PENGARUH PENDIDIKAN PEMILIK PENGETAHUAN. docx

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kontribusi Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) di Indonesia tidak perlu diragukan
lagi. Sejak adanya krisis ekonomi yang
melanda bangsa Indonesia tahun 1998
silam, terbukti bahwa sektor UKM lah yang
masih mampu berdiri tegak bertahan dalam
menghadapi krisis tersebut bahkan hingga
sampai saat ini. Menurut data Kementerian
Koperasi dan UKM, kinerja UKM
menunjukan adanya perkembangan tahun
2009-2013. Eksistensi dan kinerja UKM
yang semakin menggeliat bukan tanpa
masalah dan kendala. Mengingat pendapat
Dedy Handrimurtjahyo dkk dalam Wahyudi
(2009),
“ Perkembangan UKM dipengaruhi oleh
faktor yang bersumber dari dalam dan dari
luar UKM. Faktor dari dalam antara lain:
(1) kemampuan manajerial, (2) pengalaman

pemilik atau pengelola, (3) kemampuan
untuk mengakses pasar input dan output,
teknologi produksi, dan sumber-sumber
permodalan, serta (4) besar kecilnya modal
yang dimiliki. Sedangkan beberapa faktor
eskternal yaitu: (1) dukungan berupa
bantuan teknis dan keuangan dari pihak
pemerintah/swasta,
(2)
kondisi
perekonomian yang dicerminkan dari
permintaan pasar domestik maupun dunia,
dan (3) kemajuan teknologi dalam
produksi.”
Dari beberapa keterbatasan serta
kelemahan yang ada pada UKM terdapat
satu kelemahan yang dapat dijadikan
perhatian utama bagi para pelaku UKM
yaitu faktor dalam hal ketidakmampuan
dalam menggunakan informasi akuntansi.

Menurut Theng dan Jasmine dalam
Wahyudi (2009),
“Ketidakmampuan menyediakan dan
menggunakan
informasi
akuntansi

merupakan salah satu kelemahan dari sisi
manajemen.
Kemampuan
untuk
menyediakan dan menggunakan informasi
akuntansi
sangat
tergantung
pada
kemampuan
manajemen
dalam
menjalankan teknis akuntansi.”


Informasi akuntansi di Indonesia
dibutuhkan sebagai sumber informasi dalam
pengambilan keputusan, akan tetapi hal
tersebut berlawanan dengan realita saat ini
sesuai dengan pernyataan salah seorang
manajer klinik usaha kecil dan koperasi
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), (Idrus,
2000) dalam (Pinasti, 2007) yang
menyatakan, bahwa para pengusaha kecil
tidak memiliki pengetahuan akuntansi, dan
banyak diantara mereka yang belum
memahami pentingnya pencatatan dan
pembukuan bagi kelangsungan usaha. Hal
tersebut juga sejalan dengan pendapat
Failian (2011) yang menyatakan bahwa
kenyataannya kebanyakan pengusaha kecil
di Indonesia tidak menyelenggarakan dan
menggunakan informasi akuntansi dalam
pengelolahan usahanya.

Para pengguna akuntansi khususnya
dalam hal ini pelaku UKM
sudah
seharusnya lebih memperhatikan kualitas
informasi akuntansi pada usaha yang
dijalankannya mengingat manfaat informasi
akuntansi yang begitu besar bagi UKM,
karena merupakan alat yang digunakan oleh
pengguna informasi untuk pengambilan
keputusan (Holmes dan Nicholls, 1988).
Fungsi informasi akuntansi lebih lanjut
menurut Johnson dan Kaplan (1987),
” Informasi akuntansi dapat digunakan
untuk mengukur dan mengkomunikasikan
informasi keuangan perusahaan yang sangat
diperlukan oleh pihak manajemen dalam
1

merumuskan berbagai keputusan untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapi.

Selain itu informasi akuntansi juga berguna
dalam rangka menyusun berbagai proyeksi,
misalnya proyeksi kebutuhan uang kas di
masa yang akan datang, mengontrol biaya,
mengukur dan meningkatkan produktivitas
dan memberikan dukungan terhadap proses
produksi.”

Berbagai upaya telah dilakukan untuk
mengungkapkan mengapa banyak UKM
tidak manggunakan informasi akuntansi
yaitu dengan dilakukannya penelitianpenelitan akuntansi tentang penggunaan
informasi akuntansi usaha kecil yang
pertama kali dilakukan oleh Holmes dan
Nicholls pada tahun 1988 dan 1989 dan
menyatakan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi penyiapan dan penggunaan
informasi akuntansi pada perusahaan kecil

di Australia antara lain, ukuran bisnis, masa
manajemen mempimpin operasional usaha,
sektor industri, dan pendidikan pemilik atau
manajer usaha. Temuan tersebut sejalan
dengan yang dikemukakan oleh Wichman
(1984) yang menyatakan bahwa terjadinya
permasalahan dalam penerapan akuntansi
karena kurangnya pengetahuan pemilik atau
manajer perusahaan tentang akuntansi.
Di Indonesia sendiri telah terdapat
penelitian serupa salah satunya oleh Tianaa
Solovida (2003) yang mengungkapkan
bahwa ada beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap penggunaan infomasi
akuntansi pada usaha kecil dan menengah
seperti masa memimpin perusahaan, umur
perusahaan, pendidikan formal manajer
atau pemilik, pelatihan akuntansi yang
diikuti oleh manajer atau pemilik, dan
budaya organisasi. Kemudian Astuti (2007)

juga melakukan penelitian serupa dan
mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi penyediaan dan penggunaan
informasi akuntansi pada usaha kecil dan
menengah yaitu skala usaha, masa
memimpin, pelatihan akuntansi yang diikuti
manajer atau pemilik dan umur perusahaan.
Penelitian lainnya antara lain pernah
dilakukan oleh Murniati (2002) yang
menemukan bahwa masa memimpin
perusahaan, pendidikan manajer/pemilik,
pelatihan akuntansi, umur perusahaan dan
skala usaha berpengaruh positif terhadap
penggunaan informasi akuntansi.
Melihat begitu banyak peranan dan
manfaat informasi akuntansi dalam
menciptakan arus informasi keuangan guna
menunjang kelangsungan hidup (going
concern) UKM, maka melalui penelitian ini

peneliti ingin mengetahui pengaruh
pendidikan pemilik, pengetahuan akuntansi
pemilik, budaya perusahaan, dan umur
usaha terhadap penggunaan informasi
akuntansi
pada
UKM.
Peneliti
memposisikan ketidakpastian lingkungan
sebagai moderating variable dalam
penelitian ini. Dipilihnya variabel-variabel
tersebut dikarenakan:
a) Peran pemilik usaha atau manajer
sangatlah dominan dalam menjalankan
usaha atau suatu perusahaan. Pemilik
usaha
yang
pernah
mengenyam
pendidikan formal dengan jenjang yang

lebih tinggi (perguruan tinggi) akan
memiliki pengetahuan, keahlian, dan
keterampilan yang berbeda dalam
mengelola usaha, dibandingkan dengan
pemilik yang mengenyam pendidikan
dengan jenjang yang lebih rendah (dari
pendidikan Sekolah Dasar sampai
dengan Sekolah Menengah Atas).
Pemilik usaha atau manajer yang
memiliki tingkat pendidikan formal yang
tinggi akan lebih mampu dalam
2

menggunakan
informasi
akuntansi
dibandingkan dengan yang memiliki
tingkat pendidikan formal lebih rendah.
b) Pengetahuan akuntansi pemilik dapat
tercermin melalui perlakuan pemilik

usaha atau manajer dalam mengelola
keuangan perusahaan. Dengan kata lain,
praktik
akuntansi
dalam
suatu
perusahaan
mencerminkan
tingkat
pengetahuan
akuntansi
pemilik.
Pengetahuan
akuntansi
dapat
diidentifikasi dari pengalaman pemilik
usaha atau manajer pada partisipasinya
dalam program pelatihan akuntansi yang
pernah
diikuti.

