Efektifitas Pelatihan Mind Mapping Terhadap Kemampuan Mengingat Materi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Angkatan 2013

  LAMPIRAN

  LAMPIRAN 1 Modul Eksperimen Modul Umum Pelatihan Modul I Pengantar Mind Mapping Modul Ii Masa Depan Ideal” Modul Iii “Materi Stress and health (Pencarian Keyword Dan Pembuatan Mind Map Materi Stress and health)

MODUL EKSPERIMEN PELATIHAN MIND MAPPING PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI USU

  Disusun oleh :

WESTLEY 091301084 DEPARTEMEN PSIKOLOGI UMUM DAN EKSPERIMEN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERISTAS SUMATERA UTARA 2014

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan ijinNya kepada penulis, sehingga pembuatan modul untuk penelitian akhir di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara dengan judul “ Efektifitas Mind

  

Mapping terhadap kemampuan mengingat materi pada Mahasiswa ” ini dapat

terselesaikan dengan baik.

  Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Ika Sari dosen pembimbing yang telah banyak memberikan pengetahuan seputar pengerjaan dan membimbing dalam pembuatan modul ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut berkontribusi dan membantu dalam penyelesaian modul ini.

  Penulis menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan ke depannya. Penulis berharap modul ini dapat bermanfaat dan membawa perubahan yang baik bagi siapa saja yang menggunakannya.

  Medan, 14 September 2014 Hormat Saya,

  Peneliti

MODUL UMUM

  I. Pelaksanaan : Fakultas Psikologi USU Waktu : 120 menit Peserta : 19 Orang mahasiswa Fakultas Psikologi USU Lokasi : Kampus Fakultas Psikologi USU

  II. Tujuan pelatihan :

  a. Tujuan Umum Peserta dapat memahami penggunaan Mind Map, langkah membuatnya dan manfaatnya dalam perkuliahan.

  b. Tujuan Khusus Peserta dapat mengaplikasikan dan menggunakan Mind Map sebagai teknik pencatatan materi yang dipelajari untuk meningkatkan kemampuan mengingat.

  III. Materi Pelatihan

  a. Materi Psikologi Umum dengan Topik : Stress and health b.

   Mind Mapping

  IV. Metode Pelatihan

  a. Ceramah Bertujuan untuk memberikan informasi dan konsep dasar materi kepada peserta.

  b. Games/Icerbreaking/Energizer Bertujuan untuk menciptakan suasana yang lebih bersemangat dan menyenangkan sehingga peserta lebih tertarik dan fokus dalam mengikuti kegiatan

  c. Diskusi Bertujuan untuk memberikan kesempatan pada peserta menyampaikan pendapat dan pandangan masing-masing terhadap materi yang disampaikan.

  d. Praktik pembuatan Mind Map

  Bertujuan untuk mengasah dan melatih peserta membuat Mind

  Map dengan baik dan benar

  V. Jadwal Pelatihan Hari Pertama : Pengenalan Mind Mapping

  No Waktu Kegiatan Metode Peralatan

  1

  15 Pembukaan dan Perkenalan Ceramah Microphone ; menit Media audiovisual

  (komputer & Infocus)

  2

  15 Permainan Lembar menit “Tes 3 Menit” pengerjaan permainan,

  Mic

  3

  20 Materi : Introduction to Microphone ; menit Mind Mapping , berisi : Media audiovisual

  • Defenisi Mind (komputer &

  Mapping

  Infocus)

  • Kelebihan dan keunggulan Mind

  Mapping

  • Cara membuat

  Mind Map

  4

  30 Membuat Mind Map Praktik Handout menit mengenai departemen ;Kertas A4 ; Fakultas Psikologi USU Pena berwarna

  5

  10 Catatan harian peserta Diskusi Kertas ; Pena menit 6 5 menit Penutupan hari I Microphone dannReward

  Hari Kedua : Kelas Materi Psikologi Umum Topik Stress and health + Kata Kunci

  No. Waktu Kegiatan Metode Peralatan

  1

  10 Pembukaan dan Ice Ice Microphone ; menit breaking “ Gosip Hangat” breaking Media audiovisual

  (komputer & Infocus)

  2

  10 Menonton video Mind File video,

  Map Media

  audiovisual (komputer &

  Infocus)

  3

  40 Latihan membuat Mind Praktik Laptop; Media menit Map “ Masa Depan Ideal” audiovisual (komputer &

  Infocus)

  4

  10 Catatan Harian Peserta Diskusi Kertas ; Pena menit

  5

  10 Penutupan hari II dan Microphone, Menit Reward reward

  Hari Ketiga :Praktik membuat Mind Map materi Stress and health No. Waktu Kegiatan Metode Peralatan 1 10menit Pembukaan dan Games “ Games ;

  Microphone

  Door...! Game” Media audiovisual (komputer &

  Infocus)

  3

  30 Materi Stress and health Ceramah Laptop; Media menit audiovisual

  (komputer & Infocus)

  4

  15 Mencari “Kata kunci” Diskusi Handout Menit materi, ;Alat tulis

  5

  45 Mind Map “Stress and Praktikk Kertas A3 dan Menit health” Pena berwarna

  6

  10 Catatan harian peserta Diskusi Kertas; Pena menit 7 5 menit Penutupan hari III dan Microphone

  reward

Modul I

Materi Mind Mapping

  (Hari Pertama)

  I. Pelaksanaan :

  II. Waktu : ±120 menit per hari

  III. Peserta : 19 Orang mahasiswa Fakultas Psikologi USU

  IV. Lokasi : Kampus Fakultas Psikologi USU

  V. Tujuan pelatihan :

  a) Tujuan Umum Peserta dapat memahami penggunaan Mind Map, langkah membuatnya dan manfaatnya dalam perkuliahan.

  b) Tujuan Khusus Peserta dapat mengaplikasikan dan menggunakan Mind

  Map sebagai teknik pencatatan materi yang dipelajari untuk meningkatkan kemampuan mengingat.

