ASWAJA adalah kepanjangan kata dari

ASWAJA adalah kepanjangan kata dari “
HYPERLINK
"http://aswajanucenterjatim.com/wp-content/uploads/2015/05/keepcalm-and-im-aswaja-moslem.png" ᄃᄃ Ahlussunnah waljamaah”. Ahlussunnah berarti
orang-orang yang menganut atau mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, dan
waljamaah berarti mayoritas umat atau mayoritas sahabat Nabi Muhammad SAW.
Jadi definisi Ahlussunnah waljamaah yaitu; “ Orang-orang yang mengikuti sunnah
Nabi Muhammad SAW dan mayoritas sahabat ( maa ana alaihi wa ashhabi ), baik di
dalam syariat (hukum Islam) maupun akidah dan tasawuf”.
Istilah ahlussunnah waljamaah tidak dikenal di zaman Nabi Muhammad SAW
maupun di masa pemerintahan al-khulafa’ al-rasyidin, bahkan tidak dikenal di zaman
pemerintahan Bani Umayah ( 41 – 133 H. / 611 – 750 M. ). Istilah ini untuk pertama
kalinya di pakai pada masa pemerintahan khalifah Abu Ja’far al-Manshur (137159H./754-775M) dan khalifah Harun Al-Rasyid (170-194H/785-809M), keduanya
dari dinasti Abbasiyah (750-1258). Istilah ahlussunnah waljamaah semakin tampak ke
permukaan pada zaman pemerintahan khalifah al-Ma’mun (198-218H/813-833M).
Pada zamannya, al-Ma’mun menjadikan Muktazilah ( aliran yang mendasarkan
ajaran Islam pada al-Qur’an dan akal) sebagai madzhab resmi negara, dan ia memaksa
para pejabat dan tokoh-tokoh agama agar mengikuti faham ini, terutama yang
berkaitan denga kemakhlukan al-qur’an. untuk itu, ia melakukan mihnah (inquisition),
yaitu ujian akidah terhadap para pejabat dan ulama. Materi pokok yang di ujikan
adalah masalah al-quran. Bagi muktazilah, al-quran adalah makhluk (diciptakan oleh
Allah SWT), tidak qadim ( ada sejak awal dari segala permulaan), sebab tidak ada

yang qadim selain Allah SWT. Orang yang berpendapat bahwa al-quran itu qadim
berarti syirik dan syirik merupakan dosa besar yang tak terampuni. Untuk
membebaskan manusia dari syirik, al-Ma’mun melakukan mihnah. Ada beberapa
ulama yang terkena mihnah dari al-Ma’mun, diantaranya, Imam Ahmad Ibn Hanbal
( 164-241H).
Penggunaan istilah ahlussunnah waljamaah semakin popular setelah munculnya
Abu Hasan Al-Asy’ari (260-324H/873-935M) dan Abu Manshur Al-Maturidi (w. 944
M), yang melahirkan aliran “Al-Asy’aryah dan Al-Maturidyah” di bidang teologi.
Sebagai ‘perlawanan’ terhadap aliran muktazilah yang menjadi aliran resmi
pemerintah waktu itu. Teori Asy’ariyah lebih mendahulukan naql ( teks qu’an
hadits) daripada aql ( penalaran rasional). Dengan demikian bila dikatakan

ahlussunnah waljamaah pada waktu itu, maka yang dimaksudkan adalah penganut
paham asy’ariyah atau al-Maturidyah dibidang teologi. Dalam hubungan ini
ahlussunnah waljamaah dibedakan dari Muktazilah, Qadariyah, Syiah, Khawarij, dan
aliran-aliran lain. Dari aliran ahlussunnah waljamaah atau disebut aliran sunni
dibidang teologi kemudian juga berkembang dalam bidang lain yang menjadi cirri
khas aliran ini, baik dibidang fiqh dan tasawuf. sehingga menjadi istilah, jika disebut
akidah sunni (ahlussunnah waljamaah) yang dimaksud adalah pengikut Asy’aryah
dan Maturidyah. Atau Fiqh Sunni, yaitu pengikut madzhab yang empat ( Hanafi,

