S ADP 1005772 Chapter3

(1)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam rangka merealisasikan penelitian yang akan dilakukan, maka dibutuhkan suatu objek yang akan diteliti yang selanjutnya digunakan sebagai sumber data, tentunya objek tersebut disesuaikan dengan fokus permasalahan dalam penelitian yang akan dilakukan. Objek yang dimaksud ditetapkan dalam suatu lokasi penelitian, yang selanjutnya pada lokasi penelitian itu dapat diketahui populasi dan sampel penelitian. Di bawah ini peneliti memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan lokasi, populasi dan sampel penelitian.

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Kota Bandung yang berjumlah 15 Sekolah.

2. Populasi Penelitian

Populasi merupakan kumpulan dari beberapa objek/subjek yang ditetapkan peneliti sebagai sumber data penelitian. Menurut Millan dan

Schumacher (1997:246) mengemukakan bahwa “populasi adalah sekelompok

elemen atau kasus, baik itu individu, objek atau peristiwa uyang berhubungan dengan criteria spesifik dan merupakan sesuatu yang menjadi tagert generalisasi dari hasil penelitian yang dilakukan.” Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2013:117) yang mengemukakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan


(2)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemudian ditarik kesimpulannya.” Hemat peneliti bahwa untuk mendapatkan

populasi yang sesuai dengan kajian penelitian, peneliti harus mengidentifikasi jenis data yang diperlukan yang relevan dan mengacu pada permasalahan penelitian.

Permasalahan umum dalam penelitian ini adalah seberapa besar kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap produktivitas kerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung. Berdasarkan permasalahan umum tersebut, maka yang dijadikan populasi oleh peneliti dalam penelitian ini adalah guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Adapun rinciannya sebagai berikut:

Tabel 3.1

Distribusi Populasi Penelitian

No. Nama Sekolah Alamat Sekolah Jumlah

1 SMK Negeri 1 Bandung Jl. Wastukancana no. 3

Kec. Sumur Bandung 80

2 SMK Negeri 2 Bandung Jl. Ciliwung no. 04

Kec. Bandung Wetan 56

3 SMK Negeri 3 Bandung Jl. Solontongan no. 10

Kec. Lengkong 53

4 SMK Negeri 4 Bandung Jl. Kliningan no. 06

Kec. Lengkong 52

5 SMK Negeri 5 Bandung Jl. Bojongkoneng no.37A

Kec. Cibeunying Kidul 54 6 SMK Negeri 6 Bandung Jl. Soekarno-Hatta

Kec. Gedebage 26


(3)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kec. Buah Batu 8 SMK Negeri 8 Bandung Jl. Kliningan no. 31

Kec. Lengkong 67

9 SMK Negeri 9 Bandung Jl. Soekarno-Hatta KM. 10

Kec. Buah Batu 66

10 SMK Negeri 10 Bandung Jl. Cijawura Hilir no. 339

Kec. Buah Batu 55

11 SMK Negeri 11 Bandung Jl. Budi Cilember

Kec. Cicendo 70

12 SMK Negeri 12 Bandung Jl. Padjajaran no. 92

Kec. Cicendo 74

13 SMK Negeri 13 Bandung Jl. Soekarno Hatta KM. 10

Kec. Buah Batu 46

14 SMK Negeri 14 Bandung Jl. Cijawura Hilir no. 341

Kec. Buah Batu 57

15 SMK Negeri 15 Bandung Jl. Jend. Gatot Subroto no. 4

Kec. Lengkong 35

Jumlah 849

Sumber: Data Dinas Pendidikan Kota Bandung tertanggal Juli 2014

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data yang dapat mewakili seluruh potensi yang terdapat dalam populasi. Sugiyono (2013:118) mengemukakan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”


(4)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun pengambilan sampel pada penelitian yang dilakukan menggunakan teknik probability sampling, seperti yang dikatakan oleh

Riduwan (2013:57), bahwa “probability sampling adalah teknik sampling

untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk

dipilih menjadi anggota sampel.” Adapun cara yang dilakukan dalam

pengambilan sampel penelitian ini menggunakan cara Proportionate stratified random sampling atau sampel acak dengan stratifikasi. Sebagaimana yang diutarakan oleh Riduwan (2013:58) bahwa:

Proportionate stratified random sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis).

Teknik sampling ini digunakan untuk mempermudah penelitian dengan cara menggolongkan populasi menurut ciri-ciri tertentu atau stratifikasi. Adapun strata yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada guru sekolah menengah kejuruan negeri di Kota Bandung yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berjumlah 849 guru.

Selanjutnya, Arifin (2014:224) mengemukakan bahwa dalam pengambilan dan penentuan sampel, sebenarnya tidak ada ketentuan yang mutlak, tetapi sekedar gambaran dapat mengikuti petunjuk sebagai berikut:

a. Bila jumlah anggota populasi sampai dengan 50, sebaiknya dijadikan sampel semua atau sering disebut dengan sampel total, artinya seluruh anggota populasi dijadikan objek penelitian;

b. Jika jumlah anggota populasi berada antara 51 sampai dengan 100, maka sampel dapat diambil 50-60% atau dapat juga menggunakan sampel total;

c. Jika jumlah anggota populasi berada antara 101 sampai dengan 500, maka sampel dapat diambil 30-40%;

d. Jika jumlah anggota populasi berada antara 501 sampai dengan 1000, maka sampel dapat diambil 20-25%; dan


(5)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ni =

Ni

N . n

e. Jika jumlah anggota populasi di atas 1000, maka sampel dapat diambil 10-15%.

Adapun penentuan jumlah sampel dirumuskan berdasarkan rumus yang dikemukakan oleh Surakhmad (1994:100) dalam Riduwan (2013:65) sebagai berikut:

S = jumlah sampel yang diambil n = jumlah anggota populasi

Tabel 3.2

Penentuan Besaran Sampel

Berdasarkan pada perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang diambil dari keseluruhan populasi pada penelitian ini berjumlah 177 guru, setara dengan 20,8% dari total populasi. Selanjutnya, untuk menentukan jumlah sampel pada masing-masing sekolah maka dilakukan perhitungan sampel berstrata yang dirumuskan oleh Sugiyono dalam Riduwan (2013:66), yaitu:

= 15% + 1000− �

1000−100. (50%−15%)

= 15% +1000−849

1000−100. 50%−15% = 15% +

151

900 . 35%

S = 15% + 0.167.(35%) S = 15% + 5,845% S = 20.845%

S = 20.845% * 849 = 0.208 * 849 = 177.008


(6)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun perhitungan untuk menentukan sampel dari masing-masing sekolah berdasarkan rumus berstrata di atas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Sampel Guru Berdasarkan Sekolah

No Nama Sekolah (Ni) ni =

Ni

N. n

Jumlah Sampel

1 SMK Negeri 1 Bandung 80 ni = 80 849. 177 ni = 0,094. 177 = 16.63

17

2 SMK Negeri 2 Bandung 56 ni = 56 849. 177 ni = 0,065. 177 = 11.50

12

3 SMK Negeri 3 Bandung 53 ni = 53 849. 177 ni = 0,062. 177 = 10.97

11

4 SMK Negeri 4 Bandung 52 ni = 52 849. 177 ni = 0,061. 177 = 10.79

11 Keterangan:

ni = jumlah sampel menurut stratum

n = jumlah sampel seluruhnya Ni = jumlah populasi menurut stratum


(7)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5 SMK Negeri 5 Bandung 54 ni =

