Pengetahuan guru fisika tentang representasi materi fisika dalam pembelajaran fisika yang dimiliki oleh 3 orang guru fisika SMA di Yogyakarta - USD Repository
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PENGETAHUAN GURU FISIKA TENTANG REPRESENTASI
MATERI FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA YANG
DIMILIKI OLEH 3 ORANG GURU FISIKA SMA DI
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh :
VINCENSIUS YUDA APRIANTO
NIM : 091424026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PENGETAHUAN GURU FISIKA TENTANG REPRESENTASI
MATERI FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA YANG
DIMILIKI OLEH 3 ORANG GURU FISIKA SMA DI
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh :
VINCENSIUS YUDA APRIANTO
NIM : 091424026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PENGETAHUAN GURU FISIKA TENTANG REPRESENTASI
MATERI FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA YANG
DIMILIKI OLEH 3 ORANG GURU FISIKA SMA DI
YOGYAKARTA
Vincensius Yuda Aprianto
Universitas Sanata Dharma.
2014
Abstrak - Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Skripsi ini bertujuan
untuk mendeskripsikan PCK guru Fisika terkait pengetahuan guru mengenai
representasi.
Subyek penelitian ini adalah 1 orang guru fisika di SMA Negeri 11 Yogyakarta, 1
orang guru fisika di SMA BOPKRI 2, dan 1 orang guru fisika di SMA Budya
Wacana Yogyakarta. Data penelitian didapat melalui observasi aktivitas
pembelejaran dan wawancara dengan guru. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan observasi proses pembelajaran di kelas menggunakan alat perekam video
dan wawancara menggunakan alat perekam suara. Data dianalisis dengan
langkah-langkah yaitu: (i) transkrip data,(ii) kategorisasi data, (iii) kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah profil pengetahuan guru tentang representasi. Profil
pengetahuan guru tentang representasi terdiri dari: (1) memilih dan menyusun
materi dengan siswa; (2) memilih alur penyampaian materi; (3) penggunaan
metode; (4) menjelaskan konsep dengan cara-cara khusus.
Kata Kunci : Pengetahuan Guru
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PHYSICS TEACHER’S KNOWLEDGE ABOUT
REPRESENTATION OF PHYSICS MATTER IN LEARNING
ACTIVITIES THAT OWNED BY THREE PHYSICS
TEACHERS OF SENIOR HIGH SCHOOL IN YOGYAKARTA
Vincensius Yuda Aprianto
Sanata Dharma University
2014
Abstract-This research is a qualitative research. This research was aiming to
describe physics teacher’s PCK especially related to teacher’s knowledge of
representations.
Subjects of the research are three Physics teacher from SMA Negeri 11
Yogyakarta, SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, and SMA Budya Wacana Yogyakarta.
The data was collected through observation of learning activities and interview.
Data were analyzed with the following steps: (i) Data Transcription, (ii) Data
categorization, (iii) conclusion.
The result of the research is a teacher’s knowledge profile about representations.
Teacher’s knowledge of representation including : (i) selecting and arrange
teaching content,(ii) sequence the teaching activities, (iii) selecting teaching
method, (iv) implementing specific method.
Key word:Teacher’s Knowledge
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan penyertaan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Penelitian ini merupakan penelitian bersama dengan topik umum
tentang PCK (Pedagogical Content Knowledge). Skripsi ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan untuk Program Pendidikan
Fisika, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari banyak pihak yang
telah memberikan bantuan kepada peneliti baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati, penulis
menguncapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku pembimbing dalam
penulisan skripsi ini, yang dengan segenap waktu, tenaga, dan
pikiran memberikan arahan dan bimbingan bagi penulis.
2. Bapak Drs. Ign Supatah selaku guru Fisika di SMA BOPKRI 2
Yogyakarta yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk
melakukan penelitian.
3. Bapak Khaelani, S.Pd. selaku guru Fisika di SMA Negeri 11
Yogykarta yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk
melakukan penelitian.
4. Bapak Zidiq, S.Pd. selaku guru Fisika di SMA Budya Wacana
Yogykarta yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk
melakukan peneltian.
5. Segenap dosen Universitas Sanata Dharma, khususnya Program
Studi Pendidikan Fisika yang berperan dalam proses belajar peneliti
di Universitas Sanata Dharma.
6. Orang-orang tercinta, bapak Paulus Warsidi dan ibu Astuti, Bude
Jinten, adikku Endah, serta Yustina yang senantiasa mejadi sumber
semangat bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7. Teman-teman seperjuangan dalam penelitian ini, Tegar, Prian, dan
Patar terima kasih atas kerjasamanya sehingga bisa menyelesaikan
penelitian ini.
8. Terima
kasih
kepada
handycame-nya
Yustin
sehingga
dapat
(PFIS’09)
membantu
atas
peminjaman
penulis
dalam
pengambilan data.
9. Teman-teman PFIS’09 dan teman-teman KMPKS Yogyakarta,
terima kasih atas kebersamaan yang boleh dirasakan selama
menempuh ilmu di Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca sekalian.
Yogyakarta, 30April 2014
Penulis
Vincensius Yuda Aprianto
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS........................................
ABSTRAK ...................................................................................................
ABSTRACT ...................................................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
i
ii
iii
iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................
B. Rumusan Masalah .............................................................................
C. Batasan Masalah................................................................................
D. Tujuan Penelitian ..............................................................................
E. Manfaat Penelitian.............................................................................
1
1
4
4
5
5
v
vi
vii
viii
x
xii
xii
BAB II KAJIAN TEORI............................................................................... 6
A. Pengertian PCK (Pedagogy Content Knowledge)............................... 6
B. Pengetahuan Representasi ................................................................. 13
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................
A. Desain Penelitian ...............................................................................
B. Subyek Penelitian ..............................................................................
C. Obyek Penelitian ...............................................................................
D. Metode Pengumpulan Data................................................................
E. Instrumen ..........................................................................................
F. Metode Analisis Data ........................................................................
21
21
21
21
21
22
23
BAB IV HASIL PENELITIAN.....................................................................
A. Deskripsi Subyek Penelitian ..............................................................
B. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................
C. Analisis dan Pembahasan ..................................................................
1. Profil Pengetahuan Guru A Tentang Representasi ........................
25
25
27
29
31
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. Profil Pengetahuan Guru B Tentang Representasi ........................ 37
3. Profil Pengetahuan Guru C Tentang Representasi ........................ 46
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 57
A. Kesimpulan ....................................................................................... 57
B. Saran ................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 60
LAMPIRAN ................................................................................................. 62
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Judul Tabel
Aspek Pengetahuan Representasi dan Indikator
Rincian kegiatan pembelajaran guru
Pelaksanaan Pengambilan data
Profil Pengetahuan Guru A Tentang Representasi
Profil Pengetahuan Guru B Tentang Representasi
Profil Pengetahuan Guru C Tentang Representasi
Profil pengetahuan guru tentang representasi
Halaman
19
28
29
31
37
46
54
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: Surat Ijin Melakukan Penelitian ....................................
62
LAMPIRAN 2 : Surat keterangan telah melakukan penelitian di
SMA BOKPKRI 2 Yogyakarta ...................................
63
LAMPIRAN 3 : Surat keterangan telah melakukan penelitian di
SMA Budya Wacana Yogyakarta ...............................
64
LAMPIRAN 4 : Surat keterangan telah melakukan penelitian di
SMA N 11 Yogyakarta ...............................................
65
LAMPIRAN 5 :Transkrip data wawancara guru A.................................
66
LAMPIRAN6 : Transkrip data wawancara guru B .................................
80
LAMPIRAN7 : Transkrip data wawancara guru C .................................
114
LAMPIRAN8 :Field notes .....................................................................
126
LAMPIRAN9 : Tabel kategorisasi data observasi ..................................
129
LAMPIRAN10. Transkrip data observasi guru A...................................
159
LAMPIRAN11. Transkrip data observasi guru B ...................................
186
LAMPIRAN12. Transkrip data observasi guru C ...................................
228
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku
ke arah yang lebih baik. Unsur terpenting dalam pembelajaran yang baik
adalah (1) siswa yang belajar, (2) guru yang mengajar, (3) bahan pelajaran,
dan (4) hubungan antara guru dan siswa (Suparno, 2007).
Bila pembelajaran adalah suatu proses, artinya pembelajaran
merupakan aktivitas-aktivitas yang berkesinambungan. Untuk membangun
proses interaksi yang menghasilkan perubahan positif, guru memiliki
peran yang lebih besar, karena guru berperan dalam menciptakan situasi,
menyediakan kemudahan, merancang kegiatan, dan membimbing siswa
agar mereka terlibat secara berkesinambungan.
Sebagai hasil proses
tersebut, perubahan positif yang dihasilkan dapat berupa perubahan dalam
pengetahuan, keterampilan, pemahaman, dan nilai sikap dalam diri siswa.
Perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman akan terjadi salah
satunya jika siswa dapat menerima dan memahami materi pelajaran yang
diajarkan guru. Menjadi tanggung jawab guru bagaimana guru harus dapat
menyampaikan pengetahuan yang ia miliki kepada siswa dengan cara yang
tepat sehingga siswa dapat menerima pengetahuan yang disampaikan.
Seperti menurut Suparno (2007), guru diharapkan menguasai bahan yang
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
mau diajarkan, mengerti keadaan siswa sehingga dapat mengajar sesuai
dengan keadaan dan perkembangan siswa.
Pada kenyataanya khususnya bidang fisika, siswa sering kali
mengalami kesulitan untuk memahami materi pelajaran fisika sehingga
muncul
pandangan
bahwa
fisika
itu
‘’sulit’’.
Hal
ini
dapat
mengindikasikan bahwa siswa belum menerima/paham materi fisika yang
disampaikan oleh guru. Padahal salah satu tugas guru adalah membantu
siswa untuk memahami konten fisika itu sendiri.
Dalam mengajar, selain memahami materi yang akan diajarkan, guru
perlu memikirkan bagaimana ia harus mengajarkannya. Atau dengan kata
lain guru harus mampu menerapkan kemampuan pemahaman konten
dengan kemampuan mengajar secara terintegrasi. Kedua pengetahuan ini
(content dan pedagogi), disebut pedagogical content knowledge (PCK) .
Menurut Driel,et all (1998) PCK
memegang peranan penting dalam
proses transformasi ilmu oleh guru kepada siswa.
Kemampuan atau keterampilan untuk mengintegrasikan kemampuan
tersebut
(content
dan
Pedagogi)
dilakukan
untuk
kepentingan
pembelajaran bagi siswa tertentu pada kondisi sekolah tertentu, yang akan
direalisasikan dalam struktur materi yang sesuai dengan kemampuan
kerangka berfikir siswa dan strategi pembelajaaran yang sesuai yang akan
dipilih guru (Budi:2005).
2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
Dalam proses pembelajaran, aktivitas pembelajaran dipengaruhi
banyak hal seperti lingkungan, fasilitas, peraturan pemerintah, sistem
sekolah dan faktor yang datang dari diri guru sendiri. Salah satu faktor
yang datang dari diri guru adalah pengetahuan yang dimiliki guru itu
sendiri. Aktivitas guru di dalam kelas sangat dipengaruhi oleh pengetahuan
yang dimiliki oleh guru tersebut. Masing-masing guru akan memiliki cara
yang berbeda dalam menyampaikan materi, hal ini diasumsikan bahwa
masing-masing guru memiliki pengetahuan yang berbeda-beda yang
mendasari bagaimana guru harus bertindak di dalam kelas agar
pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan siswa dapat menerima apa
yang diajarkan oleh guru. Pengetahuan-pengetahuan tersebut adalah
(dikutip dari Driel, et all:1998):
1. Pengetahuan tentang materi
2.
Pengetahuan tentang representasi dan strategi
3. Pengetahuan tentang pemahaman dan konsepsi siswa
4. Pengetahuan tentang pedagogi umum
5.
