HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERI

IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MEMBAWA ANAK KE POSYANDU WILAYAH KERJA DESA GIRIROTO SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh : Woro Wahyu Yuliana NIM. S10046 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberi kekuatan jasmani maupun rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku ibu yang mempunyai anak usia Prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali” Skripsi ini sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan studi di Program S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Dalam menyelesaikan penelitian ini penulis banyak mendapatkan pengarahan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Suharti M.Si selaku Ketua Stikes Kusuma Husada Surakarta

2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns,.M.Kep selaku Ketua Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Wahyuningsih Safitri, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini

hingga selesai.

4. Ibu Rufaida N.F S.Kep.,Ns selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

iv

5. Ibu Anita Istiningtyas, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku penguji yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini

hingga selesai.

6. Segenap dosen Prodi S-1 dan Staf pengajar STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan ilmu dan bimbingan pada penulis.

7. Kedua Orang Tua serta kakak tersayang yang telah memberikan semangat, dorongan, dan doa dalam penyusunan skripsi ini.

8. Teman – temanku Ina, Vivi, Fefi yang selalu ada dan memberikan semangat, dorongan dan doa.

9. Teman-teman prodi S-1 angkatan 2010 yang telah memberikan dorongan baik material dan spiritual dalam pembuatan skripsi ini.

10. Kepala desa, Bidan dan para Kader Posyandu yang telah memberikan ijin penelitian.

11. Seluruh responden yang telah membantu meluangkan waktunya dan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.

12. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penelitian ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan Skripsi ini

masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangatlah penulis harapkan sehingga dapat menyempurnakan Skripsi ini.

Harapan penulis, semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan terutama bagi penulis serta bermanfaat bagi mahasiswa STIKes Kusuma Husada Surakarta khususnya dan bagi Ilmu Keperawatan di Indonesia pada umumnya.

Surakarta, 15 Juni 2014 Penulis

vi

BAB VI PENUTUP

6.1.1. Tingkat Pengetahuan ....................................................

6.1.2. Tingkat Perilaku ...........................................................

6.1.3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku .......

6.2.1. Bagi Responden ...........................................................

6.2.2. Bagi Tenaga Kesehatan ................................................

6.2.3. Bagi Peneliti ................................................................

6.2.4. Bagi Peneliti Selanjutnya .............................................

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori 24 Gambar 2.2 Kerangka Konsep 25

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian 6 Tabel 3.1 Definisi Operasional 31 Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ibu 42 Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu 43 Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Anak Usia 43 Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu 43 Tabel 4.5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Perilaku Ibu 44 Tabel 4.6 Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov 44

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1.

Jadwal Penelitian

LAMPIRAN 2.

F.01 Pengajuan usulan topik LAMPIRAN 3.

F.02 Pengajuan judul skripsi LAMPIRAN 4.

F.03 Pergantian Judul LAMPIRAN 5.

F.04 Pengajuan ijin studi pendahuluan LAMPIRAN 6.

F.05 Lembar oponent LAMPIRAN 7.

F.06 Lembar audience LAMPIRAN 8.

Surat permohonan studi pendahuluan LAMPIRAN 9.

Balasan Studi Pendahuluan LAMPIRAN 10.

Surat Validitas dan Reabilitas LAMPIRAN 11.

Uji Validitas Pengetahuan LAMPIRAN 12.

Uji Validitas Perilaku LAMPIRAN 13.

F.07 Pengajuan Ijin Penelitian LAMPIRAN 14.

Pengantar Ijin Penelitian LAMPIRAN 15.

Balasan Ijin Penelitian LAMPIRAN 16.

Surat Keterangan

LAMPIRAN 17. Surat Permohonan Responden LAMPIRAN 18.

Surat Persetujuan Responden LAMPIRAN 19.

Kuesioner Penelitian LAMPIRAN 20.

Hasil Kuesioner

LAMPIRAN 21. Kategori Kuesioner

xiv

LAMPIRAN 22. Tabel Spearman Rank LAMPIRAN 23.

Lembar Konsultasi LAMPIRAN 24.

Dokumentasi

xv

DAFTAR SINGKATAN

UKBM : Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu

NKKBS : Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

AKI :

Angka Kematian Ibu

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

PMT : Pemberian Makanan Tambahan

KMS :

Kartu Menuju Sehat

KB :

Keluarga Berencana

xvi

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

Woro Wahyu Yuliana

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Yang Mempunyai Anak Usia Prasekolah Dalam Membawa Anak ke Posyandu Wilayah Kerja Desa Giriroto ABSTRAK

Posyandu merupakan kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. Pada anak usia prasekolah mengalami pertumbuhan biologis, kognitif, psikososial dan spiritual. Umumnya anak usia 3-5 tahun tidak dibawa ke Posyandu karena sudah bersekolah sehingga pertumbuhan anak tidak terpantau oleh Posyandu. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan design penelitian cross sectional. Teknik sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan teknik cluster sampling sehingga didapatkan sampel 95 responden. Hasil penelitian menunjukkan ibu yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 50 responden (52,6%), dan perilaku baik sebanyak 68 responden (71,6%). Nilai r s hitung 0,617 > r s tabel 0,202, artinya ada hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja Desa Giriroto.