Maliki, Syafi’I dan Hanbali). Yang menggunakan rujukan alqur’an, al-hadits, ijma’
dan qiyas. Atau juga Tasawuf Sunni, yang dimaksud adalah pengikut metode
tasawuf Abu Qashim Abdul Karim al-Qusyairi, Imam Al-Hawi, Imam Al-Ghazalidan
Imam Junaid al-Baghdadi. Yang memadukan antara syari’at, hakikat dan makrifaat.
B. Memahami Hadits Firqah
Ada beberapa riwayat hadits tentang firqah atau millah ( golongan atau aliran)
yang kemudian dijadikan landasan bagi firqah ahlussunnah waljamaah. Sedikitnya
ada 6 riwayat hadits tentang firqah/millah yang semuanya sanadnya dapat dijadikan
hujjah karena tidak ada yang dloif tetapi hadits shahih dan hasan. Dari hadits yang
kesimpulannya menjelaskan bahwa umat Rasulullah akan menjadi 73 firqah, semua di
neraka kecuali satu yang di surga. itulah yang disebut firqah yang selamat ‫الفرقة‬
‫))الناجية‬. Dari beberpa riwayat itu ada yang secara tegas menyebutkan; ( ‫أهل الســنة‬
‫ )“والجمــاعة‬ahlussunnah waljamaah”. ataub “aljamaah”. (‫ الجماعة‬Tetapi yang paling
banyak dengan kalimat; “ maa ana alaihi wa ashhabi” (( ‫ ماأنا عليه وأصحا‬. baiklah
penulis kutipkan sebagian hadits tentang firqah atau millah:.
‫ ” لبأتين على أمتي ما أتى على‬:‫عن عبد الله بن عمرو قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم‬
, ‫بني اســــرائيل حذو النعل بالنعل حتى ان كان منهم من بأتي أمه علنية لكان في أمتي من يصنع ذالك‬
‫ وتفترق أمتي على ثلث وســبعين ملة كلهم فى‬,‫وان بني اســـرائيل تفرقت على ثنتين وســبعين ملة‬
‫ ) الترمذي و الجري والل‬.”‫ ” مـــا أنا عليه وأصـــحابي‬: ‫النار ال واحدة قالوا ومن هي يا رسول الله ؟ قال‬
( ‫ حـــسن بشــواهد كثيرة‬.‫لكائي وغيرهم‬

Artinya: Dari Abillah Bin ‘Amr berkata, Rasulullah SAW bersabda: “ Akan datang
kepada umatku sebagaimana yang terjadi kepada Bani Israil. Mereka meniru
perilakuan seseorang dengan sepadannya, walaupun diantara mereka ada yang
menggauli ibunya terang-terangan niscaya akan ada diantara umatku yang melakukan
seperti mereka. Sesungguhnya bani Israil berkelompok menjadi 72 golongan. Dan
umatku akan berkelompok menjadi 73 golongan, semua di neraka kecuali satu.
Sahabat bertanya; siapa mereka itu Rasulullah? Rasulullah menjawab: “ Apa yang
ada padaku dan sahabat-sahabatku “ ( HR. At-Tirmidzi, Al-Ajiri, Al-lalkai. Hadits
hasan )
‫ ” ان بني اســرائيل افترقت‬: ‫ قال رســول الله صــلى الله عليه وســلم‬: ‫عن أنس بن مــالك قال‬
‫ وهي‬,‫ وان أمتي ستفترق على ثنــتين وسبعين فرقــة كلها في النار ال واحدة‬, ‫على احدى وســبعين فرقة‬
( ‫ هذا اســـناد جيد‬.‫الجمــاعة ” ) ابن ماجه وأحمد والل لكائي وغيرهم‬
Artinya: Dari Anas bin Malik berkata, rasulullah SAW bersabda; “ Sesungguhnya
bani Israil akan berkelompok menjadi 71 golongan dan sesungguhnya umatku akan
berkelompok menjadi 72 golongan, semua di neraka kecuali 1 yaitu al-jamaah”.
( HR.Ibn Majah, Ahmad, al-lakai dan lain. Hadits sanad baik )

Dari pengertian hadits diatas dapat difahami dan disipulkan sebagai berikut:
1. Penganut suatu agama sejak sebelum Nabi Muhammad (Bani Israil) sudah
2.

3.

4.

5.

banyak yang ‘menyimpang’ dari ajaran aslinya, sehingga terjadi banyak
interpretasi yang kemudian terakumulasi menjadi firqah-firqah.
Umat Nabi Muhammad juga akan menjadi beberpa firqah.namun berapa
jumlahnya? Bilangan 73 apakah sebagai angka pasti atau menunjukkan
banyak, sebagaimana kebiasaan budaya arab waktu itu?.
Bermacam-macam firqah itu masih diakui oleh Nabi Muhammad SAW
sebagai umatnya, berarti apapun nama firqah mereka dan apaun produk
pemikiran dan pendapat mereka asal masih mengakui Allah sebagai
Tuhan, Muhammad sebagi Nabi dan ka’bah sebagai kiblatnya tetap diakui
muslim. Tidak boleh di cap sebagai kafir. ‘lahu ma lana wa alaihi ma
alainaa.’
Pengertian semua di nereka kecuali satu, yaitu mereka yang tidak persis
sesuai dengan sunnah Nabi dan para sahabatnya akan masuk neraka
dahulu tapi tidak kekal didalmnya yang nantinya akan diangkat ke surga

kalau masih ada secuil iman dalam hatinya. Sedangkan yang satu akan
langsung ke surga tanpa mampir di neraka dahulu.
‫( الفرقة النـاجية‬kelompok yang selamat) adalah mereka yang mengikuti sesuai
apa yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya ‫ماأناعليه‬
‫) وأصحـابه‬yang mungkin berada di berbagai tempat, masa dan jamaah.
tidak harus satu organisasi, satu negara, satu masa atau satu partai dan
golongan

