PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL.

(1)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Tunalaras Kelas III Sekolah Dasar di SLB E Prayuwana Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh :

Indriati Purnamasari

0901488

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Tunalaras Kelas III Sekolah Dasar di SLB E Prayuwana Yogyakarta)

Oleh

Indriati Purnamasari 0901488

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Indriati Purnamasari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

INDRIATI PURNAMASARI (0901488)

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Tunalaras Kelas III Sekolah Dasar di SLB E Prayuwana

Yogyakarta)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I

Dr. Juhanaini, M.Ed. NIP. 1960.0505.198603.2.001

Pembimbing II

Dr. H. Dedy Kurniadi, M.Pd NIP. 1956.0322.198203.1.001

Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan


(4)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Drs. Sunaryo, M.Pd. NIP. 1956.0722.198503.1.001


(5)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Tunalaras Kelas III Sekolah Dasar di SLB E

Prayuwana Yogyakarta)

Oleh : INDRIATI PURNAMASARI (0901488)

Salah satu permalasahan siswa tunalaras disekolah yaitu rendahnya minat belajar. Minat belajar siswa yang rendah ditandai dengan mudah bosan dalam belajar, perhatiannya mudah teralihkan, cenderung bermalas-malasan dalam belajar, tidak menyelesaikan pekerjaanya, bahkan sering meninggalkan kelas dengan maksud untuk menghindari pembelajaran. Penelitian ini diawali dengan adanya tuntutan untuk memberikan pengembangan dan perbaikan pada proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif teknik make a match merupakan suatu teknik yang melibatkan siswa secara kelompok untuk menarik perhatian siswa sehingga menciptakan keaktifan dan menumbuhkan minat belajar siswa. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui data konkrit apakah pembelajaran kooperatif teknik make a match dapat meningkatkan minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa tunalaras kelas III di SDLB E Prayuwana. Pembelajaran kooperatif teknik make a match merupakan suatu model pembelajaran

secara berkelompok dengan cara mencari pasangan soal atau jawaban yang tepat, teknik

make a match ini menyenangkan dan mudah dilakukan oleh siswa. Adapun penelitian ini yaitu menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas III SDLB E Prayuwana yang beralamat di Jl. Ngadisuryan No. 2

Yogyakarta dengan jumlah populasi siswa sebanyak 4 orang. Instrumen penelitian yang

digunakan yaitu berupa pedoman observasi, dokumentasi, catatan lapangan dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif teknik make

a match dapat meningkatkan minat belajar IPS kelas III di SDLB E Prayuwana hal

tersebut ditunjukkan dengan kenaikan perolehan persentase minat pada observasi awal sebesar 39% dengan kriteria kurang, lalu siklus I sebesar 50% dengan kriteria sedang, pada siklus II sebesar 60% dengan kriteria baik dan siklus III sebesar 70% dengan kriteria baik. Berdasarkan kondisi tersebut maka hipotesis tindakan yang diajukan

diterima dan menunjukkan bahwa “Pembelajaran kooperatif teknik make a match dapat

meningkatkan minat belajar ilmu pengetahuan sosial siswa tunalaras kelas III di SDLB E Prayuwana.”


(6)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


(7)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Sasaran Tindakan ... 4

C.Rumusan Masalah ... 4

D.Hipotesis Tindakan ... 4

E. Tujuan Penelitian... 4

F. Manfaat Penelitian... 5

BAB II LANDASAN TEORI A.Deskripsi Teori ... 6

1. Pembelajaran Kooperatif Teknik Make a Match.... 6

2. Minat Belajar ... 8

3. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 11

4. Anak Tunalaras ... 13


(8)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Kerangka Berfikir ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 21

B. Setting Penelitian ... 24

C.Siklus Tindakan ... 24

D.Variabel Penelitian ... 26

E. Instrumen ... 27

F. Teknik Pengolahan Data ... 27

G.Indikator Keberhasilan ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Hasil Studi Awal ... 29

B. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Persiklus... 30

C.Analisis Data ... 42

D.Pembahasan ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA... 58

LAPIRAN-LAMPIRAN... 60


(9)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Klasifikasi Minat Belajar... 28

Tabel 3.2 Presentase Minat Belajar... 28

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa... 47


(10)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perbandingan Nilai Rata-Rata

