PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (3)

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kehidupan Masa Pra
Aksara Di Indonesia Melalaui Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture Di
Kelas VII D SMP Negeri 1 Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat
Tahun Pelajaran 2012-2013

Digunakan sebagai Bukti Kinerja Guru untuk Memperoleh Angka Kredit

Oleh :
EKA Wahyuningsih, S.Pd.
NIP 197212171998022002
Guru SMP Negeri 1 Cikalongwetan

PEMERINTAH KEBUPATEN BANDUNG BARAT
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMP NEGERI 1 CIKALONGWETAN
TAHUN 2012 – 2013

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran yang ideal merupakan konteks interaksi yang memungkinkan siswa
memperoleh pengalaman belajar (learning experience) dalam rangka
menumbuhkembangkan potensinya, mental intelektual, emosional, fisik yang
meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Proses ini menunjukkan adanya
peristiwa yang memungkinkan terjadinya aktivitas siswa dalam mewujudkan tujuan
yang ingin dicapai dan guru perlu membantu siswa memperoleh informasi, ide,

keterampilan, cara berfikir, memahami nilai nilai dan sarana mengeksplorasi
kemampuannya.
Dalam proses pembelajaran diperlukan peran guru sebagai pengelola yang
bertanggung jawab merencanakan program pembelajaran berdasarkan pedoman
yang berlaku, menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai siswa,
melaksanakan kegiatan pembelajaran sekaligus mengorganisasikan sumber sumber
belajar yang memungkinkan tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.Namun
demikian untuk mencapai keberhasilan pembelajaran tidaklah mudah dan mungkin

sekali dalam proses pembelajaran bisa saja tidak mencapai tujuan yang diharapkan
yang disebabkan adanya kesalahan dalam menggunakan metode, strategi,
pendekatan ataupun kesalahan dalam memilih model pembelajaran.Situasi
pembelajaran yang bermasalah itulah yang saat ini sedang dirasakan oleh penulis
sehingga mendorong untuk melakukan suatu penelitian tindakan kelas
Ketidakberhasilan proses pembelajaran seperti yang dialami oleh penulis saat ini
dapat disebabkan oleh beberapa factor yang salah satunya disebabkan guru kurang
tepat menggunakan metode, strategi maupun model pembelajaran sehingga proses
pembelajaran berlangsung tidak efektif, tidak efisien dan berdampak buruk
terhadap hasil pembelajaran yang dicapai siswa.Selama ini penulis menggunakan
metode ceramah bervariasi dan model pembelajaran konvensional sehingga
aktivitas siswa rendah serta hasil belajar siswa juga rendah.Dari hasil pengamatan
terhadap situasi yang demikian penulis merasakan adanya permasalahan yang
dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran tampak kurang interaktif, aktivitas
cenderung terpusat pada guru.
2.

Pelaksanaan pembelajaran terkesan membosankan.


3.
Hasil nilai ulangan harian siswa jelek yaitu hanya sekitar 40 % saja siswa
yang dapat mencapai nilai KKM, sedangkan 60 % yang lainnya belum mencapai
nilai sesuai KKM yang ditetapkan yaitu 75.
Selanjutnya penulis mencoba mengangkat penelitian tindakan kelas dengan judul :
“ Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kehidupan Masa Pra
Aksara Di Indonesia Melalui Model Pembelajaran Picture And Picture Di Kelas VII D
SMP Negeri 1 Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2012 –
2013 “.

B.

RUMUSAN MASALAH

Pada penulisan PTK ini dapat dikemukakan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :

1.
Apakah model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran ?
2.
Bagaimana proses meningkatkan hasil belajar siswa melalui model
pembelajaran picture and picture ?
3.
Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa dapat dicapai melalui model
pembelajaran picture and picture ?
C.

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture
2.
Untuk mengetahui proses peningkatan hasil belajar siswa melalui model
pembelajaran picture and picture
3.
Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa melalui

model pembelajaran picture and picture

D.

MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

a.

Masalah

1.
Aktivitas belajar siswa rendah pada materi kehidupan masa pra aksara di
Indonesia
2.
Prestasi belajar siswa rendah pada materi kehidupan masa pra aksara di
Indonesia ( 60 % siswa belum mencapai KKM 75 )
b.

Pemecahan masalah




Model pembelajaran picture and picture

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas penulis mencoba menggunakan
model pembelajaran picture and picture dengan alasan disesuaikan dengan
karakter peserta didik yang cenderung menyukai media gambar serta sesuai
dengan karakteristik materi pembelajaran .


Indikator keberhasilan

Sebagai indikator keberhasilan apabila dalam proses pembelajaran siswa terlihat
antusias, interaktif, kompetitif dalam menjawab pertanyaan guru ataupun dalam
diskusi kelompok.Indikator berikutnya jika hasil nilai ulangan siswa 85 % mencapai
KKM 75.

E.

MANFAAT PENELITIAN


a.