Semakin
baik
pengetahuan akuntansi yang dimiliki
oleh pemilik usaha atau manajer, maka
makin baik pula kemampuan mereka
dalam
menggunakan
informasi
akuntansi.
c) Budaya
organisasi
atau
budaya
perusahaan memiliki pengaruh terhadap
perilaku, cara kerja dan motivasi pemilik
usaha atau manajer dalam mencapai
tujuan usaha atau perusahaan, dengan
demikian akan berpengaruh pula dengan
perilaku pemilik atau manajer dalam
menggunakan
informasi
akuntansi,
mengingat
keberadaan
informasi
akuntansi
yang
handal
akan
mempengaruhi keberhasilan perusahaan.
“ Budaya organisasi dapat tercermin
melalui asumsi-asumsi, keyakinankeyakinan, nilai-nilai dan persepsi yang
dimiliki para anggota kelompok dalam
suatu organisasi yang membentuk dan
mempengaruhi sikap dan perilaku
kelompok yang bersangkutan” (Schein
2004; Hofstede 1980).
Perusahaan yang memiliki budaya
organisasi yang baik dan matang akan
lebih mempunyai kemampuan yang baik
dalam
menggunakan
informasi

akuntansi, dari pada perusahaan yang
memiliki budaya organisasi dengan taraf
yang lebih rendah.
d) Holmes
dan
Nicholls
(1989)
mengemukakan bahwa penggunaan
informasi akuntansi dipengaruhi oleh
usia usaha (lamanya suatu usaha berdiri
mulai dari awal beroperasi hingga saat
ini). Studi tersebut menyatakan bahwa
semakin muda usia perusahaan terdapat
kecenderungan
untuk
menyatakan
informasi akuntansi yang ekstensif untuk
tujuan membuat keputusan apabila
dibandingan dengan perusahaan yang
lebih tua usianya, sehingga perusahaan
yang semakin muda usianya cenderung
menggunakan
informasi
akuntansi
dengan lebih optimal guna mencapai
tujuannya tersebut.
e) Sebuah organisasi perlu memperhatikan
faktor-faktor lingkungannya, karena
lingkungan disekitar organisasi tersebut
dapat menciptakan ketidakpastian bagi
pimpinan
atau
pemilik
usaha,
ketidakpastian lingkungan ini merupakan
ketidakmampuan
yang
dirasakan
pimpinan atau pemilik usaha dalam
memprediksi secara tepat suatu kondisi
lingkungan yang terjadi. Hal ini
disebabkan karena pemilik usaha kurang
atau bahkan tidak memiliki informasi
yang cukup mengenai faktor-faktor yang
berada disekitar lingkungan usahanya
terebut. Sehingga dalam hal ini
penggunaan
informasi
akuntansi
dibutuhkan
untuk
membantu
memprediksi kondisi yang terjadi
disekitar lingkungan organisasi dan pada
akhirnya membawa pada pengambilan
keputusa yang tepat. Menurut Fitriyah
(2006)
variabel
ketidakpastian
lingkungan sebagai variabel moderasi
memiliki pengaruh terhadap penggunaan

3

informasi akuntansi sebagai variabel
dependennya.
Penelitian dilakukan di unit UKM yang
menghasilkan produk unggulan di Kabupaten
Banyumas, Jawa Tengah. Dipilihnya UKM
pada bidang tersebut karena dapat
menghasilkan produk unggulan yang apabila
dikembangkan dinilai mempunyai potensi
besar dalam kemajuan industri kecil dan
menengah di Kabupaten Banyumas (Sumber:
Disperindagkop).
Peneliti
mengangkat
penelitian ini dengan judul “ Pengaruh
Pendidikan
Pemilik,
Pengetahuan
Akuntansi Pemilik, Budaya Perusahaan,
dan Umur Usaha Terhadap Penggunaan
Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil
Menengah
(UKM)
dengan
Ketidakpastian Lingkungan Sebagai
Variabel Pemoderasi (Studi empiris
terhadap UKM Produk Unggulan di
Kabupaten Banyumas) ”.
B. Perumusan Masalah

1. Apakah
pengetahuan
perusahaan,
parsial
penggunaan
UKM.

pendidikan
pemilik,
akuntansi pemilik, budaya
dan umur usaha secara
berpengaruh
terhadap
informasi akuntansi pada

2. Apakah
ketidakpastian
lingkungan
memoderasi
pengaruh
pendidikan
pemilik, pengetahuan akuntansi pemilik,
budaya perusahaan, dan umur usaha
terhadap
penggunaan
informasi
akuntansi pada UKM.
3. Manakah diantara variabel pendidikan
pemilik, pengetahuan akuntansi pemilik,
budaya perusahaan, dan umur usaha
yang paling berpengaruh secara dominan
terhadap
penggunaan
informasi
akuntansi pada UKM.

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan
pemilik, pengetahuan akuntansi pemilik,
budaya perusahaan, dan umur usaha secara
parsial terhadap penggunaan informasi
akuntansi pada UKM yang menghasilkan
produk unggulan di Kabupaten Banyumas.
2. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan
pemilik, pengetahuan akuntansi pemilik,
budaya perusahaan, dan umur usaha
terhadap penggunaan informasi akuntansi
pada UKM yang menghasilkan produk
unggulan di Kabupaten Banyumas, dengan
dimoderasi oleh variabel ketidakpastian
lingkungan.
3. Untuk mengetahui variabel mana yang
berpengaruh paling dominan antara
pendidikan pemilik, pengetahuan akuntansi
pemilik, budaya perusahaan, dan umur
usaha terhadap penggunaan informasi
akuntansi pada UKM yang menghasilkan
produk unggulan di Kabupaten Banyumas.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi UKM yang diteliti, hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
informasi mengenai efektivitas informasi
akuntansi yang berguna dalam proses
pengambilan keputusan sebagai usaha
mencapai tujuan dan keberhasilan UKM.
2. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat
dijadikan
sarana
untuk
menambah
pengetahuan
dan
mengembangkan
pengetahuan serta dalam rangka memenuhi
salah satu syarat guna meraih gelar
kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Jenderal Soedirman.
3. Bagi akademisi, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan
4

pemikiran bagi disiplin ilmu akuntansi
khususnya informasi akuntansi yang
relevan bagi manajer usaha kecil dan
menengah, serta dapat digunakan sebagai
referensi dalam penelitian selanjutnya.

dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan
Koperasi Kabupaten Banyumas.

4. Bagi Disperindagkop, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran guna mendukung visi dan misi
E. Model Penelitian
Variabel moderasi

H1c: Budaya perusahaan berpengaruh secara
signifikan
terhadap
penggunaan
informasi akuntansi pada UKM.

Ketidakpastian Lingkungan (Z)

H1d: Umur usaha berpengaruh secara
signifikan
terhadap
penggunaan
informasi akuntansi pada UKM.
Pendidikan pemilik (X1)(X1)

Pengetahuan akuntansi pemilik (X2)

Budaya perusahaan (X3)

(X3)

H2 : Ketidakpastian lingkungan memoderasi
pengaruh
pendidikan
pemilik
pengetahuan akuntansi pemilik, budaya
Penggunaan informasi akuntansi pada UKM
(Y)
perusahaan, dan umur usaha terhadap
penggunaan informasi akuntansi pada
UKM.

