INITIAL RETURN PADA IPO DI BURSA EFEK INDONESIA

  Jur nal Riset Manajemen dan Bi snis (JRMB) Fakul tas Ekonomi UNIAT Vol.2, No.3, Oktober 2017: 323 - 330 P-ISSN 2527–7502 E-ISSN 2581-2165

  

ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

  I NI TI AL RETURN PADA I PO DI BURSA EFEK INDONESIA

W hisnu Hendr atni Tyahya

  Fakultas Ekonomi dan Bi snis Universi tas Pancasi la, Jakar ta, Indonesi a

  • tyahyawisnu@yahoo.com

  Email-Kor espondensi : Infor masi Ar tikel ABST RACT Dr aft awal: 6 Juli 2017

  The init ial r et ur n on init ial public offering (IPO) i n I ndonesi an Revisi : 30 Agust us 2017

  St ock Exchange (ISX) was st at ed t o be under -pricing. However , Dit er ima : 25 Okt ober 2017 t he under pr icing of i nitial r et ur n was still inconcl usi ve. Some of

  Avail abl e online: 31 Okt ober t he pr evious findings showed t hat t he initi al r et ur n on IPO

  2017 t ended t o be under -pr iced and t he expect ati on of initial ret ur n t o being over -pr icing still could not be achieved. Thi s st udy st at e t hat t he i nit ial list ing pr i ce has not been r elat ed t o i ni tial r et ur n

  Keyw or ds: i nitial publ ic t o achieve t he expecting price in t he long r un. The infl uence of offer ing, stock mar ket age of li st ed compani es and t he excess of paid in capi tal on an i nit ial r et ur n of t he IPO wer e significant , t his i s because t he

  Tipe Ar tikel : Resear ch Paper under wr it er ’s pr essur e on li st ed compani es t o put t heir list i ng pr ice below t he expecti ng price.

  I mbal bal ik per dana at as per usahaan-per usahaan yang menaw ar kan saham per dana [ Init ial Publi c Offering ( IPO)] di Bur sa Efek Indonesi a (BEI) ditetapkan di baw ah harga per dana. Akan tet api penetapan di bawah har ga ter hadap

  Diter bitkan oleh Fakultas

  i mbal balik atas saham per dana masih dir agukan. Temuan-

  Ekonomi Univer sitas Isl am Att ahi riyah

  t emuan sebelumnya menunjukkan bahw a imbal balik per dana atas saham IPO cender ung ditet apkan di di atas har ga per dana belum t er eal isasi . Hasil peneliti an yang menyatakan bahwa penet apan har ga per dana tidak ter kai t dengan imbal bal ik per dana yang dit ujukan untuk ekspektasi i mbal balik dalam jangka panjang. Pengar uh lamanya pr oses emisi dan ekses ekuitas ter hadap imbal bali k per dana adal ah si gnifi kan kar ena adanya tekanan under w r i ter ter hadap emit en untuk menet apkan har ga per dana di bawah harga . yang di har apkan

  Tyahya Whisnu Hendr atni (2017) . ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG

  Pedoman Sitasi :

  MEMPENGARUHI I NITIAL RETURN PADA IPO DI BURSA EFEK INDONESIA. Jur nal Riset Manajemen

  dan Bisnis (JRMB) Fakult as Ekonomi UNIAT , 2(3), 323-330

  1. Pendahuluan

  Sal ah satu sumber pendanaan bagi per usahaan ber asal dari pasar modal.Per an pasar modal sangat penting sebagai penyelenggar a utama kegi atan invest asi dan penyediaan sistem atau sar ana yang memper t emukan penjual dan pembel i sur at ber har ga atau efek dilakukan ol eh bur sa efek. Salah satu i nstr umen yang diper dagangkan di bur sa efek adal ah instr umen saham. Saham per usahaan dapat diper dagangkan melalui bur sa efek dapat di kat egor i kan dalam dua car a, yaitu per tama melalui penaw ar an per dana at au i ni t ial public offer i ng, dan yang kedua melalui penawar an umum ter batas atau r ight issue. Per usahaan yang mel akukan penawar an umum per dana har us mendaftar kan saham ter sebut kepada l embaga yang ber t anggung jawab t er hadap per at ur an hukum at as penjualan saham, yang dal am hal ini lembaga ter sebut adalah BAPEPAM.