Pengetahuan tentang kurikulum dan media
6. Pengetahuan tentang konteks pendidikan
7. Pengetahuan tentang tujuan pendidikan.
Namun dengan demikian tidak dapat langsung disimpulkan bila guru
memiliki pengetahuan yang baik maka guru tersebut pasti akan
melaksanakan pembelajaran yang baik pula. Ada faktor lain yang juga
3
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
dapat mempengaruhi seperti: motivasi guru, komitmen guru,dan faktorfaktor lain yang berasal dari guru.
Dalam penelitian ini yang akan didalami adalah pengetahuan guru
tentang representasi. Pengetahuan sepenuhnya ada dalam kendali guru,
apakah guru akan mengembangkan pengetahuannya atau tidak. Hal ini
berbeda dengan faktor lain (seperti lingkungan, sistem, dan fasilitas), Guru
tidak memiliki kendali penuh untuk mengendalikan faktor-faktor tersebut.
Untuk mengetahui pengetahuan yang dimiliki guru dapat dilakukan
dengan pengamatan, wawancara, kuisioner atau melalui tes. Dalam
penelitian ini digunakan pengamatan dan kemudian didalami melalui
wawancara. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan proses
pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. Pengamatan dilakukan karena
pengetahuan guru tersebut terwujud dalam proses pembelajaran yang
berdampak dalam tindakan guru tersebut di kelas. Dalam penelitian ini
akan dilibatkan 3 orang guru dari SMA yang berbeda-beda.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah profil pengetahuan guru tentang representasi materi fisika?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini hanya terbatas pada profil pengetahuan tentang
representasi materi fisika yang dimiliki oleh guru. Profil pengetahuan
yang dimaksud adalah aspek-aspek pengetahuan guru dan deskripsi dari
aspek-aspek tersebut. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif sehingga
4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
subyek yang akan diteliti juga dibatasi, yakni 3 guru fisika dari 3 SMA di
Yogyakarta.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan PCK yang dimiliki
guru khususnya terkait pengetahuan guru fisika tentang representasi materi
fisika.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Melalui proses dan hasil penelitian ini, peneliti dapat mempelajari
pengetahuan guru tentang representasi materi fisika sehingga dapat
dijadikan sumber belajar saat peneliti menjadi guru. Dari penelitian ini
peneliti juga dapat memperoleh informasi seberapa jauh pengetahuan
yang diperlukan untuk dapat mengajar dengan baik.
2. Bagi guru
Guru mendapat informasi tentang PCK yang dimilikinya terutama
terkait pengetahuannya tentang bentuk-bentuk representasi. Sehingga
hal ini dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
meningkatkan PCK guru.
5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
6
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pedagogical Content Knowledge
Dalam proses pembelajaran, guru perlu memiliki pengetahuan tentang
cara mengelola pembelajaran hingga peserta didik dapat menerima materi
yang diajarkan. Oleh karena itu guru harus menguasai materi yang
diajarkan, atau dengan kata lain guru harus memiliki pengetahuan tentang
materi. Pengetahuan tentang materi yang dimaksud adalah pengetahuan
atau pemahaman yang dimiliki guru tentang materi ajar. Pengetahuan
materi termasuk pengetahuan tentang konsep, teori, ide, kerangka berpikir,
metode pembuktian dan bukti (Shulman 1986). Selain pengetahuan
tentang materi, seorang guru harus memiliki pengetahuan pedagogi,
pengetahuan pedagogi merupakan pengetahuan guru yang merujuk pada
strategi pembelajaran atau gaya pembelajaran. Perpaduan antara kedua
pengetahuan tersebut (pengetahuan materi dan pengetahuan pedagogi)
dikenal sebagai Pedagogical Content Knowledge (PCK).
Pedagogical Content Knowledge (PCK), pertama kali dikenalkan oleh
Lee Shulman pada tahun 1986. Shulman (1987), merumuskan
It represent the blending of content and pedagogy into an
understanding of how particular topics, problems, or issues are organized,
represented, and adapted to the diverse interests and abilities of learners
and presented for instruction.
6
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Pedagogical
Content
Knowledge
(PCK)
7
merepresentasikan
campuran/perpaduan dari pengetahuan tentang mata pelajaran dan
pengetahuan pedagogi ke dalam suatu pemahaman tentang bagaimana
topik-topik, permasalahan-permasalahan, atau isu-isu tertentu diorganisir,
direpresentasikan, dan di sesuaikan dengan beragam minat dan
kemampuan yang dimiliki siswa, dan yang disampaikan sebagai intruksi.
PCK dapat dipandang sebagai proses, hasil (pengetahuan), dan
keterampilan.
Sebagai proses, PCK dimaknai oleh Shulman (dalam Budi,2005)
sebagai “the ways content and pedagogy are blended into an
understanding of how particular topic represented and adapted learner’s
various interest and abilities.”
Suatu cara dimana isi dan ilmu mendidik dicampurkan ke dalam
pengetahuan tentang bagaimana topik-tertentu direpresentasikan dan
disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa yang beragam.
Sebagai
hasil
(pengetahuan),
PCK
merupakan
bangunan
pengetahuan yang terdiri dari topik-topik khusus yang dikemas sebagai
materi pembelajaran bagi siswa, yang merupakan integrasi materi dari
materi pembelajaran dan metode pembelajarannya, yang tercermin dalam
bagaimana topik-topik dan masalah-masalah direpresentasikan dan
diorganisasikan sesuai dengan minat dan kemampuan siswa (Budi, 2005).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
Sebagai kemampuan atau keterampilan, menurut Shulman (dalam
Budi,2005) PCK merupakan “ teacher’s ability to convey the constructs
underlying element of the content knowledge in manner that accessible to
students”.
Dari kutipan diatas dapat dimaknai, Sebagai kemampuan atau
keterampilan PCK merupakan kemampuan guru untuk menyampaikan
elemen pokok dari pengetahuan tentang konten yang dimiliki dengan cara
yang membuat siswa menjadi mudah untuk menerimanya.
PCK mencakup pengetahuan akan bahan ajar dan juga merangkum
pengetahuan pedagogi untuk kemudian diungkapkan menjadi suatu
aktivitas pembelajaran. Menurut Shulman (1986), PCK dikelompokan
kedalam dua kategori kunci yaitu:
1.
Pengetahuan tentang bentuk representasi dari suatu konsep,
hal ini berhubungan dengan pengetahuan strategi yang
mungkin berguna dalam membantu siswa memahami konsep
tersebut. Analogi yang kuat, ilustrasi-ilustrasi, contoh, dan
demonstrasi merupakan cara untuk merepresentasikan dan
memformulasikan konsep.
2.
Pengetahuan tentang tingkat kesulitan suatu topik, konsepsi
dan prakonsepsi yang dibawa siswa. Jika prakonsepsi
tersebut merupakan miskonsepsi, guru memerlukan strategi
yang mungkin menjadi berhasil dalam mengorganisir
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
kembali pemahaman siswa, karena siswa tidak mungkin
datang dalam keadaan kosong.
Ahli-ahli lain seperti Grossman (1990), Marks (1990), Chochran, et all
(1993), Fernandez-Balboa & Stiehl (1995) dalam Driel,et all (1998) telah
memperluas konsep komponen-komponen pengetahuan PCK melalui
penelitian dan berdasarkan pengetahuan dasar menurut Shulman. Ada
tujuh komponen pengetahuan termasuk komponen PCK Shulman yaitu:
1.
Pengetahuan tentang materi
2.
Pengetahuan tentang representasi dan strategi
3. Pengetahuan tentang pemahaman dan konsepsi siswa
4. Pengetahuan tentang pedagogi umum
5. Pengetahuan tentang kurikulum dan media
6. Pengetahuan tentang konteks pendidikan
7. Pengetahuan tentang tujuan pendidikan.
Senada dengan hal tersebut, menurut Trowbridge & Bybee,1996
dalam Suparno (2007), ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan
dan dilatih guru fisika secara terus-menerus agar menjadi guru profesional,
yaitu:
1. Menguasai bahan ajar fisika
Guru fisika harus terus mengembangkan diri dengan
mempelajari bahan fisika sehingga tidak menimbulkan
miskonsepsi
pada
siswa.
untuk
mengembangkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
pengetahuannya terhadap bahan ajar, maka guru harus terus
belajar dan tidak boleh lekas puas.
2. Mengerti tujuan pengajaran
Guru fisika yang baik harus mengerti tujuan dari
pembelajaran fisika sehingga dapat mengarahkan siswa pada
tujuan yang ingin dicapai secara lebih efektif dan efesien,
misalnya guru perlu mengetahui tujuan umum pembelajaran
fisika seperti:
-
Mengerti dan menggunakan metode ilmiah
-
Mengetahui pengetahuan fisika (materi / konsep)
-
Menggunakan sikap ilmiah
-
Kebutuhan akan karier masa depan
3. Guru dapat mengorganisir pengajaran fisika
Guru fisika harus dapat mempersiapkan pembelajaran
sesuai
dengan
tujuan.
Ia
juga
harus
mengerti
cara
menyampaikan bahan ajar, dapat memilih alat atau sarana
pembelajaran, dapat memilih evaluasi dan latihan yang akan
diberikan kepada siswa. selain itu guru juga harus memiliki
perencanaan mengenai alokasi waktu yang digunakan dan
tugas apa yang harus dilakukan siswa.
4. Mengerti situasi siswa
Guru harus memperhatikan dan mengerti situasi/keadaan
siswa agar dapat terjadi proses belajar bagi siswa. beberapa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
situasi siswa yang perlu diperhatikan misalnya konsep awal
siswa, pemikiran siswa, tingkah laku, perkembangan kognitif,
dan situasi psikologis siswa.
5. Guru dapat berkomunikasi dengan siswa
Guru perlu melatih diri untuk dapat berkomunikasi
dengan siswa sehingga bisa akrab dengan siswa. guru juga
perlu melatih kemampuan memotivasi siswa, mengaktifkan
siswa, menegur tanpa membuat siswa “down” atau malu,
mengerti kesulitan siswa serta mendengarkan apa yang
dirasakan dan diinginkan siswa.
6. Guru menguasai berbagai metode
Situasi siswa yang bermacam-macam membuat guru
perlu menguasai berbagai metode dalam proses pembelajaran.
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dapat membuat
konsep / bahan ajar yang disampaikan diterima dan diserap
oleh siswa dengan baik dan dapat membuat siswa menyukai
belajar fisika atau materi yang diajarkan.
Guru
memiliki
berbagai
sumber
untuk
memperoleh
dan
mengembangkan PCK yang dimiliki. Sumber-sumber tersebut antaralain:
1. Studi disiplin ilmu.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
Dari studi disiplin ilmu guru mendapat pengetahuan dan
pemehaman tentang materi yang akan diajarkan, misalnya
pemahaman tentang materi fisika.
2.
Studi bidang pendidikan
Dari studi pendidikan, guru mendapat
pengetahuan dan
keterampilan dalam mengajar.
3. Pengalaman mengajar
Shulman
(1987)
mengungkapkan
point
penting
dari
pengalaman pada pengembangan PCK guru. Shulman
berpendapat bahwa “kebijaksanaan praktek” memberikan
refleksi rasional pada para guru. Pengetahuan dasar untuk
mengajar tidak ada habisnya. Guru harus terus menerus
merekonstruksi dan mengembangkan pemahaman tentang
mengajar berdasarkan pengalaman mengajar mereka melalui
proses reflektif (Sarkim 2006).
Pemahaman mengenai PCK dapat dilatih saat mengajar,
dengan
pengalaman
mengajar
guru
dapat
semakin
mengembangkan PCK. Bagi calon guru atau mahasiswa
keguruan dalam mengembangkan PCK dapat diperoleh dari
pengalaman peer teaching, Praktek Pengalaman Lapangan
(PPL), mengajar sebagai guru privat, atau juga berdasarkan
pengalaman dari para guru atau dosen.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
Pedagogical Content Knowledge (PCK) diyakini sebagai faktor
penting yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran karena PCK menjadi
dasar bagaimana guru akan
menyajikan isi materi ke dalam bentuk
kegiatan pembelajaran (Driel,et all:1998).
