LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS surat

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pengalaman dan fakta yang penulis temukan di lapangan, terdapat
beberapa masalah berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas.
Salah satu diantaranya berkaitan dengan metode yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran masih sering ditemui adanya kecenderungan
meminimalkan keterlibatan siswa. Dominasi guru dalam proses pembelajaran masih
nampak, akibatnya siswa lebih bersifat pasif dan lebih banyak menunggu sajian guru dari
pada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan atau sikap yang mereka
butuhkan.
Saat ini proses pembelajaran Bahasa Indonesia masih cenderung dilakukan dengan
cara konvensional dan ceramah. Bagi yang suka menggunakan cara ini, mengajar dipahami
sebagai proses pemindahan pengetahuan dari guru kepada siswa. Siswa dianggap sebagai
objek penerima pengetahuan yang pasif, sedangkan peran guru direduksi hanya sebagai
pengajar. (Rochyadi, 2001 : 4).
Kondisi seperti ini telah menyebabkan siswa menjadi jenuh, bosan dan kehilangan
antusias dalam mengikuti pembelajaran. Akhirnya minat dan motivasi belajar Bahasa
Indonesia pada diri siswa menjadi berkurang. Fakta ini penulis temukan pada saat
melalukan dialog langsung dengan siswa tentang kecenderungan rendahnya minat dan
motivasi belajar mereka pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini pula yang diduga

menjadi penyebab rendahnya rata-rata nilai Bahasa Indonesia yang diperoleh siswa yang
hanya sebesar 70 jauh di bawah KKM yang ditentukan, yakni sebesar 78.
Rendahnya hasil dan motivasi belajar siswa mengikuti pembelajaran Bahasa
Indonesia, salah satu penyebabnya terletak pada faktor guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Proses pembelajaran akan sangat diwarnai oleh peran guru dalam kegiatan
pembelajaran tersebut. Menurut Biggs dan Telfer dalam Dinn Wahyudin (2001: 74),
“diantara motivasi belajar siswa ada yang dapat diperkuat dengan cara pembelajaran.
Motivasi instrumental, motivasi sosial, dan motivasi berprestasi rendah misalnya dapat
dikondisikan secara bersyarat agar terjadi peran belajar siswa”.
Berdasarkan pendapat di atas, kegiatan pembelajaran dapat memberikan pengaruh
pada diri peserta didik. Karena itu guru sebagai subjek pembelajar harus memiliki

1

kemampuan dalam menentukan pilihan model pembelajaran yang akan dilaksanakannya
pada saat berinteraksi di dalam kelas.
Menyikapi kondisi di atas, perlu dilakukan upaya memperbaiki keadaan tersebut
dengan mencobakan suatu pendekatan pembelajaran lain yang lebih mendorong siswa
belajar dan berpartisipasi aktif sehingga pembelajaran lebih terpusat pada siswa (Student
Centered), tidak lagi menjadikan guru mendominasi kegiatan pembelajaran (Teacher

Centered).
Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa
pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan kontekstual
sebagai alternatif solusinya. Judul yang penulis ajukan adalah “Meningkatkan Kemampuan
Menulis Surat Dinas dengan menggunakan pembelajaran Kontekstual di Kelas VIII.2
SMP Negeri 2 Pedamaran”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian dirumuskan
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kemampuan menulis surat dinas

dengan menggunakan pendekatan

Kontekstual di Kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Pedamaran?
2. Apakah terdapat peningkatan aktivitas kegiatan menulis surat dinas siswa kelas VIII.2
SMP Negeri 2 Pedamaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah dimilikinya

kemampuan siswa dalam

menulis

surat dinas pada pembelajaran Bahasa Indonesia

melalui penggunaan pendekatan kontekstual
2. Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk :
a. Mengetahui kemampuan menulis surat dinas dengan menggunakan pendekatan
kontekstual di kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Pedamaran.
b. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada aspek kompetensi menulis surat dinas

2

c. Menggali ide-ide yang ada dalam diri siswa sehingga proses pembelajatran menjadi
menyenangkan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat
dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran kepada pihak-pihak sebagai

berikut:
1. Bagi Guru
a. Dapat menemukan solusi yang tepat dan akurat dalam mengatasi masalah menulis surat
dinas.
b. Dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mendesain model dan teknik
pembelajaran yang menarik, variatif dan tidak membosankan.
2. Bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan motivasi dan kreativitas siswa dalam meningkatkan kemampuan
menulis surat dinas dalam aspek menulis.
b. Dapat meningkatkan antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis surat dinas
dalam aspek menulis.
3. Bagi Sekolah
Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dijadikan masukkan bagi sekolah dalam
rangka meningkatkan kemampuan dan kreativitas guru serta untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia pada khususnya dan kualitas proses
pembelajaran mata-mata pelajaran lain pada umumnya

3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran Kontekstual, Contecxtual Teaching and Learning (CTL) mempunyai
pengertian pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan
situasi dunia yang nyata dan pembelajaran yang memotifasi siswa agar menghubungkan
pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan
masyarakat (Kasihani, 2001).
Pembelajaran Kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru
mengaitkan konsep mata pelajaran dengan situasi dunia dan memotivasi siswa membuat
hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (Nur, 2001). Lebih lanjut Nur menyebutkan CTL
merupakan suatu reaksi terhadap teori yang pada dasarnya behavioristik yang telah
mendominasi pendidikan selama puluhan tahun. Pendekatan CTL mengakui bahwa
pembelajaran merupakan suatu proses kompleks dan banyak fase ber1angsung jauh
melampaui drill-oriented dan metodelogi stimulus dan response yang dikembangkan oleh
pembelajaran berorientasi pada psikologi behaviorisme.
Berdasarkan teori tersebut, belajar hanya terjadi jika siswa memproses informasi
atau pengetahuan baru sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka berpikir
yang dimilikinya.Pola pembelajaran kontektua1 sangat berbeda dengan pembelajaran
konvensional yang kita kenal selama ini. Beberapa perbedaan tersebut dapat kita

gambarkan dalam tabel berikut ini: TABEL 2.1 PERBEDAAN POLA PEMBELAJARAN
KONVENSIONAL DENGAN KONTEKSTUAL
KONVENSIONAL
1. Menyandarkan kepada hafalan
2. Pemilihan informasi ditentukan oleh
guru
3. Cenderung terfokus pada satu bidang
(disiplin) tertentu
4. Memberikan tumpukan informasi
kepada siswa sampai pada saatnya
diperlukan
5. Penilaian basil belajar hanya melalui
kegiatan berupa ujian/ ulangan.
Sumber : Depdikbud; 2002

4

KONTEKSTUAL
1. Mendasarkan pada memori spesial
2. Pemilihan informasi berdasarkan

kebutuhan individu siswa
3.
Cenderung
mengintegrasikan
beberapa bidang (disiplin)
4. Selalu mengaitkan informasi dengan
pengetahnan awal yang telah dimiliki
siswa
5. Menerapkan penilaian autentik
melalui penerapan praktis dalam
pemecahan masalah.

