KITAB ALALA DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN PESANTREN SALAF DI LANGITAN TUBAN JAWA TIMUR : KAJIAN IMPLEMENTATIF BUDAYA.

(1)

( KAJIAN IMPLEMENTATIF BUDAYA ) SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Program Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)

Oleh

M. Hanan Tantowi NIM: A7.22. 12.12.6

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2016


(2)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


(3)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


(4)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


(5)

skripsi ini berjudul “ Kitab Alala dalam Membangun Kebudayaan Pesantren Salaf di Langitan, Tuban, Jawa Timur ( Kajian Implementatif Budaya )”. Skripsi ini memfokuskan tentang 1. Kitab- kitab apa saja yang digunakan di pondok pesntren langitan?, 2. Bagaiman tek kitab alala?, 3. Apa kegunaan kitab alala di pondok pesantren langitan.?

Adapun pendekatan dan kerangka teori yang digunakan dalam pemelitian ini adalah pendekatan Antropologi Budaya dan teori fungsionalisme. Sedangkan metode yang di gunakan adalah metode survei dan metode wawancara.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa 1.Tauhid, Fiqih, Tasawuf, ahlaq. 2. teks kitab Alala ada 37 nadhom pedoman mencari ilmu. 3. Adapun kegunaan kitab Alala adalah sebagai pedoman hidup santri dalam mencari ilmu. Adapun syarat seorang santri yang mencari ilmu, Keberhasilan Mencari Ilmu Menuntut Kitab Alala. Adapun keberhasilan meurut kitab yang berupa nadhom Alala adalah memiliki berbagai syarat yang harus dipenuhi, yaitu: Cerdas, Semangat, Sabar, Biaya, Petunjuk ustadz, Lama. Orang yang menuntut ilmu harus memiliki keenam hal tersebut. Jikalau tidak memiliki salah satunya maka dikatakan tidak sempurna dalam mencari sebuah ilmu. Itu yang berada di dalam kitab Alala yang berupa nadhom.


(6)

ABSTRAC

This thesis entitled "The Book of Alala in Building a Culture of Pesantren Salaf in Langitan, Tuban, East Java (implementative Cultural Studies)". This thesis focuses on 1. The Scriptures are to be used in the cottage pesntren palate ?, 2. How tek book alala ?, 3. What is the usefulness of the book alala in boarding school palate.?

The approach and the theoretical framework used in this pemelitian is the approach of Cultural Anthropology and the theory of functionalism. While the method used is the method of survey and interview method.

From these results it can be concluded that cottage peantren palate very much. Among those in the know in the form 1. Religious Education: a.Tuhid: Aqidatul Awwam, b. Fiqh: Mabadi'ul jurisprudence, c.Tasawuf: Hidayatul Bidaya and Jawahiril Kalamiyah, d. Akhlaq: T'lim Muta'lim, Ayyuhal Walad. B. Al-Qur'an and Hadith. 2. The text of the book there are 37 nadhom Alala. Among the 37 nadom authors will take the first text.The usefulness of book Alala is as a way of life of students in search of knowledge. As a condition of students who seek knowledge, success for Demanding Science Book Alala. 3. The success of the book in the form nadhom meurut Alala is to have a variety of requirements that must be met, namely: Intelligent, Courage, Patience, Costs, Help teachers, Lama. People who study these things should have six. If do not have one then it is said to be imperfect in the search for a science. That's what was in the book in the form nadhom Alala.


(7)

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

TABEL TRANSLITERASI ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ...viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Kegunaan Penelitian ... 9

E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik ... 10

F. Penelitian Terdahulu ... 11

G. Metode Penelitian ... 12

H.. Bahan /Sumber ... 14

I. Sistematika bahasan ... 16

BAB II KITAB-KITAB YANG DIGUNAKAN DI PONDOK PESANTREN LANGITAN TUBAN JAWA TIMUR ... 17


(8)

A. Letak Geografis Pondok Pesantren Langitan ... 17

B. Pendidikan agama ... 19

1. Tauhid ... 23

2. Fiqih ... 25

3. Tasawuf ... 29

4. Ahlakq ... 30

C. al-Qur’an dan hadis... ...31

BAB III ISI KITAB ALALA DI PONDOK PESANTREN LANGITAN . 35 A.Teks Kitab Alala... 35

B.Translitrasi Arab dan Jawa ... 38

C.Saltranslitrasi Arab dan Indonesia ... 44

D. Penjelasan ... 51

BAB IV FKEGUNAAN KITAN ALALA DI PONDOK PESANTREN LANGITAN ... 83

A. kegunaan Kitab Alala ... 83

B. Kegunaan Kitab Alala Bagi Guru ... 84

C. Kegunaan Kitab Alala Bagi Murid ... 85

D. . Kegunaan Kitab Alala dengan Kitab Ta’lim muta’lim...89

BAB V PENUTUP ... 94

A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96

LAMPIRAN ... 98


(9)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

Secara etimologis, menurut Koentjaraningrat (1974: 80)

kebudayaan berasal dari kata buddhaya( sansekerta ) bearati budi, akal. Dalam bahasa inggris disebut culture, dari kata colere (mengolah, mengerjakan), cult ( memuja).

Istilah yang sangat dekat hubungannya dengan kebudayaan adalah peradaban, yang secara etomologis berasal dari kata arab (Arab). Dalam bahasa inggris disebut civilization, darikata civilisatie (latin). Baik adab maupun civilisatie berati sopan santun, halus. Sebagai bagian kebudayaan, peradaban dengan demikian adalah puncak-puncak kebudayaan itu sendiri, seperti karya seni, dan karya-karya ilmu pengetahuan lainnya, khususnya yang digunakan untuk tujuan-tujuan positif.2

Dalam ilmu antropologi, yang menjadikan berbagai cara hidup manusia dengan berbagai macam sistem tindakan tadi sebagai objek penelitian dan analisisnya, aspek belajar itu merupakan aspek yang sangat penting. Itulah sebabnya dalam hal memebri pembatasan terhadap konsep “kebudayaan” atau culture, itu artinya dalam hal memberi definisi terhadap konsep “kebudayaan” ilmu antropologi sering kali sangat berbeda dengan berbagai ilmu lain.

2 Nyoman Kutha Ratna , Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2010), 157


(10)

2

Juga apabila dibanding dengan arti yang biasanya diberikan kepada konsep itu dalam bahsa bahasa sehari-hari yaitu arti yang terbatas kepda hal-hal yang indah seperti candi, tari-tarian, seni rupa, seni suara, kesusastraan, dan filsafat, definisi ini di antropologi jauh lebih luas sifatnya dan ruang lingkupnya.

Menurut antropologi, “kebudayaan” adalah: keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusiadalam rangka kehidupan masyrakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar.3

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Bermacam kekutan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggotanya seperti kekuatan alam, maupun kekuatan-kekuatan lainnya di dalam masyarakat itu sendiri tidak selalu baik baginya.

Selain itu, manusia dan masyarakat memerukan pula kepuasan, baik dibidang spiritual maupun material.

Kebutuhan-kebutuhan maysarakat tersebut di atas untuk sebagian esar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyrakat itu sendiri. Sebagian besar karena kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaanya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan.4

Berdasarkan analisisi unsur-unsur budaya yang berupa arsitektur, seni rupa ( patung dan ornamen), epigrafi, kaligrafi, sistem kronologi serta karya tulis religi dan sufi, dapat diketahui bahwa ciri masperalihan itu

2 Koentjaranigrat, Pengantar Ilmu Antropologi ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002 ), 181. 3 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar ( Jakarta: Rajawali Pers, 2012 ), 155.


(11)

karena faktor historis dan tampak sebagai hasil alkulturasi antara kebudayaan islam dengan kebudayaan hindu-budha. Interaksi kebudayaan itu tampaknya telah terjadi secara lambat laun dalam kurun waktu yang cukup lama, setidaknya dapat dilacak sejak abad ke-XII sampai mencapai intensitasnya sekitar abad ke-XV dan XVI.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa budaya islam di jawa pada masa peralihan merupakan ekspresi local genius masyrakat muslim saat itu. Dilihat dari masanya, kebudayaan tersebut tumbuh dan berkembang di komunitas muslim.5

Kitab alala dalam pondok pesantren salaf merupakan kitab awal yang di ajarakan kepada santri dalam membentuk karakter yang ta’dhim atau rasa menghormati guru sebagai pembimbing santri dalam mencari ilmu.

Sehubungan dengan kitab alala ini santri yang baru masuk pondok pesantren salaf dikenalkan dengan kitab ini agar sifat-sifat calon santri atau santri baru bisa membaur dan meninggalkan kebiasaan masalalu calon satri baru. Diharapkan denagan kitab alala ini santri bisa mengerti dan menerapkan dari isi kitab tersebut dengan tujuan ta’dhim dan ngalap barokah’eng ilmu saking kitab alala.6

Menurut Koentjaranigrat kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud, (1) wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya, (2)

5 Moehamad Habib Mustopo, Kebbudayaan Islam Di Jawa Timur (Yogyakarta: Jenderal Grafika

Yogyakarta, 2001), pendahuluan.

6 Ubaidillah, Wawancara., di Langitan Widang, 07 September 2015.


(12)

4

wujud kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, (3) wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda benda hasil karya.7

Tempat pengajaran kitab alala berada di pondok pesantren langitan. Pondok Pesantren Langitan adalah termasuk salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Berdirinya lembaga ini jauh sebelum Indonesia merdeka yaitu tepatnya pada tahun 1852 M, di Dusun Mandungan Desa Widang Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Jawa Timur. Komplek Pondok Pesantren Langitan terletak di samping Bengawan Solo dan berada di atas areal tanah seluas kurang lebih 7 hektar serta pada ketinggian kira-kira tujuh meter di atas permukaan laut.

Lokasi pondok berada kira-kira empat ratus meter sebelah selatan ibukota Kecamatan Widang, atau kurang lebih tiga puluh kilo meter sebelah selatan ibukota Kabupaten Tuban, juga berbatasan dengan Desa Babat Iecamatan Babat Kabupaten Lamongan dengan jarak kira-kira satu kilo meter.

Dengan lokasi yang setrategis ini Pondok Pesantren Langitan menjadi mudah untuk dijangkau melalui sarana angkutan umum, baik sarana transportasi bus, kereta api, atau sarana yang lain. Adapun nama Langitan itu adalah merupakan perubahan dari kata Plangitan, kombinasi

7 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II (Jakarta : PT. RajaGrafindo

Persada, 2010), 1.


(13)

dari kata plang (jawa) berarti papan nama dan wetan (jawa) yang berarti timur. Memang di sekitar daerah Widang dahulu, tatkala Pondok Pesantren Langitan ini didirikan pernah berdiri dua buah plang atau papan nama, masing-masing terletak di timur dan barat.

Kemudian di dekat plang sebelah wetan dibangunlah sebuah lembaga pendidikan ini, yang kelak karena kebiasaan para pengunjung menjadikan plang wetan sebagai tanda untuk memudahkan orang mendata dan mengunjungi pondok pesantren, maka secara alamiyah pondok pesantren ini diberi nama Plangitan dan selanjutnya populer menjadi Langitan. Kebenaran kata Plangitan tersebut dikuatkan oleh sebuah cap bertuliskan kata Plangitan dalam huruf Arab dan berbahasa Melayu yang tertera dalam kitab Fathul Mu’in yang selesai ditulis tangan oleh KH. Ahmad Sholeh, pada hari Selasa 29 Rmbiul Akhir 1297 Hijriyah.8

Alsan memilih judul ini adalah kerana keunikan pondok pesanteran langitan berbeda dengan pondok pesantren yang lain. Pondok pesantren lagitan memiliki kebudayaan dan model pengajaran yang berbeda, kebudayaan pondok pesantren dibangun dari awal santri baru dengan ajaran kitab alala dalam mencari ilmu.