B. Pengetahuan Representasi
Menurut Budi (2005), guru fisika yang telah memiliki pengetahuan
yang cukup tentang materi pembelajaran (konsep,prinsip,teori) dan
menguasai ilmu mendidik (pedagogi), belumlah cukup. Guru perlu
memiliki keterampilan untuk merepresentasikan pengetahuan materi
(content) ke dalam bangunan yang dapat dimengerti, dapat dicerna, dan
dapat diadaptasi oleh siswa.
Representasi merupakan sesuatu yang mewakili, menggambarkan,
menyimbolkan objek atau proses. Dalam kegiatan pembelajaran, yang
dimaksud
dengan representasi adalah cara guru menyampaikan,
menggambarkan materi kepada siswa. Cara yang dipilih guru bertujuan
untuk membantu siswa menerima dan memahami apa yang diajarkan guru
dengan baik. Hal ini berhubungan dengan pengetahuan strategi yang
mungkin berguna dalam membantu siswa memahami konsep tersebut.
Guru
perlu
mempersiapkan
bagaimana
ia
akan
mentransfer
pengetahuannya tentang konsep fisika kepada muridnya.
Konsep PCK mengacu pada interpretasi dan transformasi dari materi
dalam konteks guru memfasilitasi siswa belajar (Driel,et all:1998). Pada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
proses transformasi sangat diperlukan kemampuan dan pengetahuan guru
tentang bentuk-bentuk representasi. Hal ini karena menurut Tomas Janik
(2009) representasi memegang peran penting dalam mengenalkan,
mendemonstrasikan, menjelaskan dan memanipulasi materi yang akan
diajarkan.
Menurut Baker & Chick (2006), kemampuan representasi guru juga
mencakup bagaimana srategi/cara guru membantu siswa mengorganisir
kembali
pemahaman
mereka
serta
bagaimana
metode-metode
pembelajaran yang digunakan guru agar siswa memahami materi yang
diajarkan.
Termasuk
didalamnya
bentuk-bentuk
representasi
yang
digunakan guru dalam menyampaikan materi menggunakan media seperti
media gambar, power point, alat peraga, papan tulis. Selain itu penggunaan
Analogi yang kuat, ilustrasi-ilustrasi, contoh, dan demonstrasi merupakan
cara untuk merepresentasikan konsep (Shulman:1986).
Untuk suatu konsep tertentu guru memiliki berbagai pilihan cara
yang dapat digunakan untuk merepresentasikannya kepada siswa.
Misalkan saja konsep tentang komposisi gaya, guru bisa menjelaskan
konsep tersebut dengan cara demonstrasi, gambar, menggunakan simbol
(persamaan), atau secara definitif (verbal). Diantara piliihan-pilihan yang
mungkin digunakan masing-masing akan memiliki kelebihan dan
kekurangan bagi siswa. Bagi beberapa siswa mungkin bentuk representasi
tersebut dapat memudahkan namun bagi yang lain mungkin bentuk
representasi tersebut belum cukup membantu. Hal ini terkait dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
multiple intelligences anak,
15
karena menurut Gardner (dalam Suparno
2007), siswa lebih mudah belajar atau menangkap bahan yang diajarkan
guru bila bahan tersebut disajikan sesuai dengan intelegensi siswa yang
menonjol. Artinya guru harus mampu menyampaikan suatu konsep
melalui berbagai cara dan bentuk.
Seperti yang dikatakan Shulman (1986) bahwa tidak ada satu bentuk
representasi yang paling bagus, guru harus memiliki bentuk-bentuk
representasi alternatif lainnya. Sehingga guru harus mempertimbangkan
apa dan kapan representasi akan berguna dalam mendukung dan
meningkatkan pemahaman siswa dalam situasi mengajar tertentu
(Magnusson, et all: 1999).
Bagi guru, representasi materi memberi gambaran lebih tentang
bagaimana pendekatan guru dalam mengajar keseluruhan dari topik dan
alasan untuk pendekatan tersebut, content apa yang akan diajarkan dan
bagaimana dan mengapa dalam bentuk yang seimbang sehingga ilmu yang
dimiliki guru dapat ditransformasikan oleh guru kepada siswa. Menurut
Sarkim (2005: dikutip dari Nita Kisnandari:2010) Proses transformasi ilmu
isi materi pelajaran menjadi bentuk pembelajaran meliputi:
1. Memilih atau menentukan konsep-konsep yang dianggap
penting dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pemilihan ini
mungkin berdasarkan kegunaannya dalam kehidupan seharihari, atau mendasari pemahaman konsep-konsep lain,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
mungkin pula karena sering ditanyakan dalam soal-soal
ulangan atau ujian, atau alasan-alasan lain.
2. Menyusun alur penyampaian bahan pelajaran. Pada proses ini
guru mungkin akan menyajikan bahan pelajaran mulai dari
yang konkrit kemudian ke yang abstrak, dari yang sederhana
kemudian ke yang kompleks, mengikuti alur pada buku
pelajaran, atau alur penyampaian disusun oleh guru dengan
alasan-alasan tertentu.
3. Memilih jenis penjelasan untuk menjelaskan konsep-konsep
yang diajarkan. Penjelasan dapat disampaikan secara logisstruktural, secara induktif berdasarkan fakta-fakta hasil
pengamatan,
menggunakan
analogi-analogi,
atau
guru
mempunyai cara lainnya yang memudahkan murid untuk
memahami materi pelajaran.
4. Memilih
metode
pembelajaran,
misalnya
demonstrasi,
eksperimen, metode ceramah, atau metode-metode lain yang
dipilih
oleh
guru
dengan
pertimbangan-pertimbangan
tertentu.
Proses-proses transformasi tersebut seharusnya dipilih dan dilakukan
oleh guru dengan alasan dan pertimbangan-pertimbangan yang sesuai
dengan kebutuhan dan keadaan siswa sehingga materi yang dijelaskan
dapat sampai kepada siswa dan dipahami dengan baik oleh siswa. Menurut
Geddis,et all (dikutip dari Yakobus, 2010) di dalam proses transformasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
pengetahuan isi materi pelajaran menjadi bentuk pembelajaran juga
terdapat pengetahuan tentang bentuk-bentuk representasi yaitu pada waktu
guru menyusun alur penyampaian bahan pelajaran. Guru memilih jenis
penjelasan untuk menjelaskan konsep-konsep yang diajarkan dan ketika
guru memilih metode pembelajaran yang sesuai untuk siswa dengan
pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Ada beberapa tipe representasi menurut Thomas Janik,et al (2009)
antara lain:
1.
Eksperimen
Konsep fisika disampaikan secara eksperimental dan sangat
memungkinkan timbul interaksi nyata.
2.
Gambar
Suatu konsep akan menjadi lebih jelas ketika dapat kita
representasikan dalam bentuk gambar. Gambar dapat
membantu memvisualisasikan sesuatu yang masih bersifat
abstrak.
3.
diagram
Dalam fisika banyak bentuk diagram yang sering digunakan
(sesuai konsep), antara lain : diagram gerak, diagram garis
medan,
diagram rangkaian
listrik
(electrical
circuit
diagram), diagram sinar (ray diagram), diagram muka
gelombang (wave front diagram), dll.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4.
18
Grafik
Penjelasan yang panjang terhadap suatu konsep dapat kita
representasikan dalam satu bentuk grafik. Oleh karena itu
kemampuan
membuat
dan
membaca
grafik
adalah
misalnya
simbol
keterampilan yang sangat diperlukan.
5.
simbolik
Banyak
digunakan
sistem
simbol
matematik,pernyataan matematik/notasi matematik yang
mana lebih menuntut pemikiran abstrak siswa
6.
verbal
Bertipe definisi dan memungkinkan siswa menangkap
konsep-konsep yang abstrak.
Berdasarkan
uraian
diatas
dapat
diambil
kesimpulan
bahwa
pengetahuan guru tentang representasi adalah pengetahuan yang dimiliki
guru tentang bagaimana ia memilih dan akan menyampaikan konten fisika
(konsep, masalah, definisi, dan lain-lain) kepada siswa dengan cara yang
tepat dan sesuai dengan keadaan, kemampuan dan minat siswa yang
diwujudkan dalam suatu proses pembelajaran sehingga konten tersebut
dapat diterima oleh siswa.
Bentuk representasi yang digunakan guru dapat teramati selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Bentuk-bentuk representasi tersebut
diantaranya adalah:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
1. memilih dan menyusun materi
2.
alur penyampaian materi yang digunakan
3. penggunaan metode
4. Cara guru
menjelaskan konsep/materi agar
mudah
dipahami siswa.
Secara umum jika pengetahuan guru tentang representasi ditampilkan
kedalam tabel akan tampak seperti tabel 2.1 dibawah ini. Didalam Tabel
2.1 dirumuskan hal-hal yang menunjukkan pengetahuan guru tentang
representasi.
Tabel 2.1
juga
digunakan
sebagai
kerangka untuk
mengidentifikasi pengetahuan guru tentang representasi.
Tabel 2.1 Aspek Pengetahuan Representasi dan Indikator
NO
Aspek Pengetahun
Indikator
Guru
1
Memilih dan
Guru memilih materi sesuai dengan kemampuan
menyusun materi
siswa
Guru menyusun materi dengan alasan tertentu
2
Alur penyampaian
Guru menyajikan bahan pelajaran mengikuti alur
materi
pada buku pelajaran yang digunakan
Guru menyajikan bahan pelajaran dari yang
konkrit kemudian ke yang abstrak
Guru menyajikan bahan pelajaran dari yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
sederhana kemudian ke yang kompleks
3
Penggunaan Metode
Guru menggunakan metode ceramah
Guru menggunakan metode demonstrasi
Guru menggunakan metode eksperimen
Guru menggunakan metode lain
4
Penjelasan konsep
Guru menganalogikan konsep fisika sesuai
yang dapat
dengan hal-hal yang sering ditemui siswa dalam
membantu siswa
kehidupan sehari-hari
Guru memberikan ilustrasi-ilustrasi dalam
penjelasan
Guru memberikan contoh-contoh
Guru menggunakan gambar
Penjelasan guru didominasi dengan cara
verbal/definitif
Guru menggunakan grafik
Cara-cara lain yang dapat membantu siswa
20
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penilitian ini merupakan penelitian kualitatif bentuk Nonparticipan
Observation. Dalam penelitian ini peneliti tidak terlibat dalam kegiatan yang
diteliti, peneliti hanya mengamati,mencatat dan merekam apa yang terjadi
tanpa memmanipulasi kegiatan yang diamati.
B. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada guru fisika SMA di Yogyakarta
C. Obyek Penelitian
Pada penelitian ini, yang menjadi obyek penelitian adalah PCK guru
yang menunjukkan pengetahuan guru tentang representasi materi fisika.
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara yaitu observasi kegiatan
pembelajaran dan melalui wawancara dengan guru.
Observasi dilakukan dengan merekam pembelajaran menggunakan alat
perekam video, hal ini bertujuan agar peneliti mendapatkan keseluruhan
kejadian selama kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga data yang
diperoleh sesuai dengan fakta situasi saat itu. Data yang direkam
dipergunakan untuk mengungkap model-model representasi yang digunakan
guru selama pembelajaran fisika. Proses pembelajaran yang direkam
dirancang oleh guru dan tidak direkayasa atau dimanipulasi oleh peneliti.
21
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
Peneliti juga mewawancarai guru untuk mengungkap pengetahuan yang
dimiliki guru. Wawancara dilakukan dalam dua sesi, yaitu wawancara
sebelum proses pembelajaran dan wawancara setelah proses pembelajaran.