  VI. Materi Pelatihan : Mind Mapping

  VII. Metode Pelatihan

  1. Ceramah Bertujuan untuk memberikan informasi dan konsep dasar materi kepada peserta.

  2. Games/Icerbreaking/Energizer

  Bertujuan untuk menciptakan suasana yang lebih bersemangat dan menyenangkan sehingga peserta lebih tertarik dan fokus dalam mengikuti kegiatan

  3. Praktik pembuatan Mind Map Bertujuan untuk mengasah dan melatih peserta membuat Mind Map dengan baik dan benar.

  VIII. Jadwal Kegiatan No Waktu Kegiatan Metode Peralatan

  1

  15 Pembukaan dan Perkenalan Ceramah Microphone menit ; Media audiovisual

  (komputer & Infocus)

  2

  10 Ice Breaking Lembar menit “Tes 3 Menit” pengerjaan permainan tes 3 menit.

  3

  30 Materi : Introduction to Microphone menit Mind Mapping , berisi : ; Media audiovisual

  • Defenisi Mind (komputer &

  Mapping

  Infocus)

  • Kelebihan dan keunggulan Mind

  Mapping

  • Cara membuat

  Mind Map

  4

  30 Membuat Mind Map “ Praktik Handout menit Mata kuliah Fakultas ;Kertas A4 ; Psikologi USU” Pena berwarna

  5 5 menit Penutupan Microphone

  Games Hari I “ Tes 3 Menit” Deskripsi : Mencairkan suasana; Menunggu peserta lain yang telat.

  Manfaat : Peserta mengetahui pentingnya mengikuti instruksi. Waktu : ± 10 Menit Peserta : 10 – 20 Orang Material : Lembar Pengerjaan permainan 3 menit Persiapan : Minta untuk duduk tenang dan mulai membagikan lembar tes 3 menit.

  Instruksi

  1. Sampaikan kepada peserta bahwa mereka akan melakukan permainan untuk menunggu teman yang lain

  2. Tugas peserta adalah membaca seluruh instruki yang diberikan di selember kertas

  3. Hentikan setelah peserta cukup mendapat kesenangan.

  Tes 3 menit atau Seberapa Baik Anda Menerima Komunikasi? 1. Baca semua sebelum melakukan apa pun.

  2. Tuliskan nama Anda di pojok kanan atas kertas ini.

  3. Lingkari kata ‗nama‘ pada kalimat nomor 2.

  4. Gambarlah lima persegi kecil di pojok kiri atas kertas ini.

  5. Teriakkan nama Anda keras-keras.

  6. Tulis nama Anda lagi di bawah judul kedua kertas ini.

  7. Setelah judul pertama tuliskan ‗Ya‘, ‗Ya‘, ‗Ya‘.

  8. Gambarlah sebuah lingkaran mengelilingi kalimat nomor 5.

  9. Tulskan ‗X‘ di pojok kiri bawah kertas ini.

  10. Jika Anda menyukai tes ini katakan ‗Ya‘, jika tidak katakan ‗Tidak‘.

  11. Teriakkan nama belakang Anda keras-keras ketika Anda sampai pada poin ini.

  12. Di sisi kanan kertas ini kalikan 66 dengan 7.

  13. Gambarlah sebuah segi empat di sekeliling kata ‗kertas‘ dalam kalimat nomor 4.

  14. Jika Anda pikir Anda telah mengikuti instruksi dengan cermat sampai poin ini, teriakkan ‗Saya sudah‘.

  15. Pada sisi kiri kertas ini jumlahnya 69 dan 98.

  16. Hitung mundur angka 10-1 dengan suara normal.

  17. Berdiri, berputar sekali dan duduk.

  18. Katakan keras-keras, ‗Saya hampir selesai, saya telah mengikuti petunjuk‘.

  19. Jika Anda telah selesai sampai poin ini katakan, ‗Saya pemimpin petunjuk selanjutnya‘.

  20. Sekarang setelah Anda selesai membaca dengan cermat, sebagaimana diistruksikan pada kalimat nomor 1, kerjakan kalimat nomor 2 saja.

  

Modul II

“ Masa Depan Ideal”

  (Hari Kedua)

  I. Pelaksanaan : Fakultas Psikologi USU

  II. Waktu : ±120 menit per hari

  III. Peserta : 19 Orang mahasiswa Fakultas Psikologi USU

  IV. Lokasi : Kampus Fakultas Psikologi USU

  V. Tujuan :

  a) Tujuan Umum Peserta dapat memahami penggunaan Mind Map, langkah membuatnya dan manfaatnya dalam perkuliahan.

  b) Tujuan Khusus Peserta dapat mengaplikasikan dan menggunakan Mind

  Map sebagai teknik pencatatan materi yang dipelajari untuk meningkatkan kemampuan mengingat.

  VI. Materi Pelatihan : Mind Mapping

  VII. Metode Pelatihan

  a. Ceramah Bertujuan untuk memberikan informasi dan konsep dasar materi kepada peserta.

  b. Games/Icerbreaking/Energizer Bertujuan untuk menciptakan suasana yang lebih bersemangat dan menyenangkan sehingga peserta lebih tertarik dan fokus dalam mengikuti kegiatan

  c. Praktik pembuatan Mind Map Bertujuan untuk mengasah dan melatih peserta membuat

  Mind Map dengan baik dan benar

  d. Diskusi Bertujuan untuk memberikan kesempatan pada peserta menyampaikan pendapat dan pandangan masing-masing terhadap materi yang disampaikan. VIII. Jadwal Kegiatan No. Waktu Kegiatan Metode Peralatan 1 5 menit Pembukaan Microphone

  2

  10 Menonton video Mind File video, menit Media

  Map

  audiovisual (komputer

  & Infocus)

  3

  40 Latihan membuat Mind Praktik Laptop; menit “ Masa Depan Ideal” Media

  Map

  audiovisual (komputer

  & Infocus)

  4

  10 Catatan Harian Peserta Diskusi Kertas ; menit Pena

  5

  10 Penutupan kegiatan hari II Microphone Menit

  , reward

Latihan Membuat Mind Map “ Masa Depan Ideal”

  Teman-teman yang pasti punya keinginan yang harus tercapai di Masa depan. Seperti keinginan untuk lulus dengan nilai yang tinggi, mendapat ilmu yang lebih mendalam, bertemua dengan orang yang baru, memiliki uang yang tidak terbatas, berpergian ke seluruh dunia, dsbnya.

  • Anda telah diberikan kertas di meja anda masing-masing. Buatlah sebuah cerita tentang apa yang ingin anda raih di masa depan, untuk mencapai masa depan ideal. Buatlah sebanyak mungkin.
  • Kemudian di kertas kosong , buatlah Mind Map sesuai dengan hal yang telah anda tuliskan mengenai “ Masa Depan Ideal”.

  Contoh Mind Map : Masa Depan Ideal

  

Modul III

Materi Stress and health

(Pencarian Keyword dan Pembuatan Mind Map Materi Stress and

health)

  (Hari Ketiga)

  I. Pelaksanaan : Fakultas Psikologi USU

  II. Waktu : ±120 Menit

  III. Peserta : 19 Orang mahasiswa Fakultas Psikologi USU

  IV. Lokasi : Kampus Fakultas Psikologi USU

  V. Tujuan pelatihan :

  a. Tujuan Umum Peserta dapat memahami penggunaan Mind Map, langkah membuatnya dan manfaatnya dalam perkuliahan.

  b. Tujuan Khusus Peserta dapat mengaplikasikan dan menggunakan Mind

  Map sebagai teknik pencatatan materi yang dipelajari untuk meningkatkan kemampuan mengingat.

  VI. Materi Pelatihan :

  a. Stress and health

  b. Kata kunci materi Stress and health

  VII. Pokok pembahasan

  a. Menjelaskan sumber dan reaksi stres

  b. Menjelaskan Faktor yang mempengaruhi reaksi terhadap stress

  c. Menjelaskan strategi coping terhadap stres

  d. Menjelaskan cara untuk mengubah pola-pola tingkah laku agar menjadi lebih sehat

  VIII. Metode Pelatihan

  a. Ceramah

  Bertujuan untuk memberikan informasi dan konsep dasar materi kepada peserta.

  b. Games/Icerbreaking/Energizer Bertujuan untuk menciptakan suasana yang lebih bersemangat dan menyenangkan sehingga peserta lebih tertarik dan fokus dalam mengikuti kegiatan

  c. Praktik pembuatan Mind Map Bertujuan untuk mengasah dan melatih peserta membuat Mind Map dengan baik dan benar.

  d. Diskusi Bertujuan untuk memberikan kesempatan pada peserta menyampaikan pendapat dan pandangan masing-masing terhadap materi yang disampaikan.

  IX. Jadwal Kegiatan No. Waktu Kegiatan Metode Peralatan 1 10menit Pembukaan dan Games Games ;

  Microphone

  “ Door...! Game” Media audiovisual (komputer &

  Infocus)

  3

  30 Materi Stress and health Ceramah Laptop; menit Media audiovisual

  (komputer & Infocus)

  4

  15 Mencari “Kata kunci” Diskusi Handout Menit materi, ;Alat tulis

  5

  45 Mind Map “Stress and Praktik Kertas A3 Menit health” dan Pena berwarna

  6`

  10 Catatan harian peserta Diskusi Kertas, Pena Menit 7 5 menit Penutupan dan Microphone pembagian reward

  

Games Hari III

“Dorrr! Game ”

  Deskripsi : Permainan kelipatan angka-angka Manfaat : :Menyegarkan suasana dan melatih konsentrasi peserta. Waktu : ± 10 Menit Peserta : 10 – 20 Orang Material : - Persiapan : Peserta diminta untuk berdiri di Posisi masing-masing Instruksi

  1. Peserta diminta untuk mengikuti instruksi dari trainer,

  2. Trainer menentukan kelipatan angka yang akan digunakan dalam permainan.

  3. Sebagai contoh ketika trainer mengatakan kelipatan angka 4 akan di ganti dengan kata “dorrr!” maka setiap angka 4,8,12,16.....dst yang merupakan kelipatan angka 4 diganti menjadi kata “dorrr!”

  4. Berikan 2-3 variasi angka sehingga permainan semakin seru.

  LAMPIRAN 2 Materi “ Introduction To Mind Map Materi “ Stress and health Keywords Materi Stress and health

  

Materi I

“Introduction To Mind Map

  1. Pengertian Mind Mapping Mind Map adalah “alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap

pemikiran liner.” Michael Michalko, Crakcing creativity. Mind Mapping

  atau pemetaan pikiran merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikitan kita. (Buzan, 2006).

  2. Kegunaan Mind Map

  Menurut LearningGuide , The University of Adelaide (2009) bahwa kegunaan dari Mind Mapping : a. Memberikan pandangan secara luas mengenai topik dan membuat kita untuk menghadirkannya kedalam bentuk yang lebih singkat.

  b. Mendorong kita untuk melihat gambaran yang lebih besar dan alur yang lebih kreatif c. Mempermudah kita untuk merencanakan atau membuat pilihan dari sumber materi yang kita harapkan untuk suatu tugas dan dimana kita kan meletakannya.

  d. Membuat kita mendapatkan sebuah format yang lebih menarik dan menyenangkan bagi mata dan otak, pemikiran dan ingatan. Selain itu, Menurut Buzan (2006) kegunaan Mind Mapping yaitu :

  a. Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas.

  b. Mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat.

  c. Mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan pemecahan kreatif baru.

  d. Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dan diingat. Menurut Buzan (2006) Mind Mapping dapat membantu kita dalam banyak hal, antara lain: a. Merencanakan

  b. Berkomunikasi

  c. Menjadi lebih efektif

  d. Menghemat waktu

  e. Menyelesaian masalah

  f. Memusatkan perahtian

  g. Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran

  h. Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran i. Mengingat dengan lebih baik j. Belajar lebih cepat dan efisien 3.

   Isu-Isu Umum yang sering dibicarakan Mengenai Mind Map

  Banyak orang yang sering mengucapkan bahwa Mind Map tidak cocok dengan mereka. Menurut raphaela (2013) bahwa adapun alasan orang utk tidak meggunakan Mind Map :

  Banyak orang yang sering mengucapkan bahwa Mind Map tidak cocok dengan mereka. Menurut raphaela (2013) bahwa adapun alasan orang utk tidak meggunakan Mind Map :

  c. Saya tidak dapat menggambar Mungkin orang punya banyak talenta, katakan bahwa seseorang tidak dapat menggambar. Jika seseorang dapat menggunakan pen dan menggunakannya untk menulis, berarti seseorang tersebut dapat menggunakannya untuk menggambar.

  Mungkin gambar yang terlihat tidak sebaik individu yang memilik talenta menggambar. Tujuan membuat bentuk grapik pada Mind Map bukan utk membuat suatu karya seni melainkan untuk membuat peta dengan gambar dan simbol yang mudah dipahami sehingga membuat peta tersebut lebih muda untuk diingat kembali oleh otak. d. Mind Map hanyalah untuk anak-anak/ Mind Maps tidak dapat digunakan secara profesional.

  Bahwa tidak ada batasan umur dalam penggunaan Mind

  Map . Mungkin kelihatan seperti pekerjaan anak-anak

  prasekolah. Namun kenyataanya, banyak pekerja yang menggunakannya dalam presentasi bisnis.

  e. Mind Map hanya dapat dibentuk dengan informasi yang terbatas Mungkin Mind Map akan dibatasi oleh ukuran kertas.

  Dengan sistem yang benar, Mind Map dengan kertas juga dapat dibentuk dengan informasi yang besar dan lebih jelas daripada catatan linear.

  f. Mind Mapping akan memakan waktu yang lebih lama dari catatan linear Mungkin karena ada bentuk gambar dalam Mind Map sehingga banyak orang yang berpiki bahwa Mind Map \ akan menghabiskan banyak waktu daripada catatan linear. Hal tersebut akan terjadi jika seseorang menghabiskan waktu hanya untuk mengubah Mind Map menjadi karya seni. Pada umumnya, Mind Map akan membantu untuk menghemat waktu. Dengan Mind Map akan dipaksa untuk memutuskan informasi mana yang penting dan tidak penting.

  g. Saya adalah pemikir linear Bahkan jika seseorang telah nyaman dengan pemikiran linearnya. Apakah tidak lebih baik jika menambah teknik yang dapat meningkatkan kreatifitas, memori dan kemampuan menyelesaikan masalah? Mengapa harus membatasi diri, bukankah dengan menggunakan banyak tekni akan memberikan keuntungan yang lebih banyak? Pemikiran linear, radian, visual , lateral atau pararel. Kenapa tidak mengkombinasikannya untuk mencapai potensi otak yang lebi baik?

4. Praktek Pembuatan Mind Map

  Kita sering kali lupa akan informasi yang telah kita terima. Ketika membutuhkan informasi untuk dipanggil kembali justru sangat sulit untuk mengingatnya. Seperti perpusatakaan yang berantakan dan tidak teroganisir dengan baik. Hal tersebut menimbulkan kekesalan pada diri sendiri. Disisi lain, bayangkan jika kita memiliki sebuah perpustakaan tempat semua infromasi yang kita pelajari disimpan. Informasi tersebut tidak ditumpuk secara acak tetapi terorganisir dalam susunan yang sempurna. Prinsip perpustakan yang terorganisir dengan baik tersebut sama dengan Mind Map.

  Setiap informasi yang masuk akan dikaitkan dengan informasi yang telah ada sebelumnya sesuai dengan alurnya. Seperti sebuah materi dengan judul dan sub judul yang saling berhubungan. Dengan Mind Map, semakin banyak informasi yang kita pelajari, akan memudahkan kita untuk mengingat jumlah informasi yang lebih banyak.

  Apa saja yang diperlukan untuk membuat Mind Map?

  Hal yang perlu dipersiapkan adalah kertas kosong, pena berwarna atau pensil warna, otak, dan imajinasi.

  Langkah-langkah dalam pembuatan Mind Map

  1. Persiapkan sebuah kertas putih kosong yang sisi panjangnya diletakan mendatar atau memanjang kesamping. Hal ini akan memudahkan kita untuk lebih bebas dalam mengatur arah Mind Map yang sedang kita kerjakan.

  2. Menggunakan gambar untuk ide sentral. Hal ini akan membantu kita untuk menggunakan imajinasi. Dengan sebuah gambar yang menarik, kita akan lebih fokus dan berkonsentrasi.

  3. Menggunakan warna untuk membuat gambar ataupun garis penghubung ke cabang-cabang utama. Warna perlu digunakan karena warna dapat membuat Mind Map yang dikerjakan menjadi lebih menyenangkan.

  4. Menghubungakan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan menghubungkan cabang tingkat 3 ke tingkat 2 dan menghubungkannya ke tingkat 1. Prinsip ini sangat mirip dengan proses elaboration dimana terjadi proses encoding dengan mengartikan sebuah kata dan menghubungkannya dengan kata-kata dengan arti yang sama. Elaboration juga berarti mengasosiasikan ingatan yang baru dengan ingatan yang sudah ada. Informasi yang masuk akan tersusun sedemikian rapi sehingga semakin mudah untuk dipanggil kembali.

  5. Usahakan untuk membuat garis-garis cabang yang melengkung karena garis lurus hanya akan membosankan otak. Seperti menggambar sebuah pohon, kita akan lebih tertarik melihat ranting yang melengkung dan tidak kaku seperti garis lurus.

  6. Ingat untuk menggunakan setiap kata kunci untuk setiap garis. Hal ini akan membantu kita untuk menghasilkan sederat assosiasi dan hubungannya sendiri. kalimat yang panjang hanya akan menghambat dan memperumit Mind Map yang dikerjakan. Kata kunci juga perlu di perhatikan dengan baik untuk memudahkan kita dalam pengerjaan Mind Map serta membantu diri kita untuk mengingat infornasi tersebut.

  7. Ingat untuk menggunakan gambar. Gambar akan mewakili sebuah makna. Contohnya, jika kita ingin menulis peralatan renang, akan sangat diwakili jika kita hanya dengan gambar.

  Contoh Mind Map : Mata kuliah Fakultas Psikologi USU

  Materi Psikologi Stress and health

  OLEH

WESTLEY FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014

  

Stress and health

Prologue

  Selama kehidupan kita tidak akan pernah terlepas dari stres. Kita akan selalu menghadapi tantangan kehidupan berupa frustasi, kehilangan, perbuabahan, dan konflik. Stres datang dari peristiwa negatif seperti gagal dalam ujian, terlambat menghadiri ujian dan sebagainya. Stres juga dapat datang dari peristiwa positif seperti mendapatkan pekerjaan baru ataupun memiliki anak bayi.

  Stres dengan tingkat tertentu mungkin menyehatkan karena dapat memberikan kita tenaga ataupun tantangan untuk bertumbuh. Namun, stress sering dialami sebagai hal yang tidak menyenangkan, seperti hal yang buruk yang lebih baik tidak pernah kita alami. Mungkin beberapa dari kita pernah mengalami suatu dukacita seperti kehilangan orang yagn kita sayaang, putus dari kekasih ataupun perceraian. McEwen dalam lahey (2007) menyatakan bahwa bagian psikologis kita bahkan ada pada bagian biologis kita, dengan kata lain, apa yang mempengaruhi “pikiran” kita pasti akan mempengaruhi “tubuh” kita.

  Penelitian yang dilakukan oleh Bengt Arnetz (1987) dari Harvard melakukan penelitian mengenai efek dari stres psikologis dan

  University

  kemampuan tubuh menghadapi penyakit. Sekumpulan wanita swedia yang kehilangan pekerjaan dan tidak bekerja selama 9 bulan dibandingan dengan wanita dengan pekerjaan yang tetap didapat hasil bahwa wanita yang kehilangan pekerjaan memiliki sel darah putih yang kurang reaktif terhadap infeksi. Hasil yang hampir sama juga didapatkan dari penelitian Janice Kiecolt-Glaser (1987) dari Ohio State University dimana membandingkan sistem immun dari wanita yang menikah dan bercera. Wanita yang tidak bahagia dalam pernikahannya ataupun bercerai memiliki tingakt imun yang sangat buruk. Hasil dari penelitian ini juga menjelaskan bahwa penyakit ataupun angka kematian relatif tinggi pada pasangan yang bercerai ataupun tidak bahagia.

  Selanjutnya akan dibahas mengenai defenisi stress, sumber-sumber yang menyebabkan stress dan bagaimana cara kita mengatasi stres yang muncul.

  Defenisi Stres

  Menurut lahey (2007) , Stres merupakan suatu kondisi yang melebihi batas kemampuan individu tersebut dalam mengatasinya.

  Sumber penyebab Stres

  Sebagian besar sumber stres sangat jelas dampaknya pada kita. Berikut ini akan dipaparkan 5 (lima) sumber stres antara lain :

1. Life Events

  Life Event( peristiwa hidup) merupakan sumber yang paling jelas dari stres dalam hidup yang membuat stres karena memerlukan penyesuaian dan kemampuan untuk mengatasinya. Peristiwa positif ataupun negatif dapat menyebabkan stres. Peristiwa negatif paling sering menyebabkan stress antara lain : a. Kejahatan, pemerkosaan, dan kekerasan.

  Banyak dokumen yang menyatakan korban kejahatan, pemerkosaan, dan kekerasan sangat berdampak pada stres. Menurut penelitian Edna Foa dan David Riggs (1995) bahwa wanita yang mengalami peristiwa tersebut cenderung akan menyimpannya didalam memori sebagai peristiwa kehidupan yang negatif dan mengakibatkan gejala stres saat mereka mengingat peristiwa tersebut.

  b. Kehilangan anggota keluarga Penelitian Darrin Lehman dkk (1987) pada University of

  Michigan menghasilkan bahwa individu yang kehilangan pasangan ataupun anak dalam kecelakan mobil dalam 5 tahun kemudian akan mengalami depresi yang dalam dari mereka yang tidak mengalaminya.

  c. Bencana alam Bencana Alam juga bisa membuat stres karena peristiwa yang dialami membuatnya merasa bahwa kejadian itu adalah mimpi buruk baginya atau peristiwa kehidupan yang negatif.

  d. Terorisme.

  Karena merasa terancam dan terus-menerus diteror maka seseorang pasti merasa tidak nyaman (gelisah), depresi, takut, masalah tidur, dan pikirannya kembali mengganggu tentang bencana yang dahulu setelah serangan, khususnya bagi yang berada didekat serangan itu atau yang kehilangan orang yang dicintai atau harta (Druss & Marcus, 2004; Holman & others, 2008; Ramchand & others, 2008) e. Daily Hassles.

  Peristiwa-peristiwa kecil yang sering terjadi dalam kehidupan seperti kehilangan kacamata, lupa membawa dompet ataupun kehilangan tiket nonton sering menjadi sumber stress.

  Peristiwa positif

  Bahkan peristiwa kehidupan yang positif dapat menyebabkan stres dalam kondisi tertentu .Ada banyak peristiwa positif yang juga bisa membuat seseorang stres karena mereka juga mungkin memerlukan penyesuaian dalam pola hidup contohnya, kelahiran anak, promosi kerja, pembelian rumah baru, dan sebagainya.

  2. Frustasi

  Fustrasi adalah ketika kita tidak mampu untuk memenuhi atau mencapai motif tertentu. Contohnya : Tidak dapat mengulang mata kuliah wajib karena kurang jumlah sks mahasiswa.

  3. Konflik

  Konflik terjadi ketika dua atau lebih motif yang tidak dapat dicapai karena mereka mengganggu satu sama lain. Ada empat bagian dari konflik yang melibatkan pendekatan dan penghindaran (Lewin, 1931; Miller, 1994):

  a. Approach-approach conflict Konflik di mana individu harus memilih antara dua tujuan positif dari nilai yang kira-kira sama.

  b. Avoidance-avoidance conflict Konflik di mana individu harus memilih antara dua tujuan negatif dari nilai yang kira-kira sama.

  c. Approach-avoidance conflict Mencapai tujuan yang positif akan menghasilkan hasil yang negatif juga.

  d. Multiple approach-avoidance conflict Konflik memerlukan individu untuk memilih antara dua alternatif, masing-masing berisi konsekuensi baik positif maupun negatif.

  4. Pressure (tekanan)

  Tekanan terjadi karena stres yang muncul dari ancaman peristiwa negatif kehidupan. Istilah tekanan digunakan untuk menggambarkan stres yang timbul dari ancaman. Contoh : Soal ujian yang sangat sulit.

5. Kondisi Lingkungan

  Ada bukti yang berkembang bahwa aspek lingkungan di mana kita hidup (suhu, polusi udara, kebisingan, kelembaban, dan sebagainya) dapat menjadi sumber stres (Staples, 1996). Sebagai contoh, perubahan suhu udara dapat membuat kita gerah untuk beraktifitas.

  Aspek Umum Reaksi Stres

  1. Kita bereaksi terhadap stres secara keseluruhan yaitu baik pada psikologis dan reaksi psikologis.

  2. Reaksi psikologis terhadap tubuh baik itu karena stress fisik ataupun psikologis sama.

  Reaksi psikologis terhadap stress

  Stress menyebabkan banyak perubahan terhadap psikologis kita seperti emosi, motivasi, dan kognisi. Di bawah tekanan stres, kita dapat merasakan beberapa kombinasi emosi seperti ancaman, depresi, kemarahan, dan sifat yang cepat marah.

  Perubahan kognitif juga terjadi seperti, kita mungkin memiliki kesulitan berkonsentrasi, kehilangan kemampuan untuk berpikir jernih, dan menemukan bahwa pikiran kita selalu kembali ke stres.

  Reaksi Fisik terhadap Stress dan Kesehatan

  Salah satu topik yang sering muncul dalam dunia medis dan psikologi adalah dampak stress terhadap kesehatan. Sebuah istilah yang sering digunakan adalah Biopsychological model of health yaitu teori yang menjelaskan bahwa kesehatan fisik dipengaruhi oleh faktor biologis, psikologi dan sosial.

  The General Adaptation Syndrome

  Hans Selye (1982) mengemukakan bahwa tubuh bereaksi secara keseluruhan terhadap sumber sumber penyebab stress/stressor dalam suatu pola yang dinamakan dengan GAS (General Adaptation Syndrome). Tiga tahapan GAS yaitu :

   Alarm reaction dimana tubuh bereraksi terhadap tantangan/ancaman dari 1.

  luar.

   Resistance Stage dimana suhu tubuh normal, tetapi adrenalin tetap 2.

  dikeluarkan (bertahan, berdaptasi) sehingga kondisi fisiologis tetap terjaga.

  

3. Exhaustion Stage yang merupakan masa kelelahan dan ketahan terhadap

stress menurun; bila terus berlangsung dapat mengakibatkan kematian.

  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reaksi terhadap Stress

  Banyak dari kita mengalami beberapa kejadian yang tidak menyenangkan di dalam kehidupan kita, tetapi banyak juga dari kita yang langsung bangkit untuk meneruskan hidup. Mengapa stress terkadang menjatuhkan dan bahkan menyebabkan perubahan sementara pada psikologis dan fisik kita? Jawabannya terletak pada faktanya lebih kepada reaksi kita terhadap stress dibandingkan sumber stress itu sendiri.

  1. Prior Experience with the Stress

  Reaksi stress pada umumnya berkurang ketika seseorang memiliki pengalaman yang lebih terhadap kejadian yang menyebabkan stress tersebut. Sebagai contoh, seorang perajurit yang menghadapi peperangan untuk keempat kalinya biasanya tingkat stressnya berkurang dibandingkan dengan perajurit yang menghadapi peperangan untuk pertama kalinya.

  2. Developmental Factors Dampak dari stress berbeda-beda pada setiap usia. Sebagai contoh, janda dan duda yang lebih muda (65 tahun ke bawah) masih merasakan depresi selama 13 bulan setelah kematian pasangannya daripada janda dan duda yang lebih tua. Mungkin tingkat stress akan berkurang di kemudian hari, ketika lingkungan janda atau duda lebih umum.

  3. Predictability and Control Biasanya, dalam kehidupan, stress akan berkurang ketika kita dapat memprediksinya dan mengontrolnya. Ketika kita dapat memprediksi stress yang akan muncul, maka stress akan berkurang. Contohnya, ketika kita tahu bahwa mati lampu akan terjadi pada sore hari, kita akan mempersiapkan penerang agar tidak gelap.Ketika kita dapat mengontrol stress yang akan muncul, maka stress juga dapat berkurang. Contohnya, ketika kita tahu bahwa dosen x akan mengusir mahasiswa keluar dari kelas jika tidak membaca materi pertemuan hari tersebut, maka kita dapat mengontrolnya dengan membaca materi yang akan dipelajari di hari tersebut sebelum kelas dimulai.