Bagi siswa :


Meningkatnya aktivitas pembelajaran siswa sekaligus sebagai motivasi bagi
siswa sehingga proses pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan.

Meningkatnya prestasi belajar siswa yang ditandai dari peningkatan
prosentase jumlah siswa yang memperoleh nilai KKM 75.

b.

Manfaat bagi Guru


Guru dapat menerapkan model pembelajaran yang efektif untuk
meningkatkan aktivitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa.


Guru dapat mengembangkan metode dan model pembelajaran yang
interaktif dan menyenangkan.


Guru dapat meningkatkan profesionalisme melalui penelitian tindakan kelas.

c.

Manfaat bagi sekolah



Meningkatnya kualitas pembelajaran ( KBM ) yang dilaksanakan di sekolah



Meningkatnya kompetensi siswa dan prestasi bagi sekolah


Meningkatnya profesionalisme guru sekaligus memberikan sumbangan

pemikiran bagi dunia pendidikan ditingkat SMP.

Model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan aktivitas dan
prestasi belajar siswa.

F.

HIPOTESIS TINDAKAN


Jika guru menggunakan model pembelajaran picture and picture maka
aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi kehidupan masa pra aksara di
Indonesia akan meningkat.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.

Aktivitas Belajar


Menurut Benyamin S. Bloom (Irawan, 1996 : 12 – 13) pada hakekatnya aktivitas
belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang dengan adanya
pengalaman atau peristiwa yang memungkinkan terjadinya aktivitas siswa dalam
memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, pemahaman terhadap nilainilai dan sarana mengeksplorasi potensi siswa untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Aktivitas ini meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.Taksosnomi
Bloom dan kawan kawan ini yang sekarang menjadi acuan bagi guru guru di
Indonesia mulai dari jenjang guru sekolah dasar sampai menengah.Dengan acuan
taksonomi ini guru merasa lebih mudah merumuskan tujuan pembelajaran.Secara
operasional yang dapat diamati dan diukur tingkat ketercapaiannya. Tujuan
pembelajaran ini selanjutnya menjadi acuan dalam pembuatan alat tes, pemilihan
model pembelajaran, materi, metode dan media pembelajaran.
Dari uraian diatas penting adanya analisis berbagai aspek siswa yang merupakan
bahan kajian dalam PTK ini yang menunjukkan bahwa stimulus dan respon yang
menandai terjadinya peristiwa belajar harus berbentuk tingkah laku yang dapat
diamati (observable).Selain itu secara kognitivisme bahwa belajar mementingkan
kegiatan mental peserta didik dalam persepsi dan pemecahan masalah yang sulit.
Bahwa belajar diartikan sebagai suatu proses mental untuk memperoleh
pemahaman interaksi antara individu dengan lingkungannya, melalui interaksi ini
tersusun tanggapan, imajinasi dan pandangan baru yang secara bersama sama

membentuk pemahaman untuk memecahkan masalah.Sedangkan dalam kajian
afektif belajar meliputi proses pengenalan, pemberian tanggapan, penghargaan,
pemahaman nilai nilai yang harus dimiliki siswa sebagai suatu hasil belajar.

B.

Hasil Belajar

Bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh
siswa setelah ia mengalami aktivitas belajar.Hasil belajar menurut Sudjana ( 1990 :
22 ) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajar.Hasil belajar menunjukkan tingkat kemampuan dan penguasaan isi dari
setiap mata sajian yang bersifat esensial dan fungsional bagi peserta didik ,
sehingga memungkinkan bagi mereka untuk belajar lebih lanjut dalam rangka
pembentukan kepribadiannya. Sedangkan proses menunjukkan adanya peristiwa
yang memungkinkan terjadinya aktivitas belajar peserta didik dalam mencapai
tujuannya.
Seluruh aktivitas belajar ini menegaskan bahwa guru perlu membantu peserta didik
dalam memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, pemahaman
terhadap nilai nilai sebagai sarana mengeksplorasi dirinya.Hasil belajar harus dapat

menunjukkan bahwa peserta didik dalam belajar berusaha mencapai pemahaman
dan kesadaran yang sebaik mungkin tentang perubahan kultural dari suatu
lingkungan.Hasil belajar harus dapat menunjukkan bagaiman siswa berintegrasi
dengan lingkungan.Mereka berusaha menguasai dan mengelola lingkungan dengan
dengan cara menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.Hasil
belajar itu sendiri dapat dikategorikan sebagai berikut : informasi verbal, kecakapan
intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan. Hasil belajar yang dimiliki
siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :

Faktor dari dalam diri siswa meliputi kemampuan yang dimiliki, motivasi
belajar, minat, perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, factor fisik dan
psikis.

Faktor yang dating dari luar diri siswa / faktor lingkungan terutama kualitas
pembelajaran, faktor sosial, ekonomi dan lain lain.
Hasil belajar yang optimal dapat dicirikan sebagai berikut :

Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar pada
diri siswa.Siswa tidak mengeluh dengan prestasi belajar yang rendah dan ia akan
berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa
yang sudah dicapai.

Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, daya ingat yang baik,
membentuk perilaku,memiliki kemampuan untuk belajar mandiri dan
mengembangkan kreativitasnya.

Hasil belajar yang diperoleh siswa meliputi ranah afektif, kognitif dan
psikomotor

Kemampuan siswa untuk mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil
belajar yang dicapai.

C.

Masa Pra aksara

a.

Pengertian dan kurun waktu masa pra aksara

Masa pra aksara atau masa pra sejarah adalah masa dimana manusia belum
mengenal tulisan.Masa pra aksara juga disebut jaman nirleka yang berarti zaman
belum ditemukan tulisan ( nir= tidak, leka = tulisan / aksara ). Kurun waktu masa
pra aksara dimulai sejak adanya manusia dimuka bumi sampai saat manusia
mengenal tulisan. Sejarah dan masa pra aksara berbicara mengenai peristiwa atau
kejadian yang berlangsung pada masa lalu. Perbedaannya sejarah meninggalkan
bukti bukti tertulis, sedangkan masa pra aksara tidak menorehkan tulisan.
b.

Pembabakan Masa Pra aksara di Indonesia

Sejarah pembentukan bumi dapat diketahui melalui ilmu geologi yang mempelajari
asal terjadinya bumi, struktur dan komposisi bumi jutaan tahun silam sebelum
adanya manusia.Setelah adanya tanda tanda kehidupan mulalilah muncul manusia
purba pada masa pra aksara. Berdasarkan keadaan geologi yang berjalan secara
bertahap, aetiap tahap umur bumi memakan waktu yang panjang sekali yakni
jutaan tahun. Tahap tahap perkembangan berdasarkan masa geologi adalah
sebagai berikut :
1.
Zaman Arkhaikum yaitu zaman tertua yang berlangsung kira kira 2500 juta
tahun. Pada zaman ini belum ada kehidupan, karena bumi masih sangat panas.
2.
Zaman Paleozoikum yaitu zaman hidup tertua yang berlangsung kira kira 340
juta tahun. Zaman ini sudah ada kehidupan ditandai dengan munculnya binatang
kecil yang tidak bertulang belakang, ikan ,amfibi dan reptile.
3.
Zaman Mesozoikum yaitu zaman hidup pertengahan yang berlangsung kira
kira 140 juta tahun. Pada zaman ini mulai muncul hewan reptile raksasa
( Dinosaurus, Atlantasaurus ), jenis burung dan hewan menyusui.
4.
Zaman Neozoikum yaitu zaman hidup baru yang berlangsung kira kira 60 juta
tahun yang lalu sampai kini.Zaman ini terbagi menjadi zaman tertier dan kuarter.
Pada zaman tertier inilah mulai ada kehidupan manusia kera diatas permukaan
bumi.

c.

Kehidupan masa pra aksara di Indonesia

Perkembangan manusia purba di Indonesia terbagi menjadi tiga, yaitu masa
berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam , serta masa
perundagian.
1.

Masa Berburu dan mengumpulkan makanan

Awal kehidupan masa pra aksara di Indonesia ditandai dengan kegiatan berburu
dan mengumpulkan makanan. Binatang buruan yang dicari antara lain banteng,
gajah, rusa ,badak dan kerbau liar.Selain itu mereka mencari kerang dan ikan laut.
Kegiatan perburuan dilakukan oleh kaum laki laki. Tugas perempuan adalah
mengumpulkan makanan yang didapat dari alam sekitar seperti ubu, keladi, buah
buahan dan dedaunan. Pada masa itu mereka belum mengenal bercocok tanam,
kehidupan mereka sangat tergantung pada alam. Mereka makan dari apa yang
tersedia di alam.Corak kehidupan lainnya ditandai dengan cara hidup berpindah
pindah ( nomaden ). Mereka berpindah tempat karena lingkungan alam yang
didiami dianggap sudah tidak produktif lagi. Mereka berusaha mencari tempat baru
yang lebih subur. Tentu saja mereka harus bersaing dengan kelompok lain agar
tetap dapat mempertahankan hidupnya. Untuk itulah mereka hidup secara
berkelompok dan tinggal di gua gua paying ( abris sousroche )yang dekat dengan

sumber air seperti sungai dan pantai.Mereka meninggalkan sampah dapur
( kjokkenmodinger ) berupa kulit kerang dan tulang tulang ikan yang menggunung.
Fosil tersebut banya ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatra.
Alat kehidupan yang digunakan pada masa ini sebagian besar terbuat dari batu
yang masih kasar dan belum diasah berupa kapak perimbas ( chopper )yaitu kapak
dari batu yang digenggam dan tidak bertangkai.Selain itu ditemukan juga alat alat
dari tulang dan tanduk yang digunakan sebagai alat serpih sebagai pisau yang
digunakan untuk memotong dan menggali umbi umbian. Alat lain yang ditemukan
berupa mata panah dari batu yang digunakan untuk mencari ikan.
2.

