PENGARUH STRATEGI GUIDED DISCOVERY LEARN

PENGARUH STRATEGI GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR
Neris Lendi Tiana
Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar, Pascasarjana UNJ
Neris_Lendi@yahoo.com
Abstract,
Research experiment this intent to know influence strategy guided
discoverylearning to Ability think critical on learning Natural sciences student class V
Elementary School. Sample in research this are student class V Elementary school
Jakarta East as much 80 student. Take sample utilize tech cluster
randomsampling.Method one that utilized are methodic experiment, with design research
pretest post test control group design. Data collecting done with Utilize essay form
breakdown of,.Base resultcountquiz t, gotten thitung's price > t tabel which is 5,95>
1,67, therefore H0 refused and H1 accepted. Result research points out that strategy
guided discovery learning having for signifikan to Ability think critical on student
Natural Sciences learning brazes v Elementary School. This result points out that strategy
guided discovery learning can made as incorrectly one alternative in develop ability think
critical student brazes v Elementary School.
Keyword : Guided discovery learning , ability thinks critica, elementary school, natural
sciences .

Abstrak, Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi
guided discovery learning terhadap Kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SD. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa
kelas V Sekolah Dasar Jakarta Timur sebanyak 80 siswa. Pengambilan sampel
menggunakan teknik cluster random sampling. Metode yang digunakan adalah metode
eksperimen, dengan desain penelitian pretest – post test control group design.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes bentuk uraian, Selanjutnya
dianalisis dengan uji-t. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, diperoleh harga thitung >
ttabel yaitu 5,95 > 1,67, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa strategi guided discovery learning berpengaruh signifikan terhadap
Kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran Ilmu pengetahuan alam siswa kelas V
Sekolah Dasar. Hasil ini menunjukkan bahwa strategi guided discovery learning dapat
dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis
siswa kelas V Sekolah Dasar.
Kata kunci: Guided discovery learning, kemampuan berpikir kritis. Ilmu pengetahuan
alam, sekolah dasar

Perkembangan IPTEK yang begitu pesat

segi kehidupan. Hal ini mengisyaratkan


menuntut setiap bangsa bersaing dengan

bahwa meningkatkan kualitas sumber

memanfaatkan

daya manusia (SDM) perlu dilakukan

segala potensi sumber

daya yang ada untuk bisa mencari celah

secara

dalam pemanfaatan IPTEK di berbagai

pendidikan. Untuk itu, pendidikan harus

266


berkelanjutan

di

bidang

pengembangan

Strategi Guided Discovery Learning
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Neris Lendi Tiana
benegara. Kemampuan berpikir kritis

kemampuan sumber daya manusia guna

dapat membekali siswa menghadapi

mencapai perbaikan hidup.


informasi yang didengar dan dibaca

diarahkan

kepada

Undang-Undang tentang sisdiknas

sebaik mungkin.

tahun 2003 Pasal 1 yang menjelaskan

Pemberian kesempatan pada siswa

bahwa pendidikan merupakan usaha

untuk menggunakan pemikiran dalam

sadar dan terencana dalam mewujudkan


tingkatan

suasana belajar dan proses pembelajaran

pembelajaran IPA memungkinkan siswa

agar peserta didik aktif mengembangkan

menemukan kebenaran dari informasi

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

maupun fakta-fakta yang dialami siswa.

spiritual keagamaan, pengendalian diri,

Sehingga pembelajaran IPA menjadi

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,


lebih bermakna dan dapat membantu

serta

diperlukan

siswa memperoleh pemahaman yang

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

mendalam serta siswa dapat menghadapi

Pendidikan dituntut harus berorientasi

permasalahan-permasalahan yang terjadi

pada pengembangan kemampuan peserta

dikehidupannya secara objektif.


