PEMANFAATAN LABORATORIUM IPA DAN BAHASA PADA MADRASAH ALIYAH SWASTA Umul Hidayati
PEMANFAATAN LABORATORIUM IPA DAN BAHASA PADA MADRASAH ALIYAH SWASTA
Umul Hidayati
Peneliti Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia Jl. MH Thamrin No. 06 Jakarta Pusat hidayatikuncoro@yahoo.com
Abstract
In an effort to increase the quality of education in Madrasah, the government (the Minister of Religious Affairs through Islamic Education General Director), since 1995, has performed a supportive program in science laboratories by providing for needs in several MTsN (Islamic public junior high schools). In the year 1998, support was given to 35 MAN (Islamic public senior high schools) and in the year 2005 to several considerably superior MA (Islamic private high schools). In the year 2010 support was given to 400 private MA in 19 provinces. In the same year, support was given to 100 MA laboratory facilities in 11 provinces. The massive amount of support has not yet been able to be used optimally in order to increase the quality of education by the Madrasah(s) because of many obstacles such as: the low quantity of human resources (teacher and laboratory staff), the fact that several MA do not possess a laboratory building (Science and Linguistic major), and the fact that science and linguistic majors do not exist in several Madrasah. On the other hand, distribution of funds also experienced many difficulties. The result of the research of the Center of Research and Development Islamic Education and Religion in the year 2012 entitled the “Use of the laboratory facilities in Madrasah (the study of the well-funded science and linguistic laboratory Madrasah Aliyah)” indicates that the use of laboratory facilities has not yet been maximized by the Madrasah and support for implementation has experienced many difficulties.
Keyword: use, laboratory, Madrasah Aliyah Swasta
Abstrak
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah, pemerintah (Kementerian Agama melalui Dir- jen Pendis) mengeluarkan program bantuan sarana laboratorium IPA yang dimulai tahun 1995 dengan mem- berikan bantuan pada beberapa MTsN. Pada tahun 1998, bantuan diberikan kepada 35 MAN dan pada tahun 2005 bantuan diberikan kepada beberapa MA Unggulan. Pada tahun 2010 bantuan diberikan kepada 400 MA swasta di 19 propinsi. Pada tahun yang sama, juga diberikan bantuan sarana laboratorium bahasa pada 100 MA swasta di 11 propinsi. Besarnya bantuan yang diberikan selama ini ternyata belum dapat dimanfaatkan madrasah secara maksimal untuk meningkatkan mutu pendidikan karena terkendala oleh banyak hal antara lain terbatasnya SDM (pendidik dan tenaga laboran), sebagian MA belum memiliki gedung laboratorium (IPA dan bahasa); tidak memiliki jurusan IPA dan bahasa. Di samping itu, dalam pelaksanaannya pemberian bantuan ini juga masih menuai banyak masalah. Hasil penelitian Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan tahun 2012 berjudul Pemanfaatan Sarana Laboratorium Pada Pendidikan di Madrasah (Studi Pada Madrasah Aliyah Penerima Bantuan Laboratorium IPA dan Bahasa)”menunjukkan bahwa pemanfaatan sarana laboratorium oleh madrasah belum maksimal dan pemberian bantuan tersebut dalam pelaksanaannya banyak menuai masalah.
Kata Kunci: Pemanfaatan, Laboratorium, Madrasah Aliyah Swasta
Naskah diterima 11 Januari 2013. Revisi pertama, 21 Februari 2013. Revisi kedua, 7 Maret 2013 dan revisi terahir 02 April 2013.
94 EDUKASI Volume 11, Nomor 1, Januari-April 2013
Pemanfaatan Laboratorium IPA dan Bahasa pada Madrasah Aliyah Swasta
PENDAHULUAN
tahun 2005, juga melalui kerjasama dengan IDB dalam Program STEP-2, bantuan diberikan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), merupa kan
kepada beberapa MA Unggulan.
salah satu mata pelajaran yang tidak hanya di- ajarkan melalui teori, tetapi juga memerlukan
Pada tahun 2010, bantuan laboratorium praktek. Oleh karena itu untuk mengajarkan
IPA diberikan kepada 400 MA swasta yang ada IPA, hendaknya madrasah (MA) mempunyai
di 19 Propinsi yaitu Propinsi Sumut, Riau, Sum- Laboratorium. Dengan adanya Laboratorium,
sel, Bengkulu, Jambi, Lampung, DKI Jakarta, diharapkan pembelajaran IPA dapat dilak-
Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Kalsel, Kalbar, Kal- sanakan dengan baik sebagaimana seharus-
tim, NTB, Bali, Sulsel, Sulut dan Gorontalo 1 dan nya. Begitu juga dengan pelajaran bahasa, ke-
bantuan laboratorium bahasa diberikan kepa- beradaan laboratorium juga menjadi sarana
da 100 MA Swasta yang ada di 11 propinsi yaitu penting. Pembelajaran bahasa (terutama baha-
Sumbar, Riau, Sumsel, Lampung, DKI Jakarta, sa asing) yang dilakukan dengan menggunakan
Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Kalsel, Kaltim dan bantuan sarana laboratorium, lebih memper- 2 NTB.
mudah bagi peserta didik dalam memahami, Banyaknya bantuan yang digulirkan oleh mengerti dan mempraktekkan bahasa asing
pemerintah dalam beberapa tahun terakhir tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
ini, dengan harapan madrasah mampu me- Dalam kenyataan, tidak semua sekolah
manfaatkannya untuk menunjang kelan caran (MA) memiliki Laboratorium. Hal ini menja-
pelaksanaan pembelajaran dan mendukung di kendala bagi sekolah yang bersangkutan.
pencapaian efektifitas, efisiensi dan sekaligus Karena untuk bisa maju, sekolah harus bisa
kualitas pembelajaran mata pelajaran IPA dan menghasilkan lulusan yang berkompeten bu-
bahasa, sehingga mampu meningkatkan hasil kan hanya secara teori, tetapi juga praktek.
belajar di madrasah, yang pada akhirnya mam- Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, salah
pu meningkatkan mutu dan prestasi madrasah. satu unsur pendukung penting dalam praktek
Bagaimana program bantuan tersebut adalah tersedianya laboratorium, sehingga
dilaksanakan dan sejauhmana pemanfaatan pelaksanaan pembelajaran materi pelajaran
bantuan sarana laboratorium tersebut oleh yang membutuhkan bantuan laboratorium
madrasah, Puslitbang Pendidikan Agama dan seperti materi pelajaran IPA dan bahasa dapat
Keagamaan tahun 2012 telah melakukan pe- dilaksanakan secara maksimal dan hasil yang
nelitian berjudul “Pemanfaatan Sarana Labora- diperolehnyapun juga maksimal.