54 849. 177 ni = 0,063. 177 = 11.15

11

6 SMK Negeri 6 Bandung 26 ni = 26 849. 177 ni = 0,030. 177 = 5.31

5

7 SMK Negeri 7 Bandung 58 ni = 58 849. 177 ni = 0,068. 177 = 12.03

12

8 SMK Negeri 8 Bandung 67 ni = 67 849. 177 ni = 0,078. 177 = 13.80

14

9 SMK Negeri 9 Bandung 66 ni = 66 849. 177 ni = 0,077. 177 = 13.62

14

10 SMK Negeri 10 Bandung 55 ni = 55 849. 177 ni = 0,064. 177 = 11.32

11

11 SMK Negeri 11 Bandung 70 ni = 70 849. 177 ni = 0,082. 177 = 14.51

15

12 SMK Negeri 12 Bandung 74 ni = 74 849. 177 ni = 0,087. 177 = 15.39

15

13 SMK Negeri 13 Bandung 46 ni = 46 849. 177 ni = 0,054. 177 = 9.55

10

14 SMK Negeri 14 Bandung 57 ni = 57 849. 177 ni = 0,067. 177 = 11.85

12 Lanjutan tabel 3.3


(8)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 15 SMK Negeri 15 Bandung 35 ni =

80 849. 177 ni = 0,041. 177 = 7.25

7

Jumlah 849 177

B. Desain Penelitian

Ketika akan melakukan suatu penelitian, peneliti harus merancang penelitian terlebih dahulu agar penelitian dapat berjalan dengan lancar dan sesuai harapan peneliti. Rancangan penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan subjek, tempat penelitian, proses pengumpulan data, pengolahan data dan pelaporan hasil penelitian sehingga dapat mengilhami penelitian dalam mencari jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Rancangan penelitian ini secara hemat dikatakan sebagai desain penelitian. Menurut Nasution (2009:23) mengungkapkan bahwa

“desain penelitian adalah rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis

data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan

penelitian.” Selanjutnya Nasution (2009:23-24) juga mengungkapkan manfaat

dari perancangan desain penelitian adalah sebagai berikut:

1. memberikan pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya. Desain merupakan syarat mutlak agar dapat meramalkan sifat pekerjaan serta kesulitan yang akan dihadapi;

2. Desain menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian; dan

3. Desain penelitian selain memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain.

Terkait desain penelitian yang akan dilakukan, Shah dalam Nazir (2003: 84), mengemukakan desain penelitian mencakup hal-hal berikut:


(9)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya

3. Memformasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkau (scope), dan hipotesis untuk uji

4. Membangun penyelidikan atau percobaan

5. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel 6. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan

7. Menyusun alat serta teknik mengumpulkan data

8. Membuat coding serta mengadakan editing dan processing data

9. Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi serta inferensi statistik

10. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta interpretasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta mengajukan beberapa saran dan kerja peneliti yang akan datang Berdasarkan paparan di atas, dapat kita pahami bahwa desain penelitian dirancang untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian, sehingga tujuan penelitian dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya Arikunto (2006:22) mengungkapkan desain penelitian setidaknya mencakup:

1. Memilih masalah; 2. Studi pendahuluan; 3. Merumuskan masalah;

4. Merumuskan anggapan dasar dan merumuskan hipotesis; 5. Memilih pendekatan;

6. Menentukan variabel dan sumber data; 7. Menentukan dan menyusun instrumen; 8. Mengumpulkan data;

9. Analisis data;

10. Menarik kesimpulan; dan 11. Menulis laporan.

Langkah pada poin a sampai poin f termasuk pada kegiatan pembuatan rancangan penelitian, poin g sampai poin j merupakan pelaksanaan penelitian dan poin k merupakan tahap pelaporan hasil penelitian. Berdasarkan pemaparan di atas terkait langkah-langkah penelitian, maka dalam penelitian ini desain penelitian dirancang pada gambar di bawah ini:


(10)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam desain penelitian di atas, peneliti merancang seperti sebuah sistem yang dimulai dari input sampai output dan feedback atas hasil penelitian. Adapun penjelasan desain penelitiannya sebagai berikut:

1. Penelitian ini diawali dari adanya masalah yang dialami oleh guru karena masih belum mampu mencapai target kerja yang ditetapkan/guru tidak produtif dalam bekerja dan lainnya. Masalah tersebut berawal atas kesenjangan antara teori yang ada dengan kondisi empirik di lapangan yang membuahkan masalah. Adapun masalah yang dirumuskan didukung juga oleh kondisi empirik di lapangan melalui pengalaman peneliti maupun hasil pengalaman oranglain. Berdasarkan pada ketiga hal tersebut (teori, anggapan dasar, dan masalah) peneliti merumuskan

Latar Belakang

Judul Penelitian

Proses Penelitian 1. Menentukan populasi dan

sampel penelitian 2. Menentukan pendekatan

penelitian 3. Menyusun dan

mengembangkan instrumen penelitian

4. Penyebaran dan pengujian instrumen penelitian 5. Pengolahan dan analisi data

Teori Masalah Anggapan

dasar

Studi Pendahuluan

Hipotesis

Input Proses Output

Feedback

Kesimpulan/ Hasil Penelitian


(11)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

latar belakang penelitian yang akan dilakukan, dimana latar belakang yang ditulis didukung oleh hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, sehingga pada akhinya didapatkan judul penelitian “Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja

Guru Sekolah Menengah kejuruan Negeri di Kota Bandung.” Proses ini

merupakan tahap input untuk selanjutnya ditindaklanjuti dalam tahap proses penelitian.

2. Tahap selanjutnya adalah tahap proses penelitian. Namun sebelum melakukan proses penelitian, peneliti mengajukan hipotesis penelitian terkait dengan penelitian yang akan dilakukan. Hipotesis yang diajukan merupakan alternatif untuk mengatasi permasalahan yang terjadi terkait produktivitas kerja guru. Berdasarkan pada hipotesis yang diajukan dan data yang diperoleh, selanjutnya peneliti melakukan penelitian yang terdiri dari menentukan populasi dan sampel penelitian, menentukan pendekatan penelitian, menyusun dan mengembangkan instrumen penelitian, penyebaran dan pengujian instrumen penelitian, dan pengolahan dan analisis data.

3. Tahap terakhir yaitu penarikan kesimpulan atas pengolahan dan analisis data, serta pengujian hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Tahap ini disebut juga tahap keluaran/output dari penelitian yang dilakukan, dimana akan didapatkan jawaban atas hipotesis yang diajukan, yang selanjutnya jawaban atas hipotesis yang diajukan/hasil penelitian memberikan feedback/timbalbalik yang selanjutnya bisa digunakan sebagai input bagi pihak yang akan melakukan penelitian sejenis ataupun digunakan sebagai bahan informasi.


(12)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam melakukan suatu penelitian, metode penelitian sangatlah penting untuk membantu peneliti mengumpulkan dan menganalisis data aga diperoleh jawaban atau kesimpulan penelitian agar sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan menggunakan metode penelitian yang tepat, diharapkan hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sugiyono (2012: 3) mengemukakan

bahwa, “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Senada dengan pendapat Sugiyono, Arikunto (2006: 160) mengemukakan bahwa “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitiannya.” Surakhmad (1998: 131) juga mengemukakan hal serupa terkait metode penelitian sebagai berikut:

Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan. Misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu. Cara utama dipergunakan setelah penyelidikan memperhitungkan kewajaran dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti yaitu tentang Produktivitas Kerja guru, maka metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif melalui pendekatan kuantitatif.