Saran bagi ibu yang mempunyai anak usia prasekolah (3-5 tahun) diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan tentang Posyandu dengan bertanya kepada Kader dan mengikuti kegiatan Posyandu.

Kata Kunci : Posyandu, Pengetahuan, Perilaku, Prasekolah Daftar Pustaka : 44 (2001-2013)

xvii

BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA 2014

Woro Wahyu Yuliana

THE CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE LEVEL AND BEHAVIOR OF THE MOTHERS WITH PRE-SCHOOL CHILDREN IN ADMITTING THEM TO INTEGRATED SERVICE POST IN THE WORK REGION OF GIRIROTO VILLAGE

ABSTRACT

Integrated Service Post carries out activities that involve the participations of community in an effort of providing health services from, by, and to community. The pre-school children experience biological cognitive, psychosocial, spiritual development. Generally, the children aged 3 – 5 years old are not admitted to Integrated Service Post because they have attended schools. As a result, their growth and development are not observed by the Integrated Service Post.

The objective of this research is to investigate the correlation between knowledge level and behavior of the mothers with pre-school children in admitting them to Integrated Service Post.

This research used the non-experimental research method with the cross- sectional design. The samples of the research were taken by using the probability sampling with cluster sampling technique. The samples of the research consisted of 95 respondents.

The result of the research shows that 50 mothers (52.6%) have a good knowledge level, and 68 mothers (71.6%) have a good behavior. The value of r s count is 0.617 which is larger than that of r s table = 0.202, meaning that there is a correlation between knowledge level and behavior of the mothers with pre-school children in admitting them to Integrated Service Post in the work region of Giriroto village.

Thus, the mothers with the pre-school children aged 3 – 5 years old are expected to maintain and improve their knowledge about Integrated Service Post by raising questions to its cadres and attending its activities.

Keywords: Integrated Service Post, behavior, and pre-school References: 44 (2001-2013)

xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang mendukung pelaksanaan program kesehatan di masyarakat adalah Posyandu. Posyandu merupakan Pos Pelayanan Terpadu yang telah diselenggarakan oleh masyarakat di tingkat desa dan diadakan setiap bulan sekali (Depkes RI 2006). Posyandu dilaksanakan oleh kader yang berasal dari masyarakat dengan pembinaan dari tenaga kesehatan puskesmas (Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah 2010).

Pelaksanaan kegiatan Posyandu dengan sistem lima meja dimana setiap meja mempunyai kegiatan khusus. Sistem lima meja tidak berarti harus ada lima meja dalam Posyandu tersebut tetapi harus mencakup lima pokok kegiatan yaitu meja pertama adalah pendaftaran, meja kedua adalah penimbangan balita, meja ketiga adalah hasil penimbangan balita, meja keempat adalah penyuluhan dan gizi balita, meja kelima adalah pelayanan kesehatan, KB, imunisasi dan pojok oralit (Ismawati 2010).

Data ibu yang memiliki balita yang memanfaatkan Posyandu di pedesaan lebih besar 30,6 % daripada di perkotaan yang hanya 25,7%. Saat ini Posyandu di kota Semarang berjumlah 1.476 buah, terdiri dari 77 Posyandu pratama (5,22%) yaitu Posyandu yang belum mantap, kegiatan

xix xix

Rendahnya cakupan penimbangan balita ≥ 4 kali selama 6 bulan terakhir menunjukkan bahwa semakin tinggi umur balita semakin tinggi pula presentase balita yang tidak pernah di timbang di Posyandu, seharusnya anak usia 5 tahun masih di bawa ke Posyandu setiap bulannya (Riskesdas 2010). Beberapa dampak yang dialami balita, bila ibu balita tidak aktif dalam kegiatan Posyandu antara lain tidak mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan balita yang normal, tidak mendapat vitamin

A untuk kesehatan mata, ibu balita tidak mengetahui pertumbuhan berat badan balita tiap bulan, ibu balita tidak mendapatkan pemberian dan penyuluhan tentang makanan tambahan (PMT). Ibu yang aktif dalam kegiatan Posyandu maka ibu balita dapat memantau tumbuh kembang balitanya (Depkes RI 2007).

Kunjungan ibu membawa balita ke Posyandu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dari faktor internal yaitu pengetahuan, sikap, persepsi, Kunjungan ibu membawa balita ke Posyandu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dari faktor internal yaitu pengetahuan, sikap, persepsi,

Berdasarkan hasil penelitian di Kabupaten Magelang dengan judul hubungan antara faktor pengetahuan, sikap dan kepercayaan dengan perilaku ibu berkunjung ke Posyandu III Kelurahan Grabag Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang didapatkan hasil dari tingkat pengetahuan ibu balita terhadap perilaku berkunjung ke Posyandu didapatkan hasil 15 orang reaponden atau 46,9 % berpengetahuan rendah, sedangkan 17 orang atau 53,1 % berpengetahuan baik. Antara sikap dengan perilaku ibu berkunjung ke Posyandu yang memiliki sikap baik 15 orang responden atau 46,9% sedangkan yang memiliki sikap kurang ada 17 responden atau 53,1%. hubungan antara kepercayaan dengan perilaku ibu berkunjung ke Posyandu

