Pengetahuan guru fisika tentang strategi mengajar dalam pembelajaran fisika yang dimiliki oleh 3 orang guru fisika SMA di Yogyakarta - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGETAHUAN GURU FISIKA TENTANG STRATEGI
MENGAJAR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA YANG
DIMILIKI OLEH 3 ORANG GURU FISIKA SMA DI
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:
PATAR NASIB SIANIPAR
NIM: 091424034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGETAHUAN GURU FISIKA TENTANG STRATEGI
MENGAJAR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA YANG
DIMILIKI OLEH 3 ORANG GURU FISIKA SMA DI
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:
PATAR NASIB SIANIPAR
NIM: 091424034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


PERSEMBAHAN
Terima Kasih Kepada : Tuhan Yesus Kristus

Anda Bisa Menunda Untuk Berubah
Karena Banyaknya Urusan.
Tapi Hidup Tidak Pernah Menunda Urusannya
Untuk Menunggu Anda Berubah.
Jika Anda tidak pernah GAGAL pada saat dulu,
sekarang dan nanti,
Itu ARTINYA Anda tidak pernah melakukan sesuatu,
Gagal adalah tanda sebuah keberhasilan.

Karya sederhana ini ku persembahkan untuk:
Alm. Bapakku, Ibuku, dan Keluarga Besarku
Bp. Sarkim
Almamaterku
Teman-teman P.fis’09

iv


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
PENGETAHUAN GURU FISIKA TENTANG STRATEGI
MENGAJAR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA YANG
DIMILIKI OLEH 3 ORANG GURU FISIKA SMA DI
YOGYAKARTA
Patar Nasib Sianipar
Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap dan mendeskripsikan
pengetahuan guru tentang strategi mengajar yang meliputi (1) pengetahuan guru
tentang strategi materi khusus yang dapat dilakukan dengan model siklus belajar
yang terdiri dari lima fase yaitu fase engage; fase explore; fase explain; fase
extend; dan fase evaluate. (2) pengetahuan guru tentang strategi topik khusus yang
terdiri dari: a) representasi topik khusus yang mencakup beberapa aspek
diantaranya mampu menciptakan representasi; mengetahui kelemahan dan

kelebihan representasi yang digunakan; mengetahui kapan tepatnya representasi
dilakukan; mampu menanggapi pertanyaan siswa secara rinci. b) kegiatan topik
tertentu mencakup beberapa aspek diantaranya mampu menciptakan kegiatan
tertentu; menggambarkan informasi penting tentang konsep; menyajikan konsep
lebih sederhana; mendeteksi kesalahan dan miskonsepsi yang terjadi pada siswa.
Penelitian dilakukan di tiga sekolah menengah atas di kota Yogyakarta
yang salah satunya merupakan sekolah negeri. Penelitian dilakukan pada bulan
September hingga Desember 2013. Subyek dalam penelitian ini adalah guru fisika
dari ketiga sekolah tersebut dan objek penelitian ini adalah PCK guru khususnya
pengetahuan guru tentang strategi mengajar. penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif dan instrumen pengumpulan data terdiri dari hasil rekaman
pada saat pembelajaran, field notes, dan wawancara guru.
Dari hasil rekaman dilihat/didengar berulang-ulang dan ditranskrip lalu
dicari hal-hal unik baik umum maupun khusus yang berkaitan dengan
pengetahuan guru tentang strategi mengajar. Dari hal-hal yang sama dari ketiga
guru digabungkan dalam satu kategori.
Hasil penelitian pengetahuan guru tentang strategi mengajar terungkap
bahwa: (1) salah satu dari ketiga guru tersebut mampu menjalankan kelima fase
dalam siklus belajar; (2) a) dari penelitian terungkap salah satu guru tidak terlihat
mampu melakukan keseluruhan aspek dalam representasi topik khusus; b) ketiga

guru terlihat mampu melakukan keseluruhan aspek dalam kegiatan topik tertentu.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
PHYSICS TEACHER’S KNOWLEDGE ON TEACHING
STRATEGY OF PHYSICS SUBJECT IN 3 DIFFERENT HIGH
SCHOOL IN YOGYAKARTA
Patar Nasib Sianipar
Sanata Dharma University
2014
This research was conducted in order to reveal and describe about
teacher's knowledge on teaching strategies which include (1) teacher's knowledge

of particular material strategy which can be done by five phase of learning cycle
which are engage phase; explore phase; explain phase; extend phase; and evaluate
phase. (2) teacher's knowledge about specific topic strategy which consist of; a)
special topic representation which including some aspects which are able to create
representation; know the strength and the weakness of the representation that is
use; know when it is time to do a representation; able to answer student's question
in details. b) certain topic activity conduct some aspects which are able to create
an distinguish activity; portray important information about concept; deliver
concept in a simple way; detect error and misconception that happen to students.
Research was done in three senior high school in Yogyakarta and one of
them is a public school. It was conducted from September through December
2013. The subject in this research are physics teachers of those three senior high
school and the object of research is teacher's PCK specially on their knowledge
about teaching strategy. This research is a descriptive qualitative and instruments
for data collection consist of record during the learning process, field note, and
teacher interview.
Recording result which are seen and heard repeatedly then transcript to
looking for distinguish feature in a general or particular way that related to
teacher's knowledge on teaching strategy. Similarities from those three subject
then combined into one category.