1. Metode Deskriptif

Metode yang digunakan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menjelaskan masalah berdasarkan kejadian yang terjadi pada saat ini. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Nazir (2003:54) bahwa:

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dan tujuan dari metode deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan


(13)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akurat mengenai fakta-fakta, siafat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Surakhmad (1985: 139-140) mengemukakan mengenai ciri-ciri metode deskriptif sebagai berikut:

a. Memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang atau pada masalah-masalah yang aktual; dan b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian

di analisa. Oleh karenanya metode ini sering disebut metode analisa. Berdasarkan penjelasan diatas, metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang menggambarkan kondisi faktual berdasarkan fenomena atau peristiwa yang terjadi pada saat ini, melalui kegiatan mengumpulkan, menganalisis, dan menyimpulkan data yang diperoleh. Sehingga diharapkan dapat menghasilkan gambaran tentang kondisi yang sebenarnya tentang Kontribusi Komunikasi Interpersonal kepala Sekolah Terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah kejuruan Negeri di Kota Bandung.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang mengukur atau menganalisis indikator-indikator penelitian dengan menggunakan perhitungan statistika, karena data penelitian yang digunakan merupakan angka-angka atau bilangan tertentu. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Arikunto (2006: 86) bahwa:

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah penelitian.


(14)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana (1996:53) mengemukakan pentingnya metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif sebagai berikut:

Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angka yang bermakna.

Melalui pendekatan kuantitatif, dapat diketahui kontribusi dari variabel X yang diteliti yaitu komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap variabel Y yaitu produktivitas kerja guru dengan menggunakan perhitungan statistika. 3. Studi Kepustakaan

Dalam penelitian ini, selain menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kuantitatif, penelitian ini juga ditunjang dengan studi kepustakaan terhadap sumber-sumber yang relevan dengan masalah yang diteliti melalui buku-buku, jurnal, blog yang jelas alamatnya, dan laporan hasil penelitian. Surakhmad (1998: 61) mengemukakan tentang pentingnya studi kepustakaan dalam penelitian, sebagai berikut;

Penyelidikan kepustakaan (bibiliografis) tidak diabaikan sebab disinilah peneliti berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dengan masalahnya, yaitu teori yang dipakainya, pendapat para ahli mengenai aspek itu, penelitian yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan oleh para ahli.

D. Definisi Operasional

Definisi Operasional memberikan gambaran yang spesifik terkait dimensi pada suatu variabel yang diteliti yang mengacu pada teori-teori yang relevan. Definisi operasional dibuat dengan tujuan meminimalisir mispersepsi atau salah penafsiran oleh pembaca atas penelitian ini. Oleh karena itu peneliti menjelaskan beberapa istilah atau variabel penelitian agar terdapat kesepahaman antara


(15)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti dengan pembaca. Selanjutnya, Nazir (2003:152) mengemukakan bahwa

“Definisi operasional merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun

memberikan suatu operasional.”

Panggabean (1991:10) mengemukakan alasan diperlukannya definisi operasional sebagai berikut:

a) Tuntutan adanya perbedaan setiap situasi; b) kriteria untuk pencatatan;

c) Sebuah konsep atau objek dapat mempunyai lebih dari satu pengertian; dan

d) Mungkin diperlukan pengertian yang khas atau unik.

Untuk menghindari persepsi yang berbeda terhadap maksud variabel-variabel yang akan diteliti tentang “Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

di Kota Bandung” dibuatlah definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian ini berdasarkan teori-teori dalam definisi konseptual sebagai berikut.

1. Kontribusi

Kata kontribusi merupakan serapan dari Bahasa Inggris “contributon” yang artinya sumbangan atau daya dukung. Selanjutnya Poerwadarminta (1993:154) mengungkapkan bahwa: “Kontribusi adalah daya yang ada atau

timbul dari sesuatu yang berkuasa atau memiliki kekuatan.” Adapun arti

kontribusi dalam penelitian ini merupakan sumbangan atau daya dukung dari komunikasi interpersonal kepala sekolah (variabel X) terhadap produktivitas kerja guru (variabel Y) Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung. 2. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah


(16)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Devito (2011:252) “Komunikasi Interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antar dua orang atau diantara kelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik

seketika.” Komunikasi interpersonal berorientasi pada perilaku, sehingga penekanannya pada proses penyampaian informasi dari satu orang ke orang

lain. Dalam hal ini komunikasi dipandang sebagai “dasar untuk

mempengaruhi perubahan perilaku, dan yang mempersatukan proses pisikologi seperti misalnya persepsi, pemahaman, dan motivasi di satu pihak dengan bahasa pada pihak lain.” (Miftah Thoha, 2012:166)

Berdasarkan pada pengertian tersebut, maka yang dimaksud komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam penelitian ini adalah proses penyampaian pesan atau informasi dari kepala sekolah kepada guru untuk mencapai tujuan sekolah yang berdasarkan pada asas keterbukaan, dukungan, empati, rasa positif, dan kesamaan.

3. Produktivitas Kerja Guru

Terkait produktivitas kerja guru, Sutikno (2009:109) mengungkapkan bahwa:

Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (output).

Adapun pengertian produktivitas kerja guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan seorang guru dalam mencapai tujuan dan menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan, yang ditandai dengan didukung


(17)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh pengembangan potensi diri guru, mempunyai orientasi pekerjaan yang positif dan kemampuan bekerja.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian pada hakikatnya merupakan alat yang peneliti gunakan untuk mengumpulkan data yang akan diteliti. Sebagaimana Arikunto (2006:160) mengemukakan bahwa:

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah.

Instrumen yang digunakan oleh peneliti haruslah sesuai dengan karakteristik sumber data atas variable yang diteliti, sehingga akan mempermudah peneliti untuk memeroleh data dan informasi. Adapun instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini melalui angket atau kuisioner. Syaodih (2009:210)

mengemukakan bahwa “ angket atau kuisioner adalah suatu teknik pengumpulan

data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya dengan responden).” Sementara itu hal senada diutarakan oleh Arikunto (2006:151) yang

mengemukakan bahwa “kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.”

Angket yang dijadikan instrumen penelitian tidak selalu berbentuk pertanyaan, bisa juga berbentuk pernyataan. Adapun jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, sebagaimana yang dikemukakan oleh Akdon (2008:132) bahwa “angket berstruktur atau angket tertutup adalah angket yang disajikan sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakter dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√).”


(18)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Variabel Penelitian dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti yaitu variabel X tentang Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dan variabel Y tentang Produktivitas Kerja Guru. Adapun yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) di Kota Bandung yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang selanjutnya guru disebut sebagai responden yang akan menjawab kuisioner yang terhadap variabel yang dijadikan fokus penelitian.

2. Teknik Pengukuran Variabel

Teknik pengukuran variabel penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada skala Likert. Sugiyono (2012:136) mengemukakan bahwa

“skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Adapun variabel

yang akan diteliti disusun dalam bentuk format instrument variabel X dan variabel Y.

