PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR.

(1)

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR

(Studi Kasus Pada Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Administrasi Pendidikan

Oleh

DESI NUR ARIFAH 1006733

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Pengaruh Pendampingan Terhadap

Kinerja Guru Di Sekolah Dasar

(Studi Kasus Pada Gugus Diponegoro

Kecamatan Cimahi Tengah Kota

Cimahi)

Oleh Desi Nur Arifah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Desi Nur Arifah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN DESI NUR ARIFAH

1006733

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR

(Studi Kasus Pada Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Drs. H. Ade Rukmana, M.Pd NIP. 19500703 197603 1 002

Pembimbing II

Iik Nurulpaik, M.Pd NIP. 19740114 200112 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Endang Herawan, M. Pd NIP. 19600810 198603 1 001


(4)

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ...iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 9

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 10

1. Rumusan Masalah Umum ... 10

2. Rumusan Masalah Khusus ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 11

1. Tujuan Umum ... 11

2. Tujuan Khusus ... 11

E. Manfaat/ Signifikansi Penelitian ... 11

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 14

A. Kajian Pustaka ... 14

1. Konsep Pendampingan ... 14

2. Konsep Kinerja Guru ... 29

3. Pengaruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru ... 37

4. Penelitian Terdahulu ... 39

B. Kerangka Pemikiran ... 41

C. Asumsi ... 44

D. Hipotesis Penelitian ... 45

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 47


(5)

viii

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Lokasi Penelitian ... 47

2. Populasi Penelitian ... 47

3. Sampel Penelitian ... 50

B. Desain Penelitian ... 53

C. Metode Penelitian ... 55

D. Definisi Operasional ... 57

E. Instrumen Penelitian ... 62

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 67

1. Uji Validitas ... 67

2. Uji Reliabilitas ... 73

G. Teknik Pengumpulan Data ... 75

H. Analisis Data ... 78

1. Seleksi Data ... 79

2. Klasifikasi Data ... 79

3. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-rata (Weighted Mean Score) .. 80

4. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 81

5. Uji Normalitas Distribusi Data ... 82

6. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 84

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 91

A. Hasil Penelitian ... 91

1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 91

2. Seleksi Data ... 93

3. Klasifikasi Data ... 94

4. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-rata (Weighted Mean Score) .. 94

5. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 115

6. Uji Normalitas Distribusi Data ... 117

7. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ... 119

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 125

1. Gambaran Pendampingan di Gugus Diponegoro ... 125

2. Gambaran Kinerja Guru di Gugus Diponegoro ... 132

3. Pengaruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar dalam Wilayah Binaan Gugus Diponegoro... 136

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... ..140

A. Kesimpulan... 140

1. Gambaran Umum Pendampingan ... 140

2. Gambaran Umum Kinerja Guru ... 140

3. Pengaruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru ... 141


(6)

ix

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagi Gugus Diponegoro ... 142

2. Bagi Guru Sekolah Dasar di Wilayah Binaan Gugus Diponegoro ... 143

3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 144

DAFTAR PUSTAKA ... 145


(7)

ii Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang aktual dan jelas mengenai pengaruh pendampingan terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar yang berada dalam wilayah binaan Gugus Diponegoro. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode kuesioner/angket, studi dokumentasi serta wawancara. Sampel dalam penelitian ini adalah guru kelas yang berada di wilayah binaan Gugus Diponegoro yang terdiri dari 45 responden. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Weighted Mean Score (WMS), gambaran umum variabel X (pendampingan) berada dalam kategori sangat baik dengan skor rata-rata sebesar 3,28. Sementara itu, gambaran umum variabel Y (kinerja guru) berada dalam kategori sangat baik dengan skor rata-rata sebesar 3,34. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa variabel X dan variabel Y berdistribusi normal, selanjutnya analisis data menggunakan statistik parametrik. Analisis korelasi menggunakan Pearson Product Moment, diperoleh koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y sebesar 0,522, menunjukkan bahwa korelasi kedua variabel berada pada tingkat hubungan yang positif dan cukup kuat. Selanjutnya, hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa pendampingan berpengaruh terhadap kinerja guru sebesar 27,2% sedangkan sisanya 72,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Adapun hasil uji signifikansi dengan uji-t diperoleh thitung=4,012 dan diketahui ttabel=2,021, jika

dibandingkan yaitu thitung(4,012) > ttabel(2,021), artinya terdapat hubungan yang

signifikan antara pendampingan dengan kinerja guru. Selanjutnya pada tingkat hubungan fungsional antara variabel X dan variabel Y diperoleh persamaan regresi Y =26,009 + 0,522X, artinya jika pengaruh pendampingan ditingkatkan, maka kinerja guru pun akan mengalami kenaikan sebesar 0,522 sejalan dengan besarnya pengaruh pendampingan. Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa pendampingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar. Adapun saran dari penelitian ini yaitu bagi Gugus Diponegoro diharapkan selalu meningkatkan pelaksanaan pendampingan dan bagi guru Sekolah Dasar dalam wilayah binaan Gugus Diponegoro diharapkan selalu meningkatkan kinerjanya terutama dalam keterampilan berkomunikasi.


(8)

iii Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Generally, this study aims to determine the actual and clear picture of the effect of coaching on teacher performance in elementary school who are in the target area Gugus Diponegoro. The method used in this research is descriptive method with a quantitative approach. The data collection techniques used in this study was a questionnaire method, documentation studies and interviews. The sample in this study were classroom teacher who are in the target area Gugus Diponegoro consisting of 45 respondents. Based on calculations using the formula Weighted Mean Scored (WMS), an overview of the variables X (coaching) in the excellent category with an average score of 3,28. Meanwhile, an overview of the variable Y (teacher performance) in the excellent category with an average score of 3,34. Normality test result on the distribution of the data showed that variables X and Y are normally distributed, further analysis of the data using parametric statistics. Correlation analysis using Pearson Product Moment, correlation coefficient between variables X and Y is at 0,522, which shows that the correlation between the two variables is at a level that positive relationships and quite strong. Furthermore, coefficient of determination of test result showed that coaching influence on teacher performance of 27,2%, while the remaining 72,8% is influenced by other factors. The significance of the test result obtained with the t-test t=4,012 and ttable=2,021 compared to the 4,012>2,021, meaning that there is a significant relationship between coaching and teacher performance. Furthermore, at the level of the functional relationship between the variables X and Y obtained regression equation Y=26,009+0,522X, meaning if the coaching effect increased, then the performance of teacher will increase by 0,522 in line with the magnitude of the effect of coaching. The conclusion states that the coaching have a positive and significant effect on teacher performance in elementary schools. The suggestion from this study are excepted to Gugus Diponegoro always improve implementation coaching and for elementary school teacher in the target area Gugus Diponegoro is expected to always improve performance, especially in communication skills.


(9)

1 Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu kunci awal menuju kesuksesan suatu bangsa. Mengingat bahwa dalam hal ini pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi yang berkorelasi dalam peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mengarah pada peningkatan sumber daya manusia sebagai modal potensial dalam pembangunan bangsa. Dalam perkembangan pendidikan saat ini, guru dapat menjadi ujung tombak penentu keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Namun kualitas guru pada saat ini kurang memberikan perkembangan yang sangat baik dalam kinerja mengajarnya dibandingkan dengan tuntutan yang semakin berkembang saat ini. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen merupakan salah satu tuntutan terhadap kinerja yang harus dimiliki oleh guru. Guru merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh terhadap terciptanya penyelenggaraan pendidikan yang baik dan berkualitas. Berkembangnya kualitas pendidikan suatu daerah tidak terlepas daripada peran kinerja para guru, karena tanpa adanya kinerja guru yang baik, maka akan sulit dalam pencapaian kualitas pendidikan yang diharapkan. Kinerja guru dalam melaksanakan peran dan tugasnya di sekolah khususnya dalam proses pembelajaran dalam konteks saat ini memerlukan pengembangan dan perubahan kearah yang lebih inovatif, mengingat bahwa kinerja inovatif guru merupakan aspek penting bagi berhasilnya implementasi inovasi pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.

