ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN SEBAGAI RISK CONTROL SYSTEM PEMBIAYAAN DI BMT RAMADANA - Test Repository

ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN

  Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Jurusan D III Perbankan Syariah

  Oleh: RAKHMAD RIZKI YANTO NIM: 201-14-007

JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN

  

INTERN SEBAGAI RISK CONTROL SYSTEM

PEMBIAYAAN DI BMT RAMADANA

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh

  

Gelar Ahli Madya Jurusan D III Perbankan Syariah

Oleh:

RAKHMAD RIZKI YANTO

NIM: 201-14-007

  

JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  • - MOTTO

  

“dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain

apa yang diusahakannya” (an-najm:39).

  

“sesungguhnya allah tidak mengubah keadaan suatu kaum

sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri

mereka sendiri” (Ar-ra’d: 11). “karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Al-Insyirah: 6).

  

“Ketika sesuatu berjalan tidak seperti apa yang direncanakan,

bersabarlah dan percayalah karena bisa jadi allah memiliki

rencana yang lebih baik untuk kita” - PERSEMBAHAN -

  Terimakasihku ku persembahkan kepada kedua Orang Tuaku tercinta, adikku tersayang, Saudaraku, Dosen-dosenku, Pembimbingku, pengelola BMT Ramadana, dan para

  Sahabatku yang senantiasa memberikan dukungan, semangat serta waktu luang yang mereka berikan untuk menemaniku dalam setiap keadaan.

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

  Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga sehingga penyusunan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan tepat waktu.

  Semua ini tidakk terlepas dari dukungan, bantuan, doa dan bimbingan dari semua pihak yang terlibat dalam penulisan karya ilmiah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi kita yakni Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabat, tabi’in dan tabiat serta kepada kita selaku umatnya.

  Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat meraih gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga dengan judul “ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN SEBAGAI

  RISK CONTROL SYSTEM PEMBIAYAAN DI BMT RAMADANA

  ”. Penulis mengakui bahwa semua ini tak akan terselesaikan tanpa bantuan dari semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Karena itulah penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah membantu. Ungkapan terimakasih kadang tidak bisa mewakili kata-kata, hingga kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

  3. Bapak Mochlasin, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang senantiasa sabar membimbing dan mendukung penulis dalam segala bentuk keluh kesah selama penelitian.

  4. Bapak Drs. Alfred L, M.SI. selaku Ketua Jurusan DIII Perbankan Syari’ah dan selakudosen pembimbing magang di BMT Ramadana.

  5. Dr. Hikmah Endraswati selaku Dosen Pembimbing Akademik.

  6. Bapak Dr. Faqih Nabhan, M.M. selaku manajer BMT Ramadana 7.

  Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga, khususnya Program Studi Perbankan Syari’ah D III yang telah memberikan bekal berbagai teori, ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi penulis.

  8. Seluruh staf dan karyawan di lingkungan IAIN Salatiga khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atas segala bentuk bantuannya.

  9. Segenap karyawan KSPPS BMT Ramadana baik Kantor pusat maupun Cabang yang telah membantu kelancaran kegiatan penelitian ini.

  10. Sahabat-sahabat seperjuangan yang menimba ilmu di IAIN Salatiga, khususnya pada Prodi D III Perbankan Syari’ah kelas A maupun kelas B angkatan tahun 2014 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

  11. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang dengan senang hati telah membantu dan terlibat, baik dalam kelancaran pelaksanaan kegiatan penelitian maupun dalam penyelesaian penyusunan laporan penelitian ini.

  Semoga Allah membalas semua amal baik mereka dengan imbalan yang lebih baik dari yang mereka berikan kepada penulis, dan senantiasa diberikan kesehatan, keselamatan dan dilindungi Allah dengan cipta-Nya. Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu apapun yang sempurna kecuali Allah SWT, oleh karena itu dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga Tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

  Wassalamu’alaikumWr.Wb.

  Salatiga, 13 Juli 2017 Penulis, Rakhmad Rizki Yanto NIM. 201-14-007

  

ABSTRAK

  Yanto, Rakhmad Rizki. 2017. Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Intern

  Sebagai Risk Control System Pembiayaan di BMT Ramadana. Tugas

  Akhir, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Mochlasin, M.Ag. Kata Kunci: Pengendalian Intern, Risiko, Pembiayaan.

