Penyesuaian sosial para siswa kelas VII SMP Taman Dewasa terhadap lingkungan sekolah tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository
PENYESUAIAN SOSIAL
PARA SISWA KELAS VII SMP TAMAN DEWASA
TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh:
Maria Budimisgiarni
Nim: 051114002
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENYESUAIAN SOSIAL
PARA SISWA KELAS VII SMP TAMAN DEWASA
TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh:
Maria Budimisgiarni
Nim: 051114002
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MOTTO
Hati ibarat mata air, maka kita harus menjaganya.
Agar dapat terus mengalir dalam diri kita…
karena mata air menjadi sumber untuk memberi hidup
bagi banyak orang……............ demikian juga kita.........PERSEMBAHAN Karya tulis ini kupersembahkan kepada para suster Penyelenggaraan Ilahi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 Januari 2011
Penulis
Maria Budimisgiarni
ABSTRAK
PENYESUAIAN SOSIAL
PARA SISWA KELAS VII SMP TAMAN DEWASA
TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011
Maria Budimisgiarni
Universitas Sanata Dharma
2011
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat penyesuaian sosial
siswa kelas VII SMP Taman Dewasa tahun pelajaran 2010/2011 terhadap
lingkungan sekolah dan usulan program layanan bimbingan yang tepat bagi siswa
kelas VII di SMP Taman Dewasa. Masalah yang dijawab dalam penelitian ini
adalah (1) Bagaimanakah penyesuaian sosial para siswa kelas VII SMP Taman
Dewasa tahun pelajaran 2010/2011 terhadap lingkungan sekolahnya? (2) Usulan
topik-topik bimbingan manakah yang sesuai bagi siswa kelas VII SMP Taman
Dewasa untuk meningkatkan penyesuaian sosial di lingkungan sekolahnya?Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Alat pengumpulan data
yang digunakan adalah kuesioner penyesuaian sosial siswa yang disusun oleh
peneliti dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Kuesioner penyesuaian
sosial siswa terdiri dari 42 item diberikan kepada empat kelas siswa kelas VII
berjumlah 121 sebagai subyek penelitian (42 item α = 0, 89).Analisis data dilakukan dengan menggolongkan skor-skor penyesuaian
sosial siswa dalam dua kategori yaitu rendah (R) dan tinggi (T). Siswa yang
penyesuaian sosialnya termasuk dalam kategori rendah (R) adalah siswa yang
memperoleh skor keseluruhan kuesioner penyesuaian sosial di bawah Mean (skor
< M). Sedangkan siswa yang penyesuaian sosialnya termasuk dalam kategori
tinggi (T) adalah siswa yang memperoleh skor sama atau di atas Mean (skor≥M). Hasil penelitian menunjukkan siswa kelas VII SMP Taman Dewasa tahun
pelajaran 2010/2011 yang memiliki tingkat penyesuaian sosial kategori tinggi
berjumlah 66 siswa (54,55%) dan siswa yang memiliki tingkat penyesuaian sosial
kategori rendah berjumlah 55 siswa (45,45%). Berdasarkan hasil penelitian,
diusulkan topik-topik bimbingan untuk meningkatkan penyesuaian sosial siswa
kelas VII SMP Taman Dewasa-Jetis, Yogyakarta. Topik-topik bimbingan yang
diberikan mencakup bidang bimbingan terdiri dari (1) Bimbingan pribadi-sosial
dan (2) Bimbingan akademik. Jenis layanan yang diberikan asalah (1) Layanan
pemberian informasi dan (2) Bimbingan klasikal/kelompok.