Orang dapat belajar paling baik dalam konteks, yaitu sesuatu yang terkait dengan
kebutuhannya. Fakta dan keterampilan yang dipelajari secara terpisah sulit untuk diserap,
di samping akan cepat menguap bagaikan asap. Belajar terbaik dapat dilakukan dengan
mengerjakan pekerjaan itu sendiri dalam proses penye1aman ke "dunia nyata" secara
teruss-menerus, menggunakan umpan balik, perenungan, evaluasi, dan penyelaman
kembali (refleksi).
B.


Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kontekstual

1. Kesiapan dan Motivasi
Prinsip kesiapan dan motivasi menyatakan bahwa jika dalam menyampaikan pesan
pembelajaran siswa siap dan mempunyai motivasi tinggi, hasilnya akan lebih baik. Siap
disini bermakna siap pengetahuan prasyarat, siap mental dan siap fisik. Untuk mengetahui
kesiapan siswa perlu diadakan tes prasyarat.
Selanjutnya, motivasi merupakan dorongan untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu, termasuk melakukan kegiatan belajar. Dorongan bisa berasal dari dalam maupun
dari luar diri siswa. Motivasi juga dapat ditingkatkan dengan memberikan hadiah dan
hukuman (reward and punishment).
2. Penggunaan Alat Pemusat Perhatian
Jika dalam penyampaian pesan digunakan alat pemusat perhatian, hasil belajar
akan meningkat. Terpusatnya mental terhadap suatu objek memegang peranan penting
bagi keberhasilan proses belajar. Semakin memperhatikan akan semakin berhasil, semakin
tidak memperhatikan akan gagal. Meskipun penting, perhatian mempunyai sifat sulit
dikendalikan dalam waktu lama. Karena itu, perlu digunakan berbagai alat dan teknik
untuk mengendalikan atau mengarahkan perhatian. Alat pengendali perhatian yang paling
utama adalah media seperti gambar, ilustrasi, bagan warna warni, audio, video, penegas
visual, atau penegas verbal. Teknik yang paling dapat digunakan untuk mengendalikan

perhatian misalnya gerakan, perubahan, sesuatu yang aneh, mengagetkan, rnenegangkan,
lucu, atau humor
3. Pengulangan
Jika penyampaian pesan pembelajaran diulang-ulang, hasil belajar akan lebih baik.
Pengulangan dilakukan dengan cara dan media yang sama maupun dengan cara dan media
yang berbeda. Perulangan dapat pula dilakukan dengan memberikan tinjauan selintas awal
pada saat memulai pelajaran dan ringkasan atau kesimpulan pada akhir pelajaran.

5

Perulangan dapat pula dilakukan dengan jalan menggunakan kata-kata isyarat tertentu
seperti "sekali lagi saya ulang", dan "dengan kata lain", singkat kata", dan sebagainya.
4. Umpan Balik
Jika dalam penyampaian pesan siswa diberi umpan balik, hasil belajar akan
meningkat. Jika salah diberikan pembetulan (corrective feedback) dan jika betul diberi
konfirmasi atau penguatan (confirmative feedback). Siswa akan menjadi mantap jika betul
kemudian dibetulkan. Sebaliknya, siswa akan tahu letak kesalahannya jika diberi tahu
kesalahannya dan dibetulkan. Secara teknis, umpan balik diberikan dalam bentuk kunci
jawaban yang benar.
5. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual

a.

Menekankan pada pemecahan masalah/problem. Pengajaran diawali dengan
menyajikan masalah nyata yang relevan dengan keluarga siswa, pengalaman sekolah,
tempat kerja, dan masyarakat yang menpunyai arti penting bagi siswa. Siswa didorong
untuk berpikir kritis dan sistematis untuk menemukan masalah dan menggunakan isi
materi pembelajaran untuk menyelesaikan masalah.

b. Mengakui bahwa kebutuhan belajar siswa terjadi berbagai konteks, seperti di rumah,
masyarakat, tempat kerja. Pengetahuan yang diperoleh siswa yang tidak lepas dari
mana dan bagaimana siswa mendapatkan pengetahuan, dan pengetahuannya semakin
bertambah jika mereka mempelajari dari lingkungan yang bervariasi.
c.

Mengontrol dan mengarahkan siswa menjadi pebelajar yang mandiri (self regulatedlearneds) dengan cara memperkenankan siswa selalu melakukan uji coba (trial and
error), sehingga pada akhirnya siswa dengan bimbingan yang sedikit dapat
memproses informasi, memecahkan masalah dan memanfaatkannya.

d.


Memahami meragaman konteks hidup siswa dan dapat memanfaatkannya sebagai
daya pendorong sekaligus menambah kompleksitas pembelajaran itu sendiri, melalui
kerja sama dan aktivitas kelompok belajar yang terdiri dari keragaman siswa sehingga
dapat membangun ketrampilan interpersonal, yaitu berpikir melalui komunikasi
dengan orang lain.

e.

Guru bertindak sebagai fasilitator, pe1atih, dan pembimbing akademis dalam
mendorong siswa untuk melakukan kerjasama dalam belajar. Komunitas pembelajaran
terbentuk di dalam tempat kerja dan sekolah kaitannya dengan suatu usaha untuk
bersama-sama menggunakan pengetahuan, memusatkan tujuan pembelajaran dan
memperkenankan semua orang untuk belajar dari sesamanya.

6

f.

Menggunakan penilaian autentik (Authentic Assessment). Penilaian autentik tidak
hanya mengukur seberapa banyak pengetahuan yang telah dikumpulkan oleh siswa,
tetapi juga dapatkan siswa menerapkan pengetahuannya untuk memecahkan masalah
kehidupan nyata meskipun tarafnya sederhana.

6. Evaluasi Pembelajaran Kontekstual
Untuk menentukan apakah pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, diperlukan strategi penilaian yang beragam. Hal yang berkaitan dengan hasil
belajar meliputi penilaian pembelajaran kontekstual yang dapat membangun dan
memperluas pengalaman siswa dibandingkan sebelumnya, apakah pembelajaran
kontekstual dapat membantu siswa dalam menyelesaikan/memecahkan persoalan dunia
nyata, atau siswa menga1ami peningkatan dalam mengekspresikan apa yang mereka
ketahui termasuk bagaimana menggunakan pengetahuannya di dalam dan di luar sekolah.
Strategi penilaian dan alat ukurnya dikatakan baik jika ada kesesuaian dengan
tujuan dan dampak nyata (out come) yang diharapkan dari materi pelajaran tertentu. Dari
tujuan dan out come materi pelajaran, muncul ragam strategi penilaian yang dapat
mengukur prestasi siswa dan pengetahuan proses di dalam aktivitas pembelajaran (konteks
autentik) salah satu prinsip penilaian pada pembelajaran kontekstual adalah tidak hanya
menilai apa yang diketahui oleh siswa, tetapi juga menilai apa yang dapat dilakukan oleh
siswa. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dilakukanlah penilaian autentik (authentic
assessment). Strategi penilaian yang dapat dikategorikan pada penilaian autentik adalah
penilaian kinerja (performance assessment), observasi sistematik, dan portofo1io
(Depdikbud, 2002:25).