  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana proses penyaluran pembiayaan dan sistem pengendalian intern yang diterapkan sebagai Risk

  

Control System di BMT Ramadana. Metode penelitian ini menggunakan

  pendekatan kualitatif dengan model deskriptif melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian dilakukan di KSPPS BMT Ramadana Salatiga. Berdasarkan hasil analisis data, proses penyaluran pembiayaan di BMT Ramadana diterapkan sesuai dengan SOP pembiayaan. Sehingga pembiayaan yang disalurkan ke masyarakat dapat bermanfaat dan risiko BMT dapat diantisipasi. Sistem pengendalian intern yang dilakukan BMT Ramadana telah memenuhi sebagian besar unsur pengendalian menurut The Commitee of

  

Sponsoring Organizations (COSO). Dalam menyalurkan pembiayaan BMT

  Ramadana berpedoman pada SOP dan kebijakan yang ada serta menerapkan persyaratan-persyaratan khusus sebagai Risk Control System pembiayaan di BMT Ramadana.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. iv PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ................................................................ v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii ABSTRAK .......................................................................................................... x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiv DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvi

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. LatarBelakang ...................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 5 D. Metode Penelitian................................................................................. 6 E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 9 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 11

  B.

  Kajian Teoritik ..................................................................................... 16 1.

  Pengendalian Inten ......................................................................... 16 2. Pembiayaan .................................................................................... 25 3. Pengendalian Risiko (Risk Control System) ................................... 32

  BAB III LAPORAN OBJEK .............................................................................. 36 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 36 1. Sejarah Berdirinya BMT Ramadana .............................................. 36 2. Visi, Misi dan Tujuan BMT Ramadana ......................................... 37 3. Lokasi KSPPS BMT Ramadana .................................................... 38 4. Landasan Pendirian ........................................................................ 39 5. Struktur Organisasi BMT Ramadana ............................................. 40 6. Ruang lingkup dan Wewenang ...................................................... 43 B. Data Deskriptif ..................................................................................... 53 1. Produk-produk KSPPS BMT Ramadana ....................................... 53 2. Penyaluran Dana di BMT Ramadana ............................................ 56 BAB IV ANALISIS DATA ................................................................................ 59 A. Proses Penyaluran Pembiayaan di BMT Ramadana ............................ 59 B. Sistem Pengendalian Intern di BMT Ramadana .................................. 79 C. Risk Control System di BMT Ramadana Melalui Sistem Pengendalian Intern .............................................................................. 84 BAB V PENUTUP .............................................................................................. 89 A. Kesimpulan .......................................................................................... 89

  DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 91 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BMT Ramadana .......................................... 41Gambar 3.2 Grafik Outstanding Lending tahun 2014-2016 ............................ 56Gambar 3.3 Grafik Pembiayaan Bermasalah tahun 2014-2016 ...................... 57

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Beda Penelitian dengan Penelitian Terdahulu ............................... 13Tabel 3.2 Outstanding Lending BMT Ramadana tahun 2014-2016 .............. 56Tabel 3.3 Pembiayaan Bermasalah BMT Ramadana tahun 2014-2016 ........ 57

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan lembaga keuangan mikro non bank diawali pada

  tahun 1992 lahirlah sebuah lembaga keuangan kecil yang beroperasi menggunakan gabungan antara konsep Baitul Maal dan Baitut Tamwil, target, sasarannya serta skalanya pada sektor usaha mikro (Yunus, 2009: 7). Kemunculan lembaga Baitul Maal wa Tamwil yang melakukan kegiatan operasional berdasarkan prinsip syariah dirasakan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, hal tersebut dikarenakan dapat memenuhi fungsi manfaat sosial maupun ekonomi (Mislan, dkk, 2016: 5). Menurut kementrian koperasi dan UMKM dalam (harian terbit, 21 maret 2015; 15:07 wib) mengatakan, perkembangan koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) dalam bentuk Baitul

  Maal wa Tamwil (BMT) di Indonesia, sangat signifikan. Hal tersebut dapat

  kita lihat dari beberapa tahun terakhir ini lembaga keuangan mikro syariah yaitu BMT telah tumbuh dan berkembang di berbagai daerah. Perkembangan BMT yang semakin pesat tersebut menimbulkan persaingan bisnis untuk berlomba-lomba dalam mencari segmen pasar, baik itu penghimpunan dana maupun penyaluran dana. untuk memenangkan persaingan tersebut masing- masing BMT harus menyusun strategi mulai dari segi pelayanan, fasilitas, dan lain sebagainya.

