Persepsi siswa-siswi kelas XI SMA Negeri I Klaten tahun pelajaran 2010/2011 terhadap manfaat layanan bimbingan dan konseling di sekolah - USD Repository

  PERSEPSI SISWA-SISWI KELAS XI SMA NEGERI I KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TERHADAP MANFAAT LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Bimbingan dan Konseling

  Oleh: ANDREAS AGAM BROTO WINDRIYANTO NIM: 051114022 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

  PERSEPSI SISWA-SISWI KELAS XI SMA NEGERI I KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TERHADAP MANFAAT LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Bimbingan dan Konseling

  Oleh: ANDREAS AGAM BROTO WINDRIYANTO NIM: 051114022 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

PERSEMBAHAN

  Karya yang sederhana ini kupersembahkan untuk : ¾ Tuhan Yesus Kristus, yang dengan kasihnya telah membuat rancanganku indah pada waktunya.

  ¾ Kedua orang tuaku, Widodo Indriyanto dan Sri Asih, yang selalu memberikan semangat, dukungan yang pantang menyerah, serta doa yang senantiasa tulus. ¾ Adikku, Bernadita BP, yang selalu memberikan semangat pantang menyerah. ¾ Keluarga besar R. Sastro Subroto, yang selalu mendoakan dan memberikan semangat agar cepat lulus. ¾ Sahabat-sahabatku, Lia, Ayu, Risa, Hendra, Putri, Cuby, Ikhe, Luzi yang selalu membantu saat mengalami kesulitan ¾ Almamaterku: Program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

  

MOTTO

  “Masa lalu adalah bekal untuk menghadapi masa depan”

  

(penulis)

  “Orang yang hidup haruslah mempunyai mimpi dan Kejarlah mimpi itu selagi kamu bisa”

  

(penulis)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta,

  6 Oktober 2010 Penulis

  Andreas Agam Broto Windriyanto

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Andreas Agam Broto Windriyanto

  Nomor Mahasiswa : 051114022 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

“PERSEPSI SISWA-SISWI KELAS XI SMA NEGERI I KLATEN TAHUN

PELAJARAN 2010/2011 TERHADAP MANFAAT LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH”

  beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 6 Oktober 2010 Yang menyatakan Andreas Agam Broto Windriyanto

  

ABSTRAK

PERSEPSI SISWA-SISWI KELAS XI SMA NEGERI I KLATEN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TERHADAP MANFAAT

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

  Andreas Agam Broto Windriyanto Universitas Sanata Dharma

  2010 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa-siswi kelas XI tahun pelajaran 2010/2011 SMA Negeri 1 Klaten terhadap manfaat layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

  Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survey. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Klaten tahun pelajaran 2010/2011. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 4, kelas XI IPS 2, kelas XI IPS 1, kelas XI IPA 2, kelas XI IPA 1, dan kelas XI IPA 6 yang berjumlah 180 siswa. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner persepsi siswa- siswi kelas XI SMA Negeri 1 Klaten tahun pelajaran 2010/2011 terhadap manfaat layanan bimbingan dan konseling yang disusun peneliti. Validitas instrumen menggunakan validitas isi dengan menggunakan judgement ahli yaitu guru BK SMA Negeri 1 Klaten dan dosen pembimbing skripsi. Uji reliabilitas dilakukan dengan program SPSS 14, diperoleh koefisien reliabilitas 0,920. Analisis dilakukan dengan mengkategorikan jawaban siswa ke dalam kategori model distribusi normal dengan penggolongan Tinggi, Cukup, dan Rendah.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa manfaat layanan BK dipersepsikan cukup bermanfaat oleh para siswa-siswi SMA Negeri 1 Klaten tahun pelajaran 2010/2011.

  

ABSTRACT

THE PERCEPTION OF THE ELEVENTH GRADES IN

SMA N 1 KLATEN ACADEMIC YEAR 2010/2011 TOWARDS

THE BENEFITS OF GUIDANCE AND COUNSELLING

AT SCHOOL

  Andreas Agam Broto Widriyanto Sanata Dharma University

  2010 This research was aimed to find out the perception of the eleventh grades in SMA N 1 Klaten academic year 2010/2011 towards the benefits of guidance and counselling at school.

  This research is a descriptive research utilizing the survey method. The participants are the eleventh graders of classes IPA 4, IPS 2, IPS 1, IPA 6 and IPA 1, which consist of 180 students all together. The instrument used to collect the data is the questionnaire on the perception of the eleventh graders in SMA N 1 Klaten academic year 2010/2011 towards the benefits of guidance and counseling at school, was arranged by the writer. The validity instrument is the content validity which is judged by the thesis supervisor and the guidance and counselling teacher of SMA N 1 Klaten. The reability test is done using SPSS 14, which is found out reliability coefisiens is 0,920. The analysis is done by category zising the students answer in the scales of high, sufficient, and low.

