PRANATA PENDIDIKAN PADA UPACARA NGEUYEUK SEUREUH, UPACARA MASA KEHAMILAN, DAN NGASUH BUDAK

PRANATA PENDIDIKAN PADA UPACARA NGEUYEUK SEUREUH, UPACARA MASA KEHAMILAN, DAN NGASUH BUDAK EDUCATION INSTITUTIONS ON NGEUYEUK SEUREUH CEREMONY, PREGNANCY CEREMONY, AND NGASUH BUDAK (CHILD CARE)

Nandang Rusnandar, Sri Sulastri, Yani Achdiani

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat Jalan Cinambo No. 136 Ujungberung-Bandung e-mail: nd_roes@yahoo.co.id

Naskah Diterima: 4 Januari 2017

Naskah Direvisi: 10 Februari 2017

Naskah Disetujui: 20 Februari 2017

Abstrak

Dalam pranata pendidikan dibahas mengenai pendidikann informal dalam keluarga di masyarakat Sunda. Tuloisan ini menguraikan tentang bagaimana pendidikan informal diterapkan dalama sebuah keluarga dan mensosialisasikan nilai-nilai kehidupan kepada anak-anak mulai dari masa kana-kanak melalui kegiatan ngasuh budak, memasuki masa perkawinan melalui ngeuyeuk seureuh, dalam rangka mempersiapkan anak menjadi pasangan suami istri, dan pada masa kehamilan dengan serangkaian upacara adat kehamilannya, sehingga susmi istri siap dalam menghadapi masa kehamilan dan menjadi orang tua. Dalam perjalanan waktu, pendidikan informal pada keluarga mengalami perubahan seiring dengan perubahan struktur keluarga dan cara pandang terhadap pranata pendidikan.Hal itu dipangaruhi oleh tumbuhnya pranata sosial pendidikan sejenis pada masa kini, baik pada lingkup nasional maupun global.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran secara utuh dan mendalam tentang pranata pendidikan di masyarakat Sunda. Metode penelitian adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui observasi langsung dan wawancara. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa pranata sosial merupakan himpunan norma yang mengatur kehidupan manusia secara bersama, tentunya dalam budaya Sunda memiliki beberapa pranata.

Kata kunci :Pranata Pendidikan, Ngeuyeuk Seureuh, Ngasuh Budak, Upacara Kehamilan

Abstract

In educational institutions it is discussed about informal education in the family of in Sundanese society. This paper describes on how informal education is are implemented in a family and how to socialize the values of life to children ranging from infancy through ngasuh budak/childbearing, entering a period of marriage through ngeuyeuk seureuh, in order to prepare children to become husband and wife, and during pregnancy with a series of pregnancy ceremonies, so that husband and wife are ready to face the pregnancy and parenthood. In the course of time, the informal education on family changes along with the changes in family structure and the perspective of the educational institutions. It is influenced by the growth of similar social education institutions at the present time, both national and global. The purpose of this study is to get a full and depth picture of educational institutions in the Sundanese society community.The research method is qualitative method with descriptive approach. The data are collected through direct observation and interviews The result shows that the social order is a set of norms that govern human life together, and Sundanese culture has several institutions that govern human life in their society.

Keywords: education institution, ngeuyeuk seureuh, pregnancy ceremony, ngasuh budak (child bearing)

32 Patanjala Vol. 9 No. 1 Maret 2017: 31-44

lingkungannya ditanamkan sejak si anak Proses pengembangan kebudayaan masih dalam kandungan ibunya, hingga si merupakan proses untuk mencapai suatu anak tahu akan dirinya. Kearifan orang tua kesadaran dan pendewasaan suatu bangsa dalam memperkenalkan segala sesuatunya manuju kemakmuran. Proses ini tidak dikemas dalam bentuk-bentuk simbol yang lepas dari akar sejarah, budaya , tradisi, dan pada akhirnya si anak akan sadar dengan nilai-nilai yang menjadi norma kehidupan sendirinya. Kesadaran hidup dan adanya yang dimilikinya. Untuk menuju suatu keterkaitan dengan alam sekitar, membuat bangsa yang maju, diperlukan penafsiran manusia berupaya menciptakan pranata kembali nilai-nilai tradisional dan sistem yang dapat mempertahankan hidupnya. budaya yang sesuai dengan perkembangan Upaya yang dilakukan oleh masyarakat bangsanya, sehingga kebudayaan suatu adalah

A. PENDAHULUAN

menciptakan dan bangsa akan sangat menunjang terhadap melestarikan tradisi yang telah berjalan. perkembangan bangsa itu sendiri. Apabila

dengan

Manusia yang hidup di era disimpulkan dari sekian banyak pengertian sekarang, menganggap dirinya berada kebudayaan, maka kebudayaan adalah dalam masyarakat modern, namun tetap hasil

untuk dirinya tidak lepas dari pengaruh-pengaruh keharmonisan hidupnya; atau merupakan orang tuanya terdahulu. Pengaruh itu dapat hasil akumulasi dari seluruh aspek berupa pola pikir yang ditanamkan sejak kehidupan masyarakat pendukungnya kecil, sehingga sulit sekali untuk dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh melepaskan diri dari pengaruh itu. karena itu, kebudayaan merupakan satu

kreativitas

manusia

Pranata adalah aturan-aturan yang kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari dikukuhkan dengan sanksi oleh anggota- kehidupan nyata. Aspek-aspek yang anggotanya. Aturan-aturan yang disepakati terkandung dalam kebudayaan tersebut bersama tersebut memudahkan koordinasi dapat dilihat antara lain dari tradisi yang dan kerjasama di antara penduduk dalam dimilikinya dan menjadi pedoman hidup pemakaian sumber daya yaitu dengan cara untuk tetap survive. Kebudayaan dapat membentuk

harapan-harapan yang dipandang sebagai sesuatu yang berifat seyogyanya dimiliki oleh setiap orang dinamis, bukan sesuatu yang bersifat statis dalam berinteraksi dengan orang lain dan kaku. Kebudayaan bukan lagi sebagai (Hayami dan Kikuchi, 1987: 5). pengertian sekumpulan barang seni atau benda-benda, pranata menurut Yakub (2000:259) adalah tetapi kebudayaan akan selalu dikaitkan sistem tingkah laku sosial yang bersifat dengan gerak hidup manusia dalam resmi serta adat istiadat dan norma yang kegiatannya; seperti membuat peralatan mengatur tingkah laku itu dan seluruh hidup, norma-norma yang diciptakannya, perlengkapannya guna memenuhi berbagai sistem pengetahuan, sistem jaringan sosial, kompleks kebutuhan manusia dalam kehidupan ekonomi, sistem religi atau masyarakat. Hayami dan Kikuchi (1987: kepercayaan,

serta 5), membagi pranata menjadi dua sub seperangkat aturan lainnya. Semua itu kategori yaitu pranata dasar atau pranata diaktualisasikan

adat

istiadat,

sistem primer dan pranata sekunder. Pranata dasar pengetahuan tradisional yang menjadi merupakan seperangkat aturan keputusan dasar dan pedoman akan kesadaran moral , dasar yang dapat dispesifikasi ke dalam keyakinan religius, kesadaran nasional, dan hukum formal atau prinsip-prinsip dasar kemasyarakatan yang berlaku dalam yang dianggap tradisi. Dalam lingkup kehidupan sehari-hari.

