PENGARUH EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA. pdf

Adi Robith Setiana

Permendiknas No. 18 of 2007 explains that there are four professional competence as a teacher that is pedagogical, professional, social and personality. Competency of the teacher refers to the performance of teachers. Conditions in the field of teacher performance in MTs Serba Bakti Suryalaya boarding school district. Tasikmalaya shows that from the academic year 2012/2013 to 2014/2015 an increase in performance, although relatively small. However, there are some teachers who have a tendency to show less good working example: frequent dereliction of duty, and do not create lesson plans, teaching methods monotonous.

Based on the above problems, prompting the authors to examine the influence of leadership effectiveness and motivation of teachers to the performance of teachers in MTs Serba Bakti Suryalaya Boarding School District. Tasikmalaya, The purpose of this study were (1) to describe the degree of influence the effectiveness of leadership on teacher performance MTs Serba Bakti Suryalaya Boarding School District. Tasikmalaya; (2) to describe the level of work motivation influence on the

performance of teachers in MTs Serba Bakti Suryalaya Boarding School District. Tasikmalaya; (3) to describe the degree of influence and effectiveness of leadership and motivation to work together on teacher performance MTs Serba Bakti Suryalaya Boarding School District. Tasikmalaya. The research method uses a quantitative approach, the population is all teachers in MTs Serba Bakti Suryalaya boarding school district. Tasikmalaya many as 30 teachers. The sampling technique using

saturated sample. Data were analyzed using regression analysis (regression Analyisis). Results of this study are: (1) There is significant influence leadership effectiveness on teacher performance MTs Serba Bakti Boarding Suryalaya District. Tasikmalaya with a coefficient of determination of 46.2%; (2) No significant effect on the performance of teachers' work motivation MTs Serba Bakti Suryalaya Boarding School District. Tasikmalaya with a coefficient of

determination of 29.6%; (3) no significant influence the effectiveness of leadership and motivation to work together against the performance of teachers in MTs Serba Bakti Suryalaya Boarding School District. Tasikmalaya with a coefficient of determination of 47.5%. While the rest of 52.5% is determined by other factors beyond the variables in this study. Thus the higher the effectiveness of leadership the better the performance. The higher motivation to work the better the performance

Suggestions put forward: that principals maintain and improve the effectiveness of such leadership to provide direction, guidance to teachers and involve teachers in a variety of activities as well as maintaining good communication between components of the school.

Keywords: leadership effectiveness, employee motivation, teache

PENDAHULUAN

membandingkan kehidupan dengan negara

A. Latar Belakang Penelitian

lain, yang dirasakan sekarang adalah adanya Memasuki abad ke-21 gelombang

ketertinggalan di dalam mutu pendidikan, baik globalisasi dirasakan kuat dan terbuka.

pendidikan formal maupun informal. Dan hasil Kemajaun teknologi dan perubahan yang

itu diperoleh setelah kita membandingkannya terjadi memberikan kesadaran baru bahwa

dengan negara lain. Pendidikan memang telah Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia

penopang dalam meningkatkan berada di tengah-tengah dunia yang baru,

menjadi

sumber daya manusia Indonesia untuk dunia terbuka

pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita

nilai. Hal ini membawa konsekuensi kepada dengan sumber daya manusia di negara-negara

guru untuk meningkatkan peranan dan lain.

kemampuannya.

Kinerja guru melalui pelaksanaan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia

Masalah yang

serius

dalam

tugasnya sebagai pendidik, pengajar dan adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai

pelatih anak didiknya diharapkan dapat jenjang pendidikan, baik pendidikan formal

memberikan konstribusi yang berarti bagi maupun informal. Dan hal itulah yang

pencapaian tujuan pendidikan yang telah menyebabkan rendahnya mutu pendidikan

ditetapkan.

yang menghambat penyediaan sumber daya Dalam organisasi sekolah kepala manusia yang mempunyai keahlian dan

pimpinan yang keterampilan untuk memenuhi pembangunan

sekolah

merupakan

atas kelangsungan bangsa di berbagai bidang.

bertanggung

jawab

tersebut. Kepala sekolah Melihat hal tersebut sangat penting

organisasi

merupakan salah satu komponen pendidikan sekali peranan sekolah, karena sekolah

yang paling berperan dalam meningkatkan merupakan salah satu organisasi pendidikan

Kepala sekolah yang dapat dikatakan sebagai wadah untuk

kualitas

pendidikan.

atas manajemen mencapai tujuan pembangunan nasional,

bertanggung

jawab

pendidikan secara mikro, yang secara utamanya dalam pendidikan. Keberhasilan

dengan proses tujuan pendidikan di sekolah tergantung pada

langsung

berkaitan

pembelajaran di sekolah. Kepala sekolah yang sumber daya manusia yang ada di sekolah

profesional harus selalu kreatif dan produktif tersebut yaitu kepala sekolah, guru, siswa,

dalam melakukan inovasi pendidikan untuk pegawai tata usaha, dan tenaga kependidikan

kulitas pendidikan lainnya. Selain itu harus didukung pula oleh

meningkatkan

(Danumihardja, 2001: 39) sarana dan prasarana yang memadai.

Bagi guru untuk mengukur kinerjanya Guru bertanggung jawab agar anak

adalah kompetensi pedagogik kompetensi didik dapat mencapai tujuan pendidikan. Oleh

profesional, kompetensi sosial dan kompetensi karena itu, guru harus memiliki kepribadian

kepribadian.

yang matang dan berkembang, menguasai Permendiknas RI No. 18 Tahun 2007 ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat,

menjelaskan bahwa ada empat kompetensi memiliki keterampilan untuk membangkitkan

sebagai guru profesional yaitu kompetensi minat peserta didik, dan mengembangkan

profesional, sosial dan profesinya yang berkesinambungan. Ditinjau

pedagogik,

kepribadian. Kompetensi yang dimiliki guru dari dari jenjang pendidikan, maka Madarasah

tersebut menunjuk pada kinerja guru. Tsanawiyah merupakan jenjang pendidikan

Masih rendahnya kinerja guru seperti yang akan mempersipakan peserta didiknya

mengajar tidak sesuai dengan kompetensinya, selain berbekal ilmu pengetahuan dan

struktur tugas yang tidak jelas, jadwal kerja teknologi juga dibekali ilmu agama yang

yang tumpang tindih. Seorang guru harus mumpuni sehingga peserta didik selain dapat

memiliki persyaratan-persyaratan khusus, meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi juga

pendidikan untuk dapat berkiprah di masyarakat dengan

mengetahui

landasan

informasi maupun dilandasi ilmu agama.