  The result of this research shows that the perception of the eleventh graders in SMA N 1 Klaten academic year 2010/2011 is sufficient.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur dan Terima kasih penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas bimbinganNya penulis dapat menyelesaikan karya yang sederhana ini dengan baik

  Penulis sadar sepenuhnya bahwa tanpa adanya bantuan dari semua pihak, tidak mungkin karya ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati dan penuh hormat penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

  1. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si sebagai Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling.

  2. A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., Psi., M.A sebagai pembimbing yang senantiasa memberikan petunjuk dengan sabar untuk membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.

  3. Bapak Drs. Widiyarto, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Klaten yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

  4. Bapak Drs. Sugiharto selaku guru BK SMA Negeri 1 Klaten yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

  5. Para siswa SMA Negeri 1 Klaten yang telah bersedia menjadi subjek penelitian dalam penyusunan karya tulis ini.

  6. Kedua orang tuaku dan adiku yang selalu sabar dalam mendampingi penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala doanya.

  7. Keluarga besar R. Sastro Subroto yang selalu membantu baik moril maupun materil.

  8. Frediyanto Hendrayani yang telah sabar dan tulus membantu dalam penulisan skripsi ini.

  9. YF. Listi Cindhe Wangi yang telah memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

  10. Sahabat-sahabatku, Lia, Risa, Ayu, Tiwi, Fuad, Adit, Antok, Uban, Gobeks, Tarnex, Nopek, Br. Cahyo, Cuby, Bulbul, Putri, Rose, Nisa, Ikhe, Novi, Luzi, Dian, terima kasih atas penghiburan dan dukungan dalam penulisan skripsi.

  11. Rekan-rekan seperjuanganku di Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2005, yang telah membantu dalam perkuliahan selama ini.

  Penulis sampaikan terima kasih juga kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan permohonan doa semoga Tuhan Yesus Kristus selalu memberikan berkah yang melimpah kepada beliau-beliau yang telah membantu penulis.

  Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam karya ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaannya.

  Yogyakarta, 6 Oktober 2010 Penulis

  DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. iv HALAMAN MOTTO................................................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................................. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.............................................. vii ABSTRAK............................................................................................................. viii

  

ABSTRACT.. ............................................................................................................. ix

  KATA PENGANTAR............................................................................................. xi DAFTAR ISI........................................................................................................... xii DAFTAR TABEL................................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... xvi

  BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................... 1 A. Latar Belakang....................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah............................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian................................................................................. 5 E. Definisi Operasional............................................................................... 5

  

BAB II. KAJIAN PUSTAKA................................................................................. 6

A. Layanan Bimbingan dan Konseling....................................................... 6

  C. Siswa-siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Klaten....................................... 22

  3. Validitas dan Reliabilitas................................................................ 37

  2. Penentuan Skoring......................................................................... 36

  1. Instrumen Penelitian....................................................................... 34

  

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 30

A. Jenis Penelitian..................................................................................... 30 B. Subyek Penelitian..................................................................................30 C. Populasi dan Sampel Penelitian.......................................................... 30 D. Alat Pengumpul Data.......................................................................... 34

  E. Persepsi Siswa terhadap Manfaat Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah............................................................................................. 25

  D. Layanan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Klaten............. 24

  2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi................................... 18

  1. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling................................ 6

  1. Pengertian Persepsi.......................................................................... 17

  B. Persepsi................................................................................................ 17

  5. Bidang Bimbingan dan Konseling.................................................. 16

  4. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling.............................. 10

  3. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling...................................... 9

  2. Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling...................................... 7

  E. Prosedur Pengumpulan Data................................................................ 42

  F. Teknik Analisa Data............................................................................. 43

  

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................... 46

A. Hasil penelitian..................................................................................... 46 B. Pembahasan.......................................................................................... 50

BAB V. PENUTUP............................................................................................... 55

A. Kesimpulan.......................................................................................... 55 B. Saran-saran........................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 57

LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1 Data Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011.…………………………………….. 31

  Table 2 Daftar Kelas yang dijadikan Sampel.………………………....… 34 Tabel 3 Kisi-kisi Kuesioner Persepsi Siswa-siswi Kelas XI SMA

  Negeri 1 Klaten terhadap Manfaat Bimbingan dan Konseling.…………………………………………..………........36

  Tabel 4 Rincian Item Gugur..…………………………………………..... 38 Tabel 5 Daftar Korelasi Reliabilitas..…………………………………..... 42 Tabel 6 Jadwal Kegiatan Penelitian.…………………………………..….43 Tabel 7 Daftar Kategori Persepsi Siswa terhadap Manfaat Layanan

  Bimbingan dan Konseling......…………...……………………….44 Tabel 8 Daftar Rentang Skor Kategori Persepsi Siswa terhadap

  Manfaat Layanan Bimbingan dan Konseling..………………...... 44 Tabel 9 Rekapitulasi Persepsi Siswa-siswi Kelas XI

  SMA Negeri 1 Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011 terhadap Manfaat Layanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan Model Distribusi Normal dengan Penggolongan Tiga Kategori..……..…...………………..…….... 47

  Tabel 10 Kesan, Pesan dan Saran terhadap Manfaat Layanan Bimbingan dan Konseling Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011...…...…....... 49

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian Persepsi Siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 1 Klaten tahun pelajaran 2010/2011 terhadap layanan Bimbingan dan Konseling............................................59

  Lampiran 2 : Uji Coba Kuesioner…………………………………...…….…. 62 Lampiran 3 : Data Perhitungan Means dan Standar Deviasi..………...………64 Lampiran 4 : Hasil Ujicoba ……………………………...……………...….....65 Lampiran 5 : Hasil Data Penelitian ………………………...……………...… 67 Lampiran 6 : Reliabilitas.. ……………………………………………........... 79 Lampiran 7 : Inter Item Corelation Matrix……..……………………….....… 80 Lampiran 8 : Kisi-kisi Kuesioner ………………...………………………..... 89 Lampiran 9 : Tabel Kreije .………………………..………………………..... 93 Lampiran 10 : Program Tahunan BK SMA Negeri 1 Klaten ............................ 94 Lampiran 11 : Pernyataan Judgement Ahli ....................................................... 99 Lampiran 12 : Surat Keterangan Koreksi kuesioner ........................................ 100 Lampiran 13 : Surat Ijin Penelitian .................................................................. 101  

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa perubahan dan perkembangan emosional, fisik, dan sosial yang cepat dan berbeda-beda dari masa-masa sebelumnya. Masa ini masih membutuhkan bimbingan dan bantuan agar terhindar dari

  perilaku yang merugikan baik bagi dirinya atau bagi lingkungan. Siswa SMA

  Negeri

  1 Klaten sedang berada dalam masa remaja karena mereka berada dalam rentangan usia 15-19 tahun, dan oleh karenanya mereka masih membutuhkan bimbingan dan bantuan agar siswa terhindar dari perilaku yang merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.

  Sumber permasalahan bisa berasal dari berbagai sumber, salah satu sember masalah siswa yaitu berasal dari dalam lingkungan sekolah, misalnya, pengaruh yang kurang baik dari kelompok sebaya (teman sekolah), hubungan dengan guru mata pelajaran dan staf karyawan,. Permasalahan ini sering tidak dapat diatasi melalui pengajaran yang diberikan oleh guru mata pelajaran di kelas. Oleh karena itu, di samping kegiatan pengajaran juga dirasakan perlunya pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

  Bimbingan dan konseling (BK) merupakan pelayanan bantuan artinya kegiatan ini harus mampu memberikan hal-hal positif kepada peserta didik, membantu meringankan beban, menemukan alternatif pemecahan masalah, mendorong semangat dan memberikan penguatan serta ketenangan kepada

   

  peserta didik secara tepat. Pelayanan tersebut dapat dilakukan secara individual ataupun kelompok .

  Winkel & Hastuti, 2004:64, menyebutkan bahwa : “ Bimbingan dan konseling di sekolah sebagai salah satu sub bidang dari bidang pembinaan siswa mempunyai fungsi yang khas bila dibanding dengan sub bidang yang lain, meskipun semua sub bidang itu merupakan pelayanan khusus kepada siswa. Fungsinya yang khas bersumber pada corak pelayanan bimbingan sebagai bantuan yang bersifat psikis atau psikologis yang terletak dalam tujuan pelayanan bimbingan dan konseling.

  Tujuan layanan bimbingan ialah supaya siswa mampu mengatur kehidupan sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri seoptimal mungkin, memikul langsung tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya sendiri, menggunakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa dengan berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang baik padanya, dan menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupan ini secara memuaskan”.

  Bimbingan dan konseling menyentuh segala aspek kehidupan para peserta didik, oleh karena itu bimbingan dan konseling di sekolah sangatlah penting bagi perkembangan peserta didik. Namun seringkali pada kenyataannya guru BK malah menjadi guru yang ditakuti peserta didik, karena BK tidak bisa berjalan sesuai tugasnya. Tugas BK seolah-olah hanya menangani siswa-siswa yang bermasalah saja, seperti misalnya siswa terlambat harus lapor ke BK, siswa membolos harus lapor BK, siswa merokok harus melapor ke BK, dan berbagai kenakalan yang lain ujung- ujungnya pasti BK sehingga BK tidak bertugas sebagaimana mestinya. Padahal sebenarnya tugas tersebut adalah tugas kesiswaan, tugas BK di sekolah adalah membantu siswa berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan taraf perkembangan pada umumnya.

  Siswa sebagai subjek dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah,

   

  kesulitan belajar, hubungan dengan teman, masalah penyesuaian diri, masalah perilaku, sampai dengan masalah dengan keluarga. Namun dalam kenyatannya masih sangat sedikit siswa yang mau minta bimbingan guru BK saat mereka memiliki masalah. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satunya yaitu persepsi siswa terhadap manfaat layanan bimbingan dan konseling. Untuk itu perlu diketahui bagaimana persepsi siwa terhadap manfaat layanan bimbingan konseling di sekolahnya

  Persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, rasa, dan interpretasi sesuatu terhadap stimulus.

  Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan di dalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti mata, telingga dan hidung (Matlin,1989; Solso,1988 : dalam Suharnan,2005). Setiap orang memiliki pengamatan yang berbeda walaupun dihadapkan pada situasi yang sama. Cara seseorang menerima, mengorganisasi dan menginterpretasi informasi di dalam kehidupan akan mempengaruhi cara mempersepsi terhadap sesuatu. Maka dari itu setiap siswa memiliki persepsi yang berbeda terhadap manfaat layanan bimbingan dan konseling.

  Persepsi siswa mengenai manfaat layanan bimbingan dan konseling berbeda-beda. Hal ini dikarenakan para siswa di sekolah memiliki pengalaman yang berbeda-beda dalam menerima manfaat layanan bimbingan dan konseling. Pengalaman siswa yang datang sendiri kepada guru pembimbing untuk melakukan konseling, sebagai salah satu dari layanan

   

  bimbingan dan konseling mungkin berbeda dengan pengalaman siswa yang di panggil oleh guru pembimbing untuk melakukan konseling. Dari pengalaman tersebut akan muncul persepsi tinggi maupun rendah mengenai layanan bimbingan dan konseling.

  SMA Negeri 1 Klaten mempunyai 30 kelas yang terbagi menjadi 10 kelas untuk setiap angkatan, dengan jumlah siswa perkelas kurang lebih 30 orang. SMA ini mempunyai 9 staf BK yang menjalankan layanan BK di sekolah. Setiap guru BK menangani kurang lebih 4 kelas. Menurut ABKIN (2006:6) idealnya setiap guru BK menangani kurang lebih 150 orang. Melihat rasio perbandingan tersebut sangat dimungkinkan layanan BK memberikan manfaat yang sangat tinggi oleh para siswa.

  Melihat fakta-fakta di atas maka penulis tertarik meneliti mengenai persepsi siswa-siswi kelas XI tahun pelajaran 2010/2011 SMA Negeri 1 Klaten terhadap manfaat layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah persepsi siswa-siswi kelas XI tahun pelajaran 2010/2011 SMA Negeri 1 Klaten terhadap manfaat layanan bimbingan dan konseling di sekolah?”

C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: “Mengetahui persepsi siswa-siswi kelas XI tahun pelajaran 2010/2011 SMA Negeri 1 Klaten

    D.

   Manfaat Penelitian

  Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagi Sekolah Sebagai masukan kepada sekolah agar fungsi dan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dapat semakin optimal.

  2. Bagi Guru BK Hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran tentang peningkatan kualitas layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

  3. Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi para siswa tentang penggunaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

E. Definisi Operasional Variabel

  1. Persepsi siswa terhadap manfaat layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah pendapat siswa tentang sejauh mana layanan bimbingan dan konseling memberikan manfaat bagi dirinya. Dalam hal ini persepsi siswa terhadap manfaat layanan bimbingan dan konseling di sekolah diukur dengan menggunakan kuesioner Persepsi Siswa-siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011 terhadap Manfaat Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

  2. Siswa Kelas XI tahun pelajaran 2010/2011 SMA Negeri I Klaten adalah mereka yang terdaftar sebagai siswa kelas XI pada tahun pelajaran 2010/2011 di SMA Negeri 1 Klaten.

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Layanan Bimbingan dan Konseling

  1. Pengertian Bimbingan dan konseling merupakan proses yang berkesinambungan dalam membantu individu agar dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai kemampuannya dan agar individu memahami diri dan menyesuaikan dengan lingkungannya. Di sekolah, bimbingan dan konseling secara tidak langsung menunjang tujuan pendidikan dengan menangani masalah dan memberikan layanan secara khusus pada siswa, agar siswa dapat mengembangkan dirinya secara penuh.

  Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah/madrasah merupakan usaha membantu siswa dalam mengembangkan kehidupan pribadi siswa, kehidupan sosial siswa, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir (ABKIN,2006: 4). Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan guru BK kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungannya, dan merencanakan masa depan.

  Prayitno dan Atmi (2004: 92) mengemukakan bahwa : “Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia dan oleh manusia. Dari manusia, artinya pelayanan diselenggarakan berdasarkan hakikat keberadaan manusia dengan pelayanan tersebut diselenggarakan demi tujuan-tujuan yang agung, mulia dan positif bagi kehidupan kemanusiaan menuju manusia seutuhnya, baik manusia sebagai individu maupun kelompok. Oleh manusia, mengandung pengertian penyelenggara kegiatan itu adalah manusia dengan segenap derajat, martabat dan keunikan masing-masing yang terlibat di dalamnya”.

  Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh konselor kepada konseli dengan menggunakan prosedur, cara dan bahan agar konseli tersebut mandiri dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya (Prayitno dan Atmi, 2004: 130). Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi serangkaian kegiatan atau tindakan yang semuanya diharapkan merupakan tindakan yang bijaksana.

  Ciri-ciri bimbingan dan konseling komprehensif yaitu, memliki program yang terstruktur, menggunakan pendekatan preventif dan remediatif, melayani semua siswa, adanya team work antara guru BK dengan guru mata pelajaran, kepala sekolah, dan personel yang lain yang membantu bimbingan dan konseling (Syamsu, 2009: 7).

  2. Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Pelaksanaan bimbingan dan konseling komprehensif di sekolah tertuang dalam program-program bimbingan dan konseling yang mencakup sejumlah layanan bimbingan dan konseling .

  Tujuan layanan bimbingan dan konseling tersebut di kemukakan oleh Syamsu (2009: 49). sebagai berikut:

  “Tujuan pemberian layanan bimbingan adalah agar siswa dapat (1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja”.

  Selain itu menurut Winkel dan Sri Hastuti (2005: 31) bimbingan dan konseling mempunyai tujuan supaya konseli (siswa) dapat mengatur kehidupan sendiri, dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin, mempunyai tanggung jawab penuh atas hidupnya sendiri, menggunakan kebebasannya sebagai konseli (siswa) secara bijaksana dengan berpedoman pada cita-cita dan bakat yang ada dalam dirinya, dan menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupan ini secara maksimal.

  Menurut Prayitno dan Amti (2004: 114) tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu siswa memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahapan perkembangan dan kemampuannya dan bakat-bakatnya, berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan yang baik dari lingkungannya.

  Maka pelayanan bimbingan mempunyai tujuan supaya orang yang dilayani dapat mengatur kehidupannya sendiri, mempunyai pandangan hidupnya sendiri yang lebih baik dan tidak sekedar meniru pendapat orang lain, mengambil sikapnya sendiri, dan berani menanggung resiko akibat dari tindakan-tindakannya sendiri.

  3. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling Menurut Prayitno dan Atmi (2004: 197) menyebutkan bahwa fungsi–fungsi bimbngan dan konseling itu banyak dan dikelompokan menjadi empat fungsi pokok, yaitu : fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, fungsi pemeliharaan dan pengembangan.

  Menurut Syamsu (2009: 59-61), fungsi-fungsi itu adalah:

  a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang membantu siswa agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dan lingkungannya, agar siswa mampu mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya secara optimal dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya; b. Fungsi pencegahan (preventif), yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya guru BK untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya agar tidak dialami siswa; c. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, yang memfasilitasi perkembangan siswa; d. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dimana guru BK memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami masalah baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir;

  e. Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir yang sesuai dengan bakat, minat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian yang lain; f. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu pelaksana pendidikan, kepala sekolah dan staff konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa; g. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa agar dapat menyesuiaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan sekolah, serta norma agama.

  4. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2005: 114-118) terdapat tiga ragam bimbingan, yaitu bimbingan karier untuk membantu konseli dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan dan menyesuaikan diri untuk menghadapi tuntutan lapangan pekerjaan yang telah dimasuki. Bimbingan akademik merupakan bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih bidang studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan. Bimbingan pribadi dan sosial berarti bimbingan dalam menghadapi keadaan batinya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinyya sendiri, serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan.

  Menurut Praytino dan Atmi (2004: 254) layanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut: a. Layanan orientasi

  1) Pengertian layanan orientasi Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkunagan yang baru dimasukinya. Selain itu layanan orientasi membantu siswa memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasukinya, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya siswa di lingkungan yang baru itu.

  2) Materi layanan orientasi Materi layanan orientasi lingkungan sekolah lebih ditekankan pada: sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya, kurikulum yang ada di sekolah, penyelenggaraan pengajaran, kegiatan belajar siswa yang diharapkan, sistem penilaian, ujian, kenaikan kelas, fasilitas dan sumber yang ada di sekolah (misalnya ruang kelas; laboratorium; perpustakaan; ruang praktek); fasilitas penunjang (misalnya sarana olah raga dan rekreasi, pelayanan kesehatan (UKS), pelayanan bimbingan dan konseling, kantin, dan tata usaha), staf pengajar dan tata usaha, hak dan kewajiban siswa, organisasi siwa (OSIS), organisasi orang tua siswa (komite sekolah), organisasi sekolah secara menyeluruh (Prayitno dan Atmi,2004: 256-257). b. Layanan informasi Layanan pemberian informasi digunakan untuk membekali siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi-sosial, supaya siswa lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya dengan belajar tentang lingkungan hidupnya sendiri (Winkel &Sri Hastuti, 2005: 316).

  Layanan informasi bersama dengan layanan orientasi bermaksud memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan , atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Dengan demikian, layanan orientasi dan informasi itu pertama-tama merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman pelayanan bimbingan dan konseling. Tujuan pemberian layanan informasi tidak hanya supaya siswa membekali dirinya dengan pengetahuan dan pemahaman untuk sekarang ini saja, tetapi supaya mereka menguasai cara agar memperbaharui serta mervisi bekal pengetahuan itu di kemudian hari (Winkel dan Sri Hastuti, 2005: 317).

  Menurut Prayitno dan Atmi (2004: 260) terdapat tiga alasan pemberian informasi perlu diselenggarakan di sekolah: a) Memberikan bekal kepada siswa dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan yang diperlukan siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi yang berkenaan dengan lingkungan siswa.

  b) Memungkinkan siswa dapat menentukan arah hidupnya sendiri.

  c) Setiap siswa itu unik. Keunikan tersebut akan membawakan pola- pola pengambilan keputusan dan bertindak yang berbeda-beda disesuaikan dengan aspek-aspek kepribadian masing-masing siswa. 1) Materi layanan pemberian informasi

  Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2004: 318), materi layanan informasi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: (1) informasi tentang pendidikan yang mencakup semua tentang variasi program pendidikan sekolah mulai dari sekua persyaratan penerimaan hingga tamat sekolah, (2) informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data mengenai jenis-jenis pekerjaan yang ada di masyarakat, mengenai gradasi posisi dalam lingkup suatu jabatan, mengenai persyaratan tahap dan jenis pendidikan, mengenai sistem klasifikasi jabatan dan prospek masa depan. (3) informasi tentang perkembangan siswa serta pemahaman terhadap sesama manusia mengenai tahap- tahap perkembangan serta lingkungan fisik dan psikologis.

  2) Pelaksanaan layanan informasi Layanan informasi dapat melalui media bimbingan

  (papan bimbingan/mading, folder, leaflet, brosur), ceramah, diskusi, karyawisata/kunjungan, buku panduan, serta konfrensi karier berkaitan dengan semua layanan serta bidang-bidang pribadi, sosial, belajar, serta karier (Priyatno dan Amti, 2004: 269-271).

  c. Layanan penempatan dan penyaluran Layanan ini memberikan bantuan atau bimbingan dari konselor dalam menyalurkan dan mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan minatnya (Priyatno dan Amti, 2004: 272). Tujuan dari layanan penempatan dan penyaluran adalah agar peserta didik (dengan seluruh kemampuannya) berkembang secara optimal (Priyatno dan Amti, 1999 : 272).

  Materi layanan penempatan dan penyaluran: Bentuk-bentuk layanan ini, antara lain: penempatan siswa di dalam kelas (pengaturan tempat duduk dan pembagian kelas); penempatan dalam kelompok belajar; penyaluran dalam kegiatan ko/ekstrakurikuler; dan penyaluran dalam jurusan atau program studi (Priyatno dan Amti, 2004: 273-278).

  d. Layanan bimbingan belajar Bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih bidang studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan (Winkel dan Sri Hastuti,2005;115)

  Tahap-tahap layanan bimbingan belajar: Menurut Prayitno dan Atmi (2004: 279-288) tahap-tahap layanan bimbingan belajar adalah: (1) pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar; untuk mengenali siswa yang mengalami masalah belajar dapat melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar dan pengamatan. (2) pengungkapan sebab timbulnhya masalah. (3) upaya membantu siswa yang mengalami masalah belajar yaitu dengan upaya pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan, peningkatan motivasi belajar, dan pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif.

  e. Layanan konseling perorangan Layanan konseling perorangan menurut Prayitno dan Amti

  (2004: 105) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh konselor kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bertujuan untuk membantu mengatasi masalah yang dihadapi konseli.

  f. Layanan bimbingan kelompok Layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang diberikan dalam suasana kelompok (Prayitno dan Amti, 2004: 309). Gazda

  (dalam Prayitno dan Atmi, 2004) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyususn rencana dan kelompok memberikan berbagai pengalaman, pengetahuan, dan nilai- nilai yang bermanfaat bagi peserta didik. Adapun tujuan layanan ini adalah untuk membantu peserta didik menyusun rencana dan keputusan yang tepat.

  g. Layanan konseling kelompok Layanan konseling kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling perorangan yang dilaksanakan di dalam suasana kelompok.

  Di sana ada konselor (yang jumlahnya mungkin lebih dari seorang) dan ada klien, yaitu para anggota kelompok (yang jumlahya paling kurang dua orang) (Prayitno dan Amti, 2004: 312). Anggota kelompok ialah sesama mereka yang mengikat kegiatan kelompok itu.

  5. Bidang Bimbingan dan Konseling Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2005:113), terdapat 4 bidang bimbingan dan konseling, yaitu: bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan belajar dan bidang bimbingan karier.

  a. Bidang Bimbingan Pribadi Pelayanan ini bertujuan membantu siswa untuk mengenal dan menemukan serta mengembangkan pribadi dirinya untuk mencapai kemandirian.

  b. Bidang Bimbingan Sosial Pelayanan bimbingan ini bertujuan membantu siswa memhami dirinya dalam bergaul atau berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. c. Bidang Bimbingan Belajar Pelayanan bimbingan di bidang ini bertujuan membantu siswa mengenal sikap dan kebiasaan belajar yang baik serta dapat mengembangkan diri untuk mempersiapkan masa depan.

  d. Bidang Bimbingan Karier Pelayanan bimbingan di bidang ini bertujuan membantu siswa mengenal potensinya sebagai persiapan karier masa depan.

B. Persepsi

  1. Pengertian Persepsi Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan di dalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti mata,telinga, dan hidung (Matlin, 1989; Solso,1988 dalam Suharman, 2005). Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal (Suharno,2008). Persepsi adalah cara kita mengubah energi–energi fisik lingkungan kita menjadi pengalaman yang bermakna.

  Persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.

  Setiap orang memiliki pengamatan yang berbeda walaupun dihadapkan pada situasi yang sama. Setiap individu memberikan arti terhadap stimulus dengan cara yang berbeda-beda terhadap setiap stimulus. Keadaan ini memberikan gambaran bahwa persepsi itu bersifat subjektif.

  Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses dalam melakukan respon terhadap stimulus secara menyeluruh. Persepsi diawali dengan penginderaan, pengorganisasian serta pengintepretasian dan penilaian terhadap sesuatu yang diindera. Persepsi merupakan komponen yang menyeluruh sehingga seluruh pribadi dan apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi tersebut. Selain itu, persepsi ditentukan oleh keyakinan, pengalaman dan penilaian dari individu sehingga persepsi bersifat subjektif. Pada taraf terakhir dari proses persepsi, yaitu intepretasi, individu akan menyadari dan bisa memberi penilaian terhadap sesuatu yang diterima melalui alat indera atau reseptor. Respon akibat dari persepsi dapat diungkapkan pleh individu dalam berbagai bentuk.

  2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Menurut Siagian (1989: 101-105) ada beberapa faktor yang berperan dalam persepsi yaitu sebagai berikut: a. Diri orang yang bersangkutan

  Dalam hal ini yang menentukan persepsi bukan jenis stimulus, melainkan karakteristik orang yang memberikan respon pada stimulus tersebut. Apabila seseorang melihat sesuatu ia akan memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya, hal ini dipengaruhi oleh kerakteristik seperti sikap, motif, kepentingan, pengalaman, dan harapan.

  1) Sikap Sikap adalah kecenderungan bertindak,berpersesi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukanlah perilaku, tetapi kecenderungan berperilaku dengan cara- cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) (1995:780) Sikap adalah perbuatan yang berdasarkan pada pendirian (pendapat /keyakinan). Seorang siswa yang ingin memperoleh bantuan dari guru pembimbing akan datang pada guru pembimbing untuk melakukan konseling. Sebaliknya siswa yang tidak peduli atau justru takut dengan guru pembimbing, akan cenderung menjauh dan tidak terbuka pada guru pembimbing. 2) Motif

  Motif adalah alasan (sebab) orang melakukan sesuatu (KBBI,1995: 666). Motif sangat berkaitan dengan pemuasan kebutuhan.

  Intensitas motif dipengaruhi oleh mendesak tidaknya pemuasan kebutuhan tersebut. Seorang siswa yang kurang mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya, akan berusaha untuk selalu dekat dengan guru pembimbing atau guru lainnya agar kebutuhan kasih sayangnya terpenuhi. Sedangkan siswa yang cukup mendapat kasih sayang, mereka akan menjalin relasi dengan guru pembimbing atau guru lainnya biasa-biasa saja.

  3) Kepentingan Kepentingan adalah keperluan atau kebutuhan (KBBI,1995:749).

  Guru pembimbing yang baik dan bijiksana akan merasa bahagia bila melihat para siswa mampu menjalin hubungan yang akrab dengan guru bidang studi, kepala sekolah maupun dengan staf sekolah lainnya. Namun terkadang guru pembimbing merasa tidak senang atau khawatir melihat siswa dekat dengan para guru dan kepala sekolah, karena takut apabila kekurangan mereka dalam memberi bimbingan diceritakan. 4) Pengalaman

  Pengalaman adalah yang pernah dialami (dijalani, dirasai, di tanggung) (KBBI,1995:760). Persepsi siswa terhadap layanan guru pembimbing pasti akan berbeda, tergantung pengalaman mereka saat berinteraksi dengan guru pembimbing. Baik pengalaman yang kurang menyenangkan maupun menyenangkan terhadap layanan bimbingan dan konseling dapat dipersepsikan berbeda oleh para siswa.

  5) Harapan Harapan adalah melihat kedepan dengan kepercayaan diri.

  Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi/belum terjadi/suatu belum terwujud. harapan adalah sesuatu yang (dapat) diharapkan; keinginan supaya menjadi kenyataan; orang yang diharapkan (KBBI,1995:341). Harapan dapat mempengaruhi persepsi seseorang sehingga apa yang sesungguhnya dilihat sering diinterpretasikan lain supaya sesuai dengan apa yang diharapkan.

  b. Sasaran persepsi Sasaran persepsi dapat berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat- sifat sasaran itu biasanya sangat berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihatnya. Contoh, seorang siswi yang datang ke sekolah dengan dandanan yang mencolok akan menarik perhatian teman-temannya dan akan timbul persepsi yang beragam tentang penampilan siswi tersebut.

  c. Faktor situasi.

  Siagian (1989: 105) menegaskan bahwa persepsi harus dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana persepsi itu timbul perlu pula mendapat perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam perkembangan persepsi seseorang. Sebagai contoh, kehadiran seorang dengan pakaian seragam sekolah di sekolah tidak akan mengherankan karena orang akan berpersepsi bahwa orang tersebut akan bersekolah. Akan tetapi jika ia mengenakan pakaian seragam sekolah di tempat yang tidak ada hubungannya dengan sekolah seperti mall, tentu akan menarik perhatian karena kehadirannya itu bukanlah hal yang biasa.

  Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi persepsi individu terhadap suatu objek. Faktor-faktor tersebut akan membuat individu mempuyai persepsi yang berbeda-beda terhadap suatu objek yang dilihatnya.

  C.

Dokumen yang terkait

Hubungan antara persepsi siswa terhadap bimbingan konseling dan intensitas pemanfaatan layanan bimbingan konseling di SMA PGRI 109 Tangerang

2 15 105

Kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling (studi deskriptif kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta).

0 0 126

Keterlaksanaan layanan dasar bimbingan ( bimbingan dan konseling komperhensif) oleh guru kelas 4-6 di Bayat, Klaten Jawa Tengah.

0 2 102

Persepsi siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2013 2014 terhadap manfaat penggunaan ragam media bimbingan dan implikasinya terhadap usulan pengembangan ragam media bimbingan

0 0 110

Kegunaan bimbingan dan konseling menurut para siswa kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository

0 0 71

Persepsi siswa Kelas X dan Kelas XI SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 terhadap layanan konseling individual - USD Repository

0 0 113

Hambatan-hambatan aktualisasi diri siswa-siswi kelas XI SMA Stella Duce Bantul, Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal - USD Repository

0 0 132

Partisipasi siswa SMA Bopkri I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009 dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah demi perkembangan diri - USD Repository

0 0 89

Tingkat perilaku bullying para siswa kelas XI SMA Bopkri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dan sumbangan bimbingan dan konseling dalam menanggapi perilaku bullying di sekolah - USD Repository

0 0 124

Evaluasi aspek proses bimbingan klasikal : studi evaluasi keterlaksanaan layanan bimbingan klasikal di kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak, Sleman, tahun ajaran 2012/2013 - USD Repository

0 0 156