PENGEMBANGAN MEDIA LKS PADA KOMPETENSI DASAR MENERAPKAN PENGGORENGAN (DEEP FRYING).

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA LKS PADA KOMPETENSI DASAR MENERAPKAN PENGGORENGAN (DEEP FRYING)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknologi Agroindustri

Oleh:

Rinaldi Franata Sitepu 1000077

Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri Fakultas Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia Bandung


(2)

RINALDI FRANATA SITEPU

PENGEMBANGAN MEDIA LKS PADA KOMPETENSI DASAR MENERAPKAN PENGGORENGAN (DEEP FRYING)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Sri Handayani, M.Pd. 196609302006032001

Pembimbing II

Puji Rahmawati Nurcahyani, S.TP., M.Si. 198202172012122001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Teknologi Agroindustri

Dr. Sri Handayani, M.Pd. 196609302006032001


(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……….. ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ……… iv

DAFTAR GAMBAR ……… v

DAFTAR LAMPIRAN ……….... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 2

C. Batasan Masalah Penelitian ... 2

D. Rumusan Masalah Penelitian ... 2

E. Tujuan Penelitian ... 3

F. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 4

A. Media Pembelajaran ... 4

B. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 5

C. Media LKS ... 7

D. Kategori LKS ... 8

E. Teknik Membuat LKS ... 9

F. Kompetensi Dasar Media ... 9

G. LKS untuk KD Menerapkan (deep frying) ... 11

BAB III METODE PENELITIAN ... 13

A. Metode Lokasi dan Subjek Penelitian ... 13

B. Pendekatan Penelitian ... 13

C. Metode Penelitian ... 13

D. Defenisi Operasional ... 14

E. Teknik Pengumpulan Data ... 15

F. Instrumen Penelitian ... 16

G. Teknik Analisis Data ... 19


(4)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………... 26

A. Pengembangan Media LKS ………. 26

1. Hasil penelitian pendahuluan ……….... 27

2. Hasil identifikasi potensi dan masalah ……….. 27

3. Hasil pengumpulan data ……… 27

4. Hasil pengembangan produk ……….28

5. Hasil validasi ahli ………...28

6. Hasil revisi produk ………. ..29

7. Hasil uji coba terbatas ……… ..30

8. Hasil uji coba skala luas ………. .34

B. Pembahasan Data ………. 35

C. Pemahaman Siswa dan Ketercapaian KKM ………. 37

BAB V SIMPULAN DAN SARAN …………...………. 38

A. SIMPULAN ………... 38

B. SARAN ……….. 38

DAFTAR PUSTAKA ……… 39


(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu komponen penting dalam proses belajar adalah media. Kedudukan media pembelajaran ini tidak hanya sekedar alat bantu mengajar, tetapi juga merupakan salah satu cara untuk memotivasi dan berkomunikasi dengan siswa agar lebih efektif. Selain dapat menggantikan sebagian tugas guru sebagai penyaji materi (penyalur pesan). Media juga memiliki kegunaan untuk mengatasi hambatan dalam berkomunikasi, keterbatasan fisik dalam kelas, sikap pasif siswa serta mempersatukan pengamatan mereka. Oleh karena itu media pembelajaran dapat dikatakan sebagai sumber belajar yang dapat membantu mencapai tujuan dari pembelajaran.

Media yang dapat menunjang keaktifan siswa adalah Lembar Kerja Siswa. Selain membuat siswa lebih aktif dan mandiri, LKS juga memacu guru untuk menciptakan suatu media yang berhubungan erat dengan materi yang disampaikan. Apabila materi tidak tersampaikan dengan jelas karena waktu yang singkat di kelas, maka siswa dapat belajar mandiri dengan melatih diri menjawab soal-soal yang ada pada LKS mata pelajaran terkait di luar kelas.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SMK N 1 Cidaun, belum tersedia media LKS pada mata pelajaran produktif. Akibatnya sumber belajar siswa hanya didapatkan dari pengetahuan guru saja. Apabila materi tidak tersampaikan dengan jelas oleh guru karena waktu yang singkat di kelas maka siswa harus belajar mandiri. Terlebih lagi pada mata pelajaran produktif pengolahan pangan dengan menggunakan media penghantar panas merupakan salah satu standar kompetensi yang berisi banyak materi. Tidak tersedianya media LKS menyebabkan siswa tidak bisa belajar mandiri sehingga pemahaman siswa terhadap pelajaran produktif tidak maksimal.