19 responden atau 59,4% kepercayaan ibu kurang dan 13 responden atau 40,6% kepercayaan ibu baik (Pamungkas 2008). Dari hasil studi pendahuluan di Posyandu wilayah kerja desa Giriroto didapatkan data jumlah seluruh balita usia 0-5 tahun ada 540 orang dan yang rutin ke Posyandu adalah 258 orang. Jumlah anak usia prasekolah adalah 320 orang dan yang datang ke Posyandu adalah 124 orang. Hasil wawancara dengan 5 ibu yang tidak membawa anaknya ke Posyandu karena malas dan setelah ditimbang dan diukur tinggi badannya serta mendapatkan 19 responden atau 59,4% kepercayaan ibu kurang dan 13 responden atau 40,6% kepercayaan ibu baik (Pamungkas 2008). Dari hasil studi pendahuluan di Posyandu wilayah kerja desa Giriroto didapatkan data jumlah seluruh balita usia 0-5 tahun ada 540 orang dan yang rutin ke Posyandu adalah 258 orang. Jumlah anak usia prasekolah adalah 320 orang dan yang datang ke Posyandu adalah 124 orang. Hasil wawancara dengan 5 ibu yang tidak membawa anaknya ke Posyandu karena malas dan setelah ditimbang dan diukur tinggi badannya serta mendapatkan

1.2 Rumusan Masalah

Dari pembahasan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah yang diteliti sebagai berikut :“bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia Prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan

perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendiskripsikan pengetahuan ibu anak usia prasekolah tentang Posyandu.

2. Mendiskripsikan perilaku ibu yang membawa anak usia prasekolah ke Posyandu.

3. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke

Posyandu wilayah kerja Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi masyarakat Memberikan informasi penting bagi masyarakat khususnya ibu-ibu

yang mempunyai anak usia prasekolah untuk datang ke Posyandu karena sangat penting untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

1.4.2 Manfaat bagi Puskesmas Dapat di jadikan masukan untuk petugas Posyandu dan petugas

Puskesmas agar lebih meningkatkan pengetahuan ibu tentang Posyandu sehingga kehadiran ibu yang mempunyai anak usia prasekolah ke Posyandu lebih meningkat.

1.4.3 Manfaat bagi pendidikan Sebagai masukan dalam memberikan program pengetahuan

dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah membawa anak usia prasekolah ke Posyandu.

1.4.4 Manfaat bagi peneliti lain Peneliti lain dapat mengembangkan penelitian ini supaya lebih

lengkap lagi dan lebih sempurna serta peneliti lain juga bisa mengembangkan penelitian ini dengan melakukan penelitian di masa mendatang.

1.5 Keaslian Penelitian Penelitian

Nina dan Analisa faktor- faktor Menggunakan Di dapatkan tingkat Meililiyananie

kehadiran balita datang 2010

yang

menyebabkan penelitian

keengganan ibu Balita deskriptif dengan ke posyandu adalah berkunjung

sikap positif sebesar 15 Posyandu

ke menggunakan

responden (75%), Jingah Habang Hilir penelitian secara motivasi kuat sebesar 11 Kecamatan

di

Desa rancangan

responden (55%), sosial Intan Kabupaten Banjar

Karang cross sectional

budaya ibu menerima sebesar 15 responden (75%),

dukungan masyarakat

dengan mendukung sebesar 14 responden (70%),

Siti Nur Lailia Hubungan pengetahuan Penelitian ini Analisis data dengan Sakbaniyah,

menggunakan uji Susi Herawati, kepatuhan

ibu

Balita

dengan menggunakan

kunjungan jenis penelitian statistik Korelasi Rank Dian Nintyasari balita

ke analitik korelasi Sperman didapatkan Mustika.

Balita

Posyandu di dengan metode nilai ρ = 0,00 yang 2013

Desa Sumberejo pendekatan cross artinya < 0,05 H0 Kecamatan Mranggen sectional.

diterima, ada hubungan Kabupaten Demak

yang signifikan antara pengetahuan

ibu terhadap

kepatuhan kunjungan balita ke Posyandu

di Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen

Kabupaten Demak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi

setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek (Notoatmodjo 2003).

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya (Wawan dan Dewi 2011).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior) (Wawan dan Dewi 2011).

2. Tingkat Pengetahuan Ada 6 tingkat pengetahuan seseorang, yaitu :

a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat memori yang telah ada

sebelumnya.

b. Memahami (Comprehention) Memahami artinya suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan secara benar.

c. Aplikasi (Application) Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun pada kondisi riil (nyata).

d. Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan

atau menyatakan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lainnya .

e. Sintesis (Synthesis) Sintesis adalah menunjukkan suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian dari keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation) Evalusi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo dalam Wawan dan Dewi 2011).

3. Cara Memperoleh Pengetahuan Beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu :

a. Cara Tradisional

1) Cara Coba Salah (Trial and Error) Cara coba salah ini dipakai orang sebelum

kebudayaan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan “kemungkinan” dalam memecahkan masalah dan apabila “kemungkinan” ini tidak berhasil maka akan dicoba lagi.