The result of this research on teacher's knowledge of teaching strategy
revealed that: (1) one of those teachers was able to deliver five phase on learning
cycle; (2) a) from the research shows that one teacher are not capable to pull out
the whole aspects in particular topic representation; b) all teachers were able to
conduct the whole aspects in certain topic activity.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan
kasih karunia dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan
penulisan skripsi dengan judul “Pengetahuan Guru tentang Strategi Mengajar
dalam Proses Pembelajaran Fisika oleh 3 Orang Guru Fisika pada 3 SMA di Kota

Yogyakarta” dengan baik dan lancar.
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Fisika. Penulis menyadari bahwa
penelitian dan penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku dosen pembimbing yang dengan
sabar memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Bapak Ismunawan Wibawa, S.P., selaku kepala sekolah SMA Budya Wacana
Yogyakarta, yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada
penulis untuk melaksanakan penelitian di SMA tersebut.
3. Ibu Sri Sulastri, M.Pd., selaku kepala sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta,
yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian di SMA tersebut.
4. Ibu Dra. Baniyah, selaku kepala sekolah SMA Negeri 11 Yogyakarta, yang
telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian di SMA tersebut.
5. Bapak Sidiq, S.Pd., Bapak Supatah, S.Pd., dan Bapak M. Khaelani, S.Pd.,
yang telah bersedia menjadi subjek penelitian serta atas segala bantuan dan
dukungan selama peneliti melaksanakan penelitian.
6. Siswa-siswi kelas XI IPA SMA Budya Wacana, siswa-siswi kelas XI IPA 2
SMA BOPKRI 2, siswa-siswi kelas XI IPA 6 SMA Negeri 11, terima kasih
atas kerjasamanya.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7. Rohandi, Ph.D. dan Drs. Domi Severinus, M.Si. selaku dosen penguji yang
telah memberikan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.
8. Para dosen pendidikan fisika USD (Rm. Paul, Pak Atmadi, Pak Sarkim, Pak
Rohandi, Pak Edi, Bu Sri, Bu Wiwik), atas segala ilmu yang telah diberikan
selama ini.
9. Pak Sugeng, Mbak Tari dan Mas Arif di sekretariat JPMIPA atas segala
bantuannya.
10. Mbak Yustin dan Mas Apri, yang telah bersedia meminjamkan handycam dan
tripot sehingga peneliti dapat melakukan penelitian.
11. Ibuku, atas dukungan baik berupa materi, spiritual, segala kasih dan doa yang
tiada henti.
12. Kedua abangku, Pandapotan Sianipar dan Untung Sianipar atas doa dan
dukungannya.
13. Yosefi Monica Galuh, atas dukungan dan semangat yang telah diberikan.
14. Lucia Naranti yang telah mendukung dan membantu menerjemahkan abstrak.
15. Teman-teman seperjuangan dalam proyek PCK (Yuda, Tegar dan Prian),
terima kasih atas kerjasamanya.
16. Teman-teman nongkrong (Inno Siga, K’Hans, Aldy, Naldy, Gusti, Sony,
Ryan, Dion) yang bersedia menemani penulis minum kopi ketika penulis
merasa jenuh saat menulis skripsi ini.
17. Teman-teman P.Fis’09 : Evi, Rini, Osry, Hari, Audra, Gloria, Tania,
Yohanes, Aldy, Ibe, Gusti, Yuda, Prada, Prian, Tegar, Noven, Sogge,
makasih atas kebersamaan selama kita menimba ilmu di Sanata Dharma.
18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas
segala bantuannya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca sekalian.
Yogyakarta, 30 April 2014

Penulis

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................................

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................

vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................

ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................

xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................

1

B. Rumusan Masalah ...............................................................................

4

C. Batasan Masalah..................................................................................

4

D. Tujuan Penelitian ................................................................................

4

E. Manfaat Penelitian...............................................................................

4

BAB II LANDASAN TEORI .........................................................................

6

A. Pedagogical Content Knowledge (PCK) ..............................................

6

B. Komponen-Komponen PCK ................................................................ 11
C. Pengetahuan Tentang Strategi Mengajar .............................................. 15
1. Pengetahuan tentang strategi materi khusus ................................... 17
2. Pengetahuan tentang strategi topik khusus ..................................... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 35
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 35
xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B. Subjek Penelitian ................................................................................. 35
C. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 36
D. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 36
E. Metode Pengumpulan Data.................................................................. 37
F. Metode Analisis Data .......................................................................... 37
BAB IV DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN...................................... 39
A. Deskripsi Guru dan Deskripsi Penelitian.............................................. 39
B. Data dan Analisis ................................................................................ 50
C. Pembahasan ........................................................................................ 50
1. Pengetahuan tentang strategi materi khusus ................................... 51
2. Pengetahuan tentang strategi topik khusus ..................................... 69
a. Representasi topik khusus ........................................................ 69
b. Kegiatan topik tertentu ............................................................. 84
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 115
A. KESIMPULAN ................................................................................... 115
B. SARAN ............................................................................................... 117
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 118
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1: Indikator Pengetahuan Guru tentang Strategi Mengajar .................. 33
Tabel 4.1: Jadwal Pelaksanaan Penelitian ........................................................ 44
Tabel 4.2: Pengetahuan Guru A tentang Strategi Materi Khusus...................... 52
Tabel 4.3: Pengetahuan Guru B tentang Strategi Materi Khusus ...................... 57
Tabel 4.4: Pengetahuan Guru C tentang Strategi Materi Khusus ...................... 64
Tabel 4.5: Pengetahuan Guru A tentang Representasi Topik Khusus ............... 69
Tabel 4.6: Pengetahuan Guru B tentang Representasi Topik Khusus ............... 71
Tabel 4.7: Pengetahuan Guru C tentang Representasi Topik Khusus ............... 76
Tabel 4.8: Pengetahuan Guru A tentang Kegiatan Topik Tertentu ................... 84
Tabel 4.9: Pengetahuan Guru B tentang Kegiatan Topik Tertentu ................... 90
Tabel 4.10: Pengetahuan Guru C tentang Kegiatan Topik Tertentu ................. 101
Tabel 4.11: Profil Pengetahuan Guru tentang Strategi Mengajar ...................... 111

