BAB III RTPLP IJOBALIT 2016

(1)

bab 3

AMBARAN UMUM

KELURAHAN IJOBALIT

3.1. KONDISI KEPENDUDKAN

Kelurahan Ijobalit berada di wilayah Kabupaten Lombok Timur dan merupakan bagian dari Kecamatan Labuhan Haji yang terletak pada posisi 116o

32’03,9” Bujur Timur dan 08o

30’42,9” Lintang Selatan. Luas wilayah Kelurahan Ijobalit mencapai ±

631,238 Ha. Adapun batas wilayah Kelurahan Ijobalit adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Desa Korleko Selatan

 Sebelah Barat : Desa Bagik Payung Selatan

 Sebelah Selatan : Kelurahan Geres

 Sebelah Timur : Selat Alas

Secara Administrasi Kelurahan Ijobalit telah dimekarkan menjadi 2 (dua) Kelurahan yaitu Kelurahan Ijobalit (Induk) dan Kelurahan Geres (Pemekaran)

Kelurahan Ijobalit sebelum pemekaran memiliki 5 (lima) Lingkungan yaitu : 1. Lingkungan Ijobalit Lauq

2. Lingkungan Ijobalit Daya 3. Lingkungan Geres Daya 4. Lingkungan Geres Barat 5. Lingkungan Geres Lauq

Setelah Pemekaran, maka secara Administrasi Kelurahan Ijobalit memiliki 4 (empat) Lingkungan dan Kelurahan Geres memiliki 5 (lima) Lingkungan, yakni :

G


(2)

Kelurahan Ijobalit

1. Lingkungan Ijobalit Makmur 2. Lingkungan Ijobalit Lauq 3. Lingkungan Ijobalit Daya 4. Lingkungan Ijobalit Selatan

Kelurahan Geres

1. Lingkungan Geres Timuk 2. Lingkungan Geres Barat 3. Lingkungan Bagek Elen 4. Lingkungan Geres Daya 5. Lingkungan Geres Lauq

6. Untuk lebih jelasnya mengenai wilayah administrasi Kelurahan Ijobalit dapat


(3)

Posisi Kelurahan Ijobalit secara geografis memiliki 3 kondisi penting, yakni :

 Kelurahan Ijobalit merupakan Pusat perdagangan batu apung dan hasil tambang Galian C .

 Posisi Kelurahan Ijobalit yang dilewati oleh Jalan Propinsi sehingga perekonomian di sepanjang jalan ini cukup berkembang.

 Luas wilayah Kelurahan Ijobalit yang sebagian besar adalah daerah pertanian dan perkebunan membuat pertanian dan perkebunan menjadi dominan sebagai mata pencaharian penduduk. Kelurahan Ijobalit merupakan salah satu daerah pemasok utama dari bahan baku tepung tapioca yang bahan dasarnya adalah singkong.

3.1.1. JUMLAH PENDUDUK

Jumlah penduduk Kelurahan Ijobalit mengalami pertumbuhan yang signifikan dengan rata – rata pertumbuhan berkisar 1,59%. Pertumbuhan penduduk terbesar ada di Lingkungan Ijobalit Daye yaitu sekitar 1,73% sedangkan Pertumbuhan terkecil berada pada Lingkungan Ijobalit Selatan sekitar 1,4% rata – rata tiap tahun. Selanjutnya jumlah dan pertumbuhan penduduk di wilayah Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada table dan Grafik di bawah ini.

TABEL 3.1

JUMLAH PENDUDUK

DI KELURAHAN IJOBALIT TAHUN 2012-2015

2012 2013 2014 2015

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

1 Lingkungan Ijobalit Lauk 613 624 631 644 10.3 1.66 2 Lingkungan Ijobalit Makmur 683 694 706 716 10.3 1.59 3 Lingkungan Ijobalit Daye 815 831 840 858 14.3 1.73 4 Lingkungan Ijobalit Selatan 776 783 801 809 11.7 1.40

Jumlah/Kelurahan 2,887 2,932 2,978 3,027 46.6 1.59 Sumber : Profil Kelurahan Ijobalit & Data Baseline 100 0 100 th. 2015

Rata2 Tambahan

Penduduk (jiwa)

% Pertumbuha

n Jumlah Penduduk (Jiwa)


(4)

3.1.2. Penduduk Menurut Struktur Umur Dan Jenis Kelamin

Penduduk di Kelurahan Ijobalit sebagian besar merupakan penduduk dengan usia dewasa antara 16-59 tahun atau sebesar 55% dari total jumlah penduduk di Kelurahan Ijobalit yang terdiri dari penduduk laki-laki sebesar 765 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 907 jiwa yang tersebar di semua Lingkungan. Penduduk usia dewasa anatara umur 16-59 tahun terbesar berada di Lingkungan Ijobalit Daye yang terdiri dari 216 laki-laki dan 260 perempuan sedangkan yang terkecil berada di Lingkungan Ijobalit Lauk yang terdiri dari 160 laki-laki dan 198 perempuan. Selanjutnya jumlah dan pertumbuhan penduduk di wilayah Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


(5)

3.1.3. PENDUDUK MISKIN/MBR

Berdasarkan data Baseline 100 0 100 yang dilakukan oleh tim TIPP P2KP tahun 2015 jumlah rumah tangga MBR di Kelurahan Ijobalit sejumlah 676 kepala rumah tangga atau sekitar 86,7% dari total rumah tangga di Kelurahan Ijobalit. Untuk lebih jelasnya mengenai sebaran KK Miskin dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Sebaran Rumah tangga MBR yang ada di Kelurahan Ijobalit berada di semua lingkungan, yaitu di 4 (empat) lingkungan. Karakteristik penyebaran Rumah Tangga MBR ini pada umumnya berada di kawasan permukiman yang tumbuh secara alami (kampung) membentuk cluster. Sebaran Rumah Tangga MBR yang paling tinggi berada di Lingkungan Ijobalit Selatan dan Lingkungan Ijobalit Daye. Untuk lebih jelasnya mengenai Rumah Tangga MBR dapat dilihat pada PETA 3.2. SEBARAN RUMAH TANGGA MBR KELURAHAN IJOBALIT

3.1.4. KEPADATAN PENDUDUK

Tingkat kepadatan penduduk Kelurahan Ijobalit adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayahnya (brutto) adalah rata – rata sebesar 4,8 Jiwa/Ha. Untuk lebih jelasnya tingkat kepadatan penduduk Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


(6)

3.1.5. PENDUDUK MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN

Berdasarkan tingkat pendidikan penduduk di Kelurahan Ijobalit, sebagian besar penduduknya Tamat SLTP sebesar 679 jiwa, sedangkan penduduk yang telah menamatkan S1 sebanyak 55 jiwa. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


(7)

3.1.6. PENDUDUK MENURUT MATA PENCAHARIAN PENDUDUK

Kegiatan penduduk di Kelurahan Ijobalit didominasi oleh rumah tangga yang bekerja di sektor pertambangan/galian sebesar 286 kepala rumah tangga dan 229 kepala rumah tangga bekerja di sector perdagangan/jasa, sedangkan kepala rumah tangga yang bekerja di sector pertanian berada di urutan ketiga dengan jumlah 220 kepala rumah tangga. Hal ini menggambarkan bahwa pada umumnya sektor pertambangan/galian lebih besar dapat menampung tenaga kerja dan memiliki peluang lebih besar jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

3.1.7. ADAT ISTIADAT/KEBIASAAN HIDUP SEHARI/AWIQ-AWIQ/KEARIFAN LOKAL

Masyarakat Ijobalit seluruhnya merupakan masyarakat suku sasak yang datang dan bermukim dari berbagai daerah di pulau Lombok dan dengan sendirinya membentuk sistem kekerabatan antar keluarga. Sistem kekerabatan yang di anut di Kelurahan Ijobalit layaknya daerah lain di NTB adalah menganut sistem kekerabatan kebapakan (Patrilineal), dengan model kelompok kekerabatan yang dianut adalah Keluarga Luas yaitu kekerabatan ini terdiri dari lebih dari satu keluarga inti dimana warga keluarga luas umumnya masih tinggal berdekatan, dan seringkali bahkan masih tinggal bersama- sama dalam satu rumah. Kelompok kekerabatan berupa keluarga luas biasanya di kepalai oleh anggota pria yang tertua. Dengan sistem kelompok kekerabatan seperti ini maka struktur sosial tertinggi dipegang oleh tetua dalam kekerabatan, sebagian besar pengambilan keputusan harus dikonsultasikan dengan para tetua. Selain itu juga masyarakat Kelurahan Ijobalit menganut agama islam sehingga norma – norma agama juga mempengaruhi struktur sosial di masyarakat.


(8)

Selain para tetua juga para ulama dan Kiyai juga mempunyai peranan penting dalam pengambilan keputusan.