melalui

komunitas desa, pranata dasar terutama Manusia sebagai makhluk sosial terdiri atas adat kebiasaan tradisional dan tidak dapat terlepas dari ketergantungan prinsip-prinsip moral, sehingga suatu kepada makhluk lainnya dan alam tatanan yang melanggar adat kebiasaan dan sekitarnya. Pengenalan terhadap alam dan moral tradisional akan dianggap tidak sah

Pranata Pendidikan..... (Nandang Rusnandar, Sri Sulastri, Yani Achdiani)

33 oleh anggota komunitasnya. Contoh yang sarat dengan penanaman nilai-nilai,

pranata dasar antara lain gotong royong, dan ngasuh budak, merupakan istilah lokal tolong menolong, juga pemerataan dalam Jawa Barat yang berarti pola pengasuhan kesejahteraan dan pendapatan di antara anak. Jadi ketiga bagian ini, yaitu penduduk

seureuh, upacara masa pandangan lokal, seperti sistem bawon. kehamilan, dan ngasuh budak merupakan Adapun pranata sekunder merupakan rangkaian penanaman nilai-nilai yang bentuk-bentuk

setempat

berdasarkan ngeuyeuk

persetujuan khusus, dilakukan oleh orang tua terhadap misalnya

bagaimana cara-cara unit anaknya. Ketiga bagian ini dalam budaya ekonomi dapat berkompetisi atau bekerja Sunda merupakan suatu kegiatan yang tak sama dalam pemakaian sumber daya. terpisahkan dalam proses kehidupan dan Dalam masyarakat desa, pranata sekunder merupakan

bagian penting dalam antara

lain berupa bentuk-bentuk rangkaian hidupnya yang tak lepas dari perjanjian khusus untuk mempekerjakan adat istiadatnya. tenaga kerja pada saat panen.

Berdasarkan pada uraian di atas, Sementara itu Koentjaraningrat dengan mempergunakan penggolongan 1996: 16) mengemukakan bahwa pranata pranata

berdasarkan pendapat sosial adalah sistem norma atau aturan Koentjaraningrat (1996:16 dan Yacub yang

aktivitas 2000:19) maka ngeuyeuk seureuh, upacara masyarakat

menyangkut

suatu

khusus. masa kehamilan, dan ngasuh budak Selanjutnya

yang

bersifat

jika pranata dilihat tergolong sebagai pranata pendidikan. berdasarkan fungsi dalam memenuhi Sedangkan menurut Hayami dan Kikuchi keperluan-keperluan

warga (1987: 18) termasuk sebagai pranata dasar, masyarakat maka dapat digolongkan sebab konsisten dengan prinsip-prinsip sekurang-kurangnya

sebagai

menjadi delapan moral masyarakat desa. bentuk pranata, yaitu: 1) pranata yang

Dalam pranata pendidikan, dibahas berfungsi untuk memenuhi keperluan mengenai pendidikan informal pada kehidupan kekerabatan, yang sering masyarakat

Sunda . Tulisan ini disebut kinship atau domestic institutions; menggambarkan bagaimana pendidikan contoh perkawinan, tolong- menolong informal yang diterapkan dalam keluarga

antar kerabat , pengasuhan anak-anak, masyarakat Sunda untuk mensosialisasikan sopan santun, pergaulan antar kerabat, nilai-nilai kehidupan kepada anak-anak, sistem istilah kekerabatan, dan lain-lain. 2) mulai memasuki masa perkawinan melalui Pranata ekonomi (economi constitutions ); upacara ngeuyeuk seureuh dalam rangka

3) Pranata pendidikan (educational mempersiapkan anak menjadi pasangan institutions ); 4) Pranata ilmiah (scientific suami istri, dalam menghadapi masa

institutions ); 5) Pranata untuk memenuhi kehamilan dan menjadi orang tua, dan keindahan dan rekreasi (aesthetic and ngasuh budak mulai dari masa kanak- recreation institutions );

6) Pranata kanak. Dalam perjalanannya, pendidikan keagamaan (religious institutions); 7) informal dalam keluarga Sunda ini Pranata politik (political institutions); 8) mengalami perubahan seiring dengan Pranata

somatik, untuk memenuhi perubahan dalam struktur keluarga dan kebutuhan dan kenyamanan hidup (somatic cara pandang mereka terhadap pranata institutions ).

pendidikan tersebut. Hal ini dipengaruhi Ngeuyeuk seureuh merupakan oleh tumbuhnya pranata sosial pendidikan silaturahmi antara kedua calon mempelai sejenis pada masa kini, baik pada lingkup yang dilakukan oleh calon mempelai pria nasional maupun global. kepada calon mempelai wanita pada adat

B. METODE PENELITIAN

perkawinan Sunda.

Upacara

masa

ini menggunakan kehamilan merupakan rangkaian upacara metode kualitatif yaitu mendeskripsikan

Penelitian

34 Patanjala Vol. 9 No. 1 Maret 2017: 31-44 data yang diperoleh di lapangan. Penelitian suatu pola, kategori dan urutan suatu dasar.

ini didasarkan pada fenomena sosial yang Adapun analisis data yang digunakan terjadi

pada masyarakat (Sunda). antara lain: reduksi data, dan penyajian Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang data (display data). menghasilkan data deskripstif berupa kata-

C.