2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas baik berupa pimpinan-pimpinan masyarakat formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintah, tanpa menguji terlebih

dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta yang empiris maupun pendapat sendiri.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai

upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah

b. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan Cara ini disebut juga dengan metode penelitian atau

suatu metode penelitian ilmiah dan lebih popular (Notoadmojo dalam Wawan dan Dewi 2011).

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Faktor Internal

Faktor internal dibagi menjadi 3, yaitu :

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaanya.

Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan akan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, menyita waktu, berulang dan banyak tantangan.

3) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung saat lahir sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Wawan dan Dewi 2011).

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal dibagi menjadi 2, yaitu :

1) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi (Wawan dan Dewi 2011).

2.1.2 Konsep perilaku

1. Definisi perilaku Perilaku adalah aksi seorang individu terhadap reaksi

rangsangan tertentu dari hubungannya dengan lingkungan (Suryani dalam Susilo 2011). Perilaku adalah suatu perbuatan

atau tindakan seseorang terhadap suatu respon dan dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini (Mubarak 2012). Perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati, mempunyai frekuensi spesifik, durasi serta tujuan baik yang disadari maupun tidak (Wawan dan Dewi 2010). Dari ketiga definisi perilaku tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah suatu respon yang didapat dari lingkungan dan menjadi kebiasaan seseorang, baik yang dapat diamati secara sadar maupun tidak sadar, sehingga respon yang didapatkan dari seseorang dalam berperilaku bermacam-macam.

2. Bentuk Perilaku Bentuk respons perilaku seseorang ada 2 macam, yaitu

bentuk pasif dan bentuk aktif. bentuk pasif merupakan respons internal yang terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain. Bentuk aktif yaitu perilaku yang jelas dapat diobservasi secara langsung (Adnani 2011). perilaku- perilaku tersebut ditentukan oleh beberapa faktor utama.

3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku adalah faktor

predisposisi, faktor pemungkin (enabling factors), dan faktor penguat (reinforcing factors). Faktor Predisposisi merupakan faktor yang mempermudah perilaku seseorang atau masyarakat predisposisi, faktor pemungkin (enabling factors), dan faktor penguat (reinforcing factors). Faktor Predisposisi merupakan faktor yang mempermudah perilaku seseorang atau masyarakat

4. Teori Perilaku Ada 4 macam teori perilaku manusia yang mendorong

manusia untuk berperilaku, yaitu teori naluri, teori dorongan, teori insentif dan teori atribusi. Teori Naluri (Instinct Theory), menurut McDougall perilaku itu disebabkan oleh naluri yang merupakan perilaku yang innate, perilaku bawaan dan naluri yang akan mengalami perubahan karena pengalaman. Teori Dorongan (Drive Theory), teori ini berpandangan bahwa seseorang mempunyai dorongan-dorongan tertentu yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan seseorang yang mendorong seseorang itu untuk berperilaku. Teori Insentif (Incentive Theory), bahwa perilaku seseorang disebabkan oleh adanya insentif atau reinforcement yang akan mendorong seseorang agar berbuat atau berperilaku. Teori Atribusi, yaitu menjelaskan sebab-sebab perilaku orang yang dikarenakan manusia untuk berperilaku, yaitu teori naluri, teori dorongan, teori insentif dan teori atribusi. Teori Naluri (Instinct Theory), menurut McDougall perilaku itu disebabkan oleh naluri yang merupakan perilaku yang innate, perilaku bawaan dan naluri yang akan mengalami perubahan karena pengalaman. Teori Dorongan (Drive Theory), teori ini berpandangan bahwa seseorang mempunyai dorongan-dorongan tertentu yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan seseorang yang mendorong seseorang itu untuk berperilaku. Teori Insentif (Incentive Theory), bahwa perilaku seseorang disebabkan oleh adanya insentif atau reinforcement yang akan mendorong seseorang agar berbuat atau berperilaku. Teori Atribusi, yaitu menjelaskan sebab-sebab perilaku orang yang dikarenakan

a. Pengetahuan (knowledge) adalah semua hal yang dipikirkan/diketahui manusia dari hasil pancaindera dan

pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia. Dalam pengetahuan terdapat 6 tingkatan, tahu (know) merupakan mengingat kembali materi atau hal spesifik yang didapatkan dari rangsangan yang pernah diterima, memahami

adalah kemampuan menjelaskan tentang sesuatu yang pernah diketahuinya serta dapat menginterpretasikan hal tersebut secara luas, aplikasi (application) adalah kemampuan menggunakan sesuatu hal yang pernah dipelajari/diterimanya dalam kondisi nyata, analisis (analysis) merupakan kemampuan dalam menjabarkan sesuatu dengan komponen-komponen yang masih berkaitan satu dengan yang lainnya dan masih dalam satu struktur, sintesis (synthesis) adalah kemampuan seseorang dalam menghubungkan satu objek dengan bagian-bagiannya ke bentuk keseluruhan yang baru, evaluasi (evaluation) adalah kemampuan untuk

(comprehension)

menilai atau memberikan penilaian terhadap sesuatu (objek).