Sistem kekerabatan ini juga mempengaruhi pola permukiman di Kelurahan Ijobalit dimana sistem permukiman membentuk pola mengelompok dan bahkan dalam satu rumah tinggal 2 sampai dengan 3 KK. Pembangunan rumah baru dibangun didekat perumahan keluarga ini sehingga sampai tahap tertentu kerapatan bangunan menjadi tinggi dan sangat padat serta terkadang membentuk pola yang tidak teratur. Sosial kemasyarakatan yang ada di Kelurahan ijobalit masih sangat tinggi, dengan tingginya semangat kegotongroyongan masyarakat, adanya banjar-banjar kematian, pengajian, dan kelompok-kelompok kesenian. Sosial masyarakat wilayah kelurahan Ijobalit masih sangat tinggi terhadap nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat yang diwariskan oleh para pendahulu.

Untuk sosial yang ada masyarakat yaitu berupa kesenian tradisional antara lain :

Cilokak

Kesenian ini akhir-akhir ini banyak berkembang diwilayah Lombok, salah satunya berada dikelurahan Ijobalit. Kesenian ini banyak digemari dan diminati oleh masyarakat terutama menjadi bagian dari bagian acara-acara perkawinan. Cilokak sendiri mengadopsi kesenian modern dan kesenian tradisional, hal inii dapat dilihat dari alat musik yang dimainkan dan lagu-lagu yang dinyanyikan.

Gendang Beleq

Kesenian yang satu ini merupak kesenian yang sudah ada sejak lama, hanya saja kesenian ini pernah vakum karena berbagai macam kendala. Kesenian ini sekarang ini mulai lagi degemari oleh masyarakat untuk memeriahkan acara perkawinan. Kesenian gendang beleq ini sendiri merupakan musik tradisional dan menggunakan alat musik tradisional seperti gendang, seruling, dan sebagainya.

Dengan kondisi budaya dan kebiasaan hidup sehari – hari masyarakat Kelurahan Ijobalit seperti yang telah dijelaskan di atas, masyarakat membentuk aturan bersama untuk menjaga keletarian lingkungan.


(9)

3.2. KONDISI FISIK DASAR DAN MITIGASI BENCANA KELURAHAN 3.2.1. TOPOGRAFI

Secara umum wilayah Kelurahan Ijobalit kondisinya landai dengan kelerengan berkisar dari 0 – 5 % yang terbagi atas 2 wilayah yaitu di sebelah timur dengan kelerengan berkisar antara 2 -5% didominasi oleh perkebunan menuju arah pantai, sedangkan di bagian barat dan tengah didominasi oleh area pemukiman, lahan persawahan dan lahan tambang Galian C dengan kemiringan antara 0 – 2%. Ketinggian Kelurahan Ijobalit terletak pada 0 – 100 dpl. Untuk lebih jelasnya situasi Topografi Wilayah Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada Peta 3.3 TOPOGRAFI KELURAHAN IJOBALIT

3.2.2. STRUKTUR DAN JENIS TANAH

Jenis tanah yang terdapat diwilayah Kelurahan Ijobalit sebagian besar adalah jenis tanah berpasir, karena wilayah kelurahan Ijobalit berada didaerah pesisir pantai. Luas wilayah Kelurahan Ijobalit adalah ± 631,238 Ha dengan karakteristik pemanfaatan lahannya meliputi lahan persawahan seluas ± 50 Ha (7,9%), lahan perkebunan seluas ± 250 Ha (39,6%), lahan permukiman seluas ± 44,8 Ha (7,1%) dan lahan lainnya


(10)

seperti kawasan wisata lembah hijau, kawasan pantai dan areal pertambangan galian C seluas ± 331,238 Ha (45,3%).

3.2.3. STRUKTUR GEOLOGI LINGKUNGAN

Secara geologis, wilayah Kabupaten Lombok Timur tersusun dari tujuh formasi batuan, yaitu:

a) Formasi Ekas yang terdiri dari batu gamping,

b) Formasi Kalipalung adalah perselingan breksi gampingan dan lava bersusunan andesit sampai basal,

c) Anggota Selayar Formasi Kalipalung dari batupasir tufaan dan batulempung tufaan bersisipan karbon,

d) Formasi Kalibalak dari breksi dan lava,

e) Formasi Lekopiko dari tuf berbatuapung, breksi lahar dan lava andesit basal,

f) Batuan Gunungapi Tak Terpisahkan yang terdiri dari lava bersusunan andesit

piroksen dan breksi bersusunan andesit dengan masadasar tuf. Satuan tersebut merupakan hasil kegiatan gunungapi Pusuk-Nangi dan Rinjani yang tak terpisahkan dan menutup tak selaras pada batuan yang lebih tua. Kondisi fisiografis menunjukkan adanya proses volkanik diawali oleh proses tektonik yang menghasilkan dataran luas di bagian tengah. Proses terkini yang masih berlangsung adalah denudasi eksogen dan agradasi fluvial yang menghasilkan formasi,

g) Aluvium.

3.2.4. POTENSI DAN KEJADIAN BENCANA ALAM DAN SOSIAL-EKONOMI a. Abrasi

Potensi Abrasi di wilayah Kelurahan Ijobalit sangat mungkin terjadi dikarenakan wilayah Kelurahan Ijobalit berada di pinggir pantai selat alas, dengan potensi naiknya permukaan air laut dan tidak adanya tanggul penahan gelombang dikawatirkan pada masa mendatang akan terjadi abrasi yang mengikis kawasan pesisir pantai dan berpengaruh pada kawasan pemukiman penduduk.


(11)

b. Tanah longsor

Potensi tanah longsor di wilayah Kelurahan Ijobalit merupakan potensi bencana yang rawan terjadi dikarenakan aktifitas pertambangan galian C dalam skala besar terus terjadi dan berlokasi dekat dengan kawasan pemukiman penduduk.

c. Potensi dan kejadian bencana di Kelurahan Ijobalit yang memungkinkan terjadi adalah potensi bahaya kebakaran, meskipun belum pernah terjadi namun potensi kebakaran sangat rentan terjadi, dikarenakan jarak antar bangunan di Kelurahan Ijobalit terutama di daerah pemukiman tingkat kerapatannya tinggi yaitu berkisar antara 1 s.d. 1,5 meter sedangkan fasilitas pemadam kebakaran tidak ada, selain itu sumber air untuk memadamkan api di lokasi pemukiman hampir tidak ada dikarenakan sumber air di wilayah ijobalit sangat terbatas. Untuk lebih jelasnya potensi dan kejadian bencana dapat dilihat pada Peta 3.4 POTENSI DAN KEJADIAN BENCANA KELURAHAN IJOBALIT

3.3. KONDISI POLA RUANG/PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING

Penggunaan lahan eksisiting di Kelurahan Ijobalit dapat digolongkan menjadi 4 (empat) kawasan yang pemamfaatannya berbeda-beda, yaitu :

3.3.1. ZONA/KAWASAN LINDUNG

Kawasan lindung yang terdapat di Kelurahan Ijobalit adalah kawasan sempadan sungai dan kawasan sempadan pantai. Sungai yang terdapat di wilayah ini merupakan sungai yang membentang dari utara menuju selatan Kelurahan Ijobalit. Sedangkan pantai di Kelurahan Ijobalit merupakan kawasan pantai yang berhadapan dengan Selat Alas yang merupakan rangkaian pantai yang membentang dari Kelurahan Labuhan Haji sampai ke wilayah Kecamatan Pringgabaya

Sebagai bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) fungsi utama dari sungai ini adalah sebagai pengairan kawasan pertanian, namun karena posisinya di muara sungai kebanyakan DAS ini di eksploitasi untuk penambangan pasir sehingga jika tidak segera dikelola dengan jelas dikhawatirkan akan merusak lingkungan setempat. Daerah sempadan sungai yang termasuk dalam kawasan lindung ini sejumlah ± 16,5 Ha sedangkan daerah sempadan pantai diperkirakan sekitar 7,5 Ha.


(12)

3.3.2. ZONA/KAWASAN PEMUKIMAN/PERUMAHAN

Zona atau kawasan permukiman penduduk yang terdapat di Kelurahan Ijobalit memiliki luas sekitar ± 44.8 Ha.termasuk pekarangan yang ada, dimana kawasan permukiman ini tersebar di semua lingkungan yang ada di Kelurahan Ijobalit. Pola atau bentuk permukiman di Kelurahan Ijobalit dapat di jelaskan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu permukiman campuran, dan permukiman miskin dengan sarana/prasarana yang terbatas.

a. Permukiman Campuran (mixuse)

Permukiman campuran yang terdapat di Kelurahan Ijobalit berupa permukiman yang berkembang secara alami atau sering disebut perkampungan. Perkampungan yang ada di wilayah ini tersebar di semua dusun dan cenderung membentuk kluster. Berdasarkan karakternya, kawasan permukiman campuran ini berkembang mengikuti jaringan jalan yang ada, dan memusat pada pusat – pusat pelayanan baik skala desa maupun kecamatan. Permukiman eksisiting di Kelurahan Ijobalit dapat golongkan menjadi 3 (tiga) zona permukiman yang karakternya berbeda - beda, yaitu :

1. Zona I (Pusat Kelurahan Ijobalit)

Pusat Kelurahan Ijobalit merupakan kawasan permukiman campuran dimana terdapat pusat – pusat pelayanan skala Kelurahan yang mencakup 3 lingkungan, yaitu Lingkungan Ijobalit Daya, Ijobalit Makmur dan Ijobalit Selatan. Fasilitas-fasilitas pendukung yang terdapat pada zona ini seperti fasilitas perkantoran (Kantor Lurah Ijobalit) pendidikan (SD dan SMP), Kesehatan (Puskesmas), perdagangan dan jasa (pertokoan dan jasa lainnya seperti bengkel dll), dan fasilitas peribadatan (masjid).