  BMT Ramadana adalah salah satu Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang menghimpun dana dari masyarakat secara langsung dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. BMT Ramadana menyediakan berbagai macam produk seperti simpanan, pinjaman, dan pembiayaan. Pembiayaan adalah salah satu produk yang menjadi jantung bagi BMT. Dalam menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat baik dalam bentuk produktif maupun konsumtif haruslah terukur dan terarah dengan baik. Tidak sedikit kasus pembiayaan yang mengalami masalah dalam pengembaliannya. Pembiayaan bermasalah tersebut terjadi bisa disebabkan oleh banyak faktor. baik dari pihak BMT yang kurang teliti dalam menganalisis tentang kondisi nasabah dan tidak adanya pedoman yang mengatur tentang penyaluran pembiayaan maupun dari pihak nasabah yang lalai atau ketidakmampuan nasabah untuk melunasi pembiayaan.

  Untuk mengatasi masalah pembiayaan bermasalah tersebut perlu adanya sistem pengendalian intern (SPI) yang efektif. Sistem pengendalian intern (SPI) meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendororong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi, 2001: 163). Sistem pengendalian intern (SPI) merupakan sebuah alat atau pedoman bagi perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya agar sejalan dengan tujuan perusahaan.

  Pengendalian internal merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan usaha menurut Papalangi yang dibaca melalui (Sumarsan, 2010: 4).

  Sistem pengendalian intern (SPI) merupakan salah satu cara untuk menciptakan tata kelola suatu perusahaan yang baik good corporate

  

governance (GCG). Tujuan sistem pengendalian intern (SPI) sendiri sejalan

  sejalan dengan teori stake holder dalam GCG. Teori stake holder sejalan dengan paradigma ekonomi islam yang memperhatikan moral dan etika dalam melakukan usaha (Abdullah, 2010: 47). GCG menurut perspektif islam merupakan sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan guna mencapai tujuannya dan memberikan perlindungan atas kepentingan dan hak semua stake holder. Hal ini sejalan dengan fungsi LKMS sebagai lembaga intermediasi yang menjembatani antara pihak nasabah pendanaan dan pembiayaan. Sehingga perlunya sistem pengendalian intern (SPI) yang efektif dan efisien terutama pada kegiatan penyaluran pembiayaan sehingga dapat melindungi hak dan kewajiban para stake holder.

  Dengan adanya sistem pengendalian yang mengatur tentang pembiayaan khususnya diharapkan dapat dijadikan pedoman Lembaga Keuangan Mikro Syariah dalam mengambil kebijakan untuk melakukan analisis pembiayaan dengan efektif dan efisien, sehingga pembiayaan dapat tepat sasaran. Disamping kebutuhan nasabah terpenuhi, risiko terjadinya pembiayaan bermasalah pun dapat di minimalisir.

  Sistem pengendalian intern (SPI) juga dapat dijadikan sebagai Risk Mikro Syariah adalah lembaga intermediasi antara pihak nasabah pendanaan dengngan nasabah pembiayaan, dimana dana milik nasabah yang dititipkan oleh nasabah pendanaan dikelola oleh LKMS untuk di salurkan kepada nasabah yang membutuhkan pembiayaan sehingga perlu adanya pengawasan tentang pembiayaan yang diberikan agar dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

  Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengetahui sistem pengendalian intern yang dilakukan BMT Ramadana dalam menyalurkan pembiayaannya, maka penulis tertarik untuk membuat sebuah penelitian dengan judul

  “Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Intern sebagai Risk Control System

  Pembiayaan di BMT Ramadana”. Adapun penelitian

  yang akan penulis lakukan menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif dan objeknya adalah LKMS yaitu BMT yang segmen pasarnya adaah usaha mikro kecil menengah UMKM.

B. Rumusan Masalah

  Dari uraian latar belakang diatas penulis merumuskan masalah yang akan diteliti diantaranya:

1. Bagaimana proses penyaluran pembiayaan di BMT Ramadana ? 2.

  Bagaimana sistem pengendalian intern yang diterapkan oleh BMT Ramadana ? 3. Bagaimana risk control system pembiayaan di BMT Ramadana melalui sistem pengendalian intern ?

C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah diatas penelitian ini bertujuan untuk: 1.

  Untuk mengetahui proses penyaluran pembiayaan di BMT Ramadana.

  2. Untuk mengetahui sistem pengendalian intern yang diterapkan oleh BMT Ramadana.

  3. Untuk mengetahui risk control system yang di BMT Ramadana melalui sistem pengendalian intern.

D. Manfaat Penelitian 1.

  Bagi pihak penulis a.

  Untuk menambah wawasan penulis tentang sistem pengendalian intern yang diterapkan oleh BMT Ramadana khususnya sebagai instrument risk control system.

  b.