Dalam kondisi pendidikan di Indonesia saat ini, kondisi kinerja guru dalam melaksanakan pendidikan di sekolah sangat memerlukan perhatian besar, mengingat banyaknya masalah yang timbul akibat kinerja guru yang kurang baik. Sebagaimana terdapatnya masalah kinerja guru yang dikutip


(10)

2 Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam jurnal kinerja guru oleh Wawan Setiawan (2012) dimana terdapatnya kondisi sebagai berikut:


(11)

3

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Saat ini kinerja guru di Indonesia masih banyak mengalami kekurangan terutama dalam kompetensi dan kemampuannya dalam mengajar, hal inilah yang secara tidak langsung sangat mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia.

Anwar Prabu Mangkunegara (2000: 67), memaparkan bahwa

“Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasanya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Selanjutnya Ondi Saondi dan Aris Suherman (2010: 21) memaparkan bahwa:

“... kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru

dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan.”

Dalam melaksanakan kinerja guru, Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo (2012: 70) memaparkan bahwa: “... hal yang tidak dapat diabaikan dalam mengoptimalkan kinerja guru adalah beberapa dimensi yang meliputi kualitas kerja, kecepatan/ ketepatan, inisiatif, kemampuan, dan komunikasi”.

Berikut terdapat data yang akan menjelaskan adanya masalah kinerja guru sebagaimana Hamzah Nur (2009: 1) memaparkan kondisi guru SD di Indonesia yang belum menunjukkan kinerjanya secara maksimal dilihat dari persentase yang dihasilkan dari hasil uji kompetensi guru dimana hasilnya adalah berdasarkan data hasil uji kompetensi guru sebagai berikut: guru SD menguasai kompetensi pedagogik rata-rata baru mencapai 38%, kompetensi kepribadian rata-rata baru mencapai 48%, kompetensi profesional rata-rata baru mencapai 35,33%, dan kompetensi sosial rata-rata baru mencapai 43,60%. Berdasarkan data tersebut, dapat kita ketahui bahwa terdapatnya permasalahan kinerja guru yang salah satunya dapat diketahui berdasarkan kompetensi yang dimilikinya. Dimana dalam data tersebut dilihat bahwa kompetensi rata-rata guru SD yang masih jauh dari angka 100%, maka dari


(12)

4

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu dalam penelitian ini peneliti akan lebih memfokuskan penelitian pada jenjang SD.

Lebih lanjut, hasil penelitian Nana Sudjana dalam skripsi (Tri Endah Sastrini, 2010: 2), menunjukkan bahwa:

Banyak guru yang mengalami masalah atau kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran yang diampunya. Kesulitan tersebut dapat disebabkan oleh karakteristik mata pelajaran sehingga sulit dipahami guru atau kesulitan dalam aspek-aspek teknis metodologis sehingga bahan ajar kurang dipahami peserta didik.

Berdasarkan masalah-masalah yang telah dikemukan di atas, disini dapat dilihat bahwa masalah pendidikan yang rendah ini muncul salah satunya disebabkan karena guru yang kinerjanya masih mengalami masalah dan kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran yang diduga akan mengakibatkan kualitas pendidikan yang kurang baik bahkan dikatakan rendah. Oleh sebab itu, dalam hal ini perlu dilakukan upaya yang mendukung kinerja guru yang semakin tinggi lagi dalam mengahadapi permasalahan yang ada dalam melaksanakan pembelajaran dan pelaksanaan administrasi sekolah yang mendukung keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

Upaya tersebut dapat dilakukan dengan melaksanakan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) yang merupakan salah satu kegiatan MSDM. Dalam konteks pendidikan, pengembangan mutu tenaga pendidik (guru) dapat dilakukan melalui On the Job dan Off The Job. Sebagaimana telah dipaparkan Colin Latchern and Ingsung Jung dalam Asep Iryanto (2013: 2), bahwa:

Dalam konteks pendidikan, pengembangan mutu tenaga pendidik dapat dilakukan dengan cara 1) On the job bisa untuk individu dan grup 2) Off the job bisa individu dan grup. Pelatihan digolongkan sebagai pengembangan untuk grup (dapat on the job ataupun Off the job) sedangkan pendampingan digolongkan sebagai pengembangan secara individual dan hanya on the Job saja.


(13)

5

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pemaparan di atas, dijelaskan bahwa dalam pengembangan mutu tenaga pendidik dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan pelatihan dan pendampingan. Pelaksanaan pendampingan (coaching) terhadap kinerja guru yang dapat berfungsi dalam upaya pendamping yang dapat membantu guru mengatasi masalah yang dialaminya dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran dengan memberikan dorongan, bimbingan serta dukungan. Sebagaimana pemaparan Carol Wilson (2011: 19), bahwa:

Fokus coaching adalah peningkatan kinerja. Meskipun peningkatan kinerja bisa dihasilkan melalui konseling, tetapi terapi atau konseling bukan merupakan kontributor utamanya. Mentoring biasanya juga memperbaiki kinerja tetapi lebih terkait dengan aspek teknis dengan mengungkapkan fakta dan pengalaman, sedangkan coaching terkait dengan aspek psikologi seperti motivasi.

Mustofa Kamil (2010: 169), memaparkan bahwa:

Pendampingan adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang yang bersifat konsultatif yaitu menciptakan suatu kondisi sehingga pendamping maupun yang didampingi bisa berkonsultasi memecahkan masalah bersama-sama, interaktif yaitu antara pendamping dan yang didampingi dapat dipahami bersama (persamaan pemahaman), motivatif yaitu pendamping harus dapat menumbuhkan kepercayaan diri dan dapat memberikan semangat/ motivasi, dan negosiasi yaitu pendampingan dan yang didampingi mudah melakukan penyesuaian.

Sedangkan dalam Modul Pelatihan Tenaga Lapangan (Field Staff Training-FST) DBE 2 Jawa Barat (2009: 76), dipaparkan definisi dan tujuan pendampingan sebagai berikut:

Pendampingan merupakan sebuah hubungan yang dinamis dan berkesinambungan yang memberikan ruang bagi praktisi yang efektif untuk berbagi keahlian dan pengalaman profesional maupun pribadinya. Tujuan pendampingan adalah untuk mempercepat proses belajar bagi para mitra kerja, namun pada saat yang bersamaan tidak mengurangi kebebasan atau tanggungjawab mereka masing-masing.


(14)

6

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Kegiatan pendampingan merupakan bagian kegiatan supervisi,

karena fokus pendampingan adalah membantu meningkatkan kemampuan

guru dalam mengelola KBM, bukan menilai guru” (Departemen Pendidikan

Nasional, 2006: 75). Pelaksanaan kegiatan pendampingan berfokus pada membantu meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Kegiatan pendampingan menjadi kewajiban pengawas, kepala sekolah, dan pihak yang berperan dalam pengembang pendidikan lainnya. Mereka dapat memanfaatkan pihak lain seperti guru dan fasilitator untuk menjadi mitra kerja dalam melaksanakan kegiatan pendampingan. Kegiatan ini salah satunya dapat diuji cobakan dan direviu dalam pertemuan gugus. Kegiatan pendampingan dapat dilakukan oleh seorang pengawas/ kepala sekolah/ guru pemandu (guru inti), dan juga bisa dilakukan dalam bentuk tim pendampingan yang didalamnya terdapat tiga pihak tersebut.

Reni Astuti (2012: 19-20) memaparkan beberapa kriteria atau persyaratan menjadi pendamping sebagai berikut:

Untuk menjadi seorang pendamping, persyaratan yang harus dimiliki adalah:

a. Memiliki kompetensi dan kapasitas kognitif atau pengetahuan yang dalam dan luas dibidangnya.

b. Memiliki komitmen, profesional, motivasi, serta kematangan dalam pelaksanaan pekerjaan.

c. Memiliki kemauan yang sangat kuat untuk membagi apa yang dianggapnya baik bagi sesamanya (orang lain).

d. Memiliki kemampuan dalam mengumpulkan data, menganalisis dan identifikasi masalah, baik sendiri maupun bersama-sama dengan pihak yang didampingi.

