Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Buruh Perempuan Pabrik dan Quality of Worklife di Departement Spinning PT. Daya Manuggal Salatiga T2 912013006 BAB II

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Konsep

2.1.1 Quality Of Worklife
Kualitas kehidupan kerja (Quality Of Worklife)
adalah hubungan timbal balik atau respon

antara

pekerja dengan perusahaan, serta adanya respon dari
perusahaan

(pemberi

kebutuhan-kebutuhan

kerja)
pekerja.


dalam

memenuhi

Kualitas

kehidupan

kerja ditentukan dari persepsi karyawan terhadap
kebutuhan-kebutuhan

karyawan

baik

secara

fisik


maupun nonfisik dalam relasinya dengan perusahaan.
Mondy dan Noe (1995) menyatakan bahwa kualitas
kehidupan kerja ditentukan dari persepsi karyawan
terhadap keadaan mental dan fisik pada saat bekerja.
Sedangkan Mejia,Balkin dan Cardy (2001) menyatakan
bahwa kualitas kehidupan kerja adalah suatu ukuran
keamanan dan kepuasan yang dirasakan pekerja dalam
melakukan pekerjaannya. Wather dan Devis (1993),
kualitas kehidupan kerja dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu supervisi, kondisi kerja, gaji , tunjangan
dan

desain

menyatakan

pekerjaan.
bahwa

Selain

kualitas

itu,

Ringgo

(2000)

kehidupan

kerja

ditentukan oleh kompensasi yang diterima karyawan,
kesempatan

untuk

beradaptasi
9


dalam

organisasi,

keamanan

kerja,

desain

pekerjaan

dan

kualitas

interaksi antar anggota organisasi. Dapat di simpulkan
bahawa,

kualitas


kehidupan

kerja

adalah

respon

perusahaan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan
karyawan seperti tunjangan-tunjangan, gaji, bonus,
keamanan dan kesehatan kerja, penyediaan fasilitasfasilitas, relasi antara karyawan dengan pimpinan, dan
kesempatan bagi karyawan untuk mengembagkan diri
dalam berkarir. Walton 1975 (dalam Larashati 2004),
mengungkapkan bahwa terdapat 8 aspek Quality Of
Worklife, yaitu :
1. Adequate and fair compensation (kompensasi yang
tepat dan adil).
Mencakup unsur-unsur seperti upah, kompensasi,
bonus, tunjangan dan fasilitas yang diberikan oleh

organisasi sebagai hasil balas jasa atas kerja yang
dihasilkan

pegawai,

dimana

hal

tersebut

diharapkan sesuai dan adil. Ini berarti perusahaan
memberikan gaji dan kompensasi yang sesuai
standar untuk pegawai pada tingkat yang sama,
serta

kompetitif

apabila


perusahaan lain.

10

dibandingkan

dengan

2. Safe and healthy environment (lingkungan kerja
yang aman dan sehat).
Mencakup

hal-hal

yang

berhubungan

dengan


kondisi fisik dari tempat kerja seperti : kebersihan,
keamanan serta mengurangi risiko kecelakaan.
3. Development

of

human

capacities

(kesempatan

untuk mengembagkan kemampuan pekerja).
Berkaitan
memberikan

dengan,

bagaimana


kesempatan

mengembangkan

dan

bagi

organisasi

pekerja

untuk

skill

menggunakan

yang


dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaan.
4. Growth ans security (kesempatan untuk terus
berkembang dan keamanan kerja).
Berkaitan

dengan,

menyediakan

fasilitas

kemampuan

pekerja

bagaimana
yang
dalam

dapat


organisasi
menigkatkan

bekerja

(seperti

:

pelatihan dan seminar), kejelasan dalam berkarir
diperusahaan, serta rasa aman bahwa mereka
dapat terus bekerja pada perusahaan.
5. Social integration (Interaksi sosial di tempat kerja).
Berkaitan dengan hubungan yang terjalin antara
rekan kerja di dalam perusahaan. Dimana pekerja
harus memiliki buhungan yang baik ; dapat bekerja
sama dengan rekan kerja maupun atasan, serta
memiliki rasa keterkaitan dengan perusahaan.