HASIL DAN BAHASAN

kata tertulis atau lisan dari orang-orang

kehidupan dalam atauan pelaku yang dapat diamati. komunitas Sunda adalah tri tangtu di Pendekatan ini ndiarahkan pada individu buana, yaitu melaksanakan etika Sunda yang utuh (Moeleong, 2001:4) dan estetika Sunda yang terhimpun dalam Metode

tri tangtu di bumi, tri tangtu di lamba, dan dilakukan penelitian lapangan yang tri tangtu di jalma rea. (Atja, 1968: 17-43). dimaksudkan sebagai pelengkap, yaitu Kemampuan karuhun (leluhur masyarakat untuk mendukung dan menganalisis bentuk Sunda) dalam mencermati alam dan pengembangan

kebudayaan

serta

harmonisasi hidupnya tergambar pada tata perlindungannya. Teknis pengumpulan tingkah laku ‘etika moral’ dalam

informasi dilakukan dengan wawancara perikehidupannya. Tata tingkah laku ‘etika mendalam (indepth interview) terhadap moral’ ini dilestarikan melalui pendidikan sejumlah

informal kepada generasi berikutnya komunitas budaya, komunitas seni dan melalui lembaga keluarga atau kerabat. tokoh-tokoh masyarakat lokal sebagai Penanaman etika moral menuju pemangku hak atas kebudayaan lokal . hideng (mengerti dengan sendiri) tidak Metoda analisis data dilakukan dengan

kaitannya dengan pendekatan kualitatif, sehingga setiap pengetahuan alam sekitarnya. Hukum alam informasi dan data yang diperoleh atau adalah hukum Tuhan yang harus berhasil dihimpun dapat dideskripsikan dipatuhinya, semuanya diberikan dengan yang kemudian dianalisis. Dengan metode cara natural. Etika moral menjadi patokan ini, diharapkan terkumpul data yang hidupnya. Penanaman tata nilai dan tata berkaitan dengan deskripsi nilai-nilai laku, tidak terbatas hanya ketika masa budaya

terlepas

dari

yang mengatur

kehidupan

kanak-kanak (ngasuh budak ), tetapi masyarakat pendukungnya yang tercermin ditanamkan pada saat-saat seseorang dalam kelakuan, tata kelakuan, dan hasil mengalami proses peralihan dalam status kelakuan pada warga pendukungnya. dan perannya, misalnya ketika ia akan Lokasi penelitian di sekitar berkeluarga, akan menikah (ngeuyeuk pinggiran Kota Bandung, pemilihan lokasi seureuh ) dan akan menjadi orang tua didasarkan pada pertimbangan bahwa (proses kehamilan) melalui berbagai tradisi

kehamilan dan proses ngasuh budak, masih

kehidupan yang dilakukan oleh masyarakat pendukung

Nilai-nilai

pedoman hidup dalam tradisi tersebut. Data yang dihasilkan penanaman kesadaran akan jati diri bagi diambil dari dua sumber, yaitu primer dan perkembangan anak (baca : generasi skunder. Data primer adalah data yang penerus), diberikan dalam bentuk simbol diperoleh

dijadikan

dari lapangan

melalui

yang sederhana. Etika moral yang pengamatan dan wawancara, sedangkan digambarkan dalam tata kehidupan bagi data sekunder diambil dari buku, dokumen masyarakat Sunda tertuang dalam kalimat hasil penelitian. Teknis anaslisis data yang sederhana, yaitu : cageur (sehat), digunakan dalam penelitian ini adalah bageur (baik), bener (benar), dan pinter analisis deskriptif kualitatif. Menurut

(pintar).

Patton (dalam Meoleong, 2001:208) Kegiatan ngasuh budak, upcara analisis data merupakan proses mengatur adat ngeuyeuk seureuh, dan upacara adat urutan data, mengorganisasikan ke dalam dalam menjalani proses masa kehamilan

Pranata Pendidikan..... (Nandang Rusnandar, Sri Sulastri, Yani Achdiani)

35 merupakan bagian dari tata asuh dan tata pangeuyeukan , sebagai lambang bahtera

didik karuhun (nenek moyang) Sunda rumahtangga yang akan dibina masih suci untuk menanamkan tata nilai dan tata laku bersih; (e) membelah mayang jambe yang bagi generasi-generasi berikutnya. Melalui melambangkan

suami harus perjalanan

dengan memperlakukan istrinya dengan hati-hati; kemajemukan dan kompleksitas kehidupan (f) membelah pinang, yang melambangkan masyarakat Sunda (Jawa Barat, tempat suami istri harus seperti pinang dibelah dimana orang Sunda berada).

saigel sabobot

1. Ngeuyeuk Seureuh sapihanean, silih asih, silih asah, dan silih

asuh (seia sekata saling menyayangi); (g) Perhatian orang tua kepada menumbukkan alu ke dalam lumpang, anaknya begitu besar, mulai dari masih yang melambangkan pendidikan seks bagi bayi hingga memasuki jenjang perkawinan calon mempelai; (h) menggulung daun tak lepas dari perhatian dan kasih sirih lungkun sebanyak tujuh buah, sayangnya. Sehari sebelum pernikahan kemudian dibagikan kepada handaitaulan, dilaksanakan, ada acara yang disebut artinya bila nanti mendapat rezeki harus ngeuyeuk seureuh yaitu acara pertemuan dapat berbagi dengan keluarga; (i) atau silaturahmi yang dilaksanakan oleh membakar tujuh sumbu pelita, yang keluarga calon mempelai pria kepada melambangkan tujuh hari api kehidupan keluarga calon mempelai wanita. Pada jangan sampai padam; (j) membuang bekas acara ini biasanya dihadiri oleh para pangeuyeuk seureuh di perempatan jalan undangan, sanak saudara dan ibu-ibu yang artinya membuang hal-hal jelak dan jangan sudah menikah. Anak perempuan yang menengok ke belakang. Upacara ngeuyeuk belum dewasa atau belum nikah tidak seureuh selesai dan keesokkan harinya diperbolehkan untuk menyaksikan upacara upacara pernikahan dilangsungkan di ini, karena berkaitan dengan pendidikan hadapan para saksi dan wali dari calon seks bagi si calon pengantin. Demikian pengantin perempuan. juga wanita yang suka kawin cerai tidak

diperkenankan untuk menghadiri upacara 2. Upacara Masa Kehamilan

ini. Masa pernikahan telah dilalui Tujuan upacara ini adalah:(a) beberapa bulan terakhir maka tibalah masa meminta restu dari kedua orang tua; (b) kehamilan. Kehamilan dan kelahiran mengabarkan bahwa perkawinan ini merupakan dua kejadian dalam siklus direstui dan tidak ada paksaaan; (c) kehidupan perempuan yang telah menikah memberikan nasihat kepada kedua calon yang dianggap sebagai kodrat atau fitrah. mempelai melalui perlambang dari benda- Janin yang tumbuh dalam tubuh seorang benda yang ada saat upacara.

ibu dan kelahirannya merupakan fenomena Pelaksanaan upacara ngeuyeuk yang wajar. Proses ini dilihat dari sudut seureuh: (a) pangeuyeuk (pimpinan kebudayaan yang ada di seluruh dunia upacara) memberikan benang kanteh memiliki persepsi yang berbeda-beda. (putih),