7

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Pedamaran pada semester
ganjil tahun pelajaran 2014/2015.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Pedamaran, dengan
jumlah siswa 26 siswa , yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa
perempuan. Alasan mengapa kelas VIII.2 dipilih sebagai subjek penelitian, karena selain
menjadi kelas penulis ditugasi mengajar, juga siswa di kelas tersebut relatif lebih beragam
dalam hal kemampuan akademik serta motivasi belajarnya.
C. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui :
1. Tes, berupa tes awal dan tes akhir untuk mengukur hasil belajar siswa dalam pelajaran
Bahasa Indonesia
2. Evaluasi diri siswa dalam proses pembelajaran kontekstual
3. Observasi, dilakukan terhadap kegiatan guru (peneliti) dan siswa yang dilakukan oleh
observer dalam pembelajaran kontekstual.
4. Catatan kecil atau catatan lapangan dilakukan untuk menghimpun data refleksi guru dan
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam kelas pembelajaran kontekstual.
5. Wawancara dilakukan terhadap siswa tentang motivasi belajar Bahasa Indonesia
dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
D. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data kualitatif dilakukan sepanjang penelitian berlangsung, dalam arti
sejak pengumpulan informasi dilakukan, maka sejak itulah analisis terhadap data yang
ditemukan dilakukan pula. Data atau informasi dari lapangan yang diperoleh melalui
wawancara, observasi atau studi dokumentasi dideskripsikan kemudian diseleksi pada halhal yang bersifat urgen untuk ditayangkan ke dalam bentuk bagan atau tabel catatan
lapangan.

8

Analisis data kuantitatif dilakukan terhadap hasil belajar siswa, dengan cara
membandingkan hasil belajar sebelum dan sesudah tindakan dilakukan, hasil belajar siklus
I, dan II.
Tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian ini meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Pengembangan fokus masalah penelitian
Pengembangan fokus masalah penelitian berkaitan dengan identifikasi, analisis, dan
rencana pemecahan masalah penelitian.
E.Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
a. Siklus I
Kegiatan pada siklus I meliputi :
1) Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini langkah-langkah peneliti sebagai berikut :
a) Menyusun skenario dan alat evaluasi pembelajaran menggunakan model pendekatan
kontekstual, pada bulan Juli 2014.
b) Menyusun pedoman evaluasi diri siswa, lembar observasi kegiatan pembelajaran
siswa dan guru dalam proses pembelajaran kontekstual pada Bulan
2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi (Action and Observation)
Melaksanakan tindakan pembelajaran pertama (Minggu pertama Bulan ) sesuai
dengan skenario pembelajaran pada kompetensi dasar Menulis surat dinas

dengan

memperhatikan komposisi , isi, dan bahasa. Pembelajaran menggunakan pendekatan
kontekstual di kelas VIII.2. Selama proses pembelajaran dilakukan observasi oleh guru
yang ditunjuk sebagai obeserver untuk mengamati aktivitas guru (peneliti) dan siswa.
3) Refleksi (Reflective)
Kegiatan

refleksi

dilakukan

berdasarkan

hasil

observasi,

evaluasi

hasil

pembelajaran, dan evaluasi diri, serta meminta masukkan dari siswa tentang proses
pembelajaran topik “Menulis Surat Dinas” dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
Dari hasil refleksi kemudian peneliti memperbaiki dan menguatkan rencana tindakan
untuk siklus II.

9

b. Siklus II
Kegiatan pada Siklus II meliputi :
1) Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi proses pembelajaran pada siklus I, maka disusun skenario
pembelajaran siklus II menggunakan pendekatan kontekstual yang merupakan perbaikan
dari siklus I, beserta alat evaluasi pembelajarannya.
2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi (Action and Observation)
Melaksanakan tindakan pembelajaran II sesuai dengan skenario pembelajaran di kelas
VIII. Selama proses pembelajaran dilakukan observasi oleh guru yang ditunjuk sebagai
observer untuk mengamati aktivitas guru (peneliti) dan siswa.
3) Refleksi (Reflective)
Setelah kegiatan pembelajaran siklus II dilaksanakan, dilanjutkan dengan kegiatan
refleksi. Berdasarkan hasil observasi, evaluasi hasil pembelajaran, dan evaluasi diri, serta
meminta masukkan dari siswa tentang proses pembelajaran. Akhirnya diperoleh beberapa
masukkan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

10

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Deskripsi Setting Penelitian
SMP Negeri 2 Pedamaran adalah salah satu lembaga pendidikan yang berada di
bawah Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Komering Ilir. SMP Negeri 2 Pedamaran
merupakan salah satu SMP Negeri yang berada di jalan Lintas timur desa Sukaraja
Kec.Pedamaran.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Pedamaran,dengan jumlah
siswa 26 siswa , yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan.
Alasan mengapa kelas VIII.2

dipilih sebagai subjek penelitian, karena selain

menjadi kelas penulis ditugasi mengajar, juga siswa di kelas tersebut relatif lebih beragam
dalam hal kemampuan akademik serta motivasi belajarnya.
B.Hasil Penelitian
1. Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan ini meliputi kegiatan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Sebagai penunjang peneliti
menggunakan LKS yang menekankan pada aktivitas mengamati, menganalisis,
menyimpulkan dan mengkomunikasikannya kepada teman sebaya serta membuat lembar
observasi untuk memantau kegiatan dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan tindakan ini peneliti mensosialisasikan pembalajaran Bahasa
Indonesia sesuai RPP melalui pendekatan kontekstual. Saat proses pembelajaran guru
membagi siswa ke dalam beberapa kelompok beranggotakan 4 atau 5 orang secara
heterogen, guru menyampaikan materi pembelajaran, selanjutnya memberikan tugas
kepada tiap kelompok untuk dikerjakan. Anggota kelompok yang sudah menguasai
diminta menjelaskan pada anggota kelompoknya sampai anggota dalam kelompok itu
mengerti atau memahami, guru berkeliling membimbing, mengawasi dan langsung menilai
proses pembelajaran terhadap siswa. Setelah selesai, melalui juri bicara setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan kelompok lainnya memberikan tanggapan,
guru memberikan penjelasan (klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan memberikan
kesimpulan, pada akhir pertemuan diadakan evaluasi.
11

c.