keterampilan

yang

yang

lebih

tinggi

dalam

didik. Untuk menjadi manusia yang

Berdasarkan Penelitian Trends in

seperti dikemukakan di atas, maka siswa

International Mathematics and Science


perlu mengelola semua informasi yang

Study (TIMSS) laporan terbaru (2011),

relevan secara kritis. Sesuai dengan

menyebutkan

maksud dari pendidikan tersebut, salah

matematika siswa Indonesia menempati

satu yang perlu dikembangkan siswa

urutan ke-38 dari 42 negara. Sementara

yakni kemampuan berpikir kritis. Hal ini

di lain pihak hasil Sains justru lebih


menunjukkan bahwa agar pencapaian

mengecewakan. Indonesia menempati di

pendidikan

yang

urutan ke-40 dari 42 negara. Penelitian

diharapkan dan mendapatkan hasil yang

tersebut memperkuat indikasi bahwa

optimal

dikembangkan

pembelajaran IPA di Indonesia masih


kemampuan berpikir tingkat tinggi bagi

belum maksimal. Rendahnya kualitas

siswa. Kemampuan berpikir kritis dapat

pembelajaran IPA terlihat dari kurang

memberi arah pada peserta didik dalam

berkembangnya anak dalam memahami

menyaring kebermanfaatan IPTEK di

konsep ilmiah serta pembelajaran kurang

dalam

terintegrasi


sesuai

maka

berbagai

bermasyarakat,

dengan

perlu

aspek
berbangsa

kehidupan
ataupun

bahwa

dan

nilai

fleksibel

rata-rata

dalam

kehidupannya. Pada kenyataannya di
267

JURNAL PENDIDIKAN DASAR

Volume 6 Edisi 2 Desember 2015
lapangan siswa cenderung menghafal

Berdasarkan uraian di atas, maka

berbagai konsep dan fakta namun siswa

perlu adanya penelitian ilmiah untuk

tidak

menjelaskan

menunjukkan bahwa strategi guided

permasalahannya dikehidupan sehari-

discovery learning dapat mempengaruhi

hari berdasarkan konsep atau fakta

kemampuan berpikir kritis siswa. Untuk

tersebut.

itu, dilakukan penelitian dengan judul

dapat

Dalam prakteknya di lapangan, siswa

“Pengaruh Strategi Guided Discovery

kurang diberikan kesempatan untuk

Learning terhadap Kemampuan Berpikir

mencurahkan

Kritis Pada Pembelajaran IPA Siswa

gagasan

dan

juga

Kelas V SD”.

keputusan dalam proses pembelajaran.
Pemahaman guru akan

pengetahuan

Berdasarkan uraian latar belakang

mengenai variasi strategi pembelajaran

masalah yang telah peneliti paparkan di

yang juga masih minim turut mendukung

atas, maka timbul berbagai masalah yang

kemampuan

dapat

berpikir

kritis

siswa

diidentifikasikan

diantaranya

menjadi kurang berkembang. Melihat

sebagai berikut:

masih rendahnya kemampuan berpikir

1) Kemampuan berpikir kritis Pada

kritis siswa ini, maka perlu adanya

Pembelajaran IPA siswa Sekolah Dasar

strategi pembelajaran yang dapat melatih

di Indonesia masih rendah, 2) Strategi

kemampuan

siswa.

pembelajaran yang selama ini dipakai

learning

masih kurang efektif untuk melatih

Strategi

berpikir

guided

kritis

discovery

merupakan salah satu strategi yang

Kemampuan

berpikir

cocok digunakan dalam pembelajaran

pembelajaran

IPA

IPA. Moreno dan Duran (2004) dalam

Pentingnya melatih kemampuan berpikir

Jacobsen menjelaskan bahwa dalam

kritis siswa sejak dini, 4) Kemampuan

strategi guided discovery learning guru

berpikir kritis siswa terhambat akibat

tidak banyak memberikan penjelasan

pembelajaran masih berorientasi pada

namun lebih banyak kepada pengajuan

hafalan, 5) Keunggulan dari strategi

pertanyaan-pertanyaan sehingga secara

guided discovery learning, 6) Strategi

kognitif siswa menjadi lebih aktif dan

guided discovery Learning berpengaruh

termotivasi

kegiatan

positif terhadap Kemampuan berpikir

pembelajaran. Pembelajaran IPA dengan

kritis pada pembelajaran IPA siswa kelas

menemukan

V SD.

dalam

sendiri

dapat

melatih

kemampuan berpikir kritis siswa.

kritis

siswa

SD,

pada
3)

Mengingat luasnya ruang lingkup
permasalahan
268

yang

telah

diuraikan,

maka penelitian ini hanya membatasi

Strategi Guided Discovery Learning
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Neris Lendi Tiana
learning dengan kelompok yang diberi

pada

Guided

perlakuan

terhadap

eksositori.