Zona I dibagi menjadi 3 cluster atau blok, yaitu :

a) Cluster 1: Blok Ijobalit Daya permukiman sedang yang bercampur dengan fasilitas pendidikan dan peribadatan (Masjid) dan Fasilitas perdagangan..

b) Cluster 2: Blok Ijobalit Makmur, permukiman sedang yang bercampur dengan fasilitas pendidikan dan perdagangan.

c) Cluster 3, Blok Ijobalit Selatan, permukiman sedang yang bercampur dengan fasilitas perkantoran dan perdagangan jasa.


(13)

2. Zona II ( Zona Penyangga Kelurahan Ijobalit)

Zona II merupakan permukiman campuran namun cenderung kerapatannya sedang dibandingkan dengan Zona I. kegiatan – kegiatan yang ada dalam zona ini adalah Pasar Desa dan perdagangan skala Desa dibagi ke dalam 2 cluster, yaitu :

a) Cluster 4, Blok Ijobalit Lauq, permukiman rendah dengan percampuran dengan perkebunan.

b) Cluster 5, Perbatasan Ijobalit Selatan dengan Kelurahan Geres, permukiman rendah dengan percampuran perkantoran dan persawahan.

3. Zona III ( Zona Permukiman berkelompok)

Zona III merupakan zona transisi yang merupakan permukiman murni dengan pola permukiman murni khas lombok, dimana satu keluarga berkumpul membentuk cluster kantong permukiman yang terletak di tengah area persawahan dan perkebunan. Permukiman ini menyebar di beberapa lingkungan dan membentuk node permukiman. Mata pencaharian utama masyarakat ini adalah petani dan buruh.

b. Permukiman Miskin yang Memiliki Sarana dan Prasarana Terbatas

Permukiman miskin dengan sarana dan prasarana terbatas tersebar di semua lingkungan di Kelurahan Ijobalit, terutama di pusat – pusat Kelurahan yang membentuk kantong – kantong kemiskinan. Daerah daerah yang merupakan zona kawasan permukiman miskin dengan sarana dan prasarana terbatas ini berada pada Zone I (Pusat Kelurahan) , Zone III. Untuk lebih jelasnya mengenai kawasan pemukiman di kelurahan ijobalit dapa dilihat pada Peta 3.4. ZONASI PERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT

3.3.3. KAWASAN PERDAGANGAN DAN INDUSTRI

Kawasan perdagangan dan industri di Kelurahan Ijobalit terbagi atas 2 (dua) kawasan yaitu kawasan perdagangan skala Kelurahan dan Kawasan industri merupakan penambangan Galian C. Kawasan perdagangan skala Kelurahan terletak pada bagian


(14)

sepanjang jalan Kelurahan yang membentang dari arah timur ke arah barat. Kawasan ini menyediakan kebutuhan sandang, pangan dan bahan – bahan bangunan.. Pada kawasan ini, pasar Kelurahan sebagai pusat perekonomiannya, selanjutnya disekitar lokasi Pasar dan sepanjang jalan Duri berjejer warung dan kios menjual kebutuhan sehari – hari. Kawasan industri didominasi oleh industri penambangan pasir dan batu apung, lokasinya tersebar di semua Lingkungan.

3.3.4. KAWASAN HOME INDUSTRI

Industri rumah tangga di Kelurahan Ijobalit cukup banyak, yang merupakan industri olahan hasil perkebunan seperti industri pembuatan minyak kelapa, kripik singkong, kripik jeger, dll. Kawasan home industri ini mengelompok di dua cluster yang berada pada Ijobalit Daya dan Ijobalit Makmur serta sebagian kecil menyebar di lingkungan yang lain.

3.3.5. KAWASAN RTH (RUANG TERBUKA HIJAU)

Ruang terbuka hijau yang terdapat di Kelurahan Ijobalit, sebagian besar berupa lahan hijau, bukan RTH bentukan. RTH yang ada lebih banyak berupa perkebunan, Daerah aliran sungai, Bukit/Tegalan, dan pekarangan. RTH bentukan hanya berupa Lapangan Sepak Bola yang berada pada wilayah Kelurahan Ijobalit, sedangkan di wilayah Kelurahan Geres tidak ada.. Selain itu RTH yang ada di Kelurahan Ijobalit berupa DAS yang membentang dari utara ke selatan wilayah Kelurahan Ijobalit dan Kelurahan Geres. Di wilayah Kelurahan Ijobalit terdapat DAS Lenek Bare, sedangkan di Kelurahan Geres ada DAS Benyer dan DAS Erat Mate. Sedangkan untuk perkebunan, merupakan dominasi RTH yang ada di Kelurahan Ijobalit, sekitar 1062,5 Ha atau sekitar 88% dari luas wilayah Kelruahan Ijobalit. Untuk lebih jelasnya mengenai Kawasan RTH yang terdapat di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1. Jumlah dan Luas RTH Kelurahan Ijobalit

NO JENIS RTH LUAS (Ha)

1 Penggunaan Lahan

2 Pertanian 60.00

3 Bang dan Pekarangan 58.00


(15)

5 Lainnya 26.00

JUMLAH 1206.5

Sumber : Data Hasil Pemetaan Swadaya 2013

3.3.6. KAWASAN PERTANIAN

Kawasan lain yang terdapat di wilayah Kelurahan Ijobalit dan merupakan kawasan adalah kawasan pertanian. Luas kawasan petanian di Kelurahan Ijobalit pada saat ini sekitar ± 50 Ha atau sebesar 7,9 % dari luas wilayah Kelurahan Ijobalit. Areal pertanian yang berada di wilayah ini merupakan areal pertanian dengan pola pengairan yang bersumber dari aliran irigasi dan tadah hujan.

Sedikitnya wilayah pertanian di Kelurahan Ijobalit dikarenakan sifat tanahnya yang berada dekat pantai sesuai dengan morfologinya merupakan jenis Karst dan Marin sehingga lebih banyak mengandung pasir dan kapur.

Namun kedepanya diusahakan ekstensifikasi lahan perkebunan menjadi lahan pertanian agar dapat mendorong swasemabada pangan di wilayah Lombok Timur. Secara umum penggunaan lahan eksisiting di Kelurahan Ijobalit dapat digolongkan menjadi 4 (empat) kawasan yang pemamfaatnnya berbeda-beda, yaitu :

1. Lahan persawahan seluas ± 50 Ha (7,9%),

2. Lahan perkebunan seluas ± 250 Ha (39,6%),

3. Lahan permukiman seluas ± 44,8 Ha (7,1%)

4. Lahan lainnya seperti kawasan wisata lembah hijau, kawasan pantai dan areal pertambangan galian C seluas ± 331,238 Ha (45,3%). Untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan tanah atau pola ruang terangkum dalam Peta 3.5. PENGGUNAAN LAHAN KELURAHAN IJOBALIT

3.4. STATUS LAHAN DAN HARGA LAHAN

Pemanfaatan tanah yang ada di Kelurahan Ijobalit didomonasi oleh lahan perkebunan dan lainnya. Untuk daerah pemukiman paling banyak terdapat pada dusun Ijobalit Daya. Sedangkan untuk status pertanahan yang ada di Kelurahan Ijobalit terdiri dari hak milik perorangan, tanah Desa/Negara, tanah wakaf dan tanah swasta. Fungsi bangunan yang ada dikawasan ini beraneka ragam yakni berupa tanah tinggal, kantor, sekolahan, tempat peribadatan dan bangunan komersial lainnya. Untuk lebih jelasnya mengenai status lahan di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada Peta 3.6. STATUS LAHAN KELURAHAN IJOBALIT


(16)

Harga lahan yang ada di Kelurahan Ijobalit relative berbeda – beda, harga lahan/tanah di kawasan permukiman sudah mencapai nilai > Rp. 15 juta, sedangkan untuk kawasan perkebunan dan pertanian yang berada dekat dengan kawasan pemukiman antara Rp. 10 juta – Rp. 15 juta, sedangkan kawasan lainnya < Rp. 10 Juta. Untuk lebih jelasnya mengenai harga lahan di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat

pada Peta 3.7. SEBARAN NILAI LAHAN KELURAHAN IJOBALIT

3.5. KONDISI PRASARANA DAN SARANA 7+1 INDIKATOR KUMUH

3.5.1. KONDISI BANGUNAN

Keteraturan Bangunan di Kelurahan Ijobalit menunjukkan angka 52%, hal ini disebabkan oleh pola pembangunan rumah hunian disetiap lingkungan tidak berpedoman pada standar teknis yang ada, prilaku pembangunan rumah hunian di Kelurahan Ijobalit rata-rata membangun di areal tanah keluarga yang tanahnya merupakan tanah waris. Pola pembangunannya mengacu pada ahli waris yang lebih tua biasanya mendapatkan tanah waris paling depan atau berada dekat dengan jalan, sedangkan selanjutnya pembagiannya menuju kearah belakang, sehingga ahli waris yang mendapatkan tanah di belakang akan membangun rumah tidak menghadap jalan, bahkan banyak rumah yang saling membelakangi.