Selanjutnya dalam paket pelatihan yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2006: 75) dipaparkan bahwa:

Kegiatan pendampingan yang baik dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

1. tahap awal (membuat kesepakatan antara guru dengan pendamping tentang fokus, waktu, dan cara melakukan pendampingan),

2. tahap pelaksanaan (mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, pencatatan), dan


(15)

7

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. tahap pasca pendampingan (melakukan refleksi, konfirmasi temuan pendamping, diskusi untuk melakukan perbaikan, dan membuat kesepakatan baru untuk pendampingan berikutnya).

Pendampingan dapat dilakukan setelah diadakannya suatu pelatihan atau tidak ada pelatihan sebelumnya. Ada anggapan bahwa pendampingan ini muncul karena dianggap dapat membantu guru pasca pelatihan agar ilmu yang didapat ketika pelatihan mampu diaplikasikan secara baik.

Berikut terdapat penelitian sebelumnya tentang pengaruh pendampingan terhadap kinerja. Dalam acara Asia-Pasific Programme of Educational Innovation Development (APEID) Unesco di Bangkok pada tahun 2010, Mary Burns dalam Asep Iryanto (2013: 4) memaparkan berbagai temuannya dalam penelitian yang dilakukannya di Indonesia, khususnya dalam pendampingan, diantaranya sebagai berikut:

Coaching: (1) A small pilot program; (2) Succesful in managing interactive learning, multiple learning resources, providing opportunities for collaboraion and promoting higher order thinking; (3) Enchance continous learning and enthusiasm; (4) Report less fear and confusion on implementation.

Dengan adanya pendampingan yang dilakukan pada pilot program di Indonesia, guru sukses mengelola pembelajaran aktif dengan menggunakan berbagai sumber daya serta dapat meningkatkan antusiasme belajar. Temuan-temuan tersebut berdasarkan pengamatan dan laporan dari berbagai instruktur dan pendamping pada proyek DBE 2 USAID.

Selanjutnya dalam penelitian Asep Iryanto (2013: 152), diperoleh hasil bahwa:

Pengaruh pendampingan “DE” terhadap kinerja mengajar guru di Jawa Barat pada proyek DBE 2 USAID memiliki korelasi kuat dan signifikan. Hal ini berarti bahwa kinerja mengajar guru di Jawa Barat

pada proyek DBE 2 USAID dipengaruhi oleh pendampingan “DE”

secara kuat dan signifikan serta pengaruhnya sebesar 39,9% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(16)

8

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengingat pentingnya pendampingan dalam meningkatkan kinerja guru dan berdasarkan dua penelitian sebelumnya di atas, maka dalam hal ini peneliti akan mencoba untuk meneliti pengaruh pendampingan terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar yang berada dalam wilayah binaan Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi.

Alasan peneliti memilih lokasi tersebut untuk menjadi daerah penelitian adalah karena berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Gugus Diponegoro, diperoleh informasi bahwa di Gugus Diponegoro tersebut terdapat kegiatan pendampingan. Dimana dalam hal ini sesuai dengan kriteria pendamping, pendamping yang ada pada umumnya sudah memenuhi syarat atau kriteria pendamping. Dalam hal ini, pendamping di Gugus Diponegoro terdiri dari Pengawas Pembina, kepala sekolah dari setiap sekolah dan guru pendamping. Secara formal, pendamping di Gugus Diponegoro sebelumnya telah diberi penataran baik dari Dinas Pendidikan maupun dari pengawas untuk pendamping yang terdiri dari kepala sekolah dan guru untuk memperluas kompetensi dan keterampilan yang dimilikinya agar mampu menjadi pendamping yang baik. Selanjutnya untuk pendamping yang berlatarbelakang guru dalam setiap sekolah telah diberi surat tugas untuk menjadi guru pendamping oleh kepala sekolah, dimana sebelumnya kepala sekolah sendiri telah menyeleksi guru yang memiliki kompetensi lebih dibandingkan guru lainnya untuk kemudian dijadikan sebagai pendamping. Secara rasional, pendamping di Gugus Diponegoro telah memenuhi kriteria sebagai pendamping, karena disini pendamping memiliki bekal sebagai pendamping melalui penataran, dan pendamping tersebut dalam kinerjanya telah memiliki kompetensi, sikap dan keterampilan yang lebih dibandingkan dengan guru yang didampingi. Pengawas Pembina sebagai pendamping telah memiliki kompetensi lebih dibandingkan dengan kepala sekolah dan guru, mengingat dalam hal ini pengawas bertugas untuk membina sekolah dimana didalamnya terdapat komponen sekolah diantaranya kepala sekolah dan guru,


(17)

9

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga untuk Pengawas Pembina berperan sebagai pendamping bagi kepala sekolah dan guru sudah jelas memenuhi kriteria pendamping. Selanjutnya kepala sekolah yang bertindak sebagai pendamping bagi guru secara rasional memang tepat, karena disini kepala sekolah memiliki kompetensi yang lebih tinggi dan kepala sekolah berkewajiban untuk membina guru. Kemudian untuk guru pendamping yang mendampingi guru lainnya sudah tepat karena guru pendamping tersebut memang sebelumnya telah diseleksi dan ditatar sehingga guru tersebut mampu menjadi pendamping bagi guru lainnya. Dalam kondisi objektif, disini Pengawas Pembina, kepala sekolah, dan guru pendamping dari masing-masing sekolah telah memenuhi kriteria pendamping mereka telah memiliki kompetensi dan pengetahuan yang luas dan dalam dibidangnya dibandingkan dengan guru yang didampingi dan memiliki keterampilan penunjang lainnya seperti memiliki kemampuan dalam mengumpulkan data, menganalisis dan mengidentifikasi masalah serta memiliki sikap profesional dalam menjalankan tugasnya.

Gugus merupakan salah satu organisasi yang dibentuk untuk meningkatkan potensi pendidik dan tenaga pendidikan. Dalam hal ini gugus dapat menjadi forum komunikasi antara pengawas, kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan dan pihak pengembang pendidikan lainnya untuk membantu pendidik dan tenaga kependidikan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Gugus Diponegoro merupakan salah satu gugus di lingkungan Kecamatan Cimahi Tengah yang memiliki keanggotaan delapan sekolah dasar. Dalam pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di Gugus Diponegoro, dilaksanakan kegiatan pendampingan yang dilaksanakan oleh Pengawas Pembina sebagai pendamping dan kegiatan pendampingan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru yang berperan sebagai pendamping pada masing-masing sekolah. Pendampingan yang dilaksanakan oleh Pengawas Pembina dilaksanakan dalam waktu satu kali dalam jangka waktu satu bulan


(18)

10

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan pelaksanaan pada minggu ke tiga. Sedangkan kegiatan pendampingan yang dilaksanakan di sekolah ini dilaksanakan secara rutin dengan jadwal yang sesuai dengan pelaksanaan supervisi di sekolah. Selain itu, pendamping juga menyediakan waktu di luar jadwal yang tersedia untuk mendampingi guru dampingan yang sedang membutuhkan pendampingan. Di tingkat gugus, dalam pendampingan terhadap guru yang berperan sebagai pendamping adalah satu Pengawas Pembina sedangkan yang didampingi adalah 81 orang guru kelas. Selanjutnya untuk tingkat sekolah, dalam setiap sekolah pendamping dapat berjumlah tiga sampai empat guru yang terdiri dari satu orang kepala sekolah dan dua sampai tiga orang guru yang dianggap memiliki kompetensi lebih dibandingkan dengan guru lainnya. Dalam kegiatan pendampingan di Gugus Diponegoro, yang menjadi fokus pendampingan adalah kegiatan mengajar guru di kelas dan pelaksanaan administrasi sekolah. Dalam pelaksanaannya di sekolah, pendamping melaksanakan pendampingan disertai dengan supervisi yang dilaksanakan dengan kegiatan awal melaksanakan observasi ketika guru yang didampingi mengajar untuk mengumpulkan data, serta melaksanakan wawancara terhadap guru yang didampingi. Dari pelaksanaan observasi dan wawancara tersebut dapat diketahui apa yang masih menjadi permasalahan dalam pelaksanaan kinerja guru, sehingga selanjutnya pendamping maupun yang didampingi bisa berkonsultasi memecahkan masalah bersama-sama. Hasil pendampingan yang dilaksanakan di sekolah selanjutnya dapat diangkat pada pertemuan gugus. Dimana dalam pertemuan gugus tersebut dibahas mengenai hasil pendampingan yang dilaksanakan pada setiap sekolah, yang kemudian dikonsultasikan dengan Pengawas Pembina untuk kemudian dibicarakan secara bersama-sama mengenai perbaikan yang perlu dilakukan.