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 : Surat Permohonan Ijin Penelitian di SMA K .............................. 120
Lampiran 2 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMA K .......... 121
Lampiran 3 : Surat Permohonan Ijin Penelitian di SMA L ............................... 122
Lampiran 4 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMA L ........... 123
Lampiran 5 : Surat Permohonan Ijin Penelitian di SMA M .............................. 124
Lampiran 6 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMA M .......... 125
Lampiran 7 : Surat Ijin Penelitian dari Dinas Perizinan Kota Yogyakarta ........ 126
Lampiran 8 : Field Notes Observasi di SMA K ............................................... 127
Lampiran 9 : Field Notes Observasi di SMA L ................................................ 128
Lampiran 10 : Field Notes Observasi di SMA M ............................................. 129
Lampiran 11 : Transkrip Data Video Pembelajaran Guru A ............................ 130
Lampiran 12 : Transkrip Data Video Pembelajaran Guru B............................. 172
Lampiran 13 : Transkrip Data Video Pembelajaran Guru C............................. 217
Lampiran 14 : Kategori Data ........................................................................... 246
Lampiran 15 : Transkrip Wawancara dengan Guru A ...................................... 317
Lampiran 16 : Transkrip Wawancara dengan Guru B ...................................... 329
Lampiran 17 : Transkrip Wawancara dengan Guru C ...................................... 353

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Dewasa ini dunia pendidikan di Indonesia banyak menuai kritikan karena

mutu yang ada masih rendah. Hal ini tidak lepas dari peran guru sebagai pendidik.
Guru memiliki peranan penting untuk mencetak generasi penerus yang berkualitas
melalui ilmu pengetahuan yang diajarkan. Untuk itu, guru juga harus memiliki
kualitas/mutu yang memadai untuk menjadi seorang pendidik.
Kritik terhadap guru (Suparno, 2007), khusunya guru fisika yang sering
timbul adalah mereka kurang kompeten sebagai guru. Kompetensi yang dimaksud
adalah kurang menguasai bahan fisika dan kurang mampu mengajarkan bahan itu
kepada siswa dengan tepat, menarik, dan efektif. Banyak guru fisika yang berdiri
di depan kelas gugup, kehilangan konsentrasi, dan akhirnya kurang dapat
mengajar dengan baik. Disamping itu, mereka mengajar kurang bervariasi
sehingga banyak siswa menjadi bosan dan akhirnya tidak senang dengan fisika.
Aktivitas pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya guru yang mengajar, siswa yang belajar, sarana dan prasarana belajar
serta lingkungan belajar. Dari berbagai faktor tersebut, guru dianggap sebagai
faktor utama dalam keberhasilan pembelajaran. Alasannya, faktor-faktor yang lain
sangat tidak mungkin untuk dikendalikan. Dengan pengetahuan yang dimiliki oleh
guru, maka aktivitas di kelas dapat terkendali dan terorganisir dengan baik
sehingga proses belajar mengajar dapat lebih optimal. Pengetahu yang dimaksud
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

adalah pengetahuan terkait dengan ilmu mengajar dan penguasaan mata pelajaran
yang diampunya.
Guru yang profesional harus memiliki dua keahlian, yaitu keahlian yang
berkaitan dengan materi pembelajaran sesuai dengan bidang studi (mata pelajaran)
yang diampunya (content knowledge) dan keahlian yang berkaitan dengan bidang
keguruan (Kartika Budi, 2005; dalam Windiastuti, 2010). Guru harus menguasai
pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran baik pengetahuan
materi maupun pengetahuan mengenai pemahaman serta kemampuan untuk
memadukan pengetahuan materi, kurikulum belajar, pengajaran dan siswanya.
Pengetahuan yang dimiliki tersebut akan muncul dan terlihat nyata dalam aktivitas
guru saat mengajar dan keputusannya untuk melakukan suatu tindakan pada
pembelajaran di kelas. Segala pengetahuan guru mengenai materi dan strategi
pembelajaran akan mempengaruhi keputusannya.
Shulman (1986) mengungkapkan pengetahuan konten pedagogi atau
Pedagogical Content Knowledge (PCK) sebagai komponen mengajar yang sangat
penting yang harus dimiliki oleh seorang guru. PCK sebagai perpaduan dari
pengetahuan

tentang

mata pelajaran dengan pengetahuan pedagogis yang

memungkinkan guru menyajikan suatu topik pelajaran secara terorganisir sesuai
dengan tujuan pembelajaran, tingkat perkembangan siswa, dan situasi tempat
pembelajaran berlangsung. Seorang guru tidak dapat lepas dari penguasaan materi
dan cara menyampaikan materi kepada siswa. PCK dikelompokkan dalam lima
kategori salah satunya adalah pengetahuan dan keyakinan tentang strategi
mengajar sains (Grossman, 1990; Tamir, 1989; dalam Magnusson dkk, 1999).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

Pengetahuan guru mengenai strategi pengajaran tidak kalah penting dalam
proses pembelajaran. Pengetahuan guru tentang strategi pengajaran akan sangat
membantu guru dalam memutuskan tindakan-tindakannya yang akan diterapkan
dalam kelas tersebut selama proses pembelajaran. Dengan mengenal dan
mengetahui strategi mengajar, guru dapat melakukan tindakan yang sesuai dengan
materi yang akan disampaikan. Agar materi yang diajarkan dapat tersampaikan
dengan baik kepada siswanya maka dalam pembelajarannya dibutuhkan strategi
mengajar yang tepat pula. Oleh karena itu guru tidak hanya cukup tahu materi
namun juga perlu tahu tentang strategi mengajar.
Berdasarkan alasan di atas, maka peneliti ingin menjadikan guru sebagai
subjek penelitian dan yang akan menjadi objek penelitian adalah pengetahuan
guru tentang strategi mengajar. Alasannya, dari beberapa faktor yang
mempengaruhi aktivitas pembelajaran di kelas tersebut, pengetahuan gurulah
yang dapat dikendalikan. Penelitian ini juga akan menggunakan metode
pengumpulan data secara fieldnotes, observasi dan wawancara. Metode-metode
ini dipilih dengan alasan bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh guru akan terlihat
saat guru tersebut melakukan aktivitas mengajar di kelas. Sehingga dengan
mengamati, peneliti dapat memperoleh data yang diinginkan sedangkan
wawancara dilakukan untuk mengkonfirmasi dan menggali darimana pengetahuan
tersebut diperoleh.
Pengetahuan guru mengenai strategi mengajar akan terlihat dalam
tindakannya di kelas dan dapat dianalisa melalui rekaman proses pembelajaran
melalui handycam. Hal tersebut menyebabkan penulis ingin tahu lebih banyak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

mengenai segala sesuatu yang dilakukan oleh guru yang menunjukkan
pengetahuannya tentang strategi mengajar. Dari situ maka penulis memilih
Pengetahuan Guru Fisika tentang Strategi Mengajar dalam Pembelajaran
Fisika yang Dimiliki oleh 3 Orang Guru Fisika SMA di Yogyakarta sebagai
judul tugas akhir.
B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimanakah profil pengetahuan guru tentang strategi
mengajar?
C.