Observasi
Selama berlangsungnya proses pembelajaran, observasi dilaksanakan secara

kolaborasi oleh pengamat, yakni rekan guru yang sama mengampu mata pelajaran Bahasa
Indonesia dan peneliti dengan menggunakan instrumen yang meliputi: aktivitas siswa dan
aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran kontekstual. Hasil pengamatan terhadap
aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah diuraikan
sebagai berikut :
1) Aktivitas guru
Diawali dengan pertanyaan (questioning) tentang “Menulis Surat”, dilanjutkan
dengan pembahasan tentang Jenis-jenis Surat. Siswa memperhatikan uraian guru tentang
surat, jenis-jenis surat, dan bagaimana cara menulis surat dinas.
Pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan metode
cooperative learning dan alat pemusat perhatian berupa “lembar pertanyaan” mulai
dilaksanakan dengan cara :
a) Siswa dikelompokkan menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4
dan 5 orang siswa, setiap kelompok diberi lembar pertanyaan yang berisi 3 pertanyaan
tentang surat, penggolongan, dan bagaimana cara menulis surat dinas.
b) Siswa bekerja di dalam kelompok, akan tetapi setiap anggota menuliskan pekerjaannya
masing-masing, dan di antara kelompok terjadi suasana yang kompetitif, sehingga
siswa termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan paling cepat atau lebih dulu dan
terbaik dalam menjawab.
c) Kelompok yang paling cepat menyelesaikan pekerjaan diberi kesempatan paling awal
mempresentasikan hasil kerja kelompok oleh perwakilan kelompok.
d) Guru menuliskan kriteria/format penilaian di papan tulis terhadap hasil kerja kelompok.
(A = Baik Sekali, B = Baik, C = Cukup, dan K = Kurang)
e) Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menilai hasil kerja kelompoknya dan hasil
kerja kelompok lain disertai dengan alasan-alasan yang kuat terhadap penilaiannya.
f) Guru memberikan penilaian akhir terhadap hasil kerja kelompok disertai alasannya.
Kegiatan pembelajaran diakhiri guru dengan menyimpulkan materi pembelajaran
Menulis tentang “Menulis Surat Dinas ”. Guru memberikan tes lisan tentang materi
tersebut, beberapa orang siswa menjawab, selanjutnya guru menugaskan siswa untuk
mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang harus dikumpulkan minggu berikutnya.
Guru juga melakukan refleksi bersama siswa dengan cara mengajukan pertanyaan apakah
para siswa merasa senang belajar dengan cara berkelompok seperti itu, apakah materi
12

mudah atau sulit dipahami, dan berikan alasannya. Hasil observasi pelaksanaan tindakan
pada siklus I tampak dalam tabel berikut :
Tabel 4.1 Hasil Observasi Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Kriteria
No

Aspek Yang Diobservasi

Penilaian
B
C
V

1

Membuat skenario pembelajaran berbasis

2

CTL
Menggunakan alat pemusat perhatian

3

sebagai stimulus
Mendorong siswa bertamasya mental

4

(round trip) mengenai stimulus
Mengaitkan materi dengan kehidupan

5

nyata siswa sehari-hari
Memberikan kesempatan siswa bertanya

6

Memberikan

7

mengemukakan pendapat
Mendorong siswa menemukan sendiri

V

8

materi
Mendorong siswa berpikir kritis dan

V

9

memecahkan masalah
Menciptakan “masyarakat belajar” atau

10

Belajar kelompok
Mendorong
siswa

11

pengetahuan yang telah dipelajari
Membagi perhatian yang sama kepada

V

12

seluruh siswa
Menciptakan

V

13

menyenangkan
Mendorong seluruh siswa berpartisipasi

14

aktif dalam pembelajaran
Memberikan contoh atau model dalam

V

15

pembelajaran
Memberikan

V

16

kepada siswa yang berprestasi
Menyimpulkan materi pembelajaran

17

bersama siswa
Memberikan penilaian terhadap siswa

18

selama proses pembelajaran
Memberikan kesempatan kepada siswa

kebebasan

suasana

siswa

untuk

penghargaan

yang

(reward)

untuk menilai diri dan saling menilai di
13

K

V
V
V
V
V

V

mempraktekkan

belajar

Ket

V

V

V
V
V

19

antara teman selama pembelajaran
Memberikan tes formatif untuk menilai

20

hasil belajar siswa
Melaksanakan refleksi bersama siswa

V
V

tentang proses dan materi pembelajaran
10

Jumlah

8

2

Hasil observasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I tampak pada
tabel sebagai berikut :
Tabel 4.2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalan Pelaksanaan Tindakan Siklus I
No

Kriteria
Aspek Yang Diobservasi

Penilaian
B
C
V
V
V

1
2
3

Terlibat aktif dalam proses pembelajaran
Konsentrasi pada kegiatan pembelajaran
Ikut
serta
mengomentari
topik

4

pembelajaran
Aktif
bertanya,

5
6

mengemukakan pendapat
Cepat merespon topik pembelajaran
Terjadi sharing pembelajaran diantara

V
V

7

siswa
Menemukan sendiri materi dari berbagai

V

8

sumber
Berpikir

V

9
10

masalah
Kerjasama dalam kelompok
Semangat dan antusias mengikuti proses

11

pembelajaran
Melaksanakan tugas kelompok dengan

12
13
14

penuh tanggung jawab
Menganalisis dan menyajikan hasil karya
Menilai diri sendiri dalam pembelajaran
Saling menilai di antara siswa dalam

V

15

proses pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap proses dan

V

kritis

menjawab,

dalam

dan

Ket
K

V

memecahkan
V

V
V
V
V

hasil belajar
5

Jumlah

9

Tabel 4.3.Hasil penilaian Kompetensi Siswa dalam Tindakan Siklus I

14

1

Aspek Yang Dinilai
Sikap **
No

Nama siswa

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Adelia Citra Sari
Alda Febrianti
Ayu Wandira
Ayu Wulandari

Budiwan
Dodi Andika
Doni Samudra Purba
Gusti Randa
Helmi
Irna Sari
Jodi Setiawan
Kautsar
Lia Novita Sari
Muhammad Iqbal
Mei Meliyani
M.
Jimmi
Yuda

Pratama
17
Nopi Safitri
18
Pita Pratiwi
19
Pahrul Iman
20
Rio Pratama Putra
21
Rusnadi
22
Ria Gusdiana
23
Siti Nurhasanah
24
Satria
25
Tina Mayasari
26
Ucok Derian
Nilai Rata-rata Kelas