Wawancara sebelum pembelajaran digunakan untuk memperoleh data-data
profil guru dan mengungkap pengetahuan guru tentang representasi materi
khususnya materi yang akan diajarkan. Wawancara setelah pembelajaran
bersifat konfirmasi untuk mengungkap pengetahuan yang mendasari guru
menggunakan bentuk-bentuk representasi selama proses pembelajaran yang
telah dilakukan. Wawancara kedua juga digunakan untuk melengkapi data
yang dirasa belum terungkap dari wawancara pertama.
E. Instrumen
Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa instrumen, antara lain:
1. Rekaman proses pembelajaran
Proses pembelajaran akan direkam menggunakan alat perekam
video. Alat perekam ini digunakan untuk membantu peneliti memperoleh
data. Dengan menggunakan alat perekam, proses pembelajaran dapat
terekam secara keseluruhan dan detail.
2. Fieldnotes
Selama pengamatan, peneliti juga akan membuat fieldnotes atau
catatan lapangan. Peneliti akan mencatat hal-hal penting yang nantinya
akan berguna untuk melengkapi data.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
3. Pertanyaan wawancara
Pertanyaan wawancara ditujukan untuk subyek penelitian (guru
fisika),
Pertanyaan wawancara dalam penelitian
ini
merupakan
pertanyaan bebas terpimpin.
Pertanyaan wawancara sesi satu (sebelum pembelajaran) disusun
untuk memperoleh data-data profil guru dan mengungkap pengetahuan
guru tentang representasi materi khususnya materi yang akan diajarkan
Pertanyaan wawancara sesi dua (setelah pembelajaran) dibuat untuk
mengungkap pengetahuan guru yang mendasari guru untuk menggunakan
bentuk-bentuk representasi dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu
pertanyaan wawancara ini dibuat setelah peneliti melakukan observasi
dan mengkategorikan data transkip rekaman pelaksanaan proses
pembelajaran guru di kelas.
F. Metode Analisis Data
Proses analisis data dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap transkrip data
Pada tahap ini data dari hasil rekaman video dan wawancara
ditranskrip. Data rekaman video dan wawancara akan disajikan ulang
dalam bentuk tulisan. Hasil rekaman diputar ulang, diamati dan dicermati
untuk meminimalkan kesalahan transkrip.
2. Tahap pengkategorian data
Hasil transkrip data akan digolongkan kedalam kategori-kategori
tertentu. Dalam tabel data dan analisis, terdapat judul pengelompokan,
transkrip kejadian yang dianggap sebagai data yang menunjukkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
pengetahuan guru tentang representasi sekaligus waktu kejadian dan
gambar yang mendukung (jika ada). Tiap judul pengelompokan dibahas
satu persatu dalam pembahasan sesuai dengan data yang diperoleh.
Pemiilihan judul pengelompokkan diambil dari teori yang mendasarinya
dan disesuaikan pula dengan data yang diperoleh.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dengan mendeskripsikan pengetahuan guru
fisika (subyek penelitian) tentang representasi. Kesimpulan ditujukan
untuk menjawab pertanyaan penelitian berdasarkan data yang diperoleh
selama penelitian.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di tiga Sekolah Menengah Atas (SMA) yang
ada di Yogyakarta. Salah satu dari tiga sekolah tersebut merupakan
sekolah Negeri dan yang lain adalah sekolah swasta, ketiganya merupakan
sekolah dengan kelas heterogen (putra-putri). Penelitian dilaksanakan di
kelas XI IPA mata pelajaran fisika.
Dari masing-masing sekolah peneliti mengamati satu guru fisika
sebagai partisipan penelitian. Guru yang menjadi partisipan dipilih atas
rekomendasi dari pihak sekolah, kecuali untuk SMA A yang kebetulan
hanya memiliki seorang guru fisika. Ketiga Guru memiliki pengalaman
mengajar yang berbeda-beda.
Guru pertama adalah guru A dari SMA A. Beliau merupakan guru
muda dan baru disekolah tersebut . Guru A mengajar disekolah tersebut
kurang lebih selama 6 bulan. SMA A adalah sekolah formal pertama
tempat guru A mengajar. Sebelumnya beliau mengajar di lembaga belajar
yang ia rintis sendiri sejak masih kuliah kurang lebih 5 tahun yang lalu. Di
SMA A guru A mengampu pelajaran fisika dengan jam mengajar total 15
jam dalam seminggu untuk 5 kelas yang terdiri dari 3 kelas X (2 jam tiap
kelas) , 4 jam di kelas XI dan 5 jam di kelas XII. Penelitian ini dilakukan
saat guru A mengajar dikelas XI IPA. Penelitian dilakukan pada dua kali
pertemuan yang semua dilakukan di dalam ruang kelas.
25
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
Guru yang kedua adalah guru B dari SMA B.
Guru B memiliki
pengalaman yang dapat dibilang sangat lama. Beliau telah mengajar
selama 35 tahun sejak tahun 1978 hingga sekarang (2013). Selama periode
tahun 1978 hingga 1983 beliau mengajar dibeberapa sekolah swasta
diantara SMA Santa Maria tahun 1978-1980; SMA Marsudi Luhur tahun
1979-1987; SMA Patria Bantul tahun 1978-1983. Guru B mengajar di
SMA B sejak tahun 1985 hingga sekarang. Di SMA B guru B mengampu
mata pelajaran fisika untuk kelas XI IPA dan XII IPA. Selama tiga tahun
terakhir ini, pembelajaran fisika selalu dilakukan di dalam ruang
Laboratorium. Guru B beralasan kalau pembelajaran dilakukan diruang
laboratorium akan memudahkan jika dalam pembelajaran dibutuhkan alatalat untuk mendukung. Selain alasan tersebut, belajar dilakukan dalam
laboratorium karena dalam laboratorium siswa akan duduk secara
berkelompok (menyesuaikan meja laboratorium yang memiliki kapasitas
sampai dengan 4 siswa) dengan tujuan supaya siswa dapat berdiskusi,
berkomunikasi dan saling bekerja sama. Namun pada saat pengamatan
pertemuan yang kedua pembelajaran dilakukan didalam ruang kelas
karena pada saat itu ruang laboratorium digunakan oleh siswa kelas X.
Guru yang ketiga adalah guru C dari SMA C. Guru C telah mengajar
sejak tahun 1986. Pada saat ini, selain mengajar di SMA C beliau juga
mengajar di beberapa sekolah antaralain SMAN 10 Yogyakarta dan
SMAN 1 Gombong. Untuk masing-masing sekolah beliau memiliki jam
mengajar yang berbeda-beda. Untuk saat ini guru C mengajar di SMAN 10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
sebanyak 6 jam, SMAN 1 gombong sebanyak 6 jam, sementara untuk
SMA C sebanyak 5 jam. Di SMA C beliau mengampu untuk kelas XI IPA
VI dan penelitian ini dilakukan di kelas tersebut.
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian di tiga sekolah tersebut dilaksanakan pada hari yang
berbeda sesuai dengan jadwal mengajar dari guru yang bersangkutan.
Sehingga peneliti hanya mengikuti jadwal mengajar guru. Untuk proses
pengambilan data wawancara, peneliti juga mengikuti jadwal kosong
masing-masing guru. Oleh karena itu, untuk guru C hanya dapat dilakukan
wawancara sekali. Peneliti tidak melakukan wawancara sebelum kegiatan
pembelajaran (Observasi) karena guru berhalangan pada saat jadwal
wawancara yang telah dijadwalkan dan tidak memungkinkan lagi untuk
menjadwal ulang sebelum observasi dilakukan. Untuk itu wawancara
dilakukan satu kali setelah observasi dengan tetap menyertakan pertanyaan
wawancara yang tertunda.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan
beberapa kali kunjungan untuk berdiskusi dan merencanakan jadwal
dengan guru. Peneliti juga satu kali mengikuti pembelajaran salah satu
guru (guru A) hal ini dilakukan sebagai latihan bagi peneliti untuk latihan
mengambil data sebagai gambaran bagi peneliti tentang bagaimana harus
mengamati.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
Proses pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan dua
cara yaitu wawancara dan merekam proses pembelajaran yang dilakukan
guru.
Proses pengambilan data dimulai dengan
wawancara pertama,
wawancara pertama dengan tiap-tiap guru dilakukan sebelum guru
mengajar. Data yang diperoleh berupa transkrip wawancara.
Proses pengambilan data selanjutnya melalui observasi (peneliti
mengamati proses pembelajaran secara langsung) kegiatan pembelajaran
yang direkam menggunakan video recorder. Data yang diperoleh adalah
transkrip video dan fieldnotes.
Pengamatan
dilakukan pada proses
pembelajaran dalam materi yang masih berkesinambungan atau masih
dalam satu topik bahasan yang sama
Data pengamatan kegiatan pembelajaran diperoleh dari dua pertemuan
untuk masing-masing guru namun dengan jam pelajaran (JP) dan materi
yang berbeda-beda dengan rincian sebagai berikut,
Tabel 4.1 rincian kegiatan pembelajaran guru
Nama
Pertemuan I
Pertemuan II
Guru/kelas
JP
JP
Materi
Materi
Latihan soal
Energi Potensial
A/XI IPA
2
hukum Newton
2
gravitasi
tentang gravitasi
B/XI IPA2
2
Usaha dan Energi
1
Usaha dan Energi
C/XI IPA6
2
Elastisitas
2
Gerak Harmonik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
Setelah diperoleh data berupa transkrip video, proses pengambilan
data berikutnya adalah wawancara kedua dengan masing-masing guru.
Wawancara ini digunakan sebagai konfirmasi dan untuk melengkapi data
yang dirasa kurang. Dari proses ini diperoleh data transkrip wawancara.
Rincian waktu pelaksanaan pengambilan data secara keseluruhan yang
telah dilakukan peneliti dapat dilihat dalam tabel berikut,
Tabel 4.2 Pelaksanaan Pengambilan data
Pengambilan Data
Nama Sekolah
Wawancara
SMA A
07 September dan 23
November 2013
Observasi
10 dan 13 September 2013
16 September dan
SMA B
SMA C
12 November 2013
14 Desember 2013
17 dan 18 September 2013
26 September dan 31 Oktober
2013
C. Analisis Data dan Pembahasan
Pada subbab ini akan dipaparkan pembahasan mengenai pengetahuan
guru tentang representasi oleh tiga orang guru fisika SMA di Yogyakarta.
Dalam pembahasan ini peneliti sedapat mungkin tidak memberi penilaian
terhadap masing-masing guru tetapi peneliti hanya mendeskripsikan
pengetahuan masing-masing guru tentang representasi.
Dalam teori dikatakan bahwa dalam merepresentasikan materi guru
harus tau materi yang akan disampaikan dan dalam bentuk apa materi akan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
disampaikan dengan memperhatikan keadaan, kemampuan dan minat
siswa sehingga apa yang disampaikan guru menjadi lebih mudah bagi
siswa. Pada pembahasan ini diungkapkan pengetahuan guru tentang
representasi baik yang diwujudkan guru dalam aktivitas pembelajaran
ataupun yang tidak diwujudkan guru. Dalam pembelajaran, pengetahuan
guru tentang representasi akan diwujudkan menjadi bentuk-bentuk
representasi yang digunakan guru selama proses pembelajaran maka
pembahasan ini mendeskripsikan aktivitas guru menggunakan bentukbentuk representasi dan pengetahuan yang mendorong atau mendasari
guru untuk menggunakan bentuk representasi tersebut. yang digunakan
digunakan guru selama proses pembelajaran dan hal-hal yang mendasari
guru menggunakan bentuk-bentuk representasi tersebut.
Pengetahuan guru tentang representasi diketahui melalui wawancara
dan pengamatan tindakan guru selama proses pembelajaran di kelas.
