KHITHAH PESANTREN PERSPEKTIF K.H.R. AS AD SYAMSUE ARIFIN - Test Repository

  

KHITHAH PESANTREN

PERSPEKTIF K.H.R. AS AD SYAMSUE ARIFIN

SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi syarat untok meraih gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Svamsodia

NIM 12107038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  

2010

KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  JI. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721

  http//E-mail: akademik@stainsalatiga ac.id

  P E R S E T U JU A N P E M B IM B IN G

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara : Nama : SYAMSODIN Kim : 121 (X7 (lift

  Jurusan : Tarbiyah Progdi : PAI

  

Judul : K H IT H A H P E SA N T R E N P E R S P E K T IF K . H . R . A S ’A D

S Y A M S U L A R IF IN

  Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan Salatiga, 1 Februari 2010

  Pembimbing

KEMENTRIAN AGAMA

  )

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 http//:

  

P E N G E SA H A N

  Skripsi Saudara S Y A M S O D IN dengan Nomor Induk Mahasiswa 121 07 038 yang berjudul K H IT H A H P E S A N T R E N P E R S P E K T IF K . H . R . A S ’A D

  

S Y A M S U L A R IF IN . Telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan

  Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari Sabtu 13 Maret 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  Salatiga 13 Maret 2010

  27 Rabiul Awwal 1431 Panitia Ujian

  Ketua Sidang Sekretaris

  NIP: 19710219 200003 1 002 NIP: 19720314 200312 1 001 Pembimbing Prof. Dr, II M ansur. M .Ag NIP. 190806131 99403 1 004

ill

KEMENTRIAN AGAMA

  SEKOLAH TING G i AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721

  http//:

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Syamsodin NIM : 12107038 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tubs ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tubs orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik iimiah.

  Salauga, 24 Maret 2010

  Penulis

  SYAMSODIN NIM 121C7038

  

IV MOTTO SEANDAINYA ILMU ITU DAP AT DI RAIH DENGAN SEBUAH LAM UNAN....

  NISCAYA DI DUNIA TIDAK AKAN ADA ORANG-ORANG BODOH....... ! SESUNGGUHNYA ANAK-ANAK Y a TIM ITU

  BUKANLAH ORANG YANG DI TINGGAL MATI ORANG TUANYA TETAPI SESUNGGUHNYA ANAK-ANAK YATIM ITU AD ALA H

  ORANG-ORANG YANG HIDUP TAN PA ILM U.................!...! Syair

  ALFIAH IBNU MALIK

  KEMENTR1AN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721

  http//:

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan kepada:

  1. Untuk Ayah Bundaku tercinta di-alam Qubur yang telah mewariskan hartanya kepada kami, sehingga dapat menghantarkan kami dalam prosesi ' Pendidikan “Mereka begitu sangal berarti bagiku. Semoga *'ILMU“ yang kuraih, dapat mengharumkan namanya. Manfa'at untuk diriku, manfa’at untuk sesamaku, berguna bagi kepentingan Nusa. Bangsa, dan Agama, Amiin....!

  2. Untuk kakak-kakakku tersayang yang dengan penuh kesabaran memberikan dukungan dan semangat kepadaku.

  3. Untuk adikku tersayang yang dengan penuh keikhiasan seiaiu menemaniku. menghiburku, dan memotivasiku untuk menggapai harapan

  4. Kepada semua pihak tanpa kecuali yang telah peduli tanpa pamrih memberikan bimbingan dan dukungannya

  5. Teruntuk kekasihku tersayang & tercinta Yang enggan kusebut namanya. terima kasih atas semua motivasi dan dukungan serta inspirasinya yang telah tercurahkan selama u i.

  6. Untuk sahabat-sahabat karibku daiam suka dan duka. semoga oersahahatan yang kiia jalin selama ini dapat kita temskan seiamanva.

  vi

  D E PA R T E M E N A G A M A RI SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I (ST A IN ) SA L A TIG A J l Station 03 Telp. (0298) 323 706,323 433 Salatiga 50721

  Website :

ABSTRAKSI

  Syamsodin, 2010. Khithah Pesantren Perspektif K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin Skripsi Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

  Kata kunci: Khithah, Pesantren, dan K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin

  Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berasal dari sebuah masyarakat dalam peijalanannya mengalami berbagai proses yang perubahan dan perkembangan mengikuti kondisi masyarakat di mana pesantren tersebut berada. Kebutuhan untuk tetap bertahan dan melakukan perubahan di masyarakat mengliaruskan pesantren mampu mencetak lulusan yang tidak hanya menguasai ilmu agama saja, namun juga mampu mencetak lulusan yang mempunyai berbagai macam ketrampilan dan skill serta ilmu-ilmu umum yang lain.

  Dalam penelitian skripsi ini, penulis melakukan kajian hal tersebut di atas dalam pandangan K.H.R. As’ad Syamsul Arifin. Metode yang penulis pakai sebagian dengan metode kepustakan dan secara langsung melakukan pengamatan di PP Assalafiyyah Asy Syafi’iyyah, Sukorejo.

  Dalam Pandangan K.H.R. As’ad Syamsul Arifin, seebuah pesantren seharusnya mampu melakukan terobosan baru dalam hal mempersiapkan lulusannya agar mampu menjawab kebutuhan masyarakat. Sehingga alumni pesantren tidak hanya panda! di bidang ilmu agama saja, namun juga pandai dalm bidang kesenian, eksakta, budaya, politik, ekonomi, dan bidang-bidang yang lain. Hal tersebut menjadi dasar bagi distribusi alumni pesantren di berbagai bidang kehidupan di masyarakat di mana alumni tersebut berada.