torium Pada Pendidikan di Madrasah (Studi Pada Dalam upaya meningkatkan mutu pendi-
Madrasah Aliyah Penerima Bantuan Laboratorium dikan di Madrasah, pemerintah (Kemen terian
IPA dan Bahasa)”, untuk melihat bagaimana pe- Agama melalui Dirjen Pendis) telah melakukan
laksanaan pemberian bantuan dan pemanfaat- berbagai upaya salah satunya melalui pem-
annya sebagai sarana dalam menunjang kelan- berian bantuan sarana labora torium IPA dan
caran pelaksanaan pem belajaran di Madrasah bahasa. Program bantuan ini merupakan ker-
Aliyah (MA). Penelitian ini perlu dilakukan, jasama Kemenag dengan Islamic Development
karena pemberian bantuan telah dilaksanakan Bank (IDB) sebagai Program Penguatan Sains
berulangkali yang dimulai tahun 2005 dan dan Teknologi (STEP-1) yang diberikan pada
hingga sekarang masih terus berlangsung, un- beberapa MA Unggulan seperti MA Model dan
tuk melihat apakah pemberian bantuan ini ter- MA unggul non model di berbagai daerah.
dapat kendala/masalah dalam pelaksanaannya Program ini telah dimulai tahun 1995 dengan
1 Keputusan Dirjen Pendis Nomor: DJ.I/744.A/2010,
memberikan bantuan sarana laboratorium
tertanggal 28 Oktober 2010, Tentang Penetapan Penerima
pada beberapa MTsN. Pada tahun 1998, ban-
Bantuan Alat Laboratorium IPA Terpadu MA.
tuan perangkat laboratorium IPA tersebut
2 Keputusan Dirjen Pendis Nomor: DJ.I/1473.N/2011,
diberikan kepada 35 MAN. Sedangkan pada
tertanggal 28 Oktober 2010, Tentang Penetapan Penerima Bantuan Alat Laboratorium Bahasa Tahun Anggaran 2010.
EDUKASI Volume 11, Nomor 1, Januari-April 2013
Umul Hidayati
baik pada tingkat pelak sanana/pemilik prog-
b. Ketersediaan, ketercukupan dan ram (Kemenag melalui Dirjen Pendis) maupun
kondisi pendidik/guru mata pela- pada tingkat sasaran/penerima bantuan.
jaran IPA dan bahasa serta tenaga la- boran dilihat dari jumlah, kua lifikasi dan kompetensinya.
Permasalahan Penelitian
c. Ketersediaan dan ketercukupan pem- Dari uraian latar belakang masalah ter-
biayaan
sebut, permasalahan penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan pemberian bantuan
3. Pelaksanaan pemberian bantuan dan sarana laboratorium IPA dan bahasa dan bagai-
kendala yang dihadapi dalam pelak- mana pemanfaatannya dalam menunjang ke-
sanaan pemberian bantuan sarana labo- lancara pelaksanaan proses pembelajaran IPA
ratorium IPA dan bahasa.
dan bahasa di Madrasah Aliyah penerima ban- tuan, serta bagaimana kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan bantuan sarana laborato-
KERANGKA KONSEPTUAL
rium IPA dan bahasa dan dalam pelaksanaan
Pengertian Pemanfaatan
pemberian bantuan tersebut. “Pemanfaatan” berarti proses meman- faatkan sesuatu, dengan cara tertentu dan
Tujuan
melalui kegiatan tertentu, agar dapat mem- beri faedah, kegunaan, keuntungan. Menurut
Dari rumusan masalah tersebut, tujuan AECT 3 pemanfaatan sumber belajar bertujuan
penelitian ini untuk mengetahui: untuk mengusahakan agar peserta didik dapat
1. Pemanfaatan sarana lanoratorium IPA berinteraksi dengan berbagai sumber belajar dan bahasa dalam pelaksanaan pem be-
dalam komponen sistem pembelajaran. Terkait lajaran IPA dan bahasa pada Madrasah
dengan pemanfaatan laboratorium, bertujuan Aliyah, dilihat dari:
agar peserta didik dapat berinteraksi dengan laboratorium dan perangkat sarana yang ada
a. Proses pemanfaatannya, meliputi: persiapan, pelaksaan dan penilaian
di dalamnya. Dalam pemanfaatan meliputi ke- giatan sebelum, selama dan sesudah. Kegiatan
hasil pemanfaatan.
sebelum meliputi kegiatan persiapan (pendi-
b. Cara/teknis pemanfaatannya, meli-
dik menyiapkan diri, menyiapkan peserta di-
pu ti pemakaian, perawatan, pe nyim -
dik, lingkungan, peralatan, bahan dna tempat); panan, penyediaan SDM dan kebi- kegiatan selama meliputi kegiatan praktikum
jakan dalam pemanfaatan sarana
yang dilakukan di laboratorium; dan kegiatan
laboratorium IPA dan bahasa.
sesudah yaitu kegiatan penilaian dengan mem-
c. Kegiatan pemanfaatan meliputi je-
berikan tes dan tugas kepada peserta didik un-
nis, frekuensi dan jadwal kegiatan
tuk melakukan evaluasi hasil belajar prakti- kum. Menurut Sadiman pembelajaran praktikum IPA dan 4 bahwa agar kegiatan
pemanfaatan berjalan efektif dan efisien, ada tiga tahapan kegiatan yang harus diikuti yaitu:
bahasa.
2. Kendala yang dihadapi MA dalam pe-
1) persiapan, dengan langkah-langkah pen- man faatan sarana laboratorium IPA dan
gaturan jadwal, penyusunan rancangan keg- bahasa, dilihat dari:
a. 3 Ketersediaan, ketercukupan dan Yusuf Hadi Miarso, 1994, Definisi Teknologi Pendidik- kondisi sarana laboratorium yang
an: Satuan Tugas Definisi dan Teknologi AECT, Jakarta: CV. Rajawali, h. 194.
meliputi bahan, alat dan gedung.
4 Arief F. Sadiman dkk, 1990, Media Pendidikan: Pe- ngertian Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta: CV.
Rajawali, h. 197.
96 EDUKASI Volume 11, Nomor 1, Januari-April 2013
Pemanfaatan Laboratorium IPA dan Bahasa pada Madrasah Aliyah Swasta
iatan, pemeriksaan dan mempersiapkan alat torium), penyediaan SDM (pendidik dan te- dan bahan; 2) pelaksanaan kegiatan; 3) keg-
naga laboran) dan kebijakan madrasah dalam iatan tindak lanjut untuk menjajaki apa tujuan
pemanfaatan laboratorium; 3). Kegiatan yang telah tercapai dan untuk memantapkan pema-
dilakukan dalam pemanfaatan laboratorium haman materi.