Umur Usaha (X4)(X4)

Variabel Independen
Dependen

H3 : Variabel pendidikan pemilik memiliki
Variabel

Gambar 1.
Model penelitian pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen), dengan ketidakpastian
lingkungan sebagai variabel pemoderasi.

F. Hipotesis
H1a: Pendidikan pemilik berpengaruh secara
signifikan
terhadap
penggunaan
informasi akuntansi pada UKM.
H1b: Pengetahuan
akuntansi
pemilik
berpengaruh secara signifikan terhadap
penggunaan informasi akuntansi pada
UKM.

pengaruh yang paling dominan terhadap
penggunaan informasi akuntansi pada
UKM.
II. METODE PENELITIAN DAN TEKNIK
ANALISIS DATA
A. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan metode survey.
2. Obyek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pendidikan
pemilik, pengetahuan akuntansi pemilik,
budaya perusahaan, umur usaha,

5

penggunaan informasi akuntansi, dan
ketidakpastian lingkungan.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada unit usaha
UKM yang menghasilkan produk
unggulan di Kabupaten Banyumas, Jawa
Tengah.
4. Sumber Data
Data yang akan digunakan
penelitian ini diperoleh dari:

dalam

a. Data hasil studi kepustakaan berupa
literatur-literatur, makalah-makalah,
seminar, jurnal-jurnal, catatan kuliah,
dan data-data dari UKM.
b. Data dari kuesioner dan wawancara.
5. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
pemilik UKM produk unggulan di
Kabupaten
Banyumas.
Sedangkan
sampel dalam penelitian ini dipilih
dengan metode Purposive Sampling,
dengan kriteria:
a. Pemilik UKM dapat diidentifikasi
dengan jelas.
b. UKM masih aktif beroperasi.
c. UKM merupakan unit usaha yang
terdapat pada daftar usaha yang
menghasilkan produk unggulan
menurut Disperindagkop Kabupaten
Banyumas tahun 2013.
d. UKM telah menyediakan laporan
keuangan.
e. Kegiatan
operasional
UKM
dijalankan
atau
dikendalikan
langsung oleh pemilik usaha.
6. Metode Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dengan teknik
penelitian lapangan (Field Research). Data
primer dikumpulkan melalui kuisioner dan
wawancara.
Data sekunder yang relevan dengan
penelitian diperoleh dengan teknik studi
pustaka melalui literatur-literatur, makalahmakalah, seminar, jurnal-jurnal, catatan
kuliah, dan data-data dari UKM.
7. Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Independen
1) Pendidikan pemilik (X1)
Variabel pendidikan pemilik diukur
berdasarkan pendidikan yang diperoleh
pemilik usaha dibangku sekolah formal
antara Sekolah Dasar (SD) hingga
Perguruan Tinggi (diploma, sarjana, atau
pascasarjana).
Pengukuran
dilakukan
dengan pemberian skor, semakin tinggi
tingkat pendidikan pemilik maka makin
tinggi pula skornya, yaitu untuk tingkat
pendidikan tertinggi (Sarjana/ S1,S2,S3)
diberi skor 5, Diploma (D3) skor 4,
SMA/sederajat skor 3, SMP/sederajat skor
2, dan SD/sederajat skor 1. Semakin tinggi
tingkat pendidikan pemilik usaha, maka
semakin
baik
pula
keahlian
dan
kemampuan
pemilik
usaha
dalam
menggunakan informasi akuntansi.
2) Pengetahuan Akuntansi Pemilik Usaha (X2)
Pengetahuan akuntansi dalam penelitian ini
adalah pengetahuan dari pimpinan atau
pemilik usaha tentang akuntansi. Indikator
pengetahuan akuntansi menggunakan dua
dimensi pengukuran yang biasanya
digunakan dalam kajian audit (Bonner dan
Walker, 1994; Spliker, 1995), yaitu :
a) Pengetahuan deklaratif, merupakan
pengetahuan tentang fakta-fakta dan
berdasarkan konsep, contohnya: kas
adalah bagian dari current assets;
pengetahuan ini memudahkan dalam
analisis rasio. Dimana pengetahuan
6

deklaratif biasanya tergantung dari
instruksi yang ada.
b) Pengetahuan prosedural merupakan
pengetahuan yang konsisten dengan
aturan-aturan atau standar akuntansi
yang berlaku (Bonner dan Walker, 1994;
Spilker, 1995)., biasanya tergantung
pada pengalaman.
Variabel tersebut kemudian diukur dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang
terdiri dari 5 pertanyaan mengenai
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
prosedural. Pengukuran dilakukan dengan
pemberian skor, semakin banyak jumlah
pertanyaan yang dijawab oleh pemilik
usaha, maka makin tinggi pula skornya.
Pemilik usaha yang berhasil menjawab 5
pertanyaan diberi skor 5, menjawab 4
pertanyaan diberi skor 4, menjawab 3
pertanyaan diberi skor 3, menjawab 2
pertanyaan diberi skor 2, dan menjawab 1
pertanyaan diberi skor 1. Semakin banyak
skor yang didapat, mengindikasikan
pemilik usaha memiliki pengetahuan
akuntansi yang makin baik, sehingga maka
makin baik pula kemampuan mereka dalam
hal penggunaan informasi akuntansi dalam
praktik usahanya
3) Budaya Perusahaan (X3)
Penelitian ini memasukkan arti budaya
dengan menggunakan pendekatan dimensi
praktik, yaitu nilai-nilai keyakinan (belief)
yang dimiliki oleh pemilik/manajer, yang
dimanifestasikan dalam bentuk normanorma
perilaku
yang
bersangkutan
(Hofstede et al.1990; Kotter dan Heskett
1992). Di dalam penelitian, responden
diminta untuk merespon pernyataan
mengenai dimensi budaya organisasi yang
mempengaruhi
penggunaan
informasi
akuntansi menggunakan 5 skala Likert,
dimana angka 1 menunjukkan skala yang

berarti bahwa kultur budaya perusahaan
yang berorientasi pada penggunaan
informasi akuntansi adalah rendah, dan
sebaliknya untuk angka 5 dapat diartikan
bahwa
kultur
budaya
perusahaan
berorientasi pada penggunaan informasi
akuntansi yang tinggi.
4) Umur Usaha (X4)
Penelitian ini mengukur variabel umur
perusahaan berdasarkan waktu (dalam
tahun) sejak pendirian perusahaan sampai
dengan penelitian ini dilakukan. Sebagai
contoh, apabila perusahaan berdiri pada
tahun 1990, maka pada tahun 2013 umur
perusahaan adalah 23 tahun. Pengukuran
dilakukan dengan pemberian skor, yaitu
apabila suatu perusahaan memiliki umur
usaha: =41
tahun diberi skor 1. Semakin muda usia
perusahaan terdapat kecenderungan untuk
menyatakan informasi akuntansi yang
ekstensif untuk tujuan membuat keputusan,
dibandingkan dengan perusahaan yang
lebih tua usianya.
b. Variabel dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah penggunaan Informasi Akuntansi
pada UKM (Y). Informasi akuntansi dalam
penelitian
ini
didefinisikan sebagai
informasi statutori, informasi anggaran dan
informasi tambahan yang dihasilkan dari
proses akuntansi yang digunakan sebagai
dasar di dalam membuat keputusan
(Holmes dan Nicholls, 1989):
1) Informasi statutori, merupakan informasi
akuntansi yang terdiri dari Neraca,
Laporan Laba/Rugi dan Arus Kas
2) Informasi
anggaran,
merupakan
informasi akuntansi yang terdiri dari