  Pada saat keti ka pendaftar an per usahaan dapat menyampaikan dua lapor an yai tu pr ospektus dan infor masi l ai n yang t idak ber kai t dengan pr ospekt us. Penjami n emi si dapat di gunakan oleh per usahaan unt uk mendukung pelaksanaan penawar an umum per dana. Dal am pelaksanaan penjaminan, penj ami n emisi dapat melakukan melal ui dua car a, yaitu full danbest effort .

  commit ment

  Di Indonesi a car a ful l commi tment lebih banyak digunakan dalam penawar an umum per dana. Masalah dal am penaw ar an umum perdana sangat menar i k untuk dibahas, sehi ngga muncul beber apa fenomenayang di sebut dengan istilah sebagai anomaly dalam penaw ar an umum per dana. Sal ah satu dar i anomal i t er sebut adalah under pr icing. Dimana saham yang dapat di per dagangkan tidak mencer mi nkan keadaan yang sebenar nya. Hal i ni sangat ber t ol ak belakang dengan asumsi dar i efficiency mar ket hypot hesis khususnya semi st r ong for m.

  Anomal y bur sa saham yang menar i k dibidang investasi dan pembiayaan adalah lonjakan

  har ga saham har ga penawar an per dana kepada publik (Init ial Public Offer i ng atau IPO) ke har ga jual har i per tama di bur sa saham. Lonjakan ini member i keuntungan yang tinggi bagi invest or yang membeli saham pada penawar an per dana. Investor saham I PO di Amer ika dalam per i ode 1989- 2001 r at a-r ata memil iki r etur n 25.1% dalam tempo kur ang dar i satu bul an. Lonjakan har ga saham

  IPO i ni ter nyata juga ter jadi di negar a negar a lain. Dar i negar a-negar a yang bur sa sahamnya r elatif mapan seper ti Inggr is (r at a-r at a r etur n 14.3%) dan Kanada (9.3%) , sampai ke negar a-negar a yang bur sa sahamnya r elatif masi h muda seper ti kor ea (37%) Singapur a (27%), dan Meksi ko (33%).

  Untuk Indonesia par a pemer hati pasar modal masi h ingat bagai mana investor amatir dan pr ofesional ber ebut dalam membeli saham-saham I PO. Pada har i per t ama saham BTN di per dagangkan di BEI, ter jadi lonjakan har ga sebesar 30.5%. Pendeknya lonjakan har ga saham di har i per tama t ak hanya t er jadi di Amer i ka.

  Ber dasar kan peneliti an Fr eddy (2004) ter ungkap bahwa ter dapatr eaksi r et ur n positif secar a jangka pendek dan kemudian t er jadi penyesuaian r eaksi r et ur n saham dalam jangka panjang. Penelit ian tersebut diatas memang banyak dil akukan di developed mar ket , sehingga per lu juga di lakukan penel itian mengenai penawar an umum per dana di developing mar ket, misalnya BEI. Pada peneli tian ini, akan coba diungkap fakt or -fakt or yang memengar uhi r eaksi pasar pada penaw ar an umum per dana di BEI pada per iode 2010-2015.

  2. Landasan Teor i

  Banyak car a untuk mendapat kan dana untuk menunjang kebut uhan keuangan per usahaan, salah satunya dapat ber asal dar i pasar modal . Melalui pasar modal, per usahaan dapat melakukan penaw ar an umum per dana. Bagi per usahaan masal ah penawar an umum per dana adalah t indakan, keputusan dan ki ner ja sebel um melakukan emisi yang dicer minkan dal am pr ospektus, sehi ngga dapat menar i k invest or untuk menanamkan dananya. Sedangkan investor , tindakan keput usan dan kiner ja per usahaan yang ter cer mi n dalam pr ospektus t er sebut mer upakan infor masi yang dapat di gunakan sebagai isyar at dalam melakukan invest asi , sehingga dapat memer oleh r et ur n seper ti yang dihar apkan.

  Volume 2, No 3, Oktober 2017: 323 - 330 Beberapa teor i yang dapat menjelaskan mengenai teor i anomal y dar i penawar an umum per dana (I PO), mi sal nya teor i si gnaling yang menjelaskan bahwa keputusan dan tindakan per usahaan unt uk menaw ar kan saham bar unya mel al ui IPO dapat member i kan si gnal baik yang positi f maupun negatif, makaakan muncul r espon atau si kap investor sebagai t anggapan atas signal yang diber i kanper usahaan.Keputusanatau r espon invest or tentunya didasari oleh pengetahuan dan pengamatannya ter hadap per usahaan yang ber asal dar i infor masi yang ter cer min dal am pr ospektus maupun infor masi sebagai hasil analisi snya sendir i. Keputusan atau r espon i nvestor akhir nya dapat dinilai sebagai bentuk r espon pasar , dan r espon pasar ini dapat diamat i dan di tel iti melalui r eaksi r et ur n saham.

