PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA SUBTEMA PEMANFAATAN ENERGI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR.
Nomor Daftar : 080/S/PGSD/R/23/VI/2014
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA SUBTEMA PEMANFAATAN ENERGI
DI KELAS IV SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Siti Feti Fatimah
1004090
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA 2014
(2)
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA SUBTEMA PEMANFAATAN ENERGI
DI KELAS IV SEKOLAH DASAR
Oleh Siti Feti Fatimah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana PendidikanProgram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Siti Feti Fatimah
Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
SITI FETI FATIMAH
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA SUBTEMA PEMANFAATAN ENERGI
DI KELAS IV SEKOLAH DASAR disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I,
Dra. Yasbiati, M.Pd. NIP 19541101 1985 03 2 001
Pembimbing II,
Drs. H. R. Setiawan Leo, S.Pd., M. Pd. NIP 19560813 1988 11 1 001
Diketahui oleh: Ketua Program Studi PGSD
UPI Kampus Tasikmalaya,
Drs. Rustono W.S., M.Pd. NIP 19520628 198103 1 001
(4)
ii Abstrak
Rendahnya pemahaman siswa kelas IV di SDN Cibeureum 2 terhadap konsep cara perpindahan panas pada subtema Pemanfaatan Energi disebabkan oleh kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran yang menitikberatkan pada praktikum sehingga pemahaman siswa terhadap konsep tersebut cenderung verbalistis. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Pengembangan LKS ini menggunakan model pengembangan 4D yang dikemukakan oleh Thiagarajan. Model pengembangan 4D terdiri dari 4 tahap yaitu Define (Pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (Pengembangan) dan Dissemination (Penyebaran). Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS yang dirancang menurut penilaian validasi ahli termasuk pada kategori sangat baik dengan presentase keidealan sebesar 83,2%. Sedangkan berdasarkan hasil respons siswa baik pada uji coba terbatas maupun luas berada pada kategori baik atau positif. Adapun berdasarkan data hasil belajar siswa, LKS yang digunakan berpengaruh pada peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada uji coba terbatas sebesar 33% dan pada uji coba luas sebesar 29%. Selain itu, jika dibandingkan dengan skala penilaian normal gain, maka besaran keefektifan LKS baik pada uji coba terbatas maupun uji coba luas termasuk ke dalam kategori cukup efektif. Kata Kunci : Pengembangan, LKS, Subtema Pemanfaatan Energi
Abstract
Poor understanding of fourth grade students at SDN 2 Cibeureum the way the concept of heat transfer on the sub-theme of Energy Utilization caused by a lack of the ability of teachers to develop learning activities that focus on the lab so that students' understanding of these concepts tend verbalistis. Therefore, this study aims to develop a worksheet as a tool in the learning activities. Development of this worksheet using 4D model of development proposed by Thiagarajan. 4D development model consists of four stages: Define (definition), Design (Design), Develop (Development) and Dissemination (Deployment). The results showed that the worksheets are designed by expert validation assessment including the excellent category with a percentage of 83.2% ideals. While based on the responses of students either on a limited or extensive trials are in the category of good or positive. The student learning outcomes based on the data, which is used LKS affects the average increase student learning outcomes in a limited trial by 33% and the extensive testing by 29%. In addition, when compared with the normal grading scale gain, then the magnitude of the effectiveness of both the limited testing and extensive trials included in a category quite effective.
(5)
i
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul ”Pengembangan Lembar Kerja Siswa pada Subtema Pemanfaatan Energi Di Kelas IV Sekolah Dasar” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Tasikmalaya, 3 Juni 2014 Yang membuat pernyataan,
Siti Feti Fatimah NIM 1004090
(6)
ii Abstrak
Rendahnya pemahaman siswa kelas IV di SDN Cibeureum 2 terhadap konsep cara perpindahan panas pada subtema Pemanfaatan Energi disebabkan oleh kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran yang menitikberatkan pada praktikum sehingga pemahaman siswa terhadap konsep tersebut cenderung verbalistis. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Pengembangan LKS ini menggunakan model pengembangan 4D yang dikemukakan oleh Thiagarajan. Model pengembangan 4D terdiri dari 4 tahap yaitu Define (Pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (Pengembangan) dan Dissemination (Penyebaran). Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS yang dirancang menurut penilaian validasi ahli termasuk pada kategori sangat baik dengan presentase keidealan sebesar 83,2%. Sedangkan berdasarkan hasil respons siswa baik pada uji coba terbatas maupun luas berada pada kategori baik atau positif. Adapun berdasarkan data hasil belajar siswa, LKS yang digunakan berpengaruh pada peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada uji coba terbatas sebesar 33% dan pada uji coba luas sebesar 29%. Selain itu, jika dibandingkan dengan skala penilaian normal gain, maka besaran keefektifan LKS baik pada uji coba terbatas maupun uji coba luas termasuk ke dalam kategori cukup efektif. Kata Kunci : Pengembangan, LKS, Subtema Pemanfaatan Energi
Abstract
Poor understanding of fourth grade students at SDN 2 Cibeureum the way the concept of heat transfer on the sub-theme of Energy Utilization caused by a lack of the ability of teachers to develop learning activities that focus on the lab so that students' understanding of these concepts tend verbalistis. Therefore, this study aims to develop a worksheet as a tool in the learning activities. Development of this worksheet using 4D model of development proposed by Thiagarajan. 4D development model consists of four stages: Define (definition), Design (Design), Develop (Development) and Dissemination (Deployment). The results showed that the worksheets are designed by expert validation assessment including the excellent category with a percentage of 83.2% ideals. While based on the responses of students either on a limited or extensive trials are in the category of good or positive. The student learning outcomes based on the data, which is used LKS affects the average increase student learning outcomes in a limited trial by 33% and the extensive testing by 29%. In addition, when compared with the normal grading scale gain, then the magnitude of the effectiveness of both the limited testing and extensive trials included in a category quite effective.
(7)
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji, dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, kemurahan, dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa pada Subtema Pemanfaatan Energi di Kelas IV Sekolah Dasar”. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah curah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan shahabatnya juga semua ummat yang senantiasa mengikuti ajarannya. Aamiin.
Skripsi yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa pada Subtema Pemanfaatan Energi di Kelas IV Sekolah Dasar” ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan dalam program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis. Namun atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak ada hal yang dapat penulis berikan kecuali doa, semoga Allah SWT membalas semua amal dan kebaikan saudara sekalian.
Terakhir, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memotivasi, membantu,dan membimbing hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis berharap karya dapat menambah khasanah keilmuan bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan dasar.Amiin.
Tasikmalaya, Juni 2014
(8)
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulisan skripsi ini tak lepas dari dorongan dan dukungan beberapa pihak. Atas tersusunnya skripsi ini, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Allah SWT yang Maha Segalanya, dengan Rahman dan Rahiim-Nya telah memudahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. H. Cece Rakhmat, M.Pd, selaku Direktur Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.
3. Bapak Drs. Rustono WS., M. Pd selaku ketua prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya beserta seluruh staf dosen pengajar dan pegawai yang telah memberikan layanan dan bimbingan terbaik selama penulis menempuh pendidikan sarjana.
4. Ibu Dra. Yasbiati, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan berupa masukan-masukan yang sangat berarti mulai dari penyusunan proposal penelitian hingga selesainya skripsi ini.
5. Bapak Drs. H. R. Setiawan Leo, M.Pd (alm) selaku Pembimbing II yang telah bersedia untuk membimbing dan memberikan semangat serta ilmunya kepada penulis. Semoga menjadi amal baik dan pahala yang selalu mengalir untuk beliau berada di sisi-Nya. Amin.
6. Ibu Neni Yuliani, S.Pd selaku kepala SDN Cibeureum 2 dan bapak Agus Salim selaku wali kelas IV SDN Cibeureum 2 dan staf guru SDN Cibeureum 2 lainnya beserta siswa kelas IV tahun ajaran 2013/2014 yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.
7. Kedua orang tua tercinta yang telah membesarkan, mendidik, dan membimbing penulis serta selalu memberikan doa yang tulus, pengorbanan, dan motivasi baik secara moril maupun materil kepada penulis selama perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan kasih sayang-Nya pada kalian berdua, malaikat penjagaku. Amin
(9)
v
8. Kakak-kakakku tersayang dan keponakan-keponakan kecilku, sungguh karena tawa, tangis dan ocehan lucu kalian selalu bisa membuat penulis kembali tersenyum dan merasa bahagia selalu.
9. Adik cantikku Nur Puji Astuti, walaupun jauh di mata tetapi dekat di hati untuk selalu menemani dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
10. Rekan-rekan seperjuangan angkatan masuk 2010, keluarga I A dan II A, IPA Ceria, keluarga KKN kelompok 13, rekan-rekan PLP SDN Gunung Pereng 4, tim R&D dan kakak/adik seperjuangan di organisasi KOPMA UPI Kampus Tasikmalaya. Kenangan bersama kan tersimpan indah dalam ingatan.
11. Sahabat-sahabat terbaik di masa kuliah dan selamanya, Yeyes, Ani, Erika, Wida, Teh Ami, Teh Azizah, Teh Euis, Teh Chita, Resti. Kalian telah memberikan warna dalam perjalanan selama 4 tahun di kampus tercinta ini. Tertawa dan bahkan menangis bersama akan menjadi suatu coretan manis dalam kisah hidup penulis. Semoga Allah senantiasa menjaga tali persahabatan sekaligus persaudaraan ini sampai kapan pun. Amin
12. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan, yang secara langsung maupun tidak langsung telah berperan dalam terselesaikannya skripsi ini.