Materi deep frying berisikan proses dimana makanan dimasak dengan cara direndam dalam minyak nabati atau lemak yang dipanaskan di atas titik didih


(6)

air. Proses ini dilakukan secara tradisional dalam kondisi atmosfer dan suhu penggorengan biasanya mendekati 2200 C. Materi deep frying membutuhkan media belajar yang dapat membantu siswa.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengembangkan media belajar tambahan berupa LKS agar siswa dapat belajar mandiri baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan bermaksud untuk mengadakan penelitian yang berjudul : “ Pengembangan Media LKS pada Kompetensi Dasar Menerapkan Penggorengan (Deep Frying)”.

B. Identifikasi Masalah

Beberapa masalah yang telah diidentifikasi oleh penulis diantaranya adalah:

a. Pada pembelajaran produktif di SMKN 1 Cidaun saat ini belum diterapkan media belajar berupa LKS .

b. Pemahaman siswa yang belum maksimal pada mata pelajaran produktif belum seluruhnya mencapai atau melebihi angka KKM 75.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada :

1. Pengembangan media LKS dalam mata pelajaran pengolahan pangan dengan menggunakan media penghantar panas.

2. Penerapan media LKS pada kelas X Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) tahun ajaran 2013/2014 semester 2.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas terdapat beberapa rumusan masalah, diantaranya adalah:

a. Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran pada standar kompetensi pengolahan pangan dengan menggunakan media penghantar


(7)

panas kompetensi dasar menerapkan penggorengan (deep frying) dengan menggunakan media LKS?

b. Apakah pengembangan media LKS dapat meningkatkan pemahaman siswa?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:

a. Menghasilkan media LKS yang layak dan valid digunakan untuk pembelajaran pada Kompetensi Dasar menerapkan penggorengan (Deep Frying).

b. Mengetahui peningkatan pemahaman siswa setelah menggunakan media LKS.

F. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian Pengembangan Media ini diharapkan akan memberikan manfaat, yaitu:

a. Meningkatkan hasil belajar siswa dan motivasi belajar siswa dengan strategi pembelajaran yang bervariasi juga meningkatkan keterampilan guru (peneliti) dalam menggunakan LKS sebagai alat bantu yang efisien dan meningkatkan motivasi guru agar melakukan inovasi dalam pembelajaran serta membantu guru berkembang secara profesional.

b. Pengembangan media LKS pada Kompetensi Dasar menerapkan penggorengan (Deep Frying) merupakan sumbangan pemikiran di SMK untuk pelajaran produktif.


(8)

(9)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai pengembangan media LKS untuk materi dasar penggorengan (deep frying) dilakukan di SMK Negeri 1 Cidaun, Cianjur. Penelitian yang dilakukan difokuskan pada kelas X program keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) tahun ajaran 2013/2014.

2. Subjek Penelitian 1) Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian SMK Negeri 1 Cidaun, Cianjur.

2) Sampel

Sampel merupakan bagian yang diambil dari suatu populasi yang dinilai dapat mewakili populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Sampel yang diambil untuk uji coba terbatas dalam penelitian ini adalah 12 orang siswa kelas X (TPHP) SMK Negeri 1 Cidaun, Cianjur.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan instrumen (alat pengumpul data) yang menghasilkan data numerikal (angka). Data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan kemudian diinterpretasikan.


(10)

Penelitian pengembangan media LKS pada kompetensi dasar menenerapkan penggorengan (Deep Frying) yang akan dilakukan menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2013), metode Research and Development (R&D) merupakan “metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk

tersebut”.