Kelompok Siklus I, II dan III... 45

Grafik 4.2 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa... 48


(11)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir... 20


(12)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen dan Lembar Observasi Minat... 60

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik 1... 62

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pengembangan 2... 72

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pengembangan 3... 87

Lampiran 5 Hasil Pengamatan Minat Belajar dan Catatan Lapangan. 99

Lampiran 6 Dokumentasi... 100 Lampiran 7 Surat-Surat Penelitian... 108


(13)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak berkebutuhan khusus (children with special educational needs) dapat diartikan sebagai seorang anak yang memerlukan pendidikan yang disesuiakan dengan hambatan belajar dan kebutuhan masing-masing anak secara individual. Salah satu dari sekian banyak anak berkebutuhan khusus adalah anak tunalaras. Anak tunalaras memiliki masalah dalam segi sosial dan emosi, sehingga perilakunya sering bertentangan dengan norma-norma yang terdapat didalam masyarakat tempat ia berada.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1991 disebutkan bahwa tunalaras adalah gangguan atau hambatan atau kelainan tingkah laku sehingga kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Sementara itu masyarakat lebih mengenalnya dengan

istilah anak nakal. Menurut Kauffman (1997) dalam Sunardi (1995: 9)

mengemukakan bahwa:

Anak tunalaras adalah anak yang secara kronis, dan mencolok berinteraksi dengan lingkungannya dengan cara yang secara sosial tidak dapat diterima atau secara pribadi tidak menyenangkan, tetapi masih dapat diajar untuk bersikap secara sosial dapat diterima dan secara pribadi dapat menyenangkan. Jika dilihat secara kasat mata memang sulit membedakan anak tunalaras

dengan anak normal lainnya, dalam segi kognitif “anak tunalaras memiliki

kecerdasan yang tidak berbeda dengan anak-anak pada umumnya” (Sutjihati Soemantri, 2007 : 149). Karena anak tunalaras mengalami gangguan dalam perilaku sosial dan emosinya, dampak dari gangguan yang di alaminya itu menyebabkan anak tunalaras mengalami permasalahan dalam belajarnya, sehingga berpengaruh pada minat dan motivasi untuk belajar serta mempengaruhi hasil belajarnya. Hambatan pada anak tunalaras terjadi


(14)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengingat karakteristik belajar yang dimiliki oleh anak tunalaras, seperti yang dikemukakan oleh Sunardi (1995,75) bahwa :

Anak tunalaras sering ketergantungan pada guru, kesulitan memusatkan perhatian dan konsentrasi, kurangnya minat mengikuti pelajaran, mengikuti waktu pelajaran relatif sedikit, mudah bingung, bertindak impulsif, tidak meyelesaikan pekerjaannya, sering mengganggu anak lain.

Salah satu permalasahan anak disekolah yaitu rendahnya minat belajar anak. Minat belajar anak yang rendah ditandai dengan kurangnya perhatian terhadap pelajaran, kurang memahami materi pelajaran yang diberikan, kurang memiliki ketertarikan terhadap pelajaran yang sedang berlangsung, kurangnya rasa senang terhadap pelajaran yang dipelajari. Minat seharusnya dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan atau perilaku yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula ditunjukan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas tertentu.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama kegiatan Program Latihan Profesi (PLP) yang dilaksanakan di SLB E Prayuwana Yogyakarta dapat diketahui bahwa minat belajar anak tunalaras memang sangatlah rendah, dilihat

dari perilaku yang ditunjukan oleh siswa. Siswa terlihat kurang aktif dalam

kegiatan pembelajaran, mudah bosan ketika pembelajaran berlangsung, perhatian siswa mudah teralihkan ketika belajar di kelas, siswa sering

mengobrol, siswa tidak mau menyelesaikan tugas,sering keluar masuk kelas,

bahkan mengganggu kelas lain yang sedang belajar.

Fenomena tersebut terjadi terutama pada materi pelajaran yang menuntut

siswa untuk berpikir secara kritis, diantaranya yaitu mata pelajaran IPS. Materi

pelajaran IPS kelas III banyak mempelajari tentang lingkungan sekitar, bagaimana siswa mengenal lingkungan di sekitar rumah dan sekitar sekolah. Ketertarikan siswa terhadap pelajaran IPS sangatlah rendah, hal tersebut ditunjukan dengan perilaku-perilaku siswa yang kurang berminat mempelajari pelajaran IPS.


(15)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain disebabkan karena gangguan emosi yang mereka miliki faktor penyebab lain rendahnya minat belajar siswa pada pelajaran IPS yaitu pendekatan pembelajaran lebih bersifat teacher center, atmosfer kelas yang kurang menyenangkan, kurang bervariasinya model pembelajaran yang digunakan dalam mengajar,keterbatasan media pembelajaran, penguasaan konsep pembelajaran hanya terpaku pada buku,bahkan gurupun cenderung menggunakan tindak kekerasan fisik dalam proses pembelajaran, pengaturan kelaspun terlihat monoton, keadaaan seperti ini membuat siswa kadang tidak merasa nyaman dan malas untuk belajar, sehingga tidak jarang siswa tidak masuk sekolah.

Untuk mengukur minat belajar anak tunalaras dibutuhkan suatu teknik atau

cara yang tepat. Didalam perkembangan pembelajaran, banyak model

pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif sehingga siswa tertarik dan tidak merasa bosan. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Make a match atau

mencari pasangan adalah model pembelajaran berkelompok dengan cara mencari pasangan soal atau jawaban yang tepat, siswa yang sudah menemukan

pasangan kartunya sebelum batas waktu akan mendapat poin.Pembelajaran

kooperatif menuntut siswa untuk bekerjasama memecahkan berbagai masalah, siswa tidak hanya diam, mendengarkan, dan menerima pengetahuan dari guru, akan tetapi harus ikut aktif dalam menemukan dan membangun pengetahuan sendiri dengan berinteraksi dan bekerjasama dengan anggota kelompok.

Pembelajaran kooperatif teknik make a match yang dilakukan ini merupakan upaya untuk menarik perhatian siswa sehingga pada akhirnya dapat menciptakan keaktifan dan minat belajar siswa. Minat belajaradalah rasa suka atau ketertarikan peserta didik terhadap pelajaran sehingga mendorong peserta didik untuk menguasai pengetahuan dan pengalaman, hal tersebut dapat ditunjukkan melalui partisipasi dan keaktifan dalam mencari pengetahuan dan pengalaman tersebut. Dengan memiliki minat belajar, peserta didik lebih memperkuat ingatan


(16)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentang pelajaran yang diberikan oleh pendidik. Karena minat besar pengaruhnya terhadap belajar, jika bahan pelajaran atau metode belajar tidak sesuai dan selalu monoton siswa mudah jenuh dan tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

Berdasarkan fenomena diatas maka penulis mencoba melihat lebih dalam mengenai data konkrit terhadap penerapan teknik make a match. Diharapkan penelitianinidapatmemberikansolusibaru dalam mengembangkan minat belajar siswa tunalaras khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, dengan penerapan metode make a match dapat membangkitkan minat belajar siswa dan menumbuhkan sikap kerja sama di antara siswa serta mampu menciptakan kondisi yang menyenangkan dalam proses pembelajaran.

B. Sasaran Tindakan

Sasaran tindakan dalam penelitian ini yaitu siswa tunalaras kelas III Sekolah Dasar. Tempat penelitian ini dilakukan di SLB E Prayuwana Yogyakarta yang beralamat di Jl. Ngadisuryan no 2 Yogyakarta.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah penelitan

ini adalah : “Apakah pembelajaran kooperatif teknik make a match dapat

meningkatkan minat belajar ilmu pengetahuan sosial pada siswa tunalaras kelas III di SLB E Prayuwana Yogyakarta?

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk masalah yang diteliti. Hipotesis dari penelitian ini yaitu : “Pembelajaran kooperatif teknik

make a match dapat meningkatkan minat belajar ilmu pengetahuan sosial siswa


(17)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk melalui pembelajaran kooperatif teknik

make a match dapat meningkatkan minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa

tunalaras kelas III di SLB E Prayuwana.

F. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : 1. Bagi siswa

Diharapkan dapat meningkatnya minat belajar, meningkatnya kreativitas dan hubungan social siswa tunalaras dalam matapelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SLB E Prayuwana Yogyakarta.

2. Bagi guru.

Diiharapkan sebagai bahan pengayaan dalam pengembangan strategi belajar siswadandapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang menyenangkan dan meningkatkan minat belajar siswa.

3. Bagi sekolah

Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah khususunya pada mata pelajaran IPS dan sebagai pengayaan bagi sekolah dalam penerapan model pembelajaran lainnya.


(18)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian yang bersifat tindakan yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelas. Menurut Whitehead (1993) dalam Maifalinda Fatra dan Abd. Rozak (2011: 4) menyatakan ‘bahwa penelitian tindakan kelas dapat memfasilitasi guru untuk mengembangkan pemahaman tentang pedagogi dalam rangka memperbaiki pembelajarannya’. Menurut Suharsimi Arikunto (2009:72) menyatakan bahwa terdapat tiga hal penting dalam pelaksanaan PTK yaitu :

1. PTK merupakan penelitian yang mengikutsertakan secara aktif peran guru dan siswa dalam berbagai tindakan

2. Kegiatan refleksi (perenungan, pemikiran, dan evaluasi) dilakukan berdasarkan pertimbangan rasional (menggunakan konsep teori) yang mantap dan valid guna melakukan perbaikan tindakan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi.

3. Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran dilakukan dengan segera dan dilakukan secara praktis (dapat dilakukan dalam kegiatan pembelajaran).

Berdasarkan hal tersebut PTK pada intinya bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Pelaksanaan tindakan kelas ini meliputi prosedur perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Dalam penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa siklus. Siklus akan dihentikan apabila kondisi pembelajaran sudah stabil dan data yang diperlukan sudah tercapai.. Secara skematis siklus penelitian tindakan kelas yang dimaksud adalah sebagai berikut :


(19)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber: Arikunto (2011: 16)

Gambar 3.1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Perencanaan

Refleksi Siklus 1 Pelaksanaan

Pengamatan

?

Pengamatan

Pelaksanaan

Refleksi Siklus II


(20)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara operasional tahap-tahap kegiatan penelitian dalam setiap siklus dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Perencanaan

a. Menetapkan kondisi awal siswa berdasarkan hasil asesment.

b. Menetapkan standar kompetensi, memilih materi ajar yang harus segera dicarikan alternatif pemecahan masalahanya.

c. Merumuskan permasalahan di kelas yang dihadapi oleh siswa sebagai langkah awal untuk mencarikan solusinya.

d. Merancang dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran agar proses pembelajaran lebih terarah guna tercapainya tujuan pembelajaran. Menyusun materi ajar, menentukan out come yang akan dicapai siswa, menentukan pendekatan pembelajaran, menyusun langkah-langkah pembelajaran, menentukan evaluasi pembelajaran.

e. Menyusun instrumen penilaian. Instrumen bertujuan untuk merekam data-data yang diperlukan.

2. Tindakan

a. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif

learning teknik make a match, sesuai dengan materi pokok yang telah disediakan

b. Melakukan tes evaluasi secara kelompok dari setiap siklus untuk

mengukur sejauh mana minat belajar siswa. 3. Tahap observasi

Kegiatan observasi dengan menggunakan pedoman observasi (instrumen penelitian) yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini dilaksanakan untuk


(21)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melihat dari tindakan yang dilaksanakan, melihat proses yang terjadi selama kegiatan berlangsung.

4. Refleksi

Hasil pelaksanaan ini merupakan bahan pertimbangan untuk melakukan pembaharuan terhadap rencana dan tindakan yang telah dilakukan untuk menyusun rencana dan tindakan selanjutnya, yang dharapkan dapat lebih baik dari yang sebelumnya.

Temuan-temuan pada waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran ditindak lanjuti dengan kegiatan refleksi. Kegiatan refleksi ini merupakan penyusunan rencana tindakan dalam melaksanakan kegiatan penelitian berikutnya.

B. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas III SDLB E Prayuwana yang beralamat di Jl. Ngadisuryan No. 2 Yogyakarta dengan jumlah siswa terdiri dari 4 orang siswa. Dari populasi siswa sebanyak 4 orang, subyek penelitian mengambil seluruhnya dikarenakan dalam penelitian ini melakukan upaya untuk perbaikan dan peningkatan minat belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada awal tahun ajaran 2013/2014 semester ganjil.

PTK ini dilaksanakan melalui beberapa siklus untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui teknik

make a match.

C. Siklus Tindakan 1. Siklus 1 PTK :

a. Perencanaan tindakan siklus 1

1) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang akan disampaikan pada siswa

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran


(22)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Membuat alat atau media pembelajaran

5) Menyiapkan bahan evaluasi

b. Pelaksanaan tindakan siklus 1

1) Tindakan PTK mencakup prosedur dan tindakan yang dilakukan, serta

proses perbaikan yang akan dilakukan

c. Observasi siklus 1

1) Observer mengamati selama proses pembelajaran

2) Observer mengamati setiap sikap dan tingkah laku siswa selama

pembelajaran berlangsung di kelas.

3) Observer mengamati interaksi pembelajaran yang dilaksanakan oleh

guru, siswa selama kegiatan berlangsung.

4) Observer menilai semua aktifitas siswa di kelas melalui lembar keaktifan

siswa maupun lembar evaluasi lain.

d. Refleksi siklus 1

Berupa uraian tentang analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan, serta kriteria dan rencana bagi tindakan siklus berikutnya.

2. Siklus 2 PTK :

a. Perencanaan tindakan siklus 2

1) Membuat desain pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus 1

2) Menyiapkan materi ajar

3) Menyiapkan alat atau media pembelajaran

4) Menyiapkan bahan evaluasi

b. Pelaksanaan tindakan siklus 2

1) Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran

hasil refleksi pada siklus pertama c. Observasi siklus 2


(23)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Observer mengamati proses pembelajaran dengan pokok bahasan yang

telah dibuat.

2) Observer mengamati setiap sikap dan tingkah laku siswa selama

pembelajaran berlangsung di kelas.

3) Observer mengamati interaksi pembelajaran yang dilaksanakan oleh

guru, siswa selama kegiatan berlangsung.

4) Observer menilai semua aktifitas siswa di kelas melalui lembar keaktifan

siswa maupun lembar pengamat.

d. Refleksi siklus 2

Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksaan siklus kedua dan menyusun rencana untuk siklus selanjutnya.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian yang dilaksanakan dibutuhkan definisi variabel agar penelitian dapat dianalisa secara cermat permasalahan-permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (x) Pembelajaran kooperatif teknik make a match, dan variabel terikat (y) minat belajar ilmu pengetahuan sosial.

1. Variabel Bebas (X) : Pembelajaran kooperatif teknik make a match

Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning berasal dari kata

cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan

saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Teknik pembelajaran kooperatif teknik make a match dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Pada teknik ini siswa mencari pasangan kartu sambil mempelajari sesuatu konsep atau topik tertentu dalam suasana yang menyenangkan. Teknik make a match ini bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran, tingkatan usia, dan kelas.


(24)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Variabel Terikat (Y) : Minat belajar

Minat menurut Slameto (2010 : 180) adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Belajar menurut Slameto (2010 : 2) yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Minat belajar adalah rasa suka atau ketertarikan peserta didik terhadap pelajaran sehingga mendorong peserta didik untuk menguasai pengetahuan dan pengalaman, hal tersebut dapat ditunjukkan melalui partisipasi dan keaktifan dalam mencari pengetahuan dan pengalaman tersebut. Minat memiliki manfaat sebagai pendorong yang kuat dalam mencapai prestasi. Minat belajar menciptakan dan menimbulkan konsentrasi dalam belajar. Peserta didik akan memiliki konsentrasi yang baik apabila dalam dirinya terdapat minat untuk mempelajari hal yang ingin mereka ketahui.

E. Instrumen

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. Pada penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan yaitu berupa pedoman observasi, dokumentasi, catatan lapangan dan tes.

Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2011: 203) ‘Observasi yaitu suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis’. Dua diantara yang terpenting itu adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala alam, dan responden yang diamati tidak terlalu besar.


(25)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tes adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. Tes dilakukan setiap akhir siklus agar guru dapat mengetahui perkembangan peserta didik.

Dokumentasi dalam penelitian ini berupa rencana pelaksanaan pembelajaran, daftar nilai siswa, lembar kerja siswa, foto-foto selama proses pembelajaran.

Catatan lapangan berupa catatan tertulis tentang hasil pengamatan di kelas yang tidak terdapat dilembar observasi. Dalam penelitian ini catatan lapangan digunakan untuk mengamati hal-hal yang terjadi selama proses penerapan pembelajaran kooperatif teknik make a match.

F. Teknik Pengolahan Data 1. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dianalisis dengan analisis deskriptif. Analisa deskriptif kualitatif akan dijadikan metode dalam menganalisa data yang sudah terkumpul. Analisis pada siklus pertama hasilnya akan dipakai untuk kegiatan pada siklus selanjutnya. Jenis data yang diperoleh dan dianalisis ialah data kualitatif yang berupa informasi berbentuk kalimat yang terdiri atas hasil observasi, dan catatan-catatan di lapangan.

Penjabaran rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata hasil observasi selama pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut.

Skor =

Tabel 3.1

Klasifikasai Minat Belajar Jumlah Jawaban

Suka/Berminat

Kriteria

0-5 Kurang Berminat


(26)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Presentase Minat Belajar

Skor Kriteria

81% - 100 % Baik Sekali

61% - 80% Baik

41% - 60% Sedang

21% - 40% Kurang

≤ 20% Sangat Kurang

2. Penyajian Data

Dalam penyajian data yang di hasilkan, data yang telah diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

G. Indikator Keberhasilan

Keberhasilan ditandai dengan adanya perubahan kearah kebaikan, yaitu adanya peningkatan minat belajar siswa dalam pembelajaran. Siklus ini dihentikan apabila minat siswa pada pelajaran IPS mencapai 70%.


(27)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Salah satu permalasahan siswa tunalaras disekolah yaitu rendahnya minat belajar khususnya pada mata pelajaran IPS. Minat belajar siswa yang rendah ditandai dengan mudah bosan dalam belajar, perhatiannya mudah teralihkan, cenderung bermalas-malasan dalam belajar, tidak menyelesaikan pekerjaanya, mengabaikan perintah guru, bahkan sering meninggalkan kelas. Permasalahan tersebut menyebabkan rendahnya minat belajar dan rendahnya hasil belajar siswa.

Melalui pembelajaran kooperatif teknik make a match dapat meningkatkan minat belajar siswa tunalaras kelas III pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Adanya perubahan perilaku belajar siswa tunalaras ditunjukan dengan perubahan perilaku meningkatanya antusias belajar siswa, ketertarikan siswa terhadap pelajaran IPS, meningkatnya partisipasi siswa terhadap pelajaran IPS. Melalui pembelajaran kooperatif teknik make a match dapat pula meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerjasama, menumbuhkan sikap tenggang rasa, disiplin, mandiri, bertanggung jawab serta menunjukan rasa empati terhadap siswa lain.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Pembelajaran kooperatif teknik make a match dapat dijadikan sebagai metode

alternatif pengayaan dalam mengembangkan minat belajar anak tunalaras.

b. Pembelajaran kooperatif teknik make a match dapat digunakan di dalam dan di


(28)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagi Calon Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan pada penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pembelajaran kooperatif teknik make a match dan minat belajar siswa pada kelas dan mata pelajaran yang berbeda. Sehingga penelitian selanjutnya merupakan penyempurnaan dari penelitian-penelitian yang sudah ada.


(29)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Bahri Djamarah, S. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Efendi, M. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Fatra, M. dan Rozak, Abd. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: FITK UIN. Gunawan, R. (2013). Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung :

Alfabetha.

Huda, M. (2012). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model

Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

IG. A. K. Wardani, dkk. (2007). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta : Universitas Terbuka

Isjoni. (2011). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabetha.

Junita Ekomadyo, I. (2009). 22 Prinsip Komunikasi Efektif Untuk Meningkatkan Minat

Belajar Anak. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Cetakan ke 6. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada

Loekmono. (1994). Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Setiawan, A. dan Sunardi. (1997). Ortopedagogik Anak Tunalaras III. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(30)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sunardi. (1995). Ortopedagogik Anak Tunalaras I. Surakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Somantri, S. T. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Reflika Aditama.

Wiriaatmadja, R. (2009). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(1)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tes adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. Tes dilakukan setiap akhir siklus agar guru dapat mengetahui perkembangan peserta didik.

Dokumentasi dalam penelitian ini berupa rencana pelaksanaan pembelajaran, daftar nilai siswa, lembar kerja siswa, foto-foto selama proses pembelajaran.

Catatan lapangan berupa catatan tertulis tentang hasil pengamatan di kelas yang tidak terdapat dilembar observasi. Dalam penelitian ini catatan lapangan digunakan untuk mengamati hal-hal yang terjadi selama proses penerapan pembelajaran kooperatif teknik make a match.

F. Teknik Pengolahan Data 1. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dianalisis dengan analisis deskriptif. Analisa deskriptif kualitatif akan dijadikan metode dalam menganalisa data yang sudah terkumpul. Analisis pada siklus pertama hasilnya akan dipakai untuk kegiatan pada siklus selanjutnya. Jenis data yang diperoleh dan dianalisis ialah data kualitatif yang berupa informasi berbentuk kalimat yang terdiri atas hasil observasi, dan catatan-catatan di lapangan.

Penjabaran rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata hasil observasi selama pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut.

Skor =

Tabel 3.1

Klasifikasai Minat Belajar Jumlah Jawaban

Suka/Berminat

Kriteria

0-5 Kurang Berminat


(2)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Presentase Minat Belajar

Skor Kriteria

81% - 100 % Baik Sekali

61% - 80% Baik

41% - 60% Sedang

21% - 40% Kurang

≤ 20% Sangat Kurang

2. Penyajian Data

Dalam penyajian data yang di hasilkan, data yang telah diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

G. Indikator Keberhasilan

Keberhasilan ditandai dengan adanya perubahan kearah kebaikan, yaitu adanya peningkatan minat belajar siswa dalam pembelajaran. Siklus ini dihentikan apabila minat siswa pada pelajaran IPS mencapai 70%.


(3)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Salah satu permalasahan siswa tunalaras disekolah yaitu rendahnya minat belajar khususnya pada mata pelajaran IPS. Minat belajar siswa yang rendah ditandai dengan mudah bosan dalam belajar, perhatiannya mudah teralihkan, cenderung bermalas-malasan dalam belajar, tidak menyelesaikan pekerjaanya, mengabaikan perintah guru, bahkan sering meninggalkan kelas. Permasalahan tersebut menyebabkan rendahnya minat belajar dan rendahnya hasil belajar siswa.

Melalui pembelajaran kooperatif teknik make a match dapat meningkatkan minat belajar siswa tunalaras kelas III pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Adanya perubahan perilaku belajar siswa tunalaras ditunjukan dengan perubahan perilaku meningkatanya antusias belajar siswa, ketertarikan siswa terhadap pelajaran IPS, meningkatnya partisipasi siswa terhadap pelajaran IPS. Melalui pembelajaran kooperatif teknik make a match dapat pula meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerjasama, menumbuhkan sikap tenggang rasa, disiplin, mandiri, bertanggung jawab serta menunjukan rasa empati terhadap siswa lain.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Pembelajaran kooperatif teknik make a match dapat dijadikan sebagai metode

alternatif pengayaan dalam mengembangkan minat belajar anak tunalaras.

b. Pembelajaran kooperatif teknik make a match dapat digunakan di dalam dan di


(4)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagi Calon Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan pada penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pembelajaran kooperatif teknik make a match dan minat belajar siswa pada kelas dan mata pelajaran yang berbeda. Sehingga penelitian selanjutnya merupakan penyempurnaan dari penelitian-penelitian yang sudah ada.


(5)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Bahri Djamarah, S. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Efendi, M. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Fatra, M. dan Rozak, Abd. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: FITK UIN. Gunawan, R. (2013). Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung :

Alfabetha.

Huda, M. (2012). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model

Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

IG. A. K. Wardani, dkk. (2007). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta : Universitas Terbuka

Isjoni. (2011). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabetha.

Junita Ekomadyo, I. (2009). 22 Prinsip Komunikasi Efektif Untuk Meningkatkan Minat

Belajar Anak. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Cetakan ke 6. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada

Loekmono. (1994). Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Setiawan, A. dan Sunardi. (1997). Ortopedagogik Anak Tunalaras III. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(6)

Indriati Purnamasari, 2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sunardi. (1995). Ortopedagogik Anak Tunalaras I. Surakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Somantri, S. T. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Reflika Aditama.

Wiriaatmadja, R. (2009). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.