Semoga Alloh SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala amal baik yang telah diberikan. Amiin.
Tasikmalaya, Juni 2014
(10)
vi DAFTAR ISI
Hal
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
A. Kajian Teori... 11
1. Lembar Kerja Siswa ... 11
2. Pembelajaran Tematik.. ... 20
3. Subtema Pemanfaatan Energi. ... 24
B. Penelitian yang Relevan ... 27
C. Kerangka Berpikir ... 29
D. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan... 30
E. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 34
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... . 34
B. Metode Penelitian ... . 34
C. Model Pengembangan ... . 35
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... . 36
E. Instrumen Penelitian ... . 38
F. Prosedur Penelitian ... . 45
G. Pengumpulan Data ... . 51
H. Uji Coba Produk ... . 53
(11)
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58
A. Hasil Penelitian ... 58
1. Deskripsi Hasil Tahap Pendefinisian (Define) ... 58
2. Deskripsi Hasil Tahap Perancangan (Design) ... 70
3. Deskripsi Hasil Tahap Pengembangan (Develop) ... 79
4. Deskripsi Hasil Tahap Penyebaran (Disseminate) ... 108
B. Pembahasan ... 108
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 111
A. Simpulan ... 111
B. Saran ... 113
DAFTAR PUSTAKA ... 114 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(12)
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
3.1 Jaringan Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator
Pembelajaran Ke Enam Subtema Pemanfaatan Energi... 37
3.2 Jenis Data, Teknik Pengumpulan data dan Instrumen yang Digunakan... 39
3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa Subtema Pemanfaatan Energi Kelas IV Sekolah Dasar... 40
3.4 Hasil Uji Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar... 42
3.5 Revisi Soal Hasil Validasi Instrumen... 43
3.6 Hasil Reliabilitas Tes Hasil Belajar... 44
3.7 Reliabilitas Butir Soal Tes Hasil Belajar... 44
3.8 Jumlah Subjek Uji Coba Kelas IV SDN Cibeureum 2... 55
3.9 Jenis Data... 55
3.10 Teknik Analisis Data... 56
4.1 Jaringan Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pembelajaran Ke Enam Subtema Pemanfaatan Energi... 65
4.2 Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran... 68
4.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar... 73
4.4 Daftar Nama Validator... 80
4.5 Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS)... 81
4.6 Kategori Penilaian Validasi Ahli... 84
4.7 Hasil dan Analisis Data Validasi LKS... 85
4.8 Hasil Analisis Respons Siswa Pada Uji Coba Terbatas... 89
4.9 Kategori Penilaian Respons Siswa Uji Coba Terbatas... 91
4.10 Peningkatan Hasil Belajar Pada Uji Coba Terbatas... 92
4.11 Kategori Interpretasi Normal Gain... 93 4.12 Rekapitulasi Penghitungan Normal Gain Uji Coba Terbatas 93
(13)
ix
4.13 Indeks Nilai Kuantitatif dengan Skala 1-4 dan 0-100... 95
4.14 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Uji Coba Terbatas... 95
4.15 Hasil Revisi LKS (Draft 2)... 96
4.16 Hasil Analisis Respons Siswa Pada Uji Coba Luas... 98
4.17 Kategori Penilaian Respons Siswa Uji Coba Luas... 100
4.18 Peningkatan Hasil Belajar Pada Uji Coba Luas... 101
4.19 Rekapitulasi Penghitungan Normal Gain Uji Coba Luas... 103
4.20 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Uji Coba Luas... 106
(14)
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
1.1 Contoh Lembar Kerja Siswa Pada SubtemaPemanfaatan Energi Kegiatan Pembelajaran Ke Enam... 6 2.1 Diagram Alir Langkah-Langkah Penyusunan LKS... 20 2.2 Jaringan Kompetensi Dasar (KD) Pembelajaran Ke Enam
Subtema Pemanfaatan Energi Kegiatan Pembelajaran Ke Enam... 25 2.3 Cara Perpindahan Panas... 26 3.1 Alur Penelitian dan Pengembangan Menurut Model 4-D... 50 4.1 Materi Pada Subtema Pemanfaatan Energi Kegiatan
(15)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
A Instrumen Penelitian……… 118
B Hasil Uji Instrumen……….. 135
C Lembar Kerja Siswa Hasil Pengembangan (Produk).. 141
D Hasil Penelitian………. 164
E Dokumentasi………. 191
(16)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
“Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman (belajar) di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan individu” (Syaripudin, 2007, hlm.21). Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting umumnya bagi pembentukan jati diri bangsa dan khususnya bagi kehidupan individu itu sendiri. Dengan adanya pendidikan, kualitas seorang individu akan terus berkembang baik dalam aspek pengetahuan, keahlian maupun nilai-nilai moral yang dimiliknya. Hal ini juga tergambar dalam fungsi pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa :
Fungsi pendidikan nasional adalah untuk membangun kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berawal dari hubungan antara fungsi pendidikan tersebut dengan tantangan-tantangan pendidikan yang dirasakan sesuai perkembangan arus globalisasi saat ini, maka salah satu solusi dari pemerintah yaitu senantiasa mengembangkan dan menyempurnakan kurikulum yang sudah ada dengan kurikulum yang baru, seperti kurikulum 2013 yang mulai diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 ini merupakan hasil penyempurnaan dari kurikulum yang sebelumnya yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pengertian kurikulum sendiri sebagaimana yang tertulis pada UU No 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
(17)
2
Pada pelaksanaannya terdapat 5 esensi yang terkandung dalam kurikulum 2013, yaitu (1) pembelajaran kontekstual; (2) pendidikan karakter; (3) pendekatan Scientifiec; (4) pembelajaran tematik integratif dan (5) penilaian otentik. Berdasarkan hal tersebut, salah satu esensi dari kurikulum 2013 ialah dengan diterapkannya pembelajaran tematik integratif pada semua kelas dalam setiap jenjang pendidikan, termasuk pendidikan dasar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kemendikbud (2013, hlm.4) tentang Kompetensi Dasar SD/MI Kurikulum 2013 bahwa “...proses pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi dalam berbagai tema”. Pembelajaran yang berbasis pendekatan tematik sendiri yaitu “pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan (mengintegrasikan dan memadukan) beberapa mata pelajaran sehingga melahirkan pengalaman yang sangat berharga/bermakna bagi siswa” (Hajar, 2013). Di kelas IV sekolah dasar terdapat beberapa tema pokok yang memayungi beberapa subtema. Subtema tersebut masing-masing terdiri dari enam kegiatan pembelajaran yang memadukan materi mata pelajaran satu dengan mata pelajaran lainnya.
Salah satu subtema yang terdapat di kelas IV yakni subtema pemanfaatan energi. Subtema ini adalah bagian dari tema selalu berhemat energi yang merupakan tema ke dua untuk kelas IV sendiri. Subtema pemanfaatan energi meliputi perpaduan Kompetensi Dasar dari beberapa mata pelajaran dan terdiri dari enam kegiatan pembelajaran. Salah satunya yaitu dalam kegiatan pembelajaran ke enam terdapat perpaduan Kompetensi Dasar IPA dan Kompetensi Dasar IPS. Materi pokok yang terkandung dalam kegiatan pembelajaran ke enam ini yaitu mengenai konsep sifat perpindahan panas atau kalor. Konsep ini di sekolah dasar pada umumnya hanya berupa teori-teori tanpa diikuti dengan aplikasinya dalam kehidupan nyata. Akibatnya siswa hanya memahami konsep ini secara verbalistis dan cenderung mudah terlupakan dalam ingatan mereka. Oleh karena itu dalam penyampaiannya guru perlu menyertakan contoh-contoh real yang dapat dituangkan dalam kegiatan percobaan yang akan dilakukan oleh siswa.
(18)
3
Pembelajaran tematik dikatakan bermakna bagi siswa karena dalam pelaksanaannya, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah mereka pahami sebelumnya. Terkait dengan hal tersebut, proses pembelajaran akan lebih dipahami siswa secara mendalam jika mereka sendiri yang terlibat aktif dalam pembelajaran tersebut. Seperti hakikat pembelajaran yang sebenarnya yakni “Pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam mencapai tujuan pembelajaran” (Hamalik, 2001). Hal ini sejalan dengan tujuan dari kurikulum 2013 menurutPermendikbud Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yaitu “...untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia”.