Batasan Masalah
Penelitian ini hanya terbatas pada profil pengetahuan guru tentang strategi

mengajar. Profil dalam pengetahuan ini merupakan aspek-aspek dan deskripsi dari
aspek tersebut.
D.

Tujuan Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk mengungkap dan

mendeskripsikan PCK guru mengenai strategi mengajar lewat analisa video
pembelajaran oleh 3 orang guru fisika pada 3 SMA di kota Yogyakarta.
E.

Manfaat Penelitian
1.

Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap agar PCK guru fisika

yang terungkap dapat dijadikan sumber belajar dalam mengembangkan PCK
peneliti saat akan terjun ke dunia pendidikan terutama ketika mengajar fisika.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

2.

Bagi Guru Bidang Studi Fisika
Dengan adanya penelitian ini diharapakan para guru fisika mendapatkan

informasi tentang sejauh mana pengetahuan tentang strategi mengajar yang
diperlukan agar guru dapat mengajar fisika dengan efektif. Hasil penelitian ini
nantinya

dapat

dijadikan

sebagai

bahan

pertimbangan

untuk

lebih

meningkatkan PCK guru dalam proses pembelajaran dan juga mengembangkan
PCK guru agar lebih baik, yang nantinya dapat mengoptimalkan hasil
pembelajaran.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

A.

Pedagogical Content Knowledge (PCK)
Seorang guru yang memiliki pengetahuan tentang bagaimana mengajarkan

suatu bahan ajar kepada siswanya akan terlihat dari aktivitasnya di kelas. Guru
yang ingin mengajar fisika secara efektif tidak hanya sekedar mengetahui tentang
isi (konten) yang akan diajarkan dan beberapa cara pengajarannya tetapi harus
yakin bahwa tindakan yang dilakukan didalam kelas akan berbuah hasil yang baik
pula. Guru tersebut juga harus paham dan mampu dalam mengintegrasikan
pengetahuan konten kedalam pengetahuan tentang kurikulum, pembelajaran,
mengajar dan siswa. Pengetahuan tersebut akhirnya dapat menuntun guru untuk
merangkai situasi pembelajaran sesuai kebutuhan individual dan kelompok siswa.
Pengetahuan seperti ini dinyatakan sebagai pengetahuan konten pedagogis/
Pedagogical Content Knowledge (PCK).
PCK ini merupakan kombinasi dua kompetensi yakni pedagogical
knowledge

(kompetensi

pedagogi)

dan

content

knowledge

(kompetensi

profesional). Konsep pengetahuan konten pedagogis disusun oleh Shulman 1986
dalam jurnalnya yang berjudul: “Those Who Understand: Growth of Knowledge
in Teaching”. PCK mencakup ide tentang keberhasilan guru dalam pembelajaran
dengan pemahaman konten akademik dan pedagogi secara umum. Pengetahuan
konten pedagogi merupakan bentuk representasi dari materi subjek yang sangat
berguna, karena banyak mengandung analogi, ilustrasi, contoh, eksplanasi dan
6

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

demonstrasi. Pengetahuan konten pedagogis tidak hanya sekedar pengetahuan
tentang konsep-konsep, prinsip dan topik dalam suatu disiplin ilmu namun juga
meliputi bagaimana materi subjek tersebut diajarkan.
Shulman (1987) mendefinisikan PCK sebagai sintesis antara isi (content)
dan pedagogik yang secara unik menjadi wilayah kewenangan serta menjadi
bentuk khusus pemahaman profesional guru. Sementara Geddis 1993 (dalam
Miranda, 2008), menggambarkan pengetahuan isi pedagogi (PCK) sebagai
seperangkat atribut yang membantu seseorang mentransfer pengetahuan konten ke
orang lain.
Shulman (1986) juga mengungkapkan bahwa PCK juga mencakup
pemahaman apa yang membuat pembelajaran topik spesifik itu mudah atau sulit,
konsepsi dan prasangka yang dibawa oleh siswa dari berbagai usia dan latar
belakang yang berbeda yang sering muncul. Jika prasangka yang dimiliki oleh
siswa tersebut berupa miskonsepsi, maka guru membutuhkan pengetahuan tentang
strategi yang paling mungkin untuk dapat mereorganisasi pemahaman peserta
didik, karena siswa adalah pembelajar yang tidak mungkin hadir di hadapan guru
sebagai papan tulis kosong.
Shulman 1991 (dalam Indrawati, 2005) mendefinisikan pengetahuan
konten pedagogis sebagai pemahaman tentang bagaimana topik, masalah, atau
isu-isu diorganisir, disajikan, dan dapat diadaptasikan pada minat dan kemampuan
siswa

dan

disajikan

dalam

pembelajaran.

Sedangkan

Carter

(1990)

mendefinisikan pengetahuan konten pedagogis sebagai apa yang guru ketahui

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

tentang bahan kajian (subject matter) dan bagaimana mereka menerapkan
pengetahuan itu pada kejadian di kelas.
Pendapat ahli lain, Cochran, et al. 1993 (dalam Rustaman dkk, 2009)
merumuskan Pedagogical content Knowledge/PCK sebagai : Concern the manner
in which teachers relate their subject matter knowledge (what they know about
what they teach) to their pedagogical knowledge (what they know about teaching)
and how subject matter knowledge is a part of the process of pedagogical
reasoning. PCK dalam hal ini ditekankan pada aspek konten yang berhubungan
erat dengan bagaimana cara agar mencapai hal yang berguna bagi pelajaran. PCK
ini juga meliputi:
a.