Kelayakan/Kualitas Bangunan di Kelurahan Ijobalit menunjukkan angka 83%, jika dilihat dari kelayakan atap yang tidak bocor, kondisi dinding yang baik dan kondisi lantai yang sudah diperkeras, rata-rata bangunan tingga di Kelurahan Ijobalit menunjukkan angka kelayakan yang relative baik, namun dari segi keindahan atau finishing rumah seperti pengecatan dan desain rumah tinggal rata-rata masih buruk, hal ini disebabkan oleh pola pikir masyarakat akan keindahan tempat tingga masih rendah.

Kepadatan Bangunan di Kelurahan Ijobalit menunjukkan angka 28 unit/Ha, jika melihat dari koefesien kepadatan bangunan di suatu daerah angka tersebut menunjukkan angka kepadatan dengan katagori rendah, akan tetapi melihat dari pola prilaku pembangunan masyarakat di ijobalit yang membangun di tanah waris membuat kondisi rumah tinggal di setiap lingkungan terkesan padat. Untuk lebih


(17)

jelasnya mengenai Keteraturan Bangunan, Kelayakan/kualitas Bangunan, Kepadatan Bangunan yang terdapat di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Sumber : Data Baseline 100 0 100 tahun 2015

3.5.2. KONDISI JALAN LINGKUNGAN

Jalan lingkungan merupakan jaringan jalan sebagai penghubung antara lingkungan yang satu dengan lingkungan lainnya di dalam Kelurahan Ijobalit dan jalan (gang) yang berfungsi sebagai akses penghubung antar blok permukiman penduduk.

Jalan Lingkungan yang ada di Kelurahan Ijobalit memiliki panjang sekitar ± 16.571 m baik jalan dengan lebar < 1.5 m maupun jalan dengan lebar ≥ 1.5 m, panjang jaringan jalan dengan lebar ≥ 1.5 m yaitu sepanjang ± 16.352 m dengan kondisi jaringan jalan ± 4.931 m sudah diperkeras dan ± 11.421 m belum diperkeras. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi jalan lingkungan yang terdapat di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


(18)

Jaringan jalan yang terdapat di Kelurahan Ijobalit memiliki pola linier yang menghubungkan Kelurahan Ijobalit dengan desa dan Kelurahan di sekitarnya. Jalan Kelurahan ini sekaligus Jalan Kabupaten yang menghubungkan Kelurahan Ijobalit dengan Kelurahan Tanjung, Kelurahan Geres dan Desa Korleko yang membentang dari arah barat menuju ke arah timur. Jalan Kelurahan ini memiliki panjang sekitar 2.000 m dengan kondisi sudah diperkeras dengan aspal hotmix. Untuk melihat jaringan jalan yang ada di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada Peta 3.8. KONDISI JARINGAN JALAN KELURAHAN IJOBALIT.

3.5.3. KONDISI PENGELOLAAN AIR MINUM

Untuk memenuhi ketersediaan air minum dan air bersih di Kelurahan Ijobalit, ada tiga jenis Jaringan air minum yang terdapat di Kelurahan Ijobalit, yaitu :

1. Jaringan air minum yang berasal dari sumur gali, jenis jaringan ini dipakai oleh hampir semua masyarakat yang tinggal di lingkungan Ijobalit Lauk dan Lingkungan ijobalit makmur, dan sebagian kecil bersumber dari jaringan PDAM. Kondisi sumur saat ini di kedua lingkungan tersebut mulai mengering dalam musim panas dan kondisi airnya keruh, berdasarkan keterangan dari masyarakat kondisi tersebut disebabkan oleh aktifitas tambang galian C yang semakin meluas dan berada dekat dengan pemukiman.

2. Jaringan air minum yang berasal dari sumber mata air yang berada di Desa bagik payung timur, yang dihubungkan oleh pipa-pipa kecil yang jaringan pemipaannya tidak dikelola dengan baik dan masih dialirkan dengan sistem yang sangat sederhana. Jenis jaringan air ini dipakai sebagian besar oleh masyarakat yang berada di lingkungan Ijobalit daye dan Ijobalit Selatan dan sebagian kecil bersumber dari jaringan PDAM. sumber mata air ini dipakai oleh masyarakat dikarenakan air minum yang berasal dari sumur rasanya pahit, sedangkan untuk mengadakan PDAM sebagian besar masyarakat masih tidak mampu.

3. Jaringan air minum yang berasal dari jaringan PDAM. Jaringan PDAM melintas di Kelurahan Ijobalit sepanjang 2.000 meter yang berada pada Jalan utama dan sebanyak 461 meter yang masuk ke lingkungan permukiman. Jumlah pelanggan


(19)

PDAM yang ada di Kelurahan Ijobalit sebanyak 246 KK, naum tidak semua lingkungan memanfaatkan jaringan PDAM ini.

Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi pengelolaan air minum yang terdapat di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada Peta 3.9 JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM

KELURAHAN IJOBALIT dan tabel di bawah ini.

Sumber : Data Baseline 100 0 100 tahun 2015

3.5.4. KONDISI SALURAN DRAINASE DAN GENANGAN/BANJIR

Drainase merupakan saluran yang berfungsi sebagai saluran untuk pembuangan air hujan dan air limbah rumah tangga. Jaringan drainase yang terbangun di Kelurahan Ijobalit baru terbangun sebesar ± 28 % dari total jaringan jalan yang ada di Kelurahan Ijobalit. Di Kelurahan Ijobalit terdapat 3 jenis drainase, yaitu drainase primer, sekunder dan tersier.

A. DRAINASE PRIMER

Drainase primer yang ada di Kelurahan Ijobalit berupa sungai dan anak sungai yaitu Sungai Lenek Bare, Anak Sungai Erat Mate dan Sungai Benyer yang melintas di sebelah Utara dan Selatan Kelurahan Ijobalit. Sungai ini termasuk dalam sungai periodik dimana pada musim kemarau air nya hampir kering.

B. DRAINASE SEKUNDER

Drainase sekunder merupakan saluran pembuangan antara yang menghubungkan antara saluran primer dengan saluran tersier. Drainase disepanjang jalan Kelurahan yang juga merupakan jalan Kabupaten dan di sepanjang jalan lingkungan yang ada di Kelurahan Ijobalit sampai dengan saat ini


(20)

belum memiliki saluran drainase yang seharusnya drainase ini merupakan drainase sekunder yang akan manghubungkan drainase tersier yang ada dengan drainase primer. Belum terbangunnya jaringan drainase sekunder ini membuat aliran air yang ada di jaringan jalan tersier mengalami masalah karena air yang berada di saluran tersier tidak memiliki muara dan akhirnya meluber sehingga berdampak pada kekumuhan. Namun ada beberapa saluan drainase yang juga berfungsi sebagai saluran irigasi dan biasanya saluran ini melintasi areal persawahan.

C. DRAINASE TERSIER

Sistem pembuangan air limbah (SPAL) merupakan drainase tersier yang ada di Kelurahan Ijobalit, saluran ini meupakan saluran penampung yang langsung menampung air limbah dan limpasan air hujan dari rumah tangga. Saluran tersier yang ada di Kelurahan Ijobalit rata – rata memiliki ukuran 20 x 40 cm, dengan bentuk saluran U terbuka, tertutup maupun memakai buis beton, akan tetapi sebagian besar saluran tersier ini belum memiliki muara dikarenakan belum terbangunnya saluran drainase sekunder di sepanjang jalan kabupaten dan sebagian besar di jalan lingkungan yang menghubungkan drainase tersier dan sungai atau drainase primer.