11

6. Constutionalism

(hak-hak

karyawan

dalam

perusahaan).
Berkaitan dengan hak-hak pekerja sebagai pekerja
di dalam oraganisasi seperti : adanya lingkungan
yang demokrasi bagi pekerja, serta kebebasan dan
kesamaan dalam segala hal.
7. The total life space (pengaruh pekerjaan terhadap
keseluruhan hidup)
Mencakup

hal-hal

yang

mengenai,

pengaruh

pekerjaan terhadap peran-peran pribadi karyawan.
Dimana pekerjaan, keluarga dan kehidupan pribadi
dapat simbang.
8. Social relevance (tanggung jawab sosial perusahaan)
Mencakup hal-hal yang mengenai tanggung jawab
sosial

perusahaan

terhadap

lingkungan

dan

kualitas

kehidupan

kerja

masyarakat sekitar.
Untuk

mengukur

peneliti penggunakan 3 aspek teori yang dikembangkan
oleh Cascio Wayne 1992 ; Sistem Imbalan yang Inovatif,
Lingkungan kerja, dan Pelatihan dan Pengembangan.
1. Sistem imbalan yang inofatif, artinya bahwa
imbalan yang diberikan kepada karyawan
memugkinkan mereka untuk memuaskan
berbagai

kebutuhannya

sesuai

dengan

standard hidup karyawan yang bersangkutan
dan sesuai dengan standar pengupahan dan
12

penggajian yang berlaku di pasaran kerja.
Sistem

imbalan

tunjangan,

ini

mencakup

bonus-bonus

dan

gaji,

berbagai

fasilitas lain sebagai imbalan jerih payah
karyawan dalam bekerja.
2. Lingkungan

Kerja,

artinya

tersedianya

lingkungan kerja yang kondusif, termasuk di
dalamnya penetapan jam kerja, peraturan
yang

berlaku,

lingkungan
penting

kepemimpinan

fisik.

terutama

kenyamanan

Lingkungan
bagi

pekerja

ini

serta
sangat

keselamatan

dalam

dan

menjalankan

tugasnya.
3. Pelatihan

dan

pengembangan

diri,

yaitu

memberikan kesempatan bagi pekerja dalam
hal

pengembangan

diri.

Sehingga

dapat

medorong pekerja untuk lebih produktif.

13

2.1.2

Pengupahan
Cascio

Wayne

(1992)

menyatakan

sistem

imbalan yang inovatif artinya bahwa imbalan yang
diberikan kepada pekerja memugkinkan mereka untuk
memuaskan berbagai kebutuhannya sesuai dengan
standar hidup pekerja yang bersangkutan dan sesuai
dengan standard pengupahan dan pengajian yang
berlaku di pasaran kerja.
Sistem imbalan ini mencakup gaji, tunjangan,
bonus-bonus

dan

berbagai

fasilitas

lain

sebagai

imbalan jerih payah karyawan dalam bekerja. Sistem
imbalan dalam kaitannya dengan pabrik sering disebut
dengan pengupahan atau upah. Pengupahan adalah
suatu penerimaan sebagai imbalan dari perusahaan
kepada pekerja.Untuk suatu pekerjaan atau jasa yang
telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai
dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu
persetujuan atau peraturan perundang-undangan dan
dibayarkan menurut suatu persetujuan atau peraturan
perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu
perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja,
termasuk

tunjangan

baik

untuk

maupun keluarganya (Wijaya, 2004).

14

pekerja

sendiri

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat
(2) telah ditentukan landasan hukum sebagai berikut :
“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” Oleh
karena

itu

pekerja/buruh

yang

bekerja

berhak

mendapatkan upah yang layak atas jasa-jasa selama
bekerja.