Berdasarkan gambaran permasalahan yang telah dipaparkan di atas dan penelitian sebelumnya, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. Maka dari itu, dalam


(19)

11

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hal ini penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah mengenai

“Pengaruh Pendampingan Terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar (Studi Kasus Pada Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi)”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Masalah pendidikan yang rendah salah satunya disebabkan karena guru yang kinerjanya masih mengalami masalah dan kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran yang diduga akan mengakibatkan kualitas pendidikan yang kurang baik bahkan dikatakan rendah. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya yang mendukung kinerja guru yang semakin tinggi lagi dalam mengahadapi permasalahan yang ada. Selain itu dalam melaksanakan kinerjanya, dalam hal ini guru sekolah dasar dituntut untuk memiliki kemampuan melaksanakan administrasi sekolah. Melihat berbagai masalah yang harus dipecahkan tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan melaksanakan pengembangan sumber daya manusia yang merupakan salah satu kegiatan manajemen sumber daya manusia. Dalam konteks pendidikan, pengembangan mutu guru salah satunya dapat dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan pendampingan. Pelaksanaan pendampingan terhadap kinerja guru dapat berfungsi dalam upaya pendamping yang dapat membantu guru mengatasi masalah yang dialaminya dalam rangka memperbaiki kinerja guru dengan memberikan dorongan, bimbingan, serta dukungan.

Selanjutnya, agar masalah dalam penelitian ini tidak menyimpang dari apa yang ingin diteliti dan agar menjadi fokus dalam penelitian, maka peneliti memberi batasan secara konseptual dan kontekstual, sebagai berikut:

1. Secara konseptual, penelitian ini akan mengkaji lebih lanjut mengenai analisis deskriptif pengaruh pendampingan terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar dengan batasan dalam variabel X peneliti membatasinya dari segi pelaksanaan kegiatan pendampingan pembinaan kompetensi guru


(20)

12

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang meliputi prinsip pendampingan, teknik pendampingan, tahapan pendampingan, serta sasaran pendampingan dan untuk variabel Y peneliti membatasinya dari segi pelaksanaan kinerja guru yang meliputi kualitas kerja, kecepatan/ ketepatan, inisiatif, kemampuan, serta komunikasi; dan 2. Secara kontekstual, penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Dasar yang

berada dalam wilayah binaan Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, peneliti merumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Rumusan Masalah Umum

Bagaimana pengaruh pendampingan terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar yang berada dalam wilayah binaan Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi?

2. Rumusan Masalah Khusus

a. Bagaimana kegiatan pendampingan di Sekolah Dasar yang berada dalam wilayah binaan Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi?

b. Bagaimana kinerja guru di Sekolah Dasar yang berada dalam wilayah binaan Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi? c. Seberapa besar pengaruh pendampingan terhadap kinerja guru di

Sekolah Dasar yang berada dalam wilayah binaan Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam hal ini terbagi dari dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.


(21)

13

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun tujuan secara umum dalam penelitian yang akan dilakukan ini yakni untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh pendampingan terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar yang berada dalam wilayah binaan Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan secara khusus yang diharapkan dari penelitian yang akan dilakukan ini, antara lain:

a. Untuk memperoleh gambaran mengenai kegiatan pendampingan di Sekolah Dasar yang berada dalam wilayah binaan Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi;

b. Untuk memperoleh gambaran mengenai kinerja guru di Sekolah Dasar yang berada dalam wilayah binaan Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi; dan

c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendampingan terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar yang berada dalam wilayah binaan Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi.

E. Manfaat/ Signifikansi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis atau konseptual dan praktis. Dari segi teoritis dan konseptual, penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi keilmuan Administrasi Pendidikan dalam lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia pada bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan menyangkut dengan kinerja guru. selanjutnya dari segi praktis, terdapat beberapa manfaat penelitian yang diharapkan, antara lain:

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai disiplin ilmu Administrasi Pendidikan khususnya dalam lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia;


(22)

14

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagi Gugus Diponegoro, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang positif dan bermanfaat bagi pihak Gugus Diponegoro dalam meningkatkan kinerja guru dengan melaksanakan kegiatan pendampingan; dan

3. Bagi akademisi/ lembaga pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu Administrasi Pendidikan dan dapat dijadikan sebagai referensi karya ilmiah.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Secara sistematis, struktur organisasi skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yakni bagian awal, bagian inti, dan bagian penutup. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang isi skripsi ini, berikut penulis sajikan uraian dari struktur organisasi skripsi yang sudah ditetapkan berdasarkan Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 4892/UN40/HK/2013 yang dikemas dalam buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Tahun 2013.

Pada bagian awal, struktur skripsi terdiri dari Judul, Halaman Pengesahan, Pernyataan Keaslian Skripsi dan Bebas Plagiarisme, Kata Pengantar, Ucapan Terima Kasih, Abstrak, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran.

Selanjutnya pada bagian inti, struktur organisasi skripsi terdiri dari lima Bab. Bab pertama adalah pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah Penelitian, Perumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat/ Signifikasi Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi. Bab kedua, terdiri dari Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Asumsi, dan Hipotesis Penelitian. Bab ketiga membahas mengenai Metode Penelitian, mulai dari populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Bab keempat


(23)

15

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membahas mengenai Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri atas dua hal yakni pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian dan pembahasan atau analisis temuan. Pada bab kelima memuat Kesimpulan dan Saran.

Terakhir, pada bagian penutup struktur organisasi skripsi terdiri dari Daftar Pustaka dan Lampiran yang dibutuhkan dalam melengkapi dan memperlancar penelitian.


(24)

47 Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan hal yang paling penting dalam suatu penelitian. Lokasi dalam penelitian ini adalah tempat peneliti melakukuan penelitian tentang pengaruh pendampingan terhadap kinerja guru. Sesuai dengan judul penelitian, yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Sekolah Dasar yang berada dalam wilayah binaan Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi yang terdiri dari delapan Sekolah Dasar Negeri.

2. Populasi Penelitian

Populasi merupakan aspek penting dalam penelitian. Populasi sangat diperlukan dalam menjawab suatu masalah. Sebagaimana dikemukakan Riduwan (2009: 54) yaitu: “Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah yang memenuhi syarat-syarat tertentu dengan masalah penelitian”. Berdasarkan pengertian tersebut, dalam hal ini populasi yang diambil harus sesuai dengan permasalahan dan jenis instrumen pengumpulan data yang dipergunakan.

Adapun yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh pendampingan terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar yang berada dalam wilayah binaan Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi. Atas dasar permasalahan tersebut, maka yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah guru Sekolah Dasar di Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi yang secara keseluruhan berjumlah 81 orang.


(25)

48 Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru kelas. Berikut gambaran mengenai jumlah populasi berdasarkan guru Sekolah Dasar di Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi.


(26)

48

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Distribusi Populasi Penelitian

No.

Nama

Sekolah Alamat Kelas Rombel

Jumlah

Guru Total

1.

SD Negeri Budhi Karya

Jl. Raya Cibabat Komp. BPSPC No. 26

Telp. (022) 6650281 Kel. Cigugur Tengah,

Kec. Cimahi Tengah Kota Cimahi

1 2 2

15

2 3 3

3 2 2

4 3 3

5 3 3

6 2 2

2. SD Negeri Sosial 1

Jl. Raya Cibabat Komp. BPSPC Telp.