(jenis/bentuk kegiatan, frekuensi kegiatan, kualitas kegiatan, waktu pelaksanaan kegiat-
Dari pengertian ini, yang dimaksud den-
an).
gan pemanfaatan laboratorium adalah suatu proses dalam memanfaatkan sarana laborato- rium dengan menggunakan teknik atau cara
Peran dan Fungsi Laboratorium
tertentu dalam menunjang kegiatan pembe- Disamping manfaat, laboratorium juga memi- lajaran, guna mencapai tujuan pembelajaran liki peran dan fungsi. Dalam arti sempit, fungsi
yang diharapkan. Ada empat kata kunci dalam laboratorium adalah sebagai tempat berlang- tempat berlang- pemanfaatan yaitu proses, cara/teknis, per- sungnya kegiatan pembelajaran secara prak-
buatan/ aktivitas pemanfaatan dan sumber/ tek yang memerlukan peralatan khusus yang alat belajar berupa sarana laboratorium. tidak mudah dihadirkan di ruang kelas. Secara
Proses adalah jalannya suatu peristiwa/ umum fungsi laboratorium adalah sebagai kegiatan dari awal sampai akhir 5 Dalam kaitan- tempat dilakukannya percobaan, sebagai tem-
nya dengan pemanfaatan laboratorium, proses pat penunjang kegiatan kelas, sebagai tempat berarti rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
display/pameran, sebagai tempat koleksi se- pendidik dan peserta didik dalam pemanfaatan
jumlah species langka dan sebagai tempat mu- laboratorium, yaitu kegiatan pembelajaran
seum kecil . 6
praktikum (IPA dan bahasa) dengan meman- Di dalam pembelajaran IPA, dikenal tiga jenis faatkan sumber belajar berupa sarana labora- laboratorium yaitu laboratorium fisika, kimia torium. Rangkaian kegiatannya mencakup per- dan biologi, yang masing-masing memiliki siapan, pelaksanaan dan evaluasi/penilaian. fungsi yang hampir sama. Laboratorium fisika, Sedangkan cara atau teknis pelaksanaan dalam berfungsi sebagai tempat berlangsungnya ke- pemanfaatan laboratorium meliputi strategi giatan pembelajaran fisika secara praktek yang pemanfaatan (pemakaian, perawatan, penyim- membutuhkan peralatan khusus. Labo ratorium panan sarana laboratorium, tempat, ruangan kimia, berfungsi sebagai tempat berlangsung-
maupun gedung); penyediaan SDM (pendidik nya kegiatan pembelajaran kimia secara prak- dan tenaga laboran) dan kebijakan madrasah tek yang membutuhkan peralatan khusus. La-
dalam pemanfaatan laboratorium. Adapun boratorium biologi, berfungsi seba gai tempat perbuatan/aktivitas memanfaatkan sarana berlangsungnya kegiatan pem be lajaran biologi
laboratorium adalah bentuk kegiatan yang secara praktek yang membu tuhkan peralatan dilakukan dalam pemanfaatan laboratorium khusus. 7 Dalam pembe lajaran sains, laboratori-
yang meliputi jenis-jenis/bentuk kegiatan um berperan sebagai tempat kegiatan penun- praktikum yang dilakukan, frekuensi kegiatan, jang dari kegiatan kelas. Menurut Amien dalam
waktu pelaksanaan kegiatan. Tarmizi 8 fungsi laboratorium adalah sebagai: Berdasar pengertian tersebut , hal-hal
yang digali dalam penelitian terkait dengan pemanfaatan laboratorium meliputi: 1). Pro-
6 Apis
Indika,
http://bioonline.wordpress.
ses (persiapan, pelaksanaan dan penilaian);
com/2011/06/07/pengertian-laboratorium/,
diunduh
2). Cara atau teknis pemanfaatan (pemakaian, tanggal 3 Januari 2012
7 perawatan dan penyimpanan sanara labora- Republik Indonesia, Permendiknas No. 40 Tahun
2008 Tentang “Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK)”.
5 Barbara Seels dan Rita C. Richy, 1994, Teknologi 8 http://baim87-bio.blogspot.com/2011/05/peman- Pembelajaran, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta Press, h.
faatan-laboratorium-dalam-belajar. html, diunduh tang- 12
gal 3 Januari 2012.
EDUKASI Volume 11, Nomor 1, Januari-April 2013
Umul Hidayati
a. Tempat untuk menguatkan/memberi ke- at bagi perkembangan pikiran dan wa- pastian keterangan (informasi).
wasannya.
b. Tempat untuk mentukan hubungan se- Dari pengertian ini dapat disimpulkan, bab-akibat (causalitas).
laboratorium tidak hanya sekedar sebagai tem- pat melakukan kegiatan bersifat ilmiah seperti
c. Tempat untuk membuktikan benar ti- daknya faktor-faktor atau fenomena-fe-
penelitian, percobaan, eksperimen, pengujian dsb, tetapi juga memiliki fungsi lain yang lebih
nomena tertentu, untuk dapat dija dikan hukum atau dalil.
luas. Terkait dengan penelitian ini, fungsi labo- ratorium yang dilihat juga diperluas mencakup
d. Tempat untuk mempraktekkan sesuatu fungsi-fungsi lainnya sebagaimana diuraikan. yang diketahui.
e. Tempat untuk mengembangkan kete-
Pengertian Laboratorium
rampilan. Laboratorium, merupakan sarana pembe-
f. Tempat untuk memberikan latihan lajaran yang memiliki peranan penting me-
g. Tempat untuk membentuk siswa belajar nunjang suksesnya pembelajaran. Beberapa menggunakan metode ilmiah dalam me-
materi pelajaran yang membutuhkan pem- mecahkan problem.
buktian, penelitian dan percobaan, tidak dapat dipahami sekedar belajar teori, tetapi mem-
h. Tempat melanjutkan/melaksanakan pe ne- butuhkan sarana laboratorium sebagai wahana litian perorangan (individual research).
praktikum. Dalam pengertian terbatas, labo-
9 Sedangkan menurut Subiyarto, ratorium adalah suatu ruangan dimana pene- fungsi
litian dan percobaan dilakukan.
laboratorium sebagai tempat untuk: Menurut Kertiasa, laboratorium adalah
a. Munculnya berbagai masalah dan seka- tempat untuk mengadakan percobaan atau ligus memecahkan berbagai masalah
penyelidikan dalam bidang ilmu fisika, kimia, tersebut baik yang dijumpai di kelas, di
biologi. Tempat ini dapat berupa ruang tertu- laboratorium maupun di mana saja.
tup, kamar, ruang terbuka seperti kebun dsb.
b. Melakukan kegiatan ilmiah seperti eks- 10 Sedangkan menurut Suharsimi, laborato- perimen, penelitian, percobaan dan pe-
rium adalah tempat melakukan percobaan, nyelidikan.
sehingga apa yang diterima siswa dari materi pelajaran IPA melalui kegiatan di kelas dapat
c. Memberi peluang pada siswa untuk be- dibuktikan. 11 Definisi ini memberi pengertian kerja dengan menggunakan alat-alat dan bahwa laboratorium merupakan tempat untuk bahan-bahan tertentu. membuktikan suatu materi yang didapat di
d. Memberi kesempatan bagi siswa untuk kelas. Sementara Safritz, memberikan definisi dapat bekerjasama dengan kawan dan
bahwa laboratorium adalah ruang pembela- meningkatkan gairah untuk mengung-
jaran khusus yang dirancang dan dilengkapi kap dan menemukan sesuatu yang tidak
dengan alat-alat khusus yang memungkinkan diketahui.
partisipasi siswa dalam aktivitas belajar me-
e. Meningkatkan kesadaran siswa tentang 12 lalui percobaan ilmiah. Menurut Soewito, peranan ilmuan di masyarakat
bahwa laboratorium adalah suatu ruangan
f. Merintis perkembangan sikap, kebiasaan
10 Nyoman Kertiasa, 2006, Laboratorium Sekolah dan
dan keterampilan siswa yang bermanfa-
Pengelolaannya, Jakarta: Pudak Scientivic, h.1
11 Suharsimi Arikunto, 1987, Pengelolaan Materiil, Jakarta: Prima karya, h.65
9 Subiyanto, 1990, Strategi Belajar Mengajar Ilmu Pe- 12 Jay M. Safritz, 1988, The Facts on File Dictionary of ngetahuan Alam/IPA, Malang: IKIP Malang, h. 83.