Pengetahuan*
80
80
70
70
78
70
80
78
75
70
75
78
80
78
80
75

B
V

C

Keterampilan
K

V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V

***
B C
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V

V
V

V
V

V

75
78
80
75
80
70
78
80
75
80
1988:26=76,5

V
V
V
V
V

V
V
V
V
V

V

V

V

V
V

9

K

V
V

14

V
V
3

9

13

V
V
4

d. Refleksi Pelaksanaan Tindakan I
Dalam tahap refleksi ini, hasil observasi dianalisis bersama guru mitra. Dari hasil
refleksi terhadap pelaksanaan tindakan, aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan
kompetensi siswa (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) diperoleh bebarapa kesimpulan
sebagai berikut :
1.Pelaksanaan Tindakan 1
Guru sudah melaksanakan tindakan I sesuai dengan skenario pembelajaran berbasis
Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan metode Cooperative Learning yang
telah disusun pada tahap perencanaan. Secara garis besar dalam pelaksanaan telah
menampilkan komponen pembelajaran CTL yakni pada komponen questioning, modeling,
15

learning community, reflection, dan authentic assessment, akan tetapi masih kurang tergali
komponen constructivism dan inquiry.
Pada komponen questioning, peneliti pertanyaan tentang materi di awal, inti, dan
penutup kegiatan pembelajaran, juga dalam bentuk lembar pertanyaan yang harus dijawab
oleh siswa secara kelompok. Hanya peneliti kurang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya, sehingga suasana tanya jawab timbal balik guru dengan siswa agak kurang
terjalin baik.
Komponen modeling peneliti tampilkan dengan cara memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok, kemudian peneliti
memberikan contoh mana di antara kelompok yang tampil yang paling baik baik hasil
kerja kelompok dan cara mempresentasikannya.
Komponen learning community, ditampilkan secara dominan pada proses
pembelajaran, karena pembelajaran menggunakan Cooperative Learning adalah metode
pembelajaran yang melibatkan siswa belajar melalui kerjasama dalam kelompok dan
berkompetisi di dalam kelompok dan antar kelompok.
Komponen reflection dilaksanakan melalui refleksi siswa di akhir pembelajaran
terhadap proses pembelajaran dan pengaruhnya terhadap komponen Menulis yang harus
dikuasainya dalam menulis surat dinas.
Komponen authentic assessment dimunculkan melalui penilaian dalam proses
pembelajaran dalam bentuk format penilaian kerja kelompok dan presentasi setiap
kelompok yang ditulis oleh peneliti bentuk format dan hasilnya pada papan tulis (white
board) sehingga diketahui oleh seluruh siswa. Di samping itu terdapat format penilaian
anggota kelompok oleh kelompoknya yang dikumpulkan untuk direkap oleh peneliti.
Terdapat dua komponen yang kurang tergali, yaitu komponen Constructivism dan
Inquiry, karena dalam proses pembelajaran peneliti kurang mengajak siswa untuk berpikir
kritis dan memecahkan masalah, membangun dan menemukan sendiri materi yang harus
dipelajari, serta kurang mendorong siswa bertamasya mental (mental round trip) mengenai
stimulus.
Salah satu hal yang membuat pembelajaran kurang mampu mengajak siswa untuk
bertamasya mental/round trip tentang materi, kurang berpikir kritis dan memecahkan
masalah adalah karena tidak ada media penarik dan pemusat perhatian yang berupa contoh
jenis-jenis surat.
Dalam pelaksanaan tindakan I media hanya sebatas lembar pertanyaan yang harus dijawab
siswa dalam kelompok.
16

2.Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran
Berdasarkan analisis terhadap hasil observasi aktivitas siswa dalam tindakan I
diperoleh gambaran bahwa aktivitas siswa sebagai “student centered” sebagaimana
diposisikan dalam pendekatan CTL, ternyata 33,3 % sudah baik/nampak, 60 % cukup
nampak, dan 6,7 % kurang nampak dalam pembelajaran menulis pada pelaksanaan
tindakan.
Dalam pelaksanaan tindakan I, siswa belajar di dalam kelompok-kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 4 dan 5 orang siswa. Sebagian besar siswa aktif bekerjasama di
dalam kerja kelompok, karena di samping harus membuat laporan kelompok juga
membuat laporan setiap individu anggota kelompok. Sebagian kecil siswa aktif menjawab
pertanyaan guru, akan tetapi tidak aktif bertanya, karena mungkin tidak diberi kesempatan
oleh guru untuk bertanya. Tetapi terdapat satu kelompok yang nampaknya tidak begitu
aktif dan penyajian/presentasi hasil pekerjaan dinilai kurang oleh kelompok lain. Siswa
menemukan sendiri materi pelajaran yang dipertanyakan guru dalam lembar pertanyaan
kelompok, akan tetapi hanya menggunakan satu sumber buku teks.
3.Peningkatan Kompetensi Siswa
Kompetensi siswa dalam pelajaran menulis terdiri dari pengetahuan tentang
menulis, yang berdasarkan hasil tes formatif pada tindakan I diperoleh nilai tertinggi 80
dan terendah 70, sedangkan nilai rata-rata kelas 76,5. Dalam aspek sikap 34,6 % baik,
53,8% cukup, dan 11,6% kurang. Sedangkan aspek keterampilan 34,6 % baik, 50 %
cukup, dan 15,4 % kurang.
Kenyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa pengetahuan siswa tentang menulis
surat dinas, siswa masih banyak kesulitan memahami materi. Sikap siswa dominan pada
kategori cukup, karena siswa nampak sudah menghargai pendapat orang lain dan
bertanggung jawab terhadap diri dan kelompoknya dalam kompetisi antar kelompok, akan
tetapi hanya sebagian kecil yang memiliki keberanian untuk mengemukakan pendapat dan
bertanya di kelas. Demikian pula pada keterampilan siswa dominan pada kategori cukup,
karena siswa sudah nampak mampu bekerjasama dalam kelompok, membuat karya
kelompok dan mempresentasikannya, akan tetapi masih terbatas membuat laporan saja
tidak sampai menganalisisnya dan mempertanyakan apa yang dipresentasikan kelompok
lain.

