

partisipasi aktif dalam menyelesaikan konflik, sengketa dan permasalahan
dunia lainnya, demi terwujudnya ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Contoh nyatanya
adalah partisipasi indonesia dengan mengirimkan pasukan perdamaian PBB
ke berbagai negara yang sedang mengalami konflik.

Landasan operasional politik luar negeri indonesia merupakan dasar
hukum yang begerak dinamis berubah mengikuti perkembangan jaman
demi tercapainya kepentingan nasional. Dikarenakan politik luar negeri
Indonesia yang menganut sistem bebas-aktif, maka landasan operasional
politik luar negeri selalu berubah mengikuti visi-misi dan arah kebijakan
luar negeri pemerintahan yang sedang berlangsung . Pada periode tahun
2010-2014 kementerian luar negeri mengangkat visi “Terwujudnya
Indonesia Yang Sejahtera, Demokratis, Dan Berkeadilan” (Kemenlu, Visi
Pembangunan Nasional, 2009) dan arah kebijakan konkrit yang
diantaranya:











Meningkatkan peran dan kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN
dan pembentukan Komunitas ASEAN 2015 dengan Penyusunan dan
pelaksanaan grand design komunitas ASEAN
Meningkatkan peran Indonesia untuk turut menjaga keamanan
nasional dan menciptakan perdamaian dunia dengan Partisipasi
Indonesia dalam pertemuan dan pelaksanaan kerja sama
internasional
Meningkatkan citra positif Indonesia melalui pemajuan demokrasi,
HAM, lingkungan hidup, dan perlindungan kekayaan budaya.
Dengan
Pelaksanaan
peran
Indonesia
untuk

mendorong
demokratisasi di Asia
Memantapkan kemitraan strategis di kawasan Aspasaf dan Amerop
dengan Peningkatan peran aktif Indonesia dalam kerja sama
regional.
Meningkatkan kualitas diplomasi ekonomi dalam forum multilateral
dengan partisipasi aktif Indonesia dalam forum multilateral seperti
WTO, APEC, G-20, G-33 untuk memperjuangkan kepentingan
Indonesia dan negara berkembang (kemenlu, Arah Kebijakan Luar
Negeri, 2009).

Dan rencana strategis yang berlandaskan dasar hukum:




Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar
Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
156, Tambahan Lembaran Negara 3882);
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian

Internasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara 4012);



















Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara 4286);
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5.
Tambahan Lembaran Negara 4355);
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara 4421);
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara 4700);
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara 4405);
Keputusan Presiden Nomor 108 Tahun 2003 tentang Organisasi
Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri;
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014;

Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
Keputusan Menteri Luar Negeri Nomor SK.05/A/OT/IV/2004/02
Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Lampiran Keputusan Menteri
Luar Negeri Nomor K.03/A/OT/XII/2002/02 Tahun 2002 tentang
Pedoman Umum Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI di
Luar Negeri;
Keputusan Menteri Luar Negeri Nomor SK.06/A/OT/VI/2004/01
Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Republik
Indonesia di Luar Negeri (kemenlu, Dasar Hukum Politik Luar
Negeri, 2009).

Analisa komparatif politik luar negeri dengan menggunakan konsep
rasionalitas (rationality), nilai (value) dan hasil (outcome)
3)Politik Luar Negeri (PLN) Indonesia di masa Presiden BJ. Habibie
dalam
memberikan
opsi
referendum

dalam
menangani
permasalahan Timor Timur



Rasionalitas (rationality)
Tekanan internasional terhadap pelanggaran ham yang
dilakukan pemerintah indonesia dan rasionalisasi kondisi
dalam negeri
dari segi rasionalitas pilihan yang cukup realistis untuk dipilih oleh
presiden BJ habibie adalah dengan mengambil opsi referendum,
dimana jika dilihat dari aspek cost and benefit,timor-timor
kemungkinan tidak akan memberikan banyak sumbangan terhadap
kondisi indonesia pada saat itu, sebaliknya dengan terus memaksakan
timor-timor
untuk
bergabung
kewilayah
indonesia

tekanan
internasional akan terus berdatangan dan makin memperburuk
kondisi indonesia pada masa itu.
Aspek historis timor-timor
Jika dilihat dari aspek historis timor-timor merupakan wilayah bekas
jajahan portugis, dimana dari aspek historis sendiri wilayah indonesia
merupakan wilayah bekas jajahan belanda jadi, masuk atau tidaknya
timor-timor sebenarnya salah satu upaya aneksasi yang dilakukan
indonesia terhadap wilayah dari negara lain, dimana pada waktu itu
portugis juga masih berupaya untuk menanamkan kepentingan di
wilayah bekas jajahanya tersebut.