“Pengaruh

Strategi

Discovery

Learning

Kemampuan

berpikir

strategi
Desain

pembelajaran
penelitian

yang

pada

digunakan dalam bentuk pretest–posttest

pembelajaran IPA Siswa Kelas V SD di

Control Group Design (Sugiyono, 2009:

Cibubur

kritis

Timur”.

72). Populasi penelitian ini adalah

Materi Penelitian ini hanya dibatasi pada

seluruh siswa SD di Kelurahan Cibubur

materi sifat- sifat cahaya.

Kecamatan

METODE

Populasi terjangkau dalam penelitian ini

Kelurahan

Penelitian
memperoleh
pengaruh

Jakarta

ini

bertujuan

data

empiris

strategi

guided

untuk

Ciracas

Jakarta

Timur.

adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri

tentang

di

discovery

Kelurahan

Cibubur

Kecamatan

Ciracas Jakarta Timur.

learning terhadap kemampuan berpikir

Teknik pengambilan sampel dalam

kritis pada pembelajaran IPA siswa kelas

penelitian

V

ini

teknik Simple Random Sampling, yaitu

dilaksanakan pada siswa kelas V SDN di

dengan memilih salah satu atau beberapa

Kelurahan Cibubur Kecamatan Ciracas

kelompok secara acak dengan cara

Jakarta Timur. Pelaksanaan penelitian ini

pengundian

akan dilakukan pada semester genap

Pengambilan sampel dilakukan dengan

tahun

Penelitian

pengundian secara acak. Dari hasil

dilaksanakan dari bulan Februari sampai

pengundian secara acak terpilih SDN

dengan bulan Mei 2014. Persiapan

Cibubur 05 Pagi kelas V SD Kecamatan

dilakukan pada bulan pertama, penelitian

Ciracas Jakarta Timur sebagai tempat

lapangan

dan

penelitian. Kelas VB terdiri dari 40

dilanjutkan pengolahan data pada bulan

siswa sebagai kelompok eksperimen dan

berikutnya.

kelas VA terdiri dari 40 siswa sebagai

Sekolah

Dasar.

ajaran

Metode

Penelitian

2013/2014.

pada

bulan

yang

kedua,

adalah

(Sugiyono,

menggunakan

2009:82).

adalah

kelompok kontrol, sehingga seluruh

metode eksperimen. Dalam penelitian

sampel berjumlah 80 siswa. Teknik

ini,

kelas

pengumpulan data menggunakan tes

eksperimen dan kelas kontrol untuk

uraian bentuk bebas. Bentuk tes uraian

mengetahui pengaruh perlakuan dengan

bebas.

peneliti

digunakan

ini

menggunakan

membandingkan kelompok yang diberi
perlakuan

strategi

guided

Rumus

discovery

yang

digunakan

untuk

pengujian validitas yaitu dengan cara
269

JURNAL PENDIDIKAN DASAR

Volume 6 Edisi 2 Desember 2015
korelasi product moment. Berdasarkan

sebesar 0,119 pada pretest dan setelah

hasil uji coba instrumen yang telah

diberikan

diujicobakan kepada 30 siswa dapat

discovery learning diperoleh Lhitung

diketahui bahwa dari 20 soal yang

sebesar 0,128 pada posttest. Kelas

diujicobakan, diperoleh 14 soal valid

kontrol sebelum diberikan treatment

karena korelasinya rhitung > rtabel

diperoleh Lhitung sebesar 0,132 pada

(rtabel pada n = 30 sebesar 0,361). Butir

pretest dan setelah diberikan treatment

soal yang valid adalah nomor 1, 2, 3, 4,

strategi ekspositori diperoleh Lhitung

5, 7, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 18, dan 20,

sebesar 0,112 pada posttest. Dalam

sedangkan 6 butir soal yang tidak valid

penelitian ini, perhitungan homogenitas

(drop) yaitu nomor 6, 8, 9, 12, 13 dan

menggunakan uji Bartlett pada taraf

19. Keenam soal yang tidak valid, tidak

signifikansi α = 5%. Apabila hasil

akan diperbaiki/diganti. Jadi, soal yang

perhitungan dengan Barlett X²hitung <

digunakan menjadi 14 butir soal.

X²tabel maka data tersebut homogen.

Rumus
pengujian

yang

digunakan

reliabilitas

untuk

penelitian

treatment

Berdasarkan

ini

Bartlett,

hasil

strategi

guided

perhitungan

uji

diperoleh X²hitung sebesar

adalah Alpha Cronbach. Berdasarkan

7,33. Adapun nilai X²tabel untuk α =

hasil

reliabilitas

0,05 dan db = 3 adalah 7,81. Oleh karena

diperoleh rα > rtabel (0,798 > 0,361)

X²hitung < X²tabel (7,33 < 7,81), maka

yang dalam kriteria reliabilitas termasuk

dapat

dalam

Bila

kelompok tersebut homogen. Data yang

mengacu pada tabel interpretasi, maka

terkumpul kemudian dianalisis dengan

instrumen memiliki reliabilitas yang

menggunakan uji-t (t student) dengan

tinggi.

taraf signifikansi (α) = 0,05. Jika thitung

perhitungan

kategori

Dalam

0,61

uji

-

0,80.

penelitian ini

untuk

menguji normalitas menggunakan Uji

disimpulkan

bahwa

keempat

> ttabel, maka hipotesis (H1) diterima.

Lilliefors dengan taraf signifikan α = 5%
Apabila

hasil

perhitungan

dengan

HASIL

Lilliefors (Lhitung) lebih kecil dari

Kelas eksperimen dengan n1 = 40

(Ltabel) maka data tersebut berdistribusi

diperoleh skor rata-rata selisih pretest

normal. Berdasarkan hasil perhitungan

dan posttest sebesar 14,13 dengan

uji normalitas skor tes Kemampuan

varians = 17,39. Adapun kelas kontrol

berpikir kritis pada pembelajaran IPA

dengan n2= 40 diperoleh skor rata-rata

pada

selisih pretest dan posttest sebesar 8,3

kelas

eksperimen

sebelum

dengan

diberikan treatment diperoleh Lhitung
270

varians

=

20,98.

Langkah

selanjutnya dilakukan perhitungan uji t.

Strategi Guided Discovery Learning
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Neris Lendi Tiana
menggunakan strategi pembelajaran

Berdasarkan data hasil penelitian dan

ekspositori.

perhitungan

secara

statistik

dengan

menggunakan uji-t pada α = 0,05 dengan

PEMBAHASAN

n1 = n2 diperoleh harga thitung = 5,95 >

Selain dilihat dari perhitungan data

ttabel = 1,67. Hal ini menunjukkan

statistik

bahwa hipotesis nol ditolak sehingga H1

kemampuan berpikir kritis, pengaruh

diterima yang berarti bahwa terdapat

strategi

pengaruh yang signifikan antara strategi

terhadap kemampuan berpikir kritis juga

guided

dapat terlihat dalam proses pembelajaran

discovery

Kemampuan

learning

berpikir

terhadap

kritis

yang

diperoleh

guided

discovery

dari

tes

learning

di kelas. Setelah menggunakan strategi

pada

guided

pembelajaran IPA siswa kelas V.

discovery

pembelajaran

Selain dari hasil uji-t, pengaruh

learning

di

kelas

suasana
ekperimen

strategi guided discovery learning dapat

menjadi lebih efektif. Dengan kegiatan

terlihat juga dari skor rata-rata posttest

penemuan

yang diperoleh dari kedua kelompok,

discovery learning, siswa secara optimal

yakni

terlibat aktif dalam proses kognitifnya

kelompok

eksperimen

dan

pada

sehingga

kemampuan berpikir kritis siswa pada

menyerap informasi yang ada melainkan

kelompok

yang

ikut andil dalam proses pembelajaran.