Secara detail mengenai kondisi saluran drainase dan genangan/banjir yang ada di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada table dan PETA 3.9 KONDISI SALURAN


(21)

Sumber : Data Baseline 100 0 100 tahun 2015

3.5.5. KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Sistem sanitasi di Kelurahan Ijobalit belum sepenuhnya memenuhi semua kebutuhan masyarakat, terutama untuk sistem penmbuangan air limbah, baik limbah rumah tangga maupun limbah lingkungan. Untuk jaringan SPAL hanya terdapat beberapa lingkungan dengan kondisi sangat terbatas. Adapun kondisi pengelolaan air limbah yang ada di Kelurahan Ijobalit adalah sebagai berikut :

1. Prilaku BAB

Sebagian besar rumah tangga di Kelurahan Ijobalit sudah memiliki WC atau tempat BAB, sehingga prilaku BAB masyakat Ijobalit bisa di katagorikan sudah baik, namun meskipun memimiliki jamban ada sebagian kecil masyarakat terutama yang sudah berumur lanjut lebih senang membuang hajat di saluran – saluran irigasi yang melintas di areal pemukiman. Rata – rata kondisi jamban yang ada di Kelurahan Ijobalit sudah memakai kloset leher angsa dan terhubung ke septictank, namun kondsi fisik dari jamban seperti tembok keliling jamban sebagian besar masih memakai pagar bambu atau dari karung dan tidak memiliki atap. Untuk lebih jelasnya mengenai prilaku BAB di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada Peta

3.10 KEPEMILIKAN JAMBAN DAN PRILAKU BAB KELURAHAN IJOBALIT

2. Pengelolaan Limbah Ternak

Hampir disetiap rumah tangga yang ada di Kelurahan Ijobalit memelihara hewan ternak, terutama sapi dan kambing. Masyarakat ijobalit memelihara hewan ternaknya di kandang – kandang yang berdekatan dengan rumah tinggal, hal ini mengakibatkan terjadinya kekumuhan yang disebabkan oleh limbah ternak yang tidak dikelola dengan baik dan tidak memiliki sarana dan prasarana pengolahan air limbah ternak. Untuk lebih jelasnya mengenai pengelolaan limbah ternak di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada Peta 3.11 LOKASI DAN PRILAKU

PENGELOLAAN LIMBAH TERNAKKELURAHAN IJOBALIT

3. Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga

dan Non Rumah Tangga

Air buangan yang berasal dari rumah tangga seperti air buangan kamar mandi dan dapur masih belum terkelola dengan baik, hal ini dikarenakan belum adanya


(22)

system IPAL yang terpadu di Kelurahan Ijobalit, rata – rata masyarakat membuang air buangan rumah tangganya ke halaman belakang rumah, dan sebagian kecil lainnya membuang air buangan rumah tangganya ke saluran – saluran drainase tersier yang ada, hal ini mengakibatkan kekumuhan lingkungan di Kelurah Ijobalit. Untuk lebih jelasnya mengenai pengelolaan air limbah rumah tangga dan non rumah tangga yang terdapat di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada Peta 3.12 LOKASI DAN PRILAKU PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA KELURAHAN

IJOBALIT dan tabel di bawah ini.

Sumber : Data Baseline 100 0 100 tahun 2015

3.5.6. KONDISI PENGELOLAAN SAMPAH

Pembuangan sampah di Kelurahan Ijobalit tidak mempunyai tempat pembuangan Khusus baik skala Lingkungan maupun skala Kelurahan. Sangat ironis jika dibandingkan lokasi Pembuangan Akhir Landfill Sampah Skala Kabupaten berada di Kelurahan Ijobalit. Masyarakat masih membuang sampah di selokan dan sungai serta mengumpulkan sampah di depan rumah baru membakarnya atau mengubur sampahnya. Untuk lebih jelasnya mengenai Kondisi Pengelolaan Sampah yang terdapat di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


(23)

Sumber : Data Baseline 100 0 100 tahun 2015

3.5.7. PROTEKSI KEBAKARAN

Musibah kebakaran tidak pernah terjadi di Kelurahan Ijobalit, namun potensi bahaya kebakaran bisa saja terjadi, dikarenakan jarak antar bangunan di Kelurahan Ijobalit terutama di di Lingkungan Ijobalit Daye tingkat kerapatannya tinggi yaitu berkisar antara 1 s.d. 1,5 meter sedangkan fasilitas pemadam kebakaran tidak ada. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi proteksi bahaya kebakaran yang terdapat di Kelurahan Ijobalit dapat dilihat pada Peta 3.13 LOKASI PROTEKSI KEBAKARAN


(24)

Sumber : Data Baseline 100 0 100 tahun 2015

3.5.8. KONDISI RUANG TERBUKA PUBLIK (taman, lapangan olah raga, tempat bermain)

Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan Ijobalit pada dasarnya adalah ruang hijau yang tidak dimanfaatkan untuk permukiman dan pertanian, bentuknya adalah, kebun dan Daerah aliran Sungai (DAS). Dengan luas pemukiman yang cukup, seharusnya Kelurahan Ijobalit mempunyai RTH yang memadai, akan tetapi sasaran pembangunan yang sudah dilakukan masih berfokus pada penyelesaian sarana dan prasarana jalan dan perumahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

NO LINGKUNGAN

RTH

Taman Lapangan

Badminton

Tempat Bermain

1 Ijobalit Makmur 0 0 0

2 Ijobalit Lauk 0 0 0

3 Ijobalit Daya 0 0 0

4 Ijobalit Selatan 0 1 0

Jumlah 0 1 0


(25)

3.6. KONDISI SARANA DASAR SOSIAL EKONOMI 3.6.1. TOKO

Posisi Kelurahan Ijobalit yang dilewati oleh Jalan Kabupaten membuat posisi jalan utama Kelurahan Ijobalit menjadi strategis untuk kegiatan ekonomi perdagangan dan jasa. Dari 211 unit fasilitas perdagangan dan jasa yang ada di Kelurahan Ijobalit di dominasi oleh Toko dan Kios yang berada pada Jalan utama. Toko yang ada yaitu Toko kebutuhan pokok rumah tangga, Toko Bahan Bangunan, Toko Pupuk dan Obat2 pertanian, Toko perlengkapan kendaraan bermotor.

3.6.2. KIOS /WARUNG

Kios yang ada di Kelurahan Ijobalit cukup banyak dan tersebar disemua lingkungan, kios yang ada rata-rata menjual kebutuhan pokok rumah tangga, bensin, pulsa dan lainnya.

3.6.3. PASAR

Jenis pasar yang ada di Kelurahan Ijobalit yaitu jenis pasar mingguan, masyarakat Kelurahan Ijobalit menggelar pasar mingguan berlokasi di Lingkungan Ijobalit Makmur, biasanya banyak pedagang yang datang baik dari masyarakat Kelurahan Ijobalit sendiri maupun pedagang dari luar masyarakat Ijobalit. Pasar ini menjual kebutuhan – kebutuhan pokok rumah tangga, pakaian, barang – barang elektronik, pernak – pernik dan lainnya. Sedangkan untuk pasar setiap hari masyarakat Ijobalit pergi ke pasar yang ada di Kelurahan Tanjung.

3.6.4. FASILITAS PERKANTORAN

Fasilitas Perkantoran yang ada di Kelurahan Ijobalit tidak hanya terbatas pada Kantor Pemerintahan yaitu Kantor Kelurahan Ijobalit, selain itu ada fasilitas perkantoran berupa BUMDES juga tersedia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

No Fasilitas Kantor Lokasi 1 Kantor Lurah Ijobalit Ijobalit Selatan

2 Polindes Ijobalit Selatan

3 Kantor Bumdes Ijobalit Selatan Sumber : Data Hasil Pemetaan Swadaya 2016

3.7. KONDISI PRASARANA 3.7.1. JARINGAN LISTRIK


(26)

Jaringan listrik yang ada di Kelurahan Ijobalit terlayani sekitar 3.493 meter. Jumlah pelanggan PLN di Kelurahan Ijobalit sebanyak 595 KK di semua lingkungan . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

NO LINGKUNGAN LISTRIK

Panjang Jaringan (meter) Pemanfaat (KK) 1 Ijobalit Makmur 1500 213

2 Ijobalit Lauk 500 72

3 Ijobalit Daya 550 196

4 Ijobalit

Selatan

943 113

Jumlah 3.493 595

Sumber : Data Hasil Pemetaan Swadaya 2016

3.7.2. TELEKOMUNIKASI

Sebagian besar masyarakat di Kelurahan Ijobalit menggunakan Handphone GSM sebagai sarana telekomunikasi, namun di Kelurahan Ijobalit sudah masuk jaringan telekomunikasi dari Telkom. Jaringan telepon yang ada di Kelurahan Ijobalit dengan panjang jaringan sekitar 600 meter yang melayani Kelurahan Ijobalit. Sedangkan jumlah pelanggan telepon yang ada di Kelurahan Ijobalit sebanyak 11 KK yang terdiri dari 4 pelanggan berada di Lingkungan Ijobalit Daya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

NO LINGKUNGAN TELPON

Panjang Jaringan

(meter)

Pemanfaat (KK)

1 Ijobalit Makmur

2 Ijobalit Lauk

3 Ijobalit Daya 100 4

4 Ijobalit Selatan 500

Jumlah 600 4

Sumber : Data Hasil Pemetaan Swadaya 2016


(27)

3.8.1. TINJAUAN EKSTERNAL

Untuk mengembangkan suatu wilayah, diperlukan adanya tinjauan pengaruh eksternal terhadap wilayah perencanaan, dimana dalam hal ini kawasan perencanaan merupakan bagian dari wilayah yang lingkupnya lebih luas. Sehingga upaya pengembangan kawasan perencanaan di masa mendatang sesuai dengan pengembangan wilayah dalam lingkup regional.