17

Berdasarkan hasil refleksi tersebut di atas dapat disimpulkan aspek keberhasilan
dan kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan I sebagaimana terlihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.4 Keberhasilan dan Kelemahan Pelaksanaan Tindakan I
Rencana Tindak
Lanjut

No

Aspek

Keberhasilan

Kelemahan

1

Pelaksanaan

Guru

Guru

Tindakan

menampilkan

menampilkan

kesempatan

komponen

komponen

siswa untuk ber-

pembelajaran

constructivism dan

tanya.

inquiry,

karena

2.Guru

dalam

proses

menggunakan

telah

berbasis
pada

CTL

komponen

kurang

1.Guru

memberi
pada

qu

pembelajaran guru

media

estioning,learning

kurang

untuk dianalisis.

community,

siswa

reflection

dan

mengajak
untuk

3.Guru

gambar
mengajak

berpikir kritis dan

siswa menganalisis

authentic

memecahkan

kasus/masalah dan

assessment

salah, membangun

upaya

dan

masalah.

ma-

menemukan

sendiri

pemecahan

materi,

kurang mendorong
siswa

bertamasya

mental/round

trip

mengenai stimulus.
Tidak ada media
penarik

dan

pemusat perhatian
yang berupa media
gambar,
2

Aktivitas

Sebagian

besar

cerita/artikel
Hanya
sebagian

1.Siswa

Siswa

siswa

aktif

kecil siswa yang

kesempatan

aktif

bertanya

bekerjasama
dalam

di
kerja

menjawab

pertanyaan

guru,

diberi

2.Pendampingan

kelompok, karena

dan tidak ada yang

terhadap kelompok

di samping harus

aktif

yangtidak aktif /

18

bertanya,

menulis

laporan

kelompok,
setiap

juga

individu

anggota

ke-

lompok.

karena

mungkin

kurang

tidak

diberi

baik.

kesempatan

untuk

3.Siswa dianjurkan

bertanya.

tidak

hanya

memahami

materi

Terdapat

satu

kelompok

yang

dari

nampaknya

tidak

tetapi dari berbagai

begitu

aktif

dan

buku

teks

sumber.

penyajiannya

4.Mengatur tempat

dinilai kurang oleh

duduk

kelompok lain.

(meja

Mobilitas/ruang

sedemikian

geraksiswa

dalam

rupa,sehingga

kelompok

belajar

jalan

sangat

terbatas,

karena

fator

fasilitas
3

presentasi

kelompok
&

kursi)
ada
untuk

mobilitas individu
dan kelompok

ruangan

Kompetensi

Pengetahuan

yang sempit.
Hanya
sebagian

Memberikan

Siswa

siswa cukup, rata-

kecil yang memiliki

kesempatan kepada

rata kelas 6,8.

keberanian

siswa

Siswa

mengemukakan

mengem-

bangkan

sikap

untuk

pendapat

bertanya
dan

kelompok

untuk
kepada
yang

menghargai pen-

bertanya di kelas

sedang

dapat orang lain

Keterampilan siswa

mempresentasikan

dan bertanggung

masih

karya

jawab

membuat

terhadap

sebatas
laporan,

dan

diri dan kelom-

tidak

poknya

dalam

menganalisisnya,

oleh

antar

mempertanyakan

yang

kelompok.

dan menjawab apa

mempresentasikan

Siswa sudah nam-

saja

pak mampu be-

dipresentasikan

kerjasama dalam

kelompoknya

kelompok, mem-

kelompok lain

kompetisi

buat karya kelompok dan mempre19

sampai

kelompok

yang
dan

dijawab/dijelaskan
kelompok

sentasikannya
Sikap
mampu

siswa
bekerja

sama

dalam

kelompok

dan

berkompetisi
sehat dengan kelompok lain

Pengamatan aktivitas guru pada pertemuan pertama pembelajaran siklus I
dilakukan selama 2 x 40 menit. Dalam praktik pembelajaran waktu yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran berlangsung selama 65 menit, dan sisa waktu digunakan untuk
resitasi dan refleksi.
Data hasil pengamatan terhadap aktivitas guru pada siklus I tampak pada tabel di
bawah ini :
Tabel 4.5. AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
SIKLUS I
KEMUNCULAN

NO

AKTIVITAS GURU

1.
2.
3.
4.
5.

Menyampaikan pendahuluan
Menjelaskan Tujuan pembelajaran
Memotivasi siswa belajar
Memberi latihan terbimbing
Memeriksa pemahaman siswa dan memberikan
umpan

6
7.

balik bagi

siswa

yang bertanya

mengklarifikasi materi yang kurang jelas
Resitasi/tanya jawab
Membimbing siswa melakukan refleksi

YA
V
V
V
V
V

TIDAK

dan
V
V

2) Aktivitas siswa
Aktivitas siswa sebagai indikator motivasi belajar ditetapkan : memperhatikan
penjelasan guru, bertanya, bekerja dalam kelompok, mengemukakan pendapat, menyajikan
hasil pengamatan dalam diskusi kelompok, berdiskusi/bertanya jawab antara guru dan
siswa, dan melakukan refleksi. Penulis berasumsi bahwa apabila ketujuh aktivitas itu
muncul secara maksimal maka suasana pembelajaran yang diharapkan akan terwujud. Data
aktivitas siswa dapat ditunjukkan pad tabel berikut :
Tabel 4.6. AKTIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN
SIKLUS I
20

NO
1.
2.
3.
4.
5.

AKTIVITAS SISWA
Memperhatikan
penjelasan guru
Bertanya
Bekerja

KEMUNCULAN
YA
KRNG TDK

JML

%

V

24

76,9

V

5

19,23

V

14

53,8

V

4

15,4

9

34,6

7

26,9

4

15,4

dalam

kelompok
Mengemukakan
pendapat
Menyajikan

hasil

diskusi kelompok
Berdiskusi/bertanya

6.

jawab antara guru dan

7.

siswa
Melakukan refleksi

V

V
V

d. Refleksi
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, diperoleh temuan sebagai berikut :
1) Siswa aktif dalam memperhatikan penjelasan guru
2) Siswa katif mengerjakan tugas yang diberikan guru
3) Guru aktif memeriksa pemahaman siswa dan memberi umpan balik bagi siswa yang
bertanya dan mengklarifikasi materi yang kurang jelas
4)

Pada aktivitas tertentu, partisipasi siswa dalam proses pembelajaran masih belum

merata dan jumlahnya relatif sedikit.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Beberapa hal yang direncanakan guru untuk menyelesaikan permasalahan pada
siklus I adalah : (a) guru berusaha menyampaikan tujuan pembelajaran dengan lebih
variatif; (b) guru berusaha membiasakan siswa bekerja dalam kelompok dan memotivasi
siswa; (c) guru berusaha memberi latihan terbimbing dan lebih banyak memberika
kesempatan siswa untuk berinisiatif dan menemukan konsep; dan (d) guru akan lebih
banyak memberik contoh yang aplikatif dengan kehidupan nyata siswa agar terbiasa
bersikap positif.
b. Pelaksanaan
Guru mengawali kegiatan pembelajaran melalui apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan kepada siswa tentang materi minggu yang lalu. Menyampaikan tujuan
21

pembelajaran, meminta siswa duduk dalam kelompok, membagikan lembar kerja dan
meminta siswa mengerjakan sambil mengingatkan pentinya bekerja kooperatif. Waktu
untuk mengerjakan LKS kurang lebih 10 menit. Meminta beberapa siswa mengerjakan
hasil kerja kelompoknya di papan tulis, dilanjutkan diskusi dan tanya jawab. Setelah
selesai, guru membantu siswa melakukan refleksi.

c.