Serta kitab alala ini merupakan pedoman hidup bagi santri pondok

pesantren langitan dalam menta’dhimi guru dalam menyampaikan ilmunya

7 Ahmad dan Romdhoni. “Informasi Pondok Pesantren Langitandalam . http:/www.langitan. Net. ( 06 September 2015 ).


(14)

6

bisa dikatakan pondasi awal dalam mencri sebuah ilmu yang manfaat dan barokah.

Selain juga sebagai pedoman hidup atau kebudayaan kitab tersebuat memiliki penjelasa yang luas pada kitab ta’limu ta’lim baik kitab itu secara bahasa arab maupun yang sudah diterjemahkan memiki tujuan yangsama dan membangun kebudayaan pesantern yang dinginkan, karena kitab alala ini dalah kitab yang kelasik dari pemikiran para pencari ilmu muslim yang mengingikan barokah ilmu yang di pelajari maka dibentuklah cara–cara dalam menuntut ilmu slah satunya berada di kitab alala ini.

Dengan kajian kitab alala ini deterapkan di pondok peantren salaf atau pondok pondok yang modern bisa dijadikan acuan untuk membangun kebudayaan pesantren yang didasari dari kitab ini, dan memajukan cara berfikir santri dalam menghormati serta ta’dhim terhadap seorang guru yang membimbingnya dalam mencari ilmu.

Akan tetapi dalam masa sekarang sitem yang dibentuk oleh para ahli pendidikan tidaklah sesuai dengan kandungn kitab alala, karena sudah berbeda cara penyajian pendidikanya, maka dari itu penulis ingin mengembalikan cara membangu sebuah kebudayaan dengan kitab alala, bik secara tradisional maupun secara klasikal yang di situ tidak mengurangi rasa ta’dhim seorang murid kepada gurunya.


(15)

Guru merupaka pengajar yang sangat dihormati kalau ditinjau dasi segi kebudayaan agama, kerena fungsi guru dalam pelaksaan mengjar memiliki nilai keluhuran yang sanggat tingi dan di hormati, apa bila guru menerangkan kitab yang dikaji atau di pelajari maka semua murid padadasarnya diam dan mendengrakan apa yang menjadi kesimpulan guru dan apabila guru mengajak bercanda muruid merasa terhibur karena bahan candaannya.

Bisa kita ambil keimpulan bahwa guru atau ustad yang berada di pondok dengan guru yang mengajar secara formal dapat dibedakan, ditinjau dari segi kebudayaan islam guru atau ustad yang berada di pondok pesantren lebih di mulyakan dan lebih mendapat pengakuan dari murud muridnya bahwa guru memiliki kearifan dan karakter yang baik dan sealu bisa mengayomi muridnya.

B. Rumusan Masalah

Dalam pembahasan proposal skripsi yang berjudul “kitab alala dalam membangun budaya pesantren salaf di langitan tuban kajian implementasi kebudayaan”, penulis perlu membatasi ruanglingkup pembahasan yakni pada salah satu pedoman kitab salaf yang menjadi pedoman kebudayaan pesantren di pondok pesantren langitan.

1. Kitab- kitab apa saja yang digunakan di pondok pesntren langitan.? 2. Bagaiman tek kitab alala.?


(16)

8

3. Apa kegunaan kitab alala di pondok pesantren langitan.?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian untuk mengetahui dan mengerti bahwa kebudayaan pesantren salaf di pondok pesantren langitan memiliki perbedaan dengan pondok pesantren salaf lainya, diantaranya tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Kitab- kitab yang diajarkan di pondok pesantren langitan bisa di kelompokan menjadi beberapa bagian, yaitu:

2. Untuk mengetahui pedoman hidup, dalam mencari sebuah ilmu

menurut kitab alala.

3. Untuk mengetahui teks kitab alala yang berada di pondok pesantren Langitan, Tuban Jawa Timur.


(17)

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah mengetahui dan memahami akan kebudayaan pesantren memiliki keunikan yang berbeda dengan kebudayaan yang lain.

1. Secara akademis :

a. Untuk memahami mengenai objek penelitian yang merupakan kebudayaan pesantren yang memiliki keunikan tersendiri di pondok pesantren langitan.

b. Untuk memahami kitab yang dijadikan pedoman kebudayaan dalam pondok pesantren langitan.

c. Untuk memahani isi kandungan kitab alala dalam membangun budaya pesantren di langitan.

2. Secara praktis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan referensi bagi pondok pesantren langitan kitab Alala sebagai pedoman hidup dalam mencari ilmu. Banyak penelitian yang mengankat tentang kebudayaan, tetapi dari penelitian ini peneliti sangat berharap memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan khusunya dalam pendidikan


(18)

10

kebudayaan, Dalam prespektif mikrososial mengamati secara penuh efek tindakan sosial pelaku meskipun dalam lingkungan makro.9

Khususya kebudayaan pondok pesantren langitan yang memiliki cara dan penerapan kebudayaan melewati kitab alala dalam menempuh keta’dhiman santri terhadap gurunya inilah keunikan yang tidak dimiliki oleh pondok pesantren lainya.

E. Pendekatan dan Kerangka Teori

Sesuai dengan judul skripsi ini tentang “kitab alala dalam membangun budaya pesantren salaf di langitan tuban kajian implementasi

kebudayaan”, maka penulis mengunakan pendekatan Antropologi Budaya.10

Dengan pendekatan ini diharapkan akan mampu mengungkapkan latar belakang penelitian ini, dengan mengetahui kebiasaan atau kebudayaan yang ada di pesantren langitan.

Maka akan diketahui karakteristik santri yang berada di pondok pesantren langitan sejauh mana kebiasaan santri dalam menerapkan kebudayaan nya dalam kehidupan sehari-hari di pondok pesantren langitan.

9 Mudji Hendar, Teori-teori Kebudayaan (Yogyakarta: Kanisisus, 2005), 74.

10 Nyoman kutha ratna, metodologi penelitian, kajian budaya dan ilmu sosial humaniora pada umumnya (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2010),1.


(19)

Berdasarkan inilah maka dapat dipahami bahwa penelitian Antropologi Budaya akan mencoba mengetahui bagaimana cara pelaksanaan dan penerapan kitab alala yang berada di pndok pesantren langitan kecamatan widang kabupaten tuban sehingga menjadi budaya yang berkembang di lingkungannya serta hubungan antra murid dan guru saling menerapkan isi kitab tersebut.

Sedangkan dalam hal ini, penulis mengunakan teori yang di uraikan oleh Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna di dalam buku yang berjudul metodologi penelitian kajian kebudayaan dan ilmu sosial humaniora padaumumnya, adalah teori struktural fungsional, sebagai fungsinya dan secara struktur.11 Gambaran teori struktural fungsional terhadap penulisan ini adalah perilaku santri yang menta’dhimi guru dalam mencari sebuah ilmu yang tertulis dalam kitab Alala.

F. Penelitian Terdahulu

Setelah penulisan meninjau beberapa tulisan-tulisan yang ada, maka ada beberapa tulisan yang hampir sama di tinjau dalam bentuk penuisanya antara lain:

a. M. Shodiq, Perencanaan Strategi Usaha Koperasi Pondok Pesantren

Langitan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Jawa Timur. Fakultas

11 Ibid., 87.


(20)

12

Adab Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya

b. Naila Azizah, Kafa’ah dalam Prespektif Kiai Pondok Pesantren Langitan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Propinsi Jawa Timur. Fakultas Adab Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya

Dari beberapa penelitian mengenai Pondok Pesantren Langitan Tuban Jawa Timur terdahulu yang disebutkan diatas, peneliti

menyimpulkan bahwa pembahasan tentang Kitab Alala Dalam

Membangun Kebudayaan Pesantren Salaf di Langitan Tuban di Jawa Timur Kajian Implemntatif Budaya, belum pernah diteliti.

G. Metode Penelitian

Penulisan proposal judul skripsi ini mengunakan metode kualitatif pada pada studi antropologi budaya, yang sumber datanya diperoleh dengan metode survei. Adapun langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

1. Survei

Objek penelitian yaitu kitab alala dalam membangun kebudayaan pesantren di Langitan widang tuban. Data sebagai sumber yang penulis gunakan meliputi observasi, Wawancara dan survei.


(21)

a. Sumber observasi atau pengamatan, merupakan salah satu teknik yang paling penting banyak dilakukan dalam penelitian, baik kualitatif maupun kuantitatif, baik sosial maupun humaniora. Dalam etnografi teknik observasi dikategorikan sebagai aliran utama.12

b. Sumber wawancara atau interview, yaitu data yang diperoleh melalui wawancara dengan cara tanya jawab secara langsung guna mendapatkan informasi debgan informan.13 Kh.Ubaidllahi, ustad Muhaimin, ustad Irhamni, ustad Farid, Asro’, Amin,

c. dokumen, adalah kajian dengan prioritas objek yang bersumber dalam kitab Alala pondok pesantren langitan, maka dengan interaksi langsung dalam proses komunikasi data lapangan dengan sendirinya menyediakan informasi yang jauh lebih kaya.14

2. Informasi diskrptif

Lisan Informasi diskriptif, yaitu penyajian tulisan yang sesuai denag data asli sebagaimana yang diperoleh dari sumberdata, seperti dari kitab alala langsung, informasi santri, guru dan pengasuh pondok langitan (nara sumber) maupun hasil wawancara dan pengamatan lapangan.

12 Ibid.,217

13 Mardalis, Metode Penelitia ( Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 64.

14 Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian, Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada

Umumnya (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2010), 189.


(22)

14

Agar data yang diperoleh sesuia maka diuji kesahihan atau valid memepunyai kebenaran dan kepercayaan data sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, yaitu dengan mengunakan teknik observasi . Yang dimaksut adalah: Observasi atau pengamatan. Dikaitkan dengan pengamatan itu sendiri, pengamatan dibenadak menjadi dua. Yaitu: a). Pengamatan terbuka. b). pengamatan tertutup. Dalam pengamatan pertama pengamat dengan objek berada dalam kondisi saling mengenal, sedangkan dalam pengamatan kedua pengamat berada di luar pengetahuan objek yang akan diamati.15

3. Analisis

Informasi analisa, yaitu penyajian data dari hasil analisis menulis dan menerangkan dalam bentuk suatu kesimpulan. Yang diamana dalam kesimpulan tersebut memuat secara garis besar isi dari skripsi.

H. Bahan / sumber

Dalam penulisan skripsi ini, penilis mengunakan sumber yang berupa teks atau kitab, refrensi dan data dari lapangan.

1. Sumber primer yang penulis gunakan adalah observasi, wawancara, lapangan. Kitab alala, kitab ta’limu ta’lim, terjemahan ta’lim muta’lim, Wawncara: Gus ubaid berumur 33 tahun sebagai pengasuh pendok pesantren langitan, ustad muhaimin berumur 24 tahun sebagai guru

15 Ibid.,219.


(23)

yang mengajar kitab alala, yasroni, yusuf, anwar, muhimin, wahidin, farid hidayat. Adalah satri pondok pesantren langitan yang usianya hampis sama.