Education, New York: Facts on File, h.3.
98 EDUKASI Volume 11, Nomor 1, Januari-April 2013
Pemanfaatan Laboratorium IPA dan Bahasa pada Madrasah Aliyah Swasta
yang dilengkapi dengan berbagai peralatan di 9 propinsi yaitu Propinsi Sumsel, Lampung, khusus yang digunakan untuk melakukan per-
Banten, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, Sulsel
dan NTB. Adapun waktu pelaksanaannya sejak merupakan ruangan dengan berbagai macam
cobaan ilmiah. 13 Menurut Lubis, laboratorium
dari persiapan sampai penyusunan laporan, di- peralatan dimana dilakukan kegiatan pene-
laksanakan selama 8 bulan, dimulai bulan Peb- litian dan percobaan sehingga mendapatkan
ruari hingga September 2012.
penemuan baru atau pembuktian teori yang
14 telah dipelajari. Populasi penelitian ini adalah seluruh MA Menurut Depdikbud, labo-
yang ada di 20 propinsi. Sedangkan populasi ratorium adalah suatu tempat yang dileng- target/sasaran penelitiannya adalah seluruh kapi dengan seperangkat peralatan, dimana
MA swasta penerima bantuan sarana laborato-
percobaan danpenyelidikan dilakukan. 15
La-
rium IPA dan bahasa tahun 2010 yang ada di boratorium bias juga diartikan sebagai tempat
20 propinsi tersebut, yang berjumlah 500 MA kerja seorang ilmuan untuk melangsungkan swasta (400 MA penerima bantuan laborato- penelitian ilmiah atau menjalankan percobaan
rium IPA di 19 propinsi dan 100 MA penerima bantuan laboratorium bahasa di 11 propinsi).
bidang studi IPA. 16
Dari beberapa pengertian tersebut dapat Adanya beberapa keterbatasan dalam peneli- disimpulkan, laboratorium adalah suatu tem-
tian seperti keterbatasan SDM/tenaga peneliti, pat atau ruangan tertentu yang dilengkapi de-
keterbatasan waktu dan biaya, sehingga pene- ngan peralatan dan infrastruktur labo ra torium
litian difokuskan hanya di 9 propinsi yaitu yang lengkap, yang difungsikan untuk tempat
Sumut, Riau, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Sum- bekerja, pembelajaran praktikum dan mela-
sel, Lampung, Banten, DKI, Jabar, Jateng, Jatim, kukan berbagai kegiatan ilmiah se perti pene-
Kalsel, Kalbar, Kaltim dan Bali, dengan jumlah litian, percobaan, eksperimen, pe ngujian atau
MA sasaran menjadi 460 MA (370 MA penerima tempat untuk membuktikan/mem praktekkan
bantuan sarana laboratorium IPA dan 90 MA teori-teori yang telah dipe lajari di kelas. Ber-
penerima bantuan sarana laboratorium baha- dasarkan jenisnya, maka laboratorium yang di-
sa).
lihat dalam penelitian ini adalah laboratorium Penentuan besaran sampel dalam pene- yang digunakan sebagai sarana pembelajaran litian ini dilakukan dengan menggunakan IPA dan bahasa jenjang SLTA (MA) yang me- liputi laboratorium fisika, kimia, biologi dan rumus Slovin dengan Margin of Error (MoE) 5%
dan tingkat kepercayaan 95%. Dengan meng- laboratorium bahasa. gunakan rumus tersebut, dari 460 MA peneri-
ma bantuan sarana laboratorium IPA dan ba-
METODOLOGI PENELITIAN
hasa yang ada di 9 propinsi (370 MA penerima bantuan sarana laboratorium IPA dan 90 pe-
Penelitian ini dilakukan dengan meng- gunakan metode survey. Sedangkan pende- pende-
nerima bantuan sarana laboratorium bahasa), diperoleh jumlah MA sasaran se banyak 214 MA
katannya adalah kuantitatif. Penelitian dila- kukan pada MA swasta yang memperoleh
(171 MA penerima bantuan sarana laboratori- um IPA dan 43 MA penerima bantuan sarana
bantuan sarana laboratorium IPA dan bahasa
laboratorium Bahasa).
13 Soewito Soekoro, 1987, Kamus Pintar Ilmu Penge- tahuan Alam/SAINS, Jakarta: Citra Wacana Mitra pelajar,
h.88 14 Muhsin Lubis dkk, 1993, Pengelolaan Laboratorium
Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Universitas Terbuka, h.37 15 Depdikbud, 1988, Pengelolaan laboratorium dan Ma-
nual Alat IPA, Jakarta: CV. Arga Karya, h.7 16 Baim, http://baim87-bio-blogstpot.com/2011/05/
pemanfaatan-laborato rium-dalam-belajar-html, diun- duh tanggal 3 Januari 2012.
EDUKASI Volume 11, Nomor 1, Januari-April 2013
Umul Hidayati
EDUKASI Volume 11, Nomor 1, Januari-April 2013
SLOVIN
N 460 460
n = ----------- = ----------------------- = ----------- = 214 (171 + 43)
2 1 + Ne 1+(460 x 0,0025) 2,15
171 untuk laboratorium IPA dan 43 untuk labo- ratorium Bahasa.
n = ukuran sampel = nilai kritis (batas ketelitian / margin of er- e = nilai kritis (batas ketelitian / margin of er-
ror (moe) N = besaran populasi
Responden penelitian sebanyak 7 orang (3 orang guru IPA (kimia, fisika, biologi), 1 orang guru bahasa dan 2 orang tenaga laboran IPA
dan bahasa serta 1 orang kamad). Jumlah 951 orang (513 orang guru IPA (171 x 3), 43 orang guru bahasa, 214 orang tenaga laboran, 181 ka- mad). Penarikan sampel dilakukan mengguna- Penarikan sampel dilakukan mengguna- kan teknik multistage random sampling.