(022) 6650281 Kel. Cigugur Tengah, Kec.

Cimahi Tengah Kota Cimahi

1 2 2

12

2 2 2

3 2 2

4 2 2

5 2 2

6 2 2

3. SD Negeri Sosial 2

Jl. Raya Cibabat Komp. BPSPC No. 24

Telp. (022) 6650281 Kel. Cigugur Tengah,

Kec. Cimahi Tengah Kota Cimahi

1 2 2

11

2 2 2

3 2 2

4 2 2

5 2 2

6 1 1

4. SD Negeri Budi Asih

Jl. Raya Cibabat Komp. BPSPC No. 25

Telp. (022) 6650281 Kel. Cigugur Tengah,

Kec. Cimahi Tengah Kota Cimahi

1 1 1

8

2 1 1

3 1 1

4 1 1

5 2 2


(27)

49

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lanjutan Tabel 3.1. Distribusi Populasi Penelitian

No.

Nama

Sekolah Alamat Kelas Rombel

Jumlah

Guru Total

5. SD Negeri Karya Bakti

Jl. Amir Machmud No. 6 Kel. Cigugur Tengah, Kec. Cimahi

Tengah Kota Cimahi

1 1 1

6

2 1 1

3 1 1

4 1 1

5 1 1

6 1 1

6.

SD Negeri Cigugur

Tengah

Jl. RH. Abdul Halim No. 24 A Kel. Cigugur Tengah, Kec.

Cimahi Tengah Kota Cimahi

1 1 1

8

2 1 1

3 1 1

4 1 1

5 2 2

6 2 2

7.

SD Negeri Sindang

Sari

Jl. RH. Abdul Halim No. 24 A Telp.(022) 6649597 Kel. Cigugur

Tengah, Kec. Cimahi Tengah Kota Cimahi

1 2 2

9

2 1 1

3 2 2

4 1 1

5 1 1

6 2 2

8. SD Negeri Sukanampa

Jl. Pelangi Bbr No. 1 Kel. Cigugur Tengah,

Kec. Cimahi Tengah Kota Cimahi

1 2 2

12

2 2 2

3 2 2

4 2 2


(28)

50

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6 2 2

Total Populasi Guru Kelas SD Negeri di Wilayah Gugus Diponegoro 81 * Sumber Data: Data Gugus Diponegoro

3. Sampel Penelitian

Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian. Sampel penelitian diperlukan oleh peneliti jika dalam melaksanakan penelitian jumlah populasi yang banyak tidak memungkinkan peneliti untuk meneliti semua populasi tersebut mengingat adanya keterbatasan dari peneliti sendiri. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Sugiyono (2012: 91), bahwa:

Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi.

Surakhmad dalam Riduwan (2009: 65), memaparkan bahwa:

… apabila ukuran populasi sebanyak kurang lebih dari 100, maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000, ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi.

Selanjutnya, Arifin (2011: 224) mengemukakan bahwa dalam pengambilan dan penentuan sampel, sebenarnya tidak ada ketentuan yang mutlak, tetapi sekedar gambaran dapat mengikuti petunjuk sebagai berikut: a. Bila jumlah anggota populasi sampai dengan 50, sebaiknya dijadikan sampel semua atau sering disebut dengan sampel total, artinya seluruh anggota populasi dijadikan objek penelitian.

b. Jika jumlah anggota populasi berada antara 51 sampai dengan 100, maka sampel dapat diambil 50-60% atau dapat juga menggunakan sampel total.

c. Jika jumlah anggota populasi berada antara 101 sampai dengan 500, maka sampel dapat diambil 30-40%.


(29)

51

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n = N

N. d2 + 1

d. Jika jumlah anggota populasi berada antara 501 sampai dengan 1000, maka sampel dapat diambil 20-25%.

e. Jika jumlah anggota populasi di atas 1000, maka sampel dapat diambil 10-15%.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi, karena jumlah populasi yakni 81 memungkinkan peneliti untuk mengambil sampel 50-60%. Rumus yang akan digunakan dalam menentukan besarnya sampel yang akan dijadikan objek dalam penelitian ini adalah rumus yang diungkapkan Taro Yamane dalam Riduwan (2009: 65), yaitu:

Berdasarkan rumus di atas, dengan presisi yang ditetapkan sebesar 10%, dapat diperoleh perhitungan sampel penelitian sebagai berikut:

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh jumlah sampel dari keseluruhan populasi adalah sebanyak 45 orang guru. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil berdasarkan data yang dapat mewakili populasi secara keseluruhan (representatif). Sebagaimana telah dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 91), bahwa: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah teknik Probability Sampling melalui Proportionate Stratified Random Sampling, karena anggota dalam populasi bersifat heterogen atau

Dimana: N = ukuran populasi

n = ukuran sampel minimal d2 = presisi yang ditetapkan

n = N

N. d2 + 1=

81 81.0,12+ 1=

81 81.0,01+ 1=

81 0,81+1=

81


(30)

52

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak sejenis sehingga dilakukan stratifikasi secara proporsional. Hal tersebut sesuai dengan pemaparan Riduwan (2009: 58), bahwa “Proporsionate Stratified Random Sampling ialah pengambilan sampel dari anggota secara acak dan berstrata secara proporsional, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen”. Teknik ini digunakan untuk mempermudah penelitian dengan cara menggolongkan populasi berdasarkan ciri-ciri tertentu atau stratifikasi sehingga hasil daripada sampling ini dapat menggambarkan populasi yang sesungguhnya. Sebagaimana dipaparkan oleh Nasution (2009: 92), bahwa:

Keuntungan sampling acakan secara proporsi berdasarkan stratifikasi ialah bahwa sampel yang diperoleh lebih representatif daripada sampel yang diperoleh dengan sampling acakan sederhana, dengan jumlah yang sama bagi tiap kategori.

Selanjutnya untuk menentukan jumlah sampel yang diambil dari masing-masing sekolah secara proporsional, dilakukan perhitungan dengan melakukan stratifikasi atau penggolongan dengan menggunakan rumus alokasi proporsional dalam Riduwan (2009: 66) sebagai berikut:

= � .

Hasil secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.2

Perhitungan Besaran Sampel

Berdasarkan Teknik Proportionate Stratified Random Sampling

No. Kategori Ni ni =

Ni N

.

n

Jumlah Sampel 1. SDN Budhi Karya 15 n = 15

81 × 45 = 8,33 9 Dimana: ni = jumlah sampel menurut stratum

n = jumlah sampel seluruhnya

Ni = jumlah populasi menurut stratum


(31)

53

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. SDN Sosial 1 12 n = 12

81 × 45 = 6,67 7 3. SDN Sosial 2 11 n = 11

81 × 45 = 6,11 6 4. SDN Budi Asih 8 n = 8

81 × 45 = 4,45 4 5. SDN Karya Bakti 6 n = 6

81 × 45 = 3,33 3 6. SDN Cigugur Tengah 8 n = 8

81 × 45 = 4,45 4 7. SDN Sindang Sari 9 n = 9

81 × 45 = 5,00 5 8. SDN Sukanampa 12 n = 12

81 × 45 = 6,67 7

Jumlah 81 45

B. Desain Penelitian

Dalam melaksanakan suatu penelitian, diperlukan suatu perencanaan penelitian yang dilakukan agar penelitian dapat dilaksanakan dengan baik, sistematis dan efektif. Nasution (2009: 23) memaparkan bahwa “Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu”. Desain penelitian bertujuan untuk memberi pertanggungjawaban terhadap semua langkah yang akan diambil dalam pelaksanaan penelitian. Sebagaimana dikemukakan oleh Nasution (2009: 23-24), bahwa kegunaan desain penelitian diantaranya:

1. Desain memberikan pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya. Dalam penelitian, desain merupakan syarat mutlak agar dapat meramalkan sifat pekerjaan serta kesulitan yang akan dihadapi.