Perlindungan

hukum

buruh

adalah

perlindungan yang diberikan terhadap buruh yang
bertujuan untuk menjamin hak-hak dasar buruh dan
menjamin

kesamaan

kesempatan

serta

perlakuan

tanpa diskriminasi untuk mewujudkan kesejahteraan
buruh dan keluarganya, dengan tetap memperhatikan
pekembangan kemajuan dunia usaha.
Perlindungan hukum bagi buruh

diatur dalam

hukum ketenagakerjaan yang mengatur perlindungan
sejak sebelum dalam hubungan kerja.Selama dalam
hubungan kerja dan setelah hubungan kerja berakhir.
(Hatmawati,

2006).

Adapun

perlindungan

hukum

terhadap buruh/pekerja yang di maksud yaitu ;
menjamin hak-hak dasar buruh/pekerja, menjamin
kesamaan dan kesempatan serta perlakuan tanpa
diskriminasi

atas

dasar

apapun,

mewujudkan

kesejahteraan buruh/pekerja dan keluarga, dengan
tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia
usaha.

15

Beberapa

pasal

perlindungan

buruh/pekerja

yang dimaksud dalam Undang-undang Nol.13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan di antaranya (Abdul
Khakim, 2003):
1. Salah

satu

tujuan

ketenagakerjaan
perlindungan

pembangunan

adalah

kepada

memberi

tenaga

kerja

dalam

mewujudkan kesejahteraan (Pasal 4 huruf c).
2. Setiap buruh/pekerja memiliki kesempatan
yang

sama

tanpa

diskriminasi

untuk

memperoleh pekerjaan (Pasal 5).
3. Setiap

buruh/pekerja

berhak

memperoleh

perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari
pengusaha (Pasal 6).
4. Setiap

buruh/pekerja

berhak

untuk

memperoleh dan/atau
mengembangkan kompentensi kerja sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuan melalui
pelatian kerja (Pasal 11).
5. Setiap buruh/pekerja memiliki kesempatan
yang sama untuk mengikuti pelatian kerja
sesuai dengan bidang tugasnya (Pasal 12 ayat
(13)).
6. Setiap buruh/pekerja mempunyai hak dan
kesempatan
mendapatkan

yang
atau
16

sama
pindah

untuk

memilih,

pekerjaan

dan

memperoleh penghasilan yang layak di dalam
atau diluar negeri (Pasal 31).
7. Setiap

buruh/pekerja

berhak

memperoleh

perlindungan atas keselamatan dan kesehatan
kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan
yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama (Pasal 86 ayat
(1)).
8. Setiap

buruh/pekerja

penghasilan

yang

berhak

memenuhi

memperoleh
penghidupan

yang layak bagi kemanusiaan (Pasal 88 ayat
(1)).
9. Setiap buruh/pekerja dan keluarganya berhak
untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja
(Pasal 88 ayat (1)).
10.

Setiap buruh/pekerja berhak membentuk

dan menjadi anggota serikat pekerja/serikat
buruh (Pasal 104 ayat (1)).
Perlindungan

hukum

terhadap

tenaga

kerja

bertujuan untuk menjamin kesejahteraan dan menjalin
hubungan

yang

buruh/pekerja.

harmonis
Pengusaha

antara
wajib

pengusaha

dan

melaksanakan

ketentuan perlindungan tersebut sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Fatimah (2001).

17

Perlindungan

buruh/pekerja dapat dilakukan

dengan jalan memberikan tuntunan, maupun dengan
jalan menigkatkan pengakuan hak-hak asasi manusia,
perlindungan fisik dan teknis serta sosial dan ekonomi
melalui norma yang berlaku dalam lingkungan kerja.
Perlindungan kerja ini akan mencakup :
1.

Norma

keselamatan

kerja,

yang

meliputi

keselamatan kerja yang berkaitan dengan mesin,
pesawat,

alat-alat

pengerjaannya,

kerja

bahan

keadaan

tempat

dan

proses

kerja

dan

lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan.
2.

Norma kesehatan kerja dan Higiene Kesehatan
Perusahaan

yang

meliputi,

pemeliharaan

dan

kesehatan pekerja, dilakukan dengan mengatur
pemberian obat-obatan , perawatan tenaga kerja
yang sakit.
3.

Norma kerja yang meliputi, perlindungan terhadap
tenaga kerja yang berkaitan dengan waktu bekerja,
sistem pengupahan, istirahat, cuti kerja wanita,
anak,

kesusilaan

keyakinan

ibadah

menurut

masing-masingyang

diakui

agama
oleh

pemerintah, kewajiban sosial kemasyarakatan dan
sebagainya guna memelihara kegairahan dan moril
kerja yang menjamin daya guna kerja yang tinggi
serta menjaga perlakuan yang sesuai dengan
martabat manusia dan moral.
18

4.

Kepada tenaga kerja yang mendapat kecelakaan
dan/atau

menderita

penyakit

kuman

akibat

pekerjaan, berhak atas ganti rugi perawatan dan
rahabilitasi akibat kecelakaan dan atau penyakit
akibat pekerjaan, ahli warisnya berhak mendapat
ganti rugi. (Lalu Husni, 2004).
Dalam
perempuan
gambaran

kaitannya
pada

sub

tentang

;

dengan
bab

ini

buruh/pekerja
akan

keseimbangan

meberikan

upah

antara

buruh/pekerja perempuan dan laki-laki, upah yang
sesuai dengan UMK (Upah Minimum Kota) ; Bonusbonus ; tunjangan ; fasilitas dan perlindungan fungsi
reproduksi yang terkait dengan pemberian hak cuti
melahirkan, hak cuti haid ; kesempatan dalam berkarir.
2.1.3 Lingkungan Kerja
Lingkungan

kerja

yang

kondusif

dapat

mempengaruhi aktivitas kehidupan kerja karyawan,
terkait dengan keamanan dan nyaman dalam bekerja ,
kesehatan dan keselamatan kerja, penyediaan sara
prasarana produksi,

perlengkapan/peralatan kerja,

kebisingan, polusi, udara, tingkat penerangan, warna
cat di dalam lingkungan kerja sangat berpengaruh
dengan aktivitas karyawan. (Diana 2009), lingkungan
kerja adalah kondisi disekitar tempat yang dapat
mempengaruhi.
19

Parlinda dan Wahyudin (2008) lingkungan kerja
adalah

keadaan

meliputi

fisik

menyenagkan,
sebagainya.

dimana
yang

aman,

tempat

dapat

yang

memberikan

tentram,

Sedarmayanti

kerja

perasaan

(2007)

baik
kesan

dan

lingkungan

lain
kerja

adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang di
hadapi,

lingkungan

sekitarnya

dimana

seseorang

bekerja dengan metode kerjanya, serta pengaturan
kerjanya baik seseorang perorangan maupun sebagai
kelompok. Menurut Shihombing (2010) lingkungan
kerja

adalah

segala

sesuatu

yang

ada

disekitar

karyawan.
Pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik
maupun nonfisik, langsung maupun tidak langsung
yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaannya
saat bekerja. Pada pokok bahasan lingkungan kerja
peneliti akan memberikan gambaran tentang kondisi
lingkungan

kerja

buruh/pekerja

perempuan

:

keselamatan dan kesehatan kerja; keamanan kerja bagi
buruh perempuan yang bekerja dengan mesin-mesin
yang di gunakan ; perlengkapan/peralatan kerja yang
digunakan selama bekerja. Menurut Cascio Wayne
1992, lingkungan kerja merupakan penetapan jam
kerja,

relasi

pimpinan

dan

karyawan,

hubungan

personal karyawan serta keselamatan dan kenyamanan
karyawan dalam menjalankan tugasnya.
20

Berkaitan dengan penelitian ini, penetapan jam
kerja bagi perusahaan industrial seperti pabrik, telah
ditetapkan sesuai dengan peraturan UU No.13 Tahun
2003

tentang

Ketenagakerjaan.

Jam

kerja,

waktu

istirahat, waktu lembur dalam pasal 77 sampai pasal
58. Pasal 77 ayat 1 UU No.13/2003 mewajibkan setiap
pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja.
ketentuan jam kerja ini

telah diatur dalam 2 sistem

yaitu : 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja
dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu
atau 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam
satu minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu. Pada
kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan
jam kerja yaitu 40 jam dalam satu minggu. Apabila
melebihi dari ketentuan jam kerja tersebut, maka
waktu kerja bisa dianggap masuk sebagai waktu kerja
lembur sehingga pekerja/buruh berhak atas upah
lembur. Dalam melakukan pekerjaan, setiap pekerjaan,
setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja (K3), moral dan
kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat
dan martabat manusia serta nilai-nilai agama, untuk
memperoleh kesejahteraan hidup dan menigkatkan
produksi. Dengan memberikan perlindungan atas K3
diharapkan dalam melakukan pekerjaan, pekerja akan
menghasilkan produktivitas kerja yang optimal.
21

Dipihak
dipergunakan
diperoleh

lain

setiap

secara

sumber

aman

kelancaran

dan

produksi

produksi
efisien,
dan

perlu

sehingga

penigkatan

produktivitas. K3 adalah suatu bentuk perlindungan
terhadap tenaga kerja dari resiko kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu
melakukan pekerjaan di tempat kerja. Perlindungan K3
mencakup pengamanan asset perusahaan yang berupa
peralatan,

mesin,

instalasi.

Bahan

produksi

dan

kemugkinan kerusakan dan kerugian akibat bahaya
peledakan,
produksi.

kebakaran
Dengan

atau

terganggunya

dilaksanakan

proses

perlindungan

K3

diharapkan akan tercipta tempat kerja yang aman,
nyaman, sehat dan tenaga kerja yang produktif dapat
menigkatkan produktivitas kerja dan produktivitas
perusahaan. Syamsuddin, (2004).
Majunya industrialisasi, membawa perubahan
besar

pula

di

dalam

proses

produksi

dengan

menigkatnya penggunaan mekanisasi, elektrifikasi dan
teknologi.

Kemajuan

ini

membawa

konsekuensi

terhadap tenaga kerja dalam bekerja, yang dapat
berupa

tekanan

fisik

misalnya kelelahan

maupun

psikologis,

seperti

atau hilangnya keseimbangan.

Penggunaan bahan-bahan beracun, mesin-mesin, alat,
dan cara kerja yang buruk, kurang keterampilan dan
latihan.
22

Kurangnya pengetahuan tentang sumber bahaya
dapat menjadi faktor penyebab kecelakaan kerja. Oleh
karena itu penting bagi buruh/pekerja perempuan
mengerti tentang mekanisme kerja yang terkait dengan
instruksi kerja buruh/pekerja perempuan. Khususnya
pengetahuan buruh perempuan tentang keselamatan
kerja yang dialami selama bekerja dan kesehatan kerja
yang dialami selama bekerja, agar buruh/pekerja dapat
bekerja

dengan

hati-hati,

selain

itu

juga

dapat

menigkatkan produktifitas kerja buruh, Syamsuddin
(2004).
2.1.4 Pelatihan Dan Kesempatan Kerja
Cascio

Wayne

(1992)

menyatakan

restrukturisasi kerja yaitu memberikan

bahwa

kesempatan

yang lebih luas untuk pengembangan diri.

Ringgo

(2000) menyatakan bahwa kualitas kehidupan kerja
ditentukan oleh kompensasi yang diterima karyawan,
kesempatan
keamanan

untuk
kerja,

beradaptasi
desain

dalam

pekerjaan

interaksi antar anggota organisasi,

organisasi,

dan

kualitas

kesempatan bagi

pekerja/buruh untuk mengembagkan diri, pelatihan
kerja/training, istruksi kerja/job description. Sektor
industrial khusunya pabrik, dalam hal pengembangan
diri

buruh/pekerja

lebih

dikenal

dengan

magang, pelatihan dan kesempatan kerja.

23

istilah

Oleh karena itu dalam pokok bahasan ini ,
peneliti akan menjelaskan tentang magang, pelatian
kerja dan kesempatan kerja. Setiap pekerja berhak
untuk

memperoleh

mengembangkan

kesempatan,

kompetensi

menigkatkan

kerja

sesuai

dan

dengan

bakat, minat dan kemampuan melalui pelatihan kerja.
Pelatian

kerja

Syamsuddin

(2004),

merupakan

keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
menigkatkan, serta mengembangkan, kompetensi kerja,
produktivitas.Disiplin,

sikap

dan

etos

kerja

pada

tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai
dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
Pembimbingan program latihan keahlian dan
kejuruan yang diselenggarakan oleh swasta bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli dan terampil
untuk pasar kerja. Latian kerja dapat dapat dilakukan
secara : perorangan, kelompok, latihan keliling, dan
latihan di lembaga atau diperusahaan. Setiap tenaga
kerja

mempunyai

memilih

dan

wilayah

pasar

kesempatan

mengisi

yang

lowongan

tenaga

kerja

sama

dalam

pekerjaan

dalam

nasional,

untuk

memperoleh pekerjaan, tanpa diskriminasi karena jenis
kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik, sesuai
dengan minat dan kemampuan tenaga kerja yang
bersangkutan,

termasuk

perlakuan

terhadap para penyandang cacat.
24

yang

sama

Setiap

tenaga

kerja

mempunyai

hak

dan

kesempatan yang sama untuk memilih, medapatkan
atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan
yang layak di dalam atau diluar negeri (Pasal 31
UUKK). Pelaksana penempatan tenaga kerja dilarang
memungut biaya penempatan, baik langsung maupun
tidak langsung, sebagian atau keseluruhan kepada
tenaga kerja dan pengguna tenaga kerja, kecuali untuk
golongan dan jabatan tertentu (Pasal 37 dan 38 UU
KK). Golongan dan jabatan tertentu dimaksud adalah
golongan pimpinan dengan jabatan menajer atau yang
sederajat, golongan pimpinan dengan jabatan manajer
atau yang sederajat, golongan supervisi dengan jabatan
supervisi atau yang sederajat, golongan pelaksana
dengan operator atau yang sederajat dan golongan
perofesional dengan syarat pendidkan strata satu (S1)
ditambah pendidikan profesi, yang menerima upah
sekurang-kurangnya tiga kali upah minimum yang
berlaku diwilayah setempat. Syamsuddin (2004: 31-32)

25

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebertahanan Perempuan Korban Kekerasan dalam Pacaran di Kota Salatiga: kajian psikoanalisa T2 832013002 BAB II

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kedudukan Perempuan dalam Keluarga di Masyarakat Nias T2 752016014 BAB II

0 2 63

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Buruh Perempuan Pabrik dan Quality of Worklife di Departement Spinning PT. Daya Manuggal Salatiga T2 912013006 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Buruh Perempuan Pabrik dan Quality of Worklife di Departement Spinning PT. Daya Manuggal Salatiga T2 912013006 BAB IV

0 0 59

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Buruh Perempuan Pabrik dan Quality of Worklife di Departement Spinning PT. Daya Manuggal Salatiga T2 912013006 BAB V

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Buruh Perempuan Pabrik dan Quality of Worklife di Departement Spinning PT. Daya Manuggal Salatiga

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Buruh Perempuan Pabrik dan Quality of Worklife di Departement Spinning PT. Daya Manuggal Salatiga

0 0 20

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsistensi Pengaturan Hak Kesehatan Reproduksi Perempuan terhadap HAM di Indonesia T2 BAB II

0 1 39

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kontekstual Bidang Studi Pendidikan Agama Kristen di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga T2 BAB II

0 1 26

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Program Pendidikan Karakter Di SMA Kristen 1 Salatiga T2 BAB II

0 0 36