Observasi
Data hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa dalam kelompok adalah

sebagai berikut :
a) Aktivitas Guru
Data hasil pengamatan terhadap aktivitas guru pada siklus II ditunjukkan pada tabel
berikut :
Tabel 4.7.AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
SIKLUS II
NO

AKTIVITAS GURU

KEMUNCULAN

1.
2.
3.
4.
5.

Menyampaikan pendahuluan
Menjelaskan Tujuan pembelajaran
Memotivasi siswa belajar
Memberi latihan terbimbing
Memeriksa pemahaman siswa

YA
V
V
V
V
V

dan

TIDAK

memberikan umpan balik bagi siswa yang
bertanya dan mengklarifikasi materi yang
6
7.

kurang jelas
Resitasi/tanya jawab
Membimbing siswa melakukan refleksi

V
V

b) Aktivitas Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran siswa sudah disiapkan untuk mengikuti kegiatan belajar. Hal
ini tampak pada antusiasme siswa dalam menjawab pertanyaan apersepsi yang
dikemukakn guru, selain itu banyak siswa yang mengajukan pertanyaan berkenaan dengan
materi pelajaran.
Tabel 4.8. AKTIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN
SIKLUS II
NO

AKTIVITAS SISWA

KEMUNCULAN
22

JML

%

YA
1.
2.
3.
4.
5.

Memperhatikan
penjelasan guru
Bertanya
Bekerja
dalam
kelompok
Mengemukakan
pendapat
Menyajikan

KRNG

TDK

V

24

92,3

11

42,3

25

96,1

12

46,1

V

12

46,1

V

22

84,6

7

76,9

V
V
V

hasil

diskusi kelompok
Berdiskusi/bertanya

6.

jawab antara guru dan

7.

siswa
Melakukan refleksi

V

Tabel 4.9 Hasil Observasi Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Kriteria
No

Aspek Yang Diobservasi

1

Membuat skenario pembelajaran berbasis

Penilaian
B
C
V

2

CTL
Menggunakan alat pemusat perhatian

V

3

sebagai stimulus
Mendorong siswa bertamasya mental

V

4

(round trip) mengenai stimulus
Mengaitkan materi dengan kehidupan

V

5

nyata siswa sehari-hari
Memberikan kesempatan siswa bertanya

V

6

Memberikan

untuk

V

7

mengemukakan pendapat
Mendorong siswa menemukan sendiri

V

8

materi
Mendorong siswa berpikir kritis dan

V

9

memecahkan masalah
Menciptakan “masyarakat belajar” atau

V

10

Belajar kelompok
Mendorong
siswa

11

pengetahuan yang telah dipelajari
Membagi perhatian yang sama kepada

V

12

seluruh siswa
Menciptakan

V

kebebasan

suasana

siswa

mempraktekkan

belajar

menyenangkan
23

yang

V

Ket
K

13

Mendorong seluruh siswa berpartisipasi

14

aktif dalam pembelajaran
Memberikan contoh atau model dalam

V

15

pembelajaran
Memberikan

V

16

kepada siswa yang berprestasi
Menyimpulkan materi pembelajaran

17

bersama siswa
Memberikan penilaian terhadap siswa

18

selama proses pembelajaran
Memberikan kesempatan kepada siswa

penghargaan

(reward)

V

V
V
V

untuk menilai diri dan saling menilai di
19

antara teman selama pembelajaran
Memberikan tes formatif untuk menilai

V
20

hasil belajar siswa
Melaksanakan refleksi bersama siswa

V
V

tentang proses dan materi pembelajaran
14

Jumlah

6

0

Hasil observasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II tampak pada
tabel sebagai berikut :
Tabel 4.10. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalan Pelaksanaan Tindakan Siklus II
No

Kriteria
Aspek Yang Diobservasi

Penilaian
B
C
V
V
V

1
2
3

Terlibat aktif dalam proses pembelajaran
Konsentrasi pada kegiatan pembelajaran
Ikut
serta
mengomentari
topik

4

pembelajaran
Aktif
bertanya,

5
6

mengemukakan pendapat
Cepat merespon topik pembelajaran
Terjadi sharing pembelajaran diantara

7

siswa
Menemukan sendiri materi dari berbagai

8

sumber
Berpikir

memecahkan

V

9
10

masalah
Kerjasama dalam kelompok
Semangat dan antusias mengikuti proses

V
V

11

pembelajaran
Melaksanakan tugas kelompok dengan

V

kritis

menjawab,

dalam

24

dan

V
V
V
V

Ket
K

12
13
14

penuh tanggung jawab
Menganalisis dan menyajikan hasil karya
Menilai diri sendiri dalam pembelajaran
Saling menilai di antara siswa dalam

V

15

proses pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap proses dan

V

V
V

hasil belajar
9

Jumlah

6

0

Tabel 4.11.Hasil penilaian Kompetensi Siswa dalam Tindakan Siklus II
Aspek Yang Dinilai
Sikap **
No

Nama siswa

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Adelia Citra Sari
Alda Febrianti
Ayu Wandira
Ayu Wulandari
Budiwan
Dodi Andika
Doni Samudra Purba
Gusti Randa
Helmi
Irna Sari
Jodi Setiawan
Kautsar
Lia Novita Sari
Muhammad Iqbal
Mei Meliyani
M.
Jimmi
Yuda

Pratama
17
Nopi Safitri
18
Pita Pratiwi
19
Pahrul Iman
20
Rio Pratama Putra
21
Rusnadi
22
Ria Gusdiana
23
Siti Nurhasanah
24
Satria
25
Tina Mayasari
26
Ucok Derian
Nilai Rata-rata Kelas