Bentuk-bentuk terbaik yang digunakan untuk merepresentasikan suatu ide,
usaha terbaik untuk melakukan analogi, mengilustrasi, mengeksplanasi,
dan mendemonstrasikan atau dengan kata lain membuat suatu cara terbaik
merepresentasikan dan memformulasi suatu subjek sehingga membuatnya
menjadi sesuatu yang dapat dipahami secara menyeluruh (comprehensive).

b.

Pemahaman tentang apa yang dapat dilakukan dalam pembelajaran suatu
konsep spesifik yang mudah maupun sulit terhadap para siswa (dengan
berbagai umur dan latar belakang) yang mempunyai konsepsi dan
miskonsepsi agar mereka belajar.
Shuell dan Shulman (dalam Margiyono, 2011) merumuskan bahwa PCK

adalah pemahaman tentang metode pembelajaran apa yang efektif untuk
menjelaskan materi tertentu, serta pemahaman tentang apa yang membuat materi
tertentu mudah atau sulit dipelajari. Selanjutnya Shulman 1987 merumuskan PCK

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

sebagai perpaduan dari pengetahuan tentang mata pelajaran dengan pengetahuan
pedagogi yang memungkinkan guru menyajikan suatu topik pelajaran secara
terorganisir sesuai dengan tujuan pembelajaran, tingkat perkembangan murid, dan
situasi tempat pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, PCK digambarkan
sebagai hasil perpaduan antara pemahaman materi ajar (content knowledge) dan
pemahaman cara mendidik (pedagogical knowledge) yang berbaur menjadi satu
yang perlu dimiliki oleh seorang guru. PCK dapat digambarkan dalam diagram
Venn berikut ini:

(Sumber: http://willcarr.edublogs.org/2012/03/06/tpack-model-of-teaching/)
Gambar: Diagram Pedagogical Content Knowledge
Dari gambar diagram di atas terlihat bahwa
Pedagogical Content Knowledge merupakan irisan dari
Content Knowledge (CK) dan Pedagogical Knowledge (PK).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat dijelaskan bahwa PCK
adalah pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang guru yang meliputi
pengetahuan tentang: konten fisika, kurikulum pengajaran fisika, teori-teori
belajar (khususnya untuk belajar fisika), mengajar, dan karakteristik siswa sebagai
individu yang belajar fisika, asesmen, serta dapat mengkaitkan pengetahuan itu
pada kejadian pembelajaran di kelas. Dengan kata lain PCK merupakan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

kemampuan mengintegrasikan materi pelajaran dan ilmu keguruan untuk
kepentingan pembelajaran bagi siswa tertentu sesuai dengan kondisi dan kerangka
berpikir siswa dan strategi pembelajaran yang sesuai yang akan dipilihnya.
Dua bagian besar yang membentuk PCK adalah content knowledge dan
pedagogical knowledge. Menurut Shulman 1986 (dalam Margiyono dan Lygia,
2011) content knowledge meliputi pengetahuan konsep, teori, ide, kerangka
berpikir, metode pembuktian dan bukti. Dengan kata lain, pengetahuan tentang
materi adalah pengetahuan yang dimiliki oleh guru tentang materi yang akan
diajarkan.
Sementara itu, Shulman (dalam Margiyono & Lygia, 2011) menyatakan
bahwa pedagogical knowledge berkaitan dengan cara dan proses mengajar yang
meliputi pengetahuan tentang manajemen kelas, tugas, perencanaan pembelajaran
dan pembelajaran siswa. Senada dengan uraian di atas, Peraturan Pemerintah No
78 Tahun 2008 Pasal 3 Ayat 4 menyatakan kompetensi pedagogik merupakan
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurangkurangnya meliputi:
a.

pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;

b.

pemahaman terhadap peserta didik;

c.

pengembangan kurikulum atau silabus;

d.

perancangan pembelajaran;

e.

pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;

f.

pemanfaatan teknologi pembelajaran

g.

evaluasi hasil belajar; dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

h.

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa untuk menjadi guru fisika yang

baik dan terampil, disamping harus memiliki pengetahuan fisika yang mendalam,
harus juga memiliki dasar yang kuat dalam teori belajar yaitu bagaimana belajar
dapat terjadi dan difasilitasi. Agar guru dapat mengajar efektif, guru fisika juga
harus memiliki sejumlah strategi pembelajaran yang dapat mengajak siswa dalam
berbagai cara belajar.
B.

Komponen-Komponen PCK
Dalam sebuah makalah yang berjudul “Pedagogical Content Knowledge”,

Magnusson et al. 1999 (dalam Van Driel dan Berry, 2010) disajikan PCK sebagai
domain yang berbeda dari pengetahuan guru yang ada disamping domain lainnya,
seperti pengetahuan pedagogis dan keyakinan. Dalam diskusi tentang sifat PCK,
mereka menyajikan sebuah model di mana PCK untuk mengajar ilmu terdiri dari
lima aspek atau komponen:
1.

Pengetahuan tentang tujuan pembelajaran.

2.

Pengetahuan tentang kurikulum.

3.

Pengetahuan tentang siswa.

4.

Pengetahuan tentang penilaian proses dan hasil belajar.

5.

Pengetahuan tentang strategi untuk menjelaskan materi spesifik dan topik
khusus.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

Dalam prakteknya, komponen-komponen tersebut dapat berinteraksi
dengan cara yang sangat kompleks, para penulis menyatakan bahwa guru yang
efektif perlu mengembangkan keahlian dalam semua aspek PCK, dan
menghubungkannya dengan semua topik yang mereka ajarkan. Orientasi terhadap
pengajaran sains, khususnya telah diidentifikasi sebagai komponen penting dalam
model PCK ini.
Hal ini juga diakui oleh Trowbridge dan Bybee (dalam Suparno, 2007: 2)
untuk menjadi seorang guru fisika yang bermutu dan profesional, ada beberapa
hal yang perlu dilatih dan diperhatikan oleh guru secara terus-menerus, antara
lain:
1.