7

informasi proyeksi Laba Rugi dan
proyeksi Arus Kas.
3) Informasi tambahan, yang terdiri dari
informasi laporan Harga Pokok Produksi
dan Rasio Keuangan
Dalam penelitian ini responden diminta
untuk merespon pernyataan mengenai
penggunaan informasi akuntansi, dengan
menggunakan skala Linkert dalam lima
poin, apabila perusahaan melaksanakan
penggunaan informasi akuntansi maka
diberi skor 1-5, dengan poin 1
menggambarkan
bahwa
penggunaan
informasi akuntansi tidak pernah, atau
sangat rendah dalam penggunaannya,
hingga poin 5 untuk tingkat penggunaan
informasi yang sangat tinggi atau sangat
sering.
c. Variabel moderasi
Variabel moderasi dalam penelitian ini
adalah ketidakpastian lingkungan. Kondisi
ketidakpastian lingkungan digambarkan
dengan pengukuran sejauh mana responden
dapat
memprediksi
ketidakpastian
lingkungan bisnis yang dihadapi mereka.
Semakin
tinggi
kemampuan
dalam
memprediksi, maka berarti semakin rendah
tingkat ketidakpastian lingkungan bisnis
yang
dihadapi.
Indikator
variabel
ketidakpastian lingkungan meliputi :
1) Informasi yang berkaitan dengan kondisi
usaha di masa yang akan datang
2) Informasi tentang pengaruh faktor-faktor
eksternal, seperti kondisi ekonomi,
teknologi, dan lain-lain.
3) Informasi
non
ekonomi,
seperti
peraturan pemerintah, persaingan usaha,
peluang pasar, prediksi harga, dan lainlain.
Respon atau pernyataan yang berkenaan
dengan indikator variabel ketidakpastian

lingkungan tersebut kemudian didesain
dengan menggunakan 5 skala likert.
Pemberian skor 1-5, dengan skor 5
mengindikasikan
tingkat
kondisi
ketidakpastian lingkungan yang sangat
tinggi, hingga skor 1 yang mengindikasikan
tingkat kondisi ketidakpastian lingkungan
yang sangat rendah. Semakin tinggi
ketidakpastian lingkungan yang dihadapi
oleh
pemilik
usaha,
maka
akan
meningkatkan
penggunaan
informasi
akuntansi.
Pemilik
usaha
semakin
membutuhkan informasi guna membantu
memprediksi kondisi eksternal yang dapat
mempengaruhi operasionalisasi usahanya.
B. Teknik Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid (sah)
apabila pertanyaan pada kuisioner
mampu
memberikan
penjelasan
mengenai sesuatu yang akan diteliti
oleh kuisioner tersebut. Pengujian
validitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode korelasi
Product Moment, dengan kriteria
r hitung > r tabel = valid
r hitung < r tabel = tidak valid
b. Uji Reliabilitas
Dikatakan reliable (dapat diandalkan)
jika pertanyaan pada kuisioner mampu
menghasilkan
jawaban
dari
koresponden yang konsisten dari waktu
ke waktu, dan menggambarkan secara
jelas dan relevan mengenai penggunaan
informasi akuntansi yang diteliti. Uji
Reliabilitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan uji Cronbach Alpha.
Pertanyaan yang mempunyai Cronbach
Alpha lebih dari 0,6 dikatakan suatu
instrumen yang reliable (Suliyanto,
2005).
2. Statistik deskriptif
8

Statistik ini berguna untuk memberikan
gambaran mengenai demografi responden
penelitian (jenis kelamin, lokasi usaha,
umur usaha, jenis usaha) dan deskripsi
mengenai
variabel-variabel
penelitian
(pendidikan
pemilik,
pengetahuan
akuntansi pemilik, budaya perusahaan,
umur usaha, penggunaan informasi
akuntansi, dan ketidakpastian lingkungan).
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk
menguji apakah nilai residual yang telah
distandarisasi pada model regresi
berdistribusi
normal
atau
tidak
(Suliyanto, 2011). Untuk mendeteksinya
dapat digunakan uji statistik melalui uji
Kolmogorov-Smirnov.
Jika
nilai
asymmtotic signifinancy lebih dari 0,05
maka data telah terdistribusi normal
(Suliyanto, 2005).
b.Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi
yang terbentuk ada korelasi yang tinggi
atau sempurna di antara variabel bebas
atau tidak (Suliyanto, 2011). Untuk
mengetahui adanya multikolinearitas
antar variabel, salah satu caranya dengan
melihat nilai dari VIF (Variance
Inflaction Factor) dari masing-masing
variabel bebas terhadap variabel
terikatnya. Jika nilai VIF tidak lebih dari
10, maka model tidak ada hubungan
antar variabel bebas (Suliyanto, 2005).
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas mempunyai suatu
keadaan bahwa varian dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain
berbeda. Untuk mendeteksinya dalam
suatu model regresi, yaitu dengan
melakukan uji Glesjer. Jika nilai
probabilitasnya lebih besar dari nilai

(0,05) maka dapat dipastikan model
tidak
mengandung
unsur
heteroskedastisitas ( Suliyanto, 2005).
4. Uji Goodness of Fit
Ketepatan fungsi regresi dalam menaksir
nilai aktual dapat diukur dari Goodness of
Fit, dan secara statistik dapat diukur dari
nilai koefisien determinasi, nilai statistik F
serta uji t.
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variabel
dependen
(penggunaan
informasi
akuntansi). Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel
dependen relatif terbatas. Nilai yang
mendekati
satu
berarti
variabel
independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi perubahan variabel
dependen(Ghozali, 2009).
b. Uji F
Uji F dapat digunakan untuk menguji
ketepatan model(goodness of fit), yaitu
mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variabel
dependen (variabel dependen dalam
penelitian ini adalah penggunaan
informasi akuntansi). Apabila Fhitung >Ftabel
maka suatu model dapat dinyatakan fit.
5. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Hipotesis 1
1) Analisis Regresi Linier Berganda
Hipotesis 1 diuji dengan teknik
analisis berganda yaitu suatu teknik
analisis data dalam membahas
hubungan antar variabel terikat
dengan variabel bebas. Rumus analisa
9

regresi berganda dalam penelitian ini
adalah:
y=a+ β 1 X 1+ β 2 X 2+ β 3 X 3+ β 4 X 4+ ε
Keterangan :
y : Penggunaan informasi akuntansi
a : Konstanta
β 1 :`Koefisien regresi yang
menunjukan besarnya pengaruh
pendidikan pemilik terhadap
penggunaan informasi akuntansi
pada UKM.
β 2 : Koefisien
regresi
yang
menunjukan besarnya pengaruh
pengetahuan akuntansi pemilik
terhadap penggunaan informasi
akuntansi pada UKM.
β 3 : Koefisien
regresi
yang
menunjukan besarnya pengaruh
budaya perusahaan terhadap
penggunaan informasi akuntansi
pada UKM.
β 4 : Koefisien
regresi
yang
menunjukan besarnya pengaruh
umur usaha terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada UKM.
X1 : Pendidikan pemilik
X2 : Pengetahuan akuntansi pemilik
X3 : Budaya perusahaan
X4 : Umur usaha
ε
: Error
2) Uji t
Untuk menguji pengaruh variabelvariabel independen terhadap dependen
secara individual digunakan uji t.
Perumusan hipotesisnya adalah:
H0: pendidikan pemilik, pengetahuan
akuntansi
pemilik,
budaya
perusahaan, dan umur usaha secara
parsial tidak mempunyai pengaruh
terhadap penggunaan informasi
akuntansi pada UKM