  

vii

KEMENTRIAN AGAMA

  Jl Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721

  http//:

KATA PENGANTAR

  Dengan ucapan A1 hamduliliahirobbi 1 ’alamin sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan anugerah-Nya yang berupa kecerahan dan kejemihan pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judui “K H IT H A H P E S A N T R E N P E R S P E K T IF

  K .H .R . A S Y ’A D S Y A M S U L A R IF IN “ .

  Tak lupa sholawat serta saiam selalu tersanjungkan dan tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad Rosululloh SAW yang selalu kita nanti-nantikan syafa’atnya daii ’ dunia sampai akherat,dan semoga kita selalu diakui sebagai Umatnya yang beriman..Amin

  Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sala'n satu syarat untuk memperoleh gelar sari an a dalam Ilmu Tarbiyah Program Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga,

  Penuiis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lupul dari kesalahan dan kekurangan. baik dari segi penuiisan maupun dalam argumentasi.oleh sebafc itu kritit,saran dan masukan positif yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempumaan skripsi ini.

  Penulis sadar bahvva penyelesaian skripsi ini adalah berkat dari partisipasi semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini,sehingga tidak lupa penulis mengueapkan terima kasih yang tak terhingga serta penghargaan rasa honnat setinggi-tinginya kepada :

  1. Bapak Dr. Imam Sutomo M .Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga. vm

  2. Bapak Prof. Dr. H: Mansur M.Ag., selaku dosen pembimbing yang telah mengarahkan dan membimbing dalam proses penyusunan skripsi ini.

  3. Segenap Staf Pengajar Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga yang memberikan ilmunya.

  4. Bapak dan Ibuku almarhum/almarhumah tersayang, serta kakak dan adikku yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan tak henti-hentinya mendoakanku dalam penyusunan skripsi ini.

  5. Kekasih sejatiku yang enggan disebut namanya yang selalu setia menemaniku, membantu dan memberikan motivasi serta inspirasinya sehingga skripsi ini dapat terseiesaikan.

  6. Sahabat-sahabat setiaku yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu Demikianah kiranya ungkapan penulis, tiada lain harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, dan tak lupa penulis ucapkan terima kasih kapada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi ini, semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan dengan berlipat ganda sesuai dengan arnai kebaikan saudara-saudara semua. Amin.

  Salatiga, 24 M aret 2010 Penulis

  

IX

  KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) s a l a t i g a

  

  

  

  

  

  

  

  

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 http//:

  

  

  BAB IPENDAHULUAN

  

  

  

DAFTAR ISI

  x

  BAB IIB IO G R A F I K .H .R . A S’AD SYAM SUL A R IFIN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

xi

  BAB V : PENUTUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren sebagai model lembaga pendidikan Islam pertama yang

  mendukung kelangsungan sistem pendidikan nasional, selama ini tidak diragukan lagi kontribusinya dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus mencetak kader-kader intelektual yang siap untuk mengapresiasikan potensi keilmuannya di masyarakat (Tolkhah, 2004: 49). Dalam peijalanan misi kependidikannya, Pesantren mengalami banyak sekali hambatan yang sering kali membuat laju peijalanan ilmiah Pesantren menjadi pasang surut.

  Hal ini tidak terlepas dari peran dan ketokohan seorang Kyai sebagai pemegang otoritas utama dalam pengambilan setiap kebijakan Pesantren.

  Sebagai seorang top leader, Kyai diharapkan mampu membawa Pesantren nntuk mencapai tujuannya dalam mentransfoirnasikan nilai-nilai ilmiah (terutama ilmu keagamaan) terhadap umat (baca: santri) seningga nilai-niiai tersebut dapat mengiihami setiap kiprah santri dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bemegara.

  Dalam sejarahnya Pesantren telah mampu mencetak kader-kader handal yang tidak hanya dikenal potensial, akan tetapi mereka telah mampu mereproduksi potensi yang dimiliki menjadi sebuah keahlian yang layak jual. Seperti halnya di era pertama munculnya Pesantren telah mampu melahirkan kader-kader seperti Sunan Kudus (Fuqoha’), Sunan Bonang (Seniman), Sunan Gunung Jati (Ahli Strategi Perang), Sunan Drajat (Ekonom), Raden Fa+ah (Politikus dan Negarawan), dan wali-wali yang lain (‘Ala, 2006: 17). Mereka telah mampu menundukkan dominasi peraaaban Majapahit yang telah berkuasa selama berabad-abad, yang dikenal sebagai suatu kerajaan dengan struktur pemerintahan dan pertahanan negara yang cukup disegani di kawasan

  Asia Tenggara.

  Menurut K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin, saat ini temyata Pesantren seolah sudah mulai kehilangan daya kekebalannya untuk membendung arus modemisasi dan

  westernisasi

  yang sudah mulai menggejala sejak pertengahan abaa ke XX. Banyak sekali Pesantren-Pesantren

  salaf

  yang mulai merubah orientasi pendidikannya menjadi pola pendidikan yang mengadopsi sistem pendidikan dari negara Barat (Amerika Serikat maupun Eropa). Menurut beliau bukannya Pesantren tidak boleh menjadi modem, akan'tetapi semangat untuk mengakomodir tuntutan zaman atau modemisasi harus disertai dengan konsistensi terhadap niiai-niiai yang dianut, yakni nilai-nilai

  salafiyah (Syamsul, 2008: 45).

  Nilai-nilai salafiyah haras tetap menjadi prinsip sebagai benteng utama dalam menyaring aspek-aspek negatif yang ditimbulkan dari dampak modemisasi yang saat ini mulai mempopuierkan diri dalam ranah pendidikan di Indonesia termasuk lembaga pendidikan Pesantren, sehmgga Pesantren tidak dikatakan Iatah dan cenderung menjadi bulan-bulanan peradaban m odem yang kandungan nilainya tidak semua sesuai dengan prinsip-prinsip

  salaf.

