Pengembangan perangkat pembelajaran subtema macam-macam sumber energi mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas empat (IV) Sekolah Dasar.

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA MACAM-MACAM SUMBER ENERGI MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA KELAS

EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR Sirajudin Sara

Universitas Sanata Dharma 2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu pada kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran mengacu pada kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal, serta penilaian otentik dalam setiap pembelajarannya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur peneleitian pengembangan yang dikemukakan oleh Bord and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana , yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lima langkah yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi ahli, 5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner.Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SDN Kalasan 1, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang pakar kurikulum 2013 dan dua orang guru kelas IV sekolah dasar.

Berdasarkan hasil validasi dua pakar kurikulum 2013 menghasilkan skor3,97 (Baik) dan 4,2 (Baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,37(Sangat Baik)dan 4,44 (Sangat Baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor4,24 dengan kategori “Sangat Baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) scenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran


(2)

DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON 2013 ELEMENTARY CURRICULUM ON SUBTHEME MACAM-MACAM SUMBER ENERGI FOR FOURTH

GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL. Sirajudin Sara

Universitas Sanata Dharma 2015

This research was conducted because there were still many teachers who needed example of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum. The main objective of this research was to produce learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum and using integrative thematic approach, scientific approach, character building based on local culture and authentic assesment in the learning activity.

This research was research and development. The development of learning instrument used a procedure of development of learning instrument by Jerold E Kemp. It also used research and development procedure which proposed by Bord and Gall. Those two development procedures were adapted to be a simpler learning model, which became the base of the research. The development procedure used in this research covered five steps, they were (1) potentian and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) experts’ validation, (5) design revision, which finally produced final product design in the form of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum for fourth grade students of elementary school. The research instrument was need analysis interview and questionnaire. The interview was used for the need analysis of teachers of the fourth grade of SD Negeri Kalasan 1 Sleman. While the questionnaire was used to validate the quality of the learning instrument by two experts of 2013 curriculum and two teachers of the fourth grade of elementary school.

According to the validation, the two experts of 2013 curriculum showed result on the score of 3,97 (good) and 4,2 (good), and the two teachers of the fourth grade of elementary school showed result on the score of 4,37 (very good) and 4,44 (very good). The learning instrument got mean score 4,24 and it was categorized as very good. The result of the validation was based on 11 aspects which were: (1) daily lesson plan identity, (2) formulation of indicators, (3) formulation of learning objective, (4) choice of learning material, (5) choice of learning source, (6) choice of learning media, (7) learning method, (8) learning scenario, (9) assessment, (10) student task, and (11) language. Therefore, the learning instrument which was developed has been approriate to be used in the learning instrument referring to 2013 curriculum.


(3)

i

MACAM-MACAM SUMBER ENERGI MENGACU KURIKULUM SD

2013 UNTUK SISWA KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Sirajudin Sara NIM. 111134292

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

(5)

(6)

iv

Karya ini kupersembahkan untuk: ALLAH SWT

Yang selalu memberi hidayah, kemudahan dan kelancaran dalam mengerjakan penelitian ini Ayahanda dan Ibunda Tercinta

Yang selalu memberi do’a, perhatiandan motivasi Kakak dan Adik-adikku

Kasman Sara., Kasim I Sara., Wahidin Sara dan Syarifudin Sara yang selalu mendukung

Keluarga Besarku

Yang menjadi panutan untuk meraih kesuksesan Junaini

Yang selalu memberi bantuan, semangat serta motivasi Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


(7)

v

“Amalan Yang Paling Di Sukai Oleh Allah SWT Ialah Amalan Yang Diteruskan secara berterusan walaupun sedikit”

”Sebaik-baiknya orang adalah mempelajari ilmu, kemudian mengajarkanya”

“Mengajar, membimbing dan mendidik bukan karena materi Tetapi


(8)

(9)

(10)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA MACAM-MACAM SUMBER ENERGI MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA KELAS

EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR

Sirajudin Sara Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu pada kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran mengacu pada kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal, serta penilaian otentik dalam setiap pembelajarannya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur peneleitian pengembangan yang dikemukakan oleh Bord and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana , yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lima langkah yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi ahli, 5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner.Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SDN Kalasan 1, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang pakar kurikulum 2013 dan dua orang guru kelas IV sekolah dasar.

Berdasarkan hasil validasi dua pakar kurikulum 2013 menghasilkan skor3,97 (Baik) dan 4,2 (Baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,37(Sangat Baik)dan 4,44 (Sangat Baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor4,24 dengan kategori “Sangat Baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.


(11)

ix

DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON 2013 ELEMENTARY CURRICULUM ON SUBTHEME MACAM-MACAM SUMBER ENERGI FOR FOURTH

GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL. Sirajudin Sara

Universitas Sanata Dharma 2015

This research was conducted because there were still many teachers who needed example of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum. The main objective of this research was to produce learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum and using integrative thematic approach, scientific approach, character building based on local culture and authentic assesment in the learning activity.

This research was research and development. The development of learning instrument used a procedure of development of learning instrument by Jerold E Kemp. It also used research and development procedure which proposed by Bord and Gall. Those two development procedures were adapted to be a simpler learning model, which became the base of the research. The development procedure used in this research covered five steps, they were (1) potentian and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) experts’ validation, (5) design revision, which finally produced final product design in the form of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum for fourth grade students of elementary school. The research instrument was need analysis interview and questionnaire. The interview was used for the need analysis of teachers of the fourth grade of SD Negeri Kalasan 1 Sleman. While the questionnaire was used to validate the quality of the learning instrument by two experts of 2013 curriculum and two teachers of the fourth grade of elementary school.