mentransformasikan

pelajaran kepada siswa. Meskipun demikian Guru harus mampu mentransformasi

guru bukanlah satu-satunya sumber informasi kekinian peserta didik menuju suasana masa

di dalam kelas, siswa harus diberi kesempatan depan yang lebih baik, lebih berbudaya

untuk mengembangkan diri. Tugas guru yang sekaligus mampu membangun karakter bangsa

utama bukan lagi menyampaikan pengetahuan yang modern.

melainkan memupuk pengertian, membimbing Keberadaan guru amatlah penting bagi

mereka untuk belajar sendiri. Kemampuan suatu bangsa, terlebih bagi keberlangsungan

untuk menemukan sendiri dan belajar sendiri hidup

dianggap dapat dipelajari (Nasution, 2002: perjalanan jaman dengan teknologi yang kian

bangsa ditengah-tengah

lintasan

Kepemimpinan merupakan seharusnya

Guru sebagai tenaga professional

kepemimpinan.

mempengaruhi, pengalaman di bidangnya. Guru yang

menggerakkan dan mengarahkan tindakan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang

pada seseorang atau kelompok orang untuk cukup dalam bidangnya akan mampu melihat

mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. ke depan dalam peningkatan perkembangan

Kepemimpinan merupakan salah satu aspek Unit Pelayanan Teknis. Kinerja guru dapat

manajerial dalam kehidupan berorganisasi dilihat dari penguasaan guru terhadap

yang merupakan posisi kunci. Karena kompetensi yang dimiliki sebagai tenaga

kepemimpinan seorang pemimpin berperan profesional.

sebagai penyelaras dalam proses kerjasama Banyak faktor yang mempengaruhi

antar manusia dalam organisasinya. kinerja guru, diantaranya adalah kompetensi

Kepemimpinan seorang pemimpin yang memadai dan wajar, kondisi kerja yang

akan mampu membedakan karakteristik suatu aman

organisasi dengan organisasi lainya. mengembangkan kemampuan, rasa ikut

dan sehat,

kesempatan

untuk

Kepemimpinan yang dinamis dan efektif memiliki, motivasi kerja, kepemimpinan dan

merupakan potensi yang paling pokok dan lain-lain. Namun dalam penelitian ini, hanya

yang sulit dijumpai, akan tetapi tidak berarti akan meneliti kinerja guru yang dipengaruhi

bahwa seorang pemimpin tidak mampu oleh

pemimpin yang berkemimpinan kepemimpinan.

motivasi kerja,

dinamis dan efektif. Dengan memahami teori Motivasi kerja adalah dorongan kerja

kepemimpinan akan dapat meningkatkan yang timbul pada diri seseorang untuk

pemahamannya terhadap dirinya sendiri, berperilaku dalam mencapai tujuan yang

mengetahui kelemahan maupun kelebihan telah ditentukan (Wahjosumidjo, 1994: 177).

potensi yang ada dalam dirinya, serta akan Sedangkan menurut Berelson & Steiner

dapat meningkatkan pemahaman tentang (dalam

seharusnya memperlakukan menjelaskan bahwa motivasi adalah suatu

usaha sadar untuk mempengaruhi perilaku Kinerja guru adalah kemampuan seseorang supaya mengarah tercapainya tujuan

seorang guru untuk melakukan perbuatan organisasinya. Motivasi adalah perubahan

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, energi dalam diri seseorang yang ditandai

yang mencakup aspek perencanaan program dengan munculnya feeling dan didahului

belajar mengajar, pelaksanaan proses belajar dengan tanggapan terhadap adanya tujuan

mengajar, penciptaan dan pemeliharaan kelas (Mc. Donald, 2001: 71). Energi yang

yang optimal, pengendalian kondisi belajar dimaksud adalah keinginan seseorang untuk

yang optimal, serta penilaian hasil belajar. beraktifitas guna mencapai tujuannya.

Kinerja sangat penting dalam menentukan Perilaku yang timbul pada diri

kualitas kerja seseorang, termasuk seorang seseorang atau bawahan dalam kerangka

guru.

motivasi sebagai konsep manajemen, didorong Kinerja guru MTs Serba Bakti Pondok adanya kebutuhan. Dengan demikian maka

Pesantren Suryalaya Kab. Tasikmalaya, salah kebutuhan merupakan daya dorong (motivasi)

satunya dapat dilihat dari hasil uji sertifikasi. seseorang untuk berperilaku

Data di MTs Serba Bakti Pondok Pesantren tercapainya tujuan. Beberapa hal yang dapat

ke

arah

Suryalaya Kab. Tasikmalaya peserta yang membangkitkan

lulus sertifikasi sampai saat ini sebanyak 22 diantaranya adalah upah yang layak, suasana

dari jumlah guru sebanyak 30 orang. Dengan kerja yang menyenangkan, kesempatan untuk

demikian terdapat 79 % guru yag telah berkembang, kebutuhan akan pengakuan, dan

terseritifikasi.

kebutuhan berprestasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Masalah

Wakil Kepala Bidang Kurikulum di MTs Serba memberikan kesan yang menarik, sebab

kepemimpinan selalu

Bakti Pondok Pesantren Suryalaya Kab. suatu organisasi akan berhasil atau gagal

Tasikmalaya, serta hasil pengamatan yang sebagian

dilakukan, tampak sebagian guru belum dilakukan, tampak sebagian guru belum

yang dipersyaratkan, dan tidak konsisten tugas pokok dan fungsi guru, seperti: kegiatan

skenario rencana dalam merencanakan progam pengajaran,

dalam

implementasi

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah melaksanakan

dipersiapkan dan pada proses pembelajaran melaksanakan

kegiatan

pembelajaran,

guru masih dominan menggunakan metode ulangan harian, menyusun dan melaksanakan

penilaian,

melaksanakan

ceramah. Fenomena tersebut teramati pada program perbaikan dan pengayaan serta

waktu pelaksanaan kepengawasan di sekolah mengadakan

pada MTs Serba Bakti Pondok Pesantren pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

pengembangan bidang

Suryalaya Kab. Tasikmalaya. Adapun hasil Sebagai gambaran profil guru yang kinerjanya

wawancara tersebut juga didukung oleh data masih rendah, antara lain: guru mengajar

sebagai berikut :

secara monoton dan tanpa persiapan yang matang. Guru masih menggunakan persiapan mengajar dengan sangat sederhana, belum