  2 Adapun orientasi Khithah Pesantren sendiri diharcpkan mampu untuk menyegarkan kembali pemahaman konsep Pesantren yang mulai

  salafiyah kehilangan identitasnya dalam beiantara pendidikan Pesantren di Indonesia.

  Dalam padangan Kyai A s’ad, saat ini Pesantren seolah lebih serius membangun paradigma pendidikan ala modem tanpa diiringi konsistensi terhadap sistem pendidikan salaf yang pada awalnya menjadi platform dari peijuangan pendidikan Pesantren (Syamsul, 2008: 46). Akibatnya pembacaan terhadap produk Pesantren akan mengalami ambiguitas dalam hal kompetensi.

  Hal ini menjadi sangat logis sekali ketika hampir semua lembaga pendidikan di Indonesia termasuk sebagian Pesantren yang muiai berlomba- lomba mencetak teknokrat dan ilmuwan dengan berbagai gelar akademis, sementara di sisi yang lain tugas utama Pesantren untuk mencetak kader-kader Fuqoha’ dan pemuka agama muiai kurang mendapat perhatian. Akankah Pesantren haras mendukung realitas kehampaan spiritual yang sedang menggejala di masyarakat modem saat ini? Sementara yang teijadi saat ini

  Pesantren dengan sebagian sederetan argumentasi yang banyak dikemukakan para pengeioianya, berdalih bahwa apa yang dilakukan mereka semata-mata dalam rangka menjembatani nilai-nilai tradisionalisme Pesantren dengan nilai- nilai modem yang saat ini banyak digandrungi oleh semua kalangan. Hal ni direalisasikan dengan didirikannya sekolah-sekolah uraum, laboratorium, dan lain-lain. Dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut diharapkan ada penyeimbangan antara materi pokok di Pesantren yang berbasiskan kitab kuning dengan materi-materi pelajaran umum (Ala, 2006: 21).

  3 Respon Pesantren terhadap gejala-gejala modernisme dapat dilacak dengan berbagai gerakan inovatif yang seringkali mengaburkan idealismenya sebagai pemegang tradisi salaf. Sehingga akar tradisi yang sejak semula menjadi sesuatu yang sakral, saat ini hams tergantikan dengan kultur modem tanpa disertai upaya untuk menetralisir sistem yang cenderung merusak tradisi

  salaf-nya. Tanpa adanya upaya tersebut, nilai-nilai salafiyah akan menjadi

  simnbol-simbol formalistik yang terabaikan dal am perilaku masyarakat Pesantren.

  Untuk itu, merupakan suatu keharusan untuk mengembalikan pendidikan Pesantren pada nilai hakikinya (kembali ke Khithah). Hal ini aidasarkan pada tugas Pesantren yang sejatinya berorientasi pada pemeliharan dan pembinan serta kontekstualisasi nilai-nilai salaf dalam realitas kehidupan masyarakat. Hal ini sejalan dengan semangat Islam sebagai agama yang mengajarkan umatnya untuk melakukan pembebasan secara kesduruhan dari segala belenggu yang akan mereduksi nilai-nilai kemanusiaan (Ala, 2006: 11). Dari uraian di atas penuiis akan mencliti tentang hal tersebut dengan judul u

  K H IT H A H PESA N TR EN P E R S PE K T IF K.H.R. A S5 AD SYAM SUL A R IFIN “ .

  8 , R um usan Masalafc Untuk mendapatkan basil penelitian yang komprehensif, perlu adanya sistematika analitik untuk mencapai sasaran yang menjadi obyek kajian, sehingga pembahasan akan lebih terarah pada pokok masalah. Hal ini

  

4

  ' dimaksudkan agar terhindar dari pokok masalah dengan pembahasan yang tidak ada relevansinya dengan tujuan penelitian. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana konsep Khithali Pesantren perspektif K.H.R. A s’ad Syamsul Arifm?

  2. Bagaimana upaya K.H.R. A s’ad Syamsul Arifm dalam merealisasikan konsep Khithah Pesantren tersebut?

  3. Bagaimana relevansi konsep Khithah Pesantren K.H.R. A s’ad Syamsul Arifm dengan kondisi Pesantren saat ini?

  C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka ada beberapa tujuan yang hendak dicapai, antara lain :

  1. Untuk mendeskripsikan konsep Khithah Pesantren perspektif K.H.R.

  As’ad Syamsul Arifm?

  2. Untuk mendeskripsikan upaya K.H.R. A s'ad Syamsul Arifm dalam merealisasikan konsep Khithah Pesantren tersebut?

  3. Untuk mendeskripsikan relevansi konsep Khithah Pesantren K.H.R. A s’ad Syamsul Arifm dengan kondisi Pesantren saat ini?

D. Kegunaan Penelitian

  Dalam penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat baik secara teoritik maupun praktis. Teoritik dalam arti pengetahuan tentang sistem pendidikan tradisional dalam tradisi Pesantren yang ada di Indonesia secara umum dan tentu sesuai dengan kaidah Fiqh yang diungkapkan oleh Jalaludin Asy Syuyuti dalam kitab Qowaidu a! Ushuliyah yaitu: J

  L ^ Ic - 4_jJ=»3 La^all

  Artinya: “ Memelihara hal lama yang baik dan mengambil hal yang baru yang lebih baik ().

  Secara praktis yaitu institusi Pesantren bisa mengembangkan sistem pendidikan yang tetap mempertahanakan akar tradisi yang telah ada dan mampu mengadopsi sistem pendidikan modem yang mampu membawa Pesantren mengnadapi kemajuan zaman yang begitu cepat. Dengan demikian Pesantren mampu merumuskan format Pesantren yang pcka terhadap perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun tetap tidak meninggalkan prinsip-prinsip salafiyak. Hasil penelitian ini semoga dapat hermanfaat bagi elemen mahasiswa, calon pendidik atau para pemikir di masa mendatang dan menambah khasanah pemikiran mengenai pendidikan Islam.