Penguasaan bahan ajar. Guru fisika harus benar-benar menguasai bahan
ajar sehingga tidak menyebabkan miskonsepsi bagi siswa. Guru harus
dapat mengembangkan diri secara terus-menerus dengan mempelajari
bahan fisika. Ada baiknya juga mengembangkan bahan yang lebih tinggi
setingkat universitas sehingga dapat mengajarkan dengan lebih luas. Untuk
menunjang ini, guru harus bersedia belajar secara terus-menerus dan tidak
boleh lekas puas. Untuk menambah pengetahuan tentang bahan ajar dapat
diperoleh dari internet, buku-buku pelajaran, seminar, lokakarya, dan
bertanya kepada tenaga ahli.

2.

Mengerti tujuan pengajaran fisika. Guru fisika yang baik harus mengerti
tujuan pengajaran fisika. Dengan mengerti tujuannya, guru dapat
mengarahkan siswa kearah tujuan dengan lebih efektif dan efisien.
Misalnya guru perlu mengetahui tujuan umum pengajaran fisika seperti:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

3.

a.

Kompetensi fisika yang diharapkan dikuasai siswa

b.

Tuntutan sekolah dan pemerintah dalam pengajaran fisika

c.

Tujuan umum pengajaran fisika seperti:


Mengerti dan menggunakan metode ilmiah



Menguasai pengetahuan fisika (konsep)



Menggunakan sikap ilmiah



Memenuhi kebutuhan pribadi dan masyarakat



Kesadaran akan karir masa depan.

Guru dapat mengorganisasi pengajaran fisika. Guru fisika yang baik dapat
mempersiapkan pengajaran sesuai dengan tujuan. Ia juga mengerti cara
mengajarkan bahan itu, dapat memilih evaluasi dan latihan yang akan
diberikan kepada siswa selama proses pembelajaran. Termasuk dalam
perencanaan adalah merencanakan berapa waktu yang digunakan dan
tugas apa yang harus dilakukan siswa.

4.

Mengerti situasi siswa. Pembelajaran akan sungguh mengena dihati siswa
bila guru mengerti situasi siswa. Maka guru

perlu berusaha mengerti

keadaan siswa. Beberapa situasi siswa yang perlu diketahui seperti:
konsepsi awal siswa, pemikiran siswa, konsep yang telah dipunyai, tingkah
laku, perkembangan kognitif, mode, dan situasi psikologis siswa. Selain
itu,

guru

juga

harus

mengerti

bagaimana

siswa

menanggapi

pembelajarannya, apakah mereka senang, bosan, malas, dll.
5.

Guru dapat berkomunikasi dengan siswa. Guru perlu melatih diri
berkomunikasi aktif dengan siswa. Hubungan yang akrab dengan siswa

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

perlu dibangun, kemampuan memotivasi, memberikan semangat, menegur,
menggerakkan siswa perlu dilatih. Keterampilan untuk mendekati siswa,
membantu siswa belajar, dan kemampuan mendengarkan apa yang
dirasakan dan diinginkan siswa perlu dikembangkan. Kemampuan
mengerti kesulitan siswa dalam belajar dan hidup pun perlu ditumbuhkan.
6.

Guru menguasai berbagai metode. Oleh karena situasi siswa bermacammacam dan yang dirasakan dapat membantu siswa belajar juga bervariasi,
maka menguasai metode yang bermaca-macam sangat penting bagi guru
fisika sehingga dapat membantu siswa lebih baik dan tepat. Menguasai
berbagai metode mengajar dan memilih cara yang diminati siswa, akan
membuat siswa menyukai fisika yang diajarkan.
PCK yang dimiliki oleh seorang guru tidak dapat diperoleh secara instan

tetapi harus melewati beberapa tahapan. Berdasarkan diskusi yang pernah
diselenggarakan oleh Shulman (1987) sesuai dengan tema yang relevan yang
berkaitan dengan pembangunan PCK contohnya peran pengetahuan materi subjek,
pengalaman mengajar, fokus pada siswa belajar, dan desain pendidikan guru. Dari
tema-tema diskusi tersebut, setidaknya ada tiga sumber utama untuk basis
pengetahuan mengajar atau yang sering disebut sumber-sumber PCK yaitu:
1.

Disiplin ilmu. Sumber pertama dari basis pengetahuan dalam konten
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan disposisi yang harus
dipelajari saat masih sekolah. Selain diperoleh saat bersekolah, konten
tersebut juga dapat diperoleh melalui studi literatur, mengikuti seminar
yang berkaitan dengan bidang konten yang ditekuni.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

2.

Pembelajaran bidang pendidikan. Pembelajaraan
meliputi

pembelajaran

tentang

mengajar,

bidang pendidikan
belajar,

kurikulum,

pengembangan siswa, dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran. Studi
bidang pendidikan termasuk temuan dan metode penelitian empiris di
bidang pengajaran, pembelajaran dan pembangunan manusia, serta
normatif, filosofis dan dasar-dasar etika pendidikan.
3.

Pengalaman. Shulman (1987) menyampaikan pentingnya pengalaman di
dalam pengembangan PCK para guru. Ia mempertahankan bahwa
kebijakan praktis menyediakan rasionalisasi reflektif bagi para guru. Suatu
basis pengetahuan untuk pengejaran tidak pernah selesai atau bukanlah
suatu hal yang final. Para guru perlu terus menerus merekonstruksi dan
mengembangkan pemahaman mereka tentang pengajaran yang berdasar
pada pengalaman mengajar mereka melalui proses reflektif.

C.

Pengetahuan tentang Strategi Mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru perlu memiliki suatu

strategi dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Dalam hal ini, guru secara sadar
merencanakan kegiatan pengajaran yang akan dilakukan secara sistematis dan
memanfaatkan

segala

cara

untuk

kepentingan

pembelajaran.

Strategi

pembelajaran sangat penting diterapkan untuk memperoleh kesuksesan atau
keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berikut ini akan dijelaskan
beberapa pengertian strategi mengajar menurut para ahli:


Strategi mengajar (David dalam Sanjaya, 2010: 126) dapat diartikan
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ada dua hal yang patut
dicermati dalam pengertian

tersebut.