Ha: pendidikan pemilik, pengetahuan
akuntansi
pemilik,
budaya
perusahaan, dan umur usaha secara
parsial
mempunyai
pengaruh
terhadap
penggunaan informasi
akuntansi pada UKM.
Kriteria penerimaan hipotesis:
Level of significance (α) = 0, 05, Degree
of freedom = (n-k).
H0 diterima, Ha ditolak jika sig > 0, 05
atau –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel.
H0 ditolak, Ha diterima jika sig ≤ 0, 05
atau thitung> ttabel.
b. Pengujian Hipotesis 2
Hipotesis 2 diuji dengan menggunakan
Moderated Regression Analysis (MRA)
dengan metode selisih mutlak. Moderated
Regression Analysis merupakan aplikasi
khusus regresi berganda linear untuk
menentukan hubungan antara dua variabel
yang dipengaruhi oleh variabel ketiga atau
variabel moderating. Analisis regresi
variabel moderasi dengan selisih mutlak
dilakukan dengan meregresikan selisih
mutlak variabel bebas terstandarisasi
dengan variabel yang dihipotesiskan
sebagai variabel moderasi terstandarisasi
(Suliyanto, 2011). Persamaan yang
digunakan adalah sebagai berikut:
y=α + β 1 X 1+ β 2 X 2 + β 3 X 3+ β 4 X 4 + β 5 Z
X 5 :112 fstede 1980 ; 7 us analisa regresi bergandan
¿
7 8 odalusaha ¿
+ β 6| X 1−Z|+ β ¿
+ β 9 10|X 4−Z|+ε
Keterangan:
y : Penggunaan informasi akuntansi
a : Konstanta
β 1 :Koefisien
regresi
yang
menunjukan

10

besarnya
pengaruh pendidikan
pemilik terhadap penggunaan informasi
akuntansi pada UKM.
β2
: Koefisien
regresi
yangmenunjukan besarny pengaruh
pengetahuan
akuntansi
pemilik
terhadap
penggunaan
informasi
akuntansi pada UKM.
β 3 : Koefisien regresi yang menunjukan
besarnya pengaruh budaya perusahaan
terhadap
penggunaan
informasi
akuntansi pada UKM.
β4 :
Koefisien regresi yang
menunjukan besarnya pengaruh umur
usaha terhadap penggunaan informasi
akuntansi pada UKM.
β 5 : Koefisien regresi ketidakpastian
lingkungan
β 6 : Koefisien selisih mutlak variabel
pendidikan
pemilik
dengan
ketidakpastian lingkungan
β 7 : Koefisien selisih mutlak variabel
pengetahuan
akuntansi
pemilik
dengan ketidakpastian lingkungan
β 8 : Koefisien selisih mutlak variabel
budaya
perusahaan
Dengan
ketidakpastian lingkungan
β 9 : Koefisien selisih mutlak variabel
umur usaha dengan ketidakpastian
lingkungan
X1: Pendidikan pemilik
X2: Pengetahuan akuntansi pemilik
X3: Budaya perusahaan
X4: Umur usaha
Z : Variabel ketidakpastian lingkungan
ε
: Error
Untuk menguji hipotesis 2 juga
digunakan uji F yang digunakan untuk
menguji signifikansi pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen
secara serentak (simultan). Terkait dengan
hipotesis 2 tersebut, maka uji F dalam

hipotesis ini digunakan untuk menguji
signifikansi pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara serentak
dengan
dimoderasi
oleh
variabel
pemoderasi. Kriteria pengujiannya adalah :
Ho: Ketidakpastian
lingkungan
tidak
memoderasi pengaruh pendidikan
pemilik, pengetahuan akuntasi pemilik,
budaya perusahaan, dan umur usaha
secara simultan terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada UKM.
Ha: Ketidakpastian lingkungan memoderasi
pengaruh
pendidikan
pemilik,
pengetahuan akuntasi pemilik, budaya
perusahaan, dan umur usaha secara
simultan
terhadap
penggunaan
informasi akuntansi pada UKM.
Dengan derajat kebebasan (k – 1) (n – k)
dan tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05,
maka:
Ho diterima jika Fhitung ≤ Ftabel
Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel
c. Pengujian Hipotesis 3
Hipotesis 3 diuji dengan uji elastisitas
untuk menguji variabel independen yang
paling berpengaruh terhadap variabel
dependen. Variabel independen yang paling
berpengaruh
terhadap
penggunaan
informasi akuntansi adalah variabel dengan
nilai elastisitas tertinggi jika dilihat dari
hasil perhitungan menggunakan rumus.
Perhitungan uji elastisitas adalah sebagai
berikut (Suliyanto, 2005):

ε i =βi i
Y´ i
Keterangan:
εi
: elastisitas variabel ke –
i
βi
:
koefisien
regresi
variabel independen
ke – i
´X i
: rata – rata variabel
independen ke – i
11

Y´ i
dependen

Sumber: Data Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Koperasi / Dispenrindagkop
Kabupaten Banyumas tahun 2013

: rata – rata variabel

IV. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian
1. Profil UKM di Banyumas
Responden dalam penelitian ini adalah
para pemilik usaha UKM, yang tercatat di
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindagkop) Kabupaten Banyumas
pada tahun 2013. Spesifikasi UKM dalam
penelitian ini merupakan UKM yang
menghasilkan komoditas produk unggulan
menurut kriteria yang telah ditetapkan oleh
pemerintah Kabupaten Banyumas, serta
tergolong unit usaha pada tingkatan industri
menengah berdasarkan UU No. 20 tahun
2008, yaitu memiliki omzet per tahun Rp
2,5 miliar – Rp 50 miliar, dan aset sebesar
Rp 500 juta – Rp 10 miliar.
Berdasarkan catatan Disperindagkop
tahun 2013, jumlah UKM di Kabupaten
Banyumas yang menghasilkan produk
unggulan di tahun 2013 terdapat 78 unit
usaha yang tersebar dibeberapa desa dan
kelurahan diseluruh Kabupaten Banyumas.
Kemudian dari 78 unit usaha tersebut,
hanya 59 unit UKM yang mampu
memenuhi spesifikasi kriteria sampel yang
dibutuhkan dalam penelitian ini.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Wilayah
Cilongok
Wangon
Sokaraja
Ajibarang
Kebasen
Purwokerto- Barat
Kali Bagor
Karang Lewas
PurwokertoSelatan
Patikraja
Jumlah

Jumlah UKM
Produk
Unggulan
14
10
8
6
5
4
4
3
3
2
59

Kuesioner diberikan langsung kepada 59
orang pemilik usaha UKM yang
menghasilkan
produk
unggulan
di
Kabupaten Banyumas. Wawancara dalam
penelitian ini dilakukan jika terdapat hal
yang kurang mencukupi untuk melengkapi
kuesioner. Dari 59 kuesioner yang
dibagikan kepada responden, sebanyak 59
kuesioner berhasil kembali, sehingga
kuesioner yang dapat digunakan dalam
penelitian sebesar 100% dari total kuesioner
yang dibagikan.
B. Gambaran Umum Responden Dan
Distribusi Jawaban Responden Terhadap
Variabel Penelitian
1. Gambaran Umum Responden
Tabel 2. Gambaran Umum Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
No
1
2

%
24%
17%
14%
10%
8%
7%
7%
5%
5%
3%
100%

Keterangan
Pria
Wanita
Jumlah

Jumlah
54
5
59

Persentase
91,53%
8,47%
100%

Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 3. Gambaran Umum Responden Berdasarkan
Pendidikan Terakhir
No
1
2
3
4
5

Tabel 1. Wilayah Lokasi unit UKM Produk
Unggulan Kabupaten Banyumas
No

2. Data Penelitian dan Sampel

Keterangan
Sarjana
(S1/S2/S3)
Diploma (DIII)
SMA/ sederajat
SMP/ sederajat
SD/ sederajat
Jumlah

Jumlah
20
8
31
-

Persentase
33,90 %
13,56 %
52,54 %
-

59

100%

Sumber: Data primer yang diolah

2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap
Variabel Penelitian
a. Variabel Pendidikan pemilik(X1)
Tabel 4. Distribusi Jawaban Responden
Variabel Pendidikan pemilik(X1)
Pendidikan
pemilik(X1)
Sarjana
(S1, S2, S3)

Skor

Jumlah

Persentase
%

5

20

33,90

Terhadap

12

Diploma (D3)
SMA/sederajat
SMP/ sederajat
SD/ sederajat
Jumlah

4
3
2
1

8
31
0
0
59

13,56
52,54
100

Sumber: Data primer yang diolah

b. Pengetahuan akuntasi pemilik (X2)
Tabel 5. Distribusi Jawaban Responden Variabel
Pengetahuan Akuntansi Pemilik (X2)
Pengetahuan
Akuntansi Pemilik
Usaha (X2)

Benar 5
Benar 4
Benar 3
Benar 2
Benar 1

Skor

Jumlah

Persentase
%

5
4
3
2
1

17
23
15
4
0
59

28,81
38,98
25,42
6,78
100

Jumlah

Sumber: Data primer yang diolah

Sumber: Data primer yang diolah

f. Ketidakpastian Lingkungan (Z)
Tabel 9. Distribusi Jawaban Responden Variabel
Ketidakpastian Lingkungan (Z)
Ketidakpasti
an

Indikator

Lingkungan
Skor
(Z)

1

2

3

4

5

Tot
%

SS
S

5
4

1
5

0
7

0
6

0
4

0
5

1
27

N

3

6

6

5

7

6

30

TS

2

17

20

31

25

27

120

STS

1

30

26

17

23

21

117

Jumlah

59

59

59

59

59

295

0,34
9,15
10,1
40,6
39,6

7
8
6

100

Sumber: Data primer yang diolah

c. Budaya Perusahaan (X3)
Tabel 6. Distribusi Jawaban Responden Variabel
Budaya Perusahaan (X3)

Budaya
Perusahan
(X3)
SS
S
N
TS
STS
Jumlah

Sumber: Data primer yang diolah

d. Variabel Umur Usaha ( X4)
Tabel 7. Distribusi Jawaban Responden Variabel Umur
Usaha (X4)
Umur Usaha
(X4)
=41 tahun
Jumlah

C. Analisis Data
1. Hasil Pengujian Kualitas Data
a. Uji Validitas

Skor

Jumlah

Persentase %

5
4
3
2
1

24
21
11
3
0
59

40,68
35,59
18,64
5,08
100

Sumber: Data primer yang diolah

e. Penggunaan Informasi Akuntansi (Y)
Tabel 8. Distribusi Jawaban Responden Variabel
Penggunaan Informasi Akuntansi (Y)

Skor
5
4
3
2
1

Tot
Indikator 17
94
158
153
8
0
413

%
22,76
38,26
37,05
1,94
100

Pengujian validitas dilakukan kepada
20 mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi
Universitas Jenderal Soedirman.
Pengujian validitas dalam penelitian
ini menggunakan rumus korelasi
Product Moment. Variabel penelitian
yang diuji validitasnya: variabel
budaya perusahaan (X3), penggunaan
informasi
akuntansi
(Y),
dan
ketidakpastian
lingkungan
(Z).
Setelah diuji, diketahui nilai r hitung
setiap item pertanyaan pada X3, X4
dan Z masing-masing lebih besar dari
Penggunaan
Informasi
Skor
Akuntansi
(Y)
SS
5
S
4
N
3
TS
2
STS
1
Jumlah

Jumlah
Indikator 112

Persentase
%

162
281
213
52
0
708

22,88
39,69
30,08
7,34
100

13

nilai r tabel pada tingkat kepercayaan
95%; α = 0,05 (0,254). Dengan
demikian
maka
seluruh
item
pertanyaan dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
Pengujian
reliabilitas
dalam
penelitian ini dilakukan kepada 20
mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi,
Universitas Jenderal Soedirman.
Pengujian
reliabilitas
dilakukan
dengan teknik Croncbach Alpha.
Setalah diuji, diketahui bahwa nilai
koefisien Cronbach Alpha untuk
variabel budaya perusahaan (X3),
penyiapan dan penggunaan infromasi
akuntansi (Y), dan ketidakpastian
lingkungan (Z) masing-masing lebih
besar dari 0,60 sehingga semua
pernyataan untuk setiap variabel
tersebut dinyatakan reliabel dan dapat
digunakan sebagai alat pengumpulan
data.
2. Statistik Deskriptif
Tabel 10. Output Analisis Deskriptif Variabel
Penelitian
N

Descriptive Statistics
Min
Max
Mean

Std.
Deviation

Pendidikan
pemilik(X1)
Pengetahuan
akuntasi
pemilik (X2)
Budaya
Organisasi
(X3)
Umur Usaha (X4)
Penggunaan
Informasi
Akuntansi (Y)
Ketidakpastian
Lingkungan
(Z)

59

3.00

5.00

3.8136

.91867

59

2.00

5.00

3.8983

.90392

59

19.00

34.00

26.7288

4.60446

59
59

2.00
27.00

5.00
59.00

4.1186
45.3729

.89220
8.23554

59

5.00

21.00

9.4915

4.10791

Valid N (listwise)

59

3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji normalitas
dengan
menggunakan
bantuan
software SPSS 18.0 for windows
diketahui bahwa untuk model regresi
berganda dan moderasi masingmasing memiliki nilai asymptotic

significant (2-tailed) masing-masing
sebesar 0,569 dan 0,734 dimana lebih
besar dari α (alpha) 0,05. Berdasarkan
hasil tersebut maka dapat dinyatakan
bahwa data yang digunakan dalam
penelitian ini terbukti berdistribusi
normal, sehingga layak untuk
menggunakan teknik analisis regresi.
b. Uji Multikolinearitas
Pada
penelitian
ini
uji
multikolinieritas dilakukan dengan
cara melihat tolerance dan variance
inflation factor (VIF). Nilai cut off
yang digunakan untuk menunjukkan
adanya
multikolinearitas
adalah
tolerance > 0,10 atau VIF < 10.
Berdasarkan hasil uji, diketahui
bahwa
untuk
variabel-variabel
independen dalam model regresi
berganda dan moderasi masingmasing memiliki nilai tolerance yang
menunjukkan angka lebih dari 0,10
dan nilai VIF kurang dari 10.
Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa keseluruhan
variabel bebas (independent) tidak
memiliki korelasi sehingga tidak
tejadi
multikolinearitas
dalam
persamaan model regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian
heteroskedastisitas
dilakukan dengan menggunakan uji
Glejser. Berdasarkan hasil uji,
diketahui bahwa nilai signifikansi
semua variabel terhadap nilai residual
dari model regresi berganda dan
moderasi lebih besar dari α (sig. >
0,05), sehingga dapat disimpulkan
tidak terjadi heteroskedastisitas.

14

4. Uji Goodness of Fit pada Regresi
Berganda
a. Koefisien Determinasi
Berdasarkan data primer yang diolah,
diperoleh nilai adjusted keofisien
determinasi (adjusted R2) sebesar
0,803, hal tersebut menunjukkan
bahwa
80,3
persen
variabel
perubahan naik atau turunnya
penggunaan informasi akuntansi pada
UKM produk unggulan di Kabupaten
Banyumas dapat dijelaskan oleh
faktor-faktor pendorong penggunaan
informasi akuntansi yaitu pendidikan
pemilik,
pengetahuan
akuntasi
pemilik, budaya perusahaan, dan
umur usaha. Sedangkan 19,7 persen
dijelaskan oleh variabel-variabel lain
yang tidak diteliti.
b. Uji F
Berdasarkan
hasil
perhitungan
diperoleh nilai Fhitung sebesar 60,289,
dengan tingkat kesalahan () = 0,05
dan degree of freedom (df) = (k – 1)
dan (n – k) diketahui nilai F tabel
adalah 2,557. Output uji F dari hasil
analisis regresi menunjukkan nilai F
hitung lebih besar dari nilai F tabel, artinya
bahwa model regresi berganda yang
terbentuk tersebut dinyatakan cocok
atau fit.
5. Uji Goodness of Fit pada Regresi
Moderasi
a. Koefisien Determinasi
Berdasarkan data primer yang diolah,
diperoleh nilai adjusted keofisien
determinasi (adjusted R2) sebesar
0,813, hal ini menunjukkan bahwa
81,3 persen variabel perubahan naik
atau turunnya penggunaan informasi
akuntansi pada UKM produk
unggulan di Kabupaten Banyumas
dapat dijelaskan oleh faktor-faktor

pendorong penggunaan informasi
akuntansi yaitu pendidikan pemilik,
pengetahuan akuntasi pemilik, budaya
perusahaan, dan umur usaha dengan
dimoderasi oleh faktor ketidakpastian
lingkungan. Sedangkan 18,7 persen
dapat dijelaskan oleh variabelvariabel lain yang tidak diteliti.
c. Uji F
Berdasarkan hasil analisis regresi
moderasi, diperoleh nilai F hitung
sebesar 28.988, dengan tingkat
kesalahan () = 0,05 dan degree of
freedom (df) = (k – 1) dan (n – k)
diketahui nilai F tabel adalah 2,400.
Output uji F dari hasil analisis regresi
menunjukkan nilai F hitung lebih besar
dari nilai F tabel, maka dapat bahwa
model
regresi
moderasi
yang
terbentuk tersebut dinyatakan cocok
atau fit.
6. Pengujian Hipotesis
a. Hasil Uji Hipotesis 1
1) Analisis Regresi Linear
Berganda
Tabel 11. Ringkasan Hasil Analisis Regresi
Berganda
No.

Variabel

Koef.
Regresi

1.

Pendidikan
pemilik(X1)
2.
Pengetahuan
akuntasi
pemilik(X2)
3.
Budaya
Perusahaan(X3)
Umur
4.
Usaha(X4)
Konstanta = 45,373
Adjusted R2 = 0,803
Fhitung
= 60,289

t hitung

t tabel

3,913

3,562

2,009

3,920

5,919

2,009

0,893

0,778

2,009

-0,762

1,174

2,009

Sumber: Lampiran 9

Berdasarkan data pada Tabel 11,
dapat dibuat persamaan regresi
berganda sebagai berikut:
Y = 45,373+ 3,913 X1 + 3,920 X2
+ 0,893 X3 - 0,762 X4
2) Uji Pengaruh Parsial (Uji t)
Tabel 12. Ringkasan Hasil Uji t

15

No.
1.
2.
3.
4.

Variabel
Pendidikan
pemilik(X1)
Pengetahuan
akuntasi
pemilik (X2)
Budaya
Perusahaan
(X3)
Umur Usaha
(X4)

Thitung
3,562

Ttabel
2,009

Sig.
0,001

5,919

2,009

0,000

0,778

2,009

0,440

-1,174

2,009

0,246

dan sig.t > α (0,246 > 0,05).
Maka H1d yang menyatakan
bahwa umur usaha berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
penggunaan
informasi
akuntansi pada perusahaan kecil
dan menengah, ditolak.

Sumber:Lampiran 10

Dengan demikian dari hasil
pengujian pengaruh parsial atau Uji t
tersebut, Ho ditolak dan Ha
diterima, yang berarti bahwa
pendidikan pemilik, pengetahuan
akuntansi
pemilik,
budaya
perusahaan, dan umur usaha secara
parsial
berpengaruh
terhadap
penggunaan informasi akuntansi pada
UKM.

Berdasarkan data pada Tabel 12
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Nilai t hitung variabel tingkat
pendidikan pemilik sebesar
3,562 (t hitung> t tabel) dan sig. t <
α (0,001< 0,05). Maka H1a yang
menyatakan bahwa variabel
pendidikan
pemilik
berpengaruh secara signifikan
terhadap penggunaan informasi
akuntansi pada perusahaan kecil
dan menengah, diterima.
b) Nilai
t
variabel
hitung
pengetahuan akuntasi pemilik
sebesar 5,919 (t hitung > t tabel) dan
sig. t < α (0,000 < 0,05). Maka
H1b yang menyatakan bahwa
variabel pemahaman akuntansi
pemilik berpengaruh secara
signifikan terhadap penggunaan
informasi
akuntansi
pada
perusahaan
kecil
dan
menengah, diterima.
c) Nilai t hitung variabel budaya
perusahaan sebesar 0,778 (t hitung
< t tabel) dan sig.t > α (0,440>
0,05).
Maka
H1c
yang
menyatakan bahwa variabel
budaya perusahaan berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
penggunaan
informasi
akuntansi pada perusahaan kecil
dan menengah, ditolak.
d) Nilai t hitung variabel umur usaha
sebesar -1,174 (t hitung < t tabel)

b. Hasil Uji Hipotesis 2
Tabel 13. Ringkasan Hasil Analisis Regresi
Moderasi
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Variabel
Pendidikan
pemilik(X1)
Pengetahuan
akuntasi pemilik(X2)
Budaya
Perusahaan
(X3)
Umur
Usaha(X4)
Ketidakpastian
Lingkungan
(Z)
Moderasi_1
(X1-Z)
Moderasi_2
(X2-Z)
Moderasi_3
(X3-Z)
Moderasi_4
(X4-Z)
Konstanta = 45.194
Adjusted R2 = 0,813
Fhitung
= 28.988

Koef.
Regres
i

4.302

t hitung
3.814

t tabel
2,009

3.844

5.704

2,009

0.177
-1.045

0.150

2,009

-1.559

2,009

-1.778

2,009

2.121

2,009

-0.282

2,009

-1.370

2,009

-0.809

2,009

-1.003
2.843
-0.214
-1.727
-0.749

Sumber: Lampiran 10

Berdasarkan data pada Tabel 13,
dapat dibuat persamaan regresi
moderasi sebagai berikut:
Y = 45.194+ 4.302X1 + 3.844X2 +
0.177X3 -1.045X4-1.003Z+
16

2.843Mod_1 - 0.214Mod_2
-1.727Mod_3 - 0.749Mod_4
Berdasarkan hasil analisis regresi
moderasi menunjukkan nilai F hitung
lebih besar dari nilai F tabel, yaitu F
28.988, dengan tingkat
hitungsebesar
kesalahan () = 0,05 dan degree of
freedom (df) = (k – 1) dan (n – k)
diketahui nilai F tabel adalah 2,400.
Hasil
regresi
moderasi
juga
menunjukkan nilai P (Sig.) adalah
0,000 lebih kecil dari α (alpha) 0,05.
Dengan demikian Ho ditolak dan Ha
diterima,
yang
artinya
bahwa
ketidakpastian lingkungan memoderasi
pengaruh
pendidikan
pemilik,
pengetahuan akuntasi pemilik, budaya
perusahaan, dan umur usaha secara
simultan
terhadap
penggunaan
informasi akuntansi pada UKM,
sehingga hipotesis kedua atau H2 yang
menyatakan bahwa ketidakpastian
lingkungan memoderasi pengaruh
pendidikan
pemilik,
pengetahuan
akuntasi pemilik, budaya perusahaan,
dan umur usaha terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada UKM,
diterima.
c. Hasil Uji Hipotesis 3
Berdasarkan nilai koefisien regresi β,
rata-rara variabel independen ( X´ ¿
dan rata-rata variabel dependen Y´
yang telah diketahui dari hasil
perhitungan sebelumnya, maka dapat
dimasukkan kedalam rumus:
a. Pendidikan pemilik(X1)
´
X
ε 1= β1 1 =
3,913
Y´ 1

[

3,8136
45.3729

]

=
0,3288

0,33

=

b. Pengetahuan akuntasi pemilik (X2)
3.8983
ε 2 =¿ 3,920
=
45.3729
0,3367 = 0,34
Berdasarkan
hasil
perhitungan
tersebut, diketahui variabel yang
paling berpengaruh secara dominan
terhadap
penggunaan
informasi
akuntansi pada UKM produk
unggulan di Kabupaten Banyumas
adalah
variabel
pengetahuan
akuntansi pemilik (X2). Sehingga H3
yang menyatakan variabel pendidikan
pemilik memiliki pengaruh yang
paling dominan terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada UKM,
ditolak.

[

]

D. Pembahasan
1. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis 1
a) Pengaruh pendidikan pemilik terhadap
penggunaan informasi akuntansi.
Berdasarkan hasil uji t menunjukan
bahwa pendidikan pemilik berpengaruh
positif dan signifikan terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada UKM produk
unggulan di Kabupaten Banyumas. Hal ini
menunjukan bahwa pemilik usaha yang
memiliki latar belakang pendidikan formal
yang tinggi maka akan memiliki
kemampuan dan keahlian yang lebih baik
dalam hal penggunaan informasi akuntansi,
begitu pun sebaliknya.
Hal tersebut sejalan dengan konsep yang
dikemukakan oleh Meuthia dan Endrawati
(2008) bahwa semakin tinggi pendidikan
yang ditempuh, baik pendidikan formal
maupun non formal sesuai bidang pekerjaan
maka semakin tinggi pula pengalaman
intelektual yang dimiliki. Pengalaman
intelektual ini akan dapat mempermudah
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan,
17

sehingga apabila dikaitkan dengan peran
pemilik pemilik usaha dalam penggunaan
informasi akuntansi didalam usahanya,
maka pemilik usaha yang memiliki
pendidikan formal yang memadai akan
menciptakan kemampuan dan keahlian
yang lebih baik dalam menggunakan
informasi akuntansi, dibandingkan dengan
pemilik usaha yang memiliki latar belakang
pendidikan formal yang lebih rendah. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Murniati (2002),
Tianna Solovida (2003), Wahyudi (2009),
Purnama Sari (2011), dan Muchdorroh
(2012)
yang
menyebutkan
bahwa
pendidikan pemilik berpengaruh secara
signifikan terhadap penggunaan system
informasi akuntansi pada perusahaan kecil.
b) Pengaruh
pengetahuan
akuntansi
pemilik terhadap penggunaan informasi
akuntansi.
Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa
pengetahuan akuntasi pemilik berpengaruh
secara signifikan terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada UKM produk
unggulan Kabupaten Banyumas. Hasil
tersebut
mendukung
teori
yang
dikemukakan oleh Bedard dan Chi (1993)
dan Spilker (1995) bahwa motivasi untuk
mempelajari tentang pengetahuan akuntansi
akan meningkatkan pemahaman manajer
atau pemilik dalam menerapkan akuntansi
dalam
perusahaan.
Sehingga
dapat
disimpulkan bahwa bahwa semakin baik
pengetahuan akuntansi yang dimiliki oleh
pemilik usaha, maka makin baik pula
kemampuan mereka dalam hal penggunaan
informasi
akuntansi
dalam
praktik
usahanya.
Hasil penelitian ini kemudian sejalan
dengan hasil penelitian lainnya yang

mengungkapkan bahwa salah satu penyebab
rendahnya penggunaan informasi akuntansi
dalam perusahaan menengah adalah karena
rendahnya pengetahuan akuntansi yang
dimiliki oleh manajer atau pemilik usaha
(Wichman, 1984; Peacock, 1985; Holmes
dan Nicholls, 1988; Suhairi,Yahya dan
Haron, 2004). Selain itu hasil penelitian
turut mendukung penemuan Fitriyah (2006)
yang menyatakan bahwa pengetahuan
akuntansi pemilik memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap penggunaan
informasi akuntansi.
c) Pengaruh budaya perusahaan terhadap
penggunaan informasi akuntansi.
Berdasarkan hasil uji t selanjutnya
menemukan bahwa budaya perusahaan
tidak berpengaruh terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada UKM produk
unggulan Kabupaten Banyumas. Menurut
Gray (1988) terdapat hubungan antara
karakteristik kebudayaan perusahaan dan
pengembangan sistem akuntansi dan
pengaturan dari praktik-praktik akuntansi
berikut
sikap
terhadap
manajemen
keuangan dan pengungkapannya. Akan
tetapi berdasarkan hasil penelitian yang
telah penulis lakukan menunjukan bahwa
budaya perusahaan tidak memiliki pengaruh
terhadap penggunaan informasi akuntansi
pada
perusahaan,
hal
tersebut
mengindikasikan bahwa suatu perusahaan
yang memiliki budaya perusahaan, belum
tentu dapat memberikan manifestasi pada
sistem akuntansi dan pengaturan praktik
akuntansi pada perusahaan tersebut,
sehingga hasil penelitian menolak teori
yang diungkapkan oleh Gray.
Holmes dan Marsden (1996) turut
memaparkan suatu teori bahwa budaya
perusahaan atau organisasi mempunyai
pengaruh terhadap perilaku, cara kerja dan
motivasi para manajer dan bawahannya
untuk mencapai kinerja organisasional.
18

Salah satu indikator kinerja organisasional
dalam penelitian yang dilakukan penulis
termasuk pula dalampenggunaan informasi
akuntansi yang optimal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
budaya perusahaan tidak berpengaruh
terhadap penggunaan informasi akuntansi,
hal tersebut berarti bahwa budaya
perusahaan tidak mempengaruhi perilaku,
cara kerja dan motivasi pemilik usaha
dalam menggunakan informasi akuntansi,
sehingga perusahaan yang memiliki budaya
organisasi yang baik dan matang belum
tentu memiliki kemampuan yang baik
dalam menggunakan informasi akuntansi,
hasil penelitian ini pun menolak teori yang
dipaparkan oleh Holmes dan Marsden.
Hasil kesimpulan penelitian ini juga tidak
sejalan dengan hasil penelitian Tianna
Solovida (2003) yang mengemukakan
bahwa budaya perusahaan memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
penggunaan informasi akuntansi pada usaha
kecil dan menengah.
d. Pengaruh
umur
usaha
terhadap
penggunaan informasi akuntansi.
Berdasarkan hasil uji t yang terakhir
mengungkapkan bahwa umur usaha tidak
berpengaruh
terhadap
penggunaan
informasi akuntansi pada UKM produk
unggulan Kabupaten Banyumas. Semakin
muda usia perusahaan belum tentu
mengindikas