TRANSAKSI JUAL BELI HEWAN TERNAKMELALUI MAKELAR DI TINJAU DARI HUKUM ISLAM (StudiKasus di PasarHewanMuntilan KabupatenMagelang 2016) SKRIPSI Diajukan guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 Hukum (S.H)

  TRANSAKSI JUAL BELI HEWAN TERNAKMELALUI MAKELAR DI TINJAU DARI HUKUM ISLAM (StudiKasus di PasarHewanMuntilan KabupatenMagelang 2016) SKRIPSI Diajukan guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 Hukum (S.H)

  Oleh: Yitna Yuono NIM: 214 11 019 JURUSAN S1- HUKUM EKONOMI SYARI’AH (HES) FAKULTASSYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

  

TRANSAKSI JUAL BELI HEWAN TERNAKMELALUI

MAKELAR DI TINJAU DARI HUKUM ISLAM

(StudiKasus di PasarHewanMuntilan

KabupatenMagelang 2016)

  

SKRIPSI

Diajukan guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 Hukum (S.H)

  

Oleh:

Yitna Yuono

NIM: 214 11 019

JURUSAN S1-

  HUKUM EKONOMI SYARI’AH (HES)

FAKULTASSYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

MOTTO

نَأ ّلاِإ ِلِطاَبْلاِب ْمُكَنْ يَ ب ْمُكَلاَوْمَأ ْاَوُلُكْأَت َلا ْاوُنَمآ َنيِذّلا اَهّ يَأ اَي

ْمُكْنّ ضٍااَ َ ت نَ ةً َااَ ِت َنوُكَت

  Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu

”‟. [QS.

  An- Nisaa‟ : 29].

  

Jangan pernah menyesali dengan apa yang telah kamu

tentukan ”.

  

PERSEMBAHAN

  Dengan segala puja dan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan atas dukungan dan do‟a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat dirampungkan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya khaturkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada:

  1. Ayahanda dan Ibunda tercinta & tersayang yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh cinta dan kesabaran serta ikhlas-tulus memberikan dukungan dan doa restunya kepada penulis.

  2. Bapak dan Ibu Dosen pembimbing, penguji dan pengajar, yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik.

  3. Kakak saya, yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, senyum dan do‟anya untuk keberhasilan ini,

  4. Seluruh keluarga besar Bp. Muhsirat yang selalu mendo‟akan & memberi motifasi

  kepada penulis 5.

  Teman, sahabat dan sejawat tersayang, tanpa semangat, dukungan dan bantuan kalian semua tak kan mungkin aku sampai di sini.

  Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang, Aamiinnn.

KATA PENGANTAR

  

ميحرلا نحمرلا للها مسب

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

  Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana syari‟ah. Adapun judul skripsi ini adalah “Transaksi Jual Beli Hewan Ternak Melalui Makelar Ditinjau Dari

  

Hukum Islam (Studi Kasus di Pasar Hewan Muntilan Kabupaten Magelang

2016)

  ” Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga.

3. Ibu Evi Ariyani, M.H, selaku Ketua Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari‟ah di

  IAIN Salatiga 4. Bapak Drs Machfudz, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.

  5. Seluruh Dosen Fakultas Syaria‟ah Jurusan hukum ekonomi syariahIAIN Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

  6. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita.

  7. Sejawat-sejawat Mapala MITAPASA khususnya angkatan XVII dan sahabat- sahabat semua yang telah membantu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

  8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

  Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amiin ya robbal „alamiin.

  Salatiga, 09 september 2016 Yang menyatakan Yitna Yuono NIM : 214 11 023

  

ABSTRAK

  Yuono, Yitna. 2016. (transaksi jual beli hewan ternak melalui makelar ditinjau

  dari hukum islam studi kasus di pasar hewan muntilan kabupaten magelang) . Skripsi Fakultas

  Syari‟ah. Jurusan hukum ekonomi syariah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Drs. Machfudz, M.Ag.

  Kata Kunci: Jual Beli Hewan Ternak Melalui Makelar

  Penelitian tentang jual beli hewan ternak yang terjadi di Muntilan kabupaten Magelang adalah ditujukan kepada penjual pembeli dan makelar hewan ternak yang ada di pasar hewan muntilan. Adapun permasalahan yang akan dikaji yakni:1)Bagaimana praktek makelar dalam jual beli hewan ternak di pasar hewan Muntilan kabupaten Magelang? 2) Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap jual beli hewan ternak melalui makelar dipasar hewan Muntilan kabupaten Magelang? 3) Bagaimana bentuk akad dalam jual beli hewan ternak melalui makelar di pasar hewan Muntilan kabupaten Magelang?