  Sel ai n t eor y signali ng, dapat pul a diungkap t eor i lainnya seper ti asymet r ic informat ion

  

t heor y . Menur ut teor i ini ber pendapat bahw a pihak manajemen per usahaan at aupun pemili k lama

  masi h mempunyai pr ivat e infor mation yang ti dak di ber ikan kepada public. Tetapi investor atas dasar pengenal annya t er hadap per usahaan juga mempunyai pr ivat e infor mati on yang di kembangkan dar i anali si snyasendir i. Infor masi yang diber i kan per usahaan dan pengenalan investor , maka akan ter cipta r espon atau r eaksi pasar dengan adanya I PO.

  Oleh kar ena itu per lu diungkap ket er kaitan dan juga menget ahui seber apa jauh pengar uh faktor -faktor t er sebut t er hadap r et ur n saham. Respon pasar dengan adanya IPO di ukur dengan

  

r et ur n saham, pada umumnya t er dapat r et ur n posit if pada aw al per dagangan dan kemudi an dii kuti

  dengan penyesuaian r et ur n saham dal am jangka panjang.Per olehan r et ur n positi fpadaawal per dagangan ser ingdisebut under pr icing. Hal i ni bi ladi tinjaudengan asymet r ic i nformation t heor y, dapat di jelaskan bahw a kar ena tidak sama at au seimbang kualitasinfor masi yang dimi liki oleh pi hak manaj emen dengan pihak investor , dan biasanya pi hak manajemen akan memiliki infor masi lebih baik, maka pihak manajemen mampu memanfaatkan sit uasi di mana investor telah over est imat ed ter hadap ar us kas masa depan dengan adanya penawar an saham bar u.

  Pada dasar nya manajemen lebi h suka untuk menaw ar kan saham bar u, jika mengindi kasikan ar us kas akan tur un dikemudian har i. Sebaliknya ji ka di kemudi an har i pihak manajemen per caya ar us kas akan meningkat, manajemen lebi h suka menggunakan pi njaman dar ipada mer aih dana invest asi dengan menjual saham-saham per usahaan. Low r y Mi chelle, Officer , Micah S dan Schwer t (2010) mengenai asymet r ic informat ion t heor y menjelaskan bahwa besar nya

  

under pr i cing ter gant ung dar i ketidakpastian har ga dimasa dat ang. Investor tidak akan membel i,

  jika ti dak mendapat kan infor masi secar a lengkap, yang dapat meyakinkannya unt uk mendapatkan keuntungan pada pembelian di pasar per dana. Di sisi lain infor masiitu sangat mahal, maka kompensasi atas kur angnya infor masi ter sebut, pihak per usahaan menjual sahamnya dal am kondi si under pr iced.

  Peneliti an lain mengenai IPO disampaikan ol eh Fr eddy, 2004 untuk sample peneli tian di pasar modal BEI menemukanr et ur n saham positif si gnifikan dal am jangka pendek dan dii kuti dengan penyesuaian r et ur n saham dal am jangka panjang. Pada pasar modal di negar a maju, maka di temukan hal yang sama, yai tu r et ur n yang posi tif dal am jangka pendek dan di ikuti oleh penyesuaian r et ur n saham dal am jangka panj ang. Welch 2004, menjelaskan bahwa r et ur nsaham ber asal dari har ga saham pada per i ode t dikur angi dengan har ga saham pada per iode t-1 dibagi dengan har ga saham pada per iode t-1 dan mempunyai kor elasi yang sangat signifikan dengan str uktur modal di namis dan menjelaskan bahwa adanya asymet r ic infor mation t heor y menyebabkan imbal hasil saham per usahaan ber ubah dar i waktu ke wakt u, Baker dan Wur gl er (2002), tur ut menjelaskan bahw a adanya asymet r i c infor mat ion t heor y menyebabkan per usahaan akan mener bitkan saham keti ka har ga sahamnya over value dan sebal iknya per usahaan akan membeli kembal i saham apabila har ga sahamnya under value, dan nilai per usahaan dicer minkan dar i str uktur modal.