Di samping hal itu, Muslich (Mu’ammaroh, 2013) menyatakan bahwa ‘Belajar dengan menggunakan banyak indera akan lebih tahan lama dalam ingatan siswa dari pada hanya mendengarkan orang lain atau mendengar penjelasan guru’. Pemahaman yang diperoleh siswa hanya dari penjelasan lisan guru jauh lebih mudah terlupakan dari pada pemahaman yang mereka bangun sendiri dari pengalaman atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru seharusnya menciptakan suasana pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk mengeksplorasi dan membangun pemahamannya sendiri yaitu siswa belajar dengan melakukan kegiatan-kegiatan, bukan dengan terus “disuapi” yakni hanya duduk mendengarkan penjelasan dari guru. Upaya guru untuk menciptakan suasana pembelajaran tersebut, tentunya harus didukung dengan perangkat-perangkat pembelajaran yang disusun oleh guru itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diadakannya pengembangan perangkat pembelajaran yang dirancang untuk lebih mengaktifkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Maka dari itu, peneliti bersama dua rekan lainnya bermaksud untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
(19)
4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan media pembelajaran untuk kelas IV sekolah dasar pada pembelajaran tematik subtema pemanfaatan energi. Peneliti sendiri berfokus pada pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Student Work Sheet atau LKS merupakan lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang terprogram dalam proses pembelajaran. Ratna Wilis Dahar (Suyanto, 2011) menyatakan bahwa ‘LKS adalah lembar kerja yang berisikan informasi dan interaksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu aktifitas belajar, melalui praktek atau penerapan hasil-hasil belajar untuk mencapai tujuan intruksional’. Dengan demikian, LKS memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran terutama dalam pembelajaran student centered karena dengan digunakannya LKS dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar dan membantu guru dalam mengarahkan siswa menemukan konsep melalui aktivitas secara mandiri. Selain itu, menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1992, hlm.41) LKS yang berkualitas baik harus memenuhi syarat-syarat tertentu, yakni : (a) syarat didaktik; (b) syarat konstruksi dan (c) syarat teknis.
Fakta yang terjadi di lapangan seperti yang diungkapkan oleh Hidayati (2013, hlm.4) dalam penelitiannya bahwa “Bentuk LKS pada umumnya hanya berupa rangkuman materi dan kumpulan-kumpulan soal yang kemudian dijadikan guru sebagai tugas atau pekerjaan rumah bagi siswa”. LKS seperti itu diidentikkan hanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang merupakan latihan soal atau review dari bahan ajar setiap topik saja. Hal tersebut bertolak belakang dengan hakikat LKS sesungguhnya yakni yang berisi panduan kegiatan-kegiatan siswa untuk bereksplorasi dan menemukan konsep mereka sendiri. Bentuk pertanyaan-pertanyaan seperti itu merupakan evaluation sheet atau lembar penilaian dan tidak melatih siswa untuk melakukan proses penyelidikan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti di salah satu sekolah dasar yang sudah mulai menerapkan kurikulum 2013 yaitu SD Negeri Cibeureum 2 yang berada di Gugus Cibeureum Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, LKS yang dibuat oleh guru masih dalam bentuk per mata pelajaran. Hal ini tidak
(20)
5
relevan dengan pembelajaran tematik integratif yang digunakan dalam kurikulum 2013, sehingga terdapat kesenjangan atau ketidaksesuaian antara pembelajaran yang dilakukan dengan bahan ajar yang digunakan yakni terutama LKS. LKS itu pun terlihat kurang menarik dan terkesan sangat monoton dikarenakan faktor keterbatasan guru dalam mengembangkan LKS.
Selain itu, kegiatan pembelajaran yang dilakukan di SD Negeri Cibeureum 2 pada subtema pemanfaatan energi, khususnya pada konsep materi sifat perpindahan panas masih bersifat verbalistis dan siswa tidak diarahkan untuk memahaminya secara konkret yaitu misalnya mengaitkan materi dengan fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari atau melakukan percobaan yang terkait dengan materi tersebut. Dengan demikian, guru pun tidak menyediakan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk memfasilitasi siswa dalam memahami konsep materi yang sedang dipelajari. Dampak dari beberapa masalah yang telah dipaparkan, selain kurangnya aktivitas yang dilakukan oleh siswa, berpengaruh pula terhadap tingkat pemahaman maupun motivasi mereka dalam pembelajaran.
Di samping hal tersebut, dalam buku ajar tematik berbasis kurikulum 2013 pegangan siswa kelas IV SD pada tema selalu berhemat energi, khusus pada subtema pemanfaatan energi pembelajaran ke enam terdapat contoh Lembar Kerja Siswa (LKS) terkait dengan konsep materi sifat perpindahan panas secara radiasi, konveksi dan konduksi yang dapat digunakan dapat oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu contoh dari LKS tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.
(21)
Jika dilihat da seperti yang dikemuka
... LKS memuat Dasar yang aka diperlukan untu kerja; (7) tugas Pada contoh LKS ter tidak menyertakan K mengenai materi dan oleh siswa.
Selain itu, s pembelajaran ke enam Dasar IPA dan IPS. D berkaitan dengan Ko panas secara radiasi, Contoh Lem
dari segi formatnya, terdapat unsur-unsur atau ukakan oleh Diknas (Prastowo, hlm. 208) bahw uat paling tidak delapan unsur yaitu (1) judul; (
kan dicapai; (3) waktu penyelesaian; (4) perala ntuk menyelesaikan tugas; (5) informasi singk as yang harus dilakukan dan (8) laporan yang ha tersebut terdapat beberapa unsur yang belum Kompetensi Dasar yang akan dicapai, inf an tugas atau laporan hasil percobaan yang h seperti yang telah dipaparkan sebelumny
am, Kompetensi Dasar yang diintegrasikan ya . Dari contoh LKS di atas, dapat dilihat bahw
ompetensi Dasar IPA yakni percobaan tenta i, sedangkan yang terkait dengan Kompetensi
Gambar 1.1
mbar Kerja Siswa Pada SubtemaPemanfaatan E Kegiatan Pembelajaran Ke Enam
6
au komponen LKS hwa,
l; (2) Kompetensi ralatan/bahan yang ngkat; (6) langkah harus dikerjakan. m terpenuhi yakni
informasi singkat harus dikerjakan nya bahwa pada yaitu Kompetensi hwa kegiatan yang ntang perpindahan si Dasar IPS pada n Energi
(22)
7
LKS hanya menugaskan siswa untuk menceritakan pengalaman mereka dalam bekerja sama saat melakukan percobaan. Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam LKS tersebut kurang terlihat dan terlalu sedikit jika dikatakan sebagai LKS tematik. Oleh karena itu, peneliti akan menambahkan satu Kompetensi Dasar dari mata pelajaran Bahasa Indonesia yakni mengenai teks laporan hasil pengamatan dengan memilih dan memilah kosa kata baku.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti bermaksud untuk menawarkan solusi dengan melakukan penelitian dan pengembangan mengenai Lembar Kerja Siswa pada Subtema Pemanfaatan Energi di Kelas IV Sekolah Dasar.
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi dan Analisis Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, masalah yang hendak dipecahkan dengan dilakukannya penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Konsep sifat perpindahan panas masih bersifat verbalistis.
b. Bentuk LKS yang umumnya masih berupa pertanyaan-pertanyaan atau latihan soal dan tidak menekankan pada proses, hanya mengacu pada hasil. c. Penyusunan dan penggunaan LKS pada pembelajaran tematik yang masih
berbentuk LKS per mata pelajaran.
d. Guru masih berkesulitan dalam mengembangkan LKS, sehingga LKS yang digunakan dalam proses pembelajaran umumnya terlihat kurang inovatif. e. Dalam penyusunan LKS, kurang diperhatikannya kelengkapan unsur atau
komponen-komponen yang harus dimiliki oleh suatu LKS. 2. Rumusan Masalah
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimanakah Lembar Kerja Siswa (LKS) pada pembelajaran tematik yang
digunakan saat ini di kelas IV SD Negeri Cibeureum 2?
b. Bagaimanakah rancangan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada pembelajaran tematik subtema pemanfaatan energi di kelas IV SD Negeri Cibeureum 2? c. Bagaimanakah implementasi rancangan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada
pembelajaran tematik subtema pemanfaatan energi di kelas IV SD Negeri Cibeureum 2?
(23)
8
d. Bagaimanakah Lembar Kerja Siswa (LKS) pada pembelajaran tematik subtema pemanfaatan energi yang dapat digunakan di kelas IV sekolah SD Negeri Cibeureum 2?
3. Batasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut :
a. LKS yang dikembangkan hanya untuk kelas IV sekolah dasar.
b. LKS pada pembelajaran tematik yang dikembangkan terbatas pada subtema pemanfaatan energi kegiatan pembelajaran ke enam.
c. LKS dikembangkan dalam lingkup kecil yaitu hanya di SD Negeri Cibeureum 2 Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada pembelajaran
tematik yang digunakan saat ini di kelas IV SD Negeri Cibeureum 2.
2. Untuk mengembangkan rancangan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada pembelajaran tematik subtema pemanfaatan energi di kelas IV SD Negeri Cibeureum 2.
3. Untuk mendeskripsikan implementasi rancangan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada pembelajaran tematik subtema pemanfaatan energi di kelas IV SD Negeri Cibeureum 2.
4. Untuk menghasilkan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada pembelajaran tematik subtema pemanfaatan energi yang dapat digunakan di kelas IV SD Negeri Cibeureum 2.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang peneliti harapkan dapat diperoleh setelah penelitian ini dilaksanakan antara lain :
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan gambaran secara nyata tentang pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dapat digunakan pada pembelajaran tematik khususnya untuk siswa kelas IV sekolah dasar.
(24)
9
a. Bagi siswa, dengan digunakannya Lembar Kerja Siswa (LKS) ini siswa dapat lebih termotivasi dan lebih berperan aktif dalam kegiatan proses pembelajaran, serta hasil belajar siswa lebih meningkat dari sebelumnya. b. Bagi guru, dengan penelitian ini dapat memacu terus motivasi kreativitas
guru dalam hal mengembangkan serta menciptakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang lebih baik dan inovatif sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.
c. Bagi sekolah, dengan penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dari peneliti dalam bentuk pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada pembelajaran tematik.
d. Bagi peneliti, dengan melaksanakan penelitian ini dapat dijadikan pengalaman langsung yang sangat berharga dalam mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada pembelajaran tematik.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi dibutuhkan sebagai pedoman penyusunan laporan penelitian dan pengembangan yang berisi tentang penjabaran inti atau garis besar dari setiap bab yang terdapat dalam skripsi untuk memudahkan pembaca dalam memahami alur berpikir peneliti.
Bab I berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta struktur organisasi skripsi. Latar belakang masalah penelitian memaparkan tentang kesenjangan atau ketidaksesuaian antara kondisi ideal teoritik dengan kondisi faktual yang terjadi di lapangan. Hal tersebut merupakan alasan yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian. Selain itu, latar belakang masalah pun mengungkapkan tentang urgensi masalah yang dikaji dalam penelitian ini. Perumusan masalah penelitian berkaitan dengan analisis masalah yang peneliti lakukan, terdiri dari identifikasi dan analisis masalah, rumusan masalah serta batasan masalah penelitian. Tujuan penelitian merupakan hasil yang hendak dicapai setelah penelitian dan pengembangan ini dilakukan dan untuk menjawab beberapa masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Manfaat penelitian
(25)
10
berkaitan dengan harapan peneliti terhadap kebermanfaatan hasil penelitian yang telah dilakukan baik manfaat secara teoritis maupun secara praktis.
Bab II berisi tentang kajian pustaka, kerangka berpikir, spesifikasi produk yang dihasilkan dan penelitian yang relevan. Kajian pustaka berkaitan dengan teori, konsep atau prinsip dari beberapa literatur yang menjadi landasan dalam upaya untuk memecahkan masalah penelitian yang dihadapi dan mengembangkan produk yang diharapkan. Kerangka berpikir merupakan dasar pemikiran yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah penelitian tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Spesifikasi produk memaparkan gambaran lengkap mengenai karakteristik produk yang diharapkan dari hasil penelitian dan pengembangan. Selanjutnya, penelitian yang relevan berisi gambaran tentang kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif sama.
Bab III yaitu tentang metode penelitian yang digunakan. Dalam bab ini terdiri dari desain dan metode penelitian, jenis dan pengembangan instrumen penelitian, prosedur penelitian serta uji coba produk yang berisi mengenai desain dan subjek uji coba, jenis data, teknik pengumpulan dan analisis data.
Bab IV berisi hasil penelitian. Peneliti memaparkan hasil penelitian yang didapatkan dari rangkaian tahap analisis data yang telah dilakukan. Pemaparan ini mengaitkan antara temuan di lapangan dengan landasan teoritis yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya.
Bab V yaitu berisi tentang kesimpulan dan saran. Dalam bab ini, kesimpulan dapat berupa butir-butir atau uraian padat yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Sedangkan saran atau rekomendasi yang ditulis setelah kesimpulan ditujukan untuk para praktisi pendidikan dan kepada pemecahan masalah di lapangan atau follow up dari hasil penelitian.
(26)
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Negeri Cibeureum 2 yang berada di Gugus Cibeureum Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.
2. Subjek Penelitian
Menurut Sugiyono (2009, hlm.117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas IV SD Negeri Cibeureum 2 yang berada pada Gugus Cibeureum Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya yang berjumlah 35 orang.
Dikarenakan penelitian hanya dilakukan pada satu sekolah dan subjek penelitian pun dapat dikatakan sedikit, maka teknik sampling yang digunakan yaitu sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2009, hlm.124) “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Pengertian sampel sendiri adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2009, hlm.118). Dengan demikian, sampel yang diambil pada penelitian ini sama dengan semua anggota populasi yaitu 35 orang siswa kelas IV SD Negeri Cibeureum 2 yang berada di Gugus Cibeureum Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) serta menggunakan pendekatan campuran antara kualitatif dan kuantitatif. Menurut Sukmadinata (2012, hlm.164) penelitian dan pengembangan adalah “Suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan sebuah produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan”. Dalam penelitian dan pengembangan terdapat dua kegiatan yakni penelitian dan kemudian dilanjutkan dengan
(27)
35
pengembangan. Kegiatan penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai apa yang dibutuhkan oleh pengguna dalam pelaksanaan uji coba produk, sedangkan kegiatan pengembangan dilakukan untuk menghasilkan produk ini yaitu bahan ajar yang berupa Lembar Kerja Siswa (LKS).
C. Model Pengembangan
Model pengembangan produk yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model yang dikemukakan oleh Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel dan Melvyn I. Semmel yaitu model 4-D. Sedangkan produk yang dihasilkan yakni Lembar Kerja Siswa (LKS) pada subtema Pemanfaatan Energi untuk kelas IV sekolah dasar. Model pengembangan 4-D terdiri dari 4 tahapan utama yaitu :
1. Define (Pendefinisian)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat dari produk yang akan dikembangkan. Pada tahap ini meliputi analisis awal akhir, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep dan kemudian spesifikasi atau perumusan tujuan pembelajaran.
2. Design (Perancangan)
Tujuan dari tahap perancangan ini yaitu untuk menyiapkan rancangan produk yang akan dikembangkan. Dalam tahap ini, peneliti sudah membuat produk awal (prototype) dari Lembar Kerja Siswa (LKS). Tahap perancangan meliputi empat langkah pokok yaitu penyusunan tes, pemilihan media, dan pemilihan format pembelajaran dan perancangan awal (desain awal).
3. Develop (Pengembangan)
Thiagarajan membagi tahap pengembangan ini dalam dua kegiatan, yaitu expert appraisal dan developmental testing. Kegiatan expert appraisal merupakan kegiatan memvalidasi atau menilai kelayakan rancangan Lembar Kerja Siswa (LKS) oleh ahli atau pakar yang bersangkutan. Sedangkan developmental testing merupakan kegiatan uji coba rancangan produk pada siswa yang terdiri dari uji coba terbatas dan uji coba luas.
(28)
36
4. Disseminate (Penyebaran)
Tujuan dari tahap penyebaran ini adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat dalam kegiatan belajar mengajar pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, sekolah lain dan oleh guru yang lain.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang berupa lembaran-lembaran berisikan informasi tentang kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa baik itu melalui praktikum maupun penerapan hasil-hasil belajar dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. LKS dalam penelitian ini yakni LKS tematik pada subtema Pemanfaatan Energi kegiatan pembelajaran ke enam di kelas IV sekolah dasar. Rancangan LKS ini disusun setelah melakukan pengumpulan data melalui teknik wawancara, observasi, studi dokumentasi dan validasi ahli.
Pembelajaran Tematik adalah pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran dengan menggunakan tema sebagai pemersatunya dan bertujuan untuk menciptakan pengalaman berharga bagi siswa. Pembelajaran tematik dalam penelitian ini yaitu pada subtema Pemanfaatan Energi kegiatan pembelajaran ke enam yang terintegrasi dari mata pelajaran IPA, IPS dan Bahasa Indonesia.
Subtema Pemanfaatan Energi merupakan subtema kedua dari tema selalu berhemat energi yang terdapat di kelas IV sekolah dasar. Subtema Pemanfaatan Energi ini terdiri dari enam kegiatan pembelajaran. Dalam penelitian ini hanya mengambil pembelajaran ke enam untuk dijadikan penelitian dalam mengembangkan LKS pada pembelajaran tematik. Adapun mata pelajaran yang dipadukan dalam kegiatan pembelajaran ke enam ini yaitu mata pelajaran IPA, IPS dan Bahasa Indonesia. Jaringan Kompetensi Dasar dan Indikator dari ketiga mata pelajaran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
(29)
37
Tabel 3.1
Jaringan Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pembelajaran Ke Enam Subtema Pemanfaatan Energi
Mata Pelajaran Kompetensi Dasar Indikator
(a) (b) (c)
IPA 3.4 Membedakan berbagai
bentuk energi melalui
pengamatan dan
mendeskripsikan
pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari
Membedakan Sifat Perpindahan Panas
4.6 Menyajikan laporan tentang sumber daya alam dan pemanfaatannya oleh masyarakat
IPS 3.5 Memahami manusia dalam
dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi
Menjelaskan pengalaman bekerja sama dengan teman
4.5 Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi
(30)
38
Tabel 3.1
Jaringan Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pembelajaran Ke Enam Subtema Pemanfaatan Energi
(Lanjutan)
(a) (b) (c)
Bahasa Indonesia 3.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak, energi panas, bunyi dan cahaya dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku
Menyajikan laporan hasil percobaan dengan kalimat sendiri tentang cara perpindahan energi
panas dengan
memperhatikan penulisan dan penggunaan kosa kata baku
4.1 Mengamati, mengolah dan menyajikan teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak, energi panas, bunyi dan cahaya dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosa kata baku E. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm.203), “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Instrumen penelitian digunakan dengan tujuan untuk memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan.
(31)
39
Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok instrumen yang akan digunakan. Untuk instrumen kelompok pertama, digunakan pada saat tahap pendefinisian dan perancangan. Sedangkan untuk kelompok yang kedua yaitu pada saat tahap pengembangan.
1. Tahap pendefinisian dan perancangan
Instrumen yang digunakan pada tahap ini yaitu pedoman wawancara, lembar observasi dan studi dokumentasi. Tujuan digunakannya instrumen pada tahap ini yakni untuk mengumpulkan informasi mengenai data yang dibutuhkan yaitu tentang penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada pembelajaran tematik yang digunakan di kelas IV SD Negeri Cibeureum 2. Instrumen-instrumen ini dikonsultasikan terlebih dahulu kepada pembimbing.
2. Tahap pengembangan
Instrumen yang digunakan pada tahap pengembangan yakni lembar telaah berupa angket atau kuesioner untuk validasi rancangan LKS yang dibuat berdasarkan kriteria-kriteria penyusunan LKS, tes hasil belajar berupa soal pilihan ganda yang dibuat mengacu pada kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya serta angket untuk mengetahui respons siswa terhadap LKS yang telah digunakan. Untuk lebih jelasnya, instrumen yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.2
Jenis Data, Teknik Pengumpulan data dan Instrumen yang Digunakan No Jenis Data
Teknik Pengumpulan
Data
Instrumen Sumber Tahapan
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
1 Penggunaan LKS pada subtema Pemanfaatan Energi di kelas IV SDN Cibeureum 2
Wawancara Pedoman wawancara
Guru Kelas IV sekolah dasar
Pendefinisian dan Perancangan Observasi Lembar observasi Guru Kelas IV
sekolah dasar
Pendefinisian dan Perancangan Studi
Dokumentasi
Daftar chek Guru Kelas IV sekolah dasar
Pendefinisian dan Perancangan
(32)
40
Tabel 3.2
Jenis Data, Teknik Pengumpulan data dan Instrumen yang Digunakan (Lanjutan)
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
2 Validasi rancangan LKS pada subtema Pemanfaatan Energi di kelas IV SDN Cibeureum 2
Validasi ahli Kuesioner/angket Validator ahli Pengembangan
3 Hasil belajar siswa Tes dan non tes
Soal Pilihan Ganda (PG) dan rubrik penilaian afektif,
psikomotor
Siswa Kelas IV sekolah dasar
Pengembangan
4 Respons siswa terhadap LKS pada subtema Pemanfaatan Energi Penilaian keterlaksanaan produk
Angket Siswa Kelas IV
sekolah dasar
Pengembangan
Adapun instrumen tes hasil belajar yaitu berupa soal pilihan ganda dapat dilihat dari kisi-kisi berikut ini.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa Subtema Pemanfaatan Energi Kelas IV Sekolah Dasar
Mata Pelajaran Indikator Nomor Soal Kunci Jawaban Aspek Kognitif
(a) (b) (c) (d) (e)
IPA 1. Menyebutkan cara
perpindahan panas
1 dan 2 b, c C1
2. Menjelaskan pengertian cara perpindahan panas secara radiasi, konveksi dan konduksi
3, 4 dan 5
(33)
41
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa Subtema Pemanfaatan Energi Kelas IV Sekolah Dasar
(Lanjutan)
(a) (b) (c) (d) (e)
IPA 3. Memberi contoh cara perpindahan secara konduksi, konveksi dan radiasi
6, 7 dan 8
a, b, d C1
4. Membuktikan/ melakukan percobaan tentang cara perpindahan panas
9 dan 10 b, b C3
Bahasa Indonesia
5. Mengurutkan sistematika laporan percobaan
11 dan 12
a, c C2
6. Mengolah data hasil percobaan tentang perpindahan panas ke dalam bentuk laporan percobaan dengan sistematika yang benar
13 dan 14
c, c C2
7. Menyajikan teks laporan hasil percobaan tentang perpindahan panas secara tulisan
15, 16 dan 17
d, b, b C2
IPS
8. Menyebutkan sikap yang harus ditunjukkan dalam berinteraksi atau bekerja sama dengan teman
18 a C1
9. Menunjukkan perilaku baik ketika berinteraksi atau bekerja sama dengan teman
19 c C4
10.Menceritakan pengalaman bekerja sama atau berdiskusi dengan teman
(34)
42
Setelah penyusunan instrumen penelitian, peneliti mengujicobakan instrumen tersebut ke sekolah yang dianggap sama karakteristiknya dengan kelas penelitian. Pengujian instrumen ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen penelitian yang digunakan.
a. Validitas
“Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti” (Sugiyono, 2009, hlm.363). instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan atau mengukur data penelitian itu valid. Dikatakan valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas instrumen diperlukan untuk mengetahui apakah terdapat instrumen yang harus diperbaiki atau dibuang. Dalam penelitian ini, untuk pengujian validitas instrumen peneliti menggunakan program Microsoft Excel 2007. Berikut ini adalah hasil uji validasi instrumen soal tes hasil belajar berdasarkan pengolahan data menggunakan Microsoft Excel 2007.
N = 51
r tabel = 0,28
rhitung > rtabel = valid
rhitung < rtabel = tidak valid
Tabel 3.4
Hasil Uji Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar No. Item
rhitung
rtabel
Keterangan1 0,5 0,28 Valid
2 0,41 0,28 Valid
3 0,44 0,28 Valid
4 0,43 0,28 Valid
5 0,59 0,28 Valid
6 0,64 0,28 Valid
7 0,5 0,28 Valid
(35)
43
Tabel 3.4
Hasil Uji Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar (Lanjutan)
(a) (b) (c) (d)
9 0,69 0,28 Valid
10 0,63 0,28 Valid
11 0,59 0,28 Valid
12 0,37 0,28 Valid
13 0,59 0,28 Valid
14 0,5 0,28 Valid
15 0,43 0,28 Valid
16 0,43 0,28 Valid
17 0,28 0,28 Tidak Valid
18 0,36 0,28 Valid
19 0,41 0,28 Valid
20 0,39 0,28 Valid
Berdasarkan hasil uji validitas tersebut, terdapat soal yang tidak valid yaitu soal nomor 17. Dengan demikian, untuk soal yang tidak valid ini dilakukan perbaikan soal. Berikut ini hasil perbaikan soal tersebut:
Tabel 3.5
Revisi Soal Hasil Validasi Instrumen No Jenis
Soal
Nomor
Soal Sebelum Sesudah
1
Pilihan Ganda
17 Bacalah kutipan laporan percobaan di bawah ini!
Kutipan di atas, terdapat pada .... a. Judul percobaaan b. Alat dan bahan c. Langkah Kerja d. Hasil Percobaan
Bacalah kutipan laporan percobaan di bawah ini! 1. Sendok
2. Air panas 3. Gelas
Kutipan di atas, terdapat pada ....
a. judul percobaaan b. Alat dan bahan c. Langkah Kerja d. Hasil Percobaan
(36)
44
b. Reliabilitas
Selain validitas, suatu instrumen pun perlu diuji reliabilitasnya. “Reliabilitas yakni berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan” (Sugiyono, 2009, hlm.363). Suatu instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama lain atau dengan kata lain instrumen tersebut memiliki keajegan yang tinggi. Untuk mengetahui instrumen ini reliabel atau tidak, maka diadakan pengujian reliabilitas yang dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas soal tes hasil belajar berdasarkan pengolahan data menggunakan program SPSS 16.0.
Berdasarkan pengolahan data menggunakan program komputer SPSS mengenai uji validitas instrumen soal tersebut, maka didapatkan hasil pengujian yang ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 3.6
Hasil Reliabilitas Tes Hasil Belajar Cronbach's Alpha N of Items
0,821 20
Alpha if Item Deleted > Alpha Cronbach = Tidak Reliabel Alpha if Item Deleted < Alpha Cronbach = Reliabel
Tabel 3.7
Reliabilitas Butir Soal Tes Hasil Belajar No. Soal Cronbach’s
Alpha
Cronbach's Alpha
if Item Deleted Keterangan
(a) (b) (c) (d)
Item 1 0,821 0,812 Reliabel
Item 2 0,821 0,816 Reliabel
Item 3 0,821 0,816 Reliabel
Item 4 0,821 0,816 Reliabel
(37)
45
Tabel 3.7
Reliabilitas Butir Soal Tes Hasil Belajar (Lanjutan)
(a) (b) (c) (d)
Item 6 0,821 0,804 Reliabel
Item 7 0,821 0,812 Reliabel
Item 8 0,821 0,820 Reliabel
Item 9 0,821 0,800 Reliabel
Item 10 . 0,821 0,805 Reliabel
Item 11 0,821 0,807 Reliabel
Item 12 0,821 0,820 Reliabel
Item 13 0,821 0,807 Reliabel
Item 14 0,821 0,812 Reliabel
Item 15 0,821 0,816 Reliabel
Item 16 0,821 0,817 Reliabel
Item 17 0,821 0,825 Tidak reliabel
Item 18 0,821 0,821 Reliabel
Item 19 0,821 0,817 Reliabel
Item 20 0,821 0,817 Reliabel
Berdasarkan uji validitas dan uji reliabilitas soal tes hasil belajar tersebut, maka diperoleh hasil bahwa soal yang valid dan reliabel berjumlah 19 nomor, sedangkan 1 nomor tidak valid dan tidak reliabel. Soal tersebut mewakili indikator dari setiap mata pelajaran yang disampaikan yaitu IPA, IPS dan Bahasa Indonesia. F. Prosedur Penelitian
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, metode penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Adapun model pengembangan yang digunakan yaitu model 4-D yang dikemukakan oleh Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel dan Melvyn I. Semmel. Tahapan utama dalam model 4-D ini yaitu : (a) Define (pendefinisian); (2) Design (perancangan) dan (c) Develop (pengembangan) dan (d) Disseminate (Penyebaran). Dalam prosedur penelitian ini, peneliti akan memaparkan
(38)
tahapan-46
tahapan yang dilakukan secara lebih rinci dalam membuat produk menggunakan model pengembangan 4-D. Secara rinci keempat tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tahap pendefinisian (Define).
Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran dan diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan LKS nya. Tahap ini meliputi lima langkah pokok, yaitu :
a. Analisis awal akhir
Tahap pertama yang peneliti lakukan yakni melakukan diagnosis awal atau dengan kata lain menganalisis masalah yang mendasari peneliti untuk mengembangkan LKS pada pembelajaran tematik. Langkah kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu menganalisis masalah yang terdapat di lapangan, menganalisis Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, indikator dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa dalam tema selalu berhemat energi khususnya pada subtema Pemanfaatan Energi di kelas IV sekolah dasar.
b. Analisis siswa
Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan analisis terhadap karakteristik siswa berdasarkan kebutuhan dan perkembangannya. Analisis tersebut meliputi analisis terhadap perkembangan kognitif siswa, tingkat pemahaman siswa terhadap konsep materi pembelajaran. Hal ini bertujuan sebagai acuan untuk rancangan pengembangan LKS.
c. Analisis tugas
Pada tahap ini, peneliti menganalisis tugas-tugas pokok yang berkaitan dengan konsep materi pada subtema Pemanfaatan Energi dan mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian yang harus dikuasai oleh siswa agar tercapainya Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan. Dengan menganalisis tugas ini, peneliti dapat memperoleh gambaran mengenai kegiatan-kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa dengan difasilitasi oleh Lembar Kerja Siswa (LKS).
d. Analisis konsep
Setelah menganalisis tugas, kegiatan selanjutnya yakni menganalisis konsep materi yang akan diajarkan serta menyusun langkah-langkah yang harus dilakukan
(39)
47
dalam penyampaian konsep tersebut. Konsep materi yang akan disampaikan pada penelitian ini mengenai pembelajaran tematik pada subtema Pemanfaatan Energi yaitu yang terdiri dari cara perpindahan panas untuk mata pelajaran IPA, membuat laporan percobaan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia serta mengenai bekerja sama dengan teman untuk mata pelajaran IPS.
e. Spesifikasi atau perumusan tujuan pembelajaran
Kegiatan terakhir yang dilakukan pada tahap pendefinisian ini yaitu merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis tugas dan analisis konsep yang telah dilakukan sebelumnya. Tujuan pembelajaran dan perubahan tingkah laku yang hendak dicapai tersebut disesuaikan dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang ada.
2. Tahap perancangan (Design).
Setelah tahap pendefinisian selesai, tahap selanjutnya yaitu tahap perancangan yang bertujuan untuk menyiapkan prototipe Lembar Kerja Siswa (LKS). Tahap ini terdiri atas empat langkah, yaitu :
a. Penyusunan tes
Penyusunan tes merupakan langkah awal yang menghubungkan tahap define dan tahap design. Penyusunan tes ini diawali dengan penyusunan kisi-kisi soal terlebih dahulu berdasarkan tujuan dan indikator pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Penyusunan tes ini sebagai tindakan pertama untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan sebagai alat evaluasi setelah implementasi kegiatan.
b. Pemilihan media
Kegiatan pemilihan media dimaksudkan untuk menentukan media yang relevan dengan tujuan pembelajaran. Media ini bertujuan untuk lebih memperjelas materi pelajaran yang hendak disampaikan, sehingga akan mempermudah penerimaan siswa dalam proses pembelajaran dan tingkat pemahaman siswa akan semakin tinggi. Selain itu, penggunaan media akan lebih meningkatkan motivasi siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
(40)
48
c. Pemilihan format
Kegiatan selanjutnya pada tahap perancangan produk yaitu pemilihan format dalam menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS). Pemilihan format ini meliputi pemilihan dalam merancang isi LKS, strategi dan metode pembelajaran serta pemilihan sumber belajar sebagai bahan dalam penyusunan LKS itu sendiri.
Hasil dari beberapa kegiatan yang telah dilakukan dalam tahap perancangan (design) ini yakni berupa rancangan awal Lembar Kerja Siswa (LKS) tematik pada subtema Pemanfaatan Energi untuk kelas IV sekolah dasar. Untuk selanjutnya, rancangan awal LKS ini akan divalidasi terlebih dahulu oleh ahli atau pakar dan kemudian akan diujicobakan di lapangan baik uji coba terbatas maupun uji coba luas setelah produk direvisi terlebih dahulu.
3. Tahap pengembangan (Develop).
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa pada tahap pengembangan ini terdapat dua kegiatan yaitu kegiatan expert appraisal yang merupakan kegiatan memvalidasi atau menilai kelayakan rancangan LKS oleh ahli atau praktisi yang bersangkutan. Sedangkan developmental testing merupakan kegiatan uji coba rancangan produk pada siswa yang terdiri dari uji coba terbatas dan uji coba luas. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghasilkan produk LKS yang sudah layak diujicobakan di lapangan. Secara rinci, tahapan ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Validasi perangkat oleh ahli dan praktisi
Kegiatan validasi ahli ini yakni dengan memberikan rancangan LKS (draft 1) beserta instrumen validasi berupa lembar telaah LKS pada subtema Pemanfaatan Energi untuk kelas IV sekolah dasar kepada para ahli dan praktisi yang bersangkutan. Para ahli yang bertindak sebagai validator dalam penelitian ini terdiri dari dua orang yaitu dosen yang berpengalaman dalam pengembangan LKS serta guru atau wali kelas dari sekolah yang dijadikan lokasi penelitian sebagai praktisi. Hasil dari validasi ahli tersebut yang berupa komentar, saran dan kritik digunakan sebagai bahan atau landasan untuk penyempurnaan atau revisi terhadap produk yang akan dikembangkan.
(41)
49
b. Uji coba produk
Setelah dilakukan validasi terhadap rancangan produk (draft 1), maka berdasarkan komentar, saran dan kritik dari validator, peneliti melakukan revisi terhadap rancangan tersebut dan terciptalah rancangan LKS (draft 2) yang selanjutnya akan diujicobakan di lapangan kepada siswa yang sesungguhnya. Kegiatan uji coba produk dilakukan dua kali yakni uji coba produk terbatas (uji coba I) yakni dilakukan hanya dengan melibatkan 10 orang siswa dan uji coba produk luas (Uji Coba II) yang dilakukan dengan melibatkan 35 orang siswa. Kegiatan uji coba produk ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai sejauh mana keefektifan serta kepraktisan rancangan LKS yang telah dibuat ketika digunakan di kelas dan pada siswa yang sesungguhnya.
c. Menganalisis setiap hasil uji coba tersebut untuk menemukan kelemahan-kelemahan serta kendala yang dialami terhadap produk yang dikembangkan. Setelah uji coba terbatas dilakukan dan diperoleh hasilnya, maka peneliti melakukan analisis dan kemudian merevisi rancangan produk tersebut hingga terciptalah rancangan produk selanjutnya (draft 3). Begitu pun berdasarkan data yang diperoleh setelah kegiatan uji coba terbatas dilakukan, maka peneliti menganalisis data tersebut dan selanjutnya melakukan revisi kembali sehingga akhirnya disusun rancangan produk yang akan digunakan untuk kegiatan uji coba luas. Maka setelah uji coba selesai dan dilakukan revisi akhir terciptalah produk LKS final.
4. Tahap Penyebaran (Disseminate)
Tahap penyebaran pada penelitian ini dilakukan dalam lingkup kecil dikarenakan olah keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti sendiri. Adapun kegiatan dalam tahap ini yaitu publikasi pada lingkup terbatas, kemudian penyebaran produk ke sekolah dasar selain sekolah yang dijadikan lokasi penelitian yang berada pada Gugus Cibeureum Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Penyebaran ini dimaksudkan untuk memperoleh respons dan umpan balik terhadap produk LKS yang telah dikembangkan.
(42)
50
Gambar 3.1
Alur Penelitian dan Pengembangan Menurut Model 4-D Keterangan :
Tahap Pendefinisian (Define)
Tahap Perancangan (Design)
Tahap Pengembangan (Develop)
Tahap Penyebaran (Disseminate)
Analisis Konsep Analisis Tugas
Analisis Siswa Analisis Awal-Akhir
Perumusan Tujuan
Pemilihan Media Pemilihan Format Penyusunan Tes
Rancangan Awal LKS (Draft1)
Uji Coba Terbatas Draft 2 Revisi I Validasi Ahli
Uji Coba Luas
Draft 3
Revisi II Analisis Hasil Uji
Coba Terbatas
Produk LKS Final
Revisi Akhir
Analisis Hasil Uji Coba Luas
(43)
51
G. Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2009, hlmn.193) bahwa “...terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasi penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data”. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitasnya, sedangkan kualitas pengumpulan data dilihat dari ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian tersebut. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam penelitian ini instrumen yang digunakan terdiri dari dua kelompok yakni pada tahap pendefinisian dan perancangan, selanjutnya pada tahap pengembangan. Begitu pun pada teknik pengumpulan data ini disesuaikan dengan jenis data yang diperlukan pada tahap-tahap tersebut. Untuk lebih jelasnya, akan dipaparkan pada uraian berikut ini.
1. Tahap pendefinisian dan perancangan
Pada tahap pendefinisian, data yang diperlukan yaitu berkenaan dengan analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis tugas dan analisis konsep. Sedangkan pada tahap perancangan, data yang diperlukan berkenaan dengan penyusunan tes, pemilihan media dan pemilihan format. Dikarenakan jenis data yang diperlukan merupakan data kualitatif, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam tahap ini adalah dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.
a. Wawancara
Riduwan (Mulyani, 2013, hlmn.55) menyatakan bahwa “wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya”. Narasumber yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu guru atau wali kelas IV SD Negeri Cibeureum 2.
Dalam melakukan suatu wawancara, maka perlu diperhatikan beberapa langkah yang harus ditempuh, sebagaimana menurut Licoln dan Guba (Sugiyono, 2009 hlmn.322) terdapat tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
a. menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan,
b. menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan,
(44)
52
d. melangsungkan awal wawancara,
e. mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya, f. menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan,
g. mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah di peroleh. Selain itu, Esterberg (Sugiyono, 2009 hlmn.319) mengemukakan beberapa macam wawancara yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu digunakan apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis beserta alternatif jawabannya. Sebaliknya, wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Dalam penelitian ini, wawancara yang dilakukan yakni wawancara semistruktur (semistructured interview) atau wawancara bebas terpimpin yaitu perpaduan antara wawancara tidak terstruktur dan terstruktur. Peneliti menggunakan instrumen pedoman wawancara untuk mengetahui LKS yang digunakan pada pembelajaran tematik di kelas IV sekolah dasar. Dengan melakukan wawancara semiterstruktur, peneliti berupaya untuk mengetahui hal-hal berkaitan dengan pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. b. Observasi/pengamatan
Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2009 hlmn.203) mengemukakan bahwa “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”. Kegiatan observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Dengan demikian, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba maupun pengecap.
Di samping hal tersebut, Sanafiah Faisal (Sugiyono, 2009 hlmn.310) “mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (iparticipant observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation and covert observation) dan observasi yang tak berstruktur
(45)
53
(unstructured observation)”. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil salah satu jenis dari observasi partisipatif yaitu pasive participation (partisipasi pasif). Jadi dalam hal ini peneliti datang ke tempat kegiatan proses yang akan diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam kegiatan observasi ini yaitu lembar observasi mengenai Lembar Kegiatan Siswa yang digunakan pada pembelajaran tematik di kelas IV sekolah dasar yang lebih berorientasi pada aspek penglihatan dan pendengaran. Lembar observasi diisi oleh peneliti dengan mengamati LKS yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
c. Studi dokumentasi
“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen bisa berupa gambar, tulisan, atau karya monumental dari seseorang” (Sugiyono, 2009 hlmn.329). Kegiatan studi dokumentasi ini dilakukan sebagai pelengkap dari teknik pengumpulan data yang sebelumnya yaitu wawancara dan observasi. Instrumen yang digunakan pada kegiatan ini ialah daftar check untuk mengetahui LKS yang digunakan pada pembelajaran tematik di kelas IV sekolah dasar.
2. Tahap Pengembangan
Dalam tahap pengembangan teknik pengumpulan data adalah dengan teknik tes, non-tes. Untuk teknik tes yaitu tes hasil belajar yang dilakukan dengan cara pretest dan posttest. Teknik tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal siswa terhadap materi sebelum digunakannya LKS dan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan LKS yang telah digunakan. Untuk teknik non-tes yang digunakan adalah angket penilaian validasi ahli berupa lembar telaah LKS pada subtema Pemanfaatan Energi di kelas IV sekolah dasar dan angket respon siswa terhadap penggunaan produk.
H. Uji Coba Produk
Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi dan/atau daya tarik dari produk yang dihasilkan. Dalam pelaksanaan uji coba produk pada penelitian ini, terdapat beberapa hal yang harus ditentukan, yakni : (1) desain uji coba; (2) subjek uji coba; (3) jenis data yang dibutuhkan; (4) instrumen
(46)
54
pengumpulan data dan (5) teknik analisis data yang digunakan. Hal-hal tersebut akan dipaparkan sebagai berikut :
1. Desain Uji Coba
Desain uji coba dalam penelitian ini menggunakan metode Pre-Experiment dan mengambil desain One Group Pretest-Posttes only. Menurut Sugiyono (2009, hlm.110) “...pada desain ini terdapat dua kegiatan yakni melakukan tes sebelum dan sesudah diberi perlakuan”. Pretest dilakukan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi sebelum menggunakan rancangan produk LKS, sedangkan postest bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan rancangan produk LKS serta untuk mengetahui pula keefektifan LKS sendiri. Desain ini dapat digambarkan dengan pola sebagai berikut :
Keterangan :
O1 = Nilai pretest (sebelum diberi LKS yang telah dirancang) X = Perlakuan dengan digunakannya LKS yang telah dirancang O2 = Nilai postest (setelah diberi LKS yang telah dirancang) O2-O1 = Pengaruh penggunaan LKS
(Sugiyono, 2009, hlm.111) 2. Subjek Uji Coba
Subjek uji coba dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV di SD Negeri Cibeureum 2 yang berada di Gugus Cibeureum Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya yang berjumlah 35 orang siswa.
Untuk uji coba terbatas, jumlah siswa yang dijadikan sebagai subjek uji coba yakni 10 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan 5 orang siswa perempuan. Sedangkan untuk uji coba luas, jumlah subjek uji coba yaitu seluruh siswa kelas IV SD Negeri Cibeureum 2 tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 35 orang.
(47)
55
Tabel 3.8
Jumlah Subjek Uji Coba Kelas IV SDN Cibeureum 2 No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-laki 20 orang
2 Perempuan 15 orang
Jumlah Siswa 35 orang
3. Jenis Data
Adapun jenis data yang diperlukan dalam uji coba produk ini yaitu data hasil belajar siswa serta respons siswa terhadap rancangan produk LKS yang telah dirancang. Berikut ini adalah tabel mengenai jenis data yang diperlukan beserta instrumen dan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data tersebut.
Tabel 3.9 Jenis Data No Jenis Data
Teknik Pengumpulan
Data
Instrumen Sumber 1 Hasil belajar siswa Tes dan non tes Soal Pilihan
Ganda dan rubrik afektif, psikomotor
Siswa Kelas IV sekolah dasar 2 Respons siswa
terhadap LKS pada subtema
Pemanfaatan Energi
Penilaian keterlaksanaan produk
Angket Siswa
Kelas IV sekolah dasar
Data yang diambil adalah data hasil Pretest dan Posttest dari hasil belajar siswa dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada subtema Pemanfaatan Energi yang telah dikembangkan terhadap hasil belajar siswa. Selain itu, data respons siswa yang berupa angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai penggunaan LKS dalam proses pembelajaran.
(48)
56
I. Teknik Analisis Data
“Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul” (Sugiyono, 2009 hlmn.207). Analisis data dilakukan untuk mencari dan menyusun data yang diperoleh secara sistematis. Dalam penelitian ini, teknik analisis data disesuaikan dengan jenis data yang diperlukan. Teknik analisis data yang dilakukan secara garis besar dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.10 Teknik Analisis Data No Jenis Data
Teknik Pengumpulan
Data
Teknik Analisis Data
1 Penggunaan LKS pada subtema Pemanfaatan Energi di kelas IV SDN Cibeureum 2
Wawancara Teknik Analisis Data Model Miles and Huberman (kualitatif) Observasi
Studi
Dokumentasi 2 Validasi rancangan
pada subtema
Pemanfaatan Energi di kelas IV SDN
Cibeureum 2
Validasi ahli Teknik analisis statistik deskriptif (Kuantitatif)
3 Hasil belajar siswa Tes dan non tes Teknik analisis statistik deskriptif (Kuantitatif) 4 Respons siswa terhadap
LKS pada subtema Pemanfaatan Energi Penilaian keterlaksanaan produk Teknik analisis statistik deskriptif (Kuantitatif)
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa untuk menganalisis data mengenai LKS yang digunakan pada pembelajaran tematik di kelas IV SDN Cibeureum 2, teknik analisis data yang digunakan yaitu berdasarkan model Miles and Huberman (Sugiono 2009, hlm.337) yang meliputi tiga kegiatan, yaitu : a. Data Reduction (Reduksi Data)
Tahap reduksi data ini bertujuan untuk memilih data yang memang diperlukan dalam penelitian. Kegiatan reduksi ini diantaranya yaitu merangkum
(1)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada subtema pemanfaatan energi di kelas IV Sekolah Dasar yang dilaksanakan di SD Negeri Cibeureum 2 Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, didapatkan beberapa kesimpulan. Pertama, LKS yang digunakan di kelas IV SDN Cibeureum 2 sebagian besar masih berbentuk LKS per mata pelajaran dan cenderung hanya memfasilitasi siswa dalam mengembangkan aspek kognitifnya saja sehingga LKS tersebut diidentikkan hanya sebagai sebuah lembar evaluasi siswa. Hal ini tentu saja bertolak belakang dengan hakikat LKS ini sendiri yakni sebagai alat bantu untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar dan membantu guru dalam mengarahkan siswa menemukan konsep melalui aktivitas secara mandiri.
Kedua, untuk mengatasi masalah tersebut, maka dirancanglah Lembar Kerja Siswa (LKS) berdasarkan model pengembangan produk 4-D yaitu Define (Pendefinisian), Design (Perancangan), Develope (Pengembangan) dan Dissemination (Penyebaran). Setelah peneliti menganalisis masalah, kemudian peneliti merancang LKS tersebut berdasarkan Kompetensi Dasar dan indikator yang terdapat pada subtema pemanfaatan energi. Rancangan LKS ini mengacu pada kriteria penyusunan LKS yaitu harus memenuhi syarat didaktik, syarat konstruksi dan syarat teknis.
Pada subtema pemanfaatan energi kegiatan pembelajaran ke enam, memadukan tiga mata pelajaran yaitu IPA, IPS dan Bahasa Indonesia. Dengan demikian, isi LKS pun memadukan tiga mata pelajaran tersebut yang diuraikan menjadi 5 kegiatan siswa. Dalam tahap perancangan, dihasilkan rancangan awal LKS draft 1 yang selanjutnya akan divalidasikan terlebih dahulu oleh para ahli sebelum akhirnya dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
Rancangan awal LKS ini pada tahap pengembangan divalidasi dahulu oleh dua orang validator yaitu dosen UPI Kampus Tasikmalaya dan guru wali kelas IV SDN Cibeureum 2 sebagai lokasi penelitian. Kegiatan validasi produk ini
(2)
dilakukan dengan memberikan rancangan LKS (draft 1) beserta instrumen validasi berupa lembar telaah LKS pada subtema pemanfaatan energi untuk kelas IV sekolah dasar kepada validator. Hasil dari penilaian kedua validator terhadap LKS ini setelah dilakukan perhitungan dan kemudian dicari rata-ratanya yaitu sebesar 4,16. Nilai ini selanjutnya dibandingkan dengan rentang kategori validasi ahli dan didapatkan keterangan bahwa rancangan awal LKS berada dalam kategori sangat baik atau sangat valid dan dapat digunakan pada tahap selanjutnya yakni uji coba produk dalam proses pembelajaran. Adapun presentase keidealannya secara keseluruhan yaitu 83,2%.
Ketiga, pada kegiatan selanjutnya yaitu implementasi rancangan produk LKS dengan melakukan uji coba untuk mengetahui keefektifan produk yang dirancang. Uji coba dilakukan dalam dua tahap yaitu uji coba terbatas dengan 10 orang siswa dan uji coba luas dengan 35 orang siswa. . Data yang diperoleh dari uji coba terbatas dan uji coba luas yakni respons dan hasil belajar siswa. Hasil dari data yang diperoleh pada uji coba terbatas dijadikan bahan untuk merevisi rancangan LKS (draft 3) yang akan digunakan pada uji coba luas. Begitu pun hasil dari data yang diperoleh pada uji coba luas dijadikan bahan untuk merevisi LKS hingga akhirnya dihasilkan produk LKS final. Hasil rata-rata keseluruhan dari respons siswa terhadap LKS yang digunakan pada uji coba terbatas ini sebesar 3,96 dan berada pada kategori baik atau artinya respons siswa terhadap LKS yang digunakan tersebut positif. Presentase secara keseluruhan yaitu 79,2%. Sedangkan pada uji coba luas diperoleh hasil rata-rata keseluruhan dari respons siswa sebesar 4,61 dan berada pada kategori sangat baik atau artinya respons siswa terhadap LKS yang digunakan tersebut sangat positif. Adapun presentase secara keseluruhan yakni 92,2%. Dengan demikian, respons siswa terhadap LKS yang digunakan meningkat sebesar 13% dari uji coba terbatas.
Sedangkan berdasarkan data hasil belajar siswa pada uji coba terbatas, terlihat perbedaan pada hasil pretest dan postest yaitu rata-rata hasil belajar siswa meningkat sebesar 33%. Pada uji coba luas, rata-rata hasil belajar siswa meningkat sebesar 29%. Selain itu, jika dibandingkan dengan skala penilaian N gain, maka besaran keefektifan LKS tersebut baik pada uji coba terbatas maupun
(3)
uji coba luas termasuk ke dalam kategori cukup efektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan dapat mempengaruhi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa.
Keempat, setelah tahap pengembangan selesai maka dihasilkanlah produk Lembar Kerja Siswa (LKS) final pada subtema pemanfaatan energi di kelas IV sekolah dasar yang dilengkapi dengan kunci jawaban dan rubrik penilaian. Untuk lebih jelasnya, produk akhir ini dapat dilihat pada lampiran. Produk tersebut selanjutnya disebarkan di kelas lain, sekolah lain dan oleh guru lain. Pada penelitian ini dikarenakan oleh keterbatasan waktu dan peneliti, maka penyebaran dilakukan hanya dalam lingkup kecil yaitu di SDN Angkasa 1 Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah dipaparkan, berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman peneliti selama penelitian untuk mengembangkan LKS pada pembelajaran tematik, maka peneliti merekomendasikan hal-hal berikut :
1. Dalam penelitian dan pengembangan khususnya untuk mengembangkan produk perangkat pembelajaran, baik dalam pelaksanaan uji coba maupun penyebaran produk sebaiknya dilakukan dalam lingkup yang lebih luas yaitu melakukannya di beberapa sekolah, sehingga data yang diperoleh mengenai keefektifan produk pun akan lebih akurat karena telah diujicobakan beberapa kali
2. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dan pengembangan, sebelumnya harus dipersiapkan dengan matang terlebih dahulu baik dalam hal produk yang akan dikembangkan maupun instrumen-instrumen penelitian yang digunakan. Hal ini dikarenakan proses penelitian dan pengembangan dapat dikatakan cukup rumit dan memerlukan waktu yang cukup lama.
3. Pengembangan LKS pada pembelajaran tematik sebaiknya dilakukan juga untuk bahasan dan kelas yang lain. Karena terbukti siswa lebih termotivasi dalam mempelajari materi dan tingkat pemahaman siswa terhadap materi pun cukup tinggi.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiamin, Amin, dkk. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung : UPI PRESS.
Hajar, Ibnu. (2013). Panduan Lengkap Kurikulum Tematik untuk SD/MI. Yogyakarta : DIVA press.
Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud
Hernawan, Asep Herry, dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung : UPI PRESS.
Hidayati, Diah Nur. (2013). Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbasis Potensi Lokal untuk Siswa SMP/MTs Kelas VIII. Skripsi sarjana pendidikan pada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : tidak diterbitkan.
Kantun, Sri. (2013). Hakikat dan Prosedur Penelitian Pengembangan. [Online]. Tersedia http://library.unej.ac.id/client/search/asset/468 (27 Nopember 2013).
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Permendikbud No. 67 Tahun 2013 Tentang Kurikulum SD. Jakarta : Kemendikbud.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Selalu Berhemat Energi (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013: Buku Guru SD/MI Kelas IV). Jakarta : Kemendikbud.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Selalu Berhemat Energi (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013: Buku Siswa SD/MI Kelas IV). Jakarta : Kemendikbud.
Majid, Abdul. (2012). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Mu’ammaroh, Siti, dkk. (2013). Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Materi Pemerolehan Nutrisi Tumbuhan SMP Kelas VIII. 2, (3), 1. [Online]. Tersedia http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu (26 Nopember 2013)
(5)
Mulyani, Sri. (2013). Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berbasis Karakter pada Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit. Skripsi sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia : tidak diterbitkan.
Mulyatiningsih, Endang. (2013). Pengembangan Model Pembelajaran. [Online]. Tersedia http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-endang-mulyatiningsih-mpd/7cpengembangan-model-pembelajaran.pdf (27 Nopember 2013).
Prastowo, Andi. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta : DIVA Press.
Rakhmat, Cece dan Solehuddin. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung : Andira.
Rohman, Muhammad dan Amri, Sofan. (2013). Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Sugiyono. (2009). Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta.
Sukirman, Dadang dan Nana Jumhana. (2006). Perencanaan Pembelajaran.. Bandung : UPI PRESS.
Sukmadinata-Syaodih. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Suyanto, Slamet, dkk. (2011). Lembar Kerja Siswa (LKS). Makalah ini disampaikan dalam acara Pembekalan guru daerah terluar, terluar, dan tertinggal di Akademi Angkatan Udara Yogyakarta pada tanggal 26 Nopember-6 Desember 2011.
Syaripudin, Tatang. (2010). Landasan Pendidikan. Bandung : Percikan Ilmu. Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu (Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Bumi Aksara.
Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Widjajanti, Endang. (2008). Kualitas LKS. Makalah ini disampaikan dalam Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dengan Judul “Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru SMK/MAK di Ruang Sidang Kimia FMIPA UNY pada tanggal 22 Agustus 2008.
(6)
Widyantini, Theresia. (2013). Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS) Sebagai Bahan Ajar. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPTK) Matematika.
Zohdi, Mohammad. (2013). Pembelajaran Tematik. [Online]. Tersedia http://bdksurabaya.kemenag.go.id/file/dokumen/PEMBELAJARANTEMA TIK.pdf (14 Desember 2013).