Nilai (value)
Mengembalikan citra baik internasional di mata internasional
Kondisi indonesia yang saat itu sedang terpuruk menuntut presiden bj
habibie untuk melakukan langkah cepat guna membangun kembali
perekonomian negara yang sedang kacau sebagai akibat dari krisis
moneter yang terjadi pada sepeninggalan kepemerintahan presiden
soeharto. Maka itu presiden BJ habibi berusaha untuk membangun
kembali citra indonesia di mata internasional agar indonesia kembali
mendapatkan kepercayaan untuk mendapatkan pinjaman dari pihak
asing



Hasil (outcome)
Citra Indonesia Pulih, Legitimasi Kembali, dan Timor-timor
tetap menjadi bagian NKRI.
Hasil atau capaian yang diinginkan oleh BJ Habibi dalam upayanya
untuk memilih opsi referendum adalah untuk mendapatkan timor leste
kembali dengan upaya yang diligitimasikan oleh dunia internasional
sehingga kemudian citra indonesia pun dapat pulih dengan
sendirinya. Walaupun hasil yang diwacanakan oleh habibi tidak

sepenuhnya berhasil dengan tidak masuknya timor-timor sebagai
wilayah indonesia, setidaknya dengan menggunakan opsi referendum,
indonesia dapat kembali memulihkan citranya dimata internasional
4)PLN Iraq di masa Saddam Hussein dalam menginvasi Kuwait
tahun 1990


Rasionalitas (rationality)
Desakan atas kondisi ekonomi yang terjadi di irak
kondisi ekonomi irak yang sedang terpuruk karena perang delapan
tahun melawan iran membuat irak terdesak untuk memperbaiki
keterpurukan ekonominya dengan cara menginvasi kuwait. Dengan
menginvasi kuait kondisi petro dolar irak yang melemah diharapkan
dapat pulih kembali, serta dengan diinvasinya kuwait ladang minyak
rumeyla yang dikuasai oleh kuwait dapat dimiliki oleh irak.
Kondisi kuait yang lebih lemah
Kondisi keamanan kuwait yang cenderung lemah dibandinding
dengan irak merupakan salah satu faktor tambahan yang memperkuat
alasan invasi kuwait atas irak. Dengan kondisi tersebut irak tentunya
berfikir bahwa kondisi irak tentunya lebih unggul ketika dihadapkan
dengan kuwait.



Nilai (value)
Memperbaiki keterpurukan ekonomi iraq
Invasi Irak ke Kuwait merupakan salah satu cara untuk memperbaiki
kondisi ekonomi irak yang sedang terpuruk, dengan menginvasi
kuwait tentunya hutang-hutang irak atas kuwait yang berjumlah 80
milyar USD dapat dihapuskan dan potensi-potensi ekonomi yang
terdapat di kuait pun tentunya bisa dikuasai oleh irak sebagai sumber
baru pendapatan yang tentunya akan digunakan untuk memperbaiki
keterpurukan ekonomi di iraq.
Mengembalikan kehormatan irak, khususnya saddam husein di
negara-negara Arab
Salah satu alasan lain dari invasi yang dilakukan oleh irak kepada
kuwait adalah untuk mengembalikan kehormatan irak dan saddam
husein, dapat diketahui bahwa irak dahulunya merupakan kota pusat
peradaban islam di timur tengah, dengan invasi yang dilakukan oleh
irak kebada kuwait, saddam hussein juga bisa menunjukan bahwa irak
dapat kembali memperoleh wilayahnya tanpa adanya campur tangan
barat khususnya inggris yang menjadi sebab utama sengketa wilayah
yang dipermasalahkan oleh irak dan iran.



Hasil (outcome)
Kuwait menjadi provinsi ke 19 irak dan irak menguasai ladang
minyak rumeyla
Hasil yang ingin dicapai oleh irak salah satunya adalah dengan
menjadikan irak sebagai provini ke 19, dengan penguasaan wilayah
tersebut irak tentunya juga sekaligus menguasai ladang minya
rumeyla yang merupakan ladang minyak yang sangat potensial
sebagai sumber pendapatan iraq. Walaupun kemudian usaha yang
dilakukan oleh irak tidak berhasil karena dihadang oleh pasukan
perdamaian PBB.