Skala Likert ini dijadikan patokan oleh peneliti dalam merumuskan item-item pernyataan, selain itu juga skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah empat skala yang masing-masing skala tersebut mempunyai skor untuk kepentingan analisis kuantitatif. Adapun alternatif jawaban yang disediakan oleh peneliti yang mengacu pada skala Likert, sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Penskoran Berdasarkan Skala Likert Alternatif Jawaban Skor

Selalu (SL) 4

Sering (SR) 3


(19)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tidak Pernah (TP) 1

3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen penelitian merupakan penjabaran dari dimensi dan indikator variabel penelitian. Kisi-kisi instrumen penelitian ini sangat dibutuhkan untuk memudahkan penyusunan angket atau kuisioner penelitian, yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan oleh peneliti. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Nomor

Item

Variabel X Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah Menurut Joseph. A. Devito dalam

Effendy (2000:60)

Keterbukaan

Keterbukaan dalam memberikan

dan menerima Informasi 1,2,3,4 Keterbukaan ketika berinteraksi

dengan Guru 5,6,7,8,9

Kepemilikan perasaan dan

pikiran 10,11

Empati

Keterlibatan aktif dengan guru melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai

12,13 Konsentrasi yang terpusat

meliputi kontak mata dan postur tubuh yang penuh perhatian.

14,15


(20)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dukungan

Deskriptif, tidak evaluatif 18,19,20

Daya tanggap 21,22,23

Provisional, bukan sangat yakin 24,25

Rasa Positif

Bersikap positif dalam

berkomunikasi 26,27

Mendorong guru untuk bekerja

positif 28,29

Kesamaan/ Kesetaraan

Pandangan terhadap status

dalam memberikan informasi 30,31 Bersikap netral kepada guru 32,33,34

Variabel Y Produktivitas

Kerja Guru

Pengembangan potensi diri

Pendidikan dan Pelatihan 1,2,3 Pengembangan pengetahuan dan

keterampilan 4,5

Melakukan Penelitian 6,7

Mempunyai Orientasi pekerjaan yang Positif

Sikap positif guru 8,9,10,11, 12 Penyesuaian diri dengan

lingkungan 13,14

Kemampuan dalam Bekerja

Kemampuan mengatasi masalah 15,16 Bekerja sesuai TUPOKSI guru 17-33

F. Proses Pengembangan Instrumen Lanjutan tabel 3.4


(21)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Angket yang telah disusun oleh peneliti tidak langsung digunakan untuk mengumpulkan data. Akan tetapi peneliti mengujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat akurasi dan kelayakannya untuk diberikan kepada responden yang memiliki karakter yang sama dengan objek penelitian. Angket atau kuisioner yang diujicobakan dapat dikatakan baik apabila valid dan reliabel, sebagaimana Sugiyono (2012:173) mengemukakan bahwa:

Dengan menggunakan metode instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel pula.

Peneliti menguji coba angket penelitian ini terhadap responden yang diambil dalam anggota populasi penelitian yaitu guru PNS di SMKN 4 dan SMKN 8 Kota Bandung yang dilakukan pada tanggal 05-08 September 2014. Akan tetapi angket yang terkumpul dari proses uji coba ini sebanyak 27 angket, sehingga pada akhirnya peneliti mengolah angket uji coba sebanyak 27 angket.

1. Pengujian Validitas

Dalam melaksanakan penelitian, pengujian validitas sangat penting dilakukan untuk melihat tingkat kevalidan pernyataan yang diajukan kepada responden. Sugiyono dalam Riduwan (2013:97) mengemukakan “Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dgunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga instrumen tersebut dapat

mengukur apa yang seharusnya diukur.” Hal tersebut didukung oleh

pendapat dari Arikunto (2006:168) yang mengungkapkan bahwa:

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai tingkat validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki tingkat validitas yang rendah.


(22)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam melakukan uji validitas, peneliti melakukan pengujian tiap butir pernyataan dengan menggunakan rumus korelasi pearson product moment (Riduwan, 2013:98), yaitu:

ℎ� �� = � −

( ) . ( )

{�. ( 2)( )2}. {. ( 2)( )2} Keterangan :

rhitung = Koefisien korelasi

n = Jumlah responden

∑XY = Jumlah perkalian X dan Y

∑X = Jumlah skor tiap butir

∑Y = Jumlah skor total

∑X2

= Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

∑Y2

= Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan korelasi person product moment, selanjutnya dilakukan perhitungan uji signifikansi menggunakan rumus uji-t sebagai berikut:

ℎ� �� = −

2 12 Keterangan:

tℎ��� = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung n = Jumlah responden


(23)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil perhitungan t� �� selanjutnya dikonsultasikan dengan distribusi

tabel (tabel t) dengan taraf signifikansi α = 0.05 dengan derajat kebebasan

(dk= n-2), sehingga dk= 27-2 = 25. selanjutnya untuk mengetahui nilai signifikansi validitas pada tiap item yaitu dengan membandingkan pada nilai korelasi thitung dengan nilai ttabel di taraf kepercayaan 5%, dengan kriteria:

a) Apabila thitung < ttabel maka item soal dinyatakan tidak valid, dan

b) Apabila thitung > ttabel maka item soal tersebut dinyatakan valid.

Adapun hasil uji validitas yang telah peneliti lakukan terhadap 27 responden di SMKN 4 dan SMKN 8 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Variabel X (Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah) No.

Item

Koefisien Korelasi

Harga t.hitung

Harga

t.tabel Ket.

Tindak Lanjut

1 0.766 5.958 1.708 valid Digunakan

2 0.420 2.314 1.708 valid Digunakan

3 0.639 4.154 1.708 valid Digunakan

4 0.743 5.551 1.708 valid Digunakan

5 0.306 1.607 1.708 tidak

valid

Tidak digunakan

6 0.662 4.416 1.708 valid Digunakan

7 0.539 3.200 1.708 valid Digunakan

8 0.384 2.079 1.708 valid Digunakan

9 0.716 5.128 1.708 valid Digunakan

10 0.539 3.200 1.708 valid Digunakan

11 0.660 4.393 1.708 valid Digunakan

12 0.702 4.929 1.708 valid Digunakan

13 0.510 2.965 1.708 valid Digunakan


(24)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

15 0.797 6.598 1.708 valid Digunakan

16 0.823 7.244 1.708 valid Digunakan

17 0.807 6.833 1.708 valid Digunakan

18 0.507 2.941 1.708 valid Digunakan

19 0.713 5.084 1.708 valid Digunakan

20 0.552 3.310 1.708 valid Digunakan

21 0.629 4.046 1.708 valid Digunakan

22 0.605 3.799 1.708 valid Digunakan

23 0.633 4.088 1.708 valid Digunakan

24 0.672 4.537 1.708 valid Digunakan

25 0.526 3.092 1.708 valid Digunakan

No. Item

Koefisien Korelasi

Harga t.hitung

Harga

t.tabel Ket.

Tindak Lanjut

26 0.520 3.044 1.708 valid Digunakan

27 0.740 5.501 1.708 valid Digunakan

28 0.761 5.865 1.708 valid Digunakan

29 0.526 3.092 1.708 valid Digunakan

30 0.056 0.280 1.708 tidak

valid

Tidak digunakan

31 0.718 5.158 1.708 valid Digunakan

32 0.603 3.779 1.708 valid Digunakan

33 0.786 6.357 1.708 valid Digunakan

34 0.598 3.731 1.708 valid Digunakan

35 0.669 4.500 1.708 valid Digunakan

36 0.820 7.163 1.708 valid Digunakan

Berdasarkan pada tabel di atas terkait hasil uji validitas angket penelitian variabel X tentang Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah, dari 36 pernyataan terdapat dua nomor pernyataan yang dinyatakan tidak valid yaitu item pernyataan nomor 5 dan nomor 30, dan 34 item lainnya dinyatakan valid dan digunakan untuk penelitian selanjutnya. Berdasarkan hasil konsultasi


(25)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan pembimbing, maka dua item yang tidak valid tidak digunakan dikarenakan item pernyataan tersebut sudah terwakili pada item pernyataan lain.