2. Sumber sekunder adalah sumber yang di peroleh dari buku-buku penunjang. Seperti:

a. Prof. Dr. Nyoman kutha ratna, metodologi penelitian kajian budaya dan ilmu sosial humaniora pada umunya, 2010.

b. Koentjaranigrat, pengantar ilmu antropologi. 2002. c. Mudji dan Hendar, teori-teori kebudayaan. 2005.

d. Dr. Nur Syam, Madzhab-Mazdhab Antropologi. 2007.

e. William A. Havilan, Antropologi. 1988.

f. Dr. Mas’an Hamid, Ilamu Arudl dan Qawafi. 2006.

g. M. Deden Ridwan, Tradisi Baru Penelitian Agama Islam Tinjauan Antardisiplin Ilmu. 2001.

h. Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M. A., Metodologi Penelitian Kualitatif. 2006

i. Brian Moris, antropologi agama kritik teori-teori agama kontemporer. 2003.

j. Dr. Maryaeni, Metode Penelitian Kebudayaan. 2012.

k. Moehhamad Habib Mustopo, kebudayaan islam di jawa timur. 2001.

l. Dr. Badri Yatim, sejarah peradaban islam. 2010.

m. Prof. Dr. Soerjono Soekamto, sosiologi suatu pengantar. 2012.


(24)

16

n. Rizem Aizid, sejarah peradaban islam klasik,pertengahan, dan modern.

o. Mardalis, metode penelitian.1995. p. www. langitan.net.

I. Sistematika Bahasan

Pembahasan yang akan di kemukan dalam proses penulisan skripsi ini adalah:

Bab pertamaPendahuluan, bab ini memuat pendahuluan yang didalamnya terdapat latar belakang masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, selanjutnya juga ada pendekatan dan kerangka teoritik, penelitian terdahulu, metode penelitian, dan sistematika pembahasan serta daftar pustaka sementara.

Baba kedua, Kitab-Kitab yang digunaka di Pondok Pesantren Langitan. Pada bab ini penulis mengungkapkan Kitab-kitab apa saja yang digunakan di Pondok Pesantren Langitan khususnya.

Bab Ketiga, Teks Kitab Alala di Pondok Pesantren Langitan. Pada bab ini penulis menjelaskan kegunaan kitab alala di pondok pesantren langitan.

Bab Keempat, Kegunaan Kitab Alala dalam Pondok Pesantren Langitan. Pada bab ini penulis menjelaskan isi atau tek dari kitab alala dalam pondok pesantran langitan.


(25)

Bab Kelima, Penutup bab ini merupkan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.


(26)

(27)

BAB II

KITAB-KITAB YANG DIGUNAKAN DI PONDOK PESANTREN LANGITAN TUBAN JAWA TIMUR

A. Letak Goegrafis Pondok Pesantren Langitan

Lokasi pondok berada kira-kira empat ratus meter sebelah selatan ibukota Kecamatan Widang, atau kurang lebih tiga puluh kilo meter sebelah selatan ibukota Kabupaten Tuban, juga berbatasan dengan Desa Babat Iecamatan Babat Kabupaten Lamongan dengan jarak kira-kira satu kilo meter. Dengan lokasi yang setrategis ini Pondok Pesantren Langitan menjadi mudah untuk dijangkau melalui sarana angkutan umum, baik sarana transportasi bus, kereta api, atau sarana yang lain. Adapun nama Langitan itu adalah merupakan perubahan dari kata Plangitan, kombinasi dari kata plang (jawa) berarti papan nama dan wetan (jawa) yang berarti timur. Memang di sekitar daerah Widang dahulu, tatkala Pondok Pesantren Langitan ini didirikan pernah berdiri dua buah plang atau papan nama, masing-masing terletak di timur dan barat.1 Komplek Pondok Pesantren Langitan berada di Dusun Mandungan, Desa Widang, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

1Sahal,” Selayang Pandang Pondok Langitan”, http://www.langitan.net ( 07 Januari 2009 ).


(28)

19

Letak persisinya di samping Bengawan Solo dan berada di atas areal tanah seluas kurang lebih 7 hektar serta pada ketinggian kira-kira 7 meter di atas permukaanlaut.

Lokasinya kira-kira 400 meter sebelah Selatan ibukota Kecamatan Widang, atau sekitar 30 kilometer Selatan ibukota Kabupaten Tuban. Berbatasan dengan Desa Babat, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan dengan jarak sekaitar 1 kilometer. Mudah untuk dijangkau dengan angkutan umum, baik bus, kereta api, atau sarana yang lain.2

2. 20 Peta Kabupaten Tuban.

2Adji Kurniawan “ K abar Pesantren Langitan Tuban Jawa

Timur””http://www.kabarpesantren.blogspot.com, 26 September 2010.


(29)

pesantren langitan terletak kurang lebih 400 meter selatan ibukota kecamatan widang atau 30 kilo meter selatan ibukota kabupaten tuban . Pesantren ini juga berbatasan dengan Desa Babat ( termasuk wilayah kabupaten Lamongan ) tidak jau dari pesantren terdapat Bengawan Solo. Yang menghubungkan antara Jawa Timut dan Jawa Tengah. Letak dari pondok pesantren ini mudah dijangkau baik melalui transportasi bus, kendaraan pribadi maupun kereta api.2

B. Pendidikan Agama

Pendidikan pengertian pendidikan menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ), adalah secara berasal dari kata "didik" dengan mendapatkan imbuhan "pe" dan akhiran "an", yang berarti cara, proses atau perbuatan mendidik. Kata pendidikan secara bahasa berasal dari kata "pedagogi" yakni "paid" yang berarti anak dan "agogos" yang berarti

membimbing, jadi pedagogi adalah ilmu dalam membimbing

anak. Sedangkan secara istilah definisi pendidikan ialah suatu proses pengubahan sikap dan prilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia atau peserta didik melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Ki Hajar Dewantara : Menurutnya pendidikan adalah suatu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya ialah bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik

2M. Solahudin, Napak Tilas Masyayikh ( Kediri: Nous Pustaka Utama, 2013 ), 72.


(30)

21

agar sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya.

Prof. H. Mahmud Yunus : Yang dimaksud pendidikan ialah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi. Agar memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukanya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya.

Carter V. Good : Mengartikan pendidikan sebagai suatu proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakat. Proses dimana seseorang dipengaruhi oleh lingkungan yang terpimpin khususnya didalam lingkungan sekolah sehingga dapat mencapai kecakapan sosial dan dapat mengembangkan kepribadiannya.

Pendidikan agama adapun pendidikan agama Untuk

memahami pengertian pendidikan agama Islam ini secara mendalam, maka penulis akan mengemukakan beberapa pendapat tentang pendidikan agama. Menurut Zakiah Daradjat pendidikan agama Islam atau At-Tarbiyah Al-Islamiah adalah usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan


(31)

mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup.3

Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba ( dalam Umi Uhbiyati ) pendidikan Islam adalah: bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam, menuju terciptanya kepribadian utama menurut ukuran Islam.4

Penididikan agama tidaklah lepas dari pendidikan pondok pesantren. Sekalipun cara pondok pesantren itu berbeda-beda namun satu hal adalah sama ialah bahwa dipondok pesantren itu ditekankan pendidikan pengajaran agama islam. dengan itu maka jelaslah bahwa pendidikan dan pengajaran agama islam itu adalah ciri kebudayaan dari pondok pesantren, dan memang untuk itulah sebenarnya pondok pesantren berdiri dan didirikan.

Banyak orang, bahkan kadang-kadang ahli pendidikan tidak kenal dan tidak mengerti tentang pondok pesantren hingga ia mempunyai penilaian yang salah terhadapnya. Tetapi akan mengetahui bahwa tidak sedikit pemimpin-pemimpin indonesia ini, baik pemimpin yang duduk di pemerintahan maupun yang bukan besar maupun kecil dilhirkan oleh pondok pesantren.

Adapun kebudayaan pondok pesantren dalam pendidikan agama ilsam adalah hubungan antara Kiai dengan Santri yang akrab. Kiai

3Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 86. 4Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 1998), hlm. 9.


(32)

23

memperhatiakan santrinya hal ini dimungkinkan karena tinggal satu pondok.

Tunduknya Santri kepada Kiai. Para Santri menganggap bahwa menentang Kiai selain dianggap kurang sopan juga bertentengan dengan ajaran agma islam.5

Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan adalah merupakan salah satu pendidikan yang diperoleh oleh santri dalam pondok pesantren. Hal ini dilakukan oleh para santri dengan kebiasaan tirakat baik dengan puasa sunnah seperti puasa senin-kamis, sholat tahajjud di waktu malam. I’tikaf di masjid dengan merengungkan kebesaran dan kemurahan Allah. Maupun dengan malan- amalan lainya.

Kehidupan agama yang baik dapat diperoleh oleh santri di pondok pesantren itu, karena memang pondok pesantren adalah tempat pendidikan dan pengajaran agama. Pendidikan semacam ini sudah barang tentu baik sekali. Kita menengetahui bahwa kehidupan orang itu tidak selalu berada di atas, kadang-kadang di bawah, kadang-kadang orang harus menderita. Pendidikan pondok pesantren yang berani menderita untuk mencapai sebuah tujuan adalah merupakan modal yang besar sekali bagi orang untuk sukses dalam hidupnya.

Adapun jenis jenis kitab yang di pelajari di pondok pesantren salah satunya dalam tingkatan diniyah awaliyah adalah sebagai berikut

5 Pusat Studi Interdisipliner Tentang Islam , Pembangunan Pendidikan Dalam Pandangan Islam

( Surabaya: IAIN Sunan Ampel Surabaya, 1986 ). Hal, 76.


(33)

1. Tauhid

Adapun kitab tahuid yang peneliti ketahui adalah kitab Aqidatul Awwam, yang dimana kitab ini menerangkan tetang kepercayaan kita terhadap kekuasaan allah dan mengimani adanya allah atau tuhan. Adapun isi dari kitab Aqidatul Awwam adalah sebagai berikut:

ئا مْيحرل بو ن ْحرلاو ه مـْسب أدْبأ س ْحإْا م

وحتاب يق ـ ْلا رخآا وأْا مْيد ْلا ه دْ حْل ف

Saya memuji dengan menyebut Nama Allah SWT, Nama al-Rahman dan al-Rahim yang selalu berbuat kebaikan. Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Qadim (tidak ada permulaannya), dan Maha Awal Yang Maha Akhir, dan kekal tanpa ada perubahan.

ادحو ْدق ْنم رْيخ ّي نلا ى ع ادمْرس اسلاو اصلا مث Kemudian shalawat dan salam sejahtera semoga selamanya tercurahkan kepada NabiMuhammad SAW sebagai orang terbaik yang mengesakan Allah SWT

ْ دتْ م رْيغ ّقحْلا نْي لْي س ْع ت ْنمو ه ْحـصو هلآو

Begitu pula shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada keluarga serta para sahabatnya dan siapa pun yang mengikuti jalan agama yang benar

tanpa berbuat bid’ah.


(34)

25

ْ ص نْيرْشع ه بجاو ْنم ْ فرْع ْلا ْوجوب ْم ْع ف دْعبو

Setelah apa yang dikemukakan tadi, ketahuilah tentang kewajiban mengetahui ada dua puluh sifat yang wajib bagi Allah SWT.