  £ . Penegasan Istilah Agar tidak teijadi salah tafsir dalam memahami judul yang penulis ajukan, maka penulis akan menjelaskan frase pada judul diatas.

1. Khitthah

  Asal kata dari Khithah adalah 1^. yang berarti garis lurus (yunus, 1989: 118). Dalam pengertian ini, yang dimaksud oleh penulis aHalah persamaan pandangan yang dimiliki oleh ulama yang mengelola

  

6 sebuah Pesantren dalam hal pandangan, sikap, dan tata cara pemahaman, penghayatan, dan pengaxnalan ajaran Islam sampai kepada tingkah laku sehari-hari (Siddiq, 2005: 1).

2. Pesantren

  Kata ‘Pesantren’ itu berasal dari kata ‘santri’, “yang dengan awalan

  pe dan akhiran an yang berarti tempat tinggal para santri” (Dhofier, 1982:

  18). Pengertian yang penulis maksudkan adalah sebuah institusi pendidikan agama Islam yang mempunyai lima unsur, diantaranya adalah Pondok, Santri, Mas] id, Kiai, dan Pembelajaran Kitab Klasik atau Kitab Kuning (Martin, 1995: 17-19)

3. Perspektif K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin

  Kata perspektif adalah tanggapan langsung atas sesuatu (Fajri, tt: 647). Yang dimaksud dengan perspektif K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin adalah tanggapan atau pemikiran dari K.H.R. A s’ad Syamsul A nfin atas Khithah Pesantren yang dituangkan dalam karya-karyanya baik berupa buku maupun keterangan secara lisan atas Pesantren. Tanggapan yang diberikan bisa muncul dari pemahaman beliau seal kiprah, fungsi dan peranan Pesantren terhadap realita yang terjadi pada Pesantren secara umum.

F. Metode Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah studi pemikiran dengan mengambil pemikiran tokoh. Dalam penelitian ini tokoh dijadikan sentrai studi adalah

  

7 K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin. Jadi literatur-literatur yang diteliti digunakan untuk menggambarkan keseluruhan pemikiran K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin (gambaran tentang Khithah Pesantren).

  Adapun pengertian metode dalam pengertian ini adalah suatu cara untuk memperoleh bahan-bahan penopang dalam penelitian. Adapun metode yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah:

1. Library Research

  Untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian ini, penulis mengunakan library research yaitu penelitian perpustakaan, dengan metode ini peneliti mengambil langkah-langkah sebagai b e rik u t: a Mengumpuikan buku-buku yang ada relevansinya dengan kajian permasalahan. b Mengidentifikasi semua permasalahan yang berkaitan dengan penelitian. c Menarik suatu kesimpulan sebagai basil suatu penelitian tentang pokok permasaiahan.(Komaraddin, 1988: 145)

  2. Teknik Analisis D ata Yaitu penanganan terhadap suatu obyek-obyek penelitian ilmiah dengan memilah-milah pengertian yang satu dengan pengertian yang lain

  (Sujono Sumargono, 1980:31). Dalam proses analisa ini penulis menggunakan dua cara yang saling bergantian, yaitu; a. Proses analisa deduksi, yaitu analisa dari pengertian yang umum yang kemudian dibuat ekplisitasi dan penerapan lebih khusus (Sutrisno Hadi

  8 tt: 19). Yaitu dengan cara mengumpulkan data-data dalam permasalahan umum kemudian mengerucut pada proses pengambilan permasalahan-permasalahan yang bersifat khusus.

  b. Proses analisa induksi (dari khusus ke umum). Induksi pada umumnya disebut generalisasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data-data dalam jum lah tertentu, dan atas dasar data itu menyusun suatu ucapan umum.

  Yaitu dengan cara analisa dari data yang bersifat khusus kemudian yang bersifat umum.

G. Tclaah Pustaka

  Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang bersifat tekstua! berupa konsep dan tulisan. Aspek-aspek yang akan diteliti adalah seputar apa dan bagaimana definisi, konsep, persepsi, pemikiran, dan argumentasi yang terdapat dalam literatur yang relevan dengan pembahasan tentang makna dari Khittah Pesantren dalam pandangan K.H.R. A s’ad Syansul Arifin. Oleh karena itu, sumber yang akar: diambil dan dikaji berasal dari data verbal yang abstrak kualitatif.

  Dalam tinjauan pustaka ini penulis sedikit membuat garis besar tentang karya-karya lain yang berkaitan erat dengan Pesantren, serta telaah kritis pemikiran K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin tentang Khithah Pesantren yang terdapat dalam buku Kharisma Kiai A s’ad di Mata Umal, Percik-Peicik Pemikiran Kiai Salaf-Wejangan Dari balik Mimbar, dan K.H.R.As’ad Syamsul Arifin-Riwayat Hidup dan Perjuangannya.

  

9 Penulis belum menemukan tulisan yang secara khusus membahas dan mengupas secara komprehensif tentang Khithah Pesantren menurut K.H.R.

  A s’ad Syamsul Arifin. Sejauh yang penulis ketahui, biasanya buku-buku tentang K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin merupakan buku-buku dari sebuah pengalaman realita yang dijalani K.H.R. As’ad Syamsul Arifin (Syamsul, 2008: 13), dan bersumber dari para sahabat, orang terdekat beserta santri- santrinya K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin (Syamsul, 2008: 15). Selain itu juga buku yang merupakan kumpulan dari ceramah-ceramah keagamaan K.H.R.

  A.s’ad Syamsul Arifin, yaitu Percik-Percik Pemikiran Kiai Salaf-Wejangan dari Balik Mimbar.

  Hal yang perlu dicatat adalah, penelitian tentang pemikiran K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin yang dipaparkan di sini merupakan penelitian yang hanya difokuskan pada Khithah Pesantren Perspektif K.H.R.' A s’ad Syamsul

  Arifin, supaya tercipta sebuah Pesantren yang memberikan pelajaran yang lebih obyektif dan rasional untuk menumbuhkan kreatifitas santri (Syamsul, 2008: 14) Sejauh yang penulis ketahui, kajian tentang pemikiran K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin sendiri teiah dibukukan dengan judul “Percik-Percik

  Pemikiran Kyai Salaf- Wejangan dari Balik Mimbar“ yang merupakan kumpulan dari tausiah keagamaan beliau (BP2M, 2000:th) Sedangkan sumber yang digimakan penulis bagi dalam dua kategori, antara lain sebagai b e rik u t:

  10

1. Sumber Primer

  Sumber data primer ialah sumber data yang diperoleh melalui pengamatan dan analisa terhadap iiteratur- 'literatur pokok yang dipilih untuk dikaji kembali kesesuaiannya antara teks dengan realita berdasarkan berbagai macam tinjauan ilmiah. Adapun sumber primer yang penulis gunakan diantaranya adalah: a. Kharisma Kyai A s’ad di Mata Umat.

  b. Percik-Percik Pemikiran Kyai Salaf : Wejangan dari Balik Mimbar.

  c. K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin Riwayat Hidup dan Peijuangannya.

  Secara garis besar ketiga buku di atas merepresentasikan peijalanan hidup K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin dan pemikiran-pemikiran beliau tentang pengembangan Pesantren yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat atau umat musiim. Dalam pandangan beiiau, pola pengajaran dan pembeiajaran di Pesantren harus diselaraskan dengan kebutuhan riil umat musiim dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin komplek

  (Syamsul. 2008: 58). Penafsiran Kitab kuning sebagai materi utama dalam kurikulum Pesantren dikontekstualisasikan dengan realita yang meniadi bagian dari umat. 2 . S u m b er S ek u n d er

  Yaitu yang menjadi pelengkap dalam penelitian ini adalah bahan- bahan bacaan yang ada kaitannya dengan permasalahan di atas. Adapun buku-buku yang dimaksud antara lain: a. Pembaharuan Pesantren, ditulis oleh Abd A ’la diterbitkan oleh Pustaka Pesantren Yogyakarta pada tahun 2006.

  b. Menggerakkan Tradisi, ditulis oleh Abdurrahman Wahid diterbitkan tahun 2007 oleh LKIs Yogyakarta.

  c. Khithah Nahdliyyah, ditulis oleh KH. Achmad Shiddiq diterbitkan oleh Khalilsta surabaya pada tahun 2005.

  d. Manajemen Pesantren, ditulis oleh A. Halim diterbitkan pada tahun 2005 oleh Pustaka Pesantren Yogyakarta.

  e. Gus Dur, NXJ, dan Masyarakat Sipil, buku ini merupakan kumpulan dari tulisan dari Andree Feillard yang diterbitkan oleh LKIs pada tahun 1994.

  f. Buku NU Vis-a-Vis Negara ini ditulis oleh Andree Feillard dan diterbitkan oleh LKIs pada tahun 1999.

  g. NU, Kritisisme dan Pergeseran Makna Aswaja, di tubs oleh Badrun Alaena dan diterbitkan oleh PT Tiara Wacana Yogyakarta pada tahun 2 0 0 0 .

  h. Bodohnya NU apa NU Dibodohi? Jejak Langkah NU Era Reformasi - Menguji Khitthah - Meneropong Paradigma Politik, buku in di tulis oleh Bahrul Ulum dan diterbitkan oleh Ar-Ruzz Frees yogyakarta pada tahun 2002. i. Abangan, Santri, Priyayi daiam Masyarakat Jawa, buku ini merupakan hasil penelitian dari Clifford Geerts pada masyarakat Jaw a di yogyakarta dan diterbitkan oleh Pustaka Jaya Jakarta pada tahun 1981.

  12 j. Pondok Pesantren dan M adrasah Diniyah - Pertumbuhan dan Perkembangannya, buku ini merupakan terbitan dari Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Jakarta pada tahun 2004. k. Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, buku ini merupakan tulisan dari xamakhsyari Dhofier yang diterbitkan pada tahun 1982 oleh LP3ES Jakarta. l. Praksis Pembelajaran Pesantren, buku ini ditulis oleh Dian N afi’ dan diterbitkan oleh LKIs Yogyakarta pada tahun 2002. m. Dinamika Pesantren, Kumpulan Makalah Seminar intemasional “The

  role o f Pesantren in Education and Community Development in

  Buku ini merupakan kumpulan dari makalah-makalah Indonesia". hasil seminar tentang pesantren dan pembangunan masvarakat pada tahun 1987 di Berlin, Jerman. Buku ini diterbitkan oleh CV. Guna Aksara Jakarta pada tahun 1988. n. Pesantren Madrasah Sekolah, buku ini ditulis oleh Karel Steenbrink dan diterbitkan oleh LP3ES Jakarta pada tahun 1986. o. Kamus Arab-bidonesia, kamus ini di tuiis oleh Mahmud Yunus dan diterbitkan oleh PT. Hidakarya Agung, Jakarta pada tahun 1989. p. Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat Tradisi-Tradisi Islam di

  Indonesia, buku ini ditulis oleh Martin Van Bruinessen dan diterbitkan pada tahun 1995 oleh Mizan Bandung.

  13 q. Bilik-bilik Pesantren, Sebuah Potret Peijalanan, buku ini ditulis oleh DR.Nurcholis Madjid dan diterbitkan oleh Paramadina Jakarta pada tahun 1997. r. Pemberdayaan Pesantren, buku ini ditulis oleh Rofiq dan diterbitkan pada tahun 2005 oleh penerbit Pustaka Pesantren Yogyakarta. s. Kharisma Kiai A s’ad di Mata Umat, buku ini ditulis oleh Ahmad

  Syamsul Hasan dan diterbitkan pada tahun 2008 oleh penerbit Pustaka Pesantren Yogyakarta. t. Filsafat Ilmu Pengetahuan, buku ini ditulis oleh Soegono Sumargono dan diterbitkan oleh N ur Cahaya Yogyakarta pada tahun 1988. u. Profil Pondok Pesantren Muadalah, buku ini merupakan terbitan dari

  Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Jakarta pada tahun 2004. v. Dinamika Pesantren dan Madrasah, buku ini ditulis oleh Ismail dan diterbitkan pada tahun 2002 oleh Pustaka Pesantren Yogyakarta. w. Sejarah Pendidikan Islam, buku ini di tulis oleh Zuhairini dan diterbitkan pada tahun 1986 oleh Direktorat Jenderal Pembinaan

  Agama Islam Jakarta.

  H. Sistem atika Penulisan Skripsi Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka akan untuk mempermudah dan mendapatkan gambaran tentang bahasan yang di lakukan dalam tulisan ini maka akan penulis susun dal am lima bab yang secara sistematis sebagai b e rik u t:

  

14

  • Bab I Pendahuluan, berisi Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, Telaah Pustaka, dan Sistematika Penuiisan skripsi

  Pada bab II Biografi K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin, membahas mengenai Riwayat K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin dengan sub bahasan Masa Remaja dan Pendidikan K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin, kiprah dan peijuangan K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin. Pada bab ini juga membahas karya-karya K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin.

  Bab III Deskripsi Pemikiran K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin, pada bab ini akan dibahas tentang makna Khithah, Pesantren di Indonesia yang meliputi sub bahasan sejarah pesantren di Indonesia, perkembangan bentuk pesantren, unsur-unsur yang ada dal am sebuah pesantren. Dalam bab ini juga membahas mengenai pembaharuan pendidikan di pesantren den g an ' sub bahasan Reintegrasi Keilmuan Pesantren, Inovasi Sistem Pendidikan dalam Pesantren, dan Reformulasi Model Ideal Pendidikan Pesantren.

  Bab IV Pembahasan, membahas tentang pandangan Kyai A s’ad Syamsul Arifin tentang Khithah Pesantren, upaya-upaya K.H.R. A s’ad Samsyul Arifin untuk merealisasikan Khithah Pesantren, urgensi peran Pesantren dalam melakukan transformasi sosial perspektif K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin, dan relevansi Khithah Pesantren dalam perspektif K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin dengan kondisi pesantren saat ini. BAB V Penutup, berisi tentang Kesimpulan, Saran-Saran, dan Penutup.

  15

BAB II BIOGRAFI K.H.R. A S’AD SYAMSUL ARIFIN A. Riwayat Hidup K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin

1. Masa Remaja dan Pendidikan K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin

  K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin lahir di sebuah perkampungan Syi'ib Ali dekat Masjidil Haram, Mekah pada tahun i 897, ketika orang tuanya menunaikan ibadah haji. Lahir dari seorang Ibu yang bemama Siti Maemunah dan bapaknya bemama Ibrahim. Nam a “A s’ad“ yang berarti “Sangat Bahagia“ dikaruniakan kepadanya karena saat itu merupakan masa kematangan ilmu bagi kedua orang tuanya yang telah menuntut ilmu selama dua puiuh lima tahun di tanah suci dan mereka menaapat karunia seorang anak laki-laki. Satu-satunya adik bemama Abdurrahman juga lahir di kota suci itu ketika A s’ad berusia empat tahun. Bahkan Abdurahman menjadi seorang hakim dan meninggal di Arab S a u d i.

  Raden Ibrahim atau dikenal dengan Kyai Syamsul Aritin, dari jalur Ayah masih keturunan Sunan Ampel. Sedangkan dari pihak Ibu, keturunan dari Tumenggung Tirtonegoro atau Bendoro Saud yang menjadi Bupati

  Sumenep dan masih keturunan dari Pengeran Ketandur, Cucu dari Sunan Kudus.

  Pada tahun 1903 beliau diboyong oleh ayahandariya pulang ke kampung, ke Pondok Pesantren Kembang Kuning, Pemekasan, Madura.

  Sedangkan adiknya dititipkan kepada Nyai Salhah, saudara sepupu Ibunya yang memang bermukim di Makkah (Syamsul, 2008: 5). Sesampainya di tanah air tepatnya di Kembang Kuning, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Kyai Syamsul Arifin membantu ayannya, Kyai Ruham, mengajar di Pondok Pesantren. Beberapa waktu kemudian Nyai Siti

  Maimunah meninggal dunia. Lalu Kyai Syamsul Arifin menikah lagi dengan Nyai Siti Sa’idah, seorang janda dari Kyai Syarqawi, pendiri Pondok Pesantren Guluk-Guluk, Sumenep. Tidak lama dari kepulangannya dari Mekkah, Kyai Syamsul Arifin bersama Keluarganya hijrah ke Asembagus, Situbondo dan membuka Pondok Pesantren baru di Sukorejo .

  Pada masa mudanya, K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin menghabiskan masa lajangnya di berbagai Pondok Pesantren di Pulau Jawa. Beberapa Pondok Pesantren yang pemah beliau tempati aalam mencari ilmu agama, antara lain: a. Madrasah Shalatiyah, Makkah.

  Di samping belajar d; Madrasah tersebut, K.H.R. As’ad Syamsul Arifin juga berguru kepada Ulama-UIama lain selama di

  Makkah. Ulama-lJlama tersebut di antaranya adaiah Syaikh Hasan al- Massad, Sayyid Muhammad Amin al-Kutby, Sayyid Hasan al- Yamany, dan Sayyid Abbas al-Maliki.

  b. Pondok Pesantren Banyu Anyar.

  c. Pondok Pesantren Demangan, Bangkalan, yang diasuh oleh KH.

  Cholil.

  17 d. Pondok Pesantren Buduran, Panji, Sidoaijo, yang diasuh oleh KH.

  Khozin.

  e. Pondok Pesantren Tetango, Sampang.

  f. Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, yang diasuh oleh KH. Nawawi.

  g. Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, yang diasuh oleh KH. Hasyim A s’ari dan berbagai Pondok Pesantren lainnya di Pulau Jawa dan Madura (Syamsul, 2008: 6).

  Saat menjadi Santri KH. Cholil Bangkalan, Kyai A s’ad muda menjadi Santri kesayangan gurunya sehingga pada masa dimana teijadi peralihan Perkumpulan Uiama dal am “ Komite Hijaz “ menjadi “Jam ’iyyah”, Kyai A s’ad muda menjadi satu-satunya mediator dalam penyampaian isyaroh KH. Cholil kepaaa KH. Hasyim A sy’ari, Jombang.

  Beliau diutus oleh Kyai Cholil pada tahun 1924 beiiau mehyampaikan satu tongkat disertai Surat Thoha ayat 17 s/d 23, pada tahun 1925 beiiau kembali diutus menyampaikan hasil istikhoroh gurunya kepada K.H. Hasyim A s’ari. beiiau kembali ke Jombang dengan seuntai tasbih dan bacaan Ya-Jahbar, Ya-Qohhar 3x (Syamsul, 2008: 9-11).

2. Kiprah dan Perjuangan K.H.R, As’ad Syamsul Arifin

a. Peran dalam Mengusir Penjajah Pada Awal masa pendudukan Jepang di Indonesia, K.H.R.

  A s’ad Syamsul Arifin mulai aktif di dunia pergerakan dan mengurangi aktivitasnya di Pesantren. Banyak sumbangsih beiiau terhadap peijuangan dalam mengusir penjajah.

  1) Membentuk laskar Kisbullah dan langsung memimpin pasukan gerilya di daerah Besuki dan sekitamya (Syamsul, 2008: 12).

  2) Melatih dan menggembleng para pejuang dengan ilmu perang, beladiri, dan olah ilmu kanuragan.

  3) Membentuk Barisan Pepolor Anggota barisan Pelopor adalah mantan orang-orang yang suka melakukan perbuatan kriminal. Proses perekrutan anggota barisan Pelopor melalui beberapa cara. Pertama, K.H.R. A s’ad

  Syamsul Arifin langsung mendekati orang-orang yang memang menjadi pimpinan dari gerombolan preman. Dengan pendekatan yang persuasif, cara ini efektif untuk menakiukan mereka sehingga selain menjadi anggota barisan pelopor, para anggota gerombolan kriminal ini pelan-peian mulai sadar dan bertaubatdari melakukan perbuatan buruk. Cara kedua, K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin mengutus orang-orang kepercayaannya untuk teijun di lapangan. Orang-orang kepercayaan yang diutus biasanya tergolong Santri yang “nakal“. K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin juga mengutus beberapa tokoh masyarakat yang dikenainya dan juga anggota barisan pelopor lainnya yang sudah bertaubat untuk mencari anggota baru (Syamsul, 2008: 85-89). 4) Memimpin pengambiialihan wilayah Madura, Jem'ber, Besuki dan Bondowoso dari tentara Jepang.

  19

  5) Memimpin langsung barisan Pelopor dan laskar Hisbullah dal am pertempuran 10 November 1945 setelah keluar Resolusi Jihad dari K.H. Hasyim A sy’ari. 6) Bergerilya dengan para pejuang lain setelah teijadinya agresi Militer Belanda I.

  Peran K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin dalam peijuangan mengusir penjajah sebenamya sangat banyak, namun semua itu dilakukan dengan ikhlas sehingga beliau tidak pemah mengharap balas jasa berupa materi (Syamsul, 2008:103-123)

b. Kiprah di Politik Praktis

  Setelah pemilu 1955, Peran K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin menjadi anggota konstituante sampai tahun 1959 dari partai NU.

  Setelah Konstituante di bubarkan oleh Bung Kamo beliau tidak banyak beraktivitas di bidang politik (Syamsul, 2008: 13).

  Pada tahun 1971, Peran K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin menjadi DPRD Kabupaten Situbondo dan pada tahun 1977 beliau mendukung sebuah organisasi politik yang bemama PPP karena NU saat itu mendukung PPP (Syamsul, 2008: 51).

  Selain itu, K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin merupakan salah satu di antara sekian Uiama yang selalu menjembati persoaian-persoalan yang teijadi antara pemerintah dan umat Islam, khususnya warga NU. Sikapnya yang tegas dan tangkas serta bijaksana, beliau mampu memainkan perannya sebagai Ulama NU (pengayom masyarakat) sekaligus sebagai politisi yang arif.

  Kebijakan-kebijakan kembaii dibuktikan pada tahun 1982 mengenai masalah mata pelajaran PMP yang menjadi kontroversi antara umat Islam dan pemerintah. Tanpa banyak bicara beliau langsung menemui Presiden Soeharto dan menunjukkan beberapa hal yang mestinya dikoreksi, tidak beberapa lama, dalam tahun itu juga PMP yang menuai kontroversi tersebut direvisi dan disempumakan oleh pemerintah (Syamsul, 2008: 14).

  Begitu pula ketika ten adi konflik antara Muolimin Indonesia vs NU dalam tubuh PPP dan rencana pemerintah memberlakukan Pancasila sebagai satu-satunya azas Organisasi Sosial, Politik, maupun kemasyarakatan, tiba-tiba di PP Salafiyah Syafi’iyah berkumpul ratusan Ulama NU untuk mengadakan Musyawarah Nasionai (Munas) yang berlangsung pada tanggal 18-21 Desember 1983. Ketika semua Orrcas Islam banyak menolak azas Pancasila, justru Munas menerimanya dan menganggapnya tidak bertentangan dengan aqidah

  Islam. Munas tersebut memutuskan mengembalikan NU ke Garis Peijuangan dan landasan asalnya, yang kemudian populer dengan istilah kembaii ke Khithah 1926 (Hasan, 1994: 46). inilah sebagian dari peran K.H.R. A s’ad Syamsul dalam memulihkan keutuhan NU dan Umat Islam di Negara ini (Syamsul, 2008: 16).

  21 Beliau juga dengan Kearifannya pemah melakukan

  mufaroqoh

  pada saat kepemimpinan NU dibawah KH. Abdurrahman Wahid, karena dirasakan sebagai ketua telah melenceng, yang kemudian beliau mengibaratkan Imam Shalat telah “kentut”. Peristiwa ini teijadi pada Muktamnar NU ke-28 di Krapyak, Yokyakarta (Syamsul, 2008: 25),

c. Kiprah di Masyarakat

  Sepanjang hidupnya, K.H.R.As’ad Syamsul Arifin senanatiasa dekat dengan masvarkat dimanapun Beliau berada, sehingga banyak hal yang sudah Beliau lakukan dalam rangka mengembangkan dan membangun sebuah latanan masyarakat yang baik. Beberapa hal yang telah beliau lakukan diantaranya:

  1) Gemar membangun untuk kepentingan agama dan bangsa. Banyak sekali pondok, masjid, dan madrasah yang dibangim atas prakarsa dan bahkan iangsung dibangun oleh K.H.R. As’ad Syamsul Arifin. Dan sampai akhir hayat, beliau masih banyak merencanakan bangunan yang belum sempat diwujudkan, terutama pembangunan di lingkungan pesantren Sukorejo. 2) Ulama pejuang. K.H.R,, A s’ad Syamsul Arifin lahir dan dibesarkan dalam masa penjajahan. K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin memiliki semangat anti penjajah dan memiliki keberanian yang luar biasa. Ketika meletusnya G. 30. S. PKI, fatwa-fatwa K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin selalu menjadi pegangan kaum Nahdliyin dan juga sebagian pejabat. Dalam kapasitasnya sebagai pemimpin pejuang,

  22 K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin memiliki keistimewaan tersendiri, misalnya dengan merekrut para residivis yang kemudian tunduk dan patuh pada perintahr.ya. 3) Disiplin waktu dan istiqamah. Hal ini ditunjukkan dalam kehadirannya daiam setiap undangan, beliau selalu datang lebih awal atau tepat waktu. Bahkan di lingkungan pesantren sendiri, sebagaimana pengakuan santri yang sering ban gun untuk shalat malam. mereka mesti bertemu Kiai sedang mengelilingi pondok. Ini dilakukan setiap hari mulai tengah malam (Syamsul, 2008: 56). Setelah lama malang melintang diberbagai kegiatan dan aktivitas kemasyarakatan, terutama dunia Pesantren akhimya pada tanggal 13

  Muharram 1411 tepatnya tanggal 4 Agustus 1990 pukul 07.25 setelah 2 hari dirawat di Rumah Sakit Islam Surabaya Beliau W afat'akibat penyakit yang dideritanva (Syamsul, 2008: 128).

B. Karya-Karya K.H.R. A s’ad Syamsul Arifin

  Selama peijalanan hidupnya, KHR A s’ad Syamsul Arifin tergolcng cukup produktif dalam menulis. Dengan gaya bahasa yang sederhana dan disusun dengan ringkas, hal ini menyebabkan kitab atau buku yang ditulis cepat mudah dipahamai dan dimengerti kandungan dari kitab tersebut.

  Beberapa tulisannya di tubs dalam bahasa madura dengan menggunakan huruf pegon. Materi tulisannya mulai dari Tauhid, Tasawuf, Fiqh, Sejarah, Ekonomi, dan lain-lain. Hasil karyanya sebagian besar merupakan jawaban

  23 atas segala permasalahan yang dihadapi beliau untuk memecahkan masalah yang ada di masyarakat. Hal ini tidak mengherankan karena beliau cukup raj in mengikuti informasi dan perkembangan yang terjadi di masyarakat baik dengan bertatap muka secara langsung maupun mengikuti nya dari surat kabar, televisi maupun dari media massa lainnya. Di antara beberapa karya besar beliau yang terdokumentasikan dengan baik ada 10 buku atau kitab, diantaranya sebagai berikut:

1. Al-Tajlib al Barokah fi Fadli as Sa’yi w a al Harakah

  Buku ini ditulis dalam bahasa Madura dengan huruf arab pegon, berukuran 15 x 21,5 cm, tebalnya 31 halaman. Waktu penulisan buku ini pada malam pemilihan umum yang pertama tepatnya pada tanggal 1 Jumadil Awal 1375 atau 15 Desember 1955.

  Materi yang terkandung di dalamnya berisi ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits-hadits yang menerangkan Ekonomi dalam Islam. Seiain itu, buku ini memaparkan penghidupan manusia telah diseuiakan oleh Allah dan manusia sebagai Khalifah di muka bumi dianjurkan Allah untuk menggaii dan mengelola alam raya ini sebagai sumber perekonomian, baik di daratan, laut, udara ataupun tumbuh-tumbuhan dan scbagainya.