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Produktivitas Kerja Guru) No. Item Koefisien Korelasi Harga t.hitung Harga

t.tabel Ket

Tindak Lanjut

1 0.088 0.442 1.708 Tidak

Valid

Digunakan (perbaikan)

2 0.22 1.128 1.708 Tidak

Valid Tidak digunakan No. Item Koefisien Korelasi Harga t.hitung Harga

t.tabel Ket

Tindak Lanjut

3 0.626 4.014 1.708 Valid Digunakan

4 0.497 2.864 1.708 Valid Digunakan

5 0.168 0.852 1.708 Tidak

Valid

Tidak Digunakan

6 0.484 2.765 1.708 Valid Digunakan

7 0.15 0.759 1.708 Tidak

Valid

Digunakan (perbaikan)

8 0.391 2.124 1.708 Valid Digunakan

9 0.575 3.514 1.708 Valid Digunakan

10 0.433 2.402 1.708 Valid Digunakan

11 0.671 4.525 1.708 Valid Digunakan

12 0.61 3.849 1.708 Valid Digunakan

13 0.585 3.607 1.708 Valid Digunakan

14 0.313 1.648 1.708 Tidak

Valid

Digunakan (Perbaikan)

15 0.67 4.513 1.708 Valid Digunakan

16 0.531 3.133 1.708 Valid Digunakan

17 0.281 1.464 1.708 Tidak

Valid

Tidak digunakan Lanjutan tabel 3.7


(26)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18 0.301 1.578 1.708 Tidak

Valid

Digunakan (perbaikan)

19 0.6 3.750 1.708 Valid Digunakan

20 0.561 3.388 1.708 Valid Digunakan

21 0.45 2.520 1.708 Valid Digunakan

22 0.212 1.085 1.708 Tidak

Valid

Digunakan (perbaikan)

23 0.685 4.701 1.708 Valid Digunakan

24 0.667 4.476 1.708 Valid Digunakan

25 0.735 5.420 1.708 Valid Digunakan

26 0.437 2.429 1.708 Valid Digunakan

27 0.676 4.587 1.708 Valid Digunakan

28 0.602 3.770 1.708 Valid Digunakan

29 0.593 3.682 1.708 Valid Digunakan

No. Item

Koefisien Korelasi

Harga t.hitung

Harga

t.tabel Ket

Tindak Lanjut

30 0.562 3.397 1.708 Valid Digunakan

31 0.479 2.728 1.708 Valid Digunakan

32 0.09 0.452 1.708 Tidak

Valid

Digunakan (perbaikan)

33 0.439 2.443 1.708 Valid Digunakan

34 0.713 5.084 1.708 Valid Digunakan

35 0.677 4.599 1.708 Valid Digunakan

36 0.456 2.562 1.708 Valid Digunakan

Berdasarkan pada tabel di atas terkait hasil uji validitas angket penelitian variabel Y tentang Produktivitas Kerja Guru, dari 36 pernyataan terdapat Sembilan nomor pernyataan yang dinyatakan tidak valid dan 27 item lainnya dinyatakan valid. Berdasarkan hasil konsultasi dengan pembimbing, maka dari Sembilan item yang tidak valid enam diantaranya tetap digunakan dengan memperbaiki penyataan, karena dikhawatirkan apabila item tersebut


(27)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dibuang tidak terwakili oleh item pernnyataan yang lain, selebihnya tiga pernyataan nomor 2, 5, dan 17 tidak digunakan karena sudah terwakili oleh item pernyataan lain. Berdasarkan hasil konsultasi, pernyataan yang digunakan pada variabel Y berjumlah 33 item.

2. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat konsistensi dan kestabilan instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data. Reliabel berarti dapat dipercaya, sehingga angket yang diuji akan menghasilkan data yang sama meskipun diukur dalam waktu yang berbeda. Srikunto (2006:178)

mengungkapkan bahwa “reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa

suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.”

Dalam penelitian ini, proses pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Alpha. Riduwan (2013:115) mengungkapkan bahwa

“metode mencari reliabilitas internal yaitu dengan menganalisis reliabilitas

alat ukur dari satu kali pengukuran.” Adapun rumus yang digunakan adalah

rumus metode Alpha sebagai berikut: 11=

� −1 . 1

Keterangan:

r11 = Nilai Reliabilitas

∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item

St = Varians total


(28)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam perhitungan uji reliabilitas, peneliti menggunakan bantuan Microsoft Excel 2007 dimana nilai reliabilitas yang didapatkan dari hasil perhitungan uji reliabilitas dikonsultasikan dengan nilai tabel r product moment dengan derajat kebebasan (dk) = n – 1, dk = 27-1 = 26, dengan nilai signifikansi sebesar 5% sehingga diperoleh nilai rtabel adalah 0.381.

Selanjutnya untuk menentukan reliabel tidaknya instrumen didiasarkan pada keputusan berikut:

a. Jika r11 > rtabel berarti Reliabel, dan b. Jika r11 < rtabel berarti Tidak Reliabel.

Adapun hasil perhitungan uji reliabilitas untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

a. Hasil uji reliabilitas variabel X (Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah)

11=

� −1 . 1

11= 36

36−1 . 1−

13.248 188.027 11= 1.029 . [1−0.070] 11= [1.029].[0.930] 11= 0.956

Dari hasil perhitungan reliabilitas variabel X diperoleh rhitung = 0.956 sedangkan rtabel = 0.381 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa r11> rtabel yang artinya semua item (36) pernyataan variabel X (Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah) dinyatakan Reliabel.

b. Hasil uji reliabilitas variabel Y (Produktivitas Kerja Guru) 11=

� −1 . 1


(29)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 11=

36

36−1 . 1−

19.246 173.509 11= 1.029 . [1−0.111] 11= [1.029].[0.889] 11= 0.914

Dari hasil perhitungan reliabilitas variabel Y diperoleh rhitung = 0,914 sedangkan rtabel = 0.381. Sehingga dapat ditarik kesimpulan r11 > rtabel maka semua item yang berjumlah 36 pernyataan dinyatakan Reliabel. Untuk lebih jelas, maka hasil perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Koefisien Reliabilitas rhitung rtabel Keterangan

Variabel X (Komunikasi

Interpersonal kepala Sekolah) 0.956 0.381 Reliabel Lanjutan tabel 3.8

Koefisien Reliabilitas rhitung rtabel Keterangan

Variabel Y (Produktivitas

Kerja Guru) 0.914 0.381 Reliabel

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan guna menunjang penelitian.

Riduwan (2013:69) mengemukakan bahwa “teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan sehingga mendapatkan data yang reliabel dan valid.”


(30)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini melalui angket/kuisioner, wawancara, dan studi dokumentasi. Berikut ini dipaparkan terkait teknik pengumpulan data yang peneliti tempuh, yaitu:

1. Angket (Kuisioner)

Sugiyono (2012:162) mengemukakan bahwa “angket/kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya.”

Adapun jenis angket yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Sebagaimana diungkapkan oleh Sukmadinata

(2012:219) bahwa “angket tertutup, pertanyaan dan pernyataan telah

memeiliki alternative jawaban yang tinggal dipilih oleh responden.” Selanjutnya Arikunto (2006:152) mengemukakan kelebihan dari digunakannya angket/kuisioner dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut:

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti;

b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden;

c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden;

d. Dapat dibuat anonym, sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu untuk menjawab; dan

e. Dapat dibuat standar sehingga semua repsonden dapat diberi pernyataan atau pertanyaan yang benar-benar sama.

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti ketika melakukan studi pendahuluan untuk mengidentifikasi hal-hal yang Akan mendukung dan menguatkan penelitian yang dilakukan. Sebagaimana

diungkapkan oleh Arikunto (2006:155) bahwa “wawancara adalah sebuah


(31)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

narasumber.” Selanjutnya Sugiyono (2013:194) juga mengemukakan hal

yang sama terkait wawancara, bahwa:

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengatuhi hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil Adapun jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara tidak terstruktur, karena pada teknisnya peneliti hanya melakukan wawancara satu sampai dua kali pada responden yang sama untuk mengidentifikasi permasalahan sebagai bahan pertimbangan untuk penulisan latar belakang dan peneliti melakukan wawancara terbatas pada hal-hal umum yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

3. Studi Dokumentasi

Dalam rangka mengumpulkan data, peneliti tidak hanya berpatok pada angket/kuisioner maupun wawancara, tetapi peneliti juga melakukan studi dokumentasi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arikunto (2006:158) bahwa :

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

H. Analisis Data

Analisis data merupakan suatu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Data yang terkumpul tidak akan memberikan banyak makna jika data tersebut tidak dianalisis. Dengan melakukan analisis data, akan diperoleh kesimpulan atas masalah yang diteliti, baik berupa implikasi maupun


(32)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rekomendasi untuk kegiatan penelitian selanjutnya. Adapun tahapan analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Seleksi Data

Seleksi data peneliti lakukan setelah data terkumpul. Proses seleksi data merupakan kegiatan awal dalam analisis data dimana peneliti memeriksa kembali kelengkapan data yang dibutuhkan guna menunjang penelitian yang dilakukan, juga memerika kelengkapan angket yang telah terkumpul setelah disebarkan oleh peneliti. Adapun tahapan yang dilakukan dalam proses seleksi data sebagai berikut:

a. Peneliti memeriksa jumlah angket yang terkumpul agar sama dengan jumlah angket yang disebarkan,

b. Setelah angket dihitung jumlahnya, peneliti memeriksa semua item pernyataan telah dijawab oleh responden dan tidak ada yang terlewat serta sesuai dengan prosedur pengisisan angket, dan

c. Memeriksa data yang layak untuk diolah dan sesuai kebutuhan peneliti.

2. Klasifikasi Data

Tahap kedua setelah seleksi data, adalah klasifikasi data. Pada tahap ini peneliti mengklasifikasikan data yang telah didapatkan berdasarkan variabel penelitian. Adapun data yang didapatkan berupa angket dikelompokkan oleh peneliti berdasarkan variabelnya lalu diberikan skor pada setiap alternatif jawaban menggunakan skala Likert. Tujuan dari pemberian skor ini adalah agar peneliti mengetahui kecenderungan skor responden atau item pernyataan pada dua variabel yang diteliti. Adapun jumlah skor yang diperoleh adalah


(33)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

skor mentah dari setiap variabel yang selanjutnya akan diolah lagi oleh peneliti menjadi data baku sebagai dasar proses pengolahan data.

3. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-rata (Weight Means Scored)

Teknik WMS digunakan untuk menghitung kecenderungan rata-rata variabel penelitian dan menentukan kriteria atas rata-rata yang didapatkan dari jawaban responden. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam menghitung WMS sebagai berikut:

a. Memberikan bobot nilai pada setiap alternatif jawaban item pernyataan,

b. Menghitung jumlah frekuensi pada setiap alternatif jawaban,

c. Menjumlahkan skor yang didapatkan pada setiap item pernyataan dikalikan bobot nilai pada setiap alternatif jawaban, dan

d. Menghitung rata-rata setiap item pernyataan dengan rumus : X=

Keterangan :

X = Nilai rata-rata yang dicari

X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban dikali bobot setiap alternatif kategori)

N = Jumlah responden.

e. Menentukan kriteria setiap item pernyataan sebagai berikut:

Tabel 3.9


(34)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rentang Nilai Kriteria Penafsiran

Variabel X Variabel Y 0.01-1.00 Rendah Tidak Pernah Tidak Pernah 1.01-2.00 Cukup Kadang-Kadang Kadang-kadang

2.01-3.00 Baik Sering Sering

3.01-4.00 Sangat Baik Selalu Selalu

4. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku untuk Setiap Variabel Dalam proses mengubah skor mentah menjadi skor baku, peneliti menggunakan rumus berikut yang diambil dari Riduwan (2013:131):

� =50+10 [ � − ] Keterangan:

Ti = Skor baku

Xi = Skor mentah

s = Standar deviasi x = Rata-rata (mean)

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku, sebagai berikut:

a. Menentukan skor terbesar dan terkecil pada setiap variabel,

b. Menentungan nilai rentang (R), yaitu skor tertinggi (ST) dikurangi skor terrendah (SR) :

R = ST - SR

c. Menentukan banyaknya kelas (BK) menggunakan rumus Sturgess: BK = 1 + 3.3 (log n)


(35)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i = R/BK

e. Membuat tabel penolong distribusi frekuensi dengan nilai banyak kelas (BK) dan panjang kelas interval (i) yang telah ditentukan sebelumnya, f. Menentukan rata-rata (X) dengan menggunakan rumus:

X = ∑fXi / n

g. Menentukan simpangan baku (s) atau standar deviasi (St.Dev) dengan menggunakan rumus berikut:

h. Mengubah skor mentah menjadi skor baku berdasarkan rumus yang telah dikemukakan di atas.

5. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data selanjutnya menggunakan analisis parametrik atau non-parametrik. Untuk mengetahui teknik yang akan digunakan dalam pengolahan data, maka perlu dilakukan uji normalitas distribusi data dengan menggunakan Chi Kuadrat (�2) senada dengan hal tersebut, Surakhmad (1998:95) mengemukakan bahwa :

Tidak semua populasi (maupun sampel) menyebar secara normal. Dalam hal ini, digunakan teknik yang (diduga) menyebar normal. Teknik stastistik yang sering dipaka sering disebut teknik parametric, sedangkan untuk penyebaran yang tidak normal dipakai teknik non-parametrik, sebuah teknik yang tidak terkait oleh bentuk penyebaran.

Perhitungan untuk menguji normalitas data pada penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi SPSS ( Statistical Passage for Social Science )

n.∑ fXi2–(∑ fXi)2

s = n (n-1)


(36)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

versi 17.0 for Windows dengan rumus One Simple Kolmogorov Smirnov Test. Untuk mendapatkan hasil hitung skor kecenderungan masing-masing variabel berikut langkah yang dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.0 for Windows:

a. Buka program SPSS,

b. Masukkan data mentah variabel X dan Y pada Data View,

c. Klik Variable View. Pada Variable View, kolom name pada baris pertama diisi dengan variabel X dan baris kedua dengan variabel Y, kolom decimal diubah menjadi 0, kolom label diisi dengan nama masing-masing variabel, selebihnya tidak perlu diubah,

d. Klik Analyze, pilih optional Nonparametric Test, kemudian klik 1-Sample K-S,

e. Sorot variabel X pada kotak Test Variable List dengan mengklik tanda f. Klik Options, kemudian pilih deskriptive pada Statistic dan Exclude

cases test by test, continue, dan

g. Klik normal pada Test Distribution, lalu klik OK (Lakukan langkah yang sama untuk menghitung uji normalitas variabel Y).