Tabel 1 Kinerja Guru

Realisasi Pencapaian (%) No Kriteria

1 Kompetensi Kepribadian Guru

Kedisiplinan Guru

70 80 90 Kemampuan Memotivasi siswa

2 Kompetensi Profesional Guru

Pengelolaan program belajar

70 80 90 mengajar

Penguasaan materi pelajaran

70 75 80 Penggunaan media atau sumber

75 80 90 belajar

Penilaian Prestasi

70 80 80 Penelitian sederhana

0 30 40 Pelaksanaan administrasi sekolah

3 Kompetensi Sosial Guru

Komunikasi dan interaksi dengan

Komunikasi dan interaksi dengan

30 30 40 orang tua siswa

Komunikasi dan interaksi dengan

100 kepala sekolah

Sumber : MTs Serba Bakti (2015) seperti pada tabel di atas pencapaiannya sudah 100. Dengan kenaikan tersebut dapat dikatakan bahwa sudah ada perbaikan kinerja dari setiap

Dari tabel di atas dapat dilihat bawah komponen guru tersebut. Namun demikian pencapaian setiap kriteria kinerja guru dari

harapan untuk mencapai target maksimal tahun pelajaran 2012/ 2013 sampai dengan

belum bisa tercapai. Hal tersebut dikarenakan tahun pelajaran 2014/ 2015 rata-rata

masih ada sebagian guru yang belum bisa mengalami kenaikan sebesar 10 - 30, kecuali

memaksimalkan kinerjanya, sebagaimana yang untuk dua komponen Kompetensi sosial guru

sudah

dipaparkan

pada pembahasan pada pembahasan

terhadap taraf potensi kerja guru dalam pemimpin organisasi perlu menguasai dan

upaya mengembangkan diri untuk kepentingan mempunyai kemampuan untuk memotivasi

sekolah. Sehingga di antara tujuan sekolah bawahannya, agar kepala sekolah dapat

dasar dapat menyiapkan peserta didik untuk mempengaruhi bawahannya

menjadi anak yang beriman, bertaqwa, memahami apa yang menjadi kebutuhan

serta

harus

berakhlak mulia, menguasai ranah kognitif, bawahannya.

ranah efektif serta ranah psikomotor. sekolah sangat ditentukan oleh kegiatan

Keberhasilan

pengelolaan

Berdasarkan uraian latar berlakang di pendayagunaan sumber daya manusia. Oleh

penelitian ini bermaksud karena itu kepala sekolah sebagai pemimpin

Pengaruh Efektivitas

dalam suatu organisasi hendaknya menyadari

Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan

dan tanggap teknik-teknik untuk dapat

Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja

memelihara prestasi dan kepuasan kerja guru

Pada MTs Serba Bakti Pondok Pesantren

antara lain dengan memberikan dorongan

Suryalaya Kab. Tasikmalaya.

kepada guru agar dapat melaksanakan tugas mereka sesuai dengan aturan dan pengarahan.

B. Rumusan Masalah

Oleh sebab itu salah satu tugas Menurut Hughes (1999: 23) ada tiga kepala sekolah adalah untuk bisa

berinteraksi menentukan menciptakan guru profesional agar bisa

faktor

yang

efektivitas kepemimpinan yaitu : leader bekerja sesuai dengan pengarahan yang

pemimpin) yaitu, diberikan. Lebih jauh kepala sekolah sebagai

behavior (perilaku

efektivitas kepemimpinan sangat dipengaruhi pimpinan harus mengetahui kinerja guru-

seseorang. Kedua, gurunya. Karena kinerja paling tidak sangat

gaya

memimpin

subordinate (bawahan) yaitu, efektivitas berkait dengan kepemimpinan organisasi

dipengaruhi oleh tingkat sekolah dan juga kepentingan guru itu

kepemimpinan

penerimaan dan dukungan bawahan. sendiri, oleh karena itu bagi sekolah, hasil

Bawahan akan mendukung seorang pemimpin penilaian kinerja para guru sangat penting

sepanjang mereka melihat tindakan pemimpin artinya dan peranannya dalam pengambilan

dianggap dapat memberi manfaat dan keputusan tentang berbagai hal, seperti

meningkatkan kepuasan mereka. Ketiga, identifikasi kebutuhan program pendidikan dan

yaitu, situasi dalam gaya pelatihan, rekrutmen, seleksi, penempatan,

situation

kepemimpinan yaitu: hubungan pemimpin promosi dan berbagai aspek lain. Sedangkan

anggota, tingkat dalam struktur tugas dan bagi guru penilaian dapat berperan sebagai

posisi kekuasan pemimpin yang dapat umpan balik tentang berbagai hal seperti

melalui wewenang formal. kemampuan, kelebihan, kekurangan, dan

Faktor lain yang sangat menentukan potensi yang pada gilirannya bermanfaat

sikap mental dan nilai sosial kerja adalah untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan

motivasi (Ermaya, 1997: 169) karena faktor pengembangan karirnya. Sehingga secara

motivasi merupakan penentu kinerja. Guru berkala hendaknya mengadakan penilaian

sebagai tenaga profesional dalam pendidikan kinerja guru-gurunya.

kinerja sehari-hari ada kedisiplinan dan Dengan adanya penilaian kinerja

motivasi kerja.

kepala sekolah akan memperoleh informasi Dari uraian di atas dapat dijelaskan tentang keberhasilan atau kegagalan gurunya

bahwa apabila suatu organisasi sekolah ingin dalam menjalankan tugas masing-masing.

mengusahakan kinerja guru meningkat, maka Kinerja penting untuk diteliti, karena ukuran

salah satu usaha yang harus dilakukan adalah terakhir keberhasilan suatu organisasi/ sekolah

meningkatkan motivasi kerja dan efektivitas adalah kinerja atau pelaksanaan pekerjaannya,

Dalam meningkatkan sehingga

kepemimpinan.

motivasi kerja dan efektivitas kepemimpinan dipengaruhi oleh kinerja

kepala sekolah diharapkan dapat selalu Penilaian kinerja guru pada dasarnya

guru-gurunya.

menciptakan, menegakkan dan memelihara merupakan penilaian yang sistematik

suasana yang baik dari para anggota, sehingga suasana yang baik dari para anggota, sehingga

Suryalaya Kab. ini tergantung dari sikap dan efektivitas

kepemimpinan, dalam arti pemimpin harus

2. Manfaat Praktis

mampu menumbuhkan, memelihara

a. Manfaat praktis bagi Guru mengembangkan suatu iklim yang kondusif

dan

Hasil penelitian ini diharapkan bagi bagi terciptanya kedisiplinan

guru bemanfaat dalam upaya untuk memberi organisasi.