Pengetahuan representasi yang dimiliki guru dilihat dari indikatorindikator aspek pengetahuan representasi pada tabel 2.1 yang muncul
untuk masing-masing guru. Pengetahuan masing-masing guru tentang
representasi dijabarkan dalam tabel dibawah ini:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
1. Profil Pengetahuan Guru A Tentang Representasi
Tabel 4.3 Profil Pengetahuan Guru A Tenta
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PENGETAHUAN GURU FISIKA TENTANG REPRESENTASI
MATERI FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA YANG
DIMILIKI OLEH 3 ORANG GURU FISIKA SMA DI
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh :
VINCENSIUS YUDA APRIANTO
NIM : 091424026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PENGETAHUAN GURU FISIKA TENTANG REPRESENTASI
MATERI FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA YANG
DIMILIKI OLEH 3 ORANG GURU FISIKA SMA DI
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh :
VINCENSIUS YUDA APRIANTO
NIM : 091424026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PENGETAHUAN GURU FISIKA TENTANG REPRESENTASI
MATERI FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA YANG
DIMILIKI OLEH 3 ORANG GURU FISIKA SMA DI
YOGYAKARTA
Vincensius Yuda Aprianto
Universitas Sanata Dharma.
2014
Abstrak - Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Skripsi ini bertujuan
untuk mendeskripsikan PCK guru Fisika terkait pengetahuan guru mengenai
representasi.
Subyek penelitian ini adalah 1 orang guru fisika di SMA Negeri 11 Yogyakarta, 1
orang guru fisika di SMA BOPKRI 2, dan 1 orang guru fisika di SMA Budya
Wacana Yogyakarta. Data penelitian didapat melalui observasi aktivitas
pembelejaran dan wawancara dengan guru. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan observasi proses pembelajaran di kelas menggunakan alat perekam video
dan wawancara menggunakan alat perekam suara. Data dianalisis dengan
langkah-langkah yaitu: (i) transkrip data,(ii) kategorisasi data, (iii) kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah profil pengetahuan guru tentang representasi. Profil
pengetahuan guru tentang representasi terdiri dari: (1) memilih dan menyusun
materi dengan siswa; (2) memilih alur penyampaian materi; (3) penggunaan
metode; (4) menjelaskan konsep dengan cara-cara khusus.
Kata Kunci : Pengetahuan Guru
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PHYSICS TEACHER’S KNOWLEDGE ABOUT
REPRESENTATION OF PHYSICS MATTER IN LEARNING
ACTIVITIES THAT OWNED BY THREE PHYSICS
TEACHERS OF SENIOR HIGH SCHOOL IN YOGYAKARTA
Vincensius Yuda Aprianto
Sanata Dharma University
2014
Abstract-This research is a qualitative research. This research was aiming to
describe physics teacher’s PCK especially related to teacher’s knowledge of
representations.
Subjects of the research are three Physics teacher from SMA Negeri 11
Yogyakarta, SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, and SMA Budya Wacana Yogyakarta.
The data was collected through observation of learning activities and interview.
Data were analyzed with the following steps: (i) Data Transcription, (ii) Data
categorization, (iii) conclusion.
The result of the research is a teacher’s knowledge profile about representations.
Teacher’s knowledge of representation including : (i) selecting and arrange
teaching content,(ii) sequence the teaching activities, (iii) selecting teaching
method, (iv) implementing specific method.
Key word:Teacher’s Knowledge
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan penyertaan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Penelitian ini merupakan penelitian bersama dengan topik umum
tentang PCK (Pedagogical Content Knowledge). Skripsi ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan untuk Program Pendidikan
Fisika, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari banyak pihak yang
telah memberikan bantuan kepada peneliti baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati, penulis
menguncapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku pembimbing dalam
penulisan skripsi ini, yang dengan segenap waktu, tenaga, dan
pikiran memberikan arahan dan bimbingan bagi penulis.
2. Bapak Drs. Ign Supatah selaku guru Fisika di SMA BOPKRI 2
Yogyakarta yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk
melakukan penelitian.
3. Bapak Khaelani, S.Pd. selaku guru Fisika di SMA Negeri 11
Yogykarta yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk
melakukan penelitian.
4. Bapak Zidiq, S.Pd. selaku guru Fisika di SMA Budya Wacana
Yogykarta yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk
melakukan peneltian.
5. Segenap dosen Universitas Sanata Dharma, khususnya Program
Studi Pendidikan Fisika yang berperan dalam proses belajar peneliti
di Universitas Sanata Dharma.
6. Orang-orang tercinta, bapak Paulus Warsidi dan ibu Astuti, Bude
Jinten, adikku Endah, serta Yustina yang senantiasa mejadi sumber
semangat bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7. Teman-teman seperjuangan dalam penelitian ini, Tegar, Prian, dan
Patar terima kasih atas kerjasamanya sehingga bisa menyelesaikan
penelitian ini.
8. Terima
kasih
kepada
handycame-nya
Yustin
sehingga
dapat
(PFIS’09)
membantu
atas
peminjaman
penulis
dalam
pengambilan data.
9. Teman-teman PFIS’09 dan teman-teman KMPKS Yogyakarta,
terima kasih atas kebersamaan yang boleh dirasakan selama
menempuh ilmu di Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca sekalian.
Yogyakarta, 30April 2014
Penulis
Vincensius Yuda Aprianto
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS........................................
ABSTRAK ...................................................................................................
ABSTRACT ...................................................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
i
ii
iii
iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................
B. Rumusan Masalah .............................................................................
C. Batasan Masalah................................................................................
D. Tujuan Penelitian ..............................................................................
E. Manfaat Penelitian.............................................................................
1
1
4
4
5
5
v
vi
vii
viii
x
xii
xii
BAB II KAJIAN TEORI............................................................................... 6
A. Pengertian PCK (Pedagogy Content Knowledge)............................... 6
B. Pengetahuan Representasi ................................................................. 13
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................
A. Desain Penelitian ...............................................................................
B. Subyek Penelitian ..............................................................................
C. Obyek Penelitian ...............................................................................
D. Metode Pengumpulan Data................................................................
E. Instrumen ..........................................................................................
F. Metode Analisis Data ........................................................................
21
21
21
21
21
22
23
BAB IV HASIL PENELITIAN.....................................................................
A. Deskripsi Subyek Penelitian ..............................................................
B. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................
C. Analisis dan Pembahasan ..................................................................
1. Profil Pengetahuan Guru A Tentang Representasi ........................
25
25
27
29
31
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. Profil Pengetahuan Guru B Tentang Representasi ........................ 37
3. Profil Pengetahuan Guru C Tentang Representasi ........................ 46
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 57
A. Kesimpulan ....................................................................................... 57
B. Saran ................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 60
LAMPIRAN ................................................................................................. 62
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Judul Tabel
Aspek Pengetahuan Representasi dan Indikator
Rincian kegiatan pembelajaran guru
Pelaksanaan Pengambilan data
Profil Pengetahuan Guru A Tentang Representasi
Profil Pengetahuan Guru B Tentang Representasi
Profil Pengetahuan Guru C Tentang Representasi
Profil pengetahuan guru tentang representasi
Halaman
19
28
29
31
37
46
54
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: Surat Ijin Melakukan Penelitian ....................................
62
LAMPIRAN 2 : Surat keterangan telah melakukan penelitian di
SMA BOKPKRI 2 Yogyakarta ...................................
63
LAMPIRAN 3 : Surat keterangan telah melakukan penelitian di
SMA Budya Wacana Yogyakarta ...............................
64
LAMPIRAN 4 : Surat keterangan telah melakukan penelitian di
SMA N 11 Yogyakarta ...............................................
65
LAMPIRAN 5 :Transkrip data wawancara guru A.................................
66
LAMPIRAN6 : Transkrip data wawancara guru B .................................
80
LAMPIRAN7 : Transkrip data wawancara guru C .................................
114
LAMPIRAN8 :Field notes .....................................................................
126
LAMPIRAN9 : Tabel kategorisasi data observasi ..................................
129
LAMPIRAN10. Transkrip data observasi guru A...................................
159
LAMPIRAN11. Transkrip data observasi guru B ...................................
186
LAMPIRAN12. Transkrip data observasi guru C ...................................
228
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku
ke arah yang lebih baik. Unsur terpenting dalam pembelajaran yang baik
adalah (1) siswa yang belajar, (2) guru yang mengajar, (3) bahan pelajaran,
dan (4) hubungan antara guru dan siswa (Suparno, 2007).
Bila pembelajaran adalah suatu proses, artinya pembelajaran
merupakan aktivitas-aktivitas yang berkesinambungan. Untuk membangun
proses interaksi yang menghasilkan perubahan positif, guru memiliki
peran yang lebih besar, karena guru berperan dalam menciptakan situasi,
menyediakan kemudahan, merancang kegiatan, dan membimbing siswa
agar mereka terlibat secara berkesinambungan.
Sebagai hasil proses
tersebut, perubahan positif yang dihasilkan dapat berupa perubahan dalam
pengetahuan, keterampilan, pemahaman, dan nilai sikap dalam diri siswa.
Perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman akan terjadi salah
satunya jika siswa dapat menerima dan memahami materi pelajaran yang
diajarkan guru. Menjadi tanggung jawab guru bagaimana guru harus dapat
menyampaikan pengetahuan yang ia miliki kepada siswa dengan cara yang
tepat sehingga siswa dapat menerima pengetahuan yang disampaikan.
Seperti menurut Suparno (2007), guru diharapkan menguasai bahan yang
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
mau diajarkan, mengerti keadaan siswa sehingga dapat mengajar sesuai
dengan keadaan dan perkembangan siswa.
Pada kenyataanya khususnya bidang fisika, siswa sering kali
mengalami kesulitan untuk memahami materi pelajaran fisika sehingga
muncul
pandangan
bahwa
fisika
itu
‘’sulit’’.
Hal
ini
dapat
mengindikasikan bahwa siswa belum menerima/paham materi fisika yang
disampaikan oleh guru. Padahal salah satu tugas guru adalah membantu
siswa untuk memahami konten fisika itu sendiri.
Dalam mengajar, selain memahami materi yang akan diajarkan, guru
perlu memikirkan bagaimana ia harus mengajarkannya. Atau dengan kata
lain guru harus mampu menerapkan kemampuan pemahaman konten
dengan kemampuan mengajar secara terintegrasi. Kedua pengetahuan ini
(content dan pedagogi), disebut pedagogical content knowledge (PCK) .
Menurut Driel,et all (1998) PCK
memegang peranan penting dalam
proses transformasi ilmu oleh guru kepada siswa.
Kemampuan atau keterampilan untuk mengintegrasikan kemampuan
tersebut
(content
dan
Pedagogi)
dilakukan
untuk
kepentingan
pembelajaran bagi siswa tertentu pada kondisi sekolah tertentu, yang akan
direalisasikan dalam struktur materi yang sesuai dengan kemampuan
kerangka berfikir siswa dan strategi pembelajaaran yang sesuai yang akan
dipilih guru (Budi:2005).
2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
Dalam proses pembelajaran, aktivitas pembelajaran dipengaruhi
banyak hal seperti lingkungan, fasilitas, peraturan pemerintah, sistem
sekolah dan faktor yang datang dari diri guru sendiri. Salah satu faktor
yang datang dari diri guru adalah pengetahuan yang dimiliki guru itu
sendiri. Aktivitas guru di dalam kelas sangat dipengaruhi oleh pengetahuan
yang dimiliki oleh guru tersebut. Masing-masing guru akan memiliki cara
yang berbeda dalam menyampaikan materi, hal ini diasumsikan bahwa
masing-masing guru memiliki pengetahuan yang berbeda-beda yang
mendasari bagaimana guru harus bertindak di dalam kelas agar
pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan siswa dapat menerima apa
yang diajarkan oleh guru. Pengetahuan-pengetahuan tersebut adalah
(dikutip dari Driel, et all:1998):
1. Pengetahuan tentang materi
2.
Pengetahuan tentang representasi dan strategi
3. Pengetahuan tentang pemahaman dan konsepsi siswa
4. Pengetahuan tentang pedagogi umum
5.