Dasar keputusan uji normalitas yang digunakan oleh peneliti adalah dengan melihat Asymptotic Significance 2-tailed pada tabel hasil uji normalitas dengan menggunakan bantuan aplikasi penghitungan SPSS versi 17.0 for Windows. “Asymptotic Significance 2-tailed merupakan pengujian dari nilai atau p-value untuk dapat memastikan bahwa distribusi yang diamati tidak akan menyimpang secara signifikan dari distribusi yang diharapkan pada kedua ujung two-tailed distribution (Yu, Zhen, Zhao & Zheng, 2008:138)”.

Adapun hipotesis dan dasar keputusan menurut rumus Kolmogorov Smirnov, sebagai berikut:

a. Ho: Tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal.

b. Ha: Terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal.


(37)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Nilai Asymp Sig 2-tailed > 0,05, maka Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal. b. Nilai Asymp Sig 2-tailed < 0,05, maka Ha diterima berarti terdapat

perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal. 6. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis penelitian bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kontribusi dari variabel X (Komunikasi Interpersonal kepala Sekolah) terhadap variabel Y (Produktivitas Kerja Guru). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variabel Y. Teknik statistik yang digunakan akan bergantung pada hasil uji normalitas distribusi data. Adapun teknik statistik yang digunakan adalah teknik statistik parametrik yang pengujian hipotesisnya menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment (Riduwan,2012:138):

= � −( ) . ( )

{�. ( 2)( )2}. {. ( 2)( )2} Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi yang dicari

n = Banyaknya subjek pemilik nilai X = nilai variabel 1


(38)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun hipotesis yang diajukan oleh peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut:

Ho = Tidak terdapat kontribusi yang positif dan signifikan dari Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru

Ha = Terdapat kontribusi yang positif dan signifikan dari Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru

Dalam proses pengolahannya, peneliti menggunakan bantuan SPSS versi 17.0 for Windows. Variabel-variabel yang akan dikorelasikan adalah variabel X (independent) dan variabel Y (dependent), maka rxy merupakan

hasil koefisien korelasi dari kedua variabel tersebut. Selanjutnya, r xy hitung

dibandingkan dengan r xy tabel dengan taraf kesalahan 5 %. Bila harga r xy hitung > r xy tabel dan bernilai positif, maka terdapat hubungan yang positif

sebesar angka hasil perhitungan tersebut. Langkah selanjutnya adalah menafsirkan koefisien korelasi untuk memberikan interpretasi dengan menggunakan tolok ukur berdasarkan rxy hitung yang dikemukakan oleh

Sugiyono (2013:257), sebagai berikut: Tabel 3.10

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat 0,60 – 0,799 Kuat 0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah


(39)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,00 – 0,199 Sangat rendah

Adapun langkah untuk mencari koefisien korelasi dengan menggunakan program SPSS (Riduwan dan Sunarto, 2011:274-277) sebagai berikut:

a. Buka program SPSS, destinasikan variable view dan definisikan dengan mengisi kolom-kolom berikut:

1) Kolom Name pada baris pertama isi dengan X dan baris kedua isi dengan Y

2) Kolom Type isi dengan Numeric 3) Kolom Widht diisi dengan 8 4) Kolom Decimal = 0

5) Kolom Label untuk baris pertama diisi ketikan nama variabel X dan baris kedua dengan ketikkan nama variabel Y

6) Kolom Value dan Missing diisi dengan None 7) Kolom Coloumns diisi dengan 8

8) Kolom Align pilih Center 9) Kolom Measure pilih Scale

b. Aktifkan data view kemudian masukkan data baku variabel X dan Y

c. Klik menu Analyze, kemudian pilih Correlate dan pilih Bivariate d. Sorot variabel X dan Y, lalu pindahkan ke kotak variabel dengan

cara mengklik tanda

e. Tandai pilihan pada kotak Pearson  two-tailed  Falg significant correlation

f. Klok Option dan tandai pada kotak pilihan Mean and Standart Deviation lalu Klik continue

g. Klik Ok.

b. Uji Tingkat Signifikansi

Uji tingkat signifikasi dilakukan untuk menguji signifikasi hasil korelasi variabel X dan Y dengan maksud mengetahui apakah hubungan itu signifikan atau berlaku untuk seluruh populasi. Untuk mengujinya digunakan rumus Uji Signifikasi Korelasi atau disebut Uji t, sebagai berikut:


(40)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ℎ� ��

=

�−

2

1− ² (Riduwan, 2012:139) Keterangan:

ℎ� �� = Nilai t

= Nilai Koefisien Korelasi

� = Jumlah sampel

Nilai yang didapatkan kemudian dibandingan antara thitung dengan ttabel.

Apabila thitung > ttabel maka Ha diterima, dan jika thitung < ttabel maka Ho

diterima.adapun tingkat kesalahan dalam uji tingkat signifikansi adalah 5% dengan derajat kebebasan (dk) = n-2.

Adapun untuk mencari nilai koefisien determinasi dengan menggunakan program SPSS (Riduwan dan Sunarto, 2011: 294-299) sebagai berikut:

a. Buka program SPSS 17.00 for windows, destinasikan variabel view seperti langkah uji korelasi,

b. Aktifkan data view, masukkan data baku variabel X dan Y,

c. Klik Analyze, pilih correlations untuk mendapatkan sig.(2-tailed) kemudian klik Regresion, pilih Linear,

d. Pindahkan variabel X ke kotak independen dan variabel Y ke kotak dependen,

e. Klik Statistic, lalu centang Estimates, Model fit, R square, Descriptive, klik continue,

f. Klik plots, masukkan SDRESID ke kotak Y dan ZPRED ke kotak X, lalu Next,

g. Masukkan ZPRED ke kotak Y dan DEPENDENT ke kotak X, h. Pilih Histogram dan Normal Probability plot, klik Continue,

i. Klik save pada Predicted Value, pilih Unstandarized dan pada Prediction Intervals klik Mean dan Individu, lalu Continue,

j. Klik Options, pastikan bahwa taksiran probability dalam kondisi default sebesar 0,05, lalu klik continue dan Ok.


(41)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun nilai uji-t yang digunakan berada pada tabel coefficient. c. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determiniasi digunakan untuk mengetahui besarnya persentasi kontribusi variabel X terhadap variabel Y. Riduwan dan Sunarto (2011:139), mengemukakan bahwa : “… untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinasi…”. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:

KD = r2 x 100% Keterangan:

KD = Koefisien determinasi yang dicari r2 = Nilai koefisien korelasi

langkah yang ditempuh dalam uji koefisien determinasi sama dengan perhitungan uji tingkat signifikasni, hanya saja tabel yang digunakan untuk mengetahui koefisien determinasi adalah tabel model summary.

d. Analisis Regresi

Analisis regresi didasari oleh adanya hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat dari variabel X terhadap variabel Y. Riduwan

(2013:148) mengemukakan bahwa “ kegunaan regresi dalam penelitian

salah satunya adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat(Y) apabila variabel bebas (X) diketahui.” Adapun rumus yang digunakan adalah rumus regresi linier sederhana (Riduwan,2013:148) sebagai berikut:


(42)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

= (dibaca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu terprediksi = nilai konstanta harga Y jika X = 0

= nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjuk kan nilai peningkatan (+) atau penurunan (-) variabel Y untuk mengetahui nilai a dan b, maka digunakan rumus sebagai berikut:

= ( �). ( �

2

)−( )( . )

�. 2−( )2

= �. − .