ABSTRACT
SOCIAL ADAPTATION
OF SEVENTH GRADE STUDENTS OF SMP TAMAN DEWASA
TOWARD SCHOOL ENVIRONMENT
SCHOOL YEAR OF 2010/ 2011
Maria Budimisgiarni
Sanata Dharma University
2011
This research aims to describe the social adaptation rate of seventh gradestudents of SMP Taman Dewasa year 2010/2011 toward school environment and
the suggestion for the appropriate guidance service. The problems of this research
are (1) How is the seventh grade students of SMP Taman Dewasa year 2010/2011
social adaptation toward their school environment? (2) Which are the guidance
topics appropriate for the seventh grade students of SMP Taman Dewasa?This research is a descriptive research. The research instrument is a
questionaire related to the students’ adaptation in which is compiled by the
researcher and is consulted with the supervisor. The questionaire consists of 42
items and is given to 121 seventh grade students as the research population (42
item α = 0, 89).The data analysis technique is used to classify the students social
adaptation scores into two categories, those are (R) for low or rendah and (T) for
high or tinggi. Students with low adaptation rate category (R) are the ones whose
questionaire score is under the mean (score<M). Meanwhile, students with high
adaptation rate category (T) are the ones whose questionaire score is the same or
above the mean (score≥M).
The research result shows that there are 66 (54,55%) the seventh grade students of
SMP Taman Dewasa year 2010/2011 who are categorized into high or tinggi (T)
and there are 55 (45,45%) students who are categorized into low or rendah (R).
Based on the research result, it is suggested that the councelling service program
for seventh grade students of SMP Taman Dewasa-Jetis, Yogyakarta should be
conducted to support their social adaptation. Based on the result of the research
these following topics for guidance service are proposed: (1) Personal-social
guidance and (2) Academic guidance. Types of services provided are (1) Service
provision of information and (2) Class room guidance/ Group guidance.
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Maria BudimisgiarniNo. Induk Mahasiswa : 051114002
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENYESUAIAN SOSIAL
PARA SISWA KELAS VII SMP TAMAN DEWASA
TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal 20 Januari 2011 Yang Menyatakan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kepada Allah Tritunggal Maha Kudus. Ia
menyatakan kasih-Nya melalui dosen pembimbing dan semua orang yang
membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Berkat bimbingan yang penuh
kasih dan perhatian dari para dosen, suster, sahabat, dan kenalan, skripsi ini dapat
saya selesaikan. Oleh karena itu, setulus hati saya menghaturkan terima kasih
kepada:1. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan pengetahuan dan pengalaman pada penulis serta memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Y.B. Adimassana, M.A., selaku dosen pembimbing yang dengan
penuh kesabaran dan ketulusan hati mendampingi, memberikan waktu, dan memotivasi penulis dalam proses penulisan skripsi.
3. Panitia penguji yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mempertanggungjawabkan skripsi ini.
4. Para Staf dan karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
membantu penulis untuk kelancaran administrasi.
5. Kepala Sekolah SMP Taman Dewasa Yogyakarta, Bapak Drs. H. Sunardi,
M.Hum yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan uji coba dan penelitian.6. Ibu Musi Giri Astuti, S. Pd sebagai koordinator BK SMP Taman Dewasa Yogyakarta, dan para guru yang telah bersedia membantu penelitian dan berbagi pengalaman dalam bidang Bimbingan dan Konseling.
7. Suster Pimpinan Propinsi beserta Dewan dan para Suster Penyelenggaraan Ilahi, khususnya komunitas Eduard Michelis Blunyahrejo yang telah memberikan dukungan lewat doa, semangat dan motivasi kepada penulis dalam proses penulisan skripsi.
8. Keluargaku tercinta khususnya Sr. Luisi OP yang senantiasa memberikan dukungan dan doanya dari jauh.
9. Teman-teman BK angkatan 2005 sebagai teman seperjuangan yang senantiasa
memberikan semangat, motivasi, berbagi pengalaman, dan berbagi ilmu selama masa perkuliahan dan masa penulisan skripsi.
10. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini yang
tidak dapat saya sebutkan satu per satu.Saya menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari berbagai kekurangan.
Segala kritik dan saran untuk memperbaiki skripsi ini akan saya terima dengan
senang hati. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
khususnya bagi pengembangan Bimbingan dan Konseling.Penulis
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................... v
ABSTRAK................................................................................................. vi
ABSTRACT............................................................................................... vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................. xKATA PENGANTAR............................................................................... ix
DAFTAR ISI............................................................................................. xiDAFTAR TABEL..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1 A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................
6 C. Tujuan ......................................................................................
6 D. Manfaat ....................................................................................
6 E. Definisi Operasional ................................................................
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................
