MODEL PEMBELAJARAN ELABORASI DALAM MEMAHAMI STRUKTUR PEMBENTUK DAN LAPIS MAKNA PUISI INDONESIA MODERN PADA PENGAJARAN APRESIASI PUISI :Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMA N 1 Batujajar.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ……….. i
KATA PENGANTAR ………. ii
UCAPAN TERIMA KASIH ………... iv
ABSTRAK ……….. v
DAFTAR ISI ……… .. vi
DAFTAR TABEL ……….. … xix
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xxiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……… 1
1.2 Identifikasi Masalah ……… 6
1.3 Rumusan Masalah ……….. ……….. 7
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….. ….. 8
1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis ………. 8
1.6 Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ……….. 9
1.7 Definisi Operasional ………. 9
1.8 Paradigma Penelitian ……… 10
1.9 Desain Penelitian ……….. 11
BAB II TEORI SASTRA DAN MODEL PEMBELAJARAN ELABORASI 2.1 Hakikat Sastra ……….. 12
(2)
2.1.1 Pengertian Sastra ………. 14
2.1.2 Fungsi Sastra ………. 15
2.1.3 Jenis dan Genre Sastra ……….. 18
2.2 Hakikat Puisi ………... 23
2.2.1 Pengertian Puisi ……….. 25
2.2.2 Jenis-jenis Puisi ………... 27
2.2.3 Periodisasi Puisi ……… 31
2.3 Unsur Puisi ……….. 43
2.3.1 Struktur Pembentuk Puisi ………. 44
2.3.2 Lapis Makna Puisi ………. 48
2.4 Apresiasi Puisi 2.4.1 Pengertian Apresiasi ………. 53
2.4.2 Pendekatan Apresiasi ……… 54
2.4.3 Tingkatan Apresiator ……… 58
2.4.4 Bekal Apresiator ……….. 60
2.5 Hakikat Pembelajaran ………. 62
2.5.1 Filsafat Pendidikan ……… .. 62
2.5.2 Psikologi Pendidikan dan Perkembangan ………. 64
2.5.3 Pembelajaran dan Pengajaran ………... ... 71
2.5.4 Teori Belajar ………. 77
2.5.5 Model-model Pembelajaran ……….. 78
2.6 Model Pembelajaran Elaborasi 2.6.1 Orientasi Model Pembelajaran Elaborasi ………... 80
(3)
2.6.2 Model Pembelajaran Elaborasi ………. 84
2.6.3 Struktur ..……….. 85
2.6.4 Sistem Sosial ……….... 86
2.6.5 Prinsip Reaksi ………... 87
2.6.6 Sistem Penunjang ……….... 87
2.6.7 Penerapan Model Elaborasi ……….... 89
2.6.8 Dampak Instruksional dan Penyerta ……….. .. 92
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian ……….. 93
3.2 Variabel Penelitian ………. 94
3.3 Desain Penelitian ……… 94
3.3.1 Metode Penelitian ………. 94
3.3.2 Teknik Penelitian 3.3.2.1 Tes ……… 95
3.3.2.1.1 Kisi-kisi Tes Memahami Struktur Pembentuk Puisi Indonesia ………. 96
3.3.2.1.2 Kisi-kisi Tes Memahami Lapis Makna Puisi Indonesia ………... 97
3.3.2.1.3 Instrumen Bahan Tes ………... 98
3.3.2.1.4 Instrumen Soal Tes Struktur Pembentuk Puisi Indonesia …..………. 98
(4)
3.3.2.1.5 Instrumen Soal Tes Lapis Makna Puisi Indonesia ………... 100 3.3.2.2 Pengamatan ……… 102
3.3.2.2.1 Kisi-kisi Pedoman Pengamatan Kegiatan Guru ……… 103 3.3.2.2.2 Kisi-kisi Pedoman Pengamatan Kegiatan
Siswa ………... 104 3.3.2.2.3 Instrumen Pedoman Pengamatan Kegiatan
Guru ……… 105 3.3.2.2.4 Instrumen Pedoman Pengamatan Kegiatan
Siswa ……….. 107 3.3.2.3 Wawancara
3.3.2.3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Untuk Guru ……… 110 3.3.2.3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Untuk Siswa ………... 111 3.3.2.3.3 Instrumen Pedoman Wawancara
Untuk Guru ……… 112 3.3.2.3.4 Instrumen Pedoman Wawancara
untuk Siswa ……… 113 3.4 Pengujian Instrumen Penelitian
3.4.1 Uji Validitas ……… 115 3.4.2 Uji Reliabilitas ……… 116
(5)
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
3.5.1 Populasi ……….. 118
3.5.2 Sampel ………. 118
3.6 Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data
3.6.1 Prosedur Pengumpulan Data ……….. 118 3.6.2 Analisis Data
3.6.2.1 Persiapan ……… 119 3.6.2.2 Tabulasi ……….. 120 3.6.2.3 Penerapan Data sesuai Pendekatan Penelitian …… 120 3.6.3 Uji Hasil Analisis Data
3.6.3.1 Uji Normalitas ………... 121 3.6.3.2 Uji Homogenitas ………... 122 3.6.4 Uji Hipotesis ……….. 123
BAB IV ANALISIS STRUKTUR PEMBENTUK DAN LAPIS MAKNA PUISI INDONESIA
4.1 Analisis Puisi Indonesia
4.1.1 Analisis Puisi Lama (Sebelum 1920) Syair 4.1.1.1 Struktur Pembentuk Syair Abdul Muluk
karya Raja Ali Haji ……….. 126 4.1.1.2 Lapis Makna Syair Abdul Muluk
(6)
4.1.2 Analisis Puisi Masa Kebangkitan (1920-1945) 4.1.2.1 Periode Balai Pustaka 1920
4.1.2.1.1 Struktur Pembentuk Puisi Kemegahan Karya M. Yamin ……….. 131 4.1.2.1.2 Lapis Makna Puisi Kemegahan
Karya M. Yamin ………. 135 4.1.2.2 Periode Pujangga Baru 1933
4.1.2.2.1 Struktur Pembentuk Puisi
Tiada Tertahan Karya ST. Alisyahbana. 137 4.1.2.2.2 Lapis Makna Puisi Tiada Tertahan
Karya ST. Alisyahbana ……… 140 4.1.3 Analisis Puisi Masa Perkembangan (1945-1966)
4.1.3.1 Periode 1945
4.1.3.1.1 Struktur Pembentuk Puisi
Persetujuan dengan Bung Karno
Karya Chairil Anwar ………. 142 4.1.3.1.2 Lapis Makna Puisi
Persetujuan dengan Bung Karno
Karya Chairil Anwar ………. 146 4.1.3.2 Periode 1966
4.1.3.2.1 Struktur Pembentuk Puisi Memang Selalu Demikian, Hadi
(7)
4.1.3.2.2Lapis Makna Puisi
Memang Selalu Demikian, Hadi
Karya Taufik Ismail ………... 151 4.1.4 Analisis Puisi Masa Orde Baru (1970-1990)
4.1.4.1 Periode Orba I 1970
4.1.4.1.1 Struktur Pembentuk Puisi Pot
Karya Sutardji Calzoum Bachri ………. 153 4.1.4.1.2 Lapis Makna Puisi Pot
Karya Sutardji Calzoum Bachri ………. 156 4.1.4.2 Periode Orba II 1980
4.1.4.2.1 Struktur Pembentuk Puisi Pertemuan
Karya D. Zawawi Imron ……… 157 4.1.4.2.2 Lapis Makna Puisi Pertemuan
Karya D. Zawawi Imron ……… 161 4.1.4.3 Periode Orba III – IV 1990
4.1.4.3.1 Struktur Pembentuk Puisi Bayangan Kelam Karya Soni Farid Maulana ………. 163 4.1.4.3.2 Lapis Makna Puisi Bayangan Kelam
Karya Soni Farid Maulana ………. 166 4.2 Hasil Analisis Struktur Pembentuk dan Lapis Makna Puisi
Indonesia
(8)
4.2.1.1. Berdasarkan Analisis Struktur Pembentuk Syair Abdul Muluk Karya Raja Ali Haji ………. 168 4.2.1.2. Berdasarkan Analisis Lapis Makna Syair
Abdul Muluk Karya Raja Ali Haji ………. 169 4.2.2 Puisi Masa Kebangkitan (1920-1945)
4.2.2.1 Periode Balai Pustaka 1920
4.2.2.1.1 Berdasarkan Analisis Struktur Pembentuk Puisi Kemegahan
Karya M. Yamin ………..170 4.2.2.1.2 Berdasarkan Lapis Makna Puisi
Kemegahan Karya M. Yamin ……….. 172 4.2.2.2. Periode Pujangga Baru 1933
4.2.2.2.1 Berdasarkan Analisis Struktur Pembentuk Puisi Tiada Tertahan Karya Sutan Takdir Alisyahbana ……… . 174 4.2.2.2.2 Berdasarkan Analisis Lapis Makna Puisi
Tiada Tertahan Karya Sutan Takdir
Alisyahbana ……….. 175 4.2.3 Analisis Puisi Masa Perkembangan (1945-1966)
4.2.3.1 Periode 1945
4.2.3.1.1 Berdasarkan Analisis Struktur Pembentuk Puisi Persetujuan dengan Bung Karno Karya Chairil Anwar ………. 177
(9)
4.2.3.3.2 Berdasarkan Analisis Lapis Makna Puisi Persetujuan dengan Bung Karno
Karya Chairil Anwar ………. 178 4.2.3.2 Periode 1966
4.2.3.2.1 Berdasarkan Analisis Struktur Pembentuk Puisi Memang Selalu Demikian, Hadi Karya Taufik Ismail ……….. 180 4.2.3.2.2 Berdasarkan Analisis Lapis Makna Puisi
Memang Selalu Demikian, Hadi
Karya Taufik Ismail ……….. 181 4.2.4 Analisis Puisi Masa Orde Baru (1970-1990)
4.2.4.1 Periode Orba I 1970
4.2.4.1.1 Berdasarkan Analisis Struktur Pembentuk Puisi Pot
Karya Sutardji Calzoum Bachri ……… 183 4.2.4.1.2 Berdasarkan Analisis Lapis Makna Puisi
Pot Karya Sutardji Calzoum Bachri … 185 4.2.4.2 Periode Orba II 1980
4.2.4.2.1 Berdasarkan Analisis Struktur Pembentuk Puisi Pertemuan
Karya D. Zawawi Imron ……….. 186 4.2.4.2.2 Berdasarkan Analisis Lapis Makna Puisi
(10)
4.2.4.3 Periode Orba III – IV 1990
4.2.4.3.1 Berdasarkan Analisis Struktur Pembentuk Puisi Bayangan Kelam
Karya Soni Farid Maulana……… 189
4.2.4.3.2 Berdasarkan Analisis Lapis Makna Puisi Bayangan Kelam Karya Soni Farid Maulana ………. 190
4.3 Pembahasan Hasil Analisis 4.3.1 Struktur Pembentuk Puisi 4.3.1.1 Kata ……….. 192
4.3.1.2 Bunyi ……… 197
4.3.1.3 Larik atau Baris ………... 201
4.3.1.4 Bait ………... 202
4.3.1.5 Tipografi ………. 205
4.3.1.6 Penggantian Arti (Displacing) ……… 207
4.3.1.7 Penyimpangan Arti (Distorting) ………... 209
4. 3.1.8 Penciptaan Arti (creting of meaning) ………….. 212