�. 2−( )2

Langkah untuk mencari nilai regresi dengan menggunakan SPSS adalah sama halnya dengan langkah untuk mencari tingkat uji signifikansi dan tabel yang digunakan untuk uji regresi adalah tabel coefficient. Kesimpulan dari uji regresi ini adalah bahwa harga b merupakan fungsi dari koefisien korelasi. Apabila koefisien korelasi tinggi maka harga b juga akan ikut tinggi, dan jika harga koefisien korelasi rendah maka harga b juga akan rendah.


(1)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Nilai Asymp Sig 2-tailed > 0,05, maka Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal. b. Nilai Asymp Sig 2-tailed < 0,05, maka Ha diterima berarti terdapat

perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal.

6. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis penelitian bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kontribusi dari variabel X (Komunikasi Interpersonal kepala Sekolah) terhadap variabel Y (Produktivitas Kerja Guru). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variabel Y. Teknik statistik yang digunakan akan bergantung pada hasil uji normalitas distribusi data. Adapun teknik statistik yang digunakan adalah teknik statistik parametrik yang pengujian hipotesisnya menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment (Riduwan,2012:138):

= � −( ) . ( )

{�. ( 2)( )2}. {. ( 2)( )2}

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi yang dicari n = Banyaknya subjek pemilik nilai X = nilai variabel 1


(2)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun hipotesis yang diajukan oleh peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut:

Ho = Tidak terdapat kontribusi yang positif dan signifikan dari Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru

Ha = Terdapat kontribusi yang positif dan signifikan dari Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru

Dalam proses pengolahannya, peneliti menggunakan bantuan SPSS versi 17.0 for Windows. Variabel-variabel yang akan dikorelasikan adalah variabel X (independent) dan variabel Y (dependent), maka rxy merupakan hasil koefisien korelasi dari kedua variabel tersebut. Selanjutnya, r xy hitung dibandingkan dengan r xy tabel dengan taraf kesalahan 5 %. Bila harga r xy hitung > r xy tabel dan bernilai positif, maka terdapat hubungan yang positif sebesar angka hasil perhitungan tersebut. Langkah selanjutnya adalah menafsirkan koefisien korelasi untuk memberikan interpretasi dengan menggunakan tolok ukur berdasarkan rxy hitung yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013:257), sebagai berikut:

Tabel 3.10

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah


(3)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,00 – 0,199 Sangat rendah

Adapun langkah untuk mencari koefisien korelasi dengan menggunakan program SPSS (Riduwan dan Sunarto, 2011:274-277) sebagai berikut:

a. Buka program SPSS, destinasikan variable view dan definisikan dengan mengisi kolom-kolom berikut:

1) Kolom Name pada baris pertama isi dengan X dan baris kedua isi dengan Y

2) Kolom Type isi dengan Numeric 3) Kolom Widht diisi dengan 8 4) Kolom Decimal = 0

5) Kolom Label untuk baris pertama diisi ketikan nama variabel X dan baris kedua dengan ketikkan nama variabel Y

6) Kolom Value dan Missing diisi dengan None 7) Kolom Coloumns diisi dengan 8

8) Kolom Align pilih Center 9) Kolom Measure pilih Scale

b. Aktifkan data view kemudian masukkan data baku variabel X dan Y

c. Klik menu Analyze, kemudian pilih Correlate dan pilih Bivariate d. Sorot variabel X dan Y, lalu pindahkan ke kotak variabel dengan

cara mengklik tanda

e. Tandai pilihan pada kotak Pearson  two-tailed  Falg significant correlation

f. Klok Option dan tandai pada kotak pilihan Mean and Standart Deviation lalu Klik continue

g. Klik Ok.

b. Uji Tingkat Signifikansi

Uji tingkat signifikasi dilakukan untuk menguji signifikasi hasil korelasi variabel X dan Y dengan maksud mengetahui apakah hubungan itu signifikan atau berlaku untuk seluruh populasi. Untuk mengujinya digunakan rumus Uji Signifikasi Korelasi atau disebut Uji t, sebagai berikut:


(4)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ℎ� ��

=

�−

2

1− ² (Riduwan, 2012:139) Keterangan:

ℎ� �� = Nilai t

= Nilai Koefisien Korelasi � = Jumlah sampel

Nilai yang didapatkan kemudian dibandingan antara thitung dengan ttabel. Apabila thitung > ttabel maka Ha diterima, dan jika thitung < ttabel maka Ho diterima.adapun tingkat kesalahan dalam uji tingkat signifikansi adalah 5% dengan derajat kebebasan (dk) = n-2.

Adapun untuk mencari nilai koefisien determinasi dengan menggunakan program SPSS (Riduwan dan Sunarto, 2011: 294-299) sebagai berikut:

a. Buka program SPSS 17.00 for windows, destinasikan variabel view seperti langkah uji korelasi,

b. Aktifkan data view, masukkan data baku variabel X dan Y,

c. Klik Analyze, pilih correlations untuk mendapatkan sig.(2-tailed) kemudian klik Regresion, pilih Linear,

d. Pindahkan variabel X ke kotak independen dan variabel Y ke kotak dependen,

e. Klik Statistic, lalu centang Estimates, Model fit, R square, Descriptive, klik continue,

f. Klik plots, masukkan SDRESID ke kotak Y dan ZPRED ke kotak X, lalu Next,

g. Masukkan ZPRED ke kotak Y dan DEPENDENT ke kotak X, h. Pilih Histogram dan Normal Probability plot, klik Continue,

i. Klik save pada Predicted Value, pilih Unstandarized dan pada Prediction Intervals klik Mean dan Individu, lalu Continue,

j. Klik Options, pastikan bahwa taksiran probability dalam kondisi default sebesar 0,05, lalu klik continue dan Ok.


(5)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun nilai uji-t yang digunakan berada pada tabel coefficient.

c. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determiniasi digunakan untuk mengetahui besarnya persentasi kontribusi variabel X terhadap variabel Y. Riduwan dan Sunarto (2011:139), mengemukakan bahwa : “… untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinasi…”. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:

KD = r2 x 100% Keterangan:

KD = Koefisien determinasi yang dicari r2 = Nilai koefisien korelasi

langkah yang ditempuh dalam uji koefisien determinasi sama dengan perhitungan uji tingkat signifikasni, hanya saja tabel yang digunakan untuk mengetahui koefisien determinasi adalah tabel model summary.

d. Analisis Regresi

Analisis regresi didasari oleh adanya hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat dari variabel X terhadap variabel Y. Riduwan (2013:148) mengemukakan bahwa “ kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat(Y) apabila variabel bebas (X) diketahui.” Adapun rumus yang digunakan adalah rumus regresi linier sederhana (Riduwan,2013:148) sebagai berikut:


(6)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

= (dibaca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu terprediksi = nilai konstanta harga Y jika X = 0

= nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjuk kan nilai peningkatan (+) atau penurunan (-) variabel Y

untuk mengetahui nilai a dan b, maka digunakan rumus sebagai berikut:

= ( �). ( � 2

)−( )( . )

�. 2−( )2

= �. − .

�. 2−( )2

Langkah untuk mencari nilai regresi dengan menggunakan SPSS adalah sama halnya dengan langkah untuk mencari tingkat uji signifikansi dan tabel yang digunakan untuk uji regresi adalah tabel coefficient. Kesimpulan dari uji regresi ini adalah bahwa harga b merupakan fungsi dari koefisien korelasi. Apabila koefisien korelasi tinggi maka harga b juga akan ikut tinggi, dan jika harga koefisien korelasi rendah maka harga b juga akan rendah.