Tinjauan eksternal terhadap wilayah perencanaan ini berupa kebijaksanaan tata ruang atau kebijaksanaan sektoral yang terkait dengan wilayah perencanaan yang sudah ada. Tinjauan eksternal wilayah perencanaan dalam hal ini dalam lingkup Kecamatan Labuhan Haji dapat dilihat dari kebijaksanaan pengembangan Recana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lombok Timur dan adanya issu-issu pengembangan yang terkait dengan wilayah perencanaan. Adapun Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan Kabupaten Lombok Timur, yaitu sebagai berikut :

a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah Kawasan Perkotaan Selong sesuai dengan

arahan dalam RTRWP NTB. Sedangkan cakupan kawasan ini terdiri dari: Kelurahan Kelayu Jorong, Kelurahan Kembang Sari, Kelurahan Majidi, Kelurahan Rakam, Kelurahan Pancor, Kelurahan Sekarteja, Kelurahan Sandubaya, Kelurahan Selong, Kelurahan Kelayu Selatan dan Kelayu Utara.

b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan Masbagik, Keruak dan Labuhan Lombok sesuai dengan arahan dalam RTRWP NTB. Untuk masing-masing kawasan perkotaan tersebut, wilayahnya meliputi:

1. Kawasan Perkotaan Masbagik, terdiri dari: Desa Masbagik Utara dan Desa Masbagik Selatan. Wilayah hinterland PKL Masbagik adalah wilayah yang termasuk Kecamatan Masbagik, Sikur, Montong Gading, Terara, dan Pringgasela;

2. Kawasan Perkotaan Keruak, terdiri dari: Desa Selebung Ketangga. Wilayah hinterland PKL Keruak adalah wilayah yang termasuk Kecamatan Keruak, Jerowaru dan Sakra Barat;

3. Kawasan Perkotaan Labuhan Lombok, terdiri dari: Desa Labuhan Lombok. Wilayah hinterland PKL Labuhan Lombok adalah wilayah yang termasuk Kecamatan Aikmel, Wanasaba, Suela, Pringgabaya, Sambelia dan Sembalun.


(28)

c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), terdiri atas :

1. Kawasan Perkotaan Jerowaru dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Jerowaru meliputi wilayah administrasi Desa Jerowaru sebagai pusat perkotaan dan hinterlandnya yaitu Desa Batunampar, Sukaraja dan Desa Pemongkong, Desa Pandan Wangi dan Desa Sekaroh;

2. Kawasan Perkotaan Sakra dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Sakra meliputi wilayah administrasi Desa Sakra sebagai pusat perkotaan dengan hinterlandnya adalah Desa Suangi, Kabar, Rumbuk dan Keselet, Desa Sakra Selatan dan Desa Rumbuk Timur;

3. Kawasan Perkotaan Sakra Barat dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Sakra Barat meliputi wilayah administrasi Desa Rensing sebagai pusat perkotaan dan hinterlandnya adalah Desa Sukarara, Gunung Rajak, Bungtiang, Pengklakmas dan Desa Borok Tojang;

4. Kawasan Perkotaan Sakra Timur dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Sakra Timur meliputi wilayah administrasi Desa Lepak sebagai pusat perkotaan dan hinterlandnya adalah Desa Gelanggang, Surabaya, Gereneng, Montong Tangi dan Desa Menceh;

5. Kawasan Perkotaan Terara dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Terara meliputi wilayah administrasi Kelurahan Ijobalit Induk sebagai pusat perkotaan dan hinterlandnya adalah Desa Jenggik, Rarang, Suradadi, Santong, Sukadana dan Rarang Selatan. Rarang Tengah, Leming dan Lando. Oleh karena kawasan perkotaan Terara juga merupakan Pusat Sub Satuan Wilayah Pembangunan (SSWP) Barat maka hinterlandnya juga mencakup wilayah administrasi Kecamatan Sakra, Sakra Timur, Sakra Barat, Terara, Montong Gading dan Sikur;

6. Kawasan Perkotaan Montong Gading dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Montong Gading meliputi wilayah administrasi Desa Montong Betok sebagai pusat perkotaan dengan wilayah hinterlandnya adalah Desa Kilang, Pringga Jurang, Perian, Jenggik Utara dan Pesanggrahan;

7. Kawasan Perkotaan Sikur dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Sikur meliputi wilayah administrasi Desa Sikur sebagai pusat perkotaan dengan


(29)

kawasan hinterlandnya adalah Desa Semaya, Montong Baan, Loyok, Kotaraja, Tetebatu, Kembang Kuning dan Montong Baan Selatan;

8. Kawasan Perkotaan Pringgasela meliputi wilayah administrasi Desa Pringgasela sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Rempung, Jurit, Pengadangan dan Aik Dewa;

9. Kawasan Perkotaan Sukamulia meliputi wilayah administrasi Desa Sukamulia sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Setanggor, Jantuk, Padamara,Dasan Lengkong dan Sukamulia Timur;

10. Kawasan Perkotaan Suralaga meliputi wilayah administrasi Desa Suralaga sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Anjani, Tebaban, Kerongkong, Bagik Payung, Bagik Payung Selatan dan Mekar Jaya; 11. Kawasan Perkotaan Labuhan Haji meliputi wilayah administrasi Kelurahan

Tanjung, Surya Wangi dan Ijobalit sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Peneda Ganjor, Labuhan Haji, Teros, Korleko, Tirtanadi, Kertasari dan Banjarsari;

12. Kawasan Perkotaan Pringgabaya meliputi wilayah administrasi Desa Pringgabaya sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Bagek Papan, Apitaik, Kerumut, Poh Gading, Batuyang, Teko, Pohgading Timur dan Pringgabaya Utara;

13. Kawasan Perkotaan Suela meliputi wilayah administrasi Desa Suela sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Ketangga, Suntalangu, Selaparang, Sapit, Perigi dan Mekarsari;

14. Kawasan Perkotaan Aikmel meliputi wilayah administrasi Desa Aikmel sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Lenek Daya, Lenek, Lenek Lauk, Kalijaga, Kembang Kerang, Aikmel Utara, Kalijaga Selatan, Kalijaga Utara, Aikmel Barat, Kembang Kerang Daya dan Lenek Baru. Oleh karena kawasan perkotaan Aikmel juga merupakan pusat sub satuan wilayah pembangunan (SSWP) utara maka hinterlandnya juga mencakup wilayah administrasi kecamatan Wanasaba, Suela, Pringgabaya, Sambelia dan Sembalun;


(30)

15. Kawasan Perkotaan Wanasaba meliputi wilayah administrasi Desa Wanasaba sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Mamben Lauk, Mamben Daya, Karang Baru, Tembeng Putek dan Bebidas; 16. Kawasan Perkotaan Sembalun meliputi wilayah administrasi Desa Sembalun

Bumbung sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Sembalun Lawang, Sajang dan Bilok Petung;

17. Kawasan Perkotaan Sambelia meliputi wilayah administrasi Desa Sambelia sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Belanting, Obel-obel, Sugian dan Labuan Pandan.

Berdasarkan Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten Lombok Timur di atas, maka wilayah perencanaan Kelurahan Ijobalit merupakan bagian wilayah Kecamatan Labuhan Haji yang masuk dalam Zonasi untuk Pusat Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Oleh karena kedudukannya sebagai pusat SSWP maka Kelurahan Ijobalit juga berfungsi sebagai pusat kegiatan lokal di SSWP bagian timur Lombok Timur.

3.8.2. TINJAUAN INTERNAL

Selain kajian dan tinjauan pengaruh eksternal terhadap wilayah perencanaan Kelurahan Ijobalit tersebut di atas, pada wilayah perencanaan dapat diasumsikan juga arah pengembangan struktur ruang sesuai dengan karakteristik serta kondisi eksisting yang ada. Jika dilihat dari pengelompokan kawasan permukiman penduduk, maka struktur ruang kawasan permukiman penduduk di wilayah perencanaan cendrung membentuk kluster.

Kluster permukiman terbesar berada di wilayah Kelurahan Ijobalit Induk tepatnya di pusat desa (sekitar jalan kabupaten). Sedangkan kluster lainnya, pada umumnya menyebar merata di semua lingkungan pada wilayah perencanaan tersebut.

Dengan melihat kondisi tersebut, maka diperkirakan perkembangan kawasan permukiman akan cendrung berada pada wilayah yang memiliki akses yang baik dan mudah dengan dilengkapi fasilitas penunjang lainnya, terutama pada wilayah Kelurahan Ijobalit. Sedangkan perkembangan Kelurahan Ijobalit memiliki


(31)

kecendrungan berkembang sebagai wilayah permukiman (kluster) perkotaan sesuai dengan tujuan RTRW Kabupaten Lombok Timur.