2. Desain menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian.

3. Desain penelitian selain memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain.


(32)

54

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pemaparan di atas, terlihat bahwa dengan adanya desain penelitian akan memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian dan mencapai tujuan yang diharapkan dari penelitiannya. Shah dalam Mohammad Nazir (1988: 99-100), mengemukakan bahwa:

Dalam pengertian yang lebih sempit, desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisis data saja. Dalam pengertian yang lebih luas, desain penelitian mencakup proses-proses berikut:

a. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian

b. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya

c. Memformasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkau (scope), dan hipotesis untuk uji

d. Membangun penyelidikan atau percobaan

e. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel

f. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan g. Menyusun alat serta teknik mengumpulkan data

h. Membuat coding serta mengadakan editing dan processing data i. Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk

mengadakan generalisasi serta inferensi statistik

j. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta interpretasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta mengajukan beberapa saran dan kerja peneliti yang akan datang

Mengacu pada pendapat ahli di atas, maka peneliti mencoba menggambarkan desain penelitian sebagai berikut:

Judul Penelitian

Latar Belakang Masalah Anggapan Dasar Hasil Langkah-langkah:

1. Menentukan Populasi dan Sampel

2. Menentukan metode serta pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian 3. Mendefinisikan

variabel penelitian 4. Menyusun alat

pengumpulan data 5. Pengujian validitas

dan reliabilitas instrumen

6. Pengumpulan data dengan menyebarkan angket penelitian 7. Pengolahan data dan

analisis data untuk pengujian kebenaran hipotesis penelitian Hipotesis


(33)

55

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

Garis Penghubung Garis Umpan Balik

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Penjelasan Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggambarkan penelitian yang diawali dengan adanya masalah yang dialami guru dimana guru mengalami beberapa permasalahan atau kesulitan dalam memenuhi tugas dan tanggungjawabnya. Masalah tersebut dapat dilihat karena adanya kesenjangan antara teori dengan kenyataan. Anggapan dasar dan teori menjadi acuan untuk melaksanakan penelitian terhadap permasalahan yang dihadapi. Mengacu pada anggapan dasar, teori dan masalah yang terjadi, peneliti membuat latar belakang penelitian yang akan dilaksanakan dan kemudian berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti membuat judul penelitian yaitu “Pengaruh Pendampingan terhada Kinerja Guru di Sekolah Dasar (Studi Kasus Pada Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi)”.

Selanjutnya untuk mengatasi masalah yang terjadi pada kinerja guru, peneliti membuat hipotesis penelitian terkait dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Kemudian setelah adanya hipotesis penelitian, dilaksanakan penelitian yang terdiri dari beberapa langkah, diantaranya menentukan populasi dan sampel, menentukan metode serta pendekatan yang akan


(34)

56

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan dalam penelitian, mendefinisikan variabel penelitian, menyusun alat pengumpulan data, pengujian validitas dan reliabilitas instrumen, pengumpulan data dengan menyebarkan angket penelitian, pengolahan data, dan analisis data untuk pengujian kebenaran hipotesis penelitian.

Penarikan kesimpulan atas hasil daripada proses analisis data dan pengujian kebenaran hipotesis penelitian merupakan hasil penelitian. Berdasarkan hasil penelitian ini akan diperoleh informasi apakah hipotesis penelitian yang diajukan peneliti sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan atau sebaliknya. Dimana berdasarkan hasil penelitian tersebut akan menjawab upaya pemecahan masalah yang sedang dihadapi guru sehingga kinerja guru akan lebih baik lagi dan akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Dalam hasil penelitian tersebut dipaparkan kesimpulan dan saran.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan teknik atau cara yang digunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data serta menganalisisnya agar memperoleh suatu kesimpulan guna mencapai tujuan dari penelitian. Sebagaimana Sugiyono (2012: 1) mengemukakan bahwa “Metode penelitian pada dasarnya diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan gambaran mengenai pengaruh pendampingan terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar yang berada dalam wilayah binaan Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi. Dimana metode penelitian yang akan digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

1. Metode Deskriptif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk memahami masalah berdasarkan peristiwa yang sedang berlangsung pada


(35)

57

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

saat ini. Metode deskriptif akan mendeskripsikan secara spesifik hubungan variabel-variabel, sehingga melalui penelitian deskriptif ini diharapkan peneliti akan mampu mengumpulkan data, mengolah data, serta menganalisis data untuk memecahkan masalah yang terjadi pada kondisi saat ini. Sebagaimana pemaparan Muhammad Ali (1992: 120), bahwa:

Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan analisis atau pengolahan data. Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang sesuatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi.

Surakhmad (1994: 139-140) mengemukakan mengenai ciri-ciri metode deskriptif, yaitu sebagai berikut:

a. Memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang atau pada masalah-masalah yang aktual.

b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian di analisa. Oleh karenanya metode ini sering disebut metode analisa.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dianalisa bahwa dalam penggunaan metode deskriptif ini pemecahan masalah dipusatkan pada masalah-masalah yang aktual yang terjadi pada masa sekarang. Sejalan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, melalui metode penelitian deskriptif diharapkan peneliti mendapatkan informasi yang tepat dan gambaran yang lengkap secara faktual mengenai pengaruh pendampingan terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar dalam wilayah binaan Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang menggunakan metode bilangan untuk mendeskripsikan objek atau variabel


(36)

58

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimana bilangan menjadi bagian dari pengukuran, atau pendekatan penelitian yang menggunakan pengolahan data melalui hasil perhitungan statistika. Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2006: 86), bahwa:

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah penelitian.

Dalam pendekatan kuantitatif diperlukan variabel-variabel sebagai objek penelitian yang selanjutnya didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel. Kemudian variabel-variabel tersebut diukur tingkat reliabilitas dan validitasnya yang akan menentukan kualitas penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini, pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X yang diteliti yaitu pendampingan terhadap variabel Y yang diteliti yaitu kinerja guru dengan cara menghitung apa yang menjadi indikator-indikator variabel penelitian sehingga dapat diperoleh korelasi diantara variabel-variabel penelitian melalui perhitungan dengan menggunakan statistika.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional menggambarkan secara spesifik dimensi dalam suatu variabel yang diteliti berdasarkan konsep penelitian yang dibangun dari teori-teori yang relevan dengan variabel yang diteliti. Komaruddin (1986: 57) mengemukakan bahwa “Definisi operasional merupakan pengertian yang lengkap tentang suatu variabel yang mencakup semua unsur yang menjadi ciri utama variabel itu”. Selanjutnya Nazir (1988: 152), mengemukakan bahwa:

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasionalisasi yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.


(37)

59

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Panggabean (1991: 10), mengemukakan alasan diperlukannya definisi operasional sebagai berikut:

a) Tuntutan adanya perbedaan setiap situasi. b) Perlu kriteria untuk pencatatan.

c) Sebuah konsep atau objek dapat mempunyai lebih dari satu pengertian.

d) Mungkin diperlukan pengertian yang khas atau unik.

Untuk menghindari persepsi yang berbeda terhadap maksud variabel-variabel yang akan diteliti, adapun definisi operasional dari masing-masing variabel berdasarkan teori-teori dalam definisi konseptual, sebagai berikut: 1. Pengaruh

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 747), pengaruh diartikan sebagai “Daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan”.

Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya yang ada atau timbul dari variabel X yaitu pendampingan terhadap variabel Y yaitu kinerja guru di Sekolah Dasar yang berada dalam wilayah Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi.

2. Pendampingan

Mustofa Kamil (2010: 169), memaparkan bahwa:

Pendampingan adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang yang bersifat konsultatif yaitu menciptakan suatu kondisi sehingga pendamping maupun yang didampingi bisa berkonsultasi memecahkan masalah bersama-sama, interaktif yaitu antara pendamping dan yang didampingi dapat dipahami bersama (persamaan pemahaman), motivatif yaitu pendamping harus dapat menumbuhkan kepercayaan diri dan dapat memberikan semangat/ motivasi, dan negosiasi yaitu pendampingan dan yang didampingi mudah melakukan penyesuaian.