Pengumpulan data dilakukan menggun- akan instrumen/alat pengumpul data berupa kuesioner, cheklis data, studi dokumen dan wawancara. Penyebaran kuesioner dilakukan untuk menjaring data kuantitatip. Sedangkan cheklis data untuk mengecek jenis sarana yang pernah diterima dan kondisi sarana tersebut saat ini. Sementara studi dokumen dilakukan untuk melihat beberapa dokumen pendu- kung untuk memperdalam analisis. Sedang- kan wawancara terhadap seluruh responden dila kukan untuk melengkapi data kuantitatif yang hasilnya untuk mempertajam terhadap analisis data kuantitatif. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif statistik, yang hasilnya disaji- kan dalam bentuk tabel maupun grafik.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data MA Sasaran
Penelitian ini semula akan dilakukan di 214 MA yang terdiri dari 171 MA penerima bantuan laboratorium IPA dan 43 MA peneri-
ma bantuan laboratorium Bahasa atau 181 MA (133 penerima bantuan laboratorium IPA, 15 MA penerima bantuan laboratorium Bahasa,
33 MA penerima bantuan laboratorium IPA dan bahasa). Namun karena adanya ketidak- tepatan data pemberian bantuan (4 sekolah yang terdata menerima bantuan laboratorium IPA, ternyata tidak pernah menerima bantuan tersebut dan 5 sekolah yang tercatat sebagai penerima bantuan laboratorium IPA tapi jus- tru menerima bantuan laboratorium bahasa), sehingga penelitian hanya dilakukan di 210 MA (162 MA penerima bantuan laboratorium IPA dan 48 MA penerima bantuan laboratorium Bahasa) atau 177 MA (129 penerima bantuan laboratorium IPA, 15 MA penerima bantuan la- boratorium Bahasa, 33 MA penerima bantuan laboratorium IPA dan bahasa). Adapun jumlah responden per-madrasah sebanyak 7 orang terdiri dari kamad; guru IPA (fisika, kimia, biologi), guru bahasa, laboran IPA dan Bahasa. Dengan demikian, dari 177 MA, diperoleh res- ponden sebanyak 921 orang yang terdiri dari 486 orang pendidik IPA (162 x 3), 48 orang pen- didik bahasa, 210 orang tenaga laboran dan 177 orang kepala MA.
Terkait dengan kepemilikan sarana la- boratorium khususnya gedung laboratorium, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa belum seluruh MA memiliki gedung labora-
torium baik laboratorium IPA maupun baha- sa. Penelitian yang yang mengkaji tentang kepe milikan gedung, kondisi/kelayakan ge-
dung dan pemanfaatan gedung laboratorium,
ha silnya menunjukkan bahwa dari 162 MA sasaran penelitian yang memperoleh bantuan sarana laboratorium IPA, baru sekitar 79,6.% MA yang telah memiliki gedung laboratorium IPA, sehingga masih sekitar 20,4 % MA belum memiliki gedung laboratorium IPA. Perlu dike- tahui bahwa dari sejumlah MA yang telah me- miliki gedung laboratorium tersebut, ternyata sebagian besar kondisinya belum memenuhi persyaratan, karena dari 79,6 % MA yang telah memiliki gedung laboratorium IPA, hanya se- kitar 36 % MA yang memiliki gedung laborato- rium IPA dalam kondisi layak dan memenuhi
Pemanfaatan Laboratorium IPA dan Bahasa pada Madrasah Aliyah Swasta
standar, sedangkan sisanya sekitar 43,6 % MA belum membutuhkan bantuan sarana labora- memiliki gedung laboratorium IPA dalam kon-
torium IPA.
disi kurang layak/belum me me nuhi standar. Temuan penelitian ini memberikan gam- Indikator tidak/belum ter penuhinya standar baran, kondisi kepemilikan gedung labora- kelayakan gedung labo ratorium tersebut dapat torium IPA bagi MA ternyata tidak hanya dilihat dari segi ukuran/luas bangunan gedung kurang dari segi jumlah, tetapi juga dari segi yang rata-rata kurang memadahi (kurang luas/ kualitas. Sedangkan kepemilikan gedung labo- sempit, kondisi bangunan gedung sudah mulai ra torium bahasa, dilihat dari kondisi dan kela- rapuh, model bangunan yang tidak diseting la- yakannya sedikit lebih baik. Dari seki tar 83,3% yaknya laboratorium, minim kelengkapan atau MA yang telah memiliki gedung labora torium sarana laboratorium dsb). Disamping itu, ma- bahasa, sekitar 45,8% MA telah memiliki labo- sih banyak juga MA yang hanya memanfaatkan ratorium bahasa dalam kondisi kelayakan di ruang kelas/ruang tertentu yang difungsikan atas 66%. Sedangkan dilihat dari pemanfaat- sebagai laboratorium IPA, bahkan beberapa di- annya, pemanfaatan laboratorium bahasa juga antaranya hanya menggunakan ruangan yang terlihat sedikit lebih baik dibanding peman- sempit atau menumpang di perpustakaan. faatan laboratorium IPA. Dari 83,3% MA yang
Kondisi yang tidak jauh berbeda terjadi memiliki laboratorium bahasa, telah diman- pada kepemilikan gedung laboratorium ba ha-
faatkan untuk kegiatan pembelajaran praktek sa. Dari 48 MA sasaran penelitian yang mem-
bahasa sebanyak 1-4 kali/hari, 4-8 kali/minggu peroleh bantuan sarana laboratorium bahasa,
dan 8-15 kali/bulan. Sedangkan dari 79,6% MA ternyata masih ada sekitar 16,7 % MA yang be-
yang memiliki laboratorium IPA, rata-rata te- lum memiliki gedung laboratorium, sehingga
lah dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajar- hanya sekitar 83,3 % MA memiliki gedung la-
an praktikum IPA sebanyak 1-2 kali/hari, 2-3 boratorium bahasa. Dilihat dari kelayakannya,
kali/minggu dan 3-6 kali/bulan.
baru sekitar 45,8 % MA yang memiliki gedung Terkait dengan kepemilikan sarana beru- laboratorium dalam kondisi layak dan 22,8 % pa alat dan bahan laboratorium IPA, kondisi-
memiliki gedung laboratorium dalam kondisi nya tidak jauh berbeda dengan kepemilikan cukup layak, sedangkan 14,7 % MA memiliki gedung. Penelitian yang dilakukan terhadap
gedung laboratorium dengan kondisi kurang sarana laboratorium IPA yang meliputi pera- layak atau bahkan sangat kurang layak dengan bot, peralatan dan bahan praktikum serta
indikator sebagaimana diuraikan di atas. terhadap sarana laboratorium bahasa yang
Jumlah MA yang tidak/belum memiliki meliputi perabot dan peralatan laboratorium, gedung laboratorium IPA ini sebanding/ham-
dengan mengkaji kondisi, kelengkapan dan pir sama dengan jumlah MA yang tidak memi-
pemanfaatannya. Kondisi kepemilikan sarana liki jurusan IPA. Dari 162 MA yang menerima
ini tidak jauh berbeda dengan kondisi kepe- bantuan sarana laboratorium IPA, hanya 71
milikannya, hasilnya menunjukkan bahwa MA yang memiliki jurusan IPA dan 91 MA tidak
dari 162 MA yang memperoleh bantuan sarana memiliki jurusan IPA. Tidak adanya jurusan
laboratorium IPA, hanya sekitar 65,3.% MA me- IPA ini otomatis MA yang bersangkutan juga
miliki perabot dalam kondisi baik dan 39% MA tidak memiliki gedung laboratorium IPA. Me-
memiliki kelengkapan perabot cukup baik. Se- nurut sebagian kepala MA, keberadaan labora-
dangkan dari 48 MA yang memperoleh bantu- torium IPA bagi MA yang tidak memiliki jurus-
an sarana laboratorium bahasa, hanya sekitar an IPA dianggap belum terlalu penting, karena
60% MA yang memiliki perabot laboratorium pembelajaran IPA hanya diberikan selama satu
bahasa dalam kondisi baik dan sekitar 37,1 % semester saja dan materi pelajaran IPA yang
MA yang memiliki kelengkapan perabot juga diberikannyapun masih merupakan materi da-
dalam kondisi baik. Begitu juga pada aspek sar yang dalam pelaksanaan pembe lajarannya
pemanfaatan perabot, baru sekitar 66,9% MA
EDUKASI Volume 11, Nomor 1, Januari-April 2013
Umul Hidayati
EDUKASI Volume 11, Nomor 1, Januari-April 2013
yang mampu melakukan pemanfaatan perabot laboratorium IPA dan sekitar 72,9% MA mampu memanfaatkan pera bot laboratorium bahasa dengan baik.