5)PLN UK di masa PM. Neville Chamberlain dalam mendukung
invasi German atas Sudetenland, Chekoslovakia


Rasionalitas (rationality)
Menghindari perang yang berkepanjangan dengan Jerman
Alasan rasional yang menjadi dukungan kebijakan yang dikeluarkan
oleh PM Neville adalah untuk menghindari perang yang
berkepanjangan dengan Nazi Jerman. Dengan menghindari perang
tersebut tentunya inggris dapat menekan biaya peperangan dan juga
menekan kemungkinan lain akan membesarnya eskalasi perang
antara jerman dan inggris di kawasan eropa.
Kondisi wilayah sudetenland yang mayoritas wilayahnya
diduduki oleh orang-orang jerman
Kondisi wilayah sudetenland yang mayaritas penduduknya adalah
orang-orang jerman merupakan salah satu alasan cost and benefit
yang dipertimbangkan oleh PM neville Chamberline demi
mewujudkan perdamaian di eropa. Dengan diberikanya wilayah
sudetenland PM Neville berharap bahwa jerman akan menghentikan
invasinya di eropa, khususnya di wilayah Chekoslovakia (BBC, 2014).



Nilai (value)
Membendung upaya invasi Jerman di eropa dan pergerakan
nazi jerman
Dengan memberikan sudetenland ke Jerman PM Neville berharap
bahwa nazi Jerman akan menghentikan usaha invasinya di eropa.
Dengan tercapainya hal tersebut maka perdamaian akan tercapai dan
inggris akan dapat mengurangi frekuensi perang dan menghilangkan
potensi kepanikan dan kekacauan lain di wilayah eropa.



Hasil (outcome)

Upaya Aneksasi wilayah oleh Jerman tidak meluas ke cekoslavia
dan wilayah jajahan jerman pun tidak meluas
Hasil yang ingin dicapai oleh PM neville dalam usaha mendukung
invasi German atas Sudetenland adalah untuk berkontribusi dalam
menjamin ketenangan di kawasan Eropa, dengan adanya Munich
Conference PM neville berharab bahwa kesepakatan yang ada
merupakan sebuah kesepakatan final yang akan menghentikan
peperangan di wilayah eropa. Namun sayangnya keputusan yang
diambil oleh Neville merupakan keputusan yang tidak tepat karena
jerman pada akhirnya mengingkari kesepakatan pada munich
Agreement dengan melanjutkan usaha invasinya ke Chekoslovakia.

Daftar Pustaka
Alami, A. N. (2008). Landasan dan Prinsip Politik Luar Negeri Indonesia. In W.
Ganewati, Politik Luar Negeri Indonesia di Tengah Pusaran Politik
Domestik. Jakarta: P2P LIPI dan Pustaka .
Arif, M. Q. (2014). slide presentasi sesi 3 APLN. Surakarta.
BBC. (2014, september 29). 1938: 'Peace for our time' - Chamberlain.
Retrieved from bbc.co.uk:
http://news.bbc.co.uk/onthisday/hi/dates/stories/september/30/newsid_
3115000/3115476.stm
kemenlu. (2009). Arah Kebijakan Luar Negeri. Retrieved from kemlu.go.id:
http://www.kemlu.go.id/Pages/Polugri.aspx?IDP=21&l=id
kemenlu. (2009). Dasar Hukum Politik Luar Negeri. Retrieved from
kemlu.go.id: http://www.kemlu.go.id/Pages/Polugri.aspx?IDP=2&l=id
Kemenlu. (2009). Tugas Kementerian Luar Negeri. Retrieved from
kemenlu.gi.id: http://www.kemlu.go.id/Pages/Polugri.aspx?IDP=3&l=id

Kemenlu. (2009). Visi Pembangunan Nasional. Retrieved from kemlu.go.id:
http://www.kemlu.go.id/Pages/Polugri.aspx?IDP=16&l=id
Yanyan Mochamad, Y. (1994). Politik Luar Negeri. In M. Mochtar, Ilmu
Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Jakarta: LP3ES (p.
184). Jakarta: LP3ES.

Dokumen yang terkait

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Upaya mengurangi kecemasan belajar matematika siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya: sebuah studi penelitian tindakan di SMP Negeri 21 Tangerang

26 227 88

Pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang

15 165 84

Partisipasi Politik Perempuan : Studi Kasus Bupati Perempuan Dalam Pemerintahan Dalam Kabupaten Karanganyar

3 106 88

Sistem Informasi Akademik Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bandung

21 159 139

Pembangunan aplikasi e-learning sebagai sarana penunjang proses belajar mengajar di SMA Negeri 3 Karawang

8 89 291

EFEKTIVITAS MEDIA PENYAMPAIAN PESAN PADA KEGIATAN LITERASI MEDIA (Studi pada SMA Negeri 2 Bandar Lampung)

15 96 159

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60

Politik Hukum Pembaharuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Kajian Pasal 74 beserta Penjelasannya)

0 1 22