(38)

60

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan dalam Modul Pelatihan Tenaga Lapangan (Field Staff Training-FST) DBE 2 Jawa Barat (2009: 76), dipaparkan definisi dan tujuan pendampingan sebagai berikut:

Pendampingan merupakan sebuah hubungan yang dinamis dan berkesinambungan yang memberikan ruang bagi praktisi yang efektif untuk berbagi keahlian dan pengalaman profesional maupun pribadinya. Tujuan pendampingan adalah untuk mempercepat proses belajar bagi para mitra kerja, namun pada saat yang bersamaan tidak mengurangi kebebasan atau tanggungjawab mereka masing-masing.

Carol Wilson (2011: 12-15), dalam bukunya Performance Coaching memaparkan bahwa terdapat tujuh prinsip pendampingan, diantaranya Kesadaran (Awareness), Tanggung jawab, Percaya-Diri, Tidak menyalahkan, Fokus pada Solusi, Tantangan, dan Tindakan.

Dalam pelaksanaan pendampingan, tidak terlepas dengan teknik pendampingan yang dapat dilakukan untuk pencapaian kegiatan pendampingan yang maksimal. Sebagaimana pemaparan Carol Wilson (2011: 25-39), bahwa dalam pendampingan ini terdapat beberapa teknik yang dapat dilaksanakan yakni mendengarkan, bertanya, klarifikasi, refleksi, dan penggunaan intuisi, pemberian izin, serta memberi dan menerima umpan balik.

Dalam pendampingan, kegiatan pendampingan ini dapat dilaksanakan dengan melalui beberapa tahapan. Sebagaimana Departemen Pendidikan Nasional (2006: 75) memaparkan bahwa:

Kegiatan pendampingan yang baik dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

1. tahap awal (membuat kesepakatan antara guru dengan pendamping tentang fokus, waktu, dan cara melakukan pendampingan),

2. tahap pelaksanaan (mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, pencatatan), dan


(39)

61

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. tahap pasca pendampingan (melakukan refleksi, konfirmasi temuan pendamping, diskusi untuk melakukan perbaikan, dan membuat kesepakatan baru untuk pendampingan berikutnya). Semua tahapan dilakukan dengan prinsip: kepercayaan, kesejawatan, keterbukaan, terarah, dan antusias.

Peningkatan kinerja guru yang salah satunya dapat dilakukan dengan meningkatkan kompetensi guru penting dilakukan oleh organisasi pengembang profesi guru, mengingat empat kompetensi guru yang dipersyaratkan dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 merupakan syarat daripada guru untuk melaksanakan kinerjanya sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya secara maksimal. Dalam hal ini, organisasi pengembang profesi guru salah satunya adalah gugus sekolah. Oleh karena itu dalam kegiatan pendampingan, yang menjadi sasaran pendampingan adalah meningkatkan empat kompetensi guru, diantaranya meningkatkan kemampuan pedagogik, kemampuan personal, kemampuan profesional, dan kemampuan sosial.

Pendampingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan pendampingan pembinaan kompetensi guru yang bersifat konsultatif, interaktif, motivatif, dan negosiasi dalam meningkatkan kinerja guru di Sekolah Dasar yang berada dalam wilayah binaan Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi dengan memperhatikan prinsip, teknik, tahapan, dan sasaran daripada kegiatan pendampingan itu sendiri.

3. Kinerja Guru

Amstrong dan Baron dalam (Wibowo, 2009: 7) memaparkan bahwa “Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi”. Selanjutnya berdasarkan UU Tentang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 BAB I Pasal 1 ayat 1, menyatakan bahwa:


(40)

62

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah.

Kinerja guru merupakan bentuk aktualisasi daripada guru dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai pendidik dalam melaksanakan tugas pembelajaran sebagai komitmen profesinya. Ondi Saondi dan Aris Suherman (2010: 21) memaparkan pengertian kinerja guru sebagai berikut, bahwa dalam hal ini “... kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan”. Selanjutnya Wijaya dan Tabrani Rusyan (1994: 17), juga memaparkan bahwa:

Kinerja guru adalah melaksanakan proses pembelajaran baik dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas disamping mengerjakan kegiatan-kegiatan lainnya, seperti mengerjakan administrasi sekolah dan administrasi pembelajaran, melaksanakan bimbingan dan layanan pada para siswa, serta melaksanakan penilaian.

Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo (2012: 70) memaparkan bahwa:

... hal yang tidak dapat diabaikan dalam mengoptimalkan kinerja guru adalah beberapa dimensi yang meliputi kualitas kerja, kecepatan/ ketepatan, inisiatif, kemampuan, dan komunikasi. Selanjutnya dimensi kinerja guru tersebut melahirkan indikator, yaitu menguasai bahan, mengelola proses belajar mengajar, mengelola kelas, menggunakan media atau sumber belajar, menguasai landasan pendidikan, merencanakan program pengajaran, memimpin kelas, mengelola interaksi belajar mengajar, melakukan penilaian hasil belajar siswa, menggunakan berbagai metode dalam pembelajaran, memahami dan melaksanakan fungsi dan layanan bimbingan penyuluhan, memahami dan menyelenggarakan administrasi sekolah, serta memahami dan dapat menafsirkan hasil-hasil penelitian untuk peningkatan kualitas pembelajaran.


(41)

63

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kinerja guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil kerja yang dicapai oleh guru Sekolah Dasar yang berada dalam wilayah binaan Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi selama menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai guru meliputi kualitas kerja, kecepatan/ ketepatan kerja, inisiatif kerja, kemampuan, dan komunikasi.

E. Instrumen Penelitian

Berdasarkan pemaparan Sugiyono (2012: 105) “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Selanjutnya Riduwan (2009: 78), mengemukakan bahwa: “Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti”.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. “Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui” (Arikunto, 2006: 151). Selanjutnya Nana Syaodih (2009: 210), mengemukakan bahwa “Angket atau kuisioner adalah suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden)”.

1. Variabel Penelitian dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu variabel X (pendampingan) dan variabel Y (kinerja guru). Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah guru Sekolah Dasar yang berada dalam wilayah binaan Gugus Diponegoro Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi. Guru dalam hal ini dipilih sebagai responden yang akan memberikan gambaran terkait dengan variabel-variabel yang akan diteliti.


(42)

64

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengukur masing-masing variabel dalam penelitian ini, disusun dua format instrumen penelitian yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, yaitu format instrumen variabel X dan format instrumen variabel Y. Dalam mengukur variabel penelitian, digunakan skala pengukuran sebagai alat ukur untuk menghasilkan data kuantitatif. Sebagaimana Sugiyono (2012: 105), bahwa:

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Selanjutnya, teknik pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Skala Likert. “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial” (Sugiyono, 2012: 107). Skala Likert dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam merumuskan item-item pernyataan atau pertanyaan yang diajukan dalam instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, Skala Likert yang digunakan berjumlah empat gradasi atau skala yang masing-masing bagiannya memiliki skor untuk kepentingan analisis kuantitatif. Adapun analisis jawaban yang digunakan dalam Skala Likert, tertera dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.3 Tabel Skala Likert

Analisis Jawaban Skor

Selalu (SL) 4

Sering (SR) 3

Kadang-Kadang (KD) 2

Tidak Pernah (TP) 1


(43)

65

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun cara untuk mengisi instrumen dalam penelitian ini adalah dengan cara checklist (), dimana responden memberikan tanda checklist () pada alternatif jawaban yang dipilih pada setiap item-item pernyataan.

