Efektifitas Pelatihan Mind Mapping Terhadap Kemampuan Mengingat Materi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Angkatan 2013

(1)

Efektifitas Pelatihan Mind Mapping Terhadap Kemampuan Mengingat Materi pada Mahasiswa Fakultss Psikologi Universitas Sumatera Utara Angkatan 2013

Westley1 dan Ika Sari Dewi2

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pelatihan Mind Mapping terhadap kemampuan mengingat pada mahasiswa. Jumlah partisipan dalam penelitian ini sebanyak 37 orang yang merupakan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara angkatan 2013, menggunakan teknik pengambilan sampel acak sederhana. Mereka terbagai ke dalam dua kelompok melalui metode random assignment. Kelompok Eksperimen berjumlah 19 orang dan kelompok kontrol berjumlah 18 orang. Kelompok ekperimen mendapatkan pelatihan Mind Mapping selama tiga hari, masing-masing 120 menit, sedangkan kelompok kontrol tanpa perlakuan apapun.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan mengingat materi psikologi umum topik Stress and health. Data penelitian dianalisis menggunakan uji t sampel independen. Berdasarkan hasil analisa data, maka diperoleh perbedaan peningkatan skor yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, atau dengan kata lain terdapat pengaruh yang signifikan dari Mind Mapping yang diberikan terhadap peningkatan kemampuan mengingat materi pada mahasiswa.

Kata Kunci : Kemampuan Mengingat, Mahasiswa, Psikologi Umum, Mind Mapping

1

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara 2

Dosen Departemen Psikoloogi Umum dan Eksperimen Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara


(2)

Effectiveness of Mind Mapping Training Towards Memory Ability of Material for Undergraduate Students of Facuty of Psychology Universitas Sumatera Utara,

Academic Year 2013

Westley1 dan Ika Sari Dewi2

ABSTRACT

This study evaluated the effect of Mind Mappping training towards memory ability of undergraduate students. The number of participants in this study were 37 people student of Faculty of Psychology Universitas Sumatera Utara,academic year of 2013, which was collected using simple random sampling technique. They were divided into two groups by random assignment method. Experimental groups of 19 people and control groups of 18 people. Experimental group was given the preferential treatment in form of Mind Mapping training as treatment for three days, each day in one hundred and twenty minutes, while the control group was not given any treatment.

Measuring instruments used in this study is a test of memory ability of General Psychology topics Stress and health. The research data were analyzed using independent samples t test. Based on the results of the data analysis suggests that there is a significant differences in gain scores between the experimental group and the control group, or in other words, there is a significant effect of Mind Mapping training towards the improvement of memory ability of material for undergraduate student.

Keywords : Memory ability, Undergraduate Student, General Psychology, Mind Mapping

1

Student of Faculty of Psychology, University of North Sumatera 2


(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Individu tidak akan terlepas dari proses belajar dimulai dari awal kehidupannya. Belajar (learning) merupakan proses yang sedeharna yang dialami oleh individu namun akan menjadi sulit ketika menghadapi proses yang rumit. Belajar menjadi dasar untuk individu yang lebih maju. Tanpa belajar individu tidak akan mengenal bahasa, nilai dan perkembangan yang diwariskan. Tanpa belajar individu akan kesulitan dalam mengembangkan teknologi dan ilmu pengetahuan yang dapat dirasakan saat ini. Proses belajar merupakan hal yang penting bagi individu. Individu juga tidak boleh membiarkan proses belajar terjadi begitu saja. Pengetahuan dan informasi tersebar begitu luas sehingga sulit untuk mempelajari semuanya. Untuk mendalami proses ini, individu membutuhkan waktu yang cukup lama dalam mempelajari pengetahuan yang dibutuhkan seperti ilmu sosial untuk studi psikologi dan sistem kerangka untuk studi terapi fisik. (Gredler, 2011).

Belajar juga akan membentuk konsep mengenai fakta-fakta yang ada di dunia. Melalui pengamalan dalam belajar, individu akan mengenal sikap, kemampuan maupun informasi baru akan berguna untuk kehidupan individu. Individu juga mengenal konsep baru yang dapat digunakan untuk


(4)

menyelesaikan masalah atau mengembangkan kepribadian dalam kurun waktu kehidupan seseorang. ( Lahey, 2007).

Proses belajar keseluruhan seseorang juga akan membentuk “personal library” seperti perpustakaan pada umumnya yang menyimpan berbagai macam informasi. Informasi yang telah disimpan tersebut disebut memori. Menurut Foster (2009) dalam bukunya berjudul Psikologi Memori bahwa tanpa memori individu akan sulit untuk melakukan fungsi kehidupan seperti berbicara, membaca, mengidentifikasi objek, ataupun berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Memori menjadi sarana bagi individu untuk mengingat peristiwa penting yang telah terjadi pada detik, hari , bulan ataupun tahun yang telah lalu. Memori memberikan individu sebuah rekaman peristiwa yang dapat diputar kembali sehingga dapat mempengaruhi kehidupan seseorang di masa yang akan datang.

Memori membantu individu untuk menyimpan informasi ketika belajar dan mengingat kembali apa yang dipelajarinya. Memori akan lebih mudah untuk dipanggil jika proses masuknya informasi dapat diolah dan diorganisir dengan baik. Informasi yang banyak dan luas akan membuat pengelolahan dan pengorganisaan memori semakin sulit. Hal tersebut dapat dilihat dari materi pelajaran yang dipelajari oleh individu. Materi yang didapatkan beragam dan semakin tinggi tingkatanya maka semakin sulit juga materi yang didapatkan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin banyak dan sulit informasi yang


(5)

Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan yang paling tinggi. Mahasiswa sangat membutuhkan informasi yang diproses oleh otak untuk menjadi memori agar dapat dipanggil kembali ketika sedang ujian ataupun ketika menghadapi pertanyaan dari dosen. Memori memiliki mekanisme yang harus dilalui sehingga informasi dapat disimpan dan kemudian dipanggil kembali. Mahasiswa akan lebih mudah mengingat pelajaran yang telah dipelajarinya sebelumnya jika memorinya bekerja dengan baik. Mahasiswa yang sedang berpikir akan berusaha untuk memanggil informasi yang telah dipelajari sebelumnya. Ketika mahasiswa hanya menggunakan memori jangka pendek (ingatan sadar) yang hanya terbatas sebanyak 7±2 huruf atau angka, maka informasi kurang optimal untuk dipanggil. Adapun individu harus menggunakan memori jangka panjang (ingatan bawah sadar) agar proses mengingat lebih optimal. (Putra, 2010).

Dalam mengingat informasi berupa materi pelajaran, mahasiswa memiliki strategi belajar masing-masing. Berdasarkan wawancara survey yang didapatkan oleh peneliti dari 80 mahasiswa Fakultas Psikologi dan 30 mahasiswa Fakultas di Universitas Sumatera Utara bahwa mahasiswa memiliki metode belajar yang biasanya mereka terapkan. Adapun strategi belajar yang peneliti dapatkan yaitu mencatat ulang materi yang mereka pelajari, membuat resume, membaca slide, diskusi dengan teman ,menghapal materi dan sistem kebut semalam yang menjadi favorit mahasiswa.


(6)

Menurut pengalaman peneliti, selama kegiatan perkuliahan, mahasiswa yang mencatat termasuk dalam kategori sedikit. Kebanyakan mahasiswa hanya membaca makalah , mendengarkan ceramah ataupun membaca slide presentasi yang disampaikan padahal untuk dapat mengingat suatu informasi secara efektif untuk jangka waktu yang panjang tidak cukup hanya dengan membaca dan mendengar saja. Adapun mahasiswa yang mencatat masih menggunakan metode linear yang hanya terpaku pada tulisan yang panjang dan belum sistematis. Mahasiswa hanya menggunakan proses otak bagian kiri ketika belajar. mahasiswa hanya terpaku pada proses belajar yang menggunakan angka, linearlitas, analisis dan daftar yang semuanya merupakan kerja otak kiri daripada irama, kesadaran ruang, imajinasi , kreatifitas yang merupakan kerja otak kanan. Sistem pendidikan modern memang lebih cenderung untuk menggunakan otak kiri seperti hitungan, bahasa, dan ilmu pengetahuan lainnya daripada menggunakan otak kanan seperti keterampilan berpikir secara kreatif. (Buzan, 2006).

Mahasiswa akan lebih mudah mengingat informasi jika menggunakan kedua belahan otak sehingga mahasiswa akan lebih kreatif dalam menulis catatan. Ketika menulis catatan, mahasiswa akan menuliskan catatan tersebut dengan ide yang berhubungan satu dengan lainnya dan terorganisir dengan jelas. Hal ini berarti bahwa ketika mahasiswa perlu mengolah bentuk yang sesuai untuk memudahkan dalam memahami, misalnya bentuk daftar, tabel, grafik, dan lain-lainnya.


(7)

(Tuksinvarajarn, 2009). Bentuk daftar, tabel, ataupun grapfik tidak seperti bentuk linear yang penuh dengan tulisan panjang dan tidak sistematis. Bentuk grafik yang sering dibicarakan yaitu Mind Map. Menurut Michalko dalam Buzan (2006) bahwa Mind Map adalah alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linear. Dengan menggunakan Mind Map, otak akan dibuat untuk saling berhubungan. Sama seperti prinsip pengoraganisasian memori dalam Long term memory yang dikarateristikan dengan sebuah assosiative network. Memori diasosiakan atau dihubungkan melalui berbagai pengalaman. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa Mind Map akan membantu memetakan pikiran dalam otak sehingga memudahkan untuk melakukan penggulangan karena struktur yang mirip dengan pola pikir kita. Olah karena itu, dengan menggunakan bentuk Mind Map, materi dapat lebih cepat dipahami daripada tulisan biasa.

Mind Map merupakan kombinasi antara gambar, warna dan pemahaman ruang yang telah terbukti dapat meningkatkan pemanggilan informasi ketika dibandingkan dengan metode pencatatan dan belajar yang konvensional. Penelitian oleh Toi (2009) menunjukan bahwa Mind Mapping dapat membantu anak untuk memanggil kembali kata-kata yang telah dihapalkan daripada menggunakan daftar dengan peningkatan ingatakan sebesar 32 %. Selain itu, berdasarkan penelitian oleh Farrand, Hussain, Dan Hennesey (2002), Mind Mapping meningkatkan ingatan jangka panjang partisipan sebesar 10 %. Hasil penelitian tersebut dapat dijadikan acuan untuk meneliti kembali efektifitas pelatihan Mind Map


(8)

terhadap kemampuan mengingat jangka panjang mahasiswa psikologi USU angakatan 2013. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan peneliti didapatkan bahwa 53.75 % partisipan menjawab bahwa mereka kesulitan mengingat materi yang diberikan sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa banyak mahasiswa yang mendapatkan nilai rendah pada kartu hasil studi per semester. Hal tersebut diperkuat data yang didapatkan peneliti mengenai nilai mata kuliah psikologi umum II bahwa banyak mahasiswa yang mendapatkan nilai C. Tahun 2010/2011 Genap sebanyak 41% dari 83 orang mahasiswa mendapatkan nilai C, 8% dari 83 mahasiswa mendapatkan nilai D dan 2 % dari 83 orang mahasiswa mendapatkan nilai E. Tahun 2011/2012 genap sebanyak 53% dari 60 orang mahasiswa mendapatkan nilai C, 8% dari 83 orang mahasiswa mendapatkan nilai D dan 2 % persen dari 60 orang mahasiswa mendapatkan nilai E. Dan pada tahun 2012/2013 terdapat penurunan nilai yaitu sebanyak 62% dari 53 orang mendapatkan nilai C, 6 % persen dari 53 orang mendapatkan nilai D dan 2% persen dari 53 orang mahasiswa mendapatkan nilai E.