Masa bercocok tanam

Pada masa bercocok tanam muncul revolusi peradaban kehidupan manusia purba
yaitu menghasilkan makana sendiri dengan cara bertani ( food producing ). Jenis
tanaman yang diusahakan antara lain padi, jagung, keladi, sukun, pisang dan
ketela. Mereka tidak lagi tergantung pada alam. Selain itu cara hidup berpindah
pindah juga sudah mulai menghilang (semi sedenter / setengah menetap). Mereka
membuat rumah-rumah panggung ditempat yang tinggi dan dekat dengan sumber
air.
Corak kehidupan lain yaitu sudah adanya kepercayaan meliputi animisme dan
dinamisme.Animisme adalah kepercayaan terhadap arwah nenek moyang
sedangkan dinamisme yaitu kepercayaan bahwa benda benda memiliki kekuatan
gaib seperti hujan badai, gunung meletus, batu besar, pohon besar, hewan besar,
sungai dan benda benda lain memiliki kekuatan.
Pekakas dari batu saat itu umumnya sudah diasah hingga halus seperti kapak
persegi ( beliung persegi ), kapak lonjong, alat-alat dari batu obsidian, mata panah
dan gerabah yang banyak ditemukan di Sumatra, Jawa dan Bali.Sedangkan kapak
lonjong banyak ditemukan di Papua dan sekitarnya.Untuk memenuhi kebutuhan
pada masa itu sudah dilakukan barter ( tukar menukar barang ). Alat tukar yang
digunakan berupa garam, ikan laut, gerabah, perhiasan dan hasil kerajinan.
3.

Masa perundagian

Pada masa perundagian manusia purba telah pandai membuat perkakas yang
terbuat dari logam perunggu yang banyak ditemukan di Indonesia sebagai berikut :

Nekara : semacam tambur besar yang digunakan sebagai alat upacara
keagamaan atau ritual memanggil hujan. Benda ini banyak ditemukan di Sumatra,
Jawa, Bali, Pulau Roti, Pulau Selayar,Kepulauan Kai dan Papua.

Moko : nekara berukuran kecil sebagai benda pusaka atau sering dijadikan
maskawin, banyak ditemukan di pulau Alor.


Kapak perunggu : disebut juga kapak sepatu atau kapak corong. Banyak
dijumpai di Sumatra, Jawa, Bali, Sulawesi, pulau Selayar dan Papua.


Bejana perunggu



Arca perunggu


Perhiasan : berupa gelang, kalung, cincin, bandul dari manik manik dan
batuan.
d.

Masa Megalitikum ( zaman batu besar )

Pada saat agama belum masuk ke wilayah Indonesia nenek moyang bangsa
Indonesia telah menganut adanya kepercayaan adanya kekuatan yang maha tinggi
di luar dirinya.Kekuatan itu terdapat di alam semesta ( animisme dan dinamisme ).
Sebagai sarana yang turut mendukung sistem kepercayaan tersebut selanjutnya
berkembang tradisi megalitikum. Mega bererti besar, litikum berarti batu. Adapun
benda benda peninggalan tradisi megalitikum adalah sebagai berikut :
1.
Menhir : adalah tugu batu yang diletakkan disuatu tempat untuk
memperingati sekaligus pemujaan terhadap arwah nenek moyang. Menhir
ditemukan di dataran tinggi Pasemah ( Sumatra selatan ), Lebak ( Banten ) dan
Leles ( Garut ).
2.
Dolmen : adalah meja dari batu tempat meletakkan sesaji. Daerah tempat
penemuan yaitu Sumatra selatan.
3.
Sarkofagus : adalah tempat jenazah yang terbuat dari dua batu besar yang
ditangkubkan. Tempat penemuannya di Bali dan Sumbawa.
4.
Peti kubur batu : adalah peti jenazah yang terdiri dari empat atau lebih papan
batu berbentuk kubus. Benda ini banyak ditemukan di Sumatra selatan. Jawa
Tengah dan Jawa Barat.
5.
Waruga : adalah peti kubur batu yang ukurannya lebih kecil banyak
ditemukan di Minahasa.
6.
Punden berundak undak : adalah bangunan dari batu berbentuk kubus yang
tersusun dari batu yang ukurannya paling besar, sedang hingga yang paling kecil
sebagai sarana pemujaan terhadap roh nenek moyang, ditemukan di Sukabumi dan
Nusa tenggara timur.
7.
Arca dari batu : adalah patung batu yang dibuat menyerupai manusia dan
binatang seperti gajah, harimau, rusa, babi dan kera. Patung ini banyak ditemukan
di Lampung dan Sumatra selatan.
e.