menggunakan strategi guided discovery

Hal tersebut membuat siswa menjadi

learning yaitu 35,85, sedangkan rata-rata

lebih berani maupun percaya diri dalam

posttest kemampuan berpikir kritis siswa

mengemukakan pendapatnya dan siswa

pada

lebih

kelompok

menggunakan
ekspositori

posttest

strategi
yaitu

menunjukkan

kontrol

kemampuan

terbuka

terhadap

hanya

pasif

informasi-

informasi yang ada. Siswa juga menjadi

pembelajaran
ini

termotivasi dalam proses pembelajaran

rata-rata

skor

di kelas. Hal itu terlihat dari semangat

berpikir

kritis

dan antusiasme seluruh siswa saat

29,55.

bahwa

yang

tidak

guided

kelompok kontrol. Rata-rata posttest

eksperimen

siswa

strategi

Hal

kegiatan percobaan.

kelompok yang menggunakan strategi
guided discovery learning lebih tinggi

Dengan adanya masalah yang harus

dari rata-rata skor posttest kemampuan

dipecahkan pada proses pembelajaran

berpikir

guided discovery, kemampuan berpikir

kritis

kelompok

yang

kritis siswa dapat berkembang. Selain
271

JURNAL PENDIDIKAN DASAR

Volume 6 Edisi 2 Desember 2015
itu, proses berpikir kritis siswa terlatih

siswa

dengan cara guru yang memberikan

kemampuannya masing-masing. Siswa

pertanyaan-pertanyaan

juga

yang

bersifat

berkembang

mendapat

terbuka yang membuat siswa tidak hanya

mendalam

menjawab dengan satu jawaban yang

disampaikan

sama

menghadapi

melainkan

dengan

jawaban-

sesuai

pemahaman

terhadap
serta

dengan

yang

materi

yang

siswa

dapat

permasalahan yang terjadi

jawaban yang berbeda, sehingga siswa

dikehidupan sehari- hari secara objektif.

dapat

berbagai

Hal tersebut sesuai dengan maksud dari

informasi yang diterimanya. Dengan

dikembangkannya kemampuan berpikir

kegiatan pengamatan atau observasi

kritis itu sendiri.

siswa dapat terlatih dalam menguji data-

Dengan

mempertimbangkan

demikian

dapat

data serta mempertimbangkan berbagai

dikemukakan

interpretasi. Dengan adanya pemberian

kemampuan berpikir kritis siswa bukan

contoh-contoh dan kegiatan percobaan

hanya

secara

berkelompok,

faktor

bahwa

berkembangnya

kebetulan

semata,

siswa

dapat

melainkan disebabkan adanya situasi

mengamati

dan

pembelajaran yang mendorong proses-

membandingkan serta menguji data-data.

proses yang menghasilkan mental yang

Dengan pemberian contoh yang sulit di

diinginkan. Situasi pembelajaran yang

awal, siswa lebih banyak berlatih untuk

efektif tersebut dipengaruhi oleh strategi

menganalisis

menyusun

pembelajaran yang menjadikan siswa

diskusi,

menjadi subjek belajar dimana guru

kemampuan berpikir kritis siswa seperti

hanya sebagai fasilitator saja. Selain itu,

menganalisis pendapat teman kelompok

strategi

lain

menciptakan interaksi sosial sehingga

mengumpulkan,

hipotesis.

dan

data
Pada

dan
kegiatan

mengevaluasi

hasil

kerja

kelompok lain.
Kemampuan

pembelajaran

yang

dapat

siswa dapat berpikir lebih kritis dan
bukti

logis. Strategi guided discovery learning

dan asumsi, membuat keputusan serta

yang diterapkan pada kelas eksperimen

membuat kesimpulan yang termasuk ke

menekankan pada proses berpikir yang

dalam kemampuan berpikir kritis ini

mengarah pada kemampuan berpikir

juga dapat terlihat pada pembelajaran

kritis sehingga kemampuan berpikir

strategi guided discovery dimana siswa

kritis siswa menjadi semakin baik. Hal

menanggapi

kerja/diskusi

ini terlihat dari skor tes kemampuan

kelompok lain. Suasana pembelajaran

berpikir kritis siswa yang diajarkan

seperti

dengan menggunakan stategi guided

ini

mengevaluasi

hasil

memberikan

kesempatan
272

discovery learning lebih tinggi dari pada

Strategi Guided Discovery Learning
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Neris Lendi Tiana
learning yakni dengan penemuan,

skor tes

aktivitas

kemampuan

siswa

yang

berpikir

diajarkan

kritis
dengan

nyata,

kegiatan

bertanya,

pengamatan dan juga percobaan dapat

menggunakan stategi ekspositori.

membangkitkan

SIMPULAN

melakukan proses aktif, dan melatih

Berdasarkan

analisis

data

rasa

ingin

tahu,

uji-t

siswa berpikir kritis serta siswa dapat

diperoleh harga thitung sebesar 5,95 dan

berpikir secara objektif berdasarkan

harga ttabel pada taraf signifikan α =

fakta-fakta yang ada.

0,05 dengan n1 = n2 yaitu 1,67. Dengan
demikian karena thitung lebih besar dari

DAFTAR RUJUKAN

ttabel yaitu 5,95 > 1,67 maka hal ini

Anon. 2007. Undang-undang Republik
Indonesia nomor 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan
nasional dan Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. Jakarta: Visimedia.

berarti H0 ditolak dan H1 diterima.
Berdasarkan

temuan

di

atas

dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara strategi guided
discovery learning terhadap Kemampuan

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan Ed. Revisi.
Jakarta: Bumi Aksara.

berpikir kritis pada pembelajaran IPA
siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri.

Billings, Diane M. and Judith A.
Halstead. 2012. Teaching in
Nursing: A Guide For Facult.
Missouri: Elsevier Saunders.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
yang

peneliti

peroleh

membuktikan

bahwa Kemampuan berpikir kritis pada
pembelajaran IPA pada materi sifat-sifat
cahaya

yang

menggunakan

Desmita,
2010, Psikologi
Perkembangan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

strategi

guided discovery learning lebih baik dari
Kemampuan

berpikir

kritis

Filsaime, Dennis K. 2008. Menguak
Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif.
Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

pada

pembelajaran IPA yang menggunakan
pembelajaran ekspositori.
Penggunaan

strategi

Fisher, Alec. 2009. Berpikir Kritis:
Sebuah
Pengantar.
Diterjemahkan oleh: Benyamin
Hadinata. Jakarta: Erlangga.

guided

discovery learning menjadi salah satu
alternatif

dalam

membantu

Hanafiah dan Cucu Suhana. 2009.
Konsep Strategi Pembelajaran.
Bandung: PT. Refika Aditama.

mengembangkan kemampuan berpikir
siswa.

Pembelajaran

IPA

dengan

menggunakan strategi guided discovery
273

JURNAL PENDIDIKAN DASAR

Volume 6 Edisi 2 Desember 2015
Putradnyana.“Kurikulum
2013
Vs
Kemampuan Berpikir Anak”
(diunduh
pada tanggal 17 desember 2013
pukul 16.37)

Sumaji, dkk. 1998. Pendidikan Sains
yang Humanistis. Yogyakarta:
Kanisius.
Surya,

Jacobsen, David A., et al. 2009. Methods
for Teaching:
Metodemetode
pengajaran
meningkatkan belajar siswa
TK-SMA.
Diterjemahkan
oleh: Fawaid dan Khoirul
Anam. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Kuswana,

Suyatno. 2007. Teknik pembelajaran
Bahasa dan Sastra
Berdasarkan
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi.
Surabaya: SIC.
Trianto.

Wowo Sunaryo. 2011.
Taksonomi Berpikir. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis
Kompetensi,
Konsep,
Karakteristik, Implementasi,
dan inovasi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Munandar,
Utami
S.
1992.
Mengembangkan Bakat dan
Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta: PT. Grasindo.
Patel, Nandish. 2005. Critical Systems
Analysis and Design: A
Personal
Framework
Approach.
New
York:
Routledge.
Rahim,

Farida. 2007. Pengajaran
Membaca di Sekolah Dasar.
Jakarta: Bumi Aksara

Sudjana.

2005. Metoda
Bandung: Tarsito.

Hendra. 2011. Strategi jitu
mencapai kesuksesan belajar.
Jakarta: PT. Elex Media
komputindo
kelompok
Gramedia.

statistika.

Sugiyono. 2009. Metode
Penelitian
Kuantitatif, kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.

274

2010. Model Pembelajaran
Terpadu: konsep,
strategi,
dan implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Bumi
Aksar