Dari data tersebut menunjukan bahwa setiap tahunnya banyak mahasiswa yang mendapatkan nilai yang rendah pada mata kuliah Psikologi Umum sehingga diharapkan dengan penerapan pelatihan Mind Mapping mahasiswa dapat meningkatkan ingatan jangka panjang terhadap materi yang dipelajari sehingga nilai mata kuliah yang dipelajari juga meningkat.


(9)

Hasil Penelitian oleh Wicramasinghe (2007) mengenai “Effectiveness of Mind Maps as a learning tool for medical students” didapatkan bahwa grup yang menggunakan Mind Map merasa bahwa dengan menggunakan Mind Map akan lebih mudah merangkum informasi. Selain itu, Mind Map juga berguna untuk mengingat informasi yang terorganisasi. Hasil penelitian tersebut juga memberikan informasi bahwa Mind Map mungkin tidak efektif untuk meningkatkan ingatan terhadap informasi dalam waktu yang lebih pendek sehingga disarankan untuk mengevaluasi efektifitas dalam mengingat informasi dalam waktu yang lebih lama.

Berdasarkan hasil uraian sebelumnya dan beberapa penelitian Mind Map menjadi dasar mengapa peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian mengenai Mind Map. peneliti akan melakukan penelitian di Fakultas Psikologi Sumatera Utara . Penelitian eskperiemen ini dilakukan untuk melihat efektivitas pelatihan Mind Mapping yang diberikan kepada mahasiswa Fakultas Psikologi USU. Alasan peneliti memilih mata kuliah tersebut karena Mata kuliah Psikologi Umum merupakan mata kuliah dasar yang banyak membahas mengenai konsep-konsep dasar yang harus diingat untuk menjadi dasar mahasiswa mempelajari materi yang lebih dalam lagi. Materi yang akan digunakan dalam penelitian merupakan materi psikologi umum topik stress and health. Alasan pemilihan materi ini disesuaikan dengan komentar angkatan 2013 mahasiswa Fakultas Psikologi USU bahwa materi stress and health termasuk materi yang sulit.


(10)

Selain itu, banyak penelitian mengenai Mind Mapping hanya terbatas pada jenjang yang lebih rendah seperti sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Peneliti memberikan pelatihan Mind Map diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengingat mahasiswa terhadap materi kuliah yang dipelajarinya sehingga dapat mengurangi jumlah mahasiswa yang mengulang mata kuliah di Fakultas Psikologi USU.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti akan melakukan penelitian eksperimen dengan judul “Efektifitas Pelatihan Mind Mapping terhadap Kemampuan Mengingat Materi pada Mahasiswa”


(11)

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas pelatihan Mind Mapping terhadap kemampuan mengingat mahasiswa psikologi USU.

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa menggunakan metode yang dapat meningkatkan kemampuan mengingat sehingga prestasi belajar meningkat.

2. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam perkembangan ilmu psikologi khususnya Psikologi Kognitif dan memberikan informasi tambahan dalam pengembangan teori dan metode dalam meningkatkan ingatan.


(12)

D. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan dalam penelitian ini berisikan intisari dari :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi uraian singkat tentang latar belakang permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi teori-teori kepustakaan yang digunakan sebagai landasan di dalam penelitian ini, diantaranya teori tentang memori dan Mind Mapping. Bab ini juga mengemukakan hipotesis penelitian sebagai dugaan sementara terhadap masalah penelitian.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan mengenai identifikasi variabel, metode pengumpulan data, subjek/partisipan penelitian, desain penelitian, tehnik pengambilan sampel, prosedur penelitian eksperimen, dan teknik analisa data.

BAB IV : Pembahasan dan Hasil Penelitian

Bab ini terdiri dari uraian mengenai gambaran subjek penelitian berdasarkan pengkategorian hasil penelitian utama, hasil tambahan serta pembahasan.


(13)

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan kesimpulan yang mencakup hasil analisa dan intepretasi data penelitian dan saran berupa saran metodologis untuk penelitian selanjutnya dan saran praktis bagi siapapun, terutama wanita, yang ingin meningkatkan kemampuan spasial mereka.


(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kemampuan Mengingat

1. Defenisi Ingatan

Menurut Matlin (2005), ingatan adalah proses untuk mempertahankan informasi dalam kurun waktu tertentu. Menurut Oxford University Press (2014), ingatan adalah kemampuan pikiran dalam menyimpan dan memanggil informasi. Nairne (2006) mengartikan ingatan adalah kapasitas untuk mempertahankan dan mengembalikan informasi. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa ingatan adalah kemampuan kita untuk menyimpan, dan mempertahankan informasi untuk kemudian dipanggil dan dikembalikan dalam waktu yang kita inginkan.

2. Model Pengelolahan Informasi

Atkinson & Shifrin dalam Matlin (2005) mengemukakan bahwa ingatan sebagai bentuk rangkaian dimana informasi dikirim dari satu area penyimpanan ke area penyimpanan lain. Informasi yang akan diterima di ingatan sensori menuju ingatan jangka pendek dan kemudian berakhir di ingatan jangka panjang.


(15)

a. Ingatan sensori

Ingatan sensori akan merekam informasi yang diterima oleh indera manusia. Proses masuknya informasi menuju otak terjadi dengan cepat. Manusia tidak akan sadar dengan semua yang informasi yang masuk melalui indera manusia. Indera penghilatan akan direkam pada iconic memory dan indera pendengaran akan direkam pada echoic memory. Namun, informasi hanyak bisa disimpan selama ±2 detik dan jika melebihi , informasi akan dilupakan.

b. Ingatan Jangka Pendek

Ingatan Jangka Pendek merupakan komponen dasar kedua yang dikemukakan oleh atkinson dan shriffrin. Informasi dari ingatan sensori akan menuju Ingatan Jangka Pendek. Dalam ingatan jangka pendek , ingatan juga termaasuk mudah hilang. Namun tidak seperti sensory ingatan, ingatan jangka pendek dapat menyimpan informasi selama ±30 detik. Manusia juga hanya dapat menahan informasi yang terbatas. Manusia hanya akan mengingat tujuh item (±2) yang berarti diantara 5 item sampai 9 item.

c. Ingatan Jangka Panjang

Ingatan jangka panjang merupakan sebuah ingatan dengan kapasitas yang besar dan menyimpan semua ingatan tentang pengalaman dan inforamsi yang diperoleh selama kurun waktu


(16)

kehidupan manusia. Informasi dari Ingatan jangka pendek akan dilanjutkan menuju Ingatan jangka panjang. Infromasi yang penting akan ditempatkan dalam ingatan jangka panjang.

3. Jenis-jenis Ingatan jangka panjang

Banyak konsep mengenai jenis-jenis ingatan. Terdapat ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Dalam ingatan jangka panjang terdapat ingatan eksplisit dan ingatan implisit. Ingatan eksplisit termasuk didalamnya ingatan episodic dan ingatan semantic. Dalam ingatan implisit terdapat ingatan prosedural, priming, dan classical conditioning.

a. Ingatan Eksplisit dan Ingatan Implisit

Menurut Hall (1998) bahwa terdapat perbedaan tipe ingatan jangka panjang. Perbedaan antara ingatan eksplisit dan ingatan implisit. Kedua perbedaan ini terdapat pada bagaimana individu menyatakan (declare) ingatan tersebut. Ingatan eksplisit (sering disebut juga ingatan deklaratif) dimana kita secara sadar mengingat informasi seperti fakta atau peristiwa yang dapat secara verbal dikomunikasikan. Namun ketika informasi tersebut tidak secara sadar diingat dengan tujuan tertentu akan disimpan pada ingatan implisit. Ingatan ini sering disebut ingatan non-deklaratif karena tidak mampu membawa informasi pada keadaan sadar.


(17)

b. Ingatan Episodik, Ingatan Semantik dan Ingatan Prosedural

Ingatan episodik dan ingatan semantik merupakan subtipe dari ingatan eksplisit. Nairne (2005) menjelaskan bahwa ingatan episodik merupakan ingatan untuk peristiwa tertentu yang terjadi kepada kita secara pribadi. Sedangkan Ingatan semantik merupakan pengetahuan mengenai dunia. Ingatan semantik berisi makna dari kata-kata dan kalimat. Berbeda dengan ingatan prosedural yang merupakan pengetahuan mengenai cara kita mengerjakan sesuatu. Jadi karena tidak perlu secara sadar mengingat informasi tersebut, ingatan prosedural dimasukan dalam ingatan implisit.

4. Proses Penyimpanan Ingatan

Informasi yang masuk ke dalam pikiran tidak langsung direkam begitu saja. Informasi membutuhkan proses untuk disimpan dan kemudian dipanggil kembali. Terdapat tiga proses penyimpanan ingatan. Dimulai dari atensi untuk memilih informasi yang kelak akan diolah. Informasi akan melalui tahap encoding dimana terjadi proses yang menentukan dan mengatur bagaimana ingatan dibentuk. Kemudian akan berlanjut ke storage (penyimpanan) dimana informasi akan disimpan dan dijaga selama waktu tertentu. Informasi yang kemudian akan dipanggil kembali akan melalui proses retrieval. (Nairne, 2006 ; Lahey, 2007)


(18)

5. Tingkat Pemrosesan Informasi

Craik dan Lochart dalam Matlin (2005) mengemukakan sebuah alternatif lain dari stage memory model Atkinson dan Shiffrin yaitu level of processing. Craik dan Lockhart mengemukakan bahwa proses masuknya informasi bergerak dari shallow (dangkal) menuju deep (dalam). Lama informasi bertahan bergantung pada bagaimana informasi tersebut melalui proses encoding. Informasi akan lebih cepat terlupakan jika diproses pada tingkat yang dangkal, tapi akan lebih lama diingat jika diproses pada tingkat yang lebih dalam.

a. Tingkat Pemrosesan Informasi Dangkal

Dalam pemrosesan informasi tingkat dangkal, informasi yang diterima didasarkan pada kualitas tampilan fisik sesuatu hal. Infromasi hanya disimpan pada ingatan jangka pendek.

b. Tingkat pemrosesan Informasi Mendalam

Dalam Pemrosesan informasi tingkat yang lebih dalam, informasi yang diterima didasarkan pada pemahaman terhadap arti dari sebuah kata dan makna dari kata yang diucapkan. Informasi pada tingkat ini akan disimpan pada ingatan jangka panjang. Tingkat pemprosesan informasi mendalam juga membantu proses recall. Adapun faktor yang menyebabkanya :


(19)

1. Distinctiveness

Stimulus yang berbeda akan membantu untuk mengingat suatu informasi sehingga ketika informasi di panggil kembali , secara otomatis otak akan mencari sesuatu yang berbeda.

2. Elaboration

Proses encoding dengan mengartikan sebuah kata dan menghubungkannya dengan kata-kata dengan arti yang sama. Elaboration juga berarti mengasosiasikan ingatan yang baru dengan ingatan yang sudah ada.