Kurang maksimalnya kelengkapan labo- ra torium ini juga terlihat dari kepemilikan peralatan dan bahan praktikum. Untuk labora- torium IPA, baru sekitar 68,6% MA yang memi- liki peralatan laboratorium IPA dalam kondisi baik, sedangkan untuk laboratorium bahasa baru sekitar 46,6% MA yang memiliki peralatan dalam kondisi baik. Begitu juga dalam peman- faatannya, baru sekitar 63,7% MA yang mampu memanfaatkan peralatan laboratorium IPA ter- sebut dengan baik dan sekitar 75,3% MA mam- pu memanfaatkan per alatan laboratorium ba- hasa dengan baik. Terkait dengan kepemilikan bahan, kondisinya tidak jauh berbeda bahkan sedikit lebih buruk, karena hanya 58,4% MA yang memiliki bahan praktikum dalam kon- disi baik dan sekitar 66,1% MA yang mampu memanfaatkan bahan laboratorium tersebut untuk kegiatan praktikum dengan baik.
Secara umum, temuan hasil penelitian tersebut memperlihatkan bahwa dilihat dari kondisi dan kelengkapannya, keberadaan sa- rana laboratorium baik laboratorium IPA mau- pun bahasa terlihat kurang maksimal, namun kondisi kelengkapan sarana laboratorium IPA sedikit lebih baik dibanding dengan sarana laboratorium bahasa. Sedangkan dilihat dari pemanfaatannya, terjadi kondisi yang seba-
liknya, karena pemanfaatan laboratorium ba- hasa lebih baik dibanding dengan peman faatan laboratorium IPA. Membaiknya peman faatan laboratorium bahasa ini karena du kungan SDM pada laboratorium bahasa lebih mema- dahi baik secara kualitas maupun kuan titas dibanding dengan laboratorium IPA, sehingga pelaksanaan pembelajaran pada laboratorium bahasa khususnya pembelajaran praktek juga terlaksana dengan lebih baik.
Deskripsi Pemanfaatan Sarana Laboratorium IPA dan Bahasa
Penelitian terhadap pemanfaatan sara- na laboratorium IPA dan bahasa di MA, di-
lakukan melalui tiga indikator pemanfaatan yaitu proses pemanfaatan, cara pemanfaatan dan ke giatan pemanfaatan. Sedangkan untuk menge tahui kendala yang dihadapi dalam peman faatan sarana laboratorium IPA dan baha sa, dilakukan dengan melihat empat indica tor yaitu ketersediaan sarana prasarana; keter s ediaan pendidik dan tendik; ketersedia- an peserta didik dan ketersedaan pendanaan.
Proses pemanfaatan
Proses pemanfaatan sarana laboratorium IPA dan bahasa adalah tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pemanfaatan laboratorium IPA dan bahasa yang meliputi persiapan, pe- laksanaan dan evaluasi/penilaian.
Persiapan
Persiapan dalam pemanafaatan labora- torium adalah kegiatan-kegiatan yang dilaku- kan sebelum melaksanakan pemanfaatan
labo ratorium (kegiatan sebelum praktikum dila kukan). Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam persiapan antara lain menyusun jadwal praktikum, menyiapkan peralatan dan bahan praktikum, menjelaskan materi yang akan dipraktekkan, menjelaskan tujuan praktikum, mengenalkan peralatan dan bahan praktikum serta fungsinya, menyusun kelompok kerja, menyusun rancangan pembelajaran prakti- kum, menyediakan lembar kerja, mengatur meja dan kursi, mengatur pencahayaan dan mengatur suhu udara. Dari beberapa kegiatan persiapan tersebut, sebagian besar MA telah melakukan kegiatan persiapan dengan baik, karena sekitar 65,8% guru IPA telah melakukan persiapan secara rutin sebelum melakukan kegiatan praktikum IPA dan sekitar 77,5 % guru bahasa juga telah melakukan persiapan secara rutin sebelum melaksanakan kegiatan praktikum. Hasil ini sekaligus memperlihatkan bahwa persiapan yang dilakukan guru bahasa terlihat lebih baik dibandingkan dengan persi- apan guru IPA.
Membaiknya persiapan yang dilakukan guru bahasa ini disebabkan karena pengua-
Pemanfaatan Laboratorium IPA dan Bahasa pada Madrasah Aliyah Swasta
EDUKASI Volume 11, Nomor 1, Januari-April 2013 103
saan guru bahasa terhadap materi yang akan diajarkan dan penguasaan terhadap sarana la- boratorium, lebih baik dibandingkan guru IPA. Disamping itu, penguasaan terhadap pelaksa- naan pembelajaran praktikum juga lebih baik. Umumnya guru bahasa memiliki kualifikasi pendidikan yang memadahi, kom petensi yang juga memadahi dan tidak mismatch. Sementara guru IPA di MA masih banyak yang belum me- menuhi kualifikasi pendidikan sesuai SNP (S1), kompetensi juga kurang maksimal dan masih banyak yang mismatch. Sebagai contoh, guru mata pelajaran IPA (kimia, fisika, biologi) di MA Banu Hasyim dan MA Tanada di Sidoarjo, hanya diajarkan oleh seorang guru yang ku- rang menguasai seluruh materi pelajaran IPA, karena hanya memiliki satu guru IPA. Contoh lainnya, di MA Al-Hasaniyah Tangerang, ka- rena tidak memiliki guru IPA, sehingga guru PAI yang biasa mengajar Qur’an Hadis, dalam kenyataan juga mengajar IPA.
Kenyataan seperti ini masih banyak di- jumpai di beberapa MA khususnya MA swasta yang masih kekurangan SDM khususnya guru bidang studi tertentu semisal IPA. Sementara keberadaan guru bahasa, umumnya madrasah memilikinya minimal tiga orang guru seperti guru bahasa Indonesia, Arab dan Inggris. Be- berapa MA yang mengajarkan lebih dari tiga bahasa bahkan sudah ada yang memiliki guru bahasa di luar yang tiga bahasa sebagaimana disebutkan seperti bahasa jepang, bahasa man- darin, bahasa Jerman dsb.
Pelaksanaan
Pelaksanaan pemanfaatan laboratori- um adalah kegiatan pembelajaran dilakukan
de ngan memanfaatkan laboratorium atau ke giatan pembelajaran praktikum dengan me man faatan sarana laboratorium. Bebera- pa kegiatan yang dilakukan pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran praktikum antara lain membantu peserta didik menggunakan alat dan bahan; mendemonstrasikan penggu- naan alat dan bahan; menyediakan pedoman; menggunakan perangkat laboratorium untuk
praktek; membimbing peserta didik melaku- kan (percobaan/eksperimen, pengujian/pem- buktian teori, penelitian dsb); disply/pameran; memberi tugas praktikum pada peserta didik, melaksanakan praktikum; memonitor jalannya kegiatan praktikum. Dari beberapa kegiatan tersebut umumnya MA yang menjadi sasaran penelitian telah melaksanakan pemanfaatan laboratorium untuk kegiatan praktikum de- ngan cukup baik meskipun belum maksimal, karena baru sekitar 66,2 % MA yang telah melaksanakan pembelajaran praktikum IPA secara rutin dan sekitar 71,8 % MA yang telah melaksanakan pembelajaran praktikum baha- sa secara rutin.
Hasil tersebut memperlihatkan bahwa pelaksanaan pembelajaran praktikum bahasa juga terlihat lebih baik dibanding pelaksanaan pembelajaran praktikum IPA. Ini artinya bahwa pendidik bahasa yang melaksanakan pembela- jaran praktikum bahasa persentasenya lebih tinggi dibandingkan dengan pendidik IPA yang melaksanakan pembelajaran praktikum IPA. Membaiknya pelaksanaan pembelajaran prak- tikum bahasa ini antara lain didukung Oleh: keberadaan pendidik bidang studi bahasa lebih memadahi dibanding pendidik bidang studi IPA baik dari segi kuantitas (jumlah pendidik) maupun kualitas (kualifikasi dan kompeten- sinya), seperti pendidikan S1 dengan bidang studi seauai dengan mata pelajaran yang di- ajar; Kepemilikan gedung laboratorium baha- sa beserta perlengkapannya lebih mencukupi bagi MA dibanding kepemilikan laboratorium IPA; Keberadaan laboran bahasa juga lebih memadahi (secara kualifikasi dan kompetensi) dibanding laboran IPA, dsb.
Sedangkan pemanfaatan laboratorium IPA untuk masing-masing mapel IPA (fisika, ki- mia dan biologi) persentasenya hampir sama, namun pembelajaran biologi terlihat lebih se-
ring dilaksanakan ketimbang mapel lain. Dari pengolahan data yang diperoleh dari 921 orang responden, dapat dideskripsikan pemanfaatan laboratorium IPA dan bahasa sbb.
Umul Hidayati
Tabel 1. Pemanfaatan Masing-masing Mapel IPA dan Mapel Bahasa
Tdk Pernah
Peman faatan Mas ing-mas in g Mapel IPA dan Mape l Bahasa
Rutin Tdk R uti n
Praktek Fis ika
Praktek Kimia
P raktek Biolo gi
Praktek Bahasa
Evaluasi
ta didik satu-persatu, waktu yang dijadwalkan terasa kurang me madahi.
Evaluasi/penilaian adalah pelaksanaan penilaian terhadap pembelajaran praktikum
Dari uraian tentang proses pemanfaatan untuk melihat sejauhmana hasil yang dicapai
laboratorium IPA dan bahasa yang dilakukan dari pembelajaran praktikum dengan me man-
melalui tiga tahapan (persiapan, pelaksanaan faatkan laboratorium IPA dan bahasa. Bebera-
dan penilaian), terlihat bahwa sekitar 65,8% pa kegiatan yang dilakukan dalam penilaian
MA telah melaksanakan proses memanfaat- antara lain memberikan tugas kepada peserta
kan laboratorium IPA secara rutin dan sekitar didik untuk menyusun laporan hasil prakti-
74% MA juga telah melaksanakan proses pe- kum; memberikan pertanyaan secara lisan dan
manfaatan laboratorium bahasa secara rutin. tertulis kepada peserta didik berkaitan dengan
Ini menunjukkan bahwa pada umumnya MA materi praktikum yang dilakukan setelah kegi-
yang menjadi sasaran penelitian telah melak- atan selesai dan melakukan tes akhir semester
sanakan tahapan-tahapan dalam peman faatan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta
laboratorium, baik laboratorium IPA maupun didik terhadap materi yang telah dipraktekkan.
laboratorium bahasa pada kategori cukup baik, Melalui berbagai kegiatan tersebut diketahui
meskipun belum maksimal. Namun seberapa bahwa sekitar 65,3% MA melakukan penilaian
tingkat pemanfaatannya, antara MA satu de- secara rutin untuk melihat capaian hasil pem-
ngan lainnya berbeda-beda. MA yang memiliki belajaran praktikum IPA dan 71,6% melakukan
jurusan IPA terlihat lebih maksimal dalam me- penilaian secara rutin untuk melihat capaian
manfaatkan laboratorium IPA dibanding MA hasil pembelajaran praktikum bahasa.
yang tidak memiliki jurusan IPA. Begitu juga Hasil ini memberikan gambaran bahwa
MA yang memiliki jurusan bahasa terlihat le- bih maksimal tingkat pemanfaatannya diban-
pada umumnya MA sasaran penelitian sebe- narnya telah melakukan penilaian secara rutin
ding MA yang tidak memiliki jurusan bahasa. Keberadaan pendidik dan tenaga laboran juga
setiap kali selesai melakukan kegiatan prakti- kum, meskipun dalam pelaksanaannya belum
sangat mempengaruhi tingkat pemanfaatan laboratorium. Bagi MA yang memiliki pendidik
maksimal karena terkendala oleh ber bagai hal antara lain keterbatasan SDM dan waktu pelak-
dan tenaga labo ra torium memadahi baik seca- sanaan penilaian yang oleh sebagian pendidik
ra kualifikasi maupun kompetensi, terlihat le- dirasakan masih kurang longgar terutama un-
bih maksimal dalam memanfaatkan laborato- rium sebagai sarana penunjang pembelajaran.
tuk melakukan tes secara lisan terhadap peser-
EDUKASI Volume 11, Nomor 1, Januari-April 2013
Pemanfaatan Laboratorium IPA dan Bahasa pada Madrasah Aliyah Swasta
EDUKASI Volume 11, Nomor 1, Januari-April 2013 105
Cara Pemanfaatan Sarana Laboratorium IPA dan Bahasa
Cara pemanfaatan sarana laboratorium IPA dan bahasa disini maksudnya adalah teknis pemanfaatan sarana laboratorium IPA dan ba- hasa sebagai sarana penunjang pem belajaran. Untuk mengatahui cara pemanfaatan sarana laboratorium IPA dan bahasa dilakukan mela- lui beberapa indikator yaitu pemakaian, pera- watan dan dukungan kebijakan.