  Baker dan Wur gler (2002) memasukkan unsur umur dalam mengukur imbal hasil saham dengan pr oxy str uktur modal (mar ket t o book value) . Penelit ian Lemmon, Rober ts, don Zender

  (2008), meli hat per sistensi pada ni lai per usahaan dan faktor-faktor yang memengar uhinya. Peneliti an ini didominasi ol eh per ilaku dinami s yang disebabkan asymet r i c i nformation t heor y, dalam penelit ian Lemon et.al. 2008 membahasper ilaku dinami s dar i nilai i ntr i nsik per usahaan pada ber bagai per sfektif, faktor -fakt or yang memengar uhi nil ai per usahaan, faktor -faktor yang memengar uhi konver gensi pada nil ai per usahaan, dan fakt or yang menyebabkan st abilit as nilai intr insik dal am jangka panjang.

  Lowr y et al . 2010, The Var iabilit y of IPO Initial Ret ur ns. Volatifit as init ial r et ur ns IPO adalah substansi , ber fluktuasi dar i waktu ke w akt u dan ter jadi pada “hot ” IPO mar ket s, Konsi st en dengan Teor i IPO, volatilit as init i al ret ur n lebi h besar l ebih tinggi pada per usahaan yang sukar dinilai kar ena memiliki asimetr i i nfor masi yang lebih besar . Temuannya adalah kesulit an menilai per usahaan di kar enakan adanya ketidakpastian dan meni mbulkan banyak masal ah t entang pr oses

  fir m-commit ment

  I PO. Salah satu dampak hal diatas adalah lelang, dapat diper oleh manfaat bagi per usahaan yang ni lai per usahaan yang di ber i kan oleh pi hak under wr it er . Underwrit er / investment yang melakukan firm comi tment akan melakukan under pr icing yang l ebih besar kar ena

  banker

  har us meng-absor bed selur uh sahamyang tidak laku ter jual di mar ket (kar ena over pr icing) penjelasan i ni menyar ankan untuk mengkompensasikan r isi ko yang di tanggung apabi la ter jadi

  

over pr icing sehingga per lu memper hit ungkan r isiko dalam menet apkan har ga dengan demi kian

under wr it er sehar usnya menetapkan under pr i cing IPO jauh lebih besar di bandi ngkan best effort s.

  K.J. Lim, Dennis, Kao Lan Feng dan Chen Anli n (2010), “Winner ’s Cur se i n Init ial Publi c

  

Offer ing Subscripti on wit h Invest or, Wit hdr awal Opt i ons ”. Menur ut Denni s, K.J. Lim et al . 2010

  peneliti an yang di lakukan di Tai wan ditemukan bahw a opsi untuk menar ik dar i IPO (WIPO) setelah mempelajar i r at e al okasi (ALLOC). Opsi investor unt uk membat alkan mengur angi asimet r i infor masi antar a infor med invest or s dengan uninfor med invest or s, tetapi meni ngkat kan r isiko bagi

  

under wr it er yang melakukan firm-commitment , hal, ini memper li hatkan bahw a kebijakan opsi

  investor dapat membatalkan dapat memper bai ki kiner j a mer eka dengan mempelajar i allocation dan wit hdr awal r at e. Sebagai akibatnya, fi rm-commitment underw r it er s akan meng-absor b

  r at e saham-saham yang over pr iced.

  Lee Mar ti n, Lee, Phi lip, Taylor Stephen (2000), “Unit I ni tial Public Offeri ng, Staged Equit y or

  

Signali ng Mechanism” . Lee Mar tin et al. 2000 di ketemukan bahwa tidak ada per bedaan under pr icing

  antar a uni t I PO dan per usahaan IPO lainnya yang menggunakan pr oceed yang di lapor kan dal am pr ospektus. Juga menjelaskan bahwa konsist en dengan suatu keuni kan pr edi ksi dengan suatu penjelasan menggunakan teor i si gnaling. Setelah dikendalikanti ngkat kepemilikanyang di tahan oleh

  

insider s , pr opor si ni lai per usahaan dijual sebagai war r ant ber tambah didal am per usahaan-

per usahaan unit IPO yang ber isi ko.

  Chamber s David dan Dimson, El dr oy (2009), IPO under pr ici ng over t he ver y Long Run. Menur ut Chamber s et al. 2009, Mengukur efisiensi dar i I PO mar ket adalah per luasan dar i per soalan dar i under pr icing. I a memper l ihatkan bukti bar u dan kompr ehensi f IPO di Inggr i s sejak per ang dunia per tama. Selama per iode 1917 sampai dengan Tahun 1945, under pr icing secar a r ata-r at a 3.80% di bandi ngkan 9.15% pada per i ode tahun 1946 sampai dengan Tahun 1986. dan bahkan setel ah pasar modal di Inggr i s telah dider egulasi pada Tahun 1986, dant er jadi under pr icing walaupun set el ah per bai kan r egulasi, disclosur e dan i yang pr ofesional.