b. Sikap atau attitude adalah reaksi emosional terhadap reaksi dari stimulus atau respon sosial yang merupakan

predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap mempunyai komponen-komponen utama yang membentuk terjadinya sikap, seperti kehidupan emosional (evaluasi emosional) terhadap suatu objek, kepercayaan/keyakinan (ide dan konsep), serta kecenderungan untuk bertindak (trend to behave) (Mubarak 2012). Di dalam sikap ada beberapa tingkatan-tingkatannya yaitu menerima (receiving), menanggapi (responding), menghargai (valuing), dan bertanggung jawab (responsible) (Notoatmodjo 2010).

c. Tindakan/ketrampilan (Practice) merupakan aktifitas (fisik) yang mencerminkan kemampuan motorik dalam

psikomotor seseorang (Mubarak 2011). Tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan yaitu praktik terpimpin (seseorang melakukan suatu kegiatan tetapi masih tergantung/menggunakan panduan), praktik secara mekanisme (tindakan seseorang yang dilakukan secara otomatis), adopsi (tindakan yang sudah dikembangkan) (Notoatmodjo 2010). Dalam meningkatkan kesehatan di psikomotor seseorang (Mubarak 2011). Tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan yaitu praktik terpimpin (seseorang melakukan suatu kegiatan tetapi masih tergantung/menggunakan panduan), praktik secara mekanisme (tindakan seseorang yang dilakukan secara otomatis), adopsi (tindakan yang sudah dikembangkan) (Notoatmodjo 2010). Dalam meningkatkan kesehatan di

5. Bentuk-Bentuk Perubahan Perilaku Bentuk-bentuk perubahan perilaku dapat dikelompokkan

menjadi 3, yaitu perubahan alamiah, perubahan rencana, dan kesediaan untuk berubah. Perubahan alamiah (natural change) yaitu perilaku manusia selalu berubah, dan perubahan tersebut disebabkan oleh kejadian yang alamiah yang dialami oleh seseorang. Perubahan rencana (planned change) merupakan perubahan yang terjadi karena memang sudah direncanakan oleh seseorang. Kesediaan untuk berubah (readiness to change), setiap orang pasti memiliki kesediaan untuk berubah (readiness to change) yang berbeda-beda, itu dapat terjadi karena inovasi atau program-program pembangunan yang ada di masyarakat (Notoatmodjo 2011).

6. Klasifikasi Perilaku Klasifikasi perilaku dikelompokkan menjadi 3 yaitu perilaku kesehatan, perilaku sakit dan perilaku peran sakit.

Perilaku kesehatan (health behaviour) yaitu tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Perilaku sakit (illness behaviour) adalah segala tindakan atau kegiatan seorang individu yang merasa sakit Perilaku kesehatan (health behaviour) yaitu tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Perilaku sakit (illness behaviour) adalah segala tindakan atau kegiatan seorang individu yang merasa sakit

Perilaku manusia yang mempengaruhi kesehatan dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu perilaku yang terwujud secara sengaja/sadar dan perilaku yang terwujud secara tidak sengaja / tidak sadar (Wawan dan Dewi 2010).

2.1.3 Konsep Anak Usia Prasekolah

1. Definisi Anak Usia Prasekolah Anak usia prasekolah yaitu anak yang berusia 3 sampai

5 tahun. Pada masa ini terjadi pertumbuhan biologis, kognitif, psikososial dan spiritual serta mengalami banyak perubahan fisik dan mental. Rasa ingin tahu anak sangat tinggi pada masa ini dan mulai mengenal kehidupan sosial yaitu keluarga dan sekolah (Betz 2002).

Anak usia 3-6 tahun juga disebut usia prasekolah, biasanya mereka mengikuti program prasekolah misalnya kelompok bermain dan Taman Kanak-Kanak (Padmonodewo 2003).

Anak usia prasekolah memainkan peranan penting mengenai citra tubuhnya. Mereka mengenali perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, dan ras. Mereka menyadari makna kata “ cantik”, ataupun “ jelek “. Pada usia 5 tahun anak mulai Anak usia prasekolah memainkan peranan penting mengenai citra tubuhnya. Mereka mengenali perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, dan ras. Mereka menyadari makna kata “ cantik”, ataupun “ jelek “. Pada usia 5 tahun anak mulai

2. Pertumbuhan Anak Usia Prasekolah Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran tubuh baik

tinggi maupun berat badan (Muscari 2005) Pertumbuhan anak prasekolah dilihat dari berat badan biasanya penambahan berat badan anak prasekolah kurang dari

2 kg per tahun dan berat rata-rata adalah 18 kg. Pertumbuhan tinggi badan anak prasekolah dari 5 sampai 7 cm pertahun dan tinggi rata-rata adalah 108 cm (Betz 2002).

3. Tugas Perkembangan Anak Usia Prasekolah

Tugas perkembangan anak usia prasekolah 3-6 tahun yaitu pada usia 3 tahun anak mampu memakai pakaianya sendiri, Naik turun tangga, memasang manik-manik besar, melukis tanda silang dan bulatan, membuka kancing depan dan samping. Pada usia 4 tahun anak mampu memanjat dan melompat, Melempar bola dengan cukup baik dan menggunting gambar sederhana. Pada usia 5 tahun anak Tugas perkembangan anak usia prasekolah 3-6 tahun yaitu pada usia 3 tahun anak mampu memakai pakaianya sendiri, Naik turun tangga, memasang manik-manik besar, melukis tanda silang dan bulatan, membuka kancing depan dan samping. Pada usia 4 tahun anak mampu memanjat dan melompat, Melempar bola dengan cukup baik dan menggunting gambar sederhana. Pada usia 5 tahun anak

bermain bersama teman sebaya, mampu

menggunakan garpu dan pisau (Betz 2002).

4. Perkembangan Perilaku Sedangkan perkembangan perilaku sosialisasi pada anak

usia prasekolah yaitu anak selalu memandang orangtua sebagai figur yang terpenting, bersifat posesif ingin maunya sendiri, mampu bekerjasama dengan teman sebaya dan orang dewasa sehingga dalam melakukan kebiasaan sehari-hari anak selalu menirukan kebiasaan orangtua dan model peran dewasa lainnya. Sementara perkembangan moral anak usia prasekolah yaitu anak melihat aturan sebagai sesuatu yang kaku dan tidak fleksibel, konsekuensi negatif dilihat sebagai hukuman terhadap perilaku yang tidak sesuai dan anak selalu melihat orangtua sebagai otoritas tertinggi untuk menetapkan benar dan salah sehingga anak mulai mendalami proses pengertian benar dan keliru (Betz 2002).

2.1.4 Konsep Posyandu

1. Definisi Posyandu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah salah satu

bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan yang sasarannya adalah seluruh masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak, kader bekerja secara suka rela, mau dan sanggup melaksanakan usaha perbaikan gizi keluarga (Depkes 2007).

Posyandu merupakan langkah yang cukup strategis dalam rangka pengembangan kualitas sumber daya manusia agar dapat membangun dan menolong dirinya sendiri, sehingga perlu ditingkatkan pembinaanya (Ismawati 2010).

2. Tujuan Posyandu Tujuan penyelenggaraan Posyandu menurut Departemen

Kesehatan yaitu mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, mempercepat penerimaan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera), meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu), meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan–kegiatan lain yang menunjang, sesuai kebutuhan, meningkatkan dan Kesehatan yaitu mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, mempercepat penerimaan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera), meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu), meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan–kegiatan lain yang menunjang, sesuai kebutuhan, meningkatkan dan

3. Sasaran Posyandu Sasaran kegiatan Posyandu adalah seluruh masyarakat,

terutama bayi (0-11 bulan), anak balita (12 bulan – 60 bulan), ibu hamil, melahirkan, nifas, menyusui, pasangan usia subur (Iskandar 2009)

4. Kegiatan Posyandu Jenis kegiatan Posyandu dikenal dengan Panca Krida

Posyandu yaitu KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), imunisasi, KB (Keluarga Berencana), Peningkatan Gizi dan Penanggulangan Diare (Ismawati 2010).

5. Keaktifan ibu balita dalam kegiatan Posyandu

Kegiatan Posyandu dikatakan meningkat jika peran aktif ibu balita atau peran serta masyarakat semakin tinggi yang terwujud dalam cakupan program kesehatan seperti imunisasi, pemantauan tumbuh kembang balita, pemeriksaan ibu hamil, dan KB yang meningkat. Keaktifan ibu pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh pada keadaan status gizi Kegiatan Posyandu dikatakan meningkat jika peran aktif ibu balita atau peran serta masyarakat semakin tinggi yang terwujud dalam cakupan program kesehatan seperti imunisasi, pemantauan tumbuh kembang balita, pemeriksaan ibu hamil, dan KB yang meningkat. Keaktifan ibu pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh pada keadaan status gizi

6. Pelayanan Posyandu Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan

oleh Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari Puskesmas. Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat sendiri. Dengan demikian kegiatan Posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang telah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RW/RT atau di tempat khusus yang dibangun masyarakat (Ismawati 2010).

Pelayanan Posyandu dilakukan dengan “pola lima meja” yaitu:

a. Meja 1 : Pendaftaran (Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan (pasangan usia subur)

b. Meja 2 : Penimbangan bayi dan anak balita

c. Meja 3 : Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat)

d. Meja 4 : Penyuluhan perorangan : Mengenai balita berdasar hasil penimbangan, berat badannya

naik/tidak naik, diikuti dengan pemberian naik/tidak naik, diikuti dengan pemberian

e. Meja 5 : Pelayanan oleh tenaga profesional meliputi pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), KB

(Keluarga

Berencana), imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan lain sesuai kebutuhan setempat.

Petugas pada meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bides, perawat dan petugas KB) (Ismawati 2010).

7. Posyandu untuk Anak Usia Prasekolah Pelayanan kesehatan Posyandu pada kelompok anak prasekolah dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang seperti tinggi badan dan berat badan. Kegiatan pemantauan kesehatan anak prasekolah dengan pemberian vitamin A warna merah pada bulan Februari dan Agustus, pemberian imunisasi tambahan yaitu imunisasi polio dan DPT, mengajarkan PHBS seperti mengajarkan anak 7. Posyandu untuk Anak Usia Prasekolah Pelayanan kesehatan Posyandu pada kelompok anak prasekolah dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang seperti tinggi badan dan berat badan. Kegiatan pemantauan kesehatan anak prasekolah dengan pemberian vitamin A warna merah pada bulan Februari dan Agustus, pemberian imunisasi tambahan yaitu imunisasi polio dan DPT, mengajarkan PHBS seperti mengajarkan anak

2.2 Kerangka teori

Faktor-faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi perilaku : pengetahuan

1. Faktor Predisposisi

1. Pendidikan a.Pengetahuan

2. Pekerjaan b.Sikap

3. Umur

2. Faktor pemungkin (enabling

4. Lingkungan factors) a.Fasilitas

5. Sosial budaya

b. Sarana atau prasarana

3. Faktor penguat (reinforcing factors)

a.Tokoh masyarakat Pengetahuan

b.Peraturan merupakan salah satu domain

c.Undang-undang d.Surat keputusan pejabat

perilaku kesehatan dan

pemerintah merupakan hasil dari”tahu”

Posyandu anak usia prasekolah

Perilaku

Gambar 2.1 kerangka Teori

(Notoatmodjo 2003, Notoatmodjo 2010, Wawan dan Dewi 2011)

2.3 Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan penelitian dan kerangka teori diatas dikemukakan kerangka konsep sebagai berikut:

Variabel bebas (Independen) Variabel terikat (Dependen)

Perilaku ibu membawa anak Tingkat Pengetahuan usia prasekolah ke Posyandu

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Nursalam 2013).

Hipotesis nol (H o ) sering disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel

Y. Hipotesis kerja (H a ) sering disebut hipotesis alternatif, yang menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan variabel Y atau adanya perbedaan antara dua kelompok (Arikunto 2010).

H 0 : Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja Giriroto.

H a : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja Giriroto.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan design penelitian cross sectional yaitu penelitian jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran / observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam 2013).

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang

ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto 2010).

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah semua ibu- ibu dengan anak usia prasekolah yang membawa anak ke Posyandu wilayah kerja desa Giriroto yaitu 124 orang.

3.2.2 Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono 2013). Besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus yaitu (Nursalam 2011) :

Keterangan : n : Besar Sampel N : Perkiraan besar populasi

d : Tingkat kesalahan yang dipilih (jika nilai d ≤ 1000 = 0,05 dan nilai

d ≥ 1000 = 0,10). Berdasarkan rumus diatas, didapatkan jumlah sampel penelitian dengan perhitungan sebagai berikut : ே

Teknik sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel menggunakan cluster sampling yaitu untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas (Sugiyono 2013).

Setelah didapat sampel sebanyak 95 orang ibu anak usia prasekolah maka dilakukan perhitungan untuk masing – masing posyandu dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan : ݊1 : Besaran sampel untuk masing – masing Posyandu

݊ : Jumlah ibu balita di masing – masing Posyandu

N : Jumlah seluruh ibu balita N1 : Besar sampel yang ditarik dari populasi

Jumlah sampel = 95 orang Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusi

a. Ibu yang mempunyai anak usia prasekolah (3-5 tahun) yang dibawa ke Posyandu wilayah kerja Giriroto.

b. Ibu yang mempunyai anak usia prasekolah (3-5 tahun) yang sehat maupun sakit.

c. Bersedia untuk menjadi responden

2. Kriteria Eksklusi Tidak bersedia berpartisipasi

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1 Tempat Dalam penelitian ini lokasi yang dijadikan tempat penelitian

adalah Posyandu wilayah kerja Desa Giriroto yaitu sejumlah 9 Posyandu di Wilayah kerja Desa Giriroto.

3.3.2 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013 – Juni 2014.

3.4 Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran

3.4.1 Variabel terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Variabel Independen (Bebas) Adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain (Nursalam

2013). Dalam penelitian ini, variabel independennya adalah faktor pengetahuan.

2. Variabel Dependen (Terikat) Adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain

(Nursalam 2013). Dalam penelitian ini, variabel dependennya adalah perilaku ibu anak usia prasekolah tentang posyandu.

3.4.2 Definisi Operasional Definisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat 2007).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Skala Definisi

Indikator

Variabel Penguku Skor Operasional ran

Pengetah Hasil pengindraan · Nilai terendah =0 Interval Jawaban uan

tertinggi Benar=1 (Indepen tertentu, dalam hal

Salah =0 den)

penegetahuan ibu

kurang baik < 23

Posyandu

Perilaku Suatu respon yang · Nilai terendah= Interval Favorable (Depend didapat

10 Sering=3 en)

dari

Kadang- menjadi kebiasaan.

lingkungan

dan

Nilai tertinggi=

30 kadang=2 Dalam hal ini,

Tidak tentang

· Indikator perilaku

Pernah=1 ibu balita datang ke

perilaku

baik ≥ 28

Unfavorable posyandu.

Perilaku kurang

baik < 28

Sering=1 Kadang- kadang=2 Tidak pernah=3

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1 Alat Penelitian Kuesioner merupakan serangkaian daftar pertanyaan yang disusun

secara sistematis, diisi oleh responden, setelah diisi, kuesioner dikembalikan lagi pada peneliti.

Kuesioner untuk menggali pengetahuan disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan teori dan terdiri dari 30 pertanyaan multiple choice. Jawaban benar diberi nilai 1, jawaban salah diberi nilai 0. Skor maksimal adalah 30 dan skor minimal adalah 0. Kuesioner perilaku disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan teori dengan 10 pernyataan berskala Likert. Pernyataan favorable dengan jawaban sering diberi nilai 3, kadang-kadang diberi nilai 2, tidak pernah diberi nilai 1. Jawaban unfavorable dengan jawaban sering diberi nilai 1, kadang- kadang diberi nilai 2, tidak pernah diberi nilai 3. Skor tertinggi adalah

30, skor terendah 10. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto 2010). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas dan reliabilitasnya dilakukan di Posyandu Desa Samporan, Ngemplak, Boyolali sejumlah

30 orang yang mempunyai karakteristik sama dengan responden pada tanggal 20 April 2014 (Sugiyono 2013).

1. Uji Validitas Uji validitas adalah suatu pengukuran dan pengamatan yang

berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data (Nursalam 2013). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus Product Moment, yaitu:

Keterangan : n

: Jumlah responden r hitung : Koefisien korelasi Product Moment x

: Skor pertanyaan

: Skor total xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Instrumen dikatakan valid jika hasil nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel dengan taraf signifikan 0,05 atau kesalahan 5 % (Hidayat 2007).

Berdasarkan hasil uji validitas terhadap 30 pertanyaan tentang pengetahuan didapatkan 30 pertanyaan valid dengan nilai r hitung 0,436-0,796 dengan r tabel 0,361. Kuesioner tentang perilaku didapatkan hasil bahwa 11 pernyataan valid dengan nilai r hitung

0,422-0,637 dengan r tabel 0,361, dan 3 pernyataan tidak valid yaitu 0,422-0,637 dengan r tabel 0,361, dan 3 pernyataan tidak valid yaitu

2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan respon dan memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya. Maka berapakali pun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto 2006).

Untuk menguji reliabilitas instrumen. peneliti menggunakan Alpha Chronbach. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

: Reliabilitas Instrument

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ȭɐ„ ଶ : Jumlah varian butir

ɐ ଶ – : Varians total Instrumen penelitian dinyatakan reliabel apabila nilai Alpha Chronbach ≥ 0,7. Instrumen yang reliabel dapat digunakan untuk alat pengumpulan data (Riwikdikdo 2009).

Hasil uji reliabilitas kuesioner tentang pengetahuan adalah 0,912 dan kuesioner tentang perilaku adalah 0,909. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa 30 pertanyaan tentang pengetahuan reliabel dan 11 pernyataan tentang perilaku yang sudah valid kemudian dilakukan uji reliabilitas didapatkan 10 pernyataan yang reliabel dan 1 pernyataan yang tidak reliabel dihapus dari kuesioner sehingga 10 pernyataan dapat digunakan sebagai instrumen pengumpulan data.

3.5.2 Cara Pengumpulan Data :

1. Data Primer Data primer adalah data atau kesimpulan fakta yang

dikumpulkan secara langsung pada saat berlangsungnya penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari subyek peneliti dengan kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang sudah di uji validitas dan reliabilitasnya.

2. Data Sekunder Data sekunder dari penelitian ini adalah data yang ada di

Posyandu wilayah kerja Giriroto yang diperoleh dari kader Posyandu dan bidan desa.

3. Langkah-langkah pengumpulan data Setelah mendapat ijin dari kelurahan kemudian ke Bidan desa

untuk koordinasi tentang penelitian setelah itu peneliti menemui kader Posyandu untuk menjelaskan penelitian. Setelah itu peneliti untuk koordinasi tentang penelitian setelah itu peneliti menemui kader Posyandu untuk menjelaskan penelitian. Setelah itu peneliti

3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

3.6.1 Pengolahan data Menurut Hidayat (2007) setelah data terkumpul, maka langkah

yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data, yaitu:

1. Editing atau mengedit data, kemudian dimasukkan untuk mengevaluasi kelengkapan, konsistensi dan kesesuaian kriteria data

yang diperlukan untuk menguji hipotesis atau menjawab tujuan penelitian. Data yang di dapat dari responden lengkap.

2. Coding atau mengkode data, merupakan suatu metode untuk mengobservasi data yang dikumpulkan selama penelitian ke dalam

symbol yang cocok untuk keperluan analisis terhadap hasil observasi yang dilakukan.

Dalam penelitian ini coding dilakukan dengan menggunakan angka 0, 1,2,3. Kuesioner pengetahuan untuk jawaban benar diberi Dalam penelitian ini coding dilakukan dengan menggunakan angka 0, 1,2,3. Kuesioner pengetahuan untuk jawaban benar diberi

2, dan tidak pernah diberi kode 1, sedangkan jawaban unfavorable sering diberi kode 1, kadang-kadang diberi kode 2, dan tidak pernah diberi kode 3. Setelah itu hasil dari coding dimasukkan ke dalam komputer untuk dianalisa dengan menggunakan SPSS versi