6. Faktor yang mempengaruhi Ingatan

Menurut matlin (2005) bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi ingatan :

a. Mood dan emosi

Ada tiga hal dimana mood dan emosi dapat mempengaruhi ingatan, antara lain :

1. Manusia akan mengingat stimulus yang menyenangkan lebi akurat dari stimulus lain.

2. Proses recall akan lebih akurat jika mood seseorang cocok dengan mood alamiah sesuatu hal.

3. Proses recall akan lebih mudah jika mood selama proses encoding cocok dengan mood selama retrieval.


(20)

b. Atensi

Atensi merupakan sebuah konsentrasi dari aktifitas mental. Ketika indera menerima stimulus, tidak semua akan dipertahankan. Stimulus yang dipilih akan diproses lebih detil. Stimulus yang tidak mendapat perhatian akan dibuang dan tidak akan di proses. c. Kesamaan Semantik

Arti dari kata-kata akan mempengaruhi jumlah kata yang akan tersimpan pada short term memory. Selain itu ada juga proactive interference bahwa orang akan kesulitan belajar hal yang baru karena hal yang lama akan mengganggu hal yang baru dipelajari.

d. Prinsip pengkodean spesifik

Bahwa recall akan lebih baik jika konten dalam retrieval sama dengan konten encoding.

e. Umur

Umur dapat mempengaruhi ingatan seseorang. Anak-anak tidak dapat mengingat peristiwa sebelum umur 2 atau 3 tahun. Orang yang lebi tua akan lebih baik dalam mengingat ketika mereka memiliki kemampuan verbal yang tinggi dan berpendidikan tinggi. Orang yang lebih tua juga akan lebih akurat dalam mengingat dibanding orang yang lebih muda.


(21)

f. Metamemory

Metamemory akan membantu seseorang untuk menggunakan strategi yang efektif untuk dipakai karena tidak semua strategi mengingat itu sama.


(22)

B. Mind Mapping

1. Pengertian Mind Mapping

Mind Map adalah “alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran liner.” Michael Michalko, Crakcing creativity. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikitan kita. (Buzan, 2006). 2. Kegunaan Mind Map

Menurut LearningGuide , The University of Adelaide (2009) bahwa kegunaan dari Mind Mapping :

a. Memberikan pandangan secara luas mengenai topik dan membuat kita untuk menghadirkannya kedalam bentuk yang lebih singkat.

b. Mendorong kita untuk melihat gambaran yang lebih besar dan alur yang lebih kreatif

c. Mempermudah kita untuk merencanakan atau membuat pilihan dari sumber materi yang kita harapkan untuk suatu tugas dan dimana kita kan meletakannya.

d. Membuat kita mendapatkan sebuah format yang lebih menarik dan menyenangkan bagi mata dan otak, pemikiran dan ingatan.

Menurut Buzan (2006) Mind Mapping dapat membantu kita dalam banyak hal, antara lain:

a. Merencanakan b. Berkomunikasi c. Menjadi lebih efektif


(23)

e. Menyelesaian masalah f. Memusatkan perahtian

g. Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran h. Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran i. Mengingat dengan lebih baik

j. Belajar lebih cepat dan efisien

3. Keunggulan Mind Mapping

Menurut Buzan (2006) keunggulan Mind Mapping yaitu :

a. Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas.

b. Mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat.

c. Mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan pemecahan kreatif baru.

d. Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dan diingat.

Menurut Micahael Michalko dalam buzan (2006), dengan menggunakan Mind Map maka :

a. Mengakitfkan seluruh sel otak

b. Membereskan akal dari kekusutan mental

c. Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahsan

d. Membantu menunjukkan hubngan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah

e. Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian f. Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita


(24)

g. Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang

Banyak orang yang sering mengucapkan bahwa Mind Map tidak cocok dengan mereka. Menurut Raphaela (2013) bahwa adapun alasan orang utk tidak meggunakan Mind Map :

a. Saya tidak dapat menggambar

Mungkin orang punya banyak talenta, katakan bahwa seseorang tidak dapat menggambar. Jika seseorang dapat menggunakan pen dan menggunakannya untk menulis, berarti seseorang tersebut dapat menggunakannya untuk menggambar. Mungkin gambar yang terlihat tidak sebaik individu yang memilik talenta menggambar. Tujuan membuat bentuk grapik pada Mind Map bukan utk membuat suatu karya seni melainkan untuk membuat peta dengan gambar dan simbol yang mudah dipahami sehingga membuat peta tersebut lebih muda untuk diingat kembali oleh otak.

b. Mind Map hanyalah untuk anak-anak/ Mind Maps tidak dapat digunakan secara profesional.

Bahwa tidak ada batasan umur dalam penggunaan Mind Map. Mungkin kelihatan seperti pekerjaan anak-anak


(25)

prasekolah. Namun kenyataanya, banyak pekerja yang menggunakannya dalam presentasi bisnis.

c. Mind Map hanya dapat dibentuk dengan informasi yang terbatas

Mungkin Mind Map akan dibatasi oleh ukuran kertas. Dengan sistem yang benar, Mind Map dengan kertas juga dapat dibentuk dengan informasi yang besar dan lebih jelas daripada catatan linear.

d. Mind Mapping akan memakan waktu yang lebih lama dari catatan linear

Mungkin karena ada bentuk gambar dalam Mind Map sehingga banyak orang yang berpiki bahwa Mind Map \ akan menghabiskan banyak waktu daripada catatan linear. Hal tersebut akan terjadi jika seseorang menghabiskan waktu hanya untuk mengubah Mind Map menjadi karya seni. Pada umumnya, Mind Map akan membantu untuk menghemat waktu. Dengan Mind Map akan dipaksa untuk memutuskan informasi mana yang penting dan tidak penting.

e. Saya adalah pemikir linear

Bahkan jika seseorang telah nyaman dengan pemikiran linearnya. Apakah tidak lebih baik jika menambah teknik yang dapat meningkatkan kreatifitas, memori dan kemampuan menyelesaikan masalah? Mengapa harus membatasi diri,


(26)

bukankah dengan menggunakan banyak tekni akan memberikan keuntungan yang lebih banyak? Pemikiran linear, radian, visual , lateral atau pararel. Kenapa tidak mengkombinasikannya untuk mencapai potensi otak yang lebi baik?

C. Pengaruh Mind Mapping terhadap kemampuan mengingat mahasiswa

Mahasiswa diharapkan untuk dapat menyerap begitu banyak materi pelajaran. Mahasiswa dituntut sebagai individu yang aktif. Hasil dari kemampuan individu dapat dilihat dari nilai ujian tes dan ujian akhir semester. Tidak semua mahasiswa mendapatkan nilai yang baik saat ujian.

Mahasiswa diharapkan untuk dapat mengoptimalkan kedua belahan otak. Kebiasaan mahasiswa yang hanya menggunakan otak kiri seperti menghafal, mencatat yang kurang tersistem, membaca dengan sistem kebut semalam hanya membuat rugi mahasiswa. Informasi yang masuk ke dalam otak tanpa proses yang tersistematis akan mudah untuk dilupakan. Selain itu informasi tersebut kelak akan digunakan ketika mahasiswa akan dihadapkan pada tes/ujian yang membutuhkan proses retrieval (pengambilan kembali informasi yang telah disimpan).

Namun kenyataannya, karena informasi yang masuk ke dalam otak begitu banyak, mahasiswa sering lupa terhadap materi yang telah mereka terima baik dari dosen ataupun dengan membacanya sendiri. Foster (2010) menyatakan bahwa lupa dapat diartikan sebagai proses hilangnya


(27)

informasi yang telah disimpan sebelumnya. Menurut Decay theory, proses lupa terjadi karena sebuah informasi yang tidak digunakan dalam ingatan akan sulit untuk dipanggil kembali. Selain itu, menurut Interference theory bahwa informasi yang disimpan di Ingatan jangka panjang akan sulit dipanggil kembali karena terganggu oleh informasi-informasi lain. Dengan kata lain, adanya gangguan dalam proses masuknya informasi dapat membuat terjadinya lupa. proses masuknya informasi yang tidak sistematis. Maka dari itu perlu suatu metode belajar yang sistematis yaitu dengan metode pecatatan Mind Mapping.

Mind Map akan membantu memetakakan pikiran dalam otak sehingga memudahkan untuk melakukan penggulangan karena struktur yang mirip dengan pola pikir kita. Dengan menggunakan bentuk Mind Map, materi dapat lebih cepat dipahami daripada dengan metode mencatat biasa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian oleh Penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Sudianto (2013) yang menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode Mind Map siswa lebih termotivasi, lebih kreatif dan kemampuan mengingat mereka meningkat sehingga memudahkan dalam menangkap dan memahami pelajaran.

Oleh karena itu, dengan menggunakan metode Mind Mapping maka mahasiswa akan me-resume atau mencatat ulang materi kuliah dengan lebih efektif dengan mengoptimalkan fungsi otak kiri dan otak kanan. Sehingga mahasiswa dapat memberi perhatian yang terpusat pada


(28)

bahasan yang membantu mengalihkan informasi dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.

D. Hipotesis

Ada perbedaan kemampuan mengingat mahasiswa yang menerima pelatihan mind mapping dengan kemampuan mengingat mahasiswa yang tidak menerima pelatihan mind mappin\g dimana kemampuan mengingat mahasiswa yang menerima pelatihan mind mapping akan lebih baik.”


(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pemberian perlakuan akan mengubah kemampuan mengingat seseorang; skor yang didapatkan dari prestest dan posttest akan dibandingkan. Penelitian ini menggunakan pre-test-posttest between subject design dimana menggunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Terdapat tiga jenis variabel yang diidentifikasi untuk dapat menguji hipotesa dalam penelitian ini. Jenis-jenis variabel tersebut antara lain variabel bebas, variabel tergantung, dan variabel kontrol:

1. Variabel Tergantung (DV) : Kemampuan Mengingat 2. Variabel Bebas (IV) : Mind Mapping

3. Variabel Ekstraneous :

a. Karakteristik Individu yang terdiri dari :

1. Pengetahuan tentang materi Psikologi Umum : Stress and health. 2. Pengetahuan mengenai Mind Mapping.

b. Faktor Lingkungan yang terdiri dari :

1. Materi Psikologi Umum : Stress and health. 2. Kondisi Ruangan.


(30)

B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

1. Kemampuan mengingat adalah kemampuan individu untuk menerima informasi, menyimpan informasi, sampai kemudian memanggil kembali informasi yang telah diterima tadi. Tes untuk mengukur kemampuan mengingat terhadap materi Stress and health dibentuk menggunakan salah satu dimensi dalam proses kognitif yaitu “remember” atau mengingat. Penggunaan materi Psikologi umum dengan topik Stress and health disebabkan karena survey kepada mahasiswa yang menyatakan bahwa Stress and health merupakan topik yang sangat sulit, sehingga peneliti memutuskan menggunakan materi tersebut. Tes yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan mengingat adalah soal materi yang terdiri butir soal tes yang mengukur makna dari kata-kata dan kalimat (berupa defenisi/istilah penting) mengenai materi Stress and health. Setiap jawaban yang benar diberi skor satu (1), sedangkan jawaban yang salah atau kosong diberi skor nol (0).