According to the validation, the two experts of 2013 curriculum showed result on the score of 3,97 (good) and 4,2 (good), and the two teachers of the fourth grade of elementary school showed result on the score of 4,37 (very good) and 4,44 (very good). The learning instrument got mean score 4,24 and it was categorized as very good. The result of the validation was based on 11 aspects which were: (1) daily lesson plan identity, (2) formulation of indicators, (3) formulation of learning objective, (4) choice of learning material, (5) choice of learning source, (6) choice of learning media, (7) learning method, (8) learning scenario, (9) assessment, (10) student task, and (11) language. Therefore, the learning instrument which was developed has been approriate to be used in the learning instrument referring to 2013 curriculum.


(12)

x

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Macam-Macam Sumber Energi Mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa Kelas VI Sekolah Dasar dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., B.S.T., M.A. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

6. Rusmawan, S.Pd.,M.Pd. selaku validator Pakar KurikulumSD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

7. Sarjono, S.Pd.,SD selaku kepala sekolah SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

8. Usuwatun Khasanah.S. Pd selaku guru kelas IV SD Negeri Kalasan Iyang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

9. Purwanti, S.Pd selaku guru kelas IV SDNegeri Kalasan I yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

10.Ayah dan Ibunda tersayang, Bapak Imang Sara dan Ibu Murniati Minta yang setia memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.


(13)

xi

12.Teman-teman seperjuangan35 Mahasiswa PPGT Angkatan 1 yang berjuang bersama selama ini.

13.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka peneliti sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata peniliti mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 14 Maret 2015 Peneliti


(14)

xii

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Batasan Istilah... 7

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka... 11

1. Kurikulum SD 2013... 11

a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013... 11

b. Penguatan Pendidikan Karakter... 21


(15)

xiii

2. Pengembangan Perangkat Pembelajaran... 46

B. Penelitian yang Relevan... 57

C. Kerangka Pikir... 61

D. Pertanyaan Penelitian... 63

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 64

B. Prosedur Pengembangan... 67

1. PotensidanMasalah... 69

2. Pengumpulan Data... 69

3. DesainProduk... 69

4. Validasi Ahli... 70

5. RevisiDesain... 70

C. Tempat dan Waktu Penelitian... 71

D. Validasi Ahli Kurikulum SD 2013... 72

E. Intrumen Penelitian... 72

F. Teknik Pengumpulan Data... 73

G. Teknik Analisis Data... 73

1. DataKualitatif... 73

2. Data Kuantitatif... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan... 76

1. HasilWawancaraAnalisis Kebutuhan... 79

2. Pembahasan Hasil WawancaraAnalisisKebutuhan... 83

B. Deskripsi Produk Awal... 84

1. Silabus... 85

2. RencanaPelaksanaanPembelajaranTematik Harian (RPPTH)... 86

C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013... 89

D. Data Hasil Validasi Guru Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk... 93


(16)

xiv

2. Pembahasan... 99

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 106

B. Keterbatasan Penelitian... 107

C. Saran... 107

DAFTAR PUSTAKA... 109

LAMPIRAN... 111


(17)

xv Tabel

1.JadwalPelaksanaanPenelitian... 71

Tabel 2. Konversi Nilai Skala Lima... 74

Tabel 3. Kriteria Skor Skala Lima... 76

Tabel 4. Komentar Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi... 91

Tabel 5. Komentar Guru Kelas I SD Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi... 94

Tabel 6. Rekapitulasi Skor Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru Kelas IV SD... 99


(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Model Jerold. E. Kemp... 47 Gambar 2. Langkah-langkah Pengembangan Borg dan Gall... 64 Gambar 3. Langkah-langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 68


(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian... 111

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian... 113

Lampiran 3 Rangkuman Wawancara Survei Kebutuhan... 115

Lampiran 4Data Mentah Skor Validasi Pakar Kurikulum SD 2013... 119

Lampiran 5 Data MentahSkor Validasi Guru Kelas IV SD Pelaksana Kurikulum SD 2013... 126

Lampiran 6 Silabus... 137

Lampiran 7 Biodata Penulis... 164 Lampiran 8 Produk Perangkat Pembelajaran (Dicetak Terpisah)...


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia dalam pengembangan bakat dan potensi yang ada dalam diri seseorang. Pendidikan juga berperan penting dalam proses kehidupan manusia yang di dalamnya terkandung proses belajar yang tersusun secara sistematis dan terus menerus, maka kebijakan pemerintah harus senantiasa berkembang dan memberikan jalan keluar tentang permasalahan-permasalahan pendidikan yang berkembang di masyarakat sesuai dengan perkembangan zaman. Kebijakan pemerintah sangatlah penting dalam mengatur segala kelangsungan harkat martabat warga negaranya supaya semua dapat merasakan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah salah satunya kebijakan pendidikan.

Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan zaman. Yang paling dekat yaitu perubahan dari kurukulum berbasis kompetensi (KBK) menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), kemudian beralih lagi menjadi kurikulum 2013.

Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis


(21)

dan jenjang pendidikan. Pengertian kurikulum secara modern adalah semua kegiatan dan pengalaman potensial (isi/materi) yang telah disusun secara ilmiah, baik yang terjadi didalam kelas, di halaman sekolah maupun di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. ( Zainal A 2011:1)

Perubahan atau pengembangan kurikulum menunjukan bahwa sistem pendidikan itu sifatnya dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa, maka semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Persaingan ilmu pengetahuan semakin gencar dilakukan oleh dunia internasional, sehingga Indonesia juga dituntut untuk dapat bersaing secara global demi mengangkat martabat bangsa. Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan kurikulum dan implementasinya sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal dengan negara-negara maju di dunia.