Keterampilan

Pengetahuan*
B
V
V

87
84
78
78
78
79
82
80
78
78
79
79
83
79
82
78

C

K

V
V
V

***
B
V
V
V
V
V

V
V
V

V

V

V
V

V

V

V
V

V

V
V

d.Refleksi

25

V
V
V
V

V
V

V

V
V

V
V

V

V
V
V

14

K

V
V

V
V
V
V

78
80
83
79
82
78
78
85
79
83
2087:26=70,3

C

V
V
V
V
V
12

V
0

V
15

13

0

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II menunjukkan kemajuan dengan temuan
adanya peningkatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran serta usaha untuk
memotivasi siswa agar mereka dapat belajar. Hal ini menunjukkan bahwa proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual, di mana materi pembelajaran
dihubungkan dengan kehidupan nyata yang dialami atau ditemukan siswa, memberikan
kontribusi pada motivasi belajar siswa. Namun pada siklus ini ternyata masih belum
seluruh siswa menunjukkan aktivitas dan partisipasinya sebagaimana yang diharapkan.
C.Pembahasan
Pada siklus I, aktivitas guru yang menonjol dalam kegiatan pembelajaran adalah
menyampaikan pendahuluan, di dalamnya terdapat beberapa sub aktivitas operasional,
yaitu : identifikasi kemampuan awal siswa, pemberian apersepsi, menyampaikan tujuan
pembelajaran, dan penjelasan tahapan kerja untuk tatap muka pada pertemuan itu.
Aktivitas guru yang lain adalah memeriksa pemahaman siswa dan memberi umpan
balik bagi siswa yang bertanya, dan mengklarifikasi materi yang kurang jelas. Hanya saja
dalam mengklarifikasi materi yang kurang jelas guru tampak memaksakan pemahaman
kepada siswa sejalan dengan kegiatan guru dalam pembelajaran, siswa aktif dalam
mendengarkan penjelasan guru. Penjelasan guru yang banyak didengarkan siswa bukanlah
penjelasan dari metode cermah langsung melainkan perpaduan penjelasan metode diskusi,
demonstrasi dan tanya jawab. Siswa aktif dalam melakukan kegiatan sebagaimana terdapat
dalam lembar kerja.
Siswa mengerjakan lembar kerja dengan cara berkelompok dengan kemampuan
yang berbeda. Yang menjadi kendala dalam pembentukan kelompok adalah pada saat
siswa diminta duduk dalam kelompok diskusi, siswa masih kebingungan duduk di
bangkunya dan beberapa siswa lupa dengan nama-nama anggota kelompoknya sehingga
bertanya kepada guru.
Hasil dari lembar kerja disajikan oleh beberpa kelompok. Beberapa siswa secara
bergantian menuliskan hasil pengamatannya, dan siswa kelompok lain menanggapi.
Kegiatan ini berlangsung dalam keadaan siswa dan guru sangat antusias. Banyak siswa
aktif dalam kegiatan tanya jawab, bahkan beberapa siswa tetap ingin memberikan
pendapatnya meskupun jawaban tersebut ternyata mirip dengan kelompok sebelumnya.
Hanya kelemahannya keaktifan siswa tersebut masih tampak menonjolkan diri sendiri dan
bukan mewakili kelompoknya. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya guru dalam memotivasi

26

siswa untuk bersikap kooperatif dan kurangnya guru memberi latihan terbimbing dalam
kelompok.
Pada siklus II, aktivitas guru yang menonjol dalam kegiatan pembelajaran adalah
menyampaikan pendahuluan, di dalamnya terdapat sub aktivitas operasional sebagaimana
dikemukakan pada siklus I. Tujuan pembelajaran yang disampaikan guru masih belum
menunjukkan peningkatan dari siklus I. Langkah guru memberi persepsi sesuai ciri
pembelajaran kontekstual, yaitu mengaitkan informasi dengan pengetahuan awal yang
telah dimiliki siswa.
Aktivitas dominan guru yang lain adalah memeriksa pemahaman siswa dan
memberi umpan balik bagi siswa yang bertanya, dan mengklarifikasi materi yang kurang
jelas. Guru berusaha agar contoh yang diberikan termasuk dalam konteks yang digunakan
siswa dan dapat mengembangkan sikap positif siswa. Terdapat peningkatan aktivitas guru
memotivasi siswa dalam kelompok diskusi dan memberi bimbingan dalam kelompok.
Sejalan dengan kegiatan guru, aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah siswa
aktif menyajikan hasil pengamatan pada kelompok. Dalam hal ini masih terdapat
kelemahan, yaitu keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil dikusi kelompok di
depan kelas. Setiap kelompok yang tampil, rata-rata masih menunjukkan sikap ragu-ragu,
khawatir salah, serta cara melaporkan hasil kerja kelompoknya masih kurang jelas.
Perbandingan aktivitas dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan kontekstual setiap siklus yang merupakan indikator motivasi
belajar siswa dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.4. PERBANDINGAN AKTIVITAS DAN PARTISIPASI SISWA KELAS VIII.2
DALAM PROSES PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II

Memperhatikan penjelasan guru
Bertanya
Bekerja dalam kelompok
Mengemukakan pendapat
Menyajikan hasil diskusi kelompok
Berdikusi/ tanya jawab antara guru dan

SIKLUS I
JML %
24
92,30
5
19,23
14
53,84
4
15,38
9
34,61
7
26,92

SIKLUS II
JML %
25
96,15
11
42,30
26
100
7
26,92
12
46,15
22
84,61

siswa
Melakukan refleksi

4

7

NO

AKTIVITAS SISWA

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

27

15,38

26,92

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa melalui pembelajaran kontekstual
ternyata dapat memberikan kontribusi pada peningkatan motivasi belajar siswa, hal ini
ditunjukkan oleh aktivitas dan partisipasi mereka dalam proses pembelajaran.

BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia,
dapat dilakukan melalui berbagai upaya guru. Salah satunya adalah melalui proses
pembelajaran kontekstual, yakni mengaitkan materi pembelajaran dengan fakta dan
kehidupan nyata yang dihadapi atau ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
2.

Aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajatan Bahasa Indonesia dapat
ditingkatkan melalui pembelajaran kontekstual. Hal ini ditunjukkan adanya aktivitas
dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang cenderung meningkat
terutama setelah dilakukan pada Siklus II. Walaupun prosentase keterlibatan dan
aktivitas siswa dalam pembelajaran tersebut masih relatif kecil. Namun demikian,
penggunaan pembelajaran kontekstual telah memberikan kontribusi positif terhadap
peningkatan motivasi belajar siswa.

2. Saran
1. Kepada setiap guru hendaknya menggunakan pendekatan pembelajaran yang variatif
sebagai upaya peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia atau mata pelajaran lain.
2.

Setiap guru hendaknya lebih terdorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut
berkenaan dengan upaya meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.
28

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas .2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
pustaka.
Dimyati, dkk. 1999. Surat Menyurat Indonesia untuk SMK. Jakarta:
Buana Cipta.
Internet .2008. Model- Model Pembelajaran Inovatif.
Pratiwi, Yuni. 2007. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VIII. Malang:
Erlangga.
Sutopo , Maryati.2009. Bahasa dan Sastra Indonesia

I1 untuk

SMP

Kelas VIII. Bandung : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

29

Dokumen yang terkait

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

SOAL LATIHAN UTS IPA KELAS 1 SEMESTER 1 GANJIL 2016 KUMPULANSOALULANGAN

5 199 1

SOAL ULANGAN HARIAN IPS KELAS 2 BAB KEHIDUPAN BERTETANGGA SEMESTER 2

12 263 2

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR

25 130 93

HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PONCOWARNO KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

10 138 52

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62