kehidupan

masukan dalam rangka mengenal aspek Permasalahan dalam penelitian ini

motivasi dan disiplin kerja, sehingga dapat difokuskan pada mencari pengaruh antara

memacu guru untuk meningkatkan kinerjanya efektivitas kepemimpinan dan motivasi kerja

guna mendapatkan sertifikasi guru. terhadap kinerja guru pada MTs Serba Bakti

b. Manfaat praktis bagi STIELM Pondok

Diharapkan dapat dijadikan salah satu Tasikmalaya. Sehubungan dengan hal tersebut

acuan dalam mengembangkan kualitas proses maka permasalahan dalam penelitian ini secara

belajar megajar sehingga hasil yang rinci untuk mengetahui:

diharapakan dapat tercapai secara optimal

1. Bagaimana

serta dapat menciptakan kualitas mutu lulusan. kepemimpinan terhadap kinerja guru

pengaruh

efektivitas

c. Manfaat praktis bagi MTs Serba Bakti MTs Serba Bakti Pondok Pesantren

Suryalaya Kab. Suryalaya Kab. Tasikmalaya ?

2. Bagaimana pengaruh motivasi kerja Hasil penelitian ini diharapkan sebagai terhadap kinerja guru MTs Serba Bakti

bahan masukkan bagi MTs Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya

Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya Tasikmalaya ?

Kab.

dalam upaya untuk meningkatkan mutu

3. Bagaimana

pendidikan melalui pengelolaan sekolah. kepemimpinan dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru MTs Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya

pengaruh

efektivitas

TINJAUAN TEORITIS

Kab. Tasikmalaya ?

A. Efektivitas Kepemimpinan

C. Tujuan Penelitian

1. Pengertian Efektivitas

Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan Berdasarkan Ensiklopedi Umum penelitian ini adalah:

Administrasi, efektivitas berasal dari kata kerja

1. Untuk mengetahui pengaruh efektivitas efektif, berarti terjadinya suatu akibat atau efek kepemimpinan terhadap kinerja guru MTs

yang dikehendaki dalam perbuatan. Setiap Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya

pekerjaan yang efektif belum tentu efisien, Kab. Tasikmalaya.

karena mungkin

hasil dicapai dengan

2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi penghamburan material, juga berupa pikiran, kerja terhadap kinerja guru MTs Serba

tenaga, waktu, maupun benda lainnya. Bakti Pondok Pesantren Suryalaya Kab.

Kata efektivitas sering diikuti dengan Tasikmalaya.

kata efisiensi, dimana kedua kata tersebut

sangat berhubungan dengan produktivitas dari efektivitas kepemimpinan dan motivasi

3. Untuk mengetahui

pengaruh antara

suatu tindakan atau hasil yang diinginkan. kerja secara bersama-sama terhadap kinerja

Suatu yang efektif belum tentu efisien, guru MTs Serba Bakti Pondok Pesantren

demikian juga sebaliknya suatu yang efisien Suryalaya Kab. Tasikmalaya.

belum tentu efektif. Dengan demikian istilah efektif adalah melakukan pekerjaan yang benar

D. Kegunaan Penelitian dan sesuai serta dengan cara yang tepat untuk

1. Secara Teoritis

tujuan yang telah Hasil penelitian ini diharapkan dapat

mencapai

suatu

direncanakan. Sedangkan efisien adalah hasil menghasilkan konsep mengenai pengaruh

dari usaha yang telah dicapai lebih besar dari faktor-faktor disiplin dan motivasi kerja

usaha yang dilakukan.

terhadap kinerja guru MTs Serba Bakti Dari pengertian di atas, efektivitas terhadap kinerja guru MTs Serba Bakti Dari pengertian di atas, efektivitas

efektivitas organisasi (Richard M. Steers, pencapaian tujuan organisasi dari 2 (dua) sudut

sebagai

keberhasilan

1985: 5-7), yaitu :

pandang. Sudut pandang pertama, dari segi

a. Perspektif optimalisasi tujuan, yaitu ‘hasil’ maka tujuan atau akibat yang

menurut ukuran dikehendaki telah tercapai. Kedua dari segi

efektivitas

dinilai

seberapa jauh suatu organisasi berhasil ‘usaha’ yang telah ditempuh atau dilaksanakan

mencapai tujuan yang layak dicapai. telah tercapai, sesuai dengan yang ditentukan.

Pemusatan perhatian pada tujuan yang Dengan demikian pengertian efektivitas dapat

secara optimal, dikatakan sebagai taraf tercapainya suatu

layak

dicapai

memungkinkan dikenalinya secara jelas tujuan tertentu, baik ditinjau dari segi hasil,

bermacam-macam tujuan yang sering maupun segi usaha yang diukur dengan mutu,

saling bertentangan, sekaligus dapat jumlah serta ketepatan waktu sesuai dengan

diketahui beberapa hambatan dalam usaha prosedur

dan

ukuran –ukuran

tertentu

mencapai tujuan.

sebagaimana yang telah digariskan dalam

yaitu efektivitas peraturan yang telah ditetapkan.

b. Perspektif

sistem,

organisasi dipandang dari keterpaduan berbagai

faktor

yang berhubungan

2. Pengertian Kepemimpinan

mengikuti pola, input, konversi, output Kepemimpinan adalah sebuah proses

dan umpan balik, dan mengikutsertakan yang

lingkungan sebagai faktor eksternal. mempengaruhi orang lain dengan memberi

Dalam perspektif ini tujuan tidak kekuatan motivasi, sehingga orang tersebut

diperlakukan sebagai suatu keadaan akhir dengan

yang statis, tetapi sebagai sesuatu yang menuju sasaran.

dapat berubah dalam perjalanan waktu. Terry (1982: 458) merumuskan

Lagipula tercapainya tujuan-tujuan jangka kepemimpinan

pendek tertentu dapat diperlakukan mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan

sebagai

aktivitas

sebagai input baru untuk penetapan mencapai tujuan organisasi. Sementara itu

selanjutnya. Jadi tujuan mengikuti suatu Stogdil (dalam Sutarto, 1998:13) memberikan

daur yang saling berhubungan antar pengertian kepemimpinan sebagai suatu proses

komponen, baik faktor yang berasal dari mempengaruhi kegiatan-kegiatan sekelompok

dalam (faktor internal), maupun faktor orang yang terorganisir dalam usaha mereka

yang berasal dari luar (faktor eksternal). menetapkan dan mencapai tujuan.

c. Perspektif perilaku manusia, yaitu konsep Sutarto (1998: 13) mendefinisikan

efektivitas organisasi ditekankan pada perilaku kepemimpinan sebagai rangkaian kegiatan

organisasi yang penataan berupa kemampuan mempengaruhi

orang-orang

dalam

mempengaruhi keberhasilan organisasi untuk perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar

periode jangka panjang. Disini dilakukan bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan

pengintegrasian antara tingkahlaku individu yang telah ditetapkan.

maupun kelompok sebagai unit analisis, Konsep keberhasilan kepemimpinan

dengan asumsi bahwa cara satu-satunya sama halnya konsep kepemimpinan, berbeda-

mencapai tujuan adalah melalui tingkahlaku beda dari penulis ke penulis. Keberhasilan

orang-orang yang ada dalam organisasi kepemimpinan pada hakikatnya berkaitan

tersebut.

dengan tingkat

kepedulian

seseorang

pemimpin terlibat terhadap kedua orientasi,

4. Tingkat Efektivitas

yaitu apa yang telah dicapai oleh organisasi Gibson et al. (1994:30) mengemukakan (organizational achievement) dan pembinaan

masing-masing tingkat efektivitas dapat terhadap

organisasi

(organitational

dipandang sebagai suatu sebab variabel oleh maintenance). variabel lain (ini berarti sebab efektivitas). Sesuai pendapat Gibson tersebut di atas dapat

3. Prespektif Efektivitas

dijelaskan bahwa pada efektivitas individu Terdapat 3 perspektif yang utama di

sebab-sebab antara lain dalam menganalisis

terdiri

dari

apa yang disebut

kemampuan, ketrampilan, pengetahuan, sikap, kemampuan, ketrampilan, pengetahuan, sikap,

terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau kepemimpinan, struktur, status, peran dan

keterpaduan,

interaksi yang baik antara atasan dengan norma-norma. Untuk efektivitas organisasi

bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar terdiri dari sebab-sebab lingkungan, teknologi,

belakang yang dimiliki pemimpin, seperti pilihan strategi, struktur, proses dan kultur.

motivasi untuk berprestasi, kedewasaan dan Semua ini mempunyai hubungan sebab

keleluasaan dalam hubungan sosial dengan variabel dari variabel lainnya.

sikap-sikap hubungan manusiawi.

Kepemimpinan

ditinjau dari

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

pendekatan perilaku menurut Nanang Fattah

(2000: 93) sebagaimana yang dikutip dari

Manajemen Pendidikan

Harsey dan Blanchard (1977) bahwa indikator Hasil penelitian yang dilakukan oleh

dari perilaku efektifitas kepemimpinan kepala Goldsmith, sebagaimana yang dikutip oleh

sekolah adalah:

Aunurrahman (2009: 12) menunjukkan bahwa

a. Perilaku yang berorientasi pada tugas pemimpin

(Structure initiating), yaitu meliputi : (a) suasana dialogis, kesetaraan, dan tidak arogan

mengutamakan pencapaian tujuan, (b) atau nondefensif serta selalu berupaya

menilai pelaksanaan tugas bawahan, (c) mendorong sikap positif, akan dapat

batas-batas waktu mendorong terjadinya keefektifan proses

menetapkan

pelaksanaan tugas, (d) menetapkan pembelajaran. Oleh sebab itu, pemimpin

standar tertentu terhadap tugas bawahan pendidikan ketika mengaplikasikan gaya atau

(e) memberi petunjuk-petunjuk kepada aktivitas kepemimpinannya sangat tergantung

bawahan, (f) melakukan pengawasan pada pola organisasi yang melingkupinya. Dan

secara ketat terhadap tugas. juga

b. Perilaku yang berorientasi pada human pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam

dalam melaksanakan

aktivitasnya

relation , yaitu meliputi : (a) melibatkan faktor.

bawahan adalam pengambilan keputusan, (b) bersikap bersahabat, (c) membinan

hubungan kerjasama dengan baik, (d) menyebutkan terdapat faktor-faktor efektivitas

Nanang Fattah

memberikan dukungan terhadap bawahan, kepemimpinan, antara lain:

(e) menghargai ide atau gagasan, (f)

a. Kepribadian ( personality ), pengalaman

kepercayaan kepada masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini

memberikan

bawahan.

mencakup nilai-nilai, latar belakang dan

peranan seorang pengalamannya

pemimpin sebagaimana dikemukakan oleh M. pilihan akan gaya kepemimpinan. Ngalim Purwanto (2007), sebagai berikut :

b. Harapan dan perilaku atasan.

a. Sebagai pelaksana ( executive )

c. Karakteristik, harapan dan perilaku

b. Sebagai perencana ( planner ) bawahan mempengaruhi terhadap apa

c. Sebagai seorang ahli ( expert ) gaya kepemimpinan.

d. Sebagai mewakili kelompok dalam

d. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan tindakannya ke luar ( external group juga akan mempengaruhi gaya pemimpin.

representative )

e. Iklim dan kebijakan organisasi

e. Sebagai mengawasi hubungan antar mempengaruhi harapan dan perilaku anggota-anggota kelompok ( controller of bawahan. internal relationship )

f. Harapan dan perilaku rekan.

f. Bertindak sebagai pemberi

gambaran/pujian atau hukuman ( purveyor Berdasarkan faktor-faktor tersebut,

of rewards and punishments ) maka jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin

g. Bertindak sebagai wasit dan penengah dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh faktor-

( arbitrator and mediator) faktor

yang dapat

menunjang

untuk

berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab

itu berbuat”. Menurut Terry (1997: 110),

i. Merupakan lambang dari pada kelompok “motivasi adalah keinginan seseorang yang ( symbol of the group )

m endorongnya untuk bertindak”. Sedangkan j. Pemegang tanggungjawab para anggota

menurut W inkel (1983: 27), “motif adalah kelompoknya ( surrogate for individual

kekuatan yang mendorong individu untuk responsibility )

melakukan aktivitas tertentu demi tercapainya k. Sebagai pencipta/ memiliki cita-cita

tujuan”. Selanjutnya motif baru dapat disebut ( ideologist )

motivasi apabila sudah menjadi kekuatan yang l. Bertindak sebagai seorang ayah ( father

bersifat aktif. Hal ini senada dengan pendapat figure )

Buchori (2004: 14), motivasi berasal dari kata m. Sebagai kambing hitam ( scape goat )

motif yang dalam psikologi berarti tenaga yang m endorong seseorang untuk berbuat sesuatu”.

Tugas pemimpin tersebut akan berhasil Pendapat yang lain dikemukakan dengan baik apabila setiap pemimpin

oleh para ahli diantaranya Kamaludin (1989: memahami

214), bahwa “motivasi adalah proses dilaksanakannya.

mempengaruhi atau mendorong seseorang kepemimpinan akan tampak dalam proses di

berbuat untuk menyelesaikan tujuan yang mana seseorang mengarahkan, membimbing,

diinginkan”. Siagian (1997: 138), motivasi mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-

adalah daya pendorong yang mengakibatkan pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku

seseorang anggota organisasi mau dan rela orang lain.

untuk menggerakkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan

Untuk keberhasilan dalam pencapaian waktunya untuk menyelenggarakan berbagai suatu tujuan diperlukan seorang pemimpin

kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya yang profesional, dimana ia memahami akan

dan menunaikan kewajibannya dalam rangka tugas dan kewajibannya sebagai seorang

pencapaian tujuan dan berbagai sasaran pemimpin, serta melaksanakan peranannya

organisasi yang telah ditentukan sebagai seorang pemimpin. Di samping itu

sebelum nya”.

pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama Sementara itu Manulang (2001: 165), yang baik dengan bawahan, sehingga

mendefi nisikan “motivasi sebagai keadaan terciptanya suasana kerja yang membuat

dalam pribadi seseorang yang mendorong bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki

keinginan individu untuk melakukan kegiatan- suatu kebebasan dalam mengembangkan

kegiatan tertentu dalam upaya mencapai suatu gagasannya dalam rangka tercapai tujuan

tujuan”. Moekijat (1991:10) bahwa “motivasi bersama yang telah ditetapkan

merupakan proses atau faktor yang Efektivitas

mendorong seseorang untuk bertindak atau bergantung pada pola relasi yang dikonstruk

kepemimpinan

juga

berperilaku dengan cara tertentu”. oleh pemimpin. Relasi pemimpin dengan para

Dari pendapat-pendapat tersebut follower (guru dan karyawan) menjadi dinamis

dapat dirumuskan bahwa motivasi adalah jika pola kepemimpinan yang digunakan

keinginan di dalam diri seseorang yang bersifat partisipatif. Perencanaan sampai

mempengaruhi atau mendorongnya untuk dengan semua putusan yang diambil oleh

bertindak atau berperilaku dengan cara tertentu secara partisipatif berimplikasi positif terhadap

untuk mencapai suatu tujuan. Soeitoe (1982: tingkat kepengikutan para bawahan.

23) menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki motivasi akan terlibat secara pribadi

B. Motivasi Kerja

selaras dengan kebutuhannya. Hal ini

1. Pengertian Motivasi

disebabkan karena: (a) motivasi memulai dan Robert L. Malthis & John H. Jackson

mensuplai energi untuk suatu aktivitas; (b) dalam Moenir (2002: 135), menyebutkan

motivasi mengarahkan aktivitas; (c) motivasi bahwa “motivasi berasal dari kata motif yaitu

menyebabkan individu cepat mengetahui suatu kehendak atau keinginan yang timbul

adanya tujuan yang relevan; (d) motivasi adanya tujuan yang relevan; (d) motivasi

serta (sense of kesulitan; dan (e) motivasi yang membawa

( kebutuhan akan menjadi dasar bagi motivasi-motivasi sikap

hasil akan mengakibatkan perasaan puas yang

d. Esteem

needs

penghargaan ) berupa kebutuhan akan dan harapan baru.

harga diri dan pandangan baik dari orang Motivasi

menggerakkan

manusia

lain terhadap kita.

untuk menampilkan tingkah laku kearah

e. Sactualization needs (kebutuhan akan pencapaian suatu tujuan tertentu. Yang

kepuasan diri) yaitu kebutuhan untuk nampak dari luar hanyalah tingkah laku dari

yaitu kebutuhan manusia itu, yang bisa saja dilandasi oleh

mewujudkan

diri

mengenai nilai dan kepuasan dari berbagai ragam motivasi didalamnya.

pekerjaan.

Dengan demikian kiranya dapat dimengerti bahwa tidaklah mudah untuk

Menurut Herzberg dalam Siagian mempelajari motivasi itu. Secara ringkas hal-

(2002), bahwa karyawan termotivasi untuk hal tersebut menunjukkan beberapa alasan

bekerja disebabkan oleh dua faktor, yaitu : sehingga motivasi itu sulit untuk dipelajari

a. Faktor Intrinsik yaitu faktor daya dorong dikarenakan motivasi tidak dapat dilihat,

yang timbul dari dalam diri masing- bahkan adakalanya tidak disadari, motivasi

masing karyawan, berupa : yang sama dapat tampil dalam bentuk tingkah

1) Pekerjaan itu sendiri ( the work it self ). laku yang berbeda, motivasi yang berbeda bisa

Berat ringannya tantangan yang dirasakan saja tampil dalam bentuk tingkah laku yang

tenaga kerja dari pekerjaannya. sama, dan sebuah tingkah laku bisa dilandasi

2) Kemajuan ( advancement ). oleh beberapa motivasi sekaligus.

Besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja Mc.

berpeluang maju dalam pekerjaannya menjelaskan bahwa manusia mempunyai

seperti naik pangkat.

kebutuhan untuk berprestasi. Manusia bekerja

3) Tanggung jawab ( responsibility ). bukan saja untuk memperoleh imbalan materi

Besar kecilnya yang dirasakan terhadap yang besar, tetapi lebih jauh dari itu

tanggung jawab diberikan kepada seorang manusia bekerja untuk mencapai prestasi

tenaga kerja.

4) Pengakuan (recognition) . sebagaimana dikutip oleh E. Koeswara (1987:

yang tinggi ( highly achievement). Drucker

Besar kecilnya pengakuan yang diberikan

61) mengenai motivasi akan kebutuhan- kepada tenaga kerja atas hasil kerja. kebutuhan khusus yang diinginkan pegawai

5) Pencapaian ( achievement ). dalam lingkungan adalah: (a) upah yang layak;

Besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja (b) kerja yang tetap; (c) kolega yang baik; (d)

mencapai prestasi kerja tinggi. kesempatan untuk mendapatkan pengalaman; (e) pimpinan yang baik; (f) suasana kerja yang

b. Faktor Ekstrinsik yaitu faktor pendorong menyenangkan; dan (g) kesempatan untuk

yang datang dari luar diri seseorang berkembang.

organisasi tempatnya Hirarki kebutuhan manusia, menurut

terutama dari

bekerja. Faktor ekstrinsik ini mencakup : Maslow (1994: 290) adalah:

1) Administrasi dan kebijakan perusahaan.

a. Physiological

Tingkat kesesuaian yang dirasakan tenaga badaniah), meliputi kebutuhan akan

needs

(kebutuhan

kerja terhadap semua kebijakan dan sandang, pangan dan pemuasan seksual.

peraturan yang berlaku dalam perusahaan.

b. Safety needs (kebutuhan keamanan),

2) Penyeliaan.

meliputi kebutuhan akan keamanan jiwa Tingkat kewajaran penyelia dirasakan maupun kebutuhan akan keamanan harta . yang oleh tenaga kerja.

c. Social needs

meliputi kebutuhan

Tingkat kewajaran gaji yang diterima diterima oleh orang lain, perasaan akan

akan

perasaan

sebagai imbalan terhadap tugas pekerjaan. dihormati, kebutuhan akan perasaan maju

4) Hubungan antar pribadi. atau berprestasi, dan kebutuhan akan

5) Tingkat kesesuaian yang dirasakan dalam (d) meningkatkan atau menggali motivasi. berinteraksi antar tenaga kerja lain.

Sedangkan

karakteristik dari motivasi

6) Kondisi kerja. ekstrinsik yaitu : (a) tingkah laku (tindakan

7) Tingkat kesesuaian kondisi kerja dengan ditentukan oleh rewards; (b) tidak memiliki proses pelaksanaan tugas pekerjaan-

reinforcement; (c) tidak (kurang mempunyai pekerjaannya.

persepsi diri atas tingkah lakunya dan; (d) tidak adanya upaya untuk meningkatkan motivasi

Apabila faktor intrinsik tersebut ada, kalau tidak jelas rewards nya. dapat memberi tingkat motivasi yang kuat dan

Wahjosumidjo (1994: 398) berpendapat kepuasan dalam diri seseorang, namun jika

bahwa motivasi timbul diakibatkan oleh faktor faktor ini tidak ada, maka menimbulkan rasa

dari dalam diri seseorang itu (instrinsik) dan ketidakpuasan. Sementara faktor ekstrinsik

faktor dari luar diri seseorang (ekstrinsik). tersebut ada, tidak perlu memberi motivasi,

a. Motivasi Intrinsik

tetapi jika tidak ada dapat menimbulkan tidak Yaitu motivasi yang berfungsi atau aktif puas.

tanpa adanya dorongan dari luar. Karena dalam Berdasarkan beberapa faktor di atas,

diri orang tersebut sudah ada dorongan untuk motivasi kerja merupakan dorongan kerja yang

melakukan sesuatu pekerjaan. Yang termasuk timbul dari seseorang untuk berperilaku sesuai

faktor intrinsik ini adalah kepribadian, sikap, dengan kebutuhan dan tujuan yang diinginkan.

pengalaman dan pendidikan, atau berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau ke masa

2. Macam-macam Motivasi

depan.

b. Motivasi Ekstrinsik

Dimyati dan Mudjiono (1994: 80),

menggolongkan motivasi menjadi: Yaitu motivasi yang timbul karena

a. Motivasi primer adalah motivasi yang adanya rangsangan dari luar diri seseorang. didasarkan pada motif-motif dasar. Motif

Yang termasuk faktor ekstrinsik adalah dasar adalah motif yang berkaitan dengan

pengaruh pimpinan, kolega atau teman kebutuhan biologis

sejawat, tuntutan organisasi atau tugas dan jasmani seseorang.

atau kebutuhan

faktor lain yang sangat kompleks.

b. Motivasi sekunder adalah motivasi

yang dipelajari. Motif yang dipelajari Sedangkan Herzberg mengembangkan adalah motivasi yang diperoleh dari hasil

teori model dua faktor dari motivasi, yaitu belajar seseorang.

faktor motivasional dan faktor hygiene atau pemeliharaan. Dua faktor ini dianggap sangat

Sukmadinata dan Adimihardja (1997: dominan dalam menetukan kinerja seseorang.

11) membedakan motivasi menjadi dua yaitu: Faktor motivasional adalah faktor pendorong (1) Motivasi internal adalah motivasi yang

berprestasi yang bersifat intrinsik, yang muncul dari dalam diri sendiri. (2) Motivasi

bersumber dari dalam diri seseorang. eksternal adalah motivasi yang muncul karena

Sedangkan faktor hygiene atau pemeliharaan ada desakan atau rangsangan dari luar.

adalah faktor- faktor yang sifatnya ekstrinsik Sedangkan menurut Natawijaya (1989:

yang berasal dari luar diri seseorang. 26), jenis motivasi dibedakan menjadi dua

Herzberg dalam (Syah, 1995: 253) macam yaitu: (1) Motivasi intrinsik adalah

tergolong dalam motivasi yang muncul karena faktor yang

menjelaskan

yang

motivasional antara lain prestasi, pengakuan, berasal dari dalam dirinya. (2) Motivasi

tanggung jawab, promosi, kerja itu sendiri, ekstrinsik adalah motivasi yang muncul karena

dan pertumbuhan. Sedangkan faktor-faktor faktor yang berasal dari luar dirinya.

yang hygiene atau pemeliharaan mencakup Gage & Berliner (1984: 412),

antara lain administrasi dan kebijakan, menyebutkan karakteristik

supervise teknis, hubungan dengan supervisor, intrinsik yaitu : (a) tingkah laku (tindakan tidak

dari motivasi

kondisi kerja, gaji, hubungan dengan teman ditentukan oleh ada tidaknya reward ; (b)

sejawat, kehidupan pribadi, hubungan dengan senantiasa memiliki self reinforcement; (c)

bawahan, status dan keamanan. memilki persepsi diri terhadap tingkah lakunya;

Selanjutnya merujuk pada pendapat Selanjutnya merujuk pada pendapat

berkembang.

yang memilki motivasi kerja akan memenuhi Wasistiono (2002 : 25) memberikan karakteristik sebagai berikut: (1) Tekun

pengertian “kinerja sebagai keseluruhan hasil menghadapi tugas; (2) ulet menghadapi

manfaat dan dampak dari keseluruhan proses kesulitan; (3) tidak memerlukan dorongan dari

pengelolaan masukan guna mencapai tujuan luar untuk berprestasi; (4) ingin mendalami

yang diinginkan”. Kinerja berkaitan dengan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya; (5)

hak dan wewenang yang diberikan kepada selalu berusaha untuk berprestasi sebaik

seseorang, badan, lembaga termasuk juga para mungkin; (6) menunjukkan minat yang

guru dan karyawan dalam suatu lembaga positif; (7) lebih senang bekerja mandiri dan

pendidikan.

bosan terhadap tugas-tugas rutin; dan (8) Donni Juni Priansa (2014 : 79) senang memecahkan persoalan yang dialami

menjelaskan kinerja merupakan hasil kerja selama bekerja.

yang dicapai guru di sekolah dalam rangka

3. Komponen Utama dalam Motivasi

mencapai tujuan sekolah.

berasal dari kata motivasi (Hasibuan, 1999: 103), yaitu:

Ada tiga komponen utama dalam

Kinerja

performance ,

mempunyai arti kerja,

a. Kebutuhan pelaksanaan kerja, pencapaian atau hasil Kebutuhan individu merasa

kerja (Sedarmayanti, ketidak seimbangan antara output dan

adanya

kerja/penampilan

2001:50). Sedangkan dari pendapat yang lain input.

dikemukakan oleh Sihombing (2000: 251),

b. Dorongan bahwa dalam lembaga pendidikan pengertian Merupakan

konsep kinerja mencakup efisiensi, efektivitas melakukan

kekuatan mental

untuk

dan produktivitas. Efisien menunjukkan pada memenuhi harapan yang berorientasi pada

biaya yang paling murah namun tujuan tetap pencapaian tujuan.

tercapai. Bekerjanya dengan efektif berarti berorientasi

Dorongan

yang

bekerja dengan waktu yang relative singkat merupakan inti motivasi.

tujuan tercapai. Sedangkan produktivitas

c. Tujuan merupakan perbandingan antara masukan Hal yang ingin dicapai oleh seseorang

dengan keluaran.

individu. Tujuan tersebut mengarahkan Zamroni (2000:53) mengemukakan perilaku individu tersebut.

ada tiga kegiatan yang diperlukan guru agar dapat meningkatkan kualitasnya sehingga

C. Kinerja Guru

kinerjanya menjadi lebih baik, yaitu: (a) para

1. Pengertian Kinerja Guru

guru harus memperbanyak tukar pikiran dalam Guru adalah tenaga pendidik yang

mengembangkan materi pelajaran dan cara berperan sebagai ujung tombak transformasi

berinteraksi dengan siswa; (b) para guru harus pengetahuan dan nilai sikap, pembentuk

memperbanyak melakukan penelitian di kepribadian

sekolahnya, sebab hanya mendasarkan hasil bertanggung

peserta

didik serta ikut

penelitian di tempat kerjanya guru dapat pendidikan. Oleh sebab itu guru terlibat

memperbaiki kinerjanya; (c) guru harus langsung dalam proses pembelajaran di

mengkomunikasikan hasil dalam kelas, maka guru dapat dikatakan

membiasakan

penelitian pada media cetak. sebagai komponen utama dalam proses

Supriyono (2000: 59) menjelaskan pendidikan. Karena kedudukannya itulah,

bahwa dalam laporan kinerja tidak hanya maka guru menempati posisi yang sangat

dicapai tetapi juga penting dalam meningkatkan kualitas proses

hasilnya

dapat

memperhatikan proses pencapaiannya. Jika pembelajaran maupun hasilnya. Pada konteks

hal ini diterapkan dalam proses belajar ini, kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh

mengajar maka kinerja guru meliputi tampilan kualitas kinerja guru, yang konsekuensinya

yang dapat dicapai dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk berperan aktif dalam

tadi. Berkaitan dengan kinerja guru, maka memposisikan diri sebagai tenaga profesional

tidak lepas dari tugas dan kompetensi guru. sesuai dengan tuntutan masyarakat yang kian

Tugas guru menurut Usman (2001: 89) Tugas guru menurut Usman (2001: 89)

secara urut. Gordon (dalam Arikunto, 1993: kemanusiaan; dan (3) tugas dalam bidang

39) tentang 8 (delapan) kriteria guru yang baik, kemasyarakatan.

diantaranya disebutkan bahwa guru yang baik Tugas guru mengajar itu merupakan

adalah guru yang mampu menciptakan suatu seni untuk mentransfer pengetahuan,

lingkungan belajar yang menarik, bebas, keterampilan dan nilai-nilai pendidikan,

memberi dorongan kepada siswanya untuk kebutuhan-kebutuhan individu siswa, kondisi

sadar demi belajar.

lingkungan, dan keyakinan yang dimiliki oleh Selain itu guru juga dituntut untuk bisa guru. Tugas guru dalam sistem profesi

menguasai kelas untuk menjaga situasi kependidikan yakni mengajar, membantu

kegiatan belajar-mengajar agar berjalan siswa, mengelola bagian dari pendidikan,

efektif. Arikunto (1993: 191) merancang

dengan

menyatakan bahwa kegagalan atau ketidak teknologi

kurikulum,

menggunakan

berhasilan guru dalam melaksanakan tuganya pembaharuan dalam sistem pendidikan.

sangat mungkin bukan karena mereka kurang Zamroni (2000: 68) tugas guru

menguasai bidang studi, tetapi karena mereka mengajar itu merupakan suatu seni untuk

tidak tahu bagaimana mereka mengelola kelas. mentransfer pengetahuan, ketrampilan dan

harus melaksanakan nilai-nilai yang diarahkan oleh nilai- nilai

Guru

juga

evaluasi untuk mengetahui sejauh mana materi pendidikan,

pelajaran yang disampaikan dapat diterima siswa, kondisi lingkungan, dan keyakinan yang

kebutuhan-kebutuhan

individu

oleh siswa. Untuk itu guru biasanya dimiliki oleh guru.

mengadakan uji awal tentang materi yang Donni Juni Priansa (2014: 79)

telah disampaikan sebelumnya. menjelaskan bahwa kinerja guru nampak dari

Popham (2001: 113) menyatakan tanggung

bahwa jika seorang guru menginginkan amanah, profesi yang diembannya, serta moral

mempunyai dasar yang memadai untuk yang dimilikinya.

menentukan kualitas pengajarannya, ia harus Dalam setiap melaksanakan tugas

menggunakan tes yang secara teliti dan pengajaran, guru harus berpedoman pada