2. Mind Mapping adalah pencatatan manual yang berbentuk seperti “peta” dimulai dari titik tengah kertas dengan membuat tema utama materi kemudian dilanjutkan dengan memikirkan cabang-cabang ataupun sub tema yang bersangkutan dengan tema utama dan mencari hubungan antara sub tema dengan menggunakan warna ataupun gambar yang dapat memudahkan individu yang menggunakannya. Individu akan diberikan sebuah kertas putih kosong tak bergaris dan pena untuk mengerjakan Mind Map.


(31)

C. Teknik Pengontrolan Variabel Ekstraneous

Variabel ekstraenous yang dikontrol dalam penelitian ini adalah a. Variabel personal yaiitu

1. Pengetahuan tentang materi psikologi umum topik stress and health 2. Pengetahuan mengenai Mind Mapping

Teknik kontrol yang digunakan untuk mengontrol variabel personal dalam penelitian ini adalah eliminasi. Mahasiswa yang menjadi partisipan dalam penelitian ini telah di wawancara untuk mendapatkan mahasiswa yang pernah mengambil mata kuliah psikologi umum stress and health dan tidak sedang mengulang mata kuliah psikologi umum. Survey diberikan untuk mengetahui mahasiswa yang belum pernah meneggunakan Mind Mapping.

b. Variabel lingkungan yaitu

1. Materi Psikologi Umum : Stress and health. 2. Kondisi ruangan

3. Aturan pengerjaan tes.

Teknik kontrol yang digunakan untuk mengontrol variabel lingkungan dalam penelitian ini adalah teknik konstansi. Materi psikologi umum II topik Stress and health dimana materi disampaikan oleh fasilitator yang sama. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menggunakan ruangan yang sama dan waktu pengerjaan tes serta kondisi ruangan pada kedua kelompok penelitian sama.


(32)

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Menurut Azwar (2010), Populasi adalah kelompok subjek yang akan mendapatkan generalisasi dari hasil penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Karateristik dari populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a. Merupakan mahasiswa/i angkatan 2013 Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang masih aktif pada tahun ajaran 2014/2015

b. Telah lulus mata kuliah Psikologi Umum I dan II. 2. Sampel Penelitian

Hadi (2000) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang dikenakan dalam penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian kecil dari mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utaraa angkatan 2013. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 37 orang dengan 19 orang di kelompok eksperimen dan 18 orang di kelompok kontrol.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara dengan pertimbangan bahwa jumlah sampel yang memadai, efesien


(33)

E. Teknik Pengambilan Sampel

Metode maupun teknik pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu, dalam jumlah yang sesuai, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili populasi (Hadi, 2000). Bentuk pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling, dimana peneliti mendapatkan sampel penelitian dengan memilih secara acak. Peneliti mendata partisipan yang dapat mengikuti penelelitian dengan menulis nama secara acak kemudian peneliti mengambil nama-nama yg termasuk dalam nomer ganjil dan genap. Kemudian didapatkan kelompok eksperimen dan kelompok kontol.

F. Desain Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan desain dengan bentuk prestes-posttest between subject design. Peneliti menggunakan desain ini karena menggunakan satu variabel bebas. Peneliti akan dapat mendeteksi efek dari variabel bebas dengan membandingkan nilai tes dengan perlakuan berbeda.(Myers & hansen, 2006 )

Tabel 1. Desain Pre-Test Post-Test Between Subject Design R (KE) O1 X O2


(34)

Catatan:

R = Random Assignment KE = Kelompok Eksperimen KK = Kelompok Kontrol O1 = Pre-Test

O2 = Post-Test

X = Pemberian pelatihan Mind Mapping

G. Instrumen Penelitian dan Alat Ukur Penelitian

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunkan dalam penelitian ini antara lain : a. Survei pendahuluan kepada mahasiswa untuk mencari gambaran

umum proses belajar mahasiswa, metode pencatatan dan pengetahuan tentang Mind Mapping.

b. Informed consent. Lembar ini memberikan penjelasan tentang tujuan, tata cara, dan manfaat dari penelitian yang harus disepakati oleh partisipan penelitian

c. Lembar soal dan lembar jawaban tes kemampuan mengingat materi psikologi umum topik Stress and health.

2. Alat Ukur Penelitian

Penelitian ini menggunakan bentuk soal tes yang hanya mengukur pada salah satu dimensi dalam proses kognitif yaitu “remember” atau mengingat. Menurut Anderson & Krathwol (2001), mengingat merupakan proses mendapatkan kembali pengetahuan yang saling berhubungan dari


(35)

ingatan jangka panjang. Bentuk soal dirancang melalui buku Psychology: An Introduction Ninth Edition oleh Lahey tahun 2007 dengan jumlah 17 buah pertanyaan pilihan berganda dengan empat pilihan jawaban mulai dari A, B, C dan D. Skor untuk jawaban benar memiliki skor satu (1) dan skor untuk jawaban yang salah akan diberikan skor (0). Berikut disajikan tabel blueprint aitem tes kemampuan mengingat materi psikologi umum topik Stress and health.

Tabel 2. Blueprint Aitem Tes Kemampuan Mengingat Materi psikologi umum topik Stress and health

No .

Pokok

bahasan Sub bahasan

Banyak

Aitem Bobot

1

Stress : challanges to coping

1. Defenisi Stress 2. Sumber stress :

a. Life event b. Frustation c. Konflik d. Pressure

e. Kondisi Lingkungan

13 38,23 %

2

aspek umum dari reaksi terhadap stress

a. reaksi psikologi terhadap stress

b. Reaksi fisik terhadap stress dan kesehatan

4 11,76

% 3 Faktor-faktor yang mempengaruh i stress

1. Pengalaman terdahulu 2. Faktor perkembangan 3. Dukungan sosial 4. Variabel personal :

a. Kognisi b. Kepribadian, c. Gender, d. Etnis.


(36)

4 Coping with stress

1. Efective Coping

2. Ineffective coping 5

14,70 % 5

Changging health related behavior pattern

1. Belajar untuk rileks

2. Perilaku makan dan latihan yang benar

3. Safety management

3 8,82%

Total 34 100%

H. Validitas, Reliabilitas, Analisis dan Seleksi Aitem

1. Validitas Score Alat Ukur Penelitian

Validitas alat ukur digunakan untuk melihat apakah suatu instrumen menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnnya (Azwar, 2010). Dalam penelitian ini, validitas yang dikaji berdasarkan isi yang akan diukur, yang disebut sebagai validitas isi (content validity).

Azwar (2004) menyebutkan bahwa validitas isi adalah validitas yang diestimasi dengan menguji isi tes melalui metode professional judgment. Penelitian ini melibatkan dosen departemen psikologi umum dan eksperimen dan Dosen pelatihan di Fakultas Psikologi USU sebagai professional judgment.

2. Reliabilitas Score Alat Ukur Penelitian

Reliabilitas alat ukur merujuk pada sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2004). Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien reliabilitas (rxx) yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00 (Azwar, 2004). Dimana koefisien yang semakin


(37)

sebaliknya koefisien yang mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Berdasarkan estimasi reliabilitas menggunakan teknik koefisien alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS 17.0 diperoleh reliabilitas dalam penelitian ini bernilai 0,652.

3. Analisis dan seleksi aitem

Analisis butir aitem dilakukan untuk mendapatkan sejumlah butir aitem yang memiliki taraf kesukaran dan daya diskriminasi aitem yang baik sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian. Taraf kesukaran aitem dinyatakan dalam indeks kesukaran aitem dengan simbol p. Indeks kesukaran aitem merupakan rasio antara penjawab aitem dengan benar dan banyaknya penjawab aitem (Azwar, 2004). Berikut rumus untuk indeks kesukaran aitem adalah:

p=n1/N

Keterangan:

p : indeks kesukaran aitem

n1 : banyaknya responden yang menjawab aitem dengan benar N : banyaknya responden yang menjawab aitem

Apabila suatu aitem semakin sulit maka harga p akan mendekati 0, sedangkan apabila suatu aitem semakin mudah, maka harga p akan


(38)

mendekati 1. Besar p yang ideal sekitar 0,5 dan dianggap yang paling baik. (Azwar,2009).

Tabel 3. Indeks Kesukaran Aitem Mean Keterangan

0-0,3 Sulit 0,31-0,7 Sedang

0,71-1 Mudah

Indeks diskriminasi aitem yang ideal adalah mendekati 1. Semakin kecil indeks diskriminasi (mendekati 0) makan semakin tidak berfungsi aitem yang bersangkutan untuk membedakan subjek mana yang menguasi materi ataupun tidak menguasai materi. Kriteria pemilihan aitem dapat didasarkan pada korelasi biserial, biasanya digunakan batasan rbis ≥ 0,30.

Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap memuaskan. Indeks diskriminasi aitem dihitung dengan menggunakan korelasi biserial.

Tabel 4. Indeks Diskriminasi Menurut Ebel Dalam Azwar (2007)

Indeks Diskriminasi Evaluasi 0,40 atau lebih Bagus sekali 0,30 -0,39 Lumayan bagus

0,20-,029 Belum memuaskan, perlu diperbaiki Dibawah 0,20 Jelek dan harus dibuang


(39)

I. Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Mengingat Materi Psikologi Umum

Stress and health

Uji coba alat ukur penelitian in dilakukan terhadap 68 orang mahasiswa Fakultas Psikologi USU yang tidak termasuk partisipan penelitian. Berikut adalah tabel blueprint hasil uji coba aitem :

Tabel 5. Hasil Uji Coba Blueprint Aitem Tes Kemampuan Mengingat Materi psikologi umum topik Stress and health.

No. Pokok

bahasan Sub bahasan

Banyak

Aitem Bobot

1

Stress : challanges to coping

1. Defenisi Stress 2. Sumber stress :

a. Life event b. Frustation c. Konflik d. Pressure

e. Kondisi Lingkungan

7 41,23%

2

aspek umum dari reaksi terhadap stress

a. reaksi psikologi terhadap stress b. Reaksi fisik terhadap

stress dan kesehatan

2 11,76%

3

Faktor-faktor yang

mempengaruhi stress

1. Pengalaman terdahulu 2. Faktor perkembangan 3. Dukungan sosial 4. Variabel personal :

a. Kognisi b. Kepribadian, c. Gender, d. Etnis.

2 11,76%

4 Coping with stress

1. Efective Coping


(40)

5

Changging health related behavior pattern

1. Belajar untuk rileks

2. Perilaku makan dan latihan yang benar

3. Safety management

2 11,76%

Total 17 100%

Berdasarkan hasil analisa terhadap alat ukur, maka didapatkan hasil mengenai indeks kesukaran aitem dan indeks diskriminasi aitem . Berikut tabel hasil analisa aitem tersebut:

Tabel 6. Indeks Kesukaran dan Indeks Diskriminasi Tes Kemampuan Mengingat Materi Psikologi Umum Topik Stress and health Nomor

aitem

Indeks

kesukaran Keterangan

Korelasi

Biserial keterangan

Aitem terpakai 1 0,63 Sedang 0,35891 Lumayan

bagus Terpakai 2 0,47 Sedang 0,57266 Bagus

sekali Terpakai

3 0,97 Mudah 0,27154 Belum

memuaskan

Tidak Terpakai

4 0,97 Mudah 0,71117 Bagus

sekali Terpakai 5 0,44 Sedang 0,53023 Bagus

sekali Terpakai

6 0,66 Sedang 0,0384 Jelek Tidak

Terpakai 7 0,61 Sedang 0,30118 Lumayan

bagus Terpakai

8 0,98 Mudah 0,44167 Bagus

sekali Terpakai 9 0,89 Mudah 0,37541 Lumayan


(41)

10 0,92 Mudah 0,40502 Bagus

sekali Terpakai 11 0,86 Mudah 0,43338 Bagus

sekali Terpakai 12 0,64 Sedang 0,43854 Bagus

sekali Terpakai

13 0,86 Mudah 0,4849 Bagus

sekali Terpakai 14 0,66 Sedang 0,3704 Lumayan

bagus Terpakai 15 0,44 Sedang 0,52091 Bagus

sekali Terpakai

16 0,8 Mudah 0,42019 Bagus

sekali Terpakai 17 0,89 Mudah 0,43698 Bagus

sekali Terpakai 18 0,69 Sedang 0,32252 Lumayan

bagus Terpakai `19 0,75 Sedang 0,21992 Belum

memuaskan

Tidak Terpakai 20 0,95 Mudah 0,37264 Lumayan

bagus Terpakai 21 0,51 Sedang 0,73376 Bagus

sekali Terpakai 22 0,6 Sedang 0,56956 Bagus

sekali Terpakai 23 0,51 Sedang 0,62305 Bagus

sekali Terpakai 24 0,72 Sedang 0,5572 Bagus

sekali Terpakai 25 0,79 Sedang 0,33042 Lumayan

bagus Terpakai 26 0,58 Sedang 0,59716 Bagus

sekali Terpakai 27 0,64 Sedang 0,58704 Bagus

sekali Terpakai 28 0,79 Sedang 0,53703 Bagus


(42)

29 0,51 Sedang -0,4125 Jelek Tidak Terpakai

30 0,89 Mudah 0,4575 Bagus

sekali Terpakai 31 0,82 Mudah 0,25048 Belum

memuaskan

Tidak Terpakai

32 0,26 Sulit -0,006 Jelek Tidak

Terpakai

33 0,2 Sulit 0,0076 Jelek Tidak

Terpakai 34 0,44 Sedang 0,49295 Bagus

sekali Terpakai

Menurut Azwar (2009) bahwa koefisien reliabilitas bergerak dari 0 sampai 1. Semakin mendekati 1 maka semakin dapat dipercaya alat ukur yang dibentuk. Pengujian reliabilitas alat ukur penelitian ini dilakukan dengan melihat alpha Cronbach (Cronbach’s alpha coefficient) sebesar 0,651 yang berarati bahwa alat ukur ini cukup reliabel dan dapat dipercaya. Pengujian indeks kesukaran aitem dalam penelitian ini menggunakan program SPSS. Indeks kesukaran aitem diperoleh dengan melihat nilai mean aitem yang kemudian dikategorisasikan kedalam tiga tipe yakni mudah, sedang, dan sulit. Indeks diskriminasi aitem juga dihitung menggunakan priogram spss dengan melihat Aitem yang memiliki korelasi biserial dengan batas rbis ≥ 0,30

merupakan aitem yang memenuhi persyaratan. Setelah diuji coba , aitem yang memenuhi persyaratan sebanyak 27 aitem. Peneliti menggunakan 17 aitem dengan pertimbangan bahwa aitem yang dipilih lebih mewakili sub materi yang akan diberikan dengan pertimbangan logis bahwa atiem yang telalu


(43)

banyak akan melelahkan peserta penelitian. Pemilihan aitem dilakukan dengan bantuan professional judgement.

J. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan sesuai dengan tiga tahapan penelitian. Adapun ketiga tahapan terdiri dari :

a. Persiapan Penelitian

Sebelum penelitian ini dimulai, peneliti melakukan berbagi persiapan yang dibutuhkan dalam penelitian ini, antara lain

1. Pemilihan partisipan penelitian dengan menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah partisipan sebanyak 37 orang dan meminta partisipan untuk mengisi lembar informed consent.

2. Peneliti mempersiapkan modul pelatihan Mind Mapping yang terdiri dari langkah-langkah pemberian perlakuan kepada kelompok eksperimen serta pembuatan soal materi Psikologi umum topik stress and healh kemudian meminta Professional Judgment dari beberapa dosen Fakultas Psikologi USU.

3. Mengurus surat izin untuk menggunakan ruangan di Fakultas Psikologi USU. Ruangan tersebut dipinjam selama 5 hari penelitian ini berlangsung. Pre-test 1 hari, pelatihan Mind Mapping 3 hari dan post-test 1 hari.


(44)

4. Persiapan peralatan yang mendukung penelitian seperti proyektor, laptop, microphone, spidol berwarna, handout materi, kertas A4 dan A3 , dan reward.

5. Pembentukan fasilitator yang akan membantu proses penelitian. Peneliti meminta bantuan kepada empat (4) orang fasilitator untuk masing-masinag dua (2) orang disetiap kelompok. Setiap orang memiliki tugas masing-masing yang telah dibagi oleh peneliti. Fasilitator juga telah mendapatkan arahan dari peneliti mengenai pelatihan yang akan dilakukan agar masing-masing fasilitator memahami tugasnya masing-masing.

b. Pelaksanan Penelitian 1. Pelaksanaan Pre-test

Pre-test yang diberikan berbentuk tes kemampuang mengingat mengenai materi Stress and health. Pre-test berisikan 17 buah soal pilihan berganda dengan pilihan A,B,C dan D. Pre-test dilaksanakan pada tanggal 16 oktober 2014 pukul 10.00-12.00.

2. Pemberian perlakuan

Pemberian Perlakuan berbentuk pelatihan Mind Mapping dengan waktu 120 menit setiap peretemuan. Pelatihan akan memakan waktu 3 kali pertemuan yang akan disusun dalam bentuk modul.

i. Pertemuan pertama berlangsung pada tanggal 17 oktober 2014 pukul 10.00-12.0 diruang kuliah C.31 Fakultas Psikologi USU


(45)

yang membahas mengenai Mind Map yang membahas mengenai konsep dan hal yang berhubungan dengan Mind Map. Partisipan juga diberi latihan untuk membuat Mind Map mengenai mata kuliah di Fakultas Psikologi USU berdasarkan departeman Fak.Psikologi USU. Di akhir pertemuan partisipan diberi reward serta mengingatkan kembali untuk hadir di pertemuan selanjutnya. ii. Pertemuan kedua berlangsung pada tanggal 20 oktober 2014 pukul

14.00-16.0 diruang kuliah B.2.5 Fakultas Psikologi USU dengan memberikan video praktik pembuatan Mind Mapping serta meminta partisipan untuk membuat Mind Map mengenai masa depan ideal. Di akhir pertemuan partisipan diberi reward serta mengingatkan kembali untuk hadir di pertemuan selanjutnya. iii. Pertemuan ketiga berlangsung pada tanggal 21 oktober 2013 pukul

13.00-14.00 diruang kuliah B.25 Fakultas Psikologi USU. Semua Partisipan dikedua kelompok baik eksperimen maupun kontrol akan menerima handout materi dan ceramah singkat mengenai materi Stress and health oleh salah satu fasilitator. Kemudian untuk kelompok eksperimen diberikan latihan untuk membuat Mind Map mengenai materi Stress and health dengan arahan pemberian keyword (kata kunci) materi tersebut. Di akhir pertemuan partisipan diberi reward serta mengingatkan kembali untuk hadir di pertemuan terakhir yaitu Post-test.


(46)

3. Pelaksanaan post-test

Post-test yang diberikan berbentuk soal materi belajar mengenai materi Stress and health yang telah diberikan. Post-test dilakukan dengan pemberian kepada kelompok kontrol dan eksperimen dengan soal materi yang sama. Soal materi post-test telah diacak oleh peneliti. Sebelum post-test dilaksanakan, kelompok eksperimen diberi waktu 15 menit untuk mengingat kembali materi Stress and health dari Mind Map yang mereka telah buat di pelatihan hari ketiga dan kelompok kontrol diberi waktu 15 menit juga untuk meningat materi dengan memberikan hand out materi di Stress and health.

c. Tahap Pengolahan Data

Data yang didapatkan dari hasil pre-test dan post-test yang telah diperoleh dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diolah untuk mencari gain-score. Skor post-test akan dikurangin dengan skor pre-test dari kelompok ekperimen dan kelompok kontrol. Gain score dari masing-masing kelompok tersebut lalu diolah dengan menggunakan metode statistik. Pengolahan data-data ini menggunakan bantuan program aplikasi komputer SPSS 17.0 for Windows Evaluation Version.

K. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan peneliti adalah independent samples t-test dengan menggunakan bantuan program aplikasi komputer SPSS


(47)

analisis data ini adalah untuk melihat ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung, atau untuk melihat signifikansi perbedaan antara gain score kelompok eksperimen dan gain score kelompok kontrol.


(48)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian akan dibahas pada bab ini. Analisa data dilakukan dengan menguraikan gambaran umum subjek dalam penelitian, hasil penelitian dan pembahasan mengenai hasil-hasil analisa data penelitian.

A. Analisa Data

1. Gambaran Subjek Penelitian

Keseluruhan jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah sebanyak 37 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Sumatera Utara angkatan 2013 yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok eksperimen sebanyak 19 orang dan kelompok kontrol sebanyak 18 orang. Berikut adalah tabel distribusi kedua kelompok pada awal dan akhir eksperimen.

Tabel 7. Proporsi awal dan Akhir Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Nama

kelompok Variabel Eksperimen

Jenis

Kelamin Usia

Pre-test Persentase (%) Post-test Persentase (%) Perempuan

18-19

17 85 16 84,2

Laki-laki 3 15 3 14,8

Total 20 100 19 100

Nama

Kelompok Variabel Kontrol

Jenis

kelamin Usia

Pre-test Persentase (%) Post-test Persentase (%) Perempuan

18-19

19 95 17 94,4

Laki-laki 1 5 1 5,6


(49)

Berdasarkan tabel 7. dapat diketahui bahwa mayoritas subjek penelitian ini adalah perempuan dan sisanya laki-laki. Kelompok eksperimen yang terpakai perempuan dengan jumlah 16 orang atau 84,2 persen dan laki-laki dengan jumlah 3 orang atau 14,8 persen sedangakan kelompok kontrol perempuan dengan jumlah 17 orang atau 94,4 persen dan laki-laki dengan jumlah 5,6 persen. Berdasarkan usia, semua subjek teridentifikasi berada pada usia 18 sampai 19 tahun.

a. Gambaran Kelompok Eksperimen Berdasarkan Tingkat Kemampuan Mengingat.

Kategorisasi skor kemampuan mengingat dapat dilakukan dengan menghitung mean hipotetik dan standar deviasi hipotetik dari alat tes yang digunakan, yakni Tes kemampuan mengingt. Tes kemampuan mengingat materi Psikologi Umum II mengenai Stress and health terdiri dari 17 buah aitem dengan 4 pilihan jawaban dengan skor 1 untuk jawaban yang benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah. Berikut ini akan disajikan tabel yang menunjukan nilai empirik dan hipotetik dai penelitian. Nilai empirik merupakan nilai-nilai yang diperoleh dari hasil pengamatan ataupun percobaan, sedangakan nilai nilai hipotetik merupakan nilai yang diperoleh dari analisis teoritis yaitu nilai ideal dari penelitian. Perbandingan mean empirik dan mean hipotetik kemampuan mengingay kelompok eksperimen pada saat pre-test dapa dilihat pada tabel berikut :


(50)

Tabel 8. Perbandingan Mean Hipotetik dan Empirik Pre-test kelompok Eksperimen

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh mean hipotetik sebesar 8,5 dengan standar deviasi 2,83, sedangkan dai hasil penelitian kelompok eksperimen diperoleh mean empirik sebesar 8,789 dan standar deviasi 2,67. Perbandingan antara kedua mean antara hipotetik dan empirik menunjukan nilai mean empirik lebih tinggi daripada mean hipotetik (8,78 > 8,5). Hal tersebut menunjukan bahwa secara umum kemampuan mengingat materi psikologi umum topik stress and health kelompok eksperimen pada pre-test lebih tinggi (0,28 poin) daripada kemampuan mengingat populasi pada umumnya. Masing-masing subjek penelitian dimasukan kedalam tiga kategori, yaitu tingkat kemampuan mengingat rendah, sedang dan tinggi. Tujuan dari kategorisasi ini adalah menempatkan individu kedalam kelompok yang terpisah berdasarkan variabel kemampuan mengingat.

Tabel 9. Norma kategorisasi tes kemampuan mengingat materi psikologi umum II topik stress and health

Rentang Nilai Kategori Kemampuan mengingat

� ≥ (����+ 1 ��) Tinggi

(���� −1��)≤ X < (����+ 1��) Sedang

� < (���� −1 ��) Rendah

Kelompok Nilai Mean SD Min Max

Eksperimen Empirik 8,78 2,67 4 15


(51)

Keterangan :

SD : Standar Deviasi Mean : Rata- rata

Berikut adalah tabel kategorisasi kelompok eksperimen berdasarkan tingkat kemampuan mengingat materi psikologi umum topik stress and health pada saat pre-test :

Tabel 10. Kategorisasi Kelompok Eksperimen saaat Pre-test Kelompok Kategori Kemampuan

mengingat Jumlah

Persentase (%)

Eksperimen

Tinggi � ≥11,33 3 15,8

Sedang 5,67 ≤ �< 11,33 15 78,94

Rendah � < 5,67 1 5,26

Total 19 100

Mean empirik kelompok eksperimen mengalami peningkatan pada saat post-test dilakukan. Berikut adalah tabel perbandingan mean empirik dan hipotetik kemampuan mengingat materi psikologi umum topik stress and health kelompok eksperimen pada saat post-test :

Tabel 11. Perbandingan Mean Hipotetik dan Empirik Post-test Kelompok Eksperimen

Kelompok Nilai Mean SD Min Max

Eksperimen Empirik 15,52 1,46 12 17


(52)

Perbandingan antara mean empirik pre-test dan post-test menunjukan bahwa nilai mean empirik pada saat post-test lebih tinggi, dimana nilai mean empirik ketika pre-test kelompok eksperimen sebesar 8,78 dan nilai mean empirik ketika post-test menjadi sebesar 15,52. Perbedaan nilai mean empirik pre-test dan post-test kelompok eksperimen menunjukan bahwa ada peningkatan sebesar 6,74 poin. Berikut ini adalah tabel kategorisasi kelompok eksperimen berdasarkan tingkat kemampuan mengingat materi psikologi umum topik stress and health pada saat post-test :

Tabel 12. Kategorisasi Kelompok Eksperimen saaat Post-test\ Kelompok Kategori Kemampuan

mengingat Jumlah

Persentase (%)

Eksperimen

Tinggi � ≥11,33 19 100

Sedang 5,67 ≤ �< 11,33 0 0

Rendah � < 5,67 0 0

Total 19 100

b. Gambaran Kelompok Kontrol Berdasarkan Tingkat Kemampuan Mengingat

Tes yang digunakan pada kelompok komtrol sama dengan tes yang digunakan pada kelompok eksperimen yaitu tes kemampuan mengingat, sehingga mean hipoteik dan standar deviasi hipotetiknya juga sama. Perbandingan mean empirik dan mean hipoteik kemampuan rotasi mental kelompok kontrol pada saat pre-test dapat dilihat pada tabel berikut:


(53)

Tabel 13. Perbandingan Mean Hipotetik dan Empirik Pre-test Kelompok kontrol

Berdasarkan tabel di atas, Mean empirik kelompok kontrol sebesar 8,61 dan standar deviasi 2,27. Perbandingan antara kedua mean antara hipotetik dan empirik menunjukan nilai mean empirik lebih tinggi daripada mean hipotetik (8,61 > 8,5). Hal tersebut menunjukan bahwa secara umum kemampuan mengingat materi psikologi umum topik stress and health kelompok kontrol pada pre-test lebih tinggi (0,11 poin) daripada kemampuan mengingat populasi pada umumnya. Masing-masing subjek penelitian dalam kelompok kontrol juga dapat digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu tingkat kemampuan mengingat rendah, sedang, dan tinggi. Berikut adalah tabel kategorisasi kelompok kontrol berdasarkan tingkat kemampuan mengingat materi psikologi umum topik stress and health pada saat pre-test.

Tabel 14.Kategorisasi Kelompok Kontrol saaat Pre-Test Kelompok Kategori Kemampuan

mengingat Jumlah

Persentase (%)

Kontrol

Tinggi � ≥11,33 2 11,11

Sedang 5,67 ≤ �< 11,33 14 77,78 Rendah � < 5,67 2 11,11

Total 18 100

Kelompok Nilai Mean SD Min Max

Eksperimen Empirik 8,61 2,27 5 12


(54)

Mean empirik kelompok kontrol juga mengalami peningkatan pada saat post-test, namun peningkatan tidak terjadi sebesar peningkatan pada kelompok eksperimen. Berikut adalah tabel kategorisasi kelompok eksperimen berdasarkan tingkat kemampuan mengingat materi psikologi umum topik stress and health pada saat post-test :

Tabel 15. Perbandingan Mean Hipotetik dan Empirik Post-test Kelompok Kontrol

Kelompok Nilai Mean SD Min Max

Kontrol Empirik 13,77 1,47 11 16

Hipotetik 8,5 2,833 0 17

Kemampuan mengingat kelompok kontrol juga menjadi lebi baik ketika post-test. Hal ini dapat dilihat dari mean empirik kelompok kontrol yang naik sebesar 5,09 dari 8,61 menjadi 13,7. Peningkatan ini masi lebih rendah dari pengingkatan yg terjadi pada kelompok eksperimen (5,09< 6,74). Berikut tabel kategorisasi kelompok kontrol pada saat post-test berdasarkan tingkat kemampuan mengingat materi psikologi umum topik stress and health :\

Tabel 16. Tabel Kategorisasi Kelompok kontrol saaat Post-test. Kelompok Kategori Kemampuan

mengingat Jumlah

Persentase (%)

Kontrol

Tinggi � ≥11,33 16 11,11

Sedang 5,67 ≤ �< 11,33 2 77,78 Rendah � < 5,67 0 11,11


(55)

2. Hasil Penelitian

a. Gambaran Uji Asumsi Data Penelitian

Hasil penelitian diaanalisis dengan menggunakan uji statitika parametrik untuk melihat jenis tes yang akan digunakan melalui uji asumsi penelitian. Pengujian asumsi ini dilakukan untuk melihat apakah data yang digunakan dapat memenuhi syarat untuk data parametrik. Uji asumsi tes parametrik yang mencakup uji normalitas dan uji homogenitas varians untuk melihat apakah distribusi data penelitian telah menyebar secara normal dan variasi nilai pada kedua kelompok homogen.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian terdistribusi secara normal. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS menggunakan ujia Kolmogorov-Smirnov (K-S). Data dikatakan terdistribusi secara normal apabila nilai signifikansinya , berdasarkan Liliefors Significance Correction, lebih besar daripada 0,05. Hasil Uji kolmogorov Smirrnov untuk Uji Normalitas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 17. Hasil Uji Normalitas

Kelompok Signifikansi Status

Ekperimen 0,200 Terdistribusi Normal Kontrol 0,200 Terdistribusi Normal


(56)

2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan untuk melihat apakah kedua kelompok berasal dari ppopulasi yang memiliki varians yang sama (Field, 2009), atau untuk melihat apakah data dalam penelitian ini adalah homogen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Levene’s test. Data dikatakan homogen apabila nilai signifikansinya lebih besar daripada 0,05. Hasil uji homogenitas dilihat dari tabel berikut :

Tabel 18. Hasil Uji Homogenitas Levene Statistic df1 df2 Signifikansi Status

0.278 1 35 0,601 Homogen

Hasil uji normalitas dan uji homogenitas dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebaran data penelitian terdistribusi secara normal, dan varians subjek penelitian antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol bersifat homogen. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kedua asumsi dalam asumsi parametrik telah terpenuhi, sehingga metode analisa data penelitian ini dapat menggunakan analisa parametrik khususnya independent sample t-test.

b. Hasil Uji Hipotesa Penelitian

Hal pertama untuk melakukan pengujian statistik yaitu melakukan perumusan hipotesa statistik, yaitu:

1. H0: μ1 ≤ μ2, artinya kemampuan mengingat mahasiswa yang


(57)

kemampuan mengingat mahasiswa yang tidak menerima pelatihan Mind Mapping. Kriteria H0 ditolak jika p < 0,05.

2. Ha: μ1 > μ2, artinya kemampuan mengingat mahasiswa yang

menerima pelatihan Mind Mapping akan lebih baik daripada kemampuan mengingat mahasiswa yang tidak menerima pelatihan Mind Mapping.

Uji hipotesa pen\elitian dilakukan dengan menggunakan independent samples t-test, yakni dengan membandingkan gain score kelompok ekperimen dengan gain score kelompok kontrol. Berikut adalah gambaran statistik umum masing-masing kelompok :

Tabel 19. Statistik Kelompok

Jenis Kelompok N Mean Std. Errror Mean Eksperimen 19 6,7895 0,60976

Kontrol 18 5,1667 0,54981

H0 akan ditolak apabila nilai signifikansi (1-tailed) lebih kecil daripada 0,05. Hasil uji t independen sampel dengan taraf kepercayaan 95 % dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 20. Hasil Uji t Sampel Independen

t Df Sig.(2-tailed) Sig.(1-tailed)

-1,969 35 0,057 0,0285

Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol penelitian ini ditolak dengan p= 0,0285 < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa kelompok eksperimen (Mean = 6,7895) mengalami peningkatan kemampuan mengingat materi stress and health lebih besar daripada


(58)

kelompok kontrol (.Mean = 5,1667). Jadi kesimpulannya bahwa Ha diterima yaitu kemampuan mengingat terhadap materi stress and health mahasiswa yang menerima pelatihan Mind Mapping lebih baik daripada kemampuan mengingat mahasiswa yang tidak menerima pelatihan Mind Mapping.

c.Effect Size

Perhitungan mengenai Effet Size untuk melihat berapa besar pengaruh pelatihan yang diberikan dalam penelitian ini terhadap peningkatan kemampuan mengingat materi Stress and health. Perhitungan dilakukan dengan rumus :

�=� �

2

�2 + �� Keterangan :

r : besarnya pengaruh

t : Nilai t hitung yang didapat dari uji t sampel independen df : derajat kebebasan

Hasil perhitungan effect size adalah sebagai berikut :

�=� −1,969

2

−1,9692 + 35

�=�3,876961

38,876961


(59)

Menurut Cohen dalam Field (2008) mengkategorisasikan nilai r dari kecil, sedang, dan besar. Berikut tabel kategori nilai r menurut cohen :

Tabel 21. Nilai r menurut Cohen (1992) Nilai r Effect Explanation

0,10 Small 1% dari total varians 0,30 Medium 9% dari total varians 0,50 Large 25% daru total varians

Hasil yang didapatkan nilai r sebesar 0,3157. Hal ini berarti bahwa besaranya pengaruh pelatihan Mind Mapping terhadap kemampuan mengingat materi stress and health adalah sebesar 0,3157 x 100 % = 31,57 % dengan penjelasan bahwa efek yang dihasilkan berada pada kateogri medium (sedang) terhadap populasi.

d. Hasil data tambahan

Data tambahan ini merupakan hasil observasi dan temuan lain dari penelitian ini :

1. Hasil observasi hari pertama penelitian kelompok eksperimen

Hari pertama penelitian kelompok eksperimen dilakukan pada tanggal 17 oktober 2014 pukul 10.00-12.0 diruang kuliah C.31 Fakultas Psikologi USU yang membahas mengenai Mind Map yang membahas mengenai konsep dan hal yang berhubungan dengan Mind Map. Dikarenakan ada sebanyak 2 partisipan yang belum datang dan keterlambatan sudah mencapai 10 menit, Peneliti meminta fasilitator untuk membawa sebuah permainan yaitu “tes 3 menit” dengan tujuan untuk menunggu partisipan lain yg belum datang dan menjaga suasana pelatihan. “Tes 3 menit” ini merupakan


(60)

sebuah permainan di selembar kertas yang berisi 20 pertunjuk yang harus diikuti oleh tiap partisipan. Tujuan lain dari permainan ini adalah untuk melihat seberapa baik partisipan menerima informasi. Hampir semua partisipan tersenyum ketika mengerjakan permainan ini. Salah satu partisipan dengan inisial Y dengan semangatnya mengikuti petunjuk dari lembar tersebut. Namun Y ternyata kurang cermat dalam mengikuti petunjuk sehingga banyak partisipan lain yg tertawa. Setelah 5 menit permainan berlalu, kedua partisipan yang telat telah tiba di ruangan. Fasilitator membuka diskusi singkat mengenai permainan “tes 3 menit”. Ketika partisipan ditanya mengenai apa yg mereka dapatkan dari permainan tersebut, mereka menyebutkan bahwa permainan tersebut seru dan mereka harus mengikuti petunjuk dengan sebaik-baiknya agar informasi yg diterima tidak salah. Kemudian, fasilator melanjutkan dengan presentasi mengenai materi Mind Map. Ketika materi mulai disampaikan, keseluruhan partisipan terlihat mengikuti materi dengan baik serta turut serta memberikan respon terhadap fasilitor. Setelah materi disampaikan. Tibalah saat untuk latihan membuat Mind Map pertama partisipan mengenai mata kuliah di Fakultas Psikologi USU sesuai dengan departemennya. Fasilitator sebelumnya telah membagikan instrumen pendukung yaitu selembar kertas A4 dan pena berwarna masing-masing 6 buah per partisipan. Dengan panduan fasilitator, partisipan diminta untuk membuat Mind Map


(61)

sendiri. Setelah 5 menit berlalu, ternyata fasilitator melihat sebanyaj 6 orang partsipan salah dalam mengerjakan Mind Map-nya. Kesalahan mereka semua sama yaitu memberikan warna yg sama di setiap cabang Mind Map padahal jika sesuai dengan petunjuk pembuatan Mind Map, cabang yang berbeda harus menggunakan warna yg berbeda. Fasilitator memberikan kertas yg baru bagi mereka yang salah membuatnya. Kemudian setelah partisipan selesai membuat Mind Map, fasilitator meminta partisipan untuk menuliskan di halaman belakang dari lembar pengerjaan Mind Map tersebut mengenai apa yang partisipan rasakan ketika mengikuti pertemuan kali ini dan hal baru apa yang didapatkan dalam pertemuan kali ini?. kesimpulan yang didapatkan dari komentar partisipan adalah partisipan senang dalam mengikuti pertemuan hari pertama pelatihan ini. adapun beberapa komentar yang partisipan tuliskan yaitu :

• Saya merasa senang, i feel freee....lalu merasa mendapat ilmu baru, pengetahuan tentang pembuatan Mind Map. –A.S

• Saya rasa cukup menyenangkan, asik, seru, dapat hal-hal baru, ya walaupun agak binggung buat yang pertama karena telat-N.S.L

Selain itu partisipan juga berkomentar bahwa mereka juga mendapatkan informasi untuk membuat Mind Map dengan benar dan kreatif dan juga belajar untuk mengikuti instruksi yang diberikan.


(62)

Berikut komentar partisipan mengenai hal yang didapatkan dalam pertemuan hari pertama :

Konsentrasi, Fokus, kreatif, imaginasi keluar dan belajar bersabar untuk memilih konsep dan hati-hati

Tahu cara membuat Mind Map tuh gimana, ternyata selama ini Mind Map yang dibuat salah.

Setelah selesai menuliskan komentar tersebut, fasilitator mengumpul kembali lembar kertas pengerjaan Mind Map , mengakhiri pertemuan hari pertama serta membagikan reward kepada partisipan.

2. Hasil observasi hari kedua penelitian kelompok eksperimen

Pertemuan kedua berlangsung pada tanggal 20 oktober 2014 pukul 14.00-16.0 diruang kuliah B.2.5 Fakultas Psikologi USU dengan memberikan video praktik pembuatan Mind Mapping serta meminta partisipan untuk membuat Mind Map mengenai masa depan ideal. Pertemuan hari kedua telat 20 menit karena partisipan yang baru selesai dengan perkuliahan, sehingga mereka membutuhkan istirahat terlebih dahulu. Satu orang partisipan dengan inisial I telah selama 40 menit. Pertemuan hari kedua tidak menggunakan permainan karena dimulai dengan menonton video. Ketika pemutaran video yang hanya berdurasi 10 menit, peneliti melihat banyak partisipan yang tidak fokus dan kelihatan bosan dalam menonton video pembuatan Mind Map tersebut. Namun, penelitian


(63)

tetap dilangsungkan. Hari kedua ini sama seperti hari pertama, dimana fasilitator tetap membagikan kertas A4 dan pena berwarna. Tugas partisipan di hari kedua adalah membuat Mind Map dengan tema” Masa depan Ideal” . Fasilitator membuka contoh slide tentang tema “ Masa depan Ideal” dan kemudian meminta paratisipan membuat Mind Map sendiri. Hari kedua, tidak ada yang salah lagi dalam membuat Mind Map. Namun yang menjadi masalah adalah partisipan terlihat kesulitan dalam mengeluarkan ide-ide tentang masa depan ideal-nya. Fasilitator yang sadar akan hal tersebut membantu partisipan dengan memberikan contoh deskripsi masa depan ideal. Setelah selesai membuat Mind Map, sama seperti hari pertama, partisipan diminta untuk memberikan pendapat mereka tentang apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka dapatkan di pertemuan kedua. Banyak komentar yang muncul. Hal yang sedikit berbeda karena partisipan berkomentar terhadap ruangan yang panas sehingga membuat mereka ngantuk. Berikut komentar dari beberapa partisipan :

• Pusing, suhu panas, buat ngantuk. Zzzzz!- D.A

• Sedikit bosan dan melelahkan, namun sudah mulai terbuiasa dengan pemakaian warna pada Mind Map. T.A.S

Tidak dapat dielakan lagi bahwa ternyata suhu ruangan menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi pelatihan. Namun selain itu, pendapat partisipan mengenai hal yang


(64)

mereka dapatkan di hari kedua adalah lebih paham, belajar merancang, pengetahuan yang lebih mendalam tentang Mind Map. Adapun beberapa komentar dari partisipan yaitu :

• Ilmu dalam membuat Mind Map yang lebih baik telah saya dapat dan berguna untuk membuat Mind Map di mata kuliah tertentu. -P.W

• Lebih paham membuat Mind Map karena diperlihatkan video, semakin terstruktur dlm membuat Mind Map. Hal sebanyak apapun dapat dirangkum dalam satu kertas dgn Mind Map yang indah. –N.S.L

Dari komentar diatas menunjukan bahwa pelatihan hari kedua memberikan pengaruh positif dalam pembuatan Mind Map.

Setelah itu, fasilitator menutup kegiatan hari kedua , kemudian melanjutkan dengan pemberian reward dan mengingatkan kembali partisipan untuk tetap hadir di hari ketiga.

3. Hasil observasi hari ketiga penelitian kelompok eksperimen

Pertemuan ketiga berlangsung pada tanggal 21 oktober 2013 pukul 13.00-14.00 diruang kuliah B.25 Fakultas Psikologi USU. Partisipan mendapatkan permainan yang sama yaitu permainan kelipatan angka 4. Jadi setiap angka 4 akan diganti dengan kata door!. Partisipan terlihat sangat antusias dalam mengikuti permainan ini. Partisipan yang kalah dalam permainan ini berjumlah 4 orang. Partisipan tersebut diminta untuk menggambarkan sesuatu disebuah


(65)

kertas dan fasilitator meminta partisipan lainnya menjelaskan maksud dari gambar tersebut dengan menggunakan pola S-P-O-K. Setelah permainan selesai, fasilator meminta partisipan untuk duduk kembali di kursi masing-masing/ Partisipan menerima handout materi dan ceramah singkat mengenai materi Stress and health oleh salah satu fasilitator. Kemudian dilanjutkan dengan diberikan latihan untuk membuat Mind Map mengenai materi stress and health dengan arahan pemberian keyword (kata kunci) materi tersebut. ketika pemberian materi ternyata didapatkan bahwa kelompok kontrol lebih tertarik dalam mendengarkan materi psikologi umum topik stress and health daripada kelompok eksperimen. Untuk partisipan kelompok eksperimen, fasilitator meminta partisipan untuk membuat Mind Map dari materi stress and health. Fasilitator tetap memandu partisipan agar tetap mengikuti keyword yang telah dipersiapkan oleh peneliti sebelumnya. Partisipan sebelumnya juga dibagikan kertas berukuran A3 dan pena berwarna. Ukuran kertas menjadi lebih besar karena dengan anggapan materi yang akan dibentuk dalam Mind Map membutuhkan kertas yang lebih besar. Awalanya partisipan terlihat binggung untuk mencari keyword materi stress and health. Namun, dengan sedikit penjelasan dari fasilitator, partisipan dapat terbantu dalam mencai keyword materi tersebut. Tidak ada Mind Map yang gagal dibuat di hari ketiga. Sama seperti pertemuan sebelumnya. Partisipan diminta untuk menuliskan tentang perasaan


(66)

partisipan ketika mengikuti kegiatan hari ketiga dan apa yang partisipan dapat di hari ketiga. Adapun beberapa dari partisipankomentar tentang perasaan yang mereka rasakan ketika mengikuti kegiatan hari ketiga :

• Awalnya agak bosan karena presentasi gitu, belajar gitu. Tapi semua berubah ketika disuruh buat Mind Map. Jadi bahagia, senang gitu. -S.B

• Senang karena saya bisa mengaplikasikan dari apa yang telah saya dapat setelah 2 hari mengikuti penelitian. - P.W

Dari komentar tentang perasaan partisipan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipan merasa senang dalam mengikuti kegiatan di hari ketiga. Selain itu, komentar mengenai hal yang mereka dapatkan di hari ketiga yaitu :

• Hari ini Mind Map nya lebih kompleks. Semoga bisa membantu buat menghadapi kuliah sebenarnya.-S.B

• Lebih bisa paham mengenai suatu marei dengan membuat Mind Map, mempermudah belajar, seru juga karena tadi banyak materinya jadi banyak juga yang dibuat di Mind Map

Dari komentar tersebut didapatkan kesimpulan bahwa partisipan dapat lebih paham dalam membuat Mind Map yang lebih komplek dari materi tersebut.


(67)

B. Pembahasan

Hasil penelitian ekperimen yang dilakukan selama 3 hari (± 120 menit) ditambah 2 hari(pre-test dan post-test) dengan partisipan sebanyak 37 orang menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan ditinnjau dari gain score kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan p=0,0285 <0,05. Pengaruh pelatihan Mind Mapping dilihat dari effect size sebesar 31,5%. Hal ini dapat berarti bahwa perlakuan yang diberikan tergolong efektif dalam meningkatkan kemampuan mengingat materi psikologi umum II topik stress and health secara signifikan. Penelitian ini memberikan hasil yang sesuai dengan hipotesa peneliti yaitu “ Kemampuan mengingat mahasiswa yang menerima pelatihan Mind Mapping akan lebih baik daripada kemampuan mengingat mahasiswa yang tidak menerima pelatihan Mind Mapping.”

Bukti lainnya yang dapat mendukung penjelasan diterimanya hipotesis penelitian ini diketahui pula dengan membandingkan nilai rata-rata yang diperoleh partisipan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada tes kemampuan mengingat materi Psikologi Umum II topik Stress and health. Nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa di kelompok eksperimen terbukti memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa di kelompok kontrol. Perbandingan data pada kelompok eksperimen juga mengalami perubahan yang sangat positif. Pada saat pre-test, partisipan dalam kelompok eksperimen terkategorisasi ke dalam tiga tingkat kemampuan mengingat materi tinggi berjumlah 3 orang, sedang berjumlah 15 orang dan kemampuan mengingat rendah dengan jumlah


(68)

1 orang dengan persentase 5,26%. Namun setelah post-test , seluruh partisipan kelompok eksperimen masuk ke dalam kategori tinggi yaitu 19 orang.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian terdahulu oleh farrand, Hussain dan Hennessey (2002) dimana Mind Mapping dapat meningkatkan ingatan jangka panjang terhadap informasi faktual pada mahasiswa medis sebesar 10%. Mind Map sebagai metode pencatatan yang efektif untuk diterapkan dalam materi yang berbentuk teks dan akan membantu untuk mendorong manusia mengingat lebih dalam sehingga didapatkan ingatan yang lebih baik. Toi (2009) juga memberikan hasil penelitia yang sama dimana Mind Mapping dapat membantu anak-anak me-recall kata-kata lebih efektif daripada menggunakan catatan, dengan peningkatan ingatan sebesar 32%.

Sebagai tambahan, alasan yang dapat membantu untuk menjelaskan kaitan antara Mind Mapping dengan kemampuan mengingat individu sehingga hipotesis penelitian dapat diterima yaitu Menurut buzan (2004) bahwa prinsip kerja Mind Mapping sama dengan prinsip kerja otak manusia yaitu prinsip assosiative network dimana memori akan mengorganisasikan informasi yang masuk ke dalam otak. Mind Mapping akan menghubungkan ide-ide utama dengan cabang-cabang lainnya sehingga informasi akan tergorganisasi dengan baik. Penjelasan tesebut juga didukung olej Penelitian Anokhin P.K. (1973) dalam Mind Mapping evidence report bahwa otak manusia akan bekerja sesuai dengan prinsip asosiasi dan akan menghubungkan setiap ide, ingatan ataupun bagian dari informasi dan konsep.


(69)

Berdasarkan hasil observasi yang didaptkan oleh peneliti selama 3 hari pelatihan Mind Mapping didapatkan bahwa mayoritas partisipan merasa senang ketika mereka mengikuti pelatihan Mind Mapping tersebut. Perasaan senang merupakan bagian dari mood. Menurut Matlin (2005) bahwa manusia akan mengingat kembali dengan cepat stimulus yang menyenangkan. Ketika pelatihan berlangsung, kondisi menyenangkan dalam membuat Mind Map akan membuat partisipan mengingat kembali stimulus berupa materi yang telah dibentuk dalam Mind Map sehingga proses mengingat kembali menjadi lebih baik dan hasil pada saat post-test menjadi lebi baik.

Berdasarkan penjelasan hasil penelitian dan beberapa penelitian yang mendukung dapat disimpulkan bahwa penggunaan Mind Mapping dalam membantu meningkatkan ingatan terhadap materi cukup efektif. Mind Map memudahkan mahasiswa untuk mengingat semua informasi yang penting dalam perkuliahan seperti materi psikologi umum II topik stress and health karena Mind Map yang berisikan keyword dan gambar serta warna yang membuat Mind Map dapat dengan mudah membantu mahasiswa mengingat materi yang mereka pelajari.


(70)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan jawaban dari permasalahan penelitian , serta akan dikemukakan beberapa saran untuk peneliti lain yang ingin menguji tema yang hampir sama dengan penelitian ini.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi diuraikan beberapa kesimpulan yang diperoleh yaitu :

1. Terdapat pengaruh pemberian pelatihan Mind Mapping terhadap peningkatan kemampuan mengingat jangka panjang materi psikologi umum II topik stress and health. Skor tes kemampuan mengingat materi mahasiswa yang mengikuti pelatihan Mind Mapping lebih tinggi daripada skor tes kemampuang mengingat materi mahasiswa yang tidak mengikuti pelatihan Mind Mapping. Hal ini dibuktikan melalui perbedaan mean yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol 2. Effect size dalam penelitian termasuk dalam kategori medium (sedang).


(1)

LAMPIRAN 10


(2)

SURVEI PENDAHULUAN DATA RESPONDEN

Nama / Inisial :

_____________________________________________________

Jenis Kelamin :

_____________________________________________________ Fakultas / Jurusan / Angkatan :

_____________________________________________________

IPK (terakhir ) :

_____________________________________________________

DATA ISIAN

1. Coba paparkan pengalaman anda selama menjalani kuliah hingga saat ini ?

... ... ...

2. Mata kuliah yang paling disenangi adalah (boleh lebih dari satu) a. ... Nilai :

b. ... Nilai : c. ... Nilai :

Alasan :

... ...

3. Mata kuliah yang paling tidak disukai adalah

a. ... Nilai : .. b. ... Nilai : c. ... Nilai :

Alasan :

... 4. Mata Kuliah yang Paling Sulit adalah

a. ... Nilai : b. ... Nilai : c. ... Nilai :

Alasan :


(3)

5. Pernahkah Anda gagal / tidak lulus dalam mata kuliah ? ( Pernah / Tiidak) Bila pernah,

a. pada mata kuliah apa ?

... b. Dapat nilai berapakah ?

... c. Menurut Anda, mengapa bisa gagal ?

... 6. Pola jadwal belajar Anda selama ini adalah :

a. Rutin setiap hari ( )

b. Seminggu sebelum waktu ujian ( )

c. Malam sebelum ujian ( )

d. Pola lainnya (sebutkan)

... 7. Cara belajar Anda selama ini : (boleh dipilih lebih dari satu)

a. Membuat catatan-catatan selama perkuliahan per topik ( )

b. Membuat resume materi dari textbook per topik ( )

c. Membaca dan menghapal textbook dan buku referensi ( )

d. Memberi warna buku teks dan catatan ( )

e. Membuat pertanyaan-pertanyaan terkait materi

dan kemudian menjawabnya ( )

f. Membuat peta konsep (Mind Mapping) ( )

g. Cara – cara lainnya (sebutkan) :

...

8. Kendala/kesulitan yang dihadapi saat belajar : (boleh dipilih lebih dari satu)

a. Memfokuskan perhatian ( )

Alasan :

...

b. Mengingat materi ( )

Alasan :

...

c. Mengorganisasikan materi-materi ( )

Alasan:

...

d. Memahami materi ( )

Alasan:...

e. Hal-hal lainnya (Sebutkan dan beri alasan)

...


(4)

LAMPIRAN 11

Informed Consent


(5)

Informed Consent Departemen : Psikologi Umum dan Eksperimen

Peneliti : Westley

NIM : 091301084

Anda diundang untuk turut berpartisipasi dalam penelitian yang akan saya lakukan dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektifitas Mind

Mapping terhadap kemampuan mengingat jangka panjang mahasiswa Fakultas Psikologi

USU. Penelitian ini akan dilaksanakan di ruang kuliah Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara pada hari Kamis tanggal 16 Oktoberr 2014 pukul 14.00– 16.00 ; 17 Oktober 2014 pukul 10.00-12.00 dan 18 Oktober 2014 pukul 11.00-13.00 WIB. Penelitian ini akan berlangsung selama ± 120 menit.

Manfaat yang dapat Anda peroleh dengan turut berpartisipasi dalam pelatihan ini adalah Anda mendapatkan pengetahuan baru mengenai pembuatan catatan berbentuk Mind Map. Anda juga akan mendapatkan keterampilan yang baik dalam menggunakan Mind Map khususnya untuk perkuliahan sehingga dapat membantu Anda dalam mengingat materi perkuliahan. Saya sebagai peneliti memastikan tidak akan ada risiko yang akan Anda alami dengan berpartisipasi dalam penelitian ini. Semua informasi yang Anda berikan akan dijaga kerahasiaannya. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan secara profesional. Jika Anda memiliki pertanyaan terkait penelitian ini, anda dapat menghubungi saya. Terimakasih.


(6)

Pernyataan Kesediaan Berpartisipasi

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

menyatakan bahwa saya telah membaca segala sesuatu yang tertera pada pernyataan

informed consent dan telah diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan yang

berkaitan dengan pelaksanaan penelitian ini. Saya menyatakan kesediaan saya untuk turut berpartisipasi secara sukarela pada penelitian ini dan bersedia mengikuti segala peraturan yang telah ditetapkan selama menjadi partisipan penelitian.

Medan ,13 Oktober 2014

(...) Universitas Sumatera Utara


Dokumen yang terkait

Tingkat Stres pada Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2013

16 100 77

Pengaruh Aroma Terhadap Kemampuan Mengingat Jangka Pendek Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

3 105 101

Gambaran E-Readiness Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

0 44 156

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MNEMONIC DAN KREATIVITAS TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

1 5 47

Pengaruh Pemberian Gambar Ilustratif Berwarna Pada Slide Persentasi Terhadap Kemampuan Mengingat Materi Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Angkatan 2012.

0 0 6

Efektifitas Pelatihan Mind Mapping Terhadap Kemampuan Mengingat Materi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Angkatan 2013

0 1 89

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Mengingat 1. Defenisi Ingatan - Efektifitas Pelatihan Mind Mapping Terhadap Kemampuan Mengingat Materi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Angkatan 2013

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Efektifitas Pelatihan Mind Mapping Terhadap Kemampuan Mengingat Materi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Angkatan 2013

0 0 11

BAB II LANDASAN TEORI - Pengaruh Mind Mapping terhadap Pemahaman Materi Ajar Psikologi Umum I pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Mind Mapping terhadap Pemahaman Materi Ajar Psikologi Umum I pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

0 0 12