UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA DAPAT MENGUBAH GERAK SUATU BENDA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Tegallega I K

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA DAPAT

MENGUBAH GERAK SUATU BENDA MELALUI MODEL

COOPERATIVE LEARNING TYPE STUDENT TEAM

ACHIEVEMENT DIVISION

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Tegallega I Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Siti Mardiah

0908214

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

========================================================== =====

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA DAPAT

MENGUBAH GERAK SUATU BENDA MELALUI MODEL

COOPERATIVE LEARNING TYPE STUDENT TEAM

ACHIEVEMENT DIVISION

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Tegallega I Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh Siti Mardiah

0908214

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Siti Mardiah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA tentang Gaya dapat Mengubah Gerak Suatu Benda Melalui Model Coopertaive Learning type Student Team Achievement Division” (Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SD Negeri Tegallega I Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2012/2013) ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Juli 2013

Yang membuat pernyataan,

Siti Mardiah NIM. 0908214


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

SITI MARDIAH 0908214

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA DAPAT MENGUBAH GERAK

SUATU BENDA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE

STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Tegallega I Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2012-2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. Nana Djumhana, M.Pd. NIP. 19590508 198403 1 002

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Oong Komar, M.Pd. NIP. 19561107 198303 1 003

Diketahui,

Ketua Jurusan pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas pendidikan Indonesia

Dr. H. Babang Robandi, M.Pd NIP. 19610814 198603 1 001


(5)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA DAPAT MENGUBAH GERAK

SUATU BENDA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE

STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Tegallega I Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2012/2013)

Siti Mardiah ABSTRAK

Rendahnya hasil belajar siswa terutama pada pembelajaran IPA merupakan salah satu yang melatarbelakangi dilakukannnya penelitian tindakan kelas pada materi gaya dapat mengubah gerak suatu benda dikelas IV Sekolah Dasar Negeri Tegallega I Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur. Hal ini dapat kita lihat dari hasil belajar sebelum perbaikan, jika dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa hanya 14 orang siswa (40%) yang tuntas belajar atau mendapat nilai diatas/batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 dan 21 orang siswa (60%) masih dibawah KKM dari jumlah 35 siswa, dalam hal ini ketuntasan belajar siswa dikategorikan kurang. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan dan hasil belajar siswa melalui model cooperative learning tipe STAD dengan bebrapa tahap meliputi 1) penyajian materi, 2) kegiatan kelompok, 3) tes perkembanagan individu 4) perhitungan skor individu, 5) pemberian penghargaan kelompok. Metode penelitian tindakan kelas ini merujuk pada metode penelitian tindakan kelas model kemmis dan Mc. Taggart yang menguraikan bahwa tindakan yang digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dari aspek perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Instrumen penelitian pada skripsi ini meliputi lembar observasi, catatan lapangan dan catatan refleksi. Adapun alat evaluasi yang digunakan meliputi lembar evaluasi (tes akhir siklus), lembar observasi kinerja siswa dan lembar observasi sikap siswa. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan. hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa dari setiap siklus. Pada tindakan pembelajaran siklus I, 66% siswa tuntas belajar dengan rata-rata kelas 73. Pada siklus II, 89% siswa tuntas belajar dengan rata-rata-rata-rata kelas 82, sudah mencapai KKM. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah gerak suatu benda.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman pengesahan Halaman pernyataan

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Definisi Operasional... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat IPA... 10

B. Pembelajaran IPA di SD... 11

C. Model Cooperative Learning tipe STAD... 12

D. Hasil belajar... 18

E. Gaya Dapat Mengubah Gerak Suatu Benda... 19

BAB III A. Metode Penelitian... 26

B. Model Penelitian... 26

C. Lokasi dan Waktu Penelitian... 28

D. Subjek Penelitian... 28


(7)

F. Instrumen Penelitian... 36

G. Pengolahan dan Analisis Data... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal Penelitian... 40

B. Deskripsi Hasil Penelitian... 41

1. Tindakan Siklus I... 41

2. Tindakan Siklus II... 61

C. Pembahasan... 77

1. Tindakan Siklus I... 77

2. Tindakan Siklus II... 81

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 90

B. Saran... 91

DAFTAR PUSTAKA 93


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam suatu pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar memegang peran yang sangat penting. Guru bukan sekedar penyampaikan materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sentral pembelajaran. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD menurut kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Pelajaran IPA diberikan kepada peserta didik khususnya di Sekolah Dasar harus mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi dan berpedoman pada Undang Undang Pendidikan Nasional. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Tujuan pendidikan nasional yang menjadi tolak ukur pendidikan disetiap tingkat pendidikan yaitu:

Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2006:5).


(9)

Untuk mencapai tujuan luhur tersebut diwujudkan dalam kegiatan pendidikan dengan memberikan pengajaran berbagai mata pelajaran diantaranya IPA.

Dalam proses pembelajaran sebuah sistem berarti ada sejumlah komponen yang saling terkait yang berfokus pada suatu pencapaian tujuan atau kompetensi. Diantara komponen-komponen yang saling berhubungan tersebut ada metode pembelajaran, alat bantu pembelajaran, serta penilaian untuk mengukur tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran. Salah satu tujuan siswa yang dapat dilihat dalam proses belajar adalah hasil belajar atau prestasi belajar. Prestasi belajar yang baik adalah harapan guru dan siswa, dan untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, maka dalam proses belajar mengajar harus berlangsung dengan baik.

Tujuan utama pengajaran IPA menurut Hadiat, 1996 adalah:

Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dengan lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta alam semesta.

Perlunya melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dikarenakan ada siswa yang kurang memahami apa yang sudah diajarkan gurunya. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tidak dapat begitu saja dipindahkan, melainkan harus dikontruksikan atau paling sedikit diinterprestasikan sendiri oleh siswa. Selain itu kemampuan siswa yang bervariatif, tidak dapat dipungkiri juga dialami oleh sebagian besar dunia pendidikan, hal tersebut dapat disebabkan karena inputnya yang heterogen.