Perbedaan persepsi dan respon kemudian menghadap kepada kedua orang perilaku masyarakat disebabkan oleh tua dari mempelai wanita dan pria untuk beberapa aspek kultural. Meutia (1998:24) meminta

ujungnya saling

dipegang,

pangeuyeuk memberikan tiga aspek kultural yang mengiringinya dengan lagu kidung yang terkait dengan proses kehamilan, yaitu : (1) sarat dengan nasihat agar kedua mempelai bahwa masa kehamilan dianggap sebagai dapat hirup jeung hurip (hidup sejahtera); masa krisis dalam tahapan kehidupan. (c) kedua mempelai dikeprak dengan sapu Keadaan ini dapat bersifat nyata dan gaib, lidi

restu;

(b)

diiringi petatah-petitih dalam masa kehamilan dianggap sebagai proses menghadapi rumah tangga; (d) kedua peralihan untuk menjadi orang tua dalam mempelai membuka kerudung putih memerankan seorang ibu. Rangkaian

36 Patanjala Vol. 9 No. 1 Maret 2017: 31-44 upacara yang dihadapi pada masa krisis seorang bayi merupakan kelangsungan dari

disebut crisis rites atau upacara peralihan klen tersebut yang harus disambut dengan disebut rites de passage, yaitu untuk kegembiraan. Ekspresi kegembiraan ini menolak bahaya gaib; (2) kehamilan disambut dengan berbagai upacara. merupakan suatu kondisi khusus yang

Menurut Suryadi (1985: 15) pada dapat mendatangkan bahaya bagi ibu dan masyarakat Sunda terdapat tiga tahap bayi yang dikandungnya. Hal ini upacara kehamilan, yaitu: (a) hajat bangsal melahirkan serangkaian larangan bagi ibu upacara yang dilaksanakan pada masa hamil atau pantangan yang harus kehamilan tiga bulan; (b) tingkeban dilaksanakan, baik oleh ibu hamil maupun upacara yang dilaksanakan pada masa suami. Pantangan dapat berupa perbuatan kehamilan lima bulan; dan (c) hajat bubur atau makanan, apabila dilanggar maka lolos upacara yang dilaksanakan pada secara gaib dapat berakibat buruk; (3) masa kehamilan sembilan bulan. Namun berkaitan dengan citra perempuan. Bila bila si ibu masa mengandung melebihi seorang perempuan mampu melahirkan sembilan bulan, maka diadakan upacara anak, hal itu merupakan tolok ukur bagi kehamilan reuneuh munding. seorang

Upacara kehamilan tiga bulan, keberhasilannya dalam tugas budayanya perempuan yang hamil baru dua atau tiga yang mempersembahkan keturunan kepada bulan, belum disebut hamil tapi disebut sang suami.

istri untuk

menunjukkan

nyiram (ngidam). Baru kemudian setelah Suganda, (1982:14) mengatakan lebih dari tiga bulan disebut hamil. bahwa keadaan anak yang dikandung sejak Upacara yang dilaksanakan pada masa mulai mengidam sampai dilahirkan kehamilan tiga bulan ini memiliki makna menurut pandangan orang tua di Pasundan adanya percampuran antara napsu laki-laki (Sunda) memiliki istilah, yaitu: masa dengan napsu perempuan (ayah dan ibu) kandungan sebulan disebut ngaherang yang dilambangkan dengan bubur merah (jernih), masa kehamilan dua bulan disebut dan bubur putih. Hal ini mengisyaratkan lumenggang (kental), masa kehamilan tiga kepada suami agar berhati-hati dalam bulan disebut kumambang (mekar), masa menggauli istri. Kemudian dibacakan doa kehamilan empat bulan disebut gumulung nur buat (doa kesempurnaan) agar anak (menjadi satu), masa kehamilan lima bulan yang dikandung tumbuh sempurna jangan disebut mangrupa (berupa manusia), masa ada cacat. kehamilan enam bulan disebut usik

hajat bangsal, (bergerak), masa kehamilan tujuh bulan dilaksanakan pada masa kehamilan lima disebut

Upacara

malik (sempurna berwujud bulan. Kata bangsal (gabah), menunjukkan manusia), masa kehamilan delapan bulan arti bahwa keluarga ibu hamil harus disebut kumentar-kumentir (mencari jalan memberikan sedekah (Suryadi, 1985:35 keluar), masa kehamilan sembilan bulan dan Suganda, 1982:15). Hajat ini pula, disebut ngaruang-ruang (memasuki jalan dimaksudkan untuk meminta seorang keluar).

atau indung beurang (dukun Persepsi dan respon masyarakat beranak) agar mulai saat itu memeriksakan Sunda terhadap kehamilan terdapat dalam kandungan dan menangani saat kelahiran berbagai pranata sosial yang terkandung nanti. Makna upacara ini sebagai palakiah, dalam upacara yang dilaksanakan pada supaya leungit belang bengsalna diganti masa kehamilan. Respon tersebut secara ku waluya (penolak bala, agar hilang budaya ditujukan untuk keselamatan bagi malapetaka diganti dengan keselamatan). ibu dan anak, sedangkan respon yang

paraji

Upacara tingkeban dilaksanakan diberikan oleh masyarakat yang mengatur pada masa kehamilan tujuh bulan, waktu kekerabatan dalam ikatan klen baik pelaksanaan biasanya harus jatuh pada patrilineal maupun matrilineal, kelahiran angka 7, misalnya tanggal 7, 17, 27, jam 7

Pranata Pendidikan..... (Nandang Rusnandar, Sri Sulastri, Yani Achdiani)

37 baik pagi hari maupun petang hari. penolak bala ibu hamil ,terdiri atas:panglay

Tingkeb artinya tutup, mengandung makna (untuk

hantu), jaringao bahwa sejak upacara dilaksanakan hingga (digunakan untuk obat bayi), jukut palias

menolak

40 hari setelah melahirkan tidak boleh (untuk menolak kuntilanak) kemudian melakukan hubungan suami istri. Dalam dibungkus dalam kain yang diikatkan pelaksanaan upacara ini, banyak benda- sebagai kendit di pinggang. Makna dari benda yang dihadirkan, mulai dari rujak 7 upacara ini adalah memberikan rasa macam, bunga 7 macam, kain 7 macam percaya diri kepada ibu hamil dalam dan lain sebagainya. Makna yang menghadapi saat kelahiran. Di samping itu terkandung dalam upacara ini bahwa jimat

yang dipakai sebagai kendit untuk manusia di dunia ini hidup tidak lama dan memberikan dorongan kekuatan agar tidak pasti kembali kepada-Nya (dilambangkan khawatir menghadapi berbagai gangguan dengan hanjuang). Hidup dan kehidupan baik nyata maupun gaib. harus

reuneuhmundingeun, (dilambangkan dengan mayang jambe

dijalani dengan

kebaikan

Upacara

biasanya upacara ini dilaksanakan bila ibu berpadanan dengan kata hayang hade hamil melewati usia kehamilan lebih dari (ingin kebaikan harumnya seperti bunga sembilan bulan, bahkan sampai 10, 11 pinang). Anak yang dilahirkan harus bahkan 12 bulan. Kehamilan semacam ini, berkilau