C. Ahlussunnah Waljamaah versi KH. Hasyim Asy’ari
KH. Hasyim Asy’ari, Rais Akbar Nahdlatul Ulama’ memberikan tashawur
(gambaran) tentang ahlussunnah waljamaah sebagaimana ditegaskan dalam al-qanun
al-asasi, bahwa faham ahlussunnah waljamaah versi Nahdlatul Ulama’ yaitu
mengikuti Abu Hasan al-asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi secara teologis,
mengikuti salah satu empat madzhab fiqh ( Hanafi, Maliki, Syafi’I dan Hanbali)
secara fiqhiyah, dan bertashawuf sebagaimana yang difahami oleh Imam al-Ghazali
atau Imam Junaid al-Baghdadi.
Penjelasan KH. Hasyim Asy’ari tentang ahlussunnah waljamaah versi Nahdlatul
Ulama’ dapat difahami sebagai berikut:
1. Penjelasan aswaja KH Hasyim Asy’ari, jangan dilihat dari pandangan ta’rif


2.

3.

menurut ilmu Manthiq yang harus jami’ wa mani’ ( ‫ )جامع مانع‬tapi itu
merupakan gambaran (‫ )تصــور‬yang akan lebih mudah kepada masyarakat
untuk bisa mendaptkan pembenaran dan pemahaman secara jelas ( ‫تصــد‬
‫)يق‬. Karena secara definitif tentang ahlussunnah waljamaah para ulama
berbeda secara redaksional tapi muaranya sama yaitu maa ana alaihi wa
ashabii.
Penjelasan aswaja versi KH. Hasyim Asy’ari, merupakan implimentasi dari
sejarah berdirinya kelompok ahlussunnah waljamaah sejak masa
pemerintahan Abbasiyah yang kemudian terakumulasi menjadi firqah yang
berteologi Asy’ariyah dan Maturidiyah, berfiqh madzhab yang empat dan
bertashuwf al-Ghazali dan Junai al-Baghdadi
Merupakan “Perlawanan” terhadap gerakan ‘wahabiyah’ (Islam modernis)
di Indonesia waktu itu yang mengumandangkan konsep kembali kepada alquran dan as-sunnah, dalam arti anti madzhab, anti taqlid, dan anti TBC. (
tahayyul, bid’ah dan khurafaat). Sehingga dari penjelasan aswaja versi NU
dapat difahami bahwa untuk memahami al-qur’an dan As-sunnah perlu
penafsiran para Ulama yang memang ahlinya. Karena sedikit sekali kaum


m uslimin mampu berijtihad, bahkan kebanyakan mereka itu muqallid atau
muttabi’ baik mengakui atau tidak.

Kesimpulan
Dari pemaparan penulis tentang ahlussunnah waljamaah, secara historis, teks
hadits dan penjelasan KH. Hasyim Asy’ari, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Secara historis, ahlussunnah waljamaah menjadi nama sebuah firqah pada

2.

3.
4.

5.

masa pemerintahan abbasiah, akibat dari pergolakan pemikiran antara
muktazilah dan kelompok lain. Dalam pandangan ini ahlussunnah
waljamaah adalah sebuah “al-manhaj al-fikri”.
Pengklasifikasian firqah islam menjadi 73 adalah sebuah prediksi

Rasulullah sesuai system berfikir yang akan berkembang di masa yang
akan datang dalam memahami ajaran Islam. Tapi semua kelompok itu
masih dalam bingkai umat Nabi Muhammad dan tidak sampai keluar dari
din al-islam.
Kelompok yang selamat adalah sebuah prilaku dari perorangan atau
kelompok yang mengikuti sunnah Nabi dan para sahabatnya. Lintas
organisasi, partai, madzhab, negara, generasi, tokoh atau lainnya
Nahdlatul Ulama’ mengaku sebagai kelompok ahlussunnah waljamaah tapi
aswaja tidak hanya NU. Bias saja orang mengaku NU tapi dalam
pemahamannya tentang islam tidak sesuai dengan konsep aswaja. Jadi
bisa saja seorang berada di golongan yang bukan NU tapi keyakinannya
sesuai dengtan konsep ASWAJA.
Reinterpretasi sebuah konsep aswaja adalah kembali kepada pemahaman
as-salaf as-shaleh yang paling dekat dengan system hidup Rasulullah dan
sahabatnya. Dan upaya mencari kebenaran adalah dengan menggunakan
pisau analisis para mujtahidin yang diakui kemampuan dan keikhlasannya
dalam memahami islam. Bukan hanya dengan sebuah wacana yang
dikembangkan oleh orientalis yang berusaha membius pemikir muslim
dan menghancurkan islam dari dalam. Wallahu a’lam bis-shawab