Pada pembelajaran IPA hendaknya dititik beratkan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Hal ini perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.


(10)

Memperhatikan hasil pembelajaran yang dilaksanakan di SDN Tegallega 1 kelas IV pada mata pelajaran IPA dengan materi pembelajaran gaya dapat mengubah gerak suatu benda ternyata masih diperoleh hasil yang kurang maksimal. Beberapa siswa dari 35 siswa hanya 14 (40%) yang memperoleh nilai diatas/batas kriteria ketuntasan minimal (KKM : 70 ), 21 siswa (60 %) siswa mendapat nilai dibawah 70. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan kurang menarik minat siswa, sehingga pada saat diadakan evaluasi banyak siswa yang mendapat nilai kurang dari 70. Mata pelajaran IPA menurut pandangan beberapa siswa merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sukar, sulit, rumit dan menakutkan. Hal itu merupakan tantangan bagi para guru untuk mengemas proses belajar mengajar dengan mencari salah satu model yang tepat, agar dapat menghilangkan sikap dan perasaan siswa takut dan jenuh terhadap mata pelajaran IPA.

Ketidak berhasilan pembelajaran yang ditandai adanya kesulitan siswa dalam menyerap materi yang disampaikan itu tidaklah mutlak semua penyebabnya terletak pada guru. Sesuai dengan pendapatnya Ruseffendi (1991:7) menjelaskan sepuluh faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar yaitu “faktor dalam: kecerdasan anak, kesiapan anak, bakat anak, kemauan anak, minat anak serta faktor luar: model penyajian materi mengajar, pribadi dan cara guru mengajar, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi masyarakat.”

Tanggung jawab keberhasilan pengajaran tersebut berada di tangan seorang pendidik. Artinya, seorang guru harus berupaya semaksimal mungkin untuk mengatur proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga komponen-komponen yang diperlukan dalam pengajaran tersebut dapat berinteraksi antar sesama komponen.

Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, teridentifikasi beberapa daftar masalah yang harus segera ditindaklanjuti oleh peneliti, antara lain:

1. Kurangnya kerjasama antar siswa pada pembelajaran IPA. 2. Rendahnya hasil belajar siswa dalam belajar IPA.


(11)

3. Pembelajaran IPA di kelas cenderung monoton dan tidak menarik. 4. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat.

Berdasarkan daftar masalah diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dan mengembangkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD), dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA tentang “Gaya Dapat Mengubah Gerak Suatu Benda”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah gerak suatu benda melalui model cooperative learning tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar siswa?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah gerak suatu benda dengan menerapkan model cooperative learning tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar siswa?

3. Bagaimana peningkatan hasil pembelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah gerak suatu benda melalui model kooperatif tipe STAD ?

Dalam penelitian ini permasalahan perlu dibatasi agar yang dikaji terarah pada sasaran yang ditentukan, pembatasan masalahnya adalah:

1. Penelitian dilaksanakan di SDN Tegallega I Tahun Pelajaran 2012/2013 2. Penelitian ini hanya dilakukan di kelas IV

3. Pokok bahasan dalam penelitian ini tentang Gaya dapat mengubah gerak suatu benda.

Dengan menerapkan model cooperative learning tipe STAD pada mata pelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah gerak suatu benda maka aktivitas dan hasil belajar siswa akan meningkat.


(12)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah gerak suatu benda melalui model cooperative learning tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah gerak suatu benda melalui model cooperative learning tipe STAD. 3. Untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA

melalui model Cooperative Learning tipe STAD.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi siswa tentang hasil belajar dan aktivitas siswa dalam belajar melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD, sehingga memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih meningkatkan lagi hasil belajar dan meningkatkan keberanian dalam mengemukakan pendapat.

2. Bagi Guru

a. Dapat memberikan informasi tentang keberhasilan siswa dalam belajar melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pelajaran IPA tentang Gaya Dapat Mengubah Gerak Suatu Benda.

b. Sebagai referensi untuk mencoba strategi pembelajaran dengan tipe pembelajaran yang lain.

c. Memberikan kontribusi dalam rangkaian perbaikan mengajar sehingga dapat meningkatkan kualitas serta profesinalisme guru dalam mengajar.


(13)

3. Bagi Sekolah

a. Memberikan landasan dan argumentasi bagi kebijakan yang akan diambil guna meningkatkan mutu pendidikan nasional melalui strategi-strategi pembelajaran yang tepat di sekolah.

b. Memotivasi guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas guna meningkatkan profesionalismenya sebagai pendidik.

E. Definisi Operasional

1. Pengertian STAD (Student Team Achievement)

STAD (Student Team Achievement Division), tipe ini dikembangkan Slavin dan merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Pada proses pembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD melalui lima tahapan yang meliputi:

a. Tahap penyajian materi

Pada tahap ini, guru memulai dengan menyampaikan indikator yang harus dicapai hari itu dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari.

b. Tahap kegiatan kelompok

Pada tahap ini, siswa diberi lembar tugas sebagai bahan yang akan di pelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas dan saling membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi.

c. Tahap tes individual

Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam belajar yang dicapai melalui tes secara individual mengenai materi yang telah dibahas. Pada tahapan ini, tes individual di lakukan pada akhir pertemuan kedua dan ketiga dengan waktu masing-masing selama 10 menit agar siswa dapat menunjukan apa


(14)

yang telah dipelajari secara individu selama bekerja dalam kelompok. Skor perolehan individu ini didata dan diarsipkan untuk digunakan pada perhitungan perolehan skor kelompok.

d. Tahapan perhitungan skor perkembangan individu

Tahap ini dihitung berdasarkan skor awal yang didasarkan pada nilai evaluasi hasil belajar semester 1 (satu).

e. Tahap pemberian penghargaan kelompok

Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota kelompok.