  Oleh sebab itu, sangatlah penting bagi kita untuk mencari cara dalam mengontrol stressor. Sebagai contoh, bekerja pada atasan yang sering melotot kepada Anda tanpa dapat diprediksi dan dikontrol mungkin harus ditangani dengan cara mendiskusikan masalahnya dengan atasan Anda, dengan meminta bantuan dari atasannya atasan Anda, atau mencari pekerjaan baru.

4. Social Support

  Dukungan Sosial adalah teman atau kerabat yang menyediakan saran, bantuan, dan seseorang yang dapat dijadikan tempat untuk bercerita megenai perasaan kita. Pada umumnya, orang yang memiliki social support atau dorongan sosial yang baik dari rekan kerja, teman-teman, dan keluarga memiliki tingkat stress yang rendah. Belum terlalu jelas bagaimana social support berfungsi sebagai penyangga kita melawan stress, tetapi ada dua aspek dari social support.

  Salah satu aspek dari social support yang telah dipelajari dan diuji adalah adanya kesempatan untuk mengeluarkan isi hati atau yang dikenal dengan “curhat”. Mahasiswa diajak berpartisipasi untuk menghabiskan waktu selama 15 menit dalam empat malam berturut-turut menulis pengalaman tentang peristiwa traumatik yang mereka rasakan. Untuk tujuan perbandingan, kelompok lain menulis tentang topik yang tidak penting dalam pengalaman mereka. Menulis tentang kejadian yang traumatik, seperti kematian dari anggota keluarga, dapat menyebabkan mahasiswa merasa sedih dan tekanan darah meningkat secara singkat segera setelah melampiaskan perasaannya. Bagaimanapun, setelah 6 bulan, mahasiswa yang mengeluarkan isi hatinya memiliki rasa sakit yang berkurang. Tampaknya, baik bagi kesehatanmu untuk berbagi perasaan yang negatif kepada orang lain. Oleh sebab itu, memiliki seseorang yang dirasa nyaman menjadi salah satu keuntungan yang penting dari social support.

   Person Variables in Reactions to Stress: Cognition and Personality 5.

  Person Variables : Semua karakteristik dari individu yang telah lama ada seperti cara berpikir, kepercayaan dan reaksi fisiologis terhadap stress.

  Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi stress. Reaksi terhadap stres bervariasi antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, dan dari waktu ke waktu pada orang yang sama. Setiap situasi, peristiwa ataupun objek yang memaksa tubuh dan menyebabkan timbulnya ”physiological reaction” disebut dengan stressor. Stressor dapat berupa stimulus yang berasal dari lingkungan fisik dan situasi social.

A. Cognitive Factors in Stress Reactions.

  Kebanyakan kita bereaksi berbeda terhadap stressor yang sama disebabkan karena kita berpikir dengan cara yang berbeda. Sebagai contoh, ketika sebuah kritik terhadap performa kerja kita dari atasan, sebagain orang akan menganggap itu sebagai kritik yang pedas, namun sebagian lagi kan menanggap itu hanyalah dukungan dan motivasi buat dirinya.

   Personality Characteristics and Stress Reaction B.

  Perbedaan antara individu satu dengan yang lain terletak pada ciri-ciri kepribadiannya untuk pengaruh dalam stress. Seseorang yang kepribadiannya cenderung neurotik memiliki reaksi stress yang tinggi. Stress (variabel situasi) mempengaruhi orang dengan kognitif yang berbeda dan karakteristik emosional sebelum stressor (variabel orang) dengan cara yang berbeda.

  Karakteristik kepribadian dalam mempengaruhi konsekuensi kesehatan dari stress terbagi menjadi Kepribadian

  

tipe A. Sebagian orang bereaksi biasa terhadap tekanan dan

  persaingan dunia. Untuk sebagian orang, bermain video game merupakan pengalih perhatian yang menyenangkan, sedangkan bagi orang lain itu merupakan masalah hidup dan mati. Beberapa subjek bereaksi terhadap game dengan denyut jantung, tekanan darah, dan kolesterol yang meningkat. Meyer Friedman dan Ray Rosenman (1974), berdasarkan medical test nya, melihat banyak dari pasiennya yang menderita penyakit jantung, khususnya pria muda yang berumur 30 sampai 60 tahun, dan memiliki perilaku yang sama. Berikut adalah karakteristik Type A personality: a. Kompetitif dan ambisius

  b. Bekerja tergesa-gesa

  c. Gila bekerja

  d. Berbicara keras atau lantang

  e. Perfeksionistis dan penuntut

f. Tidak bersahabat dan agresif

  Type A behavior memiliki hubungan dengan penyakit jantung berdasarkan dua faktor yang paling mempengaruhi, yaitu tekanan darah tinggi dan kolesterol. Untungnya, ada bukti bahwa kebencian dapat dikurangi melalui beberapa tipe dari psikoterapi.

  Person Variables in Reactions to Stress: Gender and Ethnicity

  Ada fakta yang muncul bahwa perbedaan gender dan etnik termasuk dalam stress dan coping. Ketika mempelajari perbedaan antara gender atau kelompok etnik, bagaimanapun juga kita harus ingat bahwa tidak semua anggota dalam kelompok berlaku sama.

  

a. Gender Differences in Response to Stress. Perempuan lebih mungkin

  mengalami reaksi traumatik yang mendalam daripada pria. Oleh karena itu, mereka lebih mengalami kecemasan, depresi, dan gangguan tidur setelah trauma. Sebagai contoh, sebuah penelitian terhadap perempuan dan pria yang selamat dari kecelakaan mobil menemukan bahwa keduanya terpengaruh oleh trauma setelah kejadian, tetapi perempuan lebih tertekan secara emosional dan mengalami masalah tidur dibandingkan pria. Sekali lagi, bagaimanapun juga, kita membahas tentang perbedaan secara rata- rata.