  Pada per usahaan yang ber kualit as tinggi biasanya akan melakukan ti ndakan “under pr i cing” pada saat pener bi tan saham perdananya kar ena ker ugiannya dapat ditutupi pener bi tan ber i kutnya (seasoned issue) set elah kual itas sebenar nya di ketahui. Sehingga t ot al

  

pr oceed yang diper oleh ditambah seasoned mar ket jauh lebih besar dar i pada hasil yang

  di per olehnya apabila per usahaan tidak melakukan under pr icing.Sedangkan per usahaan yang l ow

  

qualit y tidak mengikuti st r at egi yang dilakukan oleh high qualify fir m. Tetapi menur ut peneli tiannya

  menemukan bukti yang tidak mendukung i teor i, dimana tidak signifi kan r eissue aft er cont r ollingvar iabl e lai n.

  Volume 2, No 3, Oktober 2017: 323 - 330 Md Hamid Uddin (2008), An empir ical Examinat ion of Int ended and Unint ended IPO

  

Under pr ici ng i n Si ngapor e and Malaysi a . Peneli tiannya ingin menguji apakah i ni tial r et ur n IPO yang

  muncul pada har i per tama setelah li st ing pada bur sa sengaja dil akukan oleh pener bit dan ketika har ga per dana ditentukan sebelum IPO. Penundaan pener bitan setelah

  under wr it er s

  menentukan har ga per dana, suatu fenomena didalam emer gi ng market, mungkin disebabkan oleh har ga penawar an pada level ekuil ibr i um dengan di skon yang sesuai, lalu kesalahan dalam har ga penaw ar an menyebabkan suatu pasar t idak efisien (asi metr i infor masi), yang disebabkan oleh memengar uhi pener bit dan invest or .

  unint ended under pricing

  Studi banding Singapor e dan Malaysia juga mendukung bahw a penundaan IPO li sting setel ah menentukan har ga penawar an unint ended under pr icing. Ol eh kar ena itu, t ime lag adalah faktor yang pent ing untuk menjelaskan IPO init ial r et ur ns, dan penelit iannya memasukkan umur emiten sebagai pr oxy keti dakpasti an dimasa mendat ang.

  Faktor -faktor yang memengar uhi r eaksi r et ur n saham: Umur emit en. Rit ter (2004) dan Md. Hamid Uddin (2008) memasukkan umur emi tensebagai pr oxy keti dakpasti an di masa mendatang. Pendapat ter sebut di dasar kan pada kondisi st abil itas per usahaan at au emi ten. Ar tinya semaki n lama umur per usahaan, maka semakin banyak i nfor masi yang dapat diper oleh ol eh masyar akat tent ang per usahaant er sebut .Kondi si i ni akan memper kecil ket idakpasti an dimasa yang akan datang. Jadi dapat di katakan bahwa semakin lama umur per usahaan semakin keci l r et ur n saham awal nya.

  Agio Saham,Asymet r ic i nfor mation akan ber ar ti bahwa under pr i cing t er gantung dar i pada keti dakpasti an har ga di masa yang akan dat ang hal ini sesuai dengan per nyataan Lowr y, Officer dan Schw er t (2010). Aki bat nya invest or t idak akan membel i, jika ti dak mendapat kan i nfor masi secar a lengkap, yang dapat menyakinkanya untuk mendapat kan keuntungan di pasar per dana. Agio saham adalah kelebi han har ga per dana dari har ga nominalnya.

  Maka agi o saham mer upakan penghasilan suatu emit en, sehi ngga semakin ti nggi agio saham semakin ti nggi penghasilan emiten,dan invest or menghar apkan har ga yang r endah, kar ena pada keti dakpasti an har ga dimasa dat ang. Ber dasar kan fakta diatas, dapat dinyat akan bahwa agio saham ber hubungan negat i ve dengan r et ur n saham. Peneliti an Lemmon, Rober t s dan Zender , 2008, Peneliti an ini menyimpulkan bahwa per usahaan akan memili ki lever age yang stabil hanya dal am jangka seki tar 20 t ahun. Kebanyakan var i asi agio saham tidak di pengar uhi waktu (t ime-invar iant ) dan kebanyakan var i asi agio saham t er sebut tidak dipengar uhi oleh spesi fikasi model yang ada.