Langkah-langkah metode Research and Development (R&D) menurut Sugiyono (2013:409) dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Langkah-langkah metode Research and Development (R&D) (Sugiyono, 2013)

Pertimbangan peneliti menggunakan metode Research and Development (R&D) adalah sebagai berikut:

1. Tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah mengembangkan suatu produk berupa Lembar Kerja Siswa sebagai media dalam proses pembelajaran.

2. Sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan, maka digunakan metode Research and Development (R&D) yang merupakan rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan.


(11)

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian, maka penulis menganggap perlu digunakannya definisi operasional sebagai berikut:

1. Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar (Sumiati dan Asra, 2007).

2. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (student work sheet) adalah lembaran duplikat yang dibagikan guru pada tiap siswa disuatu kelas untuk melakukan kegiatan

(aktivitas mengajar). “LKS adalah tugas-tugas yang diberikan kepada

siswa dapat berupa teori dan atau praktek”. LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang berisikan petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas (Zamroni, 2004).

3. Kompetensi Dasar: Menerapkan Penggorengan (Deep Frying)

Pengolahan pangan dengan media penghantar panas adalah jenis pengolahan yang menggunakan benda/barang yang mampu menghantarkan panas dengan baik saat pengolahan pangan, seperti minyak, pasir, wajan, kompor, dan sebagainya. Kompetensi dasar ini mengharuskan siswa dapat mengerti tentang definisi, prinsip, proses, metode, keuntungan dan kerugian serta penerapan dalam industri dan kehidupan sehari-hari.


(12)

Untuk melaksanakan penelitian dan memperoleh data, maka perlu ditentukan teknik pengumpulan data yang akan digunakan. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah:

1. Observasi

Observasi yang dilakukan pada penelitian ini merupakan obesrvasi nonpartisipan, yakni peneliti tidak terlibat langsung dalam aktivitas yang menjadi sumber data penelitian dan hanya berperan sebagai pengamat (Sugiyono, 2013). Pengumpulan data dengan teknik observasi nonpartisipan dilakukan pada tahap identifikasi potensi dan masalah. 2. Angket Validasi dan Angket Tanggapan

Pengumpulan data menggunakan angket dilakukan melalui permintaan keterangan kepada sumber data. Pengumpulan data melalui angket validasi pada penelitian ini dilakukan pada tahap validasi ahli. Sedangkan pengumpulan data melalui angket tanggapan dilakukan pada uji coba terbatas.

3. Tes

Tes merupakan kumpulan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu/kelompok. Pengumpulan data melalui tes dilakukan pada tahap uji coba terbatas berupa post test yang dilakukan setelah penggunaan buku ajar yang dihasilkan sebagai media pembelajaran. Pada tahap ini digunakan pre-experimental design dengan bentuk one-shot case study. Paradigma dari one-shot case study adalah “Terdapat suatu kelompok diberi treatment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya (Sugiyono, 2013). Treatment adalah sebagai variabel independen dan

hasil adalah sebagai variabel dependen”. Paradigma bentuk one-shot case study dapat digambarkan seperti yang terlihat pada Gambar 3.1.

X = treatment yang diberikan (variabel independen)

X O


(13)

O = observasi (variabel dependen)

Gambar 3.1. Paradigma Bentuk One-Shot Case Study (sumber: Sugiyono, 2013)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan dalam penelitian

(Sugiyono, 2013). Lebih lanjut Sugiyono (2013:148) mengemukakan bahwa

“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Lembar validasi ahli beserta rubrik penskoran

Lembar validasi beserta rubrik penskoran merupakan instrumen dari angket validasi yang digunakan pada tahap validasi ahli dengan responden penelitian sebagai berikut: Burhan, S.TP., dan guru mata pelajaran produktif sebagai validator materi, guru Bahasa Indonesia sebagai validator bahasa, serta Dr. Sri Handayani, M.Pd. sebagai validator media.

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Lembar Validasi Materi

No Aspek Indikator Skor

4 3 2 1

1. Silabus Kesesuaian materi dengan: a.Standar Kompetensi b. Kompetensi Dasar c. Indikator

2. Materi Kebenaran materi pada segmen:

a.Pengertian,tujuan, prinsip deep frying b.Alat-alat penggorengan (deep frying) b. Proses penggorengan (deep fying) Keterkinian materi


(14)

Kemenarikan materi Kedalaman materi 3. Penyajian

program

Kemudahan untuk dipahami Ketepatan penggunaan bahasa

Kesesuaian gambar yang digunakan dengan materi: a. Pengertian, tujuan dan prinsip deep

frying

b. Alat-alat penggorengan (deep frying)

c. Keuntungan dan kerugian

penggorengan (deep frying)

Kesesuaian soal latihan yang digunakan dengan materi pada segmen:

a. Pengertian, tujuan dan prinsip penggorengan (deep frying)

b. Alat-alat penggorengan (deep frying)

c. Keuntungan dan kerugian

penggorengan (deep frying)

Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Lembar Validasi Bahasa

Aspek Indikator No butir

Bahasa

a. Penggunaan bahasa

b. Ketepatan penulisan/redaksi

c. Mudah dimengerti dan komunikatif d. Penggunaan istilah

1, 2 3 4,5 6, 7

Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Lembar Validasi Media

Aspek Indikator No butir

Media a. Komunikasi visual (layout dan desain) b. Bentuk dan ukuran huruf

1 2


(15)

c. Daya tarik d. Konsistensi e. Format f. Organisasi

3 4 5 6

2. Lembar angket tanggapan siswa

Lembar angket tanggapan siswa merupakan instrumen dari angket tanggapan siswa kelas X TPHP SMK Negeri 1 Cidaun sebagai responden penelitian. Lembar angket yang diberikan berupa kuisioner tanggapan siswa mengenai LKS yang diterapkan Kisi-kisi instrumen angket tanggapan siswa secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.4. berikut ini:

Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Angket Tanggapan Siswa

No. Pernyataan Skor

4 3 2 1

1 Melalui media LKS ini, saya dapat memahami: Pengertian penggorengan (deep frying)

Tujuan penggorengan (deep frying)

Prinsip –prinsip penggorengan (deep frying) Alat-alat penggorengan (deep frying)

Kelebihan penggorengan (deep frying) Kekurangan penggorengan (deep frying)

2 Materi penggorengan (deep frying) yang ditampilkan sesuai dengan kebutuhan belajar saya 3 Tampilan media LKS ini menarik

4 Bahasan yang digunakan mudah dipahami 5 Teks yang digunakan jelas dan mudah dibaca


(16)

penggorengan (deep frying) di rumah

7 Saya senang belajar dengan penggorengan (deep frying) ini

8 Gambar-gambar yang digunakan membuat saya lebih cepat memahami materi

9 Soal latihan yang digunakan membuat saya lebih cepat memahami materi

10 Saya merasa bersemangat untuk belajar setelah menyimak media LKS penggorengan (deep frying) ini

G. Teknik Analisis Data

1. Validitas Instrumen Penelitian

Sebelum instrumen penelitian digunakan, dilakukan pengujian validitas

instrumen terlebih dahulu.“Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan

untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2013). Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Definisi dari instrumen yang reliabel, yaitu “Instrumen yang bila digunakan beberapa

kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”

(Sugiyono, 2013).

Dalam penelitian yang akan dilakukan, validasi angket tanggapan siswa dan lembar validasi media hanya akan dilakukan melalui pendapat dari seorang ahli. Sedangkan untuk soal tes, akan dilakukan uji coba terlebih dahulu kemudian dihitung validitas dan reliabilitas dari soal tes yang digunakan. Secara teknis pengujian validitas instrumen dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen (Sugiyono, 2013). Indikator yang terdapat dalam kisi-kisi instrumen validasi ahli dan angket tanggapan siswa dapat dijadikan sebagai tolak ukur, selain itu terdapat pula nomor butir item instrumen sehingga pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.


(17)

2. Validasi Lembar Kerja Siswa

Validasi lembar kerja siswa yang dihasilkan dilakukan oleh validator materi, validator bahasa, serta validator media dan dianalisis menggunakan teknik deskriptif persentase (Sudijono, 2009) dengan rumus:

dimana P = persentase skor

f = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimum

Validator materi, validator bahasa, dan validator media akan menjawab pertanyaan dengan memberi skor sesuai rubrik validasi (skor tertinggi = 4 dan skor terendah = 1). Penentuan kriteria validitas ditentukan dengan cara sebagai berikut (Sudjana, 2005):

1. Tentukan persentase skor tertinggi/maksimum, yaitu:

2. Tentukan persentase skor terendah/minimum, yaitu:

3. Tentukan range, yaitu persentase skor maksimum dikurangi persentase skor minimum:

4. Menetapkan banyak kelas interval, yaitu 4 (sangat layak, layak, kurang layak, dan tidak layak)

5. Tentukan panjang interval, yaitu range dibagi dengan banyak kelas interval. Banyak kelas interval yang diambil adalah 19 dengan perhitungan sebagai berikut:


(18)

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka rentang persentase dan kriteria kualitatif uji kelayakan media dapat ditetapkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rentang Persentase dan Kriteria Kualitatif Kelayakan Media Rentang Persentase Kriteria Kualitatif Keterangan

82 % – 100 % Sangat layak Tidak perlu revisi

63 % – 81 % Layak Revisi

44 % - 62 % Kurang layak Revisi

25 % - 43 % Tidak layak Revisi

Sumber: Sudjana (2005) dengan modifikasi

2. Analisis Tanggapan Siswa

Tanggapan siswa mengenai penggunaan lembar kerja siswa sebagai media

pembelajaran diambil melalui angket. Skala pengukuran yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh melalui angket tanggapan siswa adalah Skala Likert. Angket tanggapan siswa dibuat dalam bentuk checklist yang berisi beberapa pernyataan dengan jawaban setiap item instrumen mempunyai gradasi pilihan jawaban sebagai berikut (Sugiyono, 2013): sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS), dan tidak setuju (TS). Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka masing-masing jawaban diberi skor, yaitu: SS = 4, S = 3, KS =2, TS = 1. Hasil tanggapan siswa kemudian dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut (Sudijono, 2009):

dimana P = persentase skor

f = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimum


(19)

Kriteria hasil tanggapan siswa ditentukan dengan cara sebagai berikut (Sudjana, 2005):

1. Tentukan persentase skor tertinggi/maksimum, yaitu:

2. Tentukan persentase skor terendah/minimum, yaitu:

3. Tentukan range, yaitu persentase skor maksimum dikurangi persentase skor minimum:

4. Menetapkan banyak kelas interval, yaitu 4 (sangat baik, baik, kurang baik, dan tidak baik)

5. Tentukan panjang interval, yaitu range dibagi dengan banyak kelas interval. Banyak kelas interval yang diambil adalah 19 dengan perhitungan sebagai berikut:

Berdasarkan perhitungan di atas, maka rentang persentase dan kriteria kualitatif dapat ditetapkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rentang Persentase dan Kriteria Kualitatif Tanggapan Siswa Rentang Persentase Kriteria Kualitatif Keterangan

82 % – 100 % Sangat baik Tidak perlu revisi

63 % – 81 % Baik Revisi

44 % - 62 % Kurang baik Revisi

25 % - 43 % Tidak baik Revisi


(20)

3. Penilaian Hasil Penerapan LKS

Efektifitas penerapan lembar kerja siswa terhadap hasil belajar siswa diukur melalui hasil post test. Nilai post test tiap siswa dianalisis dengan menggunakan rumus:

Keterangan: Jika jawaban benar, diberi bobot nilai 1 Jika jawaban salah, diberi bobot nilai 0

Media LKS dikatakan efektif apabila hasil belajar siswa (post test) menunjukkan 60% siswa mencapai angka KKM, yaitu 75.

H. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah prosedur penelitian sesuai alur metode Research and Development (R&D) dijabarkan sebagai berikut:

1. Potensi dan Masalah

Pada tahap ini dilakukan observasi nonpartisipan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada. Pada program keahlian TPHP SMKN 1 Cidaun khususnya kelas X, belum tersedia media LKS yang dapat digunakan sebagai sumber dan media pembelajaran. Materi ajar yang disampaikan lebih banyak disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas atau melalui tugas mandiri. Media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas masih terbatas pada penggunaan papan tulis dan Microsoft Power Point yang dilengkapi dengan penggunaan LCD projector. Buku yang tersedia di perpustakaan juga masih sangat minim dan tidak lengkap. Siswa yang memiliki komputer dan akses internet pun sangat sedikit sehingga pemahaman siswa terhadap kompetensi yang harus dikuasai cenderung kurang berkembang karena terbatasnya materi yang dapat disampaikan oleh guru di dalam kelas. 2. Pengumpulan Data


(21)

Pengembangan media LKS untuk kompetensi dasar menerapkan penggorengan (deep frying) membutuhkan literatur-literatur sebagai sumber informasi sebagai acuan dalam penyusunannya. Literatur-literatur yang digunakan diantaranya: Media LKS untuk SMK, buku-buku mengenai pengolahan pangan dengan menggunakan media penghantar panas, buku-buku mengenai bahan pangan yang diolah dengan cara penggorengan, silabus SMK, serta jurnal-jurnal yang mendukung pengembangan LKS.

3. Pengembangan Produk

Pengembangan produk dilakukan dengan membuat desain LKS termasuk membuat garis-garis besar isi media, jabaran materi, serta naskah media. Produk yang dihasilkan berupa LKS yang memuat materi pada kompetensi dasar menenerapkan penggorengan (Deep Frying).

4. Validasi Ahli

Setelah LKS selesai dibuat maka tahap selanjutnya adalah validasi yang dilakukan oleh validator ahli, yaitu validator materi, validator bahasa, dan validator media.

5. Revisi Produk

Media LKS yang telah divalidasi kemudian diperbaiki apabila masih terdapat kekurangan berdasarkan saran validator materi, validator bahasa, dan validator media .

6. Uji Coba Terbatas

Meida LKS yang telah diperbaiki kemudian diuji cobakan pada 12 orang siswa kelas X program keahlian TPHP SMK Negeri 1 Cidaun, Cianjur. Selain itu, siswa akan diminta untuk mengisi angket tanggapan berisi pertanyaan mengenai penilaian siswa terhadap kemudahan dalam memahami materi yang terdapat di dalam LKS dan ketertarikan siswa menggunakan LKS untuk pembelajaran.


(22)

LKS kemudian direvisi dan disempurnakan kembali berdasarkan hasil uji coba terbatas (skala kecil).

8. Penerapan LKS

Setelah media LKS direvisi, media LKS diterapkan kepada 25 orang siswa kelas X TPHP SMK Negeri 1 Cidaun, Cianjur.

Gambar 2. Langkah-langkah Prosedur Penelitian Sesuai Alur Metode R&D dengan Modifikasi

Potensi dan Masalah

Pengumpulan Data

Pengembangan Produk

Validasi Ahli Revisi Produk

Uji Coba Terbatas

Revisi Produk Akhir

Produk Akhir


(23)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Media LKS yang dikembangkan dinilai layak untuk diterapkan pada kelas X Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) semester 2 untuk pelajaran pengolahan pangan dengan menggunakan media penghantar panas kompetensi dasar menerapkan penggorengan (deep frying). Kelayakan media LKS tersebut telah dilakukan validasi media, materi dan latihan soal.

2. Hasil belajar siswa yang diperoleh menunjukkan bahwa sebanyak 92% siswa kelas X TPHP SMK Negeri 1 Cidaun yang menjadi responden penelitian tuntas dalam mencapai dan melebihi angka KKM. Rata-rata nilai hasil belajar siswa yang diperoleh setelah menggunakan media Lembar Kerja Siswa sebagai media pembelajaran mencapai nilai yang memuaskan yaitu 85.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat hal yang dapat dijadikan sebagai fokus pengembangan agar penelitian selanjutnya sebaiknya LKS dibuat dengan menggunakan ilustrasi yang lebih komunikatif dan lebih memperhatikan tata letak (layout) baik tulisan maupun gambar. LKS yang komunikatif dan memiliki tata letak (layout) yang baik diharpakan dapat lebih mempermudah siswa dalam memahami materi serta menjawab soal-soal latihan juga menambah ketertatikan siswa untuk belajar menggunakan media LKS.


(1)

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka rentang persentase dan kriteria kualitatif uji kelayakan media dapat ditetapkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rentang Persentase dan Kriteria Kualitatif Kelayakan Media Rentang Persentase Kriteria Kualitatif Keterangan

82 % – 100 % Sangat layak Tidak perlu revisi

63 % – 81 % Layak Revisi

44 % - 62 % Kurang layak Revisi

25 % - 43 % Tidak layak Revisi

Sumber: Sudjana (2005) dengan modifikasi

2. Analisis Tanggapan Siswa

Tanggapan siswa mengenai penggunaan lembar kerja siswa sebagai media

pembelajaran diambil melalui angket. Skala pengukuran yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh melalui angket tanggapan siswa adalah Skala

Likert. Angket tanggapan siswa dibuat dalam bentuk checklist yang berisi beberapa

pernyataan dengan jawaban setiap item instrumen mempunyai gradasi pilihan jawaban sebagai berikut (Sugiyono, 2013): sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS), dan tidak setuju (TS). Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka masing-masing jawaban diberi skor, yaitu: SS = 4, S = 3, KS =2, TS = 1. Hasil tanggapan siswa kemudian dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut (Sudijono, 2009):

dimana P = persentase skor

f = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimum


(2)

Kriteria hasil tanggapan siswa ditentukan dengan cara sebagai berikut (Sudjana, 2005):

1. Tentukan persentase skor tertinggi/maksimum, yaitu:

2. Tentukan persentase skor terendah/minimum, yaitu:

3. Tentukan range, yaitu persentase skor maksimum dikurangi persentase skor minimum:

4. Menetapkan banyak kelas interval, yaitu 4 (sangat baik, baik, kurang baik, dan tidak baik)

5. Tentukan panjang interval, yaitu range dibagi dengan banyak kelas interval. Banyak kelas interval yang diambil adalah 19 dengan perhitungan sebagai berikut:

Berdasarkan perhitungan di atas, maka rentang persentase dan kriteria kualitatif dapat ditetapkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rentang Persentase dan Kriteria Kualitatif Tanggapan Siswa Rentang Persentase Kriteria Kualitatif Keterangan

82 % – 100 % Sangat baik Tidak perlu revisi

63 % – 81 % Baik Revisi

44 % - 62 % Kurang baik Revisi

25 % - 43 % Tidak baik Revisi


(3)

3. Penilaian Hasil Penerapan LKS

Efektifitas penerapan lembar kerja siswa terhadap hasil belajar siswa diukur melalui hasil post test. Nilai post test tiap siswa dianalisis dengan menggunakan rumus:

Keterangan: Jika jawaban benar, diberi bobot nilai 1 Jika jawaban salah, diberi bobot nilai 0

Media LKS dikatakan efektif apabila hasil belajar siswa (post test) menunjukkan 60% siswa mencapai angka KKM, yaitu 75.

H. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah prosedur penelitian sesuai alur metode Research and

Development (R&D) dijabarkan sebagai berikut:

1. Potensi dan Masalah

Pada tahap ini dilakukan observasi nonpartisipan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada. Pada program keahlian TPHP SMKN 1 Cidaun khususnya kelas X, belum tersedia media LKS yang dapat digunakan sebagai sumber dan media pembelajaran. Materi ajar yang disampaikan lebih banyak disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas atau melalui tugas mandiri. Media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas masih terbatas pada penggunaan papan tulis dan Microsoft Power Point yang dilengkapi dengan penggunaan LCD projector. Buku yang tersedia di perpustakaan juga masih sangat minim dan tidak lengkap. Siswa yang memiliki komputer dan akses internet pun sangat sedikit sehingga pemahaman siswa terhadap kompetensi yang harus dikuasai cenderung kurang berkembang karena terbatasnya materi yang dapat disampaikan oleh guru di dalam kelas. 2. Pengumpulan Data