ْوجْوم ه ف اْ إْ ب قْ ْ ل فل م ْيق ب مْيدق

Maka Allah SWT adalah Dzat yang bersifat Wujud (Ada), Qadim (tidak ada permulaan-Nya), Kekal, dan berbeda dengan makhluk secara mutlak.

ب مل ع دْيرم ْر ق ْيحو دحاوو ينغ مئ قو ْيش ّل

Allah SWT adalah Dzat Yang berdiri sendiri, Tunggal, Hidup, Berkuasa, Berkehendak dan Mengetahui segala sesuatu.

م تْنت عْ س ـ ص هل مّ ت ْلاو رْيص ْلا عْيـ س

ك مْ عْلا يح ْرصب عْ س ارإ رْدـ ف ْر تْسا ا

Allah SWT juga Maha Mendengar, Melihat, dan BerbicaraDia mempunyai tujuh sifat yang teratur, Yaitu sifat Qudrat, Iradat, Sama', Bashar Hayat, Ilmi dan Kalam yang berlangsung terus.

ن ْ م ّل ل ْرت هلْدعو ه ْـ ب زئ جو ه ْع ك


(35)

Dan adalah boleh dengan anugerah Allah SWT dan keadilannya, ialah meninggalkan segala yang mungkin seperti halnya Dia melakukannya.

2. Fiqih

Kitab fikih dalam tahapan diniyah awaliya yang di pelajari dalam pondok pesantren lagitan adalah kitab Mabadi’ul fiqih. Adalam kitab ini dijelaskan dasaran-dasaran dalam bersuci, berwudu, hal hal yang membatalkan wudu. Dan bab sholat.dan masih banyak lagi yang di jelaskan di kitab Mabadi’ul fiqih.

Adapun sisi dari kitab Mabadi’ul fiqih sangatlah banya mungkin penulis hanya memberikan contoh bab satu di dalam kitab Mabadi’ul fiqih.

Soal : Apakah Islam?

Jawab : Islam adalah agama yang telah diutuskan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW untuk membahagiakan dan menguntungkan manusia.

Soal : Berapa rukun islam?

Jawab : Rukun islam ada lima, yaitu: Dua syahadat, Mendirikan solat, Mengeluarkan zakat, Puasa romadhon, Melaksanakan haji bagi yang mampu.


(36)

27

Soal : Apa makna Ashaduanlailahaillalloh?

Jawab : Maknanya adalah percaya bahwa sesungguhnya Allah itu satu dan tidak ada sekutu bagi Allah di dalam menyembahNya dan tidak ada yang menyamainya di dalam kerajaannya.

Soal : Apa makna Asyhaduannamuhammadarrosulullah?

Jawab : Maknanya adalah percaya bahwa nabi Muhammad adalah utusan

Allah untuk semua makhluk dan wajib untuk mentaati segala apa yang diperintahkannya, membenarkan segala apa yang dating darinya, dan menjauhi dan tidak melakukan apa yang dicegahnya.

Soal : Apa makna mendirikan solat?

Jawab : Maknanya adalah melakukan solat lima waktu.

Soal : Apak solat lima waktu?

Jawab : Subuh, dhuhur, asar, maghrib, isya’.

Soal : Apa yang wajib dilakukan sebelum solat:

Jawab : Hal yang wajib dilakukan sebelum solat adalah wudhu.

Soal : Ada berapa fardhunya wudhu?

Jawab : Fardhu wudhu ada 6, yaitu: Niat, Membasuh wajah, Membasuh kedua tangan sampai siku, Mengusap setengah kepala, Membasuh kedua kaki sampai tumit, Membasuh wajah, Membasuh kedua tangan sampai


(37)

siku, Mengusap setengah kepala, Membasuh kedua kaki sampai tumit, Tertib (urut)

Soal : Apa hadats kecil?

Jawab : Hadats kecil adalah segala sesuatu yang membatalkan wudhu.

Soal : Apasaja yang membatalkan wudhu?

Jawab : Perkara yang membatalkan wudhu ada 5, yaitu :Keluarnya sesuatudari salah satu jalan dua (qubul/dubur), Hilangnya akal, Tidur, Menyentuh orang lain yang bukan muhrim

Soal : Siapakah orang yang bukan muhrim?

Jawab : Orang yang tidak haram dinikahi, karena nasab, saudara sepersusuan, atau mertua.

Soal : Apa yang wajib dilakukan oleh orang yang sudah berwudhu sebelum melakukan solat?

Jawab : Orang yang berwudhu wajib ada 5, yaitu: Mensucikan apa yang dipakainya dalam solat dari najis, Mensucikan tempat solatnya dari najis, Menutupi aurot, Menghadap kiblat, Mengetahui masuknya waktu solat

Soal : Apakah najis-najis itu?

jawab : Najis yaitu darah, nanah, arak, anjing, celeng (babi), air kencing, tinja, tletong (kotoran hewan).


(38)

29

Soal : Apakah aurot?

Jawab : Aurot laki-laki yaitu segala perkara antara pusar dan lutut. Aurot wanita yaitu semua anggota tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.

Soal : Kapan waktu subuh?

Jawab : mulai terbitnya fajar sodiq sampai keluarnya matahari.

Soal : Kapan waktu dhuhur?

Jawab : Mulai dari linsirnya matahari (tepat di atas kepala) sampai panjangnya bayang-bayang suatu benda melebihi panjangnya benda tersebut.

Soal : Kapan waktu asar?

Jawab : Mulai dari keluarnya waktu dhuhur sampai terbenamnya matahari.

Soal : Kapan waktu maghrib?

Jawab : Mulai dari terbenamnya matahari sampai hilangnya mega yang merah.

Soal : Kapan waktu isya’?

Jawab : Mulai dari hilangnya mega yang merah sampai keluarnya fajar sodiq.

Soal : Apa yang dilakukan orang ketika akan solat?


(39)

Jawab : Adzan kemudian iqomah.

Di atas adalah beberapa isi dari kitab Mabadi’ul fiqih.

3. Tasawuf

Dalam pondok pesantren Langitan untuk mengenai kitab tasawuf untuk tingat diniyah awaliyah ada dua macam, diantaranya Hidayatul Bidaya dan Jawahiril Kalamiyah

Kitab Hidayatul Bidaya

جس لا ىلإ ج ر لا ا آ كت ط نم تغرف ا إف لعفي ك كل ك ،ع ط ق رجفلا ك إ حبصلا يتعك كتيب يف لصف

. جس لا ىلإ هجوتي مث م س هي ع ه ى ص ه لوس

Adabnya keluar menuju masjid.

ketika engkau telah selesai dari bersucimu maka sholatlah 2 rokaat dirumahmu yaitu dua rokaat subuh (sholat sunnah) itu jk fajar sudah muncul, seperti itulah yang dilakukan oleh Rasululloh shollallohu alaihi wasallam, kemudian keluar menuju ke arah masjid.

جس لا لوخ ا

حم لآ ى ع حم ى ع لص م لا :لق ،ىن يلا ك ج قف ، جس لا ىلإ لوخ لا أ ا إف

م لا ؛م س هبحص أ عيبي نم جس لا يف تيأ م .كت ح اوبأ يل حتفا يبون يل رفغا

كتل ض كي ع ه ّ ا :لقف ، ل ض شني نم هيف تيأ ا إ .كت جت ه حب أ ا :لقف ،ع تبي -

كل ك

.م س هي ع ه ى ص ه لوس رمأ

Adabnya masuk masjid.


(40)

31

ketika engkau menginginkan masuk kedalam masjid maka dahulukanlah kakimu yang sebelah kanan dan ucapkanlah,” Ȳ Allah semoga engkau curahkan rahmat kepada Muhammad , keluarga dan juga para sahabatnya

beserta keselamatan, Ȳ Allah semoga Engkau ampuni dosa-dosaku dan

bukakanlah untukku pintu rahmat-Mu .”dan ketika engkau melihat ada orang yang berjual beli didalam masjid maka ucapkanlah,” semoga Allah tidak memberikan keuntungan kepadamu.”dan jika engkau melihat didakam masjid ada orang yang sedang mencari barangnya yang hilang maka ucapkanlah,” semoga Allah tidak mengembalikan barangmu yang

hilang.”seperti itulah yang diperintahkan oleh Rasululloh shollallohu

‘alaihi wasallam. Ini adalah beberapa isi kitab Hidayatul Bidaya.

Kitab ini membahas proses awal seorang hamba mendapatkan

hidayah dari Allah Ta’ala, dimana sang hamba sangat membutuhkan

pertolongan dan bimbingan dari-Nya. Juga menjelaskan seputar halangan maupun rintangan yang tersebar di sekitarnya, yaitu ketika sang hamba berusaha untuk mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta, melalui tata cara dan adab yang benar. Karya Imam Al-Ghozali.

Sedangkan kitab Jawahiril Kalamiyah secara garis besar

merupakan kitab yang hampir sama pembahsanya yaitu mengenai tauhid yang kini bisa dikenal dengan tasawuf.

4. Ahlaq

Kitab yang menerangkan tengtang Ahlaq ada beberapa yang penulis ketahui di antaranya : kitab T’lim Muta’lim, Ayyuhal Walad. Kitab T’lim


(41)

Muta’lim menerangkan Ahlaq dalam mencari ilmu yang dimana kitab ini mengatur sedemikian rupa cara mencari ilmu atau tatacara mencari ilmu yang sesuai dengan ajaran agma islam dengan kitab ini para santri sangat meneladani isi kitab tersebut yang sangat khas dengan kehidupan para santri.

Sedangkan kitab Ayyuhal Walad merupakan kiatb yang

menerangkan pesan pesan dari seorang guru kepada muruid yang telah dirasa cukup bergurunya kepada seorang guru, pesan- pesan tersebut merupakan pesan yang cukup berarti bagi seorang muruid yang ingin mengembang ilmu agama islam di daerh lain agar seperti gurunya yang terkenal.

C. Al- Qur’an Dan Hadis

al-Qur’an yang di pelajari di pondok pesantren alngitan sama tetapi

ada beberapa kitab tafsir yang biasa digunakan yaitu kitab tafsir al-Qur’an Jalalaen yang cukup terkenal di pondok pesantren langitan dan kitab tafsir ini ber juz-juz.

Kitab tafsir Jalalain telah dijadikan kitab dasar di seluruh pesantren di Indonesia diperuntukkan bagi mereka yang ingin mempelajari tafsir Al-Quran. Bahasanya ringkas, padat, dan enak. Berikut ini sekilas mengenainya.

Kitab ini satu-satunya kitab tafsir yang penyusunnya dua orang. Uniknya mereka tidak mengerjakannya secara bersamaan. Meski disebut-sebut penyusunnya oleh dua orang, sebenarnya Al-Mahalli dan As-Suyuthi


(42)

33

tidak mengerjakannya dalam waktu yang bersamaan. Masing-masing penyusun yang berbeda generasi itu hanya menulis tafsir separuh al-Quran pada masanya. Sebab ketika sang mufassir pertama menyusun bagian

pertama Tafsir Jalalain, mufassir kedua baru saja memulai

pengembaraannya mencari ilmu.