3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen sangat dibutuhkan untuk mempermudah penyusunan instrumen penelitian, mengingat dalam kisi-kisi instrumen penelitian ini dapat terlihat dimensi serta indikator dari masing-masing variabel penelitian yang selanjutnya akan dijabarkan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan. Adapun kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Nomor

Item

Pendampingan (Variabel X)

Carol Wilson (2011) dan Departemen

Pendidikan Nasional (2006: 75)

Prinsip Pendampingan

 Kesadaran 1

 Tanggungjawab 2

 Percaya diri 3

 Tidak menyalahkan 4  Fokus pada solusi 5

 Tantangan 6

 Tindakan 7

Teknik Pendampingan

 Mendengarkan 8

 Bertanya 9

 Klarifikasi, refleksi, dan penggunaan intuisi

10, 11, 12

 Pemberian izin 13


(44)

66

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menerima umpan balik

Tahapan Pendampingan

 Membuat kesepakatan antara guru yang didampingi dan pendamping tentang fokus, waktu, dan cara melakukan

pendampingan

15, 16, 17

 Mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, pencatatan

18, 19, 20

 Melakukan refleksi, konfirmasi temuan pendamping, diskusi untuk melakukan perbaikan, dan

membuat kesepakatan baru untuk

pendampingan berikutnya

21, 22, 23, 24

Sasaran Pendampingan

 Meningkatkan

kemampuan pedagogik

25, 26, 27  Meningkatkan

kemampuan personal

28, 29, 30, 31,

32  Meningkatkan

kemampuan profesional

33 Lanjutan Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian


(45)

67

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Meningkatkan

kemampuan sosial 34, 35

Kinerja Guru (Variabel Y)

Hamzah B. Uno dan Nina

Lamatenggo (2012: 70)

Kualitas kerja

 Merencanakan program

pengajaran dengan tepat 1, 2  Melakukan penilaian

hasil belajar dengan teliti

3

 Berhati-hati dalam menjelaskan materi ajar

4

 Menerapkan hasil penelitian dalam pembelajaran

5

Kecepatan/ Ketepatan

 Menerapkan hal-hal yang baru dalam pembelajaran

6, 7

 Memberikan materi ajar sesuai dengan

karakteristik yang dimiliki siswa

8

 Menyelesaikan program pengajaran sesuai dengan kalender akademik

9

Inisiatif

 Menggunakan media dalam pembelajaran

10, 11, 12  Menggunakan berbagai

metode dalam 13


(46)

68

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran  Menyelenggarakan

administrasi sekolah dengan baik

14, 15

Menciptakan hal-hal yang baru yang lebih efektif dalam menata administrasi sekolah

16

Kemampuan

 Mampu memimpin

kelas 17, 18

 Mampu mengelola interaksi belajar mengajar

19, 20, 21, 22

 Menguasai landasan pendidikan

23

Komunikasi

 Melakukan layanan bimbingan belajar

24

 Mengkomunikasikan hal-hal yang baru dalam pembelajaran

25

 Menggunakan teknik dalam mengelola proses belajar mengajar

26

 Terbuka dalam menerima masukan guna perbaikan pembelajaran

27, 28 Lanjutan Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian


(1)

144

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan mendengarkan pendapat orang lain sehingga dengan kebiasaan tersebut guru dapat terbiasa untuk mendengarkan pendapat orang lain dan menerima saran untuk perbaikan dirinya. Diharapkan dengan adanya upaya guru untuk selalu meningkatkan komunikasinya kinerja guru akan meningkat dan tujuan pendidikan akan tercapai. Dengan adanya kegiatan pendampingan di Gugus Diponegoro, diharapkan guru memanfaatkan setiap sesi pertemuan dalam kegiatan pendampingan untuk berlatih dalam mengembangkan komunikasinya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Adapun saran yang peneliti berikan untuk penelitian selanjutnya yaitu dapat menindaklanjuti hasil penelitian terkait kegiatan pendampingan dengan menggunakan metode dan pendekatan yang lebih akuratif dan dapat menggali informasi lebih banyak. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif atau eksperimen, karena pendekatan tersebut tidak hanya terpatok oleh data-data yang berupa angka, melainkan dapat menggali informasi lebih banyak melalui kegiatan observasi ataupun wawancara, sehingga kegiatan pendampingan dapat dilihat lebih operasional lagi. Karena akhir-akhir ini kegiatan pendampingan sangat digiatkan bersamaan dengan kegiatan pelatihan dalam mempersiapkan pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah. Selain itu, peneliti selanjutnya dapat melaksanakan penelitian untuk meneliti faktor lain yang dapat meningkatkan kinerja guru maupun faktor lain yang berhubungan dengan kegiatan pendampingan.


(2)

145 Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku dan Artikel Jurnal

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk

Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Ali, M. (1992). Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (1998). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti, R. (2012). Pola Pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat (Lsm)

Rumpun Tjoet Njak Dien Yogyakarta Bagi Pekerja Rumah Tangga Berbasis Hak Asasi Manusia. Skripsi Pendidikan Luar Sekolah

Universitas Negeri Yogyakarta: Tidak diterbitkan.

Bafadal, I. (2003). Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Bungin, B. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan

Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana

Prenada Media.

DBE 2 Jawa Barat. (2009). Modul Pelatihan Tenaga Lapangan (Field Staff

Training-FST). Jawa Barat: DBE 2 Jawa Barat.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia

Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Paket Pelatihan 4: Peningkatan

Mutu Pendidikan Dasar melalui Manajemen Berbasis Sekolah, Peran Serta Masyarakat, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Fatthurrahman, P dan Suryana, AA. (2011). Supervisi Pendidikan dalam


(3)

146 Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasibuan, M. S. P. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.


(4)

146

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Iryanto, Asep. (2013). Kinerja Mengajar Guru Berbasis ICT

(Studi Deskriptif Pengaruh Manajemen Pelatihan “DALI” Dan

Pendampingan “DE”Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sd/Mi Di

Jawa Barat). Tesis Administrasi Pendidikan UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.

Kadarisman, M. (2012). Manajemen Pengembangan Sumber Daya

Manusia. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Kamil, M. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta.

Kementrian Pendidikan Nasional. (2013). Pedoman Pendampingan

Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan

Nasional.

Komaruddin. (1986). Kamus Istilah Skripsi dan Tesis. Bandung: Angkasa. Mathis, R. L. and Jackson, John H. (2009). Human Resources Management:

10th Edition Alih Bahasa Diana Angelica. Jakarta: Salemba Empat. Mangkunegara, A. P. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nasution. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Nawawi, H. (1993). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nur, H. (2009). Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Jurnal MEDTEK, 1(2), hlm 1.

Panggabenan, L. (1991). Statistika Dasar. Badung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.

Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Riduwan dan Sunarto. (2010). Pengantar Statistika: untuk Penelitian

Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung:


(5)

147

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Saondi, O dan Aris Suherman. (2010). Etika Profesi Keguruan. PT. Refika Aditama.

Sastradipoera, K. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia: Suatu

Pendekatan Fungsi Operatif. Bandung: Kappa-Sigma.

Sastrini, T. E. (2010). Pengaruh Supervisi Klinis oleh Kepala Sekolah

terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMA Negeri 10 Bandung. Skripsi

Administrasi Pendidikan UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Sudjana, N. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, fan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suhardan, D. (2010). Supervisi Bantuan Profesional. Bandung: Mutiara Ilmu.

Surakhmad, W. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar Metode dan

Teknik. Bandung: Tarsito.

Sururi dan Suharto. (2007). Belajar SPSS For Windows Untuk Mengelola

Data Penelitian. Bandung: Dewa Ruchi.

Sukmadinata, N. S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2010). Pengelolaan

Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan Universitas

Pendidikan Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Buku Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah Tahun 2013.Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Uno, H. B dan Nina Lumatenggo. (2012). Teori Kinerja dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

USAID PRIORITAS. (2013). Modul Praktik yang Baik dalam Fasilitasi dan

Pendampingan. Jakarta: USAID PRIORITAS.

Wawan. (2012). Jurnal Kinerja Guru. [Online]. Tersedia: http://wawan4mi.blogspot.com/2012/07/jurnal-kinerja-guru.html. [25 Februari 2013].

Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja: Edisi Kedua. Jakarta: PT Rajagrafinda Persada.


(6)

148

Desi Nur Arifah, 2014

Penagruh Pendampingan terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wijaya, C dan Rusyan, Tabrani. (1994). Kemampuan Dasar Guru Dalam

Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Wilson, C. (2011). Performance Coaching: Metode Baru Mendongkrak

Kinerja Karyawan. Jakarta: PPM.

B. Peraturan Perundangan

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen