PENGARUH FOOD QUALITY DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SARI ROTI : Survei pada Pelanggan Sari Roti di Mini Market Setiabudhi Kota Bandung.

(1)

PENGARUH FOOD QUALITY DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN

(Survei pada Pelanggan Sari Roti di Mini Market Daerah Setiabudhi Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh

Martina Indah Setiawati 0900769

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH FOOD QUALITY DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SARI ROTI

(Survei pada Pelanggan Sari Roti di Mini Market Daerah Setiabudhi Kota Bandung)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., M.M. NIP. 19690404 199903 1 001

Mengetahui, Dekan Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Edi Suryadi, M.S. NIP. 19600412 198603 1 002

Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Dr. Lili Adi Wibowo,S.Sos.,S.Pd.,M.M. NIP. 19690404 199903 1 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

Martina Indah Setiawati NIM. 0900769


(3)

PENGARUH FOOD QUALITY DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SARI ROTI

(Survei pada Pelanggan Sari Roti di Mini Market Daerah Setiabudhi Kota Bandung)

Oleh

Martina Indah Setiawati 0900769

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

©Martina Indah Setiawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

ABSTRAK

Martina Indah Setiawati (0900769), “Pengaruh Food Quality dan Citra Merek

terhadap Kepuasan Pelanggan Sari Roti (Survei pada Pelanggan Sari Roti di Mini Market Setiabudhi Kota Bandung)”. Dibawah bimbingan Dr. Lili Adi Wibowo. S.Pd., S.Sos,. M.M.

Perkembangan industri roti cukup tinggi, hal ini berkaitan dengan kemampuan masing-masing pelaku bisnis dalam mengelola manajemen pemasaran, supaya merek yang dihasilkan memiliki eksitensi yang baik di pasaran dan hal tersebut akan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Upaya yang dilakukan oleh PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk dalam meningkatkan maupun memberikan kepuasan pelangan roti Sari Roti yaitu dengan melakukan strategi food quality dan citra merek. Strategi food quality dan citra merek akan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan roti Sari Roti.

Penelitian ini bertujuan untuk 1) memperoleh temuan mengenai Gambaran Food Quality dan Citra Merek Sari Roti pelanggan Mini Market di Setiabudhi Kota Bandung, 2) memperoleh temuan mengenai Tingkat Kepuasan Pelanggan Sari Roti pada pelanggan Mini Market di Setiabudhi Kota Bandung, dan 3) memperoleh temuan mengenai Besarnya pengaruh Food Quality dan Citra Merek terhadap tingkat Kepuasan Pelanggan Sari Roti pada pelanggan Mini Market di Setiabudhi Kota Bandung baik secara simultan maupun persial. Objek penelitian ini adalah pelanggan Sari Roti di Mini Market Setiabudhi Kota Bandung. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah food quality dan citra merek terhadap kepuasan pelanggan sebagai variabel tidak bebas. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, verifikatif, dan metode yang digunakan adalah explanatory survey

dengan teknik simple random sampling, dengan jumlah sampel 98 responden. Teknik analisa data yang digunakan adalah path analysis dengan alat bantu

software komputer SPSS 21.0. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menyatakan bahwa food quality dan citra merek berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan roti Sari Roti sebesar 54,2% dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa food quality dan citra merek memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.

Berdasarkan hasil penelitian melalui analisis jalur terdapat pengaruh yang signifikan dari dua variabel yaitu 1)food quality, dan 2)citra merek terhadap kepuasan pelanggan Sari Roti. Pembentuk kepuasan pelanggan adalah kualitas produk, faktor emosional, haraga dan kemudahan. Pengaruh ketiga variabel ini memiliki pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun parsial.

Penulis merekomendasikan agar perusahaan lebih selektif dalam memilih kualitas bahan makanan dan citra baik perusahaan sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan Sari Roti.


(5)

ABSTRACT

Martina Indah Setiawati (0900769), “Pengaruh Food Quality dan Citra Merek

terhadap Kepuasan Pelanggan Sari Roti (Survei pada Pelanggan Sari Roti di Mini Market Setiabudhi Kota Bandung)”. Dibawah bimbingan Dr. Lili Adi Wibowo. S.Pd., S.Sos,. M.M.

The development of the bakery industry is quite high, it is due to the ability of each business people in managing marketing management, brand that has produced good acknowlege in the market and it will have an effect on customer satisfaction. Efforts made by PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk to improve subscriber satisfaction and provide Sari Roti bread is by pursuing a strategy of food quality and brand image. Strategy food quality and brand image will affect customer satisfaction Sari Roti bread.

This study aims to 1 ) obtain a description of the findings of the Food Quality and Brand Image Sari Roti customers Setiabudhi Mini Market in Bandung , 2 ) obtain findings on Customer Satisfaction Sari Roti customer Setiabudhi Mini Market in Bandung , and 3 ) obtain findings regarding The magnitude of the effect of the Food Quality and Brand Image on Customer Satisfaction level of customer Sari Roti Mini Market in Bandung Setiabudhi either simultaneously or persial. This study is a customer object Sari Roti Mini Market in Bandung Setiabudhi. The independent variable in this study is food quality and brand image to customer satisfaction as the dependent variable. This type of research is descriptive , verification, and the method used is explanatory survey with random sampling techniques, with a sample of 98 respondents . Data analysis technique used is the tool path analysis with SPSS 21.0 computer software . The results obtained in the study stated that the food quality and brand image affects customer satisfaction Sari Roti bread for 54.2 % of the research to test the hypothesis can be seen that food quality and brand image has a positive effect on customer satisfaction. Based on the results of research through path analysis found a significant effect of two variables: 1) food quality, and 2) the brand image on customer satisfaction Sari Roti. Shaper customer satisfaction is the quality of the product, emotional factors, and ease of coupling medium. The influence of these three variables has a significant effect either simultaneously or partially.

The author recommends that companies are more selective in choosing quality foods and good image of the company as one of the strategies to improve customer satisfaction Sari Roti.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 15

1.3 Rumusan Masalah ... 17

1.4 Tujuan Penelitian ... 17

1.5 Kegunaan Penelitian... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 19

2.1.1 Konsep Food Quality dan citra merek dalam strategi pemasaran... 19

2.1.1.1 Konsep Food Quality... 19

2.1.1.2 Definisi Food Quality ... 22

2.1.1.3 Dimensi Food Quality ... 23

2.1.2 Konsep Citra Merek ... 29

2.1.2.1 Definisi Citra Merek ... 29

2.1.2.2 Dimensi Citra Merek ... 32

2.1.2.3 Keyakinan Pelanggan terhadap Citra Merek ... 35

2.1.2.4 Faktor Pembentuk Citra Merek ... 36

2.1.3 Konsep Kepuasan Pelanggan ... 38

2.1.3.1 Definisi Kepuasan Pelanggan ... 38

2.1.3.2 Dimensi Kepuasan Pelanggan ... 41

2.1.3.3 Persepsi Pelanggan ... 43

2.1.3.4 Motode Pengukuran Kepuasan Pelanggan ... 45

2.1.4 Pengaruh Food Quality dan Citra Merek terhadap Kepuasan Pelanggan ... 46

2.1.5 Orisinalitas Penelitian ... 48

2.2 Kerangka Pemikiran ... 52

2.3 Hipotesis ... 57

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 59

3.2 Metode Penelitian... 60

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan ... 60

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian... 63

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 69


(7)

3.2.4.1 Populasi ... 72

3.2.4.2 Sampel ... 73

3.2.4.3 Teknik Penarikan Sampling ... 75

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 78

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 80

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 81

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas... 89

3.2.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 92

3.2.7.1 Analisi Deskriptif ... 94

3.2.7.2 Analisis Verifikasi Menggunakan Path Analisis... 95

3.2.8 Pengujian Hipotesis ... 99

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN 4.1 Profil Perusahaan dan Pelanggan Sari Roti ... 101

4.1.1 Profil Perusahaan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ... 101

4.1.1.1 Tentang Sari Roti ... 102

4.1.1.2 Visi dan Misi Sari Roti ... 103

4.1.1.3 Identitas Perusahaan Sari Roti ... 104

4.1.1.4 Strategi Food Quality dan Citra Merek Sari Roti ... 104

4.1.2 Profil Pelanggan Sari Roti ... 107

4.1.2.1 Profil Pelanggan Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Usia Berdasarkan Jenis Atau Varian Roti ... 107

4.1.2.2 Pendidikan Terakhir yang Ditempuh dan Uang Saku Perbulan Dikaitkan dengan Jenis atau Varian Roti ... 109

4.1.2.3 Pengalaman Lama Pengkonsumsi Sari Roti Berdasarkan Jenis atau Varian Roti ... 116

4.1.2.4 Alasan Memilih Sari Roti ... 117

4.1.2.5 Harapan Pelanggan Berdasarkan Jenis atau Varian Sari Roti ... 119

4.1.2.6 Merek Roti yang Sering Dikonsumsi Sain merek Sari Roti Berdasarkan Mini Market ... 120

4.2 Tanggapan Pelanggan Sari Roti terhadap Food Quality ... 122

4.2.1 Dimensi Warna... 124

4.2.2 Dimensi Penampilan Kemasan ... 125

4.2.3 Dimensi Porsi ... 127

4.2.4 Dimensi Bentuk ... 129

4.2.5 Dimensi Tekstur ... 130

4.2.6 Dimensi Rasa ... 131

4.2.7 Rekapitulasi Dimensi Food Quality ... 133

4.3 Tanggapan Pelanggan Sari Roti terhadap Citra Merek ... 134

4.3.1 Dimensi Pengenalan ... 136

4.3.2 Dimensi Reputasi ... 137

4.3.3 Dimensi Daya Tarik ... 138

4.3.4 Dimensi Loyalitas Merek ... 140

4.3.5 Rekapitulasi Dimensi Citra Merek ... 141


(8)