Penulis awal Tafsir Jalalain adalah Jalaluddin Al-Mahalli, tokoh kelahiran Kairo, Mesir, tahun 791H/1389 M, yang bernama asli Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad bin Hasyim Al-Mahalli Al-Mishri Asy-Syafi’i. Uniknya, entah mengapa, ulama besar yang juga termasyhur karena kealimannya di bidang fiqih, ilmu kalam, nahwu dan manthiq dan karya-karya besarnya, itu mengawali penulisan tafsirnya dari Surah Al-Kahfi yang terletak di pertengahan juz lima belas lalu terus ke belakang hingga surah terakhir, An-Nas.

Usai menafsirkan Surah An-Nas, Al-Mahalli lalu kembali ke halaman muka al-Quran, menafsirkan surah Al-Fatihah. Tadinya, setelah usai menafsirkan surah pertama dalam al-Quran itu ia akan melanjutkan dengan surah Al-Baqarah, Ali Imran dan seterusnya hingga akhir surah Al-Isra. Namun taqdir berkata lain, ketika baru selesai menulis tafsir Al-Fatihah, sang Allamah berpulang ke haribaan Allah pada tahun 864 H/1459 M.

Merasa sayang dengan karya besar sang guru yang nyaris terbengkalai, belasan tahun kemudian, pekerjaan mulia itu pun dilanjutkan oleh salah satu murid Al-Mahalli yang saat itu telah menjadi ulama besar yang sangat alim, Abdurrahman bin Kamaluddin Abi Bakar bin


(43)

Muhammad Sabiquddin bin Fakhrudin bin Utsman bin Nashiruddin Muhammad bin Saifudin Khidhir Al-Khudhairi As-Suyuthi Al Mishri

Asy-Syafi’i, atau Jalaluddin Suyuthi. Secara mengagumkan,

As-Suyuthi melanjutkan penafsiran dari Surah Al-Baqarah sampai akhir Surah Al-Isra di juz 15, dengan metodologi serta pola dan gaya bahasa yang nyaris sama persis dengan tulisan awal sang guru.

Jika bukan karena ada keterangan bahwa kitab tafsir itu disusun oleh dua mufassir, orang-orang pasti akan mengira penyusun Tafsir Jalalain hanya satu orang saja. Bahkan, untuk menyamakan metodologi dengan sang pendahulu, As-Suyuthi juga meletakkan surah Al-Fatihah berikut penafsirannya di akhir kitab.

Meski terbilang ringkas, informasi-informasi penting dalam Tafsir Jalalain membuat kitab itu terus menjadi rujukan ulama, bahkan hingga saat ini. Keringkasan penjabarannya juga mengundang minat banyak ulama sesudahnya untuk menyusun komentar atas kitab tafsir tersebut.

Sedangkan untuk mengenai hadis yang penulis ketahui adalah kitab tafsir Arba’in Nawai. Kitab ini merupakan kitab yang wajib di pelajari di pondok pesantren lagitan karena dengan kitab ini sebagai dasaran untuk membuat hukum yang belum ada kejelasanya di dalam al-Qur’an.

Kitab- kitab yang di gunakan didalam pondok pesantren langitan sangat banyak, diantra kitab yang digunakan adalah sebagai berikut :

a) Pendidikan Agama.


(44)

35

Tauhid : Aqidatul Awwam, Fiqih : Mabadi’ul fiqih, Tasawuf : Hidayatul bidayah, JawahÍrul kalamiyah, Ahlaq : Ta’limutãlim, Ayyuhal walad

b) al- Qur’an dan hadis

al-Qur’an Jalalaen yang cukup terkenal di pondok pesantren langitan

dan kitab tafsir ini ber juz-juz. Arba’in Nawai. Kitab ini merupakan kitab yang wajib di pelajari di pondok pesantren lagitan karena dengan kitab ini sebagai dasaran untuk membuat hukum yang belum ada kejelasanya di dalam al-Qur’an


(45)

BAB III

ISI KITAB ALALA DI PONDOK PESANTREN LANGITAN A. Tek Kitab Alala

Adapun Tek dari kitab Alala sebagai berikut. Ada 37 nadhom, diantaranya adalah sebagai berikut:

عْ ْ م ْنع كْي ْنأس # ّت ب ّاا مْعْلا تا اا ي ب

م ْ تْسا شْ ا # غْب ْصا ْ ح ءك ْ تْ ي ـْلب نْي ق ّل ف # ه ْي ق ْنع ْلس ْ أْ ت ا ءْ ـْلا نع

ا ك ْ ف # عْ س هّْ ف ّ ش ا ك ْ ف ْ تْ ت هْن ف ْيخ

م ح ْلا ل ل ْ ع ّلْ ف # هْهأاْي عْلا ّ ءف ْمّعت عا ْلا ْ حب ْح ْسا مْعْل ا نم # ي ْ ي ّلك ا تْ م ْنك

ق ل ْفا هْ لْا ّ ف ْهّ ت ئ

# صق ْعا ْ ّتلا ّ ْلا لا

ْلا ن س لا ْ لْا مْعلْا ه #

ئا ّ لا عْي ج نم ْ ْ ي نْصحْلا ه

عّ تما حا ْي ف ّ ف

بع فْلا ْنم ْيّ لا عّ شا #

ْي ك ف كّت تم ملع

# كّ تم لهج هْ م ْكا

كّ تي ه ْي ْيف مِهب ْن ل # ْيظع نْي لعْلا يف ْتف ه ْ ف ْ ْلا ء ع ْيغب # ا م ْي ف ْ ت ْ ا تْيّ ت ْكا سْيل ْ ي فْيك مْعْلف ّ حت # ّ م ْ ْلا ت ا ْ م ك ْ ا ءْ ْلا قْ حب ْن ْيا # هماك ّلق ءْ ْلا لْ ع ّمت ا ا

ع ْنم ءْ ْلا ي سيل # هن ّل نم ْ ع ْنم ت لا ْ ي لْجّ لا ْ

ِلْ ْلا ع ْ ت لْجّ لب هت ْ ع # ِهسْأ ب ْ مْ ت هْيف ْنم هت ْ عف هتْ م ْعب لخ ّيح مْعْلا خأ # مْيم ا ّتلا تْحت هلصْ أ


(46)

37

ع ْ ي ه تْيم لْ ْلا

ّ لا # مْي ع ه ءيْحاْا نم ّنظي ث جّ لا ف ْي ع ْن ل # ك ح عْلا ْأس لا ّل ل ا كا ّ لا عم ْ تف ْ ْاا بحْصتا # ْمه يخ ْبحصف ْ ق ف تْ

تْسأ ّ قأ ْ لا سْ ن ع ْ

# ف ّ لا لْ ْلا لا نم ْ لن ْ ا

ا ف هْ ج ْ ّ لا ّ م #

ا ْف ل ك مْ ْلا مْ ْلا ّ م

ّلك عظْ ح هجْ ا # مع ْلا ّقح ّقحْلا ّقحا تْيا م ْ م

مهْ فْلا حا فْ ح مْي ْعتل # ما ك هْيلا ْ ي ْ ا ّقح ْ ل هّ عت ْ ا تْ ت ْ ا كل ا

هّل ت ّتح ّ عْلا ت تْ ف #

# هنْ ءس ءْ ْلا لْعف ءس ا م ّ ص

مّه ت ْنم تْعي

# ثاث ْنم حا ّاا ّ لا ف ا م لْ م فْ ْ م فْي ش

ا ّقحْلا ّقحْلا هْيف ع ْتا # ْ ق ف ْعأف ْ قْ ف ْ ّلا ّمف ْا ّ ْ ف ْ م ْ ّلا ّمف # ه

مكح ْ ْلب لْ ْلا ّ ا تْ ّ ت

ئا م ْحف ْ نْ ْ ّلا ّمف مئا ا ْ ا ضْ ع هب ْ صأ #

ْ ْ ع ْنم ب ْحت عْ ن اب ّ ت # يليل ّ ا ا ْ ْلا نم ْت ْيلأ ف ْمّعت لهج ه ْن ك مْع ْ خأ سْيل # لع لْ ي ءْ ْلا سْي ئا ف سْ خ ْساْا ف ْ فس # عْلا ب ف ْ اْا نع ْ ّ غت

جم ْحص ا آ مْع # ْيعم تْكا ّمه ّ ت ئا ش تْ ا فيف عْ ق # هبْ غ ّ ساْا ف ك ْ ا سح ِ ا نْيب ا ه ا ب # هتيح ْنم هل ْيخ ت ْلا ْ ف


(47)

B. Traslitrasi Bahasa Arab dan Jawa

ّت ب ّاا مْلعْلا تا ا

يب عْومْ م ْنع كْيْنس ا رعلا

ترف ك ىلو موك تيرڇ ت ب # اركرف من ݞيݞ أ ملع لص حا ݞلۑٱ

اي ج

م ْوط تْسا شْ ا غْلب ْصا ْرح ءك رعلا

ول ڨمل ىن ف س ݞس نل وݤ ىݞا ويف نل # ىن وݞ س نار ص ب

و

ۓ ݞم

ج

تْ ي مـْلب نْيرق ّل ف هْيرق ْنع ْلس ْ ْ ت ا ءْرمـْلا نع رعلا

ْ وك ت ج

ﺲ # ىن ك نوك ت جس ݞْ ڭݞ ﮝ

نوك س ن ا ݞ ݞك ون م

ْ

ىن

ج

تْ ت هْن ف رْيخ ا ك ْ ف عْرس هّْ ف ّرش ا ك ْ ق رعلا

ْ وك ن ا ْني ݞا ݤݞيأ وݤ ب ن وك ن ا ني # ن ه ݞا ين وك ا اا ا

نن ك

ج

محمْلا ّل ل اوْع لْ ف هلْهأ نْي مْلعلْا ّ ف ْمّلعترعلا ْيج ݞ

ﮝ ݞ وݞ نل # ى يلْها ݞا ى ْيه م مْلع ن ا ﮗ

ا ْن وت ا ْنل ى ل

ا ﮙ ىج و ت

ج

ي ْوي ّلك ا ْيتْ م ْنك

ئاو ْلا ْوحب ْىف ْح ْسا مْلعْلا نم

رعلا

ىݞ اڠ ْنل مْلع ڠوس # ه مت ݞا ي ْنب س ع ف فل ڠ ه ن ا ﮙ

نا ا

ف ى ج


(48)

39

ع

ئق ل ْفا هْ لْا ّ ف ْهّ ت

صق ْعا وّْتلا رّْلا ىلا رعلا

ى ج هيول ه ۏ ْنل ﺲݤ ب ݞي رم # ى ه ون ْنل ى ل وݤڠوݞ نا ﮙ ه ف يج ڠج

مْلعلْاوه ْلا نس ىلا ْ لْا

ئا ّ لا عْيمج نم ْى ْ ي نْصحْلاوه رعلا

ڠك ݞيتْيب يه # ْ وتـيف ىناا ى ه ون ْڠك ه ف مْلع ݤ

ي س ى تْم ا

ْ وي ف ى ج

عّ وتما حا ْي ف ّ ف

بع فْلا ْنم ْيّ لا ىلعّ شا رعلا

ْ ب ع ْ ْمت ْ وب ا ْهي ول # ْ ارح ْىهْ ݞ ڠكْ وت ى س ه ف ْملع ْݞ ْ ْيش ىݤݞوم وْيس

ج

كّت تم ملع رْيك ف

لهج هْم ر ْكا

كّ تم رعلا

١

ﮗ ْملع ْ ْ ا سْ رك ى ي ﭔ

ْهيول # ىنْوكاݞْا ﮙ

ىنوكاݞ ْ وب ݞ كيا ْݞ ْمت ْ ڍ ج

كّ متي هْي ْيف مِهب ْنمل مْي ع نْيملعْلا يف ْتف مه رعلا

ىڠ ا اركرف ْ ݤْڠتت ݞ ْݞ ىف ارْمت # يْن ْه ْتف ﮗ

ما

ْ ﮙ ا كْيا ىنْ ركج

ْوف ْو ْلا ء ع رْيغب ار م ْيف ى ْمت ْ ا تْيّمت رعلا

نْ كْيا ْ ا

ْيا ْ ايڠ ك ْ تا # ْي ڠك ه ف ْمل ع ا ْنڠى كارْيسج


(49)

ْو ي فْيك مْلعْلف لّمحت ّ م ْ مْلا تْكا ﺲْيل رعلا ط نا

ﮙ ْ ايݞ ك أڍ ْلص ح فا مْلع ني # ْ ايݞ ك ْ كا ْ ا طْ ا ْءىل ْ

ج

ر ْ م ك ْ ا ءْرمْلا قْمحب ْن ْيا هماك ّلق ءْرمْلا لْع ّمت ا ا رعلا ىل ن

ء ڎْيك ْىل ع نر ْمس ﮙ

ْݞ ىڠْ ر ْمْوك ن ء ت ۑ ْنل # ىمن

ْهيكارْي ب ﮗ ىمن

ج

لْجّرلا رْع ْنم ءْرمْلا ومي ﺲيل هن ّل نم رْع ْنم ىتلا ْومي رعلا

ْتي يل ك ْب س ْ نت م

ل ك ب س ى ت م ْؤك ا ْ ا # ىن ل ْتي ي

ىلي ْيس

ج

لْ مْلا ىلع رْت لْجّرلب هترْع هسْأرب ْىمْرت هْيف ْنم هترْعف رعلا

س ْلي س ىتي يلم ى ي # ْ ا ْنا ْݞاب ىك ن ْ ل ْىتي يلم ى ْي و

صب

ْ ا ا

ج

مْيم ارّتلا تْحت هلصْ أ هتْوم ْعب لخ ّيح مْلعْلا وخ رعلا

ْ ا ى ْي # م يسْ س ݞ ْغل فْي ْ ا مْلع ْ ڠين ؤسْؤب

ىمْوب ْو يڠ

ج

رّلا ىلع ى ْمي وه تْيم لْ ْلا

مْي ع وه ءيْحاْا نم ّن ي رعلا

ڠ ْڠ ۑ نْي

ىت م ْ ف ڠڠن في ا # وب ْ عينوكام ىت مْ ْو ڠ ج


(50)

41

كرح ىلعْلا ْ ش ىلا ّلك

ث جّرلا ىف ْي ع ْن ل رعلا

ىك ى يف ت # ىتا ىه ب اْرهْولْ ج عىرمڠ هي ك

ى تن كْيا ْلج ارف ج

ْ ّرلا عم ْرتف ْ اْا بحْصت ا ْمه يخ ْبحصف ْوق ْىف تْك ا ا رعلا

١

ْ كْياارْيس نا ْين

ْ وسا ڠك طْرس ىك وس نْي ب س ڠوم # ْ وق ْ ا ج

فرّ لا لْ ْلا لا نم ْىلن ْ ا ْ لا ﺲْن ىلع ْ تْسأ ّ قأ رعلا

ْلم ك ْو ْݞا ْهىل ا ْ س # فب ْݞا ى عي ݞْ ْوݤ ْ ا ْن ْݞا ى ْعي ْي

ْ ي

ب ݞوس

ج

ّ رم ا ف

ف ّصلك مْ ْلا مْ ْلا ّ رم ا ه رهْوج ْ ّرلا ْ ّرلا رعلا

ى ْي ﮙ س يك ْىك فْ رس نْي كْياا ۑ ى ْي # ۑ ْ ا ىتيݞ ݞك كْياْ

َْو ج

ملْ م ّلك ىلع ْ ح هجْ أ مّلعمْلا ّقح ّقحْلا ّقحا تْيأ رعلا

ْقح هْيول ْىكا ْين ْﺲلي وكا ب ْ ارب ى ه ون ݞ ْڠ ْى ح كْيا ي # ْر ب ىق

ْر ج

مهْ فْلا حا فْرح مْيلْعتل مارك هيلا ْ ّي ْ ا ّقح ْ ل

رعلا

ح ْ اْوم نارك ىك يْلم # ْمهْ ْ وْيس ى ي ه ْ م ْﺲْي ْ ْوݤ ْى س فْ ر

ْم ف ْوت

ج


(51)

هّ عت ْ ا ى تْ ت ْ ا كل ا

ّل ت ىّتح ّ عْلا ت تْ لف

رعلا

# يْلم ْنڠْي كارْيس ْݞيرم ْن ْڠا ىل ݞن نْييارس يْلم ْلص حْأ ݞوم

ْ ْ

ْيا

ج

هنْو ءس ءْرمْلا لْعف ءس ا

مّهوت ْنم تْعي م ّ ص رعلا

ىت ڠفْرب ْ ىن ۑْرب ْنل # ْىن ݤاڠ ْىنوكااا ْيلن

ج

ثاث ْنم حا ّاا ّ لا مف

م لْم فْ رْ م فْيرش رعلا

اركْرف ݞْولت ݞْي س ى سْ ص ك # اركْرفْ وج كْيا صْݞون م نا اْ ا ج

ا ّقحْلا ّقحْلا هْيف عْتا ْ ق فرْعف ْىقْوف ْ ّلا ّمف رعلا

ْس ْݞ ى ْي ۑ

# ىت ج ْ ْوكْ ْ

ْ م ْݞارب ْقح ݤْرم ى حْتون مْوكا ْنل ج

ه ْ ا ّ ْ ف ىلْم ْ ّلا ّمف

مكح رْ ْلب لْ ْلا ّ ا تْلّ ت رعلا

ْݞ ا ݤْ اا ف # ْ ريلكْوكا ْ ْ وملْوكا فْ س ْ ْى ْي ْݞارم ْ تْوفْولك

ْوكا ج

ئا ملْحف ْىنْ ْ ّلا ّمف

مئا ا ْ ا ىضْرع هب ْوصأ رعلا

١

ى ْي

ي ْوكا ْ س ْ ڠرْي ك صْك ݞ # س يبْر صْوكاْوك ْو يڠ ْ س ْݞ

ا ا ْن ج

هلعف وه م هْيف م هْي ْ يس هلْعف ءْوس ىلع ْ تا ءْرمْلا رعلا


(52)

43

ْݞأارْيسا ْعْين ْݞ

ت # ْينْوكااأ ْي ْيس ڮ

كاا ْﺲل م جأ ْي ْݞ

ْوكا ْ ْين

ْنْي ْيل ب نارك ْي ْيب س ْنل # ْين هوكاك ْيفْوك

ك ݞ ب ݞ كا ْ

ْينْو

ج

ْ رْمع ْنم ب ْحت عْن اب ّرمت ايليل ّ ا ارْ ْلا نم ْت ْيلأ

رعلا

ْولْوكْ ْ ْهي ك تنا ݞ

ىن ْݞ # نْوت ْك ْىتاوْيل ݞ

ْݞ ْوتْيا ْ ْو ْݞ كْرمع

ْي ج

لهج وه ْنمك مْلع ْوخأ ﺲْيل ملع لْوي ءْرمْلا ﺲْيلف ْمّلعت رعلا

ݞ ناركرْيس ْ ع ْيج ۑ

نْأ ْݞ ْيكا نا ْنْي ْو ْىا # ْى س ْﺲْي ْ ا ْي ْ ك

ْيتْرع م ْي ْي ْݞ ْنل ْين يْلم مْلع ْ ڮا

سأ ْنل ْين ْيأْ ْوب ْع ْع ا ف ْأ # ْيعْو ْ ْو

ج

ئاوف ﺲْمخ ْساْا ىف ْرفس ىلعْلا بلط ىف طْ اْا نع ْ ّرغت رعلا

ْول ݞ ْوس ه ْݞ مْيل نارك # ْ يْلم ك ْ ْوعْولْرف صْي ْݞ

أْومت ْنْي ْ ع ف ݞ

لف ْو ݞ

ْ ج

جم ْحص ا آ مْلع ْيعم تْكا ّمه ّرت رعلا

اْيا ْي ْيس ݞ

ْي ْي ك # ْ ْم ت ْي ْيقْ ْ ْول ْهسْوس ݞ

ع ْهْيلْوكْرمْولت ْي ب ي مْل

ْهعْوب ْي ك ݞ ب صْيب ْيت ف ف ڮ

ا ْيسو ݞ ْي ك # مارك ت ت ݞ

ْهْيلْوكْرم مْيل ْ ْوك كا ݞ يْلم - يْلم ج


(53)

ْ ا

ئا ش تْ ا فيف عْ ق هبْرغ ّ ساْا ىف ك رعلا

ْولل نا ْ ن ݞ

ْ ݞ ا أْو ْعْوج ْنل # ا ْمع ْيأ صار ْنل

ݞ س ْينْوكا ْݞ

ا ج

ْنم هل رْيخ ىت ْلا ْومف

سح ا نْيب اوه ا ب هتيح رعلا

ْ ْي ْي ْ أ ْݞ

أ # ْي ْيت م ءْيفا ْهْيول ْ ْونأ ْݞ

ْ ْو ْمْوك صْي ْݞ

ْ أ ْنل

ْي ْع

ج

C. Transliterasi Bahasa Arab dan Indonesia.

تا ا

يب عْومْ م ْنع كْيْنس ّت ب ّاا مْلعْلا ا رعلا

ala laatanalul il’ma bisitatin # sa'unbi ka’maju i’habibayaani ﺲن ْ ْيا

ْوط تْسا شْ ا غْلب ْصا ْرح ءك

م رعلا

dhuka'in wahirsin wastibarin wabulghatin # wairshadi austadhin watuli zamanin

ﺲن ْ ْيا

تْ ي مـْلب نْيرق ّل ف هْيرق ْنع ْلس ْ ْ ت ا ءْرمـْلا نع رعلا

a’ni lmar'ila tas'al wasal a’n qoriynihi # fa’ina lqoriyna bilmuqoriyni yaqtadiy

ﺲن ْ ْيا


(54)

45

تْ ت هْن ف رْيخ ا ك ْ ف عْرس هّْ ف ّرش ا ك ْ ق رعلا

fa’in kana dha sharrin fajannibhu sur’atan # wain kana dhakhayrin faqorinhu tahtadiy

ﺲن ْ ْيا

محمْلا ّل ل اوْع لْ ف هلْهأ نْي مْلعلْا ّ ف ْمّلعترعلا

ta’allam fa'inna liama zaynunli'ahlihi # wafadlun

wa’inwaanun likulli almahi midi

ﺲن ْ ْيا

ي ْوي ّلك ا ْيتْ م ْنك

ئاو ْلا ْوحب ْىف ْح ْسا مْلعْلا نم

رعلا

wakun mustafiydaan kulla yawmin ziyadatan # mina l i’lmi wasbah fiy buhuri lfawa’idi

ﺲن ْ ْيا

ّ ف ْهّ ت ئق ل ْفا هْ لْا

صق ْعا وّْتلا رّْلا ىلا رعلا

tafaqqah fainna lfiqha afdalu qa’idi # ilaa lbirri waa ltaqwaa wa’adalu qasidi

ﺲن ْ ْيا

ْلا نس ىلا ْ لْا مْلعلْاوه

ئا ّ لا عْيمج نم ْى ْ ي نْصحْلاوه رعلا

huwa li’lmu lhadiy ilaa sanani lhudaa # huwa lhisnu yunjiy

min jami’i lshshada’idi

ﺲن ْ ْيا

عّ وتما حا ْي ف ّ ف

بع فْلا ْنم ْيّ لا ىلعّ شا رعلا

fainna faqihan wahidan mutawarri’an # ashaddu ‘alaa lshshaytaani min alfi ‘abidin

ﺲن ْ ْيا


(55)

كّت تم ملع رْيك ف

كّ تم لهج هْم ر ْكا رعلا

١

fasadun kabirun ‘alimun mutahattiku # wa’akbaru minhu jahilun mutanassiku

ﺲن ْ ْيا

كّ متي هْي ْيف مِهب ْنمل مْي ع نْيملعْلا يف ْتف مه رعلا

humaa fitnatun fiy l‘alamiyna ‘aziymatun # liman bihimaa fiy diynihi yatamassaku

ﺲن ْ ْيا

ْ ا تْيّمت

ْوف ْو ْلا ء ع رْيغب ار م ْيف ى ْمت رعلا

tamanayta an tumsiy faqihan munaziran # bighayri ‘ana'i waljununw funuwnu

ﺲن ْ ْيا

مْلعْلف لّمحت ّ م ْ مْلا تْكا ﺲْيل

ْو ي فْيك رعلا

walaysa lktisaabu lmaali duwna mashaqqatin # tahammaluhaa faa li’lma kayfa yakuwnu

ﺲن ْ ْيا

ر ْ م ك ْ ا ءْرمْلا قْمحب ْن ْيا هماك ّلق ءْرمْلا لْع ّمت ا ا رعلا

aidhaa tamma a’qlu lmar'i qalla kalaamuhu # wa ayqin bihumqi lmar'i in kana mukthiran

ﺲن ْ ْيا


(56)

47

لْجّرلا رْع ْنم ءْرمْلا ومي ﺲيل هن ّل نم رْع ْنم ىتلا ْومي رعلا

yamuwtu alfataa min ‘athratin min lisaanihi # walaysa yamuwtu lmar'u min athrati lrrijli

ﺲن ْ ْيا

لْ مْلا ىلع رْت لْجّرلب هترْع هسْأرب ْىمْرت هْيف ْنم هترْعف رعلا

fa’athratuh min fiyhi tarmiy birasihi # wa athratuhu bialrrijli tabraa alaa lmahli

ﺲن ْ ْيا

مْيم ارّتلا تْحت هلصْ أ هتْوم ْعب لخ ّيح مْلعْلا وخ رعلا

'akhu li’lmi hayu khalidun ba’da mawtihi # wa'awshaluhu tahta ltturabi ramiymu

ﺲن ْ ْيا

رّلا ىلع ى ْمي وه تْيم لْ ْلا

مْي ع وه ءيْحاْا نم ّن ي رعلا

wadhu ljahli mayyitu wahuwa yamshi alaa lththaraa # yuzannu mina lahya'i wahuwa ‘adimu

ﺲن ْ ْيا

كرح ىلعْلا ْ ش ىلا ّلك

ث جّرلا ىف ْي ع ْن ل رعلا

likulli ilaa sa’ wil’ulaa harakatu # walakin ‘azizun fiy lrrijali thabatu

ﺲن ْ ْيا


(57)

بحْصت ا ْمه يخ ْبحصف ْوق ْىف تْك ا ا

ْ ّرلا عم ْرتف ْ اْا رعلا

١

idhakunta fiy qawmin fasahib khiyarahum # walaa tashabi laardaa faturdaa ma’a lrradii

ﺲن ْ ْيا

فرّ لا لْ ْلا لا نم ْىلن ْ ا ْ لا ﺲْن ىلع ْ تْسأ ّ قأ رعلا

'uqaddimu 'ustadhiy alaa nafsi walidii # wain nalani min walidi lfadlu walshsharaf

ﺲن ْ ْيا

ف ّصلك مْ ْلا مْ ْلا ّ رم ا ه رهْوج ْ ّرلا ْ ّرلا ّ رم ا ف رعلا

fadhaka murabbi lrruwhi wa lrruwhu jawharu # wahadha murabbi ljismi waljismu kalssaraf

ﺲن ْ ْيا

ملْ م ّلك ىلع ْ ح هجْ أ مّلعمْلا ّقح ّقحْلا ّقحا تْيأ رعلا

raaytu aahaqqa lhaqqi haqqa lmu’allimi # wa awjabahu hifzana alaa kulli muslimin

ﺲن ْ ْيا

مهْ فْلا حا فْرح مْيلْعتل مارك هيلا ْ ّي ْ ا ّقح ْ ل

رعلا

laqad haqqan an yuhdaa ilayhi karaamatan # lita’limi harfa wahidan alfu dirhamin

ﺲن ْ ْيا


(58)

49

هّ عت ْ ا ى تْ ت ْ ا كل ا

ّل ت ىّتح ّ عْلا ت تْ لف رعلا

aaraalaka an tashtahiya an tu’izzaha # falasta tanalu li’zza hatta tudhillaha

ﺲن ْ ْيا

هنْو ءس ءْرمْلا لْعف ءس ا

مّهوت ْنم تْعي م ّ ص رعلا

idha sa'a fi’lu almar'i sa'a zununuhu # wasaddaqa maa ya’taduhu min tawahhumi

ﺲن ْ ْيا

ثاث ْنم حا ّاا ّ لا مف

م لْم فْ رْ م فْيرش رعلا

fama lnnasu illaa waahidun min thalaathatin # shariyfu wamashruwfun wamithlun muqaawimun

ﺲن ْ ْيا

فرْعف ْىقْوف ْ ّلا ّمف

ا ّقحْلا ّقحْلا هْيف عْتا ْ ق رعلا

faamma ladhiy fawqiy fa'arifu qadrahu # waatba’u fiyhi lhaqqa walhaqqu lazimu

ﺲن ْ ْيا

ه ْ ا ّ ْ ف ىلْم ْ ّلا ّمف رْ ْلب لْ ْلا ّ ا تْلّ ت

مكح رعلا

faama ladhiy mithliy fain zalla awhafaa # tafadaltu inna lfadla bialfakhri haakimu

ﺲن ْ ْيا


(59)

ئا ملْحف ْىنْ ْ ّلا ّمف

مئا ا ْ ا ىضْرع هب ْوصأ رعلا

١

fa’amaa ladhiy duwniy faahlamu da’iban # 'asuwnu bihi irdiy wain laam la’ilmu

ﺲن ْ ْيا

هلعف وه م هْيف م هْي ْ يس هلْعف ءْوس ىلع ْ تا ءْرمْلا رعلا

ﺲن ْ ْيا

ْ رْمع ْنم ب ْحت عْن اب ّرمت ايليل ّ ا ارْ ْلا نم ْت ْيلأ

رعلا

'alaysat mina lkhusraani anna layaaliyaa # tamurru bila naf’in watuhsabu min u’mriy

ﺲن ْ ْيا

لهج وه ْنمك مْلع ْوخأ ﺲْيل ملع لْوي ءْرمْلا ﺲْيلف ْمّلعت رعلا

ta’alam falaysa lmar'u yuwladu a’liman # walaysa akhuw i’lmin kaman huwa jaahilun

ﺲن ْ ْيا

ئاوف ﺲْمخ ْساْا ىف ْرفس ىلعْلا بلط ىف طْ اْا نع ْ ّرغت رعلا

tagharab ani lawtani fiy talabi l’ula # wasaafir fafiy lasfaari khamsu fawaa’idi

ﺲن ْ ْيا


(60)

51

جم ْحص ا آ مْلع ْيعم تْكا ّمه ّرت رعلا

tafarruju hamin waktisaabi ma’ishatin # wa i’lmun waadabun wa suhbatu maajidi

ﺲن ْ ْيا

ىف ك ْ ا

ئا ش تْ ا فيف عْ ق هبْرغ ّ ساْا رعلا

wain qiyla fiy laasfari dhullun waghurbatun # wa qat’u fayafin wartikaabu shadaaida

ﺲن ْ ْيا

نْيب اوه ا ب هتيح ْنم هل رْيخ ىتْلا ْومف

سح ا رعلا

famawtu lfataa khayrun lahu min hayatihi # bidaari hawanin bayna waashin wahaasidin

ﺲن ْ ْيا

D.Penjelasan isi Kitab Alala

يب عْومْ م ْنع كْيْنس ّت ب ّاا مْلعْلا تا ا ا رعلا

ترف ك ىلو موك تيرڇ ت ب # اركرف من ݞيݞ أ ملع لص حا ݞلۑٱ

اي ج

Ingatlah….. tidak akan kalian mendapatkan ilmu yang manfaat kecuali

dengan 6 )enam( syarat, yaitu cerdas,semangat,sabar,biaya,petunjuk ustadz dan waktu yang lama

Keterangan

Ilmu yang manfaaat adalah ilmu yang bisa menghantarkan pemiliknya pada ketakwaan kepada Allah subhanahu wataala,ilmu yang adalah nur


(61)

ilahi yang hanya diperuntukkan bagi hamba-hambanya yang soleh, ilmu manfaat inilah yang tidak mungkin bisa di dapatkan kecuali dengan adanya 6.1 6 syarat yang harus di lengkapi para pencarinya, adapaun 6 syarat tersebut adalah :

م ْوط تْسا شْ ا غْلب ْصا ْرح ءك رعلا

نل # ىن وݞ س نار ص ب ول ڨمل ىن ف س ݞس نل وݤ ىݞا ويف

و

ۓ ݞم

ج

Cerdas, artinya kemampuan untuk menangkap ilmu, bukan berarti IQ harus tinggi,walaupun dalam mencari ilmu IQ yang tinggi sangat menentukan sekali, asal akalnya mampu menangkap ilmu maka berarti sudah memenuhi syarat pertama ini, berbeda dengan orang gila atau orang yang idiot yang memang akalnya sudah tidak bisa menerima ilmu maka sulitlah mereka mendapatkan ilmu manfaat, namun perlu di ingat bahwa kecerdasan adalah bukan sesuatu yang tidak bisa meningkat, kalau menurut orang-orang tua, akal kita adalah laksana pedang, semakin sering di asah dan di pergunakan maka pedang akan semakin mengkilat dan tajam,adapun bila di diamkan maka akan karatan dan tumpul,begitupula akal kita semakin sering dibuat untuk berfikir dan mengaji maka akal kita akan semakin tajam daya tangkapnya dan bila di biarkan maka tumpul tidak akan mampu menerima ilmu apapun juga.

1Ubaidillah, wawancara, Langitan, 12 Oktober 2015.


(62)

53

Semangat, artinya sungguh-sungguh dengan bukti ketekunan, mencari ilmu tanpa kesemangatan dan ketekunan tidak akan menghasilkan apa-apa,ilmu apalagi ilmu agama adalah sesuatu yang mulia yang tidak akan dengan mudah bisa di dapatkan, oleh karenanya banyak orang mencari ilmu tapi yang berhasil sangat sedikit di banding yang tidak berhasil,kenapa?..karena mencari ilmu itu sulit, apa yang kemarin di hafalkan belum tentu sekarang masih bisa hafal,padahal apa yang di hafal kemarin masih berhubungan dengan pelajaran hari ini, ahirnya pelajaran hari inipun berantakan karena hilangnya pelajaran kemarin,maka tanpa kesemangatan dan ketekunan sangat sulit kita mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan dalam tolabulilmi.2

Sabar, artinya tabah menghadapi cobaan dan ujian dalam mencari ilmu, orang yang mencari ilmu adalah orang yang mencari jalan lurus menuju penciptanya, oleh karena itu syetan sangat membenci pada mereka,apa yang di kehendaki syetan adalah agar tidak ada orang yang mencari ilmu,tidak ada orang yang akan mengajarkan pada umat bagaimana cara beribadah dan orang yang akan menasehti umat agar tidak tergelincir kemaksiatan,maka syetan sangat bernafsu sekali menggoda pelajar agar gagal dalam pelajarannya, digodanya mereka dengan suka pada lawan jenis,dengan kemelaratan,dan lain-lain.3

Biaya,artinya orang mengaji perlu biaya seperti juga setiap manusia hidup yang memerlukannya, tapi jangan di faham harus punya uang

2 Muhaimin, Wawancara, Langitan, 12 Oktober 2015. 3 Ibid, Langitan, 14 Oktober 2015.


(63)

apalagi uang yang banyak, biaya disini hanya kebutuhan kita makan minum sandang dan papan secukupnya,pun tidak harus merupakan bekal materi, dalam sejarah kepesantrenan dari zaman sahabat nabi sampai zaman ulama terkemuka kebanyakan para santrinya adalah orang-orang yang tidak mampu,seperti Abu hurairoh sahabat Nabi seorang perawi

hadist terbanyak adalah orang yang sangfat fakir,imam syafi’i adalah

seorang yatim yang papa, dan banyak lagi kasus contohnya,biaya disini bisa dengan mencari sambil khidmah atau bekerja yang tidak mengganggu belajar,

Petunjuk ustadz, artinya orang mengaji harus digurukan tidak boleh dengan belajar sendiri,ilmu agama adalah warisan para nabi bukan barang hilang yang bisa di cari di kitab-kitab, dalam sebuah makalah ) saya tidak tahu apakah ini hadis atau sekedar kata-kata ulama( barang siapa belajar tanpa guru maka gurunya adalah syetan, dan ada pula makalah اول لا ء ش مب ق نم ل andai tidak ada sanad ) pertalian murid dan guru. maka akan berkata orang yang berkata ( tentang agama( sekehendak hatinya. Kita bisa melihat sejarah penurunan wahyu dan penyampaiannya kepada para sahabat,betapa Nabi setiap bulan puasa menyimakkan Al-Qur’an kepada jibril dan sebaliknya, kemudian Nabi menyampaikan kepada para sahabat,sahabat menyampaikan kepada para

tabi’in, lalu para tabi’in menyampaikan pada tabi’i at-tabi’in dan

seterusnya kepada ulama salaf, lalu ulama kholaf, lalu ulama

mutaqoddimin lalu ulama muta’akhirin dan seterusnya sampai pada umat


(64)

55

sekarang ini, jadi ilmu yang kita terima sekarang ini adalah ilmu yang bersambung sampai Nabi dan sampai kepada Allah subhanahu wa ta’ala, jadi sangat jelas sekali bahwa orang yang belajar harus lewat bimbingan seorang guru, guru yang bisa menunjukkan apa yang dikehendaki oleh sebuah pernyataan dalam sebuah ayat atau hadis atau ibarat kitab salaf, karena tidak semua yang tersurat mencerminkan apa yang tersirat dalam pernyatan.

Lama, artinya orang belajar perlu waktu yang lama,lama disini bukan berarti tanpa target, sebab orang belajar harus punya target,tanpa target akan hampa dan malaslah kita belajar.4

تْ ي مـْلب نْيرق ّل ف هْيرق ْنع ْلس ْ ْ ت ا ءْرمـْلا نع رعلا

ْ وك ت ج

ﺲ # ىن ك نوك ت جس ݞْ ڭݞ ﮝ

ݞ ݞك ون م نوك س ن ا ْ

ىن

ج

Janganlah engkau bertanya tenteng kepribadian orang lain lihat saja temannya,karena seseorang akan mengikuti apa yang dilakukan teman-temannya.

Keterangan

Dalam mencari ilmu peran teman dan lingkungan sangat berpengaruh dalam keberhasilan dan kegagalan santri menggapai cita-citanya, tidak sedikit santri yang berpotensi akhirnya gagal hanya karena salah

4 Irhamni, Wawancara, Langitan, 17 Oktober 2015.


(65)

pergaulan, maka kita harus pandai-pandai mencari teman bergaul,teman yang baik bukan teman yang selalu menuruti keinginanmu.

عْرس هّْ ف ّرش ا ك ْ ق

تْ ت هْن ف رْيخ ا ك ْ ف رعلا

ْ وك ن ا ْني ݞا ݤݞيأ وݤ ب ن وك ن ا ني # ن ه ݞا ين وك ا اا ا

نن ك

ج

bila temannya tidak baik maka jauhilah dia secepatnya, dan bila temannya baik maka temanilah dia kamu akan mendapatkan petunjuk. teman yang baik bukan teman yang selalu menuruti keinginanmu tapi teman yang baik adalah teman yang mau menunjukkan jalan benar ketika kamu salah,mendukung kamu ketika kamu benar, bersama kamu ketika kamu dalam kesulitan merasa gembira ketika kamu senang, nah untuk mencari teman yang baik kamu hanya perlu melihat pergaulan dari orang yang akan kamu jadikan teman, bila teman pergaulannya baik temanilah dia, sebaliknya bila teman pergaulannya tidak baik hindarilah dia secepatnya, teman yang tidak baik bagaikan bara akan membakar kamu menjadi abu hancur lebur tidak ada gunanya, sementara teman yang baik bagaikan pupuk yang akan mengembangkan kemampuanmu dan

mendorong kamu untuk menghasilkan semaksimal kemampuan kamu.5

محمْلا ّل ل اوْع لْ ف هلْهأ نْي مْلعلْا ّ ف ْمّلعترعلا ْيج ݞ

ﮝ ݞ وݞ نل # ى يلْها ݞا ى ْيه م مْلع ن ا ﮗ

ا ْن وت ا ْنل ى ل

ا ﮙ ىج و ت

ج

5 Ibid.


(1)

guru sebagai figur sentral yang ditangannya terletak kemungkinan keberhasilan dan pencapaian tujuan belajar. (Tabrani R.1992:3). Namun Kitab Ta'lim al Muta'allim lebih mengarah pada akhlak, tata krama ketika belajar. Namun dengan melaksanakannya dan menekuni akhlak yang digariskan akan membawa kepada keberhasilan dalam mencapai ilmu.

Meskipun memuat adab, namun didalamnya memuat beberapa teknik belajar, baik memilih ilmu, guru, teman dan hal – hal yang semstinya dilakukan oleh pelajar.

Namun dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan paling depan adalah agar para pelajar sukses dalam mencapai buah dan manfaat ilmu setelah mengamalkan saran san teknik dalam Kitab Ta'lim al Muta'allim.

Transformasi adalah konsep yang berbeda denga perubahan, perubahan mengandung proses perubahan dari waktu ke waktu dalam ruang tertentu. Sedanlahgkan terjemahan transformasi ialah alih atau

maleh dalam bahasa Jawa. Atrinya, dialam transformasi yang beralangsung sebuah perubahan adalah apada tataran permukaan, sedangkan dalam tataran lebih dalam lagi perubahan tersebut tidak terjadi.8

Dialam kitab Alala juga terdapat 6 poin penting yang sama persisi didalam kitab Ta'lim al Muta'allim. Ini menunjukan adanya struktur atau hubungan yang dimana memiliki dua perbandingan antara kitab Alala dan kitab Ta'lim al Muta'allim, yaitu struktur luar yang dimana kitab Alala mengandung 6 poin dalam mencari ilmu. Struktur dalam kitab kitab Alala

8 Nur Syam, Madzhab-Madzhab Antropolog ( Yogyakarta: PT. LKIS Pelangi Aksara Yogyakarta,


(2)

92

hampir sama dengan kitab Ta'lim al Muta'alli. 9 Dalam tatataran permukaan antara kitab Alala dan kitab Ta'lim al Muta'allim memiliki perubahan tetapi didalam tataran yang lebih dalam memiliki poin yang sama, tetapi lebih terperinci mengenai beberapa poin didalam kitab Ta'lim


(3)

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas tentang kitab Alala Dalam Membangun Kebudayaan Pesantren Salaf Langitan Tuban Jawa Timur ( Kajian Implemntaif Budaya ), maka dapat diambil beberapa kesimpulan :

1. Kitab- kitab yang di gunakan didalam pondok pesantren langitan sangat banyak, diantra kitab yang digunakan adalah sebagai berikut :

a). Pendidikan Agama. Yitu, Tauhid, Fiqih,Tasawuf, Ahlaq, b).a l- Qur’an dan hadis

al-Qur’an Jalalaen yang cukup terkenal di pondok pesantren langitan dan kitab tafsir ini ber juz-juz. Arba’in Nawai. Kitab ini merupakan kitab yang wajib di pelajari di pondok pesantren lagitan karena dengan kitab ini sebagai dasaran untuk membuat hukum yang belum ada kejelasanya di dalam

al-Qur’an.

2. Teks kitab Alala ada 37 nadhon. Maka dari 37 nadhom. Ta’dihim kepada guru, tatkram mencari ilmu, tatakerama mencari teman, tatakrama mencari keberkahan ilmu .

3. Kegunaan kitab Alala adalah sebagai pedoman hidup santri dalam mencari ilmu.


(4)

94

B. Saran-Saran

Berdasarkan penelitian dan pengamatan terhadap Kitab Alala Dalam Membangun Kebudayaan Pesantren Salaf Di Langitan Tuban Jawa Timur (Kajian Implementatif Budaya ), bahwa penulis mengangap perlu mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

a. Karena Kitab Alala Dalam Membangun Kebudayaan Pesantren Salaf Di Langitan Tuban Jawa Timur (Kajian Implementatif Budaya ) merupakan kitab yang menjadi salah satu kebudayaan santri maka hendaknya ketika melakukan penelitian haruslah bersikap seperti santri.

b. Untuk menghindari agar santri tidak mengira bahwa kita bukan peneliti maka kita berkalmufase sebagai santri baik cara bicara dan cara berpakaian, mencerminkan santri.

c. Sebagai orang beragama islam perkita ketahui bahwa kebudayaan yang berada di pondok pesantren di pengaruhi oleh kitab kitab karya

ulama’ klasik salah satunya kitab atau nadhom Alala. Patut ikut melestarikan isi dari kitab tersebut.


(5)

Pelajar, 2013.

Hendar, Mudji. Teori-teori Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisisus, 2005.

Kitab alala.

Kitab ta’limu ta’lim.

Koentjaranigrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002.

Morris, Brian. Antropologi Agama. Yogyakarta: AK Group, 2003.

Mustopp, Moehamad Habib. Kebbudayaan Islam Di Jawa Timur. Yogyakarta Jenderal Grafika Yogyakarta, 2001.

Mardalis. Metode Penelitia. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Mariyaeni. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005.

Ratna, Nyoman Kutha. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu

Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Soekanto, Soejono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.


(6)

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2010.

Sumber dari internet

Romdhoni, Ahmad. “Informasi Pondok Pesantren Langitan.