4.3.2 Lapis Makna Puisi Indonesia 4.3.2.1 Lapis Bunyi ‘Sound Stratum’ ………... 216
4.3.2.2 Lapis Arti ‘Units of Meaning’ ... 219
4.3.2.3 Lapis Dunia yang Digambarkan Penyair ………. 220
4.3.2.4 Lapis Dunia Dilihat dari Titik Pandang Tertentu (Implied) ……… 227
(11)
4.3.2.5 Lapis Dunia Metafisis (Kontemplasi) …………... 229
4.3.2.6 Sense atau Tema ……… 230
4.3.2.7 Subject Matter ……….. 232
4.3.2.8 Feeling atau Rasa ……….. 234
4.3.2.9 Tone ………. 235
4.3.2.10 Total of Meaning ……….. 237
4.3.2.11 Intention ……….. 240
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN MODEL PEMBELAJARAN ELABORASI DALAM MEMAHAMI STRUKTUR PEMBENTUK DAN LAPIS MAKNA PUISI INDONESIA 5.1 Model Pembelajaran Elaborasi 5.1.1 Orientasi Model ………. 242
5.1.2 Gambaran Kebutuhan Pembelajaran Puisi di SMA N 1 BATUJAJAR 5.1.2.1 Guru ……….. 243
5.1.2.2 Siswa ……… 243
5.1.2.3 Sarana Pendukung 5.1.2.3.1 Perpustakaan ……….. 244
5.1.2.3.2 Referensi Buku Sastra ……… 244
(12)
5.1.3 Pelaksanaan Perlakuan Model Pembelajaran Elaborasi pada Proses Pembelajaran
5.1.3.1 Persiapan
5.1.3.1.1 Kondisi Kelas ……….. 245 5.1.3.1.2 Silabus ………. 246 5.1.3.1.3 Bahan Ajar ……….. 246 5.1.3.1.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ….. 247 5.1.3.2 Pelaksanaan ………... 250 5.1.3.3 Evaluasi ………. 251 5.2 Data Hasil Penelitian dan Analisis Data
5.2.1 Hasil Tes
5.2.1.1 Prates dan Postes
5.2.1.1.1 Struktur Pembentuk Puisi ………. 252 5.2.1.1.2 Lapis Makna Puisi ………. 255 5.2.2 Hasil Pengamatan
5.2.2.1 Kegiatan Guru ……… 258 5.2.2.2 Kegiatan Siswa ………... 264 5.2.3 Hasil Wawancara
5.2.3.1 Responden Guru ………. 269 5.2.3.2 Responden Siswa ………... 272 5.3 Uji Data Penelitian
5.3.1Uji Validitas ……… 287 5.3.2 Uji Reliabilitas ……….. . 292
(13)
5.3.3 Uji Normalitas ……… 295
5.3.4 Uji Homogenitas ……… 297
5.3.5 Uji Hipotesis ……….. 299
5.4 Pembahasa Hasil Penelitian 5.4.1 Hasil Tes ………. 302
5.4.2 Hasil Pengamatan 5.4.2.1 Kegiatan Guru ……… 304
5.4.2.2 Kegiatan Siswa ………... 305
5.4.3 Hasil Wawancara 5.4.3.1 Responden Guru ………. 306
5.4.3.2 Responden Siswa ……… 307
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ……….. 310
6.2 Saran ……… 321
DAFTAR PUSTAKA ……… 322
LAMPIRAN ……….. 329
(14)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kompleksitas krisis nilai-nilai, norma-norma, etika dan estetika, sopan-santun menjadi sesuatu hal yang sulit ditegakkan dan terus berlarut-larut belum menemukan jalan keluarnya. Masyarakat menjadi egois, mementingkan dirinya sendiri, tanpa mau peduli terhadap orang lain.
Kondisi sosial masyarakat yang terus-menerus dikecewakan akhirnya menimbulkan penyakit mental pada masyarakat itu sendiri. Penyakit tersebut tercermin pada penggunaan bahasa yang dilakukan oleh masyarakat baik orang tua, remaja, maupun anak-anak yang cenderung kasar, kotor, sombong, yang berdampak pada kesantunan berbahasa hilang dan muncul bahasa jalanan yang tidak terdidik.
Hal ini diakui pula oleh Sayuti (Jabrohim, 1994: 4), salah satu masalah yang kita hadapi dalam usaha pembangunan bangsa kita dewasa ini adalah pembinaan mental. Maksud mental disini ialah usaha peningkatan kesanggupan ruhaniah untuk menghayati segala segi kehidupan dan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat dengan tujuan mencapai kebahagiaan hidup yang sebesar-besarnya.
Pembinaan mental tidak bisa lepas dari peran pendidikan. Pendidikan memegang kunci berkualitas atau tidaknya seorang insan. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional ditetapkan dalam bentuk Undang-undang Sistem Pendidikan
(15)
2
Nasional. UU Sisdiknas pasal 31 berbunyi “mengembangkan kemampuan dan membantu watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab” (Siswanto, 2009: 28).
Dalam membentuk karakter ahlak mulia dan jatidiri seseorang, peranan pengajaran sastra di dalam dunia pendidikan sebenarnya sangat penting, tetapi tidak setiap orang mengetahui pentingnya pengajaran sastra dalam pembelajaran membentuk karakter dan jatidiri, bahkan kebanyakan orang cenderung menganggap enteng dan menyepelekan.
Tujuan pengajaran sastra menurut Rusyana (1984: 313) adalah untuk menjauharikan si terdidik agar ia dapat menghayati nilai-nilai luhur, agar ia siap melihat dan mengenal nilai dengan tepat, dan menjawabnya dengan hangat dan simpatik.
Menurut Moody (Jabrohim, 1994: 4) bahwa studi sastra benar-benar telah dijamin dapat memberikan andil yang penting dalam masyarakat maju yang dihadapkan kepada problem-problem nyata dan keras.
Sastra sangat berguna bagi kehidupan manusia, bagi kehidupan suatu bangsa. Menurut Norman Podhoretz (Jabrohim, 1994: 5) sastra dapat memberi pengaruh yang sangat besar terhadap cara berpikir seseorang mengenai hidup, mengenai baik buruk, mengenai benar salah, mengenai cara hidup sendiri serta bangsanya. Podhoretz (Jabrohim, 1994:5) juga menerangkan bahwa “orang dapat
(16)
hidup tanpa sastra. Hanya soalnya apakah mereka dapat hidup dengan baik tanpa sastra? Hidup tanpa sastra berarti sampai batas tertentu hidup tanpa kesadaran”.
Berdasarkan data yang tercatat di perpustakaan SMAN 1 Batujajar, pembaca karya sastra baik guru, karyawan, maupun siswa tidak lebih dari 10% jumlah populasi yang ada.
Karya sastra dibagi menjadi tiga jenis, yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi merupakan pernyataan sastra yang paling inti. Segala unsur seni kesastraan mengental dalam puisi. Puisi itu kata Pradopo (2009: vi) selain memberikan kenikmatan seni, juga memperkaya kehidupan batin, menghaluskan budi, bahkan juga sering membangkitkan semangat hidup yang menyala, dan mempertinggi rasa ketuhanan dan keimanan.
Seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran puisi selain dapat memahami puisi, tentu saja harus piawai juga menggunakan metode dan strategi pembelajarannya. Untuk menentukan metode dan strategi pembelajaran yang tepat perlu dilakukan penelitian dan uji coba. Pada kesempatan ini penelitian pada Model Pembelajaran Elaborasi dalam Memahami Struktur Pembentuk dan Lapis Makna Puisi Indonesia Modern pada Pengajaran Apresiasi Puisi (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMAN 1 Batujajar).
Secara umum hasil penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa penerapan teori elaborasi dalam pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut:
1) Penelitian Wena, dkk (2009: 31) dengan judul Pengembangan Modul Pembelajaran dengan Strategi Elaborasi pada Matakuliah Konstruksi
(17)
4
Bangunan dan Menggambar I pada Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan menyimpulkan bahwa;
a. modul pembelajaran bidang studi Bangunan dan Menggambar I yang didesain dengan pendekatan teori elaborasi secara signifikan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran, dan
b. kelompok mahasiswa yang diajar dengan sistem modul yang dirancang dengan teori elaborasi memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok mahasiswa yang diajar dengan sistem modul yang tidak dirancang dengan teori elaborasi.
2) Penelitian C. S. Cendrawati (2000: abstrak) Tesis Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan judul Kepribadian Kreatif dan Kemampuan Melakukan Elaborasi terhadap Konsep-konsep Sistem Reproduksi Anthophytha (Studi terhadap Mahasiswa Fakultas Pertanian PTN dan Beberapa Fakultas PTS) menyimpulkan;
a. skala kepribadian kreatif mahasiswa termasuk kategori sedang;
b. kemampuan mahasiswa dalam melakukan elaborasi terhadap konsep-konsep sistem reproduksi Anthophytha termasuk kategori sedang; dan c. hubungan derajat kepribadian kreatif dengan kemampuan melakukan
elaborasi koefesien korelasi untuk skor keseluruhan didapat signifikan; koefesien korelasi untuk skor kepribadian kreatif kelompok atas tidak signifikan, koefesien korelasi untuk skor kepribadian kreatif kelompok
(18)
tengah signifikan, koefesien korelasi untuk skor kepribadian kreatif kelompok bawah signifikan.