  Sebagai syarat menempuh Diploma 3 Perbankan Syariah Iain Salatiga.

2. Bagi pihak IAIN Salatiga a.

  Diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmu pengetahuan tentang peran sistem pengendalian intern yang diterapkan dalam menunjang efektifitas pembiayaan di BMT kepada mahasiswa/i IAIN Salatiga khususnya fakultas Ekonomi Bisnis Islam.

  b.

  Diharapkan dapat dijadikan rujukan kepada peneliti yang hendak meneliti tentang sistem pengendalian intern.

3. Bagi pihak BMT a.

  Sebagai salah satu bahan pertimbangan LMKS dalam menerapkan sistem pengendalian intern khususnya tentang pembiayaan sebagai instrumen risk control system.

  b.

  Sebagai sarana mengenalkan BMT sebagai LKMS yang memiliki Produk yang menjadi alternatif dari adanya bunga bank dan sehat.

E. Metode Penelitian 1.

  Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah deskriptif.

  Penelitian jenis ini mengkaji atau menganalisis semata-mata ingin mengungkapkan suatu peristiwa sesuai keadaan sebagaimana adanya.

  Hasil penelitian dan kesimpulan yang diambil semata-mata menggambarkan suatu peristiwa seperti yang terjadi sebenarnya.

  Penelitian deskriptif secara garis besar merupakan kegiatan penelitian yang hendak mencoba menggambarkan suatau peristiwa secara sistematis, faktual dengan penyusunan yang akurat. Pada penelitian ini kegitaan yang dilakukan yaitu mencari data untuk menggambarkan suatu peristiwa secara apa adanya (supardi, 2005: 27- 28).

2. Sumber data

  Jenis data yang penulis gunakan adalah data kualitatif yang dinyatakan dalam bentuk kalimata atau uraian. Data ini mempunyai peranan untuk menjelaskan secara deskriptif suatu masalah (pabundutika, 2006: 57-58).

  Sumber data terdiri dari sumber data primer dan data sekunder. Sumber data primer di peroleh langsung dari pihak-pihak yang bersangkutan dari manajer pembiayaan. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian yaitu melalui buku, dan hasil penelitian yang telah ada sebelumnya dan dokumentasi.

3. Teknik pengumpulan data a.

  Data primer 1)

  Wawancara Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara kepada pihak yang menjadi subjek penelitian secara langsung. Dengan maksud untuk memperoleh informasi secara rinci dari subjek penelitian. Dengan menyusun daftar pertanyaan yang akan diberikan kepada manajer pembiayaan tentang bagaimana proses penyaluran pembiayaan. 2)

  Observasi Pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung di objek penelitian mengenai situasi dan kondisi dan data-data yang terkait di lapangan. b.

  Data sekunder Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara studi dokumentasi yaitu menggunakan dokumen dokumen terkait yang diperoleh di objek penelittian dan melalui buku, jurnal, dan hasil penelitian yang telah ada sebelumnya.

4. Teknik Analisis Data

  Penelitian deskriptif (descriptive researce ) hanya menggambarkan dan meringkaskan berbagai kondisi, situasi atau berbagai variabel. Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan status subyek penelitian pada saat ini, misalnya sikap atau pendapat terhadap individu organisasi dan sebagainya. Data deskriptif pada umumnya dikumpulkan melalui metode pengumpulan data, yaitu wawancara atau metode observasi.

  Penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya. Sifatnya sekedar mengungkap fakta (fact finding). Hasil penelitian lebih ditekankan pada pemberian gambaran secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang diselidiki. Akan tetapi, guna mendapatkan manfaat yang lebih luas, di samping mengungkap fakta, diberikan interpretasi yang cukup kuat (Wiratha, 2005: 154).

F. Sistematika Penulisan

  BAB I PENDAHULUAN pendahuluan terdiri dari hal-hal diantaranya latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

  BAB II LANDASAN TEORI dalam bab ini membahas tentang penelitian sebelumnya yang telah ada dengan tujuan sebagai referensi maupun pembanding guna menentukan beda penelitian serta menjelaskan teori tentang sistem pengendalian internal.

  BAB III LAPORAN OBJEK Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, meliputi sejarah, visi misi, struktur organisasi dan hal-hal umum lainnya tentang BMT RAMADANA dan informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian penulis.