Manusia Masa Pra aksara di Indonesia

Bagaimana jenis manusia purba di Indonesia diketahui ?. Indonesia termasuk
Negara yang banyak meninggalkan fosil dan artefak. Fosil adalah sisa sisa mahluk
hidup yang telah membatu. Artefak adalah benda atau alat alat yang dipergunakan
manusia purba. Banyaknya penemuan benda benda ini membuat Indonesia menjadi
Negara yang penting bagi para peneliti kehidupan prasejarah. Para peneliti yang
datang ke Indonesia umumnya memiliki alasan yang sederhana. Menurut mereka
kawasan Indonesia amat nyaman, keadaan alam yang hangat dibawah garis
katulistiwa memungkinkan kehidupan yang bisa berlangsung terus menerus tanpa
terputus oleh musim. Dengan demikian wilayah Indonesia menjadi daerah hunian
bagi mahluk beragam kera dan gorilla besar yang mendekati bentuk manusia.
Usaha para peneliti untuk terus mencari benda purbakala membawa hasil.Mereka
telah menemukan beberapa jenis manusia purba yang pernah hidup di Indonesia.
Fosil fosil manusia purba tersebut antara lain :
1.

Megantropus

Penemuan manusia purba yang paling tua usianya adalah Megantropus
paleojavanicus ( manusia besar dari Jawa ). Manusia purba jenis ini diperkirakan
hidup pada 1,6 juta tahun yang lalu. Ditemukan oleh Von Koenigswald antara tahun
1936 – 1941 di Sangiran , Jawa Tengah.Apabila dibandingkan ukuran dan bentuknya
fosil megantropus ini lebih besar dan lebih tegap dibandingkan Pitecantropus.
2.

Pithecantropus

Pada tahu 1889 seorang geolog Belanda bernama Van Rietschoten berhasil
menemukan fosil tengkorak kepala di Wajak, Tulungagung Jawa Timur.Bersama
rekannya E. Dubois tahun 1890 menemukan bagian lain dari fosil di daerah Trinil,
Ngawi Jawa Timur. Dari hasil identifikasi fosil tersebut diberi nama Pithecantropus
Erectus yang artinya manusia kera yang berjalan tegak.Selanjutnya banyak
ditemukan jenis pithecanthropus yang lain yaitu : Pithecantropus Mojokertensis
( manusia kera dari Mojokerto ) dan pithecanthropus Robustus yang ditemukan oleh
Von Koenigswald.
3.

Homo

Jenis fosil Homo memiliki cirri yang berbeda dengan Megantropus dan
Pithecantropus. Volume tengkorak manusia jenis Homo diperkirakan 1000 – 2000 cc
diperkirakan memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi. Fosil Homo memiliki
tinggi badan yang bervariasi antara 130–210 cm dan berat badannya kurang lebih
30 – 150 kg. Adapun fosil jenis Homo yang ditemukan di Indonesia antara lain Homo
Soloensis dan Homo Wajakensis.

Homo Soloensis : pada tahun 1931 – 1933 Ter Haar dan Oppenoorth berhasil
menemukan fosil tengkorak di Ngandong Jawa Tengah. Jenis penemuan ini diberi
nama Homo Soloensis yang artinya manusia dari Solo. Homo Soloensis diperkirakan
hidup antara tahun 35.000 – 15.000 sebelum masehi.


Homo Wajakensis : Ditemukan tahun 1889 oleh Van Rietschoten di Wajak,
Tulungagung Jawa Timur yang selanjutnya diberi nama Homo Wajakensis yang
artinya manusia dari Wajak.Homo Wajakensis merupakan bentuk perubahan
langsung dari homo soloensis yang menjadi cikal bakal penduduk asli Papua dan
sekitarnya. Homo Wajakensis memiliki volume otak antara 1530 cc – 1650 cc.
Diantara semua jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia jenis homo
Wajakensis memiliki tingkat kecerdasan dan peradaban paling tinggi.Untuk lebih
jelasnya perhatikan peta lokasi tempat penemuan fosil manusia purba di pulau
Jawa.

f.

Kedatangan Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Sejak jutaan tahun yang lalu wilayah Indonesia telah dihuni beberapa jenis manusia
purba. Sebagian besar yang lain telah punah. Sisanya lambat laun mengalami
perubahan secara evolusi. Salah satu jenis manusia purba yang tersisa adalah
Homo Wajakensis yang menjadi penghuni asli penduduk Indonesia.
Nenek moyang bangsa Indonesia diduga berasal dari Yunan Cina selatan. Bukti
bukti yang memperkuat adalah adanya kesamaan benda benda peninggalan yang
ada di Yunan dan Indonesia yaitu kapak lonjong dan kapak persegi.
Mereka bermigrasi ke wilayah Indonesia terdesak oleh bangsa lain yang lebih kuat.
Proses kedatangan nenek moyang Indonesia ke kepulauan Nusantara dibagi dalam
dua gelombang. Gelombang pertama disebut bangsa Proto Melayu ( Melayu Tua )
,gelombang ke dua disebut Deutro Melayu ( Melayu Muda ).


Bangsa Proto Melayu ( Melayu Tua )

Bangsa Proto Melayu tiba di Indonesia kira kira 2000 sebelum Masehi. Mereka
membawa kebudayaan neolitikum ( batu baru ).Arah persebaran bangsa proto
melayu terdiri dari dua jalur. Jalur pertama dari Yunan melalui Filipina masuk ke
Sulawesi utara menyebar ke Maluku sampai Papua yang dinamakan ras Papua
Melanesoid yang membawa kebudayaan kapak lonjong. Jalur yang kedua disebut
ras Austronesia yang bermula dari Yunan melalui Malaya masuk ke Sumatra, Jawa,
Bali, Nusa Tenggara dan pulau lainnya. Mereka membawa kebudayaan kapak
persegi. Setiba di kepulauan Nusantara mereka ada yang berasimilasi dengan ras
Austromelanesoid tetapi ada yang tetap mempertahankan kaslian rasnya.


Bangsa Deutro Melayu ( Melayu Muda )

Bangsa Deutro melayu tiba di Indonesia kira kira 500 sebelum Masehi. Kedatangan
mereka disertai kebudayaan logam yang berasal dari Dongson ( Vietnam Utara ).
Benda benda yang dibawa diantaranya berupa nekara, candrasa, bejana perunggu,
perhiasan manik manik dan arca. Alur penyebaran nenek moyang dari kelompok
melayu muda bermula dari daratan Asia ke Thailand, Malaysia barat dan terus

menuju wilayah Nusantara. Gelombang terakhir inipun masih tergolong ras
Austronesia. Pada perkembangannya ras Melanesoid, Austronesia dan sisa ras
Austro-Melanesoid melahirkan berbagai suku bangsa yang tersebar di seluruh
wilayah Nusantara. Keragaman suku bangsa ini melahirkan semboyan Bhineka
Tunggal Ika yang dipersatukan dibawah nama Indonesia. Kita tidak harus
menepikan keragaman tersebut, namun memahaminya sebagai sebuah kekayaan.

D.

Model Pembelajaran Picture and Picture

1. Ruang Lingkup Model Pembelajaran dan Strategi Pembelajaran
Model pembelajaran memberikan resep yang menentukan ketika suatu metode
akan digunakan.Model pembelajaran ini memberikan gambaran kepada guru dan
pengembang pembelajaran dengan resep yang secara optimal mengkombinasikan
komponen pembelajaran pada situasi yang berbeda, sehingga membuat
pembelajaran efektif, efisien dan menarik. Dalam kegiatan pembelajaran juga
diperlukan strategi yang mencakup rangkaian tindakan yang efektif, terencana dan
terarah agar mencapai sasaran yang tepat serta sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan.Strategi pembelajaran merupakan urutan langkah langkah dan pola
perilaku siswa yang direncanakan untuk mengakomodasikan semua variable yang
penting dilakukan secara sistematis mencakup program, metode, media dan
evaluasi (Kosasih Djahiri, 2008 : 10). Strategi pembelajaran ini sangat penting untuk
dikuasai oleh guru ketika merancang kegiatan pembelajaran, melaksanakan,
menerapkan sehingga terwujud langkah langkah kongkrit dari suatu
pembelajaran.Berawal dari pandangan bahwa siswa adalah subyek dan komponen
sehingga strategi pembelajaran haruslah berorientasi pada siswa.Pandangan ini
sekaligus menekankan bahwa siswa memiliki potensi untuk tumbuh dan
berkembang.Hal ini mengisyaratkan bahwa strategi belajar siswa aktif perlu dipilih
sebagai model pembelajaran.Dalam hal ini guru harus mempu menumbuhkan
aktivitas siswa untuk melaksanakan pembelajaran yang mandiri, penuh motivasi
dan bertanggung jawab sehingga mencapai hasil yang maksimal. Agar penerapan
strategi siswa aktif dalam pembelajaran IPS sejarah dapat dilakukan secara tepat
hendaknya guru dapat menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan arah
dan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

2.Ruang Lingkup Model Pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran picture and picture merupakan salah satu dari sekian banyak
model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media yang dapat

diperoleh dari sumber buku, majalah, internet dan foto sesuai dengan materi dan
tujuan pembelajaran.

3.Langkah-Langkah Model Pembelajaran Picture and Picture
Adapun langkah langkah penggunaan model pembelajaran picture and picture
dapat diuraikan sebagai berikut :
1.

Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2.

Guru menyajikan informasi materi pembelajaran sebagai pengantar

3.
Guru menunjukkan/ memperlihatkan gambar gambar berkaitan dengan
materi pembelajaran
4.
Guru menunjuk/memanggil siswa (kelompok) secara bergantian untuk
memasangkan / mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis
5.

Guru menanyakan alasan/ dasar pemikiran urutan gambar tersebut

6.
Dari alasan/urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep materi
sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa.
7.

Siswa dan guru bersama sama membuat kesimpulan

E.

Kelebihan dan kekurangan Model pembelajaran picture and picture

Dalam pelaksanaan pembelajaran pada kenyataannya tak satupun jenis metode,
media maupun model pembelajaran yang sempurna dalam arti tidak memiliki
kelemahan sedikitpun.Setiap jenis metode, media maupun model model
pembelajaran selalu memiliki kelebihan dan kekurangan.Adapun kelebihan
kelebihan model pembelajaran picture and picture diantaranya
1.
dapat memperbesar perhatian dan motivasi siswa terhadap materi yang
dipelajari,
2.
penggunaan media gambar dapat mengurangi verbalisme, gambar/foto
yang diperoleh melalui internet memberikan pengalaman belajar lebih bermakna
dan menyenangkan yang sulit diperoleh dari sumber lain serta dapat mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu
3.

dengan megamati gambar mendorong siswa berpikir secara logis sistematis,

4.
melatih keberanian siswa mengemukakan pendapat dan menanamkan nilai
nilai kebersamaan dalam kelompok.

Sedangkan kekurangan kekurangannya :
1.
Tidak semua siswa mampu menceritakan peristiwa pada gambar yang
diamati termasuk mengemukakan alasan urutan gambar.
2.
Tidak semua sekolah memiliki ruang multi media/ internet sebagai media
untuk memperoleh gambar / foto berhubungan dengan materi.
Penerapan Model Picture and Picture dalam pembelajaran : dilaksanakan setelah
guru menginformasikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai
siswa dengan cara memperlihatkan gambar/foto yang selanjutnya diberikan pada
siswa secara berkelompok mendiskusikan urutan gambar serta alasan pengurutan
gambar secara bergantian dari tiap tiap kelompok. Bagi kelompok yang paling cepat
menyelesaikan tugas dan dapat mengemukakan alasan dengan benar diberikan
reward, sedangkan bagi kelompok yang belum melaksanakan tugas dengan baik
diberikan motivasi dan kesempatan pada pertemuan berikutnya.
F.

Media Gambar

Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan dalam proses
penyampaian informasi ( AECT , 2007 : 19). Pemilihan dan Penggunaan gambar
yang berurutan yang penulis gunakan sebagai media berdasarkan alasan
karakteristik materi yang membutuhkan penjelasan kronologis dari peristiwa
sejarah.
Dengan media gambar diharapkan dapat mempermudah dan memperjelas
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Selain itu dengan gambar dapat
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, menimbulkan motivasi bagi
siswa/meningkatkan kreativitas, meningkatkan interaksi dan merangsang pemikiran
siswa, sederhana (mudah dibuat) dan ekonomis.
Kesimpulannya bahwa media gambar sangat diperlukan dalam pembelajaran
Sejarah pada materi masa pra aksara di Indonesia .Dengan media gambar ini
diharapkan dapat membantu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar sesuai
dengan tujuan yang di harapkan.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.

Metode Penelitian


Menggunakan metode Analisis Deskriptif penelitian tindakan kelas yaitu studi
yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menafsirkan dan

menyimpulkan data sehingga diperoleh gambaran yang sistematis dalam
peningkatan aktivitas dan hasil belajar .

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model yang dikembangkan oleh
Kurl Lewin yang terdiri dari 4 tahap yaitu, 1. perencanaan (planning), 2.
pelaksanaan tindakan (action), 3. pengamatan (observing) dan 4. Refleksi
( reflection ).
B.

Lokasi, Subyek Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII D SMP Negeri 1 Cikalongwetan. Subyek
penelitian ini adalah sebanyak 46 orang siswa. Kelas tersebut dijadikan subyek
penelitian karena nilai hasil ulangan pada materi Kehidupan Masa Pra aksara di
Indonesia hanya 40 % siswa yang mencapai KKM atau sekitar 18 dari 46 orang
siswa dan 60 % siswa atau 28 dari 46 siswa belum mencapai KKM yaitu 75.
Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012 – 2013 sebanyak
2 siklus, tiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan, tiap pertemuan sebanyak 2 jam
pelajaran dan tiap jam pelajaran 40 menit.
Adapun waktu atau jadwal penelitian dapat diuraikan sebagai berikut,

Kegiatan

Tanggal

Keterangan

-Penyusunan Proposal

-Perbaikan Proposal

10 s/d 15 September 2012

17 s/d 22 September 2012
-pelaksanaan Siklus I Perencanaan, pelaksanaan tindakan,observasi, refleksi
-Pertemuan ke 1

-Pertemuan ke 2
-Pertemuan ke 3

1 Oktober 2012

2 Oktober 2012

1 s/d 13 Oktober 2012

8 Oktober 2012
Pelaksanaan Siklus II
Perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi
-Pertemuan 1
-Pertemuan 2
-Pertemuan 3
15 s/d 27 Oktober 2012

15 Oktober 2012
16 Oktober 2012
22 Oktober 2012
-Penyusunan laporan

-Seminar

23 Oktober s/d10 Nopember 2012

17 Oktober 2012

Siklus I
Materi pertemuan ke 1 : – Kurun waktu masa pra aksara
-Jenis jenis manusia purba
Materi pertemuan ke 2 : – Perkembangan kehidupan masa pra aksara
di Indonesia
Materi pertemuan ke 3 : – Masa Megalithikum
Materi pertemuan ke 4 : Ulangan/tes dilanjutkan siklus II
Siklus II
Materi pertemuan ke 1 : – Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia
Serta persebarannya di Indonesia

Materi pertemuan ke 2 : – Perkembangan kebudayaan nenek moyang
Bangsa Indonesia pada akhir masa pra ak –
sara
Materi pertemuan ke 3 : – Peninggalan peninggalan kebudayaan pada
Masa pra aksara di Indonesia
Materi pertemuan ke 4 : Ulangan/tes

C.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dibutuhkan antara lain :


Soal



Lembar Kerja siswa



Lembar observasi siswa



Lembar observasi guru



Gambar/ foto



Media audio-visual ( in-focus )

D.

Prosedur Penelitian

– Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 2 siklus terdiri dari :
Siklus 1 : meliputi tahap perencanaan – pelaksanaan tindakan – pengamatan –
refleksi
Siklus 2 : meliputi tahap perencanaan – pelaksanaan tindakan – pengamatan –
Refleksi.


Perencanaan

Dalam tahap perencanaan terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan :
1.

Guru menyiapkan RPP

2.

Guru menyiapkan soal uji kompetensi

3.

Guru menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

4.

Guru menyiapkan lembar observasi bagi siswa dan guru



Pelaksanaan

Berisi uraian langkah langkah proses pembelajaran antara lain :
1.

Memotivasi siswa

2.

Menyampaikan tujuan pembelajaran

3.

Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang masa Pra aksara di Indonesia

4.

Guru menyampaikan skenario pembelajaran picture and picture

5.

Guru membagi kelompok diskusi siswa.



Observasi

1.
PTK dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan observer yaitu sesama
guru IPS kelas VII sebanyak 1 orang
2.
Observer mengamati aktivitas guru dan siswa menggunakan lembar
observasi
3.
Menggunakan kamera dan video sebagai bahan agar observasi lebih akurat
sekaligus sebagai bahan refleksi.



Refleksi

1.
Peneliti dan observer mereview ( melakukan refleksi ) terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan
2.
Menjelaskan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung
3.
Membahas hal hal yang sudah baik dan hal yang perlu ditingkatkan oleh guru
untuk siklus berikutnya.

E.

Pengolahan Data

Deskripsi bagan diatas adalah sebagai berikut :
Data yang telah diperoleh selama pelaksanaan siklus I dan II kemudian diseleksi
berdasarkan keperluan penelitian.Dilanjutkan dengan menyusun data dan
perhitungan menggunakan persentase.Dari hasil perhitungan tersebut data
dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian.Selanjutnya dari analisis data akan
diperoleh kesimpulan sebagai hasil akhir dari penelitian.

F.

Analisis Data

Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan teknik kuantitatif
berupa perhitungan menggunakan persentase dan menggunakan teknik kualitatif
berupa deskripsi atau uraian.

SURAT IJIN MELAKSANAKAN PENELITIAN

Kepada Yth :
Kepala SMPN 1 Cikalongwetan
Di
Tempat

Dengan Hormat,
Sehubungan dengan tugas melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas bagi guru
dilingkungan sekolah tingkat SMP, bersama ini saya :

Nama : Eka Wahyuningsih , S.Pd.
NIP. : 197212171998022002
Jabatan : Guru
Pangkat / Gol. : Pembina / IV – A
Alamat : Kp. Sukajadi RT 02 / RW 01 Ds Wangunjaya
Kec. Cikalongwetan Kab. Bandung Barat.

Judul PTK : “ Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa pada Materi Masa pra aksara di Indonesia melalui penerapan model
pembelajaran picture and picture di kelas VII A SMP Negeri 1 Cikalongwetan
Kabupaten Bandung Barat tahun pelajaran 2012-2013.”
Untuk mengajukan ijin melaksanakan penelitian Tindakan Kelas.
Demikian permohonan ini saya buat, atas perhatian dan kerjasamanya saya
mengucapkan terimakasih.

Cikalongwetan, 24 September 2012
Mengetahui Guru Mata Pelajaran,
Kepala SMPN 1 Cikalongwetan,

Dokumen yang terkait

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

SOAL LATIHAN UTS IPA KELAS 1 SEMESTER 1 GANJIL 2016 KUMPULANSOALULANGAN

5 199 1

SOAL ULANGAN HARIAN IPS KELAS 2 BAB KEHIDUPAN BERTETANGGA SEMESTER 2

12 263 2

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR

25 130 93

HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PONCOWARNO KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

10 138 52

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62