  Penulisan ini didasarkan pada penelitian lapangan di Muntilan Kabupaten Magelan, jenis penelitian yang digunakan kualitatif yuridis sosiologis, maka penulis melakukan penelitian terhadap objeknya dan berinteraksi langsung dengan sumber data. Sehingga penulis dituntut untuk aktif terhadap masalah yang kemungkinan terjadi di lokasi penelitian. Dalam pengumpulan data penulis melakukan beberapa macam hal atau teknik supaya data yang didapat sesuai dengan peristiwa apa yang sebenarnya terjad, diantaranya sebagai berikut: obserfasi, observasi tidak berstruktur, observasi berstruktur, wawancara, dokumentasi Praktek makelar dalam proses jual beli hewan ternak di Pasar Muntilan memiliki tiga unsur yaitu. Berdasarkan tugasnya makelar sebagai perantara penjual dan pembeli, mencarikan barang bagi pembeli dan atau menjualkan barang bagi penjual. Sedangkan dalam hukum islam menjual hewan menyewa makelar untuk mengucapkan satu dua patah kata dari pandangan beberapa wajah (pendapat/Qaul yang berlaku) sekalipun berupa ijab dan qabul dan sekaligus melariskan dagangan, karena satu dua patah kata itu tidak ada harganya. seorang makelar dalam menawarkan kepada pembeli biasanya lebih tinggi dari harga awal. Dengan maksud makelar mencari untung dalam transaksi dan sebagai upah makelar. Yang demikian hanya diketahui oleh pihak penjual dan makelar. Shighah yang diucapkan adalah perkataan yang menunjukan permintaan kepada makelar untuk menjualkan atau memasarkan hewan ternak. Jual-beli melalui perantara itu di bolehkan, asal antara ijab dan qabul sejalan. Dengan demikian maka shighah yang telah diucapkan oleh penjual kepada makelar sebagai ijab dari sewa jasa untuk mempekerjakan dibolehkan. Dalam meminta bantuan dari jasa makelar di pasar hewan Muntilan kabupaten Magelang bentuk akad yang terjadi adalah akad ijaroh dimana seorang pembeli mendatangi langsung kepada makelar dan menjelaskan maksud tujuannya secara langsung agar dicarikan hewan ternak.

  DAFTAR ISI

HALAMANBERLOGO ................................................................................ i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... iii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ iv

HALAMAN PENGESAN .............................................................................. v

MOTTO .......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ...........................................................................................

  vii

  

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah .......................................................

  B.

  9 Rumusan Masalah ................................................................

  C.

  9 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................

  D.

  Telaah Pustaka ..................................................................... 10 E. Metode Penelitian ................................................................ 12 F. Sistematika penulisan ........................................................... 16

  BAB II ANALISIS A. Tinjauan umum tentang Jual beli ......................................... 18 1. Pengertian jual beli ........................................................ 18 2. Dasar Hukum jual beli ................................................... 24 3. Rukun jual beli............................................................... 26 4. Syarat jual beli .............................................................. 27 5. Macam-macam jual beli ............................................... 37 6. Bentuk- bentuk jual beli ................................................ 39 B. Tinjauan umum tentang Makelar ......................................... 41

  1. Pengertian makelar ........................................................ 41 2.

  Syarat-syarat makelar .................................................... 42 3. Hukum makelar dalam islam ......................................... 44 4. Tugas makelar ................................................................ 45 5. Fungsi makelar .............................................................. 46

  BAB III GAMBARAN UMUM TENTENG PASAR HEWAN MUNTILAN A. Profil pasar hewan muntilan ................................................ 48 1.Keadaan masyarakat sekitarpasar hewan muntilan ..........

  48 2. Keadaan pasar hewan muntilan .......................................

  49 3. Struktur pasar hewan muntilan ........................................

  51 B. Praktek jual beli hewan ternak melalui jasa makelar ........... 52 C. Gambaran secra umum makelar .......................................... 53 D.

  Praktek makelar secara rinci ................................................ 55 E. Bentuk akad dalam jual beli hewan ternak melalui makelar 60 F. Pengambilan untung makelar dari proses juaal beli ............ 61

  

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JUAL BELI

MELALUI MAKELAR DENGAN PRAKTEK PENGGUNAAN

JASA MAKELAR DI PASAR HEWAN MUNTILAN

KABUPATEN MAGELANG A. Analisis hukum islam terhadap orang yang berakad

  dalam jual beli di pasar hewan muntilan kabupaten magelanga .............................................................................. 63 B.

  Analisis hukum islam terhadap akad jual beli hewan ternak melalui jasa makelar .................................................

  73 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. 77 B. Saran ....................................................................................... 78

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Harga hewan ternak 2016 .................................................................. 56

  DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Struktur Pengelola Pasar Hewan Muntilan ........................................ 51

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Surat Tugas Pembimbing Lampiran 3 Surat Izin Penelitian Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 5 Dokumentasi Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang

  yang mempunyai nilai secara sukarela di antara kedua belah pihak, sesuai dengan ketetapan Hukum.Maksudnya ialah jual beli harus memenuhi persyaratan-persyaratan, rukun-rukun, dan hal-hal lain yang digariskan oleh Syara‟.Sehingga apabila syarat-syarat dan rukunnya tidak terpenuhi berarti tidak se suai dengan kehendak syara‟. Rukun jual beli ada tiga yaitu akad, orang yang berakad, barang atau objek.Akad ialah ikatan kata antara penjual dan pembeli. Jual beli belum dikatan sah sebelum ijab dan kabul dilakukan sebab ijab kabul menunjukan kerelaan. Pada dasarnya ijab kabul dilakukan dengan lisan, tetapi kalau tidak mungkin, misalnya bisu atau yang lainnya boleh dilakukan dengan surat- menyurat, yamg intinya mengandung arti ijab dan kabul. Menurut fatwa Ulama Syafi‟iyah jual beli barang-barang yang kecil pun harus ijab dan kabul (Suhendi, 2014: 69).

  Ijab adalah suatu pernyataan kehendak yang pertama muncul dari suatu pihak untuk melahirkan suatu tindakan Hukum, dengan pernyataan kehendak tersebut ia menawarkan penciptaan tindakan Hukum yang di maksut di mana bila penawaran itu diterima oleh pihak lain terjadilah akad.

  Ijab disyaratkan harus jelas maksud dan isinya harus tegas. Maksudnya harus jelas, artinya bahwa ungkapan baik lisan, tulisan, isyarat maupun lainnya yang digunakan untukmenyatakan ijab dalam setiap akad menunjukkan secara jelas jenis akad yang dikehendaki , oleh karena itu akad mana yang dimaksud dan akibat Hukum apa yang hendak diciptakan haruslah jelas.

  Kabul adalah pernyataan kehendak yang menyetujui ijab dan terciptanya suatu akad. Sepertihaknya ijab, kabul disyaratkan kejelasan maksud, ketegasan isi dan didengar atau diketahui oleh pihak lain (Basyir, 2000:65-67).

  Fenomena ini merupakan peran dari Hukum Islam untuk menjawab permasalahan yang terjadi. Terutama bagaimana cara menyikapi sistem ekonomi yang memegang peranan penting dalam dunia bisnis. Sebagai agama yang mampu mengikuti perkembangan zaman yang diyakini Islam mampu menjawab permasalahan yang terjadi, namun perlu suatu kerja keras untuk mencari dan menafsirkannya karena suatu bisnis saat ini dipenuhi dengan berbagai kenyataan bahwa beberapa kegiatannya telah terpopulasi dengan kelicikan.

  Para pedagang dijanjikan dengan kedudukan tinggi dan pahala yang sangat besar di sisi Allah swt, karena biasanya pedagang tergoda untuk berlaku rakus, tamak, mendapatkan laba dengan segala cara. Karena itu barang siapa tegar di atas batas-batas kejujuran dan amanah, ia adalah mujahid dalam memerangi hawa nafsunya. Berkaitan dengan masalah perdagangan ini, apa yang dilakukan Rasulullah saw cukup jelas bagi kita.

  Sebagaimana beliau memberikan perhatian pada aspek ruhani dengan membangun masjid di Madinah atas dasar taqwa dan ridha-Nya, sebagai pusat ibadah, ilmu pengetahuan, dakwah, bahkan jugapusat negara dan pemerintahan, beliau juga memberikan perhatian kepada bidang ekonomi, didirikanlah pasar yang Islamidan mandiri (Qardhawi, 2000: 200-201).

  Jika tidak ada unsur kehati-hatian dalam melakukan transaksi jual beli maka tidak menutup kemungkinan salah satu pihak ada yang dirugikan, dan apabila hal tersebut yang terjadi transaksi jualbeli yang dilakukan tidak sah.Islam mensyariatkan jual beli dengan perantara atau makelar karena tidak semua manusia mampu dan cakap dalam melakukan transaksi jual beli tersebut.

  Makelar atau katakan perantara dalam perdagangan yang menjembatani penjual dan pembeli, dizaman kita ini sangat penting artinya dibanding dangan masa-masa yang telah lau, karena terikatnya perhubungen perdagangan antara pedagang kolektif dan pedagang perorangan, sehingga makelar berperan sangat penting. Dalam hal ini makelar adalah seorang yang menjualkan barang orang lain atas dasar bahwa seseorang itu akan diberi upah oleh yang punya barang sesuai dengan usahanya (Suhendi, 2010: 85).

  Dalam hal ini makelar bertugas untuk menjembatani kepentingan antara pihak penjual dan pembeli. Namun pada praktek kinerjanya di lapangan banyak berbagai bentuk cara kerja dari seorang makelar. Dari yang ingin untung sendiri dengan cara menambahkan harga barang tanpa sepengetahuan antara kedua belah pihakdan mengorbankan kepentingan salah satu pihak dan tidak bertanggung jawab atas resiko yang mungkin terjadi, sampai yang profesional dengan benar-benar menjembatani kepentingan pihak-pihak yang dihubungkan dan dapat di pertanggung jawabkan

  Berangkat dari hal tersebut diatas penulis tertarik pada praktek makelar yang ada di daerah pasar hewan Muntilan Magelang.Kaitannya dengan jual beli hewan ternak yang mana seorang makelar mempunyai peran aktif dalam memasarkan barang (hewan ternak) tersebut, baik dalam bidang menerima pesanan, penawaran harga, sampai pada perolehan laba dari hasil negosiasi transaksi hewan ternak tersebut. Biasanya dalam posisi seorang makelar itu adalah sebagai penghubung antara kedua belah pihak tetapi disisi lain ada juga makelar yang mencari keuntungan yang berlebihan dengan penambahan harga barang, menutupi cacat barang, sehingga makelar menekan pihak penjual maupun pembeli untuk mendapatkan keuntungan sebanyak- banyaknya.

  Bisnis dianggap suatu proses untuk mencari keuntungan dan mencukupi kebutuhan hidupnya. Sementara itu etika merupakan ilmu yang berbeda dengan bisnis dan karenanya terpisah.Dalam kenyataan ini bisnis dan etika dipahami sebagai dipahami sebagai suatu hal yang tidak berkaitan.

  Praktek bisnis itu bertujuan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya, dan jika etika keIslaman diterapkan dalam dunia bisnis maka dianggap akan mengganggu upaya untuk mencapai tujuan bisnis. Sering kali ekonomi menjadi masalah yang serius bagi manusia karena sumber daya ekonomi yang tidak tersedia tidak sebanding dengan kebutuhan manusia.Dunia bisnis sangat terpengaruh oleh hal tersebut.

  Kerjasama dalam jualbeli merupakan salah satu hal yang sangat penting demi terciptanya tujuan bisnis.Masalah kerjasama dalam bisnis tidak boleh diremehkan begitu saja karena bagaimanapun juga bentuk kerjasama dalam bisnis merupakan masalah penting dalam kehidupan manusia.

  Pada hakikatnya Islam membolehkan semua bentuk kerjasama dalam jual beli yang berkembang dalam masyarakat, selama kerja sama tersebut mendatangkan manfaat dan tujuan untuk saling tolong menolong antar masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Begitu pula praktek kerja sama dalam jual beli yang dilakukan masyarakat di dalam pasar Hewan Muntilan Magelang, dimana mereka bekerja sama dala jual beli hewan ternak menggunakan jasa perantara atau makelar.

  Dalam Hukum Islam dikenal istilah yang berkenaan dengan jual beli perantar yaitu simsar yang semua ketentuannya telah ditulis dalam Hukum Islam khususnya dalam aspek muamalat.Secara umum perantara atau makelar perdagangan adalah orang yang menjualkan barang mencarikan bembeli atau perantara antara penjual dan pembeli untuk memudahkan jual beli. Berkaitan dengan jual beli menggunakan jasa perantara, penyusun juga menggunakan kejian tentang makelar dalam kitab-kitab fiqh terdahulu. Makelar adalah pedagang perantara yang berfungsi menjualkan barang orang lain dengan mengambil upah tanpa menanggung resiko.

  Chairuman Pasaribu juga berpendapat bahwa perantara atau makelar dalam istilah Hukum Islam disebut dengan simsar ia lah orang yang menjadi penghubung atau perantara yang memperlancar proses terjadinya jual beli antara pihak penjual dengan pihak pembeli. Simsar yaitu seseorang yang menjualkan barang kepada orang lain, atas dasar seseorang itu akan diberi upah oleh yang punya barang sesuai dengan usahanya (Sahrani, 2011: 79).

  Jika salah satu pihak merasa tidak rela atas perjanjian yang disepakati maka termasuk suatu bentuk paksaan yang bertentangan dengan prinsip- prinsip dalam bermuamalah.Istilah perjanjian dalam Hukum Islam disebut akad.Dalam jual beli perantara banyak sekali bentuk-bentuk makelar dalam prakteknya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip muamalat (Anwar, 2007: 68).

  Seperti halnya makelar yang tidak jujur dan pengambilan keuntungan dari jual beli tanpa sepengetahuan dari kedua belah pihak (penjual dan pembeli), maka dalam fiqh jual beli Islam ada macam-macam jual beli yang ditinjau dari segi harga atau ukuran yang berkaitan dengan keuntungan yaitu jual beli murabahah.Jual beli murabahah yaitu menjual barang dengan harganya semula ditambah dengan keuntungan dan syarat-syarat tertentu. Jual beli dimana penjual melaksanakan penjualan barang dengan cara memperhitungkan setiap pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dengan pelunasan atas harga barang yang telah disepakati bersama dan yang diikat dalam suatu perjanjian, serta hak milik atas barang tersebut baru perusahaan dari penjual kepada pembeli setelah jumlah harganya dibayar lunas oleh pembeli kepada penjual (Muslich, 2010: 207).

  Dalam perkembangan zaman, perjanjian sudah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) merupakan aturan atau Hukum khusus dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) merupakan Hukum yang mengatur hubungan antara perseorangan yang lain dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya. Dikatakan dalam pasal 1338 KUH Perdata, perjanjian menganut sistem terbuka atau menganut kebebasan yang seluas-luasnya. Pasal tersebut berisi tentang perjanjian yang menganut masyarakat dapat mengadakan perjanjian tentang apa saja, asalkan tidak melanggar ketertiban umum dan kesusilaan. Seperti halnya dalam Hukum Islam bahwa manusia diperbolehkan melakukan perjanjian asalkan tidak melanggar aturan syari‟ah.

  Pada awalnya transaksi murabahah adalah transaksi sederhana yang dipraktekkan dengan kerelaan penjual untuk menyampaikan harga pokok dan laba yang diinginkan.Dengan persyaratan tertentu, kemudian jual beli ini dimasukkan kedalam jenis jual beli amanah.Tipe murabahah dalam prakteknya dapat dilakukan langsung oleh penjual dan pembeli tanpa melalui pesanan.Begitu pula dapat dilakukan dengan pihak ketiga (supplier), yaitu pemesan.Pihak pembeli sebagai perantara karena keahliannya (Afandi, 2009: 93).

  Seiring berkembangnya zaman yang memicu kompleksnya permasalahan dalam kegiatan muamalat pada zaman sekarang, manusia sering menemukan masalah yang tidak persis sama dengan masalah yang telah ada dalam al-

  Qur‟an dan Sunna. Tetapi yang diharapkan adalah bisa mencari solusi atas masalah yang baru tetapi tidak memahami prinsip-prinsip dasar Hukum Islam yang mempunyai tujuan yang umum yaitu demi kemaslahatan umat. Terutama bagaimana cara menyikapi system ekonomi yang memegang peranan penting dalam dunia bisnis, mampukah memberikan solusi terbaik atas fenomena yang terjadi ini.

  Sebagai agama yang mampu mengikuti perkembangan zaman yang diyakini Islam mampu menjawab permasalahan yang terjadi.Namun perlu suatu kerja keras untuk mencari dan menafsirkannya karena suatu bisnis saat ini dipenuhi dengan berbagai kenyataan bahwa beberapa kegiatannya telah terpopulasi dengan kelicikan.

  Makelar atau perantara merupakan jenis pekerjaan yang banyak dilakukan oleh kalangan masyarakat saat ini, mengingat banyaknya kesibukan yang tidak mengharuskan adanya kehadiran penjual dan pembeli dalam bertransaksi seperti yang telah disyariatkan dalam rukun jual beli.Penelitian ini selain untuk mengetahui status makelar dalam Hukum Islam juga untuk mengetahui pengambilan keuntungan yang berlebihan oleh makelar tanpa sepengetahuan kedua belah pihak.

  Pada zaman sekarang banyak dikalangan Muslim mengalami masalah yang belum diketahui kebenarannya, karena dalam pikirannya ada satu keraguan dalam melakukan praktik kerja sama dalam berbisnis apakah telah benar menurut Hukum Islam. Banyak yang telah mengabaikan nilai-nilai atau etika keIslaman dalam menjalankan bisnis.Bagi sebagian pihak, bisnis adalah aktivitas ekonomi manusia yang bertujuan mencari laba semata-mata. Karena itu, cara apapun boleh dilakukan demi meraih tujuan tersebut. Konsekuensi bagi pihak ini, aspek moralitas dalam persaingan bisnis, dianggap akan menghalangi kesuksesannya.

B. PerumusanMasalah

  Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi pokok atau titik permasalahan dari skripsi ini adalah:

  1. Bagaimana praktek makelar dalam proses jual beli hewan ternak di pasar hewan tenak Muntilan Kabupaten Magelang?

  2. Bagaimana tinjauan hukum islam terhadap pelaksanaan jual beli hewan ternak melalui makelar di pasar hewan Muntilan Kabupaten Magelang?

3. Bagaimana bentuk akad dalam jual beli hewan di Muntilan kabupaten

  Magelang? C.

   Tujuan dan Manfaat Penulisan

  Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan ini adalah: 1. Tujuan a.

  Untuk mengetahui bagaimana praktek dari kinerja makelar dalam jual beli hewan di Muntilan Kabupaten Magelang.

  b.

  Untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum islam terhadap pelaksanaan jual beli hewan ternak melalui makelar di pasar hewan Muntilan Kabupaten Magelang.

  c.

  Untuk mengetahui bagaimana bentuk akad dalam jual beli hewan di Muntilan Kabupaten Magelang.

2. Manfaat a.

  Dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu muamalah pada khususnya dan ilmu Hukum Islam (Fiqh) pada umumnya, serta dapat memberikan Khasanah keilmuan. b.

  Untuk memberikan kemanfaatan guna menambah informasi tentang luas nya ilmu muamalah, khususnya ilmu yang berkaitan dengan masalah akad dalam transaksi, serta dijadikan sebagai bahan koreksi guna penelitian selanjutnya agar lebih terarah.

  c.

  Agar dapat memberikan informasi dan pembelajaran bagi masyarakat tentang syarat dalam hal pengambilan suatu keuntungan pada praktek muamalah, selain itu juga supaya penulis lebih mengetahui tentang Hukum Islam khususnya dalam bidang muamalah.

D. Telaah Pustaka

  Setelah penyusun melakukan telaah kepustakaan, ternyata belum banyak ditemukan adanya karya ilmiah yang khusus membahas praktek jual beli melalui jasa makelar dalam jaual beli Hewan Ternak.Oleh karena itu, penulis perlu kiranya meneliti tentang praktek Makelar dalam jual beli Hewan Ternak menurut Hukum Islam.

  Karya ilmiah yang dilakukan oleh Abdul Ghofur dengan judul; Tinjauan Hukum Islam Terhadap Gadai Motor Melalui Makelar di Desa Gedung Driyorejo” dalam skripsi ini menjelaskan bahwa praktek gadai motor melalui makelar yang ada di desa gedung driyono sesuai dengan hukum islam karena pemberian kuasa dilakukan oleh orang yang berhak dan tidak ada unsur penipuan, sedangkan akad yang dipakai dalam gadai tersebut adalah akad Wakalah.

  Seperti skripsi yang disusun oleh Ahmad Syarifudin yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap wewenang Makelar Dalam Jual Beli Genteng” dalam sekripsi ini mengatakan permasalahan tentang bagaimana wewenang seorang makelar dalam mempengaruhi calon pembeli untuk melancarkan jual beli genteng.

  Karya ilmiah yang dilakukan oleh saudari Anna Dwi Cahyani dengan judul “Jual-Beli Bawang Merah Dengan Sistem Tebasan di Desa Sidapurna Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal (Sebuah Tinjauan Sosiologi Hukum Islam)”. Hasil dari skripsi ini menyebutkan bahwa ; jual-beli Bawang Merah dengan sistem tebasan jika di pandang dari segi Hukum Islam adalah jual-beli yang seharusnya tidak dilakukan, karena jual-beli macam ini memungkinkan terjadinya spekulasi dari pedagang dan pembeli, karena kualitas dan kuantitasnya Bawang Merah belum tentu jelas keadaan dan kebenaran perhitungannya, tanpa adanya penakaran atau penimbangan yang sempurna, namun cara seperti ini sudah lazim dilakukan dan sudah menjadi tradisi, juga karena masih terciptanya kepercayaan yang tinggi antara pihakpihak yang melakukan transaksi ini. Alangkah baiknya jual-beli ini dilakukan dengan cara terlebih dahulu ditimbang sebelum dijual, agar jelas dalam penakaran atau penimbangan.

  Skripsi yang disusun oleh Sabar Jamaluddin yang di dalamnya mengkaji tentang persamaan dan pembagian keuntungan antara makelar yang aktif dengan makelar yang pasif.

  Buku yang ditulis oleh Prof. Dr. H. Hendi Suhendi dalam bukunya “Fiqh Muamalah” dalam buku ini berisi tentang fiqh muamalah termasuk badan perantara atau simsar.

  Dari uraian diatas menunjukkan sekripsi berjudul “TRANSAKSI JUAL BELI HEWAN TERNAK MELALUI MAKELAR DI TINJAU DARI HUKUM ISLAM DI PASAR HEWAN MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG” ini belum pernah ada yang membahasnya dalam suatu karya ilmiah.Dalam tulisan ini penulis berusaha untuk meneliti praktek yang dilakukan oleh makelar terhadap pengaruh dari upah, berkaitan dengan jasa yang diberikan kepada seorang penjual dan pembeli hewan dan akadnya.

  Untuk mencapai tujuan dari penelitian yang dilakukan, penyusun melakukan observasi dan penelitian semaksimal mungkin serta menggali dari berbagai sumber literatur, sehingga diharapkan akan mendapat gambaran mengenai praktek jual beli melalui makelar yang sesuai dengan Hukum Islam dan Hukum yang berlaku.

E. Metode Penelitian

  Penulisan ini didasarkan pada penelitian lapangan di Muntilan Kabupaten Magelan, jenis penelitian yang digunakan kualitatif yuridis sosiologis, maka penulis melakukan penelitian terhadap objeknya dan berinteraksi langsung dengan sumber data (Sugiono 2008:11).Sehingga penulis dituntut untuk aktif terhadap masalah yang kemungkinan terjadi di lokasi penelitian. Langkah yang harus penulis lakukan didalam penelitian ini, dan tujuan dari penelitian adalah guna mendapatkan data maka yang dilakukan penulis yakni: 1.

  Sumber data

  Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder: a.

  Data primer: yaitu data yang berasal langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti. Hal ini, penulis mengambil data primer melalui para pihak yang melakukan transaksi jual beli hewan, baik dari pihak makelar atau perantara, penjual dan pembeli.

  b.

  Data sekunder: yaitu data yang tidak didapat secara langsung oleh peneliti. Pada bagian ini penulis mengambil data sekunder dari laporan-laporan, buku-buku, jurnal penelitian, artikel, internet, dan majalah ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

2. Metode Pengumpulan Data

  Dalam pengumpulan data penulis melakukan beberapa macam hal atau teknik supaya data yang didapat sesuai dengan peristiwa apa yang sebenarnya terjad, diantaranya sebagai berikut: a.

  Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan (Bungin,

  2009:115). Pada tahap ini adalah tahap pertama yang penulis gunakan, sebagai bahan untuk obyek yang akan di teliti di Muntilan Kabupaten Magelang yaitu transaksi makelar. Oleh karena tahap ini adalah dasar dari sebuah penelitian maka penelitian dalam observasi ini antara lain: b.

  Observasi tidak Berstruktur Adalah observasi dilakukan tanpa menggunakan buku pedoman observasi (Bungin, 2009:116).Hal ini dimaksudkan, untuk mencari kejelasan agar observasi selanjutnya berstruktur.

  c.

  Observasi Tersetruktur Adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya

  (Sugiono 2008:146). Pada bagian ini penulis mendalami kembali secara sistematis, dengan cara terlibat secara langsung pada obyek yang dikaji, sehingga data yang didapat lebih relefan.

  d.

  Wawancara Adalah percakapan dengan maksut tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yaitu yang memberi jawaban atas pertanyaan yang diajuakan (Moleong, 2007:186). Metode ini akanpenulis gunakan untuk memperoleh keterangan dan penjelasan mengenai praktek dari Makelaran, serta keterangan lain menyangkut judul ini.

  e.

  Dokumentasi Adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan penulis dengan carapengumpulan beberapa informasi tentang data dan fakta yang berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian, baik dari sumber dokumen yang dipublikasiakan, atau tidak dipublikasikan. Buku- buku, jurnal ilmiah, koran, majalah, internet dan lain-lain. Metode ini penulis lakukan guna mendapatkan data pendukung mengenai transaksi jual beli dengan perantara makelar di Muntilan Kabupaten Magelang.

3. Metode Analisis Data

  Analisis data merupakan upaya untuk mencari dan menata secara sistematis data yang terkumpul untuk meningkatkan pemahaman penulis tentang kasus yang di teliti dan mengkajinya sebagai temuan bagi orang lain.

  Dalam penulisan ini, penulis menggunakan analisis campuran yaitu deskriptif.Analisis deskriptif (descriptive analisys) yang bertujuan memberikan deskripsi mengenai subyek penelitian berdasarkan data yang diperoleh dari subyek yang diteliti.Tulisan ini merupakan bentuk penelitian kualitatif, adapun penelitian kualitatif ini memusatkan perhatiannya pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam kehidupan manusia atau pola-pola yang dianalisis gejala-gejala budaya dengn menggunakan kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai pola-pola yang berlaku (Ashshofa, 2001:20-21).

F. Sistematika Penulisan

  Untuk memberikan gambaran pembahasan yang jelas dalam penulisan ini, maka penulisan penelitian ini disusun secara sistematis, yang masing- masing bab mencerminkan satu kesatuan yang utuh dan tak terpisahkan yaitu sebagai berikut: BAB I : sebagai pendahuluan, dalam bab ini penulis abstraksikan pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini, sehingga dalam pembahasan selanjutnyadapat terarah sesuai dengan sistematikayang benar. Adapun hal yang akan disajikan adalah latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, telaah pustaka, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

  BAB II : Pada bab ke dua ini dimaksudkan sebagai landasan teoritik dalam pembahasan tulisan ini, adapun isi dari bab ini sebagai berikut : tinjauan umum tentang jual beli, pengertian dan dasar hukum jual beli, rukun dan syarat jual beli, macam-macam jual beli, bentuk jual beli, tinjauan umum tentang makelar, pengertian makelar, syarat makelar, hukum makelar dalam islam, tugas makelar, fungsi makelar.

  BAB III : Dalam bab ini penulis akan menjelaskan atau mendiskripsikan tentang praktek transaksi yang dilakukan oleh makelar dengan penyajian data profil pasar hewan muntilan yang meliputi : keadaan pasarhewan Muntilan Kabupaten Magelang, stuktur pengelola pasar hewan Muntilan, praktek jual beli hewan melalui makelar di pasar hewan Muntilan Kabupaten Magelang, gambaran makelar secara umum, prakter makelar secara rinci, bentuk akad dalam jual beli hewan melalui jasa makelar, terakhir adalah pengambilan untungan makelar dari proses jual beli hewan ternak.

  BAB IV : Karena pada bab ini adalah analisis maka pembahasannya meliputi: analisis hukum islam terhadap orang yang berakad dalam jual beli di pasar hewan Muntilan, analisis hukum islam terhadap akad dalam jual beli hewan ternak melalui jasa makelar.

  BAB V adalah bab penutup berupa kesimpulan yang diambil dari keseluruhan uraian yang ada dalam tulisan ini dan juga memuat saran-saran serta penutup.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Jual Beli 1. Pengertian Jual Beli Membeli dan menjual adalah dua kata kerja yang sering kita

  pergunakan dalam istilah sehari-hari, yang apabila digabungkan antara keduanya,maka berarti salah satu pihak menjual dan pihak lainnya membeli. Hal ini tidak dapat berlangsung tanpa pihak yang lainnya, dan itulah yang disebut perjanjian jual beli.Jual beli yang dilakukan dengan sederhana tentu saja tidak banyak menimbulkan masalah, terutama barang yang diperjual belikan tersebut hanya satu macam barang dan barang tersebut dapat dilihat langsung oleh pembeli (Ahmadi, 2012:133).

  Menurut KUH Perdata pasal 1457, jual beli adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihakyang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan.

  Dalam istilah fiqh muamalah menurutAzzam (2010: 23) berpendapat bahwa jual beli (al-

  bay‟) secara bahasa artinya memindahkan

  hak milik terhadap benda dengan akad saling mengganti, dikatakan “Ba‟a jika dia mengeluarkannya dari hak miliknya, dan

  asy-syaia ba‟ahu jika dia

  membelinya dan memasukkannya kedalam hak miliknya, dan ini masuk dalam kategori nama-nama yang memiliki lawan kata jika disebut ia mengandung makna dan lawannya seperti perkataan al-

  qur‟ yang berarti

  haid dan suci. Menurut istilah jual beli ialahakad saling menganti dengan harta yang berakibat kepada kemilikan terhadap suatu benda terhadap satu benda atau manfaat untuk tempo waktu selamanya dan bukan untuk bertaqarrub kepada Allah.

  Sedangkan dalam fiqh Islam menurutHasan (2003: 113) mengemukakan bahwa pengertian jual-beli menurut bahasa, yaitu Jual- beli (

  عيبلا) artinya “menjual, mengganti dan menukar (sesuatu dengan

  sesuatu yang lain)”. Kata عيبلاdalam bahasa Arab terkadang digunakan untuk pengertian lawannya, yaitu kata (beli). Dengan demikian kata

  ارش ء عيبلاberarti kata “jual” dan sekaligus juga berarti kata “beli”.

  Pemahaman atas pengertian semacam ini juga diungkapkan olehMuslich (2010: 173) dimana beliau mendefinisikan jual beli atau dalam bahasa Arab al- bai‟ menurut etimologi adalah:

  ءيشبءيشةلباقم “Tukar-menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain”.

  Sayid Sabiq mengartikan jual beli (al-

  bai‟) menurut bahasa sebagai

  berikut:

  ةل د ابملا قلطم ةغل هانعم عيبلا “Pengertian jual beli menurut bahasa adalah tukar menukar secara mutlak”. Adapun pengertian jual beli secara istilah/terminologi, sebagaimana dikemukakan oleh para Fuqaha adalah sebagai berikut: Menurut Suhendi (2002: 68-69), jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela diantara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan Syara‟ dan disepakati.

  Menurut ash-Shiddieqy (1974: 84) , jual beli adalah “Akad yang tegak atas dasar penukaran harta dengan harta, maka jadilah penukaran hak milik secara tetap”.

  Menurut Sabiq (1983: 126) , jual beli adalah “Penukaran benda dengan benda lain saling merelakan atau memindahkan hak milik dengan ada penggantinya dengan cara yang diperbolehkan”.

  Dengan demikian perikataan jual beli menunjukan adanya dua perbuatan dalam satu peristiwa, yaitu satu pihak menjual dan dipihak yang lain membeli, maka dalam hal ini terjadilah peristiwa hukum jual beli.Dari ungkapan tersebut terlihat bahwa dalam perjanjian jual beli itu terlibat dua pihak yang saling menukar atau melakukan pertukaran (Chairuman 1996:33).

  Jual beli dalam pengertian syara‟ terdapat beberapa definisi yang dikemukakan oleh ulama mazhab. Meskipun terdapat perbedaan, namun substansi dan tujuan masing-masing definisi sama. Ulama Hanifiyah mendefinisikannya dengan:

  

هوحن وا ذقنلاب ةعلسلا ةلد ابموا , امى وحنو ) ةظفلاو بى ذلا ( نيذقنلاب نيعلا عيب وىو

صوصخم وجو يلع

Jual beli adalah menukar benda dengan dua mata uang (emas dan perak)

dan seemacamnya, atau tukar menukar barang dengan uang atau

semacamnya menurut cara yang khusus (Muslich, 2010: 175).

  Definisi ini terkandung arti bahwa cara khusus yang dimaksudkan oleh ulama' Hanafiyah adalah melalui ijab (ungkapan membeli dari pembeli) dan qabul (pernyataan menjual dari penjual), atau juga boleh melalui saling memberikan barang dan harga dari penjual dan pembeli.

  Akan tetapi harta yang diperjualbelikan haruslah yang bermanfaat bagi manusia.Apabila jenis-jenis barang seperti itu tetap diperjual-belikan, menurut ulama' Hanafiyah, jual belinya tidak sah(Nasrun, 2007: 111).

  Definisi lain dikemukakan oleh ulama Malikiyah, Syafi‟iyah, dan Hanabilah menurut mereka jual beli adalah:

  اكلمت و اكيلمت ل امل اب لا ةلد ابم

“Pertukaran harta dengan harta, dalam bentuk pemindahan hak milik

dan pemilikan”(Nasrun, 2007: 112).

  Dalam menguraikan apa yang dimaksud dengan

  لاملا(harta),

  terdapat perbedaan pengertian antara ulama Hanafiyah dengan jumhur ulama. Akibat dari perbedaan ini, muncul pula hukum-hukum yang berkaitan dengan jual beli itu sendiri. Menurut jumhur ulama, yang dimaksud dengan

  لاملاadalah materi dan manfaat. Oleh sebab itu, manfaat

  dari suatu benda (menurut mereka) dapat diperjualbelikan. Ulama Hanafiyah mengartikan لاملاdengan suatu materi yang mempunyai nilai.

  Oleh sebab itu, manfaat dan hak-hak (menurut mereka) tidak boleh dijadikan obyek jual beli(Nasrun, 2007: 113).

  Jual beli menurut ulama Malikiyyah ada dua macam, yaitu jual beli yang bersifat umum dan jual beli yang bersifat khusus. Jual beli umum ialah suatu perikatan tukar menukar sesuatu yang bukan kemanfaatan dan kenikmatan, tukar menukar yaitu satu pihak menyerahkan ganti penukaran atas sesuatu yang ditukarkan oleh pihak lain. Sesuatu yang bukan manfaat itu ialah bahwa benda yang ditukarkan adalah dzat (berbentuk), ia berfungsi sebagai obyek penjualan, jadi bukan manfaatnya atau bukan hasilnya.

Dokumen yang terkait

ANALISIS SOSIOLOGI HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI TEBASAN DI DESA SUROJOYO KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 89

SISTEM PENGELOLAAN DANA TANGGUNG RENTENG KELOMPOK SEJAHTERA BUMI JAYA DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (STUDI KASUS DI KARANGSALAM KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Eko

0 0 102

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL SAWAH TAHUNAN (STUDI KASUS DI DESA PURWOREJO KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 90

PERILAKU SEKSUAL KAUM GAY DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA (Studi Kasus pada Komunitas Gay di Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 3 129

MEDIASI PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA TAHUN 2012-2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

0 0 88

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN GRIYA BANK SYARIAH MANDIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 119

PRAKTIK JUAL BELI PAKAIAN IMPOR BEKAS (Studi Kasus di KotaSalatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh GelarSarjanadalamHukum Islam

0 0 121

PELAKSANAAN AKAD-AKAD BERBASIS BAI’ AL- MURABAHAH (Jual Beli) DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM DI BMT BINA INSANI PRINGAPUS KAB.SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam

0 0 106

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN BAGI HASIL SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (Studi Kasus di BMT Tumang Cabang Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 150