(dilambangkan dengan di tanah Sunda disebut sebagai reuneuh segenggam perhiasan mas), bunga 7 mundingeun , karena munding (kerbau) macam melambangkan hidup, kekuatan, biasanya memiliki masa kehamilan antara penglihatan, perkataan, perasaan, dan

11 hingga 12 bulan. Maksud dan tujuan kemauan. Rujak 7 macam melambangkan upacara ini dilaksanakan agar ibu hamil bahwa kesusahan, kepahitan hidup dapat cepat melahirkan dan menjaga agar tidak dihadapi dengan bijaksana. Begitu pula terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. dengan rasa pedas atau tidak rujak yang Berbeda dengan upacara-upacara lainnya, dihasilkan itu menunjukkan bila pedas bayi tempat penyelenggaraan upacara reuneuh yang dikandung laki-laki atau sebaliknya.

mundingeun dilaksanakan di luar rumah. Upacara bubur lolos, dilaksanakan Ibu hamil dituntun mengelilingi rumah pada usia kehamilan delapan bulan. Bubur bahkan ada yang dibawa ke kandang lolos , artinya bubur yang cair, berharap kerbau. bahwa nantinya pada saat melahirkan

Penanaman nilai baik untuk ibu mudah dan lancar seperti cairnya bubur hamil maupun bayi yang masih dikandung, lolos. Harapan lain dari adanya upacara ini tercermin pula dalam beberapa pantangan untuk membesarkan ibu hamil tidak takut selama masa kehamilan. Bagi seorang ibu menghadapi persalinan.

nyiram, di antaranya Pada saat pelaksanaan upacara dipantang untuk melihat sesuatu yang biasanya

yang

sedang

melihat orang cacat, lambang cahaya terang dan berharap menengok orang yang sakit dan orang bahwa nanti anak yang dilahirkan berhati yang meninggal, berziarah ke kuburan. dan berpikiran terang. Biasanya upacara ini

disediakan pelita

sebagai menjijikkan,

Bagi seorang ibu yang sedang dilaksanakan dengan sangat sederhana hamil usia tiga bulan, dipantang untuk yang hanya menyediakan makanan bubur turun ke sungai, ke pemandian (di luar lolos yaitu bubur yang dibungkus dengan rumah pada waktu malam hari), tidak daun pisang yang dileumpeuh (dilayukan) boleh keluar rumah malam hari. Tidak dan diberi minyak kelapa agar semakin boleh tidur sembarangan dan tanpa bantal, licin. Harapannya bahwa nanti bayi yang hal ini akan menyulitkan melahirkan, tidak dilahirkan selicin seperti bubur ini.

menjuntai karena Pada pelaksanaan upacara ini, dikhawatirkan anaknya sungsang saat indung beurang membuatjimat untuk dilahirkan, tidak boleh memakan buah-

boleh

duduk

38 Patanjala Vol. 9 No. 1 Maret 2017: 31-44 buahan bekas kelelawar karena berakibat melalui masa kehamilannya dengan baik,

penyakit koreng kepada anak dan ibunya, selalu berada dalam situasi yang tidak boleh mengisi bantal atau kasur menyenangkan, sehat lahir batin. dengan kapuk karena bisa terjadi kelak

Dalam upacara hajat bangsal, istri anaknya menjadi orang yang rakus. Begitu dan suaminya harus diingatkan bahwa saat pula bagi suami, selama istri mengandung itu kondisi dia dalam keadaan mengandung dipantang

melakukan seorang anak yang harus lahir sehat karena penyembelihan hewan, tidak boleh anak merupakan penerus keturunan. Untuk membunuh atau menyakiti hewan dan itu, sebagai calon orang tua harus tidak boleh berburu.

untuk

tidak

bertanggungjawab untuk melindunginya. Selama

harus Selain itu, bagi suami harus pula menjaga memperhatikan pula gejala alam, seperti istrinya dengan cara memperlakukannya gerhana dan gempa bumi maka ibu hamil dengan baik agar selama masa kehamilan harus masuk ke kolong sebentar, istri selalu sehat. kemudian mandi, setelah itu makan dan

hamil,

Dalam upacara tingkeb juga minum. Jika tidak berbuat demikian, demikian, pasangan tersebut semakin dikhawatirkan akan terjadi hal-hal yang diingatkan bahwa usia kehamilannya sudah tidak dikehendaki pada anak yang mencapai tujuh bulan, tidak lama lagi akan dikandungnya. Konon jika ada gerhana menjalani persalinan. Perempuan tersebut bulan, gerhana matahari, dan gempa bumi, semakin

berperilaku sehat. menurut kepercayaan masyarakat Sunda, Sedangkan bagi suaminya harus semakin telur yang sedang dierami bisa mendadak mendukung istrinya, seperti sejak saat busuk.Hal ini diharapkan tidak terjadi pada upacara tingkeb sampai 40 hari setelah manusia.

harus

persalinan, suami tidak menggauli istrinya. Gerhana

Pantangan-pantangan yang harus mengandung lambang atau makna bahwa dijalani tidak lain agar keduanya selalu gerhana adalah gelap dan gempa itu berperilaku santun baik bagi pasangannya bergoyang. Hal itu melambangkan bahwa maupun lingkungannya agar situasi yang jika orang yang sedang mengandung dan ditimbulkan selalu menyenangkan. Hal ini suaminya itu sedang gelap hati, sedang akan memperkokoh mental perempuan keduanya berbantah, haruslah salah tersebut yang akan menghadapi persalinan, seorang menjauh. Nanti jika menjauh hati dan juga mental pasangan tersebut yang menjadi tentram, seperti orang yang mandi akan berubah status menjadi orang tua, atau minum.

sebagai ibu dan ayah. Upacara adat yang dilaksanakan

Upacara bubur lolos, dimaksudkan selama masa kehamilan, tersirat maksud untuk menyenangkan hati perempuan dan tujuan serta makna dan pantangan hamil tersebut agar tidak khawatir yang harus dipatuhi. Pesan-pesan simbolis menghadapi persalinan. Upacara ini merupakan serangkaian norma yang mengingatkan bahwa persalinan adalah diharapkan dapat menjadi rujukan bagi kodrat

perempuan, asalkan selalu pasangan tersebut dalam bertingkah laku, berperilaku baik maka persalinan tersebut karena norma yang tersirat tadi ditujukan bukan hal yang harus dikhawatirkan. untuk keselamatan baik bagi ibu yang

Upacara reuneuh mundingeun sedang mengandung tersebut maupun anak pada usia kehamilan lebih dari sembilan yang sedang dikandungnya. Maksud dan bulan yang diselenggarakan secara khusus tujuan dari upacara adat tiga bulan, hajat bagi perempuan yang usia kehamilannya bangsal , tingkeb, hajat bubur lolos dan sekaligus mendoakan perempuan tersebut upacara reuneuh mundingeun (setelah usia agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kehamilan sembilan bulan) adalah agar diinginkan. perempuan yang sedang hamil dapat

Pranata Pendidikan..... (Nandang Rusnandar, Sri Sulastri, Yani Achdiani)

39 Secara keseluruhan makna yang enen (meminta untuk menetek). Gerakan

terkandung dalam upacara adat tersebut bayi kemudian dilanjutkan dengan adalah penyampaian pesan agar perempuan nangkuban (tengkurap). Candaan dari hamil dan suaminya selalu menjaga orang tua kepada bayi dengan permainan kehamilan

tersebut.

Suami

selalu ciluk...ba.

mendukung dengan menciptakan relasi Umur bayi terus bertambah dan yang menyenangkan baik dengan istri terus

berkembang pertumbuhannya, maupun

lingkungannya sehingga sehingga ngasuh budak pun dilakukan perempuan hamil tersebut siap menjalani semakin kompleks. Agar motorik bayi proses persalinan dengan selamat dan semakin hari semakin baik dan dapat melahirkan anak yang sehat.

beradaptasi dengan lingkungannya maka Sikap hidup harus selalu dijaga orang tua akan memberikan cara bermain sehingga dapat melahirkan dengan selamat yang menuntut sistem motorik bayi. dan bayi yang dilahirkan sehat dan Keterampilan motorik terus dikembangkan sempurna. Pesan simbolis ini pula dengan berbagai macam permainan yang merupakan norma yang diharapkan dilakukan orang tuanya. menjadi rujukan bagi calon orang tua

Umur anak bertambah begitu pula dalam bertingkah laku.

dengan pertumbuhannya, dari merangkak mulai berlajar berdiri sambil dibantu orang

tua dan diiringi nyanyian untuk menambah Tangisan seorang bayi adalah semangat anak untuk terus berjalan. musik merdu yang didambakan oleh Berjalan sedikit demi sedikit papay-

3. Ngasuh Budak

berjalan sambil samping itu kehadiran seorang anak berpegangan pada benda-benda yang dapat merupakan tanggung-jawab yang sangat menopang untuk berjalan. Kasih sayang berat dalam menghadapi perkembangan orang tua untuk memberi semangat anak hidupnya. Orang tua harus menanamkan ketika sedang belajar berjalan dengan cara nilai-nilai atau norma yang akan menjadi berjoget dan bernyanyi agar anak mau panutan dan pegangan hidup anak kelak. berjalan terus.Anak mulai berjalan tapi Untuk itu pendidikan yang dilaksanakan masih belum stabil, kedua orang tua; ayah oleh orang tua terhadap anak dimulai dari dan ibu duduk berhadapan dengan jarak dalam kandungan hingga awal pernikahan.

pasangan suami istri yang baru nikah. Di papayan yaitu

kira-kira dua meter, si anak disuruh Hubungan ibu dengan bayi akan berjalan dari arah ayahnya ke ibunya, terus langsung

dirasakan manakala bayi dilakukan hingga anak merasa capek. menangis, di sini pengenalan akan kasih Apabila anak jatuh maka orang tua akan sayang sudah mulai ditanamkan. Dengan ngupahan (membujuk) dengan kata-kata

penuh kasih sayang seorang ibu akan tuh bangkongna luncat!! (kodoknya mepende (meninabobokan) dengan cara loncat!!) sambil diberi jampi: jampe-jampe gendong sambil dinyanyikan agar bayi harupat, geura gede geura lumpat , sambil terbuai dan cepat tidur. Biasanya lagunya mengusap bagian badan yang sakit, sambil adalah neleng-nengkung, ayun ambing dan berkata : cageur!! (sembuh!). Ketika anak dengkleung. Ketiga lagu itu berisikan mulai lancar berjalan maka pengenalan harapan orang tua (ibu) kepada anaknya lingkungan lebih luas lagi, tidak saja di agar kelak dapat menjadi orang yang lingkungan rumah akan tetapi lingkungan berguna, berpendidikan, menjadi orang di luar rumah. yang kuat dalam menghadapi kehidupan.

Memasuki usia sekolah, mulai dari Pertumbuhan bayi akan terlihat jelas ketika sekolah tingkat dasar hingga perguruan bayi sudah dapat nyangigir (tidur miring), tinggi tidak lepas dari pengasuhan orang maka orang tua akan mengajak bicara tua, bahkan sampai pada usia mejelang dengan kata-kata yang agak jelas, seperti perkawinan.

40 Patanjala Vol. 9 No. 1 Maret 2017: 31-44 hidupnya yang berciri khas. Hasil karya

4. Tantangan Masa Kini

yang bernilai estetis ini bisa menjadi ciri Nilai-nilai

yang mandiri dan sangat sinergi dengan menanamkan etika dan moral tidak lagi kehidupannya, sehingga apa yang tampil menjadi konsumsi anak-anak. Dengan adalah perilaku dan karya manusia sebagai demikian pendidikan formal menjadi pandangan hidupnya yang dimiliki oleh sorotan umum, padahal pendidikan dalam kebersamaan. arti luaslah yang dapat membina

tradisi

Untuk mengisi kehidupan global, kepribadian anak didik.

diisi dengan pola pikir yang ‘modern’. Revitalisasi dan proses enkulturasi Anak- anak tidak lagi ‘dininabobokan’ oleh yang terjadi kini terputus mata rantainya. nyanyian senandung rindu dongeng- Nilai-nilai tradisi yang menanamkan etika dongeng dari ibunya. Dongeng Sang moral tidak lagi menjadi konsumsi anak- Kancil atau dongeng yang mampu anaknya.

Akibatnya banyak orang menanamkan etika dan moral tersebut jauh mengeluh, terutama bagi keluarga yang dari alam sanubari anak-anaknya. Nilai- strata sosialnya menengah ke atas, melihat nilai falsafah, norma, etika, estetika, tahu anak-anaknya tidak lagi menapak dalam akan diri, dan sebagainya merupakan akar budaya dan kepribadian dirinya. barang langka untuk diajarkan. Mereka lebih terkemas budaya asing yang

Tantangan nasional dan global pun terus melanda. Bahkan lebih parah lagi melanda tidak saja dalam sistem masyarakat pedesaan sudah mulai terkena pendidikan tadi, kini dalam budaya seperti imbas oleh pesatnya perkembangan sistem upacara perkawinan adat Sunda pun terjadi informasi yang semakin rumit.

pula. Upacara perkawinan adat Sunda Banyak

keluarga harus merupakan bagian dari pendidikan melepaskan ikatan-ikatan kelompoknya informal pada masyarakat Sunda yang yang primordial dan kecil itu seraya memiliki simbol dan sarat makna. Dewasa melibatkan diri dengan ikatan-ikatan sosial ini upacara tersebut tengah mengalami yang lebih luas dan bersifat nasional, perubahan.

Berubahnya tata cara bahkan global. Sudah barang tentu hal perkawinan adat Sunda saat ini, karena tersebut menimbulkan pergeseran dan berubahnya

pandangan masyarakat perkembangan sosial budaya yang tidak terhadap nilai dan makna yang terkandung kecil dan menyangkut seluruh sektor di dalamnya. Demikian pula yang terjadi kehidupan.

pada ngeuyeuk seureuh. Manusia adalah makhluk yang

Upacara ini merupakan upacara membudaya. Hal itu tidak lebih dari yang dilaksanakan pada saat pra nikah konsekuensi logis dan kenyataan bahwa yang

berkaitan dengan manusia sebagai makhluk individual dan pendidikan seks dagi pasangan calon sosial sekaligus. Manusia sebagai makhluk pengantin, dengan tujuan agar nanti setelah yang membudaya dapat dilihat dari mereka menjadi pasangan suami istri dapat kebersamaan dengan sesamanya. Begitu melaksanakan perannya, baik sebagai pula kaitannya antara manusia dengan suami maupun sebagai istri. Pada saat ini, alamnya terdapat suatu dorongan untuk masalah seks bukanlah masalah yang tabu mencari suatu kenyamanan hidupnya untuk

terutama

dibicarakan. Masalah seks dengan cara penyesuaian diri dengan seharusnya sudah diperkenalkan sejak dini alamnya. Konsekuensi logis dari kenyataan oleh orang tua di rumah. Dan oleh para ini maka salah satunya lahir karya-karya pendidik yang berkompenten di sekolah kreativitas manusia dalam bentuk budaya formal. Dengan mengetahui seks, mereka dengan nilai estetika yang ada dalam akan mengerti bagaimana melakukan peradabannya. Kondisi demikianlah yang pergaulan seks yang sehat menurut norma nyata dan berpengaruh pada cara pandang dan nilai yang berlaku. Bagi calon suami

Pranata Pendidikan..... (Nandang Rusnandar, Sri Sulastri, Yani Achdiani)

41 istri, masalah pendidikan seks, dapat pembentukan karakter individu si anak.

diperoleh melalui penataran perkawinan. Child rering system yang dilakukan orang Dewasa

ini, masyarakat lebih tua kepada anaknya mengarah pada mementingkan nilai praktis, efisien dan pendewasaan dan kemandirian anggota ekonomis. Sehingga penyelenggaraan keluarganya di samping pengenalan upacara ngeuyeuk seureuh dianggap tidak terhadap alam lingkungan sekitarnya. praktis dan ekonomis karena mahal.

Hubungan antarindividu yang pertama bagi Selain itu fungsi upacara ngeuyeuk si anak terjadi dengan orang tua sebagai seureuh sebagai media pendidikan orang terdekatnya. Hubungan ini akan informal dalam keluarga dan masyarakat menghasilkan suatu interaksi di antara Sunda semakin jauh dari yang diharapkan, kedua belah pihak. karena hanya sedikit dari mereka yang

Namun kini, perubahan hidup melaksanakan upacara ini mengerti makna sedang berlangsung, bagi keluarga di dari ritual upacara tersebut; yang terjadi perkotaan, di mana lingkungan sosial yang sekarang adalah bahwa upacara ngeuyeuk modern sangat mempengaruhi. Banyak seureuh hanya merupakan kelengkapan sudah kendala yang menjadikan hubungan upacara perkawinan belaka.

antara anak dan orang tua terputus. Suami Begitu pula tantangan nasional dan dan istri sama-sama bekerja, sehingga global bagi kelangsungan upacara adat kesenjangan hubungan emosional, sosial, pada masa kehamilan yang notabene intelektual dan spiritual antara anak dan merupakan pendidikan informal bagi orang tua tidak lagi harmonis. Diperburuk keluarga dalam mensosialisasikan nilai- lagi dengan sistem informasi yang nilai yang bersifat kultural maupun sosial langsung ada pada setiap tangan anak dari proses kehamilan. Di antaranya adalah ‘gatged’ menjadikan si anak lebih terfokus munculnya kebijakan yang terkait dengan terhadapnya. Keterbatasan waktu itu kesehatan ibu dan anak.

menyebabkan kesempatan bergaul dan berinteraksi kurang intens. Nilai-nilai,

5. Proses Perubahan Sosial yang norma-norma, dan pandangan hidup, etika

Terjadi Masa Kini

yang menjadi pedoman hidup baik bagi Secara kodrati, manusia adalah keluarga maupun

masyarakat pada makhluk sosial ‘homo sapien’ yang selalu umumnya kurang dihayati secara wajar. bergantung pada makhluk lain. Sejak lahir Bahkan tidak kita sangkal bahwa nilai hingga dewasa manusia tidak lepas dari materialistik jauh mengalahkan nilai ketergantungan dari manusia lain dalam spiritual

lebih memberikan lingkungan

yang

sosialnya. Perkembangan kemantapan dalam kehidupan manusia. seorang manusia selalu diawali dari Kenyataan ini Karl Jespers seorang ahli lingkungan keluarga. Keluarga dapat filsafat yang moderat mengatakan bahwa dikatakan sebagai lembaga pendidikan visi dan sikapnya terhadap munculnya era yang sangat membentuk karakter dan teknologi, memperingatkan

bahwa wawasan anggota keluarganya. Pendidikan kemajuan

teknologi mengakibatkan itu akan memberikan keleluasaan kepada despiritualisasi kehidupan serta kapitulasi individu

dalam mengembangkan manusia pada kekuasaan mesin. pengalaman dan mencari pengalaman baru

Upacara ngeuyeuk seureuh yang dan berusaha menyesuaikan diri dengan dilaksanakan sebelum pernikahan saat ini anggota

keluarga lainnya. Dengan masih dilaksanakan, namun maknanya pengalaman itu pula, ia akan jadikan bekal mengalami perubahan. Hal itu disebabkan untuk menghadapi kondisi yang lebih luas, terjadinya pergeseran nilai dan pandangan yaitu masyarakat di sekitarnya. Orang tua hidup. Nilai menurut Garna (1996:168) sebagai orang pertama yang dikenal anak yaitu pembentukan konsep mentalita yang sangat dominan memberikan wawasan dan dirumuskan dari tingkah laku manusia

42 Patanjala Vol. 9 No. 1 Maret 2017: 31-44 sehingga menjadi sejumlah anggapan yang pertamakali mengalami hamil tersebut,

hakiki, baik dan

dihargai namun secara substansional nilai-nilai sebagaimana mestinya. Dengan adanya yang terkandung di dalamnya masih perubahan tersebut, maka pelaksanaan selaras dan terus dipertahankan. ritual upacara ngeuyeuk seureuh pada

perlu

perkawinan adat Sunda, bukan lagi 6. Prediksi, Konteks Keilmuan dan

merupakan upacara yang penuh makna

Fraksis

dan sakral akan tetapi hanya merupakan Merujuk pada teori Sistem Sosial sebuah simbolik belaka dan pelengkap Parson, (Poloma, 1987:181), bahwa ciri- upacara.Pemaknaan dari upacara tersebut ciri umum yang ada dalam seluruh sistem berubah, karena pandangan masyarakat yang hidup ialah prasyarat atau function dan tata nilai yang sudah semakin imperative. Menurut Parson, terdapat berkembang.

fungsi-fungsi atau kebutuhan tertentu yang Pranata sosial yang terkait dengan harus dipenuhi oleh setiap sistem yang kesehatan ibu hamil sudah banyak yang hidup demi kelestariannya. Dua pokok bergeser dan berubah. Hal ini semakin penting yang termasuk dalam kebutuhan tidak dikenalnya upacara-upacara seperti fungsional

adalah (a) yang hajat bangsal, tingkeban, bubur lolos, dan berhubungan dengan kebutuhan sistem reuneuh mundingeun. Mungkin hanya internal atau kebutuhan sistem ketika upacara tingkeban (upacara 7 bulanan) berhubungan dengan lingkungannya; (b) yang masih dilaksanakan, itu pun hanya yang berhubungan dengan pencapaian dilakukan oleh keluarga yang relatif sasaran atau tujuan serta sarana yang perlu mampu dan mereka pun melaksanakan itu untuk mencapai tujuan itu. Berdasarkan hanya sekadar mengenang upacara, karena premis itu, secara deduktif Parson dahulu orang tuanya melaksanakan

itu

menciptakan empat kebutuhan fungsional upacara ini. Mereka tidak mengetahui yang dapat dirangkai dengan seluruh makna atau pesan yang ada di balik sistem yang hidup, yakni Latent pattern- upacara itu. Dengan demikian, fungsi maintenance (L); Integration (I); Goal

sosialisasi pranata pendidikan ini yang attainment (G); dan Adaption (A). Untuk menjadi tujuan dari upacara tersebut sudah memenuhi keempat kebutuhan fungsional tidak lagi dapat dilaksanakan.

tersebut, Parson mengetengahkan empat Walaupun

masih sub sistem yang saling ketergantungan satu melaksanakan upacara, namun upaya sama lain, yaitu sistem kebudayaan, sistem perawatan

pasangan

masa sosial, sistem kepribadian, dan sistem kehamilan

kesehatan

selama

perilaku. Sistem sosial kesehatan modern dengan menyerahkan merupakan sumber integrasi (integrtion) kepada tenaga medis.Norma perawatan sistem kepribadian memenuhi kebutuhan modern

tetap

mengikuti

norma organisma

lebih dianggap rasional pencapaian tujuan (goal attainment), dibandingkan dengan norma-norma yang sistem kultural mempertahankan pola-pola terkandung dalam upcara adat. Pandangan dalam sistem (latent pattern-maintenance), ini tidak hanya dimiliki oleh masyarakat dan sistem organisma perilaku memenuhi pedesaan, dimana fungsi Posyandu dan kebutuhan yang bersifat penyesuaian Puskesmas dalam pemberian informasi dan (adaptation). penanganan

pattern-maintenance ditingkatkan.

masalah bagaimana Walaupun upacara-upacara ini menjamin kesinambungan tindakan dalam hampir tidak pernah dilakukan, dan itu sistem sosial dengan beberapa aturan atau berarti pesan yang berisi pranata norma. Dalam sistem sosial latent pattern- pendidikan dari upacara itu tidak lagi dapat maintenance diselesaikan melalui fiduciary tersosialisasikan pada pasangan yang baru sub-system . Istilah fiduciary merujuk pada

merujuk

pada

Pranata Pendidikan..... (Nandang Rusnandar, Sri Sulastri, Yani Achdiani)

43 pengemban tradisi kultural maupun mereka merujuk tulisan Sztompka (2007:71).

yang memindahkan tradisi tersebut pada Tradisi mempunyai pengertian kumpulan anggota masyarakat. Para pengemban benda material dan gagasan-gagasan yang tradisi tersebut di antaranya adalah diberi makna khusus yang berasal dari keluarga.

masa lalu; tradisi dapat berubah ketika Upacara

ngeuyeuk seureuh, orang mengabaikan fragmen yang lain. upacara-upacara masa kehamilan, dan Tradisi bertahan dalam jangka waktu ngasuh

budak , merupakan tradisi tertentu dan mungkin lenyap bila benda masyarakat Sunda. Ketiganya merupakan material atau gagasan tersebut ditolak atau wujud dari peran sistem sosial yang dilupakan. Tradisi mungkin pula muncul bertujuan untuk menjamin kesinambungan kembali setelah sekian lama terlupakan. tindakan. Berkaitan dengan itu, keluarga

Tradisi lahir dengan dua cara. Cara dan kerabat mempunyai kewajiban untuk pertama muncul dari bawah melalui melakukan sosialisasi nilai norma agar mekanisme kemunculan secara spontan menjadi rujukan bagi individu untuk dan tidak diharapkan, serta melibatkan berperilaku.

Garna (1996:57) rakyat banyak. Cara yang kedua muncul mengemukakan

bahwa keluarga dengan tradisi, dipilih dan dijadikan merupakan suatu institusi sosial yang perhatian umum, atau dipaksakan oleh membuat bentukan pribadi, yaitu wadah individu yang berpengaruh atau berkuasa. ikatan emosi seseorang dan bentukan Begitu terbentuk, tradisi mengalami emosi sosial; hal ini dimungkinkan karena perubahan.

Perubahan kuantitatifnya keduanya merupakan institusi yang terlihat dalam jumlah penganut atau membentuk, mendidik, memelihara anak- pendukungnya. Anggota masyarakat dapat anaknya sejak lahir sampai dewasa.

ditarik untuk mengikuti tradisi tertentu Secara

fungsional pranata yang kemudian memengaruhi masyarakat pendidikan upacara ngeuyeuk sureuh sarat atau suatu negara atau bahkan mencapai dengan unsur pendidikan yang secara tidak skala global.

Sebaliknya anggota langsung memberikan pengarahan kepada masyarakat mungkin bosan atau kecewa kedua calon mempelai dalam berperan dan terhadap tradisi tertentu, sehingga secara berperilaku dalam hidup berumahtangga. bertahap atau tiba-tiba meninggalkannya. Upacara pada masa kehamilan, merupakan

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25