3) Penelitian Ruri Handayani (2007: abstrak) Skripsi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah secara Kreatif dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan Elaborasi Siswa, menyimpulkan;
a. berdasarkan hasil skor gain rata-rata tiap seri pembelajaran kemampuan elaborasi siswa mengalami peningkatan dan termasuk kriteria tinggi pada setiap seri,
b. dari hasil analisis presentasi rata-rata ranah afektif dan psikomotor setiap seri pembelajaran cenderung meningkat, dan
c. dari skor gain ternormalisasi diperoleh bahwa efektivitas setiap seri pembelajaran cukup efektif.
4) Penelitian Jenal Sudirman (2009: abstrak) Skripsi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pendidikan Indonesia dengan judul Komparasi Hasil Belajar Model Pembelajaran Elaborasi dengan Model Pembelajaran Konvensional pada Mata Pelajaran Pengaturan Sistem Refrigerasi dan Tata Udara, menyimpulkan;
a. Penggunaan model pembelajaran elaborasi dan metode pembelajaran konvensional secara keseluruhan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, namun perolehan hasil belajar kedua model pembelajaran tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan,
(19)
6
b. Kelemahan model pembelajaran elaborasi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional adalah membutuhkan waktu yang lama untuk menyampaikan materi, selain itu juga pengajar membutuhkan banyak waktu untuk mencari analogi-analogi yang tepat bagi setiap materi yang bersifat abstrak, dan
c. Kelebihan penggunaan model pembelajaran elaborasi yaitu penyajian materi yang sistematis dan pemberian anlogi membuat siswa lebih mudah mengingat informasi yang baru disampaikan.
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut;
1) Rendahnya kemampuan siswa SMAN 1 Batujajar dalam memahami puisi Indonesia modern;
2) Kurangnya kemampuan guru SMAN 1 Batujajar dalam puisi Indonesia; 3) Sulitnya memahami kata, frasa, kalimat, atau bahasa yang terdapat dalam
puisi;
4) Sulitnya menentukan majas yang digunakan dalam puisi; 5) Tidak memahami struktur fisik dan struktur batin puisi, dan
6) Tidak bervariasinya metode yang digunakan dalam pembelajaran puisi sehingga puisi menjadi tidak menarik.
(20)
Berdasarkan pada penelitian pendahulu dan hasil identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;
1) Seberapa besar pengaruh model pembelajaran elaborasi terhadap peningkatan kemampuan siswa SMAN 1 Batujajar dalam memahami struktur pembentuk dan lapis makna puisi Indonesia modern?
2) Seberapa besar pengaruh model pembelajaran elaborasi terhadap efektivitas proses pembelajaran memahami struktur pembentuk dan lapis makna puisi Indonesia modern?
3) Adakah pengaruh pelaksanaan model pembelajaran elaborasi terhadap siswa dan guru SMAN 1 Batujajar dalam memudahkan memahami struktur pembentuk dan lapis makna puisi Indonesia modern?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut;
1) Mendapatkan gambaran kemampuan siswa SMAN 1 Batujajar dalam memahami struktur pembentuk dan lapis makna puisi Indonesia modern dengan menggunakan model pembelajaran elaborasi.
2) Mendapatkan gambaran penggunaan model pembelajaran elaborasi dalam memahami struktur pembentuk dan lapis makna puisi Indonesia modern. 3) Mendapatkan gambaran pendapat siswa dan guru SMAN 1 Batujajar
tentang penggunaan model pembelajaran elaborasi dalam memahami struktur pembentuk dan lapis makna puisi Indonesia modern.
(21)
8
1) dapat mengetahui gambaran kemampuan siswa SMAN 1 Batujajar dalam memahami struktur pembentuk dan lapis makna puisi Indonesia modern; 2) dapat mengetahui gambaran penggunaan model pembelajaran elaborasi dalam
memahami struktur pembentuk dan lapis makna puisi Indonesia modern; 3) dapat mengetahui gambaran pendapat guru dan siswa SMAN 1 Batujajar
tentang penggunaan model pembelajaran elaborasi dalam memahami puisi.
1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis
Anggapan dasar dalam penelitian ini sebagai berikut;
1) Model pembelajaran elaborasi dapat meningkatkan kemampuan memahami puisi Indonesia modern;
2) Model pembelajaran elaborasi dapat digunakan dalam proses pembelajaran memahami struktur pembentuk dan lapis makna puisi Indonesia modern; dan
3) Siswa dan guru merasa senang mempelajari struktur pembentuk dan lapis makna puisi Indonesia modern dengan menggunakan model pembelajaran elaborasi.
Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Ha: Terdapat perbedaan antara pembelajaran memahami struktur pembentuk dan lapis makna puisi Indonesia modern menggunakan model elaborasi dengan pembelajaran memahami puisi Indonesia yang menggunakan model induktif; dan
(22)
2) Ho: Tidak terdapat perbedaan antara pembelajaran memahami struktur pembentuk dan lapis makna puisi Indonesia modern menggunakan model elaborasi dengan pembelajaran memahami puisi Indonesia yang menggunakan model induktif.
1.6 Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian
Lokasi penelitian pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Batujajar, Jalan Raya Selacau, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat. Populasi yang dijadikan subjek penelitian yaitu seluruh siswa kelas X SMA N 1 Batujajar, sedangkan sampel penelitian adalah siswa kelas X3 dan X5.
1.7 Definisi Operasional
Definisi operasional penelitian ini sebagai berikut;
1) Model pembelajaran merupakan suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan persiapan pembelajaran di kelas yang mendeskripsikan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan peserta didik berinteraksi, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan perilaku pada diri peserta didik.
2) Teori elaborasi mendeskripsikan cara-cara pengorganisasian isi pembelajaran dengan mengikuti urutan umum ke rinci.
3) Memahami, kata dasarnya “paham” berarti pengertian. Mendapat imbuhan me-i menjadi memahami mengandung pengertian mengerti benar.
(23)
10
4) Struktur pembentuk puisi: bunyi, kata, larik atau baris, bait, tipografi, dan dari ketidaklangsungan pernyataan puisi: penggantian arti (displacing), penyimpangan arti (distorting) dan penciptaan arti (creating of meaning). 5) Lapis makna puisi: sense, subject matter, feeling, tone, total of meaning,
intention, dan lapis bunyi (sound stratum), lapis arti (units of meaning), lapis dunia atau realitas yang digambarkan penyair, dunia atau realitas yang dilihat dari titik pandang tertentu, dan dunia yang bersifat metafisis. 6) Puisi Indonesia modern yaitu puisi Indonesia dengan melepaskan diri dari
pola-pola puisi lama Indonesia.
7) Pengajaran apresiasi puisi, yaitu kegiatan menggauli cipta sastra khususnya puisi dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran, dan perasaan pembacanya.
1.8 Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut;
Teori Elaborasi Teori Analisis Puisi
Model Pembelajaran Elaborasi dan Puisi Indonesia
Analisis Struktur Pembentuk dan Lapis Makna Puisi Indonesia Menggunakan Pendeketan Rifaterre, Ingarden, Richard
(24)
1.9 Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu: Tahapan
Penelitian
Rencana Kegiatan
Tahap 1 Perencanaan
1) Studi pendahuluan 2) Survei lokasi
3) Identivikasi masalah
4) Mengajukan judul penelitian 5) Mengajukan proposal penelitian 6) Membuat perijinan penelitian
Tahap 2 Pelaksanaan
1) Menetapkan lokasi penelitian
2) Menentukan populasi dan memilih sampel secara random
3) Memilih guru yang akan menguji model 4) Melaksanakan prates
5) Melakukan pengamatan pelaksanaan perlakuan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol 6) Melaksanakan pascates
7) Melaksanakan wawancara
Tahap 3 Hasil
1) Mengolah data 2) Menguji data 3) Menganalisis data
4) Menyusun laporan penelitian 5) Melaporkan hasil penelitian
Penggunaan Model Pembelajaran Elaborasi dalam Memahami Struktur Pembentuk dan
Lapis Makna Puisi Indonesia Modern
Hasil Penelitian Penggunaan Model Pembelajaran Elaborasi dalam Memahami Struktur Pembentuk dan Lapis Makna Puisi
(25)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian
Paradigma diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian; teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan (Sugiyono, 2010: 42).
Paradigma penelitian yang digunakan yaitu paradigma ganda dengan dua variabel dependen. Gambarnya sebagai berikut.
r
r 2
Keterangan:
X = Model Elaborasi
Y1 = Struktur Pembentuk Puisi Y2 = Lapis Makna Puisi
r , r 2 = Korelasi Sederhana
(Sugiyono, 2010: 45). X
Y2 Y1
(26)
Gambar di atas menunjukkan paradigma ganda dengan satu variabel independen dan dua variabel dependen. Variabel independen yaitu X, sedangkan variabel dependen adalah Y1 dan Y2
Untuk mencari besarnya hubunga antara X dengan Y1, dan X dengan Y2 digunakan teknik korelasi sederhana. Demikian juga jika ingin mencari hubungan antara Y dengan Y2 analisis regresi dapat digunakan.
3.2 Variabel Penelitian
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya, variabel dalam penelitian ini yaitu satu variabel independen dengan dua variabel dependen. Variabel independennya adalah Model Pembelajaran Elaborasi, sedangkan variabel dependennya adalah Struktur Pembentuk Puisi, dan Lapis Makna Puisi.
3.3 Desain Penelitian
3.3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Desain dalam penelitian yang digunakan adalah True Ekperimental dengan bentuk The Randomized Pretest- Posttest Control Group Design. Ciri dari desain ini adalah bahwa sampel yang digunakan untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol diambil secara random dari populasi. Jadi cirinya adalah adanya dua kelompok yang dipilih secara random.
(27)
95
Dua kelompok yang dipilih secara random tersebut kemudian diberi prates untuk mengetahui kemampuan awal kelompok. Hasil prates yang baik bila nilai kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan (Sugiyono, 2010: 75-76).
Observasi dilakukan pada kedua kelompok yang menjadi subjek penelitian, kemudian keduanya diberikan pascates.
Diagram desain penelitian ‘The Randomized Pretest-Posttes Control Group Design’ sebagai berikut;
Treatment group R O X O Control group R O C O
Keterangan: R = Random O = Prates O = Pascates
X = Perlakuan Eksperimen C = Perlakuan Kontrol
(Fraenkel & Wallen, 2007: 274, Sugiyono, 2010: 76).
3.3.2 Teknik Penelitian 3.3.2.1 Tes
Tes yang digunakan adalah prates dan pascates. Prates dimaksudkan untuk mendapatkan data awal tentang kemampuan siswa sebelum mendapatkan perlakuan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
(28)
elaborasi, dan pascates dimaksudkan untuk mengukur kemampuan hasil belajar siswa setelah mendapatkan perlakuan.