2. Hasil Belajar

Berikut adalah definisi hasil belajar menurut Hamalik, 2006: 30:

Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Teori taksonomi bloom mengenai hasil belajar dalam rangka studi, dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Ranah hasil belajar tersebut, menurut Munawan (2009: 1-2) dirinci menjadi: a. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. Adapun kemampuan kognitif yang diharapkan terdapat pada Standar Kompetensi IPA kelas IV yakni Memahami Gaya Dapat Mengubah Gerak Suatu Benda. Dengan Kompetensi Dasar yaitu menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak benda. Serta indikator yang dicapai meliputi :


(15)

1. Menemutunjukan bahwa gaya dapat mengubah gerak suatu benda (Aspek Kognitif proses/diharapkan terukur dan teramati melalui instrumen LKS).

2. Mendemonstrasikan cara menggerakan benda misalnya ditarik atau didorong (Aspek Psikomotor/diharapkan terukur dan teramati melalui instrument lembar observasi unjuk kinerja siswa).

3. Menampilkan sikap tanggung jawab, rasa ingin tahu, berani, bertanya dan kerjasama pada saat menemutunjukan bahwa gaya dapat mengubah gerak suatu benda (Aspek Afektif/diharapkan terukur dan teramati melalui instrument lembar observasi sikap siswa)

4. Menuliskan jenis-jenis gaya dan pengaruhnya terhadap gerak benda (Aspek Kognitif produk/diharapkan terukur dan teramati melalui tes tertulis melalui bentuk uraian terbatas)

5. Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya dapat mengubah gerak benda (Aspek Kognitif Produk/diharapkan terukur dan teramati melalui instrumen tes tertulis bentuk uraian)

6. Menemutunjukan hubungan gaya dan gerak (Aspek Kognitif proses/diharapkan terukur dan teramati melalui instrumen LKS)

7. Mendemonstrasikan cara menggerakan benda pada model traktor pegas (Aspek Psikomotor/diharapkan terukur dan teramati melalui instrument lembar observasi unjuk kinerja siswa).

8. Menampilkan sikap tanggung jawab, rasa ingin tahu, berani, bertanya dan kerjasama pada saat menemutunjukan bahwa gaya dapat mengubah gerak suatu benda (Aspek Afektif/diharapkan terukur dan teramati melalui instrument lembar observasi sikap siswa)

9. Menuliskan faktor yang dapat mempengaruhi gerak (Aspek Kognitif produk/diharapkan terukur dan teramati melalui tes tertulis melalui bentuk uraian terbatas)

10. Menyimpulkan hasil percobaan hubungan gaya dan gerak (Aspek Kognitif Produk/diharapkan terukur dan teramati melalui instrumen tes tertulis bentuk uraian.


(16)

b. Ranah Afektif

Afektif, merupakan ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai yang mencakup watak serta perilaku seperti perasaan, minat, dan emosi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Secara tersirat sikap siswa tersebut dapat tercermin dari karakter siswa yang diharapkan yaitu tanggung jawab atas semua kegiatan pembelajaran dan disiplin dalam melaksanakannya, diharapkan terukur dan teramati melalui lembar observasi sikap siswa.

c. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda dan koordinasi neuromuscular (menghubungkan,mengamati). Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di Sekolah. Hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

Perubahan tingkah laku yang diharapkan, dapat terlihat dari proses kemampuan siswa dalam pengerjaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) . Kemampuan tersebut dapat berupa membaca langkah kerja dan bertindak dengan mengindahkan kesesuaian dengan langkah kerja. Hasil belajar tersebut diharapkan dapat teramati dan terukur melalui beberapa instrumen penelitian, baik instrumen yang menilai secara performan (proses) maupun produk (hasil). Instrumen tersebut diantaranya: Lembar kinerja siswa dalam kelompok, lembar observasi aktivitas dan sikap siswa, LKS, penilaian soal evaluasi.


(17)

(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki kualitas pendidikan yang secara langsung melibatkan masalah dilapangan, yaitu masalah yang ada di dalam kelas.

Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus, selama kegiatan penelitian dilakukan. Oleh karena itu, dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa pola yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi, revisi (Perencanaan ulang).

Penelitian tindakan merupakan penelitian dalam bidang sosial, yang menggunakan refleksi diri sebagai metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat didalamnya serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek (kognitif, afektif dan psikomotor).

B. Model Penelitian

Model penelitian tindakan kelas ini merujuk pada model penelitian tindakan kelas model Kemmis dan MC Taggart (Hopkins,1993); menguraikan bahwa tindakan yang digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dari aspek perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Model PTK menggunakan beberapa siklus, jika pada siklus pertama hasil refleksi menunjukan tindakan yang perlu direvisi maka penelitian dilanjutkan dengan siklus kedua dengan melakukan perbaikan terhadap rencana penelitian pada siklus pertama (rencana yang direvisi).

Siklus akan berhenti sampai dengan penelitian yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Diagram alur penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan peneliti adalah diagram penelitian tindakan kelas yang diadaptasi


(19)

dari penelitian tindakan kelas model Kemmis dan MC. Taggart yang disajikan sebagai berikut :

Gambar 3.1

Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc. Taggart

Model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart seperti gambar diatas adalah penelitian ulang yang terdiri dari beberapa siklus. Tiap siklus terdiri dari rencana (Planning), tindakan (acting), dilanjutkan dengan observasi (observing), dari tindakan yang telah dilakukan dan yang terakhir adalah refleksi (reflecting).

Pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS 2 Refleksi

Pelaksanaan

Pengamatan SIKLUS 1

-Refleksi

Perencanaan

Perencanaan

Hasil Akhir Sementara (Dampak PTK) Siklus 2


(20)

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Tegallega I Kecamatan Cipanas Cianjur Jawa Barat kelas IV pada mata pelajaran IPA semester II tahun 2012/2013.

Tabel 3.1 Pelaksanaan Siklus I

Siklus Pelaksanaan Waktu Materi

I

Rabu, 15 Mei 2013

Kamis, 16 Mei 2013

Pkl. 07.30 s.d 08.40 WIB

Pkl. 07.30 s.d 08.40 WIB

Gaya Dapat Mengubah Gerak

Benda

Tabel 3.2 Pelaksanaan Siklus II

Siklus Pelaksanaan Waktu Materi

II

Rabu, 22 Mei 2013

Kamis, 23 Mei 2013

Pkl. 07.30 s.d 08.40 WIB

Pkl. 07.30 s.d 08.40 WIB

Hubungan Gaya Dan Gerak

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Tegallega 1 Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur, berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 19 orang perempuan.

E. Prosedur

Prosedur Penelitian ini menggunakan langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan selama dua siklus, pada tiap siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, Pengamatan dan refleksi. Pada saat kegiatan penelitian ini setiap tindakan dilaksanakan secara berdaur menggunakan


(21)

prosedur sesuai yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart (dalam Hopkins, 1993) seperti yang telah diuraikan diatas.

Siklus 1 Perencanaan

Sebelum penelitian dimulai atau dilaksanakan perlu adanya perencanaan yang sesuai dengan sistematika Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rencana tindakan pembelajaran pada siklus I diuraikan sebagai berikut:

a. Analisis kurikulum

Melakukan analisis kurikulum untuk mendapatkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan pada siswa dengan menerapkan model cooperative learning tipe STAD. Standar kompetensi yang diharapakan adalah memahami gaya dapat mengubah gerak suatu benda. adapun kompetensi dasar yang diharapkan adalah menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan dapat mengubah gerak benda.

b. Analisis standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD)

Analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar dilakukan untuk menentukan indikator pencapaian kompetensi.berikut adalah indikator pencapaian kompetensi yang didapat.

1) Menemutunjukan bahwa gaya dapat mengubah gerak suatu benda (Aspek Kognitif proses/diharapkan terukur dan teramati melalui instrument LKS).

2) Mendemontrasikan cara menggerakan benda misalnya ditarik atau didorong (Aspek psikomotor/ diharapkan terukur dan teramati melalui instrument lembar observasi unjuk kinerja siswa).

3) Menampilkan sikap tanggung jawab, rasa ingin tahu, berani bertanya, dan kerjasama pada saat menemutunjukan bahwa gaya dapat mengubah gerak suatu benda (Aspek Afektif/diharapkan terukur dan teramati melalui instrument lembar observasi sikap siswa)


(22)

4) Menuliskan jenis-jenis gaya dan pengaruhnya terhadap gerak benda (Aspek kognitif produk/diharapkan terukur dan teramati melalui tes tertulis dan bentuk uraian terbatas)

5) Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya dapat mengubah gerak benda (Aspek kognitif produk/diharapkan terukur dan teramati melalui instrument tes tertulis).

6) Menemutunjukan hubungan gaya dan gerak (Aspek Kognitif proses/diharapkan terukur dan teramati melalui instrumen LKS) 7) Mendemonstrasikan cara menggerakan benda pada model traktor

pegas (Aspek Psikomotor/diharapkan terukur dan teramati melalui instrument lembar observasi unjuk kinerja siswa).

8) Menampilkan sikap tanggung jawab, rasa ingin tahu, berani, bertanya dan kerjasama pada saat menemutunjukan bahwa gaya dapat

mengubah gerak suatu benda (Aspek Afektif/diharapkan terukur dan teramati melalui instrument lembar observasi sikap siswa)

9) Menuliskan faktor yang dapat mempengaruhi gerak (Aspek Kognitif produk/diharapkan terukur dan teramati melalui tes tertulis melalui bentuk uraian terbatas)

10) Menyimpulkan hasil percobaan hubungan gaya dan gerak (Aspek Kognitif Produk/diharapkan terukur dan teramati melalui instrumen tes tertulis bentuk uraian

c. Melakukan analisis materi pelajaran

1) Materi prasyarat yaitu Gerak dan pengaruh gerak terhadap benda 2) Materi pokok

 Gaya dapat mengubah gerak benda  Jenis-jenis gaya dan pengaruhnya  Hubungan gaya dan gerak.

d. Membuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat berdasarkan langkah-langkah yang telah ditentukan dengan menerapkan model cooperative learning tipe STAD yaitu :


(23)

1) Penyajian materi 2) Kegiatan Kelompok 3) Tes individu.

4) Skor perkembangan individu 5) Pemberian penghargaan kelompok. e. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Menyusun lembar kerja siswa dengan tujuan :

1) Menemutunjukan bahwa gaya dapat mengubah gerak benda.

2) Menemutunjukan bahwa gaya dapat mempengaruhi gerak suatu benda pada traktor pegas.

f. Membuat instrument yang dibuat dalam siklus PTK 1) Lembar observasi

2) Catatan lapangan 3) Catatan refleksi

g. Menentukan alat evaluasi berupa 1) Lembar Evaluasi (tes akhir siklus) 2) Lembar observasi kinerja siswa 3) Lembar observasi sikap siswa.

Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan menggunakan tahap-tahap pembelajaran model cooperative learning tipe STAD :

a. Tahap penyajian materi

Dilakukan dengan memberikan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi (pra syarat) sehingga siswa dapat memprediksi (prediction) dan mengemukakan tujuan pembelajaran serta melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang materi yang akan dibahas pada konsep gaya melalui kegiatan sehari-hari dilingkungan sekolah atau pada sumber belajar (buku paket).