3.9. KEGIATAN EKONOMI LIVELIHOOD/ PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN)

3.9.1. JENIS KEGIATAN EKONOMI LOKAL

Perdagangan dan Jasa

Posisi Kelurahan Ijobalit yang dilewati oleh Jalan Kabupaten membuat posisi jalan utama Kelurahan Ijobalit menjadi strategis untuk kegiatan ekonomi perdagangan dan jasa. Dari 211 unit fasilitas perdagangan dan jasa yang ada di Kelurahan Ijobalit di dominasi oleh Toko dan Kios yang berada pada Jalan utama.

NO JENIS USAHA JENIS PRODUK

1 Perdagangan Sembako, Pakaian, Bahan Bangunan, Elektronik, dlll

2 Jasa Bengkel, Reparasi Elektronik, Pulsa, dll

Sumber : Data Hasil Pemetaan Swadaya 2016

Industri

Selain usaha perdagangan dan jasa, kondisi geografis Kelurahan Ijobalit sebagai penghasil perkebunan dan penghasil tambang galian C memberikan peluang usaha industri bagi masyarakat Kelurahan Ijobalit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Jenis Industri Jumlah

Kecil (Rumah Tangga) 35

Industri Menengah 15

Industri besar 0

Sumber : Data Hasil Pemetaan Swadaya 2016

Industri rumah tangga di Kelurahan Ijobalit cukup banyak, yang merupakan industri olahan hasil perkebunan seperti industri pembuatan minyak kelapa, kripik singkong, kripik jeger, dll. Kawasan home industri ini mengelompok di dua cluster yang berada


(32)

pada Ijobalit Daya dan Ijobalit Makmur serta sebagian kecil menyebar di lingkungan yang lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

NO JENIS INDUSTRI JENIS PRODUK

1 Industri Rumah Tangga Olahan Hasil Perkebunan (Minyak Kelapa dan Kripik Singkong)

Usaha Batako

2 Industri Menengah Penambangan Batu Apung Penambangan Pasir

Sumber : Data Hasil Pemetaan Swadaya 2016

Pertanian, Perkebunan dan Peternakan

Kegiatan pertanian, perkebunan menjadi kegiatan ekonomi yang dominan di Kelurahan Ijobalit mengingat hampir 1122,5 Ha atau sekitar 85% wilayah Kelurahan Ijobalit merupakan Daerah perkebunan dan pertanian. Ditunjang dengan adanya sungai di Kelurahan Ijobalit sebagai sumber irigasi dengan saluran irigasi yang melayani semua areal persawahan di Kelurahan Ijobalit.

Usaha pertanian tidak terlalu dominan di Kelurahan Ijobalit, dengan luas areal tanam sekitar 60 Ha, yang hampir sebagian besar ditanami oleh padi. Selanjutnya beberapa produk pertanian lainnya yaitu jagung,ubi, kacang tanah, kedelai dan cabai juga menjadi produk dari pertanian Kelurahan Ijobalit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

NO Lingkunga n

Luas areal tanam padi / palawija (Ha) Padi Jagu ng Ubi Kacang tanah Kacang kedelai

Cabai Kubis Tomat

1 Ijobalit Daya

4 14 15 1 - 1 -

-2 Ijobalit Lauk

11 25 26 1 - 1 -

-Jumlah 15 39 41 2 - 2 -

-Sumber : Data Hasil Pemetaan Swadaya 2016

Selain tanaman palawija, di Kelurahan Ijobalit juga mengusahakan perkebunan dan tanaman buah – buahan. Untuk tanaman perkebunan di Kelurahan Ijobalit adalah Kelapa dan Tanaman Tembakau rakyat. Sedangkan untuk produk buah – buahan di


(33)

Kelurahan Ijobalit adalah mangga dan pisang. Tanaman mangga diidentifiasi ditanam seluas 2,8 Ha sedangkan tanaman pisang seluas 0,38 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

NO Lingkungan Areal Tanam (Ha) Areal Tanam (Ha) Kelapa Tembakau

virginia

Tembakau rakyat

Tebu Mangga Rambut an

Jeruk Pisang

1 Ijobalit Daya 28 - 15 0.5 32 - - 45

2 Ijobalit Lauk 69 - 7 1 39 - - 40

Kelurahan Ijobalit 97 - 22 1,5 71 - - 85

Sumber : Profil Kelurahan Ijobalit 2015

Disamping tanaman palawija dan perkebunan, masyarakat Kelurahan Ijobalit juga bergerak dibidang peternakan. Peternakan sapi diidentifikasi sejumlah 526 ekor, sedangkan kambing sekitar 264 ekor dan ayam sekitar 12.500 ekor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

NO Lingkungan POPULASI TERNAH (ekor) Sapi Kerbau Kuda Kambing /

domba

Ayam Angsa Kalkun Itik

1 Ijobalit Daya 286 - 22 69 1500 - - 75

2 Ijobalit Lauk 175 - 20 64 3000 - - 300

Kelurahan Ijobalit 526 - 77 264 12.500 10 2 1.175

Sumber : Profil Kelurahan Ijobalit 2015

JEJARING PEMASARAN EKONOMI LOKAL

Jaringan pemasaran ekonomi lokal di Kelurahan Ijobalit terbatas hanya untuk skala kecamatan dan skala desa, beberapa metode jejaring pemasaran yang ada di Kelurahan Ijobalit yaitu :

Untuk industri rumah tangga jenis olahan makanan seperti Kripik singkong dan Minyak Kelapa, dll dipasarkan ke pasar Kelurahan Ijobalit untuk skala desa dan sebagian dipasarklan di pinggir jalan utama untuk pemasaran skala kecamatan.


(1)

c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), terdiri atas :

1. Kawasan Perkotaan Jerowaru dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Jerowaru meliputi wilayah administrasi Desa Jerowaru sebagai pusat perkotaan dan hinterlandnya yaitu Desa Batunampar, Sukaraja dan Desa Pemongkong, Desa Pandan Wangi dan Desa Sekaroh;

2. Kawasan Perkotaan Sakra dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Sakra meliputi wilayah administrasi Desa Sakra sebagai pusat perkotaan dengan hinterlandnya adalah Desa Suangi, Kabar, Rumbuk dan Keselet, Desa Sakra Selatan dan Desa Rumbuk Timur;

3. Kawasan Perkotaan Sakra Barat dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Sakra Barat meliputi wilayah administrasi Desa Rensing sebagai pusat perkotaan dan hinterlandnya adalah Desa Sukarara, Gunung Rajak, Bungtiang, Pengklakmas dan Desa Borok Tojang;

4. Kawasan Perkotaan Sakra Timur dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Sakra Timur meliputi wilayah administrasi Desa Lepak sebagai pusat perkotaan dan hinterlandnya adalah Desa Gelanggang, Surabaya, Gereneng, Montong Tangi dan Desa Menceh;

5. Kawasan Perkotaan Terara dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Terara meliputi wilayah administrasi Kelurahan Ijobalit Induk sebagai pusat perkotaan dan hinterlandnya adalah Desa Jenggik, Rarang, Suradadi, Santong, Sukadana dan Rarang Selatan. Rarang Tengah, Leming dan Lando. Oleh karena kawasan perkotaan Terara juga merupakan Pusat Sub Satuan Wilayah Pembangunan (SSWP) Barat maka hinterlandnya juga mencakup wilayah administrasi Kecamatan Sakra, Sakra Timur, Sakra Barat, Terara, Montong Gading dan Sikur;

6. Kawasan Perkotaan Montong Gading dengan peran sebagai Ibukota Kecamatan Montong Gading meliputi wilayah administrasi Desa Montong Betok sebagai pusat perkotaan dengan wilayah hinterlandnya adalah Desa Kilang, Pringga Jurang, Perian, Jenggik Utara dan Pesanggrahan;


(2)

kawasan hinterlandnya adalah Desa Semaya, Montong Baan, Loyok, Kotaraja, Tetebatu, Kembang Kuning dan Montong Baan Selatan;

8. Kawasan Perkotaan Pringgasela meliputi wilayah administrasi Desa Pringgasela sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Rempung, Jurit, Pengadangan dan Aik Dewa;

9. Kawasan Perkotaan Sukamulia meliputi wilayah administrasi Desa Sukamulia sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Setanggor, Jantuk, Padamara,Dasan Lengkong dan Sukamulia Timur;

10. Kawasan Perkotaan Suralaga meliputi wilayah administrasi Desa Suralaga sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Anjani, Tebaban, Kerongkong, Bagik Payung, Bagik Payung Selatan dan Mekar Jaya; 11. Kawasan Perkotaan Labuhan Haji meliputi wilayah administrasi Kelurahan

Tanjung, Surya Wangi dan Ijobalit sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Peneda Ganjor, Labuhan Haji, Teros, Korleko, Tirtanadi, Kertasari dan Banjarsari;

12. Kawasan Perkotaan Pringgabaya meliputi wilayah administrasi Desa Pringgabaya sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Bagek Papan, Apitaik, Kerumut, Poh Gading, Batuyang, Teko, Pohgading Timur dan Pringgabaya Utara;

13. Kawasan Perkotaan Suela meliputi wilayah administrasi Desa Suela sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Ketangga, Suntalangu, Selaparang, Sapit, Perigi dan Mekarsari;

14. Kawasan Perkotaan Aikmel meliputi wilayah administrasi Desa Aikmel sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Lenek Daya, Lenek, Lenek Lauk, Kalijaga, Kembang Kerang, Aikmel Utara, Kalijaga Selatan, Kalijaga Utara, Aikmel Barat, Kembang Kerang Daya dan Lenek Baru. Oleh karena kawasan perkotaan Aikmel juga merupakan pusat sub satuan wilayah pembangunan (SSWP) utara maka hinterlandnya juga mencakup wilayah administrasi kecamatan Wanasaba, Suela, Pringgabaya, Sambelia dan Sembalun;


(3)

15. Kawasan Perkotaan Wanasaba meliputi wilayah administrasi Desa Wanasaba sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Mamben Lauk, Mamben Daya, Karang Baru, Tembeng Putek dan Bebidas; 16. Kawasan Perkotaan Sembalun meliputi wilayah administrasi Desa Sembalun

Bumbung sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Sembalun Lawang, Sajang dan Bilok Petung;

17. Kawasan Perkotaan Sambelia meliputi wilayah administrasi Desa Sambelia sebagai pusat perkotaan dengan kawasan hinterlandnya adalah Desa Belanting, Obel-obel, Sugian dan Labuan Pandan.

Berdasarkan Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten Lombok Timur di atas, maka wilayah perencanaan Kelurahan Ijobalit merupakan bagian wilayah Kecamatan Labuhan Haji yang masuk dalam Zonasi untuk Pusat Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Oleh karena kedudukannya sebagai pusat SSWP maka Kelurahan Ijobalit juga berfungsi sebagai pusat kegiatan lokal di SSWP bagian timur Lombok Timur.

3.8.2. TINJAUAN INTERNAL

Selain kajian dan tinjauan pengaruh eksternal terhadap wilayah perencanaan Kelurahan Ijobalit tersebut di atas, pada wilayah perencanaan dapat diasumsikan juga arah pengembangan struktur ruang sesuai dengan karakteristik serta kondisi eksisting yang ada. Jika dilihat dari pengelompokan kawasan permukiman penduduk, maka struktur ruang kawasan permukiman penduduk di wilayah perencanaan cendrung membentuk kluster.

Kluster permukiman terbesar berada di wilayah Kelurahan Ijobalit Induk tepatnya di pusat desa (sekitar jalan kabupaten). Sedangkan kluster lainnya, pada umumnya menyebar merata di semua lingkungan pada wilayah perencanaan tersebut.

Dengan melihat kondisi tersebut, maka diperkirakan perkembangan kawasan permukiman akan cendrung berada pada wilayah yang memiliki akses yang baik dan mudah dengan dilengkapi fasilitas penunjang lainnya, terutama pada wilayah Kelurahan Ijobalit. Sedangkan perkembangan Kelurahan Ijobalit memiliki


(4)

kecendrungan berkembang sebagai wilayah permukiman (kluster) perkotaan sesuai dengan tujuan RTRW Kabupaten Lombok Timur.

3.9. KEGIATAN EKONOMI LIVELIHOOD/ PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN)

3.9.1. JENIS KEGIATAN EKONOMI LOKAL Perdagangan dan Jasa

Posisi Kelurahan Ijobalit yang dilewati oleh Jalan Kabupaten membuat posisi jalan utama Kelurahan Ijobalit menjadi strategis untuk kegiatan ekonomi perdagangan dan jasa. Dari 211 unit fasilitas perdagangan dan jasa yang ada di Kelurahan Ijobalit di dominasi oleh Toko dan Kios yang berada pada Jalan utama.

NO JENIS USAHA JENIS PRODUK

1 Perdagangan Sembako, Pakaian, Bahan Bangunan, Elektronik, dlll

2 Jasa Bengkel, Reparasi Elektronik, Pulsa, dll

Sumber : Data Hasil Pemetaan Swadaya 2016

Industri

Selain usaha perdagangan dan jasa, kondisi geografis Kelurahan Ijobalit sebagai penghasil perkebunan dan penghasil tambang galian C memberikan peluang usaha industri bagi masyarakat Kelurahan Ijobalit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Jenis Industri Jumlah

Kecil (Rumah Tangga) 35

Industri Menengah 15

Industri besar 0

Sumber : Data Hasil Pemetaan Swadaya 2016

Industri rumah tangga di Kelurahan Ijobalit cukup banyak, yang merupakan industri olahan hasil perkebunan seperti industri pembuatan minyak kelapa, kripik singkong, kripik jeger, dll. Kawasan home industri ini mengelompok di dua cluster yang berada


(5)

pada Ijobalit Daya dan Ijobalit Makmur serta sebagian kecil menyebar di lingkungan yang lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

NO JENIS INDUSTRI JENIS PRODUK

1 Industri Rumah Tangga Olahan Hasil Perkebunan (Minyak Kelapa dan Kripik Singkong)

Usaha Batako

2 Industri Menengah Penambangan Batu Apung Penambangan Pasir

Sumber : Data Hasil Pemetaan Swadaya 2016

Pertanian, Perkebunan dan Peternakan

Kegiatan pertanian, perkebunan menjadi kegiatan ekonomi yang dominan di Kelurahan Ijobalit mengingat hampir 1122,5 Ha atau sekitar 85% wilayah Kelurahan Ijobalit merupakan Daerah perkebunan dan pertanian. Ditunjang dengan adanya sungai di Kelurahan Ijobalit sebagai sumber irigasi dengan saluran irigasi yang melayani semua areal persawahan di Kelurahan Ijobalit.

Usaha pertanian tidak terlalu dominan di Kelurahan Ijobalit, dengan luas areal tanam sekitar 60 Ha, yang hampir sebagian besar ditanami oleh padi. Selanjutnya beberapa produk pertanian lainnya yaitu jagung,ubi, kacang tanah, kedelai dan cabai juga menjadi produk dari pertanian Kelurahan Ijobalit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

NO Lingkunga

n

Luas areal tanam padi / palawija (Ha)

Padi Jagu

ng

Ubi Kacang

tanah

Kacang kedelai

Cabai Kubis Tomat

1 Ijobalit

Daya

4 14 15 1 - 1 -

-2 Ijobalit

Lauk

11 25 26 1 - 1 -

-Jumlah 15 39 41 2 - 2 -

-Sumber : Data Hasil Pemetaan Swadaya 2016

Selain tanaman palawija, di Kelurahan Ijobalit juga mengusahakan perkebunan dan tanaman buah – buahan. Untuk tanaman perkebunan di Kelurahan Ijobalit adalah


(6)

Kelurahan Ijobalit adalah mangga dan pisang. Tanaman mangga diidentifiasi ditanam seluas 2,8 Ha sedangkan tanaman pisang seluas 0,38 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

NO Lingkungan Areal Tanam (Ha) Areal Tanam (Ha)

Kelapa Tembakau

virginia

Tembakau rakyat

Tebu Mangga Rambut

an

Jeruk Pisang

1 Ijobalit Daya 28 - 15 0.5 32 - - 45

2 Ijobalit Lauk 69 - 7 1 39 - - 40

Kelurahan Ijobalit 97 - 22 1,5 71 - - 85

Sumber : Profil Kelurahan Ijobalit 2015

Disamping tanaman palawija dan perkebunan, masyarakat Kelurahan Ijobalit juga bergerak dibidang peternakan. Peternakan sapi diidentifikasi sejumlah 526 ekor, sedangkan kambing sekitar 264 ekor dan ayam sekitar 12.500 ekor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

NO Lingkungan POPULASI TERNAH (ekor)

Sapi Kerbau Kuda Kambing /

domba

Ayam Angsa Kalkun Itik

1 Ijobalit Daya 286 - 22 69 1500 - - 75

2 Ijobalit Lauk 175 - 20 64 3000 - - 300

Kelurahan Ijobalit 526 - 77 264 12.500 10 2 1.175

Sumber : Profil Kelurahan Ijobalit 2015

JEJARING PEMASARAN EKONOMI LOKAL

Jaringan pemasaran ekonomi lokal di Kelurahan Ijobalit terbatas hanya untuk skala kecamatan dan skala desa, beberapa metode jejaring pemasaran yang ada di Kelurahan Ijobalit yaitu :

Untuk industri rumah tangga jenis olahan makanan seperti Kripik singkong dan Minyak Kelapa, dll dipasarkan ke pasar Kelurahan Ijobalit untuk skala desa dan sebagian dipasarklan di pinggir jalan utama untuk pemasaran skala kecamatan.