3.3.2.1.1 Kisi-kisi Tes Memahami Struktur Pembentuk Puisi Indonesia
N O
KEMAMPUAN
ASPEK YANG DIUKUR
K E T. KATA BUNYI/
RIMA
LARIK/ BARIS
BAIT TIPO GRAFI S k S d M d S k S d M d S k S d M d S k S d M d S k S d M d 1 Penggantian arti
(displacing)
1 2 3 3
2 Penyimpangan arti (distorting)
4 5 6 7 4
3 Penciptaan arti (creating of meaning)
8 9 1
0
3
Aminuddin (1991: 136) dan Riffateree (Pradopo, 2009: 212).
Keterangan:
Sk = Sukar Sd = Sedang Md = Mudah
(29)
97
3.3.2.1.2 Kisi-kisi Tes Memahami Lapis Makna Puisi Indonesia
N O
KEMAM PUAN
ASPEK YANG DIUKUR
K E T TEMA Sense POKOK PIKIRAN Subject Matter RASA Feeling NADA Tone MAKNA KESELU RUHAN Total of Meaning AMA NAT Intention S k S d M d S k S d M d S k S d M d S k S d M d S k S d M d S k S d M d 1 Lapis
bunyi (sound stratum)
1 1
2 Lapis arti (unit of meaning)
2 3 2
3 Lapis dunia digambark an penyair
4 5 2
4 Lapis dunia titik pandang tertentu (implied)
6 7 8 3
5 Lapis dunia metafisis (kontempla si)
9 1
0
2
I. A. Richards (Aminuddin, 1991: 149) dan Ingarden (Pradopo, 2009: 14)
Keterangan: Sk = Sukar Sd = Sedang Md = Mudah
(30)
3.3.2.1.3 Instrumen Bahan Tes SINETRON GAYA BARU
sepotong roti yang kau lapisi dengan mentega, tidak cukup mengganjal perutku yang lapar
dan aku belum menyantapnya selagi acara di televisi tayangkan tangis orang-orang pinggiran, yang cekik harga melambung tinggi
di sebuah pasar aku melihat seorang ibu tua memungut sisa sayur-mayur yang dibuang orang ke dalam tong sampah. Aku melihatnya begitu nyata. lihat, mata ibu tua itu: kini tampak bercahaya
ketika mendapat sebuah wortel segar, seperti mendapat sekantung uang.
“aduh, sinetron itu bagus banget! Siapa sih sutradaranya?” tanyamu. Dan aku tak bisa berkata, selain menatap
wajahmu. Dan berita pagi pun usai sudah, sebelum kopi dan sepotong roti menghuni perutku yang buncit
di huni lemak dan segudang penyakit kontemporer Opera Malam, Maulana (2008: 35).
3.3.2.1.4 Instrumen Soal Tes Struktur Pembentuk Puisi Indonesia Petunjuk!
Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan benar!
1. Temukan kata-kata dalam puisi tersebut yang mengandung makna kiasan minimal dua kata dan kutiplah kata-kata itu!
a. ………..
b. ……….
2. Temukan kata-kata yang mengandung makna kias Metafora!
a. ……….
(31)
99
3. Dalam bait keberapa terdapat kata-kata yang mengandung makna kias Personifikasi? Temukan dan kutiplah kata tersebut!
a. ………
b. ………
4. Temukan kalimat yang mengandung arti ganda (ambigu) dalam puisi tersebut minimal dua kalimat!
a. ………
b. ………
5. Pada bait keberapa terdapat kata-kata atau kalimat nonsense (tidak mengandung arti leksikal)? Kutiplah kata atau kalimat tersebut!
a. ………..
b. ………..
6. Adakah kata atau kalimat yang kontradiksi dalam baris atau bait puisi tersebut?
a. Ada b. Tidak ada
Jika ada kutiplah kata atau kalimat tersebut!
………... 7. Apakah tipografi puisi tersebut khas sehingga mempunyai makna atau arti
tersendiri?
a. Biasa (Konvensional) b. Khas
(32)
8. Adakah kata atau kalimat dalam puisi tersebut yang menyatakan intensitas? a. Ada
b. Tidak ada
Jika ada kutiplah kata atau kalimat tersebut!
………. 9. Bait atau baris keberapa saja terjadi kesejajaran arti (simitri)? Kutiplah kata
atau kalimat tersebut!
……… 10. Adakah baris atau bait yang paralelisme dalam puisi tersebut?
a. Ada b. Tidak ada
Jika ada kutiplah baris atau bait tersebut!
………..
3.3.2.1.5 Instrumen Soal Tes Lapis Makna Puisi Indonesia Petunjuk!
Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan benar!
1. Bagaimana rasa (sikap) penyair dalam menghadapi permasalahan yang ada? a. Simpati
b. Tidak peduli c. Biasa-biasa saja
(33)
101
2. Apakah diksi (pilihan kata) yang dipilih penyair sudah mencerminkan permasalahan yang ada?
a. Sudah b. Belum
Berikan alasan ……… 3. Pesan pengarang yang paling inti dalam puisi itu terdapat pada bait keberapa?
Kutiplah pesan tersebut!
………. 4. Apakah tema puisi itu?
………. 5. Adakah pelaku/tokoh dalam puisi itu?
a. Ada b. Tidak ada
Jika ada siapa saja pelaku itu ………. 6. Pencitraan (penggambaran) apa saja yang terdapat dalam puisi itu? Temukan
minimal dua pencitraan dan kutiplah kata-kata yang mendukung temuan tersebut!
………. 7. Apa pokok masalah yang ditonjolkan penyair dalam puisi tersebut?
….……… 8. Apakah amanat (pesan) yang ingin disampaikan penyair dalam puisi itu?
a. Tersirat b. Tersurat
(34)
Tuliskan amanatnya ……… 9. Apakah isi puisi tersebut masih sesuai dengan situasi sekarang? Jelaskan!
………. 10. Buatlah parafrasa dari puisi tersebut minimal dua bait!
………
3.3.2.2 Pengamatan
Pengamatan atau observasi, adalah penilaian dengan cara mengadakan pengamatan terhadap suatu hal secara langsung, teliti, dan sistematis.
Pengamatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengamatan terstruktur dan tidak terstruktur. Pengamatan terstruktur, kegiatan pengamat telah diatur, dibatasi dengan kerangka kerja tertentu yang telah disusun secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Sedangkan pengamatan tidak terstruktur, adalah pengamatan yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
(35)
103
3.3.2.2.1 Kisi-kisi Pedoman Pengamatan Kegiatan Guru
VARIABEL INDIKATOR ASPEK
YANG DIAMATI
NOMOR ITEM INSTRUMEN 1. Persiapan
(pra)
pembelajaran 2. Membuka
pembelajaran (apersepsi) 3. Kegiatan inti 4. Penutup
Pelaksanaan model pembelajaran 1. Pra pembelajaran 2. Membuka
pembelajaran 3. Kegiatan inti
pembelajaran: a. Penguasaan
materi
pembelajaran b. Pendekatan/
strategi pembelajaran c. Pemanfaatan
sumber belajar/media pembelajaran d. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa e. Penilaian
proses dan hasil belajar 4. Penutup
1. Kesiapan 2. Pembukaan 3. Kegiatan inti
proses
pembelajaran: a. Penguasaan
materi b. Strategi
pembelajaran c. Penggunaan
media
pembelajaran d. Pembelajaran yang interaktif e. Penilaian
proses dan hasil
pembelajaran 4. Penutup
1,2 3,4,5,6 7,8,9,10, 11,12 13,14,15, 16,17,18,19 20,21,22 23,24,25, 26,27,28 29,30 31,32
Instrumen Penilaian Praktik Mengajar Peserta PLPG, Depdiknas 2008 dengan penyesuaian.
(36)
3.3.2.2.2 Kisi-kisi Pedoman Pengamatan Kegiatan Siswa
VARIABEL INDIKATOR ASPEK
YANG DIAMATI
NOMOR ITEM INSTRUMEN 1. Persiapan
(pra) pembelajar an
2. Orientasi belajar (apersepsi) 3. Kegiatan
inti 4. Penutup
Pelaksanaan model pembelajaran elaborasi
1. Pra pembelajaran 2. Orientasi/
pembukaan pembelajaran 3. Kegiatan inti
pembelajaran: a. Hubungan
wawasan pengetahuan dengan materi pembelajaran b. Motivasi
belajar c. Responsif
terhadap penggunaan sumber belajar/media pembelajaran d. Pembelajaran yang kondusif, aktif, dan tertib e. Responsif
terhadap penilaian proses dan hasil belajar 4. Penutup
1. Kesiapan 2. Pembukaan 3. Kegiatan inti
proses
pembelajaran: a. Hubungan
wawasan pengetahuan dengan materi b. Respon belajar c. Antusias
menggunakan sumber/media pembelajaran d. Pembelajaran
yang aktif, interaktif, responsive, dan kondusif e. Respon
terhadap penilaian proses dan hasil
pembelajaran 4. Penutup
1,2 3,4,5,6 7,8,9,10, 11,12,13 14,15,16,17, 18,19 20,21,22 23,24,25, 26,27 28,29 30,31
Instrumen Penilaian Praktik Mengajar Peserta PLPG, Depdiknas 2008 dengan penyesuaian.
(37)
105
3.3.2.2.3 Instrumen Pedoman Pengamatan Kegiatan Guru Petunjuk!
Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada kolom skor (A, B, C, D) sesuai dengan kriteria sebagai berikut;
A = 4 (sangat baik) B = 3 (baik)
C = 2 (cukup) D = 1 (kurang)
NO ASPEK YANG DIAMATI
SKOR KET.