Pemakaian
Pemakaian laboratorium baik labora- torium IPA maupun bahasa dilakukan dalam bentuk kegiatan pembelajaran praktikum IPA maupun bahasa. Dari 162 MA penerima ban- tuan sarana laboratorium IPA, sekitar 65,8 MA telah memakai sarana laboratorium IPA untuk kegiatan praktikum dan dari 48 MA yang mem- peroleh bantuan sarana laboratorium Bahasa, sekitar 74% MA juga telah memakai sarana la- boratorium bahasa untuk kegiatan praktikum bahasa.
Perawatan
Disamping
memakai/memanfaatkan
la bo ra torium melalui kegiatan pembelajaran prak tikum, umumnya MA tersebut juga mela-
kukan perawatan dengan baik. Ini terlihat dari jumlah MA yang melakukan perawatan sarana laboratorium IPA secara rutin persentasenya mencapai sekitar 87,6% dan perawatan sara na laboratorium bahasa persentasenya men capai sekitar 87%. Kegiatan perawatan an tara lain dengan melakukan pembersihan dan penyim- panan sarana labo ratorium ter sebut dengan baik. Perawatan merupakan bagian dari pe- manfaatan labo ratorium, ka rena dalam upaya menjaga ke awetan sarana labora torium agar dapat diman faatkan secara maksimal sebagai pe nunjang pembelajaran, maka keberadaan- nya harus dijaga dengan melakukan perawatan dengan baik yaitu dijaga kebersihannya, disim- pan kembali setiap habis dipakai dan ditem- patkan pada tempat penyimpanan yang baik (almari yang tertutup) agar tidak mudah kotor.
Dukungan Kebijakan
Hal lain yang dibutuhkan dalam rang- ka pemanfaatan sarana laboratorium adalah adanya dukungan kebijakan kepala MA ten- tang pembelajaran praktikum IPA dan bahasa dengan memanfaatkan sarana laboratorium. Adanya kebijakan ini penting, karena dike- luarkannya kebijakan berarti pembelajaran praktikum IPA dan bahasa memperoleh du- kungan yang kuat dari kepala madrasah. De- ngan ada nya dukungan kebijakan berarti pula ada komitmen dari kepala madrasah untuk mem berikan dukungan tidak hanya terbatas pada aspek legalitas, tetapi juga pada berbagai aspek lainnya seperti aspek sarana prasarana, ketenagaan, pendanaan dsb. Terkait dengan dukungan kebijakan ini, secara umum dapat dikatakan bahwa MA sasaran penelitian telah memperoleh dukungan kebijakan dari kepala madrasahnya masing-masing. Dari 177 MA penerima bantuan sarana laboratorium IPA dan bahasa, sekitar 60,5% MA telah memiliki dukungan kebijakan tersebut (75% berbentuk kebijakan tertulis dan 25 % tidak tertulis).
Dari uraian hasil penelitian tentang cara pemanfaatan laboratorium IPA dan bahasa yang dilakukan melalui tiga cara yaitu pema- kaian, perawatan dan dukungan kebijakan, dapat disimpulkan bahwa sekitar 71,5% MA penerima bantuan laboratorium IPA dan 73,7 MA penerima bantuan laboratorium Bahasa telah memanfaatkan laboratorium IPA dan bahasa dengan cara yang cukup baik dan ru- tin, meskipun belum maksimal, karena masih banyak juga MA yang belum mampu meman- faatkan laboratorium IPA dan bahasa dengan cara yang cukup baik dan rutin. Untuk dapat memanfaatkan laboratorium dengan baik dan benar, perlu didukung oleh adanya SDM yang profesional yang memiliki kompetensi dan kualifikasi memadai. Oleh karena itu penye- diaan SDM khususnya pendidik dan tenaga la- boran baik IPA maupun bahasa merupakan hal penting yang harus diperhatikan MA, agar pe- laksanaan pembelajaran dapat berjalan lancar. Keberadaan SDM khususnya pendidik (guru IPA dan bahasa) dan tenaga kependidikan (la- boran IPA dan bahasa) di MA sasaran peneli-
Umul Hidayati
EDUKASI Volume 11, Nomor 1, Januari-April 2013
tian terlihat masih kurang memadahi baik se- cara kualitas dan kuantitas. Dari 162 MA yang memperoleh bantuan laboratorium IPA, hanya tersedia pendidik IPA sebanyak 597 orang, se- hingga bila dirata-rata masing-masing MA ha- nya tersedia pendidik IPA sekitar 3 orang atau satu pendidik per-satu mata pelajaran (fisika, kimia, bilogi). Jumlah ini tentu kurang mema- dahi, karena sebagian besar MA memiliki jum- lah rombel lebih dari dua rombel perjenjang- nya bahkan ada yang memiliki sampai delapan rombel perjenjangnya. Hal yang sama terjadi pada pendidik bahasa, dari 48 MA yang mem- peroleh bantuan laboratorium bahasa, hanya tersedia pendidik bahasa sebanyak 124 orang. Bila dirata-rata, masing-masing MA hanya me- miliki 2-3 orang pendidik bahasa. Bila sekolah mengajarkan lebih dari dua materi bahasa dan memiliki jumlah rombel yang cukup banyak, maka terjadi kekurangan jumlah guru bahasa di masing-masing MA. Sementara itu, dari 177 MA sasaran penelitian, masih ada 2% MA yang sama sekali belum memiliki guru IPA.
Disamping kekurangan pendidik, seba- gian besar MA ternyata juga masih kekurangan tenaga laboran. Dari 162 MA yang memperoleh bantuan laboratorium IPA, hanya tersedia la- boran IPA sebanyak 136 orang. Bila dirata-rata, setiap satu MA hanya memiliki laboran sekitar 0-1 orang. Ini artinya bahwa belum seluruh MA sasaran penelitian memiliki laboran IPA. Sedangkan untuk laboran bahasa, kondisinya sedikit berbeda. Dari 48 MA yang memperoleh bantuan laboratorium bahasa, tersedia laboran bahasa sebanyak 52 orang. Bila dirata-rata, masing-masing MA memiliki 1-2 orang labo- ran bahasa, namun MA yang memiliki 2 orang laboran bahasa jumlahnya lebih sedikit. Bila sekolah mengajarkan lebih dari dua materi pe- lajaran bahasa, maka masih terjadi kekurangan jumlah laboran bahasa di masing-masing MA untuk semua materi bahasa. Jumlah MA yang belum memiliki laboran cukup besar sekitar 45,8%.
Kegiatan Pemanfaatan Laboratorium IPA dan Bahasa
Kegiatan pemanfaatan laboratorium IPA dan bahasa di MA dilakukan dalam bentuk pembelajaran praktikum IPA dan bahasa. Un- tuk mengetahui hal tersebut dapat dilihat dari jenis kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan fre- kuensi kegiatan yang dilakukan. Untuk pem- belajaran IPA, jenis kegiatannya meliputi pem- belajaran praktikum fisika, kimia, bilogi dan untuk pembelajaran bahasa, jenis kegiatannya berupa pembelajaran praktikum bahasa untuk semua bahasa yang diajarkan di masing-ma- sing MA. Namun karena jenis bahasa yang di- ajarkan berbeda-beda, maka tidak disebutkan satu persatu jenis bahasanya.