STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM dan strategi

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

oleh : ASEP SOPYANA NIM 111 07 170

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama

: Asep Sopyana

Progam Studi : Pendidikan Agama Islam Judul : STRATEGI

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH TSANAWIYAH

NU

SALATIGA TAHUN

PELAJARAN 2012/2013

telah kami setujui untuk dimonaqosahkan.

Salatiga, 14, Maret, 2013 Pembimbing

Dra. Nur Hasanah, M.Pd. NIP.19690110 199403 2 002

SKRIPSI STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH TSANAWIYAH NU SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 DISUSUN OLEH ASEP SOPYANA

NIM : 11107170

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 26, Maret, 2013

dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji

______________ Sekretaris Penguji

: Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd.

______________ Penguji I

: Siti Zumrotun, M.Ag.

______________ Penguji II

: Dr. Winarno, S.si, M.Pd.

______________ Penguji III

: Mufiq, S.Ag. M. Phil.

: Dra. Nur Hasanah M.Pd.

Salatiga, 26, Maret, 2013 Ketua STAIN Salatiga

Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP.19580827 1983031 002

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama

: Asep Sopyana

Progan Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skipsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiyah.

Salatiga, 14, Maret 2013 Yang menyatakan,

Asep Sopyana

MOTO

 Orang-orang Mukmin yang paling utama Islamnya adalah orang yang selamat dari lisanya dan tanganya,dan orang-orang mukmin yang paling utama imanya

adalah yang paling baik akhlakya.(H.R.Tobroni dari Ibnu Umar )

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :  Ayahanda Jaid dan Ibundaku Saonah tercinta yang selalu mendo’akan, dan

memberi motivasi demi suksesnya skripsi ini.. terima kasih a tas kasih sayang do’a serta segala pengorbanan yang telah engkau berikan kepadaku..

 Semua kaka-kakaku M.Yusuf, Teh Eha, Teh neng yang senantiasa memberikan

dorongan moral maupun material demi suksesnya penulisan sekripsi ini.  Nenk yanti yang selalu mendorong penulis untuk menyelesaikan skipsi ini.  Bapak kepala Sekolah MTs NU Salatiga beserta seluruh Dewan Guru dan

komite serta siswa MTS NU Salatiga yang telah membantu penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

 Seluruh teman- teman seperjuanganku, khususnya kalas PAI E 2007.  Bapak K. Ahmad Habibillah Sebagai Pengasuh Pon-Pes Salafiyah.  Seluruh temen-temen Pon-Pes Salafiyah Blotongan Salatiga.  Pembaca yang budiman

KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW dan para sahabatnya.

Dalam rangka disiplin ilmu, maka setiap mahasiswa yang telah menyelesaikan kegiatan kuliah diakhiri dengan penulisan skripsi. Dengan ini penulis menulis skripsi dengan judul : ”STRATEGI

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH TSANAWIYAH NU SALATIGA TAHUN PELAJARAN

2 013/2014”. Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. Selaku Ketua STAIN Salatiga beserta seluruh stafnya yang telah memberikan fasilitas kepada penulis selama menuntut ilmu.

2. Ibu Dra. Nur Hasanah, M. Pd. Selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan yang sangat bermanfaat dan berharga, sehingga saya dapat mewujudkan skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu, yang telah memeberikan banyak pengorbanan dan do’anya yang tidak terhitungkan oleh apapun.

4. Bapak kepala MTs NU Salatiga, yang telah menyediakan tempat, waktu dan informasi serta data-data yang penulis butuhkan, dan tidak lupa kepada para siswa yang telah banyak membantu demi selesainya skripsi ini.

5. Semua Guru yang berada di MTs NU Salatiga, yang selalu memberikan nasehat.

6. Kakak dan adik tercinta, yang selalu menjadi sumber inspirasi penulis untuk menjadi lebih baik.

Dalam penulisan skripsi ini tidak mustahil terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan dalam bentuk format maupun isinya. Oleh karena itu segala saran dan kritik dari semua pihak sangat saya butuhkan guna perbaikan dan penyempurnaan penulisan skripsi yang saya susun ini, penulis akan menyambut dengan lapang dada, dan berterima kasih.

Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Amin.

Salatiga, 14 Juli 2013

Penulis

Asep Sopyana

ABSTRAK

Asep Sopyana. 2013 .Strategi pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam Pada Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2003. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Nur Hasanah,M.Pd.

Kata kunci: Strategi Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam

Penelitian ini diadakan guna mengetahui tentang pengembangan kurikulum di MTs NU Salatiga. Pertanyaan utama yang ingin dijawab pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimana Kurikulum fiqih Pada Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga?(2) Bagaimana Strategi Pengembangan Kurikulum Fiqih di MTs NU Salatiga? Dan (3) Adakah faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pengembangan kurikulum di MTs NU Salatiga?

Untuk menjawab pertanyaan di atas maka peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan rancangan studi serta menggunakan metode interview dan dokumentasi.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pengembangan Kurikulum di MTs NU Salatiga, Pada Umum nya baik. (2) Strategi Pengembangan Kurikulum di MTs. NU Salatiga, Pada Umumnya baik. (3) Ada dua faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikuum di Mts NU Salatiga yaitu faktor pendukung dan faktor penghambat. Adapun faktor pendukung yaitu, Kurikulum, Sarana Prasarana, Guru, Murid, Dinamika Kelas. Dan Faktor Penghambat, yaitu, Guru itu sendiri, Peserta didik, Lingkungan Keluarga, Fasilitas.

Pengembangan Kurikulum di MTs NU Salatiga .............................................

C. Fakto-Faktor

D. Manfaat Pengembangan .......................................................... 64

BAB V PENUTUP

67

A. Kesimpulan ................

B. Saran ....................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

TABEL I Sarana dan Prasarana ................................................................

48 TABEL II

49 TABEL III Data Guru dan Karyawan MTs NU Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013 ................................................................................

Data Siswa MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013......

50 TABEL IV Daftar Karyawan MTs NU Salatiga .........................................

51 TABEL V

Kegiatan Ektrakulikuler MTs NU Salataiga Pada Tahun Ajaran 2012/2013 ...........................................................................

53

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, pentingnya peran dan fungsi kurikulum memang sudah sangat disadari dalam sistem pendidikan nasional. Ini dikarenakan kurikulum merupakan alat yang krusial dalam merealisasikan program pendidikan, baik formal maupun non formal, sehingga gambaran sisitem pendidikan dapat terlihat jelas dalam kurikulum tersebut. Dengan kata lain, sistem kurikulum pada hakikatnya adalah sistem pendidikan itu sendiri.

Sejalan dengan tuntunan zaman, perkembangan masyarakat, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia pendidikan sudah menginjakkan kakinya kedalam dunia inovasi. Inovasi dapat berjalan dan mencapai sasarannya, jika program pendidikan tersebut direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan tuntunan zaman.

Sebagai implikasinya, kesadaran tentang peran guru meningkat. Sebagai tenaga profesional, guru merupakan pintu gerbang inovasi, sekaligus gerbang menuju pembangunan yang terintegrasi. Betapa tidak, karena pembangunan dapat terlaksana jika dimulai dari membangun manusia terlebih dahulu. Tanpa manusia yang cakap, berpengetahuan, trampil, cerdas, kreaktif, dan bertanggung jawab, pembangunan yang terintegrasi dapat terselenggara dan berhasil dengan baik. Oleh karena, setiap guru dan tenaga kependidikan lainnya bertugas dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan dalam kurikulum. (Hamalik, 2011:3).

Kurikulum merupakan pedoman mendasar dalam proses belajar dan mengajar di dunia pendidikan. Berhasil tidaknya suatu pendidikan, mampu tidaknya seorang anak didik dan pendidik dalam menyerap dan memberikan pengajaran, dan sukses tidakanya suatu tujuan pendidikan itu dicapai tentu akan sangat berpulang kepada kurikulum. Bila kurikulumnya didesain dengan sistematis dan komprehensif serta integral dengan segala kebutuhan pengembangan dan pengajaran anak didik untuk mempersiapkan diri menghadapi Kurikulum merupakan pedoman mendasar dalam proses belajar dan mengajar di dunia pendidikan. Berhasil tidaknya suatu pendidikan, mampu tidaknya seorang anak didik dan pendidik dalam menyerap dan memberikan pengajaran, dan sukses tidakanya suatu tujuan pendidikan itu dicapai tentu akan sangat berpulang kepada kurikulum. Bila kurikulumnya didesain dengan sistematis dan komprehensif serta integral dengan segala kebutuhan pengembangan dan pengajaran anak didik untuk mempersiapkan diri menghadapi

Seperti yang sudah menjadi relitas pendidikan sekarang di negri ini, dunia pendidikan seakan masih mencari jati diri yang tepat dan tampaknya masih kebingungan dalam mendapatkan format yang pas untuk mengembangkan dunia pendidikan ke arah yang lebih baik. Dampaknya, pencarian format ini terkesan menimbulkan masalah baru yang terjadi di tataran praksis pendidikan, dimana anak didik dan pendidik dibuat bingung dengan serangkaian kebijakan pendidikan sudah dikaitankan dengan dunia politik, setiap ada pergantian pemerintahan, berganti pula kebijakan pendidikan yang ada. Akibatnya, pendidikan di negri ini tentu tidak pernah mampu mencapai format yang baku dan mampu memberikan konsistensi belajar mengajar dalam tataran praksis, yakni para pelaku pendidikan itu sendiri.

Inkonsestensi kebijakan tentu akan berdamapak pada output pendidikan itu sendiri. Karena kebikajan tidak pernah jelas, output pendidikan pun pasti akan semakin tidak menentu. (Idi, 2010:5-6).

Pengembangan rencana pembelajaran dan pelaksanaan bimbingan merupakan bagian dari isi kurikulum, isi kurikulum bukan hanya mata pelajaran saja, tetapi ditambah dengan proses pembelajran di luar mata pelajaran misalnya kerja keras, kedisiplinan, kebiasaan belajar, dan jujur dalam belajar. Semua itu merupakan tanggung jawab sekolah yang wajib diberikan kepada peserta didik.

Madrasah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai nilai plus karena memadukan antar pendidikan umum dengan Agama. Keberadaan Madrasah sebagai sekolah umum yang bercirikan Islam dituntut untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu pendidikan nasional agar dapat bersaing dengan sekolah umum.

Dengan latar belakang demikian, penulis perlu menganalisis lebih mendalam terhadap kurikulum Pengembangan Pendidikan Agama Islam pada tingkat Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga.

Berangkat dari latar belakang di atas maka penulis mengambil judul STRATEGI

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH TSANAWIYAH NU SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

B. Pokok Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, fokus penelitan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kurikulum pendidikan Agama Islam pada Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga? 2. Bagaimana strategi pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam pada Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga? 3. Adakah factor-faktor yang mempengaruhi strategi pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam di MTs NU Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

Untuk melaksanakan suatu kegiatan, perlu sekali di tentukan suatu tujuan sebagai acuan yang akan di capai. Begitupun dalam penelitian ini penting sekali adanya tujuan. Adapun tujuan dari penelitan ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana kurikulum pendidikan Agama Islam di MTs. NU Salatiga. 2. Untuk mengetahui bagaimana strategi pengembangan kurikulum pendidikan Agama

Islam pada Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam di MTs NU Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian

1. Teoritis

Secara teoritis penelitian ini di harapkan dapat memberi wawasan keilmuan, khususnya bagi penulis dan umumnya kepada pembaca mengenai pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam.

2. Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para masyarkat, guru, siswa, juga dapat dijadikan bahan informasi atau kontribusi baru bagi pembaharuan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) juga untuk meningkatkan motivasi Madrasah Tsanawiyah (MTs) dalam menyempurnakan kemajuan bidang pendidikan islam, serta diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi perkembangan pendidikan dan pengembangan kurikulum di sekolah-sekolah.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari adanya kesalahan dalam menafsirkan judul skripsi ini, maka penulis perlu memberikan penegasan atau pengertian pada istilah-istilah dalam judul tersebut yang sekaligus menjadi batasan dalam pembahasan selanjutnya:

1. Strategi

Strategi pada awalnya digunakan untuk kepentingan militer saja, tetapi kemudian berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti strategi bisnis, olah raga, catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi dan pendidikan. Sedangkan dalam kamus Psikologi, strategi adalah (Kartono, 2000: 488).

a. Prosedur yang diterima dan dipakai dalam suatu upaya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, se[erti pemecahan suatu masalah. b. Satu metode umum untuk memecahkan permasalahan-permasalahan.

2. Pengembangan

Pengembangan berasal dari kata dasar kembang yang berarti menjadi bertambah sempurna. Kemudian mendapat imbuan pe- dan –an sehingga menjadi pengembangan Pengembangan berasal dari kata dasar kembang yang berarti menjadi bertambah sempurna. Kemudian mendapat imbuan pe- dan –an sehingga menjadi pengembangan

mencapai tujuan yang diinginkan agar lebih sempurna dari pada sebelumnya.

3. Kurikulum

Menurut Iskandar dan Usman Mulyadi, kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh sekolah untuk siswa, melalui program yang direncanakan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan pendidikan yang telah ditentukan.

Melihat definisi kurikulum di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kurikulum itu merupakan segala sesuatu maupun semua pihak yang terlibat dalam memberikan bantuan kepada siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang tidak terbatas pada mata pelajaran.

4. Pendidikan Agama Islam

Bila kita akan melihat pengertian pendidikan dari dari segi bahasa, maka kita harus melihat kepada kata arab karena ajaran Islam itu di turunkan dalam bahsa tersebut. Kata ”Pendidikan” yang umum kita gunakan sekaran, dalam bahasa arabnya “Tarbiyah”, dengan kata kerja “roba”. Kata “pengajaran” dalam bahasa arabnya “tal’im” dengan kata kerjanya “allama”. Pendidikan dan pengajaran dalam bahsa arabnya “tarbiyah wata’lim” sedangkan “Pendidikan Islam” dalam bahsa Arabnya adalah “Tarbiyah Islamiyah”.

(Proyek pembinaan perguruan tinggi Agama/IAIN, 1982: 25)

5. Madrasah Tsanawiyah

Madrasah Tsanawiyah yang kemudian disingkat MTs, adalah lembaga pendidikan islam formal yang setingkat dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Madrasah Tsanawiyah merupakan sekolah yang berciri khas agama islam yang menyelenggarakan program tiga tahun setelah Madrasah Ibtidaiyah atau

Sekolah Dasar. ( Surat Keputusan Menteri Agama RI, No. 369 Tahun 1993, Tentang: Madrasah Tsanawiyah )

Dan ciri lain adalah mata pelajaran keislaman sebagai dasar pembelajaran di MTs yang sekurang-kurangnya 30 persen, disamping itu juga mata pelajaran umum diberikan kurang lebih 70 persen pada muatan kurikulumnya.

Untuk menjawab permasalahan yang ada serta untuk membuktikan hipotesa yang penulis ajukan, di perlukan data yang akurat sehingga menghasilkan data yang signifikan sebagai jawaban yang sesungguhnya.

Adapun untuk menentukan Indikator dari strategi pengembangan kurikulum a. Menentukan Indikator strategi pengembangan kurikulum 1) Indikator strategi Pengembangan kurikulum yaitu : a) Strategi berdasarkan materi (1) Bahan yang akan diajarkan (2) Cara mengetahui hasil belajar (3) Cara mengajar yang baik (4) Cara pengorganisasian bahan pelajaran (5) Buku sumber yang relevan (6) Media

b) Strategi berdasarkan tujuan (1) Tujuan nasional (2) Tujuan Pendidikan nasional (3) Tujuan Institusional (4) Tujuan Kulikuler (5) Tujauan instruksional

c) Strategi berdasarkan kemampuan

Sebetulnya penyusunan kurikulum berdasarkan kemampuan pada dasarnya sama dengan penyusunan kurikulum berdasarkan tujuan. Hanya kalau kurikulum bedasarkan kemampuan itu lebih oprasional dari kurikulum yang berdasarkan tujuan.

2) Indikator pengembangan kurikulum PAI meliputi : Dalam strukrur program Sekolah, Pengajarajaran Agama Islam Meliputi tujuh unsur yaitu : 1) Al-Qur’an 2) Hadist 3) Keimanan 4) Akhlak 5) Bimbingan ibadah 6) Fiqih 7) Sejarah Islam

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif kualitatif, Kirk dan Miller (1986:9) dalam Lexy J. Moleong mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.( Lexy.J.Moleong, 2011: 4).

Oleh karena itu penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, karena dianggap dapat mengamati secara langsung objek yang dijadikan penelitian. Dan berusaha memahami secara mendalam tentang pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam kelas V11, V111, Dan 1X) Pada Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013.

Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan Metode Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.(Lexy.J.Moleong, 20011: 4). Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengungkapkan data deskriptif dari informasi tentang apa yang mereka lakukan, dan yang mereka alami terhadap fokus penelitian. Penelitian menggunakan metode kualitatif karena ada beberapa pertimbangan antara lain, pertama menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.(Lexy.J.Moleong, 20011: 9).

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi gambaran, lukisan secara sistematik, faktual dan akurat, mengenal fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Ciri penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencendraan mengenai situasi atau kejadian. Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif survei, yang merupakan penyelidikan yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok daerah tertentu.

2. Lokasi Penelitian

MTs NU Salatiga berada di bawah naungan Departemen Agama yang berada di tengah-tengah kota Salatiga, tepatnya di jalan Kartini No.02, Kelurahan Siderojo lor,

kec. Sidorejo. Madrasah ini berdiri di atas tanah seluas 4697 m 2 , dengan luas gedung sebesar 1214 m 2 , halaan/taman 186 m 2 , lapangan olahraga 400 m 2 , kebun 600m 2 , dan untuk lain-lain 2297 m 2 .

3. Sumber Data

Menurut Lofland (1984:47) sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, menyatakan bahwa sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain (Moleong, 2011: 157).

Adapun sumber data yang digali dalam penelitian ini terdiri dari sumber data utama yang berupa kata-kata dan tindakan, serta sumber data tambahan yang berupa dokumen- dokumen dan lain-lain (Moleong, 2011: 157).

Tulisan ini berangkat dari sebuah telaah kepustakaan karena sifatnya analisis kritis. Maka pencarian sumber data didasarkan pada data primer dan sekunder. Adapun data primer dan sekunder yang dijadikan pijakan adalah:

a. Sumber data utama (primer) Sumber Primer adalah data yang secara langsung membahas tentang

pengembangan kurikulum yang antara lain; buku panduan pelaksanaan MTs (Depag RI 1987), UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, GBPP dan Kurikulum MTs 1994, dan buku pelajaran Agama Islam untuk MTs yang telah disesuaikan dengan GBPP dan Kurikulum 1994.

b. Data skunder Yaitu data yang dimaksudkan untuk melengkapi data primer dari kegiatan

peneliti. Data skunder berasal dari dokumen-dokumen berupa catatan-catatan. Meleong juga menjelaskan tentang sumber data penting lainnya adalah berbagai sumber tertulis seperti buku disertasi, buku riwayat hidup, jurnal, dokumen-dokumen, arsip-arsip, evaluasi buku harian dan lain-lain. Selain itu foto dan data statistik juga termasuk sumber data tambahan ( Moleong, 2011: 113). Sumber Sekunder juga adalah data yang berasal dari sumber lain, seperti buku, majalah atau literatur lain yang berhubungan dengan komponen-komponen pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam di MTs.

4. Metode pengumpulan Data

a. Interview atau Wawancara

Adalah metode pengumpulan data dengan proses tanya jawab dengan cara lisan dimana dua orang atau lebih saling berhadapan secara fisik. (Surakhmad, 1985: 132). Dengan metode ini penulis mendapatkan informasi ataupun data tentang pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam pada kelas VII,VIII, dan IX. yang menjadi informan dalam wawancara ini adalah Kepala Sekolah, Guru, Waka Kurikulum, Siswa.

b. Dokumentasi

Adalah metode atau alat untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, traskip buku, surat kabar, notulen, agenda dan lain sebagainya. (Arikunto, 1998: 236).

5. Analisis Data

Dalam menganalisis data penulis menggunakan kualitatif deskriptif yang terdiri dari kegiatan, yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verikasi. (Hebermen, 1992: 16). Pertama; setelah pengumpulan data selesai, maka tahap selanjutnya melakukan reduksi data yaitu menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data terpilih. Kedua; data yang telah direduksi akan dibentuk dalam narasi. Ketiga; penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap kedua.

6. Pengecekan Keabsahan Data

Pengambilan data-data melalui tiga tahapan, diantaranya yaitu tahap pendahuluan, tahap penyaringan dan tahap melengkapi data yang masih kurang. Dari ketiga tahap itu, untuk pengecekan keabsahan data banyak terjadi pada tahap penyaringan data. Oleh sebab itu, jika terdapat data yang tidak relevan dan kurang memadai maka akan dilakukan Pengambilan data-data melalui tiga tahapan, diantaranya yaitu tahap pendahuluan, tahap penyaringan dan tahap melengkapi data yang masih kurang. Dari ketiga tahap itu, untuk pengecekan keabsahan data banyak terjadi pada tahap penyaringan data. Oleh sebab itu, jika terdapat data yang tidak relevan dan kurang memadai maka akan dilakukan

Moleong berpendapat bahwa: ” Dalam penelitian diperlukan suatu teknik pemeriksaan keabsahan data. Sedangkan untuk memperoleh keabsahan temuan perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik sebagai berikut :

a. Ketekunan atau Keajegan Pengamatan yaitu dalam mengadakan observasi secara terus menerus terhadap objek penelitian guna memahami gejala lebih mendalam terhadap berbagai aktivitas yang sedang berlangsung di lokasi penelitian.

b. Triangulasi yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Sehingga perbandingan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan tentang pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam.

c. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi, bahwa yang dimaksud dengan pemeriksaan sejawat melalui diskusi yaitu teknik yang dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan- rekan sejawat.

d. Analisis Kasus Negatif dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.

e. Pengecekan Anggota. Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Yang dicek dengan anggota yang terlibat meliputi data, kategori analisis, penafsiran dan kesimpulan.( Moleong, 2011: 326)

7. Tahap-tahap Penelitian

Adapun prosedur atau tahap penelitian yang peneliti lakukan dalam penelitian ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut:

a. Tahap Pra Lapangan

Ada enam tahap yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian lapangan. Enam tahapan tersebut antara lain yaitu menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, dan menyiapkan perlengkapan penelitian. ( Moleong, 2011: 127).

1) Menentukan lapangan, dengan pertimbangan bahwa di Madrasah Tsanawiyah NU Saalatiga adalah salah satu sekolah yang dapat di teliti dari pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam.

2) Menyusun proposal penelitian, Proposal penelitian ini digunakan untuk meminta izin kepada lembaga yang terkait sesuai dengan sumber data yang diperlukan. 3) Mengurus surat-surat perizinan, baik secara internal (Fakultas), maupun secara eksternal (Sekolah MTs. NU Salaiga). b. Tahap Pelaksanaan Penelitian 2) Pengumpulan data Mengadakan observasi langsung ke MTs NU Salatiga dengan melibatkan beberapa informan untuk memperoleh data, yakni:

3) Wawancara dengan Kepala Sekolah MTs. NU Salatiga. 4) Wawancara dengan Siswa terkait dengan kurikulum pengembangan pendidikan

Agama Islam yang di ajarkan. 5) Wawancara kepada bidang kurikulum 6) Observasi langsung dan pengambilan data langsung dari lapangan. 7) Menela’ah teori-teori yang relevan Agama Islam yang di ajarkan. 5) Wawancara kepada bidang kurikulum 6) Observasi langsung dan pengambilan data langsung dari lapangan. 7) Menela’ah teori-teori yang relevan

d. Tahap Akhir Penelitian Tahap ketiga merupakan analisis data, pada setiap tahap ini peneliti lakukan dengan mengecek dan memeriksa keabsahan data dengan fenomena maupun dokumentasi untuk membuktikan keabsahan data yang peneliti kumpulkan. Analisis dilakukan sepanjang penelitian dan dilakukan terus menerus dari awal sampai akhir penelitian. Pengamatan tidak mungkin tanpa analisis dan tafsiran untuk mengetahui apa maknanya.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini disusun dengan menggunakan uraian yang sistematis untuk pengkajian dan pemahaman terhadap persoalan yang ada. Adapun sistematika

dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi, latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian,manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian yang meliputi : pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data,

analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kerangka Teori, meliputi pengertian Strtegi, Pengertian kurikulum kurikulum, Pengembangan kurikulum, Komponen pengembangan kurikulum, Faktor-Faktor yang

mempengaruhi pengembangan kurikulum, Pengembangan Pendidikan Agama Islam.

BAB III LAPORAN PENELITIAN

Dalam bab ini berisi hasil penelitan yaitu memaparkan gambaran umum situasi MTs. NU Salatiga beserta Deskripsi data.

BAB IV ANALISIS DATA

Analisis data meliputi : Pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam di MTs. NU Salatiga, Strategi pengembangan kurikulum di MTs. NU Salatiga, Faktor-faktor yang mempengaruhi kurikulum di MTs NU Salatiga, manfaat pengembangan kurikulum di MTs.

BAB V PENUTUP

Penutup meliputi, Kesimpulan, saran-saran, daftar pustaka, daftar riwayat hidup dan lampiran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Strategi

Kata “strategi” berasal dari bahasa yunani, “strategos”, yang berasal dari kata stratos yang berarti militer dan Ag yang artinya memimpin (Purnomo, 1996: 8).

1. Menurut Alfred Chandler: The determination of the basic long-term goals objectives of an

enterprise, and the adoption of courses of action and the alocation of resources

out these goal ( http://strategika.wordpress.com/2007/06/24/pengertian-strategi , di akses

tanggal 20 maret 2013 ).

Penentuan dasar sasaran jangka panjang dan tujuan perusahaan, dan pemakaian rangkaian tindakan serta pemakaian sumber daya yang diperlukan untuk mendapatkan tujuan-tujuan.

2. Menurut James Brian Quin The pattern or plan that integrates an organization’s major goals,

a cohesive whole ( http://strategika.wordpress.com/2007/06/24/pengertian-strategi , di akses tanggal 20 maret 2013 ).

policies, and

Pola atau rencana yang menyatukan tujuan perusahaan, kebijaksanaan dan rangkaian kegiatan ke dalam satu paduan utuh.

3. Menurut Henry Mintzberg

decisions or actions. ( http://strategika.wordpress.com/2007/06/24/pengertian-strategi , di akses tanggal 20 maret 2013 ).

A pattern

a stream

of

Sebuah pola dalam satu urutan keputusan atau tindakan.

Menurut Mulyasa (2008: 153-165). Ada tujuh strategi pengembangan kurikulum yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan yaitu:

a. Sosialisasi KTSP di Sekolah Hal pertama yang harus diperhatikan dalam pengembangan dan pelaksanaan KTSP adalah mensosialisasikan KTSP terhadap seluruh warga sekolah, bahkan terhadap warga sekolah, bahkan terhadap masyarakat dan orang tua peserta didik, sosialisasi ini penting, terutama agar seluruh warga sekolah mengenal dan memahami visi dan misi sekolah, serta KTSP yang akan dikembangkan dan di laksanakan.

b. Menciptakan suasana yang kondusif Lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik merupakan iklim yang dapat membangkitkan semangat, gairah dan semangat belajar.

c. Menyiapkan Sumber Belajar Sumber belajar yang harus di siapkan dalam pengembangan KTSP disekolah antara lain Laboratorium, pusat sumber belajar, dan perpustakaan, serta tenaga pengelola yang profesional.

d. Membina disiplin Membina disiplin bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan diri, mengatasi, dan mencegah timbulnya problem-problem disiplin, serta d. Membina disiplin Membina disiplin bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan diri, mengatasi, dan mencegah timbulnya problem-problem disiplin, serta

e. Menembangkan Kemandirian Kepala Sekolah Kepemimpinan Kepala Sekolah yang efektif harus memiliki sikap mandiri, terutama dalam mengkoordinasikan, mengerakan, dan menselaraskan semua sumber daya yang pendidikan yang tersedia.

f. Membangun Karakter Guru Guru merupakan faktor penting yang besar pengeruhnya terhadap proses dan hasil belajar, bahkan sangat menentukan berhasil-tidaknya peserta didik dalam belajar.

g. Memberdayakan Staf Keberhasilan pendidikan sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam memberdayakan staf yang tersedia. Dalam hal ini, peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan prolaku staf disekolah melalui aplikasi berbagai konsep dan teknik menajemen personalia modern.

B. Pengembangan Kurikulum

Sebelum peneliti membahas jauh tentang pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam ( PAI ) terlebih dahulu peneliti akan membahas tentang pengertian kurikulum.

Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahsa yunani kuno, yaitu dari kata curir, artinya “pelari” dan curere, “tempat berpacu". Sehingga dari dua Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahsa yunani kuno, yaitu dari kata curir, artinya “pelari” dan curere, “tempat berpacu". Sehingga dari dua

Dalam khazanah ilmu pendidikan terdapat banyak definisi kurikulum yang diajukan oleh para ahli, perbedaan orientasi, cara pendekatan dan titik berat yang ditekankan leh masing-masing ahli menyebabkan timbulnya berbagai variasi mengenai kurikulum ini.

Hampir setiap ahli mempunyai rumusan sendiri, walaupun diantara berbagai definisi itu terdapat aspek-aspek persamaan. Sementara itu Oemar Hamalik memberikan definisi kurikulum sebagai suatu rencana kurikulum yang baik dapat menghasilkan terjadinya proses belajar yang baik, karena berdasarkankan kebutuhan dan minat siswa.

Dari pengertian diatas nampak bahwa kurikulum di artikan secara tradisional, sebab hanya melalui sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan untuk belajar siswa. Aktivitas belajar selain mempelajari mata pelajaran yang ditawarkan tidak termasuk ke dalam kurikulum. Padahal sebagaimana diketahui, bahwa proses pendidikan sekolah maupun diluar sekolah mencakup berbagai aktivitas yang diarahkan kepada pembentukan pribadi anak, baik jasmaniah maupun rohaniah.

Sedangkan pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum yang luas dan spesifik. (Hamalik, 2011;183) Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1989 Bab 1 pasal 1disebutkan bahwa; “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan

peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran ser cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar-mengajar

Unsur dalam definisi kurikulum tersebut adalah :

a. Seperangkat rencana Seperangkat rencana, artinya bahwa didalamnya berisikan berbagai rencana yang berhubungan dengan proses pembelajran.

b. Peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran Bahan pelajaran ada yang diatur oleh pusat (kurnas) dan oleh daerah setempat (karmulok).

c. Pengturan Cara yang Diginakan Delevery sistem atau cara mengejar yang digunakan ada berbagai macam, misalnya; ceramah, diskusi, demonstrasi, membuat laporan dan sebagainya.

d. Sebagi Pedoman Kegiatan Belajar-Mengajar Penyelenggara kegiatan belajar mengajar terdiri atas tenaga kependidikan, yaitu anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam penyelenggaraan pendidikan, sedang tenaga kependidikan, yaitu anggota masyarakat yang bertugas membimbing dan melatih peserta didik. (Dakir 2004:3-4 )

Menurut Dakir (2004:84). Ada tiga kegiatan yang satu dengan yang lain saling terkait, yaitu: perencanaan pembinaan, kemudian pengembangan, kembali lagi kepada perencanaan yang lebih baik, dibina dan dikembangkan lagi,begitu seterusnya. Pada dasarnya pengembangan kurikulum ialah mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkankarena adanya berbagai pengaruh yang sifat nya positif yang datanganya dari luar atau dari dalanm sendiri, dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depan nya dengan baik. Oleh karena itu pengembangan kurikulum hendaknya bersifat antisipasif, adaptif, dan aplikatif. Antisipatif dalam pengembangan kurikulum dapat diarahkan ke hal-hal jangka pendek dan jangka panjang, seperti ada pengarahan pelita 1,11, 111 dan seterusnya.

Menurut Hafni Ladjid ada tiga tahap mengembangkan kurikulum, tahap pengembangan program tingkat lembaga, tahap pengembangan program setiap bidang studi, tahap pengembangan program pengajaran di kelas.

1. Tahap pengembangan tingkat lembaga Kegiatan dalam pengembangan kurikulum tingkat lembaga ini harus

diketahui yaitu:

a. Perumusan tujuan institusional Dalam tujuan intitusional, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan suatu lembaga pendidikan tertentu, misalnya SMP, dan lain- lainnya, adalah hal-hal yang harus diperhatikan bagi para fungsi lembaga pendidikan itu. Artinya, apakah sekolah tersebut berfungsi mepersiapkan a. Perumusan tujuan institusional Dalam tujuan intitusional, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan suatu lembaga pendidikan tertentu, misalnya SMP, dan lain- lainnya, adalah hal-hal yang harus diperhatikan bagi para fungsi lembaga pendidikan itu. Artinya, apakah sekolah tersebut berfungsi mepersiapkan

b. Penetapan isi dan struktur program Setelah tujuan-tujuan institusional itu dirumuskan berdasarkan fungsi lembaga pendidikan, sumber dan ciri-penerapan tujuan institusional tersebut, maka langkah berikutnya adalah menetapkan isi biding studi yang akan di sajikan misalnya IPA, IPS, Bahasa, Pendidikan Agama dan lain- lain.

2. Tahap pengembangan Setiap bidang studi Langkah-langkah yang harus di tempuh dalam mengembangkan setiap

program studi ini, meliputi:

1) Merumuskan tujuan kulikuler

2) Merumuskan tujuan pengajaran

3) Menetapkan Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan

4) Menyusun Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)

5) Menyusun pedoman khusus

3. Taha Pengembangan Program Pengajaran di Kelas Dalam mengembangkan program pengembangan dikelas, GBPP bidang

studi yang ada harus dikaji dan di olah oleh para guru sehingga menjadi satuan-satuan bahan pelajaran yang akan disajikan kepada murid. (Ladjid, 2005:16-22).

C. Macam-macam pengembangan kurikulum

Dalam kurikulum nasional, semua program belajar sudah baku, dan siap untuk digunakan oleh pendidik atau guru, Kurikulum demikian sering bersifat resmi dan dikenal dengan nama ideal curriculum , yakni kurikulum yang masih berbentuk cita-cita, kurikulum yang masih berbentuk cita-cita ini masih perlu dikembangkan menjadi kurikulum yang berbentuk pelaksanaan.

Dalam menyusun kurikulum, sangatlah tergantung pada asas organisatoris, yakni bentuk penyajian bahan pelajaran atau organisasi kurikulum.

Menurut Abdullah Idi ada ermpat pola organisasi kurikulum, yang dikenal juga sebagai sebutan jenis-jenis kurikulum atau tipe-tipe kurikulum, jenis-jenis kurikulum tersebut adalah:

a. Separated Subject Curriculum Kurikulum ini dipahami sebagai kurikulum matapelajaran yang terpisah

satu sama yang lainnya, kurikulum mata pelajaran terpisah, berarti kurikulumnya dalam bentuk matapelajaran yang terpisah-pisah, yang kurang memunyai keterkaitan dengan mata pelajaran yang lainnya, konsikuensinya, anak didik harus semakin banyak mengambil mata pelajran.

Tyler dan Alexander menyebutkan bahwa jenis kurikulum ini digunakan dengan schol subject , dan sejak beberapa abad hingga saat inipun masih banyak didapatkan di berbagai lembaga pendidikan. Kurikulum ini terdiri Tyler dan Alexander menyebutkan bahwa jenis kurikulum ini digunakan dengan schol subject , dan sejak beberapa abad hingga saat inipun masih banyak didapatkan di berbagai lembaga pendidikan. Kurikulum ini terdiri

b. Correlated Curriculum Kurikulum ini mengandung makna bahwa sejumlah matapelajaran

dihubungkan antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga ruang lingkup bahan yang tercakup semakin luas, Sebagai contoh, pada matapelajaran fiqih dapat dihubungkan dengan matapelajaran Al’qur’an dan hadits, pada saat peserta didik mempelajari solat, dapat dihubungkan dengan pelajaran Al’qur’an, Surat Al’fatihah, dan surat lainnya dan hadis yang dihubungkan

dengan solat dan lainnya.

c. Broad Field Curriculum Kurikulum Broad Field Curriculum kadang-kadang disebut kurikulum

Fusi . Tayler & Alexander menyebutkan dengan sebutan The Broad Of subject matter. Broad Field menghapuskan batas-batas dan menyatukan matapelajaran yang berhubungan erat.

Fuadudin & karya (1992:20). mengemukakan bahwa ke unggulan kurikulum broad Filed adalah adanya kombinasi matapelajaran sehingga manfaatnya akan semakin dirasakan, dan memungkinkan adanya matapelajaran yang kaya akan pengertian dan mementingkan prinsip dasar serta generalisasi. Sedangkan kelemahan naya hanya memberikan pengetahuan secara sketsa, abstrak, dan kurang logis dari suatu pelajaran.

d. Intergrated Curriculum Kurikulum terpadu Intergrated Curriculum merupakan suatu produk

dari usaha pengintegrasian bahan pelajaran dari berbagai macam pelajaran. Integrasi diciptakan dengan memusatkan pelajaran pada masalah tertentu yang memerlukan solusinya dengan materi atau bahan dari berbagai disiplin atau matapelajaran.

Kurikulum jenis ini membuka kesempatan yang lebih banyak untuk melakukan kerja kelompok, masyarakat dan lingkungan adalah sumber belajar, mementingkan individual anak didik, dan dalam perencanaan pelajran siswa di ikutsertakan. (Idi, 2010, 142-146).

D. Komponen Pengembangan kurikulum

Apabila kurikulum penulis urai secara struktural, maka akan terdapat empat komponen, yakni tujuan, isi dan struktur monogram, strategi pelaksanaan dan komponen evaluasi keempat komponen juga di sebut dengan unsur kurikulum.

1. Tujuan Kurikulum Hakikat tujuan kurikulum adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan di berikan kepada anak didik. Dalam sistem pendidikan nasional, tujuan umum pendidikan dijabarkansarkan dari falsafah bangsa, yakni pancasila, Pendidikan berdasarkan pancasila bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa berdisiplin, bekerja 1. Tujuan Kurikulum Hakikat tujuan kurikulum adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan di berikan kepada anak didik. Dalam sistem pendidikan nasional, tujuan umum pendidikan dijabarkansarkan dari falsafah bangsa, yakni pancasila, Pendidikan berdasarkan pancasila bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa berdisiplin, bekerja

Kalau penulis lihat tujuan kurikulum di atas, maka tujuan penegmbangan kurikulum fiqih juga tidak terlepas dari tujuan umum pendidikan nasional, justru menurut penulis kurikulum pendidikan agama merupakan tujuan pokok dari semua tujuan pendidikan, termasuk tujuan umum di atas, sebab agama merupakan pokok dari semua sisi pendidikan.

Tujuan kurikulum mencakup tujuan kelembagaan pendidikan atau tujuan institusional, tujuan mata pelajaran atau tujuan kurikuler dan tujuan pengajaran atau tujuan intriksional. Tujuan institusioanal merupakan tujuan yang harus di capai oleh suatu lembaga pendidikan, yang di tempuh.

Tujuan kurikulum bersifat lebih khusus di bandingkan dengan institusional. Tujuan kurikuler merupakan rumusan kemampuan yang di harapkan dapat di miliki anak didik setelah mereka menempuh atau menyelesaiakn pelajaran yang di terpakan.

a. Isi dan struktur kurikulum Isi kurikulum berkenaandengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman yang harus dimiliki dan di berikan kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan pendidikan. Menurut Nana Sudjana (1991:30-31).

Ada beberapa alasan yang harus dilakukan pilihan dalam menentukan isi kurikulum, antara lain :

1) Tugas dan tanggung jawab setelah dalam mencerdaskan anak didik sangat terbatas baik dari segi waktu maupun sumber- sumber yang tersedia.

2) Tuntutan dan kebutuhan masyarakat senantiasa berkembang dari waktu ke waktu.

3) Adanya beberapa jenjang dan tingkat pendidikan sesuai denga tujuan dan hakekat perkembangan anak.

4) Pendidikan formal di sekolah merupakan sub sistem dari pendidikan sepanjang hayat, artinya pendidikan dalam keluarga, di sekolah maupun di masyarakat tidak terpisahkan satu sama lainnya.

b. Strategi Pelaksanaan Kurikulum Komponen strategi pelaksanaan kurikulum memberi petunjuk bagaimana kurikulum itu dilaksanakan di sekolah. Menurut Nana Sudjana Ada beberapa unsur dalam strategi pelaksanaan kurikulum yaitu:

1) Tingkat dan jenjang pendidikan

2) Proses belajar mengajar

3) Bimbingan penyuluhan

4) Administrasi supevisi

5) Sarana kulikuler 5) Sarana kulikuler

Adapun menurut Oemar Hamalik (2011:191). Evaluasi adalah suatu proses interaksi, deskripsi, dan pertimbangan ( judgment ) untuk menemukan hakikat dan nilai dari suatu hal yang di evaluasi, dalam hal ini kurikulum. Evaluasi kurikulum sebenarnya dimaksudkan untuk memperbaiki subtansi kurikulum, prosedur implementasi, metode instruksional, serta pengaruhnya pada belajar dan perilaku siswa.

Pertimbangan penting lainnya bagi evaluator kurikulum adalah evaluasi formatif

(untuk perbaikan program), dan , untuk memutuskan melanjutkan program yang di evaluasi atau menghentikan dengan program lain. Model-model evaluasi kurikulum yang dapat dipilih dan diaplikasikan adalah model pencapaian tujuan ( goal attainment model ), model pertimbangan ( judgmental evaluation model ), model pengambilan keputusan ( decision fasilitative evaluation model ), dan model deskripsi.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum

Menurut Sukmadinata (2006 : 158), ada tiga faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, yaitu

1. Pergururan Tinggi

Perguruan tinggi setidaknya memberikan dua pengaruh terhadap kurikulum sekolah. Pertama, dari segi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan diperguruan tinggi umum. Pengetahuan dan teknologi banyak memberikan sumbangan bagi isi kurikulum serta proses pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dikembangkan di perguruan tinggi akan mempengaruhi isi pelajaran yang akan dikembangkan dalam kurikulum. Perkembangan teknologi selain menjadi isi kurikulum juga mendukung pengembangan alat bantu dan media pendidikan.

Kedua, dari segi pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK, seperti IKIP, FKIP, STKIP). Kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga mempengaruhi pengembangan kurikulum, terutama melalui penguasaan ilmu dan kemampuan keguruan dari guru-guru yang dihasilkannya.

Pengusaan keilmuan, baik ilmu pendidikan maupun ilmu bidang studi serta kemampuan mengajar dari guru-guru akan sangat mempengaruhi pengembangan dan implementasi kurikulum di sekolah. Guru-guru yang mengajar pada berbagai jenjang dan jenis sekolah yang ada dewasa ni, Pengusaan keilmuan, baik ilmu pendidikan maupun ilmu bidang studi serta kemampuan mengajar dari guru-guru akan sangat mempengaruhi pengembangan dan implementasi kurikulum di sekolah. Guru-guru yang mengajar pada berbagai jenjang dan jenis sekolah yang ada dewasa ni,

2. Masyarakat

Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, yang diantaranya bertugas mempersiapkan anak didik untuk dapat hidup secara bermatabat di masyarakat. Sebagai bagian dan agen masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat di tempat sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi masyarakat penggunanya serta upaya memenuhi kebutuhan dan tuntutan mereka.

Masyarakat yang ada di sekitar sekolah mungkin merupakan masyarakat yang homogen atau heterogen. Sekolah berkewajiban menyerap dan melayani aspirasi-aspirasi yang ada di masyarakat. Salah satu kekuatan yang ada dalam masyarakat adalah dunia usaha. Perkembangan dunia usaha yang ada di masyarkat akan mempengaruhi pengembangan kurikulum. Hal ini karena sekolah tidak hanya sekedar mempersiapkan anak untuk selesai sekolah, tetapi juga untuk dapat hidup, bekerja, dan berusaha. Jenis pekerjaan yang ada di masyarakat berimplikasi pada kurikulum yang dikembangkan dan digunakan sekolah.

3. Sistem Nilai

Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral, keagamaan, sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga bertangung jawab dalam pemeliharaan dan pewarisan nilai-nilai positif yang tumbuh di masyarakat.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25