Pertama,

strategi

mengajar

merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai

sumber

daya/kekuatan dalam

pembelajaran. Ini berarti penyususnan suatu strategi baru sampai pada
proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua,
strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua
keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.


Kemp (dalam Sanjaya, 2010: 126) menjelaskan bahwa strategi mengajar
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.



Dick and Carey (dalam Sanjaya, 2010: 126) menyebutkan bahwa strategi
mengajar itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada
siswa.
Untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan

nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal dibutuhkan suatu cara
yang disebut dengan metode. Guru membutuhkan strategi yang sesuai untuk
mengajar fisika. Strategi khusus ini berupa strategi-strategi yang diterapkan oleh
guru dalam mengajar ketika pembelajaran berlangsung.
Pengetahuan tentang strategi mengajar dari komponen pengetahuan konten
pedagogis terdiri dari dua kategori yaitu pengetahuan tentang strategi materi
khusus dan pengetahuan tentang strategi topik khusus (Magnusson dkk, 1999).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

Kedua kategori strategi ini berbeda dalam ruang lingkup masing-masing. Strategi
materi khusus memiliki ruang lingkup yang luas; strategi ini khusus untuk
mengajarkan ilmu sains dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Strategi topik
khusus memiliki ruang lingkup yang lebih sempit, strategi ini berlaku untuk
mengajar topik-topik tertentu dalam domain ilmu sains.
1.

Pengetahuan tentang Strategi Materi khusus
Strategi materi khusus (Magnusson dkk, 1999) merupakan

pendekatan umum atau skema secara keseluruhan untuk mengajar sains.
Pengetahuan guru tentang strategi materi khusus berkaitan dengan
"orientasi untuk mengajar sains" dalam komponen pengetahuan konten
pedagogis bahwa ada pendekatan umum untuk mengajarkan sains yang
konsisten dengan tujuan orientasi tertentu. Sejumlah strategi materi khusus
telah dikembangkan dalam ilmu pendidikan, kebanyakan dari strategi
materi khusus memilki tiga atau empat fase. Mungkin yang paling dikenal
dari strategi materi khusus adalah "siklus belajar".
Model learning cycle (siklus belajar) merupakan salah satu strategi
mengajar yang menerapkan model konstruktivis. Model learning cycle
pertama kali dikembangkan oleh Robert Karplus dari Universitas
California, Barkley tahun 1970-an (dalam Muhamad Taufiq, 2012).
Karplus mengidentifikasi adanya tiga fase yang digunakan dalam model
pembelajaran ini yaitu preliminary exploration, invention, dan discovery.
Berkaitan dengan tiga fase dalam learning cycle, Charles Barman dan
Marvin Tolman menggunakan istilah exploration, concept introduction,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

dan concept application. Walaupun disebutkan dengan istilah yang
berbeda, namun pada dasarnya mempunyai makna yang sama. Bahkan,
model siklus belajar yang terdiri dari tiga fase tersebut selanjutnya
dikembangkan dan diperinci kembali sehingga muncullah model learning
cycle lima fase (5E) yang meliputi: engagement, exploration, explanation,
elaboration/extension, dan evaluation. Berikut adalah penjelasan ringkas
dari tiap siklus:


Fase engage (menarik perhatian) merupakan fase awal. Pada fase
ini guru menciptakan situasi teka-teki yang sesuai dengan topik
yang akan dipelajari siswa. Guru dapat mengajukan pertanyaan
dalam rangka menggali prakonsepsi siswa berkaitan dengan
pemahamannya terhadap materi yang akan atau sedang dipelajari,
dan jawaban siswa digunakan untuk mengetahui hal-hal apa saja
yang telah diketahui oleh mereka. Fase ini dapat pula digunakan
untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa dengan memberikan
pertanyaan dan paparan konsep yang membangkitkan konflik
kognitif.



Fase explore (eksplorasi), dalam fase ini siswa harus diberi
kesempatan untuk bekerja sama dengan teman-temannya tanpa
arahan langsung dari guru. Fase ini merupakan kesempatan bagi
siswa untuk menguji hipotesis atau prediksi mereka, mendiskusikan
dengan teman sekelompoknya dan menetapkan keputusan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19



Fase explain (menjelaskan), pada fase ini guru mendorong siswa
untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa secara individu maupun
kelompok untuk mengungkapkan penjelasan terhadap suatu
fenomena atau konsep yang diutarakan.



Fase extend (perluasan), pada fase ini siswa harus mengaplikasikan
konsep dan kecakapan yang telah mereka miliki terhadap situasi
lain. Guru mendesain kegiatan yang serupa tetapi tidak sama
dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya, dan sifatnya
merupakan pengembangan atau aplikasi dari konsep yang
dipelajari.



Pada fase evaluate (evaluasi) dilaksanakan selama pembelajaran
dilangsungkan atau pada tiap siklus belajar yang sebelumnya telah
disebutkan. Guru bertugas untuk mengobservasi pengetahuan dan
kecakapan siswa dalam mengaplikasikan konsep dan perubahan
berfikir siswa.
Pengetahuan guru tentang strategi materi khusus untuk pengajaran

sains terdiri dari kemampuan untuk menggambarkan, menunjukkan
strategi dan tahapan-tahapannya. Anderson dkk, 1994 (dalam Magnusson
dkk, 1999) menduga, berdasarkan studi literatur yang dilakukan, upaya
untuk membantu para guru mengembangkan pengetahuan tentang strategi
untuk mengajarkan sains terbatas. Fakta ini didukung dari penelitian
tentang pengembangan kurikulum sains pada tahun 1960 dan 1970, yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

melaporkan bahwa guru dianggap tidak siap untuk mengajar

dengan

menggunakan pembelajaran yang berorientasi penyelidikan.
Penelitian selanjutnya difokuskan pada guru yang berpartisipasi
dalam program untuk membantu mengadopsi strategi baru untuk
pengajaran sains memberikan bukti bahwa kemampuan guru untuk
menggunakan

strategi

materi

khusus

mungkin

tergantung

pada

pengetahuan dari domain lainnya. Senada dengan penjelasan di atas,
kurangnya pengetahuan materi (misalnya, Smith & Neale, 1989) dan
kurangnya pengetahuan pedagogis (Marek, Eubanks, & Gallaher, 1990)
akan mempengaruhi efektifitas penggunaan strategi materi spesifik, oleh
karena itu pengembangan PCK harus sejalan dengan pengetahuan guru
terhadap materi, pedagogi, dan konteks.
Ada juga bukti bahwa penggunaan strategi dipengaruhi oleh
keyakinan guru tersebut. Dari hasil penelitian, beberapa guru menolak
mengubah metode mengajar kearah pendekatan yang lebih inovatif karena
guru merasa tidak yakin akan berhasil jika pendekatan baru tersebut
diterapkan (Cronin-Jones, 1991; Mitchener & Anderson, 1989; Olson,
1981; dalam Magnusson dkk, 1999). Temuan ini menunjukkan bahwa
transformasi pengetahuan umum menjadi PCK bukan sekedar hanya
masalah memiliki pengetahuan, melainkan juga merupakan tindakan yang
disengaja dimana guru memilih untuk merekonstruksi pemahaman mereka
sesuai situasi. Dengan demikian, PCK guru mungkin mencerminkan
pilihan pengetahuan dari domain dasar.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

2.

Pengetahuan tentang Strategi Topik khusus
Pengetahuan tentang strategi topik khusus

mengacu pada

pengetahuan guru tentang strategi khusus yang berguna untuk membantu
siswa memahami konsep sains tertentu (Magnusson dkk, 1999).
Pengetahuan tentang strategi topik khusus memiliki dua jenis kategori
yaitu pengetahuan tentang representasi topik khusus dan kegiatan topik
khusus. Meskipun keduanya tidak saling eksklusif (kegiatan khusus
misalnya dapat melibatkan representasi tertentu dari sebuah konsep atau
hubungan) secara konseptual penting untuk menganggap keduanya sebagai
kategori yang berbeda.
a)

Representasi topik khusus
Kategori ini mengacu pada pengetahuan guru tentang cara

untuk merepresentasikan/menggambarkan konsep atau prinsipprinsip tertentu dalam rangka memfasilitasi siswa belajar, serta
pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan yang relatif dari
representasi

tertentu.

Dalam

kategori

ini

termasuk

dalam

kemampuan guru untuk menciptakan representasi untuk membantu
siswa dalam mengembangkan pemahaman tentang konsep-konsep
tertentu atau hubungan konsep-konsep tertentu. Representasi dapat
menggunakan:
1)

Analogi
Model penjelasan analogi adalah model penjelasan suatu

konsep atau topik dengan cara menganalogikan dengan suatu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

peristiwa yang mudah dimengerti siswa. Biasanya dipilih
gambaran yang sering dialami oleh siswa. Banyak guru
menjelaskan konsep fisika yang sulit dan abstrak kepada siswa
dengan model analogi tersebut. Dalam menggunakan model
analogi, guru perlu memperhatikan beberapa hal antara lain:
 Siswa perlu dicek apakah tidak mengalami salah konsep
dengan analogi yang digunakan; bila perlu diberi bantuan
untuk dibetulkan.
 Guru perlu menekankan bahwa analogi adalah hanya
gambaran untuk memudahkan menangkap, tetapi konsep
intinya tetap yang ada pada peristiwa fisika yang sedang
dibahas.
 Pilihan analogi perlu dikritisi, apa sungguh lebih menjelaskan
dengan tepat atau sebaliknya membuat penangkapan siswa
menjadi lebih sulit. Analogi yang dipilih perlu diteliti, apakah
tidak mempunyai konsep fisika yang salah.
2)

Examples non examples
Setyawan (2011) menyatakan bahwa Examples non Examples

adalah

strategi

yang

menggunakan

media

gambar

dalam

penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong
siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan
permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh
gambar yang disajikan. Kiranawati (2007) menyatakan bahwa

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

“Examples

non

Examples

adalah

metode

belajar

yang

menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus /
gambar yang relevan dengan KD”. Berdasarkan pengertian di atas,
dapat disimpulkan bahwa Examples non Examples adalah strategi
pembelajaran yang menggunakan media gambar yang berupa
contoh-contoh untuk mendorong siswa belajar berfikir kritis
dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang
terkait

dengan

contoh-

Dokumen yang terkait

Perencanaan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar fisika dan implementasi pendekatan saintifik dalam perencanaan dan pembelajaran fisika kelas XI IPA SMA (studi kasus di SMA X Yogyakarta).

1 1 86

Pemanfaatan komputer oleh guru fisika dalam pembelajaran fisika di SMA Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta [sebuah survei pada tahun 2008] - USD Repository

0 0 190

Pengetahuan 2 orang guru fisika mengenai siswanya pada 2 SMA di Yogyakarta yang diduga berpengaruh terhadap aktivitas pembelajarannya - USD Repository

0 12 233

Pengaruh Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru fisika terhadap prestasi belajar siswa - USD Repository

0 0 97

Identifikasi pengetahuan guru fisika tentang siswanya pada 2 SMA di Yogyakarta sebagaimana terungkap melalui aktivitas guru dalam pembelajaran - USD Repository

0 0 260

Bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang digunakan oleh guru fisika pada dua SMA di Yogyakarta serta pengetahuan guru yang diduga mendasarinya - USD Repository

0 0 243

Representasi materi pembelajaran fisika oleh dua orang guru fisika di dua sma Yogyakarta dan pengetahuan yang diduga mendasarinya - USD Repository

0 7 226

Representasi materi pembelajaran oleh dua orang guru fisika pada dua SMA di Yogyakarta - USD Repository

0 0 252

Identifikasi pengetahuan guru fisika mengenai siswanya yang diduga mendasari tindakannya dalam pembelajaran : studi kasus 2 guru fisika di 2 sekolah yang berbeda - USD Repository

0 0 203

Pemahaman guru fisika tentang materi pembelajaran dan hubungannya dengan proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar - USD Repository

0 0 116