  

b. Gender Differences in the Benefits of Marriage. Menikah dan hubungan

  lainnya adalah sumber penting dari social support untuk kedua belah pihak. Bagi pria dan perempuan, orang yang menikah jauh lebih sehat dibandingkan dengan orang yang tidak menjalin hubungan. Perempuan yang tidak menikah memiliki 50% tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan perempuan yang sudah menikah, tetapi pria yang belum menikah memiliki 250% tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang telah menikah. Janice Kiecolt-Glaser dan Tamara Newton (2001) memberikan dua alasan. Pertama, perempuan cenderung memiliki lebih banyak social support dari teman dekat daripada pria, jadi perempuan tetap memiliki social support baik dia menikah ataupun tidak. Pria cenderung mengandalkan isteri mereka dalam social support untuk menyangga mereka dari efek stress. Kedua, perempuan lebih memungkinkan untuk mengajak pasangannya untuk merawat dirinya secara medis dibandingkan pria.

  

Fight-or-Flight and Tend-and-Befriend. Psikolog Shelley Taylor dan

c.

  rekan-rekannya setuju bahwa fight-or-flight syndrome penting baik bagi pria maupun perempuan. Taylor yakin bahwa perempuan lebih mungkin menanggapi stress dengan apa yang biasanya disebut dengan respon tend- and-befriend. Ketika mereka menghadapi tekanan atau stress, seperti kebakaran atau bencana alam, perempuan biasanya menanggapi dengan menjaga anak mereka. Mereka secepatnya menjumpai anak mereka dan berinteraksi dengan mereka seperti memegang tangan dan menyentuhnya untuk mengurangi respon psikologis anak terhadap stressor. Pada kasus pekerja pria dan perempuan, perempuan yang memiliki stress di kantor pada siang hari cenderung masih dapat mengasuh anak pada malam hari. Ibu menarik diri dari anak setelah bekerja, hanya jika mereka mengalami stress yang luarbiasa di kantor pada hari itu. Para ayah cenderung lebih cepat marah atau menarik diri dari anggota keluarga jika mereka mengalami hari yang sedikit tertekan di kantor. Begitulah menurut Taylor, kita tidak dapat mengerti sepenuhnya reaksi emosional terhadap stress dan hubungan reaksi psikologis terhadap ancaman.

d. Ethnic Differences in Stress. Ada bukti yang menunjukkan bahwa

  anggota dari etnik ras minoritas dalam pengalaman sosial lebih merasa stress dibandingkan dengan anggota budaya yang mayoritas. Ada beberapa alasan yang mengatakannya demikian. Pertama, kelompok etnik ras yang minoritas cenderung memiliki keuntungan yang lebih sedikit (pendidikan yang layak, pemasukan, asuransi kesehatan yang baik, dan lain-lain) dalam melindunginya dari stress. Kedua, kelompok minoritas sering mengalami stress dalam berinteraksi dengan kelompok mayoritas yang berdasarkan kepada stereotip, prasangka, dan rasisme. Ketiga, keluarga imigran sering mengalami stress melihat dari begitu cepatnya akulturasi budaya terhadap anak-anak mereka. Orangtua terkadang stress dengan perubahan sikap dari anak mereka, dan anak-anak terkadang stress oleh tekanan dari orangtua yang mempertahankan bahasa dan standar budaya mereka. Kalimat yang baru dan penting dari penelitian ini bagi psikolog akan membawa banyak pengertian kedepannya, tetapi ini topik dimana banyak anggota dari kelompok etnik minoritas yang sudah mengerti dengan baik.

  Coping with stress (mengatasi stress)

  Coping adalah usaha yang dilakukan oleh individu untuk berdamai atau mengatasi stress atau penyebab stress dan/atau mengontrol reaksi mereka terhadap stress atau penyebabnya. Ada 2 jenis Coping, yaitu efektif coping atau ineffective coping.

A. Effective Coping

  Ada bebarapa jenis coping yang dianggap efektif, yaitu:

   Menghilangkan atau mengurangi stress 1.

  Salah satu cara yang efektif untuk menangani stress adalah dengan cara menghapus atau menguranginya dari kehidupan kita. Contohnya apabila seorang pekerja stress akan pekerjaannya, maka cara yang dapat dia lakukan untuk menangani masalahnya adalah dengan mengurangi pekerjaannya atau bahkan mengajukan resign.

   Cognitive coping 2.

  Kognisi(cara berfikir dan berpersepsi) seseorang mempengaruhi reaksinya terhadap stress. Ada 3 strategi coping cognitive yang efektif, yaitu dengan mengubah cara kita berfikir terhadap stress, mengalihkan perhatian kita dari masalah yang tidak dapat diubah/selesaikan, dan dengan menyelesaikannya dengan cara religious.

  Reappraisal adalah salah satu metode menyelesaikan stress dengan cara mengubah cara kita berfikir atau mengartikan suatu masalah. Mengatur reaksi stress 3.

  Ada penyebab stress yang memang tidak dapat dihindari atau dihilangkan. Oleh karena itu cara mengatasi lainnya yang juga efektif adalah dengan mengatur psikologis dan reaksi psikologis kita terhadap stress atau penyebab stress tersebut. Contohnya seseorang yang baru membuka took baju. Pada tahun pertama, akan terjadi banyak sekali hal yang membuatnya stress. Misalkan seperti ramainya pembeli yang mengunjungi tokony. Ia tidak mungkin menghapus penyebab stress(toko baju), oleh karena itu cara yang harus digunakan adalah dengan mengatur reaksi psikologisnya terhadap masalah tersebut. Misalkan dengan pergi ke pijat refleksi untuk merelaksasikan diri atau dengan pergi jalan-jalan dengan sahabat.

B. Ineffective Coping

  Terkadang dalam menangani stress, orang melakukan beberapa usaha yang sebenarnya hanya merupakan proses ‘melarikan diri’ dari masalah. Usaha ini bersifat memberi kenyamanan sementara, yang akhirnya malah dapat memperburuk keadaan. Inilah beberapa coping stress yang tidak efektif :