Pengetahuan tentang kurikulum dan media
6. Pengetahuan tentang konteks pendidikan
7. Pengetahuan tentang tujuan pendidikan.
Namun dengan demikian tidak dapat langsung disimpulkan bila guru
memiliki pengetahuan yang baik maka guru tersebut pasti akan
melaksanakan pembelajaran yang baik pula. Ada faktor lain yang juga
3
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
dapat mempengaruhi seperti: motivasi guru, komitmen guru,dan faktorfaktor lain yang berasal dari guru.
Dalam penelitian ini yang akan didalami adalah pengetahuan guru
tentang representasi. Pengetahuan sepenuhnya ada dalam kendali guru,
apakah guru akan mengembangkan pengetahuannya atau tidak. Hal ini
berbeda dengan faktor lain (seperti lingkungan, sistem, dan fasilitas), Guru
tidak memiliki kendali penuh untuk mengendalikan faktor-faktor tersebut.
Untuk mengetahui pengetahuan yang dimiliki guru dapat dilakukan
dengan pengamatan, wawancara, kuisioner atau melalui tes. Dalam
penelitian ini digunakan pengamatan dan kemudian didalami melalui
wawancara. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan proses
pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. Pengamatan dilakukan karena
pengetahuan guru tersebut terwujud dalam proses pembelajaran yang
berdampak dalam tindakan guru tersebut di kelas. Dalam penelitian ini
akan dilibatkan 3 orang guru dari SMA yang berbeda-beda.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah profil pengetahuan guru tentang representasi materi fisika?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini hanya terbatas pada profil pengetahuan tentang
representasi materi fisika yang dimiliki oleh guru. Profil pengetahuan
yang dimaksud adalah aspek-aspek pengetahuan guru dan deskripsi dari
aspek-aspek tersebut. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif sehingga
4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
subyek yang akan diteliti juga dibatasi, yakni 3 guru fisika dari 3 SMA di
Yogyakarta.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan PCK yang dimiliki
guru khususnya terkait pengetahuan guru fisika tentang representasi materi
fisika.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Melalui proses dan hasil penelitian ini, peneliti dapat mempelajari
pengetahuan guru tentang representasi materi fisika sehingga dapat
dijadikan sumber belajar saat peneliti menjadi guru. Dari penelitian ini
peneliti juga dapat memperoleh informasi seberapa jauh pengetahuan
yang diperlukan untuk dapat mengajar dengan baik.
2. Bagi guru
Guru mendapat informasi tentang PCK yang dimilikinya terutama
terkait pengetahuannya tentang bentuk-bentuk representasi. Sehingga
hal ini dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
meningkatkan PCK guru.
5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
6
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pedagogical Content Knowledge
Dalam proses pembelajaran, guru perlu memiliki pengetahuan tentang
cara mengelola pembelajaran hingga peserta didik dapat menerima materi
yang diajarkan. Oleh karena itu guru harus menguasai materi yang
diajarkan, atau dengan kata lain guru harus memiliki pengetahuan tentang
materi. Pengetahuan tentang materi yang dimaksud adalah pengetahuan
atau pemahaman yang dimiliki guru tentang materi ajar. Pengetahuan
materi termasuk pengetahuan tentang konsep, teori, ide, kerangka berpikir,
metode pembuktian dan bukti (Shulman 1986). Selain pengetahuan
tentang materi, seorang guru harus memiliki pengetahuan pedagogi,
pengetahuan pedagogi merupakan pengetahuan guru yang merujuk pada
strategi pembelajaran atau gaya pembelajaran. Perpaduan antara kedua
pengetahuan tersebut (pengetahuan materi dan pengetahuan pedagogi)
dikenal sebagai Pedagogical Content Knowledge (PCK).
Pedagogical Content Knowledge (PCK), pertama kali dikenalkan oleh
Lee Shulman pada tahun 1986. Shulman (1987), merumuskan
It represent the blending of content and pedagogy into an
understanding of how particular topics, problems, or issues are organized,
represented, and adapted to the diverse interests and abilities of learners
and presented for instruction.
6
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Pedagogical
Content
Knowledge
(PCK)
7
merepresentasikan
campuran/perpaduan dari pengetahuan tentang mata pelajaran dan
pengetahuan pedagogi ke dalam suatu pemahaman tentang bagaimana
topik-topik, permasalahan-permasalahan, atau isu-isu tertentu diorganisir,
direpresentasikan, dan di sesuaikan dengan beragam minat dan
kemampuan yang dimiliki siswa, dan yang disampaikan sebagai intruksi.
PCK dapat dipandang sebagai proses, hasil (pengetahuan), dan
keterampilan.
Sebagai proses, PCK dimaknai oleh Shulman (dalam Budi,2005)
sebagai “the ways content and pedagogy are blended into an
understanding of how particular topic represented and adapted learner’s
various interest and abilities.”
Suatu cara dimana isi dan ilmu mendidik dicampurkan ke dalam
pengetahuan tentang bagaimana topik-tertentu direpresentasikan dan
disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa yang beragam.
Sebagai
hasil
(pengetahuan),
PCK
merupakan
bangunan
pengetahuan yang terdiri dari topik-topik khusus yang dikemas sebagai
materi pembelajaran bagi siswa, yang merupakan integrasi materi dari
materi pembelajaran dan metode pembelajarannya, yang tercermin dalam
bagaimana topik-topik dan masalah-masalah direpresentasikan dan
diorganisasikan sesuai dengan minat dan kemampuan siswa (Budi, 2005).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
Sebagai kemampuan atau keterampilan, menurut Shulman (dalam
Budi,2005) PCK merupakan “ teacher’s ability to convey the constructs
underlying element of the content knowledge in manner that accessible to
students”.
Dari kutipan diatas dapat dimaknai, Sebagai kemampuan atau
keterampilan PCK merupakan kemampuan guru untuk menyampaikan
elemen pokok dari pengetahuan tentang konten yang dimiliki dengan cara
yang membuat siswa menjadi mudah untuk menerimanya.
PCK mencakup pengetahuan akan bahan ajar dan juga merangkum
pengetahuan pedagogi untuk kemudian diungkapkan menjadi suatu
aktivitas pembelajaran. Menurut Shulman (1986), PCK dikelompokan
kedalam dua kategori kunci yaitu:
1.
Pengetahuan tentang bentuk representasi dari suatu konsep,
hal ini berhubungan dengan pengetahuan strategi yang
mungkin berguna dalam membantu siswa memahami konsep
tersebut. Analogi yang kuat, ilustrasi-ilustrasi, contoh, dan
demonstrasi merupakan cara untuk merepresentasikan dan
memformulasikan konsep.
2.
Pengetahuan tentang tingkat kesulitan suatu topik, konsepsi
dan prakonsepsi yang dibawa siswa. Jika prakonsepsi
tersebut merupakan miskonsepsi, guru memerlukan strategi
yang mungkin menjadi berhasil dalam mengorganisir
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
kembali pemahaman siswa, karena siswa tidak mungkin
datang dalam keadaan kosong.
Ahli-ahli lain seperti Grossman (1990), Marks (1990), Chochran, et all
(1993), Fernandez-Balboa & Stiehl (1995) dalam Driel,et all (1998) telah
memperluas konsep komponen-komponen pengetahuan PCK melalui
penelitian dan berdasarkan pengetahuan dasar menurut Shulman. Ada
tujuh komponen pengetahuan termasuk komponen PCK Shulman yaitu:
1.
Pengetahuan tentang materi
2.
Pengetahuan tentang representasi dan strategi
3. Pengetahuan tentang pemahaman dan konsepsi siswa
4. Pengetahuan tentang pedagogi umum
5. Pengetahuan tentang kurikulum dan media
6. Pengetahuan tentang konteks pendidikan
7. Pengetahuan tentang tujuan pendidikan.
Senada dengan hal tersebut, menurut Trowbridge & Bybee,1996
dalam Suparno (2007), ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan
dan dilatih guru fisika secara terus-menerus agar menjadi guru profesional,
yaitu:
1. Menguasai bahan ajar fisika
Guru fisika harus terus mengembangkan diri dengan
mempelajari bahan fisika sehingga tidak menimbulkan
miskonsepsi
pada
siswa.
untuk
mengembangkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
pengetahuannya terhadap bahan ajar, maka guru harus terus
belajar dan tidak boleh lekas puas.
2. Mengerti tujuan pengajaran
Guru fisika yang baik harus mengerti tujuan dari
pembelajaran fisika sehingga dapat mengarahkan siswa pada
tujuan yang ingin dicapai secara lebih efektif dan efesien,
misalnya guru perlu mengetahui tujuan umum pembelajaran
fisika seperti:
-
Mengerti dan menggunakan metode ilmiah
-
Mengetahui pengetahuan fisika (materi / konsep)
-
Menggunakan sikap ilmiah
-
Kebutuhan akan karier masa depan
3. Guru dapat mengorganisir pengajaran fisika
Guru fisika harus dapat mempersiapkan pembelajaran
sesuai
dengan
tujuan.
Ia
juga
harus
mengerti
cara
menyampaikan bahan ajar, dapat memilih alat atau sarana
pembelajaran, dapat memilih evaluasi dan latihan yang akan
diberikan kepada siswa. selain itu guru juga harus memiliki
perencanaan mengenai alokasi waktu yang digunakan dan
tugas apa yang harus dilakukan siswa.
4. Mengerti situasi siswa
Guru harus memperhatikan dan mengerti situasi/keadaan
siswa agar dapat terjadi proses belajar bagi siswa. beberapa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
situasi siswa yang perlu diperhatikan misalnya konsep awal
siswa, pemikiran siswa, tingkah laku, perkembangan kognitif,
dan situasi psikologis siswa.
5. Guru dapat berkomunikasi dengan siswa
Guru perlu melatih diri untuk dapat berkomunikasi
dengan siswa sehingga bisa akrab dengan siswa. guru juga
perlu melatih kemampuan memotivasi siswa, mengaktifkan
siswa, menegur tanpa membuat siswa “down” atau malu,
mengerti kesulitan siswa serta mendengarkan apa yang
dirasakan dan diinginkan siswa.
6. Guru menguasai berbagai metode
Situasi siswa yang bermacam-macam membuat guru
perlu menguasai berbagai metode dalam proses pembelajaran.
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dapat membuat
konsep / bahan ajar yang disampaikan diterima dan diserap
oleh siswa dengan baik dan dapat membuat siswa menyukai
belajar fisika atau materi yang diajarkan.
Guru
memiliki
berbagai
sumber
untuk
memperoleh
dan
mengembangkan PCK yang dimiliki. Sumber-sumber tersebut antaralain:
1. Studi disiplin ilmu.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
Dari studi disiplin ilmu guru mendapat pengetahuan dan
pemehaman tentang materi yang akan diajarkan, misalnya
pemahaman tentang materi fisika.
2.
Studi bidang pendidikan
Dari studi pendidikan, guru mendapat
pengetahuan dan
keterampilan dalam mengajar.
3. Pengalaman mengajar
Shulman
(1987)
mengungkapkan
point
penting
dari
pengalaman pada pengembangan PCK guru. Shulman
berpendapat bahwa “kebijaksanaan praktek” memberikan
refleksi rasional pada para guru. Pengetahuan dasar untuk
mengajar tidak ada habisnya. Guru harus terus menerus
merekonstruksi dan mengembangkan pemahaman tentang
mengajar berdasarkan pengalaman mengajar mereka melalui
proses reflektif (Sarkim 2006).
Pemahaman mengenai PCK dapat dilatih saat mengajar,
dengan
pengalaman
mengajar
guru
dapat
semakin
mengembangkan PCK. Bagi calon guru atau mahasiswa
keguruan dalam mengembangkan PCK dapat diperoleh dari
pengalaman peer teaching, Praktek Pengalaman Lapangan
(PPL), mengajar sebagai guru privat, atau juga berdasarkan
pengalaman dari para guru atau dosen.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
Pedagogical Content Knowledge (PCK) diyakini sebagai faktor
penting yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran karena PCK menjadi
dasar bagaimana guru akan
menyajikan isi materi ke dalam bentuk
kegiatan pembelajaran (Driel,et all:1998).