  Pada penelit ian ini yang menjadi objek adal ah per istiwa-per istiw a penawar an umum per dana (I PO) di BEI. Langkah-l angkah secar a sistematis untuk menguji hipotesis adal ah sebagai beri kut: Menghitung init ial r et ur n, i nitial r et ur n = [ (har ga penutupan har i per t ama – har ga penawar an) har ga penawar an]

  IR t = (P cp – P op) / P op

  Dalam hal ini :

  IR t = i nit ial r et ur n pada t P cp = har ga penutup pada har i per tama Pop = har ga penaw ar an Menguji per bedaan init i al r et ur n pada har i per tama dengan kondisi setelah sat u tahun. Uji beda r ata-r at a:

  Ho : IR hp = IR st Ti dak ter dapat per bedaan atau lebih dar i i nit ial r et ur n untuk har i per tama dan setel ah satu tahun.

  HI: IR hp < IR st Init ial r et urn untuk har i per tama kur ang dar i i nitial ret urn setelah satu tahun.

  Membuat model pengar uh untuk melihat hubungan ant ar a har ga penaw ar an dengan var iabel umur emiten dan agio saham.

  • + Ret ur n =   1 * Agio + 

  2 * Umur

  Uji t- statistik ber tujuan untuk melihat ti ngkat signi fikansi dar i var i abel bebas dalam menj el askan var i abel tidak bebasnya. Hipotesis yang di gunakan dal am pengujian t -statistik adalah sebagai ber i kut:

  

Ho : = 0, masi ng-masing var iabel independen ti dak memengar uhi var iabel dependen secar a

signi fikan.

  

Hi : masi ng-masing var iabel independen memengaruhi var i abel dependen secar a

  ≠ 0, signi fikan.

  Sedangkan kr i ter ia yang digunakan adalah: Jika -(t -tabel) -stat -tabel), maka hipotesis nol diter ima.

  ≤ t ≤ (t Jika t-st at < -(t-tabel) atau t-stat > t -tabel, maka hipotesis nol di tolak.

  Untuk menguji var i abel bebas secar a par sial mempunyai pengar uh yang nyata ter hadap var iabel tak bebasnya digunakan uji t. Nilai batas kr it is unt uk pengujian t-statist ik pada tingkat signi fikansi 5%.

  Penguji an F-st atisti k dilakukan untuk melihat adanya dan seber apa besar pengar uh dar i var i abel-var iabel bebas t er hadap var iabel ter ikat dalam model secar a ber samaan (multi pl e), atau setidaknya ada sat u var iabel independen yang dapat menjelaskan var iabel dependennya. Per samaan dalam uji ini dil akukan dengan r egr esi menur ut asumsi Or dinar y Least Squar e.

  Uji F-statisti k di gunakan untuk mengetahui apakah semua var iabel independen yang ter dapat dal am per samaan r egr esi secar a ber sama-sama memengar uhi var iabel dependen. Hipotesis dar i uji ini adalah : H :

  1 = 2 = … = n = 0, di mana i = 1, 2,...,n; semua var iabel independen secar a ber sama-sama tidak    ber pengar uh t er hadap var iabel dependen.

  H

  1 : Pal ing tidak ada satu i  ≠ 0, dimana i = 1, 2,...,n; artinya variabel independen secara bersama

  • sama ber pengar uh ter hadap var iabel dependen. n

  1 = (k – 1) ; n 2 = (n – k)

  k = banyaknya par ameter n = juml ah total obser vasi Pengujian i ni di lakukan dengan car a membandingkan ni tai F-hitung dengan nil ai F-tabel dengan tingkat signi fikansi ter tent u. Hasil pengujian akan menunjukkan kesi mpulan sebagai ber ikut : H dit er i ma jika F-stat -tabel

  ≤ F

  H dit ol ak jika F-stat > F-t abel Dengan demi ki an hasil uji F yang si gnifi kan menunjukkan bahwa minimal satu dar i var iabel bebas memi liki pengar uh ter hadap var iabel tidak bebasnya. Uji F-st at ini mer upakan uji signifikansi satu ar ah (one t ail signifi cance).

  Volume 2, No 3, Oktober 2017: 323 - 330

  4. Hasil dan Pembahasan

  Penetapan har ga IPO ber dasar kan teor i anomal y dijelaskan bahw a har ga yang IPO selalu under pr ice, oleh kar ena itu sel al u dinyat akan bahw a har ga saham I PO bukan mer upakan har ga yang sebenar nya. Maka bila Po adalah har ga pada IPO di sebut sebagai har ga yang salah, kar ena ter jadi under pr i cing.Sehingga pada saat har ga ditentukan di bur sa atau penut upan har ga di har i per tama akan ada init ial r et urn yang positif. Dan di har apkan pada dalam jangka panjang (har ga penut upan setel ahsatu tahun) ter jadi i ni tial r et ur n posi tif yang lebih besar di banding dengan initial

  

r et ur n pada penutupan har i per t ama. Maka dilakukan pengujian ber i kut untuk melihat ada

penyesuaian ter sebut.

  Uji beda r ata-r ata: Tidak ter dapat per bedaan ant ar a init i al r et ur n unt uk har i per tama dan set elah satu tahun. HI: IR hp < IR st

  

Init ial r et ur n untuk har i per tama kur ang dar i init i al r et ur n setel ah satu tahun. Rata-r ata initial

r et ur n pada hari per tama = 1 = 0,097. Rata-r at a i ni tial r et ur n pada set el ah satu tahun = 2 = -

  

  0.027. St andard deviasi initial r et ur n har i per tama = 1= 0.30. St andard devi asi i nitial r et ur n setelah

   satu tahun = 2 = 0.92.  m 1 m

  2  t

  11  

  2

  2 s 1 s

  2  n 1 n

  2

  = 5%, maka t-table = 1,654

  

  Dengan membandi ngkan hasil t-hitung dengan t-tabel, di dapat kesi mpulan bahwa do not r ej ect Ho, dengan menggunakan =5%. Jadi ti dak ter dapat per bedaan antar a initial r et ur n pada har i per tama

  

  dengan init ial r et ur n setelah satu tahun. Hal ini membuktikan bahwa har ga yang di tentukan oleh

  IPO it u t idak salah. Secar a jangka panjang t idak t er jadi penyesuaian har ga saham, sehi ngga har ga pada Po di anggap benar . Faktor -faktor yang memengar uhi r et ur n saham. Secar a teor itis sudah banyak yang mengungkap mengenai faktor -faktor yang memengar uhi r et ur n saham pada saat I PO. Seper t i Fr eddy (2004) dan Md. Hamid Uddin (2008) yang menyatakan bahw a

  

r et ur n saham akan dipengar uhi ol eh t ingkat keuntungan per usahaan, ali r an kas masuk, agio saham,

  pr opor si kepemili kan, umur per usahaan, t ime lagdan penjami n emi si. Semua faktor -fakt or ter sebut telah diuji secar a empi r is di pasar modal yang sudah mapan (developed market ). Maka pada pengujian di pasar modal BEJ, dengan dat a yang ter bat as dicoba dil akukan pengujian faktor atau umur per usahaan dan agi o saham ter hadap r et ur n saham.

  var i able

  5. Keter batasan

  Peneliti an ini masih dapat di kembangkan lagi mengenai penentuan har ga pada saat Initi al Publi c

  

Offer ing setidak-tidaknya oleh 2 faktor l angsung yai tu adal ah: pada suat u per usahaan

  atau/ emiten/ i ssuer juga ser ta pada penjual/ penjami n/ makel ar at au (under wr it er). Dalam hal i ni emiten memil iki kepentingan agar memper oleh dana seoptimal mungkin, sedangkan under wr it er memi liki kepentingan untuk mendapat kan fee ser ta r eputasi mer eka. Emi ten sebagai pemili k “faktor fundament al” per usahaan per l u meyakinkan under wr it er dan publi k/ i nvestor . Hal ini tentu saja tidak mudah. Kar enanya diper lukan signal pada investor atau suatu car a untuk menjual.

  6. Kesimpulan

  Ber dasar kan ur aian yang disampaikan di atas dapat disimpul kan beber apa hal: per tama, regulator mensyar at kan pada under wr it er untuk menawar kan har ga di baw ah expect ed value. Jika melakukan

  

under pr i cing mer upakan pr omosi untuk fut ur eunder wr i ting untuk saham yang sama, sehi ngga

  dapat menawar kan dengan har ga yang l ebih menar i k. Jika under wr it er ber usaha mengeksploitasikan emiten yang tidak ber pengalaman. Jika spr ead dar i firm commitment tidak memasukkan semua r isiko, under wr it er mesti melakukan under pr ice sehingga meminimalkan r isiko. Jika kar ena per janjian ter t ent u, ada kompensasi side payment untuk IPO yang under pr ici ng. Jika emiten danunder wr i t er ber pendapat bahwa under pr icing mer upakan bentuk asur ansi.

  Bahwa tidak ada per bedaan ant ar a initial r et ur n har i per tama dengan i ni tial r et ur n setelah satu tahun. Hal ini didukung oleh hasil pengujian er r or cor r ect ion model yang menyat akan bahwa adanya kor eksi per ubahan jangka pendek untuk mencapai nil ai jangka panjangnya sehingga tidak akan ber beda. Ter jadinya winner ’s cur sedisebabkan adanya per bedaan infor masi diant ar a i nvestor kar ena beber apa pihak i nvest or dapat mempunyai akses unt uk mendapat kan infor masi sementar a investor lain tidak mempunyai akses. Pada sisi l ai n, Issuer melakukan kesalahan acak (r andom

  ) dal am menentukan har ga saham t er sebut. Ol eh kar ena itu par a investor yang tidak

  er r or

  mempunyai akses infor masi sangat susah memi liki saham yang under pr icing dan i nvestor yang mempunyai akses infor masi akan selal u membeli saham yang under pr ici ng dan menghindar i saham yang ti dak under pr icing.

Daftar pustaka

  Baker , Malcolm P., Jeffr ey A. Wur gl er , (2002). Market Timing and Capit al St r uct ur e, Yale School of

  Management Wor king Paper s, ysm181, Yal e School of Management . Bur sa Efek Jakar t a, Har ga Saham per usahaan-per usahaan yang IPO t ahun 2000-2005.

  Chamber s David dan Dimson, Eldr oy, (2009). IPO Underpr icing over The Ver y Long Run, Jour nal of Fi nance , Volume 64, Issue 3, 2009, Pages 1407-1443. Daniel J Br adley, John W Cooney Jr , St even D Dol vi n, Bradfor d D Jor dan, (2006) . Penny St ock IPOs, Fi nancial Management , Vo1.35, Iss.1, Pages 5-25. Fr eddy Danny, (2004). Disert asi: Pengar uh Akt i vit as Pendanaan Ter hadap Per sist ensi Pola St r ukt ur Modal Emit en Non Keuangan Pasca Penawar an Publik Perdana . Hsu, Hung Chi a, V Reed, Adam dan Rocholl Jor g, (2010). The New Game in Town: Compet itive Effect s of IPO, Jour nal of Fi nance , Vol . 66, Iss.2, Pages 495. K. J. Lim, Dennis, Kao Lanfeng, dan Chen Anl in, (2010). Winner ’s Cur se in Initial Publ ic Offering Subscr iption wit h Invest or, Wit hdr awal Opti ons , Vol ume: 39, Issue 1. Lee, Mar tin, Lee, Phil ip, Taylor , St ephen, (2003). Unit Initial Publi c Offeri ng; St aged Equit y or Signaling Mechanism ? Volume 43, Issue 1, 2003, Pages 63 – 85. Lemon, Michael R., Michael R. Rober ts, and Jaime F Zender , (2008). Back t o t he beginni ng:

  Per sist ence and t he cr oss-secti on of cor por at e capit al st r uct ur e , Jour nal of Finance 63, 1575-

  1608 Md Hamid Uddin, ( 2008). An Empirical Examination of Int ended and Unint ended IPO Under pr ici ng in

  Singapor e and Malaysia , Inter nati onal Resear ch Jour nal of Fi nance and Economics, ISSN: 1450-2887, Issue 20.

  Michel le Rowly, Micah S Officer , and G Wil liam Schw er t, (2010). The Var i abilit y of IPO Init ial

  Ret ur ns, Jour nal of Fi nance , Volume 55, Issue.2, Pages 425-465;

  R.Q.Doewi jk, H.S.K Hemmes, and R.H Venekamp, (2006). 25 year s of Dut ch IPOS, An Examinati on of Fr equent l y Cit ed IPO Anomalies Wit hin Mai n Sect or s and Dur i ng Hot and Cold Issue Periods . Ri tter , Jay dan Lughr an Ti m, (2004). Why has IPO Under pr i ci ng Changed Over Time?, Jour nal of Fi nancial Management , 2004, Vol.33, Issue 3. Wel ch, Ivo. (2004). Capit al St r uct ur e and St ock Ret ur ns. Jour nal of Poli tical Economy, Vol. 112, No. 1; 106-131.

  Volume 2, No 3, Oktober 2017: 323 - 330