(4)

Pengembangan media LKS untuk kompetensi dasar menerapkan penggorengan (deep frying) membutuhkan literatur-literatur sebagai sumber informasi sebagai acuan dalam penyusunannya. Literatur-literatur yang digunakan diantaranya: Media LKS untuk SMK, buku-buku mengenai pengolahan pangan dengan menggunakan media penghantar panas, buku-buku mengenai bahan pangan yang diolah dengan cara penggorengan, silabus SMK, serta jurnal-jurnal yang mendukung pengembangan LKS.

3. Pengembangan Produk

Pengembangan produk dilakukan dengan membuat desain LKS termasuk membuat garis-garis besar isi media, jabaran materi, serta naskah media. Produk yang dihasilkan berupa LKS yang memuat materi pada kompetensi dasar menenerapkan penggorengan (Deep Frying).

4. Validasi Ahli

Setelah LKS selesai dibuat maka tahap selanjutnya adalah validasi yang dilakukan oleh validator ahli, yaitu validator materi, validator bahasa, dan validator media.

5. Revisi Produk

Media LKS yang telah divalidasi kemudian diperbaiki apabila masih terdapat kekurangan berdasarkan saran validator materi, validator bahasa, dan validator media .

6. Uji Coba Terbatas

Meida LKS yang telah diperbaiki kemudian diuji cobakan pada 12 orang siswa kelas X program keahlian TPHP SMK Negeri 1 Cidaun, Cianjur. Selain itu, siswa akan diminta untuk mengisi angket tanggapan berisi pertanyaan mengenai penilaian siswa terhadap kemudahan dalam memahami materi yang terdapat di dalam LKS dan ketertarikan siswa menggunakan LKS untuk pembelajaran.


(5)

LKS kemudian direvisi dan disempurnakan kembali berdasarkan hasil uji coba terbatas (skala kecil).

8. Penerapan LKS

Setelah media LKS direvisi, media LKS diterapkan kepada 25 orang siswa kelas X TPHP SMK Negeri 1 Cidaun, Cianjur.

Gambar 2. Langkah-langkah Prosedur Penelitian Sesuai Alur Metode R&D dengan Modifikasi

Potensi dan Masalah

Pengumpulan Data

Pengembangan Produk

Validasi Ahli Revisi Produk

Uji Coba Terbatas

Revisi Produk Akhir

Produk Akhir


(6)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Media LKS yang dikembangkan dinilai layak untuk diterapkan pada kelas X Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) semester 2 untuk pelajaran pengolahan pangan dengan menggunakan media penghantar panas kompetensi dasar menerapkan penggorengan (deep frying). Kelayakan media LKS tersebut telah dilakukan validasi media, materi dan latihan soal.

2. Hasil belajar siswa yang diperoleh menunjukkan bahwa sebanyak 92% siswa kelas X TPHP SMK Negeri 1 Cidaun yang menjadi responden penelitian tuntas dalam mencapai dan melebihi angka KKM. Rata-rata nilai hasil belajar siswa yang diperoleh setelah menggunakan media Lembar Kerja Siswa sebagai media pembelajaran mencapai nilai yang memuaskan yaitu 85.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat hal yang dapat dijadikan sebagai fokus pengembangan agar penelitian selanjutnya sebaiknya LKS dibuat dengan menggunakan ilustrasi yang lebih komunikatif dan lebih memperhatikan tata letak (layout) baik tulisan maupun gambar. LKS yang komunikatif dan memiliki tata letak (layout) yang baik diharpakan dapat lebih mempermudah siswa dalam memahami materi serta menjawab soal-soal latihan juga menambah ketertatikan siswa untuk belajar menggunakan media LKS.