B. Pengetahuan Representasi
Menurut Budi (2005), guru fisika yang telah memiliki pengetahuan
yang cukup tentang materi pembelajaran (konsep,prinsip,teori) dan
menguasai ilmu mendidik (pedagogi), belumlah cukup. Guru perlu
memiliki keterampilan untuk merepresentasikan pengetahuan materi
(content) ke dalam bangunan yang dapat dimengerti, dapat dicerna, dan
dapat diadaptasi oleh siswa.
Representasi merupakan sesuatu yang mewakili, menggambarkan,
menyimbolkan objek atau proses. Dalam kegiatan pembelajaran, yang
dimaksud
dengan representasi adalah cara guru menyampaikan,
menggambarkan materi kepada siswa. Cara yang dipilih guru bertujuan
untuk membantu siswa menerima dan memahami apa yang diajarkan guru
dengan baik. Hal ini berhubungan dengan pengetahuan strategi yang
mungkin berguna dalam membantu siswa memahami konsep tersebut.
Guru
perlu
mempersiapkan
bagaimana
ia
akan
mentransfer
pengetahuannya tentang konsep fisika kepada muridnya.
Konsep PCK mengacu pada interpretasi dan transformasi dari materi
dalam konteks guru memfasilitasi siswa belajar (Driel,et all:1998). Pada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
proses transformasi sangat diperlukan kemampuan dan pengetahuan guru
tentang bentuk-bentuk representasi. Hal ini karena menurut Tomas Janik
(2009) representasi memegang peran penting dalam mengenalkan,
mendemonstrasikan, menjelaskan dan memanipulasi materi yang akan
diajarkan.
Menurut Baker & Chick (2006), kemampuan representasi guru juga
mencakup bagaimana srategi/cara guru membantu siswa mengorganisir
kembali
pemahaman
mereka
serta
bagaimana
metode-metode
pembelajaran yang digunakan guru agar siswa memahami materi yang
diajarkan.
Termasuk
didalamnya
bentuk-bentuk
representasi
yang
digunakan guru dalam menyampaikan materi menggunakan media seperti
media gambar, power point, alat peraga, papan tulis. Selain itu penggunaan
Analogi yang kuat, ilustrasi-ilustrasi, contoh, dan demonstrasi merupakan
cara untuk merepresentasikan konsep (Shulman:1986).
Untuk suatu konsep tertentu guru memiliki berbagai pilihan cara
yang dapat digunakan untuk merepresentasikannya kepada siswa.
Misalkan saja konsep tentang komposisi gaya, guru bisa menjelaskan
konsep tersebut dengan cara demonstrasi, gambar, menggunakan simbol
(persamaan), atau secara definitif (verbal). Diantara piliihan-pilihan yang
mungkin digunakan masing-masing akan memiliki kelebihan dan
kekurangan bagi siswa. Bagi beberapa siswa mungkin bentuk representasi
tersebut dapat memudahkan namun bagi yang lain mungkin bentuk
representasi tersebut belum cukup membantu. Hal ini terkait dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
multiple intelligences anak,
15
karena menurut Gardner (dalam Suparno
2007), siswa lebih mudah belajar atau menangkap bahan yang diajarkan
guru bila bahan tersebut disajikan sesuai dengan intelegensi siswa yang
menonjol. Artinya guru harus mampu menyampaikan suatu konsep
melalui berbagai cara dan bentuk.
Seperti yang dikatakan Shulman (1986) bahwa tidak ada satu bentuk
representasi yang paling bagus, guru harus memiliki bentuk-bentuk
representasi alternatif lainnya. Sehingga guru harus mempertimbangkan
apa dan kapan representasi akan berguna dalam mendukung dan
meningkatkan pemahaman siswa dalam situasi mengajar tertentu
(Magnusson, et all: 1999).
Bagi guru, representasi materi memberi gambaran lebih tentang
bagaimana pendekatan guru dalam mengajar keseluruhan dari topik dan
alasan untuk pendekatan tersebut, content apa yang akan diajarkan dan
bagaimana dan mengapa dalam bentuk yang seimbang sehingga ilmu yang
dimiliki guru dapat ditransformasikan oleh guru kepada siswa. Menurut
Sarkim (2005: dikutip dari Nita Kisnandari:2010) Proses transformasi ilmu
isi materi pelajaran menjadi bentuk pembelajaran meliputi:
1. Memilih atau menentukan konsep-konsep yang dianggap
penting dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pemilihan ini
mungkin berdasarkan kegunaannya dalam kehidupan seharihari, atau mendasari pemahaman konsep-konsep lain,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
mungkin pula karena sering ditanyakan dalam soal-soal
ulangan atau ujian, atau alasan-alasan lain.
2. Menyusun alur penyampaian bahan pelajaran. Pada proses ini
guru mungkin akan menyajikan bahan pelajaran mulai dari
yang konkrit kemudian ke yang abstrak, dari yang sederhana
kemudian ke yang kompleks, mengikuti alur pada buku
pelajaran, atau alur penyampaian disusun oleh guru dengan
alasan-alasan tertentu.
3. Memilih jenis penjelasan untuk menjelaskan konsep-konsep
yang diajarkan. Penjelasan dapat disampaikan secara logisstruktural, secara induktif berdasarkan fakta-fakta hasil
pengamatan,
menggunakan
analogi-analogi,
atau
guru
mempunyai cara lainnya yang memudahkan murid untuk
memahami materi pelajaran.
4. Memilih
metode
pembelajaran,
misalnya
demonstrasi,
eksperimen, metode ceramah, atau metode-metode lain yang
dipilih
oleh
guru
dengan
pertimbangan-pertimbangan
tertentu.
Proses-proses transformasi tersebut seharusnya dipilih dan dilakukan
oleh guru dengan alasan dan pertimbangan-pertimbangan yang sesuai
dengan kebutuhan dan keadaan siswa sehingga materi yang dijelaskan
dapat sampai kepada siswa dan dipahami dengan baik oleh siswa. Menurut
Geddis,et all (dikutip dari Yakobus, 2010) di dalam proses transformasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
pengetahuan isi materi pelajaran menjadi bentuk pembelajaran juga
terdapat pengetahuan tentang bentuk-bentuk representasi yaitu pada waktu
guru menyusun alur penyampaian bahan pelajaran. Guru memilih jenis
penjelasan untuk menjelaskan konsep-konsep yang diajarkan dan ketika
guru memilih metode pembelajaran yang sesuai untuk siswa dengan
pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Ada beberapa tipe representasi menurut Thomas Janik,et al (2009)
antara lain:
1.
Eksperimen
Konsep fisika disampaikan secara eksperimental dan sangat
memungkinkan timbul interaksi nyata.
2.
Gambar
Suatu konsep akan menjadi lebih jelas ketika dapat kita
representasikan dalam bentuk gambar. Gambar dapat
membantu memvisualisasikan sesuatu yang masih bersifat
abstrak.
3.
diagram
Dalam fisika banyak bentuk diagram yang sering digunakan
(sesuai konsep), antara lain : diagram gerak, diagram garis
medan,
diagram rangkaian
listrik
(electrical
circuit
diagram), diagram sinar (ray diagram), diagram muka
gelombang (wave front diagram), dll.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4.
18
Grafik
Penjelasan yang panjang terhadap suatu konsep dapat kita
representasikan dalam satu bentuk grafik. Oleh karena itu
kemampuan
membuat
dan
membaca
grafik
adalah
misalnya
simbol
keterampilan yang sangat diperlukan.
5.
simbolik
Banyak
digunakan
sistem
simbol
matematik,pernyataan matematik/notasi matematik yang
mana lebih menuntut pemikiran abstrak siswa
6.
verbal
Bertipe definisi dan memungkinkan siswa menangkap
konsep-konsep yang abstrak.
Berdasarkan
uraian
diatas
dapat
diambil
kesimpulan
bahwa
pengetahuan guru tentang representasi adalah pengetahuan yang dimiliki
guru tentang bagaimana ia memilih dan akan menyampaikan konten fisika
(konsep, masalah, definisi, dan lain-lain) kepada siswa dengan cara yang
tepat dan sesuai dengan keadaan, kemampuan dan minat siswa yang
diwujudkan dalam suatu proses pembelajaran sehingga konten tersebut
dapat diterima oleh siswa.
Bentuk representasi yang digunakan guru dapat teramati selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Bentuk-bentuk representasi tersebut
diantaranya adalah:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
1. memilih dan menyusun materi
2.
alur penyampaian materi yang digunakan
3. penggunaan metode
4. Cara guru
menjelaskan konsep/materi agar
mudah
dipahami siswa.
Secara umum jika pengetahuan guru tentang representasi ditampilkan
kedalam tabel akan tampak seperti tabel 2.1 dibawah ini. Didalam Tabel
2.1 dirumuskan hal-hal yang menunjukkan pengetahuan guru tentang
representasi.
Tabel 2.1
juga
digunakan
sebagai
kerangka untuk
mengidentifikasi pengetahuan guru tentang representasi.
Tabel 2.1 Aspek Pengetahuan Representasi dan Indikator
NO
Aspek Pengetahun
Indikator
Guru
1
Memilih dan
Guru memilih materi sesuai dengan kemampuan
menyusun materi
siswa
Guru menyusun materi dengan alasan tertentu
2
Alur penyampaian
Guru menyajikan bahan pelajaran mengikuti alur
materi
pada buku pelajaran yang digunakan
Guru menyajikan bahan pelajaran dari yang
konkrit kemudian ke yang abstrak
Guru menyajikan bahan pelajaran dari yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
sederhana kemudian ke yang kompleks
3
Penggunaan Metode
Guru menggunakan metode ceramah
Guru menggunakan metode demonstrasi
Guru menggunakan metode eksperimen
Guru menggunakan metode lain
4
Penjelasan konsep
Guru menganalogikan konsep fisika sesuai
yang dapat
dengan hal-hal yang sering ditemui siswa dalam
membantu siswa
kehidupan sehari-hari
Guru memberikan ilustrasi-ilustrasi dalam
penjelasan
Guru memberikan contoh-contoh
Guru menggunakan gambar
Penjelasan guru didominasi dengan cara
verbal/definitif
Guru menggunakan grafik
Cara-cara lain yang dapat membantu siswa
20
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penilitian ini merupakan penelitian kualitatif bentuk Nonparticipan
Observation. Dalam penelitian ini peneliti tidak terlibat dalam kegiatan yang
diteliti, peneliti hanya mengamati,mencatat dan merekam apa yang terjadi
tanpa memmanipulasi kegiatan yang diamati.
B. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada guru fisika SMA di Yogyakarta
C. Obyek Penelitian
Pada penelitian ini, yang menjadi obyek penelitian adalah PCK guru
yang menunjukkan pengetahuan guru tentang representasi materi fisika.
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara yaitu observasi kegiatan
pembelajaran dan melalui wawancara dengan guru.
Observasi dilakukan dengan merekam pembelajaran menggunakan alat
perekam video, hal ini bertujuan agar peneliti mendapatkan keseluruhan
kejadian selama kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga data yang
diperoleh sesuai dengan fakta situasi saat itu. Data yang direkam
dipergunakan untuk mengungkap model-model representasi yang digunakan
guru selama pembelajaran fisika. Proses pembelajaran yang direkam
dirancang oleh guru dan tidak direkayasa atau dimanipulasi oleh peneliti.
21
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
Peneliti juga mewawancarai guru untuk mengungkap pengetahuan yang
dimiliki guru. Wawancara dilakukan dalam dua sesi, yaitu wawancara
sebelum proses pembelajaran dan wawancara setelah proses pembelajaran.
Wawancara sebelum pembelajaran digunakan untuk memperoleh data-data
profil guru dan mengungkap pengetahuan guru tentang representasi materi
khususnya materi yang akan diajarkan. Wawancara setelah pembelajaran
bersifat konfirmasi untuk mengungkap pengetahuan yang mendasari guru
menggunakan bentuk-bentuk representasi selama proses pembelajaran yang
telah dilakukan. Wawancara kedua juga digunakan untuk melengkapi data
yang dirasa belum terungkap dari wawancara pertama.
E. Instrumen
Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa instrumen, antara lain:
1. Rekaman proses pembelajaran
Proses pembelajaran akan direkam menggunakan alat perekam
video. Alat perekam ini digunakan untuk membantu peneliti memperoleh
data. Dengan menggunakan alat perekam, proses pembelajaran dapat
terekam secara keseluruhan dan detail.
2. Fieldnotes
Selama pengamatan, peneliti juga akan membuat fieldnotes atau
catatan lapangan. Peneliti akan mencatat hal-hal penting yang nantinya
akan berguna untuk melengkapi data.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
3. Pertanyaan wawancara
Pertanyaan wawancara ditujukan untuk subyek penelitian (guru
fisika),
Pertanyaan wawancara dalam penelitian
ini
merupakan
pertanyaan bebas terpimpin.
Pertanyaan wawancara sesi satu (sebelum pembelajaran) disusun
untuk memperoleh data-data profil guru dan mengungkap pengetahuan
guru tentang representasi materi khususnya materi yang akan diajarkan
Pertanyaan wawancara sesi dua (setelah pembelajaran) dibuat untuk
mengungkap pengetahuan guru yang mendasari guru untuk menggunakan
bentuk-bentuk representasi dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu
pertanyaan wawancara ini dibuat setelah peneliti melakukan observasi
dan mengkategorikan data transkip rekaman pelaksanaan proses
pembelajaran guru di kelas.
F. Metode Analisis Data
Proses analisis data dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap transkrip data
Pada tahap ini data dari hasil rekaman video dan wawancara
ditranskrip. Data rekaman video dan wawancara akan disajikan ulang
dalam bentuk tulisan. Hasil rekaman diputar ulang, diamati dan dicermati
untuk meminimalkan kesalahan transkrip.
2. Tahap pengkategorian data
Hasil transkrip data akan digolongkan kedalam kategori-kategori
tertentu. Dalam tabel data dan analisis, terdapat judul pengelompokan,
transkrip kejadian yang dianggap sebagai data yang menunjukkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
pengetahuan guru tentang representasi sekaligus waktu kejadian dan
gambar yang mendukung (jika ada). Tiap judul pengelompokan dibahas
satu persatu dalam pembahasan sesuai dengan data yang diperoleh.
Pemiilihan judul pengelompokkan diambil dari teori yang mendasarinya
dan disesuaikan pula dengan data yang diperoleh.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dengan mendeskripsikan pengetahuan guru
fisika (subyek penelitian) tentang representasi. Kesimpulan ditujukan
untuk menjawab pertanyaan penelitian berdasarkan data yang diperoleh
selama penelitian.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di tiga Sekolah Menengah Atas (SMA) yang
ada di Yogyakarta. Salah satu dari tiga sekolah tersebut merupakan
sekolah Negeri dan yang lain adalah sekolah swasta, ketiganya merupakan
sekolah dengan kelas heterogen (putra-putri). Penelitian dilaksanakan di
kelas XI IPA mata pelajaran fisika.
Dari masing-masing sekolah peneliti mengamati satu guru fisika
sebagai partisipan penelitian. Guru yang menjadi partisipan dipilih atas
rekomendasi dari pihak sekolah, kecuali untuk SMA A yang kebetulan
hanya memiliki seorang guru fisika. Ketiga Guru memiliki pengalaman
mengajar yang berbeda-beda.
Guru pertama adalah guru A dari SMA A. Beliau merupakan guru
muda dan baru disekolah tersebut . Guru A mengajar disekolah tersebut
kurang lebih selama 6 bulan. SMA A adalah sekolah formal pertama
tempat guru A mengajar. Sebelumnya beliau mengajar di lembaga belajar
yang ia rintis sendiri sejak masih kuliah kurang lebih 5 tahun yang lalu. Di
SMA A guru A mengampu pelajaran fisika dengan jam mengajar total 15
jam dalam seminggu untuk 5 kelas yang terdiri dari 3 kelas X (2 jam tiap
kelas) , 4 jam di kelas XI dan 5 jam di kelas XII. Penelitian ini dilakukan
saat guru A mengajar dikelas XI IPA. Penelitian dilakukan pada dua kali
pertemuan yang semua dilakukan di dalam ruang kelas.
25
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
Guru yang kedua adalah guru B dari SMA B.
Guru B memiliki
pengalaman yang dapat dibilang sangat lama. Beliau telah mengajar
selama 35 tahun sejak tahun 1978 hingga sekarang (2013). Selama periode
tahun 1978 hingga 1983 beliau mengajar dibeberapa sekolah swasta
diantara SMA Santa Maria tahun 1978-1980; SMA Marsudi Luhur tahun
1979-1987; SMA Patria Bantul tahun 1978-1983. Guru B mengajar di
SMA B sejak tahun 1985 hingga sekarang. Di SMA B guru B mengampu
mata pelajaran fisika untuk kelas XI IPA dan XII IPA. Selama tiga tahun
terakhir ini, pembelajaran fisika selalu dilakukan di dalam ruang
Laboratorium. Guru B beralasan kalau pembelajaran dilakukan diruang
laboratorium akan memudahkan jika dalam pembelajaran dibutuhkan alatalat untuk mendukung. Selain alasan tersebut, belajar dilakukan dalam
laboratorium karena dalam laboratorium siswa akan duduk secara
berkelompok (menyesuaikan meja laboratorium yang memiliki kapasitas
sampai dengan 4 siswa) dengan tujuan supaya siswa dapat berdiskusi,
berkomunikasi dan saling bekerja sama. Namun pada saat pengamatan
pertemuan yang kedua pembelajaran dilakukan didalam ruang kelas
karena pada saat itu ruang laboratorium digunakan oleh siswa kelas X.
Guru yang ketiga adalah guru C dari SMA C. Guru C telah mengajar
sejak tahun 1986. Pada saat ini, selain mengajar di SMA C beliau juga
mengajar di beberapa sekolah antaralain SMAN 10 Yogyakarta dan
SMAN 1 Gombong. Untuk masing-masing sekolah beliau memiliki jam
mengajar yang berbeda-beda. Untuk saat ini guru C mengajar di SMAN 10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
sebanyak 6 jam, SMAN 1 gombong sebanyak 6 jam, sementara untuk
SMA C sebanyak 5 jam. Di SMA C beliau mengampu untuk kelas XI IPA
VI dan penelitian ini dilakukan di kelas tersebut.
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian di tiga sekolah tersebut dilaksanakan pada hari yang
berbeda sesuai dengan jadwal mengajar dari guru yang bersangkutan.
Sehingga peneliti hanya mengikuti jadwal mengajar guru. Untuk proses
pengambilan data wawancara, peneliti juga mengikuti jadwal kosong
masing-masing guru. Oleh karena itu, untuk guru C hanya dapat dilakukan
wawancara sekali. Peneliti tidak melakukan wawancara sebelum kegiatan
pembelajaran (Observasi) karena guru berhalangan pada saat jadwal
wawancara yang telah dijadwalkan dan tidak memungkinkan lagi untuk
menjadwal ulang sebelum observasi dilakukan. Untuk itu wawancara
dilakukan satu kali setelah observasi dengan tetap menyertakan pertanyaan
wawancara yang tertunda.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan
beberapa kali kunjungan untuk berdiskusi dan merencanakan jadwal
dengan guru. Peneliti juga satu kali mengikuti pembelajaran salah satu
guru (guru A) hal ini dilakukan sebagai latihan bagi peneliti untuk latihan
mengambil data sebagai gambaran bagi peneliti tentang bagaimana harus
mengamati.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
Proses pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan dua
cara yaitu wawancara dan merekam proses pembelajaran yang dilakukan
guru.
Proses pengambilan data dimulai dengan
wawancara pertama,
wawancara pertama dengan tiap-tiap guru dilakukan sebelum guru
mengajar. Data yang diperoleh berupa transkrip wawancara.
Proses pengambilan data selanjutnya melalui observasi (peneliti
mengamati proses pembelajaran secara langsung) kegiatan pembelajaran
yang direkam menggunakan video recorder. Data yang diperoleh adalah
transkrip video dan fieldnotes.
Pengamatan
dilakukan pada proses
pembelajaran dalam materi yang masih berkesinambungan atau masih
dalam satu topik bahasan yang sama
Data pengamatan kegiatan pembelajaran diperoleh dari dua pertemuan
untuk masing-masing guru namun dengan jam pelajaran (JP) dan materi
yang berbeda-beda dengan rincian sebagai berikut,
Tabel 4.1 rincian kegiatan pembelajaran guru
Nama
Pertemuan I
Pertemuan II
Guru/kelas
JP
JP
Materi
Materi
Latihan soal
Energi Potensial
A/XI IPA
2
hukum Newton
2
gravitasi
tentang gravitasi
B/XI IPA2
2
Usaha dan Energi
1
Usaha dan Energi
C/XI IPA6
2
Elastisitas
2
Gerak Harmonik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
Setelah diperoleh data berupa transkrip video, proses pengambilan
data berikutnya adalah wawancara kedua dengan masing-masing guru.
Wawancara ini digunakan sebagai konfirmasi dan untuk melengkapi data
yang dirasa kurang. Dari proses ini diperoleh data transkrip wawancara.
Rincian waktu pelaksanaan pengambilan data secara keseluruhan yang
telah dilakukan peneliti dapat dilihat dalam tabel berikut,
Tabel 4.2 Pelaksanaan Pengambilan data
Pengambilan Data
Nama Sekolah
Wawancara
SMA A
07 September dan 23
November 2013
Observasi
10 dan 13 September 2013
16 September dan
SMA B
SMA C
12 November 2013
14 Desember 2013
17 dan 18 September 2013
26 September dan 31 Oktober
2013
C. Analisis Data dan Pembahasan
Pada subbab ini akan dipaparkan pembahasan mengenai pengetahuan
guru tentang representasi oleh tiga orang guru fisika SMA di Yogyakarta.
Dalam pembahasan ini peneliti sedapat mungkin tidak memberi penilaian
terhadap masing-masing guru tetapi peneliti hanya mendeskripsikan
pengetahuan masing-masing guru tentang representasi.
Dalam teori dikatakan bahwa dalam merepresentasikan materi guru
harus tau materi yang akan disampaikan dan dalam bentuk apa materi akan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
disampaikan dengan memperhatikan keadaan, kemampuan dan minat
siswa sehingga apa yang disampaikan guru menjadi lebih mudah bagi
siswa. Pada pembahasan ini diungkapkan pengetahuan guru tentang
representasi baik yang diwujudkan guru dalam aktivitas pembelajaran
ataupun yang tidak diwujudkan guru. Dalam pembelajaran, pengetahuan
guru tentang representasi akan diwujudkan menjadi bentuk-bentuk
representasi yang digunakan guru selama proses pembelajaran maka
pembahasan ini mendeskripsikan aktivitas guru menggunakan bentukbentuk representasi dan pengetahuan yang mendorong atau mendasari
guru untuk menggunakan bentuk representasi tersebut. yang digunakan
digunakan guru selama proses pembelajaran dan hal-hal yang mendasari
guru menggunakan bentuk-bentuk representasi tersebut.
Pengetahuan guru tentang representasi diketahui melalui wawancara
dan pengamatan tindakan guru selama proses pembelajaran di kelas.
Pengetahuan representasi yang dimiliki guru dilihat dari indikatorindikator aspek pengetahuan representasi pada tabel 2.1 yang muncul
untuk masing-masing guru. Pengetahuan masing-masing guru tentang
representasi dijabarkan dalam tabel dibawah ini:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
1. Profil Pengetahuan Guru A Tentang Representasi
Tabel 4.3 Profil Pengetahuan Guru A Tenta