EFEK MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS KOLABORATIF DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP.

(1)

EFEK MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS KOLABORATIF DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

SISWA SMP

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

ASIROHA SIBORO NIM : 8126176002

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

EFEK MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS KOLABORATIF DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

SISWA SMP

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

ASIROHA SIBORO NIM : 8126176002

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

ASIROHA SIBORO. NIM. 8126176002. Efek Model Problem Based Learning Berbasis Kolaboratif Dan Sikap Ilmiah Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP. Tesis. Medan. 2015: Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran Direct Instruction (DI). (2) untuk mengetahui hasil belajar siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. (3) untuk mengetahui interaksi antara model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dan sikap ilmiah terhadap hasil belajar siswa. Sampel diambil dengan menggunakan cluster random sampling dimana kelas VIII-1 sebagai kelas eksperimen diajarkan dengan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dan kelas VIII-2 sebagai kelas kontrol diajarkan dengan model pembelajaran Direct Instruction (DI). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dan angket sikap ilmiah. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif lebih baik dibandingkan dengan menggunakan model Direct Instruction (DI). (2) hasil belajar siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. (3) Terdapat interaksi antara model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dan sikap ilmiah terhadap hasil belajar siswa dimana model Problem Based Learning berbasis kolaboratif ini lebih baik diterapkan pada siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi.


(6)

ii

ABSTRACT

ASIROHA SIBORO. NIM. 8126176002. The Effect of Problem Based Learning Model Based on Collaborative and Scientific Attitude on Learning Outcomes of Student’s SMP. Thesis. Medan. 2015 : Physical Education Studies Graduate Program, State University of Medan.

This research aimed : (1) to find out the students achievement taught by using Problem Based Learning models based on collaborative better than Direct Instruction models (2) to find out the students achievement who have highs scientific attitude better than students who have law scientific attitude, (3) to find out there is interaction between Problem Based Learning models based on collaborative and scientific attitude for the students achievement. The sample was taken using cluster random sampling which VIII-1 as experiment class applied by Problem Based Learning models based on collaborative and VIII-2 as controll class applied by Direct Instruction models. The instrumens used in this research are achievement test and scientific attitude. The result of research were : (1) The

student’s achievement given learning through Problem Based Learning models

bettter than Direct Instruction models. (2) The students achievement who have a highs scientific attitude better than students who have law scientific attitude. (3) There was interaction between Problem Based Learning models and scientific attitude for students achievement which this models is better to apply for student who have a high scientific attitude.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Tesis yang berjudul Efek Model Problem Based Learning Berbasis Kolaboratif dan Sikap Ilmiah Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP”, disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika di Progran Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Dosen Pembimbing I sekaligus sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Fisika yaitu Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M dan dosen pembimbing II yaitu Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si yang telah banyak memberikan bimbingan, saran serta motivasi kepada penulis sejak awal rencana penelitian sampai selesainya penyusunan tesis ini.

2. Bapak Prof. Motlan, M.Sc., Ph.D., Bapak Dr. Ridwan A.Sani, M.Si., Ibu Dr. Sondang R. Manurung, M.Pd selaku narasumber yang telah memberikan saran dan masukan guna kesempurnaan dari tesis ini.

3. Ibu Erika Verawati Bangun, S.Si, selaku kepala sekolah SMP Swasta Primbana Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang bersangkutan


(8)

iv

4. Ibu Rameyanti T, S.Pd selaku guru bidang studi fisika di SMP Swasta Primbana Medan yang telah membantu memberikan pembelajaran dengan metode yang penulis buat

5. Teristimewa Ibunda Pinturia Sagala, abang dan kakak beserta seluruh keluarga yang terus memberikan dukungan baik moril maupun materil, doa, motivasi serta kasih sayang yang tak pernah henti.

6. Seluruh keluarga civitas akademika Universitas Darma Agung yang telah memberikan dukungan dan izin belajar kepada penulis

7. Rekan-rekan seperjuangan selama perkuliahan, semoga kebersamaan dan kekeluargaan yang kita lalui dapat selalu terjaga

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan tesis ini. Semoga isi tesis ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Maret 2015

Penulis,

Asiroha Siboro NIM. 8126176002


(9)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah. 9

1.3. Batasan Masalah 10

1.4. Rumusan Masalah 10

1.5. Tujuan Penelitian 11

1.6. Manfaat Penelitian. 12

1.7. Definisi Operasional 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15

2.1. Kerangka Teoritis 15

2.1.1. Model Pembelajaran 15

2.1.2. Model Problem Based Learning 17 2.1.2.1 Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah 19 2.1.2.2 Karakteristik Pembelajaran Berdasarkan Masalah 20 2.1.2.3 Sintaks Model Problem Based Learning 23 2.1.2.4 Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen Model 26 Berdasarkan Masalah

2.1.2.5 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah 27 2.1.3. Teori-teori Belajar yang Melandasi Pembelajaran Berbasis 29

Masalah


(10)

vi

2.1.5. Pembelajaran Kolaboratif 42

2.1.5.1 Tujuan Strategi Pembelajaran Kolaboratif 43 2.1.5.2 Karakteristik Strategi Pembelajaran Kolaboratif 43 2.1.5.3 Tahap-tahap Pelaksanaan Kolaboratif dalam Pembelajaran 44

2.1.6. Sikap Ilmiah 45

2.1.7. Hasil Belajar 49

2.1.7.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 53

2.1.7.2 Penelitian yang Relevan 55

2.2. Kerangka Konseptual 57

2.2.1. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Problem 57 Based Learning Berbasis Kolaboratif dengan Model Direct

Instruction

2.2.2. Perbedaan Hasil Belajar Fisika Siswa Antara Kelompok Siswa 61 yang memiliki Sikap Ilmiah Tinggi dan Sikap Ilmiah Rendah

2.2.3. Interaksi antara Model Problem Based Learning Berbasis 62 Kolaboratif dan Model Pembelajaran Direct Instruction dengan Sikap Ilmiah dalam Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA

2.4. Hipotesis Penelitian 63

BAB III METODE PENELITIAN 64

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 64 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 64

3.3. Variabel Penelitian 64

3.4 Jenis dan Desain Penelitian 65

3.5. Prosedur Penelitian 67

3.6. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 70 3.6.1. Instrumen Tes Hasil Belajar 70 3.6.2. Instrumen Lembar Observasi Kerja Ilmiah 71 3.6.3. Lembar Observasi Sikap Ilmiah 71

3.7. Analisis Butir Tes 72


(11)

vii

3.7.2 Validitas Isi 72

3.7.3. Analisis Validitas Tes 73

3.7.4. Reliabilitas Tes 76

3.7.5. Tingkat Kesukaran Tes 77

3.7.6. Daya Pembeda Soal 79

3.8. Teknik Analisis Data 81

3.8.1. Menghitung Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku 81

3.8.2. Uji Normalitas Data 82

3.8.3. Uji Homogenitas 83

3.8.4. Uji Hipotesis Analisis Varians (ANAVA) 2 Jalur 83 3.8.5. Persen Peningkatan Hasil Belajar 87

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 89

4.1. Hasil Penelitian 89

4.1.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa 89

4.1.1.1 Pretes dan Postes 89

4.1.1.2 Persen Peningkatan (Gain) Hasil Belajar Siswa 92 4.1.2 Deskripsi Data Sikap Ilmiah Siswa 93 4.1.2.1 Analisis Tingkat Sikap Ilmiah Siswa 96 4.2. Analisis Aspek Psikomotorik Siswa 99 4.3. Analisis Aspek Afektif Siswa 101 4.4. Pengujian Persyaratan Analisis Data 102

4.4.1. Uji Normalitas Data 102

4.4.1.1 Uji Normalitas Data Pretes Kelompok Sampel 103 4.4.1.2 Uji Normalitas Data Postes Kelompok Sampel 103 4.4.1.3 Uji Normalitas Gain Hasil Belajar Fisika Kelompok Sampel 104 4.4.1.4 Uji Normalitas Tingkat Sikap Ilmiah Siswa Kelompok Sampel 105

4.4.2. Uji Homogenitas Data 106

4.4.2.1 Uji Homogenitas Pretes dan Postes pada Kelompok Sampel 106

4.4.2.2 Uji-T Pretes 107


(12)

viii

4.5.1 Pengujian Hipotesis Pertama 110 4.5.2. Pengujian Hipotesis Kedua 110 4.5.3. Pengujian Hipotesis Ketiga 111 4.6. Pembahasan Hasil Penelitian 116 4.6.1 Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model

PBL Berbasis Kolaboratif dan Model DI 116 4.6.2 Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Siswa yang Memiliki

Tingkat Sikap Ilmiah Tinggi dan Rendah 118 4.6.3 Interaksi Antara Model PBL Berbasis Kolaboratif dan Model

DI dengan Tingkat Sikap Ilmiah Terhadap Hasil Belajar

Fisika Siswa 119

4.7. Temuan dalam Penelitian 121

4.8 Keterbatasan Dalam Penelitian 121

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 123

5.1. Kesimpulan 123

5.2. Saran 123


(13)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Skema Pelaksanaan Penelitian 69 Gambar 4.1. Grafik Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa kelas DI

dan kelas PBL dalam Ranah Butir Soal 91 Gambar 4.2. Grafik Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa kelas DI dan Kelas PBL dalam ranah kognitif 92 Gambar 4.3 Grafik Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Tingkat Sikap Ilmiah Tinggi dan Rendah 99 Gambar 4.4 Grafik Nilai Rata-rata Psikomotorik Siswa Kelas

DI dan PBL 100 Gambar 4.5 Grafik Nilai Rata-rata Afektif Siswa Kelas DI dan PBL 102 Gambar 4.6 Interaksi Antara Model PBL Berbasis Kolaboratif dan

Model DI Dengan Tingkat Sikap Ilmiah Terhadap

Hasil Belajar Fisika 112


(14)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Data Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Fisika Kelas VIII 6 Tabel 2.1. Sintaks Model Berdasarkan Masalah 24 Tabel 2.2. Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Piaget 33 Tabel 2.3. Sintaks Model Pembelajaran Langsung 38 Tabel 2.4. Perbedaan Teacher Centered dengan Student Centered 39 Tabel 2.5. Pelaksanaan Kolaboratif dalam Pembelajaran 45

Tabel 2.6. Penelitian Terdahulu 55

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 66

Tabel 3.2. Desain Penelitian ANAVA Factorial 2x2 66 Tabel 3.3. Spesifikasi Tes Hasil Belajar 70

Tabel 3.4. Aspek Sikap Ilmiah 71

Tabel 3.5. Kriteria Koefisien Validitas 74 Tabel 3.6. Uji Validitas Tes Hasil Belajar 75 Tabel 3.7 Uji Validitas Sikap Ilmiah 75 Tabel 3.8. Kriteria Koefisien Reliabilitas 76 Tabel 3.9. Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar 77 Tabel 3.10. Uji Reliabilitas Sikap Ilmiah 77 Tabel 3.11. Kriteria Tingkat Kesukaran 78 Tabel 3.12. Hasil Tingkat Kesukaran Tes 79 Tabel 3.13 Kriteria Interpretasi Daya Pembeda 80 Tabel 3.14 Hasil Tingkat Kesukaran Tes 80 Tabel 3.15. Rancangan Anava Untuk Mengetahui Interaksi antara

Hasil Belajar Model PBL dan Sikap Ilmiah 84 Tabel 4.1. Data Pretes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 90 Tabel 4.2. Data Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 90 Tabel 4.3. Nilai Rata-rata Hasil Belajar pada Kategori Butir Soal 91 Tabel 4.4. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa pada Kategori Ranah


(15)

x

Kogntif 92

Tabel 4.5. Data Sikap Ilmiah Siswa pada Kelompok Sampel 94 Tabel 4.6. Pengkategorian Sikap Ilmiah 95 Tabel 4.7 Data Sikap Ilmiah Siswa Pada Kelompok Sikap

Ilmiah Tinggi dan Sikap Ilmiah Rendah 95 Tabel 4.8 Data Postes DI Berdasarkan Sikap Ilmiah 97 Tabel 4.9 Data Postes PBL BK Berdasarkan Sikap Ilmiah 97 Tabel 4.10 Data Postes Kedua Sampel Berdasarkan Sikap Ilmiah

Tinggi dan Sikap Ilmiah Rendah 98 Tabel 4.11 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Fisika Siswa 99 Tabel 4.12 Nilai Rata-rata Kemampuan Psikomotorik 100 Tabel 4.13 Data Nilai Afektif Siswa Kelas DI dan PBL 102 Tabel 4.14 Uji Normalitas Data Pretes Pada Kelompok Sampel 103 Tabel 4.15 Uji Normalitas Data Postes Pada Kelompok Sampel 104 Tabel 4.16 Uji Normalitas Gain Hasil Belajar Siswa pada Kelompok

Sampel 104

Tabel 4.17 Normalitas Sikap Ilmiah Siswa pada Kelompok Sampel 105 Tabel 4.18 Hasil Uji Homogenitas Pretes 106 Tabel 4.19 Hasil Uji Homogenitas Postes 106

Tabel 4.20 Hasil Uji –T Pretes 108

Tabel 4.21 Hasil ANAVA Faktorial 2 x 2 109 Tabel 4.22 Perbedaan Hasil Belajar Antar Kelompok berdasarkan


(16)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran 129

Lampiran 2. RPP Pertemuan I 131

Lampiran 3. Bahan Ajar Pertemuan I 142 Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa Pertemuan I 147

Lampiran 5. RPP Pertemuan II 151

Lampiran 6. Bahan Ajar Pertemuan II 162 Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa Pertemuan II 167

Lampiran 8. RPP Pertemuan III 170

Lampiran 9. Bahan Ajar Pertemuan III 179 Lampiran 10. Lembar Kerja Siswa Pertemuan III 189 Lampiran 11. Lembar Observasi Penilaian Psikomotorik 192 Lampiran 12. Lembar Observasi Penilaian Afektif 195 Lampiran 13. Tabel Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar 197 Lampiran 14. Lampiran Angket Sikap Ilmiah Siswa 206 Lampiran 15. Tabel Validasi Instrumen Hasil Belajar 208 Lampiran 16. Tabel Reliabilitas Instrumen Hasil Belajar 209 Lampiran 17. Tabel Taraf Kesukaran Instrumen Hasil Belajar 210 Lampiran 18. Tabel Perhitungan Daya Pembeda Instrumen 211 Lampiran 19. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa dan Tingkat Sikap

Sikap Ilmiah Siswa 212 Lampiran 20. Tabulasi Nilai Psikomotorik Kelompok Sampel 213 Lampiran 21. Tabulasi Nilai Afektif Kelompok Sampel 214 Lampiran 22. Hasil Angket Sikap Ilmiah Kelas Eksperimen 215 Lampiran 23. Hasil Angket Sikap Ilmiah Kelas Kontrol 217 Lampiran 24. Deskripsi Output SPSS 19 219


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan pendidikan yang menjadi prioritas untuk segera dicari pemecahannya adalah masalah kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran. Kualiatas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah tingkat kompetisi dan relevansinya (Parawansa, 2001). Menurut Education For All Global Monitoring report, (2012) yang dikeluarkan UNESCO menyatakan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia menempati posisi ke-64 dari 120 negara. UNESCO tersebut mengindikasikan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih relatif rendah. Sadar akan hasil pendidikan yang belum memadai, maka banyak upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk melakukan perbaikan. Upaya-upaya tersebut adalah melakukan perubahan atau revisi kurikulum secara berkesinambungan, program Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Penataran Kerja Guru (PKG), program kemitraan antara sekolah dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, peningkatan kualifikasi guru dan dosen dan masih banyak program lain dilakukan untuk perbaikan hasil-hasil pendidikan tersebut.

Dari berbagai kondisi dan potensi yang ada, upaya yang dapat dilakukan berkenaan dengan peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah adalah mengembangkan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan pendidikan yang berkelanjutan tetapi pengemasan pendidikan sering tidak berjalan dengan hakikat belajar dan


(18)

2

pembelajaran. Dengan kata lain, reformasi pendidikan yang dilakukan di Indonesia masih belum seutuhnya memperhatikan konsepsi belajar dan pembelajaran. Reformasi pendidikan seyogianya dimulai bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajar, bukan semata-mata pada hasil belajar (Brook & Brook, 1993). Podhorsky & Moore (2006) menyatakan, bahwa reformasi pendidikan hendaknya dimaknai sebagai upaya penciptaan program-program yang berfokus pada perancangan kelas dengan teacher proof curikulum. Dengan demikian praktek pembelajaran benar-benar ditujukan untuk mengatasi kegagalan siswa belajar.

Praktek-praktek pembelajaran hanya dapat diubah melalui pengujian terhadap cara-cara guru belajar dan mengajar serta menganalisis dampaknya terhadap perolehan belajar siswa. Agar hal ini terjadi, sekolah perlu menciptakan suatu proses yang mampu memfasilitasi para guru untuk melakukan kajian terhadap materi pelajaran dan strategi-strategi mengajar secara sistematis, sehingga dapat memfasilitasi siswa untuk meningkatkan hasil belajar. Guru seyogianya mulai meninggalkan cara-cara rutinitas dalam pembelajaran, tetapi lebih menciptakan program-program pengembangan yang profesional. Upaya tersebut merupakan implikasi dari reformasi pendidikan dengan tujuan agar mampu mencapai peningkatan perolehan hasil belajar siswa secara memadai. Bermula dari kelas-kelas yang pada umumnya heterogen, maka melaksanakan pembelajaran pada kelas yang demikian merupakan suatu tantangan bagi setiap guru atau dosen. Tantangan terberat adalah bagaimana guru dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran yang menjamin hak setiap siswa untuk memperoleh


(19)

3

pembelajaran yang bermakna. Untuk mengatasi dampak dari keheterogenan siswa, diperlukan strategi pembelajaran yang memberi lebih banyak peluang kepada mahasiswa untuk dapat saling belajar dari siswa lain. Strategi pembelajaran yang dimaksud adalah strategi pembelajaran kolaboratif.

Menurut Slavin (2007) pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelompok, namun tujuannya bukan untuk mencapai kesatuan yang didapat melalui kegiatan kelompok, dan para siswa dalam kelompok didorong untuk menemukan beragam pendapat atau pemikiran yang dikeluarkan oleh tiap individu dalam kelompok. Pembelajaran tidak terjadi dalam kesatuan, namun pembelajaran merupakan hasil dari keragaman atau perbedaan. Pada dasarnya pembelajaran kolaboratif merujuk pada suatu metode pembelajaran dengan siswa dari tingkat performa yang berbeda (heterogen) bekerja bersama dalam suatu kelompok kecil. Setiap siswa ikut bertanggung jawab terhadap pembelajaran siswa yang lain, sehingga kesuksesan seorang siswa diharapkan dapat membantu siswa lain untuk menjadi sukses (Gokhale, 1995). Kesuksesan dalam praktek-praktek pembelajaran memiliki sifat-sifat yang didukung oleh partisipasi siswa aktif, praktikum, perbedaan-perbedaan individu, konteks-konteks yang realistik dan interaksi sosial.

Pembelajaran kolaboratif dapat menyediakan peluang untuk menuju pada kesuksesan praktek-praktek pembelajaran. Pembelajaran kolaboratif menambah momentum pendidikan formal dan informal dari dua kekuatan yang bertemu, yaitu: (1) realisasi praktek, bahwa hidup di luar kelas memerlukan aktivitas


(20)

4

kolaboratif dalam kehidupan di dunia nyata; (2) menumbuhkan kesadaran berinteraksi sosial dalam upaya mewujudkan pembelajaran yang bermakna

Proses pembelajaran yang bermakna seharusnya banyak melibatkan peran aktif siswa. Dalam hal ini pembelajaran perlu menekankan pada dialog sehingga siswa dituntut berpendapat dan menyampaikan komentar-komentar terhadap berbagai materi pelajaran dan informasi yang ada (Sidi, 2001:28). Budaya mengajar secara profesional pada saat proses pembelajaran sekarang ini harus berpusat pada siswa (student centered), dimana guru lebih berperan sebagai pendamping dan fasilitator. Namun pada kenyataannya, proses pembelajaran yang ada selama ini dilakukan guru adalah pembelajaran Direct Instruction yang merupakan proses pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) dimana siswa hanya duduk diam dan mendengarkan materi dari guru. Pembelajaran yang seperti ini akan mengakibatkan perkembangan sikap ilmiah dan keterampilan berpikir kritis siswa kurang optimal karena siswa lebih banyak mengedepankan aspek ingatan saja.

Mata pelajaran fisika adalah merupakan ilmu yang bersifat empiris, artinya setiap hal yang dipelajari dalam fisika didasarkan pada hasil pengamatan terhadap gejala-gejala alam. Jadi fisika tidak hanya berisi rumus yang perlu dihafal, tetapi perlu adanya konsep yang harus ditanamkan ke siswa melalui keterlibatannya pada proses pembelajaran di kelas. (Sears dan Zemansky, 1993:1)

Umumnya mata pelajaran fisika dirasakan sulit oleh peserta didik, karena sebagian besar peserta didik belum mampu menghubungkan antara materi yang dipelajari dengan pengetahuan yang digunakan. Selain itu, penggunaan sistem


(21)

5

pembelajaran yang tradisional yaitu peserta didik hanya diberi pengetahuan secara lisan (ceramah) sehingga peserta didik menerima pengetahuan secara abstrak (hanya membayangkan) tanpa mengalami sendiri. Pembelajaran fisika yang hanya menghafal persamaan saja tanpa memperhatikan konsepnya juga menyebabkan permasalahan kesulitan dalam pembelajaran. Alur proses pembelajaran ini mirip dengan Tipe Amerika Serikat (Sato Masaaki, 2011). Dari penghafalan persamaan, siswa belum dapat memahami arti fisis dari persamaan tersebut dengan benar sehingga pembelajaran yang bermakna belum mampu diperoleh. Untuk itu perlu dirancang pengemasan pendidikan yang sejalan dengan hakekat belajar dan mengajar yakni bagaimana siswa belajar, bagaimana guru mengajar, bagaimana pesan pembelajaran di dalam bahan ajar itu, bukan semata-mata pada hasil belajar. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SMP Swasta Primbana yang dilaksanakan pada tanggal 28 November 2014 dengan salah satu Guru bidang studi Fisika menyatakan dalam proses pembelajaran cenderung menggunakan model Direct Instruction sehingga siswa cenderung hanya mengerjakan soal-soal dan menghafal rumus, minimnya media pembelajaran yang digunakan sehingga siswa tidak termotivasi dalam belajar fisika, dan berdasarkan pengamatan bahwa secara umum jarang menggunakan laboratorium dalam proses belajar fisika sebab alat dan bahan eksperimen tidak lengkap. Pembelajaran yang seperti ini akan mengakibatkan perkembangan sikap ilmiah kurang optimal dan hal ini bisa terlihat dari hasil belajar fisika siswa yang masih rendah. Sebagai contoh tercermin dari rata-rata nilai ujian sumatif mata pelajaran fisika kelas VIII SMP Swasta Primbana Medan, seperti terlihat pada tabel 1.1.


(22)

6

Tabel 1.1. Data Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Fisika Semester Genap Kelas VIII Tahun Pembelajaran 2012/2013

Tahun Pelajaran Nilai Rata-rata KKM

2011/2012 64,24 70

2012/2013 63,56 70

2013/2014 63,70 70

Sumber: Dokumen salah satu Guru Fisika SMP

Hal senada juga terlihat pada observasi awal kepada salah satu kelas VIII di SMP Swasta Primbana Medan pada tanggal 24 November 2014 dengan jumlah siswa 32 orang, dimana saya mengajar di salah satu kelas VIII dengan menggunakan model Direct Instruction. Saya melihat siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran, tidak antusias dalam membaca dan mempelajari bahan ajar yang disediakan, malu bertanya tentang materi yang tidak dimengerti serta tidak berani mengemukakan pendapat. Selain itu rasa tanggung jawab, rasa peduli, toleransi, rasa ingin tahu, dan kerja sama dalam diri siswa juga masih rendah. Hal ini terlihat ketika siswa saya minta mengerjakan tugas dengan cara berdiskusi hanya beberapa orang saja yang terlibat dalam diskusi sementara siswa yang lain bercerita dengan temannya.

Rendahnya sikap ilmiah siswa dan pemecahan masalah terhadap pembelajaran fisika dikarenakan proses pembelajaran selama ini yang diterapkan masih dominan menggunakan metode ceramah yang divariasi dengan diskusi, guru kurang membimbing siswa agar mampu merumuskan dan mendiskusikan suatu pernyataan yang mampu mendorong munculnya rasa keingintahuan siswa serta guru juga cenderung tidak memberikan respon positif terhadap pernyataan yang telah dirumuskan siswa, sehingga timbul rasa tidak percaya diri dalam diri siswa.


(23)

7

Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif siswa adalah guru. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Slameto (2003) yaitu, guru memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas siswa dalam belajar siswa dan guru harus benar-benar memperhatikan, memikirkan dan sekaligus merencanakan proses belajar mengajar yang menarik bagi siswa agar siswa berminat dan semangat belajar serta mau terlibat dalam proses belajar mengajar. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, maka diperlukan berbagai terobosan baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran, dan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan agar siswa tertarik dan tertantang untuk belajar. Menyikapi masalah di atas, perlu adanya upaya yang dilakukan oleh guru agar menggunakan strategi belajar mengajar yang menarik dengan tujuan membuat siswa lebih tertarik pada pelajaran fisika. Salah satu model pembelajaran yang terkait dengan hal tersebut adalah model Problem Based Learning.

Model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Selama siswa melakukan kegiatan memecahkan masalah, guru berperan sebagai fasilitator yang akan membantu siswa mendefenisikan apa yang mereka tahu dan apa yang siswa ketahui untuk memahami dan memecahkan masalah (Arends 2008).


(24)

8

Model Problem Based Learning ini menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Intinya, siswa dihadapkan pada situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat menantang siswa untuk dapat memecahkannya. Model problem based learning digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah termasuk bagaimana cara belajar (Wheeler, 2002).

Arends (2008) menuliskan langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam merancang program pembelajaran yang berorientasi pada Problem Based Learning sehingga proses pembelajaran benar-benar berpusat pada siswa adalah : 1) Fokuskan permasalahan sekitar pembelajaran konsep-konsep sains yang esensial dan strategis serta gunakan permasalahan dan konsep tersebut untuk membantu siswa dalam melakukan investigasi substansi isi. 2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi gagasan melalui eksperimen atau studi lapangan sehingga siswa menggali data-data yang diperlukan untuk memecahkan permasalahannya. 3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengelola data yang mereka miliki sebagai proses latihan metakognisi. 4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan solusi-solusi yang mereka kemukakan. Dengan tindakan yang diinvestigasi seperti diatas, siswa mampu mengkonstruksi pengetahuannya secara aktif sehingga pemahaman dan hasil belajarnya meningkat.

Telah dilakukan beberapa penelitian di kalangan para para pendidik tentang model Problem Based Learning. Hasil penelitian U.Setyorini (2011),


(25)

9

L.A.Kharida (2009), Kd.Urip Astika (2013), Mustaji (2009), keempatnya menyatakan bahwa terdapat peningkatan sikap ilmiah, aktivitas dan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam hal prestasi setelah diimplikasikan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis Kolaboratif.

Melalui model ini diharapkan peserta didik dapat membangun pemahamannya sendiri tentang realita alam dan ilmu pengetahuan dengan cara merekonstruksi sendiri makna melalui pemahaman relevan pribadinya. Para peserta didik difasilitasi untuk menerapkan their existing knowledge melalui Problem Solving, pengambilan keputusan, dan mendesain penemuan. Para siswa dituntut untuk berpikir kritis dan bertindak kreatif. Mereka dilibatkan dalam melakukan eksplorasi situasi baru dalam mempertimbangkan dan merespon permasalahannya secara realistis.

Berdasarkan pokok-pokok pikiran diatas, penulis tertarik untuk

mengajukan sebuah penelitian yang berjudul “Efek Model Problem Based

Learning Berbasis Kolaboratif dan Sikap Ilmiah Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi masalah untuk dikaji dan diteliti dalam pembelajaran fisika sebagai berikut:


(26)

10

2. Kurangnya kerja sama, tanggung jawab, disiplin dan rasa ingin tahu siswa dalam proses pembelajaran.

3. Proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru sehingga proses belajar mengajar kurang bermakna.

4. Sarana laboratorium yang kurang lengkap

5. Model Problem Based Learning yang belum diterapkan

6. Masih rendahnya kemampuan sikap ilmiah dan motivasi siswa dalam belajar fisika

1.3Batasan Masalah

Dari sekian banyaknya permasalahan yang teridentifikasi, peneliti membatasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Efek penggunaan model pembelajaran yang digunakan yaitu model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dan model pembelajaran Direct Instruction dalam proses pembelajaran fisika.

2. Penelitian ini dibatasi pada peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dan model pembelajaran Direct Instruction

3. Pengaruh sikap ilmiah terhadap hasil belajar

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:


(27)

11

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa menggunakan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dengan model pembelajaran Direct Instruction?

2. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa antara kelompok siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan kelompok siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah?

3. Apakah ada interaksi model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dan model pembelajaran Direct Instruction dengan sikap ilmiah dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa SMP?

1.5 Tujuan Penilitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa menggunakan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dengan model pembelajaran Direct Instruction.

2. Untuk menganalisis apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa antara kelompok siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan dan kelompok siswa yang memilliki sikap ilmiah rendah.

3. Untuk menganalisis apakah ada interaksi antara model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dan model pembelajaran Direct Instruction dengan sikap ilmiah dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa SMP.


(28)

12

1.6Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas dapat diperoleh manfaat penelitian sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat untuk :

a. Mengungkap secara jelas adanya pengaruh model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dan sikap ilmiah terhadap hasil belajar siswa.

b. Memberikan informasi secara tidak langsung kepada guru-guru SMP agar lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa.

c. Memberikan informasi secara tidak langsung kepada guru-guru di SMP Swasta Primbana, agar menggunakan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dan sikap ilmiah untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa SMP.

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam usaha penelitian lanjutan dengan melibatkan lebih lengkap komponen model-model pembelajaran yang lain untuk mengungkap dan membuktikan secara empirik model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dan sikap ilmiah masih lebih unggul jika dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain.

Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi para peneliti berikutnya yang melakukan penelitian yang sejenis.


(29)

13

1.7Definisi Operasional

Untuk memperjelas variabel-variabel, agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran terhadap rumusan masalah dalam penelitian ini, berikut diberikan definisi operasional:

1. Pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar sesuai dengan pertanyaan atau masalah tetapi berfokus pada keterkaitan disiplin ilmu yang disertai dengan penyelidikan/percobaan yang autentik dengan materi pembelajaran sehingga dapat menghasilkan produk/karya (Riess, 2000).

2. Model pembelajaran Direct Instruction adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan tujuan agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Penggunaan model ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta–fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Direct Instruction cenderung berpusat pada guru (Arends, 2008)

3. Sikap ilmiah adalah sebagai suatu pendirian (kecenderungan) terhadap suatu stimulus tertentu yang selalu berorientasi pada ilmu pengetahuan dan metode ilmiah (Sujanam, 2002). Sikap itu berkembang melalui dukungan serta dapat dilakukan dengan membentuk sikap ilmiah yang terdiri dari


(30)

14

aspek sikap ingin tahu, ingin mendapat sesuatu yang baru, sikap kerja sama, tidak putus asa, tidak berprasangka, jujur, bertanggung jawab, berpikir bebas dan kedisiplinan diri.

4. Hasil belajar adalah penguasaan produk fisika yang mengacu pada perubahan kemampuan bidang kognitif yang mencakup dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif) dan dimensi proses kognitif (mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta) yang dicapai siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran fisika yang ditempuh selama kurun waktu tertentu berdasarkan tujuan pembelajaran yang ditetapkan (Anderson dan Krathwohl, 2010 : 86).

5. Pembelajaran kolaboratif adalah suatu situasi dimana dua orang atau lebih yang belajar atau mencoba sesuatu secara bersama-sama. Pembelajaran berlangsung tanpa pemantauan dari guru, tetapi harus mencapai objektif yang diperlukan dan jika terdapat sebarang permasalahan dalam pembelajaran, pelajar perlu menyelesaikannya secara bersama-sama. (Dillenbourg, 1999).


(31)

123

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Direct Instruction (DI) dimana rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (PBL berbasis kolaboratif) sebesar 81,44 sedangkan pada kelas kontrol (DI) sebesar 73,16). Hasil belajar ini dikategorikan baik dan mengalami peningkatan sebesar 9,13.

2. Hasil belajar siswa dengan tingkat sikap ilmiah tinggi lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa dengan sikap ilmiah rendah dimana rata-rata hasil belajar siswa pada tingkat sikap ilmiah tinggi sebesar 80,82 sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada tingkat sikap ilmiah rendah sebesar 73,30.

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan sikap ilmiah dalam mempengaruhi hasil belajar Fisika. Interaksinya adalah model Problem Based Learning berbasis kolaboratif lebih optimal hasil belajarnya jika diterapkan untuk kelompok siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi.


(32)

124

5.2Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti memiliki beberapa saran untuk pembaca maupun peneliti selanjutnya:

1) Pelaksanaan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif memerlukan waktu yang cukup lama, khususnya pada saat siswa memecahkan masalah sehingga alokasi waktu harus lebih diperhatikan. 2) Dalam pelaksanaan model problem based learning berbasis kolaboratif,

masalah yang diberikan hendaknya lebih kontekstual dan sesuai dengan kemampuan siswa yang ada.

3) Materi yang disajikan hendaknya lebih banyak lagi variatif dalam praktikum dalam konteks pemecahan masalahnya, agar siswa lebih terangsang kemampuan pemecahan masalahnya dalam diskusi kelompok sehingga hasil belajar yang diharapkan lebih baik lagi.


(33)

125

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, L. 2011. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Pembelajaran Mahasiswa melalui Pembelajaran Kolaboratif dengan Pendekatan Pemecahan Masalah. Jurnal Unnes. Online Volume 2.

Amir. 2010. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta: Prenada Media Group.

Anderson, L.W, & Krawthwohl Dr. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.

Arends, R. 2008. Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta. Pustaka Belajar.

Arends., Kilcher. 2012. Teaching for Student Learning New York: McGraw Hill Companies.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Astika, U, Suma.K, Suastra,W. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Sikap Ilmiah dan Keterampilan Berpikir Kritis. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Online Volume 3.

Bell, Frederick H. 1981. Teaching and Learning Mathematics (In Secondary School). Iowa: Brown Company Publishers.

Bundu,P. 2006. Penilaian keterampilan proses dan sikap ilmiah dalam pembelajaran sains, Jakarta: Rineka Cipta

Bloom, B.S., 2009. Evaluation to Improve Learning, mc. Graw Hill Book Company: New York.

Brooks, J.G., Brooks, M.G. 1993. In Search of Understanding: The Case for Constructivist Classrooms, Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.

Carin, A.A & Sund, R.B. (1980). Teaching modern science. Ohio: A Bell & Howell Company

Chakravarthi, S., Judson, John., Vijayan, Priya. 2009. An Evaluative Study On Comparison Of Problem Based Learning And Lecture Based Pedagogy On Self Directed Learning In Undergraduate Medical


(34)

126

Education. Indian Journal of Science and Technology, Vol.2 No. 12 (http://dec09chakrav-28.pdf, diakses pada Februari 2013).

Dahar, R,W. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains SMA dan MA. Jakarta: Departemen Pendidikan &Kebudayaan.

Dillenbourg, P., 1999, “Collaborative Learning : Cognitive and Computational Approaches,’’ (Advances in Learning and Instruction Series), New York, NY : Elsevier Science

Dimyati., M. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rineka cipta. Djamarah., Z., 2006, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Duch, Groh, Allen. 2001. The Power Of Problem-Based Learning. Published in

2001 by Stylus Publishing, LLC 22883 Quicksilver Drive Sterling, Virginia. USA.

Fogarty, R. 1997. Problem Based Learning and Other Curicular Models for

Multiple Intellegences Classroom. New York: IRI/Skylight Training and

Publishing, Inc.

Fraenkel, W, Hyun. 2012. How to Desaign and Evaluate Research In Education. San Fransisco State University. USA

Gokhale. A., Brauchle, P., and Machina, K. 2009. Development and validation of a scale to measure attitudes toward science and technology. Journal of College Science Teaching

Gokhale, A. 1995. Collaborative learning enchances critical thinking. Journal of Technology Education, (7) 1. [online]. Tersedia: http://scolar.lib.vt.edu/ejournals/JTE/jte-v7nl/gokhale,jt-v7nl.html [6 Mei 2008].

Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Harlen, W. 2009. The teaching of Science. Great Britain: BPCC Wheaton Ltd. Exeter.dv.

Howard, S.A. 1997. Guiding Collaborative Teamwork In The Classroom Effective Teaching.3, (1), 1-18.


(35)

127

Joyce, B., & Weil, M. 1980. Model of teaching. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Kanginan, M. 2006. IPA Fisika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: PT Gelora Aksara. Kanginan, M. 2008. Mandiri Fisika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga. Kharida, L.A, Rusilawati. A, Pratiknyo.K. Penerapan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Elastisitas Bahan. e-Journal MIPA UNS. Online Volume 3 Masaaki, S. 2011. Dialog dan Kolaborasi di Sekolah Menengah Pertama. Jepang Meltzer, David E. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation

And Conceptual Learning Gains In Physics: A Possible Ìhidden Variableî In Diagnostic Pretest Scores. Ames: Department of Physics and Astronomy, Iowa State University.

Mustaji, 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pola Kolaborasi dalam Mata Kuliah Masalah Sosial. Disertasi. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang

Parawansa, P. 2001. Reorientasi terhadap Strategi Pendidikan Nasional. Makalah. Disajikan dalam Simposium Pendidikan Nasional dan Munas I alumni PPs. UM. Di Malang, 13 Oktober 2001.

Podhorsky, C. & Moore, V. 2006. Issues in Curriculum: Improving instructional practice through lesson study.

Richards, D., Cameron, L. 2005. Applying Learning Design Concepts To Problem- Based Learning, (Online), (http://lams2008sydney.lamsfoun dation.org/pdfs/04g.pdf, diakses 5 Februari 2013).

Riess, F. 2000. History of Physics in Science Teacher Training in Oldenburg. Science and Education 9, 399-402

Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Sadia, I W. 2008. Model Pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan

keterampilan berpikir kritis. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. (2), 219-237.

Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran. Jakarta. Prenada Media Group.


(36)

128

Santoso, S . 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kolaboratif dan Motivasi Belajar Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa kelas X SMA N 1 Purwantoro Wonogiri, Jawa Tengah. Jurnal Volume 5 Nomor 1 Slameto, 2003. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta. Suyanti. D. R. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta. Graha Ilmu. Sears & Zemansky. 1993. Fisika Universitas Jilid I. Jakarta :Erlangga.

Sidi, I.D., 2001, “Menuju Masyarakat Belajar, Menggagas Paradigma Baru

Pendidikan, “ Jakarta: Paramadina

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Pendidikan. Bandung:CV Alfabeta.

Sujanam, R. 2002. Optimalisasi Pendekatan STM dengan Strategi Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Listrik Statis. Singaraja: Penelitian IKIP. Tan, S, O., 2000. Problem Based Learning and Creativity. Stanford of University.

USA

Tim Penulis Pakar UN SMP/MTs. 2013. Pakar UN SMP/MTs. 2013. Jakarta : Tim Jalur Mas Media.

Trianto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media Group.

Unesco. 2012. Kualitas Pendidikan. Online: http://Kampus.Okezone.com/read/2013/06/01/371/816065. Peringkat ke-64-untuk-pendidikan

Uno, B. 2006. Teori dan Hasil Belajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Wheeler, S. 2002. Dual Mode Delivery of Problem-Based Learning: A Constructivist Perspektif. (Online). http://searchyahoo.com/search?p=pro blem+based+learning. Diakses 9 Maret 2014

Widjianti, B. D. 2010. Analisis Implementasi Strategi Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah dalam Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematis, Kemampuan Komunikasi Matematis, dan Keyakinan terhadap Pembelajaran Matematika. Disertasi, UPI Bandung.

Zubaidah, S., Mahanal, S, dan Yulianti. 2013b. Ragam Model Pembelajaran IPA SMP. Malang: Universitas Negeri Malang.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif lebih baik dibandingkan dengan siswa

yang diajarkan dengan menggunakan model Direct Instruction (DI) dimana rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (PBL berbasis kolaboratif) sebesar 81,44 sedangkan pada kelas kontrol (DI) sebesar 73,16). Hasil belajar ini dikategorikan baik dan mengalami peningkatan sebesar 9,13.

2. Hasil belajar siswa dengan tingkat sikap ilmiah tinggi lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa dengan sikap ilmiah rendah dimana rata-rata hasil belajar siswa pada tingkat sikap ilmiah tinggi sebesar 80,82 sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada tingkat sikap ilmiah rendah sebesar 73,30.

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan sikap ilmiah dalam mempengaruhi hasil belajar Fisika. Interaksinya adalah model Problem Based Learning berbasis kolaboratif lebih optimal hasil belajarnya jika

diterapkan untuk kelompok siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi.


(2)

5.2Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti memiliki beberapa saran untuk pembaca maupun peneliti selanjutnya:

1) Pelaksanaan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif memerlukan waktu yang cukup lama, khususnya pada saat siswa memecahkan masalah sehingga alokasi waktu harus lebih diperhatikan. 2) Dalam pelaksanaan model problem based learning berbasis kolaboratif,

masalah yang diberikan hendaknya lebih kontekstual dan sesuai dengan kemampuan siswa yang ada.

3) Materi yang disajikan hendaknya lebih banyak lagi variatif dalam praktikum dalam konteks pemecahan masalahnya, agar siswa lebih terangsang kemampuan pemecahan masalahnya dalam diskusi kelompok sehingga hasil belajar yang diharapkan lebih baik lagi.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, L. 2011. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Pembelajaran Mahasiswa melalui Pembelajaran Kolaboratif dengan Pendekatan Pemecahan Masalah. Jurnal Unnes. Online Volume 2.

Amir. 2010. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta: Prenada Media Group.

Anderson, L.W, & Krawthwohl Dr. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.

Arends, R. 2008. Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta. Pustaka Belajar.

Arends., Kilcher. 2012. Teaching for Student Learning New York: McGraw Hill Companies.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Astika, U, Suma.K, Suastra,W. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Sikap Ilmiah dan Keterampilan Berpikir Kritis. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Online Volume 3.

Bell, Frederick H. 1981. Teaching and Learning Mathematics (In Secondary School). Iowa: Brown Company Publishers.

Bundu,P. 2006. Penilaian keterampilan proses dan sikap ilmiah dalam pembelajaran sains, Jakarta: Rineka Cipta

Bloom, B.S., 2009. Evaluation to Improve Learning, mc. Graw Hill Book Company: New York.

Brooks, J.G., Brooks, M.G. 1993. In Search of Understanding: The Case for Constructivist Classrooms, Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.

Carin, A.A & Sund, R.B. (1980). Teaching modern science. Ohio: A Bell & Howell Company

Chakravarthi, S., Judson, John., Vijayan, Priya. 2009. An Evaluative Study On Comparison Of Problem Based Learning And Lecture Based Pedagogy On Self Directed Learning In Undergraduate Medical


(4)

Education. Indian Journal of Science and Technology, Vol.2 No. 12 (http://dec09chakrav-28.pdf, diakses pada Februari 2013).

Dahar, R,W. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains SMA dan MA. Jakarta: Departemen Pendidikan &Kebudayaan.

Dillenbourg, P., 1999, “Collaborative Learning : Cognitive and Computational Approaches,’’ (Advances in Learning and Instruction Series), New York, NY : Elsevier Science

Dimyati., M. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rineka cipta. Djamarah., Z., 2006, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Duch, Groh, Allen. 2001. The Power Of Problem-Based Learning. Published in 2001 by Stylus Publishing, LLC 22883 Quicksilver Drive Sterling, Virginia. USA.

Fogarty, R. 1997. Problem Based Learning and Other Curicular Models for Multiple Intellegences Classroom. New York: IRI/Skylight Training and Publishing, Inc.

Fraenkel, W, Hyun. 2012. How to Desaign and Evaluate Research In Education. San Fransisco State University. USA

Gokhale. A., Brauchle, P., and Machina, K. 2009. Development and validation of a scale to measure attitudes toward science and technology. Journal of College Science Teaching

Gokhale, A. 1995. Collaborative learning enchances critical thinking. Journal of Technology Education, (7) 1. [online]. Tersedia: http://scolar.lib.vt.edu/ejournals/JTE/jte-v7nl/gokhale,jt-v7nl.html [6 Mei 2008].

Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Harlen, W. 2009. The teaching of Science. Great Britain: BPCC Wheaton Ltd. Exeter.dv.

Howard, S.A. 1997. Guiding Collaborative Teamwork In The Classroom Effective Teaching.3, (1), 1-18.


(5)

Joyce, B., & Weil, M. 1980. Model of teaching. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Kanginan, M. 2006. IPA Fisika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: PT Gelora Aksara. Kanginan, M. 2008. Mandiri Fisika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga. Kharida, L.A, Rusilawati. A, Pratiknyo.K. Penerapan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Elastisitas Bahan. e-Journal MIPA UNS. Online Volume 3

Masaaki, S. 2011. Dialog dan Kolaborasi di Sekolah Menengah Pertama. Jepang Meltzer, David E. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation

And Conceptual Learning Gains In Physics: A Possible Ìhidden Variableî In Diagnostic Pretest Scores. Ames: Department of Physics and Astronomy, Iowa State University.

Mustaji, 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pola Kolaborasi dalam Mata Kuliah Masalah Sosial. Disertasi. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang

Parawansa, P. 2001. Reorientasi terhadap Strategi Pendidikan Nasional. Makalah. Disajikan dalam Simposium Pendidikan Nasional dan Munas I alumni PPs. UM. Di Malang, 13 Oktober 2001.

Podhorsky, C. & Moore, V. 2006. Issues in Curriculum: Improving instructional practice through lesson study.

Richards, D., Cameron, L. 2005. Applying Learning Design Concepts To Problem- Based Learning, (Online), (http://lams2008sydney.lamsfoun dation.org/pdfs/04g.pdf, diakses 5 Februari 2013).

Riess, F. 2000. History of Physics in Science Teacher Training in Oldenburg. Science and Education 9, 399-402

Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Sadia, I W. 2008. Model Pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan

keterampilan berpikir kritis. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. (2), 219-237.

Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran. Jakarta. Prenada Media Group.


(6)

Santoso, S . 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kolaboratif dan Motivasi Belajar Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa kelas X SMA N 1 Purwantoro Wonogiri, Jawa Tengah. Jurnal Volume 5 Nomor 1

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta. Suyanti. D. R. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta. Graha Ilmu. Sears & Zemansky. 1993. Fisika Universitas Jilid I. Jakarta :Erlangga.

Sidi, I.D., 2001, “Menuju Masyarakat Belajar, Menggagas Paradigma Baru

Pendidikan, “ Jakarta: Paramadina

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Pendidikan. Bandung:CV Alfabeta.

Sujanam, R. 2002. Optimalisasi Pendekatan STM dengan Strategi Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Listrik Statis. Singaraja: Penelitian IKIP.

Tan, S, O., 2000. Problem Based Learning and Creativity. Stanford of University. USA

Tim Penulis Pakar UN SMP/MTs. 2013. Pakar UN SMP/MTs. 2013. Jakarta : Tim Jalur Mas Media.

Trianto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media Group.

Unesco. 2012. Kualitas Pendidikan. Online:

http://Kampus.Okezone.com/read/2013/06/01/371/816065. Peringkat ke-64-untuk-pendidikan

Uno, B. 2006. Teori dan Hasil Belajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Wheeler, S. 2002. Dual Mode Delivery of Problem-Based Learning: A Constructivist Perspektif. (Online). http://searchyahoo.com/search?p=pro blem+based+learning. Diakses 9 Maret 2014

Widjianti, B. D. 2010. Analisis Implementasi Strategi Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah dalam Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematis, Kemampuan Komunikasi Matematis, dan Keyakinan terhadap Pembelajaran Matematika. Disertasi, UPI Bandung.

Zubaidah, S., Mahanal, S, dan Yulianti. 2013b. Ragam Model Pembelajaran IPA SMP. Malang: Universitas Negeri Malang.