9
C. Pengertian Penyesuaian Sosial ................................................. 15
D. Penyesuaian Sosial dalam Konteks Lingkungan Sekolah......... 17
1. Lingkungan Sosial Sekolah ................................................... 18
2. Lingkungan Akademik Sekolah............................................
21
3. Lingkungan Fisik Sekolah.....................................................
22 E. Karakteristik Para Siswa SMP Kelas VII.................................
25 F. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penyesuaian Sosial ............. 27 BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................
34 A. Jenis Penelitian ........................................................................
34 B. Subyek Penelitian ..................................................................... 35
C. Alat Pengumpul Data …………………………………….......
35
1. Instrumen Pengumpul Data …………………………….....
35
2. Penghitungan Skor ……………………………………....... 36
3. Kisi-kisi ……………………………………………….......
37 D. Uji Coba Instrumen Penelitian …………………………......... 39
E. Uji Validitas dan Reliabilitas..................................................... 41
1. Uji Validitas ……………………………………................ 41
2. Uji Reliabilitas Instrumen .................................................... 42
F. Prosedur Pengumpulan Data ....................................................45
1. Persiapan Penelitian .............................................................. 45
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian................................................ 48
2. Penghitungan Reliabilitas Kuesioner ................................... 49
3. Penghitungan Mean .............................................................
50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..........................
51 A. Hasil Penelitian ........................................................................
51 B. Pembahasan .............................................................................. 53
1. Penyesuaian Sosial Siswa yang Tergolong Tinggi .............. 54
2. Penyesuaian Sosial Siswa yang Tergolong Rendah ............
57 BAB V USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN YANG RELEVAN.................................................................................... 61 BAB VI PENUTUP .................................................................................
64 B. Kesimpulan ............................................................................... 66
C. Saran ................................................................................. ........ 66
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 68
LAMPIRANDAFTAR TABEL Tabel 1 : Kisi-kisi Penyesuaian Sosial Siswa Kelas VII SMP Taman Dewasa, Yogyakarta...................................... 38 Tabel 2 : Kisi-kisi Penyesuaian Sosial Siswa Kelas VII SMP Taman Dewasa, Yogyakarta Uji coba....................... 40
Tabel 3 : Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Alat Ukur Uji Coba...... 43
Tabel 4 : Skala Penyesuaian Sosial Siswa Valid dan Gugur............ 44
Tabel 5 : Kisi-kisi Penyesuaian Sosial Siswa dalam Penelitian.... 47
Tabel 6 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian ........................................ 48
Tabel 7 : Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Alat Ukur Penelitian... 49
Tabel 8 : Jumlah Siswa dan Tingkat Penyesuaian Sosial ................ 51
Tabel 9 : Tingkat Penyesuaian Sosial Siswa Kelas VII SMP Taman Dewasa, Yogyakarta Per Aspek.................... 52Tabel 10 : Peringkat Item 10 Terendah Per Aspek.............................. 63
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian ...................................................71 Lampiran 2 : Kuesioner Penyesuaian Sosial ...................................
72 Lampiran 3 : Tabulasi Hasil Uji Coba ............................................
76 Lampiran 4 : Hasil Uji Coba Perhitungan dengan SPSS 12,0 for
Windows ...................................................................
78 Lampiran 5 : Item Tidak Valid Hasil Uji Coba Perhitungan dengan
SPSS 12,0 for Windows .............................................
79 Lampiran 6 : Tabulasi Hasil Penelitian ...........................................
81 Lampiran 7 : Tabulasi Penyesuaian Diri Terhadap Guru, Teman Sebaya, Karyawan Sekolah, Tata Tertib Sekolah, Kegiatan Ekstrakurikuler, Mengenal Lingkungan
Sekolah.....................................................................
89 Lampiran 8 : Reliabilitas dan Mean Hasil Penelitian dengan SPSS 12,0 for Windows .. .................................................... 103
Lampiran 9 : Item-Total Hasil Penelitian....................................... 104 Lampiran 10 : Skor Tinggi Rendah Penyesuaian Sosial Siswa Kelas VII SMP Taman Dewasa................................ 105 Lampiran 11 : Silabus Pelayanan Bimbingan dan Konseling Kelas VII SMP Taman Dewasa ............................. 107
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja biasanya ditandai dengan adanya berbagai perubahan
dalam diri, baik dari dalam maupun dari luar. Perubahan ini mempengaruhi remaja dalam menyesuaikan diri terhadap orang-orang di sekitarnya juga di lingkungan remaja itu hidup dan berkembang. Siswa kelas VII berada dalam rentang usia 12-15 tahun, ini berarti siswa kelas VII masuk dalam kategori remaja awal. Masa remaja awal yang merupakan masa transisi keluar dari masa kanak-kanak, menawarkan siswa peluang untuk tumbuh bukan hanya dalam dimensi fisik, tetapi juga dalam kompetensi kognitif dan sosial. Siswa mengalami masa peralihan dengan tidak mudah, kadang-kadang menemukan hambatan dalam proses peralihannya. Hal ini karena remaja berada dalam posisi yang kurang jelas, mereka bukan lagi anak-anak tetapi belum secara penuh diterima dalam golongan orang dewasa.
Sebagai remaja, siswa kelas VII mempunyai tugas perkembangan, antara lain mampu bertanggung jawab secara sosial. Remaja sebagai mahluk
sosial berarti tidak dapat hidup tanpa orang lain, dirinya membutuhkan orang-
orang di sekitarnya. Ini mendorong remaja untuk mengadakan hubungan sehingga memungkinkan terjadi interaksi dengan orang-orang di sekitarnya.
dianggap kurang bertanggung jawab. Tugas perkembangan ini dapat menjadi
tugas yang tersulit bagi remaja karena menyangkut penyesuaian sosial.
Remaja harus menyesuaikan diri dengan teman sebaya dan harus
menyesuaikan diri dengan orang dewasa di lingkungan keluarga dan sekolah.
Oleh karena itu sebagai mahluk sosial, siswa dituntut untuk dapat mengatasi
permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dirinya dengan
lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan norma yang
berlaku.Teman sebaya dapat menjadi pengaruh yang kuat dalam
perkembangan siswa sebagai remaja. Hurlock (2004:214) menegaskan bahwa
kelompok sebaya dapat melakukan sosialisasi dalam suasana di mana nilai-nilai yang berlaku bukanlah yang ditetapkan oleh orang dewasa melainkan
oleh teman-teman seusianya. Dengan demikian pada masa remaja peran
kelompok teman sebaya adalah besar.Tugas perkembangan kemampuan bertanggung jawab secara sosial
jika dapat dilalui oleh siswa akan dapat memperlancar hidupnya. Siswa akan
merasa bahagia dan dapat meneruskan tugas perkembangan selanjutnya.
Supaya dapat menjalankan tugas perkembangan membangun relasi atau
hubungan yang lebih dewasa dengan baik, siswa perlu menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang baru sebagai penyesuaian sosialnya. Lingkungan
baru dalam lingkup ini adalah lingkungan sekolah. Sekolah akan
kemampuan sosialnya. Relasi terjadi baik terhadap guru, teman sebaya,
karyawan sekolah, dan lingkungan secara fisik tempat siswa belajar.
Kemampuan dan kemauan siswa untuk belajar menerima otoritas guru,
berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, dan bertanggung jawab terhadap
tugasnya, serta bersedia bekerja sama dan menolong temannya merupakan
bentuk kemampuan penyesuaian sosial siswa di sekolah.Penyesuaian diri siswa kelas VII di sekolah dapat mengarah pada
penyesuaian diri yang baik dapat pula mengarah pada penyesuaian diri yang
kurang baik. Penyesuaian diri yang baik misalnya saja siswa mampu dalam
belajar, tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional, dan mampu
bersikap realistis. Sedangkan penyesuaian diri yang kurang baik antara lain
siswa menunjukkan sikap merusak, mengganggu orang lain, dan malu yang
berlebihan sehingga tidak mau bergaul dengan yang lain. Hal itu dapat terjadi
karena pada masa transisi dari sekolah dasar menuju sekolah menengah
pertama, siswa menghadapi fenomena yang oleh Santrock (2006:16) disebut
sebagai fenomena yang teratas ke bawah (top-dog phenomenon). Fenomena
yang teratas ke bawah yaitu keadaan di mana siswa kelas VII semula di
sekolah dasar sebagai yang teratas, tertua, dan dapat dikatakan paling
berkuasa, tetapi di sekolah lanjutan pertama menjadi yang paling kecil, paling
muda, dan tidak berkuasa. Keadaan tersebut dapat menjadi tahun yang sulit
bagi siswa dalam memasuki tahun pertama di sekolah lanjutan pertama dan
Kesulitan siswa kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis-Yogyakarta
dalam menyesuaikan diri nampak saat siswa berusaha mengikuti pelajaran,
dalam berelasi dengan guru dan teman sebayanya baik teman sejenis maupun
teman lawan jenis. Saat mengikuti pelajaran, ketika guru menerangkan ada
beberapa siswa yang justru mengganggu teman sehingga kelas menjadi tidak
tenang. Siswa umumnya masih malu berelasi dengan teman sebaya dan
membentuk kelompok-kelompok baru. Siswa putri cenderung bermain dengan
satu atau dua orang saja sedangkan siswa putra menjalin relasi lebih luas
dengan bermain bersama teman-temannya lebih dari satu atau dua orang dan
membentuk kelompok. Ada siswa putra membentuk kelompok bermain di luar
sekolah dan mengarah pada kenakalan remaja. Ada juga beberapa siswa yang
terlibat perkelahian dengan siswa dari sekolah lain. Relasi dengan teman
sekelas juga sering menimbulkan perkelahian yang awalnya dipicu saling
mengejek. Perkelahian yang berawal karena saling mengejek dapat
mengakibatkan perkelahian mengarah kriminalitas. Perilaku tersebut
menunjukan perilaku siswa sebagai salah satu kelompok, berprasangka kepada
semua yang bukan anggota kelompok hingga menimbulkan perkelahian.
Akhir masa kanak-kanak disebut usia berkelompok. Anak berminat
dalam kegiatan-kegiatan dengan teman-teman dan keinginan menjadi
bagian dari kelompok sangat kuat. Kelompok mengharapkan anak untuk
menyesuaikan diri dengan pola-pola perilaku, nilai-nilai dan minat
anggota-anggotanya. Sebagai anggota kelompok anak sering menolak
standar orang tua, mengembangkan sikap menentang lawan jenis dan
berprasangka kepada semua yang bukan anggota kelompok. (Hurlock,
2004:156)Perkelahian yang dilakukan oleh kelompok siswa tertentu tidak lepas
dari upaya penyesuaian diri untuk dapat diterima oleh kelompoknya, baik
dalam perilaku maupun nilai-nilai dan minat anggota kelompoknya. Keinginan
siswa yang sangat kuat untuk menjadi bagian dari kelompoknya juga salah
satu pemicu terjadinya perkelahian.Agar siswa mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah,
maka guru-guru bidang studi maupun guru BK perlu mendampingi lebih
serius mengingat siswa kelas VII berada dalam masa remaja awal atau masa
transisi yang dapat mengalami banyak hambatan dalam menyesuaikan dirinya.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertantang mengadakan
penelitian terhadap para siswa kelas VII SMP Taman Dewasa-Jetis dalam
melakukan penyesuaian sosial terhadap lingkungan sekolahnya.Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang bimbingan di sekolah.
Bimbingan di sekolah memusatkan pelayanan bagi peserta didik sebagai
individu-individu yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekolahnya. Mengingat ada beberapa kasus yang menunjukkan siswa
mengalami kesulitan dalam penyesuaian sosialnya, penelitian ini memilih
topik, ”Penyesuaian Sosial Para Siswa Kelas VII SMP Taman Dewasa
Yogyakarta terhadap Lingkungan Sekolahnya Tahun Pelajaran 2010/2011.”
Pemilihan topik ini berdasarkan pertimbangan bahwa penyesuaian sosial
merupakan salah satu syarat penting bagi siswa agar dapat melakukan aktifitas
B. Perumusan Masalah Secara spesifik masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penyesuaian sosial para siswa kelas VII SMP Taman
Dewasa tahun pelajaran 2010/2011 terhadap lingkungan sekolahnya?
2. Usulan topik-topik bimbingan manakah yang tepat berdasarkan hasil analisis butir penelitian ini, bagi siswa kelas VII SMP Taman Dewasa
untuk meningkatkan penyesuaian sosial di lingkungan sekolahnya ?
C.Tujuan
1. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui penyesuaian sosial para siswa kelas VII SMP Taman Dewasa Yogyakarta tahun pelajaran 2010/2011 terhadap lingkungan sekolahnya.
2. Merumuskan usulan topik-topik layanan bimbingan yang tepat bagi siswa kelas VII SMP Taman Dewasa dalam meningkatkan penyesuaian sosialnya.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi peneliti lain dan dapat memberikan masukan bagi sekolah yang diteliti. b.
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kemampuan siswa SMP Taman Dewasa kelas VII dalam penyesuaian sosial terhadap lingkungan sekolahnya.
2. Manfaat Praktis a.
Bagi guru BK di SMP Taman Dewasa agar dapat direncanakan program-program layanan bimbingan yang berkaitan dengan penyesuaian sosial siswa.
b.
Bagi peneliti, merupakan kesempatan untuk mempraktekkan berbagai ilmu yang pernah dipelajari dalam perkuliahan prodi BK. Selain itu penelitian ini merupakan bagian dari proses belajar yang dapat membantu peneliti untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan,
dan kepekaan dalam melakukan suatu penelitian di lapangan.
c. Bagi ilmu Bimbingan dan Konseling, agar hasil penelitian ini dapat menyumbangkan manfaat bagi ilmu Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan mengenai penyesuaian sosial.
E. Definisi Operasional
1. Penyesuaian adalah usaha-usaha seseorang untuk memenuhi kebutuhan
yang timbul dari dalam dirinya sehingga tercapai keseimbangan atau keharmonisan antara kebutuhan dalam dirinya dengan tuntutan yang2. Sosial adalah kehadiran manusia atau masyarakat dengan sikap dan perilaku yang ditunjukannya.
3. Lingkungan sekolah adalah tempat di mana siswa dapat meningkatkan kemampuan sosialnya dengan melakukan hubungan sosial baik terhadap guru, teman, dan karyawan.
4. Penyesuaian sosial siswa SMP Taman Dewasa kelas VII terhadap lingkungan sekolahnya adalah kemampuan siswa SMP Taman Dewasa kelas VII dalam memenuhi kebutuhan meningkatkan kemampuan sosialnya untuk dapat diterima lingkungan sekolah dengan bersikap mau menerima peraturan sekolah, memelihara lingkungan fisik sekolahnya, berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah, menjalin relasi dengan guru, teman sebaya, dan karyawan sekolah.
.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penyesuaian Diri Pengertian penyesuaian diri dapat dirumuskan berbeda-beda. Pengertian penyesuaian diri pada awalnya berasal dari suatu pengertian tentang
“adaptasi” yang didasarkan pada ilmu biologi, diutarakan oleh Charles Darwin yang terkenal dengan teori evolusinya. Ia mengatakan, "Genetic changes can improve the ability of organisms to survive, reproduce, and in animals, raise offspring, this process is called adaptation” (Microsoft Encarta Encyclopedia 2002) Menurut Willis (1981:43) Penyesuaian diri ialah kemampuan seseorang untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya, sehingga ia merasa puas terhadap diri dan lingkungannya. Menurut peneliti orang yang merasa puas terhadap diri dan lingkungan yang dimaksud Willis, berarti orang tersebut mampu menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri dan dengan lingkungannya, sehingga ia hidup dan bergaul secara wajar.
Seseorang dapat mengalami kegagalan dalam menyesuaikan diri karena pengaruh dari pengalaman sebelumnya yang pernah dialami. Jika pada masa sebelumnya seseorang mengalami rintangan dalam menjalankan hidupnya
sehingga menimbulkan kekecewaan dan terjadi pertentangan dalam dirinya, maka
Bagi sebagian orang menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri tidaklah
mudah. Banyak kesulitan dalam menyesuaikan diri bersumber dari dirinya sendiri
namun pengaruh dari luar juga dapat membuat sesorang sulit untuk
menyesuaikan diri. Kesulitan menyesuaikan diri yang bersumber dari dirinya
mengakibatkan munculnya suatu kebutuhan dalam diri yang harus terpenuhi.
Pengaruh dari luar juga dapat menimbulkan tuntutan agar seseorang dapat
memenuhinya sehingga merasa bahagia. Usaha-usaha yang dilakukan untuk
memenuhi keperluan dan tuntutan di luar diri kita harus sesuai dengan tujuan
hidup kita. Heuken (1986:43) merumuskan penyesuaian diri berarti memenuhi
keperluan, hasrat, dan keinginan kita serta tuntutan wajar dari lingkungan secara
semestinya dan semakin mendekatkan kita kepada tujuan dan maksud sebenarnya
hidup.Daradjat (1990:11-12) mengatakan bahwa untuk dapat menyesuaikan
diri dengan diri sendiri, kita lebih dahulu mengenal diri kita dan menerimanya
sebagaimana adanya, lalu bertindak sesuai dengan kemampuan dan kekurangan
yang ada pada kita. Jadi penyesuaian diri menurut Daradjat dapat berarti sebagai
kondisi di mana seseorang merasa nyaman dengan dirinya sendiri dan orang lain.Schneiders (Gunarso,1989) mengemukakan bahwa penyesuaian diri
merupakan suatu proses mental dan tingkah laku yang mendorong seseorang
untuk menyesuaikan diri sesuai dengan keinginan yang berasal dari dalam
diri sendiri dan dapat diterima lingkungannya. Penyesuaian diri ini dapat timbul dari dalam diri, ketegangan, kekecewaan, dan konflik sehingga menciptakan keharmonisan atas tuntutan dalam lingkungannya.
Gerungan (1988:55) berpendapat bahwa menyesuaikan diri berarti mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan dan mengubah lingkungan
sesuai dengan keadaan (keinginan) diri. Mengubah diri sesuai dengan
lingkungan maksudnya penyesuaian diri itu pasif, kegiatan yang dilakukan oleh individu ditentukan oleh lingkungannya sedangkan penyesuaian diri dengan mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan diri berarti individu memengaruhi lingkungan sehingga lingkungannya dapat diubah.Desmita (2009:193) menyatakan penyesuaian diri pada prinsipnya adalah suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku, dengan
mana individu berusaha untuk berhasil mengatasi kebutuhan-kebutuhan
dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik dan frustasi yang dialaminya, sehingga terwujud tingkat keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan di mana ia tinggal.Pengertian penyesuaian diri menurut Schneiders (Ali, Mohammad & Asrori, 2008:173) juga dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:
1. Penyesuaian Diri sebagai Adaptasi (Adaptation)
Adaptasi umumnya mengarah pada penyesuaian diri dalam arti
fisik, fisiologis, atau biologis. Penyesuaian diri ditinjau dari sudut pandang hubungannya dengan lingkungan menjadi terabaikan. Usaha untuk
mempertahankan diri hanya selaras dengan keadaan fisik saja. Sebenarnya
penyesuaian diri tidak sekedar penyesuaian fisik saja melainkan adanya
keunikan dan perbedaan kepribadian individu dalam hubungannya dengan
lingkungan.2. Penyesuaian Diri sebagai Bentuk Konformitas (Conformity) Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity)
mengandung makna bahwa individu seakan-akan mendapat tekanan kuat
untuk selalu mampu menghindari diri dari penyimpangan perilaku baiksecara moral, sosial, maupun emosional. Sudut pandang ini mengarahkan
individu kepada tuntutan konformitas. Individu juga terancam akantertolak dirinya manakala perilaku tidak sesuai dengan norma-norma yang
berlaku.3. Penyesuaian Diri sebagai Usaha Penguasaan ( Mastery) Makna lain penyesuaian diri adalah sebagai penguasaan (mastery), yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respon
dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustasi
tidak terjadi. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan dapat pula diartikan sebagai kemampuan penguasaan dalam mengembangkan dirisehingga dorongan, emosi, dan kebiasaan menjadi terkendali dan terarah.
Tiga sudut pandang tersebut sama-sama mengacu pada pandang tentang makna penyesuaian diri, maka penyesuaian diri dapat diartikan sebagai suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan perilaku yang diperjuangkan individu agar dapat berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik, serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan tempat individu berada.
Dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
penyesuaian diri sebagai proses individu dalam mengembangkan dirinya dengan melakukan berbagai usaha untuk dapat menghadapai perubahan yang terjadi baik dalam dirinya maupun dengan lingkungannya. Usaha-usaha dilakukan individu untuk menyelaraskan kebutuhan dalam dirinya maupun dengan situasi di luar dirinya sehingga tercipta hubungan yang lebih baik, lebih serasi antara dirinya dan lingkungan yang dihadapinya. Usaha-usaha yang dilakukan juga sebagai reaksi individu untuk dapat menyesuaikan dirinya.B. Aspek-Aspek Penyesuaian Diri
Daradjat (1972) mengatakan bahwa penyesuaian diri mempunyai dua aspek, yaitu penyesuaian diri pribadi dan penyesuaian diri sosial. Penyesuaian diri pribadi adalah penyesuaian individu terhadap dirinya sendiri dan percaya pada dirinya sendiri. Sedangkan penyesuaian sosial merupakan suatu proses yang
Fatimah (2006) menuliskan dalam bukunya kalau pada dasarnya
penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu: penyesuaian pribadi dan
penyesuaian sosial. Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk
menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara
dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyadari sepenuhnya siapa dirinya
sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif
sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. Keberhasilan penyesuaian pribadi
ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau
tanggungjawab, dongkol, kecewa, atau tidak percaya pada kondisi dirinya.
Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak adanya kegoncangan atau
kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas, rasa tidak puas, rasa
kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya. Sebaliknya kegagalan
penyesuaian pribadi ditandai dengan keguncangan emosi, kecemasan,
ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya, sebagai akibat adanya
gap antara individu dengan tuntutan yang diharapkan oleh lingkungan. Gap inilah
yang menjadi sumber terjadinya konflik yang kemudian terwujud dalam rasa takut
dan kecemasan, sehingga untuk meredakannya individu harus melakukan
penyesuaian diri.Pada aspek penyesuaian sosial Fatimah berpendapat bahwa setiap
individu hidup di dalam masyarakat. Masyarakat tersebut saling
memengaruhi satu sama lain silih berganti. Proses tersebut menimbulkan suatu
penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari. Dalam bidang ilmu
psikologi sosial, proses ini dikenal dengan proses penyesuaian sosial.Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum.
C. Pengertian Penyesuaian Sosial
Manusia sebagai mahluk sosial berinteraksi dengan orang lain karena manusia memiliki kemampuan dan ketrampilan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Penyesuaian dalam arti umum mengubah diri sesuai dengan
keadaan lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan) diri. Proses berikutnya
yang harus dilakukan individu adalah melakukan penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial adalah kemauan untuk mematuhi norma-norma danperaturan sosial kemasyarakatan. Setiap masyarakat biasanya memiliki aturan
yang tersusun dengan sejumlah ketentuan dan norma atau nilai-nilai tertentu
yang mengatur hubungan individu dengan kelompok. Individu dalam proses
penyesuaian sosial mulai berkenalan dengan peraturan-peraturan tersebut lalu
mematuhinya. Proses tersebut menjadi bagian dari pembentukan jiwa sosial
pada dirinya dan menjadi pola tingkah laku kelompok. Kedua hal tersebut merupakan proses pertumbuhan kemampuan individu dalam rangka
dan peraturan sosial demi hubungan yang harmonis antar individu dan antara
individu dengan lingkungannya.Bagi remaja penyesuaian sosial sangat dibutuhkan. Perkembangan
sosial diawali saat remaja mulai melepaskan diri dari ketergantungan terhadap
orang tuanya dan menjadi lebih tergantung kepada teman-teman sebaya. Pada
usia ini remaja mengalami banyak kegoncangan dan perubahan dalam
dirinya, maka interaksi dengan teman sebaya membuat remaja sadar akan
tekanan sosial dan pentingnya hubungan sosial, sehingga remaja banyak
melakukan kegiatan dengan teman sebaya (Hurlock, 1980). Penyesuaian
sosial yang baik pada remaja yaitu ketika orang lain mau menerimanya, akan
terbina dengan menciptakan hubungan yang harmonis, mau menyesuaikan
nilai-nilai yang ada, tidak merugikan orang lain, bersikap baik, dan tidak
mudah depresi.