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media
2 Memeriksa kesiapan siswa
II MEMBUKA PEMBELAJARAN 3 Melakukan kegiatan apersepsi 4 Membagikan teks puisi
5 Memberikan kesempatan pada siswa untuk membacakan puisi di depan kelas atau dilakukan oleh guru langsung
6 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan Materi Pembelajaran
7 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
8 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan untuk pembentukan karakter dan jatidiri
(38)
9 Menjelaskan bagian-bagian yang belum dimengerti siswa
10 Membantu mengurai unsur pembentuk puisi 11 Membantu mengurai unsur lapis makna puisi 12 Menggunakan unsur sosio kultural
B Pendekatan/Strategi Pembelajaran
13 Memberikan pertanyaan-pertanyaan pancingan kepada siswa
14 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan urutan pembelajaran elaborasi
15 Melaksanakan pembelajaran secara runut 16 Menguasai kelas
17 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
18 Melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif 19 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
waktu yang dialokasikan
C Pemanfaatan Media Pembelajaran 20 Menunjukkan keterampilan dalam
menggunakan media pembelajaran
21 Membuat proses pembelajaran yang hidup 22 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
pembelajaran
D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa
23 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
24 Merespon positif partisipasi siswa
25 Memfasilitasi terjadinya interaksi guru dan siswa
26 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
27 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif
28 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar 29 Memantau kemajuan belajar
(39)
107
IV Penutup
31 Melakukan refleksi hubungan materi
pembelajaran dengan pembentukan karakter dan jatidiri
32 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remedial/pengayaan SKOR TOTAL I - IV
SKOR AKHIR = (skor total : 128) x 100
Catatan: ………
……… Batujajar, ……… 2011 Pengamat,
………
3.3.2.2.4 Instrumen Pedoman Pengamatan Kegiatan Siswa
Petunjuk!
Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada kolom skor (A, B, C, D) sesuai dengan kriteria sebagai berikut;
A = 4 (sangat baik) B = 3 (baik)
C = 2 (cukup) D = 1 (kurang)
(40)
NO ASPEK YANG DIAMATI
SKOR KET.
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1 Siswa berdo’a atau membuka salam
2 Mempersiapkan buku pelajaran dan alat tulis II ORIENTASI PEMBELAJARAN
3 Menjawab pertanyaan apersepsi 4 Menerima teks puisi
5 Perwakilan siswa membacakan puisi di depan kelas
6 Mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan dan kompetensi yang akan dicapai serta langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Hubungan Wawasan Pengetahuan dengan
Materi Pembelajaran
7 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
8 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan yang b erhubungan dengan karakter dan jatidiri 9 Menanyakan bagian-bagian yang belum jelas 10 Mengelaborasi puisi
11 Menemukan unsur-unsur pembentuk puisi 12 Menemukan unsur-unsur lapis makna puisi 13 Membuat parafrasa puisi
B Motivasi/Respon Belajar
14 Aktif merespon pertanyaan-pertanyaan pancingan dari guru
15 Dapat memahami puisi sesuai dengan urutan pembelajaran elaborasi
16 Dapat melaksanakan urutan mengelaborasi secara runut
17 Mendukung suasana kelas kondusif, toleransi, menghargai pendapat orang lain
18 Kerjasama dengan teman secara positif
(41)
109
C Responsif terhadap Penggunaan Media Pembelajaran
20 Merespon dengan antusias pemanfaatan media pembelajaran
21 Proses belajar menjadi hidup dan menyenangkan
22 Aktif terlibat dalam pemanfaatan media pembelajaran
D Pembelajaran yang Aktif, Interaktif, Responsif, dan Kondusif
23 Termotivasi untuk partisipasi aktif dalam pembelajaran
24 Aktif bertanya atau menjawab pertanyaan baik yang diajukan guru atau teman
25 Menjalin terjadinya interaksi guru dan siswa dengan baik
26 Menunjukkan sikap terbuka terhadap perbedaan pendapat
27 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif dan toleran
E Responsif terhadap Penilaian Proses dan Hasil Belajar
28 Serius dalam belajar
29 Menjawab pertanyaan dalam penilaian akhir sesuai kompetensi
IV Penutup
30 Merefleksi hubungan materi dengan karakter dan jatidiri
31 Melaksanakan tindak lanjut kegiatan atau tugas sebagai bagian remedial/pengayaan
SKOR TOTAL I - IV
SKOR AKHIR = (skor total : 124) x 100
Catatan:……… Batujajar, ……… 2011 Pengamat,
(42)
3.3.2.3 Wawancara
Wawancara atau interviu, merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi dari responden (siswa, orang yang diwawancarai) dengan melakukan tanya jawab sepihak.
Wawancara dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu wawancara secara terpimpin dan bebas. Wawancara terpimpin, pihak pewawancara atau pengevaluasi telah menyiapkan sejumlah pertanyaan secara sistematis. Demikian pula halnya dengan jawaban yang diharapkan dari responden, juga sudah dipersiapkan sehingga dalam menjawab pertanyaan itu responden tinggal memilih jawaban yang sudah dipersiapkan. Sedangkan wawancara bebas sebaliknya, responden diberi kebebasan untuk menjawab berbagai pertanyaan sesuai dengan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh pewawancara.
3.3.2.3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Untuk Guru
VARIABEL INDIKATOR ASPEK
YANG DIUKUR
NOMOR ITEM INTRUMEN 1. Pernah
menggunakan model
2. Mudah dalam melaksanakan model
3. Kelebihan dan kekurangan penggunaan model
4. Menumbuhkan pembentukan karakter dan jatidiri Model pembelajaran elaborasi 1. baru atau ada
sebelumnya 2. paham atau
belum 3. pernah atau
belum
4. mudah atau sulit 5. sesuai atau tidak 6. hambatan yang
dirasakan
1. baru atau lama model elaborasi 2. paham atau belum
mengenai model elaborasi
3. pernah atau belum menggunakan model elaborasi
4. mudah atau sulit menggunakan model elaborasi 1 2 3 4, 5
(43)
111
7. keunggulan atau kelemahan 8. tumbuh atau
tidak
9. menerapkan atau tidak
5. sesuai atau tidak model elaborasi untuk mengajarkan pemahaman puisi 6. hambatan yang
dirasakan ketika menggunakan elaborasi 7. keunggulan dan
kelemahan model elaborasi
8. menumbuhkan pembentukan karakter dan jatidiri atau tidak
9. menerapkan pembelajaran karakter dan jatidiri atau tidak 6 7 8 9 10
(Sugiyono, 2010: 114) dengan penyesuaian.
3.3.2.3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Untuk Siswa
VARIABEL INDIKATOR ASPEK
YANG DIUKUR
NOMOR ITEM INSTRUMEN 1. Proses
pembelajaran menyenangkan 2. Meningkatkan
minat dan motivasi siswa belajar puisi 3. Menumbuhkan
pembentukan karakter dan jatidiri Pelaksanaan model pembelajaran elaborasi 1. mudah atau
sulit 2. respon
meningkat atau tidak
3. senang atau tidak
4. manfaat atau tidak
5. menarik atau tidak
6. menyenangkan atau tidak
1. menjadi lebih mudah atau tetap sulit
2. meningkatkan respon
pembelajaran atau tidak
3. menyenangkan atau tidak 4. manfaat atau
kurang bermanfaat 5. menarik atau tidak
menarik 6. menyenangkan
atau tidak 1 2 3 4 5 6
(44)
7. membuat tidak jenuh atau jenuh
8. bervariasi atau monoton 9. meningkatkan
minat atau tidak 10. meningkatkan motivasi atau tidak 11. memberikan kebebasan atau mengikat 12. pertanyaan memancing atau tidak
13. melatih berpikir atau tidak 14. menumbuhkan pembentukan karakter dan jatidiri atau tidak
7. tidak jenuh atau menjenuhkan 8. bervariasi atau
monoton 9. meningkatkan
minat atau tetap 10. meningkatkan
motivasi atau tidak 11. pemberian
kebebasan atau mengikat dalam memahami puisi 12. memberikan
pertanyaan yang memancing atau tidak
13. melatih berpikir menganalisis atau tidak
14. menumbuhkan pembentukan karakter dan jatidiri atau tidak
7 8 9 10 11 12 13 14,15
(Sugiyono, 2010: 114) dengan penyesuaian.
3.3.2.3.3 Instrumen Pedoman Wawancara Untuk Guru
1. Menurut Bapak/Ibu apakah model pembelajaran elaborasi dalam memahami struktur pembentuk dan lapis makna puisi merupakan model baru?
2. Apakah Bapak/Ibu sebelumnya sudah paham tentang model elaborasi? 3. Pernahkah Bapak/Ibu menerapkan model elaborasi dalam memahami puisi? 4. Apakah model elaborasi mudah dilaksanakan?
5. Apakah model elaborasi mudah diikuti siswa?
(45)
113
7. Hambatan/kesulitan/kelemahan apa yang Bapak/Ibu rasakan ketika pembelajaran memahami puisi dengan menggunakan model elaborasi?
8. Keunggulan/kemudahan/kenyamanan apa yang Bapak/Ibu rasakan ketika pembelajaran memahami puisi menggunakan model elaborasi?
9. Apakah model elaborasi dapat menumbuhkan pembentukan karakter dan jatidiri siswa?
10. Bagaimana cara Bapak/Ibu menerapkan pembelajaran karakter dan jatidiri siswa dalam pembelajaran puisi?
3.3.2.3.4 Instrumen Pedoman Wawancara untuk Siswa
1. Apakah pembelajaran yang baru saja dilakukan memudahkan kalian atau tetap sulit dalam memahami puisi?
2. Apakah respon kalian terhadap pemahaman puisi lebih meningkat atau tetap dengan cara mengajar seperti itu?
3. Apakah cara mengajarkan pemahaman puisi seperti itu menambah kalian menjadi lebih senang untuk membaca dan mempelajari puisi lebih dalam? 4. Apakah memahami puisi itu ada manfaatnya atau tidak bagi kalian?
5. Menurut pendapat kalian apakah model mengajar memahami puisi yang dilaksanakan guru menarik?
6. Menurut pendapat kalian apakah model pembelajaran yang dilakukan tadi dalam memahami puisi menyenangkan?
7. Apakah model mengajar memahami puisi yang dilaksanakan tadi tidak membuat kalian jenuh?
(46)
8. Menurut pendapat kalian apakah model mengajar memahami puisi yang dilaksanakan guru bervariasi atau monoton?
9. Apakah cara guru mengajar yang dilakukan tadi dapat meningkatkan minat belajar kalian untuk lebih giat membaca dan mempelajari puisi?
10. Apakah model mengajar yang dilaksanakan tadi dapat meningkatkan motivasi kalian untuk mempelajari puisi lebih dalam?
11. Apakah guru memberikan kebebasan kepada kalian atau tidak dalam memahami puisi tersebut?
12. Apakah guru dalam mengajar memahami puisi tersebut sering memberi pertanyaan yang memancing kalian untuk lebih cepat memahaminya atau tidak?
13. Apakah model mengajar memahami puisi yang dilaksanakan guru dapat melatih pikiran kalian untuk berpikir kritis serta peka terhadap situasi dan keadaan lingkungan sekitar?
14. Apakah pembelajaran memahami puisi yang dilaksanakan guru seperti tadi dapat menumbuhkan kalian untuk kerjasama team dan toleransi (saling menghargai)?
15. Apakah model mengajar memahami puisi yang dilakukan tadi dapat menumbuhkan akhlak mulia pada kalian?
(47)
115
3.4 Pengujian Instrumen Penelitian 3.3.1 Uji Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010: 121).
Untuk instrumen yang berbentuk tes, pengujian validitas isi (content validity) dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir instrumen dengan skor total, dan uji beda dilakukan dengan menguji signifikansi perbedaan antara 27% skor kelompok atas dan 27% skor kelompok bawah (Sugiyono, 2010: 129).
Uji validitas korelasi sederhana atau korelasi bivariate dapat dengan menggunakan SPSS 17 korelasi Kendall’s tau-b atau Spearman.
Langkah-langkah analisis dengan SPSS sebagai berikut: 1) bukalah program SPSS;
2) klik variable view pada SPSS data editor;
3) pada kolom name baris pertama ketik sebelum (prates), pada decimal ganti menjadi 0, pada label ketik struktur pembentuk pada kolom measure pilih ordinal, pada kolom name baris kedua ketik setelah (pacates), pada label ketik lapis makna, pada kolom measure pilih ordinal, kolom lainnya bisa diabaikan;
4) masuklah ke dalam data view dengan klik data view; 5) isikan data sebelum tes dan sesudah tes;
(48)
6) selanjutnya klik analyze, correlate, bivariat;
7) masukkan variable “sebelum tes” dan “sesudah tes” ke kotak variables 8) pada correlation coefficients hilangkan tanda centang pada pearson,
kemudian beri tanda centang pada Kendall’s atau Spearman; dan 9) klik OK!
(Priyatno, 2009: 114-118).
Pada analisis korelasi Kendall’s tau-b koefisien mendekati 1 dapat disimpulkan hubungan antara tes awal dan tes akhir adalah erat. Angka koefisien positif menunjukkan hubungan positif, yaitu jika perlakuan meningkat maka kemampuan juga meningkat.
3.4.2 Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bisa digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2010: 121). Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retes (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2010: 130).
Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian internal consistency dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2010: 131). Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrument dalam
(49)
117
penelitian ini, sesuai dengan paradigma penelitian adalah analisis regresi linier. Analisis regresi linier dapat dengan menggunakan SPSS 17.
Langkah- langkah menguji reliabilitas instrumen dengan SPSS adalah sebagai berikut:
1) bukalah program SPSS;
2) klik variable view pada SPSS data editor;
3) pada kolom name baris pertama ketik sebelum (prates), pada label ketik struktur pembentuk pada kolom measure pilih scale, pada kolom name baris kedua ketik setelah (pacates), pada label ketik lapis makna, pada kolom measure pilih scale, kolom lainnya bisa diabaikan;
4) masuklah ke dalam data view dengan klik data view; 5) isikan data sebelum tes dan setelah tes;
6) selanjutnya klik analyze, regression, linier;
7) masukkan variable “sebelum tes” ke kotak dependent dan variable “struktur Pembentuk” ke kotak independent(s).
8) klik tab statistics, kemudian akan muncul kotak dialog;
9) pada residuals berilah tanda centang pada casewise diagnostics, kemudian pilih all cases. Selanjutnya klik continue dan akan kembali ke kotak dialog sebelumnya; dan
10) klik OK!
(Priyatno, 2009: 128-131).
Hasil penghitungan uji reliabilitas instrumen tersebut dapat disimpulkan dengan t hitung yaitu pengujian signifikansi untuk mengetahui pengaruh variabel
(50)
X terhadap Y. Untuk mengetahui signifikan atau tidak, angka t hitung harus dibandingkan dengan t tabel. Jika – t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Priyatno, 2009: 136). Sama artinya dengan Ha diterima .
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1993: 102). Populasi data yang dijadikan subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Batujajar, kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat.
3.5.2 Sampel
Sampel penelitian diambil menggunakan teknik random dengan cara diundi yaitu setiap kelas diberi gulungan kertas yang terlebih dahulu diberi kode, kemudian perwakilan dari setiap kelas mengambil satu gulungan kertas dan terpilihlah dua kelas sebagai calon kelas eksperimen dan calon kelas kontrol.
3.6 Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data 3.6.1 Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dibagi menjadi empat tahap yaitu tes awal (prates), pengamatan saat pelaksanaan perlakuan pembelajaran, tes akhir (pascates), dan wawancara.
(51)
119
Tahap pertama, diadakan tes awal (prates) di kedua kelas. Hasil tes ini berfungsi sebagai data awal sebelum diberikan perlakuan, yang nantinya dijadikan standar ada atau tidaknya perubahan.
Tahap kedua, pelaksanaan pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung kepada guru dan siswa dengan memberikan tanda ceklis (√) pada setiap item subjek yang diamati.
Tahap ketiga, tes akhir (pascates) untuk mengukur hasil perlakuan pada proses pembelajaran penggunaan model pembelajaran elaborasi pada kelas eksperimen dan model pembelajaran induktif pada kelas kontrol.
Tahap keempat, wawancara dengan guru dan siswa berkaitan dengan pelaksanaan model pembelajaran elaborasi sebagai subjek penelitian.
3.6.2 Analisis Data
Analisis data dilakukan dalam tiga tahap yaitu persiapan, tabulasi data, dan penerapan data sesuai pendekatan penelitian.
3.6.2.1 Persiapan
Tahap persiapan dalam melakukan analisis data yaitu memilih atau menyortir data sedemikan rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
(52)
2) Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data (termasuk kelengkapan lembaran instrumen); dan 3) Mengecek macam isian data.
3.6.2.2 Tabulasi
Tabulasi data dimaksudkan untuk memindahkan data hasil mentah kedalam data hasil siap diolah atau diuji. Termasuk kedalam kegiatan ini antara lain:
1) Memberikan skor (skoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor. Misalnya tes, angket, rating scale, dan sebagainya.
2) Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi kode.
3) Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan teknik analisa yang digunakan.
4) Memberikan kode (coding) dalam hubungan dengan mengolah data.
3.6.2.3 Penerapan Data sesuai Pendekatan Penelitian
Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian dimaksudkan adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain penelitian yang digunakan.
(53)
121
3.6.3 Uji Hasil Analisis Data 3.6.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji penyebaran data normal atau tidak normal (ordinal). Apabila data yang dianalisis berbentuk sebaran normal, maka peneliti boleh menggunakan teknik statistik parametrik, sedangkan apabila data yang diolah tidak merupakan sebaran normal atau ordinal maka peneliti harus menggunkan statistik nonparametrik.
Sebagian cara untuk pengujian normalitas dengan menggunakan rumus chi-kuadrat (χ²) atau chi-sequare (Arikunto, 1993: 272). Uji normalitas dengan chi sequare dapat menggunakan SPSS 17 yaitu analyze nonparametric χ² test, chi sequare (χ²).
Langkah-langkah analisis chi sequare adalah sebagai berikut: 1) bukalah program SPSS;
2) klik variable view pada SPSS editor;
3) pada kolom name ketik jenis, pada decimal ganti menjadi 0, pada label ketik jenis tes, kolom measure pilih scale, kolom lainnya bisa diabaikan;
4) masuk ke halaman dalam data view; 5) isikan data nilai hasil tes;
6) selanjutnya, klik analyze, nonparametric test, chi sequare;
7) setelah itu akan tampil kotak dialog chi sequare test. Masukkan variable jenis ke kotak test variable list; dan
(54)
Pedoman yang dipakai dalam uji normalitas adalah jika χ² hitung < χ² tabel, maka Ho diterima, dan jika χ² hitung > χ² tabel, maka Ho ditolak dan berarti Ha diterima. Berdasarkan signifikansi jika < 0.05 maka Ho ditolak artinya Ha diterima, dan jika > 0.05 maka Ho diterima (Priyatno, 2009: 176-180).
3.6.3.2 Uji Homogenitas
Di samping pengujian terhadap normal tidaknya distribusi data pada sampel, perlu juga melakukan pengujian terhadap kesamaan (homogenitas) beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya vaiansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama (Arikunto, 1993: 280). Dalam menguji homogenitas sampel, pengetesan didasarkan atas asumsi bahwa apabila varians yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut cukup homogen.
Uji homogenitas dengan t tes dapat menggunakan SPSS 17 yaitu analyze, compare means, paired sample t test. Dengan menggunakan t-tes (uji t) kita memeriksa efektivitas perlakuan.
Langkah-langkah analisis uji t dua sampel berpasangan adalah sebagai berikut.
1) bukalah program SPSS;
2) klik variable view pada SPSS data editor;
3) pada kolom name baris pertama ketik sebelum (prates), pada label ketik struktur pembentuk, pada kolom measure pilih scale, pada kolom name baris kedua ketik setelah (pacates), pada label ketik struktur
(55)
123
pembentuk pada kolom measure pilih scale, kolom lainnya bisa diabaikan;
4) masuklah ke dalam data view dengan klik data view; 5) isikan data sebelum tes dan sesudah tes;
6) selanjutnya klik analyze, compare means, paired sample t test;
7) masukkan variable “sebelum (prates)” dan “sesudah (pascates)” ke kotak paired variables (variable 1 dan variable 2); dan
8) klik OK.
Pedoman yang dipakai adalah jika -t tabel ≤ hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima, dan jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak artinya Ha diterima. Berdasarkan signifikansi jika signifikan < 0.05, maka Ho ditolak artinya Ha diterima, dan jika > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak (Priyatno, 2009: 78-81).
3.6.4 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dimaksudkan untuk memperoleh kesimpulan diterima atau ditolaknya hipotesis sebuah penelitian. Jika sebuah populasi berdistribusi normal, maka akan tergambar dalam kurva normal.
Jika ditentukan taraf kepercayaan 95% dengan pengetesan dua ekor, maka akan terdapat dua daerah kritik, yaitu di ekor kanan dan diekor kiri kurva, masing-masing 2½% (5: 2). Daerah kritik merupakan daerah penolakan hipotesis (Ho) dan disebut daerah signifikansi. Sebaliknya daerah yang terletak diantara dua daerah
(56)
kritis yaitu (badan kurva dengan tingkat kepercayaan 95%) dinamakan daerah penerima hipotesa, atau daerah non signifikansi (Arikunto, 1993: 69).
Sebagian cara untuk menguji hipotesis dapat dengan menggunakan SPSS 17, paired samples t test atau uji-t. Paired samples t test digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata antara dua sampel yang berpasangan, apakah ada perbedaan nilai tes antara sebelum dan setelah diadakan perlakuan.
Langkah-langkah melaksanakan paired samples t test dengan menggunakan SPSS 17 adalah sebagai berikut:
1) bukalah program SPSS;
2) klik variable view pada SPSS data editor;
3) pada kolom name baris pertama ketik sebelum (prates), pada label ketik struktur pembentuk, pada kolom measure pilih scale, pada kolom name baris kedua ketik setelah (pacates), pada label ketik struktur pembentuk, pada kolom measure pilih scale, kolom lainnya bisa diabaikan;
4) masuklah ke dalam data view dengan klik data view; 5) isikan data sebelum tes dan sesudah tes;
6) selanjutnya klik analyze, compare means, paired sample t test;
7) masukkan variable “sebelum (prates)” dan “sesudah (pascates)” ke kotak paired variables (variable 1 dan variable 2); dan
8) klik OK.
Kriteria pengujian adalah jika -t tabel ≤ hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima, dan jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka maka Ho
(57)
125
ditolak, ini berarti Ha diterima. Berdasarkan signifikansi jika signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak sama artinya dengan Ha diterima, dan jika signifikansi > 0.05, maka Ho diterima, artinya Ha ditolak (Priyatno, 2009: 78-81).
(58)
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
MODEL PEMBELAJARAN ELABORASI DALAM MEMAHAMI STRUKTUR PEMBENTUK DAN LAPIS MAKNA PUISI INDONESIA
5.1 Model Pembelajaran Elaborasi 5.1.1 Orientasi Model
Model pembelajaran elaborasi dikategorikan sebagai strategi pengorganisasian isi pembelajaran tingkat makro, karena model pembelajaran elaborasi mendeskripsikan cara-cara pengorganisasian pembelajaran dengan mengikuti urutan dari umum ke rinci (Wena, 2009: 25).
Pengurutan pembelajaran dengan menggunakan model elaborasi dilakukan dengan cara menampilkan epitome, yaitu menampilkan sturuktur isi, dan mengelaborasi bagian-bagian yang ada dalam epitome secara lebih rinci. Epitome sendiri dapat dipadankan dengan “kerangka isi” yang hanya mencakup sebagian kecil isi bidang studi yang amat penting.
Reigeluth (Uno, 2010: 144) menyarankan dalam mengorganisasikan pengajaran elaborasi sebaiknya dilakukan dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
1) penyajian epitome 2) elaborasi tahap pertama
(59)
243
4) elaborasi tahap kedua, dan 5) rangkuman dan sintesis akhir
5.1.2 Gambaran Kebutuhan Pembelajaran Puisi di SMAN 1 Batujajar 5.1.2.1 Guru
Pada saat pembelajaran puisi kebutuhan yang dirasakan oleh guru SMAN 1 Batujajar adalah perlunya penambahan wawasan ilmu sastra baik teori sastra, sejarah sastra maupun praktik apresiasi sastra. Buku-buku kumpulan puisi, kumpulan cerpen, novel yang dimiliki perlu terus ditambah koleksinya sehingga banyak dan bervariasi.
Lomba baca puisi, menulis puisi, baca cerpen, menulis cerpen, dan pasanggiri drama harus menjadi agenda rutin sekolah atau guru bahasa dan sastra Indonesia minimal setahun sekali untuk unjuk kreativitas para guru dan siswa.
Mendatangkan penyair atau ahli sastra kesekolah salah satu upaya penyegaran bagi para guru untuk praktik bersastra.
5.1.2.2 Siswa
Kebutuhan bagi siswa adalah situasi dan kondisi pembelajaran yang kreatif, tidak monoton, menggunakan media pembelajaran yang menarik, menjadikan semangat untuk belajar dan menyenangkan.
Penambahan buku-buku bacaan yang bervariasi dan baru mendorong untuk datang ke perpustakaan dan membaca, atau paling tidak melihat gambar-gambarnya.
(60)
5.1.2.3 Sarana Pendukung 5.1.2.3.1 Perpustakaan
Perpustakaan SMAN 1 Batujajar sebagai tempat baca sudah cukup representatif, pemeliharaan koleksi buku dan pengelolaannya cukup baik, hanya saja sebagian besar koleksi buku yang dimiliki merupakan buku paket (buku bahan ajar), dan hanya sebagian kecil buku-buku referensi untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan teori-teori lainnya.
Pengunjung perpustakaan dengan tujuan membaca hanya sebagian kecil siswa yang mengunjungi itupun karena ada tugas dari guru untuk membaca, sebagian besar siswa berada dikantin, atau nonton temannya bermain basket atau footsal, setelah selesai jam sekolah langsung pulang. Guru, kurang dari separohnya yang mendatangi perpustakaan. Karyawan dan pimpinan lebih jarang lagi dibandingkan dengan siswa dan guru.
5.1.2.3.2 Referensi Buku Sastra
Buku-buku referensi sastra yang menjadi koleksi perpustakaan baik kumpulan puisi, kumpulan cerpen, novel, naskah drama, apalagi teori sastra masih perlu penambahan. Guru juga jarang menambah koleksi buku referensi selain buku-buku yang pernah dibeli pada waktu kuliah.
Berkunjung ke perpustakaan daerah, lokasi sekolah dengan perpustakaan letaknya sangat jauh, rumah baca tidak ada, sehingga untuk kegiatan membaca buku sastra memerlukan waktu khusus dan anggaran khusus pula.
(61)
245
5.1.2.3.3 Minat Baca
Minat baca pada diri siswa masih kalah oleh minat untuk ngobrol dan nonton, baik di sekolah, rumah, maupun di perjalanan menuju sekolah. Siswa lebih hapal tokoh-tokoh cerita dalam sinetron atau tokoh-tokoh sepak bola, dibandingkan dengan tokoh-tokoh besar yang tercatat dalam sejarah, yang namanya tidak terhapus walau zaman terus berubah. Siswa lebih senang melihat kehidupan yang glamor seperti dalam sinetron dengan cara mengejar mimpi daripada bekerja keras untuk meraih yang dicita-citakan.
5.1.3 Pelaksanaan Perlakuan Model Pembelajaran Elaborasi pada Proses Pembelajaran
5.1.3.1 Persiapan
5.1.3.1.1 Kondisi Kelas
Kondisi kelas setiap rombongan belajar berjumlah 38 siswa, kehadiran dalam kelas jarang sekali 100% siswa hadir, pasti selalu saja ada yang tidak masuk kelas dengan alasan sakit, ada keperluan keluarga, atau mengikuti kejuaraan olah raga.
Kelengkapan untuk menggunakan media audio visual dalam proses pembelajaran masih banyak kekurangannya.
Ukuran meja dan kursi yang beraneka ukuran membuat kerapihan meja sulit diatur, sehingga kelas tidak rapih, dan pasir yang jatuh dari sepatu belum sempat dibersihkan membuat suasana kelas kurang nyaman.
(62)
5.1.3.1.2 Silabus Satuan Pendidikan : SMA / MA Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X
Semester : 2
Standar Kompetensi : 14. Mengung-kapkan pendapat terhadap puisi melalui diskusi
Kompetensi Dasar : 14.1 Membahas isi puisi berkenaan dengan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, dan imajinasi
melalui diskusi
Materi Pembelajar-an
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Penilaian Waktu Sumber/ Bahan/ Alat 1) gambaran
pengindera -an
2) gambaran perasaan 3) gambaran
pikiran 4)
penggam-baran imajinasi 5) maksud
puisi 1) Membaca puisi 2) Mendis-kusikan isi puisi (gambaran pengindera -an,perasa- an, pikiran, dan imajinasi) 3) Melaporkan hasil diskusi 4) Menang-gapi isi laporan diskusi
1) Mendiskusi -kan isi puisi (gambaran pengindera -an, perasaan, pikiran, dan imajinasi) 2) Mendiskusi
-kan maksud/ makna puisi Jenis Tagihan: tugas kelompok Bentuk Instrumen: a. unjuk kerja b. format pengam atan c. uraian bebas 4 Jam Pelajaran
a. kumpulan puisi b. Kompeten
Berbahasa Indonesia, Erlangga c. Aktif dan
Kreatif Berbahasa Indonesia
5.1.3.1.3 Bahan Ajar
Bahan ajar yang dipilih terlebih dahulu diseleksi dengan pertimbangan kontekstual, bahasanya mudah dipahami siswa, permasalahan yang dikemukakan sederhana, dan bermuatan pembentukan karakter jatidiri siswa.
(63)
247
SINETRON GAYA BARU sepotong roti yang kau lapisi dengan mentega,
tidak cukup mengganjal perutku yang lapar
dan aku belum menyantapnya selagi acara di televisi tayangkan tangis orang-orang pinggiran, yang cekik harga melambung tinggi
di sebuah pasar aku melihat seorang ibu tua memungut sisa sayur-mayur yang dibuang orang ke dalam tong sampah. Aku melihatnya begitu nyata. lihat, mata ibu tua itu: kini tampak bercahaya
ketika mendapat sebuah wortel segar, seperti mendapat sekantung uang.
“aduh, sinetron itu bagus banget! Siapa sih sutradaranya?” tanyamu. Dan aku tak bisa berkata, selain menatap
wajahmu. Dan berita pagi pun usai sudah, sebelum kopi dan sepotong roti menghuni perutku yang buncit
di huni lemak dan segudang penyakit kontemporer 2005
Opera Malam, Maulana (2008: 35).
5.1.3.1.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SMA N 1 Batujajar
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas/ Semester : X/ 2
Alokasi Waktu : 90 menit A. Kompetensi Dasar
14.1 Membahas isi puisi berkenaan dengan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, dan imajinasi.
B. Tujuan
Setelah membahas puisi diharapkan siswa memiliki kemampuan antara lain; 1. Memahami gambaran penginderaan/struktur pembentuk puisi; dan
2. Memahami gambaraan perasaan, pikiran, imajinasi/lapis makna puisi dan nilai-nilai karakter jatidiri.
(64)
C. Indikator
1. Gambaran penginderaan/struktur pembentuk puisi yaitu: kata, bunyi/rima, larik, bait, tipografi, penggantian arti, penyimpangan arti, penciptaan arti. 2. Gambaraan perasaan, pikiran, imajinasi/lapis makna puisi yaitu: sound
stream, unit of meaning, lapis dunia yang digambarkan penyair, implied, kontemplasi, tema, subject matter, feeling, tone, totalitas makna, amanat, dan nilai-nilai karakter jatidiri
D. Materi Pokok 1. Teks Puisi
2. Gambaran penginderaan/struktur pembentuk puisi yaitu: kata, bunyi/rima, larik, bait, tipografi, penggantian arti, penyimpangan arti, penciptaan arti. 3. Gambaran perasaan, pikiran, imajinasi/lapis makna puisi yaitu: sound
stream, unit of meaning, lapis dunia yang digambarkan penyair, implied, kontemplasi, tema, subject matter, feeling, tone, totalitas makna, amanat, dan nilai-nilai karakter jatidiri.
E. Skenario Pembelajaran
NO JENIS KEGIATAN WAKTU METODE
1.
2.
3.
Prapembelajaran
1.1 Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran.
1.2 Memeriksa kesiapan siswa.
Pendahuluan
2.1 Orientasi materi tentang gambaran penginderaan/struktur pembentuk, dan gambaran perasaan, pikiran, dan imajinasi/lapis makna puisi. 2.1 Membagikan teks puisi
2.2 Memberikan kesempatan pada siswa untuk membaca puisi di depan kelas atau
dilakukan guru.
2.3 Menyampaikan kompetensi dan nilai-nilai karakter jati diri yang akan dicapai serta langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
Kegiatan Inti
Langkah-langkah pembelajaran model elaborasi yaitu:
3.1 Epitome/kerangka isi; menjelaskan gambaran umum , yang paling dimengerti tentang isi pelajaran.
2 menit
8 menit 75 menit Penjelasan singkat Diskusi Inkuiri Tanya-jawab
(65)
249
NO JENIS KEGIATAN WAKTU METODE
4.
3.2 Elaborasi tahap pertama; menyajikan uraian tiap bagian dari bagian penting ke bagian lainnya.
3.3 Rangkuman/sintesis antar bagian; menunjukkan bagian yang dielaborasi. 3.4 Elaborasi tahap kedua; memerinci sub-sub
bagian pada tahap pertama. 3.5 Rangkuman/sintesis akhir;
rangkuman/sistesis seluruh isi.
3.6 Melaporkan hasil elaborasi perkelompok. 3.7 Menanggapi isi laporan dengan tanya
jawab. Penutup
4.1 Melakukan refleksi proses pembelajaran dengan penguatan nilai-nilai karakter dan jatidiri.
4.2 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan tugas sebagai
remedial/pengayaan.
5 menit
F. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber : buku kumpulan puisi; teori sastra dan apresiasi; Kompeten Berbahasa Indonesia, Erlangga, Jakarta; Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia, Pusbuk, Depdiknas, Jakarta.
Media : teks puisi, kartu parafrasa, puzzle. G. Evaluasi
Jenis Tagihan : tugas kelompok dan individu.
Bentuk Instrumen : laporan diskusi dan tes tertulis esai terbatas (postes).
Batujajar Juni 2011. Guru Pelaksana,
... NIP. ………
(1)
Cendrawati, C. S. 2000. l Kepribadian Kreatif dan Kemampuan Melakukan Elaborasi terhadap Konsep-konsep sistem reproduksi Anthophytha (Studi terhadap Mahasiswa Fakultas Pertanian PTN dan Beberapa Fakultas PTS). Tesis pada Program Studi IPA SPs UPI. Bandung: tidak diterbitkan. Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta. Rineka Cipta Damono, Sapadji Djoko. 2003. Hujan Bulan Juni. Jakarta: Gramedia.
Djojosuroto, Kinayati dan M.L.A. Sumaryati. 2010. Prinsip-prinsip Dasar Penelitian Bahasa dan Sastra. Bandung: Nuansa
Fraenkel, Jack R. dan Wallen, Norman E. 2007. How to Design and Evaluate Research in Education. Mcgraw-Hill. Inc.
Furqon. 2004. Statistik Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Gani Syaifuddin. 2011. Surat Dari Matahari. Depok. Komodo Books. Hamzah, Amir. 1996. Buah Rindu. Jakarta: Dian Rakyat.
Handayani, Ruri. 2007. Penerapan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah secara Kreatif dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan Elaborasi Siswa. Skripsi pada Pendidikan Fisika Fakultas IPA UPI. Bandung: tidak diterbitkan.
Hartinah, Sitti. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Refika Aditama Hartoko, Dick. 1992. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia
Hendrayani, Heni. 2011. Rumah Kupu-kupu Sepilihan Puisi 1999-2011. Bandung: Kelir.
Hidayat, Kosadi. 1990. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Binacipta.
Imron. D. Zawawi. 1999. Madura, Akulah Darahmu. Jakarta: Grasindo.
Isjoni. 2009. Menuju Masyarakat Belajar; Pendidikan dalam Arus Perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosda karya
Ismail, Taufik. 2005. Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia. Jakarta: Yayasan Ananda.
(2)
Ismail, Taufik. 2005. Tirani dan Benteng. Jakarta: Yayasan Indonesia. Jabbar, Hamid. 2005. Indonesiaku Sepilihan Sajak. Jakarta: Horison. Jabrohim. 1994. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Joyce, Bruce dkk. 2009. Model-model Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kalidjernih, Freddy K. 2010. Penulisan Akdemik: Esai, Makalah, Artikel Jurnal
Ilmiah, Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung: Widya aksara Press
Koesoema, A. Doni. 2009. Pendidik Karakter di Zaman Keblinger. Jakarta: Grasindo.
Makmun, Abin Syamsuddin. 2002. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Maulana, Soni Farid. 1996. Panorama Kegelapan 20 Puisi Pilihan 1987-1995. Bandung: Rekamedia Multiprakarsa.
Maulana, Soni Farid. 2004. Tepi Waktu Tepi Salju. Bandung: Kelir. Maulana, Soni Farid. 2006. Sehampar Kabut. Bandung: Ultimus.
Maulana, Soni Farid. 2007. Selintas Pintas Puisi Indonesia Jilid 1dan 2. Bandung: Grafindo.
Maulana, Soni Farid. 2008. Opera Malam. Bandung: Kiblat Buku Utama Maulana, Soni Farid. 2009. Peneguk Sunyi. Bandung: Kiblat Buku Utama Maulana, Soni Farid. 2010. Mengukir Hujan. Bandung: Ultimus.
Maulana, Soni Farid. 2011. Disekap Hujan Sepilihan Puisi 1986-2010. Bandung: Kelir
Mohamad, Goenawan. 2001. Sajak-sajak Lengkap 1961-2001. Jakarta: Metafor. Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakir. 2002. Nuansa-nuansa Psikologi Islam. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Munir, Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter; Membangun Karakter Anak Sejak dari Rumah. Yogyakarta: Pedagogi.
(3)
Mustaqim. 2004. Psikologi Pendidikan. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan Pustaka Pelajar.
Nasution, S. 1995. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Nata, Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan; Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Prenada Media.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE
Pradopo, Rachmat Djoko. 2008. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2009. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Priyatno, Duwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta: Andi Offset.
Purba, Antilan. 2010. Sastra Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Pusbuk. 2008. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia X. Jakarta: Depdiknas. Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ratna, Nyoman Kutha.2009. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ratna, Nyoman Kutha.2009. Stilistika Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rosidi, Ajip. 1986. Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia. Bandung. Binacipta
Rosidi, Ajip. 1988. Kapankah Kesusastraan Indonesia Lahir. Jakarta: Haji Masagung
(4)
Rosidi, Ajip. 1988. Kapankan Kesusastraan Indonesia Lahir. Jakarta: Haji Masagung.
Rosidi, Ajip. 1993. Ular dan Kabut Sajak-sajak 1970-1972. Jakarta: Pustaka Jaya. Rosidi, Ajip. 2006. Pantun Anak Ayam. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
Rosidi, Ajip. 2008. Puisi Indonesia Modern. Jakarta: Pustaka Jaya. Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
Rusyana, Yus. 1984. Bahasa dan Sastra Dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: Diponegoro
Sarjono, Agus R. 2001. Sastra dalam Empat Orba. Yogyakarta: Bentang Budaya Sarjono. Agus R. 2011. Lumbung Perjumpaan. Depok: Komodo Books.
Siswanto. 2009. “Pendidikan yang Berkeadilan Sosial”, dalam Menuju Jati Diri Pendidikan yang Mengindonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Siswantoro. 2010. Metode Penelitian sastra: Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Situmorang, Sitor.1995. Dalam Sajak. Bandung: Dunia Pustaka Jaya. Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media
Sudirman, Jenal. 2009. Komparasi Hasil Belajar Model Pembelajaran Elaborasi dengan Model Pembelajaran Konvensional pada Mata Pelajaran Pengaturan Sistem Refrigerasi dan Tata Udara. Skripsi pada Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik UPI. Bandung: tidak diterbitkan.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suhardiman, Budi. 2005. Pembelajaran Apresiasi Cerita Pendek dengan Menggunkan Model Induktif yang Berbasis Pembelajaran Aktif. Tesis Magister PPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Suharto, G. 1988. Metodologi Penelitian dalam pendidikan bahasa; Suatu Pengantar. Jakarta: Dirjendikti Depdikbud
(5)
Suhendar, M. E. dan Pien Supinah. 1993. Sejarah dan Apreiasi Sastra Indonesia. Bandung: Pionir Jaya.
Sumadjo, Jakob dan Saini KM. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Sumartana, Anton de. 2011. Senandung Bandung Jilid 3. Depok: Swawedar69
Institute & ADS.
Suriasumantri. S. Jujun. 2005. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Suroso, Puji Santosa, Pardi Suratno. 2009. Kritik Sastra: Teori, metodologi, dan Aplikasi. Yogyakarta: Elmatera Publishing
Surya, Mohamad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Suyanto. 2009. “Pendidikan Berlandaskan Keimanan di Tengan Pendidikan Sekuler di Indonesia”, dalam Menuju Jati Diri Pendidikan yang Mengindonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Syafrida, Ida. 2006. Kompetensi Berbahasa Indonesia Jilid 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syhabuddin. 2009. Evaluasi Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia SPs UPI
Taqiyuddin. 2008. Pendidikan untuk Semua. Bandung: Mulia Press.
Tarigan, Henri Guntur. 1993. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa Teeuw. A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra; Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Dunia
Pustaka Jaya
Tim Edukatif. 2006. Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Uno, Hamzah B. 2010. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
UPI. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
(6)
Warsiman. 2009. Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi Melalui Model Induktif di SMP Negeri Kabupaten Sidoarjo. Disertasi Doktor pada SPs UPI. Bandung: tidak diterbitkan.
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1995. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi