Pengaruh Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kepribadian Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada Karyawan PT. Bank Sumut (Persero) Cabang Utama Medan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Keberhasilan sebuah perusahaan dapatdilihat berdasarkan bagaimanapara
karyawan
perusahaan
dapatmemberikankontribusipositif
perencanaandanpelaksanaantugas-tugas
terhadap
dalammencapaitujuanperusahaan.
Kemampuan bekerjasama adalah salah satu nilai penting yang harus dimiliki
setiap karyawan. Organizational citizenship behavior menjadi salah satu bukti
adanya
kerjasamatimyangsoliddidalam
sebuahperusahaan.OrganizationalCitizenship Behavior
membantu
yang
ditunjukkan
oleh
anggota
(OCB) adalah sikap
organisasi,
yang
sifatnya
konstruktif,dihargaiolehperusahaantapitidaksecara langsung berhubungan dengan
produktivitas individu (Bateman & Organ) (dalam Indhira 2013:4). Perilaku OCB
tidak termasuk ke dalam persyaratan kerja atau deskripsi kerja karyawan sehingga
jika tidak ditampilkan pun tidak diberikan sanksi oleh perusahaan.
Dalamdunia kerja yang dinamis saatini, tugas-tugas semakin banyak
dilakukandalam
tim-tim
dandimanafleksibilitasbernilaipenting,organisasi
memerlukan karyawan yang akan melakukan perilaku OCB seperti membuat
pernyataan konstruktif tentang kelompok kerja mereka dan organisasi, membantu
yang laindalam timnya, menghindari konflik yang tidak perlu, menghormati
peraturanorganisasi,danlain-lain.
OCB
terjadinyaperselisihandanmeningkatkan
dapat
mengurangi
efisiensipekerjaan.Dengandemikian
secaratidaklangsungperilakutersebutdapatmenumbuhkanhasilyangpositif
perusahaan,
baik
untuk
tujuan
perusahaan
itu
sendiri
maupun
bagi
untuk
kehidupansosialdalamperusahaan tersebut.
Menurut
Oemar(dalam
Fitri
2014:5),
banyak
faktoryang
mempengaruhimunculnya perilaku extra role yang dalam organisasi dikenal
dengan istilah OCB, salah satunyaadalah budayaorganisasi (organization culture).
Universitas Sumatera Utara
Manfaat dari penerapan budayaorganisasiyang baikadalah dapat meningkatkan
jiwa
gotong royong, meningkatkankebersamaan, saling terbukasatusamalain,
meningkatkan jiwakekeluargaan, tanggap dengan perkembangan dunia luar,
membangunkomunikasiyang lebih baik, meningkatkanproduktivitas kerja,yang
sebagianbesarmerupakan
bagian
dari
perilaku
OCB.
organisasimemilikitujuanuntukmengubah
Budaya
sikapdan
jugaperilakusumberdayamanusia(SDM)yangadaagardapatmeningkatkanproduktivit
askerjauntuk menghadapiberbagaitantangan di masayang akan datang.
Selain budaya organisasi, kepemimpinan menjadi salah satu faktor yang
dapat
mempengaruhi
perilaku
OCB,
efektifmakasebuah
sebabtanpaadanyakepemimpinanyang
perusahaanakanmengalamikemunduran.
Setiappemimpinpadadasarnya
memilikiperilakuyang
berbedadalammemimpinatauseringdisebutdengangaya kepemimpinan.
Salah satu gayakepemimpinanyangcocokpadamasasekarangini adalahgaya
kepemimpinantransformasional.
Sebab
gaya
kepemimpinantransformasional
relevan denganlingkunganorganisasiyangdinamis (H Sofyan, 2010:3). Tipe
kepemimpinan yang diperlukan untuk mendukungOCBdi dalam sebuah organisasi
adalah tipe atasan yang mempunyai karisma yangtinggidiantarapara bawahan.
Atasan yang mampu membawa para karyawan untuk mau melakukan lebih dari
apa yang seharusnya mereka lakukan, untuk mencapai level yang lebih tinggi,
yang tentunya sangat diharapkan untuk mendukung tercapainya tujuan
perusahaan. Kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan
yang mempengaruhi OCB. Dimanakepemimpinantransformasional merupakan
“empowertheirfollowersandencouragethem
originallyexpectedtodo”
to“domorethanthey
transformationalleadersmotivatefollowersto
athigherlevels,toexertgreatereffort,andtoshowmore
commitment”
perform
(Setiawan
danMuhith, 2013:99).
Lawrence (2010:263) mengkategorikan kepribadian sebagai salah satu
faktor
yang
juga
ikut
mempengaruhi
OCB.Thebigfivepersonalitydipilihkarenapendekatan
kepribadianinipalingseringdigunakandalampenelitianperilakukeorganisasiandan
Universitas Sumatera Utara
sering dikaitkan dengan pencapaian kinerja atau prestasi seseorang (Purnomo dan
Lestari,
2010).
Thebigfive
personalitymenunjukkanadanyalima
dimensi
kepribadian utama pada individu. Kepribadian merupakan sesuatu yang melekat
pada
individu
dansulitdiubahsehinggamemiliki
pengaruhyanglebihstabildan
bertahanpadaOCB.
Semakintinggitrait neuroticism, extraversion, openness to experience,
agreeableness, dan conscientiousness (the big five personality) yangditampilkan
dalam bentuk tenang, mudah bergauldanaktif,imajinatif, mau membantu,
kreatif,bertanggungjawab,
tekun,
dan
berorientasipada
keberhasilan,
semakinterikatkaryawantersebut secaraemosional dengan perusahaan,
semakincenderung
iamembantu
rekankerjadan
maka
atasandalamhalpenyelesaian
tugas,pencegahan masalahdalambekerja,danpemberian semangat danpenguatan,
sertasemakincenderungia
membantuorganisasisecara
keseluruhan,dengan
caramenolerir situasiyangkurangidealdalam bekerja, peduli pada kelangsungan
hidup perusahaandanpatuhpadaperaturandantatatertib perusahaan.
PTBankSumutmerupakansalah
satuBUMDyangsebelumnyadikenal
denganPTBankPembangunan
DaerahSumateraUtara(BPDSU).
Dengankesadaranpenuhakanperan SDM yangdemikian strategis, Bank Sumut
telahmelakukanupayapembenahan fundamentaldariaspek humantersebut dan
tentunya
agar
terhindar
karyawan.Adapunupaya
dari
konflik
peran
yang
tersebutantaralainadalahdengan
budayaorganisasiyangselarasdengan
visi
sering
mengembangkan
Bank
Sumutdan
tuntutanperkembanganduniaperbankansaat
organisasiiniterangkumdalamtigapoin,yaitu
dialami
ini.budaya
budaya
pelayanan,
budaya
pemasaran, dan budaya risiko. Ketigabudaya organisasiiniterdiri dari tujuh nilainilaibudayadasardenganakronim TERBAIK yaitu Terpercaya, Energik, Ramah,
Bersahabat, Aman, Integritas Tinggi dan Komitmen.
Bank Sumutsebagaiobjek pelayanan publikberbadanhukum Perseroan
Terbatas
memiliki
daerahmelalui
arah
kebijakanstrategismenjadi
produkdanlayanankompetitifdengan
dikelolasecaraprofesionaldalam
rangka
“Bankterkemuka”di
jaringan
mendorong
luasyang
pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
ekonomiregional”,
sejalandenganprogram
BPDRegionalChampion.
Agar
programtersebut terlaksana sesuai rencana,seluruh karyawan PT Bank Sumut
harus turut ambil bagian dan saling bekerjasama dalam meningkatkan kualitas
dan kuantitas kinerjanya masing-masing.
Wawancara awal dengan pimpinan divisi bagian umum PT Bank Sumut
Cabang Utama Medan menunjukkan beberapa karyawan di PT Bank Sumut
Cabang
Utama
Medan
sudahmelakukanperilakuOCB.Halini
bisadilihatdarikemauankaryawandalammemberiinformasikepada
rekankerja,kemauankaryawanuntukmenjagacitraperusahaan,mau
bekerjalembur
jikadiperlukansertamaumenerimakritikandari oranglain. Namunpenulis merasa
bahwa intensitas perilaku ini masih kurangsebab masih banyak karyawan yang
sering terlambat masuk kantor, tidak semua karyawan menggunakan jam kerja
secaramaksimal,masihadanyakaryawanyang
melakukanurusan-urusandiluar
pekerjaannyaketikaberadadikantor, seperti bisnis dan membuka usaha yang
tentunya juga menuntut waktu, tenaga dan kefokusan, dan masih ada karyawan
yang apatis dengan keadaan sekitar.
Kondisi seperti ini, menunjukkan ketidakseriusan dari sebagian besar
karyawan dalam menjalankan ketujuh nilai-nilai budaya organisasi tersebut,
terutama ditandai dengan tingginya tingkat ketidakhadiran karyawan selama
tahun 2014. Berikut adalah rekapitulasi daftar absensi karyawan PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan pada tahun 2014.
Tabel 1.1
Daftar Absensi Karyawan PT. Bank SUMUT
Cabang Utama Medan Tahun 2014
Bulan
Jumlah
Keterangan
Total
Persentase
Karyawan
Izin
Alpha
Sakit
(%)
Januari
125
11
6
17
34
27,2%
Februari
125
13
5
21
39
31,2 %
Maret
125
10
3
21
34
27,2%
Universitas Sumatera Utara
April
125
14
1
18
33
26,4%
Mei
125
13
3
22
38
30,4%
Juni
125
22
3
25
50
40%
Juli
125
14
4
16
34
27,2%
Agustus
125
14
5
19
38
30,4%
September
125
19
5
27
51
40,8%
Oktober
125
19
4
27
50
40%
November
125
15
3
27
45
36%
Desember
125
18
4
27
49
39,2%
Sumber: PT. Bank SUMUT Cabang Utama Medan, data diolah.
Tabel 1.1 di atas menjelaskan bahwa tingkatketidakhadirankaryawansangat
tinggi setiap bulannya, terutama pada bulan September dengan jumlah karyawan
yang tidak hadir sebanyak 51 orang atau sekitar 40,8%. Berdasarkan Tabeltersebut
diperolehinformasi bahwa bervariasinyaketidakhadirankaryawan disebabkan oleh
banyakfaktor, diantaranya adalah lemahnya budaya organisasi di dalam
perusahaan karena kurangnya integritas dan komitmen dari karyawan yang
merupakan elemen budaya organisasi PT. Bank SUMUT. Dimana pada budaya
“integritas”
karyawan
di
tuntut
untuk
berakhlakmulia,
jujur,menjunjungkodeetikprofesidanmemiliki visiuntukmaju, begitu juga pada
budaya
“komitmen”,
karyawan
bertanggungjawabatasseluruhtugas,pekerjaandantindakan
dituntut
yang
dilakukan.
Selain terlihat dari data ketidakhadiran karyawan yang tinggi, berikut ini juga
tercatat sejumlah karyawan yang bermasalah selama tahun 2014.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2
Jumlah Karyawan PT. Bank SUMUT Cabang Utama Medan
yang Bermasalah Tahun 2014
No
Keterangan
Jumlah Karyawan
1
Fraud
2
2
Demosi
1
3
PHK
1
4
Mengundurkan diri
2
Sumber: PT. Bank SUMUT Cabang Utama Medan
Pada Tabel 1.2, selama tahun 2014 angka untuk kasus internal Fraud di
Bank SUMUT berjumlah 2 kasus. Kondisi ini cukup parah dimana bagi industri
perbankan bahkan semua industri, Fraud merupakan musuh besar ditandai dengan
semakin dikembangkannya teknologi dan metodologi untuk mencegah terjadinya
Fraud.
Fraud yang teridentifikasi sangat berdampak terhadap pertumbuhan bisnis
suatu Bank. Bahkan Bank bisa terekspos sejumlah risiko akibat dari suatu praktik
kecurangan yang tidak teridentifikasi. Demosi atau penurunan level jabatan di
Bank SUMUT terdapat sebanyak 1 orang diakibatkan kesalahan yang dilakukan
karyawan yang bersangkutan terkait membuat kebijakan tanpa persetujuan direksi
dan juga tidak berlandaskan hukum. Sedangkan jumlah karyawan Bank SUMUT
yang di PHK ada 1 orang dan karyawan yang mengundurkan diri ada sebanyak 2
orang. Kondisi ini menunjukkan rendahnya integritas dan komitmen karyawan di
PT. Bank SUMUT Cabang Utama Medan selama tahun 2014.
Hal ini diduga juga disebabkan karena kepemimpinan di PT Bank Sumut
belum berhasil mempengaruhi dan mengarahkan tingkah laku sebagian besar
karyawan untuk mencapai tujuan organisasinya. Sistem yang masih terlalu
birokratis dan cenderung bersifat top-down menimbulkan gap diantara pimpinan
dan karyawan sehingga jarang terjadi interaksi di luar kepentingan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Minimnya pengaruh, motivasi, stimulasi bahkan perhatian dari pimpinan yang
membuat karyawan menjadi apatis dengan perusahaan. Bahkan karyawan tidak
dituntut untuk berprestasi. Sehingga karyawan hanya bekerja dengan biasa saja,
dan bekerja dengan maksimal hanya pada saat adanya pekerjaan yang mendesak.
Hal ini tidak terlepas juga dari kepribadian karyawan yang belum sesuai
dengan harapan perusahaan dimana berdasarkan data dan informasi tersebut,
karyawan tidak disiplin, tidak teratur dan belum cukup memiliki pendirian yang
teguh dalam melaksanakan kewajibannya. Tingkat ketidakhadiran yang tinggi
menunjukkan bahwa karyawan masih kurang peduli dengan peraturan perusahaan.
Hal ini mengindikasikan bahwa karyawan masih lemah dalam kemauan untuk
bertumbuh yang memberi pengaruh negatif bagi pertumbuhan perusahaan.
Masalah ini harus segera ditanggapi dengan serius oleh pihak manajemen
Bank Sumut. Khususnya di dalam melaksanakan sosialisasi budaya. Proses
internalisasi harus dilakukan semaksimal mungkin, agar bukan hanya sebagai
semboyan semata, tetapi juga menjadi citra diri/identitas masing-masing karyawan
Bank Sumut. Dalam hal inilah sangat dibutuhkan gaya kepemimpinan
transformasional, dimana seperti yang dikemukakan oleh Suharsaputra bahwa
kepemimpinan transformasionalberarti“aleadershipperspectivethat explainshow
leaderschangeteamororganization
bycreating,communicatingand
modelinginvisionforthe organizationor work unit, andinspiring employees
tostriveforthevision”(dalamSetiawan danMuhith, 2013:98).
Pemimpin yang akan menjadi role model dalam menjalankan nilai-nilai
budaya organisasi itu sehingga setiap karyawan akan memahami visi dan misi
perusahaan dengan baik, kepribadian yang baik dengan rasa memiliki yang kuat,
keinginan untuk memberikan yang terbaik bahkan sikap yang mau membantu
dengan sukarela menyelesaikan beban dan tanggung jawab rekan kerja yang
dikenal sebagai perilaku OCB. Sehingga akhirnya tanpa pengawasan yang
ketatpun kebiasaan ini akan tetap berjalan dengan baik danmanfaatnyabenarbenardapatdirasakan oleh seluruh pemangku kepentingan.
Dengan tetapmenjagaperformance danprofesionalisme,keseragaman ini akan
menghasilkan kerjasama yang baik diantara seluruh pihak yang ambil bagian di PT.
Universitas Sumatera Utara
Bank
Sumut
dalam
memberikan
kepercayaan
dan
kepuasanakanpelayanankepadanasabah sehingga nasabah dan mitra diharapkan
menjadiloyal.Loyalitasnasabah
yangmemungkinkanPT
BankSumutsemakin
bertumbuh dan menjadi tuan rumah di daerahnyasendiri dapat terwujud menjadi
kenyataan.
Berdasarkanuraiandiatas, untuk melihat besarnya pengaruh antara budaya
organisasi, kepemimpinan transformasional, dan kepribadian terhadap OCB di
PTBankSumutCabangUtamaMedan,makapenulistertarikuntukmenulisskripsi
denganjudul“PengaruhBudaya
Organisasi,
Gaya
Kepemimpinan
Transformasional dan Kepribadian TerhadapOrganizational Citizenship
Behavior
(OCB)pada
KaryawanPT
BankSumut
(Persero)
CabangUtamaMedan”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka perumusan masalah yang
dijadikan fokus penelitian adalah sebagai berikut: “ApakahBudaya Organisasi,
Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kepribadian Berpengaruh
Positif dan Signifikan Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB)
pada Karyawan PT. Bank SUMUT (Persero) Cabang Utama Medan?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui apakah Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan
Transformasionaldan Kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap
terhadapOrganizational Citizenship Behavior pada karyawan PT. Bank SUMUT
(Persero) Cabang Utama Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan tercapainyatujuan-tujuantersebut,makapenelitianini diharapkanakan
memberikan manfaat sebagai berikut:
1.Manfaat Teoritis
Universitas Sumatera Utara
Penelitian inibisa dijadikan landasan dalam mengembangkan model
penelitian mengenai Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan Transformasional,
Kepribadiandan
Organizational
Citizenship
Behavioryanglebihkomprehensifdenganobjekyang lebih luas.
2.ManfaatPraktis
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan referensi bagi internal
manajemen Bank SUMUTuntuk mendukung perencanaan dan pengembangan
bisnis serta merumuskan strategi sumber daya manusiakedepan, khususnyadalam
rangkameningkatkan
Organizational
CitizenshipBehavior
melalui
gaya
kepemimpinan transformasional dalam sosialisasi budaya organisasi dengan
dukungan kepribadian karyawan yang baik.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Keberhasilan sebuah perusahaan dapatdilihat berdasarkan bagaimanapara
karyawan
perusahaan
dapatmemberikankontribusipositif
perencanaandanpelaksanaantugas-tugas
terhadap
dalammencapaitujuanperusahaan.
Kemampuan bekerjasama adalah salah satu nilai penting yang harus dimiliki
setiap karyawan. Organizational citizenship behavior menjadi salah satu bukti
adanya
kerjasamatimyangsoliddidalam
sebuahperusahaan.OrganizationalCitizenship Behavior
membantu
yang
ditunjukkan
oleh
anggota
(OCB) adalah sikap
organisasi,
yang
sifatnya
konstruktif,dihargaiolehperusahaantapitidaksecara langsung berhubungan dengan
produktivitas individu (Bateman & Organ) (dalam Indhira 2013:4). Perilaku OCB
tidak termasuk ke dalam persyaratan kerja atau deskripsi kerja karyawan sehingga
jika tidak ditampilkan pun tidak diberikan sanksi oleh perusahaan.
Dalamdunia kerja yang dinamis saatini, tugas-tugas semakin banyak
dilakukandalam
tim-tim
dandimanafleksibilitasbernilaipenting,organisasi
memerlukan karyawan yang akan melakukan perilaku OCB seperti membuat
pernyataan konstruktif tentang kelompok kerja mereka dan organisasi, membantu
yang laindalam timnya, menghindari konflik yang tidak perlu, menghormati
peraturanorganisasi,danlain-lain.
OCB
terjadinyaperselisihandanmeningkatkan
dapat
mengurangi
efisiensipekerjaan.Dengandemikian
secaratidaklangsungperilakutersebutdapatmenumbuhkanhasilyangpositif
perusahaan,
baik
untuk
tujuan
perusahaan
itu
sendiri
maupun
bagi
untuk
kehidupansosialdalamperusahaan tersebut.
Menurut
Oemar(dalam
Fitri
2014:5),
banyak
faktoryang
mempengaruhimunculnya perilaku extra role yang dalam organisasi dikenal
dengan istilah OCB, salah satunyaadalah budayaorganisasi (organization culture).
Universitas Sumatera Utara
Manfaat dari penerapan budayaorganisasiyang baikadalah dapat meningkatkan
jiwa
gotong royong, meningkatkankebersamaan, saling terbukasatusamalain,
meningkatkan jiwakekeluargaan, tanggap dengan perkembangan dunia luar,
membangunkomunikasiyang lebih baik, meningkatkanproduktivitas kerja,yang
sebagianbesarmerupakan
bagian
dari
perilaku
OCB.
organisasimemilikitujuanuntukmengubah
Budaya
sikapdan
jugaperilakusumberdayamanusia(SDM)yangadaagardapatmeningkatkanproduktivit
askerjauntuk menghadapiberbagaitantangan di masayang akan datang.
Selain budaya organisasi, kepemimpinan menjadi salah satu faktor yang
dapat
mempengaruhi
perilaku
OCB,
efektifmakasebuah
sebabtanpaadanyakepemimpinanyang
perusahaanakanmengalamikemunduran.
Setiappemimpinpadadasarnya
memilikiperilakuyang
berbedadalammemimpinatauseringdisebutdengangaya kepemimpinan.
Salah satu gayakepemimpinanyangcocokpadamasasekarangini adalahgaya
kepemimpinantransformasional.
Sebab
gaya
kepemimpinantransformasional
relevan denganlingkunganorganisasiyangdinamis (H Sofyan, 2010:3). Tipe
kepemimpinan yang diperlukan untuk mendukungOCBdi dalam sebuah organisasi
adalah tipe atasan yang mempunyai karisma yangtinggidiantarapara bawahan.
Atasan yang mampu membawa para karyawan untuk mau melakukan lebih dari
apa yang seharusnya mereka lakukan, untuk mencapai level yang lebih tinggi,
yang tentunya sangat diharapkan untuk mendukung tercapainya tujuan
perusahaan. Kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan
yang mempengaruhi OCB. Dimanakepemimpinantransformasional merupakan
“empowertheirfollowersandencouragethem
originallyexpectedtodo”
to“domorethanthey
transformationalleadersmotivatefollowersto
athigherlevels,toexertgreatereffort,andtoshowmore
commitment”
perform
(Setiawan
danMuhith, 2013:99).
Lawrence (2010:263) mengkategorikan kepribadian sebagai salah satu
faktor
yang
juga
ikut
mempengaruhi
OCB.Thebigfivepersonalitydipilihkarenapendekatan
kepribadianinipalingseringdigunakandalampenelitianperilakukeorganisasiandan
Universitas Sumatera Utara
sering dikaitkan dengan pencapaian kinerja atau prestasi seseorang (Purnomo dan
Lestari,
2010).
Thebigfive
personalitymenunjukkanadanyalima
dimensi
kepribadian utama pada individu. Kepribadian merupakan sesuatu yang melekat
pada
individu
dansulitdiubahsehinggamemiliki
pengaruhyanglebihstabildan
bertahanpadaOCB.
Semakintinggitrait neuroticism, extraversion, openness to experience,
agreeableness, dan conscientiousness (the big five personality) yangditampilkan
dalam bentuk tenang, mudah bergauldanaktif,imajinatif, mau membantu,
kreatif,bertanggungjawab,
tekun,
dan
berorientasipada
keberhasilan,
semakinterikatkaryawantersebut secaraemosional dengan perusahaan,
semakincenderung
iamembantu
rekankerjadan
maka
atasandalamhalpenyelesaian
tugas,pencegahan masalahdalambekerja,danpemberian semangat danpenguatan,
sertasemakincenderungia
membantuorganisasisecara
keseluruhan,dengan
caramenolerir situasiyangkurangidealdalam bekerja, peduli pada kelangsungan
hidup perusahaandanpatuhpadaperaturandantatatertib perusahaan.
PTBankSumutmerupakansalah
satuBUMDyangsebelumnyadikenal
denganPTBankPembangunan
DaerahSumateraUtara(BPDSU).
Dengankesadaranpenuhakanperan SDM yangdemikian strategis, Bank Sumut
telahmelakukanupayapembenahan fundamentaldariaspek humantersebut dan
tentunya
agar
terhindar
karyawan.Adapunupaya
dari
konflik
peran
yang
tersebutantaralainadalahdengan
budayaorganisasiyangselarasdengan
visi
sering
mengembangkan
Bank
Sumutdan
tuntutanperkembanganduniaperbankansaat
organisasiiniterangkumdalamtigapoin,yaitu
dialami
ini.budaya
budaya
pelayanan,
budaya
pemasaran, dan budaya risiko. Ketigabudaya organisasiiniterdiri dari tujuh nilainilaibudayadasardenganakronim TERBAIK yaitu Terpercaya, Energik, Ramah,
Bersahabat, Aman, Integritas Tinggi dan Komitmen.
Bank Sumutsebagaiobjek pelayanan publikberbadanhukum Perseroan
Terbatas
memiliki
daerahmelalui
arah
kebijakanstrategismenjadi
produkdanlayanankompetitifdengan
dikelolasecaraprofesionaldalam
rangka
“Bankterkemuka”di
jaringan
mendorong
luasyang
pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
ekonomiregional”,
sejalandenganprogram
BPDRegionalChampion.
Agar
programtersebut terlaksana sesuai rencana,seluruh karyawan PT Bank Sumut
harus turut ambil bagian dan saling bekerjasama dalam meningkatkan kualitas
dan kuantitas kinerjanya masing-masing.
Wawancara awal dengan pimpinan divisi bagian umum PT Bank Sumut
Cabang Utama Medan menunjukkan beberapa karyawan di PT Bank Sumut
Cabang
Utama
Medan
sudahmelakukanperilakuOCB.Halini
bisadilihatdarikemauankaryawandalammemberiinformasikepada
rekankerja,kemauankaryawanuntukmenjagacitraperusahaan,mau
bekerjalembur
jikadiperlukansertamaumenerimakritikandari oranglain. Namunpenulis merasa
bahwa intensitas perilaku ini masih kurangsebab masih banyak karyawan yang
sering terlambat masuk kantor, tidak semua karyawan menggunakan jam kerja
secaramaksimal,masihadanyakaryawanyang
melakukanurusan-urusandiluar
pekerjaannyaketikaberadadikantor, seperti bisnis dan membuka usaha yang
tentunya juga menuntut waktu, tenaga dan kefokusan, dan masih ada karyawan
yang apatis dengan keadaan sekitar.
Kondisi seperti ini, menunjukkan ketidakseriusan dari sebagian besar
karyawan dalam menjalankan ketujuh nilai-nilai budaya organisasi tersebut,
terutama ditandai dengan tingginya tingkat ketidakhadiran karyawan selama
tahun 2014. Berikut adalah rekapitulasi daftar absensi karyawan PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan pada tahun 2014.
Tabel 1.1
Daftar Absensi Karyawan PT. Bank SUMUT
Cabang Utama Medan Tahun 2014
Bulan
Jumlah
Keterangan
Total
Persentase
Karyawan
Izin
Alpha
Sakit
(%)
Januari
125
11
6
17
34
27,2%
Februari
125
13
5
21
39
31,2 %
Maret
125
10
3
21
34
27,2%
Universitas Sumatera Utara
April
125
14
1
18
33
26,4%
Mei
125
13
3
22
38
30,4%
Juni
125
22
3
25
50
40%
Juli
125
14
4
16
34
27,2%
Agustus
125
14
5
19
38
30,4%
September
125
19
5
27
51
40,8%
Oktober
125
19
4
27
50
40%
November
125
15
3
27
45
36%
Desember
125
18
4
27
49
39,2%
Sumber: PT. Bank SUMUT Cabang Utama Medan, data diolah.
Tabel 1.1 di atas menjelaskan bahwa tingkatketidakhadirankaryawansangat
tinggi setiap bulannya, terutama pada bulan September dengan jumlah karyawan
yang tidak hadir sebanyak 51 orang atau sekitar 40,8%. Berdasarkan Tabeltersebut
diperolehinformasi bahwa bervariasinyaketidakhadirankaryawan disebabkan oleh
banyakfaktor, diantaranya adalah lemahnya budaya organisasi di dalam
perusahaan karena kurangnya integritas dan komitmen dari karyawan yang
merupakan elemen budaya organisasi PT. Bank SUMUT. Dimana pada budaya
“integritas”
karyawan
di
tuntut
untuk
berakhlakmulia,
jujur,menjunjungkodeetikprofesidanmemiliki visiuntukmaju, begitu juga pada
budaya
“komitmen”,
karyawan
bertanggungjawabatasseluruhtugas,pekerjaandantindakan
dituntut
yang
dilakukan.
Selain terlihat dari data ketidakhadiran karyawan yang tinggi, berikut ini juga
tercatat sejumlah karyawan yang bermasalah selama tahun 2014.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2
Jumlah Karyawan PT. Bank SUMUT Cabang Utama Medan
yang Bermasalah Tahun 2014
No
Keterangan
Jumlah Karyawan
1
Fraud
2
2
Demosi
1
3
PHK
1
4
Mengundurkan diri
2
Sumber: PT. Bank SUMUT Cabang Utama Medan
Pada Tabel 1.2, selama tahun 2014 angka untuk kasus internal Fraud di
Bank SUMUT berjumlah 2 kasus. Kondisi ini cukup parah dimana bagi industri
perbankan bahkan semua industri, Fraud merupakan musuh besar ditandai dengan
semakin dikembangkannya teknologi dan metodologi untuk mencegah terjadinya
Fraud.
Fraud yang teridentifikasi sangat berdampak terhadap pertumbuhan bisnis
suatu Bank. Bahkan Bank bisa terekspos sejumlah risiko akibat dari suatu praktik
kecurangan yang tidak teridentifikasi. Demosi atau penurunan level jabatan di
Bank SUMUT terdapat sebanyak 1 orang diakibatkan kesalahan yang dilakukan
karyawan yang bersangkutan terkait membuat kebijakan tanpa persetujuan direksi
dan juga tidak berlandaskan hukum. Sedangkan jumlah karyawan Bank SUMUT
yang di PHK ada 1 orang dan karyawan yang mengundurkan diri ada sebanyak 2
orang. Kondisi ini menunjukkan rendahnya integritas dan komitmen karyawan di
PT. Bank SUMUT Cabang Utama Medan selama tahun 2014.
Hal ini diduga juga disebabkan karena kepemimpinan di PT Bank Sumut
belum berhasil mempengaruhi dan mengarahkan tingkah laku sebagian besar
karyawan untuk mencapai tujuan organisasinya. Sistem yang masih terlalu
birokratis dan cenderung bersifat top-down menimbulkan gap diantara pimpinan
dan karyawan sehingga jarang terjadi interaksi di luar kepentingan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Minimnya pengaruh, motivasi, stimulasi bahkan perhatian dari pimpinan yang
membuat karyawan menjadi apatis dengan perusahaan. Bahkan karyawan tidak
dituntut untuk berprestasi. Sehingga karyawan hanya bekerja dengan biasa saja,
dan bekerja dengan maksimal hanya pada saat adanya pekerjaan yang mendesak.
Hal ini tidak terlepas juga dari kepribadian karyawan yang belum sesuai
dengan harapan perusahaan dimana berdasarkan data dan informasi tersebut,
karyawan tidak disiplin, tidak teratur dan belum cukup memiliki pendirian yang
teguh dalam melaksanakan kewajibannya. Tingkat ketidakhadiran yang tinggi
menunjukkan bahwa karyawan masih kurang peduli dengan peraturan perusahaan.
Hal ini mengindikasikan bahwa karyawan masih lemah dalam kemauan untuk
bertumbuh yang memberi pengaruh negatif bagi pertumbuhan perusahaan.
Masalah ini harus segera ditanggapi dengan serius oleh pihak manajemen
Bank Sumut. Khususnya di dalam melaksanakan sosialisasi budaya. Proses
internalisasi harus dilakukan semaksimal mungkin, agar bukan hanya sebagai
semboyan semata, tetapi juga menjadi citra diri/identitas masing-masing karyawan
Bank Sumut. Dalam hal inilah sangat dibutuhkan gaya kepemimpinan
transformasional, dimana seperti yang dikemukakan oleh Suharsaputra bahwa
kepemimpinan transformasionalberarti“aleadershipperspectivethat explainshow
leaderschangeteamororganization
bycreating,communicatingand
modelinginvisionforthe organizationor work unit, andinspiring employees
tostriveforthevision”(dalamSetiawan danMuhith, 2013:98).
Pemimpin yang akan menjadi role model dalam menjalankan nilai-nilai
budaya organisasi itu sehingga setiap karyawan akan memahami visi dan misi
perusahaan dengan baik, kepribadian yang baik dengan rasa memiliki yang kuat,
keinginan untuk memberikan yang terbaik bahkan sikap yang mau membantu
dengan sukarela menyelesaikan beban dan tanggung jawab rekan kerja yang
dikenal sebagai perilaku OCB. Sehingga akhirnya tanpa pengawasan yang
ketatpun kebiasaan ini akan tetap berjalan dengan baik danmanfaatnyabenarbenardapatdirasakan oleh seluruh pemangku kepentingan.
Dengan tetapmenjagaperformance danprofesionalisme,keseragaman ini akan
menghasilkan kerjasama yang baik diantara seluruh pihak yang ambil bagian di PT.
Universitas Sumatera Utara
Bank
Sumut
dalam
memberikan
kepercayaan
dan
kepuasanakanpelayanankepadanasabah sehingga nasabah dan mitra diharapkan
menjadiloyal.Loyalitasnasabah
yangmemungkinkanPT
BankSumutsemakin
bertumbuh dan menjadi tuan rumah di daerahnyasendiri dapat terwujud menjadi
kenyataan.
Berdasarkanuraiandiatas, untuk melihat besarnya pengaruh antara budaya
organisasi, kepemimpinan transformasional, dan kepribadian terhadap OCB di
PTBankSumutCabangUtamaMedan,makapenulistertarikuntukmenulisskripsi
denganjudul“PengaruhBudaya
Organisasi,
Gaya
Kepemimpinan
Transformasional dan Kepribadian TerhadapOrganizational Citizenship
Behavior
(OCB)pada
KaryawanPT
BankSumut
(Persero)
CabangUtamaMedan”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka perumusan masalah yang
dijadikan fokus penelitian adalah sebagai berikut: “ApakahBudaya Organisasi,
Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kepribadian Berpengaruh
Positif dan Signifikan Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB)
pada Karyawan PT. Bank SUMUT (Persero) Cabang Utama Medan?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui apakah Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan
Transformasionaldan Kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap
terhadapOrganizational Citizenship Behavior pada karyawan PT. Bank SUMUT
(Persero) Cabang Utama Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan tercapainyatujuan-tujuantersebut,makapenelitianini diharapkanakan
memberikan manfaat sebagai berikut:
1.Manfaat Teoritis
Universitas Sumatera Utara
Penelitian inibisa dijadikan landasan dalam mengembangkan model
penelitian mengenai Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan Transformasional,
Kepribadiandan
Organizational
Citizenship
Behavioryanglebihkomprehensifdenganobjekyang lebih luas.
2.ManfaatPraktis
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan referensi bagi internal
manajemen Bank SUMUTuntuk mendukung perencanaan dan pengembangan
bisnis serta merumuskan strategi sumber daya manusiakedepan, khususnyadalam
rangkameningkatkan
Organizational
CitizenshipBehavior
melalui
gaya
kepemimpinan transformasional dalam sosialisasi budaya organisasi dengan
dukungan kepribadian karyawan yang baik.
Universitas Sumatera Utara