  BAB IV ANALISIS Bab ini menjelaskan serta menjawab rumusan masalah penelitian. Yaitu menjelaskan tentang proses penyaluran pembiayaan dan Sistem Pengendalian Intern yang dilakukan guna mengendalikan risiko pembiayaan di BMT RAMADANA.

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

  Bab ini berisi kesimpulan penelitian yang dilakukan dan saran kepada objek penelitian yang menjadi bahan penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Penelitian yang dilakukan oleh Riska S Papalangi (2013) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado

  dengan judul “Penerapan SPI Dalam Menunjang Efektivitas Pemberian Kredit Ukm pada PT. BRI (Persero) Tbk Manado

  ” menyimpulkan bahwa sistem pengendalian internal yang diterapkan telah memenuhi sebagian besar unsur-unsur pengendalian internal. BRI memiliki sistem pengendalian internal dalam perkreditan untuk mencegah adanya penyalahgunaan wewenang. BRI menerapkan persyaratan tertentu untuk menjamin keamanan atas kredit usaha tersebut. Hal-hal tersebut membuktikan bahwa sistem pengendalian internal pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Manado telah sesuai dengan teori yang ada sehingga dapat mendorong tercapainya pemberian kredit yang efektif.

  Penelitian yang dilakukan oleh Faradila A Salim (2015) Fakultas Ekonomi Jurusan AkuntansiUniversitas Sam Ratulangi Manado dengan judul “Analisis Penerapan Sitem Informasi Akuntansi Dalam Mendukung Pengendalian Internal Pemberian Kredit Pada PT. Bank Bukopi n Manado” hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem informasi akuntansi dalam mendukung pengendalian internal pemberian kredit pada PT. Bank Bukopin Cabang Manado melakukan proses dan tehnik sesuai dengan unsur- unsur pengendalian intern yang layak dan memadai sesuai dengan teori pengendalian internal oleh COSO, maka pihak bank dapat mengatasi kredit macet dan bank tidak akan mengalami kerugian yang besar. Pihak manajemen bank sebaiknya dapat mempertahankan kinerjanya atau lebih meningkatkan kinerja bank.

  Penelitian yang dilakukan oleh Hesty Harun (2013) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado dengan judul “Penerapan SPI Dalam Menunjang Efektivitas Pemberian Kredit Usaha pada BRI Kcp Boulevard Manado

  ” hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pengendalian intern kredit usaha pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., KCP Boulevard Manado sudah cukup efektif, hal ini terlihat dari diterapkannya unsur-unsur pengendalian intern yang layak dan memadai ditunjang dengan kebijakan dan prosedur pemberian kredit yang baik sesuai dengan teori pengendalian intern yang baik oleh COSO.

  Penelitian yang dilakukan oleh Siti Thoyibatun (2009) Universitas Negeri Malang dengan judul “Struktur Pengendalian Intern Bank Perkreditan Rakyat Syariah dan Konvensional

  ” hasil penelitian menunjukkan bahwa BPR konvensional menganggap SPI sebagai teknik bekerja yang diatur secara mekanis yang tertuang dalam peraturan dan dilaksanakan secara formal. Dalam mekanisme tersebut tercakup berbagai bagian yang antara satu dan pengembangan SPI ditujukan untuk menekan timbulnya penyelewengan. BPR syariah mengartikan SPI dengan makna yang flreksibel berdasar nilai keyakinan yang diikuti. Pelaksanaan SPI dijalani melalui perundingan yang mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan (bukan mencapai untung semata) dan hubungan kekeluargaan. Nilai keyakinan tersebut tertanam pada nurani pelaku dan terwujud sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada Tuhan atas segala perbuatan dan prestasi kerjanya.

  Penelitian yang dilakukan oleh Syahril, SE (2013) Program Studi Akuntansi Syariah Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI (STEI SEBI) dengan judul “Peran Auditor Internal Dan Sistem pengendalian Intern (SPI) Dalam Pengelolaan Risiko Di Lembaga Keuangan Syariah

  ” hasil penelitian menunjukkan bahwa auditor internal dan Sistem Pengendalian Intern (SPI) mempunyai peran besar dalam proses pengelolaan risiko di lembaga keuangan syariah.

  Tabel 2.1 Beda Penelitian dengan Penelitian Terdahulu

  No Nama Objek Metode Fokus penelitian penelitian penelitian

  1 Riska S PT. BRI Metode analisis pada penerapan SPI Papalangi (Persero) yang digunakan untuk menunjang (2013) Tbk metode efektifitas Manado deskriptif pemberian kredit . kualitatif.

  A Salim Bukopin deskriptif, Jenis akuntansi dalam (2015) Cabang data kualitatif. mendukung Manado pemberian kredit.

  3 Hesty Bri Kcp metode pada penerapan SPI Harun Boulevard deskriptif. Jenis untuk menunjang (2013) Manado data kualitatif efektifitas yang diperoleh pemberian kredit . dari data Primer.

  4 Siti Bank pendekatan Praktik SPI yang Thoyibatun Perkredita Phenomenologik diterapkan BPR (2009) n Rakyat Naturalistik, konvensional dan Syariah jenis data BPRS. dan kualitatif, teknik Konvensio analisis domain, nal taksonomi, dan komponensial

  5 Syahril Lembaga metode Peran auditor (2013) Keuangan deskriptif internal dan SPI

  Syariah dengan dalam proses pendekatan pengelolaan risiko ORCA (Objective, Risk,

  

Control,

Action ),

  sedangkan untuk mengidentifikasi risiko material yang dihadapi lembaga syariah, penulis menggunakan pendekatan aset (the asset

  approach ),

  pendekatan lingkungan eksternal (the

  eksternal environment approach ) dan

  pendekatan skenario ancaman (threat

  scenario approach ).

  6 Peneliti KSPPS Deskriptif Penerapan Sistem (2017) BMT kualitatif Pengendalian

  Ramadana Intern sebagai Risk

  Control System

  dalam menyalurkan pembiayaan di BMT Ramadana.

  Adapun penelitian yang akan penulis ajukan berbeda dengan penelitian diatas yaitu objeknya adalah sebuah Lembaga Keuangan Mikro Syariah non bank yaitu BMT sedangkan penelitian diatas objeknya yaitu Lembaga Keuangan Bank, kemudian fokus penelitiannya yaitu peran SPI pembiayaan. Metode yang penulis gunakan adalah deskriptif kualitatif berdasarkan beda penelitian tersebut bahwa penelitian penulis tentang “Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Risk Control System Pembiayaan di BMT Ramadana

  ” ini berbeda dengan penelitian yang telah ada sebelumnya.

B. Kajian Teoritik 1.

  Pengendalian Intern Pengendalian intern adalah seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum/undang-undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan. Yang dimaksud ketentuan disini bisa saja meliputi tentang peraturan bidang perpajakan, pasar modal, hukum bisnis, UU anti korupsi dan sebagainya (Hery, 2015: 159).

  Pengendalian internal dilakukan untuk memantau/mengawasi apakah kegiatan operasional maupun finansial perusahaan telah berjalan sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen. Dengan adanya penerapan sistem pengendalian secara ketat maka diharapkan seluruh kegiatan operasional maupun finansial perusahaan dapat berjalan dengan baik sehingga dapat tercapainya laba perusahaan secara maksimal sehingga dapat tercapainya tujuan perusahaan.

  Pengendalian internal merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan usaha menurut Papalangi yang dibaca melalui (Sumarsan, 2010: 4). Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendororong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi, 2001: 163). Menurut Papalangi yang dibaca melalui (Jusup, 2001: 252) pengendalian internal merupakan suatu proses yang dijalankan dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a.

  Keandalan laporan keuangan.

  b.

  Efektivitas dan efisiensi kegiatan operasi.

  c.

  Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

  Komponen pengendalian menurut The Commitee of Sponsoring

  Organizations (COSO) ada 5, yaitu: a.

  Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya.

  Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen

  Lingkungan pengendalian mencakup integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, partisipasi dewan komisaris atau komite audit, filosofi dan gaya operasi manajemen, struktur organisasi, pemberian wewenang dan tanggung jawab, kebijakan dan praktik sumber daya manusia.

  b.

  Penaksiran Risiko Penaksiran risiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan pengelolaan risiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

  c.

  Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas.

  d.

  Informasi dan Komunikasi Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang meliputi sistem akuntansi terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan transaksi entitas. Komunikasi meliputi luasnya pemahaman personil tentang bagaimana aktivitas mereka dalam sistem informasi pelaporan keuangan berkaitan dengan pekerjaan orang lain. e.

  Pemantauan Pemantauan merupakan proses penetapan kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan tindakan perbaikan yang dilakukan. Proses ini dilaksanakan melalui aktivitas pemantauan terus menerus, evaluasi secara terpisah atau kombinasi diantara keduanya.

  Menurut (Mulyadi, 2001: 164) Tujuan sistem pengendalian intern menurut definisi tersebut adalah: a.

  Menjaga kekayaan organisasi.

  b.

  Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

  c.

  Mendorong efisiensi.

  d.

  Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

  Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern dibagi menjadi 2 macam (Mulyadi, 2001: 193).

  a.

  Pengendalian intern akuntansi (internal accounting control) Meliputi: struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan ketelitian dan keandalan data akuntansi.

  b.

  Pengendalian intern administratif (internal administrative control) Meliputi: struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan Unsur pokok sistem pengendalian intern (Mulyadi, 2001: 165-170) a.

  Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini:

  1) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi.

  2) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan seluruh tahap suatu transaksi.

  b.

  Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadiatas dasar otorisasidari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi hanya dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasiatas terlaksananya setiap transaksi. Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan tingkat ketelitian dan keandalannya yang tinggi.

  c.

  Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah:

  1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenag.

  2) Pemeriksaan mendadak (surprised audit). 3)

  Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain. 4) Perputaran jabatan (job rotation). 5) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. 6)

  Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya.

  7) Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektifitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain.

  d.

  Mutu karyawan sesuai dengan tanggung jawabnya. Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, berbagai cara berikut ini dapat ditempuh:

  1) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntutoleh pekerjaannya.

  2) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaaannya.

  Efektivitas pengendalian intern dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh lingkungan pengendalian intern. Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik dan manajer perusahaan mengenai pentingnya pengendalian intern perusahaan. Efektifitas unsur pengendalian intern sangat ditentukan oleh atmosfer yang diciptakan lingkungan pengendaliaan (Mulyadi, 2001: 194).

  a.

  Filosofi dan gaya operasi.

  Filosofi adalah seperangkat keahlian dasar (basic beliefs) yang menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawannya.

  Philosophy merupakan apa yang seharusnya dan apa yang seharusnya tidak dikerjakan oleh perusahaan. Gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang bagaimana operasi suatu kesatuaan usaha harus dilaksanakan.

  b.

  Berfungsinya dewan komisaris dan komite pemeriksaan.

  Dewan komisaris berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksankan oleh manajmemen (direksi). dengan demikian dewan komisaris yang aktif menjalankan fungsinya dapat mencegah konsentrasi pengendaliaan yang terlalu banyak di tangan manajemen atau (direksi). Sedangkan pembentukan komite pemeriksaan ditujukan untuk memperkuat independensi akuntan publik yang oleh masyarakat dipercaya untuk menilai kewajaran Fungsi komite pemeriksaan yang secara langsung berdampak pada akuntan publik adalah: 1)

  Menunjuk akuntan publik yang melaksanakan pemeriksaan tahunan terhadap laporan keuangan perusahaan.

  2) Membicarakan luas pemeriksaan dengan akuntan publik. 3)

  Meminta komunikasi langsung dengan akuntan publik mengenai masalah-masalah besar yang ditemukan oleh akuntan dalam pemeriksaannya. 4)

  Menelaah laporan keuangan dan laporan akuntan pada saat pemeriksaan akuntan selesai dilakukan.

  c.

  Metode pengendalian manajemen.

  Metode pengendalian manajemen merupakan metode perencanaan dan pengendalian alokasi sumber daya perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan dan pengendalian manajemen dilakukan melalui empat tahap:

  1) Penyusunan program (rencana jangka panjang). 2) Penyusunan anggaran (rencana jangka pendek). 3) Pelaksanaan dan pengukuran. 4) Pelaporan dan analisis.

  d.

  Kesadaran pengendaliaan.

  Kesadaran pengendalian dapat tercermin dari reaksi yang ditunjukkan oleh manajemen dari berbagai jenjang organisasi atas publik. Jika manajemen segera melakukan tindakan koreksi atas temuan kelemahan pengendalian yang dikemukakan oleh akuntan intern atau akuntan publik, hal ini merupakan petunjuk adanya komitmen manajemen terhadap penciptaan lingkungan pengendalian yang baik.

  Menurut (Mulyadi, 2001: 195) Tanggung jawab untuk mengembangkan dan mengoperasikan pengendalian intern akuntansi yang baik dalam perusahaan adalah terletak di tangan manajemen puncak, karena dipundak merekalah tanggung jawab atas pengelolaan dana yang dipercayakan oleh pemilik perusahaan terletak. Manajemen puncak seringkali mempunyai konsep yang salah mengenai sistem pengendalian intern. Konsep yang salah tersebut meliputi: a.

  Sistem pengendaliaan intern dikira merupakan tanggung jawab direktur keuangan saja, sehingga direksi umumnya menyerahkan pengembangannya kepada direktur keuangan, tanpa dukungan penuh dari anggota direksi yang lain.

  b.

  Manajemen puncak memiliki persepsi bahwa sistem pengendaliaan intern dapat menggantikan kekurang-ahliannya dalam mengelola perusahaan.

  c.

  Sistem pengendalian intern seringkali disamakan dengan unit organisasi yang disebut dengan satuan pengawas intern dalam perusahaan.

  Sistem pengendaliaan intern dalam perusahaan yang menggunakan manual system dalam akuntansinya lebih dititikberatkan pada orang yang melaksanakan sistem tersebut, atau dengan kata lain lebih berorientasi pada orang (people-oriented system).

2. Pembiayaan

  Pembiayaan merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kegiatan operasional Bank maupun LKMS. karena dengan adanya aktivitas pembiayaan akan diperoleh sumber pendapatan utama dan menjadi kelangsungan usaha Bank maupun LKMS. Sebaliknya apabila pengelolaannya tidak baik akan menimbulkan permasalahan yang akan merugikan bagi usaha Bank maupun LKMS (Susilo, 2017: 109).

  Menurut (Asiyah: 2015: 79) Tujuan analisis pembiayaan dalam lembaga keuangan syariah yaitu: a.

  Menilai kelayakan usaha calon peminjam.

  b.

  Menilai risiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan.

  c.

  Menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak.

  Menurut (Asiyah, 2015: 79-80) dalam melakukan penyaluran pembiayaan kepada nasabah ada beberapa hal yang harus diperhatikan, karena pembiayaan yang diberikan sangat berpengaruh pada stabilitas keuangan perusahaan. penilaian tersebut antara lain: a.

  Keamanan kredit/pembiayaan (safety).

  Lembaga keuangan haruslah memastikan bahwa kredit/pembiayaan yang diberikan dapat di lunasi oleh nasabah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis yang matang kepada calon nasabah.

  b.

  Terarahnya tujuan penggunaan kredit/pembiayaan (sustinability).

  Kredit/pembiayaan akan digunakan untuk tujuan yang sejalan dengan kepentingan masyarakat atau tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku. Dalam syariat Islam pembiayaan tersebut haruslah memiliki tujuan yang bermanfaat, proporsional, dan tidak bertentangan dengan prinsip syariat Islam.

  c.

  Menguntungkan (profitable).

  Kredit/pembiayaan yang diberikan haruslah menguntungkan, khusunya bagi kedua belah pihak yaitu pihak lembaga keuangan maupun pihak nasabah karena kebutuhannya tercukupi terlebih kepada masyarakat umum.

  Prinsip pembiayaan dengan analisis 5 C (Asiyah, 2015: 80-84): a.

  Character Penialiaan karater menjadi penilaian yang paling utama dalam analisa pembiayaan, karena karakter merupakan sifat dasar yang terbentuk dari proses waktu yang lama, sehingga telah menjadi kebiasaan yang sulit untuk diubah. Dalam menilai karakter calon

  1) Riwayat hidup calon nasabah. 2)

  Riwayat pembiayaan calon nasabah jika pernah memiliki riwayat pebiayaan.

  3) Reputasi dalam menepati janji dilingkungan tempat tinggal usaha maupun tempat bekerja calon nasabah.

  4) Meneliti dimana calon nasabah lingkungan nasabah. 5)

  Mencari tahu hobi dan kebiasaan yang sering calon nasabah lakukan melalui orang-orang disekitar nasabah.

  b.

  Capacity Yaitu berkaitan dengan kemampuan nasabah untuk menjalankan usahanya guna memperoleh laba sehingga dapat melunasi kewajibannya dari laba yang dihasilkan. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan nasabah dapat melunasi kewajibannya melalui laba usahanya. Penilaian tersebut dapat dilakukan dengan cara antara lain:

  1) Pendekatan historis

  Yaitu menilai past performance, apakah menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu.

  2) Pendekatan finansial

  Yaitu menilai latar belakang pendidikan para pengurus. Hal ini untuk menjamin profesionalitas kerja perusahaan.

  3) Pendekatan yuridis

  Yaitu secara yuridis apakah calon nasabah mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha untuk melakukan perjanjian pembiayaan dengan lembaga keuangan atau tidak. 4)

  Pendekatan manajerial Yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan dan ketrampilan calon nasabah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam memimpin perusahaan. 5)

  Pendekatan teknis Yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan calon nasabahmengelola faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja, bahan baku, peralatan/mesin-mesin, administrasi keuangan, industrial relation , sampai dengan kemampuan merebut pasar.

  c.