(24)

b. Tahap kegiatan kelompok

Guru mendemontrasikan langkah kerja pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Tahap kegiatannya sebagai berikut:

 Mengelompokan siswa kedalam enam kelompok yang terdiri dari 6 orang siswa.

 Guru mengkondisikan siswa berkemampuan tinggi untuk menerima bahan materi atau percobaan yang akan dilakukan secara kelompok yaitu percobaan pada mobil-mobilan yang digerakan untuk membuktikan gaya dapat mengubah gerak benda.

 Siswa menyampaikan kembali materi yang telah diterima pada kelompoknya untuk didiskusikan dan anggota kelompoknya paham terhadap apa yang dia sampaikan.

Siswa melakukan percobaan dengan mengamati (observe) pergerakan pada mobil-mobilan yang digerakan menggunakan tali.

Menyimpulkan hasil percobaan dengan menjelaskan (explain) pengaruh gaya terhadap benda.

c. Tes Perkembangan Individu

Pada kegiatan akhir dilakukan tes evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar secara individu. Pada siklus II tes individu berbentuk uraian dan hasilnya diarsipkan untuk penskoran individu.

d. Perhitungan skor perkembangan individu

Dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa berupa tes individu berbentuk uraian (kognitif produk) dan penilaian sikap siswa melalui observasi sikap siswa (Afektif).

e. Pemberian penghargaan kelompok

Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota kelompok sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan oleh observer. Kelompok yang terbaik diberi penghargaan dan memotivasi siswa yang nilainya masih rendah atau dibawah KKM.


(25)

Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan oleh satu orang observer pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Guru sebagai peneliti secara langsung melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran dan kegiatan belajar siswa untuk menilai tingkat keberhasilan belajarnya. Adapun Instrumen yang akandigunakan pada penelitian yaitu : lembar observasi sikap siswa, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi kinerja siswa dalam kelompok, lembar observasi aktivitas guru, catatan lapangan dan catatan refleksi.

Observer yang dipilih dalam penelitian ini adalah guru dari Sekolah Dasar dimana peneliti melakukan penelitian yakni Ibu Lia Ameliawati, S.Pd. Beliau bertindak sebagai observer yang akan memantau dan melakukan refleksi atas capaian keberhasilan pembelajaran.

Refleksi

Setelah dilakukan observasi pelaksana dan observer melakukan refleksi terhadap pembelajaran untuk setiap siklus yang telah dilaksanakan, pada tahap ini hasil observasi berupa data proses maupun data hasil dikumpulkan dan dianalisis. Dalam analisis data, peneliti melihat catatan lapangan, lembar observasi, dan rencana pembelajaran sejauh mana instrumen sudah memenuhi pembelajaran yang diharapkan.

Bila ditemukan kekurangan dalam kegiatan pembelajaran pada suatu siklus maka dilaksanakan perfleksian sehingga dapat ditemukan cara untuk memperbaikinya. Hasil refleksi ini digunakan sebagai landasan untuk melakukan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran di siklus berikutnya. Siklus II

Apabila ternyata pada pelaksanaan siklus I hasil belajar belum optimal, maka akan dilakukan siklus ke II dengan tahapan sebagai berikut:


(26)

Perencanaan

Di tahap ini sesuai dengan hasil refleksi di Siklus I, maka akan diadakan pengulangan dengan uraian sebagai berikut:

Perencanaan dalam siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I namun ada sedikit perbedaan dalam penyajian materi dan kegiatan kelompok. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat dalam 2 kali pertemuan. Dimana pada pertemuan pertama siswa secara kelompok mendemontrasikan alat percobaan dan pada pertemuan kedua diadakan tes evaluasi Individu untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian meliputi catatan lapangan, catatan refleksi dan lembar observasi (Kognitif produk, kognitif proses, sikap siswa, sikap siswa dalam kelompok).

Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan menggunakan tahap-tahap pembelajaran model cooperative learning tipe STAD :

a. Tahap penyajian materi

Berdasarkan hasil evaluasi di Siklus I, pada tahap ini Guru sebaiknya menyampaikan hasil evaluasi pada siklus I dan menanyakan soal soal yang dianggap sulit pada siklus I serta lebih melibatkan siswa dengan memberikan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi pra syarat agar siswa mampu memprediksi (prediction) materi yang akan disampaikan tentang konsep gaya dengan mengamati (observe) lingkungan sekitar sekolah agar siswa mudah memahami materi dengan melihat kegiatan secara langsung dan guru mengemukakan tujuan pembelajaran.

b. Tahap kegiatan kelompok

Pada tahap kegiatan kelompok seharusnya guru lebih melibatkan siswa untuk mendemontrasikan percobaan yang akan dilakukan.

 Guru mengkondisikan siswa berkemampuan tinggi untuk menerima bahan materi atau percobaan yang akan dilakukan secara kelompok


(27)

yaitu percobaan pada traktor pegas yang digerakan untuk membuktikan adanya hubungan gaya dan gerak.

 Siswa menyampaikan kembali materi yang telah diterima pada kelompoknya untuk didiskusikan dan anggota kelompoknya paham terhadap apa yang dia sampaikan.

Menyimpulkan dan menjelaskan (explain) hasil percobaan

Dalam menyimpulkan hasil percobaan seharusnya guru memberi kesempatan kepada siswa yang nilainya dibawah KKM untuk mampu menyimpulkan hasil percobaan secara lisan.

c. Tes Perkembangan Individu

Pada kegiatan akhir dilakukan tes evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar secara individu. Pada siklus II tes individu berbentuk uraian dan hasilnya diarsipkan untuk penskoran individu.

d. Perhitungan skor perkembangan individu

Dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa berupa tes individu berbentuk uraian (kognitif produk) dan penilaian sikap siswa melalui observasi sikap siswa (Afektif).

e. Pemberian penghargaan kelompok

Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota kelompok sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan oleh observer. Kelompok yang terbaik diberi penghargaan dan memotivasi siswa yang nilainya masih rendah atau dibawah KKM.

Observasi

Dalam penelitian observasi sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan kelas dan dilaksanakan dengan memfokuskan pada proses pembelajaran.


(28)

Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif seperti, hasil pengerjaan LKS, hasil pengerjaan soal evaluasi, penilaian terhadap sikap siswa (Afektif) dan penilaian terhadap sikap siswa dalam kelompok (Psikomotorik) yang akan dihitung dengan menggunakan kriteria penskoran atau konversi nilai masing-masing instrumen.

Refleksi

Pada tahap ini hasil observasi berupa data proses maupun data hasil dikumpulkan dan dianalisis. dalam analisis data, peneliti melihat catatan lapangan, observasi, dan rencana pembelajaran sejauh mana instrumen sudah memenuhi pembelajaran yang diharapkan. bila ditemukan kekurangan dalam kegiatan pembelajaran pada suatu siklus maka dilaksanakan perefleksian sehingga dapat ditemukan cara untuk memperbaikinya.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini diperlukan data yang otentik dan sistematis. Alat-alat atau instrumen yang digunakan tentunya disesuaikan dengan sifat dasar data yang akan dikumpulkan. Sejumlah instrumen yang direncanakan akan digunakan peneliti terdiri dari:

1. Catatan Lapangan

Alat ini merupakan catatan tentang temuan essensial, kesan-kesan dan penafsiran peneliti terhadap segala sesuatu yang terjadi selama PTK.

2. Catatan Refleksi Siswa

Catatan ini berisi komentar siswa atas pembelajaran yang dilaksanakan, secara proses maupun refleksi atas pengajaran yang dilaksanakan oleh guru (peneliti).

3. Lembar Observasi

Merupakan lembar yang dapat merekam secara tertulis kejadian yang berlangsung dalam pembelajaran. Melalui lembar ini dapat tergambar tampilan siswa dan guru secara langsung dalam keadaan sebenarnya.Lembar Observasi tersebut diantaranya: lembar observasi sikap siswa, lembar


(29)

observsi aktivitas siswa, lembar observasi kinerja siswa dalam kelompok, lembar observasi aktivitas guru.

4. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa merupakan panduan siswa untuk melaksanakan eksplorasi yang dilakukan secara berkelompk.

5. Lembar Evaluasi

Merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap konsep yang dibelajarkan. Lembar Evaluasi ini digunakan di akhir setiap tindakan dan dilaksanakan secara individual, dan dibuat dalam bentuk soal uraian.

G. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

a. Untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan aktivitas siswa maka instrumen yang akan digunakan adalah catatan lapangan, catatan refleksi siswa, lembar observasi (Aktivitas siswa, sikap siswa, sikap dalam kelompok)

b. Sedangkan untuk mengumpulkan data tentang keberhasilan proses pembelajaran terutama mengukur kemampuan aspek kognitif , siswa akan diberikan LKS dan tes akhir tindakan berupa soal uraian.

Untuk mengamati aktivitas siswa dan guru dalam hal ini peneliti diobservasi oleh satu orang teman sejawat yakni Lia Ameliawati, S.Pd. Beliau akan menilai proses aktivitas pembelajaran siswa dan guru dengan menggunakan instrumen yang telah disediakan. Instrumen-instrumen di atas memiliki Kriteria Penskoran dengan skala penilaian atau Rating Scales sebagai berikut:

1 = Sangat Kurang 2 = Kurang

3 = Cukup 4 = Baik


(30)

Dengan mempergunakan daftar cek (Check-list) dan pada akhirnya dilakukan konversi nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Konversi Nilai

Skor hasil pencapaian siswa yang telah didapatkan melalui rumus tersebut di atas, akan diterjemahkan dengan menggunakan panduan konversi nilai pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.3. Panduan Konversi Nilai

Skor Pencapaian Nilai Konversi Kategori

Angka Huruf

15 – 20 76 – 100 A Amat Baik 10 – 14 51 – 75 B Baik

5 – 9 26 –50 C Cukup 1 – 4 1-25 D Kurang

Untuk penilaian hasil proses pembelajaran berupa penguasaan materi atau menilai kemampuan secara kognitif, dilakukan pengisian Lembar Evaluasi (Post Test) dengan ketentuan Ketuntasan belajar dapat diraih jika nilai siswa minimal 70,00 (KKM).

2. Analisis Data

Setelah dilaksanakan pengolahan data, maka akan dilakukan analisis data sebagai berikut:

a. Jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran minimal 90% dari keseluruhan jumlah siswa kelas IV.

b. Penilaian dilakukan secara holistik perfomansi belajar berupa kinerja, sikap dan pengetahuan. Juga penilaian hasil belajar berupa produk yaitu


(31)

kognitif produk . Kesimpulannya siswa dinyatakan tuntas jika nilai yang didapatkan minimal 70 atau lebih dan nilai yang dibawahnya dinyatakan belum tuntas.

c. Minimal jumlah siswa yang mendapat nilai 70 adalah 80% dari jumlah keseluruhan kelas IV.


(32)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Kegiatan perbaikan pembelajaran merupakan salah satu kewajiban seorang guru sebagai konsekuensi dari kompetensi yang harus dimilki oleh setiap guru (Pribadi, sosial, pedagogik dan professional).

Setelah melaksanakan penelitian dan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model Cooverative Learning tipe STAD dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD meliputi analisis kurikulum, analisis standar kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), menganalisis materi pelajaran, menyusun rencana pelaksanaan (RPP) sesuai rancangan pembelajaran model cooperative learning tipe STAD, menyusun lembar kerja siswa (LKS), instrumen penelitian berupa (lembar observasi, catatan lapangan, catatan refleksi), menentukan alat evaluasi (Lembar Evaluasi, lembar observasi kinerja siswa, lembar observasi sikap siswa). Pada siklus I, perencanaan pembelajaran masih jauh dari sempurna dilihat dari rencana pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan perencanaan pembelajaran pada siklus II sudah dapat terlaksana dengan baik dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Pembelajaran IPA dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD mencakup lima tahap yaitu:

a. Tahap penyajian materi; dilakukan dengan memberikan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan mengaitkan materi prasyarat (gerak dan pengaruh gerak terhadap benda) sehingga siswa dapat memprediksi (Prediction) materi yang akan dipelajari selanjutnya mengemukakan tujuan pembelajaran serta melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang konsep gaya dengan mengamati


(33)

Siti Mardiah , 2013

(Observe) beberapa kegiatan melalui kegiatan sehari-hari dilingkungan sekolah atau pada sumber belajar (buku paket).

b. Tahap Kegiatan Kelompok; Siswa melakukan kegiatan secara berkelompok dengan mendemontrasikan cara traktor pegas bergerak dan pengaruhnya terhadap gaya serta membuat kesimpulan dan menjelaskan

(explain) hasil diskusi pada percobaan tersebut melalui Lembar Kerja Siswa

(LKS).

c. Tahap tes Perkembangan Individu; dilakukan tes evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar secara individu. Pada siklus II tes individu berbentuk uraian yang mengacu pada indikator sebanyak 5 soal. d. Perhitungan skor perkembangan individu; dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa berupa tes individu berbentuk uraian (kognitif produk) dan penilaian sikap siswa melalui observasi sikap siswa (Afektif).

e. Pemberian penghargaan kelompok; Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota kelompok. Kelompok yang terbaik dengan kinerja bersama kelompok mendapat reward atau memberikan penghargaan kepada kelompok.

3. Hasil belajar IPA kelas IV SDN Tegallega I Kecamatan Cipanas Cianjur Meningkat. Pada siklus I (66 %) siswa tuntas belajar dengan rata-rata kelas 72,57 . Pada siklus II ( 89% ) siswa tuntas belajar dengan rata-rata kelas 81,86. sudah mencapai KKM. Sehingga dengan demikian penggunaan model cooperative learning tipe STAD pada pembelajaran IPA ini bisa dikatakan berhasil jika dilihat dari hasil belajar siswa.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan pada BAB IV, serta kesimpulan mengenai model pembelajaran yang terkait dengan Penelitian


(34)

Siti Mardiah , 2013

Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan model cooperative learning tipe STAD, maka disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pembelajaran IPA melalui model cooperative learning tipe STAD dapat memberikan kontribusi yang tinggi dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran IPA terutama pada pokok bahasan gaya dapat mengubah gerak benda. Untuk itu para guru perlu mencoba untuk menggunakan model pembelajaran tersebut pada pokok bahasan lain dalam jenjang yang beragam.

2. Peneliti harus dapat mengelola dan mengontrol kelas dengan baik selama pembelajaran berlangsung terutama pada saat proses siswa melakukan diskusi dikarenakan jika tidak diawasi atau dibimbing oleh guru sebagian siswa menggunakan waktu tersebut untuk bercanda atau memainkan alat dan bahan untuk percobaan.

3. Disarankan kepada peneliti berikutnya agar melanjutkan dan mengembangkan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD melalui berbagai variasi supaya pembelajaran lebih menarik dan hasil belajar siswa lebih meningkat.

4. Peneliti harus sering diskusi dengan observer, kepala sekolah dan pengawas apabila menemukan permasalahan yang berhubungan dengan pembelajaran supaya diadakan perbaikan dan peningkatan dalam pembelajaran agar tercapainya tujuan pendidikan.


(35)

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Ari Widodo; Sri Wuryastuti; Margaretha. (2010). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas.

Fathurohman, Pupuh, (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : PT Refika Aditama.

Imade Alit Marina; Wandy Praginda. (2009). Hakikat IPA dan Pendidikan IPA Untuk Guru SD & SMP. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik.

Kusnandar.2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kemmis, S., Mc. Taggart, R. (1992). The Action Research Planne. Victoria : Deaken University.

Noehi Nasoetion. (1996), Penilaian Hasil Belajar, Jakarta : PAU Ditjen Dikti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Nasution. S, (1992), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta : Penerbit Bumi Aksara

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media.

Samatowa, Usman. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar, Jakarta : Depdiknas.

Sularmi, Wijayanti. (2008). SAINS Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Undang, G. (2008). Teknik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Sayaga Tama. Wardhani, IGAK. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas

Terbuka.


(1)

39

Siti Mardiah , 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA DAPAT MENGUBAH GERAK SUATU BENDA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kognitif produk . Kesimpulannya siswa dinyatakan tuntas jika nilai yang didapatkan minimal 70 atau lebih dan nilai yang dibawahnya dinyatakan belum tuntas.

c. Minimal jumlah siswa yang mendapat nilai 70 adalah 80% dari jumlah keseluruhan kelas IV.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Kegiatan perbaikan pembelajaran merupakan salah satu kewajiban seorang guru sebagai konsekuensi dari kompetensi yang harus dimilki oleh setiap guru (Pribadi, sosial, pedagogik dan professional).

Setelah melaksanakan penelitian dan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model Cooverative Learning tipe STAD dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD meliputi analisis kurikulum, analisis standar kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), menganalisis materi pelajaran, menyusun rencana pelaksanaan (RPP) sesuai rancangan pembelajaran model cooperative learning tipe STAD, menyusun lembar kerja siswa (LKS), instrumen penelitian berupa (lembar observasi, catatan lapangan, catatan refleksi), menentukan alat evaluasi (Lembar Evaluasi, lembar observasi kinerja siswa, lembar observasi sikap siswa). Pada siklus I, perencanaan pembelajaran masih jauh dari sempurna dilihat dari rencana pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan perencanaan pembelajaran pada siklus II sudah dapat terlaksana dengan baik dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Pembelajaran IPA dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD mencakup lima tahap yaitu:

a. Tahap penyajian materi; dilakukan dengan memberikan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan mengaitkan materi prasyarat (gerak dan pengaruh gerak terhadap benda) sehingga siswa dapat memprediksi (Prediction) materi yang akan dipelajari selanjutnya mengemukakan tujuan pembelajaran serta melibatkan siswa mencari


(3)

91

Siti Mardiah , 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA DAPAT MENGUBAH GERAK SUATU BENDA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(Observe) beberapa kegiatan melalui kegiatan sehari-hari dilingkungan sekolah atau pada sumber belajar (buku paket).

b. Tahap Kegiatan Kelompok; Siswa melakukan kegiatan secara berkelompok dengan mendemontrasikan cara traktor pegas bergerak dan pengaruhnya terhadap gaya serta membuat kesimpulan dan menjelaskan (explain) hasil diskusi pada percobaan tersebut melalui Lembar Kerja Siswa (LKS).

c. Tahap tes Perkembangan Individu; dilakukan tes evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar secara individu. Pada siklus II tes individu berbentuk uraian yang mengacu pada indikator sebanyak 5 soal. d. Perhitungan skor perkembangan individu; dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa berupa tes individu berbentuk uraian (kognitif produk) dan penilaian sikap siswa melalui observasi sikap siswa (Afektif).

e. Pemberian penghargaan kelompok; Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota kelompok. Kelompok yang terbaik dengan kinerja bersama kelompok mendapat reward atau memberikan penghargaan kepada kelompok.

3. Hasil belajar IPA kelas IV SDN Tegallega I Kecamatan Cipanas Cianjur Meningkat. Pada siklus I (66 %) siswa tuntas belajar dengan rata-rata kelas 72,57 . Pada siklus II ( 89% ) siswa tuntas belajar dengan rata-rata kelas 81,86. sudah mencapai KKM. Sehingga dengan demikian penggunaan model

cooperative learning tipe STAD pada pembelajaran IPA ini bisa dikatakan

berhasil jika dilihat dari hasil belajar siswa.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan pada BAB IV, serta kesimpulan mengenai model pembelajaran yang terkait dengan Penelitian


(4)

Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan model cooperative learning tipe STAD, maka disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pembelajaran IPA melalui model cooperative learning tipe STAD dapat memberikan kontribusi yang tinggi dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran IPA terutama pada pokok bahasan gaya dapat mengubah gerak benda. Untuk itu para guru perlu mencoba untuk menggunakan model pembelajaran tersebut pada pokok bahasan lain dalam jenjang yang beragam.

2. Peneliti harus dapat mengelola dan mengontrol kelas dengan baik selama pembelajaran berlangsung terutama pada saat proses siswa melakukan diskusi dikarenakan jika tidak diawasi atau dibimbing oleh guru sebagian siswa menggunakan waktu tersebut untuk bercanda atau memainkan alat dan bahan untuk percobaan.

3. Disarankan kepada peneliti berikutnya agar melanjutkan dan mengembangkan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD melalui berbagai variasi supaya pembelajaran lebih menarik dan hasil belajar siswa lebih meningkat.

4. Peneliti harus sering diskusi dengan observer, kepala sekolah dan pengawas apabila menemukan permasalahan yang berhubungan dengan pembelajaran supaya diadakan perbaikan dan peningkatan dalam pembelajaran agar tercapainya tujuan pendidikan.


(5)

93

Siti Mardiah , 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA DAPAT MENGUBAH GERAK SUATU BENDA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ari Widodo; Sri Wuryastuti; Margaretha. (2010). Pendidikan IPA di Sekolah

Dasar. Bandung: UPI Press.

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas.

Fathurohman, Pupuh, (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : PT Refika Aditama.

Imade Alit Marina; Wandy Praginda. (2009). Hakikat IPA dan Pendidikan IPA

Untuk Guru SD & SMP. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik.

Kusnandar.2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kemmis, S., Mc. Taggart, R. (1992). The Action Research Planne. Victoria : Deaken University.

Noehi Nasoetion. (1996), Penilaian Hasil Belajar, Jakarta : PAU Ditjen Dikti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Nasution. S, (1992), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta : Penerbit Bumi Aksara

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media.

Samatowa, Usman. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar, Jakarta : Depdiknas.

Sularmi, Wijayanti. (2008). SAINS Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar

Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Undang, G. (2008). Teknik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Sayaga Tama. Wardhani, IGAK. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas


Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Pendekatan pembelajaran cooperative learning type make a match di kelas V MI Nurul Jihad Kota Tangerang : penelitian tindakan kelas di MI Nurul Jihad Tangerang

0 5 125

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA DAPAT MENGUBAH GERAK SUATU BENDA MELALUI PENDEKATAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA DAPAT MENGUBAH GERAK SUATU BENDA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI

0 0 15

PENDAHULUAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA DAPAT MENGUBAH GERAK SUATU BENDA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 03 NGEPUNGSARI JATIPURO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 7

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN GAYA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) : Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Kelas IV MI Cadasngampar Kecamat

0 1 24

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADAT, CAIR DAN GAS.

0 0 29

PENGGUNAAN PENDEKATAN DISCOVERY DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA DAPAT MENGUBAH GERAK DAN/ATAU BENTUK SUATU BENDA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 SUNTENJAYA KECAMATAN LEMBANG.

0 0 35

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS I. JU

0 0 6