4.4.1 Dimensi Kualitas Produk ... 144

4.4.2 Dimensi Faktor Emosional ... 146

4.4.3 Dimensi Harga ... 147

4.4.4 Dimensi Kemudahan ... 148

4.4.5 Rekapitulasi Dimesi Kepuasan Pelanggan ... 150

4.5 Pengaruh Food Quality dan Citra Merek terhadap Kepuasan Pelanggan... 151

4.5.1 Hasil Pengujian Keseluruhan (Simultan) ... 151

4.5.2 Hasil Pengujian Model Secara Parsial ... 152

4.5.3 Pengaruh Variabel Lain (Epsilon) ... 155

4.6 Implikasi Hasil Penelitian ... 156

4.6.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritis ... 156

4.6.2 Temuan Penelitian Bersifat Empiris ... 158

4.7 Implikasi Hasil Penelitian Food Quality dan Citra Merek terhadap Kepuasan Pelanggan ... 160

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 166

5.2 Rekomendasi ... 167

DAFTAR PUSTAKA ... 170 LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan ekonomi global pada tahun 2013 sedang mengalami penurunan, diakibatkan krisis yang dialami oleh negara-negara maju seperti Amerika dan Eropa. Dampak krisis global semakin meluas dan dirasakan pula oleh Negara-negara Asia salah termasuk Indonesia terutama dalam hal ekspor dan investasi. Salah satu industri di Indonesia yang mengalami dampak krisis paling besar adalah industri manufaktur. Hal ini bisa terlihat dari ancaman defisit perdagangan nonmigas, dimana impor terus naik dan kinerja ekspor menurun. Tingginya konsumsi masyarakat telah berimplikasi pada penguatan kinerja impor. (Sumber: http://www.equityworld-futures.com, diakses 15 januari 2013).

Fakta tersebut dinyatakan dengan pertumbuhan ekonomi yang dirasakan Indonesia. Aspek pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013 masih tumbuh moderat. Hal tersebut dapat diperkirakan pada tahun 2013 Indonesia akan mengalami pertumbuhan sekitar 6,5% dibanding dengan 2012. Perkembangan ekonomi Indonesia akan semakin membaik dengan pertumbuhan yang telah dicapai pada tahun 2012. (Sumber:

http://www.pelitaonline.com, http://www.analisadaily.com, diakses 22 januari 2012).

Perkembangan ekonomi Indonesia sangat didukung oleh perkembangan industri-industri. Salah satu industri yang mengalami perkembangan paling tinggi adalah makanan dan minuman. Industri makanan dan minuman tumbuh 8% pada


(10)

2013. Target tersebut tidak berubah sama dengan tahun lalu 7-8%. Target pertumbuhan industri makanan dan minuman dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, hal tersebut dipengaruhi stabilitas keamanan dan jaminan stabilitas keputusan terkait industri. Faktor kedua, kenaikan upah yang melebihi 20% juga menjadi faktor penekan pertumbuhan industri, dimana akan menyebabkan kebijakan yang diambil cenderung sebelah pihak tanpa memperhatikan kepentingan pengusaha. Faktor lain yang dapat menyebabkan pertumbuhan stagnan adalah harga makanan dan minuman yang naik. Dengan naiknya harga membuat masyarakat berpikir ulang untuk membeli. (Sumber:

http://www.baratamedia.com, diakses 15 januari 2013, 08:19).

Industri makanan menunjukan peningkatan 7,29% ditahun 2011, sedangkan pada tahun 2012 meningkat sebesar 8-10%. Akan tetapi diperkirakan pada tahun 2013 pertumbuhan industri makanan relatif akan sama dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 8-10%. Hal ini dapat dikatakan bahwa makanan merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Sumber:

www.kemenperin.go.id, diakses 10 Sep 2013, 10.37).

Pertumbuhan industri makanan di Indonesia semakin mengalami peningkatan yang signifikan. Fakta tersebut dapat dinyatakan pada Gambar 1.1 yang menunjukan belanja bulanan masyarakat Indonesia pada tahun 2011 sebagai berikut:


(11)

Sumber: AC Nielsen Tahun 2011

GAMBAR 1.1

BELANJA BULANAN PENDUDUK INDONESIA BERDASARKAN KATEGORI TAHUN 2011

Pertumbuhan industri makanan yang terjadi di Indonesia menjadikan kategori belanja bulanan yang tinggi, industri makanan dapat dikatakan sebagai pemimpin pangsa pasar dengan persentase sebesar 29% lebih besar dibandingkan dengan industri lainnya.

Salah satu industrian makanan yang mengalami pertumbuhan yaitu industri roti. Permintaan akan roti setiap tahunnya mengalami pertumbuhan yang signifikan, hal tersebut menjadikan peluang bagi perusahaan-perusahaan roti yang ada di Indonesia untuk bersaing dalam meningkatkan volume penjualan. Berikut Gambar 1.2 yang menunjukkan volume penjualan roti (piece) per hari.

8%

29%

4% 7% 5%

8% 11% 4%

22%

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%


(12)

Sumber: Laporan Keuangan, Prospektus Roti, Estimosi IFT GAMBAR 1.2

VOLUME PENJUALAN ROTI (PER JUTA PIECE) PER HARI

Volume penjualan setiap tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan. Setiap hari volume penjualan roti mengalami peningkatan sebesar 731

piece, hal tersebut menunjukkan bahwa permintaan terhadap roti di Indonesia semakin meningkat.

Indonesia termasuk peringkat pertama sebagai negara pengkonsumsi roti terbesar di Asia hal tersebut terlihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut:

TABEL 1.1

12 NEGARA TERBESAR PENGKONSUMSI ROTI Konsumsi Roti Per Kapita/Tahun (dolar AS)

No Nama 2009 (dolar

AS)

2010 (dolar AS)

Perubahan

1 Indonesia 1,2 1,5 25,0%

2 Korea Selatan 14,3 16,5 15,4%

3 Thailand 3,5 3,9 11,4%

4 China 1,4 1,5 7,1%

5 Taiwan 1,4 1,5 7,1%

6 Filipina 3,2 3,4 6,3%

7 Singapura 29,9 31,1 4,0%

8 Malaysia 6,9 7,1 2,9%

9 Vietnam 3,7 3,8 2,7%

10 Hong Kong 24,7 25,2 2,0%

11 India 0,9 0,9 0,0%

12 Jepang 34,7 34,3 -1,2%

Sumber: Euromonitor dari Materi Investor Summit Nippon Indosari Oktober 2011

0 500 1000 1500 2000

2008 2009 2010 2011

9jt 1,3jt

1,4jt 1,6jt


(13)

Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukan bahwa Indonesia merupakan negara tertinggi pengkonsumsi roti dari 12 negara yang mengalami perubahan sebesar 25,0%, hal tersebut menyebabkan Indonesia menjadi negara yang mengalami perubahan tertinggi dalam pengkonsumsi roti, dibanding negara lain di Asia Pasifik. Negara mengalami perubahan terendah adalah Jepang sebesar -1,2%. (Sumber: http://Euromonitor dari Materi Investor Summit Nippon Indosari,diakses 06 Okt 2011, 07:15).

Perindustrian Roti yang ada di Indonesia mencakup perusahaan lokal maupun perusahaan multinasional, fakta-fakta tersebut ditunjukan sebagai berikut:

TABEL 1.2

PERUSAHAAN ROTI DAN VARIAN ROTI DI INDONESIA

NAMA PERUSAHAAN VARIAN ROTI

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (Sari Roti)

Roti Manis sobek, roti Chiff on

Cupcake dan roti Krim

Roti Tawar roti tawar kupas dan roti tawar gandum PT Breadtalk Indonesia dry cake, bread, cookies,

whole cake, dan toast

PT Mustika Cita Rasa

(Holland Bakery)

Blueberry Cheesecake, Raspberry Cheesecake, Malt Cheesecake, Honey Baked Cheesecake, Oreo

White Chocolate

Cheesecake, dan

Oatmeal Apple

Cheesecake. (Sumber: http://indonesiafinancetoday.com diakses 12 okt 2011, 07: 45).

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat disebutkan bahwa industri roti yang ada di Indonesia dikuasi oleh tiga perusahaan besar. Salah perusahaan roti terbesar yaitu PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dengan merek Sari Roti. Beberapa varian roti yang diprodukai Sari Roti antara yaitu roti manis dan juga roti tawar.


(14)

Sari Roti merupakan merek roti yang mengusai pangsa pasar roti terbesar diantara merek roti yang lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.3 sebagai berikut:

Sumber: http://www.beritasatu.com, diakses 23 Jan 2013, Jam 08:16 GAMBAR 1.3

PANGSA PASAR ROTI DI INDONESIATAHUN 2012

Gambar 1.3 menunjukan bahwa PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, menguasai 90% pangsa pasar roti di Indonesia dan 10% dikuasai oleh merek-merek roti yang lainnya seperti BreadTalk, Garmelia dan Holland Bakery. Meskipun sudah menjadi market leader namun Sari Roti menginginkan market share pada tahun 2013 naik sebesar 92% pangsa pasar di Indonesia.

Beberapa merek yang bersaing dalam industri roti mengalami peningkatan yang stabil setiap tahunnya. Berikut Tabel 1.3 menjelaskan mengenai Top Brand Index (TBI) berdasarkan merek roti di Indonesia.

TABEL 1.3

TOP BRAND INDEX (TBI)

TAHUN 2010-2012

Merek Tahun Peringkat

2010 2011 2012 2010 2011 2012

Sari roti 60,3% 72,2% 74,5% 1 1 1

Majestik 3,6% * * 2 * *

Lauw 2,3% 3,3% 2,6% 3 2 2

Swiss 2,1% * 2,5% 4 * 3

Suisse 1,8% * * 5 * *

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Sari Roti other 90%


(15)

Merek

Tahun Peringkat

2010 2011 2012 2010 2011 2012

Holland Bakery

1,7% 1,3% 2,2% 6 4 5

Buana 1,5% * * 7 * *

BreadTalk 1,5% 1,0% 2,3% 8 7 4

Guriyana * 1,4% * * 8 *

Boti * 1,1% 1,6% * 9 6

Frans * 1,1% 1% * 10 9

Sumber : Top Brand Index 2010-2012

Tabel 1.3 menunjukkan merek-merek roti terbaik menurut perhitungan yang dilakukan Top Brand Index (TBI). Sari Roti menjadi top brand tahun 2010-2012 mengalami pertumbuhan 2,3% jauh lebih unggul dibandingkan kompetitor lainnya. Survei tersebut dilakukan meliputi 6 kota besar di Indonesia (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar) dengan fokus responden kalangan dewasa. Kepada responden ditanyakan tentang merek yang paling diingat, merek yang sering dibeli atau dikonsumsi, dan kecenderungan mereka memilih merek itu lagi. Perhitungan TBI dinilai oleh tiga indikasi ialah mind share, menunjukkan kekuatan merek dalam benak konsumen. Market share, menggambarkan pembelian aktual produk. Commitment share, menentukan kemungkinan pembelian dimasa depan.

Sari Roti sebagai market leader merek roti di Indonesia, yang mempunyai varian produk roti manis, roti tawar dan yang lainnya. Sebagai produsen roti nasional, Sari Roti terus mengembangkan sistem pemasaran dan memperluas area jangkauan distribusi. Berbagai kegiatan promosi dilakukan secara berkesinambungan untuk meningkatkan penjualan produk dan semakin mendekatkan Sari Roti di hati dan pikiran masyarakat. Bentuk pemasaran merek


(16)

Sari Roti dilakukan tidak melalui gerai roti, melainkan dengan menyalurkanya melalui pedagang gerobak Sari Roti.

Sari Roti mendapatkan penghargaan sebagai “The Best Innovation in

Marketing” dari Frontier Consulting Group, karena Sari Roti dianggap mampu menunjukkan inovasi dalam memasarkan produknya melalui jaringan tradisional yaitu gerobak roti yang sudah cukup banyak jumlahnya dan menjadi salah satu ciri khas dari Sari Roti dalam memasarkan produknya ke konsumen. Sari Roti dinilai mempunyai inovasi produk untuk meningkatkan brand awareness melalui

email blast, website, dan facebook. (Sumber: http://annualreport2010.com, diakses 12 okt 2011, jam 07:55).

Merek Sari Roti mengalami peningkatan penjualan yang signifikan. Pernyataan tersebut diperkuat dengan Gambar 1.4 mengemukakan komposisi penjualan Nippon Indosari per jenis produk (Miliar Rupiah).

Sumber: Prospektus Indosari

GAMBAR 1.4

VOLUME PENJUALAN NIPPON INDOSARI PER JENIS PRODUK (Milliar Rupiah)

0 100 200 300 400 500 600 700 800

2010 2011 2012

357

455

789

249

355

467

6 3 3

Roti Tawar Roti Manis lainnya


(17)

Gambar 1.4 menunjukkan volume penjualan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk untuk semua kategori produk mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Peningkatan tertinggi untuk merek Sari Roti terdapat pada kategori roti tawar sebesar 789 milliar rupiah, kemudian roti manis 467 milliar rupiah dan lainnya 3 millar rupiah pada tahun 2012. Berdasarkan peningkatan volume penjualan tersebut dapat dikatakan bahwa konsumen lebih memilih merek Sari Roti sebagai pilihan utama dalam membeli roti dibandingkan merek lainnya.

Merek Sari Roti mengalami penurunan volume penjualan yang cukup signifikan. Dalam satu bulan penjualan Sari Roti di Mini Market Setiabudhi Kota Bandung mengalami penurunan. Hal tersebut dibuktikan pada Tabel 1.4 sebagai berikut:

TABEL 1.4

VOLUME PENJUALAN SARI ROTI DI MINI MARKET SETIABUDHI BANDUNG Varian Roti Minggu

Ke-1

Minggu Ke-2

Minggu Ke-3

Minggu Ke-4

Roti Manis 22% 18% 13% 12,3%

Roti Tawar 5,4% 6,5% 5,3% 4,5%

Lainnya 0,2% 0,2% 0,2% 0,3%

Sumber: Mini Market Setiabudhi 2013

Tabel 1.4 penjualan sari roti di Mini Market Setiabudhi Bandung mengalami penurunan setiap minggunya. Varian roti manis dan roti tawar mengalami penurunan sebesar 1-2% pada minggu ke-4. Sari Roti perlu meningkatkan kepuasaan pelanggan, karena suatu produk jika tidak memiliki pelanggan yang loyal maka perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan. Kepuasan pelanggan adalah kunci utama yang harus dimiliki suatu perusahaan,


(18)

karena perusahaan tanpa pelanggan tidak akan mendapatkan tujuan yang maksimal.

Dijelaskan Tabel 1.5 penelitian awal yang dilakukan peneliti terhadap konsumen Sari Roti di Mini Market Setiabudhi Kota Bandung tentang kepuasan pelanggan saat menggunakan produk dengan menggunakan lima komponen kepuasaan pelanggan dari produk Sari Roti.

TABEL 1.5

SURVEI AWAL PADA 30 PELANGGAN TENTANG KEPUASAN PELANGGAN SARI ROTI DI MINI MARKET SETIABUDHI KOTA

BANDUNG No. Komponen Kepuasan

Pelanggan

SS S KS TS STS Total 1. Kualitas Produk 26,7% 60% 13,3% - -

100%

2. Harga 6,7% 20% 70% 3,3% -

3. Varian Produk 23,3% 46,7% 26,7% 3,3% - 4. Kadaluarsa 73,3% 26,7% 26,7% 3,3% -

5. Ukuran 26,7% 60% 13,3% - -

6. Manfaat 16,7% 63,3% 20% - -

Sumber: Penelitian Awal 2013

Tabel 1.5 menjelaskan bahwa konsumen menilai, kepuasan yang mereka dapatkan belum secara maksimal diberikan oleh pihak Sari Roti dalam menentukan harga dan penetapkan kadaluarsa. Hal tersebut dikarenakan kurang cepatnya respon yang dilakukan oleh Sari Roti dalam menuntukan harga suatu produk yang akan dikeluarkan dan penempatan tanggal kadaluarsa yang sangat singakat. Pada Tabel 1.4 menjelaskan rendahnya penilaian tingkat kepuasan yang dilakukan oleh pelanggan menjadi masalah penting yang harus segera ditanggapi oleh pihak Sari Roti, supaya pelanggan tetap loyal menggunakan produk Sari Roti. Apabila Sari Roti tidak langsung menanggapi masalah tersebut, maka pelanggan menilai tidak adanya keseriusan dari pihak Sari Roti untuk memberikan


(19)

kepuasan yang diharapkan oleh pelanggan, sehingga secara tidak langsung pelanggan berpikir produk Sari Roti tidak memiliki nilai yang baik bagi para pelanggannya.

Menurut (Lee et,.al 2001) Kepuasan pelanggan dihasilkan dari kualitas baik barang maupun jasa yang ditawarkan kepada pelanggan oleh perusahaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa tingginya derajat kepuasan pelanggan oleh tingginya derajat kualitas produk (barang dan jasa yang ditawarkan) kepada pelanggan.

Indeks kepuasan pelanggan mencerminkan seberapa besar tingkat kepuasan dan citra dari suatu produk. Seorang pelanggan yang puas dengan nilai yang diberikan oleh produk maka sangat besar kemungkinannya untuk menjadi pelanggan dalam waktu lama. Kepuaasan yang hendak dicapai dan diberikan kepada pelanggan terbagi menjadi dua bagian. Pertama, kepuasan yang diperoleh konsumen atas manfaat dan kualitas dari suatu produk. Sebagai contoh, kepuasan yang didapat seorang konsumen setelah menikmati makanan yang dipesannya di suatu restoran. Kedua yaitu kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut atas makanan tadi yang sifatnya tidak berwujud, seperti pelayanan yang cepat dan ramah.

Kepuasaan pelanggan merupakan sasaran dari semua kegiatan pemasaran yang dilakukan dengan sukses. Tingginya tingkat persaingan yang terjadi menuntut perusahaan untuk mempunyai strategi yang tepat dalam mencapai tujuannya. Mengingat keberadaan pelanggan merupakan faktor penting untuk mencapai tujuan, maka perusahaan menyadari betapa sentralnya peranan


(20)

pelanggan. Perusahaan harus mengerti keinginan dan kebutuhan pelanggan dalam usahanya agar pelanggan mendapat kepuasan yang optimal. Perusahaan menyadari bahwa pelanggan yang puas dapat menghasilkan pendapatan yang besar selama bertahun-tahun. Kepuasan pelanggan dapat diukur dengan membandingkan harapan pelanggan terhadap produk atau jasa pendukungnya.

Berdasarkan data-data tersebut, dapat dikatakan bahwa Sari Roti memiliki indeks kepuasan dan loyalitas yang relatif rendah. Mengatasi permasalahan yang terjadi, merek Sari Roti tentunya harus terus berupaya melakukan strategi-strategi pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dalam mengahadapi ancaman pesaing. Upaya yang dilakukan oleh PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dalam meningkatkan kepuasan pelanggan, salah satunya dengan melakukan strategi foodquality dan brand image.

Menurut Marie Ferre (2010:1) dalam Journal of Food Distribution Research

mendefinisikan bahwa, Food quality adalah menjelaskan bagaimana karakteristik, ukuran, dan ekspresi yang baik supaya dapat diterima konsumen, yang meliputi faktor eksternal yaitu penampilan (ukuran, bentuk, warna, rasa dan bentuk), sedangkan faktor internal (kimia, bahan dan kandungan gizi).

Strategi Sari Roti dalam menjaga kualitas makanannya dengan memperhatikan beberapa hal disajikan pada Tabel 1.6 sebagai berikut:

TABEL 1.6

STRATEGI FOOD QUALITY

DIMENSI STRATEGI

Rasa Setiap tahun perusahaan terus mengembangkan produknya dengan menambah rasa baru, seperti roti sandwich dengan penambahan rasa dengan blueberry dan keju.


(21)

teknologi yang canggih.

Warna Warna roti sari roti juga telah diatur dengan menggunakan mesin yang memiliki teknologi tingg, sehingga menghasilkan warna yang bagus.

Penampilan Desain penampilan kemasan sari roti telah menggunakan kemasan baru dengan mengedepankan rasa-rasa yang lebih diperlihatkan

Porsi Porsi sari roti diatur oleh mesin sehingga porsinya telah disesuaikan dengan konsumen.

Bentuk Berbagai bentuk disajikan perusahan dalam menarik konsumen, ada bentuk bulat, kotak, persegi panjang dan bulat.

Sumber: www.annualreport2012.com, diakses 12 okt 2012, jam 07:55.

Berdasarkan Tabel 1.6 dipaparkan strategi food quality, hal tersebut menjadi salah satu strategi yang perlu dilakukan sari roti. Dengan melalukan strategi tersebut sari roti akan terus mendapatkan keuntungan dari konsumen yang berminat membeli produk sari roti. Hal tersebut akan berdampak kepada kepuasan pelanggan sehingga akan terjadi loyalitas pada produk sari roti.

Dipertegas dengan penelitian awal, yang disajikan berdasakan Tabel 1.7 sebagai berikut:

Sari Roti terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sari Roti menggunakan slogan “4S Sedia Sari Roti Setiap Saat” bertujuan untuk

menampilkan TABEL 1.7

SURVEI AWAL PADA 30 PELANGGAN TENTANG FOOD QUALITY SARI ROTI DI MINI MARKET SETIABUDHI KOTA BANDUNG

No. Dimensi SS S KS TS STS Total

1. Warna 50% 46,7% 3,3% -

100% 2. Penampilan 36,7% 50% 13,3% - -

3. Porsi 23,3% 50% 26,7% - -

4. Bentuk 40% 40% 20% - -

5. Tekstur 56,7% 36,7% 6,6% - - 6. Rasa 56,7% 43,3% 16,7% - - 36,7% 56,7% 6,6% - - Sumber: Penelitian Awal 2013

Tabel 1.7 menjelaskan bahwa pelanggan sangat memperhatikan food quality yang akan ditampilkan Sari Roti pada setiap produknya. Pelanggan Sari


(22)

Roti disetiabudhi lebih memperhatikan tentang warna yang ditampilakan produk Sari Roti dan pelanggan mengeluhkan porsi yang disajikan kurang dari kebutuhan pelanggan. Food quality lebih menitik beratkan kepada kualitas makanan yang disajikan kualitas Sari Roti dimata pelanggan mini market setiabudhi menempati peringkat pertama, hal tersebut perlu diperhatikan Sari Roti supaya tetap menjaga kualitasnya.

citra merek sebagai bekal praktis yang sehat. Simamora (2004:63) menjelaskan “Citra merek sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek”.

Beberapa strategi yang dilakukan Sari Roti dalam meningkatkan citra merek yaitu diantaranya below the line dan program sponsorship. Sari Roti aktif menyelenggarakan kegiatan below the line dengan mengikuti sejumlah kegiatan, di antaranya Pekan Raya Jakarta, Parenting Seminar & Cooking Class. Beragam kegiatan yang ditujukan untuk anak-anak juga dilakukan oleh Sari Roti, yaitu Bobo Fair 2012 yang diselenggarakan di Jakarta dan Surabaya, serta Kalbe Science Junior Fair yang diselenggarakan pada September 2012. Selain itu, Sari Roti bekerja sama dengan Kidzania Jakarta dengan membuka Bread House Sari Roti. Sedangkan Pada tahun 2011, Sari Roti menggalakkan kampanye “Pentingnya Sarapan Pagi” kepada masyarakat. Dengan kampanye ini diharapkan Sari Roti bisa menjadi alternatif atau pengganti nasi yang paling baik sebagai sarapan pagi yang sehat, praktis dan bergizi. Selain itu Sari Roti mengikuti program sponsorship di beberapa acara televisi pada bulan Ramadhan, seperti Ngabuburit, Waktunya Kita Sahur, Oase Ramadhan, serta filler Cook Vaganza


(23)

yaitu program demo memasak sajian untuk berbuka puasa yang menggunakan roti sebagai bahan dasar. Promosi juga dilakukan melalui billboard dan branding pada KRL Jabodetabek pada gerbong khusus wanita.

Melihat betapa pentingnya strategi citra merek dalam meningkatkan kepuasan pelanggan seperti yang diuraikan sebelumnya, maka pihak manajemen PT Nippon Indosari Corpindo Tbk perlu memperhatikan bagaimana citra merek perusahaan, tetap baik dimata pelanggan.

Berdasarkan uraian permasalahan, untuk mengetahui seberapa efektif strategi penerapan program Food Quality dan Citra Merek dapat mempengaruhi terhadap kepuasan pelanggan Sari Roti maka dirasakan perlu untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Food Quality dan Citra Merek Pengaruhnya terhadap Kepuasaan Pelanggan” (Survei pada Mini Market di Daerah Setiabudhi Kota Bandung).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang, banyaknya perusahaan yang memproduksi roti di Indonesia, menimbulkan persaingan yang kuat diantara perusahaan-perusahaan tersebut. Bisnis roti terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan tuntutan gaya hidup yang lebih senang mengkonsumsi makanan instan. Sari Roti merupakan salah satu merek roti di Indonesia yang sudah diakui kinerjanya. Merek Sari Roti adalah pelopor bisnis roti dan saat ini menjadi produsen terbesar di Indonesia.


(24)

Sari Roti mengalami penurunan pangsa pasar yang terjadi di daerah Setiabudhi pada tahun 2013 bulan September. Berdasarkan tingkat pangsa pasar Sari Roti mengalami penurunan, memperlihatkan bahwa kepuasan pelanggan mulai berkurang. Penurunan indeks kepuasan menggambarkan menurunnya loyalitas pelanggan, karena konsumen akan melalukan perpindahan kepada merek lain.

Upaya yang dilakukan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk untuk mempertahankan dan meningkatkan kepuasan pelanggan Sari Roti, perusahaan harus memiliki kualitas produk dan citra perusahan yang baik untuk meningkatkan awareness, sehingga mempengaruhi pelanggan untuk melakukan pembelian dan mendapatkan kepuasan, pada akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. Menurut Nae-Hyun Jin Sang-Mook dan Lynn Huffman dalam Journal of Experiental Value (2010:3) mengindikasikan beberapa faktor yang berpengaruh nilai pengalaman seperti food quality, harga, kualitas pelayanan interpersonal, lingkungan dan citra merek bergabung untuk mempengaruhi kepuasan dan loyalitas pelanggan. Salah satu strategi yang digunakan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk untuk mempertahankan kepuasan pelanggan adalah dengan strategi food quality dan citra merek.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan tersebut, maka perusahaan Nippon Indosari Corpindo Tbk akan terus akan terus meningkatkan kinerja Sari Roti. maka yang menjadi masalah penelitian ini diidentifikasi masalah ke dalam tema sentral sebagai berikut.


(25)

Persaingan yang kuat dalam perusahaan-perusahaan roti menyebabkan penurunan pangsa pasar yang terjadi di daerah Setiabudhi Kota Bandung. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kepuasan pelanggan mulai berkurang. Penurunan indeks kepuasan menggambarkan menurunnya loyalitas pelanggan, karena konsumen akan melakukan perpindahan kepada merek lain. Upaya yang dilakukan Sari Roti untuk mempertahankan dan meningkatkan kepuasan pelanggan Sari Roti, perusahaan harus memiliki kualitas produk dan citra perusahan yang baik untuk meningkatkan awareness, sehingga mempengaruhi pelanggan untuk melakukan pembelian dan mendapatkan kepuasan, pada akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. Salah satu strategi yang digunakan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk untuk mempertahankan kepuasan pelanggan adalah dengan strategi food quality dan citra merek sehingga menjadikan produk Sari Roti lebih kuat dibenak konsumen.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran Food Quality dan Citra Merek Sari Roti pada pelanggan Mini Market di Setiabudhi Kota Bandung.

2. Bagaimana tingkat Kepuasan Pelanggan Sari Roti pada pelanggan Mini Market di Setiabudhi Kota Bandung.

3. Seberapa besar pengaruh Food Quality dan Citra Merek terhadap tingkat Kepuasan PelangganSari Roti pada pelanggan Mini Market di Setiabudhi Kota Bandung.

1.4Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini untuk memperoleh temuan mengenai:

1. Gambaran Food Quality dan Citra Merek Sari Roti pelanggan Mini Market di Setiabudhi Kota Bandung.


(26)

2. Tingkat Kepuasan Pelanggan Sari Roti pada pelanggan Mini Market di Setiabudhi Kota Bandung.

3. Besarnya pengaruh Food Quality dan Citra Merek terhadap tingkat Kepuasan Pelanggan Sari Roti pada pelanggan Mini Market di Setiabudhi Kota Bandung.

1.5Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bemanfaat dan memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu Manajemen, khususnya pada bidang manajemen pemasaran. Penelitian dilakukan melalui pendekatan strategi pemasaran yang mempengaruhi food quality dan citra merek dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Sehingga diharapkan dalam penelitian ini memberikan sumbangan bagi ilmu manajemen pemasaran.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dan perusahaan sejenis lainnya yang memproduksi roti mengenai food quality dan citra merek pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan roti, sehingga dapat dijadikan strategi pemasaran untuk meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap sebuah produk.


(27)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Penelitian merupakan suatu investigasi yang terorganisasi, yang dilakukan untuk menyajikan dan memecahkan masalah (Asep Hermawan, 2009:14). Sedangkan objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian, dimana dan kapan penelitian dilakukan, dapat juga ditambahkan dengan hal-hal lain jika dianggap perlu (Husein Umar, 2008:303).

Penelitian ini bagaimana menggunakan pendekatan orientasi perusahaan terhadap pasar khususnya mengenai pengaruh food quality dancitra merek terhadap kepuasan pelanggan. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel eksogen

(independent variable) yaitu Food Quality (X1) yang meliputi warna, penampilan, porsi, bentuk, tekstur dan rasa. Citra Merek (X2) yang terdiri dari pengenalan, reputasi, daya tarik dan kesetiaan. Kemudian Variabel dependent (terikat) adalah Kepuasan Pelanggan (Y), yang meliputi kualitas produk, faktor emosional, harga dan kemudahan.

Objek yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah pelanggan Sari Roti di Mini Market Setiabudhi Kota Bandung. Penelitian dilakukan pada pelanggan Sari Roti Mini Market di Setiabudhi Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagimana tanggapan konsumen mengenai Food Quality, Citra Merekdan


(28)

Kepuasan Pelanggan Sari Roti, sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah pelanggan Sari Roti di Mini Market di Setiabudhi Kota Bandung.

Penelitian ini dilakukan pada jangka waktu penelitian kurang dari satu tahun, maka metode penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional Method. Menurut Umar (2008:45) adalah pendekatan Cross Sectional, yaitu “Metode penelitian dengan

cara mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang”. Pengumpulan informasi dari subjek penelitian hanya dilakukan satu kali (one-short) dalam satu periode waktu, sehingga penelitian ini merupakan one-short atau cross sectional. (Maholtra 2009:101).

3.2Metode Penelitian

3.2.1 Jenis dan Metode yang digunakan

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2). Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang berarti cara-cara yang dilakukan itu diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis (Sugiyono, 2013:2).


(29)

Berdasarkan tujuan penelitian maka jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiono (2013:11) menjelaskan bahwa “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara satu dengan variabel yang lain”. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran, sesuai dengan rumusan masalah maka dapat diperoleh deskripsi mengenai, gambaran FoodQuality dan Citra Merek, serta gambaran kepuasan pelanggan dalam mengkonsumsi produk roti dengan merek Sari Roti.

Adapun penelitian verifikatif diterangkan oleh Naresh K. Maholtra (2009:104) yaitu “Penelitian untuk menguji pengujian kebenaran kausal, yaitu hubungan antara variabel independen dengan dependen”. Berdasarkan pengertian menurut ahli maka, dalam penelitian ini tujuan verifikatif yaitu untuk memperoleh besarnya pengaruh

foodquality dan citra merekterhadap kepuasan pelanggan Sari Roti.

Penelitian deskriptif ini mempunyai maksud untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan mengenai pengaruh food quality dan citra merek terhadap Kepuasan Pelanggan roti Sari Roti. Sedangkan penelitian verifikatif bermaksud untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan. Jadi, penelitian verifikatif ini untuk menguji pengaruh food quality dan citra merekterhadap Kepuasan Pelanggan roti Sari Roti.


(30)

Berdasarkan jenis penelitian tersebut yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif

yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode survey atau explanatory survey

bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel dengan cara pengujian hipotesis. Menurut Sugiyono (2013:11), yang dimaksud dengan metode survei adalah:

Metode survei adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, tes dan wawancara terstruktur.

Menurut Maholtra (2010:96), menyatakan bahwa “Explanatory survey dilakukan untuk mengeksplorasi situasi masalah, yaitu untuk mendapatkan ide-ide dan wawasan kedalam masalah yang dihadapi manajemen atau para peneliti tersebut”. Explanatory survey dilakukan melalui kegiatan pengumpulan informasi dari sebagian populasi secara langsung di tempat kejadian (empirik) melalui kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi yang diteliti terhadap penelitian.

Berdasarkan pengertian explanatory survey menurut ahli, maka metode penelitian ini dilakukan melalui kegiatan pengumpulan informasi dari sebagian populasi secara langsung di tempat kejadian (empirik) dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.


(31)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasionalisasi variabel menurut Sugiyono (2013:58), menyatakan bahwa “Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya”. Dalam suatu penelitian supaya dapat membedakan konsep teoritis dengan konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasional variabel.

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas/independent variable (X)

Menurut Sugiyono (2013:59) mengemukakan bahwa, “Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

FoodQuality dan Citra Merek.

2. Variabel terikat/dependent variable (Y)

Menurut Sugiyono (2013:59) menyatakan bahwa, “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepuasan pelanggan.

Pada operasionalisasi variabel terdapat indikator, ukuran dan skala yang bertujuan untuk mendefinisikan serta mengukur variabel. Secara lengkap operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:


(32)

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN VARIABEL/

SUB VARIABEL

KONSEP INDIKATOR UKURAN SKALA NO.

ITEM

1 2 3 4 5 6

Food Quality

(X1)

Food Quality adalah karakteristik kualitas dari makanan yang dapat diterima oleh konsumen. Hal tersebut termasuk dalam faktor eksternal seperti ukuran, bentuk, warna, konsistensi, tekstur dan rasa

Warna

Tingkat kemenarikan warna roti

Interval 1

Tingkat variasi warna Sari Roti

Interval 2

Tingkat kesesuaian warna dengan rasa

Interval 3

Penampilan

Tingkat kemenarikan kemasan

Interval 4

Tingkat daya tarik warna kemasan Sari Roti

Interval 5

Tingkat daya tarik desain kemasan Sari Roti

Interval 6

Tingkat kesesuaian kombinasi warna


(33)

kemasan Sari Roti

1 2 3 4 5 6

Tingkat kejelasan informasi berat bersih Sari Roti

Interval 9

Tingkat variasi ukuran Sari Roti

Interval 10

Tingkat kepraktisan ukuran Sari Roti

Interval 11

Bentuk

Tingkat variasi bentuk Sari Roti

Interval 12

Tingkat kemenarikan bentuk roti

Interval 13

Tingkat keunikan bentuk roti

Interval 14

Tekstur

Tingkat kelembutan tekstur Sari Roti

Interval 15

Tingkat memperkenal kan inovasi produk baru kepada

pelanggan

Interval 16

Rasa

Tingkat keragaman rasa Sari Roti

Interval 17

Tingkat kelezatan rasa selai sesuai dengan selera pelanggan


(34)

1 2 3 4 5 6 Tingkat

kesesuai rasa Sari Roti dengan

kebutuhan pelanggan

Interval 20

Citra Merek (X2)

Citra merek sebagai seperangkat

keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek. Karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangan ditentukan oleh brand image

tersebut.

Pengenalan

Tingkat pengenalan merek oleh pelanggan

Interval 21

Tingkat pengingatan roti terhadap merek Sari Roti

Interval 22

Faktor Emosional

Tingkat kepercayaan terhadap merek sari roti

Interval 23

Tingkat kepercayaan pelanggan dengan varian produk sari roti

Interval 24

Tingkat daya tarik kualias yang

ditawarkan


(35)

sari roti Tingkat identiknya merek dengan kualitas Sari Roti

Interval 27

Loyalitas Merek

Tingkat kesetiaan terhadap merek Sari Roti

Interval 28

Tingkat kepuasan terhadap merek Sari Roti

Interval 29

Kepuasan Pelanggan (Y)

Kepuasaan pelanggan merupakan tingkatan dimana anggapan kinerja (perceived performance) produk akan sesuai dengan harapan seorang pembeli. Bila kinerja produk jauh lebih rendah dibandingkan harapan pelanggan, pembelinya tidak puas. Bila kinerja sesuai dengan harapan, pembelinya merasa puas atau angat gembira.

Tingkat kepuasan sesuai cirri khas terhadap kualitas produk Sari Roti

Interval 31

Tingkat kepuasan


(36)

keunggulan kualitas produk sari roti

Faktor Emosional

Tingkat kepuasan sesuai merek Sari Roti dengan

kepribadian Pelanggan

Interval 33

Tingkat kepuasan sesuai merek Sari Roti dengan gaya hidup

Pelanggan

Interval 34

Tingkat kepuasan kebanggaan terhadap merek Sari Roti

Interval 35

Harga

Tingkat kepuasan variasi harga Sari Roti

Interval 36

Tingkat kepuasan keterjangkaua n harga Sari Roti

Interval 37

Tingkat kepuasan variasi harga Sari Roti berdasarkan ukuran roti

Interval 38

Tingkat kepuasan variasi harga


(37)

berdasarkan varian roti

Kemudahan

Tingkat kepuasan mudah mendapatkan produk sari roti

Interval 40

Tingkat kepuasan kemudahan akses untuk mendapatkan produk sari roti

Interval 41

Sumber: Berdasarkan hasil pengolahan data 2013

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data penelitian merupakan informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Oleh karena itu, harus diproses terlebih dahulu untuk memperoleh informasi yang diperlukan bagi suatu penelitian. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Sugiyono (2013:193) menjelaskan bahwa,

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen.

Sedangkan menurut Naresh K. Maholtra (2009:120) mengungkapkan definisi data primer dan sekunder, antara lain:


(38)

1. Data primer

Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Pada penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah hasil penelitian secara empirik melalui penyebaran kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden yaitu pelanggan Sari Roti di Mini Marke Setiabudhi Kota Bandung, sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian, selain itu pengumpulan data berupa observasi maupun wawancara.

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dengan maksud selain untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat serta tidak mengeluarkan biaya yang relatif mahal. Pada penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah artikel, majalah, jurnal, serta situs web di internet dan buku-buku berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil penelitian secara empirik melalui penyebaran kuesioner kepada pelanggan Sari Roti di Mini Market Setiabudhi Kota Bandung, pengumpulan data berupa observasi dan wawancara. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh melalui berbagai sumber, diantaranya jurnal-jurnal ilmiah, artikel-artikel majalah, serta situs web di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.


(39)

Lebih jelasnya mengenai data sekunder dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis mengumpulkan dan menyajikannya dalam Tabel 3.2 sebagai berikut:

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

No. Jenis Data Sumber Data

Kategori Data 1. Pekembangan

Perekonomian Global

http://www.equityworld-futures.com, diakses 15 januari 2013

Sekunder 2. Pertumbuhan Ekonomi

Negara Emerging and Developing Economies Tahun 2012

http://www.pelitaonline.com,

http://www.analisadaily.com,diakses 22 januari 2012).

Sekunder

3. Pertumbuhan Industri Makanan 2012-2013

www.kemendagri.go.id, diakses 10 Sep 2013, 10.37

Sekunder 4. Belanja Bulanan

Penduduk Indonesia Berdasarkan Kategori Tahun 2011

http://www.AC Nielsen.com Sekunder

5. Volume Penjualan Roti (Per Juta Piece) Per hari

Laporan Keuangan, Prospektus Roti, Estimosi IFT

Sekunder

6. 12 Negara Terbesar Pengkonsumsi Roti

Euromonitor dari Materi Investor Summit Nippon Indosari Oktober 2011

Sekunder

7. Perusahaan Roti dan Varian Roti di Indonesia

http://indonesiafanancetoday.com, diakses 12 Okt 2011, 07:45

Sekunder

8. Pangsa Pasar Roti di Indonesia Tahun 2012

http://www.beritasatu.com, diakses 23 Jan 2013, Jam 08:16

Sekunder 9. Top Brand Index (TBI)

Tahun 2010-2012

Top Brand Index 2010-2012 Sekunder 10. Volume Penjualan

Nippon Indosari

Per Jenis Produk (Milliar Rupiah)

Prospektus Indosari Sekunder

11. Volume Penjualan Sari Roti di Mini Market


(40)

Setiabudhi Kota Bandung

No. Jenis Data Sumber Data

Kategori Data 12. Survei Kepuasan

Pelanggan Sari Roti di Mini Market Setiabudhi Kota Bandung

Pra Penelitian 2013 Primer

Sumber: dioleh dari beberpa data 2012-2013 3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.4.1Populasi

Kegiatan pengumpulan data merupakan langkah penting untuk mengetahui karakteristik dari populasi yang merupakan elemen-elemen dalam objek penelitian. Data yang dikumpulkan digunakan untuk mengambil keputusan dalam menguji hipotesis. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:115).

TABEL 3.3

POPULASI RESPONDEN PELANGGAN MINI MARKET SETIABUDHI KOTA BANDUNG

No. Nama Mini Market Jumlah Pelanggan Per

Hari

1. Indomart Geger Kalong Girang 222

2. Indomart Setiabudhi 235

3. Indomart Geger Kalong Hilir 184

4. Indomart Ledeng 196

5. Alfa Mart Geger Kalong Girang 258

6. Alfa Mart Geger Kalong Hilir 178

7. Alfa Mart Setiabudhi 289

8. Alfa Mart Panorama 305

Total 1867


(41)

Populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut. Seorang peneliti harus menentukan secara jelas mengenai sasaran penelitiannya yang disebut dengan populasi sasaran (target population), yaitu populasi yang nantinya akan menjadi cakupan kesimpulan. Berdasarkan pengertian populasi menurut ahli, maka populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Sari Roti di Mini Market Setiabudhi Kota Bandung, berukuran 1867 pelanggan Mini Market Daerah Setiabudhi Kota Bandung. (Survei di Mini Market Daerah Setiabudhi Kota Bandung 2013).

3.2.4.2Sampel

Sugiyono (2013:116) menyatakan bahwa, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:131) mendefinisikan, “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Suatu penelitian tidak mungkin keseluruhan populasi diteliti. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya keterbatasan biaya, tenaga dan waktu. Maka dari itu peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang tidak diteliti atau representatif.

Berdasarkan pengertian sampel yang dikemukakan beberapa ahli, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian dari pelanggan Sari Roti di Mini Market Setiabudhi Kota Bandung. Daerah Setiabudhi Kota Bandung dipilih


(42)

0 0 1

n n

n N

 (Harun Al Rasyid,1994:44)

2

0

(1 )

2

Z S

n

 

 

  

 

 

 

(Harun Al Rasyid,1994:44)

sebagai sampel karena memiliki banyak Mini Market, Mini market yang berada di setiabudhi kota bandung terpilih sepanjang Jalan Setiabudhi daerah kampus yang mahasiswanya kebanyakan datang dari daerah lain yang tinggalnya indekos. Mahasiswa kebanyakan memilih makanan instan untuk sarapan, makan siang atau makan malam memilih makanan instan atau siap saji. Makanan instan atau siap saji yang dipilih oleh mahasiswa untuk makanannya salah satunya yaitu roti yang dapat dimakan dimanapun dan kapanpun baik sarapan, makan siang dan makan malam. Penentuan sampel dari populasi yang telah ditetapkan, perlu dilakukan suatu pengukuran yang dapat menghasilkan jumlah n. Berdasarkan pengertian sampel yang dikemukakan tersebut, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi penelitian, yaitu sebagian pelanggan Sari Roti di Mini Market Setiabudhi Kota Bandung. Dalam menentukan jumlah sampel digunakan pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling dari dari Al Rasyid (1994:44), yaitu:

Sedangkan n0 dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

N = Populasi


(43)

s = Simpangan baku untuk variabel yang diteliti dalam populasi dengan menggunakan Deming’s Emperical Rule

 = Bound of error yang bisa ditolerir atau dikehendaki sebesar 5%

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung besarnya sampel dari Jumlah populasi yang ada yaitu sebagai berikut:

a. Distribusi skor berbentuk kurva distribusi

b. Jumlah item = 41

c. Nilai tertinggi skor responden : (41 x 7) = 287 d. Nilai terendah skor responden : (41 x 1) = 41

e. Rentang = Nilai tertinggi – Nilai terendah = 287 – 41 = 246

f. S = Simpangan baku untuk variabel yang diteliti dalam populasi (populasi

standar deviation) diperoleh: S = (0,21) (246) = 51,66

Diperoleh S=(0,21)R berdasarkan pengamatan dari jawaban responden yang menjawab kuesioner yang berskala 1-7, responden lebih banyak menjawab dengan skor antara 5-7 sehingga arah kurva cenderung condong ke sebelah kanan.

g. Dengan derajat kepercayaan = 95% dimana  10%

Z 

     

2

1  = Z 0,95 = 1,64

(lihat tabel Z, yaitu tabel normal baku akan diperoleh nilai 1,64)

Adapun perhitungan ukuran sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan mencari nilai no lebih dahulu, yaitu:


(44)

no= 2 2 1                      S Z

[ ] [ ] no = 71,778851

Nilai no sudah diketahui yaitu sebesar 71,778851, setelah itu kemudian dilakukan penghitungan untuk mencari nilai n untuk mencari jumlah sampel yang akan diteliti.

Diketahui: N = 1.867 no=72

N n n n 0 0 1 

Berdasarkan perhitungan mengenai sampel, maka ukuran sampelnya untuk pelanggan Sari Roti di Mini Market Daerah Setiabudhi Kota Bandung adalah sebesar 72. Menurut Winarno Surakhmad (1998:100) bahwa “Untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik”. Kemudian supaya sampel yang digunakan representatif, maka pada penelitian ini ditentukan sampel ditambah 26 orang sehingga ukuran sampelnya menjadi berukuran 98 untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

3.2.4.3Teknik Penarikan Sampling

Sugiyono (2013:116) menyatakan bahwa, “Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel”. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:116), “Teknik pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga diperoleh sampel


(45)

(contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya”.

Sebuah teknik sampling dapat diklasifikasikan sebagai non probabilitas dan

probabilitas (Naresh K. Maholtra, 2009:375). Sampel probability merupakan sampel dimana setiap elemen atau anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel, sedangkan sampel non probability kebalikan dari probability

dimana setiap elemen atau populasi tidak memiliki peluang yang sama dan pemilihan sampel bersifat objektif. Sampel probability memiliki empat jenis teknik penarikan yaitu Simple Random Sampling, Sistematic Sampling, Stratification Sampling dan

Cluster Sampling. Sedangkan sampel non probability memiliki tiga jenis teknik penarikan yaitu Convinience Sampling, Purposive Sampling, Snowball Sampling.

Penelitian ini penulis menggunakan teknik simple random sampling yaitu suatu populasi sasaran yang tersusun (ordered population target) merupakan prasyarat penting bagi dimungkinkannya pelaksanaan pengambilan sampel dengan metode acak sistematis. Selain itu SRS dipilih karena populasi dianggap homogen. Simple Random sampling merupakan penelitian dimana peneliti memberikan hak yang sama kepada responden untuk mengisi kuesioner. Hal tersebut sama seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2013:118) yang menyatakan bahwa peneliti memberikan hak yang sama kepada responden untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel. Oleh karena itu hak setiap subjek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.


(46)

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:193), “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data”. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini diantaranya:

1. Studi Literatur

Studi literatur merupakan pengumpulan data dan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian seperti teori-teori yang sesuai dengan variabel food quality, citra merek dan kepuasaan pelanggan. Studi literatur penelitian ini didapatkan dari berbagai sumber yaitu:

a. Skripsi

b. Jurnal Ekonomi dan Bisnis c. Media Cetak (Majalah) d. Media Elektronik (Internet)

2. Studi Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang akan digunakan menjadi landasan teori masalah yang diteliti. Dalam kepustakaan ini penulis membaca dan mempelajari buku-buku, literatur, jurnal, skripsi dan materi lainnya yang berhubungan dengan variabel yang diteliti yaitu food quality, citra merek dan kepuasan pelanggan. Studi kepustakaan penelitian ini didapatkan dari


(47)

beberapa sumber yaitu, perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Widyatama dan Universitas Parahyangan (UNPAR).

3. Wawancara

Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara atau berbicara langsung dengan responden dari pelanggan Mini Market Setiabudhi baik itu pelanggan maupun pekerja yang berada di Mini Market Setiabudhi Kota Bandung untuk mendapatkan ide-ide, pendapat, informasi, data, wawasan dalam menghadapi masalah yang dibutuhkan dan mendapat gambaran yang jelas secara menyeluruh tentang pembelian Sari Roti di Mini Market Setiabudhi tersebut.

4. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data mengenai penyebaran seperangkat daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden, yaitu pelanggan Sari Roti di Mini Market Setiabudhi Kota Bandung. Dalam kuesioner ini terdapat beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan food quality sebagai variabel X1, citra merek sebagai variabel X2 dan kepuasan pelanggan sebagai variabel Y. Kemudian responden dapat memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut:

a. Menyusun daftar pertanyaan

b. Merumuskan item-item pertanyaan serta alternatif jawaban. Sehingga responden dapat langsung memilih jawaban yang ada.


(48)

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Data mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena menggambarkan variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai pembentuk hipotesis. Oleh karena itu, diperlukan pengujian data untuk mendapatkan mutu yang baik. Untuk menguji layak atau tidaknya instrumen penelitian (kuesioner) yang disebarkan kepada responden dilakukan dua tahap pengujian yakni uji validitas dan realibilitas. Keberhasilan mutu hasil penelitian dipengaruhi oleh data yang valid dan

reliabel. Oleh karena itu dibutuhkan instrumen penelitian yang valid dan reliabel.

Data valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrument yang reliable adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliable dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliable

(Sugiyono, 2013:172-173).

Penelitian ini menggunakan data interval yaitu data yang menunjukan jarak antara satu dengan yang lain dan mempunyai bobot yang sama serta menggunakan skala pengukuran semantic defferential. Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu software komputer program SPSS (Statistical Product for Service Solutions) 21.0 for windows.


(49)

Menurut Sugiyono (2013:361) menyatakan bahwa validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.

Tipe validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk, yang menentukan validitas dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh dari masing-masing item berupa pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total tersebut merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Berdasarkan ukuran statistik, apabila skor semua item yang disusun menurut dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas.

Rumus yang digunakan untuk menghitung kevalidan dari suatu instrumen dalam penelitian ini adalah rumus Korelasi Product Moment, yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

Sumber: Sugiyono, 2013:255 Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item

Y = Skor total

X = Jumlah skor dalam distribusi X

Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

2

X = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

2

Y = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑


(50)

Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi sebagai berikut:

1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung lebih besar dari rtabel atau rhitung ≥ rtabel.

2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika rhitung lebih kecil atau sama dengan rtabel atau rhitung < rtabel.

Besarnya koefesien kolerasi dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini. TABEL 3.4

INTERPRESTASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI Interval Koefisien Tingkat Hubungan Antara 0,7 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi Antara 0,6 sampai dengan 0,500 Tinggi Antara 0,5 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi Antara 0,4 sampai dengan 0,300 Sedang Antara 0,3 sampai dengan 0,200 Agak Tidak Tinggi Antara 0,2 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi Antara 0,1 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi Sumber: Suharsimi Arikunto (2010: 245)

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasi biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf kesalahan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut:

Sumber: Sugiyono, 2013:257


(51)

Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikansi dengan kriterian sebagai berikut:

1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikasi α = 0,005.

2. Jika thitung > ttabel maka soala tersebut valid. 3. Jika thitung ≤ ttabel maka soala tersebut tidak valid.

Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian, dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya terukur. Pada penelitian ini yang akan diuji adalah validitas dari instrumen food quality sebagai variabel X1, citra merek sebagai variabel X2 dan kepuasan pelanggan sebagai variabel Y. Jumlah item pernyataan untuk variabel X1 adalah 20 item dan X2 adalah 9 item, sedangkan jumlah item pernyataan variabel Y adalah 11 item setelah dilakukan uji validitas terdapat 1 item pernyataan yang tidak valid, kemudian dilakukan drop out pada item pernyataan yang tidak valid variabel Y dan dilakukan uji validitas ulang. Berikut merupakan validitas dari variabel X1, X2 dan Y pada penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel 3.5 sebagai berikut:

TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL X1 (FOOD QUALITY)

No Pernyataan rhitung rtabel Ket.

Food Quality

1. Warna

1 Kemenarikan warna roti Sari Roti tidak pucat 0,799 0,468 Valid 2 Variasi warna Sari Roti memiliki banyak varian 0,875 0,468 Valid 3 Keseuaian warna Sari Roti sesuai dengan rasa 0,884 0,468 Valid


(52)

No Pernyataan rhitung rtabel Ket. Food Quality

roti

2. Penampilan

4 Kemenarikan kemasan Sari Roti adalah faktor penting

0,580 0,468 Valid

5 Warna kemasan Sari Roti menjadi daya tarik 0,621 0,468 Valid 6 Desain kemasan Sari Roti menjadi daya tarik 0,601 0,468 Valid 7 Kombinasi warna kemasan Sari Roti sesuai

dengan penampilan rasa

0,857 0,468 Valid

3. Porsi

8 Netto (berat bersih) Sari Roti sesuai dengan berat bersih yang tertera di kemasan

0,903 0,468 Valid

9 Informasi berat bersih Sari Roti jelas sesuai dengan tertera di kemasan

0,920 0,468 Valid

10 Variasi ukuran Sari Roti sesuai dengan kebutuhan pelanggan

0,838 0,468 Valid

11 Kepraktisan ukuran Sari Roti dapat dibawa kemanapun

0,847 0,468 Valid

4. Bentuk

12 Sari Roti memiliki varian bentuk yang beragam 0,953 0,468 Valid 13 Sari Roti memiliki kemenarikan bentuk yang

beragam

0,929 0,468 Valid

14 Sari Roti memiliki keunikan bentuk yang beragam

0,909 0,468 Valid

5. Tekstur

15 Sari Roti memiliki tekstur yang lembut 0,941 0,468 Valid 16 Sari Roti selalu memperkenalkan inovasi baru

kepada pelanggan

0,918 0,468 Valid


(53)

No Pernyataan rhitung rtabel Ket. Food Quality

17 Sari Roti memiliki banyak ragam rasa 0,790 0,468 Valid 18 Kelezatan rasa selai Sari Roti sesuai dengan

selera pelanggan

0,838 0,468 Valid

19 Kualitas rasa yang dimiliki Sari Roti sangat beragam

0,866 0,468 Valid

20 Rasa Sari Roti sesuai dengan kebutuhan pelanggan

0,824 0,468 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013 (Menggunakan SPSS 21.0 For Windows)

Berdasarkan kuesioner yang diuji sebanyak 20 responden dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas (df) n-2 (20-2=18), maka diperoleh nilai rtabel sebesar 0,468, dari tabel hasil pengujian validitas diketahui bahwa pernyataan-pernyataan yang diajukan kepada responden seluruhnya dinyatakan valid karena memiliki rhitung lebih besar dari rtabel sehingga pernyataan-pernyataan tersebut dapat dijadikan alat ukur terhadap konsep yang seharusnya diukur.

Berdasarkan Tabel 3.5 pada instrumen variabel food quality dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi bentuk dengan item pernyataan Sari roti memiliki varian bentuk yang beragam yang bernilai 0,953. Sedangkan nilai terendah terdapat pada dimensi penampilan dengan item pernyataan desain kemasan Sari Roti menjadi daya tarik yang bernilai 0,601.

Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel citra merek berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 21.0 for windows, menunjukkan bahwa item-item pernyataan dalam kuesioner


(54)

valid karena skor rhitung lebih besar dari rtabel yang bernilai 0,468. Untuk lebih jelasnya validitas variabel citra merek dapat dilihat pada Tabel 3.6 sebagai berikut.

TABEL 3.6

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL X2 (CITRA MEREK)

No Pernyataan rhitung rtabel Ket.

Citra Merek 1. Pengenalan

1 Merek Sari Roti sudah dikenal oleh pelanggan 0,836 0,468 Valid 2 Pengingatan roti terhadap merek Sari Roti 0,934 0,468 Valid

2. Reputasi

3 Kepercayaan terhadap merek Sari Roti 0,924 0,468 Valid 4 Kepercayaan pelanggan dengan varian produk Sari Roti 0,932 0,468 Valid

3. Daya Tarik 5

Daya tarik kemasan terhadap kualitas Sari Roti

0,830 0,468 Valid

6 Daya tarik kualitas yang ditawarkan Sari Roti 0,849 0,468 Valid 7 Identiknya merek dengan kualitas Sari Roti 0,909 0,468 Valid

4. Loyalitas Merek

8 Kesetian terhadap merek Sari Roti 0,866 0,468 Valid 9 Kepuasaan terhadap merek Sari Roti 0,924 0,468 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013 (Menggunakan SPSS 21.0 For Windows)

Tabel 3.6 pada instrumen variabel citra merek dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi pengenalandengan item pernyataan pengingatan roti terhadap merek Sari Roti yang bernilai 0,934, sedangkan nilai terendah pada dimensi


(1)

169

mempertahankan, meningkatkan kembali kepuasan pelanggan atau memperkuat merek melalui strategi food quality dan citra merek. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian lain mengenai food quality dan citra merek tetapi dengan indikator serta objek yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tekstur dan loyalitas merek memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan rasa dan daya tarik maka dari itu disarankan untuk lebih memaksimalkan tekstur roti yang lembut dan mempertahankan loyalitas merek dengan memberikan kualitas produk yang baik. Seperti memberikan tekstur roti yang lebih lembut dan jika di makanan akan terasa lembut. Loyalitas merek merupaka faktor penting supaya pelanggan tetap meilih Sari Roti sebagai roti yang menjadi pilihan setiap harinya.

b. Kelemahan dalam Penelitian

Penelitian ini masih banyak kelemahannya diantaranya dalam pencarian data, data roti yang di publikasikan sedikit, referensi yang digunakan masih terbatas, dan masih banyak lagi kelemahan dalam penelitian ini. Semoga dalam penelitian selanjutnya yang menggunakan tema yang sama dapat lebih lengkap dan lebih baik.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Adil, Malikul. 2012. The Influence of Brand Image on Sales. Journal of Basic and

Applied Scientific Research. (Tersedia di www.textroad.com, diakses 10

Sep 2013, jam 09:07).

Al Rasyid, Harun. 1994. Dasar-dasar Statistika Terapan. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran.

Alma, Buchari. 2011. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: CV. Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Arnould, E. Price, L., Zinkan, G. 2005. Consumers 2nd ed. Singapore: McGraw-Hill/Irwin.

Branch, Tabriz. 2013. The Effect of Customer Satisfaction on Word of Mouth Communication. Research Journal of Applied Sciences, Engineering and

Tecnology. (Tersedia di www.maxwellsci.com, diakses 20 Okt 2013,

09:01)

Burliowska, M. Dudek dan D. Szewieczek. 2007. Quality Estimation Methods Used in Product Life Cycle. The Journal of Achievements in Materials

and Manufacturing Engineering Vol. 24 Issue 22. (Tersedia di

www.journalamme.org, diakses 30 Oktober 2013, jam 09:37)

Buttle, Francis. 2004. Customer Relationship Manajemen: Concepts and Tools. First Published. Oxford: Elsevier Butterworth-Heinemann.

Daryanto. 2011. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera

Ferre, Marie. 2010. Food Quality. Journal of Food Distribution Research. (Tersedia di http://ageconsearch.umn.edu, diakses 10 Sep 2013, jam 08:40).

Fiani, Margaretha S. & Edwin Japarianto. 2012. Analisa Pengaruh Food Quality & Brand Image terhadap Keputusan Pembelian Roti Kecik Toko Roti

Ganep’s di Kota Solo. Jurnal Manajemen Pemasaran. (Tersedia di

www.google.com, diakses 8 Sep 2013, 11:05).

Gaman dan Sherrington. 1996. The Science of Food. Boston, Mass: Butterworth-Heinemann.


(3)

Gundersen, M. G., M. Heide and U. H. Olsson. 1996. Hotel Satisfaction among

Bussiness Travellers. Cornell H. R. A.

Hamel Gary & Ck Prahalad. 2000. Competing of the Future. Cambridge: American National Standar.

Hanif. 2010. Factors Affecting Customer Satisfaction. International Research Journal Finance and Economi.

Hermawan, Asep. 2009. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Grasindo.

Husein, Umar. 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Irawan. 2009. Sepuluh Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Kotler, Philip dan Keller Kavin Lane. 2012. Marketing Management 14th ed. Pearson Education, Inc. New Jersey.

and Keller, Kevin. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 1 Edisi 13. Jakarta: Erlangga.

and Keller, Kevin. 2009. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

and Keller, Kevin. 2010. Manajemen Pemasaran Jilid 2 Edisi 13. Jakarta: Erlangga.

dan Amstrong Gary. 2012. Principles of Marketing 14th ed. Pearson Education, Inc. New Jersey.

Levy dan Weitz. 2012. Retailing Management Information Center. New York: McGraw-Hill Higher Education.

Lupiyoadi, Rambat. 2013. Manajemen Pemasaran Jasa: Berbasis Kompetensi

(Edisi 3). Jakarta: Salemba Empat.

Malik ,Muhammad Ehsan, Basharat Naeem, dan Madiha Munawar. 2012. Brand Image: Past, Present and Future. Journal of Basic and Applied Scientific

Research. (Tersedia di www.textroad.com, diakses 10 Sep 2013, jam

09:07).

Maric, Aleksandar, Slavko Arsovski dan Jasna Mastilovic. 2009. Contribution to the Imporovement of Product Quality in Banking Industri. International

Journal for Quality Research Vol. 3, No. 3. (tersedia di


(4)

Nae-Hyun, Jin Sang-Mook Lee and Lynn Huffman. 2010. What matter experiential value in casual-dining restaurants?. Journal of experiental

value. (Tersedia http://umass.edu, diakses 12 Sep 2013, 09:08).

Naresh K., Maholtra. 2010. Basic Marketing Research 3th Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Noble. 1999. Development in Marketing Science. Vol. 22 Corall Gables. Florida: Academy of Marketing Science.

Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Kencana Prenada Media.

Peter dan Olson. 2010. Customer Behavior and Marketing Strategy. New York: McGraw-Hill Companies, Incorporated.

Potter, Norman N. and Joseph H. Hotchkiss. 1995. Food Science. 5th Edition. New York: Chapman & Hall.

Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta: PT. Gramedia Utama.

Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2008. Cara Menggunakan dan Memakai

Analisis Jalur (Path Analisys). Bandung: CV. Alfabeta

Runyon, K. 1980. Consumer Behavior and the Practice of Marketing 2nd ed. Toronto: Charles E, Merrill Publishing, co.

Sudjana. 2000. Statistika Untuk Ekonomi dan Niaga. I Edisi Baru. Bandung: Tarsito.

Simamora, Henry. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. Bandung: Alfabeta.

Sumarwan, Ujang, Achmad Fachroji, Adman Nursal dkk. 2011. Pemasaran Strategik Perspektif Value-Based Marketing dan Pengukuran Kinerja. Bogor: IPB Press.

Sunyoto, Danang. 2013. Teori, Kuesioner, dan Analisis Data untuk Pemasaran

dan Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Surakhmad, Winarno. 1998. Pengantar Metode Penelitian Ilmiah Dasar. Jakarta: Graha Indonesia


(5)

Thakur, Satendra. 2012. Brand Image, Customer Satisfaction and Loyalty Intantion: a study in the context of cosmetic product among the people of central india. Excel International Journal of Multidisciplinary

Management Studies Vol.2 Issue 5. (Tersedia di

www.zenithresearch.org.in, diakses 10 Sep 2013, jam 09:53).

Tjiptono, Fandy dan Gregorius Candra. 2011. Service, Quality and Satisfaction

Edisi 3. Yogjakarta: PT. ANDI Offest.

. 2006. Pemasaran Jasa. Yogjakarta: PT. ANDI Offest.

. 2009. Strategi Pemasaran Jasa. Yogjakarta: PT. ANDI Offest. .Gregorius dan Dedi Adriana. 2008. Pemasaran Strategik. Yogjakarta: PT. ANDI Offest.

________________. 2009. Basic Marketing Research 3th Edition. New Jersey: Prentice Hall.

West, Wood & Harger. 1966. Food Service in Institution. Publisher: Wiley (New York).

Majalah:

SWA edisi XXVIII 5-18 Juli 2012

Website:

http://www.equityworld-futures.com http://www.pelitaonline.com

http://www.analisadaily.com

http://www.baratamedia.com

AC Nielsen

http://www.kemenperin.go.id http://indonesiafinancetoday.com

http://Euromonitor dari materi investor summit Nippon indosari

http://www.beritasatu.com www.topbrand-award.com www.swa.co.id


(6)

http://annualreaport2010.com

http://annualreport2011.com http://annualreport2012.com http://sariroti.com