Alasan perubahan dari kurukulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), kemudian beralih lagi menjadi kurikulum 2013 adalah karena semakin berkembangnya era globalisasi dan juga semakin banyaknya tantang dari zaman modern. Bangsa Indonesia di prediksi akan mengalami tantangan di masa depan. Tantangan-tantangan yang dikemukakan adalah tantangan dari WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA, Masalah lingkungan hidup, Kemajuan teknologi informasi, Konvergensi ilmu dan teknologi, Ekonomi berbasis pengetahuan, Kebangkitan industri kreatif dan budaya, pergeseran kekuatan ekonomi dunia, Pengaruh dan imbas teknosains, Mutu investasi dan transformasi pada sektor


(22)

pendidikan. Selain beberapa tantangan di atas Indonesia juga masih kalah bersaing dengan negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Thailand, dan Singapore dalam bidang ilmu pengetahuan MIPA (Matematika dan IPA). Ada juga alasan lain merubah kurikulum adalah berdasarkan persepsi masyarakat, mengatakan bahwa pembelajaran terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter. Fenomena negatif yang mengemuka, antara lain; Perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam Ujian (Nyontek), dan gejolak masyarakat (social unrest). Perkembangan pengetahuan dan pedagogi, antara lain adalah neurologi, psikologi, dan Observation based [discovery] learning dan Collaborative Learning. Oleh karena beberapa tantangan dan fenomen yang terjadi maka pemerintah membuat perubahan dalam beberapa aspek kurikulum.

Kurikulum 2013 memang baru mulai dilaksanakan, sejauh ini masih banyak pro dan kontra dalam masyarakat, apalagi sosialisasinya belum terlaksana secara menyeluruh. Namun sebagai seorang guru , kita harus mengetahui garis besarnya agar dapat memahami sehingga dapat mendukung program tersebut. Perubahan kurikulum sejatinya dilakukan untuk mengatasi berbagai permasalahan pendidikan yang ada. Namun, karena kurikulum hanya buatan manusia, pasti selalu ada kekurangan. Maka kitalah yang harus memaksimalkan proses pendidikan agar memperoleh hasil yang baik. Dengan kurikulum yang sesuai dan tepat, maka dapat diharapkan sasaran dan tujuan pendidikan akan dapat tercapai secara maksimal.


(23)

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu S.R guru kelas IV pada tanggal 17 Mei 2013, pukul 09.00 WIB di SDN Kalasan I, diperoleh informasi bahwa Penerapan kurikulum 2013 di sekolah SDN Kalasan 1 belum maksimal, hal ini dikarnakan sebagian besar guru masih kurang memahami kurikulum 2013. Sosialisisi dan pelatihan kurikulum di sekolah juga masih kurang dan masih perlu jam terbang yang banyak. Guru di sekolah masih banyak yang kurang memahami dalam pengembangan perangkat pembelajaranyang. menjadi kendala dalam melaksanakan kurikulum 2013 di kelas adalah membuat instrument penilaian. Instrument penilaian belum sepenuhnya dikuasai oleh guru karena keterbatasan sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan jumlah siswa juga menjadi kendala dalam membuat intrument penilaian yang meliputi semua aspek, jika dibuat maka membutuhkan waktu yang cukup lama bagi seorang guru untuk menyediakan atau melakukan penilaian pada semua aspek, terutama aspek sikap dan aspek spritual pada setiap siswa. Guru juga dituntut untuk menyediakan berbagai perangkat pembelajaran seperti RPPTH sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran, yang dimana pada karakteristik RPPTH itu sendiri harus tematik, terpadu. Pada kurikulum 2013, telah disediahkan contoh-contoh intrument penilaian dan rubrik penilaian, namun guru masih mengalami kesulitan dalam penilaian pada aspek spritual dan aspek sikap pada setiap siswa.Teorinya sudah dipahami namun pelaksanaannya yang belum maksimal dan kurang efektif dan mengalami kesulitan dalam penilaian proses, daftar penilaian, analisis penilaian, rubrik dari karakter sikap spritual dan sikap sosial.


(24)

Berdasarkan kenyataan diatas untuk mendapatkan perangkat pembelajaran (RPP, LKS dan bahan ajar) peneliti mencoba memecahkan kebuntuan dengan cara mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang mencakup kebutuhan guru dan siswa pada umumnya dengan judul

Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 pada sub tema Macam-macam Sumber Energi untuk siswa kelas IV SD”. Bahan ajar ini masih dalam tahap percobaan dan masih perlu disempurnakan.

B.Rumusan Masalah

1.Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran sub tema macam-macam sumber energi mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

2.Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema macam-macam sumber energi mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menghasilkan perangkat pembelajaran subtema. Macam-macam sumber energi mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema Macam-macam sumber energi mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.


(25)

D. Manfaat Penelitian 1 Bagi mahasiswa

Penelitian pengembangan ini memberikan pengalaman dan pengetahuan baru yang dapat menjadi bekal ketika kelak menjadi guru.

2 Bagi guru

Dapat memproleh inspirasi terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum SD 2013 pada sub tema Macam-macam sumber energi untuk siswa kelas IV SD

3 Bagi siswa

Dapat menambah ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran, serta melatih siswa untuk semakin banyak membuat hubungan inter dan antar mata pelajaran, sehingga siswa mampu memproses informasi dengan cara yang sesuai daya pikirnya dan memungkinkan berkembanganya jaringan konsep-konsep.

4 Bagi Sekolah

Dapat menambah referensi pada sekolah dalam mengembangkan bahan ajar yang mengacu pada kurikulum SD 2013pada sub tema Macam-macam sumber energi untuk siswa kelas IV SD

5 Bagi Prodi PGSD

Menambah bahan pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan bahan ajar yang mengacu pada kurikulum 2013pada sub tema Macam-macam sumber energi untuk siswa kelas IV SD.


(26)

E. Batasan Istilah

Berapa istilah sebagai kata kunci dalam penelitian ini, penulis menuangkan batasan pengertian sebagai berikut:

1. Kurikulum SD 2013 adalah sebuah kurikulum yang mengutamakan pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, dimana siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan sikap disiplin yang tinggi

2. Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan itu sehari-hari dengan sepenuh hati.

3. Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan pembelajaran yang dilakukan secara terpadu, yang berarti setiap beberapa mata pelajaran akan digabungkan menjadi satu tema pokok yang saling keterkaitan antar bidang studi, antar konsep, antar pokok bahasan, antar tema bahkan antar topik melalui pengalaman langsung sehingga pembelajaran dapat bermakna bagi siswa.

4. Pendekatan saintifik adalah pendekatan menggunakan langkah-langkah pembelajaran secara ilmiah yaitu dengan cara mengamati, mencoaba,


(27)

menalar, mencoba, dan megomunikasikan dengan prinsip belajar darimana saja.

5. Penilaian otentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan siswa. Penilaian otentik adalah penilaian yang dapat dilakukan dengan komperhensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (ouput) pembelajaran, yang meliput ranah sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.

6. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari LKS, media pembelajaran, Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian. Media.

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan

1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap, yang terdiri dari: a) Identitas RPPTH terdiri dari:

1) sekolah yaitu nama satuan pendidikan 2) identitas muatan pelajaran terkait 3) tema/subtema;

4) kelas/semester;

5) pembelajaran keberapa; 6) alokasi waktu;

b) Kompetensi Inti terdiri dari KI 1,2,3 dan 4


(28)

d) Tujuan Pembelajaran mencakup semua ranah (pengetahuan, keterampilan, sosial, spiritual)

e) Materi Pembelajaran mencakup materi pokok setiap muatan f) Pendekatan dan Metode Pembelajaran

g) Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

h) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

i)Penilaian mencakup teknik penilaian, instrumen, dan pedoman penskoran. j)Lampiran-lampiran.

2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter). Hal tersebut dapat dilihat pada perumusan indikator setiap pembelajaran yang mencakup aspek intelektual, keterampilan, dan karakter. Pada aspek karakter terbagi menjadi dua ranah yaitu sikap sosial dan spiritual.

3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif. Pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran tematik terpadu yang memadukan beberapa mata pelajaran menggunakan tema sebagai pemersatu dengan mengintegrasikan konteks hasil belajar, pengalaman belajar, dan konten belajar, sehingga dapat memberikan pembelajaran bermakna kepada peserta didik.

4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan dan mengasah dimensi keterampilan siswa dalam kegiatan


(29)

mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring/mengkomunikasikan atau dapat menghubungkan keterkaitan pada semua mata pelajaran.

5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik. Penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif mulai dari input, proses, sampai output dari kegiatan pembelajaran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Penilaian kompetensi sikap melalui observasi,

penilaian diri, penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh peserta

didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. Penilaian kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan performance/kinerja/unjuk kerja, produk, proyek, dan penilaian portofolio.

6. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD. Penyusunan perangkat pembelajaran ini mengacu pada kaidah bahasa yang baik dan benar sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).


(30)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Kurikulum SD 2013

Istilah kurikulum muncul untuk pertama kalinya dan digunakan dalam bidang olahraga. Secara etimologis curriculum yang berasal dari

bahasa yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti

“tempat berpacu”. Jadi istilah kurikulum pada zaman romawi kuno

mengandung pengertian sebagai suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Baru pada tahun 1855, istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan yang mengandung arti sejumlah mata pelajaran pada perguruan tinggi. Hidayat (2013:19)

a. Rasional dan elemen perubahan kurikulum SD 2013

Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah dalam salinan lampiran peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah

Menurut Kunandar (2014:22) mengemukakan bahwa kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:


(31)

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumber daya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

b) Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di


(32)

tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan.

c) Penyempurnaan Pola Pikir

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:

1. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama.


(33)

2. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif gurupeserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya).

3. Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet).

4. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains).

5. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim). 6. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis

alat multimedia.

7. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik.

8. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines), dan

9. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis. d) Penguatan Tata Kelola Kurikulum


(34)

kurikulum sebagai daftar matapelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut: 1) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif; 2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan 3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.

e) Penguatan Materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.

Elemen-elemen perubahan yang terjadi pada kurikulum 2013 meliputi empat aspek, yaitu;

1. Standar Kompetensi Lulusan 2. Standar Isi

3. Standar Proses 4. Standar Penilaian 1. Standar Kompetensi Lulusan

a) Pengertian

Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan


(35)

keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

b) Tujuan

Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

c) Ruang lingkup

Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

d) Monitoring dan Evaluasi

Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar Kompetensi Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang.


(36)

KOMPETENSI LULUSAN SD/MI/SDLB/Paket A

Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.

SD/MI/SDLB/Paket A

Dimensi Kualifikasi Kebutuhan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.


(37)

2. Standar isi a. Pengertian

Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 19 tentang standar nasional pendidikan sebagaimana telah diubah dengan peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas peraturan pemerintah Nomor 19 tentang standar nasional endidikan ditetapkan bahwa standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. b. Tujuan

Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

c. Ruang lingkup

Materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang.


(38)

3. Standar proses a. Pengertian

Menurut peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah dalam dokumen salinan lampiran peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah. Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

b. Tujuan

Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

c. Ruang lingkup

Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.


(39)

Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

4. Standar penilaian a. Pengertian

Menurut Menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia, Mohammad Nuh dalam salinan lampiran peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

b. Tujuan

Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.

c. Ruang lingkup penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik


(40)

terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses.

d. Prinsip dan pendekatan penilaian

Menurut Kurinasih dan Sani (2014:49) mengatakan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.

2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. 3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.

4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. b. Penguatan Pendidikan karakter

Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona (1991) dalam Mahmud (2012: 23) adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan


(41)

nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya.

Menurut Scerenko (1997) dalam Samani dan Hariyanto (2012:45) mengatakan bahwa pendidikan karakter dimaknani sebagai upaya yang sugguh-sungguh dengan cara mana ciri kepribadian positif dikembangkan, didorong, dan diperdayakan melalui keteladanan, kajian (sejarah, dan biografi para bijak dan pemikir besar), serta praktik emulasi (usaha yang maksimal untuk mewujudkan hikma dari apa-apa yang diamati dan dipelajari).

Pendidikan karakter adalah proses yang tak pernah berhenti. Pemerintah boleh berganti, raja boleh turun takhta, presiden boleh berakhir masa jabatanya, namun pendidikan karakter harus berjalan terus. Pendidikan karakter bukanlah sebuah proyak yang ada awal dan akhirnya. Pendidikan karakter diperlukan agar setiap induvidu menjadi orang yang lebih baik, menjadi warga masyarakat yang lebih baik, dan menjadi warga negara yang lebih baik. Raka,Geda dkk (2011:xi)

Jadi Pendidikan karakter adalah hal positif apa saja yang yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada yang diajarnya. Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan


(42)

baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan itu sehari-hari dengan sepenuh hati.

Penguatan pendidikan karakter sangat dibutuhkan bagi sekolah karena pendidikan karakter merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi dan/ atau kelompok yang unik baik sebagai warga Negara. Dalam proses pembelajaran berdasarkan UUSPN Nomor 20 tahun 2003, terdapat empat faktor yang mendukung pendidikan karakter dibutuhkan di antaranya;

1. Melalui pemberian wewenang penuh terhadap satuan pendidikan (sekolah) yang didalamnya terdapat unsur guru sebagai pelaku utama pendidikan, diharapkan guru dapat lebih mengembangkan dan memberdayakan diri untuk mengembangkan potensi dan dimensi peserta didik agar mampu hidup bermasyarakat.

2. Tujuan pendidikan nasional sangat memberi perhatian dan menitikberatkan pada penanaman dan pembinaan aspek keimanan dan ketaqwaan. Hal ini sebagai isyarat bahwa pengembangan pendidikan karakter bangsa bersumber dari kesadaran beragama (religius), artinya input, proses dan output pendidikan harus berasal dan bermuara pada penguatan nilai-nilai ketuhanan yang dilandasi keyakinan dan kesadaran penuh sesuia agama yang diyakininya masing-masing.

3. Strategi pengembangan kurikulum pendidikan dasar adalah penekanan pada empat pilar pendidikan yang ditetapkan UNESCO, yaitu belajar


(43)

mengetahui (leraning to know), menjadi dirinya sendiri (learning to be), belajar bekerja (learning to do), dan belajar hidup bersama (learning to live together). Pengembangan kurikulum (program belajar) pendidikan dasar harus memfasilitasi peserta didik untuk belajar lebih bebas dan mempunyai pandangan sendiri yang disertai dengan rasa tanggung jawab pribadi yang lebih kuat untuk mencapai tujuan hidup pribadinya atau tujuan bersama sebagai anggota masyarakat.

4. Menjadi hakekat dari pendidikan karakter.

Jadi, sekolah sangat dituntut dalam membangun penguatan pendidikan karakter dengan baik dan serius, karena pendidikan sangat penting terutama pendidikan karakter, selain pendidikan karakter yang hanya mendidik pemikiran tanpa membangun karakter maka sulit untuk diharapkan bisa membangun masa depan diri, serta masa depan bangsa.

c. Pendekatan tematik integratif

Menurut Majid (2014:85) mengatakan konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan dari pemikiran dua orang tokoh pendidikan yakni jakob 1989 dengan konsep pembelajaran interdisipliner dan Forgarty pada tahun 1991 dengan konsep pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antar-mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengatahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran jadi bermakna bagi peserta didik.


(44)

Menurut Hosnan (2014:364) Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses pembelajaraan, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri bebagai pengatahuan yang dipelajarinya. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu.

Dari penjelasan yang dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa Pendekatan Tematik Integratif pendekatan pembelajaran yang dilakukan secara terpadu, yang berarti setiap beberapa mata pelajaran akan digabungkan menjadi satu tema pokok yang saling keterkaitan antar bidang studi, antar konsep, antar pokok bahasan, antar tema bahkan antar topik melalui pengalaman langsung sehingga pembelajaran dapat bermakna bagi siswa.

1. Prinsip Pembelajaran Tematik Integratif

Beberapa prinsip yang berkenaan dengan Pembelajaran tematik integratif menurut Majid (2014:89) sebagai berikut:

a. Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang aktual, dekat dengan dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran

b. Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin saling terkait. Dengan demikian materi-materi yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermkna.

c. Pembelajaran tematik integratif tidak boleh betentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya Pembelajaran tematik


(45)

integratif harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum.

d. Meteri pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu mempertimbangkan karakteristik sisawa seperti, minat, kemampuan, kebutuhan, dan pengatahuan awal.

e. Materi pelajaran yang diapadukan tidak terlalu dipaksakan. Arinya, materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah diadukan.

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik Integratif

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, Pembelajaran tematik integratif memiliki karakteristik-karakteristik menurut Majid (2014:89) sebagai berikut:

a. Berpuasat pada siswa

Pembelajaran tematik berpuast pada siswa (student centered). Hal ini sesuai dengan pendekatan modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagi fasilitator yaitu memberikan kumudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

b. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.


(46)

Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasaan tema-temayang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

e. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain, bahkan mengaitkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada

f. Menggunakan prinsip belajara sambil bermain dan menyenagkan. 3. Rambu-Rambu Pembelajaran Tematik

Adapun rambu-rambu pembelajaran tematik menurut Majid (2014:91) adalah sebagai berikut

a. Tidak semua mata pelajaran harus diastukan

b. Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester c. Kompetensi dasar yang tidak dipadukan, tidak harus dipadukan. Kompentesi dasar yang tidak dapat diintegrasikan dibelajarkan secara tersendiri.


(47)

d. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri. e. Kegitan pembelajaran ditekakan kepada kemampuan membaca,

menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral.

f. Tema-tema yamg dipilih disesuiakan dengan karakteristik siswa, lingkungan, dan daerah setempat.

d. Pendekatan saintifik a. Pengertian

Menurut Rusman pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik

kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “

ditemukan”. Sedang dalam dokumen berjudul “kegiatan belajar-1

pendekatan saintifik” pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran

yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik


(48)

kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang

“ditemukan”.

b. Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah:

1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.

3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

5. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.

6. Untuk mengembangkan karakter siswa. c. Karakteristik saintifik

1. Berpusat pada siswa.

2. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip.


(49)

3. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

4. Dapat mengembangkan karakter siswa.

d. Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran berpusat pada siswa.

2. Pembelajaran membentuk students’ self concept. 3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme.

4. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip. 5. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir

siswa.

6. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru.

7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi.

8. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.


(50)

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan sebagai berikut

1. Mengamati (observasi)

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan


(51)

membaca. Guru menjadi fasilitator bagi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.

2. Menanya

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang


(52)

ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.

Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran

sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

3. Mengumpulkan Informasi

Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut

dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas


(53)

wawancara dengan narasumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

4. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/ Menalar

Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” dalam

kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.


(54)

Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.

5. Menarik kesimpulan

Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.


(55)

Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan

“mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana

disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar

e. Penilaian Otentik a) Pengertian

Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensip untuk menilai aspek sikap, pengatahuan, keterampilan mulai dari masukan (input), proses, sampai keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan. ( PENILAIAN TEKNIS PENILAIAN DI SEKOLAH DASAR: 5)


(56)

Menurut Majid (2014:236) mengatakan penilaian otentik (authentic assesment) adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik (pusat kurikulum, 2009). Lebih lanjut Johnson (2009) dalam Majid (2014:236) mengatakan bahwa penilaian otentik berfokus pada tujuan , melibatkan pembelajaran secara langsung, membangun kerja sama, dan menanamkan tingkat berpikir yang lebih tinggi. Melalui tugas-tugas yang diberikan, para siswa akan menunjukan penguasaannya terhadap tujuan dan kedalaman pemahamannya, serta pada saat yang bersamaan diharapkan akan dapat meningkatkan pemahaman dan perbaikan diri.

Kata lain dari penilaian otentik adalah penilaian kinerja, termasuk didalamnya penilaian portofolio dan penilian projek. Penilaian otentik adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. (kurinasih dan sani 2014:49)

Menurut Nurgiyanto (2011:23) penilaian otentik merupakan penilaian terhadap tugas-tugas yang menyerupai kegiatan membaca dan menulis sebagaimana halnya didunia nyata dan di sekolah.

Menurut Basuki dan Haryanto (2014:168) penilaian otentik (authentik assessment) merupakan cermin nyata (the real mirror) dari kondisi


(57)

pembelajaran siswa. Penilaian otentik , disebut karena unik berdasarkan pengalaman pribadi, pengalaman langsung di dunia nyata setiap siswa. Penilaian otentik disebut pula dengan penilaian alternatif, penilaian kinerja, penilaian informal, dan penilaian berlandaskan situasi (situated assessment).

Berdasarkan uraian di atas dapat di ketahui bahwa Penilaian otentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan siswa. Penilaian otentik adalah penilaian yang dapat dilakukan dengan komperhensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (ouput) pembelajaran, yang meliput ranah sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.

b) Jenis‐jenis Penilaian Autentik

Dalam modul kurikulum 2013, menjelaskan 4 jenis penilaian autentik yaitu sebagai berikut:

1) Penilaian kerja

Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebut unsur-unsur proyek/tugas yang mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya.

Berikut ini cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja. 1. Daftar cek (checklist).


(58)

3 Skala penilaian (rating scale)

4. Memori atau ingatan (memory approach) 2) Penialaian projek

Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut priode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas yang dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.

Berikut ini tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam penilaian proyek.

1 keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.

2 Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengatahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.

3 Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.

3) Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kesimpulan artefak yang menunjukan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari


(59)

dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.

Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio. 2. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis

portofolio yang akan dibuat.

3. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran. 4. guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik

pada tempat yang sesuai atau yang sudah disediakan, disertai catatan tanggal pengumpulannya.

5. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. 6 Jika memungkinkan guru bersama peserta didik membahas

bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.

7. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.

4) Penilaian tertulis

Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas


(60)

materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensip sihingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengatahuan, dan keterampilan peserta didik.

c) Prinsip dan pendekatan penilaian autentik

Menurut Imas dan berlin (2014:49) mengatakan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.

2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.

4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. d) Ciri-ciri penilaian autentik


(61)

1. Harus mengukur semua aspek pembelajaran, yaknin kinerja dan hasil atau produk. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus mengukur aspek kinerja (perfomance) dan produk atau hasil yang dikerjakan oleh peserta didik.dalam melakukan penilaian kinerja dan produk pastikan bahwa kinerja dan produk tersebut merupakan cerminan kompetensi dari peserta didik tersebut secara nyata dan objektif

2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Artinya dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik, guru dituntut untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan atau kompetensi proses (kemampuan atau kompetensi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran) dan kemampuan atau kompetensi peserta didik setelah melakukan kegiatan pembelajaran.

3. Menggunakan berbagai cara dan sumber . artinya dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus menggunakan berbagai teknik penilaian (disesuaikan dengan tuntutan kompetensi) dan menggunakan berbagai sumber atau data yangt bisa digunakan sebagai informasi yang menggambarkan penguasaan kompetensi peserta didik.

4. Tes hanya salah satu alat pengumpulan data penilaian. Artinya, dalam melakukan penilaian peserta didik dalam pencapaian kompetensi tentu harus secara komprehensif dan tidak hanya


(62)

mengandalkan hasil tes semata. Infomasi-informasi lain yang mendukung pencapaian kompetensi peserta didik dapat dijadikan bahan dalam melakukan penilaian.

5. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan bagian-bagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus dapat menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap hari.

6. Penilaian harus menekan kedalaman pengatahuan dan keahlian peserta didik, bukan keluasannya (kuantitas). Artinya, dalam melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapain kompetensi tentu secara objektif.

e) Hal-hal yang dugunakan sebagai dasar menilai prestasi peserta didik dalam penilaian autentik menurut Kunandar (2014:40) ada 13 hal yaitu:

1. Proyek atau penugasan atau laporannya. Proyek atau penugasan adalah tugas yang diberikan oleh guru kepada peserta didik dalam waktu tertentu sebagai implementasi dan pendalaman dari pengatahuan yang diperoleh dalam pembelajaran.

2. Hasil tes tertulis. Penilaian autentik dapat dilakukan dengan menggunakan hasil tes tertulis sebagai salah satu cara atau alat untuk mengukur pencapaian peserta didikterhadap kompetensi tertentu. Penilaian tertulis biasanya dilakukan untuk mengukur kompetensi yang sifatnya kognitif atau pengatahuan.


(63)

3. Portofolio (kumpulan karya peserta didik) selama datu semester atau satu tahun. Portofolio yang dibut dan disusun peserta didik berupa produk atau hasil kerja merupakan salah satu penilaian autentik

4. Pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah yang dikerjakan peserta didik sebagai pendalamn penguasaan kompetensi yang diperolah dalam pembelajaran merupakan salah satu penilaian autentik. Hasil pekerjaan rumah harus diberi respon dan catatan oleh guru, sehingga peserta didik mengatahui kekurangan dan kelemahan dari pekerjaan rumah yang dikerjakan.

5. Kuis. Kuis adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan memberikan pertayaan-pertanyaan terhadap peserta didik terhadap materi atau kompetensi yang telah dikuasai oleh peserta didik. 6. Karya peserta didik. Seluruh karya peserta didik baik secara

individu maupun kelompok, seperti laporan diskusi kelompok, eksprimen, pengamatan, proyek dan lain sebagainya dapat dijadikan dasar penilaian autentik

7. Presentasi atau penampilan peserta didik. Presentasi atau penampilan peserta didik di kelas ketika melaporkan proyek atau tugas yang diberikan oelh guru dapat menjadi bahan dalam melakukan penilaian autentik.


(64)

8. Demonstrasi. Penampilan peserta didik dalam mendemonstrasikan atau mensimulasikan suatu aktivitas tertentu yang berkaitan dengan pembelajaran dapat dijadikan bahan penilaian autentik 9. Laporan. Laporan suatu kegiatan atau aktivitas peserta didik yang

berkaiatan dengan pembelajaran, seperti laporan proyek atau tugas menghitung pertumbuhan dan kepadatan penduduk ditempat tinggal peserta didik dapat dijadikan bahan penilaian autentik. 10.Jurnal. Catatan-catatan perkembangan peserta didik yang

menggambarkan perkembangan atau kemajuan peserta didik berkaitan dengan pembelajaran dapat menjadi bahan penilaian autentiki.

11.Karya tulis. Karya tulis peserta didik baik kelompok atau individu yang berkaitan dengan materi pembelajaran suatu bidang studi, seperti karya tulis yang dibuat peserta didik dalam lomba karya tulis remaja yang sekarang diberi nama Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) dapat dijadikan penilaian autentik. Dengan demikian, prestasi yang diperoleh peserta didik diluar pembelajaran, tetapi memiliki relevansi dengan bidang studi tertentu, maka dapat menjadi pertimbangan dalam penilaian autentik.

12.Kelompok diskusi. Kelompok-kelompok diskusi peserta didik, baik yang dibentuk oleh sekolah atau guru maupun oleh peserta


(65)

didik secara mendiri dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian autentik.

13.Wawancara. Wawancara yang dilakukan guru terhadap peserta didik berkaiatan dengan pembelajaran dan penguasaan terhadap kompetensi tertentu dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian autentik.

Jadi dalam pembelajaran di kelas maupun diluar kelas peserta didik dinilai kemampuanya dengan berbagai cara, tidak hanya hasil ulangan tertulis. Prinsip utama assesment dalam pembelajaran tidak hanya menilai apa yang diketahui peserta didik, tetapi juga menilai apa yang dapat dilakukan peserta didik. 2. Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Menyusun sebuah pengembangan perangkat pembelajaran diperlukan model yang sesuai dengan dengan sistem pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp dikarenakan model ini lebih lengkap dibandingkan model pengembangan perangkat pembelajaran yang lain.

Kemp mengatakan (dalam Trianto, 2010: 81) bahwa pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Dalam model Kemp terdapat siklus pengembangan yang meliputi, identifikasi masalah (instructional problems), analisis siswa (learning characteristics), analisis tugas (task analysis), merumuskan indikator (intructional objectives), urutan isi (content sequencing), strategi pembelajaran (instructional strategy), cara penyampaian pesan atau isi


(66)

pembelajaran (instructional delivery), penyusunan instrumen evaluasi (evaluation instrument), pemilihan media atau sumber belajar (instructional resourche), pelayanan pendukung (support services), kemudian evaluasi formatif (formative evaluation), dan evaluasi sumatif (summative evaluation) yang dilanjutkan dengan adanya revisi perangkat pembelajaran (revision).

Berikut merupakan bagan dan pemaparan pengembangan perangkat pembelajaran model Kemp (dalam Morrison, 2011: 12).

Gambar 1. Bagan Model Jerold E.Kemp a. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)

Tahap ini bertujuan utnuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan kurikulum dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, baik dalam model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan oleh guru dalam

Planning

Project Management

Impl eme ntation S uppo rt S er vice s C onf ir mative E va luat ion S umm at ive E va luat ion Revision Formative Evaluation Instructional Problems Learner Characteristic Instructional Objectives Content Sequencing Instructional Strategies Designing the Message Development of Instruction Evaluation Instruments Task Analysis


(1)

160 memilah kosakata

baku.

PEMBELAJARAN 6 IPA:

1.1.Bertambah

keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran

Tuhan yang

menciptakannya, Serta

mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya

2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi

melaksanakan penelaahan

fenomena alam secara mandiri maupun

berkelompok

IPA:

1.1.1 Bersyukur atas anugrah Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan alam berserta isinya.

2.2.1 Menghargai hasil kerja individu dalam kelompok.

IPA: Keragaman di Lingkungan Sekolah Bahasa Indonesia: Penyusunan Laporan Percobaan

1. Sebagai kegiatan pembuka, ajak siswa keluar kelas untuk

mengamati cahaya matahari

(mengamati)

2. Sebagai kegiatan pembuka, ajak siswa keluar kelas untuk

mengamati cahaya matahari

(mengamati)

3. Ajukan pertanyaan:

 Apa yang kamu ketahui tentang cahaya?

 Bagaimana peranan cahaya bagi kehidupan dibumi?

 Bagaimana sifat-sifat cahaya?  Apakah cahaya merupakan

salah satu bentuk energi? (menanya)

4. Siswa melakukan analisis data hasil percobaan melalui diskusi bersama teman dalam kelompok dan membuat kesimpulan hasil percobaan. (menalar)

5. Siswa membagi kelompok menjadi empat kelompok untuk melakukan percobaan tentang 4

IPA:

1. Pengetahuan : tes tertulis 2. Keterampilan: Kinerja 3. Sikap individu/sosial: Penilaian diri 4. Spiritual: observasi Bahasa Indonesia

1. Pengetahuan : Tes tertulis 2. Keterampilan: Produk 3. Sikap individu/sosial: Penilaian diri 4. Spiritual: observasi 6 JP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Selalu Berhemat Energi: Buku Guru Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Untuk SD/MI Kelas IV -- Edisi Revisi.

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (hal 38-47) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Selalu Berhemat Energi: Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Untuk SD/MI Kelas IV -- Edisi Revisi.

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

161 3.6. Memahami

sifat-sifat cahaya Melalui pengamatan dan mendeskripsikan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

4.6 Menyajikan laporan tentang sumber daya

alam dan

pemanfaatannya oleh masyarakat

Bahasa Indonesia

3.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak, energi panas, bunyi dan cahaya dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih

dan memilah

kosakata baku 4.1.Mengamati,

mengolah,

menyajikan teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak, energy

3.6.1 Menyebutkan sifat-sifat cahaya.

4.6.1 Mengidentifikasi pemanfaatannya cahaya oleh masyarakat

Bahasa Indonesia

3.1.1Menganalisis kriteria penulisan laporan yang baik 3.1.2.Mendesain

kerangka laporan tentang bunyi

4.1.1.Membentuk bagan laporan percobaan

sifat cahaya. (Mencoba) 6. Siswa mencatat hasil percobaan

dalam bentuk tabel. (mencipta)

Kebudayaan. (hal 29-35)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

162 panas, bunyi, cahaya

dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis degan memilih

dan memilah

kosakata baku 2.1 Memiliki kepedulian

terhadap gaya, gerak, energi panas, bunyi, cahaya, dan energi alternatif melalui pemanfaatan bahasa Indonesia

1.1 Menerima anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Indonesia yang dikenal sebagai bahasa persatuan dan sarana belajar di tengah keberagaman bahasa daerah.

2.1.2.Menghargai bentuk pemanfaatan kepedulian energi bunyi dalam pemanfaatan yang dilakukan orang lain

2.1.3 Percaya diri dalam

memanfaatan bahasa Indonesia mengenai bunyi 1.1.1 Bersyukur atas

bahasa Indonesia yang dimiliki melalui doa.

Mengetahui,

Yogyakarta, 25 Agustus

2014

Kepala Sekolah

Calon Guru

(...)

(Sirajudin Sara)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

163

LAMPIRAN 7

Biodata Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

164

Biodata Penulis

Sirajudin Sara Lahir di Baranusa, Alor, Provinsi

NTT, 1 September 1991. Sekolah Dasar di

peroleh di SD Inpres Baraler III. Sekolah

Menengah Pertama di Madrasyah Tsyanawiyah

Negeri Baranusa. Sekolah Menengah Atas di

peroleh di Madrasyah Aliyah Hayatul Islam

Baranusa. Pada tahun 2011, melanjutkan studi ke

Perguruan Tinggi di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

sebagai

Mahasiswa

PPGT

(Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi) pada Falkutas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

165

LAMPIRAN 8

Produk Perengkat

Pembelajaran

(dicetak terpisah)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI